1.3. tujuan penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/s1... · bahwa tanah...

27
6 penelitian ini dilakukan untuk menemukan jawaban dari beberapa pertanyaan yang telah dirumuskan sebagai berikut : 1) Dimana sajakah lokasi persewaan lapangan futsal di Perkotaan Yogyakarta? 2) Bagaimana pola sebaran persewaan lapangan futsal yang ada di Perkotaan Yogyakarta? 3) Faktor faktor apakah yang menentukan pemilihan lokasi persewaan lapangan futsal di Perkotaan Yogyakarta menurut para pemilik? 4) Apakah lokasi persewaan lapangan futsal yang ada saat ini sesuai dengan rencana peruntukan kawasan berdasarkan dokumen Recana Tata Ruang Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta Tahun 2008 - 2028? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian antara lain : 1) Mengidentifikasi lokasi persewaan lapangan futsal yang ada di Perkotaan Yogyakarta. 2) Mengidentifikasi pola sebaran persewaan lapangan futsal yang ada di Perkotaan Yogyakarta. 3) Mengidentifikasi faktor faktor yang menentukan pemilihan lokasi persewaan lapangan futsal di Perkotaan Yogyakarta. 4) Mengidentifikasi kesesuaian lokasi persewaan lapangan futsal terhadap rencana peruntukan kawasan berdasarkan Rencana Tata Ruang Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta Tahun 2008 - 2028. 1.4. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka diharapkan nantinya penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut : 1) Memberikan informasi mengenai sebaran lapangan futsal yang terdapat di Perkotaan Yogyakarta bagi masyarakat secara umum dan pecinta olahraga futsal khususnya,

Upload: vuongthuan

Post on 02-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

6

penelitian ini dilakukan untuk menemukan jawaban dari beberapa pertanyaan

yang telah dirumuskan sebagai berikut :

1) Dimana sajakah lokasi persewaan lapangan futsal di Perkotaan Yogyakarta?

2) Bagaimana pola sebaran persewaan lapangan futsal yang ada di Perkotaan

Yogyakarta?

3) Faktor – faktor apakah yang menentukan pemilihan lokasi persewaan

lapangan futsal di Perkotaan Yogyakarta menurut para pemilik?

4) Apakah lokasi persewaan lapangan futsal yang ada saat ini sesuai dengan

rencana peruntukan kawasan berdasarkan dokumen Recana Tata Ruang

Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta Tahun 2008 - 2028?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya maka

dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian antara lain :

1) Mengidentifikasi lokasi persewaan lapangan futsal yang ada di Perkotaan

Yogyakarta.

2) Mengidentifikasi pola sebaran persewaan lapangan futsal yang ada di

Perkotaan Yogyakarta.

3) Mengidentifikasi faktor – faktor yang menentukan pemilihan lokasi

persewaan lapangan futsal di Perkotaan Yogyakarta.

4) Mengidentifikasi kesesuaian lokasi persewaan lapangan futsal terhadap

rencana peruntukan kawasan berdasarkan Rencana Tata Ruang Kawasan

Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta Tahun 2008 - 2028.

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka diharapkan nantinya penelitian ini

dapat bermanfaat sebagai berikut :

1) Memberikan informasi mengenai sebaran lapangan futsal yang terdapat di

Perkotaan Yogyakarta bagi masyarakat secara umum dan pecinta olahraga

futsal khususnya,

Page 2: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

7

2) Memberikan masukkan kepada pemerintah daerah dalam menyusun

peruntukan kawasan dengan lebih detil,

3) Memberikan informasi bagi para calon pelaku bisnis persewaan lapangan

futsal, atau pun bisnis yang terkait dengan persewaan lapangan futsal,

4) Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penelitian sejenis yang akan

datang,

5) Untuk memenuhi syarat kelulusan sarjana strata satu (S1).

1.5. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka diperlukan dalam sebuah penelitian guna memberikan

fakta – fakta pendukung yang relevan pada penelitian yang diangkat. Landasan

teori yang terkait akan menjadi acuan dasar dalam melakukan analisis penelitian

ini. Landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain mengenai

Pendekatan Keruangan, Konsep Lahan dan Penggunaan Lahan, Pola Sebaran,

Perkembangan Kota, Lokasi, serta Konsep Pemasaran. Dengan memahami

landasan teori yang digunakan, akan memberikan kemudahan dalam melakukan

analisis nantinya, apakah sesusai dengan landasan teori yang telah ada selama ini

atau justru sebaliknya. Berikut ini beberapa tinjauan pustaka yang menjadi

landasan teori dalam penelitian ini :

1.5.1. Pendekatan Keruangan

Menurut Bintarto (1977), geografi adalah ilmu pengetahuan yang

mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta

mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari

unsur bumi dalam ruang dan waktu. Selain itu juga dijelaskan pula bahwa

geografi adalah studi tentang lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan

menusia di atas bumi.

Kajian geografi secara umum dibedakan menjadi dua hal, pertama objek

yang berkaitan dengan material, dan yang kedua adalah objek formal. Obyek

geografi menurut Bintarto (1987), adalah gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa

yang terjadi dipermukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang

Page 3: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

8

menyangkut mahkluk hidup beserta permasalahannya. Objek material dalam ilmu

geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer,

biosfer, dan antroposfer. Objek formal geografi berupa pendekatan yang

digunakan untuk memahami objek material. Pendekatan tersebut antara lain,

pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan ekologi (ecological

approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach).

Menurut Suraatmadja (1981), pendekatan keruangan merupakan metode

pendekatan yang khas bagi geografi yang dilakukan atas dasar prinsip – prinsip

yang berlaku, yaitu penyebaran, interelasi, dan deskripsi. Eksistensi ruang dalam

perspektif geografi (Yunus, 1987) dapat dipandang dari struktur spasial (spatial

structure), pola spasial (spatial pattern), serta proses spasial (spatial process).

Sedangkan menurut Bintarto (1991), mengenai analisis keruangan yaitu faktor –

faktor apakah yang menguasai pola penyebaran tersebut dan bagaimanakah pola

tersebut dapat diubah agar penyebarannya menjadi lebih efisien dan efektif atau

lebih wajar.

Suraatmadja (1981) juga menambahkan bahwa pembahasan dalam analisa

keruangan tertuju pada teori dan model keruangan yang akan digunakan. Hal – hal

yang menjadi fokus perhatian analisa keruangan yaitu mengenai lokasi, distribusi,

difusi, dan interaksi. Untuk mengkaji persebaran atau distribusi keruangan gejala

geografi dapat dipergunakan analisa tetangga terdekat.

Pada penelitian ini, pendekatan keruangan lebih cenderung digunakan

untuk melakukan analisis terhadap perkembangan dari persebaran persewaan

lapangan futsal yang terdapat di Perkotaan Yogyakarta. Analisis keruangan yang

diterapkan dalam penelitian ini nantinya dapat digunakan untuk melakukan

analisis mengenai kecenderungan arah dan pola perkembangan dari persewaan

lapangan futsal yang terdapat di Perkotaan Yogyakarta atau di dalam wilayah

penelitian.

1.5.2. Konsep Lahan

Dalam kehidupan sehari - hari kita masih sering mendapati

penyalahgunaan antara konsep lahan (land) dengan konsep tanah (soil), meskipun

Page 4: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

9

dalam penggunaannya memiliki maksud yang sama akan tetapi dua konsep

tersebut jika diartikan secara harfiah akan memiliki perbedaan yang sangat jelas.

Menurut Berzellius (1803) dalam Ritohardoyo (2009) tanah merupakan

laboratorium kimia yang terdapat di alam, dimana proses dekomposisi dan reaksi

sintesa kimia berlangsung. Fallon (1985) dalam Ritohardoyo (2002) berpendapat

bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan

lapuk. Menurut Dokuchaev (1879) dalam Ritohardoyo (2002) mengemukakan

tanah sebagai bentukan – bentukan mineral dan organik di permukaan bumi yang

sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus sebagai hasil kegiatan kombinasi

material jasad hidup maupun mati dengan bahan induk relief.

Berasal dari pengembangan beberapa definisi mengenai tanah tersebut,

kemudian Marbut (1990) mengartikan tanah sebagai lapisan paling luar dalam

kulit bumi yang memiliki sifat tidak padu (unconsolidate), gembur, mempunyai

sifat – sifat fisik, memiliki susunan kimia, mengalami proses – proses kimia, serta

memiliki sifat morfologis dan sifat biologis. Sandy (1977) dalam Sadyohutomo

(2008) mengemukakan bahwa tanah memiliki tiga pengertian, antara lain :

a. Tanah sebagai media tumbuh tanaman, yang dapat diketahui tingkat

kesuburannya untuk bercocok tanam,

b. Tanah sebagai material yang dapat dipindahkan, artinya dapat diketahui dari

berat dan isi (volume),

c. Tanah sebagai bentang lahan, yang diukur berdasarkan luasnya, berkaitan

dengan pemanfaatan ruang.

Dari ketiga pengertian yang dikemukakan oleh Sandy tersebut, sebenarnya sudah

cukup jelas perbedaan antara lahan (land) dengan tanah (soil). Pengertian pertama

dan kedua merupakan pengertian dari tanah (soil), sedangkan untuk pengertian

ketiga merupakan pengertian dari lahan (land).

Pada penelitian ini konsep lahan yang digunakan ialah definisi yang

ketiga, dimana lahan dimanfaatkan sebagai persewaan lapangan futsal, dimana

pemanfaatannya tergantung kepada luasan lahan yang akan digunakan.

Pemanfaatan lahan dalam konteks persewaan lapangan futsal ialah lahan yang

Page 5: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

10

dapat diketahui dan diukur posisinya, serta memiliki lokasi strategis yang

merupakan pengaruh dari aktifitas – aktifitas manusia.

Namun untuk lebih jelasnya, Vink (1975) mengemukakan tentang lahan

secara geografis yaitu suatu wilayah tertentu yang terdapat diatas permukaan

bumi, khususnya meliputi seluruh unsur penyusun biosfer yang dapat dianggap

bersifat menetap atau berpindah berada di atas dan dibawah wilayah tersebut,

meliputi atmosfer, tanah, dan batuan induk, topografi, air, tumbuh – tumbuhan

dan binatang, serta akibat – akibat dari kegiatan manusia pada masa lalu maupun

masa sekarang, yang keseluruhannya memiliki pengaruh nyata terhadap

penggunaan lahan oleh manusia, pada masa sekarang maupun masa yang akan

datang.

1.5.3. Penggunaan Lahan

Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor dari

berkembangnya suatu wilayah. Jumlah penduduk yang semakin bertambah pun

akan diiringi dengan kebutuhan ruang yang semakin bertambah pula. Kebutuhan

ruang ini akan berkaitan langsung dengan pemanfaatan lahan atau penggunaan

lahan. Maka lahan pun menjadi salah satu kebutuhan manusia dalam upayanya

untuk bertahan hidup.

Menurut Ritohardoyo (2002) penggunaan lahan pada saat sekarang

merupakan indikator terhadap dinamika dari eksploitasi oleh manusia secara

individu maupun kelompok pada sekumpulan sumber daya alam untuk memenuhi

kebutuhannya. Penggunaan istilah eksploitasi, jelas memiliki makna yang bersifat

kultural, sosial, dan ekonomi. Sedangkan istilah sumber daya alam mengartikan

bahwa terdapat kemampuan faktor – faktor produksi yang bersifat bio-fisis pada

suatu tempat tertentu seperti air, tanah, batuan, iklim, binatang, dan tumbuh –

tumbuhan.

Malingreau (1978) dalam Ritohardoyo (2009) berpendapat bahwa

penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan manusia, baik secara

menetap ataupun berpindah – pindah terhadap suatu kelompok sumber daya alam

dan sumber daya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan

Page 6: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

11

untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun keduanya.

Bahkan jenis penggunaan lahan pun telah diklasifikasikan berdasarkan Peraturan

Menteri Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 1 tahun 1997, yaitu

sebagai berikut :

a. Lahan Perumahan, adalah areal lahan yang digunakan untuk kelompok rumah

yang memiliki fungsi sebagai lingkungan tempat tinggal / lingkungan hunian

yang dilengkapi dengan prasarana serta sarana lingkungan.

b. Lahan Perusahaan, adalah areal lahan yang digunakan untuk suatu badan

hukum atau badan usaha milik negara dan swasta untuk kegiatan ekonomi

yang bersifat komersil bagi pelayanan perekonomian dan atau tempat

transaksi barang dan jasa.

c. Lahan Industri / Pergudangan, adalah areal lahan yang digunakan untuk

kegiatan ekonomi yang berupa proses pengolahan bahan baku menjadi barang

setengah jadi sehingga barang jadi.

d. Lahan Jasa, adalah areal yang digunakan untuk kegiatan pelayanan sosial

ekonomi dan budaya masyarakat kota, yang dilaksanakan oleh badan dan atau

organisasi kemasyarakatan, pemerintah maupun swasta yang menitikberatkan

pada kegiatan non-komersial.

e. Lahan Persawahan, adalah areal lahan pertanian yang digenangi air secara

periodik dan atau terus menerus yang ditanami padi atau diselingi dengan

tanaman tebu, tembakau, atau palawija.

f. Pertanian Lahan Kering Semusim, adalah areal lahan yang tidak pernah

dialiri dan mayoritas ditanami dengan tanaman berumur pendek.

g. Lahan yang tidak ada bangunan, adalah sebidang tanah di dalam wilayah

perkotaan yang belum atau tidak digunakan untuk pembangunan perkotaan.

h. Lain – lain, adalah areal lahan yang digunakan untuk prasarana seperti jalan,

sungai, bendungan, serta saluran yang merupakan buatan manusia maupun

alamiah.

Pada penelitian ini lahan yang dimanfaatkan sebagai persewaan lapangan

futsal termasuk dalam jenis klasifikasi lahan perusahaan, karena didalamnya

terdapat transaksi untuk sewa lapangan futsal. Kepemilikan lahan persewaan

Page 7: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

12

lapangan futsal pun merupakan milik swasta, baik lahan yang disewakan ataupun

lahan milik pribadi yang kemudian dibangun persewaan lapangan futsal.

Meskipun sebelum dimanfaatkan sebagai persewaan lapangan futsal, bisa saja

termasuk dalam lahan tidak ada bangunan, namun dalam penelitian ini lahan yang

digunakan termasuk lahan perusahaan.

1.5.4. Pola Sebaran

Hagget (1972) dalam Bintarto & Hadisumarno (1979) menjelaskan bahwa

pola persebaran suatu fenomena tertentu dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu

pola seragam (uniform), pola menelompok (clustered) dan acak (random). Pola

persebaran ini mempertimbangkan segi waktu dan ruang dalam perhitungannya.

Pendekatan yang demikian dinamakan analisis tetangga terdekat (nearest –

neighbor analysis). Adapun formula yang digunakan dalam penghitungan analisis

tetangga terdekat sebagai berikut :

Keterangan:

T : Indeks Penyebaran Tetangga Terdekat

Ju : Jarak rata – rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang

terdekat

Jh : Jarak rata – rata yang diperoleh apabila semua titik memiliki pola random

N : Jumlah Titik

A : Luas Wilayah

Klasifikasi nilai T dimulai dari 0 sampai dengan 2,15. Dapat dilihat pada

Gambar 1.1. mengenai ilustrasi pendekatan analisis tetangga terdekat.

0 0,7 1,4 2,15

Page 8: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

13

I II III

Gambar 1.1. Ilustrasi pedekatan analisis tetangga terdekat

Keterangan :

Pola I = mengelompok (Cluster Pattern)

Pola II = tersebar tidak merata (Random Pattern)

Pola III = seragam / tersebar merata (Regular Patern)

Analisis tetangga terdekat memerlukan data mengenai jarak antara satu

titik dengan titik lainnya sebagai obyek yang diamati. Dalam perhitungannya,

diharapkan antara satu titik dengan titik yang lain tidak memiliki penghalang yang

cukup berpengaruh seperti jurang atau sungai yang tidak memiliki jembatan. Hal

ini dikarenakan penghalang tersebut cukup sulit untuk dilalui sehingga tidak

memenuhi jarak terdekatnya.

Objek penelitian berupa persewaan lapangan futsal yang berada di wilayah

Perkotaan Yogyakarta dengan aksesibilitas yang dapat dikatakan relatif mudah

dijangkau, maka analisis tetangga terdekat dapat digunakan dengan tepat. Kondisi

dari Perkotaan Yogyakarta sendiri yang tidak terdapat penghalang seperti jurang,

serta kondisi jembatan di Perkotaan Yogyakarta yang memiliki kondisi relatif

baik, maka dalam perhitungannya tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.

Selain itu, penentuan batas wilayah sebagai kerangka acuan sangat penting

dalam menganalisis pola persebaran. Kerangka dan jumlah titik juga sangat

mempengaruhi akurasi dari pola persebaran, sebagai contoh jika jumlah sampel

mendekati populasi. Penggunaan analisis tetangga terdekat ini ditujukan untuk

melihat pola dari persebaran objek penelitian, sehingga dapat dilihat apakah

terdapat persaingan antar objek.

Seragam Mengelompok Random

Page 9: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

14

1.5.5. Teori Perkembangan Kota

Perkotaan bisa jadi merupakan hasil dari proses pemekaran kota,

pemekaran kota disebabkan karena semakin berkurangnya daya tampung kota

sebagai dampak dari aktifitas fisik, sosial dan ekonomi di kota. Arah pemekaran

kota berbeda – beda tergantung pada kondisi kota dan kondisi sekitarnya

(Bintarto, 1977). Daerah – daerah yang memiliki potensi ekonomi tinggi akan

memiliki daya tarik yang kuat untuk membentuk perkotaan. Untuk kasus di

Yogyakarta, gejala semacam ini dapat diamati di daerah – daerah pusat

pertumbuhan baru dimana di dalamnya terdapat aktifitas yang terkait dengan

pendidikan atau pariwisata.

Menurut Yunus (1987), perkembangan kota adalah suatu proses perubahan

keadaan dari satu waktu yang lain. Menurut Bintarto (1977) menyatakan bahwa

kota selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan sehingga menyebabkan

perluasan kota, yang diakibatkan oleh tuntutan kebutuhan penduduk yang

jumlahnya akan terus meningkat, seperti bertambahnya fasilitas – fasilitas

pelayanan, hubungan relasi dengan kota lain yang dapat menunjang

perkembangan kota, serta didukung oleh perubahan dan kemajuan pendidikan,

teknologi, kebudayaan dan lain sebagainya.

Menurut Balla dan Ruswurm (1981), faktor utama yang berpengaruh

terhadap ekspresi keruangan kota – kota di Kanada adalah pertumbuhan

penduduk, persaingan memperoleh lahan, hak – hak pemilikan lahan, kegiatan

pembangunan, perencanaan, perkembangan teknologi, lingkungan fisik yang

beragam, sangat berpengaruh terhadap penggunaan lahan.

Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di wilayah perkotaan, pada

dasarnya dipengaruhi oleh perkembangan kota yang menyangkut aspek – aspek

fisik maupun non – fisik. Menurut Herbert (1982) dalam Hermawanto (1996),

morfologi kota berkembang dengan : (1) unsur – unsur penggunaan jalan, (2) pola

– pola jaringan jalan, (3) tipe – tipe bangunan, dengan demikian perkembangan

kota dapat dilihat dari tingkat perkembangan secara fisik.

Page 10: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

15

Branch (1996) menyatakan bahwa jalur – jalur transportasi dan utilitas

kota merupakan pembentuk pola penggunaan lahan di kota. Sejak awal

pertumbuhan komunitas, berbagai kegiatan bisnis memilih lokasi di sepanjang

jalur – jalur lalu lintas primer dan di tempat – tempat yang merupakan konsentrasi

para pelanggan potensial.

Gist (1956) mengemukakan, adapun perkembangan kota yang disebabkan

oleh aktivitas manusia, dikelompokkan dalam beberapa faktor, yaitu :

a. Aktivitas manusia untuk memproduksi bahan baku yang dapat menimbulkan

kegiatan industri. Industrialisasi diasumsikan dapat memicu perkembangan

suatu kota.

b. Aktivitas manusia yang berhubungan dengan lalu lintas barang dan manusia

dari satu tempat ke tempat lain sehingga dapat menimbulkan kegiatan

pengangkutan, serta lalu lintas penerangan yang disebut komunikasi.

c. Aktivitas manusia untuk mendistribusikan barang yang dihasilkan sehingga

terjadi perdagangan. Terjadinya perdagangan menunjukkan adanya interaksi

baik dalam kota sendiri maupun dengan daerah luar.

d. Aktivitas manusia dalam fungsi politis, menimbulkan kegiatan untuk

mengatur daerah (pemerintahan). Untuk itu diperlukan bangunan gedung

pemerintahan, untuk keperluan kantor, bank, sekolah, pasar, dan lain – lain

yang mendorong suatu tempat menjadi tempat sentral. Dari tempat sentral

tersebut, segala aktivitas dapat terdorong untuk muncul disana yang pada

akhirnya berdampak pada perkembangan kota itu sendiri.

Dalam penelitian ini penulis menghubungkan antara perkembangan

persewaan lapangan futsal dengan keberadaan kampus – kampus di Yogyakarta

sebagai pusat pertumbuhan baru yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap

kegiatan ekonomi disekitarnya. Sejumlah kampus yang terdapat di Yogyakarta

merupakan salah satu penarik yang sangat berpengaruh bagi para pendatang

(calon mahasiswa) sehingga berpengaruh pula terhadap perkembangan Kota

Yogyakarta. Banyaknya pendatang sebagai mahasiswa, maka pangsa pasar

persewaan lapangan futsal pun akan bertahan lama, hal ini pun akan berpegaruh

Page 11: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

16

secara langsung terhadap perkembangan dari persewaan lapangan futsal itu

sendiri.

1.5.6. Teori Lokasi

Kegiatan ekonomi tidak pernah lepas dengan faktor lokasi. Lokasi sangat

mempengaruhi perkembangan dari kegiatan ekonomi tersebut. Hal ini dapat

dijelaskan lebih rinci oleh Estall dan Buchanan (1973), yang menyatakan bahwa

lokasi merupakan salah satu faktor penting dalam aktivitas ekonomi. Pemilihan

lokasi merupakan suatu keputusan rasional yang normal, membuat beberapa

penilaian tentang prospek untuk suatu bisnis dalam suatu lokasi dan untuk jenis

bisnis baru, lokasi merupakan keputusan paling awal.

Smith (1971) juga menjelaskan bahwa terdapat 3 faktor penting yang

mempengaruhi lokasi industri, antara lain :

a. Biaya angkut (transport cost)

Tinggi rendahnya biaya angkut sangat mempengaruhi biaya produksi.

Industri yang berorientasikan pada pasar dan material akan memperhitungkan

biaya angkut dalam proses produksinya.

b. Biaya buruh (labour cost)

Upah buruh pada suatu daerah berbeda dengan daerah yang lain. Terdapat

daerah yang memiliki upah buruh yang terbilang cukup murah, namun ada

pula daerah yang memiliki upah buruh yang terbilang cukup tinggi.

c. Aglomerasi

Aglomerasi akan timbul ketika produksi dan pemasaran lebih menguntungkan

saat dibawa keluar oleh satu unit produksi yang besar.

Faktor biaya angkut dapat digunakan dalam analisis dinamika lokasi bisnis

pelayanan. Weber (1972) menuliskan pada keputusan lokasi industri manufaktur

membutuhkan aliran pasar dan barang, sehingga faktor lokasi pasar yang potensial

untuk orientasi pasar dan faktor aglomerasi merupakan faktor yang cukup penting

dalam keputusan pemilihan lokasi.

Dalam penelitian ini penulis memiliki ketertarikan pada faktor – faktor

yang menentukan pemilihan lokasi dalam mendirikan lapangan futsal. Kondisi

Page 12: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

17

saat ini bahwa pasar dari persewaan lapangan futsal adalah mahasiswa, tidak

dapat dipungkiri bahwa perkembangan persewaan lapangan futsal merupakan

pengaruh dari keberadaan kampus – kampus populer di Yogyakarta. Jumlah

mahasiswa yang terus bertambah juga mendukung perkembangan persewaan

lapangan futsal.

1.5.7. Konsep Pemasaran

Menurut Zikmund & D’ Amico (1989) dalam Swastha (2005) menyatakan

bahwa market segmentation merupakan upaya memilah – milah sebuah pasar

yang beraneka ragam menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dengan

karakteristik yang relatif sama. Upaya segmentasi penting dilakukan dengan

pertimbangan tidak semua pembeli memiliki karakteristik yang sama.

Sekelompok orang yang memiliki kesamaan dalam perilaku, nilai – nilai yang di

anut, dan latar belakang mungkin dapat diidentifikasi. Memilah orang dalam

kelompok – kelompok tertentu akan lebih kecil dan lebih homogeny. Akan lebih

“mudah” dagi perbisnisan (organisasi) untuk berhubungan dengan kelompok –

kelompok konsumen kecil yang memiliki karakteristik yang sama daripada

berurusan dengan kelompok – kelompok yang besar dan bervariasi. Variabel –

variabel yang dapat dijadikan dasar untuk segmentasi antara lain :

a. Demografi, seperti jenis kelamin, usia, status menikah, dan ukuran family.

b. Geografi, seperti batas – batas pemerintahan.

c. Tingkat sosial ekonomi, seperti model konsumsi, daya beli seorang

konsumen, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, kelas sosial.

d. Fisikografi, seperti gaya hidup, aktifitas, interest, opini (values).

Strategi segmentasi pasar dimulai dengan mengenal perilaku konsumen,

untuk menentukan kelompok konsumen mana yang dituju perusahaan sebagai

sasaran penjualan dan menentukan kebutuhan serta keinginan kelompok

konsumen tersebut yang akan dipenuhi dan dipuaskan, dengan segmentasi pasar

perusahaan dapat mengarahkan atau memusatkan kegiatan pemasaran untuk

mempengaruhi perilaku konsumen dari segmen yang dituju.

Page 13: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

18

Pada penelitian ini konsep pemasaran digunakan oleh penulis berkenaan

dengan segmen pasar atau konsumen yang menjadi sasaran persewaan lapangan

futsal sebagian besar adalah penduduk usia muda, dalam hal ini mahasiswa.

Menurut penulis persewaan lapangan futsal sendiri menerapkan konsep yang

menarik, dengan mengadakan kompetisi futsal antar kampus atau pun antar

sekolah dapat menjadi ajang promosi bagi lapangan futsal itu sendiri.

1.6. Keaslian Penelitian

Sebelum penulis melakukan penelitian mengenai “Pola Sebaran Lapangan

Futsal Di Perkotaan Yogyakarta (Studi Kasus Inner Ringroad)”. Terdapat

beberapa penelitian yang memiliki kajian serupa. Perbedaan yang terdapat dalam

penelitian yang dilakukan oleh penulis kali ini yaitu pada objek penelitiannya.

Objek yang menjadi fokus penulis kali ini yaitu pola sebaran lapangan futsal

beserta perkembangannya. Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya

akan tetapi penulis membutuhkan beberapa penelitian sebelumnya yang akan

menjadi referensi selama melakukan penelitan.

Penulis memilih referensi yang memiliki beberapa kemiripan terhadap

penelitian yang akan dilakukan. Salah satu kemiripan yang dipilih oleh penulis

ialah penelitian mengenai pola sebaran objek penelitian serta lokasi penelitian

yang terletak di Perkotaan Yogyakarta dan dibatasi oleh jalan lingkar (ringroad).

Penelitian yang menjadi referensi penulis kali ini, yang pertama berjudul “Kajian

Pola Persebaran Keruangan Kantor Cabang Perbankan Di Perkotaan

Yogyakarta”, “Faktor Lokasi Persebaran Waralaba Minimarket Di Perkotaan

Yogyakarta : Kasus Gerai Indomaret Dan Circle K”, kemudian referensi

penelitian yang selanjutnya berjudul ”Distribusi Spasial Perkembangan

Distribution Outlet (Distro) Di Perkotaan Yogyakarta”.

Penelitian sebelumnya yang berjudul “Kajian Pola Persebaran Keruangan

Kantor Cabang Perbankan Di Perkotaan Yogyakarta” merupakan penelitian yang

dilakukan oleh Nassrulah pada tahun 2006. Tujuan pada penelitian yang

dilakukan oleh Nassrulah diantaranya : (1) mengetahui karakteristik sebaran

kantor cabang perbankan di Perkotaan Yogyakarta, (2) mengetahui karakteristik

Page 14: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

19

nasabah kantor cabang perbankan di Perkotaan Yogyakarta, (3) mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran kantor cabang perbankan, dan (4)

menyajikan arahan pengembangan bagi lokasi cabang bank. Sedangkan untuk

metode penelitian yang digunakan yaitu, penskalaan klasifikasi, statistik

deskriptif, analisis peta, analisis koefisien kontingansi, dan regresi berganda. Pola

sebaran objek penelitian, serta faktor – faktor yang mempengaruhi pola

sebarannya, dan lokasi penelitian merupakan kesamaan fokus kajian terhadap

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Perbedaan antara penelitian yang

dilakukan oleh Nassrulah dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak

pada objek penelitian dan cara analisis. Objek penelitian yang dilakukan oleh

Nassrulah adalah kantor cabang perbankan, sedangkan yang penelitian yang

dilakukan oleh penulis adalah persewaan lapangan futsal. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Nassrulah menunjukkan bahwa sebaran kantor cabang perbankan

di Perkotaan Yogyakarta cenderung mengelompok pada pusat – pusat

perdagangan dan jasa. Faktor lokasi yang berpengaruh pada sebaran kantor

cabang perbankan yaitu pola sebaran kampus perguruan tinggi dan jarak terhadap

kampus perguruan tinggi.

Pada tahun 2008, Alwarritzi melakukan penelitian dengan judul “Faktor

Lokasi Persebaran Waralaba Minimarket Di Perkotaan Yogyakarta : Kasus

Gerai Indomaret Dan Circle K”. Penelitian yang dilakukan oleh Alwarritzi

merupakan penelitian yang memberikan inspirasi bagi penulis yakni mengenai

faktor lokasi yang memberikan pengaruh pada persebaran objek penelitian.

Sedangkan tujuan dalam penelitian yang dilakukan oleh Alwarritzi adalah : (1)

mengetahui pola persebaran dan arah perkembangan waralaba minimarket

Indomaret dan Circle K di Perkotaan Yogyakarta, (2) mengidentifikasi faktor

lokasi berdirinya gerai waralaba Indomaret dan Circle K dalam wilayah waralaba

individual eksklusif, dan yang terakhir adalah (3) mengkaji implikasi kebijakan

dari pihak pemerintah, pihak perusahaan waralaba dan persepsi masyarakat

sebagai konsumen atau pengusaha sejenis non-waralaba terhadap arahan

pengembangan lokasi waralaba minimarket Indomaret dan Circle K di Perkotaan

Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan oleh Alwarritzi dalam

Page 15: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

20

penelitiannya adalah analisis tetangga terdekat, analisis trend, analisis peta, serta

analisis deskriptif kualitatif. Cara analisis tersebut digunakan untuk mengetahui

pola sebaran dari sebuah objek penelitian serta faktor yang mempengaruhi

perkembangan persebarannya, sehingga penulis terinspirasi untuk menggunakan

keseluruhan metode analisis yang digunakan dalam penelitian Alawarrizi.

Kesamaan juga terletak pada lokasi penelitiannya yakni Perkotaan Yogyakarta.

Akan tetapi terdapat perbedaan, terletak pada batasan lokasi penelitiannya, apabila

penelitian yang dilakukan oleh penulis dibatasi oleh ringroad, tidak demikian

dengan penelitian yang dilakukan oleh Alwarritzi, lokasi penelitiannya dibatasi

oleh batas kecamatan dari kecamatan yang dilalui oleh ringroad. Hasil dari

penelitian yang dilakukan oleh Alwarritzi yaitu pola sebaran gerai Indomaret dan

Circle K di Perkotaan Yogyakarta cenderung mengelompok pada daerah utara dan

selatan Perkotaan Yogyakarta. Jika dilihat dari perkembangan tahun berdirinya,

keduanya (gerai Indomaret dan Circle K) berkembang di daerah pinggiran kota

khususnya di daerah permukiman padat bagian utara dan selatan Perkotaan

Yogyakarta. Faktor kedekatan jarak dengan tempat asal konsumen menjadi alasan

utama konsumen mengunjungi gerai Indomaret dan Circle K. Keberadaan gerai

Indomaret dan Circle K tidak memberikan dampak negatif terhadap pengusaha

sejenis non-waralaba disekitarnya terutama pada penurunan penjualan.

Prabowo pada tahun 2013 melakukan penelitian mengenai distribusi

spasial dengan judul ”Distribusi Spasial Perkembangan Distribution Outlet

(Distro) Di Perkotaan Yogyakarta”. Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo

memiliki tujuan yaitu : (1) untuk mengetahui dan mengkaji proses perkembangan

dari distribusi spasial distro – distro yang terdapat di Perkotaan Yogyakarta, serta

(2) mengetahui peranan pemerintah daerah dalam mendukung perkembangan

distro yang terdapat di Perkotaan Yogyakarta. Penelitian ini termasuk dalam

penelitian kualitatif. Data primer didapatkan dengan menggunakan metode

observasi mengenai lokasi distro dan wawancara mendalam terhadap pemilik dan

karyawan distro. Dilihat dari jenis data primer yang dinginkan, maka tehnik

pengambilan data primer menggunakan teknik Purposive Sampling. Penentuan

sampel ditentukan berdasarkan pertimbangan dari orang yang ahli dalam

Page 16: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

21

bidangnya (key person). Teknik tersebut digunakan karena peneliti ingin

mendapatkan data berdasarkan aspek – aspek yang menjadi fokus perhatian

peneliti. Sedangkan untuk data sekunder pada penelitian ini merupakan data –

data terkait mengenai lokasi penelitian yang berasal dari instansi terkait guna

menunjang analisis penulis. Data primer dan sekunder dianalisis menggunakan

analisis keruangan dan analisis deskriptif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Prabowo menunjukkan bahwa persaingan selalu menjadi permasalahan utama

oleh distro. Penempatan lokasi distro banyak dipengaruhi karena pasarnya sudah

terbentuk. Perkembangan distro pun menjadi cenderung mengelompok. Perbedaan

yang terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis terletak pada objek kajiannya, tujuan penelitian, dan

cara analisis yang digunakan. Kesamaan terlihat pada batasan lokasi penelitian,

yaitu kawasan Perkotaan Yogyakarta yang dibatasi oleh adanya ringroad. Lebih

jelas mengenai beberapa penelitian sebelumnya dapat dilihat dalam Tabel 1.1.

Page 17: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

22

Tabel 1.1. Penelitian Sebelumnya

No. Nama Penulis Judul Lokasi

Penelitian Tujuan Metode Hasil

1. Nassrulah, Fahmi.

2006.

Skripsi.

Kajian Pola Persebaran

Keruangan Kantor

Cabang Perbankan Di

Perkotaan Yogyakarta

Perkotaan

Yogyakarta

1. Mengetahui karakteristik sebaran kantor

cabang perbankan di Perkotaan

Yogyakarta.

2. Mengetahui karakteristik nasabah

kantor cabang perbankan di Perkotaan

Yogyakarta.

3. Mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi persebaran kantor

cabang perbankan.

4. Menyajikan arahan pengembangan bagi

lokasi cabang bank.

Penskalaan

Klasifikasi, Statistik

Deskriptif, Analisis

Peta, Analisis

Koefisien

Kontingansi, dan

Regresi Berganda

Karakteristik sebaran kantor cabang

bank di Perkotaan Yogyakarta

memiliki kecenderungan mengelompok

pada pusat – pusat perdangan dan jasa.

Tidak terdapat hubungan yang

signifikan dalam karakteristik pada

nasabah bank.

Faktor - faktor lokasi yang

berpengaruh terhadap pesebaran kantor

cabang bank yaitu pola sebaran kampus

perguruan tinggi dan jarak terhadap

kampus perguruan tinggi.

2. Alwarritzi, Widya.

2008.

Skripsi.

Faktor Lokasi

Persebaran Waralaba

Minimarket Di

Perkotaan Yogyakarta :

Kasus Gerai Indomaret

Dan Circle K

Perkotaan

Yogyakarta

1. Mengetahui pola persebaran dan arah

perkembangan waralaba minimarket

Indomaret dan Circle K di Perkotaan

Yogyakarta.

2. Mengidentifikasi faktor lokasi

berdirinya gerai waralaba Indomaret dan

Circle K dalam wilayah waralaba

individual eksklusif.

3. Mengkaji mengenai implikasi kebijakan

dari pihak pemerintah, pihak perusahaan

waralaba dan persepsi masyarakat

sebagai konsumen atau pengusaha

sejenis non-waralaba terhadap arahan

pengembangan lokasi waralaba

minimarket Indomaret dan Circle K di

Perkotaan Yogyakarta.

Analisis Tetangga

Terdekat, Analisis

Trend, Analisis Peta,

Analisis Deskriptif

Kualitatif

Pola sebaran gerai Indomaret dan

Circle K di Perkotaan Yogyakarta

cenderung mengelompok pada daerah

utara dan selatan perkotaan

Yogyakarta.

Jika dilihat dari perkembangan tahun

berdirinya, keduanya berkembang di

daerah pinggiran kota khususnya di

daerah permukiman padat bagian utara

dan selatan Perkotaan Yogyakarta.

Hasil korelasi terhadap penjualan

dengan batas ambang dan aksesibilitas

dalam wilayah waralaba individual

eksklusif menunjukkan hubungan

positif yang tidak signifikan.

Page 18: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

23

Lanjutan Tabel 1.1.

No. Nama Penulis Judul Lokasi

Penelitian Tujuan Metode Hasil

Faktor kedekatan jarak dengan tempat

asal konsumen menjadi alasan utama

konsumen mengunjungi gerai

Indomaret dan Circle K.

Keberadaan gerai Indomaret dan Circle

K tidak memberikan dampak negatif

terhadap pengusaha sejenis non-

waralaba disekitarnya terutama pada

penurunan penjualan.

3. Prabowo, Ibnu.

2013.

Skripsi.

Distribusi Spasial

Perkembangan

Distribution Outlet

(Distro) Di Perkotaan

Yogyakarta

Perkotaan

Yogyakarta

1. Mengetahui proses persebaran

keruangan (distribusi spasial)

perkembangan distro di Perkotaan

Yogyakarta.

2. Mengetahui peranan Pemerintah Daerah

dalam mendukung perkembangan distro

di Perkotaan Yogyakarta.

Analisis Spasial,

Analisis Deskriptif Persaingan selalu menjadi

permasalahan utama oleh distro.

Penempatan lokasi distro banyak

dipengaruhi karena pasarnya sudah

terbentuk.

Perkembangan distro pun menjadi

cenderung mengelompok.

4. Romadhon, M. Gilang.

2014.

Skripsi.

Pola Sebaran Lapangan

Futsal Di Perkotaan

Yogyakarta

Perkotaan

Yogyakarta

1. Mengidentifikasi lokasi persewaan

lapangan futsal di Perkotaan

Yogyakarta.

2. Mengidentifikasi pola sebaran

persewaan lapangan futsal di daerah

Perkotaan Yogyakarta.

3. Mengidentifikasi faktor – faktor yang

mempengaruhi persebaran persewaan

lapangan futsal di daerah Perkotaan

Yogyakarta.

4. Mengidentifikasi kesesuaian lokasi

persewaan lapangan futsal terhadap

peruntukan kawasan.

Analisi Peta, Analisis

Tetangga Terdekat,

Analisis Kuadran,

Analisis Trend,

Analisis Deskriptif

Sumber : Perpustakaan Fakultas Geografi UGM, 2013

Page 19: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

24

1.7. Kerangka Pemikiran

Keberadaan kampus – kampus besar di Perkotaan Yogyakarta yang

terbilang populer juga memberikan dampak terhadap perkembangan kegiatan

ekonomi di Perkotaan Yogyakarta. Eksistensi dari pendatang yang menuju

Yogyakarta yang di dalamnya terdapat calon mahasiswa baru yang cukup besar

jumlahnya dari tahun ke tahun merupakan salah satu faktor dari berkembangnya

kegiatan ekonomi dalam bidang perdagangan dan jasa. Pangsa pasar dengan

segmentasi konsumen yang cukup potensial yaitu mahasiswa, menimbulkan

inovasi – inovasi baru dalam kegiatan ekonomi dalam bidang perdagangan dan

jasa.

Tuntutan kebutuhan sehari - hari dari mahasiswa pun menjadi salah satu

ukuran dari sekian banyaknya inovasi – inovasi kegiatan ekonomi di bidang

perdagangan dan jasa baik disekitar kampus maupun di pusat – pusat perdagangan

dan jasa. Dalam penelitian ini penulis tertarik pada salah satu inovasi dalam

kegiatan ekonomi di bidang pelayanan dan jasa yang sedang berkembang, yaitu

persewaan lapangan futsal. Sejalan dengan salah satu gaya hidup mahasiswa di

Yogyakarta yang sedang digemari saat ini yakni olahraga futsal, persewaan

lapangan futsal pun terus bermunculan hingga tahun 2013. Tercatat di dalam

perkotaan saja sudah terdapat 46 titik lokasi persewaan lapangan futsal. Dari sini

penulis memiliki asumsi, jika segmentasi konsumen dari persewaan lapangan

futsal sebagian besar adalah mahasiswa, sedangkan Yogyakarta sendiri

merupakan salah satu kota tujuan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke

universitas maupun perguruan tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan

kampus merupakan faktor dari perkembangan lapangan futsal itu sendiri.

Pertumbuhan persewaan lapangan futsal yang mulai berkembang di

Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukan pola sebarannya, penulis ingin

mengetahui berdasarkan observasi awal apakah keberadaan kampus merupakan

salah satu faktor yang menentukan dalam pemilihan lokasi persewaan lapangan

futsal tersebut. Setelah mengetahui pola sebaran dari persewaan lapangan futsal,

penulis juga ingin mengetahui apakah perkembangan dari persewaan lapangan

futsal ini sesuai dengan rencana peruntukan kawasan atau arahan pemanfaatan

Page 20: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

25

lahan dengan melakukan perbandingan antara lokasi dari sebaran lapangan futsal

tersebut terhadap klasifikasi dalam rencana peruntukan kawasasn dalam dokumen

Rencana Tata Ruang Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta tahun 2008 -

2028. Setelah melakukan kajian terhadap perkembangan persewaan lapangan

futsal, hasil yang diharapkan adalah tidak hanya arahan pengembangan untuk

persewaan lapangan futsal saja, namun untuk kegiatan ekonomi dalam bidang

pelayanan dan jasa yang sejenis. Lebih singkatnya dapat dilihat pada Gambar 1.2.

mengenai diagram alir kerangka penelitian Pola Sebaran Persewaan Lapangan

Futsal Di Perkotaan Yogyakarta.

Page 21: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

26

Gambar 1.2. Diagram alir kerangka pemikiran perkembangan pola sebaran

lapangan futsal di Perkotaan Yogyakarta

1.8. Hipotesis

Perdagangan Pelayanan dan Jasa

Keberadaan Mahasiswa

sebagai pendatang

Keberadaan kampus di

Perkotaan Yogyakarta

Tumbuh kegiatan ekonomi

di sekitar kampus

Faktor – Faktor yang menentukan

Pemilihan Lokasi Persewaan Lapangan

Futsal di Perkotaan Yogyakarta

Kesesusaian Lokasi

Persewaan Lapangan Futsal

di Perkotaan Yogyakarta

Rencana Tata Ruang

Kawasan Aglomerasi

Perkotaan Yogyakarta

Arahan Pengembangan Persewaan

Lapangan Futsal di Perkotaan

Yogyakarta

Sebaran dan Pola Lapangan

Futsal di Perkotaan Yogyakarta

Perkembangan Persewaan

Lapangan Futsal di

Perkotaan Yogyakarta

Perkembangan

Olahraga Futsal di

Kota Yogyakarta

Tumbuh Persewaan

Lapangan Futsal hingga ke

Kawasan Permukiman

Page 22: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

27

Hipotesis merupakan jawaban semntara terhadap rumusan masalah

penelitian, maka hipotesis untuk penelitian ini yaitu :

1) Sebagian besar persewaan lapangan futsal lebih cenderung mengelompok di

pusat pendidikan (kampus), dibandingkan dengan pusat – pusat kegiatan

perdagangan dan jasa.

2) Keberadaan kampus merupakan faktor yang paling dominan dalam

menentukan pemilihan lokasi persewaan lapangan futsal di Perkotaan

Yogyakarta.

3) Sebagian besar lokasi persewaan lapangan futsal telah sesuai dengan rencana

peruntukan kawasan dalam dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan

Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta tahun 2008 - 2028.

Page 23: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

28

BAB II

METODE PENELITIAN

Metode survei adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini. Metode survei dilakukan dengan cara melakukan observasi menyeluruh pada

lokasi penelitian. Observasi secara menyeluruh dilakukan agar dapat memberikan

informasi pada suatu populasi. Observasi yang dilakukan secara menyuluruh pada

lokasi penelitian tentunya akan memakan waktu dan biaya yang lebih. Pada

penelitian ini observasi secara menyeluruh dilakukan karena peneliti cukup

mengenali lokasi penelitian dengan baik, dan jumlah anggota populasinya masih

bisa dijangkau oleh peneliti.

Dalam melakukan observasi secara menyeluruh dibutuhkan beberapa data

pendukung terkait dengan lokasi atau alamat dari persewaan lapangan futsal.

Untuk mendapat informasi yang berkaitan dengan penelitian ini maka dilakukan

sensus terhadap seluruh anggota populasi dengan cara wawancara secara

mendalam kepada pemilik persewaan lapangan futsal yang ada di lokasi

penelitian.

2.1. Pemilihan Lokasi Penelitian

Daerah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah Perkotaan

Yogyakarta yang merupakan Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta.

Pemilihan lokasi penelitian di Kota Yogyakarta dilandasi atas dasar

perkembangan Kota Yogyakarta yang melampaui batas administrasi secara fisik,

sehingga diperkirakan akan mengalami peningkatan jumlah penduduk (pendatang)

dan semakin padat, terkait dengan Kota Yogyakarta yang merupakan salah satu

kota tujuan para pelajar untuk melanjutkan jenjang studinya ke universitas.

Selain itu, Perkotaan Yogyakarta ini dipilih karena kegiatan ekonominya

di bidang jasa dan perdagangan yang berkembang sangat pesat. Perkembangan

kegiatan ekonomi tersebut juga didukung dengan keberadaan dari fasilitas

pendidikan berupa perguruan tinggi yang cukup banyak pada daerah penelitian,

Page 24: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

29

sehingga berpengaruh juga terhadap eksistensi dari mahasiswa yang dinilai

merupakan konsumen yang potensial.

2.2. Unit Analisis

Lokasi pada penelitian ini merupakan Kawasan Aglomerasi Perkotaan

Yogyakarta yang dibatasi oleh ringroad atau jalan lingkar. Kawasan Aglomerasi

Perkotaan Yogyakarta mencakup 2 kabupaten dan 1 kota, yakni Kabupaten

Sleman bagian selatan dan Kabupaten Bantul bagian utara, serta Kota Yogyakarta.

Sebagian Kabupaten Sleman yang termasuk dalam Perkotaan Yogyakarta antara

lain, Kecamatan Mlati, Depok, Ngaglik, dan Gamping. Untuk bagian utara

Kabupaten Bantul yang termasuk dalam Perkotaan Yogyakarta antara lain,

Kecamatan Kasihan, Sewon, dan Banguntapan. Dari beberapa kecamatan yang

termasuk dalam Perkotaan Yogyakarta pada Kabupaten Bantul dan Sleman, tidak

seluruh desa yang termasuk dalam Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta

tersebut. untuk penjelasan lebih rinci sebagai berikut :

a. Untuk Kabupaten Sleman terdapat Kecamatan Mlati, Depok, Ngaglik, dan

Gamping. Kelurahan / desa yang termasuk dalam daerah Perkotaan

Yogyakarta, yakni :

1) Pada Kecamatan Mlati terdapat 2 kelurahan yang termasuk dalam

Perkotaan Yogyakarta : Sendangadi dan Sinduadi.

2) Pada Kecamatan Depok terdapat 3 kelurahan yang termasuk dalam

Perkotaan Yogyakarta : Catur Tunggal, Condong Catur, dan

Maguwoharjo.

3) Pada Kecamatan Ngaglik terdapat 1 kelurahan yang termasuk dalam

Perkotaan Yogyakarta : Sariharjo.

4) Pada Kecamatan Gamping terdapat 4 kelurahan yang termasuk dalam

Perkotaan Yogyakarta : Ambarketawang, Banyuraden, Nogotirto, dan

Trihanggo.

b. Untuk Kabupaten Bantul terdapat Kecamatan Kasihan, Sewon, dan

Banguntapan. Kelurahan yang termasuk dalam Perkotaan Yogyakarta, yakni :

Page 25: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

30

1) Kelurahan yang termasuk dalam Perkotaan Yogyakarta pada Kecamatan

Kasihan adalah Ngestiharjo, Tamantirto, dan Tirtonirmolo.

2) Kelurahan yang termasuk dalam Perkotaan Yogyakarta pada Kecamatan

Sewon adalah Bangunharjo dan Panggungharjo.

3) Kelurahan yang termasuk dalam Perkotaan Yogyakarta pada Kecamatan

Banguntapan adalah Banguntapan, Baturetno, Singosaren, dan Jagalan,

Tamanan.

Unit analisis merupakan unit penelitian terkecil yang terdapat dalam tema

penelitian, baik dalam lingkup sebuah wilayah atau tempat, maupun secara

individu atau perseorangan. Apabila tema penelitian berhubungan dengan

penggunaan lahan maka unit analisisnya adalah sebuah desa. Demikian pula

dengan penelitian yang berhubungan dengan persepsi masyarakat, maka unit

analisisnya pun masyarakat secara individu atau perseorangan. Untuk unit

analisis yang berlaku pada penelitian ini adalah lapangan futsal itu sendiri,

mengingat yang menjadi kajian dari objek penelitian pada tujuan penelitian yang

pertama dan kedua adalah sebaran yang menitikberatkan pada lokasi. Pada tujuan

penelitian yang ketiga, analisis yang dilakukan pada persewaan lapangan futsal

tidak hanya mengacu pada pola sebaran saja, namun juga faktor – faktor apa saja

yang menentukan pemilihan lokasi persewaan lapangan futsal tersebut. Selain itu,

perkembangan persewaan lapangan futsal dari tahun ke tahun juga menjadi kajian

dalam penelitian ini.

Page 26: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

31

Gambar 2.1. Peta Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta.

Page 27: 1.3. Tujuan Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73039/potongan/S1... · bahwa tanah sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan – batuan lapuk ... (1990)

32

2.3. Data dan Variabel

Variabel ialah suatu bentuk operasional dari sebuah konsep yang memiliki

variasi nilai atau satuan. Variabel sangat diperlukan dalam penelitian untuk

menjawab rumusan masalah maupun pertanyaan penelitian. Dengan variabel

maka peneliti dapat dengan segera menentukan data yang akan digunakan untuk

melakukan analisa, tentunya menggunakan data yang telah diolah sebelumnya.

Data yang dimaksudkan dapat berupa data primer maupun data sekunder.

Data primer dalam penelitian ini dibutuhkan untuk menjawab tujuan

penelitian yang pertama hingga ketiga. Pada tujuan penelitian yang pertama dan

kedua, data primer yang dibutuhkan adalah titik koordinat persewaan lapangan

futsal. Data primer yang digunakan pada tujuan penelitian yang ketiga adalah

hasil wawacara dari pemilik persewaan lapangan futsal.

Pada tujuan penelitian keempat berbeda dengan tujuan penelitian yang

pertama hingga ketiga. Data sekunder dibutuhkan untuk menjawab tujuan

penelitian yang keempat. Data sekunder yang dibutuhkan adalah dokumen

Rencana Tata Ruang Wilayah. Data sekunder dibutuhkan untuk mendeskripsikan

lokasi penelitian yang sudah dipublikasikan oleh instasi – instasi terkait.

2.3.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung dari

observasi di lapangan baik melalui wawancara maupun pengamatan secara

langsung terhadap objek kajian penelitian. Tentu saja dalam masa pengumpulan

data primer akan memakan waktu dan biaya, tergantung dari data yang

dibutuhkan. Namun keunggulan dari data primer ini terletak pada tingkat

akurasinya, baik dari validitasnya maupun secara update-nya.

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah informasi

mengenai alamat persewaan lapangan futsal, sehingga nantinya dengan alamat

persewaan lapangan futsal dapat diketahui sebaran persewaan lapangan futsal itu

sendiri. Informasi mengenai persewaan lapangan futsal ini didapatkan dengan

berbagai cara, baik melalui internet, buku telepon, koran, bahkan hingga observasi

secara menyeluruh pada lokasi penelitian.