1. larutan baku i

31
1 LABORATORIUM KIMIA FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR PERCOBAAN I PEMBUATAN LARUTAN BAKU OLEH : KELAS : M II KELOMPOK : III (TIGA) DAN IV (EMPAT) ASISTEN : RETNO ADIWIJAYA,S.Farm

Upload: muhamad-amoeir-anwar

Post on 31-Dec-2014

304 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1. Larutan Baku i

1

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

PERCOBAAN I

PEMBUATAN LARUTAN BAKU

OLEH :

KELAS : M II

KELOMPOK : III (TIGA) DAN IV (EMPAT)

ASISTEN : RETNO ADIWIJAYA,S.Farm

JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2011

Page 2: 1. Larutan Baku i

2

BAB I

PENDAHULUAN

Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan perubahan

unsur dan zat-zat yang terlihat.

Pengukuran dan satuan kimia adalah ilmu kuantatif dan yang

membutukan pengukuran. Besaran-besaran yang terukur seperti ( massa,

volume, kerapatan, dan suhu ) biasanya memiliki satuannya masing-

masing, satuan digunakan dalam kimia, didasarkan pada satuan system

iternasional ( SI )

Melakukan perhitungan kimia secara sederhana dan efektif dan

untuk pertimbangan kimia adalah dengen metode dan di dasarkan pada

analisis dimensional. Dengan cara ini suatu persamaan disusun

sedemikian rupah sehingga satuan dapat saling dihilangkan kecuali

satuan yang dibutukan untuk jawaban akhir.

Larutan dalam kimia, adalah campuran homogen yang terdiri dari

dua zat atau lebih. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di sebut zat terlarut

(solut), sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak di sebut dengan zat

pelarut (solven). Komposisi teralarut dan pelarut dalam larutan, dinyatakan

dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut

dan pelarut membentuk larutan di sebut pelarutan (solvasi).

Page 3: 1. Larutan Baku i

3

Contoh larutan yang umum di jumpai adalah padatan yang di

larutkan dalam cairan, seperti ggm atau iii dilarutkan dapat pula di larutkan

dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air, cairan

dapat pula larut dalam cairan lain, misalnya icj (campuran logam) dan

mineral tertentu.

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat

terlarut dan pelarut di dalam laruitan. Konsentrasi umumnya di nyatakan

dalam perbandingan jumlah jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat

dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah

pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan

bagian per juta (part per milion, ppm). Sementara itusementara itu

komposisi larutan dapat di nyatakan sebagai encer (berkonsentrasi

rendah) atau pekat berkonsentrasi tinggi.

Maksud percobaan ini di lakukan adalah, untuk mengetahui cara

pembuatan larutan baku.

Tujuan percobaan adalah untuk membuat larutan baku dari zat

padat maupun zat cair, yaitu KI dan Fe (NO3)3 dan dari zat cair yaitu HCl

dengan konsentrasi tertentu.

Prinsip percobaan adalah, berdasarkan penimbangan dan

kelarutan suatu zat baik itu zat padat maupun zat cair yang dilarutkan

dengan pelarut yang sesuai dengan konsentrasi yang sudah di ketahui.

Page 4: 1. Larutan Baku i

4

Ba(OH)2 untuk membuat larutan baku

Ba(OH)2 dengan konsentrasi 0,1 M secara homogen.

Untuk membuat larutan baku KI dengan konsentrasi 0,1 M

secara homogen.

Page 5: 1. Larutan Baku i

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Larutan baku adalah larutan suatu zat yang telah di ketahui

konsentrasinya. terdapat 2 macam larutan baku, yaitu :

1. Larutan baku primer

Adalah larutan yang telah di ketahui secara tepat

konsentrasinya melalui metode gravimetri. Nilai konsentrasi di

hitung melalui perumusan sederhana, setelah di lakukan

penimbangan teliti zat pereaksi tersebut dan di larutkan dalam

volume tertentu.

Syarat –syarat larutan baku primer :

a. Mudah di peroleh, di keringkan (jika mungkin pada 110-120

derajat celcius), di murnikan,dan di simpan dalam keadaan

murni.

b. Tidak bersifat higrokopis dan tidak berubah berat dalam

penimbangan udara.

c. Zat tersebut dapat di uji kadar pengotornya dengan uji

kulitatif dan kepekaan tertentu.

d. Sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa

ekivalen yang besar, sehingga kesalahan pada

penimbangan dapat di abaikan.

Page 6: 1. Larutan Baku i

6

2. Larutan baku sekunder

Adalah larutan di mana konsentrasinya di tentukan

dengan jalan pembakuan menggunakan larutan baku primer,

biasanya melalui metode titrimetri.

Syarat-syarat larutan baku sekunder:

a. Derajat kemurniannya lebih rendah dari pada larutan baku

primer.

b. Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan

penimbangan.

c. Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.

Titrasi asam basa di sebut juga titrasi netralisasi asam

basa, di mana jumlah jumlah asam yang mengandung 1 mol H+

akan selalu bereaksi secara sempurnadengan jumlah basa

yang mengandung1 mol OH-.titik dalam titrasi di mana junlah

asam dan basa berada dalam jumlah yangsama dan di sebut

titik ekivalen.penentuan konsentrasi larutan asam melalui

perhitungan volume titrasilarutan basa dan garamdari asam

lemah dengan larutan bakuasam di sebut asidimetri.

Dalam hal ini jumlah asam yang tepat ekivalen

dengan jumlah basa yang ada. Penentuan konsentrasi larutan

basa melalui perhitungan larutan asam dan garam dari basa

lemah dengan larutan baku basa di sebut alkalimetri. Di sini

Page 7: 1. Larutan Baku i

7

jumlah basa yang tepat ekivalen secara kimia di tentukan

dengan jumlah asam yang ada. (Atkins, P.W, 1999).

B. Uraian Bahan

1. Aquadest ( FI. Edisi III hal 96 )

Nama resmi : AQUADESTILATA

Nama lain : Air Suling

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jenuh, tidak berwarna,

tidak berbau dan tidak berasa.

Kelarutan : Sebagai pelarut murni.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup.

Kegunaan : Sebagai pelarut dan zat tambahan.

2. Fe (NO3)3 ( FI. Edisi IV Hal 470 )

Nama resmi : FERRI NITRAT

Nama lain : Besi (III) nitrat

Rumus molekul : Fe(NO3)3

Berat molekul : 242

Pemerian : Mudah larut dalam air, violet Kristal.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

Kegunaan : Anti Anemia, dan sebagai katalisator.

Page 8: 1. Larutan Baku i

8

3. KI ( FI. Edisi III hal. 330 )

Nama resmi : KALII IODIDUM

Nama lain : Kalium iodida

Rumus molekul : KI

Berat molekul : 166

Pemerian : Hablur putih,trasperan (tidak berwarna)

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air,

lebih mudah larut dalam air mendidih.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

4. HCl ( FI. Edisi III hal. 53 )

Nama resmi : ACIDUM HYDROCLORIDUM

Nama lain : Asam klorida

Rumus molekul : HCl

Berat molekul : 36,46

Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap

dan merangsang

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

Kegunaan : zat tambahan

Page 9: 1. Larutan Baku i

9

5. Ba(OH)2 (Fi. Edisi III. Hal 656)

Nama resmi : BAR II HYDROXYDUM

Nama lain : Barium Hidroksida

Berat molekul : 315,47

Rumus molekul : Ba(OH)2

Pemerian : Hablur, tidak berwarna

Kelarutan : larutan dalam air dan terjadi

larutan yang keruh.

Kegunaan : Sebagai zat tambahan.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

6. Fenol merah ( FI Edisi IV Hal 1208 )

Nama resmi : FENOL SULFENOTALEN

Nama lain : fenol merah

Rumus kimia : C2

Berat molekul : 318

Pemuaian : serbuk halus berwarna,

warnanya merah sampai merah tua.

Penyimpanan : di dalam wadah yang tertutup baik

Kegunaan : sebagai zat penunjuk

Page 10: 1. Larutan Baku i

10

7. Na2CO3 (FI. Edisi III, Hal 400)

Nama Resmi : NATRII CARBONAS

Nama lain : Natrium karbonat

Rumus molekul : Na2CO3

Berat molekul : 124,00

Pemerian : Hablur, tidak berwarna

Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih

mudah larut dalam air mendidih

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

8. Indicator PP (FI.Edisi IV, Hal 1208)

Nama resmi : FENOL SULFONTALEIN

Nama lain : Indikator PP

Berat molekul : 354,38

Rumus molekul :C2OH14O4

Pemerian : Larutan bening, agak kuning

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan

mudah larut dalam larutan alkali

Penyimpanan : Dalam wadah tettutup rapat

Page 11: 1. Larutan Baku i

11

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

1. Botol 1000 mL satu buah & 500 mL satu buah.

2. Corong gelas

3. Erlenmeyer (1000 mL & 500 mL)

4. Gelas kimia (250 mL)

5. Gelas ukur (25 mL)

6. Labu ukur (1000 ml)

7. Label

8. Batang pengaduk

9. Timbangan (neracah)

10.Pipet volume (25 mL)

11.Pipet tetes

B. Bahan

1. KI

2. HCl

3. Aquades

4. Fe(NO3)3

5. Iudikator Fm ( Fenol merah )

6. Larutan CH3 CooH

7. Larutan kimia

Page 12: 1. Larutan Baku i

12

C. Prosedur kerja

1. Fe(NO3)3

a. Siapkan alat dan bahan

b. Di pipet Fe(NO3)3 0,1 Msebanyak 19,4 gram

c. Kemudian larutkan Fe (NO3)3 0,1 M sebanyak 19,4 gram

dengan aquades ke dalam erlenmeyer lalu kocok hingga

homoogen dan larut.

d. Lalu di masukkan ke dalam labu ukur dan di tambahkan

aquades sampai batas tanda.

e. Di masukkan ke dalam botol yang sudah di siapkan dn di

berikan label

2. HCl 0,1 M

a. Siapkan alat dan bahan

b. Di pipet HCl 0,1 Msebanyak 6 ml

c. Kemudian larutkan HCl 0,1 M sebanyak 6 ml dengan aquades

ke dalam erlenmeyer lalu kocok hingga homoogen dan larut.

d. Lalu di masukkan ke dalam labu ukur dan di tambahkan

aquades sampai batas tanda.

e. Di masukkan ke dalam botol yang sudah di siapkan dn di

berikan label

Page 13: 1. Larutan Baku i

13

3. KI 0,1 M

a. Siapkan alat dan bahan

b. Di pipet KI 0,1 Msebanyak 16 gram

c. Kemudian larutkan KI 0,1 M sebanyak 16 gram dengan

aquades ke dalam erlenmeyer lalu kocok hingga homoogen

dan larut.

d. Lalu di masukkan ke dalam labu ukur dan di tambahkan

aquades sampai batas tanda.

e. Di masukkan ke dalam botol yang sudah di siapkan dn di

berikan label

4. Indikator BM

a. Siapkan alat dan bahan

b. Timbang indicator BM sebanyak 1 gram

c. Kemudian larutkan indicator BM sebanyak 1 gram dengan

aetanol ke dalam erlenmeyer aduk d engan batang

pengaduk hingga homoogen dan larut.

d. Lalu di masukkan ke dalam labu ukur dan di tambahkan

aquades sampai batas tanda.

e. Di masukkan ke dalam botol yang sudah di siapkan dn di

berikan label

Page 14: 1. Larutan Baku i

14

5. Untuk KMNO4

a. disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. ditimbang sebanyak 7,9 gram dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer dan dilarutkan dengan secukupnya air

c. dimasukkan kedalam labu ukur 500 ml. dicukupkan

volumenya hingga batas tanda

d. dihomogenkan, kemudian dimasukkan kedalam wadah atau

botol, kemudian diberi label

6. Untuk reaksi HNO3

a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Di ukur sebanyak 7 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

dan dilarutkan dengan secukupnya air.

c. Dimasukkan kedalam labu ukur1000 ml. dicukupkan

volumenya hingga batas tanda

d. Dihomogenkan, kemudian dimasukkan kedalam wadah atau

botol, kemudian diberi label

Page 15: 1. Larutan Baku i

15

7. Untuk Reaksi CH3COOH

a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Di ukur sebanyak 30,1 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

dan dilarutkan dengan secukupnya air.

c. Dimasukkan kedalam labu ukur 500 ml. dicukupkan

volumenya hingga batas tanda

d. Dihomogenkan, kemudian dimasukkan kedalam wadah atau

botol, kemudian diberi label

8. Untuk Reaksi FM 1 %

a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Ditimbang sebanyak i gram FM, lalu dimasukkan kedalam

gelas kimia kemudian dilarutkan dengan 50 ml alkohol lalu

dimasukkan kedalam botol dengan menggunakan corong,

kemudian diberi label.

Page 16: 1. Larutan Baku i

16

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

NAMA

BAHAN

KONSENTRA

SI

BERAT BAHAN

(gr)

VOLUME BAKU

(mL)

NaOH

CH 3COOH

 0,1 M

0,3 M

2 gr  gr

8,8 ml

500 mL 

500 ml

Ba (OH¿2

H 2SO4

 0,05 M

0,1 M

4,28 gr 

2,72 ml

 500 mL

500 ml

HNO3

Mg CO3

0,1 M

0,1 M

3,17 ml

4,2 gr

500 ml

500 ml

 Na2CO3

HCl

 0,1 N

0,1 M

 3,9 gr

4,18 ml

 500 mL

500 ml

B. REAKSI – REAKSI

1. Ba(OH)2 Ba2+ + 2OH –

2. KI K + + I –

3. Na2CO3 2Na + + CO3 2 –

C. PERHITUNGAN

1. NaOH 0,1 M 500 ml

Diket : BM = 40

V = 137 + 32 + 2

= 171

M = 0,1 M

Page 17: 1. Larutan Baku i

17

V = 0,5 L

Ditanya :gram……?

Penye : gram = BM . M . V

= 171 . 0,1 . 0,5

= 17,1 . 0,5

= 8,55 gram

2. KI 0,1 M 1000 ml

Diket : BM = 39 . 127

= 166

M = 0,1 M

V = 1 L

Ditanya : gram……..?

Penye : gram = BM . M . V

= 166 . 01 .1

= 16,6 gram

3. Na2CO3 0,1 M 1000 ml

Diket : BM = 23,3 + 12 + 16,3

= 46 + 12 + 48

= 106

M = 0,1 M

V = 1 L

Ditanya : gram…….?

Penye : gram = BM . M . V

= 106 . 0,1 . 1

= 10,6 gram

Page 18: 1. Larutan Baku i

18

4. Indicator PP 9 % 100 ml

% b/v = 1/100 %

= 1 gram

BAB V

PEMBAHASAN

Dari percobaan yang di lakukan terdiri dari 2 zat yaitu zat padat

dan zat cair, di mana zat cair ialah HCl dan untuk zat padat yaitu KI dan

Fe (NO3)3 dan indikator BM.

Pada zat padat padat sebelum di larutkan dengan aquades di

timbang terlebih dahulu, setelah di timbang di masukkan ke dalam

erlenmeyer di tambahkan aquades baik pada zat padat maupun zat cair.

Kemudian di kocok hingga homogen, dan di masukkan ke dalam labu ukur

dan di tamahkan aquades sampai tanda batas , kemudian di kocok hingga

larut lalu di pindahkan ke dalam botol kimia yang telah di sediakan dan di

beri label.

Sedangkan pada indikator BM (brontinol merah) di timbang

karena indikator ini dalam bentuk zat padat, setelah itu di tambahkan

etanol sebanyak 100 ml. Pada indikator ini tidak di larutkan dalam air

karena apabila di larutkan indikator ini tidak akan larut melainkan

menggumpal di atas permukaan, sehingga tidak di pakai aquades sebagai

Page 19: 1. Larutan Baku i

19

pelarut melainkan etanol, setelah itu di masukkan ke dalam botol lalu di

beri label.

Faktor yang mempengaruhi keadaan larutan atau keselahan

yang mungkin akan terjadi :

a. Alat yang digunakan kurang bersih, sehingga hasil yang

diperoleh tercampur dengan ekstraksi lain.

b. Ketidak tepatan dalam pengukuran atau penimbangan.

c. Keselahan dalam perhitungan.

d. Ketidak tepatan dalam pengenceran sehingga aquadest yang

ditambakan melebihi tanda batas sehingga konsentrasi yang

digunakan tidak terbentuk.

e. Keselahan dalam pengenceran yang seharusnya dilarutkan

dengan aquadest, dilarutkan dengan etanolsehingga susah

larut dalam etanol.

Dari hasil percobaan yang dilakukan terhadap dua jenis zat padat,

zat padat yang kami gunakan adalah Ba(OH)2 dan KI serta idikator PP.

Untuk memperoleh massa zat padat dari zat padat yang telah diketahui

konsentrasinya, volume, BM, BJ, maka kita dapat merumuskan :

1. Molaritas ( M ) = gramBM .V

2. Molalitas ( m ) = gramBt .V

Page 20: 1. Larutan Baku i

20

Sedangkan untuk membuat larutan baku cair yang telah diketahui

konsentrasinya, zat dan volume yang akan disebut dan BE serta BJ,

maka dicari volume larutan tersebut dengan cara :

Normalitas = % k x BJ x 1000

BE.100

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan di Laboratorium,

kimi menarik kesimpulan bahwa ketika Ba(OH)2 dilarutkan dengan

aquadest lalu dihomogenkan, warna dari aquadest berubahmenjadi

putih susu dari warna asal bening(tidak berwarna).

Sedangkan untuk KI ketika dilarutkan dengan aquadest lalu

dihomogenkan tidak terjadi perubahan warna pada saat zat terlarut

dalam pelarutan.

B. SARAN

Setelah melakukan percobaan ini, kami menyarankan

bahwa:

Page 21: 1. Larutan Baku i

21

1. Diharapkan fasilitas praktikum didalam laboratorium dilengkapi

lagi demi kelacaran dalam praktikum.

2. Diharapkan asisten yang dipertanyakan dapat menuntun agar

tidak terjadi keselahan-keselahan yang tidak di inginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1999. “KIMIA FISIKA JILID I EDISI KE 4. Diterjemahkan

Oleh Irma I. Kartohadiprojo” , Erlangga, Jakarta.

Chang, Roymon 2007 “kimia dasar” konsep-konsep inti.

edisi ketiga judul I. Jakarta.

Departemen Kesehatan Ri, 1995. “Farmakope Indonesia Edisi III”,

dirjen POM, Jakarta.

Departemen, Kesehatan RI, 1979.“Farmakope Indonesia Edisi III”.

Dirjen POM, Jakarta.

Dirjen POM. “Farmakope Indonesia” depertemen pendidikan kesehatan

repoblik Indonesia. Jakarta.

Kenaan, 1999. “Kimia Untuk Universitas”, Erlangga, Jakarta.

Purba Michael, 1994. “Pelajaran Ilmu Kimia”. Erlangga. Jakarta.

Redaksi Kawan Pustaka, 2005. “Rangkuman Rumus Kimia”. Kawan

Pustaka. Jakarta.

Tim. Dosen 2009. “penuntun praktikum kimia dasar”. Universitas

Indonesia timur Makassar.

Page 22: 1. Larutan Baku i

22

Tim Dosen Kimia Dasar, 2000. “Penuntun Praktikum Kimia Dasar”.

Indonesia Timur. Makassar.

Tim Dosen Kimia Dasar, 2000. “Kimia dasar I”.UNHAS. Makassar.

Tim Dosen Kimia Dasar, 2004. “Kimia Dasar”. Universitas Hasanuddin

Makassar.

SKEMA KERJA

TIMBANG BAHAN

MASUKAN KEDALAM GELAS KIMIA

LARUTKAN DALAM AQUADEST

MASUKAN KEDALAM BOTOL 1000 ml & 500 ml

CUKUPKAN VOLUME SAMPAI TANDA BATAS DENGAN AQUADEST MENGGUNAKAN PIPET TETES

KOCOK HINGGA HOMOGEN

Page 23: 1. Larutan Baku i

23

DIMASUKAN KEDALAM BOTOL 500 ml

DIBERI LABEL DAN DISIMPAN

SKEMA KERJA

Aquadest

Cukupkan volume dilabu ukur sampai

tanda batas.

CH 3COOH

NaOH 0,1 M 8,8 ml

2 gram

Aquadest +NaOH 0,1 M Aquadest +

kocok hingga homogen. C H 3 COOH 0, 1 M

Page 24: 1. Larutan Baku i

24

kocok hingga

homogen.

Dituang didalam botol 500 mL, ditutup

rapat dan di berilabel kemudian disimpan.

Dituang didalam botol

500 mL, ditutup

rapat dan di berilabel

kemudian disimpan.