1 - bupati tuban provinsi jawa timur peraturan daerah...

39
BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a. bahwa infeksi HIV dan AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan utama karena dapat merusak sistem kekebalan tubuh yang proses penularannya sangat sulit dipantau, sehingga dapat mengancam derajat kesehatan dan kelangsungan hidup masyarakat; b. bahwa Pemerintah Daerah mempumyai kewajiban untuk melakukan penangulangan HIV dan AIDS guna meminimalisir dampak epidemik serta melidungi masyarakat dan tenaga kesehatan dari pekembangan virus HIV dan AIDS; c. bahwa di Kabupaten Tuban belum terdapat pengaturan terkait penaggulangan HIV dan AIDS sehingga dibutuhkan landasan hokum yang sesai dengan perkembangan hokum dan kebutuhan masyarakat guna menjamin kepastian hukum; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penanggulangan HIV dan AIDS; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; jdih.tubankab.go.id

Upload: others

Post on 10-Feb-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 1 -

BUPATI TUBAN

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN

NOMOR 7 TAHUN 2019

TENTANG

PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TUBAN,

Menimbang : a. bahwa infeksi HIV dan AIDS merupakan salah satumasalah kesehatan utama karena dapat merusaksistem kekebalan tubuh yang proses penularannyasangat sulit dipantau, sehingga dapat mengancamderajat kesehatan dan kelangsungan hidupmasyarakat;

b. bahwa Pemerintah Daerah mempumyai kewajibanuntuk melakukan penangulangan HIV dan AIDSguna meminimalisir dampak epidemik sertamelidungi masyarakat dan tenaga kesehatan daripekembangan virus HIV dan AIDS;

c. bahwa di Kabupaten Tuban belum terdapatpengaturan terkait penaggulangan HIV dan AIDSsehingga dibutuhkan landasan hokum yang sesaidengan perkembangan hokum dan kebutuhanmasyarakat guna menjamin kepastian hukum;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlumenetapkan Peraturan Daerah tentangPenanggulangan HIV dan AIDS;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

jdih.tubankab.go.id

Page 2: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 2 -

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-daerah Kabupaten DalamLingkungan Propinsi Djawa Timur (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41)sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1965 Nomor 19, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HakAsasi Manusia (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3886);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2002 Nomor 109, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5063);

6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentangRumah Sakit (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5072);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015tentang Perubahan Kedua Atas Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5679);

jdih.tubankab.go.id

Page 3: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 3 -

9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentangTenaga Kesehatan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 298, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentangTenaga Kesehatan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1996 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentangPelayanan Darah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 18, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5197);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentangPembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017Nomor 73 Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 6041);

13. Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 tentangKomisi Penanggulangan AIDS Nasional sebagaimanadiubah dengan Peraturan Presiden Nomor 124 Tahun2016 tentang Perubahan Atas Peraturan PresidenNomor 75 Tahun 2006 tentang KomisiPenanggulangan AIDS Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2016 Nomor 367);

14. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentangPeraturan Pelaksanaan Undang-Undang 12 Tahun2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2016 Nomor 199);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun2007 tentang Pedoman Umum Pembentukan KomisiPenanggulangan AIDS dan Pemberdayaan MasyarakatDalam Rangka Penanggulangan HIV dan AIDS diDaerah;

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013tentang Penanggulangan HIV dan AIDS (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2013 Nomor 654);

jdih.tubankab.go.id

Page 4: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 4 -

17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2017tentang Penularan Human Immunodeficiency Virus,Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1614);

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor2036) sebagaimana telah diubah dengan PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang PembentukanProduk Hukum Daerah (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2018 Nomor 157);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 14 Tahun2016 tentang Pembentukan dan Susunan PerangkatDaerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun2016 Seri DNomor 1, Tambahan Lembaran DaerahKabupaten Tuban Nomor 67);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 4 Tahun2018 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah(Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2018Seri E Nomor 11, Tambahan Lembaran DaerahKabupaten Tuban Nomor 92);

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TUBAN

danBUPATI TUBAN

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENANGGULANGAN HIVDAN AIDS.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Tuban.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tuban.

3. Bupati adalah Bupati Tuban.

jdih.tubankab.go.id

Page 5: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 5 -

4. Dinas adalah Perangkat Daerah yang menyelenggarakanurusan bidang Kesehatan.

5. Perangkat Daerah adalah adalah unsur pembantu Bupatidalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yangterdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,Inspektorat, Dinas Daerah, Badan Daerah, Kecamatan,dan Kelurahan/Desa.

6. Penanggulangan adalah segala upaya yang meliputipelayanan promotif, preventif, diagnosis, kuratif danrehabilitatif yang ditujukan untuk menurunkan angkakesakitan, angka kematian, membatasi penularan sertapenyebaran penyakit agar wabah tidak meluas ke wilayahlain serta mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan.

7. Human Immunodeficiency Virus yang selanjutnyadisingkat HIV adalah virus yang menyerang sistem imundan jika tidak diterapi dapat menurunkan daya tahantubuh manusia hingga terjadi kondisi Acquired ImmunoDeficiency Syndrome (AIDS).

8. Acquired Immuno Deficiency Syndrome yang selanjutnyadisingkat AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yangdisebabkan oleh menurunnnya sistem kekebalan tubuhmanusia akibat infeksi virus HIV.

9. Infeksi Menular Seksual yang selanjutnya disingkat IMSadalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksualsecara vaginal, anal/lewat anus dan oral/dengan mulut.

10. Tim Koordinasi Penanggulangan HIV dan AIDS yangselanjutnya disebut TKPHA adalah lembaga Independenyang bertujuan untuk meningkatkan upayapenanggulangan HIV dan AIDS yang lebih intensif,menyeluruh, terpadu dan terkoordinir di Daerah.

11. Orang dengan HIV dan AIDS yang selanjutnya disingkatODHA adalah orang yang sudah terinfeksi HIV.

12. Orang yang hidup dengan pengidap HIV dan AIDS yangselanjutnya disingkat OHIDHA adalah orang yangterdekat, teman kerja atau keluarga dari orang yangsudah terinfeksi HIV dan AIDS.

13. Populasi Rawan Resiko adalah populasi yang mempunyaiperilaku resiko tinggi terhadap penularan HIV dan AIDS,yaitu penjaja seks, pelanggan penjaja seks, pasangan

jdih.tubankab.go.id

Page 6: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 6 -

tetap dari penjaja seks, populasi lain dari priaberhubungan seks dengan pria, warga binaanpemasyarakatan, anak jalanan, pengguna Napza suntikyang tidak menggunakan jarum suntik steril.

14. Konseling dan Tes HIV Sukarela yang selanjutnyadisingkat KTS adalah proses konseling sukarela dan tesHIV atas inisiatif individu yang bersangkutan.

15. Konseling adalah komunikasi informasi untukmembantu klien/pasien agar dapat mengambilkeputusan yang tepat untuk dirinya dan bertindaksesuai keputusan yang dipilihnya.

16. Konselor adalah pemberi pelayanan konseling yang telahdilatih ketrampilan konseling HIV dan dinyatakanmampu.

17. Surveilans Epidemiologi adalah pemantauan dan analisissistematis terus menerus terhadap penyakit ataumasalah-masalah kesehatan dan kondisi yangmempengaruhinya untuk melakukan tindakanpenanggulangan yang efektif dan efisien.

18. Stigmatisasi adalah tindakan memberikan pelabelanyang bertujuan untuk mendiskreditkan seseorang atausekelmpok orang dengan cap atau pandangan buruk.

19. Tes HIV atas Inisiatif Pemberi Layanan Kesehatan danKonseling yang selanjutnya disingkat TIPK adalah TesHIV yang diberikan kepada penderita HIV atas inisiatifpemberi layanan kesehatan.

BAB II

ASAS, MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Bagian KesatuAsas

Pasal 2

Penanggulangan HIV dan AIDS diselenggarakan berdasarkanasas:

a. kemanusiaan;b. keadilan;c. kesetaraan jender;

jdih.tubankab.go.id

Page 7: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 7 -

d. kebersamaan;e. profesionalitas;f. transparan; dang. akuntabel.

Bagian KeduaMaksud dan Tujuan

Pasal 3

Maksud pengaturan penanggulangan HIV dan AIDS adalahmemberikan landasan hukum dan bentuk komitmenPemerintah Daerah dalam upaya penanggulangan HIV danAIDS secara komprehensif, integratif, partisipatif, danberkesinambungan.

Pasal 4

Pengaturan penanggulangan HIV dan AIDS bertujuan untuk:a. memutus mata rantai penularan HIV

dan AIDS guna melindungi masyarakat;b. menurunkan hingga meniadakan

infeksi HIV baru;c. menurunkan hingga meniadakan

kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitandengan AIDS;

d. mencegah dan mengurangi penularanHIV dan AIDS serta meningkatkan kualitas hidup ODHA;

e. meniadakan diskriminasi terhadapODHA dan keluarganya; dan

f. mengurangi dampak sosial ekonomidari penyakit HIV dan AIDS pada individu, keluarga danmasyarakat.

Bagian KetigaRuang Lingkup

Pasal 5

Ruang Lingkup Pengaturan Penanggulangan HIV dan AIDSadalah:a. penanggulangan HIV dan AIDS;b. surveilans dan miigasi dampak;c. sumber daya kesehatan;d. perlindungan terhadap ODHA;

jdih.tubankab.go.id

Page 8: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 8 -

e. tim koordinasi penaggulangan HIV dan AIDS;f. peran serta masyarakat;g. pencatatan dan pelaporan;h. pendanaan;i. pembinaan dan pengawasan; danj. ketentuan sanksi.

BAB IIIPENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

Bagian KesatuStrategi

Pasal 6

(1) Strategi yang dilakukan dalam Penanggulangan HIV danAIDS meliputi:a. mendeteksi dan menemukan kasus HIV dan AIDS sedini

mungkin dengan melakukan pemeriksaan dan pendataanpada populasi kunci dan populasi rentan;

b. meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompokmasyarakat berisiko tinggi dan bermasalah kesehatan;

c. mengobati sedini mungkin penderita HIV dan AIDSsesuai dengan kriteria pengobatan;

d. mempertahankan kelangsungan pengobatan penderitaHIV dan AIDS;

e. meningkatkan manajemen Penanggulangan HIV danAIDS yang akuntabel, transparan, berdayaguna,berhasilguna dan berkesinambungan;

f. menjamin kesinambungan upaya pencegahan penyebarandan mata rantai penularan HIV dan AIDS;

g. mengurangi dampak negatif dari epidemi denganmeningkatkan dukungan sosial, ekonomi dan psikologis;

h. menyediakan dan meningkatkan mutu pelayanan,perawatan, pengobatan, dukungan dan peningkatankualitas hidup ODHA dan OHIDHA yang terintegrasidengan upaya pencegahan;

i. meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalamPenanggulangan HIV dan AIDS melalui pengembangandan peningkatkan kemitraan antara Pemerintah Daerah,masyarakat, dunia usaha, dan organisasi profesi;

jdih.tubankab.go.id

Page 9: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 9 -

j. meningkatkan upaya Penanggulangan HIV dan AIDS yangmerata, terjangkau, bermutu, dan berkeadilan sertaberbasis bukti, dengan mengutamakan pada upayapreventif dan promotif; dan

k. melaksanakan program komunikasi, informasi danedukasi kepada pemilik/pengelola tempat hiburan atautempat berisiko terjadi penularan HIV dan AIDS sertamewajibkan untuk memasang media yang berisiinformasi HIV dan AIDS.

Bagian KeduaSasaran

Pasal 7

Sasaran pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDSmencakup populasi sasaran, populasi kunci, dan populasirawan dan seluruh lapisan masyarakat yang berada diwilayah Daerah.

Bagian KetigaBentuk Penanggulangan

Pasal 8

(1) Bentuk penanggulangan HIV dan AIDS dilakukan melaluipendekatan:a. Promosi kesehatan;b. pencegahan penularan HIV dan AIDS;c. pemeriksaan diagnosis HIV dan AIDS;d. pengobatan, perawatan dan dukungan; dane. rehabilitasi.

(2) Bentuk kegiatan penanggulangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah,dunia usaha dan masyarakat.

Bagian KeempatPromosi Kesehatan

Pasal 9

(1) Bentuk Penanggulangan HIV dan AIDS melalui pendekatanpromosi kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8ayat (1) huruf a, dilakukan melalui kegiatan:

a. peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi;b. iklan layanan masyarakat; danc. upaya perubahan sikap dan perilaku.

jdih.tubankab.go.id

Page 10: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 10 -

(2) Pendekatan promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berisi pesan utama yang berkaitan dengan perilaku hidupsehat, religius, menghindari stigma, menciptakan keluargayang harmonis, penuh cinta dan kasih sayang sertaberfungsi utama membangun generasi bangsa yangberkualitas.

(3) Promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmenghormati nilai-nilai agama, budaya, dan normakemasyarakatan untuk memperkokoh ketahanan sertakesejahteraan keluarga.

(4) Kegiatan promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat(2) dan ayat (3) dilakukan oleh Pemerintah Daerah, duniausaha, organisasi profesi dan masyarakat secarakomprehensif, integratif, partisipatif, danberkesinambungan.

Pasal 10

(1) Promosi Kesehatan dapat dilakukan terintegrasi denganpelayanan kesehatan maupun program promosi kesehatan.

(2) Promosi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:

a. iklan layanan masyarakat;b. kampanye penggunaan kondom pada setiap hubungan

seks berisiko;c. promosi kesehatan bagi remaja dan dewasa muda;d. promosi kesehatan bagi calon Tenaga Kerja Indonesia

(TKI) yang mau berangkat;e. peningkatan kapasitas dalam promosi pencegahan

penyalahgunaan napza dan penularan HIV dan AIDSkepada tenaga kesehatan, tenaga non kesehatan yangterlatih; dan

f. program promosi kesehatan lainnya.

(3) Promosi kesehatan yang terintegrasi pada pelayanankesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakanpada pelayanan:

a. kesehatan peduli remaja;b. kesehatan reproduksi dan keluarga berencana;c. pemeriksaan asuhan antenatal;d. infeksi menular seksual; dan

jdih.tubankab.go.id

Page 11: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 11 -

e. rehabilitasi napza.

Pasal 11

(1) Pendekatan Promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9ayat (1), diutamakan pada populasi sasaran, populasi kuncidan populasi rawan.

(2) Populasi sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan populasi yang menjadi sasaran program.

(3) Populasi kunci sebagaimana dimaksud pada ayat (1),meliputi:

a. pengguna napza suntik;

b. wanita pekerja seks (WPS) langsung maupun tidak

langsung;

c. eks wanita pekerja seks (WPS);

d. pelanggan/pasangan seks WPS;e. gay, waria, dan laki-laki pelanggan/pasangan Seks

dengan sesama Laki (LSL);f. warga binaan lapas/rutan; dan

g. pekerja migran.

(4) Populasi rawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),meliputi:

a. petugas pembersih limbah kesehatan;b. sopir dan kernet; c. tukang cukur;d. eks Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang telah

pulang ke daerah dan keluarganya;e. pengelola, pekerja dan pelenggan tempat-tempat hiburan;

dan

f. pelanggan warung kopi atau cafe remang-remang.

(5) Pendekatan Promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2), dilakukan melalui gerakan masal di tempatumum maupun tempat khusus.

Pasal 12

(1) Bentuk Penanggulangan HIV dan AIDS melalui pendekatanPromosi kesehatan melalui peningkatan komunikasi,informasi dan edukasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9ayat (1) huruf a dilakukan di:

a. tempat umum;

jdih.tubankab.go.id

Page 12: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 12 -

b. lembaga pendidikan;c. tempat ibadah; dand. tempat khusus.

(2) Pendekatan Promosi kesehatan sebagaimana dimaksud padaayat (1), dilakukan melalui pemberian informasi tentangbahaya HIV AIDS.

(3) Pendekatan Promosi kesehatan di tempat ibadahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan olehkyai, ustadz, dan/atau khotib dalam setiap pengajian,ceramah dan/atau khutbah dengan memberikan pesan-pesan agama yang berkaitan dengan perilaku religius, setiadengan pasangan dan menghindari perilaku seks pra nikahdan seks beresiko tertularnya HIV dan AIDS.

Pasal 13

Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan promosi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11 dan Pasal 12 diaturdalam Peraturan Bupati.

Bagian KelimaPencegahan

Pasal 14

(1) Pencegahan HIV dan AIDS sebagaimana dimaksud dalamPasal 8 ayat (1) huruf b, meliputi:

a. pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui hubunganseksual;

b. pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui hubungannon seksual; dan

c. pencegahan penularan HIV dan AIDS dari ibu keanaknya.

(2) Pencegahan penularan HIV dan AIDS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan secara komprehensif,integratif, partisipatif dan berkesinambungan.

Paragraf 1Pencegahan penularan HIV dan AIDS

melalui hubungan seksual

Pasal 15

(1) Pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui hubunganseksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)

jdih.tubankab.go.id

Page 13: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 13 -

huruf a, merupakan berbagai upaya untuk mencegahseseorang yang terinfeksi HIV dan/atau IMS lain yangditularkan melalui hubungan seksual.

(2) Pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui hubunganseksual dilaksanakan terutama di tempat yang berpotensiterjadinya hubungan seksual berisiko.

(3) Pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui hubunganseksual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanmelalui:

a. penguatan peran keluarga dalam penerapan kaidahagama sebagai upaya pencegahan perilaku seks pranikah dan seks beresiko;

b. setiadengan pasangan;

c. penggunaan kondom secara konsisten pada setiaphubungan seks beresiko;

d. tidak melakukan hubungan seksual bagi orang yangbelum menikah;

e. menghindari penyalahgunaan obat/zat adiktif;f. intervensi perubahan perilaku hidup sehat dan religius; g. melakukan upaya pencegahan dan mengobati IMS;h. kegiatan operasi penertiban pada tempat-tempat tertentu

yang rawan dijadikan tempat hubungan seks beresiko;i. mewajibkan tes HIV dan AIDS bagi pasangan yang akan

melangsungkan perkawinan; danj. pendataan Wanita Pekerja Seks oleh Dinas Sosial.

Pasal 16

(1) Setiap orang yang telah mengetahui dirinya terinfeksi HIVdan AIDS wajib melindungi pasangan seksualnya denganmelakukan upaya pencegahan.

(2) Setiap orang yang melakukan hubungan seksual berisikowajib melakukan upaya pencegahan dengan memakaikondom.

Pasal 17

(1) Pemerintah Daerah bertanggung jawab dalampenanggulangan HIV dan AIDS bagi calon pekerja migrandan pekerja migran melalui konseling penanggulangan HIVdan AIDS.

(2) Calon pekerja migran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disediakan layanan khusus konseling penanggulangan HIV

jdih.tubankab.go.id

Page 14: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 14 -

dan AIDS di fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikanlayanan tes HIV.

(3) Layanan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan secara aktif oleh tenaga kesehatan yang kompetendibidangnya.

(4) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)meminta secara aktif kepada calon pekerja migran danpekerja migran untuk melakukan Tes HIV.

(5) Calon pekerja migran dan pekerja migran sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dapat mengajukan tes HIV.

Pasal 18

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pencegahanpenularan HIV dan AIDS melalui hubungan seksualsebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16 dan Pasal 17diatur dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 2Pencegahan Penularan HIV melalui Hubungan non Seksual

Pasal 19

(1) Pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui hubungan nonseksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)huruf b ditujukan untuk mencegah penularan HIV melaluidarah.

(2) Pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui hubungan nonseksual sebagaimana dimaksud ayat (1), meliputi:

a. uji saring darah pendonoroleh Palang Merah Indonesia;b. pencegahan infeksi HIV dan AIDS pada tindakan medis

dan non medis yang melukai tubuh;c. penggunaan jarum suntik, jarum tato, jarum akupuntur

pada tubuhnya sendiri dan/atau tubuh orang lain yangsteril dan sekali pakai;

d. pengurangan dampak buruk pada pengguna napzasuntik; dan

e. penggunaan alat cukup dan/atau silet yang sekali pakaibagi tukang cukur yang dapat melukai kulit kepala.

(3) Uji saring darah pendonor sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf a dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Pencegahan infeksi HIV dan AIDS pada tindakan medis dannon medis yang melukai tubuh sebagaimana dimaksud pada

jdih.tubankab.go.id

Page 15: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 15 -

ayat (2) huruf b dilakukan dengan penggunaan peralatansteril dan mematuhi standar prosedur operasional sertamemperhatikan kewaspadaan umum.

(5) Pengurangan dampak buruk pada pengguna napza suntiksebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d meliputi:

a. program layanan alat suntik steril dengan konselingperubahan perilaku serta dukungan psikososial;

b. mendorong pengguna napza suntik untuk melakukanpencegahan penularan seksual; dan

c. layanan konseling dan tes HIV dan AIDS sertapencegahan/imunisasi hepatitis.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pencegahanpenularan HIV dan AIDS melalui hubungan non seksualdiatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 20

(1) Setiap orang yang telah mengetahui dirinya terinfeksi HIVdan AIDS dilarang mendonorkan darah, produk darah,cairan sperma, organ, dan/atau jaringan tubuhnya kepadaorang lain.

(2) Setiap orang yang melakukan skrining darah, produk darah,cairan sperma, organ, dan/atau jaringan tubuhnya wajibmentaati standar prosedur skrining.

(3) Setiap orang dilarang meneruskan darah, produk darah,cairan sperma, organ, dan/atau jaringan tubuhnya yangterinfeksi HIV dan AIDS kepada calon penerima donor.

(4) Setiap tukang cukur wajib menggunakan silet dan/atau alatcukur sekali pakai.

Paragraf 3Pencegahan penularan HIV dari ibu ke Anaknya

Pasal 21

(1) Penularan HIV dari Ibu ke Anak dapat terjadi selama masakehamilan, saat persalinan dan saat menyusui.

(2) Pencegahan penularan HIV dari ibu ke Anak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pencegahan penularan HIV dan AIDS pada perempuanusia reproduksi;

jdih.tubankab.go.id

Page 16: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 16 -

b. pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan padaIbu HIV positif;

c. pencegahan penularan HIV dari ibu hamil HIV positifke bayi yang dikandung;

d. pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatankepada ibu HIV positif beserta anak dan keluarganya;dan

e. peningkatan akses program dan pelayanan PencegahanPenularan dari Ibu ke Anak yang diintegrasikan ke dalamkegiatan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, KeluargaBerencana, serta kesehatan remaja di setiap jenjangfasilitas layanan kesehatan dasar dan rujukan.

(3) Selain pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2), bagi setiap calon pengantin yang meminta suratketerangan sehat di layanan kesehatan wajib mendapatkankonseling dan tes HIV dan AIDS.

Pasal 22

(1) Terhadap ibu hamil yang memeriksakan kehamilan harusdilakukan promosi kesehatan dan pencegahan penularanHIV dan AIDS.

(2) Pencegahan penularan HIV dan AIDS terhadap ibu hamilsebagaimana dimasud pada ayat (1) dilakukan melaluipemeriksaan diagnosis HIV dan AIDS dengan tes dankonseling.

(3) Tes dan Konseling sebagaimana dimasud pada ayat (2)dianjurkan sebagai bagian dari pemeriksaan laboratoriumrutin saat pemeriksaan asuhan antenatal atau menjelangpersalinan.

Pasal 23

(1) Ibu Hamil dengan HIV dan AIDS serta keluarganya harusdiberikan konseling mengenai:a. pemberian anti reroviral pada Ibu;b. pilihan cara persalinan;c. pilihan pemberian Air Susu Ibu eksklusif kepada bayi

hingga usia 6 (enam) bulan atau pemberian susu formulayang dapat diterima, layak, terjangkau, berkelanjutan,dan aman;

jdih.tubankab.go.id

Page 17: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 17 -

d. pemberian susu formula dan makanan tambahan kepadabayi setelah usia 6 (enam) bulan;

e. pemberian profilaksis anti retroviral dan kotrimoksasolpada anak; dan

f. pemeriksaan HIV pada anak.

(2) Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaibagian dari standar perawatan bagi ibu hamil yangdidiagnosis terinfeksi HIV.

(3) Konseling pemberian Air Susu Ib dan pemberian makanantambahan kepada bayi usia 6 (enam) bulan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c dan huruf d disertai denganinformasi pemberian imunisasi, serta perawatan bayi barulahir, bayi dan anak balita yang benar.

Pasal 24

(1) Setiap bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV harusdilakukan tes virologi HIV dimulai pada usia 6 (enam) sampaidengan 8 (delapan) minggu atau tes serologi HIV pada usia18 (delapan belas) bulan ke atas untuk mencegah penularanHIV dan AIDS.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pencegahanpenularan HIV dan AIDS dari ibu ke anaknya diatur dalamPeraturan Bupati.

Bagian Keenam

Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS pada Populasi Kunci

Pasal 25

(1) Upaya penanggulangan HIV dan AIDS dikalangan populasikunci dan/atau kelompok yang rawan tertular HIVdilaksanakan dengan melibatkan lintas Perangkat Daerahterkait dan lintas pemangku kepentingan.

(2) Upaya penanggulangan HIV dan AIDS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berfokus pada pencegahanpenularan HIV melalui Transmisi seksual dan transmisi nonseksual.

jdih.tubankab.go.id

Page 18: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 18 -

(3) Ketentuan lebih lanjut upaya penanggulangan HIV dan AIDSdikalangan populasi kunci dan/atau kelompok yang rawantertular diatur dalam Peraturan Bupati.

Bagian Ketujuh

Pemeriksaan diagnosis HIV

Pasal 26

(1) Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan untuk mencegahsedini mungkin terjadinya penularan atau peningkatankejadian infeksi HIV pada seseorang dan/atau kelompokrentan agar bisa dilakukan penanganan.

(2) Pemeriksaan diagnosis HIV sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan berdasarkan prinsip konfidensial,persetujuan, konseling, pencatatan, pelaporan, dan rujukanberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(3) Prinsip konfidensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)berarti hasil pemeriksaan harus dirahasiakan dan hanyadapat dibuka pada:

a. yang bersangkutan; b. tenaga kesehatan yang menangani; c. keluarga terdekat dalam hal yang bersangkutan tidak

cakap; d. pasangan seksual; dane. pihak lain sesuai ketentuan perundang-undangan.

Pasal 27

(1) Dalam upaya pencegahan penularan HIV dilakukanpemeriksaan diagnosis HIV dilakukan melalui KTS atauTIPK secara sukarela pada populasi resiko tinggi.

(2) Pemeriksaan diagnosis HIV sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilakukan di laboratorium swasta yangditunjuk oleh Pemerintah Daerah.

(3) Prosedur untuk mendiagnosis HIV harus dilakukan secarasukarela atau dengan persetujuan pasien dan didahuluidengan memberikan informasi yang benar disertai konselingyang memadai sebelum dan sesudah tes dilakukan.

jdih.tubankab.go.id

Page 19: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 19 -

(4) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud padaayat (3), dalam hal:

a. penugasan tertentu dalam kedinasan tentara/polisi;

b. keadaan gawat darurat medis untuk tujuan pengobatanpada pasien yang secara klinis telah menunjukkan gejalayang mengarah kepada AIDS;

c. ditemukannya suatu kasus dalam rangka mencegahperluasan HIV, AIDS, dan IMS di wilayah tertentu; dan

d. permintaan pihak yang berwenang sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 28

(1) Setiap orang yang karena pekerjaannya atau sebab apapunmengetahui dan memiliki informasi status HIV seseorangwajib merahasiakannya.

(2) Tenaga kesehatan atau konselor dengan persetujuan ODHAsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat membukainformasi kepada pasangan seksualnya, apabila:

a. ODHA telah mendapatkan konseling yang cukup namuntidak mau dan/atau tidak mampu menyampaikanstatusnya kepada pasangan seksualnya;

b. ada indikasi telah terjadi penularan pada pasanganseksualnya; dan

c. untuk kepentingan pemberian dukungan pengobatan,perawatan, dan dukungan pada pasangan seksualnya.

Pasal 29

(1) Setiap pengelola atau pemilik usaha perhotelan, restoran,cafe dan tempat hiburan wajib memastikan karyawannya tesHIV dan AIDS.

(2) Dalam hal karyawan yang dipekerjakan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terinfeksi HIV dan AIDS, pengelolaatau pemilik usaha wajib melakukan upaya pencegahandengan melaporkan kepada Dinas.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikansebagai dasar bagi Dinas untuk melakukan pencegahan,pemeriksaan diagnosis HIV, maupun pengobatan, perawatandan dukungan.

Bagian KedelapanPengobatan, Perawatan dan Dukungan

jdih.tubankab.go.id

Page 20: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 20 -

Paragraf 1Umum

Pasal 30

(1) Setiap fasilitas pelayanan kesehatan dilarang menolakpengobatan dan perawatan ODHA.

(2) Dalam hal fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak mampu memberikanpengobatan dan perawatan, wajib merujuk ODHA ke fasilitaspelayanan kesehatan lain yang mampu atau ke rumah sakitrujukan Anti retroviral.

Pasal 31

(1) Setiap orang terinfeksi HIV harus mendapatkan konselingpasca pemeriksaan diagnosis HIV, diregistrasi oleh Dinasdan mendapatkan pengobatan.

(2) Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputipencatatan yang memuat nama, alamat, nomor kode fasilitaspelayanan kesehatan, nomor urut ditemukan di fasilitaspelayanan kesehatan dan stadium klinis pada saat pertamakali ditegakkan diagnosisnya, serta penyebab penularannya.

(3) Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)wajib dijaga kerahasiaannya.

Paragraf 2Pengobatan

Pasal 32

(1) Pengobatan HIV bertujuan untuk mengurangi risikopenularan HIV, menghambat perburukan infeksi oportunistikdan meningkatkan kualitas hidup pengidap HIV.

(2) Pengobatan HIV sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdilakukan bersamaan dengan penapisan dan terapi infeksioportunistik, pemberian kondom dan konseling.

(3) Pengobatan AIDS bertujuan untuk menurunkan sampaitidak terdeteksi jumlah virus HIV dalam darah denganmenggunakan kombinasi obat Anti retroviral.

Pasal 33

jdih.tubankab.go.id

Page 21: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 21 -

(1) Pengobatan HIV dan AIDS dilakukan dengan carapengobatan:

a. terapeutik;b. profilaksis; dan

c. penunjang.

(2) Pengobatan terapeutik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a meliputi pegobatan Anti retroviral, pengobatan IMS,dan pengobatan infeksi oportunistik.

(3) Pengobatan profilaksis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b meliputi:

a. pemberian Anti retroviral pasca pajanan; dan

b. kotrimoksasol untuk terapi dan profilaksis.

(4) Pengobatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c meliputi pengobatan suportif, adjuvant danperbaikan gizi.

Paragraf 3

Pengobatan Bayi dan Ibu Hamil

Pasal 34

(1) Setiap ibu hamil dengan HIV berhak mendapatkanpelayanan persalinan di semua fasilitas pelayanankesehatan.

(2) Pelayanan persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memperhatikan prosedur kewaspadaan standar dan tidakmemerlukan alat pelindung diri khusus bagi tenagakesehatan penolong persalinan.

(3) Fasilitas Kesehatan wajib melakukan pencatatan, pelaporandan analisa data ibu hamil dan anaknya yang terinfeksi HIVuntuk kemudian dilaporkan kepada Dinas.

Pasal 35

(1) Setiap bayi baru lahir dari ibu HIV dan AIDS harus segeraditangani sesuai pedoman.

(2) Dalam hal status HIV belum diketahui, pemberian nutrisisebagai pengobatan penunjang bagi bayi baru lahirsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

jdih.tubankab.go.id

Page 22: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 22 -

Paragraf 4

Perawatan dan Dukungan

Pasal 36

(1) Perawatan dan dukungan HIV dan AIDS dilakukan melalui:

a. perawatan berbasis fasilitas pelayanan kesehatan; danb. perawatan rumah berbasis masyarakat.

(2) Perawatan dan dukungan HIV dan AIDS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan dengan pilihanpendekatan sesuai dengan kebutuhan.

(3) Perawatan berbasis fasilitas pelayanan kesehatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakanperawatan yang ditujukan kepada orang terinfeksi HIVdengan infeksi oportunistik sehingga memerlukan perawatandi fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistemrujukan.

(4) Perawatan rumah berbasis masyarakat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan bentukperawatan yang diberikan kepada orang terinfeksi HIV tanpainfeksi oportunistik yang memilih perawatan di rumah.

(5) Perawatan dan dukungan HIV dan AIDS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara holistik dankomprehensif dengan pendekatan biopsikososiospiritual yangmeliputi:a. tatalaksana gejala;b. tatalaksana perawatan akut;c. tatalaksana penyakit kronis;d. pendidikan kesehatan;e. pencegahan komplikasi dan infeksi oportunistik; f. perawatan paliatif;g. dukungan psikologis kesehatan mental, dukungan sosial

ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat; danh. evaluasi dan pelaporan hasil.

Bagian KesembilanRehabilitasi

Pasal 37

(1) Rehabilitasi penanggulangan HIV dan AIDS dilakukanterhadap setiap pola transmisi penularan HIV pada populasi

jdih.tubankab.go.id

Page 23: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 23 -

kunci terutama pekerja seks, eks Tenaga Kerja Indonesia(TKI) dan pengguna Napza suntik.

(2) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanmelalui rehabilitasi medis dan sosial ditujukan untukmengembalikan kualitas hidup untuk menjadi produktifsecara ekonomis dan sosial.

(3) Rehabilitasi pada populasi kunci pekerja seks dan eksTenaga Kerja Indonesia (TKI) sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan cara pemberdayaan keterampilankerja dan efikasi diri yang dapat dilakukan oleh Dinas yangmenyelenggarakan urusan bidang sosial dan masyarakat.

(4) Rehabilitasi pada populasi kunci pengguna Napza suntiksebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cararawat jalan, rawat inap dan program pasca rawat sesuaiketentuan peraturan perundangan.

Pasal 38

Ketentuan lebih lanjut mengenai rehabilitasi penanggulanganHIV dan AIDS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 diaturdalam Peraturan Bupati.

Pasal 39

(1) Dinas yang menyelenggarakan urusan bidang Sosial wajibmelakukan pendataan pekerja seks di lokalisasi atau di ekslokalisasi atau di tempat-tempat yang rawan menjadi tempatmangkal pekerja seks.

(2) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikansebagai dasar bagi Perangkat Daerah terkait untukmelakukan pembinaan dan pelatihan bagi pekerja seks.

(3) Pembinaan dan pelatihan bagi pekerja seks sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan bakat danpotensi mereka masing-masing.

(4) Pekerja seks yang telah mendapatkan pembinaan danpelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikanbantuan peralatan dan modal usaha.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendataan, pembinaan,pelatihan dan pemberian bantuan peralatan dan modalusaha bagi pekerja seks diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB IV

jdih.tubankab.go.id

Page 24: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 24 -

SURVEILANS DAN MITIGASI DAMPAK

Bagian KesatuSurveilans

Pasal 40

(1) Surveilans HIV dan AIDS dilakukan untuk pemantauan danpengambilan keputusan dalam penanggulangan HIV AIDS.

(2) Surveilans HIV dan AIDS sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:

a. pelaporan kasus HIV;b. pelaporan kasus AIDS;c. sero surveilans sentinel HIV dan sifilis;d. suveilans IMS; dane. surveilans HIV berbasis layanan Konseling dan Tes HIV.

(3) Pelaporan kasus HIV sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a bertujuan untuk menentukan tingkat epidemi danmencegah penularan lebih lanjut.

(4) Pelaporan kasus AIDS sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf b bertujuan untuk pengobatan dan perbaikan kualitashidup.

(5) Sero surveilans sentinel HIV dan sefilis sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf c bertujuan untuk memantaubesaran dan kecenderungan masalah.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai surveilans HIV dan AIDSsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam PeraturanBupati.

Pasal 41

(1) Surveilans IMS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat(2) huruf d bertujuan untuk memantau besaran dankecenderungan IMS.

(2) Surveilans IMS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:

a. pelaporan kasus dalam rangka mencari insiden;b. penentuan dan pemantauan prevalens;c. penentuan etiologi sindrom IMS;d. surveilans resistensi antibiotika; dane. studi kasus.

jdih.tubankab.go.id

Page 25: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 25 -

Pasal 42

Surveilans HIV berbasis layanan Konseling dan Tes HIVsebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) huruf ebertujuan untuk mengetahui kecenderungan infeksi HIV padasuatu kelompok berisiko yang datang ke layanan konseling dantesting HIV.

Bagian KeduaMitigasi Dampak

Pasal 43

(1) Mitigasi dampak murapakan upaya untuk mengurangidampak kesehatan dan sosial ekonomi.

(2) Pemerintah daerah, masyarakat, organaisasi profesi dandunia usaha secara mandiri dan/atau bersama-samamelaksanakan mitigasi dampak sosial ekonomi ODHA dankeluarga dengan cara:

a. memberikan jaminan kesehatan;

b. menghilangkan diskriminasi dalam memberikan layanandan dalam kehidupan bermasyarakat;

c. menyelenggarakan program-program bantuan untukmeningkatkan pendapatan keluarga; dan

d. mengikutsertakan ODHA dan keluarga dalam upayapenanggulangan HIV dan AIDS sebagai sarana untukpemberdayaan ekonomi dan sosial.

BAB VSUMBER DAYA KESEHATAN

Bagian KesatuFasilitas Pelayanan Kesehatan

Pasal 44

(1) Setiap ODHA berhak memperoleh akses pelayanankesehatan.

(2) Setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib memberikanpelayanan kesehatan pada ODHA sesuai dengankemampuan yang dimiliki.

jdih.tubankab.go.id

Page 26: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 26 -

(3) Puskesmas dan/atau klinik wajib mampu melakukan upayapromotif, preventif, konseling, deteksi dini, diagnosis,pengobatan dan merujuk kasus yang memerlukan rujukan.

(4) Setiap rumah sakit wajib mampu mendiagnosis, melakukanpengobatan dan perawatan ODHA sesuai dengan ketentuandalam sistem rujukan.

Pasal 45

(1) Setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib melaksanakantindakan preventif untuk mencegah penularan infeksi HIV.

(2) Tindakan preventif untuk mencegah penularan infeksi HIVsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kewaspadaan umum;b. kepatuhan kepada program pencegahan infeksi sesuai

dengan standar;c. penggunaan darah yang aman dari HIV; dand. komunikasi, informasi dan edukasi kepada pasien.

Bagian KeduaSumber Daya Manusia

Pasal 46

(1) Sumber daya manusia dalam Penanggulangan HIV dan AIDSmeliputi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.

(2) Pemerintah daerah wajib menyediakan tenaga kesehatan dantenaga non kesehatan yang memadai pada setiapPuskesmas.

Bagian KetigaKetersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

Pasal 47

(1) Pemerintah Daerah menjamin ketersediaan obat danperbekalan kesehatan yang diperlukan untukpenanggulangan HIV dan AIDS.

(2) Obat dan perbekalan kesehatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi:

a. kondom;b. lubrikan;c. alat suntik steril;

jdih.tubankab.go.id

Page 27: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 27 -

d. reagensia untuk tes HIV dan IMS;e. obat Anti retroviral;f. obat tuberkulosis; dang. obat IMS.

(3) Dalam menjamin ketersediaan obat dan perbekalankesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)Pemerintah Daerah harus menyusun rencana kebutuhansecara berjenjang.

(4) Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan untukpenanggulangan HIV dan AIDS oleh Pemerintah Daerahharus dilaksanakan, dicatat dan dilaporkan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI

PERLINDUNGAN TERHADAP ODHA

Pasal 48

(1) Pemerintah Daerah melindungi hak pribadi dan hak asasisetiap orang yang terinfeksi HIV dan AIDS dari stigma dandiskriminasi termasuk perlindungan dari kerahasiaan datadan informasi status HIV dan AIDS.

(2) Pemerintah Daerah menjamin biaya pengobatan bagipenderita HIV dan AIDS bagi pasien yang tidak mampusesuai kemampuan keuangan Daerah.

(3) Seluruh fasilitas kesehatan dilarang menolak memberikanakses layanan kesehatan pada pasien yang terinfeksiHIV/AIDS.

(4) Setiap pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah wajibmemberikan tes dan konseling HIV dan AIDS secaracuma-cuma sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Setiap satuan pendidikan dilarang menolak siswa yangterinfeksi HIV/AIDS dan wajib merahasiakannya.

BAB VITKPHA DAERAH

Pasal 49

jdih.tubankab.go.id

Page 28: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 28 -

(1) Dalam rangka penanggulangan HIV dibentuk TKPHADaerah.

(2) TKPHA Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diangkat dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(3) TKPHA Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)bertanggung jawab kepada Bupati dan mempunyaihubungan koordinatif, konsultatif, dan teknis dengan TKPHAProvinsi dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.

Pasal 50

(1) Keanggotaan TKPHA Daerah terdiri dari unsur PemerintahDaerah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat,organisasi profesi, pekerja sosial, perguruan tinggi dan duniausaha.

(2) Pengisian keanggotaan TKPHA Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terbuka danpartisipatif.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengisiankeanggotaan, struktur, tugas dan tata kerja KomisiPenanggulangan HIV Daerah diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB VIIIPERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 51

(1) Setiap orang harus berpartisipasi secara aktif untukmencegah dan menanggulangi epidemik HIV sesuaikemampuan dan perannya masing-masing.

(2) Pemerintah Daerah mendorong, menggerakkan danmemfasilitasi peran serta masyarakat dalampenanggulangan HIV dan AIDS.

Pasal 52

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam upayapenanggulangan HIV dan AIDS serta perlindungan terhadapODHA dan OHIDHA dengan cara:

a. berperilaku dan mempromosikan hidup sehat;b. meningkatkan ketahanan keluarga;c. mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap

ODHA, OHIDHA, dan keluarganya serta terhadapkomunitas populasi kunci;

jdih.tubankab.go.id

Page 29: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 29 -

d. membentuk dan mengembangkan Warga Peduli HIV danAIDS;

e. menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagiODHA, OHIDHA, dan keluarganya;

f. mendorong warga masyarakat yang berpotensimelakukan perbuatan berisiko tertular HIV untukmemeriksakan diri ke fasilitas pelayanan KTS; dan

g. aktif dalam kegiatan promosi, perawatan, dukungan,pengobatan, dan pendampingan terhadap ODHA danOHIDHA.

(2) Perilaku hidup sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dilakukan dengan menghindari perilaku seksual dannon seksual berisiko penularan HIV.

(3) Ketahanan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b dilakukan dengan cara:

a. setia pada pasangan; danb. saling asah, asih dan asuh dalam keluarga menuju hidup

sehat, khususnya kesehatan reproduksi danmenghindari Napza.

(4) Mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap orangyang terinfeksi HIV sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c dilakukan dengan:

a. memahami dengan benar dan lengkap mengenai carapenularan HIV dan pemecahannya;

b. memberdayakan orang yang terinfeksi HIV sebagaimanaanggota masyarakat lainnya; dan

c. mengajak semua anggota masyarakat untuk tidakmendiskriminasi orang yang terinfeksi HIV baik dari segipelayanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan semuaaspek kehidupan.

Pasal 53

(1) Warga Peduli HIV dan AIDS sebagaimana dimaksud dalamPasal 52 ayat (1) huruf d merupakan wadah peran sertamasyarakat untuk melakukan Penanggulangan HIV danAIDS.

(2) Warga Peduli HIV dan AIDS sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dibentuk ditingkat Kecamatan danKelurahan/Desa.

jdih.tubankab.go.id

Page 30: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 30 -

(3) Kegiatan Warga Peduli HIV dan AIDS sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) dapat diintegrasikan dengankegiatan Desa/Kelurahan.

BAB IX

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pasal 54

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukanpencatatan dan pelaporan temuan pasien HIV, perawatan,tindaklanjut perawatan pasien dan pemberian Anti retroviralserta mendokumentasikannya dalam rekam medik.

Pasal 55

(1) Pemerintah Daerah berhak memperoleh informasi akurattentang penanggulangan HIV dan AIDS dari fasilitasPelayanan Kesehatan swasta, Pekerja Sosial, Lembaga SosialMasyarakat dan/atau masyarakat.

(2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan swasta, Pekerja Sosial,Lembaga Sosial Masyarakat dan/atau masyarakatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarangmenginformasikan data kasus HIV dan AIDS tanpa seizinDinas.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pemberianinformasi data kasus HIV dan AIDS sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 56

(1) Setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukanpelaporan kasus HIV dan AIDS serta pengobatannya kepadaDinas.

(2) Dinas melakukan kompilasi pelaporan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dan melakukan analisis untukpengambilan kebijakan dan tindak lanjut sertamelaporkannya ke Dinas Kesehatan Provinsi.

(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)dilakukan setiap bulan.

BAB X

PENDANAAN

jdih.tubankab.go.id

Page 31: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 31 -

Pasal 57

(1) Pemerintah Daerah wajib menyediakan alokasi anggaranuntuk pendanaan kegiatan Penanggulangan HIV.

(2) Pendanaan Penanggulangan HIV sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat bersumber dari:

a. APBD; danb. sumber danalain yang sah dan tidak mengikat.

(3) Pendanaan Penanggulangan HIV yang bersumber dari APBDsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, disesuaikandengan kebutuhan dan kemampuan keuangan Daerah.

BAB XI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 58

(1) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasankegiatan Penanggulangan HIV dan AIDS.

(2) Mekanisme pembinaan dan pengawasan PenanggulanganHIV dan AIDS dilakukan dengan kegiatan monitoring danevaluasi.

(3) Dalam rangka melaksanakan pembinaan dan pengawasansebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pemerintah Daerahdapat mengenakan sanksi.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pembinaan danpengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB XII

KETENTUAN SANKSI

Pasal 59

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 20 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4), Pasal29 ayat (2), Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 31 ayat (3),Pasal 44 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), Pasal 45 ayat (1),Pasal 48 ayat (3), ayat (4), dan ayat (5), Pasal 54 dan Pasal 56ayat (1) dikenakan Sanksi administratif.

jdih.tubankab.go.id

Page 32: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 32 -

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1),berupa:

a. teguran tertulis;b. penghentian sementara kegiatan usaha/praktek; danc. pencabutan izin usaha/praktek.

(3) Pemberian sanksi administratif berupa pencabutan izinsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, setelahpenghentian sementara kegiatan dijatuhkan, masih jugabelum menjalankan kewajibannya.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 60

Peraturan pelaksanaan dari peraturan daerah ini ditetapkanpaling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak peraturan daerahini diundangkan.

Pasal 61

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannyadalam Lembaran Daerah Kabupaten Tuban.

Ditetapkan di Tubanpada tanggal 30 Agustus 2019BUPATI TUBAN,

Ttd.

H. FATHUL HUDA

Diundangkan di Tuban

pada tanggal 30 Agustus 2019

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN TUBAN,

Ttd.

jdih.tubankab.go.id

Page 33: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 33 -

BUDI WIYANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2019SERI E NOMOR 28

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 263-7/2019.

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBANNOMOR 7 TAHUN 2019

TENTANG

PENANGGULANGAN HIVDAN AIDS

I. UMUM

Pasal 28H ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945menegaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dansehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pembangunankesehatan bertujuan untuk meningkatkankesadaran, kemauan, dankemampuan hidup sehat bagi setiaporang agar terwujud derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagipembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosialdanekonomis. Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakatbertanggung jawab atas penyelenggaraan upaya kesehatan.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat danlingkungan hidup yang baik dan sehat, sejalan dengan meningkatnyakasus HIV di Kabupaten Tuban, maka diperlukan langkah dan upayapenanggulangan HIV dan AIDS secara terpadu, menyeluruh danberkualitas. Human Immunodeficiency Virus yang dikenal dengan HIVadalah virus yang menyerang sistem imun dan jika tidak diterapi dapat

jdih.tubankab.go.id

Page 34: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 34 -

menurunkan daya tahan tubuh manusia hingga terjadi kondisi AcquiredImmuno Deficiency Syndrome (AIDS). AIDS adalah bentuk lanjut dariinfeksi HIV, yang merupakan kumpulan gejala menurunnya sistemkekebalan tubuh. Infeksi HIV berjalan sangat progresif merusak sistemkekebalan tubuh, sehingga penderita tidak dapat menahan seranganinfeksi jamur, bakteri atau virus.

Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Daerah dalam upayaPenanggulangan HIV dan AIDS secara komprehensif, partisipatif, danberkesinambungan, serta dalam rangka untuk memberikan kepastianhukum dan perlindungan hukum terhadap upaya penanggulangan HIVdan AIDS di Kabupaten Tuban, maka perlu membentuk PeraturanDaerah tentang Penanggulangan HIV dan AIDS.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Huruf a,

Yang dimaksud dengan “asas kemanusiaan” adalah bahwa upayapenanggulangan HIV dan AIDS harus menghormati hak asasimanusia, harkat dan martabat ODHA dan keluarganya, tanpamembedakan agama dan golongan.

Huruf b,

Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah bahwa upayapenanggulangan HIV dan AIDS harus dilakukan secara adil danmerata kepada semua lapisan masyarakat tanpa diskriminasi danstigmatisasi terhadap ODHA dan keluarganya.

Huruf c,

Yang dimaksud dengan “asas kesetaraan gender” adalah bahwaupaya penanggulangan HIV tidak membedakan peran dankedudukan berdasarkan jenis kelamin.

Huruf d,

Yang dimaksud dengan “asas kebersamaan” adalah bahwa upayapenanggulangan HIV harusmelibatkan semua pihak, mulai dariindividu, keluarga, masyarakat, pemerintah daerah, duna usaha,organisasi sosial masyarakat, lembaga swadaya masyarakat danperguruan tinggi.

Huruf e,

jdih.tubankab.go.id

- 2 -

Page 35: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 35 -

Yang dimaksud dengan “asas profesionalitas” adalah bahwa upayapenanggulangan HIV harus dilakukan secara profesional agartepat sasaran dan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki.

Huruf f,

Yang dimaksud dengan “asas transparan” adalah bahwa upayapenanggulangan HIV harus dilakukan secara transparan.

Huruf g,

Yang dimaksud dengan “asas akuntabel” adalah bahwa upayapenanggulangan HIV harusdapat dipertanggung jawabkandihadapan publik.

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6

Cukup Jelas

Pasal 7

Cukup Jelas

Pasal 8

Cukup Jelas

Pasal 9

Cukup Jelas

Pasal 10

Cukup Jelas

Pasal 11

Cukup Jelas

Pasal 12

Cukup Jelas

Pasal 13

Cukup Jelas

Pasal 14

Cukup Jelas

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

jdih.tubankab.go.id

- 3 -

Page 36: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 36 -

Ayat (1)

Upaya pencegahan antara lain dengan cara tidak melakukanhubungan seksual atau dengan memakai kondom atau tidakmelakukan hubungan seksual yang penetratif.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “hubungan seksual berisiko” adalahperilaku hubungan seks yang risiko tinggi untuk tertular danmenularkan HIV seperti penjaja seks dan pelanggannya, laki-lakiyang berhubungan seks dengan laki-laki, orang yang berganti-ganti pasangan seksual, serta pemakai narkoba suntik danpasangan seksualnya.

Pasal 17Cukup Jelas

Pasal 18Cukup Jelas

Pasal 19Cukup Jelas

Pasal 20Cukup Jelas

Pasal 21Cukup Jelas

Pasal 22Cukup Jelas

Pasal 23Cukup Jelas

Pasal 24Cukup Jelas

Pasal 25Cukup Jelas

Pasal 26Cukup Jelas

Pasal 27Cukup Jelas

Pasal 28Cukup Jelas

Pasal 29Cukup Jelas

Pasal 30

Cukup JelasPasal 31

jdih.tubankab.go.id

- 4 -

- 4 -

Page 37: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 37 -

Ayat (1)Cukup Jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “rumah sakit rujukan ARV” adalah RumahSakit yang memiliki fasilitas pengobatan antiretroviral yangmerupakan bagian dari pengobatan HIV dan AIDS untukmengurangi risiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksioportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, danmenurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah sampai tidakterdeteksi.

Pasal 32Cukup Jelas

Pasal 33Cukup Jelas

Pasal 34Cukup Jelas

Pasal 35Cukup Jelas

Pasal 36Ayat (1)

Cukup JelasAyat (2)

Cukup JelasAyat (3)

Yang dimaksud dengan “Infeksi oportunistik” adalah infeksiyang terjadi karena orang dengan sistem kekebalan tubuh yanglemah. Infeksi ini sangat berbahaya bagi orang yang mengidapHIV, karena dapat menyebabkan kematian.

Ayat (4)Cukup Jelas

Ayat (5)Yang dimaksud dengan “pendekatan biopsikososiospiritual”adalah perawatan dan dukungan HIV dan AIDS dilakukandengan pendekatan yang lebih utuh yaitu manusia sebagaimahluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual.

Pasal 37Ayat (1)

Cukup JelasAyat (2)

jdih.tubankab.go.id

- 5 -

Page 38: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 38 -

Cukup JelasAyat (3)

Yang dimaksud dengan “pemberdayaan keterampilan kerja danefikasi diri” adalah upaya yang dilakukan mengarah padamenggali dan memberdayakan kemampuan diri ODHA dankeluarganya untuk mengorganisir dan menggerakkan sumber-sumber tindakan yang dibutuhkan dengan mengembangkanpotensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Ayat (4)Cukup Jelas

Pasal 38

Cukup Jelas

Pasal 39

Cukup Jelas

Pasal 40

Cukup Jelas

Pasal 41

Cukup Jelas

Pasal 42

Cukup Jelas

Pasal 43

Cukup Jelas

Pasal 44

Cukup Jelas

Pasal 45

Cukup Jelas

Pasal 46

Cukup Jelas

Pasal 47

Cukup Jelas

Pasal 48

Cukup Jelas

Pasal 49

Cukup Jelas

Pasal 50

Cukup Jelas

jdih.tubankab.go.id

- 6 -

Page 39: 1 - BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH ...jdih.tubankab.go.id/admin/public/uploads/docs/1575334748-90658304.pdf · Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (Berita

- 39 -

Pasal 51

Cukup Jelas

Pasal 52

Cukup Jelas

Pasal 53

Cukup Jelas

Pasal 54

Cukup Jelas

Pasal 55

Cukup Jelas

Pasal 56Cukup Jelas

Pasal 57Cukup Jelas

Pasal 58Cukup Jelas

Pasal 59Cukup Jelas

Pasal 60Cukup Jelas

Pasal 61Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 119

jdih.tubankab.go.id

- 7 -