13_unikom_pashapraditha_jurnal
TRANSCRIPT
![Page 1: 13_UNIKOM_PashaPraditha_jurnal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071713/55cf9c06550346d033a849f9/html5/thumbnails/1.jpg)
JURNAL TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR UNIKOM MUSEUM MARITIM NUSANTARA
1 | P A S H A P R A D I T H A - 5 2 0 0 7 0 1 3
PERANCANGAN INTERIOR
MUSEUM MARITIM NUSANTARA
PASHA PRADITHA
Desain Interior, UNIKOM,
Bandung, Indonesia
Museum Maritim merupakan museum khusus yang terfokus pada pemberian informasi seputar
sejarah kemaritiman nusantara masa lalu. Koleksi Museum Maritim Nusantara merupakan benda-
benda yang berhubungan dengan segala aktivitas pelayaran dan perniagaan/perdagangan yang
berkaitan dengan kelautan atau di sebut pelayaran niaga di Indonesia, seperti : koleksi teknologi
navigasi, koleksi alat-alat rumah tangga, koleksi peta, koleksi komoditas barang, koleksi maket
pelabuhan masa lalu, koleksi miniatur perahu, koleksi biota laut, dan masih banyak lagi.
Perancangan museum maritim ini sendiri bertujuan untuk khusunya menjadikan Museum
Maritim Nusantara sebagai tempat yang dapat mengakomodir kebutuhan pengunjung domestik
Indonesia sehubungan dengan wawasan nusantara yaitu agar masyarakat Indonesia mengenali diri dan
tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupannya yang beragam, serta bagi
pengunjung umumnya agar lebih mengenal pengetahuan kemaritiman.
Kata Kunci : Museum; maritim; Indonesia
Museum Maritim Nusantara
Dalam beberapa tahun terakhir, paradigma museum telah berubah dari lembaga yang hanya berfokus pada benda
koleksi menjadi lembaga yang berfokus pada pengunjungnya. [In recent years museums have changed from being
predominantly custodial institutions to becoming increasingly focused on audience attraction] - Gilmore dan
Rentschler 2002:745.
Sejalan dengan perkembangan museum, pengamat museum Hooper-Greenhill mengamati bahwa
“keseimbangan kekuatan di museum mengalami pergeseran dari museum yang lebih peduli pada benda-benda
menjadi museum yang lebih peduli pada orang (pengunjung)” - Hooper-Greenhill, 2006.
Artinya, museum tidak lagi semata-mata dilihat sebagai tempat perlindungan dan pelestarian benda/koleksi
(object oriented), tetapi lebih melihat pada fungsinya untuk melayani pengunjung yang ingin mengetahui tentang
benda-benda tersebut (public oriented). Oleh karena itu, museum yang baik harus memperhatikan bagaimana
pengunjung dapat memperoleh informasi atau pengetahuan sebaik-baiknya - Tanudirjo, 2007: 18-19.
![Page 2: 13_UNIKOM_PashaPraditha_jurnal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071713/55cf9c06550346d033a849f9/html5/thumbnails/2.jpg)
JURNAL TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR UNIKOM MUSEUM MARITIM NUSANTARA
2 | P A S H A P R A D I T H A - 5 2 0 0 7 0 1 3
Bangsa Indonesia hidup dalam suatu negara kepulauan yang memiliki wilayah sepanjang 3.000 mil laut
berupa hamparan laut luas dari Merauke hingga Sabang. Dengan jumlah pulau lebih dari 17.500 pulau meliputi
wilayah laut yurisdiksi nasional kurang lebih 5,8 juta km2, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia.
Indonesia terletak pada posisi yang strategis, yaitu pada persilangan dua benua dan dua samudera, serta memiliki
wilayah laut yang memiliki kekayaan laut yang besar.
Untuk menghindari memudarnya pengetahuan kemaritiman bangsa Indonesia maka perlu adanya usaha untuk
melestarikan objek-objek yang menunjang pengetahuan kemaritiman. Serta memberikan informasi tentang
perkembangan kemaritiman sejak masa lampau hingga masa kini. Hal ini berkaitan dengan Wawasan Nusantara.
Definisi Museum
Museum memiliki persamaan arti yaitu tempat untuk merawat, memelihara, dan memamerkan barang-barang
peninggalan sejarah, seni, ilmu dan barang-barang kuno, bersifat tetap, terbuka untuk umum. Berguna untuk tujuan–
tujuan studi, pendidikan, kesenangan, benda-benda pembuktian manusia dan lingkungannya.
Lebih dari itu, museum merupakan suatu tempat untuk menyelamatkan dan memelihara warisan budaya
berikut sejarahnya, juga sebagai tempat segala kegiatanya meliputi mengumpulkan, merawat, meneliti,
memamerkan, dan menerbitkan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan mengenai benda-benda koleksi bagi
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Museum juga merupakan sebuah lembaga pelestari kebudayaan bangsa, baik yang berupa benda (tangible)
seperti artefak, fosil, dan benda-benda etnografi maupun tak benda (intangible) seperti nilai, tradisi, dan norma.
Definisi Maritim
Istilah maritim berasal dari bahasa Inggris yaitu maritime, yang berarti navigasi, maritim atau bahari. Dari kata ini
kemudian lahir istilah maritime power yaitu negara maritim atau negara samudera. Pemahaman maritim merupakan
segala aktivitas pelayaran/perdagangan yang berhubungan dengan kelautan atau disebut juga pelayaran niaga,
sehingga dapat di simpulkan bahwa maritim adalah berkenaan dengan laut, yang berhubungan dengan pelayaran
perdagangan laut.
Dalam arti lain kemaritiman berarti sempit ruang lingkup nya, karena berkenaan dengan pelayaran dan
perdagangan laut. Sedangkan pengertian lain dari kemaritiman yang berdasarkan pada termonologi adalah
mencakup ruang/wilayah permukaan laut, pelagik dan mesopelagik yang merupakan daerah subur di mana pada
daerah ini terdapat kegiatan seperti pariwisata, lalulintas, pelayaran dan jasa-jasa kelautan.
![Page 3: 13_UNIKOM_PashaPraditha_jurnal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071713/55cf9c06550346d033a849f9/html5/thumbnails/3.jpg)
JURNAL TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR UNIKOM MUSEUM MARITIM NUSANTARA
3 | P A S H A P R A D I T H A - 5 2 0 0 7 0 1 3
Fokus Permasalahan
Membangun citra museum yang sesuai dengan konsep yang di tuju.
Penyesuaian sistem pamer sebagai pendukung objek pamer/artefak yang merupakan focal point.
Menciptakan storyline berdasarkan penggolongan benda pamer/artefak secara tematik.
Menambahkan fasilitas informasi yang jelas dan menarik pada setiap objek pamer.
Merancang penempatan fasilitas yang di butuhkan pengunjung.
Tidak melakukan intervensi fisik berupa pemugaran sebagian atau seluruh bangunan.
Permasalahan Perancangan
Bagaimana menciptakan sebuah citra yang berasal dari konsep?
Bagaimana cara menyesuaikan sistem pamer sebagai pendukung objek pamer/artefak yang merupakan focal
point?
Bagaimana menggolongkan benda pamer secara tematik agar tercipta adanya storyline?
Bagaimana menempatkan fasilitas informasi yang jelas tanpa mengganggu objek pamer?
Fasilitas apa saja yang di butuhkan pengunjung?
Bagaimana menggubah interior dalam bangunan tersebut tanpa melakukan intervensi fisik berupa
pemugaran?
Maksud dan Tujuan Perancangan
Terciptanya sebuah citra yang berasal dari konsep yang sesuai untuk Museum Maritim Nusantara.
Sesuainya sistem pamer sebagai pendukung objek pamer/artefak yang merupakan focal point.
Terciptanya storyline berdasarkan penggolongan objek pamer secara teamtik yang menuntun pengunjung
untuk menikmati Museum Maritim Nusantara.
Adanya fasilitas informasi yang jelas dan menarik pada setiap objek pamer.
Adanya fasilitas yang dapat memberi kenyamanan kepada pengunjung museum.
Tidak adanya pemugaran sebagian maupun seluruh bangunan museum, karena bangunan tersebut merupakan
bangunan konservasi.
![Page 4: 13_UNIKOM_PashaPraditha_jurnal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071713/55cf9c06550346d033a849f9/html5/thumbnails/4.jpg)
JURNAL TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR UNIKOM MUSEUM MARITIM NUSANTARA
4 | P A S H A P R A D I T H A - 5 2 0 0 7 0 1 3
Deskripsi Proyek
Judul : Museum Maritim Nusantara
Status : Fiktif
Lokasi : Jakarta, Bekas Gudang Rempah VOC
Klasifiksasi Proyek
Menurut Jenisnya : Berdasarkan Koleksi – Museum Khusus,
Berdasarkan Kedudukan – Museum Nasional,
Berdasarkan Penyelenggaraan – Museum Pemerintah,
Berdasarkan Kriteria – Museum Maritim
(Sumber : Buku Pedoman Pendirian Museum, 1999)
Sasaran Pengguna : Pelajar (SD, SLTP, SMU),
Mahasiswa,
Masyarakat Umum,
Pihak-pihak yang tertarik dengan bidang Maritim.
Jenis Fasilitas : Edukasi dan Rekreasi
Kebutuhan Ruang
SIMBOL
RUANG RUANGAN LUAS (m
2)
AREA UMUM
A Lobby Utama 68.66
B Foyer 624.25
C Kafe 332.75
D Lounge 319.72
E Toko Souvenir 214.17
F Perpustakaan 195.89
G Ruang Pamer Temporer 445.44
H Plaza 1707.22
AREA RUANG PAMER TETAP
1 Ruang Pengenalan 203.04
2 Ruang Periode Prasejarah 209.14
3 Ruang Periode Keemasan Maritim Nusantara [1] 192.03
![Page 5: 13_UNIKOM_PashaPraditha_jurnal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071713/55cf9c06550346d033a849f9/html5/thumbnails/5.jpg)
JURNAL TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR UNIKOM MUSEUM MARITIM NUSANTARA
5 | P A S H A P R A D I T H A - 5 2 0 0 7 0 1 3
4 Ruang Periode Keemasan Maritim Nusantara [2] 208.04
5 Ruang Periode Keterpurukan Maritim Nusantara [1] 194.01
6 Ruang Periode Keterpurukan Maritim Nusantara [2] 192.21
7 Ruang Periode Kemerdekaan : Upaya Pembangunan
Kembali Kejayaan Maritim Nusantara [1] 268.30
8 Ruang Periode Kemerdekaan : Upaya Pembangunan
Kembali Kejayaan Maritim Nusantara [2] 268.95
9 Ruang Kebaharian Nusantara 366.61
10 Ruang Miniatur Perahu Nusantara 453.50
AREA KHUSUS
I Mini Teater 106.45
J Auditorium 308.55
K Ruang Simulasi 537.14
AREA PENGELOLA
L Ruang Kedatangan Artefak 249.85
M Lab Konservasi 284.2
N Kantor Pengelola 445.44
O Ruang Kontrol Mini Teater 18.05
P Ruang Keamanan 44.28
Q Ruang Arsip 284.2
R Gudang Kantor 283.04
S Gudang Perpustakaan 249.85
T Gudang Koleksi 249.4
U Gudang Serbaguna 239.25
AREA SERVIS
V Toilet 45.92
W Musola 21.33
TOTAL AREA 9830.88
![Page 6: 13_UNIKOM_PashaPraditha_jurnal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071713/55cf9c06550346d033a849f9/html5/thumbnails/6.jpg)
JURNAL TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR UNIKOM MUSEUM MARITIM NUSANTARA
6 | P A S H A P R A D I T H A - 5 2 0 0 7 0 1 3
Konsep dan Tema Perancangan
Konsep yang di pilih dalam perancangan museum ini adalah konsep “Eklektik” dimana adanya perpaduan dari
beberapa periode dalam sejarah kemaritiman Nusantara. Selain itu apabila mengutip Gilmore dan Rentschler
2002:745 yang menyebutkan bahwa “Dalam beberapa tahun terakhir, paradigma museum telah berubah dari
lembaga yang hanya berfokus pada benda koleksi menjadi lembaga yang berfokus pada pengunjungnya. [In recent
years museums have changed from being predominantly custodial institutions to becoming increasingly focused on
audience attraction]”. Artinya, museum tidak lagi semata-mata dilihat sebagai tempat perlindungan dan pelestarian
benda/koleksi (object oriented), tetapi lebih melihat pada fungsinya untuk melayani pengunjung yang ingin
mengetahui tentang benda-benda tersebut (public oriented). Oleh karena itu, museum yang baik harus
memperhatikan bagaimana pengunjung dapat memperoleh informasi atau pengetahuan sebaik-baiknya - Tanudirjo,
2007: 18-19. Maka dapat di simpulkan bahwa informasi yang di sampaikan dengan baik, jelas dan terarah di
butuhkan pengunjung museum masa kini.
Maka konsep yang di pilih adalah “eklektik”. Dimana penyatuan beberapa elemen dari periode yang berbeda
dapat terintegrasi sedemikian rupa untuk mengarahkan pengunjung dapat menyerap informasi sebaik-baiknya.
Dengan bentukan elemen interior yang sederhana pengunjung dapat dengan mudah terfokus kepada objek pamer
tanpa menghilangkan identitas objek pamer itu sendiri sebagai focal point.
Museum Maritim Nusantara ini menggunakan bangunan eksisting berupa bekas gudang rempah VOC yang material
nya banyak menggunakan kayu solid serta beberapa elemen kayu tambahan. Material kayu merupakan material
utama yang di gunakan dalam pembuatan kapal/perahu dari masa ke masa, hal ini di dapat menciptakan kesan dan
rasa dekat dengan suasana kemaritiman nusantara.
Layout Furniture
Layout furniture yang di gunakan yaitu layout langsung sehingga memudahkan pengunjung dalam memasuki area
yang di tuju. Layout secara langsung yaitu suatu pendekatan yang mengarah langsung kesuatu tempat masuk,
melalui sebuah jalan lurus yang segaris dengan alur sumbu bangunan.
Dengan menggunakan bangunan eksisting bekas gudang tua VOC yang berbentuk persegi panjang dan
hubungan antar ruang nya berhubungan secara linear maka konsep layout secara langsung paling tepat di gunakan
untuk perancangan ini.
Bentuk
Bentuk yang di gunakan pada museum ini yaitu bentuk-bentuk geometris persegi panjang dan persegi, hal ini di
maksudkan untuk memperlihatkan ketegasan seperti halnya kekuatan maritim nusantara.
![Page 7: 13_UNIKOM_PashaPraditha_jurnal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071713/55cf9c06550346d033a849f9/html5/thumbnails/7.jpg)
JURNAL TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR UNIKOM MUSEUM MARITIM NUSANTARA
7 | P A S H A P R A D I T H A - 5 2 0 0 7 0 1 3
Desain Furniture
Desain furnitur pada museum maritim ini yaitu desain yang di buat dari bentukan sederhana, karena prinsip
perancangan Museum Maritim Nusantara ini adalah untuk memperlihatkan koleksi dan memberikan informasi
sehingga pengunjung tidak di bingungkan oleh adanya bentukan yang kemudian membuat rancu.