pendekatan saintifik

30
PENDEKATAN SAINTIFIK A. DEFINISI PENDEKATAN SAINTIFIK Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin

Upload: ela-sn

Post on 03-Feb-2016

58 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Berisi tentang Pendekatan Saintifik dan Contoh RPP dengan pendekatan saintifik.

TRANSCRIPT

Page 1: PENDEKATAN SAINTIFIK

PENDEKATAN SAINTIFIK

A. DEFINISI PENDEKATAN SAINTIFIK

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,

hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi

atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman

kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan

pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak

bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran

yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari

tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan

keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,

menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut,

bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin

berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya

kelas siswa.

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) berpusat pada siswa.

2) melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum

atau prinsip.

3) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4) dapat mengembangkan karakter siswa.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada

keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan

pendekatan saintifik adalah:

Page 2: PENDEKATAN SAINTIFIK

1. untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa.

2. untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah

secara sistematik. terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa

bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

3. diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

4. untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam

menulis artikel ilmiah.

5. untuk mengembangkan karakter siswa.

C. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN

SAINTIFIK

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah

sebagai berikut:

1) pembelajaran berpusat pada siswa

2) pembelajaran membentuk students’ self concept

3) pembelajaran terhindar dari verbalisme

4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi

dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir

siswa

6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar

guru

7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam

komunikasi

8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

D. PROSES PEMBELAJARAN DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 harus menyentuh tiga ranah,

yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis

pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar

Page 3: PENDEKATAN SAINTIFIK

agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan  menggamit transformasi

substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah

pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik

“tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara

kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang

memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari

peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam

pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.  Pendekatan ilmiah

(scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan

mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi 

tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan

secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus

tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau

sifat-sifat nonilmiah. 

E. LANGKAH-LANGKAH UMUM PEMBELAJARAN DENGAN

PENDEKATAN SAINTIFIK

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang

dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-

Sikap(Tahu Mengapa)

Keterampilan(Tahu Bagaimana)

Pengetahuan(Tahu Apa)

ProduktifInovatifKreatifAfektif

Page 4: PENDEKATAN SAINTIFIK

langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran

meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian

mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan

menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.

Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin

pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada

kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-

nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:

1. Mengamati (observing)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan

mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan

rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki

kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran

sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru

membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan

pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.

Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka

untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu

benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih

kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

2. Menanya (Questioning)

Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan:

pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada

Observing

(mengamati)

Questioning(menanya)

Associating

(menalar)

Experimen-ting

(mencoba)

Networking

(membentuk Jejarin

g)

Page 5: PENDEKATAN SAINTIFIK

yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang

lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang

bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan

pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan

pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan

pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan.

Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik.

Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan

pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau

pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati

(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Kompetensi yang diharapkan dalam menanya adalah mengembangkan

kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk

membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang

hayat.

Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari

bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi

dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat

membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang

lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul

sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas

mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain

selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara

sumber dan sebagainya. Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan

sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan

berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui

berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar

sepanjang hayat.

3. Menalar (Associating)

Page 6: PENDEKATAN SAINTIFIK

Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/menalar” dalam kegiatan

pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun

2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari

hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati

dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan

dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan

informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki

pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan

untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya,

menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan

adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,

kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta

deduktif dalam menyimpulkan.

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir

yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk

memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks

pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk

pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam

pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan

mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi

penggalan memori.

Menarik kesimpulan

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik

merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah

menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari

keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan

kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.

4. Mencoba (Experimenting)

Mencoba (experimenting) dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai

ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas

pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai

dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara

Page 7: PENDEKATAN SAINTIFIK

penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari

dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan

dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan

menyajikan data;(6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat

laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.

Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka: (1) Guru

hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid (2)

Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan (3) Perlu

memperhitungkan tempat dan waktu (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk

pengarahan kegiatan murid (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang

akan dijadikan eksperimen (6) Membagi kertas kerja kepada murid (7) Murid

melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan

hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara

klasikal.

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan

melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga

tahapan eksperimen atau mencoba dimaksud dijelaskan berikut ini.

a. Persiapan

Menentapkan tujuan eksperimen

Mempersiapkan alat atau bahan

Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah peserta

didikserta alat atau bahan yang tersedia. Di sini guru perlu menimbang

apakah peserta didik akan melaksanakan eksperimen atau mencoba secara

serentak atau dibagi menjadi beberapa kelompok secara paralel atau

bergiliran

Memertimbangkan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat

memperkecil atau menghindari risiko yang mungkin timbul

Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan

tahapa-tahapan yang harus dilakukan peserta didik, termasuk hal-hal yang

dilarang atau membahayakan.(Buku Pelatihan Implementasi Kurikulum:

208)

b. Pelaksanaan

Page 8: PENDEKATAN SAINTIFIK

Selama proses eksperimen atau mencoba, guru ikut membimbing dan

mengamati proses percobaan. Di sini guru harus memberikan dorongan dan

bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik agar

kegiatan itu berhasil dengan baik.

Selama proses eksperimen atau mencoba, guru hendaknya memperhatikan

situasi secara keseluruhan, termasuk membantu mengatasi dan memecahkan

masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.

c. Tindak lanjut

a. Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru

b. Guru memeriksa hasil eksperimen peserta didik

c. Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil eksperimen.

d. Guru dan peserta didik mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan

selama eksperimen.

e. Guru dan peserta didik memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan

dan alat yang digunakan

5. Mengkomunikasikan (Networking)

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan

ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan

dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil

tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta

didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan”

dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud

Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan

kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

F. PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM

PEMBELAJARAN

Page 9: PENDEKATAN SAINTIFIK

Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan

bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang

memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai

contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada

bersemangat dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa

dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir.

Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah

memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai

yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa.

Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham

suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan siswa yang mengalami

kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada kegiatan

pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau

“ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri

siswa.

Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau

dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa.

Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman

dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu

tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya

konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui

langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka.

Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi

terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua,

pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa. Validasi dapat dilakukan dengan

mengindentifikasi kebenaran konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk

oleh siswa. Dalam hal ini seringkali guru meminta siswa untuk mengungkapkan

konsep, hokum atau prinsip yang telah mereka konstruk. Dari sini dapat diketahui

ada atau tidaknya kesalahan konsep. Bila terjadi kesalahan konsep maka guru

dapat segera mengkoreksi kesalahan konsep tersebut.

Page 10: PENDEKATAN SAINTIFIK

Pengayaan dapat dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk

membaca buku-buku pelajaran atau sumber informasi lainnya untuk

memantapkan pemahaman materi yang telah dibelajarkan atau memahami materi

lain yang berkaitan. Guru juga dapat meminta siswa untuk mengakses sumber-

sumber dari internet baik yang berupa animasi atau video berkaitan dengan materi

yang telah dibelajarkan. Dalam hal ini seyogyanya guru memberikan situs-situs

internet yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah dibelajarkan.

Pengayaan dapat juga dilakukan dengan meminta siswa melakukan percobaan

yang berkaitan dengan materi yang telah dibelajarkan yang aman untuk dikerjakan

di rumah oleh siswa.

G. TEKNIK PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN DENGAN

PENDEKATAN SAINTIFIK

Penilaian pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik meliputi :

Penilaian proses atau ketrampilan, dilakukan melalui :

1. Observasi saat siswa bekerja berkelompok

2. Bekerja individu

3. Berdiskusi

4. Presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja

 Penilaian produk

1. Pada penilaian produk dilakukan dengan menggunakan tes tertulis

2. Pemahaman konsep

3. Prinsip

4. Hukum

Penilaian sikap, dilakukan melalui :

1. Observasi saat siswa bekerja kelompok

2. Bekerja Individu

3. Berdiskusi

4. Saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi sikap

Page 11: PENDEKATAN SAINTIFIK

DAFTAR PUSTAKA

Sultan Ramdan Hilmi. “Model Pembelajaran Pendekatan Scientific pada

Kurikulum 2013”. Tersedia pada

http://ramkawat.wordpress.com/2013/07/10/model-pembelajaran-

pendekatan-scientific-pada-kurikulum-2013/ diakses pada tanggal 20 April

2013.

Kemendikbud. “Langkah-Langkah Pembelajaran Saintifik”. Tersedia pada

http://pembelajaranku.com/langkah-langkah-pembelajaran-saintifik/

diakses pada tanggal 20 April 2013.

https://pengawasmadrasah.files.wordpress.com/2013/11/10-pendekatan-

saintifik.pdf. diakses pada tanggal 02 Mei 2013.

http://fuzinoviyanti.wordpress.com/2013/10/27/pendekatan-pembelajaran-

scientific-dan-kontekstual/. diakses pada tanggal 02 Mei 2013.

http://pembelajaran-berbasis-metode-saintifik_kotagede.doc. diakses pada tanggal

02 Mei 2013.

Page 12: PENDEKATAN SAINTIFIK

LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan :SMP …………….

Kelas/Semester :IX

Mata Pelajaran : Matematika-Wajib

Topik : Bangun Ruang Sisi Lengkung

Waktu : 1 × 45 menit

A. Kompetensi Inti:

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1. Memahami sifat-sifat, tabung dan kerucut serta menentukan ukur-

ukurannya.

2. Menentukan luas selimut dan volume tabung dan kerucut.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mampu menentukan luas selimut tabung.

2. Mampu menentukan luas selimut kerucut.

Page 13: PENDEKATAN SAINTIFIK

3. Mampu menentukan volume tabung.

4. Mampu menentukan volume kerucut.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan mampu memecahkan masalah

yang berhubungan dengan volume tabung dan kerucut.

E. Materi Matematika

Bangun ruang sisi lengkung ( tabung dan kerucut ).

F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : pendekatan saintifik (scientific).

2. Model :Penemuan (Discovery)

3. Metode : Diskusi, Penugasan.

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pertemuan Pertama

Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan

mengkondisikan kelas dalam suasana

kondusif untuk berlangsungnya

pembelajaran.

2. Guru memberikan motivasi tentang

pentingnya memahami konsep luas dan

volume kerucut dan tabung yang

dihubungkan dengan kehidupan sehari-

hari

3. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

4. Guru menginformasikan tentang proses

pembelajaran yang akan dilakukan

10 menit

Page 14: PENDEKATAN SAINTIFIK

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

termasuk aspek-aspek yang dinilai

selama proses pembelajaran

berlangsung..

Inti Stimulation (stimulasi/pemberian

rangsangan)

Siswa mengamati tayangan slide tentang

masalah yang berhubungan dengan tabung

dan kerucut.

Problem statement (pernyataan/

identifikasi masalah)

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengidentifikasi dan menganalisa

permasalahan yang mereka hadapi dari

slide.

Data collection (pengumpulan data).

Siswa diberi kesempatan untuk

mengumpulkan (collection) berbagai

informasi yang relevan, membaca buku

siswa, mengamati objek, berdiskusi dengan

kelompoknya untuk menemukan rumus luas

dan volume tabung dan kerucut.

Data processing (pengolahan data)

Siswa dalam kelompoknya berdiskusi untuk

menemukan :

1. rumus luas dan volume tabung,

2. menemukan rumus luas dan volume

kerucut.

Verification (pembuktian)

Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran,

70 menit

Page 15: PENDEKATAN SAINTIFIK

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

atau informasi yang ada, atau hipotesis

yang telah dirumuskan, Siswa dalam

kelompoknya berdiskusi untuk

menemukan rumus luas dan volume tabung

dan kerucut.

Generalization(menarik

kesimpulan/generalisasi)

Masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil penemuannya

kemudian guru memberikan penguatan

tentang bangun ruang sisi lengkung.

Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang

rumus luas dan volume tabung dan

kerucut.

2. Guru memberikan tugas PR beberapa

soal aplikasi luas dan volume kerucut

dan tabung.

3. Guru mengakhiri kegiatan belajar

dengan menginformasikan materi

pertemuan selanjutnya, dan pesan untuk

tetap belajar.

10 menit

H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

1. Buku matematika siswa

2. Leptop

3. Gunting

4. lem

5. Karton

6. LKS

7. Lembar penilaian

Page 16: PENDEKATAN SAINTIFIK

I. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis

2. Prosedur Penilaian:

No Aspek yang dinilaiTeknik

Penilaian

Waktu

Penilaian

Pertemuan Pertama

1. Sikap

a. Terlibat aktif dan disiplin dalam

pembelajaran barisan dan deret.

b. Bekerjasama, jujur dalam kegiatan

kelompok.

c. Toleran terhadap proses pemecahan

masalah yang berbeda dan kreatif.

Pengamatan Selama

pembelajara

n dan saat

diskusi

2. Pengetahuan :

a. Menentukan pola dari suatu barisan

bilangan aritmetika dengan pola

gambar yang diberikan.

b. Menentukan rumus luas dan volume

tabung.

c. Menentukan rumus luas dan volume

kerucut.

Pengamatan

dan tes

Penyelesaia

n tugas

individu

dan

kelompok

3. Keterampilan

Terampil menerapkan konsep/prinsip

dan strategi pemecahan masalah yang

relevan yang berkaitan dengan luas dan

volume tabung dan kerucut.

Pengamatan Penyelesaia

n tugas

(baik

individu

maupun

kelompok)

dan saat

diskusi

J. Instrumen Penilaian Hasil belajar

Page 17: PENDEKATAN SAINTIFIK

Tes tertulis

1. Perhatikangambardibawah!

a. a. Berapa cm panjang diameter alasnya?

b. Berapa cm tingginya?

c. Tentukan ukuran jaring-jaring

selimutnya?

2. Sebuah tabung mempunyai jari-jari 10 cm dan tingginya15 cm. Tentukan

Volume tabung tersebut?

3. Carilah Luas Kerucut di bawah ini

39 cm

14 m

4. Diketahui volume suatu kerucut 462 cm3. Jika tinggi kerucut 9 cm dan π = 22/7 hitunglah panjang jari-jari alas kerucut itu?

Serang, 16 Mei 2014

Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Mundofir Winda Mustika

NIP. 19560607 197903 1 011

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

7 cm

18 cm

Page 18: PENDEKATAN SAINTIFIK

Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : X/1Tahun Pelajaran : 2013/2014Waktu Pengamatan :

Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No Nama Siswa

Sikap

Aktif Bekerjasama Toleran KreatifKB1

B2

SB3

KB1

B2

SB3

KB1

B2

SB3

KB1

B2

SB3

1.2.3.4.5.6.

KB : Kurang baik B : Baik SB : Sangat baik

Pedoman Penilaian:Indikator sikap aktif dalam pembelajaran luas dan volume tabung dan kerucut1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ikut berperan dalam

pembelajaran2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha berperan dalam pembelajaran tetapi

tidak terus -menerus 3. Sangat baik jika menunjukkan sudah berperan dalam menyelesaikan tugas

kelompok secara terus menerus dan konsistenIndikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam

kegiatan kelompok.2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan

kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan

kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.1. Kurang baikjika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses

pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap

proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.

3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan konsisten.

Indikator sikap kreatif terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

Page 19: PENDEKATAN SAINTIFIK

1. Kurang baik jika sama sekali tidak memberikan ide terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk memberikan ide terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.

3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk memberikan ide terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan konsisten.

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN

Page 20: PENDEKATAN SAINTIFIK

Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : X/1Tahun Pelajaran : 2013/2014Waktu Pengamatan :

Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No Nama Siswa

KeterampilanMenerapkan konsep/prinsip dan strategi

pemecahan masalahKT1

T2

ST3

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

KT : Kurang TerampilT : TerampilST : Sangat Terampil

Pedoman Penilaian:Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan luas dan volume tabung dan kerucut.1. Kurang terampil

jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan menentukan luas dan volume tabung dan kerucut.

2. Terampiljika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan menentukan luas dan volume tabung dan kerucut tetapi belum tepat.

3. Sangat terampil,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan menentukan luas dan volume tabung dan kerucut.