0f8c77730208da92017743d31bb211ea_unair.pdf
TRANSCRIPT
7/23/2019 0f8c77730208da92017743d31bb211ea_Unair.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/0f8c77730208da92017743d31bb211eaunairpdf 1/1
Dokumen Artikel Penelitian ini milik penulis/peneliti yang diserahkan sebagian (judul dan Abstrak) hak ciptanya kepada Universitas Airlangga untuk digunakan referensi dalam penulisan artikel ilmiah.
Tim Peneliti :
Terobosan Baru Deteksi Antigen Rapid ICT pada InfeksiMycobacterium tuberculosis
Abstrak :
Pada program TB nasional, diagnosis utama tuberkulosis paru pada orang dewasa ditegakkan
berdasarkan ditemukannya kuman Batang Tahan Asam (BTA) pada pemeriksaan sputum mikroskopis
Sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS). Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat
digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya. Bahkan tidak dibenarkan
mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan
gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis. Identifikasi BTA pada sputum
dengan
metode pengecatan Ziehl-Neelsen (ZN) memiliki banyak keterbatasan.
Pada
beberapa penelitian dikatakan bahwa sensitivitas pemeriksaan sputum BTA bervariasi antara 20-80%.
Hal ini disebabkan karena beban kerja, ketrampilan dan motivasi teknisi membaca slide.
Pemeriksaan penunjang lain berupa uji serologi untuk deteksi antibodi terhadap M
tuberculosis dengan metode imunokromatografi yang dikenal sebagai rapid test Tb banyak beredar di
pasaran. WHO menerbitkan Policy Statement 2011 yang merekomendasikan untuk tidak menggunakan
reagen komersial ini disebabkan sensitivitas yang bervariasi antara 1-60% dan spesifisitas 53-99%.
Adanya false negative pada sensitivitas yang rendah menyebabkan akan banyak dijumpai penderita yang
sesungguhnya pengidap tuberkulosis namun menjadi tidak diterapi. Demikian juga bila terjadi false
positive pada spesifisitas yang rendah justru ditakutkan akan terjadi pemberian terapi yang tidak perlu
sedangkan penderita tuberkulosis yang sesungguhnya akan tetap tidak terdiagnosis dan tidak mendapatkan
terapi.
Saat ini telah ada reagen komersial untuk deteksi antigen pada infeksi M tuberculosis.TB Antigen Rapid
Test Device (TB Ag rapid) mendeteksi antigen M. tuberculosis dalam sputum. Antibodi monoklonal
terhadap antigen yang dikode oleh gen RD1, RD2 dan RD3 digunakan untuk mendeteksi antigen ESAT-6,
CFP-10 dan MPb64. Tiga
genomik RD (Regions of Difference) yaitu
RD1, RD2 dan RD3 dihilangkan pada BCG. Pada penelitian yang kami lakukan, sensitivitas dan
spesifisitas TB Ag rapid test device dengan baku emas kultur Mycobacterium tuberculosis pada media Lowenstein Jensen (LJ) masing-masing sebesar 72,6% dan 90,9%. Dari hasil penelitian ini, TB Ag rapid
test device cukup potensial sebagai pemeriksaan alternatif lain selain mikroskopis BTA untuk diagnosis
infeksi tuberkulosis, dengan metode imunokromatografi, cepat, praktis dan mudah.
Keyword :
M tuberculosis, BTA, antigen M Tuberculosis, ICT
Page 1