121029 draft bab 3 kp chek aris
DESCRIPTION
gs hTRANSCRIPT
BAB 3STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
Bab ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2017, yang akan memaparkan tentang isu strategis, permasalahan mendesak, tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian serta strategi utama dari setiap sub sektor sanitasi.
Tujuan, sasaran dan strategi percepatan pembangunan sanitasi harus sejalan dengan visi misi sanitasi, permasalahan sanitasi yang mendesak saat ini dan isu strategis yang ada di Kabupaten. Hal ini penting karena tujuan, sasaran dan strategi yang telah di sepakati harus dapat memberikan arah terhadap penetapan pengembangan sanitasi. Tujuan dan sasaran harus sesuai dengan kaida SMART (specific, measurable, attainable, realistic dan time-bound), yaitu spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis dan mempunyai jangka waktu yang jelas.
3.1 Sub Sektor Limbah Domestik
Misi Sub Sektor Limbah Domestik :
1. Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah pengelola sub sektor air Limbah domestik yang
berorientasi pada prinsip-prinsip proffesionalism, clean government, dan good governance. Mewujudkan peningkatan kapasitas
kelembagaan dan aparatur pemerintah pengelola sub sektor air Limbah domestik yang berorientasi pada prinsip-prinsip
proffesionalism, clean government, dan good governance.
2. Mewujudkan peningkatan pengelolaan dan pembangunan infrastruktur air limbah domestik wilayah yang ramah lingkungan
secara optimal, berkelanjutan, dan partisipatif.
3. Mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui pengelolaan air limbah domestik yang berkelanjutan.
3.1.1 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak
Secara umum kegiatan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Kulon Progo sudah berjalan dengan cukup baik, tetapi masih terdapat permasalahan terkait dengan pengelolaannya. Adapun isu strategis yang berkaitan dengan limbah domestik adalah:
3.1.1.1. Perlunya Peraturan Daerah tentang Air Limbah untuk memaksimalkan pengelolaan subsektor air limbah (W skala 3).
3.1.1.2. Kelembagaan pengelola sub sektor air limbah, air minum dan drainase di bawah satu seksi Penyehatan Lingkungan (W skala 3).
3.1.1.3. SDM yang ada di Seksi Penyehatan Lingkungan belum menangani pekerjaan secara spesifik (W skala 3).
3.1.1.4. Belum tersusunnya masterplan air limbah domestik (W skala 43.1.1.5. Perlunya menambah mobil sedot tinja untuk meningkatkan pelayanan masyarakat (W skala 3).
Pembuangan air limbah cuci dan kamar mandi di kawasan padat penduduk masih banyak dilakukan dengan mengalirkan air menuju sungai dan badan drainase. Hal tersebut menimbulkan pencemaran air yang dapat menggangu kesehatan dan kenyamanan warga.
3.1.2 Posisi kuadran air limbah domestik
Posisi pengelolaan air limbah di Kabupaten Kulon Progo juga memiliki letak yang aman, yaitu berada pada titik (x,y) = (0,45. 0,30). Posisi pengelolaan air limbah Kabupaten Kulon Progo berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan termasuk ke dalam pertumbuhan cepat. Posisi ini menunjukkan hal yang positif dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Kulon Progo. Kondisi lingkungan yang mendukung serta kondisi internal yang kuat (kelembagaan), mampu meningkatkan kestabilan pertumbuhan yang positif dalam menjaga kedudukan pengelolaan air limbah di Kabupaten Kulon Progo.Beberapa hal yang bisa menjadi penghambat atau melemahkan posisi Kabupaten Kulon Progo dalam pengelolaan air limbah, antara lain :
3.1.2.1. Terbatasnya lahan untuk pembangunan IPAL Komunal di masyarakat (T skala 3) 3.1.2.2. Masyarakat umumnya masih membuang limbah dilingkungan sekitar rumah (T skala 3) 3.1.2.3. sebagian masyarakat membuang limbah cair ke badan air dan saluran drainase (T skala 4) 3.1.2.4. saluran pembuangan air limbah dan septictank di masyarakat belum sesuai dengan persyaratan
kesehatan (T skala 3)
3.1.3 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah DomestikBerdasarkan kondisi permasalahan air limbah, hasil analisa SWOT yang dipadukan dengan SPM dan RPJMN maka, tujuan sasaran dan strategi untuk pencapaian pengembangan air limbah domestik Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah DomestikSPM tingkat pelayanan adalah 60% pada tahun 2014
Tujuan Sasaran StrategiPernyataan sasaran Indikator sasaranDari Unsur W :1. Agar aparatur pemerintah
dan masyarakat dapat mengelola air limbah domestik sesuai pedoman yang ditetapkan Misi 1
Perlunya disusun Perda tentang pengelolaan air limbah domestik
Tersusunnya perda pengelolaan air limbah domestik pada tahun 2014
Penyusunan perda air limbah domestik tahun 2014
2. Meningkatnya kualitas pelayanan pengelola sub sektor air limbah domestik Misi 1
Pentingnya pemisahan pengelola sub sektor air limbah domestik dengan pengelola sub sektor air minum dan drainase
Terlaksananya pemisahan pengelola sub sektor air limbah domestik dengan pengelola sub sektor air minum dan drainase pada tahun 2014
Penyusunan perda SOTK pada tahun 2014
Perlunya peningkatan kualitas SDM pada pengelola sub sektor air limbah domestik
Terlaksanannya pelatihan bagi 50% dan studi lanjut 10% bagi SDM pengelola sub sektor air limbah domestik
Mengikutkan pelatihan dan pendidikan lanjut bagi SDM pengelola sub sektor air limbah domestik pada tahun 2014
3. Tersusunnya rencana induk sistem pengelolaan air limbah domestik Misi 2
Pentingnya rencana induk air limbah domestik sebagai acuan penanganan air limbah
Tersusunnya rencana induk sistem pengelolaan air limbah domestik pada tahun 2016
Penyusunan rencana induk pada tahun 2015
4. Meningkatnya frekwensi pelayanan penyedotan lumpur tinja Misi 2
Perlunya penambahan sarana mobil penyedot lumpur tinja untuk pelayanan masyarakat
Terwujudnya penambahan 1 unit mobil penyedot lumpur tinja untuk pelayanan masyarakat pada tahun 2014
Pengadaan 1 unit mobil penyedot lumpur tinja tahun 2014
Dari Unsur T :1. Terkelolanya air limbah
domestik di masyarakat Misi 2
Penyediaan lahan di masyarakat terhadap program2 yang berorientasi pada pembangunan IPAL Komunal
Tersedianya lahan di masyarakat untuk pembangunan IPAL Komunal sebanyak 15 unit sampai tahun 2017
Sosialisasi sejak awal kpd masyarakat untuk menyediakn lahan
2. Terkondisinya masyarakat untuk tidak membuang limbah di lingkungan sekitar
Keterlibatan Masyarakat yang tergabung dalam Kelompok peduli (KSM)
Capaian kampanye/ sosialisasi pada seluruh desa di wilayah
Memperbanyak media sosialisasi dan informasi mengenai penyadaran
rumah Misi 3 meningkat Kabupaten tercapai pd tahun 2014
Masyarakat tentang pentingnya pengelolaan air limbah
3. Tersedianya pembuangan air limbah dan septictank yang sesuai dengan persyaratan kesehatan Misi 3
Peran pemda dan partisipasi msy dlm meningkatkan pengetahuan pengelolaan buangan air limbah dan septik tank yg sesuai dengan persyaratan kesehatan
Peningkatan kesadaran Masyarakat akan persyaratan yg sesuai dg kesehatan ttg pengelolaan air limbah & septic tank sampai dg 80%
Pelatihan dan penyuluhan thd Pokmas/ KSM ttg pengelolaan air limbah & septic tank
3.2 Sub Sektor Persampahan
Misi Sub Sektor Persampahan
1. Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah pengelola persampahan yang berorientasi pada
prinsip-prinsip proffesionalism, clean government, dan good governance.
2. Mewujudkan peningkatan pengelolaan dan pembangunan infrastruktur persampahan wilayah yang ramah lingkungan secara
optimal, berkelanjutan, dan partisipatif
3. Mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui pengelolaan persampahan yang berkelanjutan.
3.2.1 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak
3.2.1.1. Masih kurangnya truk sampah (W skala 4) 3.2.1.2. Tranfer depo yang ada sudah tidak mampu menampung volume sampah kota (W skala 4). 3.2.1.3. Belum adanya perda persampahan yang memayungi pengelolaan persampahan (perda
pengelolaan persampahan) (W skala 4). 3.2.1.4. Pengelolaan sampah dengan sistem sanitary landfill dilaksanakan dengan controlled landfill
karena terkendala besarnya biaya operasional (W skala 4). 3.2.1.5. Kekurangan tenaga operasional untuk pelayanan langsung ke masyarakat (W skala 4).
3.2.2 Posisi Pengelolaan Persampahan Kabupaten Kulon Progo
Posisioning pengelolaan persampahan di Kabupaten Kulon Progo juga menunjukkan hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, pengelolaan persampahan Kab Kulon Progo berada pada kuadran pertumbuhan cepat dengan titik sumbu (x,y) = (0.55, 0.5). pertumbuhan ini dapat menjadi pertumbuhan yang stabil jika beberapa indikator (program/kegiatan) yang telah dilakukan Kabupaten Kulon Progo dalam mengelola sampah dapat dipertahankan konsitensinya bahkan ditingkatkan.Antisipasi juga perlu dilakukan terhadap hal-hal yang mampu melemahkan atau bahkan memperpuruk posisi Kabupaten Kulon Progo dalam melaksanakan pengelolaan persampahan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian agar tetap menjaga pertumbuhan pengelolaan persampahan di Kabupaten Kulon Progo adalah:
3.2.2.1. Sungai dan badan air masih tercemar sampah. (T skala 33.2.2.2. Sampah masih dinilai sebagai barang buangan yang tidak bermanfaat secara ekonomis (T skala
3) 3.2.2.3. Masih kurangnya peran masyarakat dalam mengelola sampah (T skala 3)
3.2.3 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan PersampahanTujuan pengembangan sanitasi sub sektor persampahan di Kabupaten Kulon Progo adalah terlayaninya pengelolaan persampahan di Kabupaten Kulon Progo sebanyak 100% dalam jangka menengah. Dari tujuan ini kemudian dirumuskan sasaran dan strategi. Tujuan, sasaran dan strategi ini dirumuskan
berdasarkan kondisi permasalahan persampahan, hasil analisa SWOT yang dipadukan dengan SPM dan RPJMN. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan PersampahanSPM Timbulan sampah yang berkurang ke TPA adalah 20% untuk 2014 SPM Pengangkutan Sampah 70% untuk 2014
Tujuan Sasaran StrategiPernyataan sasaran Indikator sasaranDari Unsur W :1. Meningkatnya area
pelayananan pengangkutan sampah Misi 2
Tertampungnya sampah di 6 kota kecamatan Kabupaten Kulon Progo minimal 80% di TPA pada tahun 2017
1.
Terwujudnya penambahan 6 unit truk sampah sampai tahun 2017
Pengadaan 6 unit truk sampah tahun 2014, 2015, 2016 dan 2017
Terwujudnya penambahan SDM 18 Orang sampai tahun 2017
Pengadaan 18 orang tenaga pengangkutan sampah ke TPA sampai tahun 2017
Terwujudnya penambahan sarana prasarana persampahan 6 kecamatan
Pengadaan sarana dan prasarana persampahan
2. Tersusunnya peraturan daerah tentang pengelolaan persampahan Misi 1
Perlu disusun perda pengelolaan persampahan
2.
Perda mengenai pengelolaan persampahan selesai ditahun 2014
Pada tahun 2013 penyusunan raperda pengelolaan sampah, tahun 2014 prolegda dan pengesahan perda
3. Terkelolanya sampah di TPA Banyuroto secara aman dan berkelanjutan Misi 2
Berkurangnya 40% timbulan sampah yang masuk TPA
Terwujudnya pengeloalan sampah secara 3R di TPA
Melaksanan program 3R di TPA
Terwujudnya pengadaan tenaga 3R sampai tahun 2015
Pengadaan tenaga 3R di TPA
Perlunya kerjasama pengelolaan sampah 3R dengan sektor swasta
Kerjasama pengelolaan sampah 3R dengan sektor swasta pada tahun 2017
Melaksanakan kerjasama dengan sektor swasta untuk pengelolaan sampah 3R
4. Tercukupinya tenaga operasional untuk pelayanan langsung masyarakat Misi 2
Perlunya menumbuhkan kelompok masyarakat peduli sampah
Terbentuknya KSM persampahan dan Bank sampah di Kota Wates sebanyak 6 KSM dan 3 Bank sampah sampai 2017
Mendorong masyarakat untuk membentuk KSM Persampahan dan Bank Sampah
Dari Unsur T :1. Terhindarnya sungai dan
badan air dari pencemaran sampah Misi 3
Terbangunnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah
Terwujudnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai dan badan air
Melaksanakan program kali bersih
2. Terwujudnya pemanfaatan kembali sampah rumah
Perlunya pemilahan sampah berbasis
Terwujudnya pemilahan sampah
Melaksanan program pemilahan sampah
Strategi ?
tangga yang bernilai ekonomis Misi 3
rumah tangga berbasis rumah tangga tercapai 40% tahun 2017
berbasis rumah tangga/ masyarakat
Perlunya Pengelolaan sampah berbasis masyarakat
Terwujudnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat pada tahun ????
2.3 Sub Sektor Drainase
Misi Sub Sektor Drainase
1. Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah pengelola drainase yang berorientasi pada prinsip-
prinsip proffesionalism, clean government, dan good governance.
2. Mewujudkan peningkatan pengelolaan dan pembangunan infrastruktur drainase wilayah yang ramah lingkungan secara optimal,
berkelanjutan, dan partisipatif.
3. Mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui pengelolaan dan pembangunan sanitasi yang
berkelanjutan.
2.3.1 Isu Strategis
Permasalahan drainase yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo adalah pengelolaan drainase baik dari segi kebijakan, bentuk fisik sarana prasarana saluran drainase dan partisipasi masyarakat. Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Kulon Progo dalam pengelolaan drainase antara lain:
3.3.1.1. Lemahnya kapasitas SDM manajemen sub sektor drainase. (W skala 3)3.3.1.2. Anggaran pengelolaan drainase yang bersumber dari APBD sangat kecil (W skala 3)3.3.1.3. Kapasitas saluran drainase masih kurang sehingga berakibat terjadinya luapan. (W skala 3)3.3.1.4. Belum semua kawasan perkotaan memiliki saluran drainase . (W skala 4)3.3.1.5. Belum ada masterplan drainase di Kabupaten Kulon Progo. (W skala 4)3.3.1.6. Banyak terjadi pendangkalan pada saluran drainase (W skala 4)3.3.1.7. sudah terbangunnya sarana drainase tetapi sebagian besar sudah rusak dan belum berfungsi
secara optimal. (W skala 3).
2.3.2 Posisi Pengelolaan Drainase Kabupaten Kulon Progo
Berdasarkan analisis SWOT dan isu strategis dalam pengelolaan drainase Kabupaten Kulon Progo, maka dapat diketahui posisi pengelolaan drainase Kabupaten Kulon Progo berada pada titik (x,y) = (0,05;-0,06). Posisi ini merupakan sebuah prestasi yang cukup baik karena merupakan diversifikasi terpusat dalam pengelolaan drainase. Hal-hal yang mampu menghambat atau melemahkan posisi Kabupaten Kulon Progo dalam pengelolaan drainaseantara lain:
3.3.2.1. Lahan pembangunan drainase terkendala karena melintasi tanah milik warga (T skala 3)3.3.2.2. Saluran drainase digunakan untuk pembuangan limbah rumah tangga (T skala 4)3.3.2.3. Sebagian wilayah terjadi genangan pada saat musim penghujan. (T skala 3)
2.3.3 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan DrainaseTabel 3.3 menjelaskan tentang tujuan, sasaran dan strategi pencapaian pengembangan drainase di Kabupaten Kulon Progo. Tujuan, sasaran dan strategi ini dirumuskan berdasarkan kondisi permasalahan air limbah, hasil analisa SWOT yang dipadukan dengan SPM dan RPJMN.
Tabel 3.3: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase
Tujuan Sasaran StrategiPernyataan sasaran Indikator sasaran
Dari Unsur W :1. Meningkatkan kapasitas
SDM manajemen sub sektor drainase Misi 1
SDM pengelola sub sektor drainase mempunyai kapasitas yang memadai
Meningkatnya kapasitas SDM sub sektor drainase
Memberikan pelatihan dan pendidikan pengelola sub sektor drainase
2. Meningkatkan kapasitas layanan saluran drainase Misi 2
Perlunya masterplan drainase
Tersusunnya Masterplan drainase pada tahun 2015
Melaksanakan penyusunan master plan drainase
Perlunya memiliki saluran drainase kawasan perkotaan dan daerah genangan yang memadai
Terbangunya saluran drainase kawasan perkotaan dan daerah genangan sebanyak 40% sampai 2017
Melaksanakan pembangunan saluran drainase
Perlunya pemeliharaan saluran drainase kawasan perkotaan dan daerah genangan
Terlaksanannya pemeliharaan saluran drainase kawasan perkotaan dan daerah genangan sebanyak 40% sampai tahun 2017
Melaksanakan pemeliharaan saluran drainase
Dari Unsur T :1. Tersedianya lahan untuk
pembangunan drainase Misi 2
Perlunya penyediaan lahan untuk pembanguna saluran drainase
Terwujudnya pengadaan lahan untuk pembangunan saluran drainase sampai 2017
Melaksanakan pengadaan lahan
2. Terjaganya fungsi saluran drainase Misi 3
Perlunya penyadaran masyarakat akan fungsi saluran darainase
Terwujudnya kesadaran masyakat akan fungsi saluran drainase pada tahun 2017
Menyadarakan masyarakat akan fungsi saluran drainase
2.4 Sub Sektor PHBS
Misi Sub Sektor PHBS
1. Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah pengelola PHBS yang berorientasi pada prinsip-
prinsip proffesionalism, clean government, dan good governance.
2. Mewujudkan peningkatan kesehatan masyarakat melalui peningkatan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih, sehat dan
higienis terhadap pengelolaan air limbah domestik
3. Mewujudkan peningkatan kesehatan masyarakat melalui peningkatan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih, sehat dan
higienis terhadap pengelolaan persampahan
4. Mewujudkan peningkatan kesehatan masyarakat melalui peningkatan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih, sehat dan
higienis terhadap pengelolaan drainase
2.4.1 Isu Strategis
Posisi pengelolaan Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan hasil analisis SWOT dari masing-masing SKPD terkait berada pada titik (x,y) = (0.45, -0.15), sehingga berada pada posisi diversifikasi besar-besaran. Posisi ini belum aman karena membutuhkan beberapa kebijakan yang akan mempengaruhi kekuatan dan peluang sehingga berada pada kuadran menuju pertumbuhan. Berdasarkan hasil analisis SWOT dan isu strategis pada PHBS Kabupaten Kulon Progo, maka untuk mencapai posisioning ini dapat dilakukan dengan:
3.4.1.1. Rasio jumlah toilet dengan jumlah siswa kurang (W skala 3)3.4.1.2. Belum semua kantin sekolah menyediakan tempat sampah tertutup (W skala 3).3.4.1.3. Kurangnya fasilitas wastafel untuk cuci tangan di sekolah (W skala 3).
3.4.2 Posisi Pengelolaan PHBS
Hal-hal yang masih perlu ditanggulangi berdasar analisis SWOT adalah:
3.4.2.1. Sebagian masyarakat masih membuang air limbah domestik ke badan air atau drainase (T skala 4)3.4.2.2. Sebagian masyarakat masih membuang sampah di sungai, saluran drainase, maupun saluran
irigasi. (T skala 3)3.4.2.3. Sebagian besar masyarakat masih sering melakukan pembakaran sampah (T skala 3 )3.4.2.4. Kebiasaan masyarakat untuk membersihkan toilet masih rendah. (T skala 3)3.4.2.5. Masih rendahnya kebiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas. (T skala 4)
Berikut adalah tujuan, sasaran dan strageti pencapaian pengembangan pengelolaan sanitasi rumah tangga yang erat kaitannya dengan PHBS.
Tabel 3.4: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga
Tujuan Sasaran StrategiPernyataan sasaran Indikator sasaranDari Unsur W :1. Meningkatkan pelayanan
sanitasi pada anak didik Misi 2Perlunya peningkatan pelayanan fasilitas sanitasi sekolah
Tersedianya sarana sanitasi sekolah sebanyak 40% dari jumlah sekolah pada tahun 2014
penyediaan sarana sanitasi sekolah mengikuti program- program kesehatan yang sdh berjalan
3.Perlunya peningkatan pelayanan fasilitas sanitasi sekolah termasuk sarana CTPS di sekolah
Tersedianya sarana sanitasi sekolah berupa tempat CTPS sebanyak 10% pd thn 2017
Dari Unsur T :1.Membangun Kesadaran
Masyarakat tentang PHBS Misi 2
Perlunya membangun kesadaran pengolahan air limbah domestik
Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik sebanyak 90% pada tahun 2017
Meningkatkan kesehatan masyarakat dan lingkungan melalui sosialisasi PHBS
Misi 3 Mengurangi kebiasaan masyarakat dalam membakar sampah
Tercapaianya pengurangan membakar sampah sebesar 40% pada tahun 2017
Strategi ?
Strategi ?
Strategi ?
Misi 3 Perlunya meningkatkan kesadaran kebiasaan cuci tangan pakai sabun
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk CTPS sebanyak 90% pada tahun 2017
Koreksi
1. Untuk beberapa sasaran yang belum ada strategi pencapaiannya
2. Belum terpaparkan Tujuan, Sasaran dan Strategi untuk merealisasikan Misi 1 dan 4 Sub Sektor PHBS
3. Untuk satu mencapai satu sasaran boleh menggunakan lebih dari satu strategi