165656962-makalah-geografi

26
MAKALAH GEOGRAFI SOSIAL HUBUNGAN MANUSIA DENGAN DUNIA SEKITAR HEDDY HABIBULLAH 1101115018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

Upload: heddy-habibullah

Post on 28-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: 165656962-Makalah-Geografi

MAKALAH GEOGRAFI SOSIAL

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN DUNIA SEKITAR

HEDDY HABIBULLAH

1101115018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2013

Page 2: 165656962-Makalah-Geografi

SIKAP DAN PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT

1. SIKAP SOSIAL

A. Pengertian Sikap Sosial

Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata dalam

kegiatan-kegiatan sosial. Maka sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan

perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Hal ini terjadi bukan saja

pada orang-orang lain dalam satu masyarakat.

Tiap-tiap sikap mempunyai 3 aspek :

1.      Aspek Kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran. Ini berarti

berwujud pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang

objek atau kelompok objek tertentu.

2.      Aspek Afektif berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti

ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-ojek

tertentu.

3.      Aspek Konatif: berwujud proses tendensi/kecenderungan untuk berbuatu sesuatu objek,

misalnya kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainya

Di samping sikap sosial yang terdapat sikap individual, yaitu sikap yang hanya

dimiliki oleh perseorangan, misalnya: Sikap atau kesukaan seseorang terhadap burung-

burung tertentu, seperti perkutut, parkit, merpati, dan sebagainya. Sikap sebagai tingkatan

kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi.

Objek psikologi di sini meliputi: simbol, káta kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan

sebagainya. Orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu objeic psikologi apabila ia

suka (like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki

sikap yang negatif terhadap objek psikologi bila ia tidak suka (dislike) atau sikapnya

unfavorable terhadap objek psikologi.

Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian tentang sikap, namun ada beberapa ciri

yang dapat disetujui. Sebagian besar ahli dan peneliti sikap setuju bahwa sikap adalah

predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal

intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang wakru dalam situasi yang sama, dan

komposisinya hampir selalu kompleks. Sehubungan dengan itu pula kami cenderung untuk

Page 3: 165656962-Makalah-Geografi

mengemukakan pengertian sikap sebagai berikut: Sikap adalah kesiapan merespons yang

sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten.

Demikianlah, sikap adalah konsep yang membantu kita untuk memahami tingkah

laku. Sejumlah perbedaan tingkah laku dapat merupakan pencerminan atau manifestasi dari

sikap yang sama.

B. Sikap Sosial Dan Individual

1.      Sikap Sosial

Sikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-orang

sekelompoknya. Objeknya adalah objek sosial (objeknya banyak orang dalam kelompok) dan

dinyatakan berulang-ulang. Misalnya: sikap berkabung seluruh anggota kelompok karena

meninggalnya seorang pahlawannya.

Jadi yang menandai adanya sikap sosial adalah :

a.       Subjek orang-orang dalam kelompoknya.

b.      Objek-objeknya sekelompok, objeknya sosial.

c.       Dinyatakan berulang-ulang.

2.      Sikap Individual

Ini hanya dimiliki secara individual seorang demi seorang. Objeknya pun bukan merupakan

objek sosial. Misalnya: Sikap yang berupa kesenangan atas salah satu jenis makanan atau

salah satu jenis tumbuh-tumbuhan.

Di samping pembagian sikap atas sosial dan individual sikap dapat pula dibedakan

atas :

1.      Sikap positif: sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, merima, mengakui,

menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada.

2.      Sikap negatif: sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak

menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku di mana individu itu berada.

Sikap positif/negatif ini tentu saja berhubungan dengan norma. Orang tidak akan tahu

apakah sikap seseorang itu positif atau negatif tanpa mengetahui norma yang berlaku. Oleh

karena itu untuk menentukan apakah sikap ini positif/ negatif perlu dikonsultasikan dengan

norma yang berlaku di situ. Di samping itu masing-masing kelompok atau kesatuan sosial

memiliki norma sendiri-sendiri yang mungkin saling berbeda atau bahkan bertentangan.

Sikap yang dliperlihatkan oleh individu dalam kelompok A dianggap atau dinilai sebagai

Page 4: 165656962-Makalah-Geografi

sikap yang negatif, belum tentu sikap yang sama yang diperlihatkan oleh anggota kelompok

B juga dinilai sebagai sikap negatif.

C. Pembentukan Dan Perubahan Sikap

Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi

perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan

agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam

membentuk sikap putra-putranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak

merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini bukan

berarti orang tidak bersikap. Ia bersikap juga hanya bentuknya: diam.

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya: ekonomi,

politik, agama dan sebagainya. Di dalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh

lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara

individu yang sama dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang

diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau

suatu objek.

1.      Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap

a.       Faktor intern: yaitu manusia itu sendiri.

b.      Faktor ekstern: yaitu faktor manusia.

Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau dibentuk

apabila :

a.       Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.

b.      Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dan satu pihak.

Faktor ini pun masih tergantung pula adanya:

         Sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang banyak/tidak.

         Ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta dan isi sikap baru itu.

Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk

dalam hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan

antar individu, hubungan di dalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio,

televisi dan sebagainya, terdapat banyak kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap.

Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari baiyak memiliki peranan. Keluarga

yang terdiri dan: orang tua, saudara-saudara di rumah memiliki peranan yang penting.

Sementara orang berpendapat bahwa mengajarkan sikap adalah merupakan tanggung jawab

Page 5: 165656962-Makalah-Geografi

orang tua atau lembaga-lembaga keagamaan. Tetapi tidaklah demikian halnya. Lembaga

lembaga sekolah pun memiliki tugas pula dalam membina sikap ini. Bukankah tujuan

pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah adalah mempengaruhi, membawa,

membimbing anak didik agar memiliki sikap seperti yang diharapkan oleh masing-masing

tujuan pendidikan?

Dengan demikian lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah memiliki tugas

untuk membina dan mengembangkan sikap anak didik menuju kepada sikap yang kita

harapkan.

Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah mengubah sikap anak didik ke arah tujuan

pendidikan.

2.      Hubungan antara Sikap dan Tingkah laku

Adanya hubungan yang erat antara sikap (attitude) dan tingkah laku (behavior)

didukung oleh pengertian sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan

untuk bertindak.

Tetapi beberapa penelitian yang mencoba menghubungkan antara sikap dan tingkah

laku menunjukkan hasil yang agak berbeda, yaitu menunjukkan hubungan yang kecil saja

atau bahkan hubungan yang negatif.

D. Ciri-Ciri Dan Fungsi Sikap

Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan

perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Dapatlah dikatakan bahwa

sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap. Adapun ciri-

ciri sikap adalah sebagai berikut:

1.      Sikap itu dipelajari (learnablity)

Sikap merupakan hasil belajar ini perlu dibedakan dari motif- motif psikologi lainnya.

Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian individu.

Barangkali yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti

bahwa hal itu akan membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu tujuan kelompok,

atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya perseorangan.

2.      Memiliki kestabilan (Stability)

Sikap bermula dan dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap, dan stabil, melalui

pengalaman.

3.      Personal (societal significance)

Page 6: 165656962-Makalah-Geografi

Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang

atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka serta hangat,

maka ini akan sangat berarti bagi dirinya, ia merasa bebas, dan favorable.

4.      Berisi cognisi dan affeksi

Komponen cognisi daripada sikap adalah berisi informasi yang faktual, misalnya: objek itu

dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Sedangkan fungsi dari sikap (tugas) sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu

:

1.      Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikandiri.

2.      Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku

3.      Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman

4.      Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian

E. Pengukuran Sikap Secara Langsung Dan Tidak Langsung

Para ahli Psikologi Sosial telah berusaha untuk mengukur sikap dengan berbagai cara.

Beberapa bentuk pengukuran sudah mulai dikembangkan sejak diadakannya penelitian sikap

yang pertama yaitu pada tahun 1920. Kepada subjek diminta untuk merespons objek sikap

dalam berbagai cara.

Pengukuran sikap ini dapat dilakukan secara :

1.      Langsung (Direct measures of attitudes)

Pada umumnya digunakan tes psikolgi yang berupa sejumlah item yang telah disusun secara

hati-hati, saksama, selektif sesuai dengan kriteria tertentu. Tes psikologi ini kemudian

dikembangkan menjadi skala sikap. Dan skala sikap ini diharapkan mendapat jawaban atas

pertanyaan dengan berbagai cara oleh responden terhadap suatu objek psikologi.

2.      Tidak langsung (Indirect measures ofattitudes). (Whittaker, 1970, hal. 594-596).

Teknik pengukuran sikap secara langsung yang telah dibicarakan di muka bertumpu pada

kesadaran subjek akan sikap dan kesiapannya untuk dikomunikasikan secara lisan (verbal).

Dengan teknik demikian, subjek juga tahu bahwa sikapnya sedang diukur, dan pengetahuan

atas ini mungkin akan mempengaruhi jawabannya. Ini salah satu problem yang sering

dihadapi dalam penggunaan teknik pengukuran secara langsung. Adakah responden

menjawab sejujurnya?

Sebab kemungkinan untuk menjawab tidak jujur dalam arti tidak seperti apa adanya adalah

besar sekali. Apabila kita ditanya tentang perasaan atau sikap kita terhadap tetangga,

kemungkinan besar akan menjawab yang positif meskipun tidak demikian halnya.

Page 7: 165656962-Makalah-Geografi

Sebenamya problem ini sudah dikurangi dengan konstruksi item yang secermat-cermatnya.

Namun demikian tidak berarti bahwa problem tersebut sudah teratasi sepenuhnya. Berdasar

atas problem tersebut beberapa ahli berusaha mengembangkan suatu teknik mengukur sikap

secara langsung. Di dalam teknik tidak langsung ini, subjek tidak tahu bahwa tingkah laku

atau sikapnya sedang diteliti. Teknik tidak langsung khususnya berguna bila responden

kelihatan enggan mengutarakan sikapnya secara jujur.

Dalam suatu teknik tidak langsung, seorang peneliti memberikan gambar-gambar kepada

subjek, subjek diminta untuk menceritakan apa-apa yang ia lihat dari gambar itu.

Subjek kemudian di-score yang memperlihatkan sikapnya terhadap orang atau situasi di

dalam gambar ini. Seperti yang pernah dilakukán oleh Proshansky (:1943), yang menyelidiki

tentang sikap terhadap buruh. Di sini pengukuran sikap dilakukan secara tidak langsung,

yaitu kepada subjek dliperlihatkan gambar-gambar dan para pekerja dalam berbagai konflik

situasi.

Subjek diminta untuk menceritakan tentang gambar-gambar itu dalam suatu karangan atau

cerita. Namun teknik pengukuran sikap tidak langsung mi menimbulkan beberapa masalah

penting bagi para ahli psikologi. Sejauh mana sikap individu dapat diungkap, bila ia tidak

menyadari akan hal itu, di samping itu apakah bukan suatu pelanggaran mengungkap sesuatu

yang bersifat pribadi di luar pengetahuan dan kesadarannya? Apakah ini bukan suatu

pelanggaran etik? Apakah kita selalu memerlukan izin atau persetujuan dari responden? Hal-

hal inilah yang menimbulkan masalah bagi para peneliti tidak hanya pada teknik tidak

langsung tetapi juga pada hampir sernua penelitian psikologi.

2. PERILAKU SOSIAL

A. Pengertian Perilaku Sosial

Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan

untuk menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia

dalam memnuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri

melainkan memerlukan bantuan dari orang lain.Ada ikatan saling ketergantungan diantara

satu orang dengan yang lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung

dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu

bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup

bermasyarakat.

Page 8: 165656962-Makalah-Geografi

B. Pengertian Penyimpangan Sosial di Masyarakat

Robert M.Z. memberikan definisi terhadap penyimpangan perilaku adalah semua

tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan

usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang

menyimpang.

Pengertian mengenai perilaku menyimpang juga diutarakan oleh James W. Van Der

Zanden. Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang bagi sebagian orang dianggap

sebagai suatu yang tercela dan di luar batas toleransi.

Singkatnya, penyimpangan sosial merupakan suatu bentuk perilaku yang dilakukan

oleh seseorang yang tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku di dalam

masyarakat.

C. Bentuk-Bentuk Penyimpangan Sosial

Lemert (1951) membagi penyimpangan sosial menjadi penyimpangan primer dan

penyimpangan sekunder. Misalnya, pelanggaran terhadap aturan lalu-lintas, dan lain-lain.

Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan secara berulang-ulang oleh pelakunya.

Bahkan, biasanya akan jadi kebiasaan serta menunjukkan ciri suatu kelompok. Pelaku

penyimpangan sekunder tidak bisa diterima lagi dalam masyarakat. Misalnya; pemabuk yang

sering mabuk-mabukan di tempat umum, penjudi di tempat yang dilarang, dan sebagainya.

Jika melihat dari pelakunya, bentuk penyimpangan sosial dibagi menjadi :

1.      penyimpangan individu

Penyimpangan individu dilakukan oleh seorang individu. Biasanya terjadi di lingkungan

keluarga.

2.      penyimpangan kelompok

Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan sosial yang dilakukan oleh kelompok yang

tidak sesuai dengan norma di dalam masyarakat.

Berdasarkan sifatnya, penyimpangan sosial terjadi dalam bentuk :

1.      penyimpangan sosial yang positif

Penyimpangan sosial yang positif biasanya akan memberikan dampak positif pada

masyarakat. Hanya saja perilaku tersebut tidak umum dilakukan oleh masyarakat. Misalnya,

muncul fenomena wanita karir yang sejalan dengan emansipasi wanita.

2.      penyimpangan sosial yang negatif

Bentuk penyimpangan yang negatif tentunya penyimpangan sosial yang memberikan dampak

buruk bagi masyarakat. Perbuatannya dianggap rendah, tercela, dan dilarang oleh norma

Page 9: 165656962-Makalah-Geografi

masyarakat yang dianut. Misalnya, berbagai bentuk kejahatan kriminal, perjudian,

penyalahgunaan narkotik, dan sebagainya.

Penyimpangan sosial bisa terjadi karena disebabkan oleh banyak hal. Salah satu

penyebab terbesar adalah karena faktor komunikasi yang efektif di dalam masyarakat

tersebut. Karena faktor komunikasi ini, norma-norma yang berlaku kurang bisa dipahami

oleh anggota masyarakat lain. Kurangnya sosialisasi dan pengawasan juga menjadi penyebab

utama dilanggarnya norma-norma.

Selain itu, penyimpangan sosial yang terjadi bisa disebabkan karena adanya akulturasi

budaya. Masuknya budaya yang berbeda dengan masyarakat dapat mempengaruhi sebagian

masyarakat tersebut.

Pengaruh budaya lain yang tidak disaring ke dalam norma-norma akan menjadi

bentuk perilaku menyimpang di dalam masyarakat tersebut. Misalkan masuknya budaya seks

bebas yang berlaku pada budaya barat ke dalam budaya Indonesia yang melarang hal

tersebut.

Setiap masyarakat memiliki respons yang berbeda-beda terhadap perubahan sosial

budaya. Ada masyarakat yang selalu mengikuti gerak perubahan, tetapi ada pula masyarakat

yang membenci, bahkan menolak segala perubahan yang ada. Coba lihat masyarakat

sekitarmu! Bagaimanakah respons mereka terhadap perubahan sosial budaya yang terjadi?

Setiap masyarakat menginginkan keteraturan dan ketertiban dalam hidupnya. Oleh karena itu,

segala bentuk perubahan yang terjadi menimbulkan reaksi tertentu. Secara umum terdapat

dua perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan sosial budaya, yaitu penyesuaian dan

disintegrasi yang mengarah pada perpecahan.

1.      Penyesuaian

Penyesuaian merupakan satu reaksi masyarakat dalam menyikapi perubahan. Penyesuaian

dilakukan agar keteraturan dan ketertiban masyarakat tetap terjaga. Mereka beranggapan

bahwa setiap perubahan yang terjadi akan membawa kebaikan dan kemajuan bagi kehidupan

masyarakat. Oleh karena itu, segala macam perubahan diterima dan diikuti. Sikap inilah yang

mendorong masyarakat untuk terus maju dan berkembang. Penyesuaian terhadap perubahan

biasanya dilakukan melalui tiga cara sebagai berikut :

a.      Menerima Unsur-Unsur Baru

Penerimaan unsur-unsur baru dilakukan jika unsur-unsur tersebut dirasa sesuai dengan

kebutuhan masyarakat. Proses penerimaan dilakukan tanpa adanya suatu penolakan. Sikap ini

biasanya dimiliki oleh anak-anak muda yang mudah mengikuti perubahan yang ada.

Page 10: 165656962-Makalah-Geografi

Contohnya perubahan tren rambut, mode pakaian, merebaknya game online, penggunaan

teknologi canggih, seperti internet, handphone 3G, flasdisk, MP4, dan MP5.

b.      Melakukan Asimilasi

Sikap penyesuaian dapat pula diwujudkan dalam proses pengasimilasian kebudayaan. Unsur-

unsur dari luar diterima dan disesuaikan dengan kebudayaan lokal sehingga membentuk

kebudayaan baru yang berbeda. Kebudayaan yang satu diresapi oleh kebudayaan lain begitu

pun sebaliknya. Cita-cita, tujuan, sikap, serta nilai lambat laun melebur dan berkembang

bersama melahirkan sesuatu yang baru hasil percampuran kedua kebudayaan. Contohnya

cerita Mahabarata dan Ramayana saat ini. Cerita tersebut merupakan hasil asimilasi dari

kebudayaan India yang bercampur dengan kebudayaan lokal sehingga cerita tersebut sering

dilakonkan pada kesenian wayang yang merupakan budaya Indonesia.

c.       Melakukan Akomodasi

Akomodasi dilakukan sebagai usaha untuk meredakan atau menghindari konflik akibat

perubahan. Segala unsur-unsur baru diakomodasi untuk menjaga keseimbangan sosial yang

telah lama terbentuk. Dalam hal ini akomodasi adalah proses penerimaan unsur-unsur baru

atau kebudayaan luar tanpa mempengaruhi unsur-unsur budaya lokal dalam rangka

menghindari konflik.

2.      Disintegrasi

Disintegrasi terjadi ketika perubahan yang ada disikapi berbeda oleh beberapa masyarakat.

Ada masyarakat yang beranggapan bahwa perubahan akan membawa kebaikan dan

kemajuan. Namun, ada pula yang beranggapan bahwa perubahan tersebut akan

menggoyahkan integrasi masyarakat yang telah terbentuk. Perbedaan dalam menyikapi

perubahan menyebabkan munculnya disintegrasi. Disintegrasi adalah proses pecahnya suatu

kesatuan menjadi bagian-bagian kecil yang terpisah satu sama lain. Perilaku masyarakat

terhadap perubahan yang mampu menimbulkan disintegrasi sebagai berikut :

a.      Kenakalan Remaja

Perubahan yang ada tanpa disikapi dengan bijak memang dapat menimbulkan efek negatif

bagi masyarakat. Budaya Barat yang datang mampu mengoyahkan nilai dan norma yang ada.

Akibatnya, kewibawaan nilai dan norma sebagai pedoman bertindak menjadi kabur. Anak-

anak mulai tidak menaati nilai dan norma yang berlaku. Oleh karena itu, perilaku yang keluar

berupa penyimpangan, salah satunya adalah tindakan kenakalan remaja. Tindakan ini mampu

menimbulkan keresahan masyarakat yang mendorong terjadinya disintegrasi bangsa.

b.      Kriminalitas

Page 11: 165656962-Makalah-Geografi

Perkembangan masyarakat yang semakin maju tanpa dibarengi peningkatan kemampuan dan

moral, justru akan menjadi bumerang bagi masyarakat itu sendiri. Misalnya perkembangan

teknologi canggih memang dapat memudahkan kehidupan masyarakat. Akan tetapi, menjadi

berbeda jika perkembangan iptek berada di tangan orang-orang yang tidak bertanggung

jawab.

Muncul tindak kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi canggih. Misalnya

pembobolan kartu ATM melalui jaringan internet, penipuan melalui telepon, pencurian pulsa

lewat handphone, dan perekaman gambar-gambar amoral dengan kamera digital.

c.       Prostitusi atau Pelacuran

Adanya prostitusi pada era saat ini merupakan satu bentuk perilaku dalam menyikapi

perubahan. Berubahnya sistem perekonomian menjadikan keberlangsungan hidup semakin

sulit. Hal inilah yang mendorong seseorang masuk dalam dunia prostitusi. Menurut Soerjono

Soekanto, prostitusi dianggap sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada

umum untuk melakukan perbuatan seksual dengan imbalan upah.

d.      Narkoba

Pada era kemajuan ini, tidak heran jika kasus penyalahgunaan narkoba jumlahnya semakin

bertambah. Arus globalisasi yang cepat membawa perubahan yang cepat pula di tubuh

masyarakat. Dahulu masyarakat tidak mengenal berbagai obat-obatan terlarang, tetapi seiring

dengan perkembangan zaman orang dengan mudah mendapatkan dan menikmatinya.

Merebaknya narkoba terutama di kalangan remaja merupakan hasil dari perubahan sosial

budaya.

e.       Pergolakan Daerah

Terjadinya pergolakan daerah disebabkan adanya perubahan ekonomi, politik, etnis, dan

agama yang mengarah pada kesenjangan. Perubahan tersebut dinilai tidak adil dan hanya

memihak pada kepentingan orang-orang tertentu. Mereka menganggap bahwa perubahan-

perubahan yang ada tidak membawa kemajuan, tetapi keterpurukan masyarakat. Oleh karena

itu, segenap masyarakat menolak perubahan hingga muncul pergolakan daerah yang

berkepanjangan. Contohnya pergolakan di Aceh, Poso, dan Ambon.

f.       Demonstrasi

Demonstrasi kini menjadi fenomena yang biasa di negara kita. Terlebih pada era reformasi

seperti saat ini, demonstrasi dianggap sebagai sarana efektif dalam menyampaikan aspirasi.

Selain itu, demonstrasi dianggap sebagai alat kontrol sosial yang tepat terhadap kinerja

Page 12: 165656962-Makalah-Geografi

pemerintah. Demonstrasi disebabkan adanya sikap ketidaksetujuan masyarakat terhadap

kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat. Sikap penolakan ini

diwujudkan dalam aksi demonstrasi secara besar-besaran.

Sesungguhnya masih banyak sikap dan perilaku masyarakat terhadap perubahan

sosial budaya yang terjadi. Salah satunya adalah muncul sikap materialisme, individualisme,

dan konsumerisme. Sikap materialisme adalah sikap lebih mengejar kekayaan materi

dibanding dengan kualitas diri. Sikap individualisme adalah sikap lebih memperjuangkan

kepentingan dirinya sendiri dibanding menolong orang lain. Sementara sikap konsumerisme

adalah sikap hidup yang suka menghambur-hamburkan uang atau hidup boros.

Perilaku sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh perkembangan jaman dan juga

faktor ekonomi pelaku. Saat ini dijaman demokrasi yang sangat gencar, menimbulkan

perubahan-perubahan besar, misal, setiap warga negara bebas untuk menyampaikan pendapat

di muka umum dengan berbagai cara, di era sebelum reformasi, dimana demokrasi yang saat

itu dibungkam dengan kekuatan kekuasaan, maka tidak dapat dengan bebas untuk melakukan

penyampaian pendapat. Perubahan perilaku tersebut terwujud atas dorongan dari interaksi

masyarakat yang sangat kuat untuk menginginkan adanya perubahan. Interaksi yang sangat

kuat antar masyarakat dan lembaga-lembaga sosial pada waktu itu mencapai puncaknya dan

melahirkan demokrasi yang sampai saat ini ada.

3. NORMA-NORMA SOSIAL

Saat kita berbicara mengenai sikap dan perilaku sosial, kita tidak bisa melepaskan diri

dari pembahasan mengenai norma-norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari, individu atau kelompok lainnya. Jadi setiap manusia,

baik sebagai individu atau anggota masyarakat selalu membutuhkan bantuan orang lain.

Dalam interaksi sosial tersebut, setiap individu bertindak sesuai dengan kedudukan, status

sosial, dan peran yang mereka masing-masing. Tindakan manusia dalam interaksi sosial

itu senantiasa didasari oleh nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

A. Manusia, Masyarakat, dan Ketertiban

Manusia dilahirkan dan hidup tidak terpisahkan satu sama lain, melainkan

berkelompok. Hidup berkelompok ini merupakan kodrat manusia dalam memenuhi

kebutuhannya. Selain itu juga untuk mempertahankan hidupnya, baik terhadap bahaya dari

dalam maupun yang datang dari luar. Setiap manusia akan terdorong melakukan berbagai

usaha untuk menghindari atau melawan dan mengatasi bahaya-bahaya itu.

Page 13: 165656962-Makalah-Geografi

Dalam hidup berkelompok itu terjadilah interaksi antar manusia. Kalian juga

senantiasa mengadakaninteraksi dengan teman-teman kalian, bukan? Interaksi yang kalian

lakukan pasti ada kepentingannya, sehingga bertemulah dua atau lebih kepentingan.

Pertemuan kepentingan tersebut disebut “kontak“. Menurut Surojo Wignjodipuro, ada dua

macam kontak, yaitu :

1.      Kontak yang menyenangkan, yaitu jika kepentingan-kepentinganyang bertemu saling

memenuhi. Misalnya, penjual bertemu dengan pembeli.

2.      Kontak yang tidak menyenangkan, yaitu jika kepentingan-kepentingan yang bertemu

bersaingan atau berlawanan. Misalnya, pelamar yang bertemu dengan pelamar yang lain,

pemilik barang bertemu dengan pencuri.

Mengingat banyaknya kepentingan, terlebih kepentingan antar pribadi, tidak mustahil

terjadi konflik antar sesama manusia, karena kepentingannya saling bertentangan. Agar

kepentingan pribadi tidak terganggu dan setiap orang merasa merasa aman, maka setiap

bentuk gangguan terhadap kepentingan harus dicegah. Manusia selalu berusaha agar tatanan

masyarakat dalam keadaan tertib, aman, dan damai, yang menjamin kelangsungan hidupnya.

Sebagai manusia yang menuntut jaminan kelangsungan hidupnya, harus diingat pula

bahwa manusia adalah mahluk sosial.Menurut Aristoteles, manusia itu adalah Zoon

Politikon, yang dijelaskan lebih lanjut oleh Hans Kelsen “man is a social and politcal

being” artinya manusia itu adalah mahluk sosial yang dikodratkan hidup dalam

kebersamaan dengan sesamanya dalam masyarakat, dan mahluk yang terbawa oleh kodrat

sebagai mahluk sosial itu selalu berorganisasi. Kehidupan dalam kebersamaan (ko-

eksistensi) berarti adanya hubungan antara manusia yang satudengan manusia yang

lainnya. Hubungan yang dimaksud dengan hubungan sosial (social relation) atau relasi

sosial. Yang dimaksud hubungan sosial adalah hubungan antar subjek yang saling

menyadari kehadirannya masingmasing. Dalam hubungan sosial itu selalu terjadi interaksi

sosial yang mewujudkan jaringan relasi-relasi sosial (a web of social relationship) yang

disebut sebagai masyarakat. Dinamika kehidupan masyarakat menuntut cara berperilaku

antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu ketertiban.

Ketertiban didukung oleh tatanan yang mempunyai sifat berlain-lainan karena norma-

norma yang mendukung masing-masing tatanan mempunyai sifat yang tidak sama. Oleh

karena itu, dalam masyarakat yang teratur setiap manusia sebagai anggota masyarakat harus

memperhatikan norma atau kaidah, atau peraturan hidup yang ada dan hidup dalam

masyarakat.

Page 14: 165656962-Makalah-Geografi

B. Pengertian Norma, Kebiasaan, Adat-istiadat dan Peraturan

Setiap individu dalam kehidupan sehari-hari melakukan interaksi dengan individu

atau kelompok lainnya. Interaksi sosial mereka juga senantiasa didasari oleh adat dan norma

yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya interaksi sosial di dalam lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lain sebagainya.

Masyarakat yang menginginkan hidup aman, tentram dan damai tanpa gangguan,

maka bagi tiap manusia perlu menjadi pedoman bagi segala tingkah laku manusia dalam

pergaulan hidup, sehingga kepentingan masing-masing dapat terpelihara dan terjamin. Setiap

anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajiban masing-masing. Tata itu lazim disebut

kaidah (berasal dari bahasa Arab) atau norma (berasal dari bahasa Latin) atau ukuran-ukuran.

Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud: perintah

dan larangan. Apakah yang dimaksud perintah dan larangan menurut isi norma tersebut?

Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-

akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk

tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik. Ada bermacam-

macam norma yang berlaku di masyarakat. Macam-macam norma yang telah dikenal luas ada

empat, yaitu :

1.      Norma Agama : Ialah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-

perintah, laranganlarangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa.

Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa

“siksa” kelak di akhirat. Contoh norma agama ini diantaranya ialah :

         “Kamu dilarang membunuh”.

         “Kamu dilarang mencuri”.

         “Kamu harus patuh kepada orang tua”.

         “Kamu harus beribadah”.

         “Kamu jangan menipu”.

2.      Norma Kesusilaan : Ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia.

Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. Norma

kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia. Contoh

norma ini diantaranya ialah :

         “Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”.

         “Kamu harus berlaku jujur”.

         “Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”.

         “Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.

Page 15: 165656962-Makalah-Geografi

3.      Norma Kesopanan : Ialah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk

mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat

menghormati. Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena

sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.

Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam

masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat.

Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan bersifat khusus

dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja. Apa

yang dianggap sopan bagi segolongan masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak

demikian. Contoh norma ini diantaranya ialah :

         “Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam kereta api, bus dan lain-

lain, terutama wanita yang tua, hamil atau membawa bayi”.

         “Jangan makan sambil berbicara”.

         “Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat” dan.

         “Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.

Kebiasaan merupakan norma yang keberadaannya dalam masyarakat diterima sebagai aturan

yang mengikat walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah. Kebiasaan adalah tingkah laku

dalam masyarakat yang dilakukan berulang-ulang mengenai sesuatu hal yang sama, yang

dianggap sebagai aturan hidup . Kebiasaan dalam masyarakat sering disamakan dengan adat

istiadat.

Adat istiadat adalah kebiasaan-kebiasaan sosial yang sejak lama ada dalam masyarakat

dengan maksudmengatur tata tertib. Ada pula yang menganggap adat istiadat sebagai

peraturan sopan santun yang turun temurun Pada umumnya adat istiadat merupakan tradisi.

Adat bersumber pada sesuatu yang suci (sakral) dan berhubungan dengan tradisi rakyat yang

telah turun temurun, sedangkan kebiasaan tidak merupakan tradisi rakyat.

4.      Norma Hukum : Ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan

negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat dipertahankan dengan segala

paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya bisa berupa peraturan perundangundangan,

yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum terletak pada

sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap

pelanggaran peraturan-peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh

kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara. Contoh norma ini diantaranya ialah :

         “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum karena

membunuh dengan hukuman setingi-tingginya 15 tahun”.

Page 16: 165656962-Makalah-Geografi

         “Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti

kerugian”, misalnya jual beli.

         “Dilarang mengganggu ketertiban umum”.

Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau disebut juga

perundang-undangan. Perundang-undangan baik yang sifatnya nasional maupun peraturan

daerah dibuat oleh lembaga formal yang diberi kewenangan untuk membuatnya.Oleh karena

itu,norma hukum sangat mengikat bagi warga negara.

C. Hubungan Antar-Norma

Kehidupan manusia dalam bermasyarakat, selain diatur oleh hukum juga diatur oleh

norma-norma agama, kesusilaan, dan kesopanan, serta kaidah-kaidah lainnya. Kaidah-kaidah

sosial itu mengikat dalam arti dipatuhi oleh anggota masyarakat di mana kaidah itu berlaku.

Hubungan antara hukum dan kaidah-kaidah sosial lainnya itu saling mengisi. Artinya kaidah

sosial mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dalam hal-hal hukum tidak

mengaturnya. Selain saling mengisi, juga saling memperkuat. Suatu kaidah hukum, misalnya

“kamu tidak boleh membunuh” diperkuat oleh kaidah sosial lainnya. Kaidah agama,

kesusilaan, dan adat juga berisi suruhan yang sama.

Dengan demikian, tanpa adanya kaidah hukum pun dalam masyarakat sudah ada

larangan untuk membunuh sesamanya. Hal yang sama juga berlaku untuk “pencurian”,

“penipuan”, dan lain-lain pelanggaran hukum. Hubungan antara norma agama, kesusilaan,

kesopanan dan hukum yang tidak dapat dipisahkan itu dibedakan karena masing-masing

memiliki sumber yang berlainan. Norma Agama sumbernya kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa. Norma kesusilaan sumbernya suara hati (insan kamil). Norma kesopanan

sumbernya keyakinan masyarakat yang bersangkutan dan norma hukum sumbernya peraturan

perundang-undangan.