109322486-laporan-fiswan-iritabilitas.pdf

Upload: priangga-bw

Post on 10-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 109322486-laporan-fiswan-iritabilitas.pdf

    1/3

    A. Dasar teoriPada dasarnya semua sel memiliki iritabilitas, artinya sel dapat

    menanggapi(merespon) rangsangan yang sampai kepadanya. Sifat tersebut tampak masih

    sangat menonjol pada sel otot dan sel saraf. Sel otot akan menunjukkan respon apabila

    padanya diberikan rangsangan lewat saraf atau langsung pada otot. Respon yangt

    ditunjukkan oleh sel otot umumnya berupa kontraksi otot, sedangkan respon yang ada

    pada sel saraf tidak dapat diamati, sebab berupa proses pembentukan potensial aksi yang

    kemudian dirambatkan berupa impuls. Adanya respon sel saraf hanya dapat diamati pada

    efektornya. Lintasan impuls saraf dari reseptor sampai efektor disebut lengkung

    refleks.(tim pembuna MK fisiologi hewan, 2012)

    Secara normal otot distimulasi untuk berkontraksi sebagai respons terhadapadanya impuls saraf. Bahkan otot dalam gabungannya sebagai jaringan yang mempunyai

    iritabilitas juga akan berkontraksi dengan adanya stimuli listrik, mekanis, kimiawi, dan

    mungkin panas yang langsung. Pemendekan yang bisa dilihat pada wakltu kontraksi otot

    meliputi hanya perubahan mekanis sebagi akibat akhir dari beberapa perubahan internal

    yang tidak bisa diketahui. Dalam hal ini meliputi berbagai perubahan: kimia, termal,

    elektris, dan histologis. Rangsangan adalah perubahan keadaan luar yang dalam

    organisme misalnya sel otot dapat menimbulkan reaksi yang bersifat spesifik. Berbagai

    cara memberikan rangsangan sebagai berikut.

    1. Rangsangan mekanis berupa tekanan, tarikan, tusukan, cubitan, dan lain-lain. Reaksiyang terjadi dalam organisme disebut efek. Menurunnya kekuatan rangsangan

    mekanis jauh lebih besar daripada efek yang ditimbulkannya. Sering rangsangan

    mekanis begitu besar sehingga jaringan yang dirangsang itu menjadi rusak

    karenanya.

    2. Rangsangan kimia yang murni sukar diberikan karena sifat zat kimia yang mudahberubah. Supaya didapatkan rangsangan kimia yang murni zat harus dalam larutan,

    larutan harus isotinik, suhunya sama dengan suhu jaringan yang hendak dirangsang.

    3. Rangsangan kalorik berupa rangsangan panas atau dingin. Saraf perifir umumnyatidak peka terhadap rangsangan kalorik, sehingga karenanya tenaga rangsangan harus

    kuat sekali; akibatnya jaringan menjadi rusak.

  • 7/22/2019 109322486-laporan-fiswan-iritabilitas.pdf

    2/3

    4. Rangsanagn cahaya. Khusus untuk mata.5. Rangsangan listrik.

    Cara rangsangan itu banyak dipakai karena mempunyai berbagai kebaikan :

    a). tiap jaringan peka terhadap listrik.

    b). tidak merusak jaringan,

    c). kekuatannya dapat diatur,

    d). saat rangsangannya dapat ditentukan,

    e). lama rangsangannya dapat ditentukan,

    f). tempat rangsangannya dapat ditentukan.

    Otot rangka bila mengalami inervasi (tidak mendapat ransangan saraf) akan

    mengalami paralisis. Juga otot rangka tidak bisa berkontraksi secara otomatis dan

    spontan.(Veterine, 2011)

    B.

    TujuanMengetahui sifat iritabilitas otot dan saraf, sebelum saraf diputus dari medulla

    spinalis dan sesudah saraf diputus dari medulla spinalis.

    C. Alat dan bahan- Papan dan alat seksi- Batang gelas- Gelas arloji- Gelas piala 50 cc- Pipet- Baterai- Lampu spiritus- Kapas- NaCl kristal

  • 7/22/2019 109322486-laporan-fiswan-iritabilitas.pdf

    3/3

    - Larutan ringer untuk katakD. Cara kerja