pendahuluan larutan file · web viewbab i. pendahuluan. i.1. latar belakang. apa yang kita lakukan...

23
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Apa yang kita lakukan untuk membedakan larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit ? Pernahkah kita menguji daya hantar listrik suatu larutan ? Daya hantar listrik tersebut dapat dilihat dari menyala atau tidaknya lampu yang digunakan pada alat uji. Jika pada pengujian tersebut ternyata lampunya menyala, hal itu menunjukkan larutan tersebut bersifat elektrolit. Salah satu larutan yang bersifat elektrolit yang kita sudah faham pada umumnya adalah garam dapur (NaCl). Bagaimana jika pada saat percobaan lampunya tidak menyala ? larutan NaCl dapat terurai menjadi Na+ dan Cl-. Perubahan Na menjadi ion Na+ mengalami oksidasi karena melepaskan satu electron, sedangkan ion Cl menjadi Cl- mengalami reduksi karena melepaskan satu electron. Pada materi kali ini akan diuraikan lebih lanjut tentang larutan elektrolit dan larutan non elektrolit serta pembahasan mengenai sifat –sifat , contoh dan penerapannya, agar kita dapat memahami bagaimana sifat larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit serta memahami konsep dari larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit. I.2 Tujuan Tujuan dari pmbuatan makalah ini adalah :

Upload: dangtram

Post on 22-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Apa yang kita lakukan untuk membedakan larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit ?

Pernahkah kita menguji daya hantar listrik suatu larutan ? Daya hantar listrik tersebut dapat dilihat

dari menyala atau tidaknya lampu yang digunakan pada alat uji. Jika pada pengujian tersebut

ternyata lampunya menyala, hal itu menunjukkan larutan tersebut bersifat elektrolit. Salah satu

larutan yang bersifat elektrolit yang kita sudah faham pada umumnya adalah garam dapur (NaCl).

Bagaimana jika pada saat percobaan lampunya tidak menyala ? larutan NaCl dapat terurai menjadi

Na+ dan Cl-. Perubahan Na menjadi ion Na+ mengalami oksidasi karena melepaskan satu electron,

sedangkan ion Cl menjadi Cl- mengalami reduksi karena melepaskan satu electron.

Pada materi kali ini akan diuraikan lebih lanjut tentang larutan elektrolit dan larutan non

elektrolit serta pembahasan mengenai sifat –sifat , contoh dan penerapannya, agar kita dapat

memahami bagaimana sifat larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit serta memahami konsep

dari larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit.

I.2 Tujuan

Tujuan dari pmbuatan makalah ini adalah :

a. Agar mahasiswa mampu memahami sifat-sifat larutan elekrolit dan non elektrolit.

b. Agar mahasiswa mampu memahami sifat-sifat dan pentingnya larutan elekrolit.

I.3 Manfaat

Diantara berbagai manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah agar pemakalah dan

pembaca dapat menambah wawasannya mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit mengenai

sifat – sifatnya dan pentingnya larutan lektrolit untuk kehidupan kita. Dengan demikian, dari kita

yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang kurang mengerti menjadi mengerti, dan kurang paham

menjadi paham dan snantiasa mengamalkan ilmu ini secara praktik ke kehidupan sehari – hari.

I.4 Pembatasan Masalah

a. Maksud/arti dari larutan elektrolit dan non elektrolit

b. Sifat – sifat dari larutan elektrolit dan non elektrolit

c. Pentingnya larutan elektrolit

d. Contoh larutan yang termasuk kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit.

I.5 Perumusan Masalah

a. Apa pengertian dari larutan elektrolit dan non elektrolit ?

b. Bagaimana sifat – sifat dari larutan elektrolit dan non elektrolit ?

c. Apakah larutan elektrolit penting untuk kehidupan kita ?

d. Apa sajakah contoh larutan yang termasuk kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit ?

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan Larutan

Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat

yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang

jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi

zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses

pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti

garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon

dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas

larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral

tertentu.

Konsentrasi

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di

dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan

jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.

Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million,

ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer

(berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).

Pelarutan

Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur.

Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan

tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar,

akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi

antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.

Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus

ke dalam pelarut, pada suatu titik komponen yang ditambahkan

tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya

berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik

padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah

endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah

maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik

tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan

kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah

suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding

terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat

cair dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau

gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.

Larutan ideal

Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan interaksi

antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni, terbentuklah suatu idealisasi yang

disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi hukum Raoult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut

(cair) berbanding tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam larutan. Larutan yang benar-benar

ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa larutan memenuhi hukum Raoult sampai batas-batas

tertentu. Contoh larutan yang dapat dianggap ideal adalah campuran benzena dan toluena.

Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat volume

komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan volume zat terlarut murni

dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.

Sifat koligatif larutan

Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif jumlah

partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin colligare, "mengumpul bersama"). Sifat

koligatif meliputi penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan gejala

tekanan osmotik.

Ion natrium tersolvasi oleh molekul-molekul air

Jenis-jenis larutan

Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya. Tabel

berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase komponen-komponennya.

Contoh larutanZat terlarut

Gas Cairan Padatan

Pelarut

Gas

Udara (oksigen dan

gas-gas lain dalam

nitrogen)

Uap air di udara

(kelembapan)

Bau suatu zat padat yang timbul

dari larutnya molekul padatan

tersebut di udara

Cairan

Air terkarbonasi

(karbon dioksida

dalam air)

Etanol dalam air;

campuran berbagai

hidrokarbon (minyak

bumi)

Sukrosa (gula) dalam air;

natrium klorida (garam dapur)

dalam air; amalgam emas dalam

raksa

Padatan

Hidrogen larut dalam

logam, misalnya

platina

Air dalam arang aktif; uap

air dalam kayu

Aloi logam seperti baja dan

duralumin

Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan sebagai larutan

elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit mengandung zat elektrolit sehingga dapat

menghantarkan listrik, sementara larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.

Larutan elektrolit dan non elektrolit

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori

elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan

gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut

Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik

positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan

sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion

inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik

disebut larutan elektrolit.

Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas

dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion).

Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik

dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas.

Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif

mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas

hidrogen sebagai berikut.

HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)

Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)

Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-

Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna).

Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada

persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.

Contoh :

NaCl(s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)

Contoh larutan elektrolit kuat :

Asam, contohnya asam sulfat (H2SO4), asam

nitrat (HNO3), asam klorida (HCl)

Basa, contohnya natrium hidroksida (NaOH),

kalium hidroksida (KOH), barium hidroksida

(Ba(OH)2)

Garam, hampir semua senyawa kecuali

garam merkuri

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak

menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua

terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion

yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai

dengan panah dua arah (bolak-balik).

Contoh :

CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)

Contoh senyawa yang termasuk elektrolit lemah :

CH3COOH, HCOOH, HF, H2CO3, dan NH4OH

Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa

ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau

senyawa kovalen polar (senyawa yang

mempunyai ikatan kovalen polar)

Sedangkan larutan non elektrolit adalah

larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada

larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion

yang bermuatan yang dapat menghantarkan arus

listrik.

Contoh : larutan gula, urea

Manfaat

Banyak makanan, minuman, obat-obatan, dan bahan kebutuhan lain yang berupa larutan.

Peranan larutan sungguh sangat penting dalam kehidupan kita. Kita ketahui bahwa larutan terdiri

atas pelarut dan zat terlarut. Sebagai pelarut, air tergolong pelarut universal, karena air mampu

melarutkan banyak zat.

Di alam, sulit dijumpai air yang bersih. Air hujan yang sebenarnya berupa air murni, begitu

turun hujan dan melewati udara, maka airpun sambil bergerak turun, melarutkan zat-zat kimia yang

ada di udara, debu dan bermacam-macam gas. Sebagai akibatnya, beberapa saat hujan turun, udara

makin segar. Kandungan air dalam tubuh kitapun lebih dari 75%. Banyak zat dalam tubuh kita

berupa larutan.

Dalam tubuh manusia, elektrolit sangat vital keberadaannya, karena terkait dengan segala

mekanisme tubuh termasuk metabolism yaitu sebagai ion pengaktif enzim, pembentuk hormon,

melancarkan implus pada syaraf, serta mekanik pada sel2 tubuh, seperti aktivitas permeabilitas

membran sel. selain dibutuhkan untuk tubuh, larutan elektrolit juga umum digunakan untuk

elektrokimia sperti pengisi pada ACCU, baterai, ataupun jembatan garam.

Pengertian Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.

Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalahmerupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.

Keseimbangan cairandan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan

tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zatterlarut).

Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion

jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,

dan cairanintravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairandan

elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total danelektrolit ke dalam seluruh bagian

tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolitsaling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu

maka akan berpengaruh pada yang lainnya.Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :

cairan intraseluler dancairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel diseluruh

tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luarsel dan terdiri dari tiga

kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairaninterstitial dan cairan transeluler. Cairan

intravaskuler (plasma) adalah cairan didalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang

terletak diantara sel,sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti

cairanserebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Elektrolit Utama Tubuh Manusia

Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit

adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak  bermuatan listrik, seperti : protein, urea,

glukosa, oksigen, karbon dioksida danasam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium

(Na+),kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat

(HPO42-), sulfat (SO42-).Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian

dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum

netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatannegatif harus sama dengan jumlah muatan-

muatan positif.

 

Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun padaplasma terinci

dalam tabel di bawah ini :No. Elektrolit Ekstraseluler IntraselulerPlasma Interstitial1.

Kation : • Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq

• Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq

• Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0• Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq2.

Anion : • Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq

• Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq

• Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq

• Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq

• Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEqa.

Kation :

• Sodium (Na+) : - Kation berlebih di ruang ekstraseluler

- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler

- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus

- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrigen padaion sodiumdi

tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan

- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.

• Potassium (K+) : - Kation berlebih di ruang intraseluler- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel

- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves.

 

- Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.

• Calcium (Ca++) :- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam

tulangdan gigi untuk membuatnya keras dan kuat- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle- Meningkatkan

efektifitas proses pembekuan darah dengan proses pengaktifanprotrombin dan trombin- Sumber : susu

dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran, dll. 

b.Anion :

• Chloride (Cl -) : - Kadar berlebih di ruang ekstrasel

- Membantu proses keseimbangan natrium

- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster

- Sumber : garam dapur

• Bicarbonat (HCO3 -) : - Bagian dari bicarbonat buffer sistem

- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasanagaram

untuk menurunkan PH.

• Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) : - Bagian dari fosfat buffer system

- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel

- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan

tulang

- Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Pengealan larutan elektrolit dan non elektrolit

LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan

masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas zat

terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam

dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang akan

mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika

dalam larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non elektrolit. Larutan elektrolit

adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit adalah larutan yang

tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik melalui larutan dapat dtunjukkan dengan

alat uji elektrolit seperti pada Gambar. Jika larutan menghantarkan arus listrik, maka lampu dalam

rangkaian tersebut akan menyala dan timbul gas atau endapan pada salah satu atau kedua elektroda.

Contoh lain adalah, bila NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi ion positif dan ion negatif.

Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan dinamakan anion.

Larutan NaCl adalah contoh larutan elektrolit. Perhatikan reaksi berikut.

Bila gula dilarutkan dalam air, molekul-molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion tetapi hanya

berubah wujud dari padat menjadi larutan. Larutan gula adalah contoh dari larutan non elektrolit.

Perhatikan reaksi berikut:

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan elektrolit maupun non

elektrolit. Contoh larutan elektrolit: larutan garam dapur, larutan cuka makan, larutan asam sulfat,

larutan tawas, air sungai, air laut. Contoh larutan non elektrolit adalah larutan gula, larutan urea,

larutan alkohol, larutan glukosa.

III.2 Sifat – sifat dari larutan elektrolit dan non elektrolit

1. Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:

Menghasilkan banyak ion Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali

Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna

Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu

menyala

Penghantar listrik yang baik

Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1

Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HF); basa kuat (NaOH,

Ca(OH)2, Mg(OH)2, LiOH), garam NaCl

2. Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:

Menghasilkan sedikit ion

Molekul netral dalam larutan banyak

Terionisasi hanya sebagian kecil

Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu tidak

menyala

Penghantar listrik yang buruk

Derajat ionisasi mendekati 0

Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah (Al(OH)3,

NH4OH), garam NH4CN

Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:

Tidak menghasilkan ion

Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya

Tidak terionisasi Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan

lampu tidak menyala

Derajat ionisasi = 0 Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin, larutan urea.

III.3 Pentingnya larutan elektrolit

Dalam tubuh manusia, elektrolit sangat vital keberadaannya, karena terkait dengan segala

mekanisme tubuh termasuk metabolism yaitu sebagai ion pengaktif enzim, pembentuk hormon,

melancarkan implus pada syaraf, serta mekanik pada sel2 tubuh, seperti aktivitas permeabilitas

membran sel. selain dibutuhkan untuk tubuh, larutan elektrolit juga umum digunakan untuk

elektrokimia sperti pengisi pada ACCU, baterai, ataupun jembatan garam.

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.

Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari

fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan

berbagai cairan tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu

(zatterlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang

disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,

minuman, dan cairanintravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan

cairandan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total danelektrolit ke dalam

seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolitsaling bergantung satu dengan yang

lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.Cairan tubuh dibagi

dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dancairan ekstraseluler. Cairan intraseluler

adalah cairan yang berda di dalam sel diseluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan

yang berada di luarsel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma),

cairaninterstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan didalam sistem

vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,sedangkan cairan traseluler

adalah cairan sekresi khusus seperti cairanserebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran

cerna.

Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit

adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak  bermuatan listrik, seperti : protein, urea,

glukosa, oksigen, karbon dioksida danasam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium

(Na+),kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat

(HPO42-), sulfat (SO42-).Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian

dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum

netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatannegatif harus sama dengan jumlah muatan-

muatan positif.

III.4 Contoh larutan yang termasuk kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit

1. Berdasarkan jenis larutan

a. Larutan asam (zat yang melepas ion H+ jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:

Asam klorida/asam lambung : HCl Asam florida : HF Asam sulfat/air aki : H2SO4 Asam asetat/cuka : CH3COOH

Asam sianida : HCN Asam nitrat : HNO3 Asam posfat : H3PO4 Asam askorbat/Vit C

b. Larutan basa (zat yang melepas ion OH- jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:

Natrium hidroksida/soda kaustik : NaOH

Calcium hidroksida : Ca(OH)2 Litium hidroksida : LiOH Kalium hidroksida : KOH Barium hidroksida : Ba(OH) 2

Magnesium hidroksida : Mg(OH)2 Aluminium hidroksida : Al(OH)3 Besi (II) hidroksida : Fe(OH)2 Besi (III) hidroksida : Fe(OH)3 Amonium hirdoksida : NH4OH

c. Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa), contohnya adalah: Natrium klorida/garam dapur : NaCl Ammonium clorida : NH4Cl Ammonium sulfat : (NH4)2SO4 Calcium diklorida : CaCl2

2. Berdasarkan jenis ikatan:

Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya adalah: NaCl, CaCl2, AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal dari garam)

Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat polar/memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar antar atom), contohnya adalah: HCl, NaOH, H2SO4, H3PO4, HNO3, Ba(OH)2 (berasal dari asam dan basa)

BAB IV

PENUTUP

IV. 1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah :1. Larutan adalah campuran homogen (serbasama) terdiri dari zat terlarut (jumlahnya sedikit) dan

zat pelarut (jumlahnya banyak).

solute (zat terlarut): zat yang berperan sebagai terlarut dalam jumlah sedikit

solvent (zat pelarut): zat yang berperan sebagai pelarut dalam jumlah banyak

2. Berdasarkan daya hantar listrik, ditandai dengan lampu nyala, redup dan tidak menyala dan

didapatkan gelembung gas pada elektroda disebut larutan elektrolit. Sedangkan larutan non

elektrolit akan didapatkan lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas.

3. Larutan elektrolit dapat menghantarkanlistrik karena terjadi proses ionisasi sedangkan larutan

non elektrolit tidak terjadi proses ionisasi (proses ionisasi atau reaksi kimia : proses terbentuknya

ion positif dan negatif dari suatu zat yang dilarutkan ke dalam air).

4. Larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Adanya larutan

elektrolit kuat ditandai dengan gelembung gas banyak dan lampu nyala terang. Sedangkan elektrolit

lemah gelembung sedikit dan lampu nyala redup atau bahkan tidak menyala. Kelompok larutan

elektrolit : larutan garam, cuka dapur, asam klorida, air accu, air hujan, air kali dan air sumur.

Kelompok larutan non elektrolit : larutan urea, larutan gula, larutan alkohol.

5. Elektrolit ditinjau dari jenis ikatan, didapatkan senyawa ion, yang berikatan dan

senyawa kovalen polar yang berikatan kovalen polar.

DAFTAR PUSTAKA

(Indonesia) Oxtoby, D.W., Gillis, H.P., Nachtrieb, N.H. (2001) Prinsip-prinsip Kimia Modern.

Edisi ke-4. Jilid 1. Diterjemahkan oleh S.S. Achmadi. Jakarta: Erlangga.

Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, FifthEdition, Addison Wsley Nursing,

California, 1995Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN,

SixteenthEdition, Mosby, St. louis, Missouri, 1999.Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah,

Pathofisiologi Konsep KlinisProses-proses Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta, 1995

http://jejaringkimia.blogspot.com/2011/01/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.html

http://sahri.ohlog.com/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.cat3416.html

http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit

http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Kimia/LARUTAN

%20ELEKTROLIT%20DAN%20NON%20ELEKTROLIT.pdf