13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

136
KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara- saudara sekalian. i

Upload: ipul-saipul

Post on 18-Dec-2014

1.191 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa,  karena

berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini

dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis

Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan

dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran

dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik.

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses

penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang

belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului

dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun

dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan

persiapan pembelajaran.

Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk

memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran

dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata

pelajaran yang diampunya.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih

kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang

tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa

membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.

Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu

saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung

pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.

Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa

saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

i

Page 2: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISI

Iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ............................................

2. Tujuan..........................................................

3. Ruang Lingkup.............................................

4. Landasan Hukum....... .................................

1

2

3

3

BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI

1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik.............

2. Penilaian Autentik........................................

5

22

BAB III ANALISIS KOMPETENSI

BAB IV

1. Prosedur Analisis.. .........................................

2. Hasil Analisis Kompetensi..............................

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

30

36

75

77

ii

Page 3: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam

rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional,

terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses,

standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun

2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada

satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses

pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A

Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum

Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat

diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat

dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan

kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara

bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. 1

Page 4: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang

dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus.

Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam

mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil

belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para

pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang

tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik

yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara

terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai

tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi

pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih instruktur

nasional (master teacher), guru inti dan guru sasaran serta menyediakan

silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika,

Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya

diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum

2006 dan buku sebelumnya), mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu

pada silabus yang telah disediakan.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan

menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara

lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan

langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian

autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi

guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan

melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model

untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata

pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan

memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:

2

Page 5: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti

dan kompetensi dasar

1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari

silabus mata pelajaran

2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian

4. Merancang penilaian autentik

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik

2. Langkah-langkah analisis kompetensi;

3. Penilaian autentik; dan

4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013

tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang

Implementasi Kurikulum

3

Page 6: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang

Silabus

BAB II

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan

memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai

kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses

pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang

mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya,

mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan

mengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat

pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi

Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran

yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang

kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi

dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi

tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.

Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,

menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas

mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya,

4

Page 7: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi

beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi

karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu

diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry

learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya

kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya

berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan

paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu;

(2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka

sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses

sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran

berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5)

pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang

menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi

keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara

keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9)

pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang

menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung

tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut

wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah,

dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa

saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13)

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan

individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif

untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)

pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar

secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output)

5

Page 8: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta

didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect)

dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi

langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode

ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan

terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of

inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989).

Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan

kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya

sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting

adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh

peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara

akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena

itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model

pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah

model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke

dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini

menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer

pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang

fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar.

Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian

pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai

aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist)

dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian

peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,

membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk

kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan

keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan

6

Page 9: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan

(Semiawan: 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan

struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar

bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran

berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta

didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan

atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi,

sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian

peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus

berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan

guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi

membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan

keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi

pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya

adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu

kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap

individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial

(social science)

Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu

dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya

seseorang selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat

merupakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.

Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah.

Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik)

dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada

simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam

rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode

pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari

objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-

prinsip penalaran yang spesifik.

7

Page 10: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau

fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan

menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan

metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas

prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya

secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau

mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang

didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan

pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh

pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah

ini memerlukan langkah-langkah pokok:

a) Mengamati

b) Menanya

c) Menalar

d) Mencoba

e) Membentuk jejaring

Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran

terhadap pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-

pertimbangan logis dalam ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki

adalah jawaban mengenai fakta-fakta sosial, maka pendekatan dengan

langkah-langkah tersebut dikatakan sangat erat dengan metode

ilmiah.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan

menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh

tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses

pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit

transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu

mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi

atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah

pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar

peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan

keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang

baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan

8

Page 11: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik

yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan.

1) Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses

pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki

keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara

9

Page 12: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah

pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,

pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,

contoh:

Proses terbentuknya negara

interaksi sosial

Situs sejarah

Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat

dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa,

misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan

menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.

Menentukan objek apa yang akan diobservasi

Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek

yang akan diobservasi

Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu

diobservasi, baik primer maupun sekunder

Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi

Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan

untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar

Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil

observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape

recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam

melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala

rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan

berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat

berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau

faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat

untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya.

Catatan anekdot dapat berupa catatan yang dibuat oleh peserta

didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang

ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik

dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk

10

Page 13: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang

ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.

2) Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk

meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan,

dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula

dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan

baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika

itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan

pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap

ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan.

Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah seni

bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar?

Dalam hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka

jumlah barang yang diminta akan turun, namun kenyataannya

setiap menjelang hari raya walaupun harga cenderung naik tetapi

permintaan juga ikut naik. Mengapa demikian?, dsb. Diusahakan

setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang

bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya:

Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta

didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,

serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya

sendiri.

Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus

menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan,

dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang

diberikan.

Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,

mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

11

Page 14: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,

berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan

menarik simpulan.

Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan

menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata,

serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup

berkelompok.

Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta

sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan

kemampuan berempati satu sama lain.

Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang

lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan

Kognitif yang lebih rendah

Pengetahuan (knowledge)

Apa...

Siapa...

Kapan...

Di mana...

Sebutkan...

Jodohkan atau pasangkan...

Persamaan kata...

Golongkan...

Berilah nama...

Dll.

Pemahaman (comprehension)

Terangkahlah...

Bedakanlah...

Terjemahkanlah...

Simpulkan...

Bandingkan...

Ubahlah...

Berikanlah interpretasi...

Penerapan (application

Gunakanlah...

Tunjukkanlah...

12

Page 15: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan

Buatlah...

Demonstrasikanlah...

Carilah hubungan...

Tulislah contoh...

Siapkanlah...

Klasifikasikanlah...

Kognitif yang lebih tinggi

Analisis (analysis)

Analisislah...

Kemukakan bukti-bukti…

Mengapa…

Identifikasikan…

Tunjukkanlah sebabnya…

Berilah alasan-alasan…

Sintesis (synthesis)

Ramalkanlah…

Bentuk…

Ciptakanlah…

Susunlah…

Rancanglah...

Tulislah…

Bagaimana kita dapat memecahkan…

Apa yang terjadi seaindainya…

Bagaimana kita dapat memperbaiki…

Kembangkan…

Evaluasi (evaluation)

Berilah pendapat…

Alternatif mana yang lebih baik…

Setujukah anda…

Kritiklah…

Berilah alasan…

Nilailah…

Bandingkan…

Bedakanlah…

13

Page 16: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

3) Menalar

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan

pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku

aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta

didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses

berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang

dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa

pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,

meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

3.1Cara menalar

Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu

penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif

merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena

atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum.

Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada

observasi inderawi atau pengalaman empirik.

Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik

simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat

umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran

deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara

deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu

untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang

khusus.

Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme

hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat

premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan

14

Page 17: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak

langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis,

sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis.

Contoh:

Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan

jasa untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah

pembayaran tertentu, atau disebut juga akuntan ekstern.

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai

pemeriksa atau auditor untuk pemerintah atau negara.

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar

atau dosen di perguruan tinggi.

Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang

bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang

akuntansi intern untuk membantu pengelola perusahaan.

Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan

pendidik, Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam

lapangan akuntansi pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang

garapannya.

3.2Analogi dalam Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali

menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki

persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya

menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran

dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial

yang mempunyai kesamaan atau persamaan.

Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu

sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik.

Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu

analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan

berikut ini.

15

Page 18: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada

dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau

fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena

atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua.

Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat

bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima

berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua

fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan

Contoh:

Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa

nasionalisme dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah

generasi muda yang harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus

giat belajar.

Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk

menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang

belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah

dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide

baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima

apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara

nyata dan dipercayai.

Contoh:

Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan

karena adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang

menyerah antara golongan muda dan golongan tua. Begitu pula

tercapainya suatu prestasi disekolah tidak terlepas dari sinergitas,

saling menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru,

peserta didik, dan seluruh stake holder sekolah.

3.3Hubungan Antarfenomena

Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan

menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam

proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar

peserta didik. Disinilah esensi bahwa guru dan peserta didik

16

Page 19: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala,

khususnya hubungan sebab-akibat.

Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau

beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang

lain. Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa

fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa

fakta tersebut.

Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif,

yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran

induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis.

Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat,

hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu,

kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat.

Contoh:

Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang

melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang

Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah).

Nilai suatu barang ditentukan jumlah biaya yang dikeluarkan

untuk menghasilkan barang itu kembali (biaya reproduksi).

Oleh karena untuk menentukan nilai suatu barang tidak berasal

pada biaya produksi yang pertama kali, tetapi pada biaya

produksi yang dikeluarkan sekarang (mapel Ekonomi).

Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab,

hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu,

selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya.

Contoh (Mata pelajaran Sejarah):

Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-

sampai Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris

dikalahkan, disebabkan Belanda membuat jalan yang melewati

makam leluhur Diponegoro.

Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional,

mengakibatkan diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi

17

Page 20: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

kemerdekaan datanglah Sekutu yaitu Inggris dan Belanda

datang ke Indonesia . Kedatangan Sekutu yang berkeinginan

menjaga status quo, tentu tidak diharapkan oleh pemuda

Indonesia, terjadilah perang.

Contoh (Mata pelajaranEkonomi)

Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut.

Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan

semakin tinggi.

Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.

Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk

melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan

keluarga yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut

menyebabkan anak-anak mereka tidak berkesempatan

menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya, bukan

tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara

siklikal.

Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan

sebab-akibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan

serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab,

sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi

penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.

3.4Mencoba/mengeksplorasi

Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui

peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang

digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan

yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran

yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin

baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang

dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara

mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk

menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.

18

Page 21: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada

bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan

interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu

materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada

keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau

menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik

menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan

belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan

kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang

mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2)

adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat

penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan

yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan

tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna.

Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang

menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna,

yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar

autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa

pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman

belajar dari pada pada materi pelajaran.

Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses

belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik

menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman

belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam

untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana

membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar

bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas

merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan

respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik

menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan

hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan

hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram

serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki.

Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran

ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam

19

Page 22: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik

dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan

masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan

ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna.

Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat

mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan

ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena

yang ada. Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi

untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar.

3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih

dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi

esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia

yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur

interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk

memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan

bersama.

Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat

direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang

harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai

satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas

peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi

dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta

didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan

menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan

cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin

peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar

secara bersama-sama. 

Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks

menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta

dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu

menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan

kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan

20

Page 23: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang

tak terduga.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan

keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan

dengan langkah sebagai berikut:

1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau

fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi

sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat,

mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut

2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan

konsep, prinsip, hukum, dan teori

3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen

4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah

data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena

5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam

presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak

terduga

Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif

Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas

kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:

JP = Jigsaw Proscedure.

Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai

anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda

mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta

didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan,

tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian

didasari pada rata-rata skor tes kelompok.

STAD = Student Team Achievement Divisions.

Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa

kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok

bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan

seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok

dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh

21

Page 24: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian

didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun

kelompok peserta didik

CI = Complex Instruction

Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang

berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains,

matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah

menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik

sebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode

ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat

bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para

peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada

proses dan hasil kerja kelompok.

TAI = Team Accelerated Instruction.

Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran

kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara

bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok

diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih

dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam

kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan

benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya.

Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan

soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal

lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun

berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada

hasil belajar individual maupun kelompok.

CLS = Cooperative Learning Stuctures.

Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok

dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan).

Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain

menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus

dijawab oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh

poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam

22

Page 25: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua

peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran.

LT = Learning Together.

Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan

peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok

bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu

set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja

kelompok.

TGT = Teams-Games-Tournament.

Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri,

para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota

kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-

masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh

kelompok peserta didik.

GI = Group Investigation.

Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk

merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan

pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan

apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan

melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan

penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada

proses dan hasil kerja kelompok.

AC = Academic-Constructive Controversy.

Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut

kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual

yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing,

baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota

kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan

pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah,

pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi,

kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada

23

Page 26: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

kemampuan setiap anggota maupun kelompok

mempertahankan posisi yang dipilihnya.

CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.

Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode

pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca,

menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta

didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata

bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam

kelompoknya

Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan

menginformasikan/ berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau

makalah melalui berbagai media.

B. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber

sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum

2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association

mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,

motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam

pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik

sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan

pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins

mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada

peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan

dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi

dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa,

berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.  

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah

(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan

Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan

peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,

menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik

cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,

24

Page 27: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang

meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian

autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang

memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk

menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya

dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen,

mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat

karangan, dan diskusi kelas.

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian

portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian

responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta

didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami

kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius.

Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti

seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya

pada proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk

merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment),

atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat

digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang

memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan

keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan

menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman.

Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.

Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian

portofolio.

1. Pengamatan Sikap

Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal,

penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan

25

Page 28: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi

hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik

berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian

siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian

jurnal adalah sbb:

Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara

kronologis.

Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis,

jelas dan komunikatif.

Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap

tampilan sikap peserta didik

menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan

peserta didik.

Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian

kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta

didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan

status,  proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya

dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan

untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian

ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan

perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau

acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan

Misalnya,  peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau

keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria

atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah

pengetahuan  Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan

pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu

mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah

disiapkan.

Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif.

Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta

didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong,

26

Page 29: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat,

menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.

Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap

sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik

lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini

merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi

pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan

indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:

• Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik

• Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana

• Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

• Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan

oleh peserta didik

• Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya

penafsiran makna ganda/berbeda

• Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata

atau sebenarnya

• Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur

(valid)

• memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan

penguasaan satu kompetensi peserta didik

• Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur

• Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level

terendah sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis.

Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes

tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih

jawaban terdiri dari  pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,

menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian

atau melengkapi,  jawaban singkat atau pendek, dan  uraian.

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu

mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan,

menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi

yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin

27

Page 30: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,

keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan

memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-

temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes

tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu

jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas

(restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang

diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru

untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang

lebih tinggi atau kompleks.

3. Tes Lisan.

Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara

lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab

secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan

adalah sbb:

Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf

pengetahuan yang hendak dinilai.

Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.

Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam

mengkontruksi jawabannya sendiri.

disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang

komplek.

4. Penilaian Melalui Penugasan.

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek

yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau

kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah

sbb:

Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau

merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.

Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta

didik.

Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.

28

Page 31: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya

meskipun tugas diberikan secara kelompok.

Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap

anggota.

Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang

sosial ekonomi).

Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara

jelas.

Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

5. Tes Praktik.

Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam

melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian

kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu

seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain

peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi,

dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes

Praktik adalah sbb:

Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil

belajar.

Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.

Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,

Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum

Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial

ekonomi)

Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik

tersebut harus memenuhi syarat sbb:

Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur

(valid).

Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).

Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.

Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.

Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

29

Page 32: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

6. Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian

terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut

periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa

investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,

pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan

penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan

dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-

lain.

Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik

memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan,

dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek,

setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.

Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna

atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan

pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

dibutuhkan oleh peserta didik.

Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang

dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk

proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru

meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan

data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat

menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.

Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian

khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk

menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan

analitik.  Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan

peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk

pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk

tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan

secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.

30

Page 33: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

7. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang

menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia

nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik

secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan

refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan

pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan

kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi

tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran

yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang

releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut

oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio

adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok

pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan

oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.

Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau

kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam

menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik,

gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian,

sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta

didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah

seperti berikut ini.

Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio

yang akan dibuat.

Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah

bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada

tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama

dokumen portofolio yang dihasilkan.

31

Page 34: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian

portofolio.

BAB III

ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi

yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan

32

Page 35: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru

dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga

kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju

semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti

adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran

pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap

mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk

tingkat SMA adalah sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang

beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan

bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan

kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai

pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara

mandiri.

33

Page 36: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat

kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat

kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan

bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap

Spiritual

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,

serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan

kaidah keilmuan

34

Page 37: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi

lulusan adalah sebagai berikut.

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai

berikut

1. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi

pokok seperti tabel berikut ini.

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam

Silabus)

3.1Menganalisis kasus-

kasus pelanggaran

HAM dalam rangka

pelindungan dan

pemajuan HAM sesuai

dengan nilai-nilai

Pancasila dalam

kehidupan

bermasyarakat,

berbangsa, dan

4.1Menyaji kasus–kasus

pelanggaran HAM

dalam rangka

perlindungan dan

pemajuan HAM sesuai

dengan nilai-nilai

Pancasila dalam

kehidupan

bermasyarakat,

berbangsa, dan

1. Kasus

Pelanggaran HAM

2. Upaya-Upaya

Penegakan HAM

di Indonesia

35

Page 38: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam

Silabus)

bernegara. bernegara

3.2Memahami pokok

pikiran yang

terkandung dalam

Pembukaan Undang-

Undang Dasar Negara

Republik Indonesia

Tahun 1945

4.2Menyaji hasil telaah

pokok-pokok pikiran

Pembukaan Undang-

Undang Dasar Negara

Republik Indonesia

Tahun 1945.

1. Pembukaan UUD

NRI Tahun 1945

2. Makna pokok-

pokok pikiran

yang terkandung

dalam

Pembukaan UUD

NRI Tahun 1945

3.3seterusnya... 3.4seterusnya... 3. seterusnya...

2. Mengembangkan kompetensi dasar dari kompetensi inti (KI) 3 dan

materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas:

fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar,

dibaca, disentuh, atau diamati. Contoh: pemilihan kepala daerah

(Gubernur dan wakil gubernur/pemilihan Walikota/bupati).

Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan

kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang

saling berhubungan. Contoh: sistem pemerintahan presidensial (dalam

sistem pemerintahan presidensial menteri-menteri diangkat dan

diberhentikan oleh presiden, menteri-menteri tidak bertanggung jawab

kepada parlemen). Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah

didefinisikan.

Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-

konsep yang berkaiatan. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah

hukum, teori, dan azas. Contoh: supremasi hukum, teori kekuasaan

negara, azas kewarganegaraan

36

Page 39: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis

dalam menerapkan prinsip. Contoh: mendudukkan hukum sebagai hal

utama, bagaimana kekuasaan diperoleh, dilaksanakan, dan

dipertahankan, bagaimana seseorang mendapatkan

kewarganegaraannya, kehilangan kewarganegaraanya,

bipatride/apatride. Langkah prosedural merupakan bagian dari

kompetensi pada aspek keterampilan.

3. Mengembangkan kompetensi dasar (KD) dari kompetensi inti (KI) 4

menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep,

prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang

terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta.

4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati,

menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan

yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.

5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan mulai dari

menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan

6. Merancang penilaian

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk mengukur pencapai hasil belajar peserta didik

mencakup: penilaian otentik, penilaian diri penilaian berbasis portofolio,

ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir

semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,

ujian nasional, dan ujian sekolah.

a. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input),

proses,dan keluaran (output) pembelajaran.

b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh

peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi

relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang

dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar

peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau

kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada

sikap/perilaku dan keterampilan.

37

Page 40: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam

proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan

hasil belajar peserta didik.

e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara

periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah

menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan

oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta

didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.

Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator

yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik

di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator

yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK

merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan

pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.

Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang

merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi

tersebut.

i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK

merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah

untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan

UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang

merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi

tersebut. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan

kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta

didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional

Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.

j. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran

pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada

UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

38

Lulusan yang :Cerdas,

Penillaian (Silabus)

Indikator Sikap,

Alternatif Kegiatan

Pembelajaran:Mengamati, Materi

Materi Pokok (Silabus)

Page 41: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

B. Hasil Analisis Kompetensi

1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam

Silabus)

3.1Menganalisis kasus-

kasus pelanggaran

HAM dalam rangka

pelindungan dan

pemajuan HAM sesuai

dengan nilai-nilai

Pancasila dalam

kehidupan

bermasyarakat,

berbangsa, dan

bernegara.

4.1Menyaji kasus–kasus

pelanggaran HAM

dalam rangka

perlindungan dan

pemajuan HAM sesuai

dengan nilai-nilai

Pancasila dalam

kehidupan

bermasyarakat,

berbangsa, dan

bernegara

3. Kasus

Pelanggaran HAM

4. Upaya-Upaya

Penegakan HAM

di Indonesia

3.2Memahami pokok

pikiran yang

terkandung dalam

Pembukaan Undang-

Undang Dasar

Negara Republik

4.2Menyaji hasil telaah

pokok-pokok pikiran

Pembukaan Undang-

Undang Dasar Negara

Republik Indonesia

Tahun 1945.

4. Pembukaan UUD

NRI Tahun 1945

5. Makna pokok-

pokok pikiran

yang terkandung

dalam

39

Lulusan yang :Cerdas,

Indikator Sikap,

Alternatif Kegiatan

Pembelajaran:Mengamati, Materi

Page 42: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam

Silabus)

Indonesia Tahun

1945

Pembukaan UUD

NRI Tahun 1945

3.3Memahami bentuk

dan kedaulatan

negara sesuai

dengan Undang

Undang Dasar

Negara Republik

Indonesia Tahun

1945.

4.3Menyaji hasil telaah

bentuk dan kedaulatan

negara sesuai dengan

Undang Undang Dasar

Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

C. Bentuk Negara

dan

Pemerintahan

D. Sistem

Pemerinta-han

Negara

E. Kedaulatan

Negara

3.4 Memahami hubungan

struktural dan

fungsional

pemerintahan pusat

dan daerah menurut

Undang-Undang

Dasar Negara

Republik Indonesia

Tahun 1945.

4.4Menyaji hasil telaah

hubungan struktural dan

fungsional

pemerintahan pusat dan

daerah menurut

Undang-Undang Dasar

Negara Republik

Indonesia Tahun 1945

4.9.1 Berinteraksi dengan

teman dan orang

lain berdasarkan

prinsip saling

menghormati, dan

menghargai dalam

keberagaman suku,

agama, ras, budaya,

dan gender

o Hubungan

struktural dan

fungsional

pemerintahan

pusat dan daerah

menurut UUD

Negara Republik

Indonesia Tahun

1945

o Otonomi Daerah

3.5 Memahami sistem 4.5Menyaji hasil telaah 1. Sistem hukum

40

Page 43: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam

Silabus)

hukum dan peradilan

nasional dalam

lingkup NKRI.

sistem hukum dan

peradilan nasional

dalam lingkup NKRI

dalam NKRI

2. Sistem peradilan

Indonesia

3.6Menganalisis kasus

pelanggaran hak dan

pengingkaran

kewajiban sebagai

warga negara

4.6Menyaji analisis

penanganan kasus

pelanggaran hak dan

pengingkaran

kewajiban sebagai

warga negara

1. Pelanggaran Hak

2. Pengingkaran

kewajiban

4.7 Menganalisis

indikator ancaman

terhadap negara

dalam membangun

integrasi nasional

dengan bingkai

BhinnekaTunggal Ika.

5.7Menyaji hasil analisis

tentang indikator

ancaman terhadap

negara dalam

membangun integrasi

nasional dengan

bingkai Bhinneka

Tunggal Ika.

4.9.2 Menyaji bentuk

partisipasi

kewarganegaraan

yang mencerminkan

komitmen terhadap

keutuhan nasional

Ancaman terhadap

negara Indonesia

4.8 Memahami

pentingnya

kesadaran berbangsa

dan bernegara dilihat

dari konteks sejarah

dan geopolitik

5.8Menyaji analisis tentang

pentingnya kesadaran

berbangsa dan

bernegara dilihat dari

konteks sejarah dan

Kesadaran

berbangsa dan

bernegara

41

Page 44: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam

Silabus)

Indonesia geopolitik Indonesia

42

Page 45: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

2. Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

1.1 Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan bermasyarakat

Menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya

1.2 Menghayati isi dan makna pasal 28E dan 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

menghargai keyakinan Pemeluk agama lain

Jurnal

43

Page 46: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Tahun 1945.

2.1 Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Jurnal

2.2 Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Menghargai Hak dan Kewajiban Asasi

Mengamalkan kewajiban dan haknya sesuai dengan

44

Page 47: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Tahun 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

peraturan yang berlaku

2.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai aspek kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial

Menghargai perbedaan agama

Peduli

santun

45

Page 48: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

budaya, pertahanan dan keamanan (ipoleksosbudhankam)

3.1 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka pelindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

1. Kasus Pelanggaran HAM

Fakta:

Kasus pelanggaran HAM di Indonesia (contoh kasus 12 Mei 1998)

Kasus pelanggaran HAM di lingkungan setempat (contoh: kasus

Mengamati

Membaca berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia dari berbagai literatur dan media cetak

Mengamati berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi dilingkungan masyarakat sekitar

Mendengar, melihat dan menyimak berbagai kasus pelanggaran

Kepedulian terhadap sesama

Tanggung jawab

disipli

Pengamatan sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilaian diri

menyebutkan beberapakasus pelanggaran HAM

Menjelaskan sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM

Menjelaskan

Tes :

Lisan/Tulisan

Menyusun data kasus-kasus pelanggaran HAM

Tugas

- Meng umpulkan data dari berbagai sumber tentang berbagai kasus pelanggaran HAM

46

Page 49: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

bernegara.

4.1 Menyaji kasus–kasus pelanggaran HAM dalam rangka perlindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Kedung Ombo, Tanah Merah, TanjungPriok)

Konsep:

Pengertian HAM

Penggolongan HAM

Pelanggaran HAM

Prinsip:

Piagam HAM sedunia

HAM yang terjadi di Indonesia dari berbagai sumber

Menanya

Menanyakan contoh- contoh kasus pelanggaran HAM yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Mengumpulkan data

Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya

Toleransi

pengertian HAM

Menguraikan penggolongan HAM

menyimpulkan kasus-kasus pelanggaran HAM ditinjau Piagam HAM sedunia, nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, UU No. 39 Tahun 1999

47

Page 50: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Nilai-nilai Pancasila

UUD NRI Tahun 1945

UU No. 39 tahun 1999

Tentang HAM

berkaitan dengan kasus-kasus pelanggaran HAM

Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang kasus pelanggaran HAM di Indonesia

Mengasosiasikan

Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan aspek sosial budaya dalam kehidupan masyarakat

Menghubungkan pelanggaran HAM dengan aspek sosial budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia

Mengolah data berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM

Menuliskan hasil pengolahan data (dalam bentuk laporan) tentang

48

Page 51: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Indonesia

Mengomunikasikan

Mempresentasikan berbagai kasus pelanggaran HAM di wilayahnya berdasarkan hasil temuannya di lapangan

Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam bentuk lisan, tulisan, gambar atau media

Percaya diri

Menyajikan hasil laporan

kasus-kasus pelanggaran HAM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsam dan bernegara

Rubrik

Portofolio

49

Page 52: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

lainnya

2. Upaya-Upaya Penegakan HAM di Indonesia

Fakta

Upaya-upaya yang dilakukan dalam penegakan HAM di Indonesia (Komnas HAM)

Konsep

Upaya-upaya Proses pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM dan hambatan yang ditemukan

Mengamati

Membaca dari berbagai sumber tentang pemajuan, penghormatan penegakan dan Pengadilan HAM di Indonesia

Menanya

Menanyakan proses pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di wilayahnya serta hambatan apa saja yang ditemukan

Mengumpulkan data

Kepedulian terhadap sesama

mengahargai upaya penegak

Pengamatan (jurnal)sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilaian diri

Penilaian antar teman

menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan dalam penegakan HAM di Indonesia

Menjelaskan

Proses pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM

Menjelaskan Menjelask

Tes:

Lisan/Tulisan

Menyusun data-data mengenai upaya-upaya yang dilakukan dalam penegakan HAM di Indonesia

Tugas:

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM di Indonesia

menuliskan hasil diskusi mengen

50

Page 53: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Prinsip

UU No. 26 Tahun 2000 tentang peradilan HAM

Prosedur

Mekanisme penyelidikan di Komnas HAM

Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia

Mengasosiasikan

Mencari hubungan upaya penegakkan HAM dan berbagai tantangan yang

an HAM an UU No 26 Tahun 2000 tentang peradilan HAM

Menjelaskan

Mekanisme penyelikan Komnas HAM

menyimpulkan tentang pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM, serta penangan

Mengolah data Mencari hubungan upaya

ai proses pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di wilayahnya serta hambatan apa saja yang ditemukan

Menuliskan hasil pengolahan data mengenai upaya-

51

Page 54: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

dihadapinya di Indonesia

Mengomunikasikan

Membuat kesimpulan tentang pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM .

Mempresentasikan hasil pengumpulan data tentang penanganan beberapa kasus pelanggaran HAM di Indonesia

Menyampaikan jasa-jasa tokoh dan lembaga yang bergerak dalam penegakan HAM

annya

Menjelaskan jasa-jasa tokoj dan lembaga yang bergerak dalam penegakan HAM

Menghubungkan upaya penegakan HAM dan berbagai tantangan yang dihadapin

penegakkan HAM dan berbagai tantangan yang dihadapinya di Indonesia

Menyajikan hasil laporan di depan kelas

upaya yag dilakukan dalam pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM di wilayahnya serta hambatan apa saja yang ditemukan

Membuat laporan mengen

52

Page 55: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

ya di Indonesia

ai hubungan upaya penegakkan HAM dan berbagai tantangan yang dihadapinya, beberapa penanganan kasus pelanggaran HAM di Indonesia, dan tokoh-tokoh dan lembaga yang bergerak dalam

53

Page 56: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

penegakkan HAM

Portofolio

3.2 Memahami pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

4.2 Menyaji

1. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Fakta

Naskah Pembukaan UUD NRI 1945

Naskah Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945

Konsep

proses perumusa

Mengamati

Membaca dan menganalisis Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Menanya

Bertanya jawab tentang Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Mengumpulkan data

Mengumpulkan

Nasionalisme

Menjelaskan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Menjelaskan Proklamasi kemerdekaan

mejelaskan proses perumusa

Tes:

Lisan/Tulisan

Menyusun data dari berbagai sumber tentang Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Tugas:

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Menyusun data (dalam

54

Page 57: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

hasil telaah pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

n Pembukaan UUD NRI 1945

perumusan proklamasi kemerdekaan RI

Hubungan Pembukaan dengan Proklamasi

Prinsip

Kedudukan pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Pembukaan sebagai staat fundament

data dari berbagai sumber tentang Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Mengasosiasikan

Mencari hubungan alinea pertama sampai alinea ke-empat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Mengomunikasikan

Mempresentasikan hasil diskusi tentang Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

n Pembukaan UUD NRI 1945

menjelaskan perumusan proklamasi kemerdekaan RI

menghubungkan Pembukaan UUD NRI 1945 dan Proklamasi Kemerdekaan

mengolah data yang terkumpul mengenai Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Menyajikan hasil diskusi

bentuk laporan tertulis) mengenai hubungan alinea pertama sampai alinea ke empat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Rubrik

55

Page 58: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

al norm tentang Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Portofolio

2. Makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dal

Fakta

Naskah Pembukaan UUD NRI 1945

Konsep

Pokok pikiran yang terkandun

Mengamati

Menyimak makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan dan pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945

Kepedulian terhadap sesama

Kepedulian terhadap bangsa

Kepedulian terhada

Pengamatan (jurnal)sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilai

Menjelaskan Pokok-pokok pikiran yang terkandun

Tes:

Lisan/Tulisan

menuliskanMakna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan dan pasal-pasal UUD

Tugas:

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang pokok pikiran yang terkan

56

Page 59: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

am Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

g dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Makna Pembukaan UUD NRI 1945

Prinsip

Kedudukan pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Menanya

Menanyakan makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan dan pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945

Mengumpulkan data

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Mengasosiasikan

Mencari hubungan

p tanah air

an diri

Penilaian antar teman

g dari alinea satu sampai alinea keempat dan pasal-pasalnya

NRI Tahun 1945

Mengolah data untuk mencari hubungan makna pokok pikiran yang terkandung dari alinea satu sampai alinea keempat dan keterkaitan pasal-

dung dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Membuat tulisan mengenai makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan dan pasal-pasal UUD NRI

57

Page 60: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

makna pokok pikiran yang terkandung dari alinea satu sampai empat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dan keterkaitan pasal-pasalnya

Mengomunikasikan

Mempresentasikan makna pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dan keterkaitan dengan pasal-pasalnya

Percaya diri

pasal UUD NRI Tahun 1945

Menyajikan laporan mengenai hubungan makna pokok pikiran yang terkandung dari alinea satu sampai alinea keempat dan keterkaitan pasal-

Tahun 1945

Rubrik

58

Page 61: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

pasal UUD NRI Tahun 1945

Portofolio

3.3 Memahami bentuk dan kedaulatan negara sesuai dengan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4.3 Menyaji hasil telaah bentuk dan

5. Bentuk Negara dan Pemerin-tahan

Fakta :

NKRI

Naskah UUD NRI 1945

Konsep:

Pengertian bentuk negara

Macam-

Mengamati

Membaca dari berbagai sumber tentang bentuk negara dan pemerintahan yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945

Menanya

Menanyakan tentang bentuk negara dan pemerintahan yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945

nasionalisme

Pengamatan sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilaian diri

Penilaian antar teman

Menjelaskan tentang bentuk negara UUD NRI tahun 1945

menjelaskam bentuk pemerintahan yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945

Tes:

Lisan/Tulisan

Menyusun data tentang bentuk negara dan pemerintahan yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945

Tugas:

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang bentuk negara dan pemerintahan yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945

59

Page 62: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

kedaulatan negara sesuai dengan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

macam bentuk negara

Bentuk negara RI menurut UUD NRI 1945

Pengertian kedaulatan negara

Sifat kedaulatan negara

Kedaulatan NKRI menurut UUD NRI 1945

Prinsip:

UUD NRI 1945

Mengumpulkan data

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang bentuk negara dan pemerintah yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945

Mengasosiasikan

Mencari hubungan antara bentuk negara dan pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan UUD NRI tahun 1945

Portofolio

Mengolah data yang terkumpul mengenai bentuk negara dan pemerintahan yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945

Menyajikan lappran tentang

Pengamatan aktivitas dalam

Diskusi kelompok (Rubrik) membahas hasil pengumpulan data

Membuat laporan hasil pengumpulan data

60

Page 63: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Mengomunikasikan

Menyimpulkan hasil diskusi tentang bentuk negara dan pemerintahan Indonesia sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945

Meyajikan hasil diskusi tentang bentuk negara dan pemerintahan Indonesia sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945

bentuk negara dan pemerintahan yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945

Mempresentasikan (rubrik)hasil laporan di depan kelas

Portofolio

6. Sistem Pemerinta-ha

Fakta

Sistem pemerintahan NKRI

Sistem pemerinta

Mengamati

Membaca dari berbagai literatur tentang sistem pemerintahan Negara Republik

Nasionalisme

Pengamatan Rubrik sikap dalam kegiatan pembel

Menjelaskan sistem pemerintahan negara

Tes:

Lisan/Tulisan

Menyusun data mengenai sistem pemerintahan

Tugas:

Mengumpulkan data dari berbagai

61

Page 64: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

n Negara

han yang pernah dilaksanakan di Indonesia

Konsep

Bentuk pemerintahan

Sistem pemerintahan NRI

Prinsip

UUD NRI Tahun 1945

Ciri-ciri sistem pemerinta

Indonesia

Menanya

Menanyakan tentang sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia

Mengumpulkan data

Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk internet dan media cetak serta elektronik tentang sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia

ajaran/di luar kelas

Penilaian diri

Republik Indonesia yang dikehendaki UUD NRI tahun 1945

Menjelaskan sistem pemerintahan yang pernah dilaksanakan di Indonesia

Menjelaskan bentuk

negara Republik Indonesia yang dikehendaki UUD NRI tahun 1945

Mengolah data

sumber tentang sistem pemerintahan negara Republik Indonesia yang dikehendaki UUD NRI tahun 1945

Pengamatan aktivitas dalam

Diskusi kelompok(rubrik) membahas hasil

62

Page 65: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

han

Mengasosiasikan

Mencari hubungan antara sistem pemerintahan Indonesia yang ada di Indonesia dengan sistem pemerintah yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945

Mengomunikasikan

Mempresentasikan sistem pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun

negara

Menjelaskan bentuk pemerintahan

Mencari hubungan antara sistem pemerintahan Indonesia yang ada di Indonesia dengan sistem pemerintah yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945

Menyajikan sistem

pengumpulan data

Membuat laporan hasil pengumpulan data sistem pemerintahan negara Republik Indonesia yang dikehendaki UUD NRI tahun 1945

63

Page 66: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

1945 pemerintahan negara Republik Indonesia yang dikehendaki UUD NRI tahun 1945

Rubrik

Portofolio

7. Kedaulatan Negara

Fakta

Kedaulatan Negara

Konsep

Sifat hakikat negara

Mengamati

Mencari dari berbagai sumber tentang sifat hakikat negara, pengertian kedaulatan dan macam-macam kedaulatan negara

Kepedulian terhadap sesama

Kepedulian terhadap tanah air

Kepedulian terhadap

Pengamatan sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilaian diri

Menjelaskan sifat hakikat negara,

Menjelaskan pengertian kedaulatan negara

Membeda

Tes:

Lisan/Tulisan

Menyusun data tentang sifat hakikat negara, pengertian kedaulatan dan macam-macam kedaulatan negara

Tugas:

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang sifat hakikat negara, pengertian kedaulatan dan

64

Page 67: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Kedaulatan negara

Macam-macam kedaulatan negara

Prinsip

Sifat hakikat negara menurut UUD NRI Tahun 1945

Kedaulatan negara menurut UUD NRI Tahun 1945

Menanya

Menanyakan tentang sifat hakikat negara dan kedaulatan negara

Mengumpulkan data

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang sifat hakikat negara dan kedaulatan Negara Republik Indonesia

Mengasosiasikan

Mencari hubungan pasal-pasal UUD NRI tahun 1945 dengan sifat hakikat negara

bangsa

Porotofolio

kan macam-macam kedaulatan negara

Mengolah data untuk Mencari hubungan pasal-pasal UUD NRI tahun 1945 dengan sifat hakikat negara dan kedaulatan negara

macam-macam kedaulatan negara

Pengamatan aktivitas dalam

Diskusi kelompok membahas hasil pengumpulan data

Membuat laporan hasil pengumpulan

65

Page 68: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

dan kedaulatan negara

Mengomunikasikan

Menyimpulkan dasil diskusi tentang kedaulatan negara Indonesia sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945

Mempresentasikan hasil pengumpulan data tentang kedaulatan negara Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Menyajikan sifat hakikat negara, pengertian kedaulatan dan macam-macam kedaulatan negara

data sifat hakikat negara, pengertian kedaulatan dan macam-macam kedaulatan negara

Mempresentasikan hasil laporan di depan kelas

Portofolio

3.4 Mem 1. Hu Fakta Mengamati Kepedul Penga menjelas Tes: Menyu Tugas:

66

Page 69: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

ahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4.4 Menyaji hasil telaah hubungan struktura

bungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negar

lembaga negara

Gubernur

Wali kota/Bupati

Konsep

Pemerintahan pusat

Pemerintahan daerah

Otonomi daerah

Membaca dari berbagai sumber tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Menanya

Menanyakan tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD NRI Tahun 1945

Mengumpulkan

ian terhadap sesama

Kepedulian terhadap tanah air

Kepedulian terhadap bangsa

matan sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilaian diri

kan hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Lisan/Tulisan

sun data mengenai hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Mengolah data untuk

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

67

Page 70: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

l dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

4.9.1 Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip

a Republik Indonesia Tahun 1945

Prinsip

UUD NRI 1945

Pembagian kewenangan Pusat dan Daerah

data

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Mengasosiasikan

Mencari hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

mencari hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Menyajikan hubungan struktur

Pengamatan aktivitas dalam

Diskusi kelompok membahas hasil pengumpulan data

Membuat laporan hasil pengumpulan data hubungan struktural dan fungsio

68

Page 71: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

saling menghormati, dan menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender

Mengomunikasikan

Menyimpulkan hasil pengumpulan data tentang pelaksanaan hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Mempresentasikan tentang pelaksanaan hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Menyimpulkan pelaksanaan hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

al dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

nal pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Mempresentasikan hasil laporan di depan kelas

Portofolio

69

Page 72: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

2. Otonomi Daerah

Fakta

Otonomi Daerah

Konsep

Pengertian otonomi

Sentralisasi dan desentralisasi

Prinsip

UUD NRI 1945

UU No. 32 Tahun

Mengamati

Membaca dari berbagai sumber (media cetak dan elektronik) tentang pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya

Menanya

Menanyakan tentang pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia

Mengumpulkan data

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang

Kepedulian terhadap sesama

Kepedulian terhadap tanah air

Kepedulian terhadap bangsa

Pengamatan sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilaian diri

Menjelaskan pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya

Tes:

Lisan/Tulisan

Menyusun data tentang pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya

Mengolah data tentang

Tugas:

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya

Pengamatan aktivitas dalam

70

Page 73: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

2004

Prosedur

Tata cara pelaksanaan tugas dan wewenang pemerintah daerah

pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia

Mengasosiasikan

Mencari hubungan antara pelaksanaan otonomi daerah dengan realisasi pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah di wilayahnya masing-masing

Mengomunikasikan

Mempresentasikan hasil kajian pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya

Menjelaskan hubungan antara pelaksanaan otonomi daerah dengan realisasi pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah di wilayahnya

pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya

Menyajikan pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya

Diskusi kelompok membahas hasil pengumpulan data

Membuat laporan hasil pengumpulan data pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya

Mempresentasik

71

Page 74: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

masing-masing

an hasil laporan di depan kelas

Portofolio

3.5 Memahami sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI.

4.5 Menyaji hasil telaah sistem hukum dan peradilan

3. Sistem hukum dalam NKRI

Fakta

lembaga-lembaga peradilan

Konsep

Pengertian hukum

Tujuan hukum

Macam-macam penggolongan

Mengamati

Membaca tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan, dan sumber hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indonesia

Menanya

Menanyakan

Kepedulian terhadap sesama

Kepedulian terhadap tanah air

Kepedulian terhadap bangsa

Pengamatan sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilaian diri

menjelaskan tentang pengertian, hukum

menjelaskan tujuan hukum

membedakan macam-macam penggolongan

Tes:

Lisan/Tulisan

Menyusun data tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan, dan sumber hukum serta tata urutan peraturan hukum

Tugas:

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan, dan sumber

72

Page 75: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

nasional dalam lingkup NKRI

hukum

Sumber hukum

Prinsip

UU No. 12 Tahun 2011

Prosedur

Tata peraturan hukum di Indonesia

tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan, dan sumber hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indonesia

Mengumpulkan data

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan, dan sumber hukum serta urutan tata peraturan hukum di Indonesia

hukum

menjelaskan sumber hukum

menguraikan tentang tata urutan peraturan hukum di Indonesia

di Indonesia

Mengolah data tentang pengertian, tujuan, macam-macam

hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indonesia

Pengamatan aktivitas dalam

Diskusi kelompok membahas hasil pengum

73

Page 76: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Mengasosiasikan

Mencari hubungan rasa keadilan masyarakat dengan sistem hukum di Indonesia

Mengomunikasikan

Mempresentasikan hasil diskusi tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta tata urutan peraturan hukum di

penggolongan, dan sumber hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indonesia

Menyajikan tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan, dan sumber

pulan data

Membuat laporan hasil pengumpulan data tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan, dan sumber hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indones

74

Page 77: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Indonesia hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indonesia

ia

Mempresentasikan hasil laporan di depan kelas

Portofolio

4. Sistem peradilan Indonesia

Fakta

peradilan di Indonesia

Macam-macam lembaga peradilan di Indonesia

Mengamati

Mencari informasi tentang pengertian, tujuan, macam-macam peradilan di Indonesia serta tugas dan fungsinya

Kepedulian terhadap sesama

Kepedulian terhadap tanah air

Kepedulian

Pengamatan sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilai

menjelaskan pengertian, peradilan di Indonesia

Menjelaskan tujuan, peradilan

Tes:

Lisan/Tulisan

Menyusun data tentang pengertian, tujuan, macam-macam peradilan di Indonesia serta tugas

Tugas:

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang pengertian, tujuan, macam-

75

Page 78: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Konsep

Pengertian peradilan

Tujuan peradilan

Macam-macam peradilan

Tugas dan fungsi peradilan

Prinsip

UUD NRI Tahun 1945

UU No. 48 Tahun 2009

Menanya

Menanyakan tentang sistem peradilan di Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam lembaga peradilan, dan peran lembaga peradilan

Mengumpulkan data

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang sistem peradilan di Indonesia

terhadap bangsa

an diri di Indonesia

membedakan macam-macam peradilan di Indonesia

menguraikan tugas dan fungsi peradilan di Indonesia

dan fungsinya

Mengolah data tentang untuk mencarai hubungan

macam peradilan di Indonesia serta tugas dan fungsinya

Pengamatan aktivitas dalam

Diskusi kelompok membahas hasil pengumpulan data

Membuat

76

Page 79: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Tentang kekuasaan kehakiman

Prosedur

Proses peradilan dan

Putusan pengadilan

Mengasosiasikan

Mencari hubungan proses peradilan dengan putusan pengadilan yang berbeda-beda pada kasus yang sama

Mengomunikasikan

Mempresentasikan hasil diskusi tentang sistem peradilan nasional dalam lingkup NKRI

proses peradilan dengan putusan pengadilan yang berbeda-beda pada kasus yang sama

Menyajikan pengertian, tujuan, macam-macam peradilan di Indones

laporan hasil pengumpulan data pengertian, tujuan, macam-macam peradilan di Indonesia serta tugas dan fungsinya

Mempresentasikan hasil laporan di depan kelas

77

Page 80: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

ia serta tugas dan fungsinya

Portofolio

3.6 Menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara

4.6 Menyaji analisis penanganan kasus

1. Pelanggaran Hak

Fakta

Kasus pelanggaran Hak (Hak untuk memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan)

Konsep

Hak warga negara

Mengamati

Membaca dari berbagai media (cetak dan elektronik) tentang contoh kasus pelanggaran hak

Menanya

Menanyakan tentang berbagai bentuk contoh kasus pelanggaran hak

Kepedulian terhadap sesama

Kepedulian terhadap tanah air

Kepedulian terhadap bangsa

Pengamatan sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilaian diri

Menjelaskan tentang kasus pelanggaran hak

menjelaskan hak warga negara

menunjukkan contoh penanganan

Tes:

Lisan/Tulisan

Menyusun data tentang contoh kasus pelanggaran hak

Mengolah data sumber tentang

Tugas:

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang kasus pelanggaran hak

Pengamatan

78

Page 81: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara

Penanganan kasus pelanggaran hak

Prinsip

UUD NRI Tahun 1945

UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

Prosedur

Penataan sistem peradilan

Mengumpulkan data

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang berbagai contoh kasus pelanggaran hak

Mengasosiasikan

Mencari hubungan antara pelanggaran hak dengan penanganan pelanggaran hak yang berbeda-beda pada kasus yang sama

.

Men

kasus pelanggaran hak

berbagai contoh kasus pelanggaran hak

Menyajikan kasus pelanggaran hak

aktivitas dalam

Diskusi kelompok membahas hasil pengumpulan data

Membuat laporan hasil pengumpulan data kasus pelanggaran hak

79

Page 82: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

gomunikasikan

Mempresentasikan hasil diskusi tentang berbagai contoh kasus pelanggaran hak

Mempresentasikan hasil laporan di depan kelas

Portofolio

2. Pengingkaran kewajiban

Fakta

Pengingkaran terhadap kewajiban sebagai warga negara (tidak membayar pajak)

Mengamati

Membaca dari berbagai media (cetak dan elektronik) tentang contoh kasus pengingkaran kewajiban

Menanya

Menanya tentang berbagai kasus

Kepedulian terhadap sesama

Kepedulian terhadap tanah air

Kepedulian terhadap bangsa

Pengamatan sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilaian diri

Menjelaskan tentang kasus pengingkaran kewajiban

menunjukkan contoh kasus penanganan

Tes:

Lisan/Tulisan

Menyusun data tentang kasus pengingkaran kewajiban

Mengolah

Tugas:

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang kasus pengingkaran kewajiban

80

Page 83: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Konsep

Pengingkaran kewajiban

Tanggung jawab pribadi

Prinsip

UUD NRI Tahun 1945

UU No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umun dan tata cara perpajakan

UU No. 14 Tahun

pengingkaran kewajiban

Mengumpulkan data

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang berbagai kasus pengingkaran kewajiban

Mengasosiasikan

Mencari hubungan antara kasus pengingkaran kewajiban dengan rasa tanggung jawab pribadi

.

Men

pengingkaran kewajiban

data dari berbagai sumber tentang berbagai kasus pengingkaran kewajiban

Menyajikan kasus pengingkaran kewajiban

Pengamatan aktivitas dalam

Diskusi kelompok membahas hasil pengumpulan data

Membuat laporan hasil pengumpulan data kasus pengingkaran kewajiban

81

Page 84: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

2002 tentang pengadilan pajak

Prosedur

Tata cara Peradilan Pajak

gomunikasikan

Mempresentasikan hasil diskusi tentang berbagai bentuk kasus pengingkaran kewajiban

Mempresentasikan hasil laporan di depan kelas

Portofolio

3.7 Menganalisis indikator ancaman terhadap negara dalam membangun integrasi nasional dengan bingkai BhinnekaTunggal

Ancaman terhadap negara Indonesia

Fakta

Hilangnya Timor timur, sipadan dan ligitan

diklaimnya seni reog batik

Konsep

Ancaman, hambatan

Mengamati

Membaca dan menyimak dari berbagai media (cetak dan elektronik) tentang contoh kasus ancaman terhadap negara Indonesia

Kepedulian terhadap sesama

Kepedulian terhadap tanah air

Kepedulian terhadap

Pengamatan sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilaian diri Menjelas

kan

Tes:

Lisan/Tulisan

Menyusun data tentang kasus berbagai bentuk ancaman terhadap negara Indonesia dalam

Tugas:

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang kasus ancaman terhadap negara

82

Page 85: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Ika.

4.7 Menyaji hasil analisis tentang indikator ancaman terhadap negara dalam membangun integrasi nasional dengan bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

4.9.2 Menyaji bentuk partisipasi kewarganegaraan yang

dan tantangan

Bentuk-bentukPartisipasi sebagai warga negara dalam keutuhan wilayah negara

Prinsip

Mempertahankan empat pilar yang terdiri dari: Pancaila, UUD NRI 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI

Menanya

Menanyakan tentang berbagai bentuk ancaman terhadap negara Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Mengumpulkan data

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang berbagai bentuk ancaman terhadap negara Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Mengasosiasikan

bangsa ancaman, hambatan, dan tantangan terhadap negara Indonesia

Menjelaskan bentuk-bentuk partisipasi sebagai warga negara

menghubungkan antara ancaman yang dilakukan terhadap

bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Mengolah data untuk mencari hubungan antara ancaman yang dilakukan terhada

Indonesia

Pengamatan aktivitas dalam

Diskusi kelompok membahas hasil pengumpulan data

Membuat laporan hasil pengumpulan data

83

Page 86: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

mencerminkan komitmen terhadap keutuhan nasional

Mencari hubungan antara ancaman yang dilakukan terhadap Indonesia dengan lemahnya rasa ke-Bhinneka Tunggal Ika-an sebagai warganegara

.

Mengomunikasikan

Mempresentasikan hasil diskusi tentang berbagai bentuk ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia dengan lemahnya rasa ke-Bhineka Tunggal Ika-an

p Indonesia dengan lemahnya rasa ke-Bhinneka Tunggal Ika-an sebagai warganegara

Menyajikan kasus ancaman terhadap negara Indonesia

kasus ancaman terhadap negara Indonesia

Mempresentasikan hasil laporan di depan kelas

Portofolio

3.8 Mema Kesa Fakta Mengamati Kepedul Penga menjelask Tes: Menyu Tugas:

84

Page 87: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

hami pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara dilihat dari konteks sejarah dan geopolitik Indonesia.

4.8 Menyaji analisis tentang pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara dilihat dari konteks sejarah dan geopolitik Indonesia

daran berbangsa dan bernegara

Pengalaman sejarah Indonesia

Letak Indonesia pada posisi strategis

Konsep

Kesadaran berbangsa dan bernegara (Nasionalisme dan Patriotisme)

Tahap pembinaa

Membaca dari berbagai literatur tentang bentuk-bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah dan geopolitik Indonesia

Menanya

Menanyakan tentang kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah dan geopolitik Indonesia

ian terhadap sesama

Kepedulian terhadap tanah air

Kepedulian terhadap bangsa

matan sikap dalam kegiatan pembelajaran/di luar kelas

Penilaian diri

an pengalaman sejarah Indonesia

menunjukan letak geopolitik Indonesia

Menjelaskan tentang bentuk-bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara (nasionalisme, patriotisme)

Lisan/Tulisan

sun data tentang bentuk-bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah dan geopolitik Indonesia

Mengolah data tentang bentuk-bentuk kesadaran berban

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang tentang bentuk-bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah dan geopolitik Indonesia

85

Page 88: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

n persatuan

geopolitik

Prinsip

wawasan Nusantara

Ketahanan Nasional

Mengumpulkan data

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah dan geopolitik Indonesia

Mengasosiasikan

Mencari hubungan antara kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah dan geopolitik

Menjelaskan tahap pembinaan persatuan

mejelaskan geopolitik

menjelaskan wawasan nusantara

menjelaskan ketahanan nasional

gsa dan bernegara dalam konteks sejarah dan geopolitik Indonesia

Menyajikan tentang bentuk-bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah dan geopolitik

Pengamatan aktivitas dalam

Diskusi kelompok membahas hasil pengumpulan data

Membuat laporan hasil pengumpulan data tentang

86

Page 89: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Indonesia

Mengomunikasikan

Melaporkan hasil pengumpulan data berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah dan geopolitik Indonesia

Indonesia

bentuk-bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah dan geopolitik Indonesia

Mempresentasikan hasil laporan di depan kelas

87

Page 90: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator

Penilaian

Portofolio

88

Page 91: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

BAB IV

PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya

bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil

belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya

pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu

proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.

Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik

mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan

psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang

dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.

Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar

dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan

mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.

Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan

pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari

analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama

proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.

Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan

sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung

terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung

berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan

dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu

proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-

1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran

yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

89

Page 92: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual

maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang

terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-

1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan

silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam

mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip

dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran

serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan Strategi

penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan

pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan

autentik.

90

Page 93: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.

Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541.

http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)

Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),

Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.

91

Page 94: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan KewarganegaraanKelas/Semester : X/SatuKelompok Mapel : Wajib Kelompok AMateriPokok : Pelanggaran HAMAlokasiWaktu : 3 x 2 JP

KompetensiIntiKI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminanBangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KompetensiDasar1.3 Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan

bermasyarakat.1.2 Menghayati isi dan makna pasal 28E dan 29 ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19452.1 Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.2.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasal-pasal Undang-

undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai aspek kehidupan idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya.

92

Page 95: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

3.9 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka pelindungan dan pemajuanHAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

4.9 Menyaji kasus–kasus pelanggaran HAM dalam rangka perlindungan dan pemajuanHAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Indikator Menyebutkan beberapa kasus pelanggaran HAM Menjelaskan pengertian HAM Menguraikan penggolongan HAM menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM ditinjau Piagam HAM

sedunia, nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, UU No. 39 Tahun 1999

Menghubungkan pelanggaran HAM dengan aspek sosial budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia

Mengungkapkan sebab terjadinya kasus-kasus pelanggaran HAM Mengamati data kasus-kasus pelanggaran HAM Mengolah data berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM Menyajikan hasil laporan

TujuanPembelajaranMelalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi Peserta didik dapat: Menjelaskan pengertian HAM Menguraikan penggolongan HAM Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM ditinjau Piagam HAM

sedunia, nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, UU No. 39 Tahun 1999 Menghubungkan pelanggaran HAM dengan aspek sosial budaya dalam

kehidupan masyarakat Indonesia Mengungkapkan sebab terjadinya kasus-kasus pelanggaran HAM Menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya Menghargai keyakinan Pemeluk agama lain Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Melalui proses mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan Peserta didik dapat: Mengamati data kasus-kasus pelanggaran HAM Mengolah data berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM Menyajikan hasil laporan

MateriPembelajaran

Fakta

Kasus pelanggaran HAM di Indonesia (contoh kasus 12 Mei 1998

93

Page 96: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kasus pelanggaran HAM di lingkungan setempat (contoh: kasus Kedung Ombo, Tanah Merah, Tanjung Priok, Lapas Cebongan Yogyakarta)

Konsep Pengertian HAM Penggolongan HAM Pelanggaran HAM

Prinsip Piagam HAM sedunia(The Universal Declaration of Human Rights) Nilai-nilai Pancasila UUD NRI Tahun 1945 UU No. 39/1999 tentang HAM ()

MetodePembelajaran1. Strategi : PBL2. Pendekatan : Saintifik 3. Metode :

Pengamatan Dikusi kelompok Presentasi Penugasan/Analisis dan Penyusunan Laporan

Alat/Media/Bahan Alat : LCD proyektor, Jaringan Internet, dan computer. Media : Video Pembelajaran tentang kasus pelanggaran HAM Bahan ajar : Buku PPKn kelas X, UUD NRI tahun 1945, UU no 39/1999,

dan The Universal Declaration of Human Rights

94

Page 97: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan Bertanya pada Peserta didik contoh kasus pelanggaran HAM

yang diketahui Menjelaskan pelanggaran HAM juga bertentangan dengan

ketentuan berbagai agama Menyampaikan tujuan pembelajaran Melaksanakan pretes tentang Pelanggaran HAM

15 menit

Kegiatan Inti:

Mengamati Membaca berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia dari

berbagai literatur dan media cetak Menyaksikan penayangan Video awal reformasi tahun 1998

(12 Mei 1998)

Menanya Menanyakan sebab-sebab kasus pelanggaran HAM di

Indonesia Menanyakan intisari dari tayangan video

Menge ksperimen kan / meng e ks plor asi-kan Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya

terkait dengan kasus pelanggaran HAM di Indonesia Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media

cetak dan elektronik tentang kasus pelanggaran HAM di Indonesia

Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM di Indonesia

Menga sosiasi kan Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan aspek social

budaya , politik, ekonomi dan Hankam dalam kehidupan masyarakat Indonesia

Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan nilai-nilai Pancasila dan pasal-pasal UUD NRI 1945, dan UU No. 39/1999

Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan Piagam HAM Internasional ( The Universal Declaration of Human Rights)

Mengk omunikasi kan Mempresentasikan hasil analisis tentang berbagai kasus

pelanggaran HAM di Indonesia Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM

dalam bentuk lisan, tulisan, gambar atau media lainnya

60 menit

95

Page 98: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Rincian Kegiatan Waktu

Penutup Bersama Peserta didik menyimpulkan Kasus pelanggaran

HAM di Indonesia Memberikan tugas mengamati kasus pelanggaran HAM di

lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya Melaksanakan pos tes lisan

15 menit

96

Page 99: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Pertemuan Kedua

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan Merefleksi pembahasan pengertian HAM dan Pelanggaran

HAM di Indonesia Menagih dan mengingatkan tugas minggu sebelumnya untuk

mengamati berbagai kasus pelanggran HAM di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya

Menyampaikan tujuan pembelajaran Melaksanakan pretes lisan tentang pelanggaran HAM yang

terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya

15 menit

KegiatanInti

Mengamati Mengamati/ menganalisis berbagai kasus pelanggaran HAM

yang terjadi dilingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya

Menanya Menanyakan sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM

yang terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya

Menge ksperimen kan / meng e ks plor asi-kan Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya

berkaitan dengan kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya

Menga sosiasi kan Mencari hubungan pelanggaran HAM yang terjadi di sekolah

dan masyarakat sekitarnya dengan pelaksananaan nilai-nilai Pancasila dan pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 serta UU No.39/1999

Mengk omunikasi kan Membuat laporan berbagai kasus pelanggaran HAM di

lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM

dalam bentuk lisan, tulisan, gambar atau media lainnya

60 menit

Penutup Bersama Peserta didik menyimpulkan macam pelangagaran

HAM di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya Memberikan tugas menyususn laporan dan presentasi

tentang pelanggran HAM di lingkungannya Melaksanakan pos tes lisan

15 menit

Pertemuan Ketiga

97

Page 100: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan Merefleksi hasil tugas yang sudah terkumpul Menagih dan mengingatkan tugas menyusun laporan tentang

kasus pelanggaran HAM di lingkungan sekitar Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui presentasi

15 menit

KegiatanInti:

Mengamati Mengamati presentasi siswa dari kelompok lain tentang kasus

pelanggaran HAM di lingkungan sekitarnya

Menanya Menanyakan sebab-sebab terjadinya kasus pelanggaran HAM

yang terjadi lingkungan sekitarnya

Menge ksperimen kan / meng e ks plor asi-kan Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya

berkaitan dengan kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Menga sosiasi kan Mencari hubungan pelanggaran HAM yang yang terjadi di

lingkungan sekitarnya dengan peraturan-peraturan tentang HAM yang berlaku

Mengk omunikasi kan Mempresentasikan berbagai kasus pelanggaran HAM di

terjadi di lingkungan sekitarnya dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara

Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam bentuk lisan, tulisan, gambar atau media lainnya

45 menit

Penutup Peserta didik melaksanakan tes tertulis ulangan harian Memberikan tugas membaca untuk pertemuan berikutnya

tentang upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

30 menit

Penilaian

1. Tugas- Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang berbagai kasus

pelanggaran HAM di Indonesia, di lingkungan sekolah dan sekitarnya, dan di dunia Internasional dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara

- Diskusi kelompok membahas hasil pengamatan dan penugasan- Membuat laporan hasil pengamatan dan penugasan

98

Page 101: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

- Mempresentasikan hasil penugasan dan pengamatan di depan kelas(format presentasi terlampir)

2. ObservasiMenilai kegiatan pengamatan dan tanya-jawab dan penyusunan laporan dalam kelompok berkaitan contoh kasus pelanggaran HAM dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya

3. Portofolio, Penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok tentang kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, dalam kehidupan lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara(format portofolio terlampir)

4. TesDigunakan untuk menilai hasil belajar secara individu tentang Kasus pelanggaran HAM

Sumber/Referensi;

Buku Pegangan Kurikulum 2013Buku PPKn kelas XUUD NRI Tahun 1945The Universal Declaration of Human Rights

http://psb-psma.go.org.id

Bandung, ..... September 2013

MengetahuiKepalaSMA .... Guru Mata PPKn

.................................. ..................................NIP. NIP.

CatatanKepalaSekolah

99

Page 102: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.....................................................................

100

Page 103: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Lampiran: a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi

LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI

DAN KINERJA PRESENTASI

Mata Pelajaran : PPKn

Kelas/Program : X/Wajib kelompok A

Kompetensi : KD 3.1dan 4.1

No NamaSiswa

Observasi Kinerja Presentasi

Jml

Skor

NilaI

Akt

tgjwb

Kerjsm

Prnsrt

Visual

Isi

(1) (2) (3) (4) (5)(6)

1. Excely Faza Janeeta 4 4 3 4 3 3 21

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

101

Page 104: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

16.

17.

18.

19.

20.

21.

dst

Keterangan pengisian skor4. Sangat tinggi3. Tinggi2. Cukup tinggi1. Kurang

102

Page 105: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Pretes/postes

Pretes/Postes Pertama

A. Berilah tanda ceklist pada kolom Benar atau Salah

No

PernyataanBena

rSala

h

1. Seorang majikan dapat menyuruh pramu wismanya untuk khusus melayaninya selama 24 jam, karena dia sudah membayar mahal untuk itu.

2. Mahasiswa dapat menuntut pemerintah untuk membangun kembali kampus yang dirusak oleh mahasiswa saat melakukan demo kenaikan BBM

3. Seorang gubernur dapat menggusur pedagang kaki lima sesuai dengan kebijakan pemerintah

4. Seorang anak dapat menuntut orang tuanya yang penghasilannya pas-pasan untuk membelikan motor baru karena memang kewajiban orang tua untuk memenuhi hak anaknya

5. Seorang siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran jika belum melunasi kewajiban administratif

6. Anggota masyarakat tidak berhak untuk menikmati fasilitas PLN maupum Telkom jika tidak memenuhi kewajiban membayar tepat pada waktunya

B. Jawablah petanyaan berikut ini1. Jelaskan pengertian HAM!

Jawab:...............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Uraikan penggolongan HAM ditinjau dari objeknya ! Jawab:.............................................................................................................................................................................................................................................................................................

3. Berikan contoh pelanggaran HAM di berbagai lingkungan kehidupan dan seba-sebabnya! ( 5 kasus pelanggaran HAM)

103

Page 106: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

Jawab:.............................................................................................................................................................................................................................................................................................

4. Berikan analisis faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM !Jawab:............................................................................................................................................................................................................................................................................................

5. Berikan analisis hubungan antara pelanggaran HAM tertentu dengan peraturan peraturan yang berlaku !Jawab:.............................................................................................................................................................................................................................................................................................

b. Lembar Kerja Penyusunan Laporan ( dibagikan sebelum ke Perpustakaan )

1. Buatlah laporan pengamatan data dari berbagai sumber tentang berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia, di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Laporan tersebut diketik dalam kertas HVS ukuran A 4, dengan huruf Time New Roman 12, line spacing double, Batas kanan 4 cm, kiri 3 cm, atas 4 cm, bawah 3 cm

3. Kirim laporan sebelum pertemuan berikutnya ke alamat e-mail saya (...)

104

Page 107: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

4. Struktur laporan adalah sebagai berikut:A. Judul Kasus Pelanggaran HAM B. Tujuan Penulisan LaporanC. Landasan teori D. Analisis faktor–faktor penyebab timbulnya kasus pelanggaran

HAM(Analisis hubungan pelanggaran HAM dengan aspek Politik, Ekonomi, Sosbud dan Hankam dalam kehidupan masyarakat Indonesia)

E. Analisis hubungan antara Kasus pelanggaran HAM dengan Peraturan tentang HAM

F. KesimpulanG. Referensi

105

Page 108: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

FORMAT PENILAIAN LAPORAN HASIL PENUGASAN(PORTOFOLIO)

Mata Pelajaran : PPKnKelas/Peminatan : X/MIA dan IISMateriPokok : Pelanggaran HAM

No NamaSiswa

AspekPenilaian

Skor rata

-rata

Nilai

Vis

ual

Kete

litia

n

Keju

jura

n

Penyajia

n

Data

Jaw

ab

anPer

tan

yaan

1. Arsita Safitri 3 4 4 3 3 3,33

83

2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.31.32.

106

Page 109: 13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn

107