10739172_1580753095494881_1556640624_n
DESCRIPTION
Fisiologi dan anatomiTRANSCRIPT
TRANSPORTASI GAS OKSIGENDAN KARBONDIOKSIDA
TUGASdisusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan I A
Dosen Pengampu: Ns. Dody Wijaya, M.Kep
Oleh:Kelompok 3
Aldila Kurnia Putri NIM 112310101006Listya Pratiwi NIM 122310101017Ary Januar Pranata Putra NIM 122310101039Mufreda Yuliana Indriani NIM 142310101008Septyana Milla A NIM 142310101089Candra Widhi K S NIM 142310101116Mega Rani Wulandari NIM 142310101086
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER
2014
PEMBAHASAN
A. Definisi Transportasi Gas
Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari
jaringan ke paru dengan bantuan darah (aliran darah). Oksigen dan
karbondioksida secara simultan dibawa oleh sifat kemampuan mereka untuk
terlarut dalam darah atau untuk bergabung dengan beberapa elemen darah. Setiap
100 ml darah arteri normal membawa 0,3 ml oksigen yang terlarut secara fisik
dalam plasma dan 20 ml oksigen dalam kombinasi dengan haemoglobin.
Sejumlah besar oksigen dapat ditranspor dalam darah karena oksigen dengan
mudah dapat bergabung dengan haemoglobin untuk membentuk oksihemoglobin.
(Smeltzer, 2001). Masuknya oksigen ke dalam sel darah yang bergabung dengan
haemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin sebanyak 79% dan
sisanya 3% ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel.
Agar oksigen dapat disuplai ke sel-sel tubuh secara optimal maka
diperlukan hemoglobin dalam jumlah dan fungsi yang optimal untuk mengangkut
dari sirkulasi yang efektif ke jaringan tubuh. Jumlah oksigen yang dikirim setiap
menitnya sama dengan jumlah curah jantung perl liter dalam satu menit dikalikan
dengan jumlah mililiter oksigen yang terkandung dalam 1 liter darah arteri. Dalam
keadaan istirahat sekitar 5x200 atau 1000 mlO2/menit, sekitar ¼ digunakan
jaringan dan ¼ sisanya bercampur kembali dengan darah vena. Selama melakukan
latihan fisik, jumlah oksigen dalam arteri tetap, tetapi curah jantung akan
meningkat. Dengan curah jantung sebesar 24 l/menit, oksigen yang diangkut
adalah 24x200 atau 4900 ml/menit akan digunakan jaringan sebesar ¼ dari total
darah yang tersirkulasi dan ¼ sisanya akan kembali ke jantung dan bercampur
dengan darah vena (Muttaqin, 2009).
B. Proses Transportasi Gas
Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh.
Oksigen ditransfer dari alveoli paru-paru dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen
ditransfer dari paru- paru ke darah dan karbondioksida ditransfer dari darah ke
alveoli untuk dikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jaringan, oksigen
ditransfer dari darah ke jaringan, dan karbondioksida ditransfer dari jaringan ke
darah untuk kembali ke alveoli dan dikeluarkan. Transfer ini bergantung pada
proses difusi. Proses transport gas pada sistem respirasi dibagi menjadi dua yaitu:
1. Transport O2
Sekitar 97% oksigen dalam darah di bawa eritrosit yang telah berikatan
dengan hemoglobin (hb), 3% oksigen sisanya larut dalam plasma. Sistem
transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sistem kardiovaskular. Proses
pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru
(ventilasi), aliran darah ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan divusi
dan kapasitas membawa oksigen. Kapasitas darah untuk membawa oksigen
dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin
dan kecenderungan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen (Ahrens,
1990). Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin.
Setiap gram hemoglobin dapat mengikat 1,84 ml oksigen. 100 ml darah rata-
rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml O2 per 100 ml
darah.
Sebagian besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin
berfungsi sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin
dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksihemoglobin. Pembentukan
oksi emoglobin dengan mudah berbalik (revesibel), sehingga memungkinkan
hemoglobin dan oksigen berpisah, membuat oksigen menjadi bebas. Sehingga
oksigen ini bisa masuk ke dalam jaringan. Reaksi hemoglobin dengan oksigen
adalah:
Hb + O2 HbO2
Pada tingkat jaringan , O2 akan melepaskan diri dari Hb ke dalam plasma
dan berdifusi dari plasma ke sel-sel tubuh untuk memenuhi kebutuhan jaringan
yang bersangkutan . meskipun kebtuhan jaringan bervariasi , namun sekitar
75% Hb masih berikatan dengan O2 pada waktu kembali ke paru dalam bentuk
vena campuran . jadi hanya sekitar 25% O2 dalam darah arteri yang digunakan
dlam keperluan jaringan Hb yang yang telah melepaskan O2 dalam tingkat
jaringan disebut Hb tereduksi. Hb tereduksi berwarna Ungu yang menyebabkan
warna kebiruan didalam vena dapat dilihat dalam vena superfisial, sedangkan
pada HbO2 berwarna terang yang dapat menyebabkan warna kemerah-merahan
pada arteri
2. Transport CO2
Sejumlah kecil karbondioksida (7-8%) tetap terlarut dalam plasma.
Karbondioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat
dihidrasi menjadi asam karbonat (H2CO3) akibat adanya anhidrasi karbonat.
Asam karbonat kemudian berpisah menjadi ion hidrogen (H+) dan ion
bikarbonat (HCO3-). Reaksi ini dapat bereaksi dengan cepat tanpa adanya
enzim. Hemoglobin yang berkurang (deoksihemoglobin) dapat bersenyawa
dengan karbondioksida dengan lebih mudah daripada oksihemoglobin. Dengan
demikian darah vena mentrasportasi sebagian besar karbondoiksida.
Transport CO2 dari jaringan ke paru untuk dibuang dilakukan dengan 3
cara yaitu sekitar 10 % CO2 secara fisik larut dalam plasma, tidak seperti O2,
CO2 mampu larut dalam plasma. Sekitar 20% CO2 berikatan dengan gugus
amino pada Hb (karbaminohemoglobin) dalam sel darah merah, dan sekitar
70% diangkut dalam bentuk bikarbonat plasma (HCO3-). CO2 berikatan dengan
air dalam reaksi berikut
CO2 + H20 H2CO3 H+ + HCO3
-
Reaksi ini reversibel dan disebut persamaan buffer asam bikarbonat-karbonat.
Pada Hb terdapat keseimbangan antara O2 dan CO2. CO2 terikat pada
bagian globin dari Hb. Ikatan Hb dengan O2 akan mengurangi ikatan Hb
dengan CO2 dan sebaliknya, efek ini disebut efek haldane.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Price et al., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Ed 6.
Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC..
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC.