bappeda.karawangkab.go.id · 1 bab i pendahuluan 1.1 latar belakang ditengah tantangan realitas...

287
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditengah tantangan realitas masyarakat dalam berbagai bidang seperti ekonomi, politik, sosial, budaya dan berbagai aspek seperti konservasi lingkungan, hak asasi manusia, dan teknologi informasi menghasilkan sebuah tantangan baru bagi pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat. Kabupaten Karawang dihadapkan kepada suatu kompleksitas permasalahan yang saling terkait antar sektor, meskipun demikian cita-cita pembangunan Kabupaten Karawang yang sebagaimana amanat Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Karawang tahun 2005-2025 yaitu Karawang Sejahtera berbasis Pertanian dan Industri adalah sebuah tujuan akhir yang harus dicapai menuju kemandirian. Dibutuhkan suatu landasan pemikiran yang komprehensif untuk menangkap peluang dan tantangan yang ada dimana landasan ini mampu memetakan kerangka permasalahan secara jelas dan terukur dan juga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan di tengah kompleksitas. Optimalisasi sumber daya dan peningkatan pemahaman kebutuhan masyarakat digunakan sebagai acuan untuk menyelenggarakan program pembangunan. Hadirnya sebuah landasan yang kuat bagi pembangunan di Kabupaten Karawang akan mampu mencapai tujuan yang diharapkan dengan sebuah agenda pembangunan yang tepat, efektif, efisien, dan memiliki dampak yang nyata terhadap seluruh masyarakat dan sektor di Kabupaten Karawang. Kebijakan Bupati Karawang dalam menyongsong peradaban baru yang mana Kabupaten Karawang tumbuh dan berkembang

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ditengah tantangan realitas masyarakat dalam berbagai bidang seperti

    ekonomi, politik, sosial, budaya dan berbagai aspek seperti konservasi

    lingkungan, hak asasi manusia, dan teknologi informasi menghasilkan

    sebuah tantangan baru bagi pemerintah sebagai penyelenggara

    pemerintahan yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat. Kabupaten

    Karawang dihadapkan kepada suatu kompleksitas permasalahan yang

    saling terkait antar sektor, meskipun demikian cita-cita pembangunan

    Kabupaten Karawang yang sebagaimana amanat Peraturan Daerah

    Kabupaten Karawang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Karawang tahun 2005-2025

    yaitu Karawang Sejahtera berbasis Pertanian dan Industri adalah sebuah

    tujuan akhir yang harus dicapai menuju kemandirian. Dibutuhkan suatu

    landasan pemikiran yang komprehensif untuk menangkap peluang dan

    tantangan yang ada dimana landasan ini mampu memetakan kerangka

    permasalahan secara jelas dan terukur dan juga dapat digunakan untuk

    menjawab permasalahan di tengah kompleksitas.

    Optimalisasi sumber daya dan peningkatan pemahaman kebutuhan

    masyarakat digunakan sebagai acuan untuk menyelenggarakan program

    pembangunan. Hadirnya sebuah landasan yang kuat bagi pembangunan di

    Kabupaten Karawang akan mampu mencapai tujuan yang diharapkan

    dengan sebuah agenda pembangunan yang tepat, efektif, efisien, dan

    memiliki dampak yang nyata terhadap seluruh masyarakat dan sektor di

    Kabupaten Karawang. Kebijakan Bupati Karawang dalam menyongsong

    peradaban baru yang mana Kabupaten Karawang tumbuh dan berkembang

  • 2

    yang dihadapkan oleh realitas sosial yang begitu dinamis dan saling

    terkait, melalui kebijakan konkret untuk melaksanakan pembangunan

    yang fokus, terarah, dan efektif melalui Arah Kebijakan Pembangunan

    Kabupaten Karawang dengan issue strategis yang terdiri dari ;

    1. Capaian tingkat pendidikan dan kesehatan;

    2. Penguatan infrastruktur dan iklim usaha;

    3. Pengembangan industri pertanian dan ekonomi berbasis sumber daya

    local dan ketahanan pangan;

    4. Penanggulangan kemiskinan dan Pengangguran;

    5. Penanganan Bencana Alam;

    6. Kualitas Sumber Daya Aparatur Pemerintah

    7. Pengelolaan persampahan, kebersihan dan lingkungan hidup

    8. Pengembangan pariwisata (Diamond Triangel)

    9. Penataan Kota menuju Kota Indah dan Kota Terang.

    Kesembilan issue strategis ini akan menjadi prioritas pembangunan

    dengan berpegang kepada Budaya Sebagai Payung dan Arus Utama dalam

    Pembangunan. Pembangunan merupakan sebuah proses yang

    direncanakan dalam rangka mencapai kondisi yang lebih baik

    dibandingkan keadaan sebelumnya. Aspek pembangunan meliputi sosial,

    budaya, ekonomi dan politik, sampai pada perkembangan mutakhir adanya

    penyelarasan dengan konservasi lingkungan. Nilai yang dipegang dalam

    pembangunan adalah optimalisasi sumberdaya dengan tetap menjaga

    kesinambungan serta kualitas lingkungan yang baik. Optimalisasi

    sumberdaya mempunyai arti bahwa pembangunan diharapkan dapat

    mendayagunakan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar

    memiliki nilai kemanfaatan lebih bagi masyarakat. Kesinambungan dan

    kualitas lingkungan yang baik diartikan dalam lingkup luas tidak hanya

  • 3

    berarti mengenai lingkungan alam namun juga lingkungan sosial, budaya

    dan politik. Proses optimalisasi atas potensi SDA dan SDM diharapkan agar

    mampu membawa dan mendorong kualitas sosial, ekonomi, politik dan

    budaya masyarakat lebih berkembang dan terberdayakan. Kedua prasarat

    yang saling berkausalitas tersebut merupakan inti dari proses

    pembangunan yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

    Pembangunan juga tertuang dalam konsitusi yang merupakan upaya

    semua komponen bangsa yang dilaksanakan dalam rangka mencapai

    tujuan bernegara sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Dasar

    Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan berdasarkan Pancasila.

    Pencapaian tujuan ini dilaksanakan secara bertahap, mulai dari tahapan

    yang bersifat jangka panjang, menengah, dan tahunan. Rencana kerja

    pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen

    perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan

    rencana pembangunan tahunan daerah. Sebagai dokumen rencana

    tahunan daerah, RKPD mempunyai kedudukan yang strategis dalam

    penyelenggaraan pemerintahan daerah mengingat beberapa hal sebagai

    berikut:

    1. RKPD merupakan dokumen yang secara substansial merupakan

    penerjemahan dan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah

    yang ditetapkan dalam RPJMD dan RPJPD kedalam program dan

    kegiatan pembangunan tahunan daerah.

    2. RKPD memuat arahan operasional pelaksanaan program dan kegiatan

    pembangunan tahunan bagi seluruh satuan kerja perangkat daerah

    (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah

    (Renja-SKPD).

  • 4

    3. RKPD merupakan acuan Kepala Daerah dan DPRD dalam menentukan

    Kebijakan Umum APBD dan penentuan prioritas serta pagu anggaran

    sementara yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam

    penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

    4. RKPD merupakan salah satu instrumen evaluasi kinerja

    penyelenggaraan pemerintahan daerah. Melalui evaluasi terhadap

    pelaksanaan RKPD ini dapat diketahui sampai sejauh mana capaian

    kinerja RPJMD sebagai wujud dari kinerja penyelenggaraan

    pemerintahan daerah hingga tahun berkenaan.

    2015Mengingat posisi strategis dokumen RKPD dalam penyelenggaraan

    pemerintahan sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka perhatian yang

    besar pantas diberikan sejak awal tahapan penyusunan hingga penetapan

    dokumen RKPD sehingga dapat dihasilkan dokumen RKPD yang berkualitas.

    Berkualitas dalam hal ini adalah telah memenuhi kriteria sebagaimana

    ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

    Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

    Rencana Pembangunan Daerah, antara lain:

    1. Disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun sebelumnya.

    2. Program prioritas dalam RKPD harus sesuai dengan program prioritas

    sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMD pada tahun berkenaan.

    3. Program dan kegiatan prioritas dalam RKPD harus konsisten dengan

    program dan kegiatan yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan

    dalam forum Musrenbang.

    4. Program dan kegiatan prioritas dalam RKPD harus dilengkapi dengan

    indicator kinerja hasil (outcome) untuk program dan indikator kinerja

    keluaran (output) untuk kegiatan, yang bersifat realistis dan terukur.

  • 5

    5. Program dan kegiatan dalam RKPD harus dilengkapi dengan pendanaan

    yang menunjukkan prakiraan maju.

    RKPD disusun melalui proses panjang selama kurang lebih 5 (lima)

    bulan dengan tahapan sebagai berikut:

    1. Persiapan penyusunan RKPD.

    Pada tahap persiapan ini serangkaian aktivitas yang dilakukan meliputi:

    a. Penyusunan rancangan keputusan kepala daerah tentang

    pembentukan tim penyusun RKPD;

    b. Orientasi mengenai RKPD oleh tim penyusun RKPD;

    c. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RKPD;

    d. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.

    2. Penyusunan rancangan awal RKPD.

    Pada tahap penyusunan rancangan awal RKPD aktivitas yang dilakukan

    terdiri atas perumusan dan penyajian rancangan awal RKPD.

    a. Perumusan rancangan awal RKPD.

    Dilakukan melalui serangkaian kegiatan berikut:

    1) Pengolahan data dan informasi.

    2) Analisis gambaran umum kondisi daerah.

    3) Analisis ekonomi dan keuangan daerah.

    4) Evaluasi kinerja tahun lalu.

    5) Penelaahan terhadap kebijakan pemerintah nasional.

    6) Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD Kabupaten Karawang.

    7) Perumusan permasalahan pembangunan di Kabupaten Karawang.

    8) Perumusan rancangan kerangka ekonomi dan kebijakan keuangan

    daerah.

    9) Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah beserta pagu

    indikatif.

  • 6

    10) Perumusan program prioritas beserta pagu indikatif.

    11) Pelaksanaan forum konsultasi publik.

    12) Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu

    indikatif.

    b. Penyajian rancangan awal RKPD.

    Rancangan awal RKPD disajikan dengan sistematika paling sedikit

    sebagai berikut:

    1) Pendahuluan.

    2) Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu.

    3) Rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan.

    4) Prioritas dan sasaran pembangunan.

    5) Rencana program prioritas daerah.

    3. Penyusunan rancangan RKPD.

    Penyusunan rancangan RKPD merupakan proses penyempurnaan

    rancangan awal RKPD menjadi rancangan RKPD berdasarkan hasil

    verifikasi Renja SKPD. Verifikasi sebagaimana dimaksud, adalah

    mengintegrasikan program, kegiatan, indikator kinerja dan dana indikatif

    pada setiap rancangan Renja SKPD sesuai dengan rencana program

    prioritas pada rancangan awal RKPD Kabupaten Karawang.

    4. Pelaksanaan Musrenbang RKPD.

    Musrenbang RKPD dalam pelaksanaannya dilakukan penggabungan

    antara pelaksanaan musrenbang dengan pelaksanaan Forum SKPD.

    Selain itu juga diadakan kesepakatan bersama antara SKPD, Bappeda

    Proipinsi Jawa barat dan dan Bappeda Kabupaten Karawang mengenai

    kegiatan sharing. Proses dan tahapan pelaksanaan yang cukup banyak

    serta panjang dilaksanakan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi

    dan kesepakatan terhadap rancangan RKPD.

  • 7

    Penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan sebagaimana

    dimaksud, mencakup:

    a. Program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah Kabupaten

    Karawang dengan arah kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan

    propinsi Jawa Barat serta usulan program dan kegiatan hasil

    musrenbang Kecamatan dan Desa;

    b. Usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat

    kepada pemerintah Kabupaten Karawang pada musrenbang RKPD

    Kabupaten Karawang dan/atau pada Forum OPD Kabupaten

    Karawang;

    c. Indikator dan target kinerja program dan kegiatan pembangunan

    Kabupaten Karawang;

    d. Prioritas pembangunan daerah serta rencana kerja dan pendanaan.

    e. Sinergi dengan RKP.

    5. Perumusan rancangan akhir RKPD.

    Berita acara hasil kesepakatan musrenbang RKPD dijadikan sebagai

    bahan penyusunan rancangan akhir RKPD.

    6. Penetapan RKPD.

    RKPD ditetapkan dengan Peraturan Bupati Karawang setelah RKPD

    Propinsi Jawa Barat ditetapkan, hal ini diharapkan agar terjadi

    keselarasan antara perencanaan ditingkat propinsi dengan daerah.

    Sesuai Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

    Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

    Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Bappeda menyusun RKPD

    berdasarkan hasil musrenbang RKPD dilengkapi dengan pendanaan

    yang menunjukan prakiraan maju dilakukan melalui penyelarasan:

  • 8

    1. Prioritas dan sasaran pembangunan tahunan Propinsi Jawa Barat

    dengan program pembangunan daerah yang ditetapkan dalam RKPD

    Propinsi Jawa Barat Tahun 2016;

    2. Rencana program serta kegiatan prioritas tahunan daerah Propinsi

    Jawa Barat dengan indikasi rencana program prioritas yang

    ditetapkan dalam RPJMD Propinsi Jawa Barat. Sedangkan mengacu

    pada RPJMN dilakukan melalui penyelarasan program dan kegiatan

    dengan prioritas pembangunan nasional. Penyusunan RKPD

    Kabupaten Karawang Tahun 2016 merupakan penjabaran tahun

    ketiga pada RPJPD Kabupaten Karawang 2005 - 2025. RKPD yang

    telah ditetapkan digunakan sebagai landasan penyusunan KUA dan

    PPAS dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah. RKPD yang telah tetapkan dengan peraturan

    kepala daerah digunakan sebagai bahan evaluasi rancangan

    Peraturan Daerah tentang APBD guna memastikan APBD telah

    disusun berlandaskan RKPD.

    1.2 Dasar Hukum Penyusunan

    Peraturan perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan

    RKPD Kabupaten Karawang tahun 2016 adalah sebagai berikut :

    1. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

    Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 2286);

    2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia 4421);

  • 9

    3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),

    sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12

    Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

    59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

    antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4438);

    5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4700);

    6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

    Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

    7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

    Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

    Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4578);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

    Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik

  • 10

    Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4614);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

    Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

    96,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

    Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

    Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

    Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

    Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

    Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4741);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

    Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4815);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi

    dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4816);

  • 11

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

    Cara Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

    17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

    Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

    18. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11);

    19. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2009 tentang

    Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2010;

    20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

    dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan

    Perubahan Kedua dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

    Tahun 2011;

    21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pelaksanaan

    Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

    cara, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

    Daerah;

    22. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

    (SISRENBANGDA);

    23. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun

    2008-2015;

  • 12

    24. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 2 tahun 2010 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Karawang

    Tahun 2005-2025;

    1.3. Hubungan Antar Dokumen

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang Tahun

    2016 ini merupakan penjabaran dari RPJPD Kabupaten Karawang tahun

    2005-2025 yang telah memasuki tahun ketiga.

    Dalam penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Karawang Tahun 2016

    digunakan sejumlah dokumen perencanaan yang ada di tingkat nasional

    maupun daerah (Jawa Barat dan Kabupaten Karawang), yaitu sebagai

    berikut:

    1.3.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2005-

    2025

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional sudah

    ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025,

    dengan kerangak fikir terdiri atas pengarusutamaan dan kendala serta

    tantangan 9 bidang yaitu ;

    1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

    2 . E k o n o m i

    3 . I p t e k

    4 . S a r a n a d a n Prasarana

    5 . P o l i t i k

    6 . H a n k a m

    7 . H u k u m d a n Aparatur

    8 . W i l a y a h d a n Tata Ruang

  • 13

    9 . S D A d a n L H m e l a l u i p e m a n f a a t a n i p t e k d a n

    p o t e n s i S D A d a n S D M u n t u k m e n g h a s i l k a n

    d a y a s a i n g d i b i d a n g e k o n o m i d a l a m r a n g k a

    m e n g h a s i l k a n i n c l u s i v e d e v e l o p m e n t .

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tersebut menjadi

    acuan penyusunan Rancangan Awal RKPD Kabupaten Karawang,

    khususnya dalam menjabarkan program-program nasional. Program

    yang bersifat antara lain dapat dilihat pada Instruksi Presiden Nomor 3

    Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Inpres ini

    memuat program-program yang dinaungi ke dalam Program Pro-Rakyat,

    Program Keadilan untuk Semua (justice for all); dan Program Pencapaian

    Tujuan Milenium (Millenium Development Goals - MDGs).

    1.3.2. Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita) pada RKP tahun 2016

    C1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa

    dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;

    C2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,

    demokratis dan terpercaya

    C3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat

    daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan

    C4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi

    sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat

    dan terpercaya

    C5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia

    C6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

    internasional

    C7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-

    sektor strategis ekonomi domestik

  • 14

    C8. Melakukan revolusi karakter bangsa

    C9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial

    indonesia

    1.3.3. RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2013-2018

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa

    Barat Tahun 2013-2018 juga menjadi pedoman dalam rangka

    Penyusunan RKPD Tahun 2016, dimana diharapkan setiap daerah

    dalam rangka penyusunan RKPD Tahun 2016 dan penyelenggaraan

    Musrenbang Tahun 2016 memperhatikan Arah Kebijakan

    Pembangunan Daerah yang untuk Kabupaten Karawang menetapkan

    arah kebijakan pembangunan daerah melalui prioritas pembangunan

    berdasarkan 10 (sepuluh) common goals Propinsi Jawa Barat yaitu ;

    1. CG1 : Meningkatkan Aksesibilitas dan Mutu Pendidikan (C5)

    2. CG2 : Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Layanan

    Kesehatan(C5)

    3. CG3 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah, Energi dan Air Baku(

    C3), (C7)

    4. CG4 : Meningkatkan Ekonomi Pertanian (C7)

    5. CG5 : Meningkatkan Ekonomi Non Pertanian (C6)

    6. CG6 : Meningkatkan pengelolaan Sumberdaya Alam, lingkungan

    hidup dan kebencanaan (C7)

    7. CG7 : Meningkatkan pengelolaan seni, budaya dan wisata serta

    kepemudaan dan Olahraga (C8), (C9)

    8. CG8 : Meningkatkan ketahanan keluarga dan kependudukan (C5)

    9. CG9 : Menanggulangi kemiskinan, Penyandang Masalah

    kesejahteraan Sosial dan Keamanan (C1)

  • 15

    10. CG10 Moderisasi Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan

    (C2),(C3), (C4)

    1.3.4.Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

    Karawang 2005-2025.

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten

    Karawang Tahun 2005-2025 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah

    Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2005-2020; memuat visi, misi dan

    program prioritas Kabupaten Karawang dan rancangan rencana

    teknokratik, untuk periode perencanaan 20 tahunan. Rencana Kerja

    Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2016 ini

    merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJPD Kabupaten Karawang

    2005-2025, dengan misi sebagai berikut ;

    Misi 1 :

    Mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan berakhlak dalam

    lingkungan kehidupan sosial yang berbudaya dan beradab

    Misi 2 :

    Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing,

    berkualitas dan rasional yang digerakan oleh sektor pertanian dan

    industri

    Misi 3 :

    Mewujudkan kabupaten karawang yang produktif, nyaman, indah dan

    lestari

    Misi 4 :

    Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang mandiri, profesional dan

    akuntabel dalam kerangka otonomi daerah

  • 16

    1.3.5. RENJA – SKPD

    Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode

    satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan

    pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah

    daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi

    masyarakat.

    Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tahapan awal

    yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja

    SKPD yang definitif. Rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun

    2016 sebagai bahan untuk penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten

    Karawang Tahun 2016. Prinsip-prinsip di dalam penyusunan

    Rancangan Renja SKPD, adalah sebagai berikut:

    a. Mengacu pada rancangan awal RKPD Tahun 2016, yang digunakan

    sebagai acuan perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan

    pagu indikatif dalam Renja SKPD Tahun 2016, sesuai dengan

    rencana program prioritas pada rancangan awal RKPD Tahun 2016.

    b. Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan

    periode sebelumnya, sebagai acuan perumusan kegiatan alternatif

    dan/atau baru untuk tercapainya sasaran Renstra SKPD

    berdasarkan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.

    c. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sebagai acuan

    perumusan tujuan, sasaran, kegiatan, kelompok sasaran, lokasi

    kegiatan serta prakiraan maju dalam rancangan Renja SKPD, serta

    dapat menjawab berbagai isu-isu penting terkait dengan

    penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.

    d. Memasukkan usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan yang

    terkait dengan SKPD, sebagai acuan perumusan kegiatan dalam

  • 17

    rancangan Renja SKPD, mengakomodir usulan masyarakat yang

    selaras dengan program prioritas yang tercantum dalam rancangan

    awal RKPD.

    Selain itu RKPD Kabupaten Karawang juga mengacu,

    memperhatikan, diserasikan dengan RKP Nasional dan RKPD Provinsi

    Jawa Barat dalam rangka sinkronisasi perencanaan pembangunan

    daerah dengan pusat melalui forum musyawarah perencanaan

    pembangunan (Musrenbang). Sinkronisasi yang dimaksud terutama

    dalam hal penetapan prioritas pembangunan daerah yang relevan

    dengan provinsi maupun pusat. Hal ini merupakan perwujudan

    keterpaduan dan kesatuan perencanaan pembangunan secara nasional,

    dengan tetap memperhatikan kondisi, potensi serta dinamika

    perkembangan daerah, nasional dan global. Hubungan antar dokumen

    perencanaan pembangunan bersifat saling mengisi dan melengkapi

    untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yang mencakup semua

    bidang kehidupan secara terpadu dalam wilayah Negara Kesatuan

    Republik Indonesia.

    Dalam konteks pembangunan yang berdimensi kewilayahan,

    perencanaan pembangunan daerah haruslah disinergikan dengan

    dokumen perencanaan tata ruang wilayah (RTRW) baik dalam skala

    lokal, regional maupun nasional. Perencanaan pembangunan yang

    berorientasi pada kewilayahan akan memberikan kejelasan sasaran

    serta target pembangunan di berbagai aspek dan wilayah. Pada

    gilirannya dapat menghasilkan pembangunan yang lebih efektif, efisien

    dan bermanfaat secara maksimal di setiap wilayah pembangunan.

    Untuk melihat hubungan antar dokumen pada tiap jenjang dan

    tingkatan pemerintahan, dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:

  • 18

    1.4. Sistematika Dokumen RKPD

    RKPD Kabupaten Karawang tahun 2016 disusun dengan

    sistematika sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bagian ini memuat tentang latar belakang penyusunan dokumen

    RKPD, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika

    dokumen RKPD, serta maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD

    Kabupaten Karawang Tahun 2015.

    1.1. LatarBelakang

    Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses penyusunan

    RKPD, kedudukan RKPD tahun 2015 dalam periode dokumen RPJMD,

    keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen RPJMD, Renstra

    SKPD, Renja SKPD serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan

    RAPBD.

  • 19

    1.2. Dasar Hukum Penyusunan

    Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam

    penyusunan RKPD, baik yang berskala nasional, maupun local.

    1.3. Hubungan Antar Dokumen

    Bagian ini menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang

    relevan beserta penjelasannya.

    1.4. Sistematika Dokumen RKPD

    Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD serta garis besar

    isi setiap bab didalamnya.

    1. Maksud dan Tujuan

    Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RKPD

    dan sasaran penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Karawang Tahun

    2016.

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

    CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    Bagian ini menjelaskan tahapan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu

    menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga

    memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan

    sebagai bahan acuan. Capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan

    menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja

    penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan daerah

    di Kabupaten Karawang.

    2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

    Bagian ini menjelaskan dan menyajikan gambaran umum

    kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta

    indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

  • 20

    2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

    2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

    2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

    2.2.Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun

    2014

    Mengemukakan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan

    pembangunan daerah tahun 2014.

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

    KEUANGAN DAERAH

    Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan

    tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan

    ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah

    daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah

    meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

    3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

    3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan 2015 dan

    Perkiraan Tahun 2016

    3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015

    dan Tahun 2016

    3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

    3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

    3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

    3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

    3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah

    3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

  • 21

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

    2016

    Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran

    pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi

    pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan

    dalam RPJMD.

    4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

    4.2. Prioritas Pembangunan Daerah

    BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS

    DAERAH

    Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas

    daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan,

    kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan

    dalam RPJMD.

    BAB VI PENUTUP

    Menguraikan tentang pedoman pelaksanaan dan kaidah pelaksanaannya.

    1.5. Maksud dan Tujuan

    Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Karawang Tahun 2016

    adalah untuk mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran,

    pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar sektor

    pembangunan dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi

    alokasi berbagai sumber daya dalam pembangunan daerah. Tujuan dari

    penyusunan RKPD ini sebagai pedoman dalam penyusunan perencanaan

    pembangunan tahunan daerah Kabupaten Karawang yang bersumber dari

    dana APBD maupun dana non APBD, dan merupakan dasar hukum

    perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan bagi

    :

  • 22

    1. Penyusunan Renja SKPD, KUA-PPAS, serta APBD Kabupaten Karawang

    tahun 2016;

    2. Memfasilitasi berbagai potensi sumber daya masyarakat/ swasta/

    institusi non pemerintah dalam mendukung pelaksanaan pembangunan

    Kabupaten Karawang Tahun 2016.

    Plt. BUPATI KARAWANG,

    dr. CELLICA NURRACHADIANA

  • 23

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

    DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

    2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

    Wilayah Kabupaten Karawang secara geografis terletak

    antara 107° 02’-107° 40’ BTdan 5° 56’-6° 34’ LS, termasuk daerah

    dataran yang relatif rendah, mempunyai variasi ketinggian wilayah

    antara 0-1.279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 -

    20, 2-150, 15-400, dan diatas 400 dengan suhu rata-rata 270 C. Topografi

    di KabupatenKarawang sebagian besar berbentuk dataran yang relatif

    rendah (25 m dpl) terletak pada bagianutara mencakup Kecamatan

    Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Pedes, Rengasdengklok,

    Kutawaluya,Tempuran, Cilamaya, Rawamerta, Telagasari, Lemahabang,

    Jatisari, Klari, Karawang,Tirtamulya, sebagian Telukjambe, Jayakerta,

    Majalaya, sebagian Cikampek dan sebagian Ciampel. Hanya sebagian kecil

    wilayah yang bergelombang dan berbukit-bukit di bagian selatandengan

    ketinggian antara 26 – 1.200 dpl. Daerah perbukitan tersebut antara lain :

    Gunung Pamoyanan, Dindingsari, Golosur, Jayanti, Godongan, Rungking,

    Gadung, Kuta, Tonjong, Seureuh, Sinalonggong, Lanjung dan Gunung

    Sanggabuana. Terdapat pula Pasir Gabus, Cielus,Tonjong dengan ketinggian

    bervariasi antara 300-1.200 m dpl dan tersebar di KecamatanTegalwaru,

    sebagian kecil Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan Ciampel.Kabupaten

    Karawang terutama di pantai utara tertutup pasir pantai yang

    merupakanbatuan sedimen yang dibentuk oleh bahan – bahan lepas

    terutama endapan laut dan alluviumvulkanik. Di bagian tengah ditempati

    oleh perbukitan terutama dibentuk oleh batuan sedimen,sedangkan

  • 24

    dibagian selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291

    m dpl,yang mengandung endapan vulkanik. Kabupaten Karawang dilalui

    oleh beberapa sungai yangbermuara di Laut Jawa. Sungai Citarum

    merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang denganKabupaten

    Bekasi, sedangkan sungai Cilamaya merupakan batas wilayah dengan

    KabupatenSubang. Selain sungai, terdapat 3 buah saluran irigasi yang

    besar, yaitu : Saluran Induk TarumUtara, Saluran Induk Tarum Tengah,

    dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan

    sawah, tambak dan pembangkit tenaga listrik. Luas wilayah Kabupaten

    Karawang 1.753,27 Km2 atau 175.327 Ha, luas tersebut merupakan 4,72

    % dari luas Provinsi Jawa Barat (37.116,54 Km2) dan memiliki laut seluas 4

    Mil x 84,23 Km, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

    Sebelah Utara : Batas Alam yaitu Laut Jawa.

    Sebelah Timur : Kabupaten Subang

    Sebelah Tenggara : Kabupaten Purwakarta

    Sebelah Selatan : Kab. Bogor dan Kabupaten Cianjur

    Sebelah Barat : Kabupaten Bekasi.

    Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah yang

    memiliki lahan subur di Jawa Barat, sehingga sebagian besar

    lahannya digunakan untuk pertanian. Wilayah ini, secara

    administrasi terdiri dari 30 kecamatan, 297 desa dan 12

    kelurahan. Penamaan Kecamatan baru menurut Peraturan Daerah

    Kabupaten Karawang Nomor 3 Tahun 2004 yaitu tentang

    Pembentukan dan Pemekaran Kecamatan, yaitu:

  • 25

    1. Kecamatan Pangkalan

    2. Kecamatan Tegalwaru

    3. Kecamatan Ciampel

    4. Kec.Telukjambe Tmr

    5. Kec. Telukjambe Brt

    6. Kecamatan Klari

    7. Kecamatan Cikampek

    8. Kecamatan Purwasari

    9. Kec. Tirtamulya

    10. Kecamatan Jatisari

    11. Kecamatan Banyusari

    12. Kecamatan Kotabaru

    13. Kec Cimalaya Wetan

    14. Kec Cilamaya Kulon

    15. Kec Lemahabang

    16. Kecamatan Telagasari

    17. Kecamatan Majalaya

    18. Kec. Karawang Timur

    19. Kec. Karawang Barat

    20. Kecamatan Rawamerta

    21. Kecamatan Tempuran

    22. Kecamatan Kutawaluya

    23. Kec. Rengasdengklok

    24. Kecamatan Jayakerta

    25. Kecamatan Pedes

    26. Kecamatan Cilebar

    27. Kecamatan Cibuaya

    28. Kecamatan Tirtajaya

    29. Kecamatan Batujaya

    30. Kecamatan Pakisjaya

  • 26

    Gambar 2.1 Kabupaten Karawang sebagai Lingkup Wilayah Perencanaan

    Kabupaten Karawang beriklim tropis, mempunyai musim

    yang hampir sama dengan wilayah di Kabupaten wilayah Pantai

    Utara Jawa pada umumnya, yaitu musim kemarau dan musim

    hujan dengan suhu rata-rata berkisar antara 26,80 celcius sampai

  • 27

    dengan 27,70 celcius. Potensi sumberdaya air di Kabupaten

    Karawang terdiri atas sumberdaya air permukaan (sungai, danau,

    dan waduk) dan air tanah. Pemanfaatan air tanah di Kabupaten

    Karawang terutama dari endapan aluvial hasil sedimentasi sungai

    berumur resen(Qa). Daratan Kabupaten Karawang tidak terlepas

    dari pegunungan dan bukit yang terdapat di hampir seluruh

    Kabupaten wilayah selatan Jawa Barat dengan kategori

    kemiringan diatas 40%. Kemiringan lereng di Kabupaten Karawang

    sebagian besar datar, yaitu sebesar 80,44% luas lahan.

    Kabupaten Karawang diarahkan menjadi salah satu

    gerbang (gateway city) pembangunan di wilayah Indonesia bagian

    barat sebagai penyangga Ibukota Negara. Dikenal juga sebagai

    gudang beras dan lumbung pangan nasional.

    Kabupaten Karawang di sektor sumber daya alam memiliki

    potensi pertambangan/bahan mineral berupa batu kapur yang

    terdapat di Wilayah Selatan (Kecamatan Pangkalan dan

    Tegalwaru). Wilayah Kabupaten Karawang berdasarkan kondisi

    geologis merupakan kawasan yang relatif aman dari bencana

    gempa bumi, walaupun mempunyai resistensi dari beberapa

    potensi bencana seperti: banjir (kawasan perkotaan disepanjang

    hilir sungai dan pesisir laut); tanah longsor (Pangkalan,

    Tegalwaru).

    Kabupaten Karawang juga mempunyai potensi pariwisata

    berupa wisata alam, budaya, dan sejarah. Wisata Alam berupa

    keindahan pantai dan curug antara lain Pantai Tanjung Baru,

    Pantai Tanjung Pakis, Pantai Pisangan, Pantai Samudra Baru,

    Curug Cigeuntis, Curug Bandung, Curug Koleangka, Curug Lalay;

  • 28

    wisata sejarah berupa Tugu Perjuangan Rengasdengklok, Rumah

    Sejarah Ir Soekarno di Rengasdengklok, Monumen Rawagede, Situs

    Candi Jiwa dan candi Blandongan dan Monumen Surotokunto.

    Kabupaten Karawang memiliki luas wilayah 175.327 Ha.

    Hingga tahun 2009 (BPN Kabupaten Karawang, 2009) penggunaan

    lahan di Kabupaten Karawang sebagian besar terdiri dari areal

    pesawahan dengan luas mencapai 89.614 Ha (51,11%), yang

    sebagian besar telah didukung oleh sistem irigasi. Oleh karena itu

    Karawang dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat.

    Dengan luas wilayah 1.753,27 km2 atau 3,73% dari luas

    Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Karawang merupakan salah satu

    daerah yang memiliki lahan subur di Jawa Barat, sehingga

    sebagian besar lahannya digunakan untuk pertanian.

    Luas seluruh lahan di Kabupaten Karawang adalah

    175.327 Ha dengan perincian sebagai berikut ; Lahan sawah

    seluas 94.331 Ha dan lahan kering seluas 77.798 Ha. Dari jumlah

    tersebut sebesar 28,33% digunakan untuk bangunan dan halaman

    sekitarnya.

    2.1.1.Aspek Demografi

    Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

    Kabupaten Karawang Tahun 2014, dapat diketahui bahwa

    perkembangan penduduk Kabupaten Karawang selama beberapa tahun

    terakhir senantiasa bertambah dari tahun ke tahun dengan tingkat

    pertumbuhan relative sedang dan berfluktuasi. Jumlah penduduk

    Kabupaten Karawang pada tahun 2010 sebesar 2.127.791 jiwa,

    kemudian berkembang menjadi 2.165.996 jiwa pada tahun 2011 atau

    mengalami pertambahan sebesar 1,92%, tahun 2012 bertambah menjadi

  • 29

    2.207.181 jiwa atau mengalami pertumbuhan 1,77%. Sedangkan untuk

    tahun 2013, data dari Dinas kependudukan dan pencatatan Sipil

    Kabupaten Karawang sampai dengan tanggal 31 januari 2013 penduduk

    Kabupaten Karawang berjumlah 2.075.748 jiwa dengan laju

    pertumbuhan penduduk 3,91%, penduduk pendatang mencapai 19.031

    jiwa dengan jumlah kelahiran mencapai 60.019 jiwa

    Pada tahun 2014 penduduk Kabupaten Karawang telah mencapai

    2.250.120 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,1 %

    kondisi ini menurun jika dibandingkan angka pada tahun 2013 yang

    lalu.

    Dilihat dari komposisi penduduk menurut pendidikan dan

    lapangan usaha maka jumlah penduduk Kabupaten Karawang dapat

    dilihat pada matrik sebagai berikut;

    No.Tingkat

    Pendidikan2009 2010 2011 2012 2013 2014*

    1. ≤SD 1.178.930 1.053.679 1.075.044 1.101.014 1.112.657 1.128.351

    2. SLTP 287.902 305.005 311.440 318.964 322.337 326.879

    3. SLTA 251.088 309.484 315.295 322.911 326.326 330.925

    4. Diploma 42.228 51.790 52.781 54.056 54.628 55.395

  • 30

    2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan

    ekonomi dilakukan terhadap pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB

    per kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia,

    Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional),

    persentase penduduk di atas garis kemiskinan, dan angka

    kriminalitas yang tertangani.

    1. Pertumbuhan Ekonomi

    Tujuan pembangunan ekonomi (bersifat multidimensional)

    adalah menciptakan pertumbuhan dan perubahan struktur

    ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan

    kemiskinan, mengurangi ketimpangan (disparity), dan

    pengangguran. Sejalan dengan hal tersebut, maka pembangunan

    ekonomi daerah menghendaki adanya kerjasama diantara

    pemerintah, sektor swasta (privat sektor), dan masyarakat dalam

    mengelola sumber daya yang dimiliki oleh wilayah tersebut dalam

    No.Lapangan

    Usaha2009 2010 2011 2012 2013 2014*

    1. Pertanian dan

    Perikanan

    226.728 197.346 174.520 168.224 141.219 160.819

    2. Perdagangan236.029 232.405 291.092 277.808 264.727 266.962

    3. Industri145.659 192.838 186.203 242.865 214.259 227.295

    4. Seluruh

    Lapangan

    Usaha

    815.854 808.590 880.087 917.556 875.213 912.864

  • 31

    rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja

    seluas-luasnya. Indikator keberhasilan pembangunan ditunjukkan

    oleh pertumbuhan ekonomi dan berkurangnya ketimpangan baik

    di dalam distribusi pendapatan penduduk maupun antar wilayah.

    Berbagai masalah timbul dalam kaitan dengan pertumbuhan dan

    pembangunan ekonomi wilayah, dan terus mendorong

    perkembangan konsep-konsep pertumbuhan ekonomi wilayah.

    Dalam kenyataannya banyak fenomena tentang pertumbuhan

    ekonomi wilayah. Kesenjangan (ketimpangan) wilayah dan

    pemerataan pembangunan menjadi permasalahan utama dalam

    pertumbuhan wilayah, bahkan beberapa ahli berpendapat bahwa

    pertumbuhan ekonomi wilayah tidak akan bermanfaat dalam

    pemecahan masalah kemiskinan. Beberapa perbedaan antara

    wilayah dapat dilihat dari beberapa persoalan seperti, potensi

    wilayah, pertumbuhan ekonomi, investasi (domestik dan asing),

    luas wilayah,konsentrasi industri, transportasi, pendidikan,

    budaya dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi wilayah

    adalah pertumbuhan pendapatan masyarakat secara keseluruhan

    yang terjadi di wilayah tersebut,yaitu kenaikan seluruh nilai

    tambah yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan

    berdampak terhadap ketimpangan dalam distribusi pendapatan

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai

    tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan

    perekonomian di seluruh daerah dalam tahun tertentu atau

    periode tertentu dan biasanya satu tahun. Laju pertumbuhan

    ekonomi yang dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar

    harga konstan Tahun yang bersangkutan terhadap Tahun

  • 32

    sebelumnya merupakan salah satu indikator makro untuk melihat

    perekonomian secara riil di suatu wilayah.Pertumbuhan ekonomi

    dapat dipandang sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa

    yang dihasilkan oleh semua sektor kegiatan ekonomi yang ada di

    suatu wilayah selama kurun waktu tertentu.

    Secara umum kinerja perekonomian Kabupaten Karawang

    selama periode Tahun 2011-2014 mengalami fluktuasi,

    sebagaimana tabel sebagai berikut ;

    Tabel 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Karawang Tahun 2011-

    2014

    Tabel diatas dapat kita analisis bahwa terjadi fluktuasi LPE

    baik dengan migas maupun tanpa Migas dengan rata-rata laju

    pertumbuhan ekonomi mencapai 8,91 persen per Tahun.

    Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karawang, secara sektoral

    didominasi oleh sektor Bangunan, dimana pada Tahun 2011 sektor

    No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014*

    1. Pertanian 7,05 -3,94 2,33 2,312. Pertambangan dan Penggalian -2,41 -6,64 3,27 -10,423. Industri Pengolahan 8,41 6,48 9,14 9,154. Listrik dan Air Bersih 11,19 7,88 6,84 8,495. Bangunan 137,46 19,47 5,67 8,446. Perdagangan, Hotel dan Restoran

    2,95 1,97 8,088,49

    7. Angkutan dan Komunikasi 0,22 0,35 8,74 8,768. Keuangan, Persewaan & Jasa

    Perusahaan 9,42 28,81 12,628,82

    9. Jasa-jasa 3,34 10,05 6,69 7,89LPE DENGAN MIGAS 8,97 5,44 7,92 7,87LPE TANPA MIGAS 9,47 5,75 8,06 8,53

  • 33

    ini memberikan kontribusi sebesar 137,46 persen walaupun pada

    tahun-tahun selanjutnya mengalami penurunan. Laju

    pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Kabupaten Karawang

    selama periode 2011–2014 relatif mengalami flktuasi. Tahun 2011

    sebesar 7,05 persen kemudian turun menjadi minus 3,94 persen

    pada Tahun 2012, namun kemudian pada tahun 2013 dan 2014

    mengalami kenaikan kembali ke angka positif yaitu 2,33 persen

    ditahun 2013 dan 2,31 persen ditahun 2014.

    Aktifitas masyarakat di Kabupaten Karawang tidak jauh

    berbeda dengan masyarakat pada umumnya di daerah lain di Jawa

    Barat Bagian Utara yaitu bertani. Namun seiring dengan

    berkembangnya industri baik besar, menengah dan sedang di

    Kabupaten Karawang, maka kegiatan pada sektor industri

    manufaktur, industri sedang, perdagangan, hotel, restoran dan

    jasa mendominasi perekonomian masyarakatnya. Khusus pada

    sektor pertanian, sub-sektor pertanian tanaman padi dan

    subsektor perikanan budidaya memegang peranan penting karena

    penduduk Kabupaten Karawang banyak bergantung pada hasil

    pertanian, mengingat potensi dan kondisi alamnya yang

    didominasi oleh areal pertanian yang mencapai 195,924 ha, maka

    masyarakat Kabupaten Karawang sangat mengandalkan pada

    sektor pertanian selain sector industri yang semakin pesat

    perkembangannya seiring mulai beralihnya orientasi investasi

    keluar DKI Jakarta dan Bekasi. Hal ini dapat dilihat dalam PDRB

    Kabupaten Karawang menurut lapangan usaha dalam tabel di

    bawah ini:

  • 34

    Tabel 2.2 Peranan PDRB Kab. Karawang

    Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2014 (juta rupiah/persen) Kabupaten Karawang

    Tahun 2011-2014 No. Lapangan

    Usaha 2011 2012 2013 2014*

    1. Primer (Pertanian

    dan Pertambang

    an)

    7.641.769,23 (11,38)

    7.903.483,97 (11,08)

    8.939.007,65 (10,94)

    9.816.983,00 (10,39)

    2. Sekunder (Industri,

    Listrik, Air dan

    Bangunan)

    41.415.747,94

    (61,67)

    44.012.703,57 (61,71)

    50.017.750,99

    (61,23)

    7.535.898,65 (60,90)

    3. Tersier (Perdagang

    an, Angkutan

    dan Komunikasi dan Jasa)

    18.101.850,44

    (26,95)

    19.405.256,94 (27,21)

    22.725.916,78

    (27,82)

    27.120.818,09

    (28,71)

    PDRB

    67.159.367,61 (100,00)

    71.321.444,48 (100,00)

    81.682.675,42

    (100,00)

    94.473.699,74

    (100,00)

    Sumber : BPS Kabupaten Karawang Keterangan : *) = angka sementara

    Kontribusi sektor primer atas dasar harga berlaku pada

    tahun 2014 mengalami penurunan dari 11,38 persen pada tahun

    2011, 11,08 persen pada tahun 2012 dan 10,94 pada tahun 2013.

    Untuk sektor sekunder, pada tahun 2014 juga mengalami

    penurunan dari 61,67 persen di tahun 2011, naik 61,71 persen di

    tahun 2012, turun pada angka 61,23 persen ditahun 2013 dan

    60,90 itahun 2014. Untuk sektor tersier, pada tahun 2014

    mengalami kenaikan dari 26,95 persen pada tahun 2011, 27,21

    persen pada tahun 2012, 27,82 persen di tahun 2013 dan 28,71

  • 35

    pada tahun 2014. Distribusi persentase PDRB secara sektoral

    menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam pembentukan

    PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor

    maka semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam

    perkembangan ekonomi. Kontribusi sektor tersier tersebut

    memperlihatkan bahwa Kabupaten Karawang selain sebagai

    daerah berbasis industri juga telah mulai berkembang menuju ke

    arah daerah berbasis perdagangan dan jasa.

    Tabel 2.3 Struktur Ekonomi Kabupaten Karawang Tahun 2011-2014

    Atas Dasar Harga Berlaku (persen)

    Sumber : BPS Kabupaten Karawang Keterangan : *) = angka sementara

    Analisis sektor menunjukkan bahwa peranan sektor industri

    pengolahan pada tahun 2014 tetap merupakan sektor terunggul

    dan terbesar kontribusinya dalam pembentukan PDRB Kabupaten

    Karawang, yaitu sebesar 50,93 persen. Disusul kemudian oleh

    sektor perdagangan dan pertanian, yang masing-masing

    menyumbang sebesar 19,21 persen dan 8,17 persen. Sedangkan 3

    sektor penyumbang terkecil dalam pembentukan PDRB Kabupaten

    Karawang tahun 2014 adalah sektor keuangan sektor

    pertambangan dan sektor angkutan dan komunikasi.

    No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014*

    1. Pertanian 8,09 7,85 8,29 8,17

    2. Pertambangan dan Penggalian 2,69 2,17 2,35 2,22

    3. Industri Pengolahan 52,76 51,90 50,82 50,93

    4. Listrik dan Air Bersih 3,27 3,31 3,71 3,60

    5. Bangunan 2,88 3,70 5,88 6,38

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 21,09 21,59 19,25 19,21

    7. Angkutan dan Komunikasi 5,23 5,46 1,91 3,46

    8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

    1,19 1,23 1,81 2,00

    9. Jasa-jasa 2,80 2,79 5,98 4,04

    PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00

  • 36

    Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan indikator

    makro ekonomi yang diturunkan dari PDRB atas dasar harga

    konstan. Dengan memperhatikan LPE dan sektor-sektor yang

    membentuk PDRB, dapat diketahui sektor atau lapangan usaha

    yang mengalami pertumbuhan yang cepat dalam suatu

    perekonomian daerah. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE)

    Kabupaten Karawang tahun 2014 dengan memperhitungkan

    kontribusi sektor migas diperkirakan mencapai angka 7,87 %

    dengan tingkat inflasi sebesar 8,90* %. (*=angka sangat

    sementara).

    Tabel 2.4 Angka Agregatif PDRB Kabupaten Karawang, PDRB Perkapita, LPE

    Sektor Migas, Tingkat Inflasi Tahun 2011-2014

    Sumber : BPS Kabupaten Karawang Keterangan : *) = angka revisi; **) = angka estimasi

    Tumpuan harapan pergerakan roda perekonomian yang

    realistis, bukan lagi bersumber pada keunggulan sumberdaya alam

    yang ada (comparative advantage) melainkan kemampuan untuk

    mengolah dan menghasilkan produk unggulan yang berkualitas

    (competitive advantage). Besaran tingkat pertumbuhan ekonomi

    yang berada pada angka 7,87 persen tidak dibarengi dengan

    No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014*1. PDRB Atas Dasar

    Harga Berlaku

    (Juta Rp)

    48.283.356 58.884.000 67.159.368 71.321.444 81.682.675 94.473.700

    2. PDRB Atas Dasar

    Harga Konstan

    (Juta Rp)

    19.712.339 22.052.92724.031.629

    25.339.137 27.346.412 29.498.263

    3. PDRB Perkapita

    Atas Dasar Harga

    Berlaku (Rp)

    23.513.743 27.673.85131.006.229

    32.433.905 36.704.996 41.986.072

    4. PDRB Perkapita

    Atas Dasar Harga

    Konstan (Rp)

    9.599.807 10.158.50711.081.071

    11.523.143 12.288.407 13.109.640

    5. LPE Migas (%) 7,40 11,878.97

    5.44 7,92 7,87

    6. Inflasi (%) 2,05 7,73 3,21 3,86 8,87 8,90

  • 37

    penurunan tingkat inflasi (IHK) yang berada pada 8,90 persen, hal

    tersebut disebabkan nilai tambah ekonomi yang terbentuk tidak

    seluruhnya dinikmati oleh kalangan pekerja (penduduk Kabupaten

    Karawang) melainkan ada porsi yang menjadi bagian

    pengusaha/pemilik modal (diantaranya surplus usaha, deviden

    dan sebagainya) yang sebagian besar merupakan orang asing.

    Bila dicermati secara lebih detil, pertumbuhan ekonomi di

    Kabupaten Karawang pada tahun 2014, berada pada catatan

    positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa walaupun terjadi krisis

    ekonomi global dengan menurunnya harga minyak mentah dan

    krisis di Timur Tengah , perekonomian di Kabupaten Karawang

    dapat diandalkan.

    Tabel 2.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karawang

    Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2014 (Persen)

    Sumber : BPS Kabupaten Karawang Keterangan : *) = angka sementara

    LPE menurut sektor menunjukkan bahwa sektor industri

    pengolahan menduduki peringkat pertama dalam urutan Sembilan

    No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014*

    1. Pertanian 7,05 -3,94 2,33 2,312. Pertambangan dan Penggalian -2,41 -6,64 3,27 -10,423. Industri Pengolahan 8,41 6,48 9,14 9,154. Listrik dan Air Bersih 11,19 7,88 6,84 8,495. Bangunan 137,46 19,47 5,67 8,446. Perdagangan, Hotel dan Restoran

    2,95 1,97 8,088,49

    7. Angkutan dan Komunikasi 0,22 0,35 8,74 8,768. Keuangan, Persewaan & Jasa

    Perusahaan 9,42 28,81 12,628,82

    9. Jasa-jasa 3,34 10,05 6,69 7,89LPE DENGAN MIGAS 8,97 5,44 7,92 7,87LPE TANPA MIGAS 9,47 5,75 8,06 8,53

  • 38

    sektor/lapangan usaha, yang diikuti oleh sektor keuangan dan

    sektor angkutan dan komunikasi.

    Indikator yang dipakai untuk menggambarkan tingkat

    kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan

    perkapita (percapita income). Semakin tinggi pendapatan yang

    diterima penduduk disuatu wilayah maka tingkat kemakmuran di

    wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik.PDRB

    atas dasar harga berlaku menggambarkan besarnya nilai tambah

    domestik bruto perpenduduk secara nominal, sedangkan PDRB

    perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui

    nilai tambah nyata serta pertumbuhan nyata perkapita. Angka

    tersebut diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah

    penduduk pertengahan tahun.

    PDRB perkapita Kabupaten Karawang mengalami

    peningkatan dari tahun ke tahun. Dari jumlah penduduk

    sebanyak 2.250.120 jiwa pada tahun 2014, PDRB perkapita

    berlaku Kabupaten Karawang sebesar Rp. 41.986.072, hal tersebut

    menunjukkan terjadinya peningkatan sebesar 12,04 persen

    dibandingkan dengan PDRB perkapita di tahun 2011 yang berada

    pada nilai Rp. 31.006.229

    Kendati demikian peningkatan PDRB perkapita tersebut

    masih belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli

    masyarakat Kabupaten Karawang secara umum, walaupun indeks

    daya beli menunjukkan peningkatan, karena PDRB perkapita yang

    dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih

    mengandung faktor inflasi yang berpengaruh terhadap daya beli

  • 39

    masyarakat, terutama masyarakat yang berada pada tingkat

    menengah ke bawah.

    Tabel 2.6 Perkembangan dan Nilai Pendapatan Perkapita

    Kabupaten Karawang Tahun 2011-2014

    Sumber : BPS Kabupaten Karawang Keterangan : *) = angka perbaikan **) = angka sementara

    2. Angka Kemiskinan

    Ada beberapa definisi kemiskinan yang menjadi rujukan pada

    dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Program

    Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Karawang tahun 2011-2015

    diantaranya Definisi Kemiskinan menurut Bappenas (2004) yaitu ;

    Kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu

    memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan

    mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

    Hak-hak dasar itu antara lain ;

    - Terpenuhinya kebutuhan pangan

    - Kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,

    pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup.

    Tahun PendapatanperkapitaADHBPerubahanADHB(%)

    PendapatanperkapitaADHK

    PerubahanADHK(%)

    2008 20.965.082 15,39 9.065.536 8,87

    2009 23.513.743 12,16 9.599.807 5,89

    2010 27.673.851 17,69 10.364.236 7,96

    2011 31.006.229 12,04 11.094.955 7,05

    2012 32.433.905 4,40 11.523.143 3,72

    2013 36.704.996 13,17 12.288.407 6,64

    2014*41.986.072 14,39 13.109.640 6,68

  • 40

    - Rasa amandari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan

    Sedangkan kemiskinan menurut konsep BPS adalah adalah

    kemampuan memenuhkebutuhan dasar (basic needs approach) “

    Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi

    untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan

    (diukur dari sisi pengeluaran)”

    Analisis kemiskinan yang terjadi dapat dilakukan melalui

    metode sebagai berikut ;

    Berapa banyak penduduk

    miskin atau seberapa parah

    masalah kemiskinan yang

    terjadi

    Mengukur Kemiskinan

    Siapa yang miskin Profil Kemiskinan

    Mengapa mereka miskin Determinan kemiskinan

    Apa yang terjadi pada orang

    miskin jika…….?

    Impilkasi kebijakan

    Ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan di Indonesia,

    termasuk di Kabupaten Karawang.Pertama, banyak rumah tangga

    yang berada di bawah dan di sekitar garis kemiskinan nasional, yang

    setara dengan Rp. 266.597/kapita/bulan atau setara dengan Rp.

    8.886,57 / kapita/hari (2010), sehingga banyak penduduk yang

    meskipun tergolong tidak miskin tetapi rentan terhadap kemiskinan.

    Kedua, ukuran kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga

    tidak menggambarkan batas kemiskinan yang sebenarnya. Banyak

    orang yang mungkin tidak tergolong «miskin dari segi pendapatan

    dapat dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses

    terhadap pelayanan dasar serta rendahnya indikator-indikator

    pembangunan manusia. Ketiga, mengingat sangat luas dan

  • 41

    beragamnya wilayah Indonesia, perbedaan antar daerah merupakan

    ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.

    a. Penduduk Miskin

    BPS mendefinisikan bahwa Penduduk miskin adalah

    penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan

    di bawah Garis Kemiskinan.

    Sedangkan jumlah penduduk miskin di Kabupaten

    Karawang dapat dilihat pada gambar berikut ini ;

    B. Fokus Kesejahteraan Sosial

    Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan

    terhadap indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah,

    angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka

    partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan

    hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio penduduk

    yang bekerja. Selama lima tahun terakhir, Angka-angka ini

    26.7 25.6 25.228.6

    32.129.4 28.3

    26.5 26.0 25.7 24.4

    14.55 13.60 13.2814.93

    16.5114.83 14.00 12.90 12.21 11.80 11.10

    0.0

    5.0

    10.0

    15.0

    20.0

    25.0

    30.0

    35.0

    Jumlah Penduduk Miskin ( x 10.000) % Penduduk Miskin

  • 42

    menunjukkan tren meningkat, walaupun jika dibandingkan dengan

    standar yang ada, belum mencapai target dan standar yang ditetapkan.

    1. Pendidikan Ada beberapa indikator pendidikan diantaranya angka transisi,

    angka drop out, angka repetisi, angka partisipasi, dan lain-lain.

    Indikator angka partisipasi umumnya berkaitan dengan keberhasilan

    suatu daerah dalam melibatkan sebanyak-banyaknya anak usia

    sekolah masuk sekolah.

    Angka partisipasi dibagi dalam APK (Angka Partisipasi Kasar)

    dan APM (Angka Partisipasi Murni).

    Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap sistem

    pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut

    memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia

    muda.

    Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti

    pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah

    murid yang mampu ditampung di setiap jenjang sekolah, sehingga

    naiknya persentase jumlah murid cenderung diartikan sebagai makin

    meningkatnya partisipasi sekolah.

    Akan tetapi kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh

    semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak

    diimbangi dengan bertambahnya infrastruktur sekolah serta

    peningkatan akses masuk sekolah, sehingga angka partisipasi

    sekolah bisa tidak berubah atau menurun.

    Pencapaian APK, APM SD dan SLTP sederajat pada tahun 2011,

    2012, 2013, dan 2014 lebih jelas disajikan pada tabel berikut ini:

  • 43

    Tabel. 2.7 Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan

    Tahun 2011-2014

    Indikator Tahun

    2011 2012 2013 2014*

    APK SD/Sederajat 108,89 108,8 107,34 110.80*

    APM SD/Sederajat 96,86 96,8 95,84 96,26*

    APK SLTP/Sederajat 90,62 94,96 95,61 98,80*

    APM SLTP/Sederajat 66,09 65,98 65,79 73,61*

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang *=angka sementara

    Ditinjau dari keberlanjutan bersekolah, total angka putus

    sekolah untuk tingkat SD dan SLTP selama periode tahun 2012

    adalah sebesar 563 orang. Dari gambaran tersebut dapat

    disimpulkan bahwa angka putus sekolah tingkat SD dan SLTP pada

    tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami

    penurunan dan total angka putus sekolah pada tahun 2013 adalah

    560 orang. Sedangkan angka putus sekolah tahun 2014 sebanyak

    416 orang.

    Persentase Angka putus sekolah pada jenjang pendidikan SD

    dan SLTP pada tahun 2011 sampai dengan 2014 adalah sebagai

    berikut.

    Tabel 2.8 Persentase Angka Putus Sekolah Tingkat SD dan SLTP

    Tahun 2011-2014 No. Jenjang Sekolah 2011 2012 2013 2014

    1 SD/MI 0,2% 0,1% 0,09% 0,01%

    2 SMP/MTs 0,4% 0,3% 0,4% 0,2%

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang Tabel 2.8 menggambarkan hasil persentase kelulusan pada

    jenjang SD dan SLTP yang melanjutkan sekolahnya. Angka

    kelulusan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 44

    Tabel 2.9 Persentase Lulusan SD dan SLTP yang Melanjutkan Sekolahnya

    Tahun 2011-2014 No. Jenjang Sekolah 2011 2012 2013 2014

    1. SD/MI 96,60% 96,75% 97,72% 98,64%

    2. SMP/MTs 67,58% 72,80% 75,58% 80,62% Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Tabel 2.9 menggambarkan hasil persentase SD dan SLTP yang

    terakreditasi di Kabupaten Karawang pada tahun 2011, 2012, 2013,

    dan 2014 adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.10 Persentase SMP yang Terakreditasi

    Tahun 2011 - 2014 No. Jenjang Sekolah 2011 2012 2013 2014

    1. SD/MI 90,01% 91% 92% 92,29%

    2. SMP/MTs 81,11% 76,84% 77,40% 77,84%

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang Tabel 2.10 menggambarkan jumlah peserta ujian pada jenjang

    SD dan SLTP di Kabupaten Karawang pada tahun 2011/2012 sampai

    dengan 2014/2015, adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.11 Jumlah Peserta Ujian Tahun 2010/2011-2014/2015

    No. Jenjang Sekolah

    2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015

    1 SD/MI 38.703 44.343 44.692 40.698

    2 SMP/MTs 33.097 33.150 34.252 33.983

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang Tabel 2.10 dn Tabel 2.11 menggambarkan Angka Lulus Sekolah

    dan Persentase Kelulusan Ujian pada jenjang SD dan SLTP di

    Kabupaten Karawang pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014

    adalah sebagai berikut :

  • 45

    Tabel 2.12 Angka Lulus Sekolah

    Tahun 2010/2011 s.d 2014/2015 No. Jenjang Sekolah 2011 2012 2013 2014

    1 SD/MI 38.703 44.343 44.692 40.698

    2 SMP/MTs 33.097 33.150 34.252 33.983 Sumber : Disdikpora Kabupaten Karawang

    Tabel 2.13 Persentase Kelulusan Ujian

    Tahun 2010/2011 s.d 2014/2015 No. Jenjang Sekolah 2011 2012 2013 2014

    1 SD/MI 100% 100% 100% 100%

    2 SMP/MTs 100% 100% 100% 100%

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Dalam rangka meningkatkan daya tampung sekolah dan sarana

    prasarana sekolah telah diupayakan melalui pembangunan unit

    sekolah, rehabilitasi ruang kelas, ruang laboratorium dan

    perpustakaan untuk SD/MI dan SMP/MTs dengan sumber dana

    yang berasal dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN (DAK),

    Dana Dekonsentrasi dan Corporate Social Responsibility (CSR).

    Tabel. 2.14 Pembangunan Unit Sekolah dan Rehabilitasi Ruang Kelas

    SD/MI dan SMP/MTs (Lokal) Tahun 2011 s.sd 2014

    Jenjang Sekolah Tahun

    2011 2012 2013 2014

    SD/MI 57 1.402 460 357

    SMP/MTs 36 535 598 194

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

  • 46

    Tabel 2.15 Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2011/2012 s.d. 2014/2015

    No. Jenjang Sekolah Tahun

    2011/2012

    2012/2013

    2013/2014

    2014/2015

    1 TK 4.195 5.306 5.184 6.613

    2 RA 6.599 7.121 7.327 8161

    3 SD/MI 261.513 260.168 260.581 261.26

    0

    4 SDLB 173 181 167 171

    5 SMP/MTs 105.186 113.740 116.535 117.59

    8

    6 SMPLB 37 37 36 37

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Manajemen pelayanan pendidikan pada jenjang SD dan SMP di

    Kabupaten Karawang salah satunya digambarkan melalui rasio

    murid terhadap sekolah, dan rasio murid terhadap ruang kelas,

    sebagaimana tabel berikut ini.

    Tabel 2.16 Rasio Murid Terhadap Sekolah Tahun 2011 -2014

    No. Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014

    1 SD/MI 259 : 1 260:1 259 : 1 255 : 1

    2 SMP/MTs 525 : 1 527:1 560 : 1 565 : 1 Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Tabel. 2.17 Rasio Murid terhadap Ruang Kelas Tahun 2011 - 2014

    No. Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014

    1 SD/MI 38 : 1 40:1 39 : 1 37 :1

    2 SMP/MTs 49 : 1 49:1 47 : 1 44 : 1 Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

  • 47

    1) Program Pendidikan Menengah Pencapaian APK dan APM SLTA sederajat pada tahun 2011,

    2012, 2013, dan 2014 lebih jelas disajikan pada tabel berikut ini :

    Tabel. 2.18 Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan

    Tahun 2011 s.d. 2014

    Indikator Tahun

    2011 2012 2013 2014

    APK SLTA Sederajat (%) 56,51 62,84 63,79 66,15

    APM SLTA Sederajat (%) 38,31 42,36 45,44 50,28

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Ditinjau dari keberlanjutan bersekolah, total angka putus

    sekolah untuk tingkat SLTA selama periode 2011 dan 2012

    adalah sebesar 508 orang menjadi 463 orang. Dari gambaran

    tersebut dapat disimpulkan bahwa angka putus sekolah tingkat

    SLTA pada tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2011

    mengalami penurunan. Sedangkan total angka putus sekolah

    pada tingkt SLTA pada periode 2013 adalah 458 orang, dan tahun

    2014 sebanyak 292 orang.

    Tabel 2.18 menggambarkan hasil persentase lulusan pada

    jenjang SLTA Sederajat yang melanjutkan sekolahnya. Angka

    kelulusan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 2.19 Persentase Lulusan SLTA Sederajat

    yang Melanjutkan Sekolahnya Tahun 2011 - 2014 No. Jenjang Sekolah 2011 2012 2013 2014

    1 SLTA Sederajat 69,42% 80,89% 82% 82%

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

  • 48

    Tabel 2.20 Persentase SMA/SMK/MA Terakreditasi

    Tahun 2011 - 2014 No. Jenjang

    Sekolah 2011 2012 2013 2014

    1 SMA 97,22% 100% 94,60% 94,60%

    2 MA 94,11% 88,88% 88,88% 94,73%

    3 SMK 85,71% 83,10% 85% 84,94%

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Tabel 2.18, 2.19, dan 2.20 menggambarkan hasil

    persentase kelulusan jenjang pendidikan menengah di Kabupaten

    Karawang pada tahun 2010/2011 sampai dengan 2013/2014.

    Angka kelulusan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 2.21 Jumlah Peserta Ujian Tahun 2010/2011s.d. 2013/2014

    No. Jenjang Sekolah 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014

    1 SMA/SMK/MA 17.096 19.308 20.414 21.020

    Sumber: Disdikpora Kaupaten Karawang

    Tabel 2.22 Angka Lulus Sekolah Tahun 2010/2011s.d. 2013/2014

    No. Jenjang Sekolah 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014

    1 SMA/SMK/MA 17.021 19.305 20.413 21.020

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Tabel 2.23 Persentase Kelulusan Ujian

    Tahun 2010/2011s.d. 2013/2014 No Jenjang Sekolah 2010/2011 2011/2012 2012/201

    3 2013/201

    4

    1 SMA/SMK/MA 99,98% 99,98% 99,99% 100%

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

  • 49

    Tabel 2.24 Persentase Peserta Didik Jenjang SLTA yang Putus Sekolah

    tahun 2011-2014 No Jenjang

    Sekolah 2011 2012 2013 2014

    1 SMA/SMK/MA 0,87% 0,7% 0,63% 0,47%

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Dalam rangka meningkatkan daya tampung sekolah dan

    sarana prasarana penunjang telah diupayakan melalui

    pembangunan unit sekolah dan rehabilitasi ruang kelas, ruang

    laboratorium, perpustakaan maupun ruang praktek sekolah

    untuk SMA/SMK/MA, dengan sumber dana yang berasal dari

    APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN (DAK), Dana

    Dekonsentrasi dan Corporate Social Responsibility (CSR).

    Tabel. 2.25 Pembangunan Unit Sekolah, Rehabilitasi Ruang Kelas Sarana Prasarana Penunjang

    SMA/SMK/MA (Lokal) Tahun 2011 s.d 2014

    Jenjang Sekolah Tahun

    2011 2012 2013 2014

    SMA/SMK/MA 150 129 181 158

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Manajemen pelayanan pendidikan untuk jenjang

    SMA/SMK/MA di Kabupaten Karawang salah satunya

    digambarkan melalui rasio murid terhadap sekolah, rasio murid

    terhadap ruang kelas sebagaimana tabel berikut ini.

    Tabel 2.26 Rasio Murid terhadap Sekolah Tahun 2011-2014

    No Tingkat

    Pendidikan 2011 2012

    2013 2014

    1 SMA/SMK/MA 515 : 1 517:1 502 : 1 531 :1 Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

  • 50

    Tabel. 2.27 Rasio Murid terhadap Ruang Kelas Tahun 2011 s.d. 2013

    No Tingkat

    Pendidikan 2011 2012 2013 2014

    1 SMA/SMK/MA 55 : 1 43:1 44 : 1 53 : 1

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Tabel 2.28 Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2011/2012-2014/2015

    No. Jenjang Sekolah

    Tahun

    2011/2012

    2012/2013

    2013/2014

    2014/2015

    1 SMA/SMK/

    MA

    63.838 66.253 71.776 74.660

    2 SMALB 16 7 9 16

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    2) Program Pendidikan Non Formal Program pendidikan non formal dan informal yang

    dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang, salah satu

    tujuannya adalah untuk meningkatkan Angka Melek Huruf

    (AMH). Pada tahun 2012 AMH Kabupaten Karawang mencapai

    93,25, berarti mengalami peningkatan jumlah penduduk yang

    melek huruf, bila dibandingkan dengan AMH tahun 2011, yaitu

    sebesar 93,22.

    AMH pada tahun 2014 sebesar 93,49*,(angka sangat

    sementara) artinya mengalami peningkatan dari tahun 2013

    sebesar 93,27 Penyelenggaraan paket A, B dan C, seperti

    tercantum dalam Tabel 2.29 adalah merupakan salah satu bagian

    dari program pendidikan non formal.

  • 51

    Tabel. 2.29 Perkembangan Program PLS Tahun 2011-2014

    No Kegiatan Sumberdana Jumlah WB

    Tahun 2011

    Tahun 2012

    Tahun 2013

    Tahun 2014

    1 Paket A

    Setara

    SD

    APBN 607 12 - 60

    APBN-P - 725 -

    APBD II - - 1.630 600

    APBD I - - -

    Jumlah 607 737 1.630 660

    2 Paket B

    Setara

    SMP

    APBN 1.120 141 2.842 900

    APBN-P - 1.941 -

    APBD II 5.567 - 1.549 1.800

    APBD I 800 - 380 475

    Jumlah 7.487 2.082 4.771 3.175

    3 Paket C

    Setara

    SMA

    APBN 965 41 60 90

    APBN-P - 2.022 -

    APBD II - - 2110 3600

    APBD I 967 - 320 590

    Jumlah 1.932 2.063 2.490 4280 Sumber : Disdikpora Kabupaten Karawang

    Tabel 2.30 Jumlah Lembaga, Tenaga Pendidik dan Kependidikan Pusat

    Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)

    Tahun 2011 - 2014 No Indikator Kinerja 2011 2012 2013 2014

    1 Jumlah PKBM 103 70 70 65

    2 Jumlah PKBM

    yang mempunyai

    nomor lembaga

    (NILEM)

    47 47 47 47

    3 Jumlah LKP 53 67 70 56

    4 Jumlah Tutor 535 540 553 510 Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

  • 52

    3) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan

    dilihat dari aspek kualitas tenaga pendidik, diantaranya jumlah

    guru yang bersertifikat maupun persentase guru SD, SMP dan

    SMA yang berkualifikasi S1. Jika dilihat dari perkembangan

    jumlah guru di Kabupaten Karawang dalam kurun waktu 2011

    sampai dengan 2013 terdapat penambahan jumlah guru. Pada

    tahun 2011 jumlah keseluruhan guru di Kabupaten Karawang

    sebanyak 18.405 orang sedangkan pada tahun 2012 jumlah guru

    menjadi 18.902 orang, tahun 2013 jumlah guru adalah 19.351

    orang, dan tahun 2014 jumlah guru sebanyak 20.148 orang.

    Tabel. 2.31 Perkembangan Jumlah Guru di Kabupaten Karawang

    Tahun 2011-2014

    No Uraian Tahun/Jumlah guru

    2011 2012 2013 2014

    1 SD/MI 10.234 10.795 10.579 10.989

    2 SMP/MTs 4.835 4.522 4.737 5.012

    3 SMA/MA/SMK 3.336 3.585 4.035 4.147

    Jumlah 18.405 18.902 19.351 20.148 Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Untuk meningkatkan mutu tenaga pendidik dilaksanaan

    melalui kegiatan kualifikasi dan sertifikasi guru guna memenuhi

    standar pendidikan. Jumlah guru yang sudah dan belum

    mendapat kualifikasi dan sertifikasi hingga tahun 2014 dapat

    dilihat pada tabel berikut ini :

  • 53

    Tabel . 2.32 Pelaksanaan Kualifikasi Guru di Kabupaten Karawang hingga

    Tahun 2013 Tingkat

    Pendidikan Jumlah Guru

    Sudah S1 Sedang Kuliah

    Belum Kuliah

    SD/MI 10.579 6.999 136 3.444

    SMP/MTs 4.737 4.209 491 37

    SMA/SMK/

    MA

    4.035 3.568 333 134

    Jumlah 19.351 14.776 960 3.615

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Dari tabel tersebut dapat digambarkan bahwa jumlah guru

    yang belum ikut kualifikasi ke S1 sampai dengan tahun 2013

    sebanyak 3.615 orang. Pada tahun 2014 jumlah guru yang

    belum ikut kualifikasi ke S1 sebanyak 1.741 orang sebagaimana

    tercantum dalam Tabel 2.33.

    Tabel 2.33 Pelaksanaan Kualifikasi Guru di Kabupaten Karawang hingga

    Tahun 2014 Tingkat

    Pendidikan Jumlah Guru

    Sudah S1 Sedang Kuliah

    Belum Kuliah

    SD/MI 10.989 8.824 1178 987

    SMP/MTs 5.012 4.429 152 431

    SMA/SMK/MA 4.147 3.816 8 323

    Jumlah 20.148 17.069 1.338 1.741

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Tabel 2.34 Pelaksanaan Sertifikasi hingga Tahun 2013

    No Tingkat Pendidikan

    Guru yang berijazah S1

    Sudah sertifikasi Belum

    Sertifikasi

    1 SD/MI 6.999 6.145 654

    2 SMP/MTs 4.209 1.875 2.334

    3 SMA/SMK/MA 3.568 1.177 2.391

    Jumlah 14.776 9.197 5.579

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

  • 54

    Tabel 2.35 Pelaksanaan Sertifikasi hingga Tahun 2014

    No Tingkat Pendidikan

    Guru yang berijazah S1

    Sudah sertifikasi

    Belum Sertifikasi

    1 SD/MI 8.824 6.458 2.366

    2 SMP/MTs 4.429 2.303 2.126

    3 SMA/SMK/MA 3.816 1.169 2.647

    Jumlah 17.069 9.930 7.139

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Manajemen pelayanan pendidikan di Kabupaten Karawang

    diantaranya digambarkan oleh rasio guru terhadap sekolah dan

    rasio murid terhadap guru, sebagaimana tabel berikut ini :

    Tabel. 2.36 Rasio Murid Terhadap Guru Tahun 2011 - 2014

    No Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014

    1 SD/MI 27 : 1 25:1 26 : 1 24 :1

    2 SMP/MTs 25 : 1 26:1 24 : 1 24 :1

    3 SMA/SMK/MA 21 : 1 18:1 18 : 1 18 : 1

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Tabel 2.37 Rasio Guru Terhadap Sekolah Tahun 2011 - 2014

    No Tingkat

    Pendidikan 2011 2012 2013 2014

    1 SD/MI 10 : 1 11:1 11 : 1 10 :1

    2 SMP/MTs 21 : 1 21:1 22 : 1 24 :1

    3 SMA/SMK/MA 24 :1 28:1 28 : 1 28 : 1

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Pelaksanaan pembangunan pendidikan perlu didukung

    ketersediaan sarana dan prasarana fisik pendidikan yang

    memadai, khususnya kecukupan fasilitas pendidikan dalam

    melayani masyarakat serta jumlah tenaga pengelola

    kependidikan.

  • 55

    Perkembangan sarana dan prasarana yang menunjang

    kegiatan bidang pendidikan, melalui peningkatan kualitas tenaga

    pendidikan dan siswa didik, pembangunan unit sekolah baru,

    rehabilitasi ruang kelas, pembangunan ruang kelas baru dan

    pembangunan SD-SMP satu atap akan terus dilakukan, termasuk

    dalam hal pemeliharaannya. Sarana dan prasarana penunjang di

    bidang pendidikan termasuk diantaranya sanitasi, seperti WC

    guru dan siswa, kecepatan akses informasi dalam bidang

    informasi dan teknologi dilengkapi dengan keberadaan ICT Center

    yang terhubung dengan jaringan Pendidikan Nasional dan bagi

    pemberdayaan tenaga pendidikan pun telah tersedia Teacher

    Learning Center (TLC).

    Tabel 2.38 Jumlah Sekolah

    Tahun Ajaran 2011/2012 s.d 2014/2015

    No. Jenjang Sekolah

    Tahun

    2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015

    1 TK 119 123 147 155

    2 RA 156 165 172 173

    3 SD 878 885 885 887

    4 SDLB 2 2 2 3

    5 MI 131 134 137 137

    6 SMP 135 146 149 148

    7 SMPLB 2 2 2 2

    8 MTs 58 57 57 58

    9 SMA 37 36 37 37

    10 SMALB 2 1 1 1

    11 MA 16 18 18 19

    12 SMK 69 82 88 93

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

  • 56

    Tabel 2.39 Rombongan Belajar

    Tahun Ajaran 2011/2012 s.sd 2014/2015 No.

    Jenjang Sekolah

    Tahun

    2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015

    1 TK 257 349 459 379

    2 RA 330 407 361 548

    3 SD 8.076 7.126 7.133 7.455

    4 SDLB 2 4 4 6

    5 MI 1.141 929 967 1.000

    6 SMP 2.026 2.117 2.250 2.846

    7 MTs 427 484 539 593

    8 SMPLB 5 2 3 3

    9 SMA 640 730 693 691

    10 SMALB 3 2 2 2

    11 MA 108 126 124 143

    12 SMK 733 882 929 979

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Tabel 2.40 Ruang Kelas Milik (RKM)

    Tahun Ajaran 2011/2012 s.d. 2014/2015

    No. Jenjang Sekolah

    Tahun

    2012/2013 2013/2014 2014/2015

    B RR RB B RR RB B RR RB

    1 TK 244 18 25 263 41 22 254 33 15

    2 RA 314 8 72 325 9 69 339 128 2

    3 SD 4.461 1.257 658 4.076 1.227 875 4.194 1.245 814

    4 SMP 1.554 458 93 1.647 248 76 1.863 260 80

    5 SMA 611 77 12 659 71 8 496 76 32

    6 SMK 630 91 18 672 98 31 692 84 48

    7 MI 561 209 135 563 211 135 534 248 75

    8 MTs 285 75 43 306 102 42 295 141 58

    9 MA 102 10 4 92 24 3 67 33 11

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    Keterangan: Kategori Kondisi Sekolah : B (Baik), RR (Rusak Ringan) dan RB (Rusak Berat).

    Pada Tabel 2.39 s.d. 2.40 secara keseluruhan

    memperlihatkan kondisi pendidikan di Kabupaten Karawang

    meliputi jumlah sekolah, jumlah rombongan belajar, jumlah ruang

    kelas milik mulai dari tahun 2011/2012 s.d. 2013/2014.

  • 57

    4) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

    Sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan minat baca

    dikalangan murid-murid, di sekolah disediakan fasilitas

    perpustakaan sekolah, sebagaimana tercantum dalam tabel

    berikut ini :

    Tabel 2.41 Jumlah Perpustakaan Sekolah Tahun 2011 - 2014

    No Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014

    1 SD/MI 219 224 316 355

    2 SMP/MTs 127 128 128 132

    3 SMA/SMK/MA 71 78 100 102

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

    5) Program Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan bagi anak-anak di usia dini juga mendapat

    perhatian yang memadai dari pemerintah Kabupaten Karawang,

    hal tersebut dengan ketersediaan layanan pendukung bagi siswa

    PAUD.

    Tabel 2.42 Jumlah Lembaga, Tenaga Pendidik dan Kependidikan

    Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Formal dan Non Formal Tahun 2011 - 2014

    No. Indikator Kinerja 2011 2012 2013 2014

    1 Jumlah PAUD Formal 119 123 147 155

    2 Jumlah Tenaga Pendidik

    PAUD Formal

    444 582 729 635

    3 Jumlah Peserta Didik

    PAUD Formal

    4.400 5.953 6.589 6.613

    4 Jumlah PAUD Non Formal 497 614 827 877

    5 Jumlah Tenaga Pendidik

    PAUD Non Formal

    1.449 1.672 2.621 2.742

    6 Jumlah Peserta Didik

    PAUD Non Formal

    15.481 20.482 26.893 30.145

    Sumber: Disdikpora Kabupaten Karawang

  • 58

    2. Kesehatan

    Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat

    kesehatan masyarakat, meningkatkan kualitas hidup, mengurangi

    angka kematian ibu melahirkan dan bayi serta angka kesakitan.

    Pembangunan kesehatan di Kabupaten Karawang diarahkan :

    1. Upaya promotif dan preventif: peningkatan kinerja dan

    pemberdayaan penyuluh kesehatan masyarakat, pengembangan

    media promosi dan informasi sadar hidup sehat, pelayanan

    penyuluhan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu hamil,

    ibu bersalin dan ibu menyusui, pelayanan imunisasi pada anak dan

    balita, pencegahan dan penanggulangan intensitas penyebaran

    penyakit menular;

    2. Sarana kesehatan: pembangunan, pengembangan dan perbaikan

    puskesmas, pustu berikut sarana dan prasarana kesehatan yang

    terstandar, pengembangan sarana laboratorium kesehatan daerah

    yang terstandar, ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan

    rumah sakit;

    3. Obat: penyediaan dan peningkatan penggunaan obat-obat yang

    rasional dan pemakaian obat generik disertai pengawasan dan

    pengendalian peredaran makanan dan perbekalan farmasi;

    4. Pelayanan jaminan kesehatan masyarakat: pelayanan kesehatan

    penduduk miskin non Jamkesmas, pelayanan gizi buruk dan

    kekurangan zat tubuh lainnya (GAKY) bagi penduduk miskin,

    pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana;

    5. Pelayanan KB: peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB.

  • 59

    1) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tabel 2.43

    Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan pada Tahun 2011-2014

    No. Indikator 2011 2012 2013 2014

    1. Jumlah Desa Siaga Aktif 168 128 309 307

    2. Persentase Rumah Tangga yang ber PHBS (%)

    40,38 41,18 52 46,91

    3. Persentase Sekolah yang ber PHBS (%)

    66,36 67,68 21,3 84,80

    4. Perrsentase Fasilitas Umum yang ber PHBS (%)

    36,68 50,6 46 49,40

    5. Jumlah Poskesdes Aktif 93 104 116 145

    6. Jumlah Posyandu Purnama 569 698 721 721

    7. Jumlah Posyandu Mandiri 85 114 84 77

    Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang

    2) Program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Tabel 2.44

    Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin pada Tahun 2011-2014

    No. Indikator 2011 2012 2013 2014

    1. Jumlah peserta Jamkesmas yang mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan sesuai aturan berlaku

    684.638 684.638 684.638 857.446

    2. Jumlah peserta Jamkesda mendapat jaminan pelayanan kesehatan sesuai aturan berlaku*

    551.261 551.261 551.261 -

    3. Jumlah pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

    48 50 50 132

    4. Jumlah PNS gol I dan II serta pensiunan yg memanfaatka pelayanan kesehatan (cost sharing)

    0 0 0 73.561

    5. Jumlah pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

    18 19 22 22

    6. Jumlah masyarakat memanfaatkan sistem jaminan kesehatan

    - - - 1.200.565

    Sumber: BPJS Kabupaten Karawang Ket.:Jamkesda tidak dikelola oleh BPJS Kesehatan

    Pelayanan terhadap penduduk miskin ini selain dilaksanakan

    oleh RSUD Kabupaten Karawang juga melibatkan beberapa rumah

    sakit swasta di Kabupaten Karawang untuk menangani pasien

  • 60

    miskin dengan tarif yang sama dan sesuai dengan tarif pelayanan

    masyarakat miskin yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten

    Karawang.

    Tabel. 2.45 Rumah Sakit Swasta yang Menangani Pasien Miskin

    Sumber Dana Jamkesmas (APBN) Tahun 2013 dan 2014

    No. Rumah Sakit

    2013 2014 Jumlah

    Kunjungan Total Biaya

    Rp Jumlah

    Kunjungan Total Biaya

    Rp

    1. RSUD Karawang 36.735 36.393.900.045 25,624 30,125,141,785

    2. RS Islam Karawang 8.145 3.930.214.280 9,663 4,525,070,915

    3. RS. Karya Husada 481 331.182.600 930 1,043,443,483

    4. RS. Proklamasi 2.982 3.478.903.440 2,158 4,222,351,468

    5. RS. Aqma 809 896.659.681 1,482 1,974,473,668

    6. RSB. Dr. Joko Pramono

    267 381.877.874 118 215,116,990

    7. RS. Delima Asih 122 116.126.592 80 76,937,882

    8. RS.Cito 0 0 164 218,886,558

    9. RS. Dewi Sri 111 93.774.590 156 155,390,190

    10. RS. Saraswati 80 76.042.212 103 119,933,422

    11. RS. Bayukarta 11 3.812.469 56 65,635,452

    12. RSIA Citra Sari Husada

    3.798 2.002.073.636 5,855 5,170,508,498

    13. RS. Fikri Medika 0 0 259 387,908,516

    14. BKMM Cikampek 1.672 385.352.637 1,288 591,146,949

    15.

    RS. Lamaran Medical Center

    0 0 0 0

    Jumlah 55.216 48.092.718.362 47.936 48.891.945.776 Sumber: BPJS Kabupaten Karawang

    Tabel 2.46 Rekapitulasi Pelayanan Pasien Miskin

    Sumber Dana Jamkesda (APBD Provinsi dan Kabupaten) Tahun 2013-2014

    No. Rumah Sakit

    2013 2014 Jumlah

    Kunjungan Pasien

    Total Biaya Rp

    Jumlah Kunjungan

    Pasien Total Biaya

    Rp

    1. RSUD Karawang 32.286 22.993.269.640 10.441 9.777.538.422

    2. RS Islam Karawang 15.516 9.448.450.400 7.290 4.678.742.709

  • 61

    No. Rumah Sakit

    2013 2014 Jumlah

    Kunjungan Pasien

    Total Biaya Rp

    Jumlah