12506134006_rahmat setyawa.rtf

Upload: fauzan-tri-andana

Post on 06-Oct-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

15 Perlindungan Kesehatan Dalam K3 Merupakan Kewajiban Terhadap Setiap PekerjaTugas Individu Mata Kuliah K3Disusun Oleh :Rahmat Setyawan12506134006PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2015Perlindungan Kesehatan Dalam K3 Merupakan Kewajiban Terhadap Setiap PekerjaRahmat SetyawanNIM : 12506134006E-mail: [email protected] dan keselamatan kerja (k3) hadir dengan memberikan studi maupun hasil riset mengenai prosedur pencegahan kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) juga memberikan manfaat bagi setiap pekerja dan juga pemilik perusahaan agar lebih berhati hati dalam melakukan produksi atau kerja di pabrik maupun di lapangan. Bagaimanakah kewajiban kesehatan dan keselamatan kerja (k3) terhadap setiap pekerja? Bagaimanakah pencegahan kecelakaan kerja yang dapat dilakukan oleh pekerja? Pertanyaan tersebut menjadi benang merah dalam tulisan ini. Inti pembahasan terbagi menjadi dua bagian yaitu ; (1)Kewajiban sarana dan prasarana yang harus disediakan oleh perusahaan, (2) Pencegahan yang dapat dilakukan.Pertama, dari kewajiban sarana dan prasarana yang harus disediakan oleh perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan keselamatan dari setiap pekerjanya. Untuk itu perusahaan harus menyediakan sarana dan prasarana kesehatan dan keselamatan kerja (k3) yang akan melindungi pekerja dari bahaya atau kecelakaan yang dapat terjadi ketika sedang bekerja. Kedua, dari sisi pencegahan. Tidak hanya perusahaan yang wajib memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (k3), namun pekerja sendiri juga harus memperhatikan keselamatan saat sedang bekerja. Pekerja dapat melakukan pencegahan pencegahan untuk meminimalisir terjadinya kecelakan kerja. Pencegahan dapat dilakukan dengan dibantu oleh peralatan maupu dengan kesadaran diri untuk selalu berhati hati ketika sedang bekerja terlebih untuk pekerjaan yang memiliki potensi bahaya yang tinggi. Kata Kunci: Kesehatan dan keselamatan kerja (k3), Pencegahan Kecelakaan Kerja, PekerjaLatar BelakangK3 atau yang dikenal sebagai keselamatan dan kesehatan kerja sudah banyak diterapkan hampir diseluruh perusahaan. Peraturan pemerintah, dan manajemen kualitas dari setiap perusahaan atau tempat kerja mulai menanamkan program ini. Sebenarnya K3 memang penting untuk diterapkan apalagi jika para stake holder dan pihak perusahaan melihat lebih jauh mengenai keuntungan jangka panjang.Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.Tiga aspek utama hukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak kondusif.Konsep ini diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadap pekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja. Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar tempat kerja.Rumusan MasalahBagaimanakah kewajiban kesehatan dan keselamatan kerja (k3) terhadap setiap pekerja?Bagaimanakah pencegahan kecelakaan kerja yang dapat dilakukan oleh pekerja?Kerangka TeoriPengertian Kesehatan dan Keselamatan KerjaMenurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.Menurut Sumamur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerjaMathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait dengan pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. (Lalu Husni, 2003: 138).Setelah melihat berbagai pengertian di atas, pada intinya dapat ditarik kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi berbicara mengenai kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu membicarakan masalah keamanan fisik dari para pekerja, tetapi menyangkut berbagai unsur dan pihak.Urgensi Kesehatan dan Keselamatan KerjaKesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itu, dibuatlah berbagai ketentuan yang mengatur tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Berawal dari adanya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Ketenagakerjaan yang dinyatakan dalam Pasal 9 bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan dan pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat, manusia, moral dan agama. Undang-Undang tersebut kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 ini ada beberapa hal yang diatur antara lain:Ruang lingkup keselamatan kerja, adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada dalam wilayah hukum kekuasaan RI. (Pasal 2).Syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk:Mencegah dan mengurangi kecelakaanMencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaranMencegah dan mengurangi peledakanMemberi pertolongan pada kecelakaanMemberi alat-alat perlindungan diri pada pekerjaMemperoleh penerangan yang cukup dan sesuaiMemelihara kesehatan dan ketertibandll (Pasal 3 dan 4).Pengawasan Undang-Undang Keselamatan Kerja, direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap undang-undang ini, sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya. (Pasal 5).Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembinaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi yang efektif dari pengusaha atau pengurus tenaga kerja untuk melaksanakan tugas bersama dalam rangka keselamatan dan kesehatan kerja untuk melancarkan produksi. (Pasal 10).Setiap kecelakan kerja juga harus dilaporkan pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja di dinas yang terkait. (Pasal 11 ayat 1).(Sumamur. 1981: 29-34).PembahasanPerlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Merupakan Kewajiban terhadap Setiap PekerjaTerdapat beberapateknik baku yang digunakandalam pemeliharaan kesehatan pekerja. Ini meliputi pengambilan tindakan pencegahan penyakit, yang memberikan sarana sarana untuk mencegah pekerja berkontak dengan substansi - substansi berbahaya, dan memastikan bahwa jika para pekerja terluka, cederanya dirawat dengan benar.Pertolongan pertama pada Kecelakaan (P3K)Pertolongan pertama pada Kecelakaan (P3K) didefinisikan sebagai:Perawatan darurat hingga tenaga medis atau perawat tiba ditempatPerawatan cedera kecil yang tidak memerlukan perawatan atau bahkan tidak memerlukan perhatian medis.Fasilitas fasilitas pertolongan pertama yang harus disediakan tercantum dalamhealth and safety (first Aid) Regulations 1981,dengan rincian lebih jelasnya diberikan dalamApproved Code of Practice and Guidance First aida at work, publikasi HSE L 74.Saran sarannya meliputi:Cakupan fasilitas kesehatannya tergantung pada resiko yang dihadapi, misalnya semakin tinggi resiko, semakin luaslah cakupan persoalan tersebut.Jumlah petugas P3K harus mencukupi satu petugas untuk Setiap 50 puluh pekerja untuk pekerjaan beresiko rendah. Perbandingan antara jumlah pekerja dengan petugas P3K ini disesuaikan apabila resiko pekerjaannya meningkat.Harus terdapat ruang P3K jika :Pekerjaan tersebut beresiko tinggiPerusahaan tersebut berada jauh dari rumah sakit, misalnya didaerah pedesaan.Akses kerumah sakit atau dokter sulit dilakukan, misalnya didaerah dengan lalu lintas yang sangat macet.Jumlah yang dipekerjakan ditempat tersebut mensyaratkannya.Pekerja yang bekerja jauh dari pusat:Jika area kerjanya beresiko rendah tidak perlu ada fasilitas kesehatanJika area kerjanya berada dalam area perusahaan lain pergunakanlah fasilitas setempat.Jika area kerjanya beresiko tinggi atau tidak memiliki akses kefasilitas pertolongan pertama, kotak P3K perlu dibawa.Kotak P3K harus:Kuat agar dapat melindungi isinyaDapat diisi lagiBerisi kartu panduan pertolongan pertama pada kecelakaanDigunakan hanya untuk barang-barang P3K, bukan barang lain.Jika lebih dari satu majikan yang menempati satu bangunan atau tapak, mereka dapat menyediakan fasilitas bersama.Pekerja harus mendapatkan informasi tentang fasilitas P3K dan lokasi penempatannya.Fasilitas P3K harus mudah dijangkau oleh para tamu, kontraktor dan sebagainya, ketika mereka telah diberi izin untuk berada dilingkungan perusahaan.Jika tersedia ruang P3K, ruang tersebut harus:Berada dibawah pengawasan petugas P3K atau perawatMenyediakan petugas P3K yang siaga selama ada orang yang sedang bekerja dipersil bersangkutan.Memiliki petugas pengganti yang bertanggung jawab terhadap setiap tindakan P3K yang dibutuhkan jika petugas P3K tidak berada ditempat.Mudah diakses oleh ambulanceCukup luas untuk meletakkan tempat tidurMemiliki pintu yang cukup lebar untuk dilalui oleh kursi roda.Didesain dengan permukaan yang dapat dibersihkan dengan mudah.Memiliki air panas dan dingin untuk keperluan cuci mencuci.Dapat didentifikasi dengan mudahMenyediakan tempat bagi petugas P3KDilengkapi dengan buku penatalaksanaan (treatment book) yang dapat berupa buku kegiatan harian perusahaan untuk mencatat penatalaksanaan yang dilakukan.Petugas P3K harus:Dilatih dalam pelatihan yang telah disetujui oleh HSETelah menerima pelatihan tertentu jika terdapat bahaya bahaya khusus yang munculMencatat selruh penatalaksanaan yang diberikanMenerima pelatihan secara teratur. Alat Pelindung Diri (PEE)Persyaratan umum penyediaan alat pelindung diri(personal protective equipment -PPE)tercantum dalampersonal protective equipment at work regulstion 1992.Akan tetapi, ada beberapa ketentuan khusus, yang lebih utama selain ketentuan umum ini, yang diantumkan dalam aturan-aturan tentang bahaya-bahaya tertentu, yaitu:The control of lead at work regulations 2002.The lonizing radiation regulations 1999.The control of asbestos at work regulations 2002.The noise at work regulations 1989.The construction (Head protection) Regulations 1989.Aturaan-aturan yang disebut belakangan tersebut dibahas secara terpisah di bagianz lain dan tidak tercakup dalam bab ini.Dalam menyediakan perlindungan terhadap bahaya, prioritas pertama seorang majikan adalah melindungi pekerjanya secara keseluruhan ketimbang secara individu. Penggunaan PEE hanya dipandang perlu jika metode-metode perlindungan yang lebih luas ternyata tidak praktis dan tidak terjangkau.Dengan seluruh jenis PEE yang tersedia, pemasok akan menyarankan jenis yang paling sesuai untuk kebutuhan perlindungan pekerja dan dapat menawarkan beberapa pilihan berdasarkan material, desain, warna dan sebagainya. Akan tetapi, ada beberapa prinsip umum yang harus diikuti.PPE yang efektif harus:Sesuai dengan bahaya yang dihadapiTerbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebutCocok bagi orang yang akan menggunakannyaTidak mengganggu kerja operator yang sedang bertugasMemiliki konstruksi yang sangat kuatTidak mengganggu PPE lain yang sedang dipakai secara bersamaanTidak meningkatkan resiko terhadap pemakainya.PPE harus :Disediakan secara gratisDiberikan satu per orang atau jika tidak, harus dibersihkan setelah digunakanHanya digunakan sesuai peruntukannyaDijaga dalam kondisi baikDiperbaiki atau diganti jika mengalami kerusakanDisimpan ditempat sesuai ketika tidak digunakan.Operator-operator yang menggunakan PPE harus memperoleh:Informasi tentang bahaya yang dihadapiInstruksi tentang tindakan pencegahan yang perlu diambilPelatihan tentang penggunaan peralatan dengan benarKonsultasi dan diizinkan memiliki PPE yang tergantung pada kecocokannya.Pelatihan cara memelihara dan menyimpan PPE dengan rapiInstruksi agar melaporkan setiap kecacatan atau kerusakan.Bagian TubuhBahayaPPEKepalaBenda benda jatuhRuang yang sempitRambut terjeratHelm Keras (Hard hats)Helm empuk (bumps caps)Topi, harnet atau pemangkasan rambut. Telinga/ PendengaranSuara bisingTutup telinga (Ear muf) dan sumbat telinga (Ear plug)MataDebu, kersik,Partikelpartikel beterbanganRadiasi, laser, bunga api las.Kacamata pelindung (goggles), Pelindung wajah.Goggles khususParuDebuAsapGas beracun dan atmosfer miskin oksigenMasker wajah, RespiratorRespirator dengan filter penyerap (keefektifitannya terbatas)Alat bantu pernapasanTanganTepi tepi dan ujung yang tajamZat kimia korosifTemperature Tinggi/RendahSarung tangan pelindungSarung tangan tahan bahan kimiaSarung tangan insulasiKakiTerpeleset, benda tajam dilantai, benda jatuh, percikan logam cairSepatu pengaman, selubung kaki (gaiter) dan sepatu pengamanKulitKotoran dan bahan korosif ringanKorosi kuat dan zat pelarutKrim pelindungPelindung yang kedap seperti sarung tangan dan celemekTorso dan TubuhZat Pelarut, Kelembaban, dsb.Celemek overallKeseluruhan TubuhAtmosfer yang berbahaya (uap beracun / debu radioaktif)TerjatuhKendaraan BergerakGergaji RantaiTemperatur tinggiCuaca ekstriPakaian bertekanan udara (pressurized suits)Tali temali pelindung (harness)Baju/Rompi yang terlihat dikegelapan (high-visibility)Baju pelindung khususBaju tahan panasBaju untuk segala cuaca.Penggunaan Layar display dengan AmanPeningkatan penggunaan komputer, word processors, dan piranti display grafis elektronik lainnya dalam pekerjaan memperluas bahaya terhadap kesehatan. Ketentuan untuk mengurangi pengaruh-pengaruh bahaya ini tercantum dalam Health and safety (Display screen equipment) regulations 1992.Mendefinisikan :Display screen equipment(DSE) sebagai sembarang layar alfanumerik atau layar display grafis tanpa memeperhatikan peruntukan atau prosesnya dengan kata lain definisi ini tidak hanya terbatas misalnya pada wordprocessors, tetapi juga untuk desain komputer dan permesinan kendali komputer. operatorsebagai pengguna bagi dirinya sendiri pengguna adalah setiap orang yang menggunakan DSE untuk bagian penting dari pekerjaan hariannya. work stationadalah setiap piranti atau bagian darinya yang digunakan untuk bekerja dengan DSEMembutuhkan pelaksanaan penilaian resikoBahayaTindakan pencegahanSikap tubuhMemakai kursi yang dapat disetel sehingga kedudukan lengan operator akan sejajar ketika menggunakan keyboardKursi harus memiliki sandaran yang dapat disetelTumpuan kaki berada pada ketinggian yang pas ketika setelan kursinya telah sesuaiPosisi layar bias disetel sehingga operator dapat memandangnya dalam kedudukan yang nyaman dan santaiMap dokumen harus diletakkan dalam kedudukan yang sedemikian rupa sehingga kedudukan dokumen tidak membutuhkan atau meminimalkan pergerakan kepala operator.WaktuBatasi waktu bekerja dengan keyboard yang continu dan pastikan bahwa ada istirahat pada selang waktu yang teratur. Waktu antara break istirahat ditentukan oleh jenis pekerjaan namun tidak boleh melebihi satu jam.PenglihatanPeriksalah apakah operator memiliki penglihatan yang normal, indikasi bahwa penglihatan terganggu adalah ketegangan pada mata, pusing, penglihatan yang kaburJika tidak normal, operator memerlukan kacamata khusus dan pemeriksaan mata harus dilakukan oleh dokter mata (majikan menanggung biaya bingkai kacamata standar namun pekerja harus membayar sendiri kelebihan biayanya jika menginginkan bingkai tertentu).Penerangan latar sebaiknya berupa hamburan cahaya biasa, bukan titik lampu yang dapat menyilaukan layar.Layar sebaiknya didudukkan atau disetel sedemikian rupa untuk menghilangkan silau atau pantulan dari sumber cahaya atau jendela.Operator sebaiknya mampu menyesuaikan kekontrasan layarnya yang sesuai dengan tingkat kenyamanannya.Layar sebaiknya dijaga agar tetap bersih dan bebas dari tumpukan debu.Kelelahan /StresMemberikan pelatihan penggunaan softwareSoftware disesuaikan dengan tugas-tugas yang dikerjakan. Software dengan desain buruk atau tidak sesuai dapat menyebabkan stressBantuan teknis yang efektif diberikan dengan segera ketika muncul masalah dalam penggunaan program.InformasiBahaya yang berkaitan dengan workstationTindakan pencegahan disediakan untuk menghindari bahayaKesimpulanKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.Tujuannya adalah untuk menciptakan tempat kerja yang aman ,sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit.sarana sarana perlindungan kesehatan pekerja yaitu:Pertolongan pertama pada Kecelakaan (P3K)Alat Pelindung Diri (PEE)Penggunaan Layar display dengan AmanDaftar Pustaka Husni, Lalu.(2003), Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Suma.mur,PK.(1993), Hygeine Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: CV.Haji Masagung. Jakarta.Markkanen, Pia K.(2004), Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Jakarta: Internasional Labour Organisation Sub Regional South-East Asia and The Pacific Manila PhilippinesSutrisno dan Kusmawan Ruswandi.(2007), Prosedur Keamanan, Keselamatan, & Kesehatan Kerja. Sukabumi: Yudhistira.