sifat koligatif larutan (bagian i) · beberapa aspek pada larutan yang akan berhubungan dengan...

6
1 KIMIA Sifat Koligatif Larutan (Bagian I) Sebelum mempelajari sifat koligatif larutan, terlebih dahulu kita akan meninjau kembali sedikit pengetahuan mengenai larutan. Sebagian besar topik mengenai kimia larutan dan perhitungannya sudah Teman-teman dapatkan di kelas XI. Pada sesi kali ini, kita akan meninjau beberapa aspek pada larutan yang akan berhubungan dengan sifat koligatif. Larutan adalah suatu komponen campuran yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Jumlah zat terlarut dalam suatu larutan akan menentukan konsentrasi larutan. Dalam stoikiometri larutan, konsentrasi zat terlarut dapat dinyatakan dalam empat besaran berikut: 1. Molaritas (M) 2. Molalitas (m) 3. Fraksi mol (X) 4. Normalitas (N) Berikut adalah penjelasan masing-masing besaran tersebut. A. MOLARITAS (M) Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap 1 liter larutan. Satuan dari molaritas dinyatakan dalam mol dm -3 atau mol L -1 , dengan lambang M. Jika kita ingin membuat rumusnya, molaritas dapat diformulasikan sebagai berikut: M n V = dengan M = molaritas (mol/L) n = mol zat terlarut V = volume larutan dalam L K E L A S X I I I P A - K U R I K U L U M G A B U N G A N Sesi 01

Upload: others

Post on 23-May-2021

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sifat Koligatif Larutan (Bagian I) · beberapa aspek pada larutan yang akan berhubungan dengan sifat koligatif. Larutan adalah suatu komponen campuran yang terdiri dari zat terlarut

1

KIMIA

Sifat Koligatif Larutan (Bagian I)

Sebelum mempelajari sifat koligatif larutan, terlebih dahulu kita akan meninjau kembali sedikit pengetahuan mengenai larutan. Sebagian besar topik mengenai kimia larutan dan perhitungannya sudah Teman-teman dapatkan di kelas XI. Pada sesi kali ini, kita akan meninjau beberapa aspek pada larutan yang akan berhubungan dengan sifat koligatif.

Larutan adalah suatu komponen campuran yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Jumlah zat terlarut dalam suatu larutan akan menentukan konsentrasi larutan. Dalam stoikiometri larutan, konsentrasi zat terlarut dapat dinyatakan dalam empat besaran berikut:1. Molaritas (M)2. Molalitas (m)3. Fraksi mol (X)4. Normalitas (N)Berikut adalah penjelasan masing-masing besaran tersebut.

A. MOLARITAS (M)

Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap 1 liter larutan. Satuan dari molaritas dinyatakan dalam mol dm-3 atau mol L-1, dengan lambang M. Jika kita ingin membuat rumusnya, molaritas dapat diformulasikan sebagai berikut:

MnV

=

dengan M = molaritas (mol/L)

n = mol zat terlarut

V = volume larutan dalam L

KE

LAS XII IP

A - KURIKULUM GABUN

GA

N

Sesi

NG

AN01

Page 2: Sifat Koligatif Larutan (Bagian I) · beberapa aspek pada larutan yang akan berhubungan dengan sifat koligatif. Larutan adalah suatu komponen campuran yang terdiri dari zat terlarut

2

Jika massa dan Mr zat terlarut diketahui dan volume dalam satuan mL, maka molaritas dapat diformulasikan sebagai berikut:

Mg

Mr V mL= × 1000

( )

dengan M = molaritas (mol/L)

g = massa zat terlarut dalam gram

Mr = massa molekul relatif zat terlarut

V = volume larutan dalam mL

CONTOH SOAL

1. 0,1 mol zat nonelektrolit A dilarutkan dalam air hingga volume 100 mL. Berapakah molaritas larutan tersebut?

Pembahasan: Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita dapat menggunakan de� nisi molaritas, yaitu

jumlah mol zat terlarut per liter larutan yang dirumuskan seperti di atas. Pada soal, telah diketahui bahwa jumlah zat terlarut adalah 0,1 mol, dan volume larutan adalah 100 mL yang setara dengan 0,1 L. Menggunakan rumus molaritas (n/V), maka:

M

nV

molL

M= = =0 10 1

1,

,

Jadi, molaritas larutan pada soal adalah 1 M.

2. Berapakah molaritas larutan jika 3,42 gram sukrosa (Mr = 342) dilarutkan dalam air hingga volume 500 mL?

Pembahasan: Untuk menghitung molaritas larutan dari zat terlarut yang diketahui massa dan Mr-nya,

kita dapat menggunakan rumus molaritas yang kedua dengan cara berikut:

M

gMr V mL

M= × = × = × =1000 3 42342

1000500

0 01 2 0 02( )

,, ,

Dengan demikian, molaritas larutan sukrosa tersebut adalah 0,02 M.

B. MOLALITAS (m)

Berbeda dengan molaritas, molalitas menyatakan jumlah mol suatu zat terlarut dalam setiap 1.000 g (1 kg) pelarut. Satuan dari molalitas dinyatakan dalam mol kg-1. Formula

Page 3: Sifat Koligatif Larutan (Bagian I) · beberapa aspek pada larutan yang akan berhubungan dengan sifat koligatif. Larutan adalah suatu komponen campuran yang terdiri dari zat terlarut

3

untuk molalitas dapat dinyatakan sebagai berikut:

M nP

= ×1000

dengan m = molalitas

n = mol zat terlarut

p = massa pelarut dalam gram

Jika n adalah mg

Mr P= ×1000

, maka rumus molalitas tersebut dapat dituliskan kembali menjadi:

mg

Mr P= ×1000

dengan m = molalitas (mol/kg)

g = massa zat terlarut dalam gram

Mr = massa molekul relatif zat terlarut

p = massa pelarut dalam gram

CONTOH SOAL

1. 0,2 mol zat nonelektrolit B dilarutkan dalam 100 mL air. Berapakah molalitas larutan tersebut?

Pembahasan: Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita dapat menggunakan de� nisi molalitas, yaitu

jumlah mol zat terlarut per kg pelarut. Pada soal, telah diketahui bahwa jumlah zat terlarut adalah 0,2 mol, dan volume air (pelarut) adalah 100 mL, yang setara dengan 100 g air (massa jenis air adalah 1 g/mL). Menggunakan rumus molalitas, maka:

m n

Pmol

gmolal= × = × = × =1000

0 021000100

0 2 10 2, ,

Dengan demikian, molalitas larutan pada soal adalah 2 m.

2. Berapakah molalitas larutan jika 12 gram magnesium sulfat (Mr = 120) dilarutkan dalam 500 g air?

Pembahasan: Untuk menghitung molalitas larutan dari zat terlarut yang diketahui massa dan Mr-nya,

kita dapat menggunakan rumus molalitas yang kedua (di atas) dengan cara berikut:

Page 4: Sifat Koligatif Larutan (Bagian I) · beberapa aspek pada larutan yang akan berhubungan dengan sifat koligatif. Larutan adalah suatu komponen campuran yang terdiri dari zat terlarut

4

m

gMr P g

molal= × = × = × =1000 12120

1000500

0 1 2 0 2

, ,

Dengan demikian, molalitas larutan magnesium sulfat tersebut adalah 0,2 m.

C. FRAKSI MOL (X)

Fraksi mol menyatakan perbandingan jumlah mol suatu komponen terhadap jumlah mol keseluruhan komponen dalam larutan. Bila suatu zat A sejumlah nA mol bercampur dengan zat B sejumlah nB mol, maka fraksi mol masing-masing dapat dinyatakan sebagai berikut:

Xn

n nAA

A B

=+

Xn

n nBB

A B

=+

Dengan demikian, hubungan antara fraksi mol zat A (XA) dan fraksi mol zat B (XB) adalah:XA + XB = 1

CONTOH SOAL

1. 0,5 mol zat nonelektrolit C dilarutkan dalam 81 mL air. Berapakah fraksi mol masing-masing komponen larutan? (Ar H = 1, Ar O = 16)

Pembahasan: Komponen dalam larutan tersebut adalah zat terlarut C dan pelarut air. Pada soal, telah

diketahui jumlah zat C adalah 0,5 mol, sedangkan jumlah air adalah 81 mL yang setara dengan 81 gram. Dengan rumus molekul H2O, maka Mr air adalah 18, sehingga mol

pelarut adalah 8118

4 5= , mol . Dengan demikian, fraksi mol zat terlarut C adalah:

Xn

n nmol

mol molcc

c pel

=+

=+

= =0 50 5 4 5

0 55

0 1,

, ,,

,

Karena jumlah fraksi mol semua komponen larutan adalah 1, maka Xc + Xpelarut = 1. Dengan Xc yang telah diketahui sebesar 0,1, maka Xpelarut adalah 1 – Xc = 1 – 0,1 = 0,9.

2. Enam gram urea (Mr = 60) dilarutkan dalam 1,8 gram air (Mr = 18). Berapakah fraksi mol urea?

Pembahasan:

Page 5: Sifat Koligatif Larutan (Bagian I) · beberapa aspek pada larutan yang akan berhubungan dengan sifat koligatif. Larutan adalah suatu komponen campuran yang terdiri dari zat terlarut

5

Enam gram urea setara dengan 0,1 mol, dan 1,8 gram air setara dengan 0,1 mol. Fraksi mol urea dapat dihitung dengan cara berikut:

X

nn n

molmol molu

u

u pel

=+

=+

= =0 10 1 0 1

0 10 2

0 5,

, ,,,

,

Fraksi mol urea dalam larutan tersebut adalah 0,5.

D. NORMALITAS (N)

Normalitas suatu larutan menyatakan jumlah ekuivalen yang terdapat dalam setiap liter larutan. Gram ekuivalen (grek) atau massa ekuivalen adalah sejumlah massa yang dapat menghasilkan 1 mol ion H+ dari suatu asam atau 1 mol ion OH- dari suatu basa. Dalam suatu reaksi redoks, 1 gram ekuivalen adalah sejumlah massa dari suatu reduktor yang dapat melepas 1 mol elektron, atau massa dari suatu oksidator yang dapat menerima 1 mol elektron.

Sebagai contoh, massa 1 mol HCl adalah 36,5 gram (ingat, massa 1 mol zat adalah Mr!). Dalam larutan, HCl akan terionisasi menurut reaksi berikut:

HCl → H+ + Cl–

Dengan demikian, 1 mol HCl akan melepaskan 1 mol H+, atau dapat dikatakan bahwa 1 mol HCl setara dengan 1 ekuivalen. Karena massa 1 mol HCl adalah 36,5 gram, dan 1 mol HCl setara dengan 1 ekuivalen, maka massa ekuivalen dari HCl adalah 36,5 gram.

Berbeda dengan H2SO4 (Mr = 98). Dalam larutan, H2SO4 terdisosiasi menurut reaksi berikut:

H2SO4 → 2H+ + SO42-

1 mol H2SO4 akan menghasilkan 2 mol H+. Massa 1 mol H2SO4 adalah 98 gram dan setiap 1 mol H2SO4 akan melepaskan 2 mol H+, atau 1 mol H2SO4 setara dengan 2 ekuivalen. Dengan

demikian, massa ekuivalen H2SO4 adalah 982

yaitu 49 gram.

Normalitas dapat dihitung dengan rumus berikut:

NJumlah Ekuivalen

V=

dengan N = normalitas

V = volume dalam liter

Page 6: Sifat Koligatif Larutan (Bagian I) · beberapa aspek pada larutan yang akan berhubungan dengan sifat koligatif. Larutan adalah suatu komponen campuran yang terdiri dari zat terlarut

6

CONTOH SOAL

37 gram Ca(OH)2 (Mr = 74) dilarutkan dalam air hingga volume 500 mL. Berapakah normalitas larutan tersebut?

Pembahasan:

37 gram Ca(OH)2 setara dengan 3774

mol atau 0,5 mol.

1 mol Ca(OH)2 melepaskan 2 mol ion OH– maka 1 mol Ca(OH)2 setara dengan 2 ekuivalen.

Karena 1 mol Ca(OH)2 setara dengan 2 ekuivalen, maka 0,5 mol Ca(OH)2 setara dengan 1 ekuivalen.

Volume larutan adalah 500 mL = 0,5 L.

Maka normalitas larutan adalah

NJumlah Ekuivalen

VN= = =

10 5

2,

Dengan demikian, normalitas larutan adalah 2 N.

Hubungan antara normalitas dan molaritas dapat dilihat pada rumus di bawah ini:

N = M × valensi

dengan N = normalitas

M = molaritas larutan

sedangkan valensi adalah jumlah ion H+ yang dilepaskan oleh suatu asam, atau jumlah ion OH– yang dilepaskan oleh suatu basa, atau jumlah elektron yang dilepaskan suatu reduktor, atau jumlah elektron yang diterima oleh suatu oksidator.