100201 pengendalian penyakit ikan air tawar.pdf

13

Click here to load reader

Upload: rini-aullia

Post on 30-Sep-2015

126 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

  • PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR(Asep Suhendra, Deri Deriyanti, Jaelani)

    45

    PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN AIR TAWARAsep Suhendra, Deri Deriyanti, Jaelani

    AbstrakKegiatan ini merupakan penerapan teknik pengendalian penyakit pada ikan air tawar. Kegiatan

    yang dilakukan meliputi vaksinasi (anti Aeromonas hydrophila) dengan cara perendaman danpenyuntikan; pengendalian penyakit parasitik, pengendalian penyakit bakterial dan pengendalianpenyakit viral. Telah dilakukan vaksinasi pada benih, calon induk dan induk ikan lele dan niladengan metode perendaman dan penyuntikan sebanyak 124.520 ekor. Pasca vaksinasi, luka akibatpenyuntikan harus diolesi larutan iodine untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder dari jenispathogen lain. Biaya vaksinasi untuk vaksin Hydrovac (anti Aeromonas hydrophila) dengan metodeperendaman adalah Rp.0,425-0,85,-/ekor; dengan metode penyuntikan adalah Rp.400,-/ekor; dandengan metode oral adalah Rp.210,-/ekor benih P IV. Pengendalian penyakit parasitik yangdilakukan sebanyak 22 kejadian pada benih ikan lele, patin, gurame, mas, koi dan koki. Tingkatefektivitas pengendalian paling tinggi (100%) terhadap parasit Argulus sp pada ikan koi dan koki.Tingkat efektivitas pengendalian paling rendah (0%) terhadap parasit Myxobolus sp pada ikan mas.Tingkat efektivitas pengendalian jenis parasit lainnya (Trichodina sp, Dactylogyrus sp, Gyrodactylussp, Ichthyophthirius sp) berkisar antara 30%-50%. Pengendalian penyakit bakterial yang dilakukansebanyak 11 kejadian pada benih ikan lele, patin, gurame, mas dan koi. Hasil pengendalianpenyakit bakterial yang dilakukan tidak efektif. Sintasan hasil tindak pengobatan pada penyakitbakterial

  • Jurnal Budidaya Air Tawar Vol. 10, No. 2, Nopember 2013. Hal 45-57.

    46

    cukup besar karena efek negatif yangditimbulkannya bisa memicu terjadinyapenyakit viral, bakterial atau jamur. Parasityang sering menimbulkan kematian cukupbesar pada ikan air tawar adalahIchthyophthirius multifilis, Myxobolus sp,Dactylogyrus sp, Gyrodactylus sp, Trichodinasp, Argulus sp dan Lernea sp.

    Paradigma pembudidaya dalampengendalian penyakit masih berorientasipada pengobatan. Pada kenyataannya, upayapencegahan adalah lebih baik, ditinjau darisegi efektivitas maupun resiko yang dihadapi.Upaya pengendalian penyakit dengan carapencegahan dapat dilakukan melalui programvaksinasi, pemberian vitamin danimmunostimulan serta tentu saja denganselalu memperhatikan faktor lingkunganmedia pemeliharaan budidaya agar selaludalam kondisi yang sesuai dengan kebutuhanikan yang dibudidayakannya.Tujuan

    Kegiatan ini bertujuan melakukanpenerapan teknik pengendalian penyakit padaikan air tawar.Target Pengendalian penyakit Aeromonas

    hydrophila dengan cara vaksinasiterhadap 100.000 ekor benih ikan.

    Pengendalian penyakit parasitikdan/atau jamur sebanyak 20 kasuskejadian.

    Pengendalian penyakit bakterialsebanyak 10 kasus kejadian.

    BAHAN DAN METODEWaktu dan Tempat

    Kegiatan ini dilakukan dari bulanSeptember hingga Desember 2012 di BalaiBesar Pengembangan Budidaya Air Tawar danpembenih/pembudidaya ikan daerahSukabumi.Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan pada

    kegiatan ini adalah: vaksin Aeromonashydrophila, garam krosok, vitamin C,abate, multivitamin dan mineral.

    Alat-alat yang digunakan pada kegiatanini adalah: akuarium atau bak fibreglass,baskom plastik, serok, instalasi aerasi,peralatan uji parasit, peralatan ujimikrobiologi; peralatan uji virus.

    Prosedur KerjaPersiapan

    Mempersiapkan wadah, alat dan bahan. Memasang instalasi aerasi.Pelaksanaana. Vaksinasi Benih Ikan

    Aklimatisasi ikan pada bak fiber. Pengamatan kondisi kesehatan ikan

    secara visual dan konvensional. Tindak pengendalian bila diperlukan. Aplikasi vaksin sesuai dosis. Pemeliharaan ikan selama masa

    pemulihan setelah vaksinasi.b. Pengendalian Penyakit Parasitik

    Pengambilan sampel ikan sakit. Identifikasi parasit secara visual dan

    konvensional pra pengendalian. Tindak pengendalian parasit.

  • PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR(Asep Suhendra, Deri Deriyanti, Jaelani)

    47

    Pengamatan hasil pengendalian danidentifikasi parasit secarakonvensional pasca pengendalian.

    c. Pengendalian Penyakit Bakterial. Pengambilan sampel ikan sakit. Identifikasi bakteri secara visual dan

    konvensional pra pengendalian. Tindak pengendalian bakteri. Pengamatan hasil pengendalian pasca

    pengendalian.d. Pengendalian Penyakit Viral.

    Pemberian vitamin C, multivitamindan mineral untuk meningkatkan danmenjaga daya tahan tubuh ikanterhadap serangan penyakit.

    Pengkondisian suhu air pemeliharaan(>28 C) menggunakan water heater.

    HASIL KEGIATANKegiatan pengendalian penyakit ikan air

    tawar yang dilakukan meliputi vaksinasi,pengendalian penyakit parasitik,pengendalian penyakit bakterial danpengendalian penyakit viral.Vaksinasi

    Vaksinasi dilakukan untuk merangsangrespon kekebalan spesifik pada tubuh ikandengan tujuan agar ikan yang dipelihara padatahap pembesaran lebih tahan terhadap jenispenyakit tertentu. Pengendalian jenispenyakit melalui vaksinasi ditujukan padajenis penyakit bakterial (disebabkan olehinfeksi bakteri) dan viral (disebabkan olehinfeksi virus).

    Pada ikan air tawar di Indonesia, jenispenyakit bakterial yang berbahaya adalah

    Aeromonas hydrophila, Streptococcusagalactiae, Edwardsiella spp danMycobacterium sp. Beberapa jenis vaksinyang dapat diaplikasi untuk pengendalianpenyakit tersebut sebagaimana diuraikandalam Tabel 1.

    Vaksinasi adalah memasukkan suatujenis patogen ke tubuh ikan dalam bentukyang sudah dilemahkan atau telah mati agarterhindar dari munculnya penyakit, namunmasih dalam kapasitas yang memadai untukmenginisiasi respon kekebalan spesifik(Taukhid dan Hambali S, 2012). Vaksinasi yangdilakukan adalah aplikasi vaksin Hydrovac,yaitu vaksin untuk pengendalian penyakitAeromonas hydrophila. Pemilihan vaksin jenisini dengan pertimbangan bahwa penyakittersebut merupakan penyakit bakterial yangmenyerang pada semua jenis ikan air tawardan kasus penyerangannya paling dominan dibudidaya ikan air tawar. Penerapan vaksinasipada benih, calon induk dan induk lele sertabenih dan calon induk nila (Tabel 2).

    Penerapan vaksinasi yang dilakukandengan metode perendaman danpenyuntikan. Penerapan metode perendamanefektif untuk vaksinasi pada benih ikan. Dosisvaksin yang digunakan pada perendamanadalah 1 ml vaksin/10 liter air selama 30menit. Ikan yang divaksin dalam 10 liter airsebanyak 150-275 ekor. Selama perendamandiupayakan tersedia aerasi yang cukup.

  • Jurnal Budidaya Air Tawar Vol. 10, No. 2, Nopember 2013. Hal 45-57.

    48

    Tabel 1. Jenis Vaksin Ikan yang Beredar di IndonesiaNAMA VAKSIN NAMA PENYAKIT NAMA PATOGEN JENIS IKAN PRODUSEN

    HydroVac MAS Aeromonas hydrophila Ikan air tawar BRPBAT BogorCaprivac Aero-L CaprifarmindoStreptoVac Streptococcosis Streptococcus

    agalactiaeNila BRPBAT Bogor

    Vaksin (DNA) KHV Koi Herpes Virus Koi herpes virus Mas & koi IPB dan BBPBATAquavac Garvetil Streptococcosis S. iniae, L. garvieae Nila Intervet/Schering-Plough,

    SingapuraAquavac Garvetil Oral Streptococcosis S. iniae, L. garvieae Nila Intervet/Schering-Plough,

    SingapuraAquavac Strep Sa Streptococcosis Streptococcus

    agalactiaeKakap Intervet/Schering-Plough,

    SingapuraNorvaxStrep Si

    Streptococcosis Streptococcus iniae Kakap Intervet/Schering-Plough,Singapura

    Aquavac-Col Columnaris disease F. columnare Lele Intervet/Schering-Plough,Singapura

    Aquavac-ESC Enteric septicemia ofcatfish

    Edwardsiella ictaluri Lele Intervet/Schering-Plough,Singapura

    Himmvac Agilban S-Plus Streptococcosis Streptococcus iniae Ikan air laut Blue Sky BiotechKV-3 Koi Herpes Virus Koi herpes virus Mas & koi Kovac, Israel

    Tabel 2. Penerapan Vaksinasi pada Benih, Calon Induk dan Induk IkanNO JENIS IKAN UKURAN JUMLAH(ekor) METODA

    1 Lele 3-5 cm 30.000 - Perendaman selama 30 menit- Dosis: 1 ml vaksin/10 liter air

    2 Lele 3-5 cm 30.000 - Perendaman selama 30 menit- Dosis: 1 ml vaksin/10 liter air

    3 Benih nila* 15-100 gr 110 - Penyuntikan/injeksi intra muscular- Dosis: 0,1 ml vaksin/ekor

    4 Calon induk nila* 150-300 gr 210 - Injeksi intra muscular dan intra peritonial- Dosis: 0,2 ml vaksin/ekor

    5 Lele 2-3 cm 64.000 - Perendaman selama 30 menit- Dosis: 1 ml vaksin/10 liter air

    6 Induk dan calon induk lele 1-2,5 kg 200 - Penyuntikan intra muscular- Dosis: 0,2 ml vaksin/kg ikan

    Jumlah 124.520Keterangan: *) menggunakan jenis vaksin yang berbeda (anti Streptococcus agalactiae).

    Kelebihan dari metode perendamanadalah:a. Mudah diterapkan, tidak perlu

    keterampilan khusus;b. Resiko keselamatan pada ikan yang

    relatif lebih tinggi;c. Dapat diterapkan untuk skala massal.

    d. Biaya vaksinasi lebih murahdibandingkan dengan metode oral danpenyuntikan.Penerapan metode penyuntikan

    dilakukan pada ikan yang bernilai ekonomitinggi atau calon induk dan induk ikan.Penyuntikan dapat dilakukan secara intramuscular (ke otot/daging biasanya; pada

  • PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR(Asep Suhendra, Deri Deriyanti, Jaelani)

    49

    bagian punggung) dan intra peritonial (kerongga perut). Metode ini membutuhkanketerampilan menyuntik secara tepat danbaik karena mempunyai resiko yang cukuptinggi. Apabila tidak dilakukan dengan tepatdan hati-hati dapat menyebabkan cacat ataukematian pada ikan, khususnya penyuntikansecara intra peritonial, dimana titikpenyuntikan berdekatan dengan organ-organvital (limpa, hati dan usus). Dosis vaksin yangdigunakan pada penyuntikan adalah 0,1 mlvaksin/kg ikan untuk ikan lele.

    Selain metode perendaman danpenyuntikan, vaksinasi dapat juga dilakukandengan metode oral (melalui pakan/pellet).Biasanya merupakan vaksinasi ulang (booster)setelah metode perendaman pada waktubenih. Vaksinasi booster dimaksudkan untukmenguatkan sistem imunitas pada ikan. Dosisyang diberikan adalah 2-3 ml/kg bobot ikan.Aplikasi pemberiannya dengan caradisemprotkan ke pakan/pellet selama 5-7 hariberturut-turut.

    Beberapa hal yang sangat perludiperhatikan dalam vaksinasi adalah:a. Kondisi Kesehatan Ikan.

    Vaksinasi merupakan tindak pencegahanterjadinya penyakit dengan cara merangsangsistem kekebalan spesifik pada ikan. Olehkarena itu ikan yang divaksin harus dalamkondisi sehat. Jangan memvaksin ikan yangsedang sakit, sebab dapat membahayakankeselamatan ikan itu sendiri.

    b. Limbah VaksinasiLimbah vaksin sisa perendaman harus

    disterilisasi terlebih dahulu sebelum dibuang(khususnya vaksin pathogen yangdilemahkan). Sterilisasi sederhana dapatdilakukan dengan perendaman selama 24 jammenggunakan kaporit atau deterjen sebanyak5 g/100 liter air (50 ppm).c. Ketepatan Dosis dan PetunjukPenggunaan

    Efektivitas vaksinasi juga dipengaruhioleh ketepatan dosis, teknik penggunaan,ukuran dan jenis ikan. Dosis dan teknikpenggunaan harus mengikuti petunjuk darimasing-masing produk. Pada jenis vaksin yangsama namun berbeda produsennya, makadosis dan aplikasinya dapat berbeda pula.d. Kontaminasi Pathogen Lain

    Resiko vaksinasi dengan metodepenyuntikan adalah adanya luka pada titikpenyuntikan. Apabila terjadi kontaminasibakteri atau virus atau jamur pada air mediavaksinasi dan pasca vaksinasi maka adapeluang terjadi infeksi sekunder dari ketigajenis pathogen tersebut. Akibatnya dapatmenimbulkan serangan penyakit yangberbahaya dan menyebabkan kematian. Olehkarena itu diupayakan dalam vaksinasimenggunakan air yang bersih dan pascavaksinasi, luka akibat penyuntikan diolesilarutan iodine untuk mencegah terjadinyainfeksi sekunder.

  • Jurnal Budidaya Air Tawar Vol. 10, No. 2, Nopember 2013. Hal 45-57.

    50

    Berdasarkan perhitungan nilai ekonomisbiaya vaksinasi menggunakan vaksin Hydrovacdiperoleh data sebagai berikut:a. Metode Perendaman

    Harga vaksin Rp.85.000,- /botol (100 ml) 100 ml vaksin untuk 1 ton/m3/1.000 liter

    air 1 liter untuk 50-100 ekor benih 1 ton/m3 air untuk 50.000-100.000 ekor

    (2-3 cm) 1 botol vaksin untuk 2 kali perendaman 1 botol vaksin untuk 100.000-200.000

    ekor Biaya vaksinasi 85.000/100.000= Rp.0,85 Biaya vaksinasi

    85.000/200.000=Rp.0,425. Jika benih yang divaksin harganya

    dinaikkan Rp.5,-/ekor maka keuntungandari vaksinasi: 5-0,85=Rp.4,15/ekor atau5-0,425=Rp.4,575/ekor.

    b. Metode Penyuntikan

    Harga vaksin Rp.85.000,- /botol (100 ml) Harga syringe/spuit dan larutan iodine

    Rp.15.000,- Dosis: 0,2 ml/kg ikan 1 botol vaksin untuk 250 ekor (induk

    ukuran 2 kg) Biaya vaksinasi 100.000/250= Rp.400,- Jika induk yang divaksin harganya

    dinaikkan Rp.1.000,-/ekor makakeuntungan dr vaksinasi: Rp.600/ekor.

    c. Metode Oral (melalui pakan/pellet)

    Harga vaksin Rp.85.000,- /botol (100 ml) Harga botol semprot dan plastic

    Rp.15.000,-

    Dosis: 3 ml/kg ikan selama 7 hari 21 ml vaksin untuk 100 ekor benih P IV

    (bobot rataan 10 g) 1 botol vaksin untuk 476 ekor benih P IV Biaya vaksinasi 100.000/476= Rp.210,-

    /ekor benih P IVPengendalian Penyakit Parasitik

    Pengendalian penyakit parasitik yangtelah dilakukan sebanyak 22 kejadian yangmenyerang pada ikan lele, patin, gurame,mas, koi dan koki (Tabel 3).

    Efektivitas pengendalian penyakitparasitik yang paling tinggi adalahpengendalian parasit Argulus sp pada ikan koi,yaitu mencapai 100%. Dengan metodeperendaman selama 24 jam (menggunakanabate 1 g/10 liter air), parasit Argulus sp yangmenginfestasi ikan akan hilang 100%. Untukhasil yang efektif, wadah pemeliharaan ikanyang terinfestasi Argulus sp juga harusdibersihkan dari koloni telur parasit tersebut.Bila tidak, suatu saat telur-telur tersebut akanmenetas dan menginfestasi ikan kembali. Adabaiknya, pemeliharaan ikan koi dicampurdengan sedikit ( 10 ekor) ikan manfish ataubenih nila ukuran 5 cm. Ikan manfish danbenih nila tersebut dapat berfungsi sebagaipredator alami parasit Argulus sp. Ikanmanfish dan benih nila yang akan dimasukanharus ikan yang sehat, jika tidak malah akanberperan sebagai vektor penyakit.

  • PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR(Asep Suhendra, Deri Deriyanti, Jaelani)

    51

    Gambar 1. Vaksinasi benih lele dengan metode perendaman untuk pencegahan penyakit bakterial.

    Gambar 2. Vaksinasi calon induk nila dengan metode penyuntikan untuk pencegahan penyakit bakterial.

    Tabel 3. Pengendalian Penyakit Parasitik di BBPBATNO JENISIKAN

    JENIS PARASIT YANGTERIDENTIFIKASI PENGENDALIAN HASIL

    1 Lele I. multifilisDactylogyrus sp

    Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter

    Perlakuan diulang selama 3 hari

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: Negatif.

    Kematian berkurang danberhenti pada hari ke-4

    2 Gurame Trichodina spEpystylis sp

    Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter

    Perlakuan diulang selama 4 hari

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: Negatif.

    Kematian tidak berkurang:kemungkinan akibat infeksibakteri

    3 Koi Argulus sp Aplikasi perendaman menggunakanabate dengan dosis 1g/10 liter selama 24jam.

    Tubuh ikan 100% bebasparasit Argulus sp.

    4 Koi Argulus sp Aplikasi perendaman menggunakanabate dengan dosis 1g/10 liter selama 24jam

    Aplikasi diulang pada hari kedua

    Tubuh ikan 80% bebas parasitArgulus sp.

    Tubuh ikan 100% bebasparasit Argulus sp.

    5 Mas Trichodina sp Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 3 g/liter selama2 hari

    Meningkatkan suhu air pemeliharaan(28-30 oC) menggunakan water heater

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: Negatif.

    6 Patin Trichodina sp Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 3 g/liter selama 2

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: Negatif.

  • Jurnal Budidaya Air Tawar Vol. 10, No. 2, Nopember 2013. Hal 45-57.

    52

    NO JENISIKANJENIS PARASIT YANGTERIDENTIFIKASI PENGENDALIAN HASIL

    hari Meningkatkan suhu air pemeliharaan

    (28-30 oC) menggunakan water heater

    Nafsu makan kembali normal

    7 Lele Trichodina spDactylogyrus sp

    Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter

    Perlakuan diulang selama 2 hari

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: Negatif.

    Kematian berkurang danberhenti pada hari ke-3

    8 Koi Argulus sp Aplikasi perendaman menggunakanabate, dosis 1g/10 liter selama 24 jam.

    Tubuh ikan 100% bebasparasit Argulus sp.

    9 Mas Trichodina spMyxobolus sp

    Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 3 g/liter selama 2hari

    Meningkatkan suhu air pemeliharaan(28-30 oC) menggunakan water heater

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: Negatif, kecualiMyxobolus sp

    10 Lele I. multifilisDactylogyrus sp

    Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter

    Perlakuan diulang selama 3 hari

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: Negatif.

    Kematian berkurang danberhenti pada hari ke-4

    11 Mas Trichodina spMyxobolus spDactylogyrus spGyrodactylus sp

    Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter selama 2hari

    Ikan-ikan yang menunjukkan gejala klinisseranganMyxobolus sp disortir dandimusnahkan

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: Negatif, kecualiMyxobolus sp

    12 Mas Myxobolus sp Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter selama 3hari

    Ikan-ikan yang menunjukkan gejala klinisseranganMyxobolus sp disortir dandimusnahkan

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan:Myxobolus spmasih ditemukan.Pengobatan kurang efektif

    13 Lele Dactylogyrus spGyrodactylus spI. multifilis

    Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter selama 3hari

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: Negatif.

    14 Mas Trichodina spMyxobolus spDactylogyrus sp

    Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter selama 4hari

    Ikan yang menunjukkan gejala klinisseranganMyxobolus sp dimusnahkan

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: Negatif, kecualiMyxobolus sp

    15 Nila Trichodina spDactylogyrus sp

    Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter selama 3-4hari

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: intensitas parasitberkurang 90%.

    16 Mas Trichodina spDactylogyrus spMyxobolus spGyrodactylus spI. multifilis

    Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter selama 3-4hari

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: Negatif, kecualiMyxobolus sp

    Ikan yang masih terinfestasiMyxobolus sp disortir dandimusnahkan.

    17 Lele Dactylogyrus spGyrodactylus spTrichodina sp

    Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter selama 3hari

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan : intensitas parasitberkurang 90%.

    Kematian berkurang.18 Koki Argulus sp Aplikasi perendaman menggunakan

    abate dengan dosis 1g/10 liter selama 24jam.

    Dilanjutkan dengan perendaman 24 jammenggunakan garam dengan dosis 3kg/m3 selama 2 hari

    Tubuh ikan 100% bebasparasit Argulus sp.

    19 Mas Trichodina spDactylogyrus sp

    Pemberian vitamin C dengan dosis 1 g/kgpakan

    Kematian berkurang setelah 7hari perlakuan

  • PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR(Asep Suhendra, Deri Deriyanti, Jaelani)

    53

    NO JENISIKANJENIS PARASIT YANGTERIDENTIFIKASI PENGENDALIAN HASIL

    Myxobolus spGyrodactylus spI. multifilis

    20 Mas Trichodina spDactylogyrus spMyxobolus spGlossatella sp

    Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter selama 3hari

    Ikan-ikan yang menunjukkan gejala klinisseranganMyxobolus sp disortir dandimusnahkan

    Hasil pemeriksaan parasitpada ikan: Negatif, kecualiMyxobolus sp

    Ikan yang masih terinfestasiMyxobolus sp disortir dandimusnahkan.

    21 Patin I. multifilis Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter selama 4hari

    Masih ditemukan ikandengan gejala klinis bintikputih pada tubuh

    22 Lele I. multifilis Aplikasi perendaman 24 jammenggunakan garam 5 g/liter selama 4hari

    Masih ditemukan ikandengan gejala klinis bintikputih pada tubuh

    Gambar 3. Pengendalian Argulus sp pada ikan koi dan koki menggunakan abate dengan metode perendaman.

    Pengendalian parasit Myxobolus spdengan metode perendaman (menggunakangaram dosis 3-5 g/liter air) pada ikan mastidak efektif (0%). Parasit yang menginfestasitubuh ikan tidak hilang, dan kematian terusbelanjut. Dari berbagai referensi yang dicari,memang belum ditemukan bahan pengendaliyang efektif untuk parasit tersebut.

    Efektivitas pengendalian parasit lainnya(Trichodina sp, Dactylogyrus sp, Gyrodactylussp, Ichthyophthirius sp) dengan metodeperendaman menggunakan garam dosis 3-5g/liter air, berkisar antara 30%-50%. Tingkatkematian yang terjadi masih cukup tinggi.

    Efektivitas pengendalian tergantung daritingkat infestasi yang terjadi. Pada tingkatprevalensi dan intensitas yang rendah,biasanya tingkat efektivitas pengendalianmasih cukup tinggi, namun pada tingkatprevalensi dan intensitas yang tinggi, tingkatefektivitas pengendaliannya rendah.Pengendalian Penyakit Bakterial

    Pengendalian penyakit bakterial yangtelah dilakukan sebanyak 11 kejadianserangan penyakit pada ikan lele, patin,gurame, mas dan koi. Hasil tindakpengendalian dengan metode perendaman(menggunakan garam dosis 3-5 g/liter air)

  • Jurnal Budidaya Air Tawar Vol. 10, No. 2, Nopember 2013. Hal 45-57.

    54

    menunjukkan hasil yang tidak efektif. Sintasanhasil tindak pengobatan pada penyakitbakterial

  • PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR(Asep Suhendra, Deri Deriyanti, Jaelani)

    55

    NO JENISIKANJENIS BAKTERI YANGTERIDENTIFIKASI PENGENDALIAN HASIL

    hydrophila menunjukkan gejala klinis terinfeksi bakteri Meningkatkan suhu air pemeliharaan (28-30

    oC) menggunakan water heater Aplikasi perendaman 24 jam menggunakan

    garam 5 g/liter selama 3 hari

    3 hari perlakuan

    8 Mas Aeromonashydrophila

    Perendaman 24 jam menggunakan garam 5g/liter selama 3 hari

    Meningkatkan suhu air pemeliharaan (28-30oC) menggunakan water heater

    Ikan-ikan yang menunjukkan gejala klinisseranganMyxobolus sp disortir dandimusnahkan

    Kematian reda setelah2 hari perlakuan

    Faktor penyebabkematian cenderungakibat seranganMyxobolus sp

    9 Koi Aeromonashydrophila(Presumtif: gejalaklinis)

    Ikan dipindahkan di bak fiber terkontrol(indoor) lalu dilakukan pengkondisian suhu28-30 0C.

    Aplikasi perendaman 24 jam menggunakangaram 5 g/liter selama 3 hari.

    Pemberian vitamin danmineral untukmeningkatkan daya tahan tubuh

    Kondisi ikan berangsurbaik, nafsu makannormal kembali

    10 Nila Streptococcus sp(Presumtif: gejalaklinis)Infeksi sekunder:jamur

    Aplikasi perendaman 24 jam menggunakangaram 10 g/liter selama 5 hari

    Kondisi ikan berangsurbaik, gejala klinismelanosis berkurang,infeksi jamurberkurang

    11 Patin Aeromonashydrophila

    Aplikasi perendaman 24 jam menggunakangaram 10 g/liter selama 5 hari

    Kematian terusberlanjut

    Pengendalian Penyakit ViralKegiatan pengendalian penyakit viral

    dilakukan dengan mengaplikasikan pemberianvitamin C, multivitamin dan mineral untukmeningkatkan dan menjaga daya tahan tubuhikan terhadap serangan penyakit. Saat inipenyakit viral yang diketahui menyerang ikanair tawar adalah Koi Herpes Virus (KHV) padaikan mas dan koi. Pemicu aktifnya seranganKHV pada ikan mas atau koi adalah parametersuhu, dimana pada suhu rendah (18-25 C)KHV akan aktif dan menyebabkan sakit padaikan. Pengkondisian suhu antara 28-30 Cpada air media pemeliharaan dapatmengendalikan aktivitas KHV, sehingga relatiftidak menimbulkan kasus penyakit pada ikan.

    Pemberian vitamin C, multivitamin danmineral dilakukan secara oral, yaitu melaluipemberian pakan dengan cara dicampurkankepada pakan/pellet ikan menggunakanperekat tertentu. Secara umum perekat yangbiasa digunakan adalah telur ayam atauminyak goreng. Dosis vitamin C yang diberikansecara umum adalah 500 mg/kg pakan yangdiberikan berturut-turut selama dua minggu.Aplikasi dosis disesuaikan dengan petunjukpada label kemasan. Pemberian vitamindiprioritaskan pada masa-masa rentanserangan penyakit di kolam pemeliharaanikan koi dan ikan mas di unit kolam air deras .Masa rentan serangan KHV pada ikan masatau koi dapat diketahui dengan monitoring

  • Jurnal Budidaya Air Tawar Vol. 10, No. 2, Nopember 2013. Hal 45-57.

    56

    suhu harian menggunakan thermometermaximum-minimum.

    Hasil monitoring suhu dengantermometer maksimum minimum diketahuibahwa suhu terendah mencapai 22 C dansuhu tertinggi mencapai 32 C. Hal inidipengaruhi curah hujan yang mulai mulaitinggi sejak bulan Nopember dan makinmeningkat di bulan Desember. Pada kondisi

    tersebut, terjadi penurunan suhu yang cukupberbeda nyata, yang dapat memicu aktifnyaserangan Koi Herpes Virus. Sebagaimanadiketahui, Koi Herpes Virus cenderung aktifpada kondisi suhu dibawah 26 C. Penggunaanwater heater dan pemberian vitamin C padapemeliharaan ikan koi cukup membantumengurangi resiko terjadinya serangan KHV.

    Gambar 4. Pengambilan Sampel Insang Ikan Koi untuk Pemeriksaan Koi Herpes Virus.

    Gambar 5. Pemberian Multivitamin dan Mineral dada Ikan Mas dengan Metode Oraluntuk Meningkatkan Daya Tahan terhadap Serangan Penyakit.

    Kondisi kedua yang dapat memicuterjadinya serangan penyakit padapemeliharaan ikan mas di unit kolam air derasadalah tingginya debit air dengan kandunganorganik (lumpur) yang tinggi pula. Kandunganorganik yang tinggi pada air dapatmengganggu proses pernafasan pada ikan.Kedua kondisi tersebut menyebabkan tingkat

    stres pada ikan mas menjadi tinggi sehinggarentan terhadap serangan Koi Herpes Virus.Oleh karena itu upaya pengendalian yangperlu dilakukan adalah dengan carapencegahan yaitu memberikan multivitamindan mineral sebagai suplemen makanan agarstamina ikan tetap terjaga.

  • PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR(Asep Suhendra, Deri Deriyanti, Jaelani)

    57

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASIBerdasarkan uraian sebelumnya dapat

    disimpulkan hal-hal sebagai berikut:a. Telah dilakukan vaksinasi pada benih,

    calon induk dan induk ikan lele dan niladengan metode perendaman danpenyuntikan sebanyak 124.520 ekor.

    b. Biaya vaksinasi untuk vaksin Hydrovac(anti Aeromonas hydrophila) denganmetode perendaman adalah Rp. 0,425-0,85,-/ekor; dengan metode penyuntikanadalah Rp. 400,-/ekor; dan denganmetode oral adalah Rp.210,-/ekor benihP IV.

    c. Telah dilakukan pengendalian 22kejadian penyakit parasitik pada benihikan lele, patin, gurame, mas, koi dankoki. Tingkat keberhasilan pengendalianpaling tinggi (100%) terhadap parasitArgulus sp pada ikan koi dan koki.Tingkat keberhasilan pengendalian palingrendah (0%) terhadap parasit Myxobolussp pada ikan mas. Tingkat keberhasilanpengendalian jenis parasit lainnya(Trichodina sp, Dactylogyrus sp,Gyrodactylus sp, Ichthyophthirius sp)berkisar antara 30%-50%.

    d. Telah dilakukan pengendalian 11kejadian penyakit bakterial pada ikanlele, patin, gurame, mas dan koi. Hasilpengendalian penyakit bakterial yangdilakukan tidak efektif. Sintasan hasiltindak pengobatan pada penyakitbakterial