13800383-atherosclerosis.pdf

30
1 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009 ATEROSKLEROSIS (ATHEROSCLEROSIS) OLEH NECEL PUBLICATION OF NECEL

Upload: meriam-gita-maulia-suhaidi

Post on 25-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

atero

TRANSCRIPT

Page 1: 13800383-Atherosclerosis.pdf

1 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

ATEROSKLEROSIS

(ATHEROSCLEROSIS)

OLEH

NECEL

PUBLICATION OF NECEL

Page 2: 13800383-Atherosclerosis.pdf

2 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arteri adalah pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi dari

jantung ke anggota tubuh yang lain. Ciri-ciri arteri yang sehat yaitu fleksibel, kuat

dan elastis. Lapisan permukaan dalamnya licin sehingga darah dapat mengalir

tanpa batasan. Tetapi, suatu waktu, terlalu banyak tekanan pada arteri dapat

menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi tebal dan kaku, akhirnya akan

membatasi darah yang mengalir ke organ dan jaringan. Proses ini disebut

arteriosclerosis atau pengerasan pembuluh arteri.1

Aterosklerosis adalah bentuk umum dari ateriosklerosis. Meskipun kedua

istilah tersebut dalam aplikasinya dapat saling menggantikan. Aterosklerosis

merupakan pengerasan pembuluh darah arteri yang disebabkan karena

penumpukkan simpanan lemak (plak) dan substansi lainnya.1

Beberapa penelitian menggambarkan perbedaan antara “ateriosklerosis“,

“atherosclerosis“,and arteriolosklerosis“.Dalam konteks ini, atherosklerosis

digunakan ketika mengacu pada arteri utama yang lebih besar, dan

arteriolosklerosis digunakan ketika mengacu pada arteriol, sedangkan

arteriosklerosis merupakan induk dari kedua terminologi di atas. 2

Arteriosclerosis (pengerasan arteri utama) diakibatkan dari suatu

simpanan yang tidak mudah rusak dan kolagen yang kaku di dalam dinding

pembuluh darah di sekitar ateroma. Hal ini meningkatkan kekakuan dan

menurunkan elastisitas dinding arteri. Arteriolosklerosis (pengerasan arteri kecil,

arteriol)adalah hasil dari penyimpanan kolagen, penebalan dinding otot dan

penyimpanan protein (“hyaline“).3

Aterosklerosis adalah penyakit yang sangat progresif yang menyebabkan

mengerasnya pembuluh arteri karena sumbatan oleh kolesterol teroksidasi.

Atherosklerosis ini tidak jarang sudah mulai terjadi sejak usia masih sangat muda.

Proses mengerasnya pembuluh darah merupakan suatu proses yang berjalan

perlahan-lahan namun pasti.4

Page 3: 13800383-Atherosclerosis.pdf

3 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

Diperkirakan bahwa atherosclerosis berawal sebagai atheroma, yaitu

tumor jinak (nonkanker) sel-sel otot polos di dalam dinding pembuluh darah. Sel-

sel ini bermigrasi dari lapisan otot pada pembuluh darah ke posisi tepat di bawah

lapisan endothel, sel-sel tersebut terus membelah diri dan membesar. Kemudian,

kolesterol dan lemak yang menumpuk di sel-sel otot polos abnormal ini

membentuk plak.4

Plak terbentuk dari simpanan substansi lemak, kolesterol sisa metabolisme

sel, kalsium dan fibrin. Substansi-substansi ini dapat berkembang pada arteri

sedang atau aorta. Kerusakan dinding pembuluh yang parah akibat terkena plak

ini menjadi keras dan kehilangan elastisitasnya. Keadaan seperti ini disebut

“pengerasan arteri“.5

Atherosklerosis bukanlah penyakit yang baru dikenal. Pembuluh darah

mummi Mesir, lebih dari 3500 tahun yang lalu, ternyata telah mengidap penyakit

ini. Otopsi pertama yang dilakukan pada tahun 1931menunjukkan adanya tanda-

tanda pengapuran pada pembuluh koroner seorang wanita mummi wanita berusia

50 tahun. Otopsi pada 200 serdadu yang mati muda dalam perang Korea

menunjukkan 50 persen serdadu itu menunjukkan tanda-tanda pengapuran pada

pembuluh koronernya walaupun mereka tidak mempunyai keluhan sama sekali.

Di Amerika Serikat, 46 persen dari anak muda yang mati karena kecelakaan lalu

lintas ternyata sudah mengidap pengapuran koroner yang nyata, tetapi tetap tanpa

gejala yang nyata.5

Jumlah penderita atherosklerosis di era globalisasi dan industrialisasi

cenderung meningkat. Pada dekade terakhir ini penyakit jantung dan pembuluh

darah yang didasari oleh atherosklerosis berkembang menjadi pembunuh utama di

Indonesia.6 Dari penelitian menunjukkan, penyebab kematian dari penduduk

dunia yang diteliti adalah jantung (42,9 persen), stroke (25,9 persen), penyakit

paru dan asma (12,5 persen), kanker (5,4 persen), dan penyakit lain (kurang dari

empat persen).7Salah satu penyebab fenomena ini adalah pola hidup masyarakat

yang tidak sehat .8

Studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)pada tahun

1976 menyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner bertambah sebesar 3

persen per tahun sejak usia seseorang melewai 20 tahun. Kenyataan ini

Page 4: 13800383-Atherosclerosis.pdf

4 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner sesungguhnya

memang menggulir diam-diam dan senantiasa membawa bahaya laten. Check up

menjadi penting, terutama bagi seseorang yang sudah melewati usia 40 tahun.

Dengan demikian, progresivitas penyakit ini dapat di cegah sedini mungkin.9

Di negara-negara Barat aterosklerosis merupakan sebagian besar bentuk

dari penyakit jantung. Lebih dari 1 1/2 dari semua penderita yang meninggal

merupakan hasil langsung maupun tidak langsung dari aterosklerosis.9

1.2. Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan aterosklerosis?

2. Bagaimana mekanisme terbentuknya aterosklerosis?

3. Apa penyebab aterosklerosis?

4. Apa gejala dan tanda dari aterosklerosis?

5. Siapa yang memiliki factor resiko terhadap aterosklerosis?

6. Bagaimana cara mendiagnosis aterosklerosis?

7. Bagaimana perlakuan (treatment) terhadap aterosklerosis?

8. Bagaimana cara mencegah aterosklerosis?

1.1 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian aterosklerosis.

2. Memahami mekanisme terbentuknya aterosklerosis.

3. Mengetahui penyebab aterosklerosis.

4. Menjelaskan gejala dan tanda dari aterosklerosis.

5. Mengetahui faktor resiko terhadap aterosklerosis.

6. Menjelaskan cara mendiagnosis aterosklerosis.

7. Menjelaskan cara perlakuan terhadap aterosklerosis.

8. Mengetahui cara mencegah dan menghindari aterosklerosis.

1.2 Manfaat

1. Menambah khazanah ilmu pengetahuan kedokteran khususnya tentang

aterosklerosis.

Page 5: 13800383-Atherosclerosis.pdf

5 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

2. Memberikan informasi kepada mahasiswa kedokteran mengenai

atherosklerosis.

Page 6: 13800383-Atherosclerosis.pdf

6 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Atherosklerosis berasal dari kata athero yang dalam bahasa Yunani

(athera) suatu bentuk gabung yang menunjukan degenerasi lemak atau hubungan

dengan atheroma. Sedangkan sklerosis dalam bahasa Yunani berarti indurasi dan

pengerasan; seperti pengerasan sebagian peradangan, pembentukan jaringan ikat

meningkat atau penyakit zat intersisial.10

Atherosklerosis adalah suatu penyakit yang menyerang pembuluh darah

besar maupun kecil dan ditandai oleh kelainan fungsi endotelial, radang vaskuler,

dan pembentukan lipid, kolesterol, zat kapur, bekas luka vaskuler di dalam

dinding pembuluh intima. Pembentukan ini meyebabkan plak, pengubahan bentuk

vaskuler, obstruksi luminal akut dan kronis, kelainan aliran darah, pengurangan

suplai oksigen pada organ atau bagian tubuh tertentu. 11

Plak terbentuk dari lemak, kolesterol, kalsium, dan subtansi lain yang di

temukan dalam darah. Ketika itu tumbuh, membentuk plak di bagian dalam arteri,

dan pada saatnya dapat membatasi aliran darah. Ada dua jenis plak:2

Stabil dan keras

Tidak stabil dan lembut.

Plak yang keras menyebabkan pengerasan dan penebalan dinding

pembuluh darah. Plak yang lembut lebih memungkinkan untuk pecah dan

terlepas dari dinding pembuluh darah dan masuk aliran da Hal ini dapat

menyebabkan penggumpalan darah yang dapat secara parsial atau total memblok

aliran darah di dalam arteri. Ketika hal ini terjadi, organ yang disuplai oleh arteri

yang terblok akan kekurangan nutrisi dan oksigen. Aklibatnya sel organ tersebut

akan mati atau menderita kerusakan yang parah.2

Page 7: 13800383-Atherosclerosis.pdf

7 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

The illustration shows a normal artery with normal blood flow (Figure A) and an artery containing

plaque buildup (Figure B).

Aterosklerosis adalah penyakit yang sangat progresif yang dapat dimulai

pada masa kanak-kanak. Aterosklerosis dapat mempengaruhi arteri di otak, hati,

ginjal, lengan dan kaki. Karena terjadi pembentukan plak, hal ini dapat

menyebabkan penyakit yang serius dan komplikasi. Seperti : 2

Penyakit arteri coronaria

o Angina

o Serangan Jantung

o Mati mendadak

Penyakit Cerebro Vaskuler

o Stroke

o Transient ischemic attack (TIA) atau “mini stroke”

Page 8: 13800383-Atherosclerosis.pdf

8 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

Penyakit arteri perifer.2

2.2 Mekanisme Aterosklerosis

Atherogenesis adalah proses pembentukan dari plak-plak atheroma. Hal

tersebut ditandai dengan remodeling dari arteri yang bersamaan dengan akumulasi

sel (terutama leukosit seperti monosit yang merupakan turunan makrophage) dan

dimodifikasi oleh lipoprotein. Selanjutnya radang memacu ke arah pembentukan

plak artheroma di dalam arteri intima, suatu daerah pada dinding sel yang terletak

antara endothelium, media dan adventitia. Bagian utama dari lesi ini terdiri atas

kelebihan lemak, sel, kolagen dan elastin.3

Terdapat berbagai hipotesis tentang kejadian aterosklerosis, antara lain The

response-to-injury, Monoclonal, Clonal Senescense, lipids and Connective Tissue.

Akhir-akhir ini, telah diajukan peran monosit sebagai awal lesi aterosklerosis.

Penggabungan teori infiltrasi lemak dan kerusakan endotel paling banyak dianut.12

Plak atherosklerosis terdiri dari gabungan lemak intraselullar dan

ekstrasel, sel otot polos, jaringan ikat, dan glikosaminoglikan. Deteksi paling awal

mengenai lesi pada atherosklerosis adalah lapisan lemak ( Terdiri dalam lemak

dimuati sel busa, yang mana makrophage bermigrasi sebagai monocytes dari

sirkulasi kedalam lapisan subendothelial dari intima ), yang kemudian lambat laun

menjadi fibrous plaque ( terdiri dari sel otot polos intima yang di kelilingi

jaringan ikat lemak intraselullar dn ekstraselullar ).14

Pembuluh atherosklerosis mengalami pengurangan tekanan sistolik dan

kecepatan penyebaran gelombang secara tidak normal. Atherosklerosis pembuluh

arteri pada penderita hipertensi juga mengalami pengurangan elastisitas, yang

mana pengurangan akan berlanjut ketika atherosklerosis berlangsung.14

Dua hipotesis yang telah di ajukan untuk menjelaskan mekanisme

patogenesis dari atherosklerosis : hipotesis lemak dan hipotesis kerusakan

endothelial kronik keduanya kemungkinan memiliki keterkaitan.14

Hipotesis Lemak

Dalil yang menyatakan peningkatan nilai dalam LDL plasma merupakan

hasil menembusnya LDL dalam dinding arteri sehingga memicu penambahan

lemak di dalam sel otot polos dan makrophage ( sel busa ). LDL juga

memperbesar sel otot sebagai respon terhadap Growth Factor. LDL di modifikasi

Page 9: 13800383-Atherosclerosis.pdf

9 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

dan di oksidasi di dalam lingkungan dan mengakibatkan lebih atherogenik.

Partikel kolesterol LDL lebih rentan untuk di modifikasi dan di oksidasi. LDL

dimodifikasi atau dioksidasi mengalami kemotaksis menuju monosit, sebagai

pemacu migrasi monosit kedalam intima, pemunculan awal pada lapisan lemak

dan selanjutnya mengalami transformasi dan mempertahankannya di bagian

subintima sebagai makrophage. Reseptor scavenger di atas permukaan

makrophage memfasilitasi masuknya LDL teroksidasi kedalam semua sel dan

mentransfer ke dalam lemak yang di muati makrophage dan sel busa. LDL

teroksidasi melalui proses sitotoksik menuju ke sel endothelial dan bertanggung

jawab terhadap disfungsi pada endothel.14

Bentuk atherosklerosis telah di pelajari kera yang diberi makan diet kaya

kolesterol. Dalam waktu 1 sampai 2 minggu akan mempengaruhi

hiperkolesterolemia, monosit menjadi terkait dengan permukaan dari endhotelium

arteri melalui induksi dari reseptor yang spesifik, lalu berpindah tempat ke dalam

subendothelium, dan terjadi penambahan lemak (karenanya disebut sel busa).

Proliferasi dari sel otot polos juga menyebabkan penambahan jumlah lemak.

Ketika lapisan lemak dan fibrous plaque membesar dan membengkak/menonjol ke

dalam lumen, subendothelium menjadi terekspos ke darah pada lokasi endothel

yang terluka, sehingga terdapat kumpulan platelets dan bentukan dinding

trombus. Pelepasan growth factor dari yang dikumpulkan platelet dapat

meningkatkan proliferasi otot polos di dalam lapisan intima.14

Alternatif lain,

suatu pecahan atheroma juga dapat menumpahkan kandungan lemaknya dan

mencetuskan pembentukan suatu gumpalan darah (thrombus). Thrombus dapat

menambah penyempitan atau bahkan menghambat arteri, atau mungkin lepas dan

mengapung ke arah muara yang akan menyebabkan sumbatan (embolism).13

Hipotesis endhotelium kronis luka

Dalil yang menyatakan bahwa pada keadaan normal, endotelium menghalangi

penetrasi molekul-molekul besar seperti lipoprotein dengan densitas rendah dan

sangat rendah (LDL, VLDL) ke dalam intima, sedangkan lipoprotein dengan

densitas yang lebih tinggi dengan molekul yang lebih kecil dapat bergerak bebas

ke dalam dan keluar intima. Sel-sel endotelium juga menghasilkan prostasiklin

Page 10: 13800383-Atherosclerosis.pdf

10 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

(PGI2) dan oksida nitrit yang dapat mencegah penumpukan platelet.14,15

Peninggian permeabilitas endotelium merupakan kelainan pertama akibat

terjadinya jejas arteri yang merupakan suatu respons non-spesifik yang

disebabkan oleh virus, toksin, kompleks imun, produk-produk yang dilepaskan

oleh sel-sel darah putih atau platelet-platelet yang teraktivasi, dan stress fisik yang

tidak lazim. Hal ini juga dapat disebabkan oleh adanya peninggian konsentrasi

lipoprotein dalam darah. Bila lipoprotein memasuki intima akibat peninggian

permeabilitas kapiler, maka senyawa protein utama dari LDL dan VLDL

(apolipoprotein B) berikatan dengan glikosoaminoglikan, terutama dermatan

sulfat sehingga lipoprotein menumpuk di dalam intima. Kemudian, LDL tersebut

diubah oleh sel-sel sekitarnya (teroksidasi) dan ditangkap oleh reseptor yang ada

pada makrofag (scavenger cells). Selanjutnya, terjadi perubahan-perubahan kimia

dari LDL dan menghasilkan monocyte chemotactic factor yang merupakan

sitotoksik terhadap sel-sel endotelium. Monosit tertarik dan melekat ke

endotelium, kemudian melakukan penetrasi ke sub endotelium menjadi makrofag

yang berisi droplet-droplet lipid dan menyebabkan permukaan endotelium

menjadi tidak rata. Selanjutnya, terjadi peninggian permeabilitas endotel terhadap

lipid. Limfosit T juga terlibat (kemotaksis monosit dan penetrasi intima juga

merupakan awal dari abnormalitas). Kerusakan endotel juga merangsang platelet-

platelet untuk bertumpuk, degranulasi, dan menghasilkan adenosin difosfat serta

tromboksan A2. Adenosin difosfat dan tromboksan A2 selanjutnya menyebabkan

penumpukan platelet. Platelet-platelet, sel endotelium, makrofag, dan limfosit T

menghasilkan cytokines like colony stimulating factors, insulin like growth factor-

1, TGF-ß, interleukin-1, and tumor nekrosis factor-_. Semua ini bekerja

menghasilkan suatu faktor yang diketahui sebagai platelet derived growth factor

(PDGF) yang menyebabkan sel-sel otot polos terpisah, masuk ke dalam intima

dan mengambil lipoprotein untuk membentuk sel busa, menghasilkan elastin dan

kolagen, kemudian membentuk plak fibrosa. 15

Page 11: 13800383-Atherosclerosis.pdf

11 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

Penyebab Aterosklerosis

Pada atherosklerosis, dinding arteri menjadi keras dan tebal, kadang-

kadang mengacau sirkulasi aliran darah. Kondisi ini merupakan akibat dari proses

penuaan alami dari atherosklerosis. 1

Para ilmuan belum mengetahui secara pasti bagaimana mekanisme

aterosklerosis terjadi ataupun penyebabnya. Penyakit ini berkembang bertahap

dan komplek Banyak ilmuwan berpikir hal ini dimulai dengan kerusakan pada

lapisan yang paling dalam dari arteri yang disebut endhotelium. Penyebab dari

kerusakan endhotlium meliputi:1

Peningkatan kadar kolesterol

Tekanan darh tinggi

Virus

Reaksi alergi

Bahan-bahan iritan, seperti nikotin atau drugs atau terlalu banyak

homocystein

(suatu asam amino yang terdapat pada darah)

Penyakit tertentu, seperti diabetes

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala atherosklerosis biasanya berkembang secara bertingkat.

Pertama, gejala muncul setelah adanya upaya yang kuat , ketika arteri tidak dapat

menyuplai cukup okssigen dan nutrisi kepada otot .1

ASPEK KLINIS

Gejala-gejala dari aterosklerosis umumnya bervariasi. Penderita

aterosklerosis ringan dapat mengalami gejala infark myocard dan pasien yang

menderita aterosklerosis tingkat lanjut dapat tidak mengalami gejala-gejala yang

berarti. Jadi tidak ada perbedaan gejala-gejala klinis antara aterosklerosis yang

ringan ataupun yang telah parah. Aterosklerosis dapat menjadi kronik dengan

menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang meningkat sebanding dengan umur

(penyakit degeneratif) dan lamanya menderita aterosklerosis. Meskipun

merupakan sebuah penyakit sistemik yang mengglobal tetapi aterosklerosis dapat

Page 12: 13800383-Atherosclerosis.pdf

12 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

pula hanya menyerang salah satu organ tubuh dimana hal ini bervariasi untuk

masing-masing penderita. Berikut ini disajikan beberapa efek klinis kelainan yang

terjadi akibat aterosklerosis :11

Adanya penyempitan diameter pembuluh darah akibat penumpukan

jaringan fibrous (plaque) yang makin lama makin besar. Penyempitan dapat

mencapai hingga nilai 50-70% dari diameter pembuluh awal. Hal ini berakibat

terganggunya sirkulasi darah kepada organ yang membutuhkan sehingga

kebutuhan oksigen dan nutrisi sel terganggu. Contoh penyakit yang berhubungan

dengan masalah ini adalah angina pectoris, mesenterik angina, dan lain

sebagainya.11

Plaque yang telah terbentuk dapat pecah dan mengalir mengikuti

pembuluh darah menjadi trombus dan emboli. Trombus ini dapat

menyumbat arteri-arteri penting tubuh yang penting. Jika menyumbat

arteri koroner maka dapat mengakibatkan otot jantung mengalami iskemia

(kekurangan nutrisi) dan selanjutnya dapat memicu terjadinya infark

myocard dan stroke. Emboli ini dapat juga terjadi secara tanpa sengaja

pada peristiwa pembedahan aorta, angiograf, dan terapi trombolitik pada

pasien aterosklerosis.

Angina pectoris ditunjukkan dengan perasaan tidak nyaman pada daerah

retrosternal dan menyebar ke daerah lengan kanan yang kadang-kadang

disalah artikan sebagai gejala dyspnea. Angina pectoris timbul setelah

melakukan kerja berat dan diobati dengan beristirahat atau terapi nitrat.

Jika angina pectoris berlanjut dan terjadi berulang-ulang dapat berlanjut

kepada infark myocard (serangan jantung).

Stroke merupakan kelanjutan dari adanya sumbatan pada pembuluh darah

otak. Akibatnya sel-sel otak mengalami iskemia dan mangalami gangguan

dalam hal fungsinya.

Penyakit vaskuler perifer meliputi perasaan pegal, impotensi, luka yang

tak kunjung sembuh dan infeksi pada daerah ekstremitas. Perasaan pegal

ini meningkat setelah berolahraga dan sembuh ketika beristirahat. Perasaan

ini dapat diikuti dengan kulit kepucatan atau kesemutan.

Page 13: 13800383-Atherosclerosis.pdf

13 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

Iskemia pada organ-organ visceral berakibat pada kerusakan susunan dan

fungsi dari organ yang terkena.

Mesenterik angina ditandai dengan sakit pada epigastrium atau

periumbilikal setelah makan dan dianalogkan dengan henatemesis, diare,

defisiensi nutrisi, atau berkurangnya berat badan.

Aneurisme pada aorta abdominalis dimana aorta abdominalis mengalami

kerusakan sehingga membesar menimbulkan sebuah benjolan pada

dinding luar aorta abdominalis.

Emboli arteri sering timbul bersamaan dengan nekrosis pada jari-jari,

pendarahan saluran pencernaan, infark myocard, iskemia pada retina,

infark serebral, dan gagal ginjal.

ASPEK FISIK

Tanda-tanda fisik dari aterosklerosis meliputi adanya penimbunan lemak,

pelebaran dan kakunya arteri muskular yang besar, dan iskemia atau infark dari

beberapa organ tertantu. Berikut ini disajikan tanda fisik dari aterosklerosis : 11

Hiperlipidemia

Hiperlipidemia adalah adalah meningkatnya kadar lemak di dalam darah.

Lemak ini dapat memicu terjadinya penimbunan plaque pada dinding

pembuluh darah.

Penyakit pada arteri koroner

Ditandai dengan adanya bunyi jantung keempat yang semakin jelas, takikardi,

hipotensi, atau hipertensi.

Penyakit serebrovaskuler

Ditandai dengan tidak terabanya denyut nadi pada arteri karotis dan

kemunduran dari fungsi otak

Penyakit vaskuler perifer

Ditandai dengan penurunan denyut nadi perifer, sumbatan pada erteri perifer,

sianosis perifer, gangrene, atau luka yang sukar sembuh

Aneurisme pada aorta abdominalis

Ditandai dengan timbulnya benjolan pada arteri abdominalis atau kolapsnya

sistem sirkulasi

Page 14: 13800383-Atherosclerosis.pdf

14 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

Emboli pada arteri

Ditandai dengan gangrene, sianosis, munculnya “pedal pulses” yang dikaitkan

adanya penyakit mokrovaskular dan emboli kolesterol.

2.5 Faktor Resiko

Meskipun ilmuwan tidak mengetahui secara pasti penyebab terjadinya

atherosklerosis, namun mereka mengetahui bahwa pada kondisi-kondisi tertentu

dapat meningkatkan resiko terjadinya atherosklerosis.

Beberapa faktor resiko dari penyakit aterosklerosis, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu: usia, jenis kelamin,

ras, dan riwayat keluarga. Risiko aterosklerosis koroner meningkat dengan

bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun.

Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya

mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor- faktor

aterogenik. Wanita agaknya relatif kebal terhadap penyakit ini sampai

menopause, dan kemudian menjadi sama rentannya seperti pria; diduga oleh

adanya efek perlindungan estrogen. Orang Amerika-Afrika lebih rentan

terhadap aterosklerosis daripada orang kulit putih. Riwayat keluarga yang

positif terhadap penyakit jantung koroner (saudara atau orang tua yang

menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan kemungkinan

timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh genetik dan

lingkungan masih belum diketahui. Komponen genetik dapat diduga pada

beberapa bentuk aterosklerosis yang nyata, atau yang cepat perkembangannya,

seperti pada gangguan lipid familial. Tetapi, riwayat keluarga dapat pula

mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup

yang menimbulkan stres atau obesitas.16

2. Hiperkolesterolemia

Pada keadaan hiperkolesterolemi terdapat gangguan homeostasis

pembuluh darah yang disebabkan :17

a. Penurunan produksi NO akibat ganguan transduksi sinyal protein G1-2

Page 15: 13800383-Atherosclerosis.pdf

15 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

b. Peningkatan produksi anion superoksida melalui protein kinase C yang

merusak NO.

c. Peningkatan reaktivitas Endothelin

d. Peningkatan adhesi sel akibat peningkatan ekspresi NFKB melalui

peningkatan produksi anion superoksida

e. Penurunan endothelium dependent vasodilatation.

f. Peningkatan adhesi dari monosit bila disertai dengan diabetes mellitus

2. Hipertrigliseridemia

Masih merupakan perdebatan antara para ahli, apakah konsentrasi

trigliserida plasma yang meningkat adalah faktor resiko terjadinya penyakit

kardiovaskuler.18

3. Diabetes melitus.

Pada diabetes mellitus terjadi peningkatan aktivitas enzim aldosa

reduktase yang diperlukan untuk mengubah glukosa yang tinggi menjadi

sorbitol. Peningkatan aktivitas aldosa reduktase menyebabkan peningkatan

konversi NADPH yang tereduksi menjadi bentuk teroksidasi NADP.

Pemakaian NADPH akan berakibat penurunan produksi NO dan anti oksidan.

Penurunan anti oksidan akan menyebabkan radikal bebas yang harusnya

didetoksifikasi oleh antioksidan berinteraksi dengan NO menjadi peroksinitrit

(NOO) yang dapat merusak pembuluh darah. Ketidakseimbangan inilah yang

disebut stres oksidatif. Kadar glukosa yang tinggi juga menyebabkan

terjadinya reaksi glikosilasi dengan protein dan molekul lain yang

mengandung gugus amin sehingga menghasilkan advance glycocylation end

product (AGE). AGE akan berikatan dengan reseptor pada endotel makrofag.

Ikatan dengan endotel akan meningkatkan ekspresi ICAM, vascular adhesion

molecule 1, dan E-selektin yang memudahkan terjadi adhesi monosit. Monosit

yang menempel tersebut akan bermigrasi ke subendotel dan berikatan dengan

LDL teroksidasi, sehingga membentuk foam cell yang akan berkembang

menjadi fatty streak.19,20,21,22.

Page 16: 13800383-Atherosclerosis.pdf

16 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

Low Density Lipoprotein (LDL) teroksidasi akan mengaktivasi sel

limfosit T yang berakibat menurunnya densitas dan fungsi otot polos,

sehingga sintesa matriks menurun. Juga akan mengaktivasi makrofag untuk

mengeluarkan enzim proteolitik seperti matriks metalloproteinase, sehingga

menyebabkan peningkatan degradasi matriks. Peningkatan degradasi matriks

dan penurunan sintesis matriks tersebut akan memudahkan ruptur plak.23

4. Hipertensi

Bila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Berpengaruh buruk pada

pria dan wanita dengan komponen diastol sebagai faktor terpenting. Pengaruh

hipertensi pada perkembangan aterosklerosis masih belum jelas, mungkin saat

terjadi kerusakan pada endotel memungkinkan masuknya protein, lipoprotein,

dan sel lain ke lapisan intima. Hipertensi menambah tekanan hidrodinamik

intra arteri sehingga suatu saat dapat terjadi robekan pada plaque

aterosklerosis, lalu berakibat trombosis akut dan obstruksi arteri.18

Pada keadaan hipertensi terdapat disfungsi endotel akibat :17,24,25,26,27

a. Peningkatan kadar anion superoksida (O2-) yang akan menyebabkan stress

oksidatif dan dapat merusak NO.

b. Penurunan bioavailabilitas prekursor sintetis NO (L arginin).

c. Peningkatan angiotensi II menyebabkan peningkatan kadar O2- melalui

peningkatan NADH/NADPH membran serta menyebabkan pertumbuhan

sel otot polos vaskuler dengan menginduksi growth factor seperti PDGF,

bFGF, dan TGT B1.

d. Peningkatan endothelin-1 akibat peningkatan AII.

5. Penyakit Jantung Koroner

Pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam

pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan

diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran,

Page 17: 13800383-Atherosclerosis.pdf

17 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat

pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah

tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai

akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark

Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang

dapat menyebabkan kematian mendadak.

6. Hiperhomosisteinemia

Pasien penyakit ini beresiko mendapat penyakit oklusi vaskuler.

Mekanisme : merusak sel endotel dan otot polos sehingga menunjang

aterosklerosis. Kelainan ini Juga membantu kelainan koagulasi platelet.18

7. Obesitas

Penelitian ziccardia P20 membuktikan bahwa wanita dengan obesitas

ditemukan adanya disfungsi endotel yang dihubungkan dengan peningkatan

lemak tubuh, khususnya lemak viseral. Pada keadaan obesitas terjadi

peningkatan mediator proinflamasi, seperti TNF-α, IL-6, yang dapat

meningkatkan ekspresi kemotaksis dan molekul adhesi pada endotel. Di

samping itu juga ditemukan peningkatan vaskular adhesion molecule-1

(VCAM-1), ICAM-1 dan P-selektin. Peningkatan mediator tersebut

memegang peran penting dalam terjadinya aterosklerosis. Penurunan berat

badan menunjukkan adanya perbaikan endotel yang bermakna dan berkolerasi

dengan penurunan sitokin. Petanda inflamasi dalam darah seperti CRP dapat

dipakai untuk menduga keadaan kesehatan, terutama kejadian yang

berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler.18

Belum merupakan faktor resiko yang spesifik, tetapi biasanya obesitas

disertai oleh hipertensi, DM, hiperkolesterolemi, dan hipertrigliseridemi.

Meningkatnya berat badan berhubungan dengan meningkatnya LDL dan

menurunnya HDL kolesterol, sehingga kenaikan berat badan sering dikaitkan

dengan munculnya faktor resiko.18

8. Merokok

Page 18: 13800383-Atherosclerosis.pdf

18 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

Merupakan faktor resiko untuk terjadinya aterosklerosis dan penyakit

jantung koroner. Mekanisme terjadinya disfungsi endotel pada perokok

melalui mekanisme peningkatan interaksi trombosit dengan dinding pembuluh

darah, penurunan ekspresi PGI2, peningkatan kadar kolesterol LDL

teroksidasi, penurunan konsentrasi HDL, dan terjadinya stres oksidatif. Selain

itu merokok juga menyebabkan peningkatan adhesi dan agregasi trombosit,

meningkatkan kadar fibrogen, spasme arteri, dan menurunkan kapasitas

oksigen darah.28

Banyak merokok maka kerusakan bertambah besar. Kematian karena

penyakit kardiovaskular pada perokok berat 70 % lebih tinggi daripada non-

perokok. Merokok berhubungan dengan penyakit serebrovaskular dan insidens

lebih tinggi pada penyakit vaskular perifer. Bila merokok dihentikan pada

umur < 65 tahun, maka resiko akan menurun drastis. Faktor resiko perokok

pasif adalah dua kali lipat pada istri dengan suami perokok daripada istri

dengan suami non-perokok. Mekanisme terjadi kelainan kardiovaskular pada

perokok akibat vasokonstriksi, agregasi platelet meningkat, dan hipoksemi

vaskular yang tidak permanen.18

9. Kelakuan dan kepribadian

Bahwa stress berlebihan berakibat aterosklerosis yang diawali dengan

terjadinya disfungsi endotel, namun belum dibuktikan. Yang sedang dikaji

bagaimana reaksi pasien terhadap stress, bahwa dengan marah berlebihan akan

meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung.18

10. Aktifitas Jasmani

Aktifitas jasmani yang teratur memberi potensi untuk mengurangi

aterogenesis, seperti meningkatnya konsentrasi HDL kolesterol dan

menurunnya tekanan darah. Tidak melakukan aktifitas jasmani adalah faktor

resiko aterosklerosis, namun olahraga berlebihan tidak untuk mengatasi

penyakit ini.18

11. Homosisteinuria

Page 19: 13800383-Atherosclerosis.pdf

19 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

Adalah penyakit yang jarang dan diturunkan secara autosom resesif,

serta menyebabkan penurunan aktivitas enzim cystathionine B sintetase .

peningkatan kadar homosistein penderita ini mempunyai resiko aterosklerosis.

Hal ini disebabkan karena pembentukan radikal bebas selama proses

autooksidasi homosistein.28

12. Shear Stress (Tekanan Gesek)

Penelitian membuktikan bahwa shear stress (tekanan gesek) memegang

peranan penting dalam mengatur fenotif endotel pada cabang arteri. Shear

stress yang melebihi 15 dyne/cm2 menyebabkan penurunan ekspresi

vasokonstriktor, growth factor, mediator inflamasi, molekul adhesi dan

oksidan serta peningkatan produksi faktor vasodilator, inhibitor pertumbuhan,

fibrinolitik, faktor antitrombosit, antioksidan. Sedangkan shear stress yang

rendah (0-4 dyne/cm2 ) dapat meningkatkan ekspresi molekul adhesi,

vasokonstriktor, prokoagulan, protrombotik, prooksidan, substansi proliferatif

yang akan menyebabkan aterosklerosis.29

13.Penuaan

Bertambahnya usia selalu berhubungan dengan peningkatan stress

oksidatif.22

14.Perubahan hormonal

Insiden PJK meningkat pada wanita setelah melewati dekade ke-6,

sedangkan sebelum dekade tersebut insidensnya separuh pada pria. Beberapa

penelitian membuktikan bahwa hormon estrogen bersifat kardioprotektif

terhadap wanita. Penelitian lain menunjukkan bahwa terapi estrogen dapat

meningkatkan ekspresi NO dan PGI2 pada wanita pasca menopause. Sudah

terbukti bahwa estrogen mempunyai sifat antioksidan. Pada wanita

pascamenopause terjadi penurunan kolesterol HDL, peningkatan kolesterol

LDL, peningkatan fibrinogen & penurunan antitrombin.28

15. Infeksi

Page 20: 13800383-Atherosclerosis.pdf

20 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

Infeksi berperan pada patogenesis aterosklerosis dan infark miokard.

Infeksi yang terjadi pada patogenesis PJK yaitu infeksi kronik herpes simplex

virus (HSV-I), chlamydia pneumoniae (Cpn). Hal itu dapat dilihat dengan

adanya peningkatan C-reactive protein (CRP).30,7

2.6 Screening dan Diagnosis

Dokter anda mungkin menemukan tanda-tanda dari penyempitan,

perluasan atau pengerasan arteri selama pemeriksaaan fisik. Termasuk di

dalamnya:1

Kelemahan atau ketidakadaanya denyut di bawah daerah penyempitan

arteri.

Suara bising di seluruh arteri yang dapat terdengar dengan

menggunakan stetoskop.

Bukti bahwa luka kecil menjadi sembuh kembali dalam bagian dimana

aliran darah anda dibatasi.

Penurunan tekanan darah pada salah satu extrimitas yang terkena

pengaruh.

Tanda-tanda dari aneurysma dalam abdomen atau di belakang lutut

anda.

Dokter anda mungkin menyarankan satu atau lebih dari test-test berikut

untuk mengidentifikasi penyakit tersebut atau gejala-gejalanya.1

Test darah. Suatu test darah dapat mengetahui peningkatan level

kolesterol, homocysteine atau gula darah (glukosa), yang juga merupakan

faktor resiko untuk penyakit ini.

Ankle-Brachial Index (ABI). Dengan menggunakan manset untuk

mengukur tekan darah dan alat ultrasound khusus yang digunakan untu

menetukan nilai dan aliran darah (Doppler Ultrasound). Dokter dapat

mengukur tekanan darah pasien pada lengan dan kaki pasien

Page 21: 13800383-Atherosclerosis.pdf

21 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

menunjukkan penyakit arteri perifer, yang mana biasanya disebabkan

aterosklerosis.1

Electrocardiogram (ECG)

Elektrokardiogram merupakan alat uji diagnosa yang terdiri atas element-

element elektroda yang di tempelkan di kulit pasien untuk mengukur hantaran

elektrik (listrik) atau impuls dari jantung. ECG juga dapat mendeteksi

serangan jantung lebih dini pada beberapa pasien. Biasanya dokterakan

melakukan pemeriksaan ECG sepanjang dan setelah treadmill.1

Gambar

Chest X-rays, ultrasound, computerized tomography (CT) scana dan

magnetic resonance imaging (MRI) merupakan cara yang tidak invasif untuk

dokter memeriksa arteri pasien, apakah di arteri terdapat sumbatan dan berapa

banyak sumbatan yang menutup arteri. Semua test ini kadang-kadang dapat

menunjukkan pengerasan dan penyempitan serta arteri utama yang lebih

besar, sama baiknya seperti pada aneurisma dan simpanan kalsium pada

dinding arteri.1

Doppler Ultrasound

Alat ini digunakan untuk mengamati seluruh arteri di dalam tubuh dan

menentukan tekanan darah pada angka yang bervariasi pada lengan dan kaki.

Pemeriksaan ini dapat menolong untuk menentukan jumlah sumbatan dan

kecepatan aliran darah pada arteri.1

MUGA / radionuclide angiograpy

Nuclear scan untuk melihat bagaimana dinding jantung bergerak dan

berapa banyak darah yang di paksa keluar setiap ketukan jantung

(heartbeat), ketika pasien dalam keadaan istirahat. 5

Thallium / myocardial perfusionscan

Pengamatan nuclear yang diberikan ketika pasien dalam keadaan istirahat

atau setelah latihan yang dapat mengungkap daerah dari otot jantung yang

tidak cukup mendapatkan suplai darah.5

Page 22: 13800383-Atherosclerosis.pdf

22 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

2.7 Treatment atau Perlakuan

Pengobatan yang spesifik ditentukan berdasarkan fisik anda :5

Usia, kesehatan secara menyeluruh dan riwayat kesehatan.

Perluasan dari penyakit tersebut

Daerah yang mengalami sumbatan

Tanda-tanda dan gejala-gejala yang dialami pasien

Riwayat kesehatahan dan pengobatanan seseorang terkait dengan

sensivitasnya terhadap terapi&prosedur pengobatan yang pernah

dialami

Arah yang di harapkan untuk penyakit ini ke depannya.

Pendapat anda atau pilihan.

Pencegahan dan pengobatan dari pengendalian atherosklerosis dari faktor

resiko yang telah diketahui untuk penyakit tersebut.Didalamnya termasuk

pengobatan untuk hipertensi, hyperlipidemia, DM, dan kebiasaan merokok. 5

Perubahan gaya hidup dapat meningkatkan kerja pembuluh arteri. Dokter

memiliki beberapa tipe pengobatan untuk memperlambat atau mengatasi pengaruh

arteriosklerosis dan atherosklerosis.1

o Obat Penurun-kolesterol. Secara agresive dapat menurunkan sejumlah

low-density lipoprotein (LDL) – kolestrol “jahat” – yang dapat

memperlambat aliran darah, berhenti atau bahkan sebaliknya membentuk

plak. Obat ini mengandung statin dan fibrate dan diberikan dengan dosis

tertentu.

o Pengobatan anti-platelet. Aspirin merupakan salah satu contoh dari tipe

obat ini – digunakan untuk mengurangi kemungkinan penggumpalan

kepingan darah pada atherosklerosis, terbentuknya bekuan darah, dan

terjadinya sumbatan pada pembuluh darah.

o Antikoagulan. Seperti Heparin atau Warfarin ( Komadin ). Digunakan

untuk mengencerkan darah dan mencegah pembekuan untuk pembentukan

arteri dan aliran darah yang mengalami sumbatan.

Page 23: 13800383-Atherosclerosis.pdf

23 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

o Vasodilatasi Otot pembuluh darah. Vasodilator seperti Prostaglandin,

dapat mencegah penebalan otot pada dinding arteri dan menghentikan

penyempitan arteri. Tapi efek dari obat ini kuat dan biasanya hanya

digunakan ketika obat lain tidak bekerja.

o Pengobatan lainnya. Dapat disarankan beberapa pengobatan untuk

mengontrol faktor resiko, seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan level

homocysteine yang tinggi. Dapat juga disarankan obat spesifik untuk gejala

tertentu, seperti claudicasi yang intermittent.

Jika terdapat gejala yang akut, sumbatan akut yang mengancam kemampuan otot

dan jaringan kulit untuk berkontraksi atau salah satu organ sudah tidak dapat

berfungsi sempurna, mungkin dapat dilakukan pengobatan selanjutnya.1

Angioplasty. Procedur pada pengobatan ini yaitu dengan cara memasukkan

pipa ( catheter ) yang panjang dan tipis ke dalam arteri yang tersumbat atau

terhambat. Kemudian kawat dengan balon yang kempis dimasukkan melalui

catheter ke area yang terhambat tadi. Balon itu akan mengembang, menekan

plaque untuk melawan dinding arteri. Lubang pipa ( stent ) menyanggah

arteri untuk membantu arteri tetap terbuka.

Embolectomy. Catheter dapat juga di gunakan untuk menangkap gumpalan

darah. Cara ini disebut Embolectomy.

Endarterectomy. Pada beberapa kasus mungkin di butuhkan operasi

pemindahan plak dari dinding arteri yang terhambat. Procedur pada

pengobatan ini ahli bedah membuat incisi , kemudian memindahkan plak

dan menutup arteri.

Pembedahan pembuluh darah. Dengan cara bypass dengan

mencangkokkan cabang salah satu pembuluh darah dari bagian tubuh yang

lain atau pipa yang terbuat dari serat sintetik.Cara ini akan mengalirkan

darah ke arteri yang tersumbat atau terhambat. Proses ini sangat sering di

gunakan untuk meningkatkan aliran darah ke kaki, tapi cara tersebut juga

dapat digunakan untuk menghambat perluasan atau kebocoran pada aortic

aneurysm.

Page 24: 13800383-Atherosclerosis.pdf

24 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

Thrombolytic. Jika arteri tersumbat oleh adanya gumpalan darah, biasanya

diberi obat untuk melarutkan gumpalan ke dalam arteri sampai gumpalan itu

kembali normal.

Penggunaan Angiography. Dengan cara memasukkan catheter kecil ke

dalam arteri dan di celup, dan kemudian sumbatan tersebut di tolong dengan

sinar X.

2.8 Pencegahan

Mengontrol faktor resiko melalui pengubahan pola hidup dapat mencegah

atau memperlambat kemajuan dari penyakit ini diantaranya:1

Banyaklah bergerak. Olah raga yang tepat dapat mengkondisikan otot

anda untuk menggunakan oksigen secara efisien. Aktivitas fisik juga

dapat meningkatkan sirkulasi dan perkembangan dari pembuluh darah

kolateral – pembuluh darah yang baru terbentuk secara alami (natural

bypass) diantara obstruksi, untuk suplai darah agar dapat mencapai

daerah-daerah perifer seperti lengan dan kaki.

Berhenti Merokok. Merokok memberikan kontribusi dan kerusakan dari

arteri. Berhenti merokok adalah hal yang paling terpenting yang dapat

mengurangi kemajuan dari sumbatan dan mengurangi resiko terhadap

komplikasi.

Asupan makanan sehat untuk mempertahankan berat ideal. Diet sehat

untuk jantung dapat menolong mengontrol berat badan, tekanan darah

dan tingkat kolesterol, yang mana kesemuanya memberikan kontribusi

terjadinya atherosklerosis.

Mengurangi stres dalam kehidupan atau belajar bagaimana

mengendalikannya. Mengurangi penyebab sters di rumah dan di tempat

kerja, jika mungkin. Atau belajar tehnik untuk mengatur stres, seperti

relaksasi otot dan bernapas dalam.

Page 25: 13800383-Atherosclerosis.pdf

25 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

Menjaga kadar kolesterol, tekanan darah dan diabetes dibawah kontrol.

Konsultasi dengan dokter jika memerlukan bantuan untuk menjaga kadar

kolesterol, tekanan darah atau diabetes pada saat check up. Dokter akan

menuliskan resep obat baru atau memberikan saran treatment untuk

mengatasi gejala dari penyakit tersebut.

Perawatan kaki juga sangat esensial untuk mereka yang mengalami

atherosklerosis pada bagian perifer seperti pada kaki atau tangan. Gunakan sepatu

dengan ukuran yang tepat. Luka atau goresan membutuhkan perhatian segera

karena penurunan sirkulasi yang berarti bahwa jaringan disembuhkan secara lebih

perlahan. Jika tidak mendapatkan perlakuan pengobatan, bahkan pada luka kecil

di kulit bagian bawah dari kaki dapat memicu infeksi.1

Page 26: 13800383-Atherosclerosis.pdf

26 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Atherosklerosis adalah suatu penyakit yang menyerang pembuluh darah

besar maupun kecil dan ditandai oleh kelainan fungsi endotelial, radang

vaskuler, dan pembentukan lipid, kolesterol, zat kapur, bekas luka vaskuler di

dalam dinding pembuluh intima.

2. Pembentukkan plaque secara perlahan di dalam dinding pembuluh arteri

menyebabkan penyempitan dan penmgerasan. Plaque terbentuk dari lemak,

kolesterol, kalsium, dan substansi lain yang ditemukan di darah. .

3. Atherosclerosis merupakan penyakit yang progresif dan dapat mulai sejak usia

anak-anak. Para ilmuan tidak mengetahui secara pasti penyebab secara pasti

dari atherosclerosis. Atherosklerosis dapat menyerang otak, jantung, ginjal,

lengan dan kaki.

4. Faktor resiko dapat meningkatkan perkembangan atherosclerosis. Risk factors

increase your chance of developing atherosclerosis. Your chance of having

atherosclerosis increases with the number of risk factors you have. You can

control some risk factors and others you can't.

5. Atherosclerosis usually does not cause symptoms until it severely narrows or

totally blocks an artery.

6. Atherosclerosis is often diagnosed after you develop symptoms or

complications.

7. The goal of treatment is to slow or even reverse atherosclerosis.

8. Your doctor will recommend which treatment is best for you after reviewing

your symptoms, your risk factors, and the results of your physical exam.

9. Treatment can include making long-lasting lifestyle changes, taking

medicines, and having surgery.

10. Preventing atherosclerosis starts by knowing which risk factors you have and

by taking action to lower your risk.

Page 27: 13800383-Atherosclerosis.pdf

27 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

DAFTAR PUSTAKA

1. Mayo Clinic Staff. 2005. Arteriosclerosis/Artherosclerosis. Available from:

URL: http://www.mayoclinic.com/health/arteriosclerosis-

atherosclerosis/DS00525 (accessed: 2006, 24 April)

2. NHLBI. 2006. Atherosclerosis. Available from: URL: HIPERLINK:

http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/Atherosclerosis/Atheroscler

osisWhatIs.html (accessed: 2006, April 20)

3. Wikipeda the free ensyclopedia. 2006. Available from: URL: HYPERLINK:

http://en.wikipedia.org/wiki/Atherosclerosis (accessed: 2006, April 12)

4. Sherwood L . Fisiologi Manusia.Edisi 2. Jakarta: EGC, 2006; 288-4.

5. University of Maryland Medicine. 2003. Atherosclerosis. Available from:

URL; HYPERLINK: http://www.umm.edu/heartinfo/Atherosclerosis.htm

(accessed 2006, April 20)

6. Achmad S. 1999. Daya Proteksi Kurkuminoid terhadap Oksidasi Low Density

Lipoprotein Penderita Hiperkholesterolemia oleh Sel Endotil dan Otot

Polos Vaskuler. Available from: URL: HYPERLINK:

http://digilib.litbang.depkes.go.id (accessed: 2006, April 20)

7. Ross R. 1999. Atherosclerosis and inflammatory disease. New Engl J

Med;340:115-26.

8. Wijayakusuma H. 2004. Mencegah dan mengatasi aterosklerosis

(penyempitan pembuluh darah). Available from: URL: HYPERLINK:

http://cybermed. cbn.net (accessed: 2006, April 20)

9. Mama’s Healt. 2006. Atherosclerosis. Available from: URL: HYPERLINK:

http://Mamashealt.com/atherosclerosis.htm (accessed: 2006, April 20)

10. Dorlan, WA. 2002. Kamus Kedokteran Dorlan. Edisi 29. Jakarta: EGC.

11. Olford, James L. 2005. Atherosclerosis. Available from: URL: HYPERLINK:

http://www.emedicine.com/med/topic182.htm (accessed: 2006, April 20)

12. Pelupessy JMCH.Penyakit jantung koroner. Dalam: Sastroasmoro S,

Madiyono B. Buku Ajar Kardiologi Anak IDAI. Jakarta:Binarupa

Aksara, 1994;405-15.

Page 28: 13800383-Atherosclerosis.pdf

28 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

13. Ross R, Glomset JA. The pathogenesis of atherosclerosis. N Engl J Med 1976;

295: 420-25.

14. The Merck Manual. 2006. Atherosklerosis.. Available from: URL:

HYPERLINK: http://www.themerckmanual.com.sec16, ch201.htm

(accseed: 2006, 25 April)

15. Hoffman JIE. Atherosclerosis. Dalam: Rudolph AM, Penyunting. Rudolph's

Pediatric, edisi ke-20. USA: Prentice hall International, 1996;1551-3.

16. Hanafi, Muin Rahman, Harun. Ilmu Penyakit Dalam jilid I. Jakarta: FKUI

1997, hal 1082-108

17. Vanhoutte PM. 1997. Endothelial dysfunction and atherosklerosis, European

Heart; 18. E19-E29.

18. Djang Jusi H. 1999. Dasar-dasar ilmu bedah vascular. Balai penerbit FKUI.

Jakarta .

19. Soegondo S. 1999. Mekanisme komplikasi diabetes mellitus ; aspek ilmu-ilmu

dasar pada keadaan klinik. Dalam : Sudoyo AW, Setiati S. Alwi I, dkk,

editor. Naskah Lengkap Penyakit Dalam PIT 99 ;87-101.

20. Bloomgarden ZT. 1999. Diabetes Care. American diabetes association annual

meeting. 23:690-8

21. Baraas F. 2001 Stress oksidatif dan diabetes mellitus. Tabloid Profesi

Kardiovaskuler ;73 :7.

22. Heitzer T, Schlinzig T, Krohn K, Meinertz T, Munzel T. 2001. Endhotelial

dysfunction, oksidatif stress and risk of cardiovascular events in patients

with coronary artery disease. Circulation;104:2673-8.

23. Setianto B. 2001 Sindrom koroner akut: patofisiologi. Dalam: Kaligis RWM,

Kalim H, Yusak M, dkk, editor. Diagnosis dan tatalaksana hipertensi,

sindrom koroner akut dan gagal ginjal, Jakarta: Edisi I;:59-66.

24. Anderson Todd J. 1999. Assesment and treatment of endothelial dysfunction

in humans. Journal of the American College of Cardiology ; 34 : 631-7.

25. Gibbons GH, Dzau VJ. 1994. The emerging concept of vascular remodelling.

New Engl J Med ; 330 : 1431-8.

Page 29: 13800383-Atherosclerosis.pdf

29 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

26. Perticone F. Ceravelo R, Fujiya A, Ventura G, Iacopino S, Seozzafava A, et

al. 2001. Prognostik significant of endothelial dysfunction in hipertensive

patient. Circulation ; 1104 ; 191-6

27. Panja JA, cardillo C. 1998. Potential mechanism of endothelial function in

patient with essensial hipertension. Journal of Hypertension ; 16 (suupl 8)

; 43-8.

28. Soemantri D. 2001. Disfungsi endotel dan penyakit kardiovaskular :

pendekatan baru untuk pengobatan . Dalam: Kaligis RWM, Kalim H,

Yusak M, dkk, editor. Penyakit kardiovaskular dari pediatric sampai

geriatric. Jakarta;p.185- 96.

29. Malek AM, Alper SL, Izumo S. 1999. Hemodinamic shear stress anh its role

in atherosclerosis. JAMA;282:2035-42.

30. Roivainen M, Kajander MV, Palosuo T, Toivanen P, Leinonen M, Saikku P,

et al. 2000. Infection, inflamation and risk of coronary heart disease.

Circulation ;101:252-7.

Page 30: 13800383-Atherosclerosis.pdf

30 Biokimia “atherosklerosis” © necel 2009

Trims 4 downloading.

See the next chapter of necel publication

Made under authority of Fakultas Kedokteran Universitas

Mulawarman`s student

For further information please visit:

necel.wordpress.com

Copyright © necel 2009 Free to distributed and copied as if nothing of part of this document isn`t deleted or changed.