1. lp hdr

30
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. E DENGAN MASALAH HARGA DIRI RENDAH DI DUSUN KRAJAN DESA KLUNGKUNG KECAMATAN SUKORAMBI KABUPATEN JEMBER

Upload: ru-dawn

Post on 16-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hgt

TRANSCRIPT

Page 1: 1. LP HDR

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. E

DENGAN MASALAH HARGA DIRI RENDAH

DI DUSUN KRAJAN DESA KLUNGKUNG

KECAMATAN SUKORAMBI KABUPATEN JEMBER

OLEH:

A’an Diyah Permanasari S. Kep

NIM. 14.0103.1063

DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS JIWA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2015

LEMBAR KONSULTASI

Page 2: 1. LP HDR

No. Nama Pembimbing Uraian Konsultasi TTD

Page 3: 1. LP HDR
Page 4: 1. LP HDR

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri

yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan

kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena

karena tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal diri (keliat. 1998). Menurut

Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif

seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung

maupun tidak langsung.

B. Tanda dan Gejala

Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)

1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan

terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak

setelah mendapat terapi sinar pada kanker

2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya

segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.

3) Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya

orang bodoh dan tidak tahu apa-apa

4) Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu

dengan orang lain, lebih suka sendiri.

5) Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang

memilih alternatif tindakan.

6) Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,

mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

C. Penyebab

Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi

secara :

Page 5: 1. LP HDR

1) Situasional

Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,

dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena

sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).

Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :

a) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang

sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,

pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).

b) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai

karena dirawat/ sakit/ penyakit.

c) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai

pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa

persetujuan.

2) Kronik

Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum

sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit

dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini

mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada

klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam

tinjauan life span history klien, penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh

kembang, misalnya sering disalahkan, kurang dihargai, tidak diberi

kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep, 2007)

Tanda dan Gejalanya :

a) Data subjektif : mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan

orang lain dan mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak

melakukan sesuatu.

b) Data objektif : tampak ketergantungan pada orang lain, tampak sedih dan

tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan, wajah

tampak murung.

D. Akibat Harga diri rendah

Page 6: 1. LP HDR

Harga diri rendah dapat membuat klien menjadi tidak mau maupun tidak mampu

bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Isolasi

sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada

tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan

sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).

Tanda dan gejala :

1) Data Subyektif :

a) Mengungkapkan untuk memulai hubungan/ pembicaraan

b) Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain

c) Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain

2) Data Obyektif :

a) Kurang spontan ketika diajak bicara

b) Apatis

c) Ekspresi wajah kosong

d) Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal

e) Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara

3) Pohon Masalah

Core Problem

Gangguan citra tubuh

Page 7: 1. LP HDR

4) Data yang perlu dikaji:

a) Isolasi sosial: menarik diri

Data yang perlu dikaji:

(1) Data Obyektif

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di

kamar, banyak diam.

(2) Data Subyektif

Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak

jelas.

b) Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Data yang perlu dikaji:

(1) Data Subyektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,

bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu

terhadap diri sendiri

(2) Data Obyektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih

alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

c) Gangguan citra tubuh

Data yang perlu dikaji:

(1) Data subyektif

Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, mengungkapkan sedih karena

keadaan tubuhnya, klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang

lain, karena keadaan tubuhnya yang cacat.

(2) Data obyektif

Ekspresi wajah sedih, tidak ada kontak mata ketika diajak bicara,

suara pelan dan tidak jelas, tampak menangis.

E. Diagnosa Keperawatan

1) Isolasi sosial : menarik diri

2) Harga diri rendah

Page 8: 1. LP HDR

3) Gangguan citra tubuh

F. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri

Tujuan Umum :

Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi

Tujuan Khusus :

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

a) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

terapeutik dengan cara :

b) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

c) Perkenalkan diri dengan sopan

d) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai

e) Jelaskan tujuan pertemuan

f) Jujur dan menepati janji

g) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

h) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien

2) Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Tindakan:

a) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya

b) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab

menarik diri atau mau bergaul

c) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta

penyebab yang muncul

d) Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

3) Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan

kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

Tindakan :

a) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi

Page 9: 1. LP HDR

halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)

b) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan

dengan orang lain

c) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang

keuntungan berhubungan dengan orang lain

d) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang

lain

e) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

f) Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan

orang lain

g) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan

orang lain

h) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan

orang lain

i) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

4) Klien dapat melaksanakan hubungan social

Tindakan:

a) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

b) Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui

tahap :

(1) Klien – Perawat

(2) Klien – Perawat – Perawat lain

(3) Klien – Perawat – Perawat lain – Klien lain

(4) K – Keluarga atau kelompok masyarakat

c) Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.

d) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

e) Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi

waktu

Page 10: 1. LP HDR

f) Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

g) Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

5) Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang

lain

Tindakan:

a) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan

dengan orang lain

b) Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan

orang lain.

c) Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan

perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain

6) Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga

Tindakan:

a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :

(1) Salam, perkenalan diri

(2) Jelaskan tujuan

(3) Buat kontrak

(4) Eksplorasi perasaan klien

b) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :

(1) Perilaku menarik diri

(2) Penyebab perilaku menarik diri

(3) Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi

(4) Cara keluarga menghadapi klien menarik diri

(5) Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien

untuk berkomunikasi dengan orang lain.

(6) Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk

klien minimal satu kali seminggu

(7) Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh

keluarga

Page 11: 1. LP HDR

Diagnosa II : harga diri rendah.

Tujuan umum: Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

Tujuan khusus:

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi

terapeutik:

a) Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal

b) Perkenalkan diri dengan sopan

c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

d) Jelaskan tujuan pertemuan

e) Jujur dan menepati janji

f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

g) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

b) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.

c) Utamakan memberi pujian yang realistik.

3) Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

a) Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.

b) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.

4) Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.

b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.

5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.

a) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan.

b) Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah

6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat klien

Page 12: 1. LP HDR

dengan harag diri rendah.

b) Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.

c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

Diagnosa III: Gangguan Citra Tubuh.

Tujuan umum: klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien

akan meningkat harga dirinya.

Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

a) Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan

tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas

(waktu, tempat dan topik pembicaraan)

b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

c) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien

d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan

bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Tindakan:

a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

b) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan

memberi pujian yang realistis

c) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

Tindakan:

a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

b) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke

rumah

4. Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki

Tindakan:

Page 13: 1. LP HDR

a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai

kemampuan

b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Tindakan:

a) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan

b) Beri pujian atas keberhasilan klien

c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan:

a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

b) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

d) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

Page 14: 1. LP HDR

DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.

Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta:

Nuha Medika Press.