1. konsep dasar evaluasi pembelajaran

17
Evaluasi Pembelajaran Hartoto 14707251022 Sri Widodo 14707251034 KONSEP DASAR TES, PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI Dosen Pengampu: Dr. Haryanto, M.Pd PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Upload: ririn

Post on 30-Sep-2015

60 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Evaluasi Pembelajaran

    Hartoto 14707251022

    Sri Widodo 14707251034

    KONSEP DASAR TES, PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI

    Dosen Pengampu: Dr. Haryanto, M.Pd

    PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

  • i

    KATA PENGANTAR

    Segala Puji hanyalah milik Allah yang memberikan pengetahuan dan akal

    budi bagi manusia.Salam dan salawat tercurah pada baginda Rasulullah.Menjadi

    sangat menarik untuk mengkaji landasan teknologi pendidikan.Makalah ini

    menjelaskan bagian kecil dari konsep-konsep itu yang diharapkan memberikan

    pengetahuan tambahan yang memperkuat keilmuan kita.

    Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Dr.

    Haryanto, M.Pd yang telah membimbing kami dalam perkuliahan dan penyusunan

    makalah ini hingga dapat terselesaikan dengan baik.Makalah ini membahas konsep

    dasar tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Kami terbuka menerima saran dan

    kritik dalam perbaikan isi bahasan yang kami sampaikan dalam makalah

    ini.Selamat berkarya. Salam

    Yogyakarta, 18 Februari 2015

    Pemakalah

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    A. Latar belakang ........................................................................................... 1

    B. Rumusan masalah ..................................................................................... 1

    C. Tujuan penulisan ....................................................................................... 2

    BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

    A. Konsep Dasar Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi ......................... 3

    1. Tes ....................................................................................................... 3

    2. Pengukuran .......................................................................................... 4

    3. Penilaian .............................................................................................. 5

    4. Evaluasi ............................................................................................... 6

    B. Kedudukan Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi dalam

    Teknologi Pendidikan/Teknologi Pembelajaran ....................................... 8

    BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 11

    B. Saran .......................................................................................................... 11

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

  • iii

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kegiatan pendidikan yang bermuara pada proses pembelajaran pada

    akhirnya mengharapkan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Upaya untuk

    mengetahui tercapai tidaknya proses pembelajaran hanya dapat diketahui melalui

    serangkaian proses evaluasi. Proses evaluasi yang benar hanya dapat dilakukan jika

    pelaksana proses tersebut memiliki pengetahua yang benar dan memadai mengenai

    konsep evaluasi pembelajaran. Sementara itu, kata evaluasi sering dicampur

    adukkan dengan istilah penilian, pengukuran, dan tes. Padahal keempat istilah ini

    memiliki fungsi dan ruang lingkup yang berbeda. Olehnya itu, dipandang perlu

    adanya suatu kajian yang membas konsep dasar dari peristilahan tersebut. Di sisi

    lain, teknologi pembelajaran telah menetapkan penilaian sebagai salah satu dari

    lima kawasan teknologi pembelalajaran sehingga konsep evaluasi ini menjadi hal

    yang wajib dipahami bagi teknolog pendidikan. Makalah ini akan mengulas konsep

    tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi serta kedudukannya dalam teknologi

    pendidikan yang diharapkan dapat memberikan sedikit pengetahuan bagi para

    teknolog pendidikan.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumusan masalah dalam makalah ini

    sebagai berikut:

    1. Bagaimanakakah konsep dasar tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi?

    2. Bagaimanakah kedudukan tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi dalam

    Teknologi pendidikan/Teknologi Pembelajaran?

  • iv

    C. Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas:

    1. Konsep dasar tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi

    2. Kedudukan tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi dalam Teknologi

    pendidikan/Teknologi Pembelajaran

  • 1

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Konsep Dasar Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi

    Evaluasi, penilaian, pengukuran, dan tes merupakan suatu rangkaian

    kegiatan untuk mengumpulkan data dalam kepentingan mengambil suatu

    keputusan. Keempatnya hampir sama namun berbeda tujuan dan ruang lingkup.

    Keterkaitan antara evaluasi, penilaian, pengukuran, dan tes sangat erat sehingga

    pada awal perkembangan kajian evaluasi, sering disamakan dengan kajian

    penilaian, pengukuran dan tes (Hasan,2009). Dalam perkebangannya, pembedaan

    keempat istilah tersebut semakin jelas. Hal tersebut akan tampak seperti gambar di

    bawah ini:

    1. Tes

    Gambar di atas menunjukkan bahwa tes memiliki ruang lingkup yang paling

    kecil dari istilah yang lainnya. Istilah tes diambil dari kata testum yang dalam

    bahasa perancis kuno berarti piring yang menyisihkan logam-logam mulia.

    Kemudian pada tahun 1890 James Ms. Cattel memperkenalkan pengertian tes

    kepada masyarakat melalui bukunya yang berjudul Mental Test and

    Tes

    Pengukuran

    Non pengukuran

    Evaluasi

  • 2

    Measurement. Setelah itu, istilah ini meluas dikenal dan dipergunakan oleh

    masyarakat. Hal ini didukung dengan berkembangnya ilmu statistik.

    Tes dapat didefinisikan sebagai alat pengumpul data yang dirancang untuk

    kepentingan khusus dan dilaksanakan secara khusus pula (Hasan, 2009:20).

    Suharsimi (1995:50) menjelaskan bahwa tes adalah alat atau prosedur yang

    digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara

    dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes dikembangkan berdasarkan kaidah-

    kaidah pengukuran. Dalam pelaksanaannya tes memerlukan waktu yang lebih

    sempit, tempat, pelaksana, peserta, pengaturan dan pengawasan. Tes dapat

    digunakan untuk seleksi dan distribusi, diagnosa dan preskripsi, dan evaluasi (Raka

    Joni, 1986) sementara Suharsimi (1995) mengklasifikasikan tes berdasarkan

    kegunaannya dalam mengukur siswa menjadi tes diagnostik, tes formatif, dan tes

    sumatif.

    a. Tes diagnostik

    Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-

    kelemahan siswa sehingga dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

    Misalnya guru memberikan beberapa pertanyaan seputar kesulitan yang

    dialami siswa dalam belajar belajar bahasa Inggris, termasuk materi mana

    yang paling dianggap sulit.

    b. Tes formatif

    Tes formatif digunakan untuk megetahui sejauh mana pemahaman siswa

    setelah mengikuti program tertentu. Tes formatif merupakan tes diagnostik

    yang dilakukan di akhir pelajaran. Tes ini merupakan tes akhir proses/ post

    test.

    c. Tes Sumatif

    Tes sumatif merupakan tes yang diberikan untuk mengetahui keberhasilan

    dari keseluruhan program. Dalam konteks pendidikan formal, tes sumatif

    ini seperti tes akhir semester dan ujian akhir nasional.

  • 3

    Gambar 1: Perbedaan tes formatif dan tes sumatif

    Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur jika memenuhi lima

    persyaratan tes yakni 1) Validitas 2) Reliabilitas 3) Objektivitas 4) Praktikabilitas

    dan 5) Ekonomis. Sebuah tes dikatakan valid jika tes tersebut tepat mengukur apa

    yang hendak diukur. Sementara reliable ketika tes tersebut memberikan hasil yang

    ajeg meski dilakukan berkali-kali. Objektif tes menyangkut konsistensi pada sistem

    skoring naik itu bentuk tesnya maupun orang yang melakukan tes. Sedangkan

    praktibilitas menyangkut kemudahan tes tersebut dilakukan. Hal terakhir adalah tes

    haruslah ekonomis, artinya tes dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

    2. Pengukuran

    Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu

    secara kuantitatif. Pengukuran dimaksudkan untuk memperoleh sesuatu yang

    akurat tentang sesuatu yang diukur. Pada pelaksanaannya, pengukuran

    menggunakan instrument yang telah terstandarisasi. Berdasarkan banyak sedikitnya

    aturan-aturan yang bisa dipenuhi, terdapat empat tingkatan pengukuran yakni skala

    nominal, ordinal, interval, dan rasio. Skala pengukuran merupakan acuan untuk

    menentukan panjang pendek suatu interval yang ada dalam alat ukur yang telah

    disepakati sehingga bisa digunakan dalam pengukuran (Sugiyono, 2010).

    Program

    Tes Formatif

    Program

    Tes Formatif

    Program

    Tes Formatif

    TES SUMATIF

  • 4

    Tabel 1. Jenis Skala Pengukuran

    No Tipe skala Karakteristik skala Operasi empiris

    dasar

    1. Nominal tidak ada urutan, atau titik awal Penentuan

    kesamaan

    2. Ordinal ada urutan tetapi tidak ada perbedaan dan

    titik awal

    Penentuan lebih

    besar atau lebih

    kecil

    3. Interval Ada urutan dan perbedaan tetapi tidak

    ada titik awal

    Penentuan

    kesamaan interval

    atau perbedaan

    4. Rasio Ada urutan, perbedaan, dan titik awal Penentuan

    kesamaan rasio

    a. Skala Nominal

    Data yang menggunakan skala nominal merupakan data yang hanya dapat

    dibedakan, tetapi tidak dapat diurutkan dan diperbandingkan satu dengan

    yang lain. Skala nominal banyak digunakan dalam penelitian di bidang

    sosial dan bisnis. Contoh data yang meggunakan skala nominal diantaranya

    kode prodi, jenis kelamin, jenis sekolah, asal daerah, dan lain-lain. ciri-ciri

    data nominal antara lain : tidak dijumpai bilangan pecahan, angka yang

    tertera hanya label saja, tidak memiliki ranking, tidak memiliki ukuran baku,

    dan tidak memiliki nol mutlak

    b. Skala Ordinal

    Data yang diukur dengan skala ordinal merupakan data yang memiliki

    urutan (order), tetapi tidak memiliki jarak perbedaan yang sama diantara

    rangkaian urutan tersebut. Data tersebut mempunyai jenjang sehingga kita

    dapat mengurutkan jenjang responden sesuai dengan karakteristiknya.

    Contoh : rangking prestasi belajar, urutan 1, 2, 3 pada juara kelas, jenjang

    pendidikan. Skala pengukuran ordinal mempunyai sifat sebagai berikut:

    Menggunakan bilangan atau tanda yang berfungsi sebagai simbol

    yang bisa membedakan. Sifat ini sama dengan sifat skala

    pengukuran nominal

    Skala ordinal menunjukkan urutan atau peringkat.

  • 5

    c. Skala Interval

    Data yang menggunakan skala interval merupakan data yang mempunyai

    perbedaan, urutan, dan jarak perbedaan yang sama diantara rangkaian

    urutan tersebut, tetapi tidak memiliki titik nol mutlak. Tidak memiliki nol

    mutlak karena titik nol ditentukan secara sembaranga. Siswa memperoleh

    skor nol bukan karena tidak memiliki pengetahuan apapun.

    Skala interval mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

    Menunjukkan lambang atau simbol

    Menunjukkan peringkat atau urutan

    Jarak atau interval yang tetap

    Titik awal (titik nol) bersifat relatif (tidak mutlak)

    d. Skala Rasio

    Tingkat pengukuran yang tertinggi adalah skala rasio. Data yang diukur

    menggunakan skala rasio merupakan data yang memiliki perbedaan, urutan,

    jarak perbeadaan yang sama di antara rangkaian urutan tersebut, dan

    memiliki titik nol mutlak, sehingga dapat dibandingkan satu dengan yang

    lainnya.

    Skala rasio ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

    Sebagai lambang atau simbol yang bisa membedakan

    Menunjukkan peringkat atau urutan

    Jarak atau interval yang sama

    Mempunyai titik nol yang mutlak

    3. Penilaian

    Penilaian adalah suatu proses dimana kita mempertimbangkan suatu barang atau

    gejala dengan mempergunakan patokan-patokan tertentu (Raka Joni, 1986).

    Patokan yang digunakan bersumber pada tujuan yang ingin dicapai baik tujuan

    jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Suharsismi (1995) menjelaskan

    bahwa kegiatan menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu

    dengan ukuran baik buruk. Penilian bersifat kualitatif. Ada empat fungsi penilaian

  • 6

    dalam dunia pendidikan yakni fungsi selektif, diagnostik, penempatan, dan

    pengukur keberhasilan. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.

    a. Penilaian berfungsi selektif

    Penilaian digunakan untuk mempertimbangkan untuk memilih berdasarkan

    kriteria yang ada. Misalnya pemberian beasiswa, penerimaan siswa baru,

    kenaikan kelas dan sebagainya.

    b. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

    Siswa merupakan pribadi yang unik dengan karakteristik yang berbeda

    antara yang satu dengan yang lain. Penilaian dilakukan untuk menempatkan

    siswa pada kelompok yang sesuai dengan karakteristiknya.

    c. Penilaian berfungsi diagnostik

    Penilaian digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kebaikan dan

    kelemahan siswa untuk dilakukan tindak lanjut atau perlakuan yang sesuai

    dengan kebutuhan siswa dan tujuan diagnosa.

    d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

    Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program

    berhasil diterapkan.

    4. Evaluasi

    Evaluasi berasal dari bahasa inggris Evaluation yang artinya penakaran. Secara

    istilah evaluasi didefiniskan sebagai proses pengumpulan informasi untuk

    membantu pengambilan keputusan (Hasan, 2009). Namun demikian, masih banyak

    definisi lain yang dikemukakan para ahli, hal tersebut diungkap oleh Sudjana

    (2006) seperti di bawah ini:

    a. Evaluasi adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan,

    efektivitas, atau kecocokan sesuatu dengan kriteria dan tujuan yang telah

    ditetapkan sebelumnya (Steele,1977)

    b. Evaluasi adalah proses untuk menentukan sejauh mana tujuan pendidikan

    dapat dicapai, dan upaya mendokumentasikan kecocokan antara hasil

    belajar peserta didik dengan tujuan program (Ralph Tyler, 1950)

  • 7

    c. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan, memperoleh, dan menyediakan

    informasi bagi pembuatan keputusan (Cronbach,1963; Alkin,1969;

    Provus,1969; Rivlin,1971)

    d. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui perbedaan antara apa yang ada

    dengan suatu standar yang telah ditetapkan serta bagaimana menyatakan

    perbedaan antara keduanya (Malcolm & Provus,1971)

    e. Evaluasi adalah upaya mengetahui manfaat atau kegunaan suatu program,

    kegiatan, dan sebagainya (Scriven,1967; Glas,1969)

    f. Evaluasi adalah memutuskan suatu program secara kritis dengan

    menggunakan jasa keahlian (Eisner,1976)

    g. Evaluasi adalah kegiatan menggambarkan dan mengenterpretasikan

    konteks yang lebih luas dimana program berfungsi (Parlett &

    Hamilton,1976)

    h. Evaluasi adalah kegiatan sistematik dan teratur tentang manfaat atau

    kegunaan beberapa objek yang dievaluasi (Joint Committee,1981)

    i. Evaluasi adalah berbagai objek atau peristiwa tertentu dengan ukuran-

    ukuran nilai khusus dengan tujuan menentukan keputusan-keputusan yang

    sesuai (Paulson)

    j. Evaluasi adalah proses mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi

    untuk membantu mengambil keputusan dalam memilih sebagai alternative

    keputusan (Worthen & Sanders)

    k. Evaluasi merupakan proses yang berkaitan dengan penyiapan berbagai

    wilayah keputusan melalui pemiihan informasi yang tepat, pegumpulan, dan

    analisis data, serta pelaporan yang berguna bagi para pengambil keputusan

    dalam menentukan sebagai alternative pilihan untuk menetapkan keputusan

    (Alkin,1981)

    l. Evaluasi program pendidikan adalah proses mendeskripsikan,

    mengumpulkan, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menetapkan

    alternative keputusan (Stufflebeam,1971)

    m. Evaluasi program adalah upaya pengumpulan informais mengenai suatu

    program, kegiatan, atau proyek (Mugiadi, 1980)

  • 8

    n. Evaluasi Program alah kegiatan yang dilakukan untuk merespon suatu

    program yang telah, sedang, atau akan dilaksanakan (Stake, 1975)

    Berdasarkan pengertian evaluasi yang dikemukakan di atas, dapat diambil

    kesimpulan bahwa evaluasi merupakan kegiatan sistematis dan terencana

    untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data sebagai

    masukan untuk mengambil sebuah keputusan. Disini terdapat perbedaan

    pendapat mengenai siapa yang memiliki kewenangan sebagai pengambil

    keputusan. Penganut filsafat fenomenologi beranggapan bahwa tidak harus

    berkaitan dengan kedududkan resmi dan karenanya banyak pihak yang memiliki

    kewenangan sebagai pengambil keputusan, termasuk masyarakat. Pandangan ini

    berbeda dengan pandangan positivisme yang terutama melihat posisi resmi suatu

    jabatan dan jenjang keputusan menjadi wewenangnya. Sedangkan pandangan lain

    bahwa evaluasi harus memberikan pertimbangan. Evaluasi melibatkan kegiatan

    pengukuran dan penilaian.

    B. Kedudukan Evaluasi dalam Teknologi Pendidikan & Teknologi

    Pembelajaran

    Teknologi pendidikan merupakan studi dan etika praktis untuk

    memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan performa melalui kegiatan

    peciptaan, penggunaan, dan pengelolaan proses dan sumber belajar (AECT, 20014).

    Dari definisi ini, secara eksplisit disebutkan bahwa tujuan teknologi pendidikan

    adalah memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan performance. Untuk

    mengetahui bahwa telah terjadi fasilitasi belajar yang diharapkan dan terjadi

    peningkatan performa, maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan

    secara utuh maupun parsial pada komponen-komponen pendukungnya.

    Teknologi pendidikan menggunakan pendekatan sistemik, dan semua

    dilakukan secara terstandar berdasarkan kajian teori yang mendalam. Olehnya itu,

    evaluasi, pengukuran, penilaian, dan tes memainkan peran kunci dalam upaya

    memastikan teknologi pendididkan telah bekerja utuk tercapainya proses

    pembelajaran. Sebagaimana dijelaskan pada bagian sebeumnya bahwa evaluasi

  • 9

    melibatkan kegiatan penilaian. Penilaian ini merupakan salah satu domain

    teknologi pembelajaran. Definisi teknologi pembelajaran menurut AECT 1994

    diartikan sebagai teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,

    pengelolaan, serta penilaian tentang proses dan sumber untuk belajar (Seels dan

    Richey ). Dari definisi tersebut, penilaian memainkan peran kunci dan menjadi

    salah satu bidang garapan teknologi pendidikan.

    Gambar 2: Kawasan Teknologi Pembelajaran

    Penilaian dalam teknologi pembelajaran merupakan proses penentuan

    memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Dalam kawasan penilaian dibedakan

    pengertian antara penilaian program, penilaian proyek, dan penilaian produk.

    Masing-masing merupakan jenis penilaian penting untuk merancang pembelajaran,

    seperti halnya penilaian formatif dan sumatif. Dalam kawasan penilaian terdapat

    empat subkawasan, yaitu:

  • 10

    1. Analisis masalah

    Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan perameter masalah dengan

    menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan informasi.

    2. Pengukuran acuan patokan

    Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan

    kemampuan peserta didik dalam meguasai materi yang telah ditentukan

    sebelumnya. Pengukuran acuan patokan, yang sering berupa tes, juga dapat

    disebut acuan isi, acuan tujuan, atau acuan kawasan. Sebab kriteria tentang

    cukup tidaknya hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh peserta didik telah

    mencapai tujuan.

    3. Penilaian formatif dan sumatif

    Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan tentang kecukupan dan

    penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan

    penilaian sumatif berkaiatan dengan pengumpulan informasi tentang kecakupan

    untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan.

  • 11

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Terdapat perbedaan antara tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi.

    Tes merupakan alat pengumpul data yang digunkan untuk kepentingan

    pengukuran.

    Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran. Pengukuran

    bersifat kuantitatif

    Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan

    ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif

    Evaluasi meliputi pengukuran dan penilaian yang merupakan kegiatan

    sistematis dan terencana untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis

    dan menyajikan data sebagai masukan untuk mengambil sebuah keputusan.

    Tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi berperan penting dan menjadi salah satu

    dari domain teknologi pembelajaran. Evaluasi dalam teknologi pendidikan

    dilakukan untuk memastikan bahwa telah terjadi proses fasilitasi pembelajaran dan

    peningkatan performa.

    B. Saran

    Berdasarkan pemaparan dalam makalah ini diharapkan agar teknolog pendidikan

    mendudukkan evaluasi sebagai elemen penting dalam upaya memfasilitasi

    pemebelajaran dan meningkatkan performa. Menerapkannya dalam keseluruhan

    komponen yang terkait baik itu dalam kegiatan desain, pengembangan,

    pemanfaatan, pengelolaan, ataupun penilaian itu sendiri.

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    Djudju Sujana. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah untuk

    Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

    Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Hamalik, Oemar. 1989. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Hasan, Hamid. 2009. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Raka Joni. 1986. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Surabaya: Karya Anda.

    Seels Barbara dan Rita C Richey, 1994 . Teknologi Pembelajaran Definisi dan

    Kawasannya, Jakarta : Unit Percetakan UNJ.

    Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

    Alfabeta.

    Suharsimi Arikunto. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

    Aksara.