1-prategang

19
3/18/2015 1 BETON PRATEGANG TKS - 4023 Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Sesi 1: Konsep Dasar Definisi Definisi beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut : Menurut PBI 1971 Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-tegangan internal dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.

Upload: sobah-as-sidqi

Post on 11-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

1-Prategang

TRANSCRIPT

  • 3/18/2015

    1

    BETON PRATEGANG TKS - 4023

    Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT.

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik

    Universitas Brawijaya

    Sesi 1:

    Konsep Dasar

    Definisi Definisi beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut :

    Menurut PBI 1971

    Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-tegangan internal dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.

  • 3/18/2015

    2

    Definisi (lanjutan) Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998

    Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.

    Menurut ACI

    Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.

    Definisi (lanjutan) Beton prategang juga dapat diartikan secara luas termasuk ke dalam keadaan (kasus) dimana tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh regangan-regangan internal diimbangi sampai batas tertentu, seperti pada konstruksi yang melengkung (busur), tetapi dalam mata kuliah ini pembahasannya hanya dibatasi dengan beton prategang yang memakai tulangan atau kabel baja yang ditarik dan dikenal sebagai tendon.

  • 3/18/2015

    3

    Konsep Dasar Ada tiga konsep yang berbeda-beda yang dapat

    dipakai untuk menjelaskan dan menganalisis sifat-sifat

    dasar dari beton prategang :

    1. Konsep pertama, sistem prategang untuk

    mengubah beton menjadi bahan yang elastis.

    2. Konsep kedua, sistem prategang untuk kombinasi

    baja mutu tinggi dengan beton.

    3. Konsep ketiga, sistem prategang untuk mencapai

    perimbangan beban.

    Konsep pertama, sistem prategang untuk

    mengubah beton menjadi bahan yang

    elastis

    Konsep ini berasal dari Eugene Freyssinet (1926), orang Perancis yang dikenal juga sebagai bapak beton prategang. Pada dasarnya visualisasi beton prategang adalah beton yang ditransformasikan dari bahan yang getas menjadi bahan yang elastis dengan memberikan tekanan (desakan) terlebih dahulu (pratekan) pada bahan tersebut. Dari konsep ini muncul kriteria tidak ada tegangan tarik pada beton. Pada umumnya telah diketahui bahwa jika tidak ada tegangan tarik pada beton, berarti tidak akan terjadi retak, dan beton tidak merupakan bahan yang getas lagi melainkan berubah menjadi bahan yang elastis.

  • 3/18/2015

    4

    Konsep pertama, sistem prategang

    untuk mengubah beton menjadi bahan

    yang elastis (lanjutan)

    Gambar 1. Distribusi tegangan beton prategang sentris

    Konsep pertama, sistem prategang untuk

    mengubah beton menjadi bahan yang

    elastis (lanjutan)

    Gambar 2. Distribusi tegangan beton prategang eksentris

  • 3/18/2015

    5

    Konsep kedua, sistem prategang untuk

    kombinasi baja mutu tinggi dengan beton

    Konsep ini mempertimbangkan beton prategang

    sebagai kombinasi (gabungan) dari baja dan beton,

    seperti pada beton bertulang, dimana baja menahan

    tarikan dan beton menahan tekanan, dengan demikian

    kedua bahan membentuk kopel penahan untuk

    melawan momen eksternal (Gambar 3).

    Konsep kedua, sistem prategang untuk

    kombinasi baja mutu tinggi dengan beton (lanjutan)

    Gambar 3. Momen penahan internal pada balok

  • 3/18/2015

    6

    Konsep kedua, sistem prategang untuk

    kombinasi baja mutu tinggi dengan beton (lanjutan)

    Pada beton prategang, baja mutu tinggi dipakai dengan

    jalan menariknya sebelum kekuatannya dimanfaatkan

    sepenuhnya. Jika baja mutu tinggi ditanam pada beton,

    seperti pada beton bertulang biasa, beton disekitarnya

    akan menjadi retak berat sebelum seluruh kekuatan

    baja digunakan (Gambar 4). Dengan menarik dan

    menjangkarkan ke beton dihasilkan tegangan dan

    regangan yang diinginkan pada kedua bahan,

    tegangan dan regangan tekan pada beton serta

    tegangan dan regangan pada baja.

    Konsep kedua, sistem prategang untuk

    kombinasi baja mutu tinggi dengan beton (lanjutan)

    Gambar 4. Balok beton menggunakan baja mutu tinggi

  • 3/18/2015

    7

    Konsep ketiga, sistem prategang untuk

    mencapai keseimbangan beban

    Konsep ini menggunakan sistem prategang untuk

    mencapai keseimbangan beban, terutama

    menggunakan prategang sebagai suatu usaha untuk

    membuat seimbang gaya-gaya pada sebuah batang

    (Gambar 5 dan Gambar 6). Penerapan dari konsep ini

    menganggap beton diambil sebagai benda bebas dan

    menggantikan tendon dengan gaya-gaya yang bekerja

    pada beton sepanjang beton.

    Konsep ketiga, sistem prategang untuk

    mencapai perimbangan beban (lanjutan)

    Gambar 5. Balok prategang dengan tendon parabola

  • 3/18/2015

    8

    Konsep ketiga, sistem prategang untuk

    mencapai perimbangan beban (lanjutan)

    Gambar 6. Balok prategang dengan tendon membengkok

    Perkembangan Penggunaan

    Sistem Prategang

    Prinsip dasar sistem prategang mungkin telah dipakai

    pada konstruksi berabad-abad yang lalu, pada waktu

    tali atau pita logam diikatkan mengelilingi papan kayu

    yang melengkung, yang membentuk sebuah tong

    (Gambar 7). Pada penerapan ini, pita dan kayu dalam

    keadaan tertegang sebelum dibebani tekanan cairan

    dari dalam. Penerapan lain dari sistem prategang

    dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada waktu

    mengangkut bata dan jari-jari pada roda sepeda seperti

    pada Gambar 8.

  • 3/18/2015

    9

    Perkembangan Penggunaan

    Sistem Prategang (lanjutan)

    Gambar 7. Distribusi tegangan beton prategang sentris

    Perkembangan Penggunaan

    Sistem Prategang (lanjutan)

    a. Saat mengangkut bata

    Gambar 8. Prinsip sistem prategang dalam kehidupan sehari-hari

    b. Jari-jari roda sepeda

  • 3/18/2015

    10

    Perkembangan Penggunaan

    Sistem Prategang (lanjutan) Sebelum beton prategang berkembang, ada dua

    perkembangan penting yaitu penemuan semen Portland

    oleh Aspdin, J., (England, 1824) dan pengenalan baja

    tulangan pada beton oleh Monier, J., (France, 1857).

    Perkembangan ini juga merupakan bagian dari sejarah

    perkembangan beton prategang seperti berikut :

    1886 : Jackson, P.H., (USA) memperkenalkan konsep pengekangan pita baja pada struktur busur beton dan batu buatan (artificial stone and concrete arches).

    1888 : Doehring, C.E.W., (Germany) membuat pelat beton dan balok kecil dengan melekatkan tulangan baja yang ditarik (embedded tensioned steel).

    Perkembangan Penggunaan

    Sistem Prategang (lanjutan) 1908 : Stainer, C.R., (USA) menemukan adanya kehilangan

    prategang akibat rangkak dan susut serta menyarankan adanya pengekangan kembali untuk mengembalikan kehilangan tersebut.

    1923 : Emperger, F., (Austria) mengembangkan metode prategang dengan lilitan kabel baja mutu tinggi disekeliling pipa beton.

    1924 : Hewett, W.H., (USA) memperkenalkan penggunaan prategang secara melingkar horisontal pada sekeliling dinding tangki beton

  • 3/18/2015

    11

    Perkembangan Penggunaan

    Sistem Prategang (lanjutan) 1925 : Drill, R.H., (USA) menggunakan batang baja

    tanpa lekatan mutu tinggi (high strength unbonded steel rods), dimana batang tersebut ditarik dan diangkur setelah beton mengeras.

    1926 : Freyssinet, E., (France) menggunakan baja mutu tinggi (kekuatan ultimit = 1725 MPa dan tegangan leleh > 1240 MPa), pada tahun 1939 mengembangkan penjepit berbentuk kerucut (conical wedges) untuk angker ujung dan dongkrak aksi ganda (double acting jack).

    Perkembangan Penggunaan

    Sistem Prategang (lanjutan) 1938 : Hoyer, E., (Germany) mengembangkan metode

    prategang untuk sistem garis panjang (long line).

    1940 : Magnel, G., (Belgium) mengembangkan sistem anker untuk pasca tarik dengan penjepit berbentuk datar (flat wedges).

    Selama PD II, aplikasi beton prategang dan pracetak meningkat sangat cepat. Beberapa nama turut terlibat dalam pengembang beton prategang, antara lain Guyon, Y., (France) membangun banyak jembatan beton prategang, Abeles, P.W., (England) memperkenalkan konsep prategang parsial dan nama lain yang cukup terkenal seoerti Leonhardt, F., (Germany), Mikhailor, V., (Russia) dan Lin, T.Y., (USA).

  • 3/18/2015

    12

    Perkembangan Penggunaan

    Sistem Prategang (lanjutan) Organisasi profesional internasional terbentuk pada tahun

    1952 di Eropa dengan nama the International Federation for

    Prestressing (FIP). Organisasi beton prategang dan

    pracetak terbentuk pada tahun 1954 di USA dengan nama

    the Precast/Prestressed Concrete Institue (PCI).

    Keuntungan dan Kerugian

    Beton Prategang

    Keuntungan

    Terhindarnya retak terbuka di daerah beton tarik, jadi

    lebih tahan terhadap korosif.

    Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh

    penampang dipakai secara efektif.

    Ketahanan geser balok bertambah, yang disebabkan

    oleh pengaruh pratekan yang mengurangi tegangan

    tarik utama.

  • 3/18/2015

    13

    Keuntungan dan Kerugian

    Beton Prategang (lanjutan)

    Pemakaian kabel yang melengkung, khususnya dalam

    untuk bentang panjang membantu mengurangi gaya

    geser yang timbul pada penampang tempat tumpuan.

    Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil

    dibandingkan dengan berat baja tulangan biasa (1/5 1/3), sehingga berkurangnya beban mati yang diterima

    pondasi.

    Biaya pemeliharaan beton prategang lebih kecil,

    karena tidak adanya retak-retak pada kondisi beban

    kerja (terhindar dari bahaya korosi).

    Keuntungan dan Kerugian

    Beton Prategang (lanjutan) Kerugian

    Dituntut kualitas bahan yang lebih tinggi (pemakaian

    beton dan baja mutu yang lebih tinggi), yang harganya

    lebih mahal.

    Dituntut keahlian dan ketelitian yang lebih tinggi.

  • 3/18/2015

    14

    Material Beton

    Beton berkekuatan tinggi adalah perlu di dalam beton

    prategang oleh karena materialnya memberikan

    tahanan yang tinggi dalam tegangan tarik, geser,

    pengikatan dan dukungan.

    Dalam daerah angker, yang tegangan-tegangan

    dukungnya menjadi lebih tinggi, beton berkekuatan

    tinggi selalu lebih disukai untuk menghindarkan

    pengangkuran yang khusus, sehingga dapat

    memperkecil biaya.

    Material (lanjutan) Pada beton prategang penting untuk mengetahui

    diagram tegangan-regangan untuk memperkirakan

    kehilangan gaya prategang dan juga untuk analisis

    penampang.

    Untuk lebih memahami sifat-sifat dan karakteristik dari

    beton mutu tinggi, pembaca hendaknya mempelajari

    dari peraturan-peraturan tentang beton yang berlaku.

  • 3/18/2015

    15

    Material (lanjutan) Baja

    Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum untuk

    menghasilkan gaya prategang dan mensuplai gaya tarik

    pada beton prategang, khususnya diagram tegangan-

    regangannya. Diagram tegangan-regangan baja prategang

    (mutu tinggi) berbeda dengan baja beton biasa. Pada baja

    prategang diagram tegangan regangannya tidak tetap,

    tergantung dari diameter baja dan bentuknya. Sedangkan

    pada baja biasa, mempunyai diagram tegangan-regangan

    yang tetap untuk setiap diameter.

    Metode Pemberian Pratekan Banyak metode pemberian pratekan pada elemen

    struktur beton, tetapi yang paling luas

    pemakaiannya adalah dengan menarik baja

    (tendon) ke arah longitudinal dengan alat penarik.

    Menegangkan atau menarik tendon tidaklah mudah,

    sebab mengingat kebutuhan gaya yang cukup

    besar sampai ratusan ton.

    Terdapat 2 (dua) prinsip yang berbeda :

    Prategang (Pre-tensioning)

    Pascategang (Post-tensioning)

  • 3/18/2015

    16

    Metode Pre-tensioning Konstruksi dimana tendon ditegangkan dengan

    pertolongan alat bantu sebelum beton di cor atau

    sebelum beton mengeras dan gaya prategang

    dipertahankan sampai beton cukup keras (dalam hal ini

    beton melekat pada baja prategang). Setelah beton

    mencapai kekuatan yang diperlukannya, tegangan

    pada jangkar dilepas perlahan-lahan dan baja akan

    mentransfer tegangannya ke beton melalui panjang

    transmisi baja, yang tergantung pada kondisi

    permukaan, profil dan diameter baja dan mutu beton.

    Metode Pre-tensioning (lanjut)

    Gambar 8. Sistem pre-tensioning

  • 3/18/2015

    17

    Metode Post-tensioning Konstruksi dimana setelah betonnya cukup keras,

    barulah bajanya yang tidak terekat pada beton diberi

    tegangan. Pada sistem Post-tensioning, beton di cor

    dahulu dan dibiarkan mengeras sebelum di beri gaya

    pratekan. Baja dapat ditempatkan seperti profil yang

    ditentukan, lalu beton di cor, lekatan dihindarkan

    dengan menyelubungi baja (yaitu dengan membuat

    selubung/sheat). Bila kekuatan beton yang diperlukan

    telah tercapai, maka baja ditegangkan di ujung-

    ujungnya dan dijangkar. Gaya pratekan ditransfer ke

    beton melalui jangkar pada saat baja ditegangkan, jadi

    dengan demikian beton ditekan.

    Metode Post-tensioning (lanjut)

    Gambar 9. Sistem post-tensioning

  • 3/18/2015

    18

    Pada dasarnya ada 3 (tiga) prinsip

    tendon dengan mana baja atau strand

    (untaian kawat) di angkurkan ke beton : 1. Dengan prinsip kerja pasak yang menghasilkan

    penjepit gesek pada tendon (Gambar 10.a.).

    2. Dengan perletakan langsung dari kepala paku

    keling atau baut yang dibuat pada ujung tendon

    (Gambar 10.b.).

    3. Dengan membelitkan tendon ke sekeliling beton

    (Gambar 10.c.).

    Penjangkaran Ujung (End Anchorage)

    Penjangkaran Ujung

    (End Anchorage) (lanjut)

    Gambar 10. Sistem angker (anchorage)

    a. Sistem pasak b. Sistem baut

    c. Angker mati

  • 3/18/2015

    19

    Terima kasih atas perhatian dan

    sukses buat studinya!