10. pungsi asites dengan ng tube
DESCRIPTION
csfdTRANSCRIPT
RSUD Dr
RSU ISLAM YARSI PONTIANAK
PUNGSI ASITES DENGAN NASOGASTRIC TUBE
No. Dokumen :
Revisi :
00 Hal :
3.1
PROSEDUR TETAP ( PROTAP )
ILMU PENYAKIT DALAM
Tgl. Terbit :
01 Juli 2013Ditetapkan Tgl : ..
Ketua SMFDr. BAMBANG SN, Sp. PD
PENGERTIAN
Yaitu suatu tindakan invasiv untuk mengeluarkan cairan(sesaat atau berkelanjutan) dari rongga abdomen dengan menggunakan Nasogastric Tube No. 16.
TUJUAN
Menurunkan/menghilangkan distensi abdomen akibat asites yang disebabkan oleh berbagai kelainan: hepar, ginjal, jantung, keganasan, malnutrisi dll.
KEBIJAKAN
Syarat :
1. Keadaan umum baik.2. Tanda vital baik.3. Pasien/keluarga setuju tindakan yang akan diambil.
PROSEDUR
1. Persiapan pasien
- penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
- penandatanganan informed concern.
- posisi telentang atau sesuai keadaan pasien. - infus cairan terpasang.2. Persiapan alat
- Nasogastric Tube No.16 : 1 set
- Lidocain : 4 ampul
- Disposible syringe 3 cc : 1 buah
- Minor surgery : 1 set
- Trocard PD dan sarungnya : 1 set
- Bisturi dan jarum kulit : 1 buah
- Benang zyde secukupnya
- Kapas alcohol secukupnya
- Betadine / Alkohol secukupnya
- Kassa steril dan plester secukupnya.
- Handscoen steril no. 7 atau lebih : 1 pasang
- Doek lobang steril : 1 lembar - Bengkok / neerbecken : 2 buah - Baskom/tabung ukur : 1 buah3. Pelaksanaan
a. Pemasangan :
- tentukan daerah dinding abdomen yang akan dilakukan
pungsi ( biasanya sedikit dibawah hipokondrium kanan/kiri atau dibawah umbilicus )
- pasang handscoen
- desinfektan dengan betadine dan alcohol pada daerah pungsi
- pasang doek lobang steril
- infiltrasi 2 ampul lidocain pada daerah pungsi sambil
dicoba aspirasi cairan asites
- Insisi 1 cm dengan bisturi pada kulit, jaringan lemak dan
peritoneum pada daerah pungsi.
- Tusukkan Trocard PD dan sarungnya pada daerah insisi
sampai menembus kedalam cavum abdomen kemudian
cabut trocard dan tinggalkan sarungnya lalu masukkan
Nasogastric Tube melalui sarung tersebut.
Dengan demikian cairan asites akan keluar dengan cepat.
- Sambil menampung cairan yang keluar pada ember yang
tersedia, posisi Nasogastric Tube diperbaiki, sarung PD
dilepaskan ( bila perlu potong sebagian NG tube ).
- kemudian fixasi Nasogastric Tube pada dinding abdomen
dengan jahitan zyde dan ditutup kassa steril.
- Lepaskan doek lobang.
- Apabila tiba-tiba aliran cairan macet maka posisi
NasogastricTube diperbaiki dengan atau tanpa pemasangan
PD set kembali.
- Pungsi ( NG tube ) dapat dipertahankan sampai beberapa hari sesuai dengan situasi dan kondisi pasien.
- Pada akhir tindakan dihitung jumlah semua cairan yang
keluar
b. Pencabutan :
Bila jumlah cairan yang keluar dianggap sudah cukup, keluhan berkurang atau timbul keluhan mendadak dari pasien maka pungsi harus dihentikan dengan :
- Infiltrasi Pehacain pada daerah pungsi
- Jahitan kulit dilepaskan
- Cabut pelan-pelan Nasogastric Tube sambil jari 1 dan 2 tangan kiri menahan pada lobang pungsi untuk menjaga agar omentum tidak ikut terbawa keluar
- Tutup lobang pungsi dengan 1 s/d 2 jahitan kulit ( dalam ) sampai tidak ada kebocoran cairan.
-Oleskan betadine secukupnya, tutup dengan kassa steril dan
plester.
- Buka jahitan beberapa hari kemudian setelah luka bekas pungsi menutup.
4. Pengobatan
- Berikan antibiotika dan analgetika secukupnya
- Pengobatan pokok terhadap penyakit primernya tetap
diteruskan.
UNIT TERKAIT
Patologi Anatomi dan Patologi Klinik
25