bappeda.karawangkab.go.id · 1 bab i pendahuluan 1.1 latar belakang ditengah tantangan realitas...
TRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ditengah tantangan realitas masyarakat dalam berbagai bidang seperti
ekonomi, politik, sosial, budaya dan berbagai aspek seperti konservasi
lingkungan, hak asasi manusia, dan teknologi informasi menghasilkan
sebuah tantangan baru bagi pemerintah sebagai penyelenggara
pemerintahan yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat. Kabupaten
Karawang dihadapkan kepada suatu kompleksitas permasalahan yang
saling terkait antar sektor, meskipun demikian cita-cita pembangunan
Kabupaten Karawang yang sebagaimana amanat Peraturan Daerah
Kabupaten Karawang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Karawang tahun 2005-2025
yaitu Karawang Sejahtera berbasis Pertanian dan Industri adalah sebuah
tujuan akhir yang harus dicapai menuju kemandirian. Dibutuhkan suatu
landasan pemikiran yang komprehensif untuk menangkap peluang dan
tantangan yang ada dimana landasan ini mampu memetakan kerangka
permasalahan secara jelas dan terukur dan juga dapat digunakan untuk
menjawab permasalahan di tengah kompleksitas.
Optimalisasi sumber daya dan peningkatan pemahaman kebutuhan
masyarakat digunakan sebagai acuan untuk menyelenggarakan program
pembangunan. Hadirnya sebuah landasan yang kuat bagi pembangunan di
Kabupaten Karawang akan mampu mencapai tujuan yang diharapkan
dengan sebuah agenda pembangunan yang tepat, efektif, efisien, dan
memiliki dampak yang nyata terhadap seluruh masyarakat dan sektor di
Kabupaten Karawang. Kebijakan Bupati Karawang dalam menyongsong
peradaban baru yang mana Kabupaten Karawang tumbuh dan berkembang
-
2
yang dihadapkan oleh realitas sosial yang begitu dinamis dan saling
terkait, melalui kebijakan konkret untuk melaksanakan pembangunan
yang fokus, terarah, dan efektif melalui Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Karawang dengan issue strategis yang terdiri dari ;
1. Capaian tingkat pendidikan dan kesehatan;
2. Penguatan infrastruktur dan iklim usaha;
3. Pengembangan industri pertanian dan ekonomi berbasis sumber daya
local dan ketahanan pangan;
4. Penanggulangan kemiskinan dan Pengangguran;
5. Penanganan Bencana Alam;
6. Kualitas Sumber Daya Aparatur Pemerintah
7. Pengelolaan persampahan, kebersihan dan lingkungan hidup
8. Pengembangan pariwisata (Diamond Triangel)
9. Penataan Kota menuju Kota Indah dan Kota Terang.
Kesembilan issue strategis ini akan menjadi prioritas pembangunan
dengan berpegang kepada Budaya Sebagai Payung dan Arus Utama dalam
Pembangunan. Pembangunan merupakan sebuah proses yang
direncanakan dalam rangka mencapai kondisi yang lebih baik
dibandingkan keadaan sebelumnya. Aspek pembangunan meliputi sosial,
budaya, ekonomi dan politik, sampai pada perkembangan mutakhir adanya
penyelarasan dengan konservasi lingkungan. Nilai yang dipegang dalam
pembangunan adalah optimalisasi sumberdaya dengan tetap menjaga
kesinambungan serta kualitas lingkungan yang baik. Optimalisasi
sumberdaya mempunyai arti bahwa pembangunan diharapkan dapat
mendayagunakan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar
memiliki nilai kemanfaatan lebih bagi masyarakat. Kesinambungan dan
kualitas lingkungan yang baik diartikan dalam lingkup luas tidak hanya
-
3
berarti mengenai lingkungan alam namun juga lingkungan sosial, budaya
dan politik. Proses optimalisasi atas potensi SDA dan SDM diharapkan agar
mampu membawa dan mendorong kualitas sosial, ekonomi, politik dan
budaya masyarakat lebih berkembang dan terberdayakan. Kedua prasarat
yang saling berkausalitas tersebut merupakan inti dari proses
pembangunan yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan juga tertuang dalam konsitusi yang merupakan upaya
semua komponen bangsa yang dilaksanakan dalam rangka mencapai
tujuan bernegara sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan berdasarkan Pancasila.
Pencapaian tujuan ini dilaksanakan secara bertahap, mulai dari tahapan
yang bersifat jangka panjang, menengah, dan tahunan. Rencana kerja
pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan
rencana pembangunan tahunan daerah. Sebagai dokumen rencana
tahunan daerah, RKPD mempunyai kedudukan yang strategis dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah mengingat beberapa hal sebagai
berikut:
1. RKPD merupakan dokumen yang secara substansial merupakan
penerjemahan dan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah
yang ditetapkan dalam RPJMD dan RPJPD kedalam program dan
kegiatan pembangunan tahunan daerah.
2. RKPD memuat arahan operasional pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan tahunan bagi seluruh satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renja-SKPD).
-
4
3. RKPD merupakan acuan Kepala Daerah dan DPRD dalam menentukan
Kebijakan Umum APBD dan penentuan prioritas serta pagu anggaran
sementara yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
4. RKPD merupakan salah satu instrumen evaluasi kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Melalui evaluasi terhadap
pelaksanaan RKPD ini dapat diketahui sampai sejauh mana capaian
kinerja RPJMD sebagai wujud dari kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah hingga tahun berkenaan.
2015Mengingat posisi strategis dokumen RKPD dalam penyelenggaraan
pemerintahan sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka perhatian yang
besar pantas diberikan sejak awal tahapan penyusunan hingga penetapan
dokumen RKPD sehingga dapat dihasilkan dokumen RKPD yang berkualitas.
Berkualitas dalam hal ini adalah telah memenuhi kriteria sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, antara lain:
1. Disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun sebelumnya.
2. Program prioritas dalam RKPD harus sesuai dengan program prioritas
sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMD pada tahun berkenaan.
3. Program dan kegiatan prioritas dalam RKPD harus konsisten dengan
program dan kegiatan yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan
dalam forum Musrenbang.
4. Program dan kegiatan prioritas dalam RKPD harus dilengkapi dengan
indicator kinerja hasil (outcome) untuk program dan indikator kinerja
keluaran (output) untuk kegiatan, yang bersifat realistis dan terukur.
-
5
5. Program dan kegiatan dalam RKPD harus dilengkapi dengan pendanaan
yang menunjukkan prakiraan maju.
RKPD disusun melalui proses panjang selama kurang lebih 5 (lima)
bulan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan penyusunan RKPD.
Pada tahap persiapan ini serangkaian aktivitas yang dilakukan meliputi:
a. Penyusunan rancangan keputusan kepala daerah tentang
pembentukan tim penyusun RKPD;
b. Orientasi mengenai RKPD oleh tim penyusun RKPD;
c. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RKPD;
d. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.
2. Penyusunan rancangan awal RKPD.
Pada tahap penyusunan rancangan awal RKPD aktivitas yang dilakukan
terdiri atas perumusan dan penyajian rancangan awal RKPD.
a. Perumusan rancangan awal RKPD.
Dilakukan melalui serangkaian kegiatan berikut:
1) Pengolahan data dan informasi.
2) Analisis gambaran umum kondisi daerah.
3) Analisis ekonomi dan keuangan daerah.
4) Evaluasi kinerja tahun lalu.
5) Penelaahan terhadap kebijakan pemerintah nasional.
6) Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD Kabupaten Karawang.
7) Perumusan permasalahan pembangunan di Kabupaten Karawang.
8) Perumusan rancangan kerangka ekonomi dan kebijakan keuangan
daerah.
9) Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah beserta pagu
indikatif.
-
6
10) Perumusan program prioritas beserta pagu indikatif.
11) Pelaksanaan forum konsultasi publik.
12) Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu
indikatif.
b. Penyajian rancangan awal RKPD.
Rancangan awal RKPD disajikan dengan sistematika paling sedikit
sebagai berikut:
1) Pendahuluan.
2) Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu.
3) Rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan.
4) Prioritas dan sasaran pembangunan.
5) Rencana program prioritas daerah.
3. Penyusunan rancangan RKPD.
Penyusunan rancangan RKPD merupakan proses penyempurnaan
rancangan awal RKPD menjadi rancangan RKPD berdasarkan hasil
verifikasi Renja SKPD. Verifikasi sebagaimana dimaksud, adalah
mengintegrasikan program, kegiatan, indikator kinerja dan dana indikatif
pada setiap rancangan Renja SKPD sesuai dengan rencana program
prioritas pada rancangan awal RKPD Kabupaten Karawang.
4. Pelaksanaan Musrenbang RKPD.
Musrenbang RKPD dalam pelaksanaannya dilakukan penggabungan
antara pelaksanaan musrenbang dengan pelaksanaan Forum SKPD.
Selain itu juga diadakan kesepakatan bersama antara SKPD, Bappeda
Proipinsi Jawa barat dan dan Bappeda Kabupaten Karawang mengenai
kegiatan sharing. Proses dan tahapan pelaksanaan yang cukup banyak
serta panjang dilaksanakan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi
dan kesepakatan terhadap rancangan RKPD.
-
7
Penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan sebagaimana
dimaksud, mencakup:
a. Program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah Kabupaten
Karawang dengan arah kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan
propinsi Jawa Barat serta usulan program dan kegiatan hasil
musrenbang Kecamatan dan Desa;
b. Usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat
kepada pemerintah Kabupaten Karawang pada musrenbang RKPD
Kabupaten Karawang dan/atau pada Forum OPD Kabupaten
Karawang;
c. Indikator dan target kinerja program dan kegiatan pembangunan
Kabupaten Karawang;
d. Prioritas pembangunan daerah serta rencana kerja dan pendanaan.
e. Sinergi dengan RKP.
5. Perumusan rancangan akhir RKPD.
Berita acara hasil kesepakatan musrenbang RKPD dijadikan sebagai
bahan penyusunan rancangan akhir RKPD.
6. Penetapan RKPD.
RKPD ditetapkan dengan Peraturan Bupati Karawang setelah RKPD
Propinsi Jawa Barat ditetapkan, hal ini diharapkan agar terjadi
keselarasan antara perencanaan ditingkat propinsi dengan daerah.
Sesuai Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Bappeda menyusun RKPD
berdasarkan hasil musrenbang RKPD dilengkapi dengan pendanaan
yang menunjukan prakiraan maju dilakukan melalui penyelarasan:
-
8
1. Prioritas dan sasaran pembangunan tahunan Propinsi Jawa Barat
dengan program pembangunan daerah yang ditetapkan dalam RKPD
Propinsi Jawa Barat Tahun 2016;
2. Rencana program serta kegiatan prioritas tahunan daerah Propinsi
Jawa Barat dengan indikasi rencana program prioritas yang
ditetapkan dalam RPJMD Propinsi Jawa Barat. Sedangkan mengacu
pada RPJMN dilakukan melalui penyelarasan program dan kegiatan
dengan prioritas pembangunan nasional. Penyusunan RKPD
Kabupaten Karawang Tahun 2016 merupakan penjabaran tahun
ketiga pada RPJPD Kabupaten Karawang 2005 - 2025. RKPD yang
telah ditetapkan digunakan sebagai landasan penyusunan KUA dan
PPAS dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah. RKPD yang telah tetapkan dengan peraturan
kepala daerah digunakan sebagai bahan evaluasi rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD guna memastikan APBD telah
disusun berlandaskan RKPD.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
Peraturan perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan
RKPD Kabupaten Karawang tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 2286);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 4421);
-
9
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik
-
10
Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
96,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4815);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4816);
-
11
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
18. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11);
19. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2009 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2010;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan
Perubahan Kedua dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
cara, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
22. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
(SISRENBANGDA);
23. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2008-2015;
-
12
24. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 2 tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Karawang
Tahun 2005-2025;
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang Tahun
2016 ini merupakan penjabaran dari RPJPD Kabupaten Karawang tahun
2005-2025 yang telah memasuki tahun ketiga.
Dalam penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Karawang Tahun 2016
digunakan sejumlah dokumen perencanaan yang ada di tingkat nasional
maupun daerah (Jawa Barat dan Kabupaten Karawang), yaitu sebagai
berikut:
1.3.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2005-
2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional sudah
ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025,
dengan kerangak fikir terdiri atas pengarusutamaan dan kendala serta
tantangan 9 bidang yaitu ;
1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama
2 . E k o n o m i
3 . I p t e k
4 . S a r a n a d a n Prasarana
5 . P o l i t i k
6 . H a n k a m
7 . H u k u m d a n Aparatur
8 . W i l a y a h d a n Tata Ruang
-
13
9 . S D A d a n L H m e l a l u i p e m a n f a a t a n i p t e k d a n
p o t e n s i S D A d a n S D M u n t u k m e n g h a s i l k a n
d a y a s a i n g d i b i d a n g e k o n o m i d a l a m r a n g k a
m e n g h a s i l k a n i n c l u s i v e d e v e l o p m e n t .
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tersebut menjadi
acuan penyusunan Rancangan Awal RKPD Kabupaten Karawang,
khususnya dalam menjabarkan program-program nasional. Program
yang bersifat antara lain dapat dilihat pada Instruksi Presiden Nomor 3
Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Inpres ini
memuat program-program yang dinaungi ke dalam Program Pro-Rakyat,
Program Keadilan untuk Semua (justice for all); dan Program Pencapaian
Tujuan Milenium (Millenium Development Goals - MDGs).
1.3.2. Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita) pada RKP tahun 2016
C1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;
C2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis dan terpercaya
C3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan
C4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat
dan terpercaya
C5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia
C6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional
C7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik
-
14
C8. Melakukan revolusi karakter bangsa
C9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
indonesia
1.3.3. RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2013-2018 juga menjadi pedoman dalam rangka
Penyusunan RKPD Tahun 2016, dimana diharapkan setiap daerah
dalam rangka penyusunan RKPD Tahun 2016 dan penyelenggaraan
Musrenbang Tahun 2016 memperhatikan Arah Kebijakan
Pembangunan Daerah yang untuk Kabupaten Karawang menetapkan
arah kebijakan pembangunan daerah melalui prioritas pembangunan
berdasarkan 10 (sepuluh) common goals Propinsi Jawa Barat yaitu ;
1. CG1 : Meningkatkan Aksesibilitas dan Mutu Pendidikan (C5)
2. CG2 : Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Layanan
Kesehatan(C5)
3. CG3 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah, Energi dan Air Baku(
C3), (C7)
4. CG4 : Meningkatkan Ekonomi Pertanian (C7)
5. CG5 : Meningkatkan Ekonomi Non Pertanian (C6)
6. CG6 : Meningkatkan pengelolaan Sumberdaya Alam, lingkungan
hidup dan kebencanaan (C7)
7. CG7 : Meningkatkan pengelolaan seni, budaya dan wisata serta
kepemudaan dan Olahraga (C8), (C9)
8. CG8 : Meningkatkan ketahanan keluarga dan kependudukan (C5)
9. CG9 : Menanggulangi kemiskinan, Penyandang Masalah
kesejahteraan Sosial dan Keamanan (C1)
-
15
10. CG10 Moderisasi Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan
(C2),(C3), (C4)
1.3.4.Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Karawang 2005-2025.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Karawang Tahun 2005-2025 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2005-2020; memuat visi, misi dan
program prioritas Kabupaten Karawang dan rancangan rencana
teknokratik, untuk periode perencanaan 20 tahunan. Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2016 ini
merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJPD Kabupaten Karawang
2005-2025, dengan misi sebagai berikut ;
Misi 1 :
Mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan berakhlak dalam
lingkungan kehidupan sosial yang berbudaya dan beradab
Misi 2 :
Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing,
berkualitas dan rasional yang digerakan oleh sektor pertanian dan
industri
Misi 3 :
Mewujudkan kabupaten karawang yang produktif, nyaman, indah dan
lestari
Misi 4 :
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang mandiri, profesional dan
akuntabel dalam kerangka otonomi daerah
-
16
1.3.5. RENJA – SKPD
Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode
satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tahapan awal
yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja
SKPD yang definitif. Rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun
2016 sebagai bahan untuk penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten
Karawang Tahun 2016. Prinsip-prinsip di dalam penyusunan
Rancangan Renja SKPD, adalah sebagai berikut:
a. Mengacu pada rancangan awal RKPD Tahun 2016, yang digunakan
sebagai acuan perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan
pagu indikatif dalam Renja SKPD Tahun 2016, sesuai dengan
rencana program prioritas pada rancangan awal RKPD Tahun 2016.
b. Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
periode sebelumnya, sebagai acuan perumusan kegiatan alternatif
dan/atau baru untuk tercapainya sasaran Renstra SKPD
berdasarkan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.
c. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sebagai acuan
perumusan tujuan, sasaran, kegiatan, kelompok sasaran, lokasi
kegiatan serta prakiraan maju dalam rancangan Renja SKPD, serta
dapat menjawab berbagai isu-isu penting terkait dengan
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.
d. Memasukkan usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan yang
terkait dengan SKPD, sebagai acuan perumusan kegiatan dalam
-
17
rancangan Renja SKPD, mengakomodir usulan masyarakat yang
selaras dengan program prioritas yang tercantum dalam rancangan
awal RKPD.
Selain itu RKPD Kabupaten Karawang juga mengacu,
memperhatikan, diserasikan dengan RKP Nasional dan RKPD Provinsi
Jawa Barat dalam rangka sinkronisasi perencanaan pembangunan
daerah dengan pusat melalui forum musyawarah perencanaan
pembangunan (Musrenbang). Sinkronisasi yang dimaksud terutama
dalam hal penetapan prioritas pembangunan daerah yang relevan
dengan provinsi maupun pusat. Hal ini merupakan perwujudan
keterpaduan dan kesatuan perencanaan pembangunan secara nasional,
dengan tetap memperhatikan kondisi, potensi serta dinamika
perkembangan daerah, nasional dan global. Hubungan antar dokumen
perencanaan pembangunan bersifat saling mengisi dan melengkapi
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yang mencakup semua
bidang kehidupan secara terpadu dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam konteks pembangunan yang berdimensi kewilayahan,
perencanaan pembangunan daerah haruslah disinergikan dengan
dokumen perencanaan tata ruang wilayah (RTRW) baik dalam skala
lokal, regional maupun nasional. Perencanaan pembangunan yang
berorientasi pada kewilayahan akan memberikan kejelasan sasaran
serta target pembangunan di berbagai aspek dan wilayah. Pada
gilirannya dapat menghasilkan pembangunan yang lebih efektif, efisien
dan bermanfaat secara maksimal di setiap wilayah pembangunan.
Untuk melihat hubungan antar dokumen pada tiap jenjang dan
tingkatan pemerintahan, dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:
-
18
1.4. Sistematika Dokumen RKPD
RKPD Kabupaten Karawang tahun 2016 disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini memuat tentang latar belakang penyusunan dokumen
RKPD, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika
dokumen RKPD, serta maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD
Kabupaten Karawang Tahun 2015.
1.1. LatarBelakang
Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses penyusunan
RKPD, kedudukan RKPD tahun 2015 dalam periode dokumen RPJMD,
keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen RPJMD, Renstra
SKPD, Renja SKPD serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan
RAPBD.
-
19
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam
penyusunan RKPD, baik yang berskala nasional, maupun local.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Bagian ini menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang
relevan beserta penjelasannya.
1.4. Sistematika Dokumen RKPD
Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD serta garis besar
isi setiap bab didalamnya.
1. Maksud dan Tujuan
Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RKPD
dan sasaran penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Karawang Tahun
2016.
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Bagian ini menjelaskan tahapan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu
menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga
memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan
sebagai bahan acuan. Capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan
menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan daerah
di Kabupaten Karawang.
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bagian ini menjelaskan dan menyajikan gambaran umum
kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta
indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.
-
20
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
2.2.Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun
2014
Mengemukakan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan daerah tahun 2014.
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan
tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan
ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah
daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah
meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan 2015 dan
Perkiraan Tahun 2016
3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015
dan Tahun 2016
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah
3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
-
21
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN
2016
Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran
pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi
pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan
dalam RPJMD.
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
4.2. Prioritas Pembangunan Daerah
BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
DAERAH
Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas
daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan,
kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan
dalam RPJMD.
BAB VI PENUTUP
Menguraikan tentang pedoman pelaksanaan dan kaidah pelaksanaannya.
1.5. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Karawang Tahun 2016
adalah untuk mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar sektor
pembangunan dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi
alokasi berbagai sumber daya dalam pembangunan daerah. Tujuan dari
penyusunan RKPD ini sebagai pedoman dalam penyusunan perencanaan
pembangunan tahunan daerah Kabupaten Karawang yang bersumber dari
dana APBD maupun dana non APBD, dan merupakan dasar hukum
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan bagi
:
-
22
1. Penyusunan Renja SKPD, KUA-PPAS, serta APBD Kabupaten Karawang
tahun 2016;
2. Memfasilitasi berbagai potensi sumber daya masyarakat/ swasta/
institusi non pemerintah dalam mendukung pelaksanaan pembangunan
Kabupaten Karawang Tahun 2016.
Plt. BUPATI KARAWANG,
dr. CELLICA NURRACHADIANA
-
23
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
Wilayah Kabupaten Karawang secara geografis terletak
antara 107° 02’-107° 40’ BTdan 5° 56’-6° 34’ LS, termasuk daerah
dataran yang relatif rendah, mempunyai variasi ketinggian wilayah
antara 0-1.279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 -
20, 2-150, 15-400, dan diatas 400 dengan suhu rata-rata 270 C. Topografi
di KabupatenKarawang sebagian besar berbentuk dataran yang relatif
rendah (25 m dpl) terletak pada bagianutara mencakup Kecamatan
Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Pedes, Rengasdengklok,
Kutawaluya,Tempuran, Cilamaya, Rawamerta, Telagasari, Lemahabang,
Jatisari, Klari, Karawang,Tirtamulya, sebagian Telukjambe, Jayakerta,
Majalaya, sebagian Cikampek dan sebagian Ciampel. Hanya sebagian kecil
wilayah yang bergelombang dan berbukit-bukit di bagian selatandengan
ketinggian antara 26 – 1.200 dpl. Daerah perbukitan tersebut antara lain :
Gunung Pamoyanan, Dindingsari, Golosur, Jayanti, Godongan, Rungking,
Gadung, Kuta, Tonjong, Seureuh, Sinalonggong, Lanjung dan Gunung
Sanggabuana. Terdapat pula Pasir Gabus, Cielus,Tonjong dengan ketinggian
bervariasi antara 300-1.200 m dpl dan tersebar di KecamatanTegalwaru,
sebagian kecil Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan Ciampel.Kabupaten
Karawang terutama di pantai utara tertutup pasir pantai yang
merupakanbatuan sedimen yang dibentuk oleh bahan – bahan lepas
terutama endapan laut dan alluviumvulkanik. Di bagian tengah ditempati
oleh perbukitan terutama dibentuk oleh batuan sedimen,sedangkan
-
24
dibagian selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291
m dpl,yang mengandung endapan vulkanik. Kabupaten Karawang dilalui
oleh beberapa sungai yangbermuara di Laut Jawa. Sungai Citarum
merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang denganKabupaten
Bekasi, sedangkan sungai Cilamaya merupakan batas wilayah dengan
KabupatenSubang. Selain sungai, terdapat 3 buah saluran irigasi yang
besar, yaitu : Saluran Induk TarumUtara, Saluran Induk Tarum Tengah,
dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan
sawah, tambak dan pembangkit tenaga listrik. Luas wilayah Kabupaten
Karawang 1.753,27 Km2 atau 175.327 Ha, luas tersebut merupakan 4,72
% dari luas Provinsi Jawa Barat (37.116,54 Km2) dan memiliki laut seluas 4
Mil x 84,23 Km, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Batas Alam yaitu Laut Jawa.
Sebelah Timur : Kabupaten Subang
Sebelah Tenggara : Kabupaten Purwakarta
Sebelah Selatan : Kab. Bogor dan Kabupaten Cianjur
Sebelah Barat : Kabupaten Bekasi.
Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah yang
memiliki lahan subur di Jawa Barat, sehingga sebagian besar
lahannya digunakan untuk pertanian. Wilayah ini, secara
administrasi terdiri dari 30 kecamatan, 297 desa dan 12
kelurahan. Penamaan Kecamatan baru menurut Peraturan Daerah
Kabupaten Karawang Nomor 3 Tahun 2004 yaitu tentang
Pembentukan dan Pemekaran Kecamatan, yaitu:
-
25
1. Kecamatan Pangkalan
2. Kecamatan Tegalwaru
3. Kecamatan Ciampel
4. Kec.Telukjambe Tmr
5. Kec. Telukjambe Brt
6. Kecamatan Klari
7. Kecamatan Cikampek
8. Kecamatan Purwasari
9. Kec. Tirtamulya
10. Kecamatan Jatisari
11. Kecamatan Banyusari
12. Kecamatan Kotabaru
13. Kec Cimalaya Wetan
14. Kec Cilamaya Kulon
15. Kec Lemahabang
16. Kecamatan Telagasari
17. Kecamatan Majalaya
18. Kec. Karawang Timur
19. Kec. Karawang Barat
20. Kecamatan Rawamerta
21. Kecamatan Tempuran
22. Kecamatan Kutawaluya
23. Kec. Rengasdengklok
24. Kecamatan Jayakerta
25. Kecamatan Pedes
26. Kecamatan Cilebar
27. Kecamatan Cibuaya
28. Kecamatan Tirtajaya
29. Kecamatan Batujaya
30. Kecamatan Pakisjaya
-
26
Gambar 2.1 Kabupaten Karawang sebagai Lingkup Wilayah Perencanaan
Kabupaten Karawang beriklim tropis, mempunyai musim
yang hampir sama dengan wilayah di Kabupaten wilayah Pantai
Utara Jawa pada umumnya, yaitu musim kemarau dan musim
hujan dengan suhu rata-rata berkisar antara 26,80 celcius sampai
-
27
dengan 27,70 celcius. Potensi sumberdaya air di Kabupaten
Karawang terdiri atas sumberdaya air permukaan (sungai, danau,
dan waduk) dan air tanah. Pemanfaatan air tanah di Kabupaten
Karawang terutama dari endapan aluvial hasil sedimentasi sungai
berumur resen(Qa). Daratan Kabupaten Karawang tidak terlepas
dari pegunungan dan bukit yang terdapat di hampir seluruh
Kabupaten wilayah selatan Jawa Barat dengan kategori
kemiringan diatas 40%. Kemiringan lereng di Kabupaten Karawang
sebagian besar datar, yaitu sebesar 80,44% luas lahan.
Kabupaten Karawang diarahkan menjadi salah satu
gerbang (gateway city) pembangunan di wilayah Indonesia bagian
barat sebagai penyangga Ibukota Negara. Dikenal juga sebagai
gudang beras dan lumbung pangan nasional.
Kabupaten Karawang di sektor sumber daya alam memiliki
potensi pertambangan/bahan mineral berupa batu kapur yang
terdapat di Wilayah Selatan (Kecamatan Pangkalan dan
Tegalwaru). Wilayah Kabupaten Karawang berdasarkan kondisi
geologis merupakan kawasan yang relatif aman dari bencana
gempa bumi, walaupun mempunyai resistensi dari beberapa
potensi bencana seperti: banjir (kawasan perkotaan disepanjang
hilir sungai dan pesisir laut); tanah longsor (Pangkalan,
Tegalwaru).
Kabupaten Karawang juga mempunyai potensi pariwisata
berupa wisata alam, budaya, dan sejarah. Wisata Alam berupa
keindahan pantai dan curug antara lain Pantai Tanjung Baru,
Pantai Tanjung Pakis, Pantai Pisangan, Pantai Samudra Baru,
Curug Cigeuntis, Curug Bandung, Curug Koleangka, Curug Lalay;
-
28
wisata sejarah berupa Tugu Perjuangan Rengasdengklok, Rumah
Sejarah Ir Soekarno di Rengasdengklok, Monumen Rawagede, Situs
Candi Jiwa dan candi Blandongan dan Monumen Surotokunto.
Kabupaten Karawang memiliki luas wilayah 175.327 Ha.
Hingga tahun 2009 (BPN Kabupaten Karawang, 2009) penggunaan
lahan di Kabupaten Karawang sebagian besar terdiri dari areal
pesawahan dengan luas mencapai 89.614 Ha (51,11%), yang
sebagian besar telah didukung oleh sistem irigasi. Oleh karena itu
Karawang dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat.
Dengan luas wilayah 1.753,27 km2 atau 3,73% dari luas
Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Karawang merupakan salah satu
daerah yang memiliki lahan subur di Jawa Barat, sehingga
sebagian besar lahannya digunakan untuk pertanian.
Luas seluruh lahan di Kabupaten Karawang adalah
175.327 Ha dengan perincian sebagai berikut ; Lahan sawah
seluas 94.331 Ha dan lahan kering seluas 77.798 Ha. Dari jumlah
tersebut sebesar 28,33% digunakan untuk bangunan dan halaman
sekitarnya.
2.1.1.Aspek Demografi
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Karawang Tahun 2014, dapat diketahui bahwa
perkembangan penduduk Kabupaten Karawang selama beberapa tahun
terakhir senantiasa bertambah dari tahun ke tahun dengan tingkat
pertumbuhan relative sedang dan berfluktuasi. Jumlah penduduk
Kabupaten Karawang pada tahun 2010 sebesar 2.127.791 jiwa,
kemudian berkembang menjadi 2.165.996 jiwa pada tahun 2011 atau
mengalami pertambahan sebesar 1,92%, tahun 2012 bertambah menjadi
-
29
2.207.181 jiwa atau mengalami pertumbuhan 1,77%. Sedangkan untuk
tahun 2013, data dari Dinas kependudukan dan pencatatan Sipil
Kabupaten Karawang sampai dengan tanggal 31 januari 2013 penduduk
Kabupaten Karawang berjumlah 2.075.748 jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk 3,91%, penduduk pendatang mencapai 19.031
jiwa dengan jumlah kelahiran mencapai 60.019 jiwa
Pada tahun 2014 penduduk Kabupaten Karawang telah mencapai
2.250.120 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,1 %
kondisi ini menurun jika dibandingkan angka pada tahun 2013 yang
lalu.
Dilihat dari komposisi penduduk menurut pendidikan dan
lapangan usaha maka jumlah penduduk Kabupaten Karawang dapat
dilihat pada matrik sebagai berikut;
No.Tingkat
Pendidikan2009 2010 2011 2012 2013 2014*
1. ≤SD 1.178.930 1.053.679 1.075.044 1.101.014 1.112.657 1.128.351
2. SLTP 287.902 305.005 311.440 318.964 322.337 326.879
3. SLTA 251.088 309.484 315.295 322.911 326.326 330.925
4. Diploma 42.228 51.790 52.781 54.056 54.628 55.395
-
30
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi dilakukan terhadap pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB
per kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia,
Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional),
persentase penduduk di atas garis kemiskinan, dan angka
kriminalitas yang tertangani.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Tujuan pembangunan ekonomi (bersifat multidimensional)
adalah menciptakan pertumbuhan dan perubahan struktur
ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan
kemiskinan, mengurangi ketimpangan (disparity), dan
pengangguran. Sejalan dengan hal tersebut, maka pembangunan
ekonomi daerah menghendaki adanya kerjasama diantara
pemerintah, sektor swasta (privat sektor), dan masyarakat dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki oleh wilayah tersebut dalam
No.Lapangan
Usaha2009 2010 2011 2012 2013 2014*
1. Pertanian dan
Perikanan
226.728 197.346 174.520 168.224 141.219 160.819
2. Perdagangan236.029 232.405 291.092 277.808 264.727 266.962
3. Industri145.659 192.838 186.203 242.865 214.259 227.295
4. Seluruh
Lapangan
Usaha
815.854 808.590 880.087 917.556 875.213 912.864
-
31
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja
seluas-luasnya. Indikator keberhasilan pembangunan ditunjukkan
oleh pertumbuhan ekonomi dan berkurangnya ketimpangan baik
di dalam distribusi pendapatan penduduk maupun antar wilayah.
Berbagai masalah timbul dalam kaitan dengan pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi wilayah, dan terus mendorong
perkembangan konsep-konsep pertumbuhan ekonomi wilayah.
Dalam kenyataannya banyak fenomena tentang pertumbuhan
ekonomi wilayah. Kesenjangan (ketimpangan) wilayah dan
pemerataan pembangunan menjadi permasalahan utama dalam
pertumbuhan wilayah, bahkan beberapa ahli berpendapat bahwa
pertumbuhan ekonomi wilayah tidak akan bermanfaat dalam
pemecahan masalah kemiskinan. Beberapa perbedaan antara
wilayah dapat dilihat dari beberapa persoalan seperti, potensi
wilayah, pertumbuhan ekonomi, investasi (domestik dan asing),
luas wilayah,konsentrasi industri, transportasi, pendidikan,
budaya dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi wilayah
adalah pertumbuhan pendapatan masyarakat secara keseluruhan
yang terjadi di wilayah tersebut,yaitu kenaikan seluruh nilai
tambah yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan
berdampak terhadap ketimpangan dalam distribusi pendapatan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai
tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan
perekonomian di seluruh daerah dalam tahun tertentu atau
periode tertentu dan biasanya satu tahun. Laju pertumbuhan
ekonomi yang dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar
harga konstan Tahun yang bersangkutan terhadap Tahun
-
32
sebelumnya merupakan salah satu indikator makro untuk melihat
perekonomian secara riil di suatu wilayah.Pertumbuhan ekonomi
dapat dipandang sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan oleh semua sektor kegiatan ekonomi yang ada di
suatu wilayah selama kurun waktu tertentu.
Secara umum kinerja perekonomian Kabupaten Karawang
selama periode Tahun 2011-2014 mengalami fluktuasi,
sebagaimana tabel sebagai berikut ;
Tabel 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Karawang Tahun 2011-
2014
Tabel diatas dapat kita analisis bahwa terjadi fluktuasi LPE
baik dengan migas maupun tanpa Migas dengan rata-rata laju
pertumbuhan ekonomi mencapai 8,91 persen per Tahun.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karawang, secara sektoral
didominasi oleh sektor Bangunan, dimana pada Tahun 2011 sektor
No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014*
1. Pertanian 7,05 -3,94 2,33 2,312. Pertambangan dan Penggalian -2,41 -6,64 3,27 -10,423. Industri Pengolahan 8,41 6,48 9,14 9,154. Listrik dan Air Bersih 11,19 7,88 6,84 8,495. Bangunan 137,46 19,47 5,67 8,446. Perdagangan, Hotel dan Restoran
2,95 1,97 8,088,49
7. Angkutan dan Komunikasi 0,22 0,35 8,74 8,768. Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 9,42 28,81 12,628,82
9. Jasa-jasa 3,34 10,05 6,69 7,89LPE DENGAN MIGAS 8,97 5,44 7,92 7,87LPE TANPA MIGAS 9,47 5,75 8,06 8,53
-
33
ini memberikan kontribusi sebesar 137,46 persen walaupun pada
tahun-tahun selanjutnya mengalami penurunan. Laju
pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Kabupaten Karawang
selama periode 2011–2014 relatif mengalami flktuasi. Tahun 2011
sebesar 7,05 persen kemudian turun menjadi minus 3,94 persen
pada Tahun 2012, namun kemudian pada tahun 2013 dan 2014
mengalami kenaikan kembali ke angka positif yaitu 2,33 persen
ditahun 2013 dan 2,31 persen ditahun 2014.
Aktifitas masyarakat di Kabupaten Karawang tidak jauh
berbeda dengan masyarakat pada umumnya di daerah lain di Jawa
Barat Bagian Utara yaitu bertani. Namun seiring dengan
berkembangnya industri baik besar, menengah dan sedang di
Kabupaten Karawang, maka kegiatan pada sektor industri
manufaktur, industri sedang, perdagangan, hotel, restoran dan
jasa mendominasi perekonomian masyarakatnya. Khusus pada
sektor pertanian, sub-sektor pertanian tanaman padi dan
subsektor perikanan budidaya memegang peranan penting karena
penduduk Kabupaten Karawang banyak bergantung pada hasil
pertanian, mengingat potensi dan kondisi alamnya yang
didominasi oleh areal pertanian yang mencapai 195,924 ha, maka
masyarakat Kabupaten Karawang sangat mengandalkan pada
sektor pertanian selain sector industri yang semakin pesat
perkembangannya seiring mulai beralihnya orientasi investasi
keluar DKI Jakarta dan Bekasi. Hal ini dapat dilihat dalam PDRB
Kabupaten Karawang menurut lapangan usaha dalam tabel di
bawah ini:
-
34
Tabel 2.2 Peranan PDRB Kab. Karawang
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2014 (juta rupiah/persen) Kabupaten Karawang
Tahun 2011-2014 No. Lapangan
Usaha 2011 2012 2013 2014*
1. Primer (Pertanian
dan Pertambang
an)
7.641.769,23 (11,38)
7.903.483,97 (11,08)
8.939.007,65 (10,94)
9.816.983,00 (10,39)
2. Sekunder (Industri,
Listrik, Air dan
Bangunan)
41.415.747,94
(61,67)
44.012.703,57 (61,71)
50.017.750,99
(61,23)
7.535.898,65 (60,90)
3. Tersier (Perdagang
an, Angkutan
dan Komunikasi dan Jasa)
18.101.850,44
(26,95)
19.405.256,94 (27,21)
22.725.916,78
(27,82)
27.120.818,09
(28,71)
PDRB
67.159.367,61 (100,00)
71.321.444,48 (100,00)
81.682.675,42
(100,00)
94.473.699,74
(100,00)
Sumber : BPS Kabupaten Karawang Keterangan : *) = angka sementara
Kontribusi sektor primer atas dasar harga berlaku pada
tahun 2014 mengalami penurunan dari 11,38 persen pada tahun
2011, 11,08 persen pada tahun 2012 dan 10,94 pada tahun 2013.
Untuk sektor sekunder, pada tahun 2014 juga mengalami
penurunan dari 61,67 persen di tahun 2011, naik 61,71 persen di
tahun 2012, turun pada angka 61,23 persen ditahun 2013 dan
60,90 itahun 2014. Untuk sektor tersier, pada tahun 2014
mengalami kenaikan dari 26,95 persen pada tahun 2011, 27,21
persen pada tahun 2012, 27,82 persen di tahun 2013 dan 28,71
-
35
pada tahun 2014. Distribusi persentase PDRB secara sektoral
menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam pembentukan
PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor
maka semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam
perkembangan ekonomi. Kontribusi sektor tersier tersebut
memperlihatkan bahwa Kabupaten Karawang selain sebagai
daerah berbasis industri juga telah mulai berkembang menuju ke
arah daerah berbasis perdagangan dan jasa.
Tabel 2.3 Struktur Ekonomi Kabupaten Karawang Tahun 2011-2014
Atas Dasar Harga Berlaku (persen)
Sumber : BPS Kabupaten Karawang Keterangan : *) = angka sementara
Analisis sektor menunjukkan bahwa peranan sektor industri
pengolahan pada tahun 2014 tetap merupakan sektor terunggul
dan terbesar kontribusinya dalam pembentukan PDRB Kabupaten
Karawang, yaitu sebesar 50,93 persen. Disusul kemudian oleh
sektor perdagangan dan pertanian, yang masing-masing
menyumbang sebesar 19,21 persen dan 8,17 persen. Sedangkan 3
sektor penyumbang terkecil dalam pembentukan PDRB Kabupaten
Karawang tahun 2014 adalah sektor keuangan sektor
pertambangan dan sektor angkutan dan komunikasi.
No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014*
1. Pertanian 8,09 7,85 8,29 8,17
2. Pertambangan dan Penggalian 2,69 2,17 2,35 2,22
3. Industri Pengolahan 52,76 51,90 50,82 50,93
4. Listrik dan Air Bersih 3,27 3,31 3,71 3,60
5. Bangunan 2,88 3,70 5,88 6,38
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 21,09 21,59 19,25 19,21
7. Angkutan dan Komunikasi 5,23 5,46 1,91 3,46
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
1,19 1,23 1,81 2,00
9. Jasa-jasa 2,80 2,79 5,98 4,04
PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00
-
36
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan indikator
makro ekonomi yang diturunkan dari PDRB atas dasar harga
konstan. Dengan memperhatikan LPE dan sektor-sektor yang
membentuk PDRB, dapat diketahui sektor atau lapangan usaha
yang mengalami pertumbuhan yang cepat dalam suatu
perekonomian daerah. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE)
Kabupaten Karawang tahun 2014 dengan memperhitungkan
kontribusi sektor migas diperkirakan mencapai angka 7,87 %
dengan tingkat inflasi sebesar 8,90* %. (*=angka sangat
sementara).
Tabel 2.4 Angka Agregatif PDRB Kabupaten Karawang, PDRB Perkapita, LPE
Sektor Migas, Tingkat Inflasi Tahun 2011-2014
Sumber : BPS Kabupaten Karawang Keterangan : *) = angka revisi; **) = angka estimasi
Tumpuan harapan pergerakan roda perekonomian yang
realistis, bukan lagi bersumber pada keunggulan sumberdaya alam
yang ada (comparative advantage) melainkan kemampuan untuk
mengolah dan menghasilkan produk unggulan yang berkualitas
(competitive advantage). Besaran tingkat pertumbuhan ekonomi
yang berada pada angka 7,87 persen tidak dibarengi dengan
No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014*1. PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku
(Juta Rp)
48.283.356 58.884.000 67.159.368 71.321.444 81.682.675 94.473.700
2. PDRB Atas Dasar
Harga Konstan
(Juta Rp)
19.712.339 22.052.92724.031.629
25.339.137 27.346.412 29.498.263
3. PDRB Perkapita
Atas Dasar Harga
Berlaku (Rp)
23.513.743 27.673.85131.006.229
32.433.905 36.704.996 41.986.072
4. PDRB Perkapita
Atas Dasar Harga
Konstan (Rp)
9.599.807 10.158.50711.081.071
11.523.143 12.288.407 13.109.640
5. LPE Migas (%) 7,40 11,878.97
5.44 7,92 7,87
6. Inflasi (%) 2,05 7,73 3,21 3,86 8,87 8,90
-
37
penurunan tingkat inflasi (IHK) yang berada pada 8,90 persen, hal
tersebut disebabkan nilai tambah ekonomi yang terbentuk tidak
seluruhnya dinikmati oleh kalangan pekerja (penduduk Kabupaten
Karawang) melainkan ada porsi yang menjadi bagian
pengusaha/pemilik modal (diantaranya surplus usaha, deviden
dan sebagainya) yang sebagian besar merupakan orang asing.
Bila dicermati secara lebih detil, pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Karawang pada tahun 2014, berada pada catatan
positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa walaupun terjadi krisis
ekonomi global dengan menurunnya harga minyak mentah dan
krisis di Timur Tengah , perekonomian di Kabupaten Karawang
dapat diandalkan.
Tabel 2.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karawang
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2014 (Persen)
Sumber : BPS Kabupaten Karawang Keterangan : *) = angka sementara
LPE menurut sektor menunjukkan bahwa sektor industri
pengolahan menduduki peringkat pertama dalam urutan Sembilan
No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014*
1. Pertanian 7,05 -3,94 2,33 2,312. Pertambangan dan Penggalian -2,41 -6,64 3,27 -10,423. Industri Pengolahan 8,41 6,48 9,14 9,154. Listrik dan Air Bersih 11,19 7,88 6,84 8,495. Bangunan 137,46 19,47 5,67 8,446. Perdagangan, Hotel dan Restoran
2,95 1,97 8,088,49
7. Angkutan dan Komunikasi 0,22 0,35 8,74 8,768. Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 9,42 28,81 12,628,82
9. Jasa-jasa 3,34 10,05 6,69 7,89LPE DENGAN MIGAS 8,97 5,44 7,92 7,87LPE TANPA MIGAS 9,47 5,75 8,06 8,53
-
38
sektor/lapangan usaha, yang diikuti oleh sektor keuangan dan
sektor angkutan dan komunikasi.
Indikator yang dipakai untuk menggambarkan tingkat
kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan
perkapita (percapita income). Semakin tinggi pendapatan yang
diterima penduduk disuatu wilayah maka tingkat kemakmuran di
wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik.PDRB
atas dasar harga berlaku menggambarkan besarnya nilai tambah
domestik bruto perpenduduk secara nominal, sedangkan PDRB
perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui
nilai tambah nyata serta pertumbuhan nyata perkapita. Angka
tersebut diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun.
PDRB perkapita Kabupaten Karawang mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Dari jumlah penduduk
sebanyak 2.250.120 jiwa pada tahun 2014, PDRB perkapita
berlaku Kabupaten Karawang sebesar Rp. 41.986.072, hal tersebut
menunjukkan terjadinya peningkatan sebesar 12,04 persen
dibandingkan dengan PDRB perkapita di tahun 2011 yang berada
pada nilai Rp. 31.006.229
Kendati demikian peningkatan PDRB perkapita tersebut
masih belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli
masyarakat Kabupaten Karawang secara umum, walaupun indeks
daya beli menunjukkan peningkatan, karena PDRB perkapita yang
dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih
mengandung faktor inflasi yang berpengaruh terhadap daya beli
-
39
masyarakat, terutama masyarakat yang berada pada tingkat
menengah ke bawah.
Tabel 2.6 Perkembangan dan Nilai Pendapatan Perkapita
Kabupaten Karawang Tahun 2011-2014
Sumber : BPS Kabupaten Karawang Keterangan : *) = angka perbaikan **) = angka sementara
2. Angka Kemiskinan
Ada beberapa definisi kemiskinan yang menjadi rujukan pada
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Program
Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Karawang tahun 2011-2015
diantaranya Definisi Kemiskinan menurut Bappenas (2004) yaitu ;
Kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu
memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
Hak-hak dasar itu antara lain ;
- Terpenuhinya kebutuhan pangan
- Kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Tahun PendapatanperkapitaADHBPerubahanADHB(%)
PendapatanperkapitaADHK
PerubahanADHK(%)
2008 20.965.082 15,39 9.065.536 8,87
2009 23.513.743 12,16 9.599.807 5,89
2010 27.673.851 17,69 10.364.236 7,96
2011 31.006.229 12,04 11.094.955 7,05
2012 32.433.905 4,40 11.523.143 3,72
2013 36.704.996 13,17 12.288.407 6,64
2014*41.986.072 14,39 13.109.640 6,68
-
40
- Rasa amandari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan
Sedangkan kemiskinan menurut konsep BPS adalah adalah
kemampuan memenuhkebutuhan dasar (basic needs approach) “
Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan
(diukur dari sisi pengeluaran)”
Analisis kemiskinan yang terjadi dapat dilakukan melalui
metode sebagai berikut ;
Berapa banyak penduduk
miskin atau seberapa parah
masalah kemiskinan yang
terjadi
Mengukur Kemiskinan
Siapa yang miskin Profil Kemiskinan
Mengapa mereka miskin Determinan kemiskinan
Apa yang terjadi pada orang
miskin jika…….?
Impilkasi kebijakan
Ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan di Indonesia,
termasuk di Kabupaten Karawang.Pertama, banyak rumah tangga
yang berada di bawah dan di sekitar garis kemiskinan nasional, yang
setara dengan Rp. 266.597/kapita/bulan atau setara dengan Rp.
8.886,57 / kapita/hari (2010), sehingga banyak penduduk yang
meskipun tergolong tidak miskin tetapi rentan terhadap kemiskinan.
Kedua, ukuran kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga
tidak menggambarkan batas kemiskinan yang sebenarnya. Banyak
orang yang mungkin tidak tergolong «miskin dari segi pendapatan
dapat dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses
terhadap pelayanan dasar serta rendahnya indikator-indikator
pembangunan manusia. Ketiga, mengingat sangat luas dan
-
41
beragamnya wilayah Indonesia, perbedaan antar daerah merupakan
ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.
a. Penduduk Miskin
BPS mendefinisikan bahwa Penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan
di bawah Garis Kemiskinan.
Sedangkan jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Karawang dapat dilihat pada gambar berikut ini ;
B. Fokus Kesejahteraan Sosial
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan
terhadap indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah,
angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka
partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan
hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio penduduk
yang bekerja. Selama lima tahun terakhir, Angka-angka ini
26.7 25.6 25.228.6
32.129.4 28.3
26.5 26.0 25.7 24.4
14.55 13.60 13.2814.93
16.5114.83 14.00 12.90 12.21 11.80 11.10
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
Jumlah Penduduk Miskin ( x 10.000) % Penduduk Miskin
-
42
menunjukkan tren meningkat, walaupun jika dibandingkan dengan
standar yang ada, belum mencapai target dan standar yang ditetapkan.
1. Pendidikan Ada beberapa indikator pendidikan diantaranya angka transisi,
angka drop out, angka repetisi, angka partisipasi, dan lain-lain.
Indikator angka partisipasi umumnya berkaitan dengan keberhasilan
suatu daerah dalam melibatkan sebanyak-banyaknya anak usia
sekolah masuk sekolah.
Angka partisipasi dibagi dalam APK (Angka Partisipasi Kasar)
dan APM (Angka Partisipasi Murni).
Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap sistem
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut
memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia
muda.
Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti
pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah
murid yang mampu ditampung di setiap jenjang sekolah, sehingga
naiknya persentase jumlah murid cenderung diartikan sebagai makin
meningkatnya partisipasi sekolah.
Akan tetapi kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh
semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak
diimbangi dengan bertambahnya infrastruktur sekolah serta
peningkatan akses masuk sekolah, sehingga angka partisipasi
sekolah bisa tidak berubah atau menurun.
Pencapaian APK, APM SD dan SLTP sederajat pada tahun 2011,
2012, 2013, dan 2014 lebih jelas disajikan pada tabel berikut ini:
-
43
Tabel. 2.7 Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan
Tahun 2011-2014
Indikator Tahun
2011 2012 2013 2014*
APK SD/Sederajat 108,89 108,8 107,34 110.80*
APM SD/Sederajat 96,86 96,8 95,84 96,26*
APK SLTP/Sederajat 90,62 94,96 95,61 98,80*
APM SLTP/Sederajat 66,09 65,98 65,79 73,61*
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang *=angka sementara
Ditinjau dari keberlanjutan bersekolah, total angka putus
sekolah untuk tingkat SD dan SLTP selama periode tahun 2012
adalah sebesar 563 orang. Dari gambaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa angka putus sekolah tingkat SD dan SLTP pada
tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami
penurunan dan total angka putus sekolah pada tahun 2013 adalah
560 orang. Sedangkan angka putus sekolah tahun 2014 sebanyak
416 orang.
Persentase Angka putus sekolah pada jenjang pendidikan SD
dan SLTP pada tahun 2011 sampai dengan 2014 adalah sebagai
berikut.
Tabel 2.8 Persentase Angka Putus Sekolah Tingkat SD dan SLTP
Tahun 2011-2014 No. Jenjang Sekolah 2011 2012 2013 2014
1 SD/MI 0,2% 0,1% 0,09% 0,01%
2 SMP/MTs 0,4% 0,3% 0,4% 0,2%
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang Tabel 2.8 menggambarkan hasil persentase kelulusan pada
jenjang SD dan SLTP yang melanjutkan sekolahnya. Angka
kelulusan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
-
44
Tabel 2.9 Persentase Lulusan SD dan SLTP yang Melanjutkan Sekolahnya
Tahun 2011-2014 No. Jenjang Sekolah 2011 2012 2013 2014
1. SD/MI 96,60% 96,75% 97,72% 98,64%
2. SMP/MTs 67,58% 72,80% 75,58% 80,62% Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Tabel 2.9 menggambarkan hasil persentase SD dan SLTP yang
terakreditasi di Kabupaten Karawang pada tahun 2011, 2012, 2013,
dan 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.10 Persentase SMP yang Terakreditasi
Tahun 2011 - 2014 No. Jenjang Sekolah 2011 2012 2013 2014
1. SD/MI 90,01% 91% 92% 92,29%
2. SMP/MTs 81,11% 76,84% 77,40% 77,84%
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang Tabel 2.10 menggambarkan jumlah peserta ujian pada jenjang
SD dan SLTP di Kabupaten Karawang pada tahun 2011/2012 sampai
dengan 2014/2015, adalah sebagai berikut :
Tabel 2.11 Jumlah Peserta Ujian Tahun 2010/2011-2014/2015
No. Jenjang Sekolah
2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015
1 SD/MI 38.703 44.343 44.692 40.698
2 SMP/MTs 33.097 33.150 34.252 33.983
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang Tabel 2.10 dn Tabel 2.11 menggambarkan Angka Lulus Sekolah
dan Persentase Kelulusan Ujian pada jenjang SD dan SLTP di
Kabupaten Karawang pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014
adalah sebagai berikut :
-
45
Tabel 2.12 Angka Lulus Sekolah
Tahun 2010/2011 s.d 2014/2015 No. Jenjang Sekolah 2011 2012 2013 2014
1 SD/MI 38.703 44.343 44.692 40.698
2 SMP/MTs 33.097 33.150 34.252 33.983 Sumber : Disdikpora Kabupaten Karawang
Tabel 2.13 Persentase Kelulusan Ujian
Tahun 2010/2011 s.d 2014/2015 No. Jenjang Sekolah 2011 2012 2013 2014
1 SD/MI 100% 100% 100% 100%
2 SMP/MTs 100% 100% 100% 100%
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Dalam rangka meningkatkan daya tampung sekolah dan sarana
prasarana sekolah telah diupayakan melalui pembangunan unit
sekolah, rehabilitasi ruang kelas, ruang laboratorium dan
perpustakaan untuk SD/MI dan SMP/MTs dengan sumber dana
yang berasal dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN (DAK),
Dana Dekonsentrasi dan Corporate Social Responsibility (CSR).
Tabel. 2.14 Pembangunan Unit Sekolah dan Rehabilitasi Ruang Kelas
SD/MI dan SMP/MTs (Lokal) Tahun 2011 s.sd 2014
Jenjang Sekolah Tahun
2011 2012 2013 2014
SD/MI 57 1.402 460 357
SMP/MTs 36 535 598 194
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
-
46
Tabel 2.15 Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2011/2012 s.d. 2014/2015
No. Jenjang Sekolah Tahun
2011/2012
2012/2013
2013/2014
2014/2015
1 TK 4.195 5.306 5.184 6.613
2 RA 6.599 7.121 7.327 8161
3 SD/MI 261.513 260.168 260.581 261.26
0
4 SDLB 173 181 167 171
5 SMP/MTs 105.186 113.740 116.535 117.59
8
6 SMPLB 37 37 36 37
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Manajemen pelayanan pendidikan pada jenjang SD dan SMP di
Kabupaten Karawang salah satunya digambarkan melalui rasio
murid terhadap sekolah, dan rasio murid terhadap ruang kelas,
sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 2.16 Rasio Murid Terhadap Sekolah Tahun 2011 -2014
No. Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 SD/MI 259 : 1 260:1 259 : 1 255 : 1
2 SMP/MTs 525 : 1 527:1 560 : 1 565 : 1 Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Tabel. 2.17 Rasio Murid terhadap Ruang Kelas Tahun 2011 - 2014
No. Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 SD/MI 38 : 1 40:1 39 : 1 37 :1
2 SMP/MTs 49 : 1 49:1 47 : 1 44 : 1 Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
-
47
1) Program Pendidikan Menengah Pencapaian APK dan APM SLTA sederajat pada tahun 2011,
2012, 2013, dan 2014 lebih jelas disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel. 2.18 Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan
Tahun 2011 s.d. 2014
Indikator Tahun
2011 2012 2013 2014
APK SLTA Sederajat (%) 56,51 62,84 63,79 66,15
APM SLTA Sederajat (%) 38,31 42,36 45,44 50,28
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Ditinjau dari keberlanjutan bersekolah, total angka putus
sekolah untuk tingkat SLTA selama periode 2011 dan 2012
adalah sebesar 508 orang menjadi 463 orang. Dari gambaran
tersebut dapat disimpulkan bahwa angka putus sekolah tingkat
SLTA pada tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2011
mengalami penurunan. Sedangkan total angka putus sekolah
pada tingkt SLTA pada periode 2013 adalah 458 orang, dan tahun
2014 sebanyak 292 orang.
Tabel 2.18 menggambarkan hasil persentase lulusan pada
jenjang SLTA Sederajat yang melanjutkan sekolahnya. Angka
kelulusan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.19 Persentase Lulusan SLTA Sederajat
yang Melanjutkan Sekolahnya Tahun 2011 - 2014 No. Jenjang Sekolah 2011 2012 2013 2014
1 SLTA Sederajat 69,42% 80,89% 82% 82%
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
-
48
Tabel 2.20 Persentase SMA/SMK/MA Terakreditasi
Tahun 2011 - 2014 No. Jenjang
Sekolah 2011 2012 2013 2014
1 SMA 97,22% 100% 94,60% 94,60%
2 MA 94,11% 88,88% 88,88% 94,73%
3 SMK 85,71% 83,10% 85% 84,94%
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Tabel 2.18, 2.19, dan 2.20 menggambarkan hasil
persentase kelulusan jenjang pendidikan menengah di Kabupaten
Karawang pada tahun 2010/2011 sampai dengan 2013/2014.
Angka kelulusan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.21 Jumlah Peserta Ujian Tahun 2010/2011s.d. 2013/2014
No. Jenjang Sekolah 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014
1 SMA/SMK/MA 17.096 19.308 20.414 21.020
Sumber: Disdikpora Kaupaten Karawang
Tabel 2.22 Angka Lulus Sekolah Tahun 2010/2011s.d. 2013/2014
No. Jenjang Sekolah 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014
1 SMA/SMK/MA 17.021 19.305 20.413 21.020
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Tabel 2.23 Persentase Kelulusan Ujian
Tahun 2010/2011s.d. 2013/2014 No Jenjang Sekolah 2010/2011 2011/2012 2012/201
3 2013/201
4
1 SMA/SMK/MA 99,98% 99,98% 99,99% 100%
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
-
49
Tabel 2.24 Persentase Peserta Didik Jenjang SLTA yang Putus Sekolah
tahun 2011-2014 No Jenjang
Sekolah 2011 2012 2013 2014
1 SMA/SMK/MA 0,87% 0,7% 0,63% 0,47%
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Dalam rangka meningkatkan daya tampung sekolah dan
sarana prasarana penunjang telah diupayakan melalui
pembangunan unit sekolah dan rehabilitasi ruang kelas, ruang
laboratorium, perpustakaan maupun ruang praktek sekolah
untuk SMA/SMK/MA, dengan sumber dana yang berasal dari
APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN (DAK), Dana
Dekonsentrasi dan Corporate Social Responsibility (CSR).
Tabel. 2.25 Pembangunan Unit Sekolah, Rehabilitasi Ruang Kelas Sarana Prasarana Penunjang
SMA/SMK/MA (Lokal) Tahun 2011 s.d 2014
Jenjang Sekolah Tahun
2011 2012 2013 2014
SMA/SMK/MA 150 129 181 158
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Manajemen pelayanan pendidikan untuk jenjang
SMA/SMK/MA di Kabupaten Karawang salah satunya
digambarkan melalui rasio murid terhadap sekolah, rasio murid
terhadap ruang kelas sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 2.26 Rasio Murid terhadap Sekolah Tahun 2011-2014
No Tingkat
Pendidikan 2011 2012
2013 2014
1 SMA/SMK/MA 515 : 1 517:1 502 : 1 531 :1 Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
-
50
Tabel. 2.27 Rasio Murid terhadap Ruang Kelas Tahun 2011 s.d. 2013
No Tingkat
Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 SMA/SMK/MA 55 : 1 43:1 44 : 1 53 : 1
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Tabel 2.28 Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2011/2012-2014/2015
No. Jenjang Sekolah
Tahun
2011/2012
2012/2013
2013/2014
2014/2015
1 SMA/SMK/
MA
63.838 66.253 71.776 74.660
2 SMALB 16 7 9 16
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
2) Program Pendidikan Non Formal Program pendidikan non formal dan informal yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang, salah satu
tujuannya adalah untuk meningkatkan Angka Melek Huruf
(AMH). Pada tahun 2012 AMH Kabupaten Karawang mencapai
93,25, berarti mengalami peningkatan jumlah penduduk yang
melek huruf, bila dibandingkan dengan AMH tahun 2011, yaitu
sebesar 93,22.
AMH pada tahun 2014 sebesar 93,49*,(angka sangat
sementara) artinya mengalami peningkatan dari tahun 2013
sebesar 93,27 Penyelenggaraan paket A, B dan C, seperti
tercantum dalam Tabel 2.29 adalah merupakan salah satu bagian
dari program pendidikan non formal.
-
51
Tabel. 2.29 Perkembangan Program PLS Tahun 2011-2014
No Kegiatan Sumberdana Jumlah WB
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
1 Paket A
Setara
SD
APBN 607 12 - 60
APBN-P - 725 -
APBD II - - 1.630 600
APBD I - - -
Jumlah 607 737 1.630 660
2 Paket B
Setara
SMP
APBN 1.120 141 2.842 900
APBN-P - 1.941 -
APBD II 5.567 - 1.549 1.800
APBD I 800 - 380 475
Jumlah 7.487 2.082 4.771 3.175
3 Paket C
Setara
SMA
APBN 965 41 60 90
APBN-P - 2.022 -
APBD II - - 2110 3600
APBD I 967 - 320 590
Jumlah 1.932 2.063 2.490 4280 Sumber : Disdikpora Kabupaten Karawang
Tabel 2.30 Jumlah Lembaga, Tenaga Pendidik dan Kependidikan Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)
Tahun 2011 - 2014 No Indikator Kinerja 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah PKBM 103 70 70 65
2 Jumlah PKBM
yang mempunyai
nomor lembaga
(NILEM)
47 47 47 47
3 Jumlah LKP 53 67 70 56
4 Jumlah Tutor 535 540 553 510 Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
-
52
3) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
dilihat dari aspek kualitas tenaga pendidik, diantaranya jumlah
guru yang bersertifikat maupun persentase guru SD, SMP dan
SMA yang berkualifikasi S1. Jika dilihat dari perkembangan
jumlah guru di Kabupaten Karawang dalam kurun waktu 2011
sampai dengan 2013 terdapat penambahan jumlah guru. Pada
tahun 2011 jumlah keseluruhan guru di Kabupaten Karawang
sebanyak 18.405 orang sedangkan pada tahun 2012 jumlah guru
menjadi 18.902 orang, tahun 2013 jumlah guru adalah 19.351
orang, dan tahun 2014 jumlah guru sebanyak 20.148 orang.
Tabel. 2.31 Perkembangan Jumlah Guru di Kabupaten Karawang
Tahun 2011-2014
No Uraian Tahun/Jumlah guru
2011 2012 2013 2014
1 SD/MI 10.234 10.795 10.579 10.989
2 SMP/MTs 4.835 4.522 4.737 5.012
3 SMA/MA/SMK 3.336 3.585 4.035 4.147
Jumlah 18.405 18.902 19.351 20.148 Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Untuk meningkatkan mutu tenaga pendidik dilaksanaan
melalui kegiatan kualifikasi dan sertifikasi guru guna memenuhi
standar pendidikan. Jumlah guru yang sudah dan belum
mendapat kualifikasi dan sertifikasi hingga tahun 2014 dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
-
53
Tabel . 2.32 Pelaksanaan Kualifikasi Guru di Kabupaten Karawang hingga
Tahun 2013 Tingkat
Pendidikan Jumlah Guru
Sudah S1 Sedang Kuliah
Belum Kuliah
SD/MI 10.579 6.999 136 3.444
SMP/MTs 4.737 4.209 491 37
SMA/SMK/
MA
4.035 3.568 333 134
Jumlah 19.351 14.776 960 3.615
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Dari tabel tersebut dapat digambarkan bahwa jumlah guru
yang belum ikut kualifikasi ke S1 sampai dengan tahun 2013
sebanyak 3.615 orang. Pada tahun 2014 jumlah guru yang
belum ikut kualifikasi ke S1 sebanyak 1.741 orang sebagaimana
tercantum dalam Tabel 2.33.
Tabel 2.33 Pelaksanaan Kualifikasi Guru di Kabupaten Karawang hingga
Tahun 2014 Tingkat
Pendidikan Jumlah Guru
Sudah S1 Sedang Kuliah
Belum Kuliah
SD/MI 10.989 8.824 1178 987
SMP/MTs 5.012 4.429 152 431
SMA/SMK/MA 4.147 3.816 8 323
Jumlah 20.148 17.069 1.338 1.741
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Tabel 2.34 Pelaksanaan Sertifikasi hingga Tahun 2013
No Tingkat Pendidikan
Guru yang berijazah S1
Sudah sertifikasi Belum
Sertifikasi
1 SD/MI 6.999 6.145 654
2 SMP/MTs 4.209 1.875 2.334
3 SMA/SMK/MA 3.568 1.177 2.391
Jumlah 14.776 9.197 5.579
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
-
54
Tabel 2.35 Pelaksanaan Sertifikasi hingga Tahun 2014
No Tingkat Pendidikan
Guru yang berijazah S1
Sudah sertifikasi
Belum Sertifikasi
1 SD/MI 8.824 6.458 2.366
2 SMP/MTs 4.429 2.303 2.126
3 SMA/SMK/MA 3.816 1.169 2.647
Jumlah 17.069 9.930 7.139
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Manajemen pelayanan pendidikan di Kabupaten Karawang
diantaranya digambarkan oleh rasio guru terhadap sekolah dan
rasio murid terhadap guru, sebagaimana tabel berikut ini :
Tabel. 2.36 Rasio Murid Terhadap Guru Tahun 2011 - 2014
No Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 SD/MI 27 : 1 25:1 26 : 1 24 :1
2 SMP/MTs 25 : 1 26:1 24 : 1 24 :1
3 SMA/SMK/MA 21 : 1 18:1 18 : 1 18 : 1
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Tabel 2.37 Rasio Guru Terhadap Sekolah Tahun 2011 - 2014
No Tingkat
Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 SD/MI 10 : 1 11:1 11 : 1 10 :1
2 SMP/MTs 21 : 1 21:1 22 : 1 24 :1
3 SMA/SMK/MA 24 :1 28:1 28 : 1 28 : 1
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Pelaksanaan pembangunan pendidikan perlu didukung
ketersediaan sarana dan prasarana fisik pendidikan yang
memadai, khususnya kecukupan fasilitas pendidikan dalam
melayani masyarakat serta jumlah tenaga pengelola
kependidikan.
-
55
Perkembangan sarana dan prasarana yang menunjang
kegiatan bidang pendidikan, melalui peningkatan kualitas tenaga
pendidikan dan siswa didik, pembangunan unit sekolah baru,
rehabilitasi ruang kelas, pembangunan ruang kelas baru dan
pembangunan SD-SMP satu atap akan terus dilakukan, termasuk
dalam hal pemeliharaannya. Sarana dan prasarana penunjang di
bidang pendidikan termasuk diantaranya sanitasi, seperti WC
guru dan siswa, kecepatan akses informasi dalam bidang
informasi dan teknologi dilengkapi dengan keberadaan ICT Center
yang terhubung dengan jaringan Pendidikan Nasional dan bagi
pemberdayaan tenaga pendidikan pun telah tersedia Teacher
Learning Center (TLC).
Tabel 2.38 Jumlah Sekolah
Tahun Ajaran 2011/2012 s.d 2014/2015
No. Jenjang Sekolah
Tahun
2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015
1 TK 119 123 147 155
2 RA 156 165 172 173
3 SD 878 885 885 887
4 SDLB 2 2 2 3
5 MI 131 134 137 137
6 SMP 135 146 149 148
7 SMPLB 2 2 2 2
8 MTs 58 57 57 58
9 SMA 37 36 37 37
10 SMALB 2 1 1 1
11 MA 16 18 18 19
12 SMK 69 82 88 93
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
-
56
Tabel 2.39 Rombongan Belajar
Tahun Ajaran 2011/2012 s.sd 2014/2015 No.
Jenjang Sekolah
Tahun
2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015
1 TK 257 349 459 379
2 RA 330 407 361 548
3 SD 8.076 7.126 7.133 7.455
4 SDLB 2 4 4 6
5 MI 1.141 929 967 1.000
6 SMP 2.026 2.117 2.250 2.846
7 MTs 427 484 539 593
8 SMPLB 5 2 3 3
9 SMA 640 730 693 691
10 SMALB 3 2 2 2
11 MA 108 126 124 143
12 SMK 733 882 929 979
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Tabel 2.40 Ruang Kelas Milik (RKM)
Tahun Ajaran 2011/2012 s.d. 2014/2015
No. Jenjang Sekolah
Tahun
2012/2013 2013/2014 2014/2015
B RR RB B RR RB B RR RB
1 TK 244 18 25 263 41 22 254 33 15
2 RA 314 8 72 325 9 69 339 128 2
3 SD 4.461 1.257 658 4.076 1.227 875 4.194 1.245 814
4 SMP 1.554 458 93 1.647 248 76 1.863 260 80
5 SMA 611 77 12 659 71 8 496 76 32
6 SMK 630 91 18 672 98 31 692 84 48
7 MI 561 209 135 563 211 135 534 248 75
8 MTs 285 75 43 306 102 42 295 141 58
9 MA 102 10 4 92 24 3 67 33 11
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
Keterangan: Kategori Kondisi Sekolah : B (Baik), RR (Rusak Ringan) dan RB (Rusak Berat).
Pada Tabel 2.39 s.d. 2.40 secara keseluruhan
memperlihatkan kondisi pendidikan di Kabupaten Karawang
meliputi jumlah sekolah, jumlah rombongan belajar, jumlah ruang
kelas milik mulai dari tahun 2011/2012 s.d. 2013/2014.
-
57
4) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan minat baca
dikalangan murid-murid, di sekolah disediakan fasilitas
perpustakaan sekolah, sebagaimana tercantum dalam tabel
berikut ini :
Tabel 2.41 Jumlah Perpustakaan Sekolah Tahun 2011 - 2014
No Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 SD/MI 219 224 316 355
2 SMP/MTs 127 128 128 132
3 SMA/SMK/MA 71 78 100 102
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
5) Program Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan bagi anak-anak di usia dini juga mendapat
perhatian yang memadai dari pemerintah Kabupaten Karawang,
hal tersebut dengan ketersediaan layanan pendukung bagi siswa
PAUD.
Tabel 2.42 Jumlah Lembaga, Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Formal dan Non Formal Tahun 2011 - 2014
No. Indikator Kinerja 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah PAUD Formal 119 123 147 155
2 Jumlah Tenaga Pendidik
PAUD Formal
444 582 729 635
3 Jumlah Peserta Didik
PAUD Formal
4.400 5.953 6.589 6.613
4 Jumlah PAUD Non Formal 497 614 827 877
5 Jumlah Tenaga Pendidik
PAUD Non Formal
1.449 1.672 2.621 2.742
6 Jumlah Peserta Didik
PAUD Non Formal
15.481 20.482 26.893 30.145
Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang
-
58
2. Kesehatan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, meningkatkan kualitas hidup, mengurangi
angka kematian ibu melahirkan dan bayi serta angka kesakitan.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Karawang diarahkan :
1. Upaya promotif dan preventif: peningkatan kinerja dan
pemberdayaan penyuluh kesehatan masyarakat, pengembangan
media promosi dan informasi sadar hidup sehat, pelayanan
penyuluhan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu hamil,
ibu bersalin dan ibu menyusui, pelayanan imunisasi pada anak dan
balita, pencegahan dan penanggulangan intensitas penyebaran
penyakit menular;
2. Sarana kesehatan: pembangunan, pengembangan dan perbaikan
puskesmas, pustu berikut sarana dan prasarana kesehatan yang
terstandar, pengembangan sarana laboratorium kesehatan daerah
yang terstandar, ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan
rumah sakit;
3. Obat: penyediaan dan peningkatan penggunaan obat-obat yang
rasional dan pemakaian obat generik disertai pengawasan dan
pengendalian peredaran makanan dan perbekalan farmasi;
4. Pelayanan jaminan kesehatan masyarakat: pelayanan kesehatan
penduduk miskin non Jamkesmas, pelayanan gizi buruk dan
kekurangan zat tubuh lainnya (GAKY) bagi penduduk miskin,
pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana;
5. Pelayanan KB: peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB.
-
59
1) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tabel 2.43
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan pada Tahun 2011-2014
No. Indikator 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah Desa Siaga Aktif 168 128 309 307
2. Persentase Rumah Tangga yang ber PHBS (%)
40,38 41,18 52 46,91
3. Persentase Sekolah yang ber PHBS (%)
66,36 67,68 21,3 84,80
4. Perrsentase Fasilitas Umum yang ber PHBS (%)
36,68 50,6 46 49,40
5. Jumlah Poskesdes Aktif 93 104 116 145
6. Jumlah Posyandu Purnama 569 698 721 721
7. Jumlah Posyandu Mandiri 85 114 84 77
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
2) Program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Tabel 2.44
Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin pada Tahun 2011-2014
No. Indikator 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah peserta Jamkesmas yang mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan sesuai aturan berlaku
684.638 684.638 684.638 857.446
2. Jumlah peserta Jamkesda mendapat jaminan pelayanan kesehatan sesuai aturan berlaku*
551.261 551.261 551.261 -
3. Jumlah pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
48 50 50 132
4. Jumlah PNS gol I dan II serta pensiunan yg memanfaatka pelayanan kesehatan (cost sharing)
0 0 0 73.561
5. Jumlah pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
18 19 22 22
6. Jumlah masyarakat memanfaatkan sistem jaminan kesehatan
- - - 1.200.565
Sumber: BPJS Kabupaten Karawang Ket.:Jamkesda tidak dikelola oleh BPJS Kesehatan
Pelayanan terhadap penduduk miskin ini selain dilaksanakan
oleh RSUD Kabupaten Karawang juga melibatkan beberapa rumah
sakit swasta di Kabupaten Karawang untuk menangani pasien
-
60
miskin dengan tarif yang sama dan sesuai dengan tarif pelayanan
masyarakat miskin yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten
Karawang.
Tabel. 2.45 Rumah Sakit Swasta yang Menangani Pasien Miskin
Sumber Dana Jamkesmas (APBN) Tahun 2013 dan 2014
No. Rumah Sakit
2013 2014 Jumlah
Kunjungan Total Biaya
Rp Jumlah
Kunjungan Total Biaya
Rp
1. RSUD Karawang 36.735 36.393.900.045 25,624 30,125,141,785
2. RS Islam Karawang 8.145 3.930.214.280 9,663 4,525,070,915
3. RS. Karya Husada 481 331.182.600 930 1,043,443,483
4. RS. Proklamasi 2.982 3.478.903.440 2,158 4,222,351,468
5. RS. Aqma 809 896.659.681 1,482 1,974,473,668
6. RSB. Dr. Joko Pramono
267 381.877.874 118 215,116,990
7. RS. Delima Asih 122 116.126.592 80 76,937,882
8. RS.Cito 0 0 164 218,886,558
9. RS. Dewi Sri 111 93.774.590 156 155,390,190
10. RS. Saraswati 80 76.042.212 103 119,933,422
11. RS. Bayukarta 11 3.812.469 56 65,635,452
12. RSIA Citra Sari Husada
3.798 2.002.073.636 5,855 5,170,508,498
13. RS. Fikri Medika 0 0 259 387,908,516
14. BKMM Cikampek 1.672 385.352.637 1,288 591,146,949
15.
RS. Lamaran Medical Center
0 0 0 0
Jumlah 55.216 48.092.718.362 47.936 48.891.945.776 Sumber: BPJS Kabupaten Karawang
Tabel 2.46 Rekapitulasi Pelayanan Pasien Miskin
Sumber Dana Jamkesda (APBD Provinsi dan Kabupaten) Tahun 2013-2014
No. Rumah Sakit
2013 2014 Jumlah
Kunjungan Pasien
Total Biaya Rp
Jumlah Kunjungan
Pasien Total Biaya
Rp
1. RSUD Karawang 32.286 22.993.269.640 10.441 9.777.538.422
2. RS Islam Karawang 15.516 9.448.450.400 7.290 4.678.742.709
-
61
No. Rumah Sakit
2013 2014 Jumlah
Kunjungan Pasien
Total Biaya Rp
Jumlah