13.0601.0041 saprida apriani

Click here to load reader

Upload: selvia-agueda

Post on 28-Jul-2015

38 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

1. Mata Kuliah Manajemen Keperawatan Dosen Pembimbing Puguh W.,S.Kp.,M.Kep Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang Saprida Apriani NIM : 13.0601.0041 2. P e n e m u K o n s t r u k s i P o n d a s i C a k a r A y a m 3. Beliau adalah. . . . . 4. Prof. Dr. Ir. Sedyatmo Prof. Dr. Ir. Sedyatmo lahir 24 oktober 1909 di Karanganyar, Jawa Tengah. Wafat diusia 75 tahun 1984 dimakamkan di Karanganyar. Beliau adalah seorang Insinyur di Indonesia. Sedyatmo yang sering dijuluki Si Kancil terkenal karena banyak akalnya menempuk pendidikannya di Technische Hogescholl (THS) yang sekarang menjadi Institute Teknologi Bandung (ITB). Selesai dari THS pada tahun 1934, Sedyatmo bekerja sebagai Insinyur perencanaan diberbagai Instansi Pemerintah. Sedyatmo dikenal sebagai penemu Pondasi Cakar Ayam 5. Jembatan Wiroko yang berdiri diatas sungai Bengawan Solo yang selesai dibangun tahun 1937, merupakan karya pertama yang melecut kepercayaan dirinya seorang insinyur 6. Ide Mutu Prof. Dr. Ir. Sedyatmo Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam pembuatan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya; Landasan Bandara Polonia, Medan; & Landasan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Hasil temuan tersebut telah dipatenkan dan dipakai diluar negeri. 7. System pondasi cakar ayam yang ditemukan tahun 1962. 8. Apron terminal A Bandara Soekarno-Hatta , Cengkareng. Dari 1.800hektar (18km persegi) pengerasan lahan disana, 120hektar di antarannya memanfaatkan teknologi system konstruksi cakar ayam (pemakaian mulai dari tempat parkir pesawat terbang, taxi way hingga landasan pacu, dilihat dari menara kontrol yang juga masih dalam tahap pembangunan pada tahun 1983. yang mendapatkan penghargaan arsitektur Lansekap Aga Khan pada 1995. Hasil pengujian di Polonia menunjukkan bahwa Pondasi Cakar Ayam mempu mereduksi hingga 75% tekanan pada tanah dibawah landasan pacu. 9. Beberarapa tabung beton yang akan ditanamkan kedalam tanah sebagai bagian dari konstruksi Cakar Ayam. Perhatikan pembesian pada tabung-tabung tersebut yang tidak terlalu besar (12 mm) 10. Next. . . . . Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang dengan ketebalan 10-15cm yang mengapung diatas tanah lembek, agar lempengan beton itu tidak menukik dan tetap kaku bila diberi beban, dibawahnya bergantungan sejumlah pipa beton bertulang (d=50cm dg @jarak 1- 1.5m) yang secara monolitik menyatu dengan lempengan beton tadi.rangkaian pipa ini memanfaatkan tekanan pasif tanah lembek, terutama yang lateral (menyamping) hingga tetap vertikal. Hinnga sebabnya, kedalaman pondasi ini tidak perlu menembus tanah keras. Untuk pipa dipakai tulangan tunggal, sedangkan u tuk plat dipakai tulangan ganda. Sistem pondasi cakar ayam sangat sederhana, hingga cocok sekali diterapkan didaerah dimana peralatan modern dan tenaga ahli sukar didapat. Sampai batas-batas tertentu, sistem ini dapat menggantikan pondasi tiang pancang. Untuk gedung berlantai 3-4 misalnya, sistem cakar ayam biayanya akan sama dengan pondasi tiang pancang 12m. konstruksi Cakar Ayam ini telah menunjukkan keandalannya, bahkan pasca diuji puluhan tahun. 11. Beberapa karya Sedyatmo lainnya yang terkenal adalah pompa Hidrolis, bendungan Jatiluhur, dan bahkan Jembatan Suramadu dibangun berdasarkan konsep awal Sedyatmo. Tak heran, kontribusinya yang luar biasa bagi pengetahuan teknik, menobatkan Sedyatmo meraih sejumlah penghargaan Internasional. Nama Sedyatmo kemudian diabadikan sebagai nama jalan bebas hambatan dari Jakarta menuju Bandara Soekarno-Hatta. Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintan Mahaputra Kelas I kepada Sedyatmo atas jasa- jasanya. Prof. Dr. Ir. Sedyatmo 12. REFERENSI Buku & Majalah : Floriberta Aning S., 100 Tokoh yang Mengubag Indonesia: Biografi singkat seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia Abad 20, Yogyakarta: Narasi, 2006. hal.177-178. Tempo, 01/IX 03 Maret 1997 Tempo, 23/X 02 Agustus 19980 Tempo, 38/X 15 November 1980 Tempo, 40/X 29 November 1980 Tempo, 49/XI O6 Februari 1982