115-226-2-rv
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
-
INTISARI
Hubungan antara Motivasi dengan Kinerja Perawat Ditinjau dari Dokumentasi
Asuhan Keperawatan di RS Paru
Dr Ario Wirawan Salatiga
Mustaan, Sri Haryanti
Latar Belakang : Penurunan kinerja staf fungsional perawat mengakibatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien dan keluarganya yang buruk sehingga akan mempengaruhi citra pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit menjadi menurun. Pasolong, 2008 menjelaskan bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasi untuk melaksanakan pekerjaan. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara motivasi terhadap kinerja perawat ditinjau dari dokumentasi asuhan keperawatan di RS Paru Dr Ario Wirawan Salatiga. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah 46 perawat di RS Paru Dr Ario Wirawan Salatiga dengan tehnik cluster sampling. Instrumen penelitian ini digunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah chi square. Hasil Penelitian : Motivasi kerja perawat dalam kategori cukup sampai baik sebesar 82,6% dan kinerja perawat yang ditinjau dari dokumentasi asuhan keperawatan dalam ketegori sedang sampai tinggi sebesar 82,6%. Hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat didapat nilai signifikansi 0,000. Simpulan : Terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat yang ditinjau dari dokumentasi asuhan keperawatan
Pendahuluan Mutu pelayanan di rumah sakit
sangat ditentukan oleh pelayanan
-
keperawatan. Pelayanan keperawatan
yang dikerjakan oleh staf fungsional
perawat sebagai ujung tombak pelayanan
di rumah sakit, sebab perawat berada
selama 24 jam dalam memberikan
asuhan keperawatan. Mengingat
kompleknya masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat menuntut
dikembangkan suatu pendekatan dan
pelaksanaan asuhan keperawatan yang
paripurna (Nursalam, 2000).
Kinerja perawat adalah kualitas
perilaku yang berorientasi pada tugas
dan pekerjaan. Secara teoritik penilaian
kinerja sangat erat kaitanya dengan
analisis pekerjaan, artinya suatu penilaian
tidak dapat dilakukan jika masih terdapat
ketidakjelasan tentang pekerjaan itu
sendiri (Pasolong, 2008). Pelaksanaan
asuhan keperawatan yang
terdokumentasi dalam medical record
klien merupakan salah satu gambaran
tentang kondisi kinerja perawat dalam
menjalankan tugas dan pekerjaannya.
Disamping itu asuhan keperawatan yang
terdiri dari 5 tahap yaitu pengkajian,
penentuan diagnosa keperawatan,
perencanaan asuhan keperawatan,
tindakan keperawatan dan evaluasi juga
sebagai standar praktik keperawatan
(Nursalam, 2000).
Menurut Gibson, 1990 cit. Pasolong,
2008 menjelaskan bahwa kinerja
seseorang ditentukan oleh kemampuan
dan motivasi untuk melaksanakan
pekerjaan. Motivasi merupakan kekuatan
yang mendorong seorang pegawai untuk
mengarahkan perilaku kepada dua hal,
yaitu pertama adalah kebutuhan (needs)
yang berhubungan dengan kekurangan
yang dialami oleh seseorang pada waktu
tertentu. Kekurangan dalam hal ini bisa
bersifat fisiologis, psikologis maupun
kebutuhan sosiologis, sehingga
kebutuhan ini dianggap sebagai
pembangkit, penguat dan penggerak
orang untuk berperilaku. Kedua adalah
tujuan, dimana proses motivasi
sebenarnya diarahkan untuk mencapai
tujuan. Disamping itu faktor pendidikan,
peralatan keperawatan sangat
mempengaruhi keberhasilan asuhan
keperawatan yang dapat menunjang
kinerja perawat. Perawat yang
-
profesional mestinya mampu menunjukan
kemampuan intelektual dan tehnikal yang
memadai.
RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga
merupakan rumah sakit pemeritah yang
memberikan pelayanan kesehatan
khususnya pada pasien dengan penyakit
TBC. Jika diperhatikan dari struktur
organisasi RS Paru Dr. Ario Wirawan
Salatiga tidak termasuk suatu organisasi
yang tidak terlalu besar, akan tetapi
mempunyai banyak ragam pegawai
dengan keahlian yang spesifik.
Berdasarkan observasi di RS Paru Dr.
Ario Wirawan Salatiga terlihat masih
kurang adanya penghargaan terhadap
perawat mempunyai prestasi kerja yang
baik seperti penghargaan kenaikan
pangkat, promosi jabatan, pengiriman
untuk pelatihan dan insentif, serta
pengisian lembar dokumentasi asuhan
keperawatan yang kurang lengkap, dan
pekerjaan perawat yang terlihat rutinitas.
Berdasarkan survei pendahuluan
pada minggu II bulan Maret 2009
terhadap 15 dokumentasi asuhan
keperawatan diperoleh data bahwa 11
dokumentasi asuhan keperawatan tidak
di isi secara lengkap terutama pada
lembar pengkajian, diagnosa
keperawatan, perumusan tujuan
intervensi keperawatan dan evaluasi.
Sedangkan 4 dokumentasi asuhan
keperawatan di isi secara lengkap
meliputi pengkajian, penentuan diagnosa
keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, implementasi dan evaluasi.
Berdasarkan uraian di atas
menjelaskan bahwa dokumentasi asuhan
keperawatan merupakan bagian
gambaran dari kinerja perawat dan
kinerja seorang pegawai dipengaruhi oleh
motivasi maka peneliti berkeinginan untuk
melakukan penelitian dengan judul
Hubungan antara motivasi terhadap
kinerja perawat ditinjau dari dokumentasi
asuhan keperawatan di RS Paru Dr Ario
Wirawan Salatiga .
Landasan Teori
Motivasi
Motivasi menurut Robbins dan
Coulter cit. Ardana (2008) adalah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi
-
yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya itu dalam memenuhi beberapa
kebutuhan individu tertentu. Menurut Daft
cit. Pasolong (2008) motivasi adalah
dorongan yang bersifat internal atau
eksternal pada diri individu yang
menimbulkan antusiasme dan ketekunan
untuk mengejar tujuan-tujuan spesifik.
Kinerja Perawat
Kinerja pada dasarnya dapat dilihat
dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (per
individu) dan kinerja organisasi. Menurut
Robbins (1989) kinerja adalah hasil
evaluasi terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh pegawai dibandingkan
dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya, sedangkan pendapat
Sinambela (2006) mendefinisikan kinerja
pegawai adalah kemampuan pegawai
dalam melakukan sesuatu dengan
keahlian tertentu (Pasolong, 2008; hal.
198).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja menurut Pasolong (2008) dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Kemampuan, yaitu merupakan
kapasitas individu untuk untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
pekerjaan. Kemampuan tersebut meliputi
kemampuan intelektual dan kemampuan
fisik.
2) Kemauan, yaitu kesediaan
untuk mengeluarkan tingkat upaya yang
tinggi untuk tujuan tertentu.
3) Energi, yaitu pemercik api yang
menyalakan jiwa. Tanpa adanya energi
psikis dan fisik yang mencukupi,
perbuatan kreatif pegawai terhambat.
4) Tehnologi, yaitu tindakan fisik dan
mental oleh seseorang untuk mengubah
bentuk atau isi dari obyek atau ide.
Tehnologi adalah penerapan
pengetahuan untuk melakukan
pekerjaan.
5) Kepemimpinan, yaitu melalui
kepemimpinan suatu organisasi dapat
mengarahkan segala sumber daya yang
-
dimiliki demi mewujudkan tujuan yang
telah ditetapkan.
6) Kompensasi, yaitu suatu yang
diterima oleh pegawai sebagai balas jasa
atas kinerja dan bermanfaat baginya. Jika
pegawai mendapat kompensasi yang
setimpal dengan hasil kerjanya, maka
pegawai dapat bekerja dengan tenang
dan tekun.
7) Kejelasan tujuan, yaitu salah satu
faktor penentu dalam pencapaian kinerja.
Pegawai yang tidak mengetahui dengan
jelas tujuan pekerjaan yang hendak
dicapai, maka tujuan yang tercapai tidak
efesien dan atau kurang efektif.
8) Keamanan, yaitu sebuah
kebutuhan manusia yang fundamental,
karena pada umumnya orang
mengatakan lebih penting dari pada gaji
atau kenaikan pangkat.
Penilaian Kinerja Perawat.
Terdapat tiga langkah dalam peniliaan
kinerja pegawai, yaitu :
1) Mendefinisikan pekerjaan artinya
adanyakepastian kesepakatan antara
atasan dan bawahan tentang tugas-tugas
dan standar pekerjaan.
2) Menilai kinerja dengan
membandingkan kinerja aktual dengan
standar yang telah ditentukan.
3) Menuntut umpan balik.
Dalam menilai kinerja bawahan
diperlukan alat evaluasi. Menurut
Henderson cit. Gilles (1996), alat yang
digunakan untuk menilai kinerja pegawai
antara lain :
1) Laporan tanggapan bebas
Pemimpin/atasan diminta komentar
tentang kualitas pelaksanaan kerja
bawahan dalam jangka waktu tertentu.
Karena tidak ada petunjuk sehubungan
dengan apa yang dievaluasi, sehingga
penilaian cenderung tidak sah. Alat ini
kurang obyektif karena mengabaikan satu
atau lebih aspek penting, dimana
penilaian terfokus pada salah satu aspek.
2) Check list pelaksanaan kerja
Check list terdiri dari daftar kriteria
pelaksanaan kerja untuk tugas-tugas
paling penting dalam diskriptif kerja
karyawan, dengan lampiran formulir
-
dimana penilai dapat menyatakan apakah
bawahan memperhatikan tingkah laku
yang diinginkan atau tidak.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk
menyelidiki hubungan antara motivasi
(variabel bebas) dengan kinerja perawat
(variabel terikat) melalui pengujian
hipotesis yang telah dirumuskan, maka
penelitian ini merupakan diskripsi
korelasi, yaitu penelitian yang berupaya
mencari hubungan antara variabel.
Dalam penelitian ini digunakan
pendekatan cross sectional, artinya jenis
penelitian yang digunakan pengukuran
variabel-variabelnya dilakukan satu kali
(Sostroasmoro & Ismael, 2002).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua perawat RS Paru Dr. Ario
Wirawan Salatiga. Jumlah perawat di Unit
perawatan pasien sebanyak 84 orang
Analisa Data
Analisa data digunakan analisia
statistik Chi square (X), dengan
persamaan rumus chi square sebagai
berikut :
( f0 fe )
X = fe
Keterangan :
f0 : Frekuensi pengamatan
fe : Frekuensi yang diharapkan
Hasil Penelitian
1. Analisis Bivariat
Dalam analisis bivariat akan
dijelaskan tentang hasil pengujian
hipotesis tentang hubungan antara
motivasi kerja perawat dengan kinerja
perawat yang ditinjau dari dokumentasi
asuhan keperawatan. Uji statistik yang
digunakan adalah uji chi square dengan
tingkat kepercayaan 95%, sedangkan
interprestasi terhadap hipotesis penelitian
adalah jika X hitung X tabel dan p hitung < p
tabel menunjukan adanya hubungan antara
variabel bebas (Motivasi kerja perawat)
dengan variabel terikat (Kinerja perawat).
Disamping itu ditampilkan pula hasil
crosstabs dari uji variabel bebas dengan
variabel terikat.
Berdasarkan analisis menggunakan
program statistik SPSS version 15.0 dari
-
data yang diperoleh pada 46 responden
perawat yang bekerja di unit pelayanan
langsung RS Paru Dr. Ario Wirawan
Salatiga, didapatkan hasil crosstabs
adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Crosstabulations antara Motivasi dengan Kinerja Perawat
MOTIVASI
Total Kurang Sedang Baik
KINERJA Kurang 2 6 0 8
Sedang 5 7 8 20
Baik 1 1 16 18
Total 8 14 24 46
Berdasarkan crosstabs tersebut di
atas dapat dijelaskan bahwa responden
dengan motivasi kerja baik sebanyak 24
responden yang terbagi dalam kinerja
yang baik sebanyak 16 responden dan
kinerja dengan kategori sedang sebanyak
8 responden. Pada kategori responden
dengan motivasi sedang sebanyak 14
reponden yang mana mempunyai kinerja
baik sebanyak 1 responden, kinerja
kategori sedang sebanyak 7 orang dan
kinerja kategori kurang sebanyak 6
responden. Sedangkan responden yang
mempunyai motivasi dalam kategori
kurang sebanyak 8 responden yang
terbagi dalam kelompok kinerja kategori
baik 1 reponden, kelompok kinerja
sedang sebanyak 5 responden dan
kelompok kategori kinerja kurang 2
responden.
Adapun hasil uji statistik dari variabel
motivasi kerja perawat (bebas) dengan
variabel kinerja perawat (terikat) dengan
menggunakan chi square test seperti
yang terdapat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 10. Rangkuman Hasil Chi Square Test
Value X tabel df Sig.
Pearson chi-square 20,793 9,488 4 0,000
Likelihood ratio 24,975 9,488 4 0,000
Linear by linear association 13,063 3,841 1 0,000
-
Nominal by nominal 0,558 0,000
N of valid cases 46
Berdasarkan hasil uji chi-square
seperti yang terdapat dalam tabel 10.
didapatkan bahwa nilai X hitung sebesar
20,793 dengan signifikansi sebesar 0,000
sedangkan nilai X tabel sebesar 9,488 dan
p yang ditentukan dalam penelitian
adalah 0,05. Hasil tersebut menunjukan
X hitung (20,793) > X tabel (9,488) dan p
hitung (0,000) < p tabel (0,05) dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis alternatif yang diujikan dalam
penelitian ini terbukti yaitu ada hubungan
antara motivasi dengan kinerja perawat
yang ditinjau dengan dokumentasi
asuhan keperawatan
-
Pembahasan
Asuhan keperawatan yang optimal
akan terus dituntut oleh organisasi
pelayanan kesehatan karena asuhan
keperawatan merupakan wujud dan
model kerja perawat didalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat pengguna
jasa layanan keperawatan. Dengan
demikian kemampuan perawat
melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dalam penyelenggaraan asuhan
keperawatan merupakan unsur utama
dalam menilai kinerja dari seorang
perawat. Kemampuan seseorang
melaksanakan tugas tanpa didukung
adanya kemauan dan motivasi maka
tugas tidak akan dapat diselesaikan
(Nursalam, 2002).
Berdasarkan karakteristik responden
didapatkan hampir setengah responden
berusia 31-40 tahun dan lama kerja
responden lebih dari 5 tahun sebanyak
80,5%. Tahap perkembangan individu
menurut Erikson, usia 31 40 tahun
merupakan tahap middle adult yang telah
mempunyai kamantapan dalam bekerja
dan jenis pekerjaan serta emosional. Hal
ini akan menjadi dorongan individu untuk
berprestasi dalam bekerja. Tingkat
pendidikan responden hampir semua
adalah D III Keperawatan dan status
kepegawaian responden 91,3% adalah
PNS, hal ini memungkinkan individu
memahami tugas dan tanggungjawabnya
dalam pelayanan kesehatan yaitu
melakukan asuhan keperawatan sesuai
dengan standar yang berlaku. Perawat
dengan pendidikan DIII Keperawatan
merupakan perawat pemula.
Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini
menjelaskan bahwa ada hubungan yang
signifikan (0,000) antara motivasi dengan
kinerja perawat. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Koesmono (2005) yang
menyatakan ada pengaruh yang positif
antara antara motivasi dan kinerja
karyawan. Disamping itu penelitian Dyah
Dumasari Siregar cit. Cokroaminto (2007)
yang menyatakan pengembangan kinerja
individual karyawan dimulai dari
peningkatan motivasi kerja. Motivasi
merupakan perasaan atau pikiran yang
-
mendorong seseorang melakukan
pekerjaan atau menjalankan kekuasaan
terutama dalam berperilaku. Agar
seseorang dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginanya tidaklah mudah didapat
apabila tanpa usaha yang maksimal.
Dalam memenuhi kebutuhanya
seseorang akan berperilaku sesuai
dengan dorongan yang dimiliki dan apa
yang mendasari perilakunya, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa dalam
diri seseorang ada kekuatan. Motivasi
yang memberikan kekuatan seseorang
berperilaku dapat berasal dari interen
ataupun eksteren. Teori motivasi
memberikan penjelasan tentang
kebutuhan dan keinginan seseorang
serta menunjukan arah tindakanya.
Menurut Mangkunegara cit.
Koesmono (2005) kinerja adalah sebagai
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dapat dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kinerja juga merupakan hasil
pekerjaan seorang karyawan selama
periode tertentu dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan misalnya srandar,
target/kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama.
Dalam kehidupan sehari-hari
seseorang berperilaku karena memiliki
motivasi. Pemenuhan terhadap motivasi
tidak terelakan bagi semua karyawan
termasuk perawat, sebab apabila
motivasi terpenuhi dengan baik akan
berdampak dalam ketenangan bekerja
yang pada giliranya akan meningkatkan
kinerja. Motivasi dapat berupa materiil
maupun non materiil, hal ini merupakan
kewajaran sebab seseorang dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya tidak
akan terlepas dengan kebutuhan intrinsik
dan ekstrinsik (Koesmono, 2005).
Berdasarkan uraian tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
sumber daya manusia tidak terlepas dari
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja. Pada dasarnya tujuan pengelolaan
sumber daya manusia adalah untuk
mencapai kesejahteraan bersama antara
-
perusahaan dan semua karyawan yang
terlibat dengan aktifitas perusahaan.
Simpulan
1. Motivasi perawat di RS Paru Dr
Ario Wirawan Salatiga yang termasuk
dalam kategori cukup sampai dengan
baik sebanyak 38 perawat atau 82,6%.
2. Kinerja Perawat di RS Paru Dr Ario
Wirawan Salatiga yang termasuk dalam
kategori cukup sampai dengan baik
sebanyak 38 perawat atau 82,6%.
3. Terdapat hubungan antara
motivasi perawat dengan kinerja perawat
yang ditinjau dari dokumentasi asuhan
keperawatan di RS Paru Dr Ario Wirawan
Salatiga dengan signifikansi sebesar
0,000.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, K., Mujiati, N.W., Sriathi, A.A.A. 2008. Perilaku Keorganisasian, Yogyakarta : Graha Ilmu. Aziz, A. 2003. Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. Cokroaminoto. 2007. Membangun Kinerja
melalui Motivasi Kinerja Karyawan.
www.cokroaminoto.blogetery.com (10
Juni 2009).
Gilles,D.A. 1996. Nursing
Management:Asystem Approach.
Philadelphia : W.B Saunders Company.
Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Cetakan V. Jakarta : Grasindo. Koesmono, T. 2004. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Subsektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur, www.puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ . (10 Juni 2009) Murti, B. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. edisi 3. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. ______. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Nursalam. 2000. Manajemen
Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Profesional. Jakarta :
Salemba Medika.
Palupi, R. 2008. Hubungan antara Motivasi Kerja dan Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja Pegawai RSU Pandanarang Kabupaten Boyolali. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan) Pasolong, H. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : Alfabeta Sastroasmoro, S., & Ismael, S. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seta.
-
Siagian, S.P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi I. Cetakan XIII. Jakarta : Bumi Aksara.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
-
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010 13