1232-2422-1-sm

Upload: kinanti-nawang-wulan

Post on 20-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    1/15

    ANALISIS PENGARUH TINGKAT UPAH MINIMUM,

    INFLASI, DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP

    PENGANGGURAN DI KOTA MALANG (1996 2013)

    JURNAL ILMIAH

    Disusun oleh :

    Ayudha Lindiarta

    0910210029

    JURUSAN ILMU EKONOMI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2014

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    2/15

    LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

    Artikel Jurnal dengan judul :

    ANALISIS PENGARUH TINGKAT UPAH MINIMUM, INFLASI, DAN

    JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGANGGURAN DI KOTA

    MALANG (1996 2013)

    Yang disusun oleh :

    Nama : Ayudha Lindiarta

    NIM : 0910210029

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

    Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang

    dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 24 Juni 2014

    Malang, 24 Juni 2014

    Dosen Pembimbing,

    Dr. Susilo, SE.,MS.

    NIP. 19601030 198601 1 001

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    3/15

    Analisis Pengaruh Tingkat Upah Minimum, Inflasi, dan Jumlah Penduduk Terhadap

    Pengangguran di Kota Malang (1996 2013)Ayudha Lindiarta

    Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Masalah pengangguran merupakan masalah yang sangat komplek yang dialami oleh

    setiap negara berkembang. Secara ekonomi makro, pengangguran menjadi permasalahan pokok

    baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan tingkat pengangguran, dapat dilihat

    ketimpangan atau kesenjangan distribusi pendapatan yang diterima suatu masyarakat. Pokok dari

    permasalahan ini bermula dari terjadinya kesenjangan antar variabel yang mempengaruhi

    pengangguran dengan rendahnya tingkat penyerapan tenaga kerja yang ada. Tujuan dari

    penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat upah minimum, infkasi, dan jumlah

    penduduk terhadap pengangguran yang terjadi di Kota Malang tahun 1996 2013.Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda, uji

    hepotesis menggunakan pengujian secara parsial (Uji t), simultan (Uji F), Uji koefisien

    Determinan (R2), dan dengan Uji asumsi klasik. Data data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah data pengangguran, upah minimum, inflasi, dan jumlah penduduk Kota Malang tahun

    1996 2013.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel UMK mempunyai pengaruh

    negatif tang tidak signifikan terhadap variabel pengangguran dengan nilai sig t (0,296) > =

    0,05, variabel inflasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel

    pengangguran dengan nilai sig t (0,039) < = 0,05, dan variabel jumlah penduduk mempunyai

    pengaruh negatif yang signifikan terhadap variabel pengangguran dengan nilai sig t (0,025) <

    = 0,05, sedangkan secara simultan variabel UMK, inflasi, dan jumlah penduduk mempunyai

    pengaruh yang signifikan.

    Kata kunci: Pengangguran, Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK), Inflasi, Jumlah Penduduk

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    4/15

    A. LATAR BELAKANG

    Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta

    memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, ini membuaat Indonesia pantas disebut sebagai

    negara yang kaya akan sumber daya alam maupun sumber daya manusiannya. Hal ini seharusnya

    dapat memberikan keuntungan untuk perekonomian di Indonesia. Namun faktanya sekarang,banyak warga Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan atau dengan kata lain menjadi

    pengangguran. Secara ekonomi makro, pengangguran menjadi permasalahan pokok baik dalamjangka pendek maupun jangka panjang.

    Setiawan (2013:2) mengatakan bahwa pengangguran dapat terjadi sebagai akibat dari

    tingginya tingkat perubahan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan adanya lapangan

    pekerjaan yang cukup luas serta penyerapan tenaga kerja yang cenderung kecil persentasenya, hal

    ini disebabkan rendahnya tingkat pertumbuhan penciptaan lapangan kerja untuk menampungtenaga kerja yang siap bekerja. Atau dengan kata lain, di dalam pasar tenaga kerja jumlah

    penawaran akan tenaga kerja yang ada lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah permintaan

    tenaga kerja.

    Masalah pengangguran ini merupakan masalah yang selalu menjadi persoalan bangsa

    Indonesia yang sulit untuk dipecahkan. Hal ini mengingat jumlah kepadatan penduduk indonesia

    yang terus bertambah dan tidak diiringi dengan tingginya permintaan akan tenaga kerja dankurangnya jumlah lapangan pekerjaan yang ada. Berikut merupakan tabel jumlah pengangguran di

    Indonesia dari tahun 2010 sampai tahun 2013.

    Tabel 1: Jumlah Pengangguran Indonesia tahun 2010 - 2013 (Juta Jiwa)

    Jumlah

    Pengangguran

    Juta Jiwa

    2010 2011 2012 2013

    8,32 7,70 7,24 7,39

    Sumber: BPS, 2013 (diolah)

    Masalah pengangguran juga dialami oleh seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia, tidakterkecuali pengangguran yang terjadi di kota Malang. Menarik untuk diamati bahwa Malang

    merupakan Kota besar dan berkembang yang memiliki banyak industri dan banyak menyerap

    banyak tenaga kerja. Akan tetapi dalam kenyataannya tingkat pengangguran yang terjadi di Kota

    Malang masih sangat tinggi. Berikut merupakan tabel jumlah pengangguran di Kota Malang dari

    tahun 2010 sampai tahun 2013.

    Tabel 2: Jumlah Pengangguran Kota Malang tahun 2010 2013 (Jiwa)

    Jumlah

    Pengangguran

    Jiwa

    2010 2011 2012 2013

    11.817 11.700 10.175 10.019

    Sumber: BPS, 2013 (diolah)

    Masalah tingginya tingkat pengangguran yang terjadi di Kota Malang juga tidak terlepas

    dari tingginya jumlah penduduk Kota Malang itu sendiri. Meskipun tidak selalu mengalami

    kenaikan di setiap tahunnya, akan tetapi jumlah penduduk di Kota Malang bisa dikatakan masihtinggi, hal itu terlihat dari tabel jumlah penduduk Kota Malang dari Tahun 2010 sampai tahun

    2013 berikut ini.

    Tabel 3Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun 2010 2013 (jiwa)

    Sumber: BPS, 2013 (diolah)

    Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Kota Malang mengalamikenaikan dan penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Malang

    Tahun Jumlah Penduduk Prosentase

    2010 820.243 -

    2011 894.653 8,31%

    2012 893.833 0,09%

    2013 845.683 5,69%

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    5/15

    mencapai 820.243 jiwa. Hingga pada akhir tahun 2013 jumlah penduduk di Kota Malang

    mengalami penurunan hingga mencapai 845.683 jiwa atau mengalami penurunan sebesar 5,69%dari tahun sebelumnya.

    Salah satu indikator untuk meningkatkan kesejahteraan adalah dengan penetapan tingkat

    upah minimum. Tjiptoherijanto, (1996:79) mengatakan bahwa upah atau gaji dapat dipandang

    sebagai imbalan atau balas jasa kepada para pekerja terhadap output produksi yang telahdihasilkan. Berikut merupakan besaran jumlah UMK Kota Malang dari tahun 2010 sampai dngan

    tahun 2013:

    Tabel 4 Besaran tingkat Upah Minimum Kota Malang dari tahun 2005 sampai dengan tahun

    2013

    Tahun Besaran UMK Kota Malang

    2010 Rp. 1.006.263,-

    2011 Rp. 1.079.887,-

    2012 Rp. 1.132.254,-

    2013 Rp. 1.340.300,-

    Sumber: BPS, 2013 (diolah)

    Dari data yang diperoleh tentang besaran tingkat Upah Minimum Kota Malang diatas

    terlihat bahwa, besaran tingkat Upah Minimum Kota Malang dari tahun ke tahun selalu mengalami

    kenaikan.

    Sementara itu Sihombing (2009) mengatakan bahwa inflasi adalah suatu keadaan

    dimanaharga barang barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu

    yang lama dan terus menerus. Oleh karena itu, tinggi rendahnya tingkat inflasi yang terjadi di

    suatu negara dapat mengukur baik atau buruknya suatu perekonomian negara tersebut. Oleh karena

    itu perlu adanya kebijakan yang tepat dari pemerintah untuk mengawasi laju inflasi yang terjadi di

    negara tersebut. Berikut merupakan tabel tingkat inflasi Kota Malang dari tahun 2010 sampai

    dengan tahun 2013.

    Tabel 5Tingkat inflasi Kota Malang tahun 2010 2013 (%)

    Tingkat InflasiProsentase

    2010 2011 2012 2013

    6,7% 6,0% 4,9% 7,9%

    Sumber: BPS, 2013 (diolah)

    Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk

    mengetahui pengaruh tingkat upah minimum, inflasi, dan jumlah penduduk terhadap

    pengangguran yang terjadi di Kota Malang.

    Dengan penjelasan yang dijabarkan di atas, maka pokok masalah yang dirumuskan

    dalam penelitian ini adalah :1. Apa pengaruh tingkat upah minimum terhadap pengangguran yang terjadi di Kota

    Malang?

    2. Apa pengaruh tingkat inflasi terhadap pengangguran yang terjadi di Kota Malang?

    3. Apa pengaruh jumlah penduduk terhadap pengangguran yang terjadi di Kota Malang?

    B. KAJIAN PUSTAKA

    Pokok dari permasalahan dalam penelitian ini bermula dari kesenjangan yang terjadi

    antara jumlah pengangguran di Kota Malang yang cukup tinggi terhadap tingkat upah minimum

    (UMK), inflasi, dan jumlah penduduk

    Hubungan Upah Minimum Terhadap Pengangguran

    David Ricardo mengemukakan bahwa suatu teori yang disebut teori nilai kerja. Upah

    kerja menurut Ricardo tergantung pada keperluan subsistensi, yaitu kebutuhan minimum yang

    diperlukan para pekerja agar dapat bertahan hidup. Kebutuhan minimum menurut Ricardo

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    6/15

    tergantung pada pada lingkungan dan adat istiadat. Menurut Ricardo, ketika standart umum

    kehidupan meningkat, upah minimum yang dapat dibayarkan kepada pekerja juga meningkat.Sementara itu Mankiw (1999) Mengatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya

    pengangguran adalah adanya kekakuan upah ( Wage rigidity ). Kekakuan upah adalah gagalnya

    upah melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Seperti

    yang terlihat dalam kurva kekakuan upah berikut ini:

    Gambar 1Kurva Kekakuan Upah Riil

    Upah riil penawaran

    pengangguran

    upah riilyang kaku permintaan

    tenaga kerja

    Sumber: Mankiw, 1999

    Gambar diatas menunjukkan mengapa kekakuan upah menyebabkan pengangguran.

    Ketika upah riil diatas tingkat yang menyeimbangkan penawaran dan permintaan, jumlah tenagakerja yang ditawarkan melebihi jumlah yang diminta. Perusahaan harus mendistribusikan

    kelangkaan pekerjaan di antara para pekerja. Kekakuan upah riil mengurangi tingkat penemuan

    pekerjaan yang mempertinggi tingkat pengangguran.

    Hubungan Inflasi Dengan Pengangguran

    Mankiw (1999:28) mengatakan bahwa inflasi adalah kenaikan dalam keseluruhan tingkat

    harga. Secara umum inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara terus menerus ( berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dapat dikatakan inflasi dan

    kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.

    Tingkat inflasi memiliki pengaruh terhadap tingkat pengangguran. Apabila tingkat inflasi

    yang dihitung adalah inflasi yang terjadi pada harga-harga secara umum maka tingginya tingkat

    inflasi yang terjadi akan berakibat pada peningkatan pada tingkat bunga (pinjaman). Akibatnya

    dengan tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi investasi untuk mengembangkan sektor-sektor

    yang produktif Sukirno (2005).

    Teori yang signifikan dalam menjelaskan sebab akibat inflasi adalah Kurva Phillips,

    seperti pada gambar di bawah ini:

    Gambar 2 Kurva Philips

    Sumber: Mankiew, 1999

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    7/15

    Kurva Philips ini hanya berlaku pada tingkat inflasi ringan dan dalam jangka pendek. Halini disebabkan karena adanya kenaikan harga yang membuat perusahaan meningkatkan jumlah

    produksinya dengan harapan memperoleh laba yang lebih tinggi. Namun, jika inflasi yang terjadi

    adalah hyper inflation, kurva Philips tidak berlaku lagi. Pada saat inflasi tinggi yang tidak

    dibarengi dengan kemampuan masyarakat, perusahaan akan mengurangi jumlah penggunaantenaga kerja sehingga jumlah pengangguran akan bertambah.

    Hubungan Jumlah Penduduk terhadap Pengangguran

    Secara umum penduduk adalah setiap orang yang berdomisili atau bertempat tinggal di

    dalam wilayah suatu negara dalam waktu yang cukup lama. Haryanto (2013:23) menjelaskan

    bahwa jumlah penduduk menunjukkan total manusia atau penduduk yang menempati suatu

    wilayah pada jangka waktu tertentu. Malthus berpendapat tentang hubungan antara populasi, upahriil, dan inflasi. Ketika populasi buruh tumbuh lebih cepat dari pada produksi makanan, maka upah

    riil turun, karena pertumbuhan penduduk menyebabkan biaya hidup yaitu biaya makanan naik..

    Ketika upah riil di suatu wilayah tinggi, maka akan mempengaruhi pengangguran. Ketika terjadi

    peningkatan upah riil maka suatu perusahaan akan mengurangi jumlah buruhnya, sementara

    penawaran tenaga kerja yang ada masih tetap tinggi. Ketika penawaran tenaga kerja lebih tinggi

    dari pada permintaan tenaga kerja maka akan terjadi pengangguran. Artinya Malthus beranggapanbahwa terdapat pengaruh positif antara pengangguran dengan jumlah penduduk

    Pendapat berbeda justru dikemukakan oleh Emili Durkheim. Ia beranggapan bahwa

    pengangguran dan jumlah penduduk memiliki hubungan yang negatif. Ketika jumlah penduduk

    meningkat maka akan ada persaingan setiap orang untuk lebih meningkatkan pendidikan dan

    ketrampilan yang dimilikinya. Dengan demikian setiap orang berlomba untuk mendapatkan

    pekerjaan dan akan menekan tinggi nya jumlah pengangguran.

    C. METODE PENELITIAN

    Populasi Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

    Penelitian ini dilakukan dengan data sekunder berbentuk time series dari tahun 1996

    sampai dengan 2013 pada Kota Malang. Data ini diperoleh dari dari perpustakaan, website, jurnalatau dari laporan-laporan penelitian terdahulu. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

    lembaga atau instansi yang terkait dalam penelitian ini, antara lain Badan Pusat Statistik Jawa

    Timur, dan Badan Pusat Statistik Kota Malang.

    Metode Analisis

    Motode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian

    kuantitatif. Sedangkan untuk analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear

    berganda.

    Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui hubungan variabel

    dalam perekonomian yang diwakili oleh variabel pengangguran terhadap tingkat upah minimum,

    tingkat inflasi, dan jumlah penduduk. Hubungan tersebut memiliki hubungan secara fungsional

    dengan formulasi sebagai berikut:

    Y = f X1,X2, ..................................................1

    Y = 0+ 1X1+ 2X2 + 3 X3 t........2

    Keterangan :

    Y = Pengangguran

    0 = Konstanta

    1,2 = Koefisien Regresi

    X1 = Tingkat upah minimum

    X2 = Inflasi

    X3 = Jumlah penduduk

    et = error term

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    8/15

    D.HASIL DAN PEMBAHASAN

    Sebelum mengetahui keterkaitan antar variabel dalam penelitian ini, berikut merupakan

    gambaran umum variabel variabel yang digunakan dalam penelitian.

    Grafik 1 Perkembangan Tingkat Pengangguran di Kota Malang Tahun 1996 - 2013

    Sumber: BPS Kota Malang (diolah)

    Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah pengangguran yang terjadi di Kota Malang dari

    tahun 1996 sampai dengan tahun 2006 masih menunjukkan tingkat fluktuasi yang sangat

    mencolok. Pada tahun 1996 jumlah pengangguran yang terjadi di Kota Malang sebanyak 26.376

    jiwa. Dan keadaan ini terus mengalami peningkatan yang signifikan sampai pada tahun 1999 yangberjumlah 43.202 jiwa. Sedangkan pada tahun 2000 jumlah pengangguran yang ada turun menjadi

    26.546 jiwa, yang kemudian terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2002 sebanyak

    40.889 jiwa. Selepas dari tahun 2005, jumlah pengangguran yang terjadi di Kota Malang

    cenderung mengalami kenaikan dan penurunan yang bisa dikatakan lebih stabil. Dari tahun 2006

    yang berjumlah 10.257 jiwa, mengalami penurunan hingga menjadi 10.019 jiwa pada akhir 2013.

    Grafik 2Perkembangan Tingkat UMK Kota Malang Tahun 1996 2013

    Sumber: BPS Kota Malang (diolah)

    Tingkat upah minimum yang terjadi di Kota Malang cenderung mengalami kenaikan

    yang stabil dari tahun ke tahun. Dari tahun 1996 yang hanya sebesar Rp. 40.740,- meningkat

    menjadi Rp. 135.353,- pada tahun berikutnya. Hingga pada tahun 2002 telah meningkat menjadi

    Rp. 443.000,- . Upah minimum Kota Malang tersebut terus mengalami peningkatan sedikit demi

    sedikit dari tahun ketahun, hingga pada tahun 2013 upah minimum Kota Malang telah mencapai

    Rp. 1.340.300,- . Dengan keadaan yang demikian, diharapkan para pekerja yang ada dapat

    meningkatkan skill yang dimilikinya dan juga dapat meningkatkan produktifitas.

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    9/15

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    10/15

    Tabel 6 Persamaan Regresi

    88904.643 22484.206 3.954 .001-.007 .007 -.238 -1.085 .296

    185.721 81.530 .315 2.278 .039

    -.083 .033 -.539 -2.512 .025

    (Constant)X1

    X2

    X3

    Model

    1

    B Std. Error

    Unstandardized

    Coefficients

    Beta

    Standardized

    Coefficients

    t Sig.

    Sumber: Data sekunder (Diolah)

    Berdasarkan pada Tabel 6 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :

    Y = 88904,643 0,007 X1 + 185,721 X2 0,083 X3Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

    1. Pengangguran akan menurun sebesar 0,007 orang untuk setiap tambahan satu satuan X1(UMK). Jadi apabila UMK mengalami peningkatan 1 satuan, maka Pengangguran akanmenurun sebesar 0,007 orang dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

    2. Pengangguran akan meningkat sebesar 185.721 orang untuk setiap tambahan satu satuanX2 (Inflasi), Jadi apabila Inflasi mengalami peningkatan 1 satuan, maka Pengangguran

    akan meningkat sebesar 185.721 orang dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap

    konstan.

    3. Pengangguran akan menurun sebesar 0,083 orang untuk setiap tambahan satu satuan X3(Jumlah penduduk), Jadi apabila jumlaha penduduk mengalami peningkatan 1 satuan,

    maka Pengangguran akan menurun sebesar 0,083 orang dengan asumsi variabel yang

    lainnya dianggap konstan.

    Koefisien Determinasi (R2)

    Untuk mengetahui besar kontribusi variabel bebas (UMK (X1), Inflasi (X2), dan Jumlah

    penduduk (X3)) terhadap variabel terikat (Pengangguran) digunakan nilai R2, nilai R2seperti dalam

    Tabel 7 dibawah ini:

    Tabel 7Koefisien Korelasi dan Determinasi

    .869 .755 .702

    Model1

    R R Square

    Adjusted

    R Square

    Sumber : Data sekunder (diolah)

    .

    Dari analisis pada Tabel 4.5 diperoleh hasil R2

    (koefisien determinasi) sebesar 0,755.

    Artinya bahwa 75,5% variabel Pengangguran akan dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu

    UMK(X1), Inflasi (X2), dan Jumlah penduduk (X3). Sedangkan sisanya 24,5% variabel

    Pengangguran akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalampenelitian ini.

    Pengujian hipotesis

    a. Hipotesis I (F test / Serempak)Uji simultan menunjukkan bahwa apakah terdapat pengaruh dari variabel

    bebas/prediktor terhadap variabel terikat/respon secara simultan. Hipotesis pada uji F yaitu :

    H0ditolak jika F hitung > F tabel

    H0diterima jika F hitung < F tabel

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    11/15

    Tabel 7 Hasil Uji F/Serempak

    ANOVAb

    2E+009 3 628891811.5 14.364 .000a

    6E+008 14 43781006.79

    2E+009 17

    Regression

    Residual

    Total

    Model1

    Sum of

    Squares df Mean Square F Sig.

    Predictors: (Constant), X3, X2, X1a.

    Dependent Variable: Yb.

    Sumber: Data sekunder (diolah)

    Berdasarkan Tabel 7 nilai F hitung sebesar 14,364. Sedangkan F tabel ( = 0.05 ; db

    regresi = 3 : db residual = 14) adalah sebesar 3,344. Karena F hitung > F tabel yaitu 14,364 >

    3,344 atau nilai sig t (0,000) < = 0.05 maka model analisis regresi adalah signifikan.

    b. Hipotesis II (t Test / Parsial)Uji parsial menunjukkan bahwa apakah setiap variabel bebas dapat memberikan

    pengaruh pada variabel terikat. Hipotesis pada uji t yaitu :

    H0 : Variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat

    H1 : Variabel bebas mempengaruhi variabel terikat

    Tabel 8 Hasil Uji t / Parsial

    88904.643 22484.206 3.954 .001

    -.007 .007 -.238 -1.085 .296185.721 81.530 .315 2.278 .039

    -.083 .033 -.539 -2.512 .025

    (Constant)

    X1X2

    X3

    Model1

    B Std. Error

    Unstandardized

    Coefficients

    Beta

    Standardized

    Coefficients

    t Sig.

    Sumber: Data sekunder (diolah)

    t test antara X1 (UMK) dengan Y (Pengangguran) menunjukkan t hitung = 1,085.

    Sedangkan t tabel (= 0.05 ; db residual = 14) adalah sebesar 2,145. Karena t hitung < t tabel yaitu1,085 < 2,145 atau nilai sig t (0,296) > = 0.05 maka pengaruh X1(UMK) terhadap Pengangguran

    adalah tidak signifikan. Hal ini berarti H0diterima.

    t test antara X2 (Inflasi) dengan Y (Pengangguran) menunjukkan t hitung = 2,278.

    Sedangkan t tabel (= 0.05 ; db residual = 14) adalah sebesar 2,145. Karena t hitung > t tabel yaitu

    2,278 > 2,145 atau nilai sig t (0,039) < = 0.05 maka pengaruh X2 (Inflasi) terhadap

    Pengangguran adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0ditolak dan H1diterima.t test antara X3 (Jumlah penduduk) dengan Y (Pengangguran) menunjukkan t hitung =

    2,512. Sedangkan t tabel (= 0.05 ; db residual = 14) adalah sebesar 2,145. Karena t hitung > t

    tabel yaitu 2,512 > 2,145 atau nilai sig t (0,025) < = 0.05 maka pengaruh X3(Jumlah penduduk)

    terhadap Pengangguran adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1

    diterima.

    Asumsi asumsi Klasik Regresi

    1. Uji normalitasProsedur uji dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan ketentuan sebagai

    berikut :

    H0: residual tersebar normalH1: residual tidak tersebar normal

    Jika nilai sig.(p-value) > maka H0diterima yang artinya normalitas terpenuhi.

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    12/15

    Tabel 9 Hasil Uji Normalitas

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    18

    .0000000

    6004.577151

    .139

    .139

    -.094

    .591

    .876

    N

    Mean

    Std. Deviation

    Normal Parameters a,b

    Absolute

    Positive

    Negative

    Most Extreme

    Differences

    Kolmogorov-Smirnov Z

    Asymp. Sig. (2-tailed)

    Unstandardiz

    ed Residual

    Test distribution is Normal.a.

    Calculated from data.b.

    Sumber: Data sekunder (diolah)

    Dari hasil perhitungan didapat nilai sig.sebesar 0.876 (dapat dilihat pada Tabel 9) atau

    lebih besar dari 0.05; maka ketentuan H0diterima yaitu bahwa asumsi normalitas terpenuhi.

    2. Uji AutokorelasiUji ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test). Hipotesis

    yang melandasi pengujian adalah:

    0=:0 H (tidak terdapat autokorelasi di antara sisaan)

    0:1 H (terdapat autokorelasi di antara sisaan)

    Tabel 10Hasil Uji Autokorelasi

    1.869

    Model1

    Durbin-

    Watson

    Sumber: Data sekunder (diolah)

    Dari Tabel 10 diketahui nilai uji Durbin Watson sebesar 1,869 yang terletak antara 1.736

    dan 2.264, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terdapat autokorelasi telah terpenuhi.

    3. Uji MultikoleniaritasCara pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai Tolerance yang didapat dari

    perhitungan regresi berganda, apabila nilai tolerance < 0,1 maka terjadi multikolinearitas.

    Tabel 11Hasil Uji Multikolinieritas

    .364 2.749

    .917 1.091

    .381 2.624

    X1

    X2

    X3

    Model1

    Tolerance VIF

    Collinearity Statistics

    Sumber: Data sekunder (diolah)

    Pada hasil pengujian didapat bahwa keseluruhan nilai tolerance > 0,1 sehingga dapat

    disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    13/15

    4. Uji HeterokesdatisitasUji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan nilai

    simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah satu variabel bebas. Prosedur uji dilakukan

    dengan Uji scatter plot.

    Gambar 3Uji Heteroskedastisistas

    210-1

    Regression Standardized Residual

    2

    1

    0

    -1

    Regression

    Standardized

    Predicted

    Value

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    Sumber: Data sekunder (diolah)

    Dari hasil pengujian tersebut didapat bahwa diagram tampilan scatterplot menyebar dan

    tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga dapat disimpulkan

    bahwa sisaan mempunyai ragam homogen (konstan) atau dengan kata lain tidak terdapat gejala

    heterokedastisitas.

    Pembahasan dan Hasil

    Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, kita dapat mendalami dan

    memperluas wawasan guna menjawab lebih rinci dan detail tentang variabel variabel yang

    mempengaruhi pengangguran di Kota Malang pada penelitian ini.

    Pertama, variabel upah minimum mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikanterhadap variabel pengangguran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Neneng

    Sandra (2004) yang berjudul Dampak Kebijakan Upah Minimum Terhadap Tingkat Upah dan

    Pengangguran di Pulau Jawa. Dimana upah minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah

    berdampak tidak signifikan terhadap pengangguran, dimana dugaan parameter upah riil tidak

    berpengaruh secara nyata terhadap permintaan tenaga kerja karena pada umumnya upah bersifat

    kaku. Upah tidak langsung berubah ketika ada suatu perubahan melainkan akan direspon dalamjangka panjang.

    Kedua, variabel Inflasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel

    Pengangguran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kincaka Rizka (2007) dengan

    penelitian yang berjudul analisis tingkat pengangguran dan faktor faktor yang mempengaruhinya

    di Indonesia. Dimana dalam penelitian tersebut variabel inflasi berpengaruh positif terhadapvariabel pengangguran. Dengan menggunakan pendekatan dari Philips dengan menghubungkan

    antara inflasi dengan pengangguran untuk kasus di Kota Malang berbeda. Dalam penelitian yang

    telah dilakukan diatas terlihat bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap pengangguran. Artinya

    jumlah pengangguran akan meningkat seiring dengan peningkatan inflasi. Dari hasil diatas maka,

    penggambaran dari kurva Phillips yang menghubungkan inflasi dengan pengangguran untuk kasus

    di Kota Malang tidak tepat digunakan sebagai kebijakan untuk menekan tingkat pengangguranyang ada karena dalam kurva Philips ini hanya berlaku pada saat tingkat inflasi tinggi dan pada

    waktu jangka pendek saja.

    Ketiga, variabel jumlah penduduk mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap

    variabel jumlah penduduk. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Farid Alghofari (2010) dengan

    judul Analisis tingkat pengangguran di Indonesia tahun 1980 - 2007. Dimana dalam penelitian

    tersebut variabel jumlah penduduk memiliki ikatan yang kuat terhadap variabel pengangguran. Halini mengindikasikan bahwa kenaikan jumlah penduduk sejalan dengan jumlah pengangguran.

    Pendapat Malthus tentang natural law atau hukum alamiayah yang mempengaruhi jumlah

    penduduk juga mendukung tentang penelitian ini, bahwa pertumbuhan jumlah penduduk akan

    bertambah lebih cepat dibandingkan dengan jumlah bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat

    akan terjadi perbedaan yang besar antara jumlah penduduk dengan kebutuhan hidup.

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    14/15

    E. Kesimpulan dan Saran

    KesimpulanBerdasarkan pada pembahasan yang telah dilakukan diatas, maka dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut :Variabel tingkat upah minimum dan variabel pengangguran yang terjadi di Kota Malang

    berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini bisa dikatakan bahwa ketika variabel tingkat

    upah minimum naik maka variabel pengangguran yang ada akan turun. Akan tetapi dalam

    penelitian ini terdapat pengaruh yang tidak signifikan antar kedua variabel tersebut. Parameter

    upah minimum yang ada tidak berpengaruh secara nyata terhadap permintaan akan tenaga kerja,karena pada umumnya upah bersifat kaku. Upah tidak langsung berubah ketika ada suatu

    perubahan melainkan akan direspon dalam jangka panjang.

    Variabel inflasi dan variabel pengangguran yang ada di Kota Malang berpengaruh positif

    dan signifikan. Hal ini berarti ketika variabel inflasi naik maka variabel pengangguran juga akan

    naik. Untuk kasus di Kota Malang pada khususnya, kenaikan harga harga atau inflasi pada

    umumnya disebabkan karena adanya kenaikan biaya produksi, bukan karena kenaikan permintaan.Dengan kenaikan biaya produksi inilah yang menyebabkan perusahaan akan mengurangi para

    pekerja yang ada, karena suatu perusahaan akan memilih memaksimalkan produksinya dengan

    jumlah pekerja yang sedikit dan dengan biaya produksi yang tinggi.

    Variabel jumlah penduduk dan variabel pengangguran yang terjadi di Kota Malang

    berpengaruh negatif dan signifikan. Hal ini berarti kerika variabel jumlah penduduk tinggi maka

    variabel pengangguran akan turun. Hal ini terjadi karena pada kasus pengangguran yang terjadi diKota Malang didominasi oleh pengangguran yang terdidik. Secara tidak langsung bahwa ketika

    jumlah penduduk tinggi dan diikuti dengan banyaknya pengangguran terdidik maka pengangguran

    akan terserap, karena dengan keadaan yang demikian maka akan mendorong sertiap orang berloba

    lomba untuk mendapatkan pekerjaan

    Saran

    Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkandapat bermanfaat bagi pemerintah, perusahaan maupun bagi pihak-pihak lain. Adapun saran yang

    diberikan, antara lain:

    Pertama, Diharapkan pihak pemerintah dapat mempertahankan serta meningkatkan mutu

    dari Jumlah penduduk, karena variabel Jumlah penduduk mempunyai pengaruh yang dominan

    dalam mempengaruhi Pengangguran, diantaranya yaitu dengan cara menyelenggarakan

    pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan untuk pencari kerja, sehingga Pengangguran akan menurun.

    Kedua, Diharapkan pihak perusahaan juga harus bisa berperan aktif dalam menekan

    jumlah pengangguran yang ada dan menciptakan stabilisasi perekonomian nasional. Hadirnya

    perusahaan perusahaan di tengah masyarakat diharapkan mampu memberikan kontribusi riil

    dalam mengatasi permasalahan nasional yaitu pengangguran.

    DAFTAR PUSTAKA

    Alghofari, Farid. 2010. Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun 1980-2007.Jurnal Pengangguran,Vol.1, (No. 1).

    Ambargo, Hardiono. 2012. Pengangguran. ( Online ) http://dhino-ambargo.blogspot.com.

    Diakses: 1 Februari 2014

    Badan Pusat Statistik. 2013.Data Pengangguran Kota Malang.Malang: Badan Pusat Statistik

    Badan Pusat Statistik. 2013.Data Upah Minimum Kota Malang.Malang: Badan Pusat Statistik

    Badan Pusat Statistik. 2013.Data Inflasi Kota Malang.Malang: Badan Pusat Statistik

  • 7/24/2019 1232-2422-1-SM

    15/15

    Badan Pusat Statistik. 2013.Data Jumlah Penduduk Kota Malang.Malang: Badan Pusat Statistik

    Dajan, Anto. 1987.Pengantar Metode Statistik Jilid II.Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia

    Fitra Kincaka Rizka. 2007. Analisis Tingkat Pengangguran dan Faktor-Faktor YangMempengaruhinya Di Indonesia. Skripsi Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Undip.

    Semarang

    Gujarati, Damodar. 2002.Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga

    Haryanto, Tri. 2013. Geografi Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Klaten: Intan Pariwara

    Mankiw, N. Gregory. 1999. Teori Ekonomi Makro Edisi Keempat. Jakarta: Airlangga

    Melayu S.P Hasibuan, 1996, Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas,

    Jakarta: bumi aksara putra

    Moekijat, 1999,Kamus Manajemen,Bandung: Penerbit Mandar Maju

    Mantra, Ida Bagoes. 2003.Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

    Manullang. 1974.Manajemen Personalia.Jakarta: Ghalia Indonesia

    Riechell. 2011.Mobilitas Penduduk. (Online) http://riechell.wordpress.com. Diakses: 5 Juli 2014

    Sukirno, Sadono. 2004.Makro Ekonomi Edisi Ketiga.Jakarta: PT. Raja Grafika Persada

    Setiawan, A. hendra. 2013. Analisis Pengruh DRB, Tingkat UMK, Tingkat Inflasi dan Beban /

    Tanggungan Penduduk Terhadap Pengangguran Terbuka di Kota Magelang

    Periode 1990 - 2010.UNDIP. Journal of economics.Volume 2, nomor 3, Tahun 2013,

    Halaman 1 14

    Sihombing, Ruben. 2009. Pengertian dan Dampak Inflasi. ( Online )

    http://sihombingruben.blogspot.com. Diakses: 29 Januari 2014

    Suroto. 1986. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. Yogyakarta: Gajah

    Mada University Press

    Sandra, Neneng. 2004. Dampak Kebijakan Upah Minimum Terhadap Tingkat Upah dan

    Pengangguran di Pulau Jawa. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor

    Sugiono. 2005.Metode Penelitian Administrasi.Bandung: Alfabeta

    Soesastro, Hadi. 2005. Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia Dalam SetengahAbad Terakhir.Yogyakarta: Kanisius

    Tjiptoherijanto, Prijanto. 1996. Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta:

    Lembaga Penerbit FEUI

    Wibisono, Gunawan. 2012.Hubungan Antara Inflasi dan Pengangguran Dalam Kurva Phillips

    (Online) http://gunawanw23.blogspot.com. Diakses: 16 Mei 2014