115-226-2-rv

13
INTISARI Hubungan antara Motivasi dengan Kinerja Perawat Ditinjau dari Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RS Paru Dr Ario Wirawan Salatiga Musta’an, Sri Haryanti Latar Belakang : Penurunan kinerja staf fungsional perawat mengakibatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien dan keluarganya yang buruk sehingga akan mempengaruhi citra pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit menjadi menurun. Pasolong, 2008 menjelaskan bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasi untuk melaksanakan pekerjaan. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara motivasi terhadap kinerja perawat ditinjau dari dokumentasi asuhan keperawatan di RS Paru Dr Ario Wirawan Salatiga. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah 46 perawat di RS Paru Dr Ario Wirawan Salatiga dengan tehnik cluster sampling. Instrumen penelitian ini digunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah chi square. Hasil Penelitian : Motivasi kerja perawat dalam kategori cukup sampai baik sebesar 82,6% dan kinerja perawat yang ditinjau dari dokumentasi asuhan keperawatan dalam ketegori sedang sampai tinggi sebesar 82,6%. Hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat didapat nilai signifikansi 0,000. Simpulan : Terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat yang ditinjau dari dokumentasi asuhan keperawatan Pendahuluan Mutu pelayanan di rumah sakit sangat ditentukan oleh pelayanan

Upload: sophian-arif

Post on 13-Sep-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

  • INTISARI

    Hubungan antara Motivasi dengan Kinerja Perawat Ditinjau dari Dokumentasi

    Asuhan Keperawatan di RS Paru

    Dr Ario Wirawan Salatiga

    Mustaan, Sri Haryanti

    Latar Belakang : Penurunan kinerja staf fungsional perawat mengakibatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien dan keluarganya yang buruk sehingga akan mempengaruhi citra pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit menjadi menurun. Pasolong, 2008 menjelaskan bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasi untuk melaksanakan pekerjaan. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara motivasi terhadap kinerja perawat ditinjau dari dokumentasi asuhan keperawatan di RS Paru Dr Ario Wirawan Salatiga. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah 46 perawat di RS Paru Dr Ario Wirawan Salatiga dengan tehnik cluster sampling. Instrumen penelitian ini digunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah chi square. Hasil Penelitian : Motivasi kerja perawat dalam kategori cukup sampai baik sebesar 82,6% dan kinerja perawat yang ditinjau dari dokumentasi asuhan keperawatan dalam ketegori sedang sampai tinggi sebesar 82,6%. Hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat didapat nilai signifikansi 0,000. Simpulan : Terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat yang ditinjau dari dokumentasi asuhan keperawatan

    Pendahuluan Mutu pelayanan di rumah sakit

    sangat ditentukan oleh pelayanan

  • keperawatan. Pelayanan keperawatan

    yang dikerjakan oleh staf fungsional

    perawat sebagai ujung tombak pelayanan

    di rumah sakit, sebab perawat berada

    selama 24 jam dalam memberikan

    asuhan keperawatan. Mengingat

    kompleknya masalah kesehatan yang

    dihadapi oleh masyarakat menuntut

    dikembangkan suatu pendekatan dan

    pelaksanaan asuhan keperawatan yang

    paripurna (Nursalam, 2000).

    Kinerja perawat adalah kualitas

    perilaku yang berorientasi pada tugas

    dan pekerjaan. Secara teoritik penilaian

    kinerja sangat erat kaitanya dengan

    analisis pekerjaan, artinya suatu penilaian

    tidak dapat dilakukan jika masih terdapat

    ketidakjelasan tentang pekerjaan itu

    sendiri (Pasolong, 2008). Pelaksanaan

    asuhan keperawatan yang

    terdokumentasi dalam medical record

    klien merupakan salah satu gambaran

    tentang kondisi kinerja perawat dalam

    menjalankan tugas dan pekerjaannya.

    Disamping itu asuhan keperawatan yang

    terdiri dari 5 tahap yaitu pengkajian,

    penentuan diagnosa keperawatan,

    perencanaan asuhan keperawatan,

    tindakan keperawatan dan evaluasi juga

    sebagai standar praktik keperawatan

    (Nursalam, 2000).

    Menurut Gibson, 1990 cit. Pasolong,

    2008 menjelaskan bahwa kinerja

    seseorang ditentukan oleh kemampuan

    dan motivasi untuk melaksanakan

    pekerjaan. Motivasi merupakan kekuatan

    yang mendorong seorang pegawai untuk

    mengarahkan perilaku kepada dua hal,

    yaitu pertama adalah kebutuhan (needs)

    yang berhubungan dengan kekurangan

    yang dialami oleh seseorang pada waktu

    tertentu. Kekurangan dalam hal ini bisa

    bersifat fisiologis, psikologis maupun

    kebutuhan sosiologis, sehingga

    kebutuhan ini dianggap sebagai

    pembangkit, penguat dan penggerak

    orang untuk berperilaku. Kedua adalah

    tujuan, dimana proses motivasi

    sebenarnya diarahkan untuk mencapai

    tujuan. Disamping itu faktor pendidikan,

    peralatan keperawatan sangat

    mempengaruhi keberhasilan asuhan

    keperawatan yang dapat menunjang

    kinerja perawat. Perawat yang

  • profesional mestinya mampu menunjukan

    kemampuan intelektual dan tehnikal yang

    memadai.

    RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga

    merupakan rumah sakit pemeritah yang

    memberikan pelayanan kesehatan

    khususnya pada pasien dengan penyakit

    TBC. Jika diperhatikan dari struktur

    organisasi RS Paru Dr. Ario Wirawan

    Salatiga tidak termasuk suatu organisasi

    yang tidak terlalu besar, akan tetapi

    mempunyai banyak ragam pegawai

    dengan keahlian yang spesifik.

    Berdasarkan observasi di RS Paru Dr.

    Ario Wirawan Salatiga terlihat masih

    kurang adanya penghargaan terhadap

    perawat mempunyai prestasi kerja yang

    baik seperti penghargaan kenaikan

    pangkat, promosi jabatan, pengiriman

    untuk pelatihan dan insentif, serta

    pengisian lembar dokumentasi asuhan

    keperawatan yang kurang lengkap, dan

    pekerjaan perawat yang terlihat rutinitas.

    Berdasarkan survei pendahuluan

    pada minggu II bulan Maret 2009

    terhadap 15 dokumentasi asuhan

    keperawatan diperoleh data bahwa 11

    dokumentasi asuhan keperawatan tidak

    di isi secara lengkap terutama pada

    lembar pengkajian, diagnosa

    keperawatan, perumusan tujuan

    intervensi keperawatan dan evaluasi.

    Sedangkan 4 dokumentasi asuhan

    keperawatan di isi secara lengkap

    meliputi pengkajian, penentuan diagnosa

    keperawatan, perencanaan tindakan

    keperawatan, implementasi dan evaluasi.

    Berdasarkan uraian di atas

    menjelaskan bahwa dokumentasi asuhan

    keperawatan merupakan bagian

    gambaran dari kinerja perawat dan

    kinerja seorang pegawai dipengaruhi oleh

    motivasi maka peneliti berkeinginan untuk

    melakukan penelitian dengan judul

    Hubungan antara motivasi terhadap

    kinerja perawat ditinjau dari dokumentasi

    asuhan keperawatan di RS Paru Dr Ario

    Wirawan Salatiga .

    Landasan Teori

    Motivasi

    Motivasi menurut Robbins dan

    Coulter cit. Ardana (2008) adalah

    kesediaan untuk mengeluarkan tingkat

    upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi

  • yang dikondisikan oleh kemampuan

    upaya itu dalam memenuhi beberapa

    kebutuhan individu tertentu. Menurut Daft

    cit. Pasolong (2008) motivasi adalah

    dorongan yang bersifat internal atau

    eksternal pada diri individu yang

    menimbulkan antusiasme dan ketekunan

    untuk mengejar tujuan-tujuan spesifik.

    Kinerja Perawat

    Kinerja pada dasarnya dapat dilihat

    dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (per

    individu) dan kinerja organisasi. Menurut

    Robbins (1989) kinerja adalah hasil

    evaluasi terhadap pekerjaan yang

    dilakukan oleh pegawai dibandingkan

    dengan kriteria yang telah ditetapkan

    sebelumnya, sedangkan pendapat

    Sinambela (2006) mendefinisikan kinerja

    pegawai adalah kemampuan pegawai

    dalam melakukan sesuatu dengan

    keahlian tertentu (Pasolong, 2008; hal.

    198).

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

    Kinerja

    Faktor-faktor yang mempengaruhi

    kinerja menurut Pasolong (2008) dapat

    dijelaskan sebagai berikut :

    1) Kemampuan, yaitu merupakan

    kapasitas individu untuk untuk

    mengerjakan berbagai tugas dalam suatu

    pekerjaan. Kemampuan tersebut meliputi

    kemampuan intelektual dan kemampuan

    fisik.

    2) Kemauan, yaitu kesediaan

    untuk mengeluarkan tingkat upaya yang

    tinggi untuk tujuan tertentu.

    3) Energi, yaitu pemercik api yang

    menyalakan jiwa. Tanpa adanya energi

    psikis dan fisik yang mencukupi,

    perbuatan kreatif pegawai terhambat.

    4) Tehnologi, yaitu tindakan fisik dan

    mental oleh seseorang untuk mengubah

    bentuk atau isi dari obyek atau ide.

    Tehnologi adalah penerapan

    pengetahuan untuk melakukan

    pekerjaan.

    5) Kepemimpinan, yaitu melalui

    kepemimpinan suatu organisasi dapat

    mengarahkan segala sumber daya yang

  • dimiliki demi mewujudkan tujuan yang

    telah ditetapkan.

    6) Kompensasi, yaitu suatu yang

    diterima oleh pegawai sebagai balas jasa

    atas kinerja dan bermanfaat baginya. Jika

    pegawai mendapat kompensasi yang

    setimpal dengan hasil kerjanya, maka

    pegawai dapat bekerja dengan tenang

    dan tekun.

    7) Kejelasan tujuan, yaitu salah satu

    faktor penentu dalam pencapaian kinerja.

    Pegawai yang tidak mengetahui dengan

    jelas tujuan pekerjaan yang hendak

    dicapai, maka tujuan yang tercapai tidak

    efesien dan atau kurang efektif.

    8) Keamanan, yaitu sebuah

    kebutuhan manusia yang fundamental,

    karena pada umumnya orang

    mengatakan lebih penting dari pada gaji

    atau kenaikan pangkat.

    Penilaian Kinerja Perawat.

    Terdapat tiga langkah dalam peniliaan

    kinerja pegawai, yaitu :

    1) Mendefinisikan pekerjaan artinya

    adanyakepastian kesepakatan antara

    atasan dan bawahan tentang tugas-tugas

    dan standar pekerjaan.

    2) Menilai kinerja dengan

    membandingkan kinerja aktual dengan

    standar yang telah ditentukan.

    3) Menuntut umpan balik.

    Dalam menilai kinerja bawahan

    diperlukan alat evaluasi. Menurut

    Henderson cit. Gilles (1996), alat yang

    digunakan untuk menilai kinerja pegawai

    antara lain :

    1) Laporan tanggapan bebas

    Pemimpin/atasan diminta komentar

    tentang kualitas pelaksanaan kerja

    bawahan dalam jangka waktu tertentu.

    Karena tidak ada petunjuk sehubungan

    dengan apa yang dievaluasi, sehingga

    penilaian cenderung tidak sah. Alat ini

    kurang obyektif karena mengabaikan satu

    atau lebih aspek penting, dimana

    penilaian terfokus pada salah satu aspek.

    2) Check list pelaksanaan kerja

    Check list terdiri dari daftar kriteria

    pelaksanaan kerja untuk tugas-tugas

    paling penting dalam diskriptif kerja

    karyawan, dengan lampiran formulir

  • dimana penilai dapat menyatakan apakah

    bawahan memperhatikan tingkah laku

    yang diinginkan atau tidak.

    METODE PENELITIAN

    Jenis Penelitian

    Penelitian ini dilakukan untuk

    menyelidiki hubungan antara motivasi

    (variabel bebas) dengan kinerja perawat

    (variabel terikat) melalui pengujian

    hipotesis yang telah dirumuskan, maka

    penelitian ini merupakan diskripsi

    korelasi, yaitu penelitian yang berupaya

    mencari hubungan antara variabel.

    Dalam penelitian ini digunakan

    pendekatan cross sectional, artinya jenis

    penelitian yang digunakan pengukuran

    variabel-variabelnya dilakukan satu kali

    (Sostroasmoro & Ismael, 2002).

    Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah

    semua perawat RS Paru Dr. Ario

    Wirawan Salatiga. Jumlah perawat di Unit

    perawatan pasien sebanyak 84 orang

    Analisa Data

    Analisa data digunakan analisia

    statistik Chi square (X), dengan

    persamaan rumus chi square sebagai

    berikut :

    ( f0 fe )

    X = fe

    Keterangan :

    f0 : Frekuensi pengamatan

    fe : Frekuensi yang diharapkan

    Hasil Penelitian

    1. Analisis Bivariat

    Dalam analisis bivariat akan

    dijelaskan tentang hasil pengujian

    hipotesis tentang hubungan antara

    motivasi kerja perawat dengan kinerja

    perawat yang ditinjau dari dokumentasi

    asuhan keperawatan. Uji statistik yang

    digunakan adalah uji chi square dengan

    tingkat kepercayaan 95%, sedangkan

    interprestasi terhadap hipotesis penelitian

    adalah jika X hitung X tabel dan p hitung < p

    tabel menunjukan adanya hubungan antara

    variabel bebas (Motivasi kerja perawat)

    dengan variabel terikat (Kinerja perawat).

    Disamping itu ditampilkan pula hasil

    crosstabs dari uji variabel bebas dengan

    variabel terikat.

    Berdasarkan analisis menggunakan

    program statistik SPSS version 15.0 dari

  • data yang diperoleh pada 46 responden

    perawat yang bekerja di unit pelayanan

    langsung RS Paru Dr. Ario Wirawan

    Salatiga, didapatkan hasil crosstabs

    adalah sebagai berikut :

    Tabel 9. Crosstabulations antara Motivasi dengan Kinerja Perawat

    MOTIVASI

    Total Kurang Sedang Baik

    KINERJA Kurang 2 6 0 8

    Sedang 5 7 8 20

    Baik 1 1 16 18

    Total 8 14 24 46

    Berdasarkan crosstabs tersebut di

    atas dapat dijelaskan bahwa responden

    dengan motivasi kerja baik sebanyak 24

    responden yang terbagi dalam kinerja

    yang baik sebanyak 16 responden dan

    kinerja dengan kategori sedang sebanyak

    8 responden. Pada kategori responden

    dengan motivasi sedang sebanyak 14

    reponden yang mana mempunyai kinerja

    baik sebanyak 1 responden, kinerja

    kategori sedang sebanyak 7 orang dan

    kinerja kategori kurang sebanyak 6

    responden. Sedangkan responden yang

    mempunyai motivasi dalam kategori

    kurang sebanyak 8 responden yang

    terbagi dalam kelompok kinerja kategori

    baik 1 reponden, kelompok kinerja

    sedang sebanyak 5 responden dan

    kelompok kategori kinerja kurang 2

    responden.

    Adapun hasil uji statistik dari variabel

    motivasi kerja perawat (bebas) dengan

    variabel kinerja perawat (terikat) dengan

    menggunakan chi square test seperti

    yang terdapat dalam tabel dibawah ini :

    Tabel 10. Rangkuman Hasil Chi Square Test

    Value X tabel df Sig.

    Pearson chi-square 20,793 9,488 4 0,000

    Likelihood ratio 24,975 9,488 4 0,000

    Linear by linear association 13,063 3,841 1 0,000

  • Nominal by nominal 0,558 0,000

    N of valid cases 46

    Berdasarkan hasil uji chi-square

    seperti yang terdapat dalam tabel 10.

    didapatkan bahwa nilai X hitung sebesar

    20,793 dengan signifikansi sebesar 0,000

    sedangkan nilai X tabel sebesar 9,488 dan

    p yang ditentukan dalam penelitian

    adalah 0,05. Hasil tersebut menunjukan

    X hitung (20,793) > X tabel (9,488) dan p

    hitung (0,000) < p tabel (0,05) dengan

    demikian dapat disimpulkan bahwa

    hipotesis alternatif yang diujikan dalam

    penelitian ini terbukti yaitu ada hubungan

    antara motivasi dengan kinerja perawat

    yang ditinjau dengan dokumentasi

    asuhan keperawatan

  • Pembahasan

    Asuhan keperawatan yang optimal

    akan terus dituntut oleh organisasi

    pelayanan kesehatan karena asuhan

    keperawatan merupakan wujud dan

    model kerja perawat didalam memberikan

    pelayanan kepada masyarakat pengguna

    jasa layanan keperawatan. Dengan

    demikian kemampuan perawat

    melaksanakan tugas dan tanggung jawab

    dalam penyelenggaraan asuhan

    keperawatan merupakan unsur utama

    dalam menilai kinerja dari seorang

    perawat. Kemampuan seseorang

    melaksanakan tugas tanpa didukung

    adanya kemauan dan motivasi maka

    tugas tidak akan dapat diselesaikan

    (Nursalam, 2002).

    Berdasarkan karakteristik responden

    didapatkan hampir setengah responden

    berusia 31-40 tahun dan lama kerja

    responden lebih dari 5 tahun sebanyak

    80,5%. Tahap perkembangan individu

    menurut Erikson, usia 31 40 tahun

    merupakan tahap middle adult yang telah

    mempunyai kamantapan dalam bekerja

    dan jenis pekerjaan serta emosional. Hal

    ini akan menjadi dorongan individu untuk

    berprestasi dalam bekerja. Tingkat

    pendidikan responden hampir semua

    adalah D III Keperawatan dan status

    kepegawaian responden 91,3% adalah

    PNS, hal ini memungkinkan individu

    memahami tugas dan tanggungjawabnya

    dalam pelayanan kesehatan yaitu

    melakukan asuhan keperawatan sesuai

    dengan standar yang berlaku. Perawat

    dengan pendidikan DIII Keperawatan

    merupakan perawat pemula.

    Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini

    menjelaskan bahwa ada hubungan yang

    signifikan (0,000) antara motivasi dengan

    kinerja perawat. Hasil penelitian ini sesuai

    dengan penelitian Koesmono (2005) yang

    menyatakan ada pengaruh yang positif

    antara antara motivasi dan kinerja

    karyawan. Disamping itu penelitian Dyah

    Dumasari Siregar cit. Cokroaminto (2007)

    yang menyatakan pengembangan kinerja

    individual karyawan dimulai dari

    peningkatan motivasi kerja. Motivasi

    merupakan perasaan atau pikiran yang

  • mendorong seseorang melakukan

    pekerjaan atau menjalankan kekuasaan

    terutama dalam berperilaku. Agar

    seseorang dapat memenuhi kebutuhan

    dan keinginanya tidaklah mudah didapat

    apabila tanpa usaha yang maksimal.

    Dalam memenuhi kebutuhanya

    seseorang akan berperilaku sesuai

    dengan dorongan yang dimiliki dan apa

    yang mendasari perilakunya, dengan

    demikian dapat dikatakan bahwa dalam

    diri seseorang ada kekuatan. Motivasi

    yang memberikan kekuatan seseorang

    berperilaku dapat berasal dari interen

    ataupun eksteren. Teori motivasi

    memberikan penjelasan tentang

    kebutuhan dan keinginan seseorang

    serta menunjukan arah tindakanya.

    Menurut Mangkunegara cit.

    Koesmono (2005) kinerja adalah sebagai

    hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

    yang dapat dicapai oleh seorang pegawai

    dalam melaksanakan tugas sesuai

    dengan tanggung jawab yang diberikan

    kepadanya. Kinerja juga merupakan hasil

    pekerjaan seorang karyawan selama

    periode tertentu dibandingkan dengan

    berbagai kemungkinan misalnya srandar,

    target/kriteria yang telah ditentukan

    terlebih dahulu dan telah disepakati

    bersama.

    Dalam kehidupan sehari-hari

    seseorang berperilaku karena memiliki

    motivasi. Pemenuhan terhadap motivasi

    tidak terelakan bagi semua karyawan

    termasuk perawat, sebab apabila

    motivasi terpenuhi dengan baik akan

    berdampak dalam ketenangan bekerja

    yang pada giliranya akan meningkatkan

    kinerja. Motivasi dapat berupa materiil

    maupun non materiil, hal ini merupakan

    kewajaran sebab seseorang dalam

    memenuhi kebutuhan hidupnya tidak

    akan terlepas dengan kebutuhan intrinsik

    dan ekstrinsik (Koesmono, 2005).

    Berdasarkan uraian tersebut diatas

    dapat disimpulkan bahwa pengelolaan

    sumber daya manusia tidak terlepas dari

    faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

    kinerja. Pada dasarnya tujuan pengelolaan

    sumber daya manusia adalah untuk

    mencapai kesejahteraan bersama antara

  • perusahaan dan semua karyawan yang

    terlibat dengan aktifitas perusahaan.

    Simpulan

    1. Motivasi perawat di RS Paru Dr

    Ario Wirawan Salatiga yang termasuk

    dalam kategori cukup sampai dengan

    baik sebanyak 38 perawat atau 82,6%.

    2. Kinerja Perawat di RS Paru Dr Ario

    Wirawan Salatiga yang termasuk dalam

    kategori cukup sampai dengan baik

    sebanyak 38 perawat atau 82,6%.

    3. Terdapat hubungan antara

    motivasi perawat dengan kinerja perawat

    yang ditinjau dari dokumentasi asuhan

    keperawatan di RS Paru Dr Ario Wirawan

    Salatiga dengan signifikansi sebesar

    0,000.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ardana, K., Mujiati, N.W., Sriathi, A.A.A. 2008. Perilaku Keorganisasian, Yogyakarta : Graha Ilmu. Aziz, A. 2003. Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. Cokroaminoto. 2007. Membangun Kinerja

    melalui Motivasi Kinerja Karyawan.

    www.cokroaminoto.blogetery.com (10

    Juni 2009).

    Gilles,D.A. 1996. Nursing

    Management:Asystem Approach.

    Philadelphia : W.B Saunders Company.

    Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Cetakan V. Jakarta : Grasindo. Koesmono, T. 2004. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Subsektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur, www.puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ . (10 Juni 2009) Murti, B. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. edisi 3. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. ______. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Nursalam. 2000. Manajemen

    Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek

    Keperawatan Profesional. Jakarta :

    Salemba Medika.

    Palupi, R. 2008. Hubungan antara Motivasi Kerja dan Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja Pegawai RSU Pandanarang Kabupaten Boyolali. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan) Pasolong, H. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : Alfabeta Sastroasmoro, S., & Ismael, S. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seta.

  • Siagian, S.P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi I. Cetakan XIII. Jakarta : Bumi Aksara.

    Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

  • Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010 13