09e01810

81
1 PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TESIS Oleh HENRI EDISON H. PANGGABEAN 077017085/Akt S E K O L A H P A S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Upload: cuk-kariyanto

Post on 27-Dec-2015

81 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: 09E01810

1

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

TESIS

Oleh

HENRI EDISON H. PANGGABEAN 077017085/Akt

S

EK O L A

H

PA

SC A S A R JANA

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 2: 09E01810

2

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

HENRI EDISON H. PANGGABEAN 077017085/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 3: 09E01810

3

Judul Tesis : PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Nama Mahasiswa : Henri Edison H. Panggabean Nomor Pokok : 077017085 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak) (Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Direktur, (Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc) Tanggal lulus: 04 Juni 2009

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 4: 09E01810

4

Telah diuji pada

Tanggal : 04 Juni 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak

Anggota : 1. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak

3. Fahmi Natigor, SE, M.Ec, Ac

4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 5: 09E01810

5

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

“PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR”. Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum pernah

dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi

yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 04 Mei 2009

Yang membuat pernyataan

Henri Edison H. Panggabean

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 6: 09E01810

6

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli

Daerah terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Toba Samosir. Populasi penelitian ini adalah APBD Pemerintahan Kabupaten Toba samosir, dengan menggunakan data runtun waktu (time Series) selama 8 tahun yaitu tahun 2000-2007. Objek yang diteliti adalah hasil laporan keuangan pemerintah Kabupaten Toba Samosir tentang Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah dalam bentuk laporan triwulan selama delapan tahun yaitu tahun 2000-2007 terdiri dari 32 triwulan. Laporan keuangan selama 32 triwulan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder dan pengolahan data menggunakan teknik analisis Regresi Berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Daerah secara Parsial maupun secara Simultan yang dinyatakan dalam Koefisien Determinasi (R2) sebesar 78,5%, yang artinya Belanja Daerah dapat dijelaskan oleh Pajak Daerah, Retribusi Derah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar 78,5% sedangkan sisanya 21,5% dipengaruhi oleh variabel lain. Kata kunci : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang

Sah

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 7: 09E01810

7

ABSTRACT

The goal of research is to know the effect Original Local Revenue to Local Budget of Toba Samosir District. The population of research is APBD of Toba Samosir District, by using time series data during 8 years, namely 2000-2007. The object of observation is result of financial report of Toba Samosir district about the Local Revenue and Local Budget in quartal reports for eight years, 2000-2007, consisting of 32 quartals. The financial report for 32 quartals has been made as sampel of the research. Data collected was secondary data and processing of data using Regression Linier Analysis. The result indicated that Local Tax, Local Retribution, and Others Legal Local Revenue has positive effect and sigificantly on Local Budget partially or simultaneously expressed in Coefficient of Determination (R2) as 78,5 %, it means Local Budget can be explained by Local Tax, Local Retribution, and Others Legal Local Revenue for 78,5 %, and remaining 21,5 % is effected by another variables Keyword : Local Tax, Local Retribution, and Others Legal Local Reveue.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 8: 09E01810

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang

berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah di

Kabupaten Toba Samosir”. Adapun penulisan tesis ini merupakan tugas akhir

untuk mencapai derajat Strata Dua (S2) pada Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu

Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mengalami kesulitan-kesulitan

namun dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun

materil, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Menteri Pendidikan Nasional yang telah memberikan dukungan pembiayaan

melalui Program Beasiswa Unggulan selama tiga semester berdasarkan DIPA

Sekretariat Jenderal DEPDIKNAS Tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun

2009.

2. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.

MSc. Yang senantiasa memantau perkembangan mahasiswa Sekolah Pascasarjana serta

meningkatkan layanan pendidikan

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA. Ak, selaku Ketua Program Studi

Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang

yang juga selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan masukan untuk

kesempurnaan tesis ini.

4. Bapak Dr. Agusni Pasaribu, MBA. Ak, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang

telah banyak memberi bimbingan dan arahan di sela-sela kesibukannya dari awal

penulisan hingga selesainnya penulisan tesis ini.

5. Ibu Dra. Sri Mulyani, M.Si Ak, selaku anggota komisi pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis hingga selesainnya penulisan tesis ini.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 9: 09E01810

9

6. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si. Ak, Bapak Dr. Fahmi Natigor, M.Si. Ak,

selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan masukan untuk

kesempurnaan tesis ini.

7. Pengelola, Dosen Pengajar dan Staf Sekretariat Magister Ilmu Akuntansi, yang

telah banyak membantu penulis selama mengikuti perkuliahan.

8. Bapak Bupati Toba Samosir, yang telah memberikan izin untuk mengikuti

pendidikan S-2 pada Program Studi Magister Ilmu Akuntansi di Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Ayahanda M. Panggabean, Ibunda R. Simanjuntak dan adik-adik saya yang

senantiasa membawakan penulis dalam Doa untuk keberhasilan dan kesuksesan

saya.

10. Seluruh keluarga dan sahabat-sahabat saya yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan studi saya.

11. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Magister Akuntansi konsentrasi Akuntansi

Pemerintahan Angkatan I, yang penuh dengan rasa kekeluargaan dan

persahabatan dalam memberi sumbangan pikiran selama perkuliahan hingga

menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati dan menyertai kita semua.

Penulis menyadari tesis ini memiliki banyak kekurangan karena kemampuan dan

pengetahuan yang terbatas, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan saran yang

membangun demi kesempurnaan tesis ini, dan kiranya tesis ini bermanfaat bagi

semua pihak yang memerlukannya.

Medan, 04 Mei 2009 Penulis,

Henri Edison H. Panggabean

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 10: 09E01810

10

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Henri Edison H. Panggabean

Tempat/Tanggal Lahir : Aek Imbo/20 Juli 1980

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Bendungan I No 79A Kel. Bangun Mulia Medan

Status : Belum menikah

Nama Ayah : Marsaidi Panggabean

Nama Ibu : Redinse Simanjuntak

Pendidikan

2007-2009 : S-2 Program Magister Ilmu Akuntansi Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

1998-2003 : S-1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan

1995-1998 : SMA Negeri-5 Medan

1992-1995 : SMP Negeri Patumbak

1986-1992 : SD Inpres No.175758 Hutagurgur Kec. Sipahutar

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 11: 09E01810

11

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK................................................................................................................ i

ABSTRACT............................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR............................................................................................. iii

RIWAYAT HIDUP................................................................................................. v

DAFTAR ISI........................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................. .............................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 5

1.5 Originalitas Penelitian......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

2.1 Landasan Teori ................................................................................... 6

2.1.1 Kebijakan Otonomi Daerah........................................................ 6

2.1.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).................. 7

2.1.3 Kemampuan Keuangan Daerah.................................................. 13

2.1.4 Pendapatan Asli Daerah.............................................................. 17

2.1.5 Dana Perimbangan...................................................................... 24

2.1.6 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah...................................... 31

2.1.7 Belanja Daerah............................................................................ 32

2.2 Review Peneliti Terdahulu .................................................................. 34

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 12: 09E01810

12

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS............................................ 37

3.1 Kerangka Konseptual........................................................................... 37

3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 38

BAB IV METODE PENELITIAN.......................................................................... 39

4.1 Jenis Penelitian ………...................................................................... 39

4.2 Lokasi Penelitian ................................................................................ 39

4.3 Populasi dan Sampel............................................................................ 39

4.4 Metode Pengumpulan Data................................................................. 40

4.5 Variabel Penelitian .............................................................................. 40

4.6 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ................... 41

4.7 Model dan Teknik Analisis Data.......................................................... 42

4.7.1 Perumusan Model....................................................................... 42

4.7.2 Pengujian Normalitas Data......................................................... 43

4.7.3 Pengujian Asumsi Klasik............................................................ 44

4.7.3.1 Uji heterokedastisitas.................................................... . 44

4.7.3.2 Uji autokorelasi............................................................. 45

4.7.2.3 Uji multikolinieritas....................................................... 45

4.7.4 Pengujian Hipotesis.................................................................... 45

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 47

5.1 Hasil Penelitian..................................................................................... 47

5.1.1 Deskripsi Data............................................................................. 47

5.1.2 Pengujian Normalitas Data......................................................... 48

5.1.3 Pengujian Asumsi Klasik............................................................ 49

5.1.3.1 Pengujian heterokedastisitas.......................................... 49

5.1.3.2 Pengujian autokorelasi................................................... 50

5.1.3.3 Pengujian multikolinieritas............................................ 51

5.1.4 Pengujian Hipotesis..................................................................... 51

5.2 Pembahasan Penelitian......................................................................... 54

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 13: 09E01810

13

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 57

6.1 Kesimpulan........................................................................................... 57

6.2 Keterbatasan Penelitian........................................................................ 57

6.3 Saran..................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 59

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 14: 09E01810

14

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Kontribusi PAD terhadap APBD Kabupaten Toba Samosir T.A. 2002 s/d TA.2006 .............................................................................. 3

2.1 Review Peneliti Terdahulu......................................................................... 36

4.1 Definisi Operasional Variabel.................................................................... 42

5.1 Deskripsi Data............................................................................................ 48

5.2 Uji Normalitas............................................................................................ 49

5.3 Uji Autokorelasi.......................................................................................... 50

5.4 Uji Multikolinieritas................................................................................... 51

5.5 Pengujian Goodness of Fit……………………………………………….. 52

5.6 Uji F............................................................................................................ 52

5.7 Uji t.............................................................................................................. 53

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 15: 09E01810

15

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daaerah.............................................. 13

3.1 Pengaruh PAD terhadap Belanja Daerah................................................... 37

5.1 Scatterflot.................................................................................................. 50

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 16: 09E01810

16

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Data Sampel PAD THD BD............................................................................ 62

2. Deskripsi Data.................................................................................................. 63

3. Uji Normalitas................................................................................................. 63

4. Uji Hipotesis .................................................................................................. 64

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 17: 09E01810

17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara di Republik Indonesia tercinta. Salah satu dari sekian banyak reformasi

yang membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi hubungan pemerintah

pusat dengan pemerintah daerah, yang lebih dikenal dengan “Otonomi Daerah”.

Walaupun istilah otonomi daerah bukanlah hal yang baru karena sudah ada

seiring dengan Undang-Undang Dasar 1945. Otonomi daerah saat ini dikaitkan

dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang

direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Daerah. Pemberlakuan

kedua Undang-Undang ini berkonsekuensi pada perubahan pola

pertanggungjawaban daerah atas dana yang dialokasikan. Pola

pertanggungjawaban horizontal (horizontal accountability) kepada masyarakat

melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Otonomi daerah pada hakekatnya adalah kewenangan daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Bastian (2006:2) menyatakan

bahwa otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam

pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008 1

Page 18: 09E01810

18

dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi daerah tersebut.

Otonomi daerah menuntut pemerintah daerah untuk dapat memberikan pelayanan

yang sebaik-baiknya kepada masyarakat, salah satu bentuk pelayanan tersebut

adalah memberikan informasi yang transparan dan akuntabel. Dalam konsep

otonomi daerah maka diperlukan :

1. Pemberdayaan masyarakat.

2. Demokratisasi dalam arti pemberian tanggung jawab kepada seluruh

masyarakat.

3. Peluang untuk mempercepat perolehan kesejahteraan masyarakat secara

merata.

4. Peningkatan mutu layanan birokrasi.

5. Peningkatan mutu pengawasan melalui legislatif.

Pengendalian dan perencanaan juga berperan dalam keberhasilan otonomi

daerah, Yuwono dkk, (2005:4) menyatakan bahwa sistem pengendalian

manajemen merupakan salah satu aspek manajemen yang berperan dalam

pengendalian seluruh aktivitas organisasi agar sesuai dengan perencanaan yang

dilakukan secara sistematis. Keberhasilan pelaksanaan kewenangan daerah sangat

bergantung pada kemampuan membiayai kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam

wewenang. Daerah yang mempunyai Sumber Daya Alam (SDA) yang besar akan

memperoleh pendapatan yang relatif besar dibandingkan dengan daerah yang

tidak mempunyai SDA.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 19: 09E01810

19

Sebagai konsekuensi di dalam melaksanakan otonomi daerah, pemerintah

kabupaten dituntut untuk mampu membiayai penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi kewenangannya. Hal ini

menandakan bahwa daerah harus berusaha untuk mampu meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan tolak ukur bagi daerah dalam

menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah. Pada prinsipnya semakin

besar sumbangan PAD terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) akan menunjukkan semakin kecil ketergantungan daerah kepada pusat.

Kontribusi PAD terhadap APBD Kabupaten Toba Samosir selama lima tahun

terakhir yaitu periode tahun 2002 sampai dengan 2006 dapat dilihat pada Tabel

1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1 Kontribusi PAD terhadap APBD Kabupaten Toba Samosir T. A 2002 s/d T. A 2006

No

Tahun Anggaran

APBD (Rp)

PAD (Rp)

Kontribusi (%)

1 2 3 4 5

2002 2003 2004 2005 2006

183.242.491.165,96 224.682.353.342,91 206.935.631.168,00 157.038.062.500,69 266.376.803.950,09

14.352.279.023,27 13.389.417.772,84 4.376.147.771,43 4.073.269.734,62 7.014.350.603,54

7,83 5,96 2,12 2,59 2,63

Rata-rata 207.655.068.425,53 8.641.092.981,14 4,61 Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah Kab. Toba Samosir

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa besarnya PAD Kabupaten Toba Samosir

pada periode 2002-2006 cenderung menurun dan kontribusinya terhadap APBD

relatif kecil.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 20: 09E01810

20

Mardiasmo dkk, (2000:3-4) menyatakan bahwa sisi pendapatan,

kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan daerahnya

secara berkesinambungan masih lemah. Bahkan masalah yang sering muncul

adalah rendahnya kemampuan pemerintah daerah untuk menghasilkan prediksi

pendapatan daerah yang akurat, sehingga belum dapat dipungut secara optimal.

Dalam hal ini penelitian akan meneliti pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap

Belanja Daerah sebagai salah satu kriteria kesiapan pemerintah Kabupaten Toba

Samosir di dalam melaksanakan otonomi daerah.

Dari fenomena di atas dalam kontes otonomi daerah, semestinya

kemampuan untuk menyelenggarakan otonomi tersebut ditunjukkan dengan

peranan Pendapatan Asli Daerah yang signifikan di dalam membiayai Belanja

Daerahnya yang tercermin pada kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap

APBD daerah yang bersangkutan. Melihat kontribusi Pendapatan Asli Daerah

terhadap APBD daerah Kabupaten Toba Samosir, maka penulis tertarik untuk

mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah di

Kabupaten Toba Samosir.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang, maka

masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Apakah Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

yang Sah berpengaruh terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Toba Samosir ?

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 21: 09E01810

21

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah terhadap Belanja Daerah di

Kabupaten Toba Samosir.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai pelatihan intelektual,

mengembangkan wawasan berfikir yang dilandasi konsep ilmiah khususnya

ilmu akuntansi sektor publik

2. Bagi praktisi, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pemerintah daerah kabupaten Toba Samosir dan dapat menjadi acuan dalam

penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

3. Bagi akademik, Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah

wacana dalam perkembangan ilmu akuntansi sektor publik.

1.5 Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dan konstruksi pemikiran yang terdapat

pada penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya terletak pada daerah penelitian, waktu penelitian, lokasi serta

karakteristik sosial ekonomi dan sumber daya alamnya.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 22: 09E01810

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kebijakan Otonomi Daerah

Tekad pemerintah pusat untuk meningkatkan pemerintahan daerah

dalam mengelola daerahnya bersumber dari prinsip dasar yang terkandung

dalam UUD 1945 Pasal 18 yang berbunyi : Pemerintahan daerah Indonesia

atas dasar besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya

ditetapkan dengan Undang-Undang, dengan memandang dan mengingat

dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan Negara dan hak-hak

asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa. UUD 1945 Pasal 18

tersebut dipertegas dengan lahirnya UU No. 22 tahun 1999 tentang

pemerintahan daerah yang kemudian direvisi menjadi UU No. 32 tahun

2004 tentang pemerintahan daerah.

Dalam UU No 32 Tahun 2004 pasal 1 dijelaskan bahwa Otonomi

Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Lebih

lanjut Suparmoko (2002:18) menerangkan bahwa yang dimaksud dengan

Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum dengan daerah tertentu

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008 6

Page 23: 09E01810

23

berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.

Tujuan utama pembentukan pemerintahan di daerah pada prinsipnya

adalah untuk lebih memberdayakan peran serta pemerintah dan masyarakat

di daerah dalam pembangunan wilayah. Mardiasmo (2002:59) menyatakan

bahwa tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk

meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah.

2.1.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Pemahaman APBD terus bergulir dari orde lama sampai pada era

pasca reformasi. Di era orde lama Mamesah (1995:20) dalam Halim

(2007:19) mengatakan bahwa APBD adalah rencana operasional keuangan

pemerintah daerah, dimana pada satu pihak menggambarkan perkiraan

pengeluaran setinggi-tinginya guna membiayai kegiatan-kegiatan dan

proyek-proyek daerah selama satu tahun anggaran tertentu, dan di pihak lain

menggambarkan perkiraan dan sumber-sumber penerimaan daerah guna

menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud.

Penganggaran daerah di era pra reformasi juga diungkapkan oleh

Yuwono dkk, (2005:95) yang menyatakan bahwa karakteristik

penganggaran keuangan daerah di era pra reformasi sebagai berikut :

1. Sistem input perencanaan.

2. Sistem output perencanaan.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 24: 09E01810

24

3. Dilihat dari susunan strukturnya, APBD terdiri atas pendapatan dan

belanja, dimana belanja dibagi dua, yaitu belanja rutin dan belanja

pembangunan.

4. Memakai sistem proses perencanaan line-item budget dan incremental,

sedangkan pendekatan penyusunan yang diterapkan adalah berorientasi

pada input dan fragmental.

5. Dokumen penyusunan yang digunakan DUKDA/DUPDA

6. Pinjaman dan sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu sebagai unsur

pendapatan daerah.

7. Dana transfer dari pusat terdiri atas sumbangan, subsidi, dan ganjaran.

8. Pembentukan dana cadangan tidak diperkenankan.

9. Pengeluaran tidak tersangka terdiri atas pengeluaran rupa-rupa dan

pelaksanaannya berdasarkan kebijakan kepala daerah.

10. APBD kabupaten/kota disahkan oleh gubernur, sedangkan untuk

propinsi disahkan oleh menteri dalam negeri.

11. Untuk perubahan APBD, pihak DPRD cukup diberitahu.

12. Pelimpahan kewenangan otoritas dari perangkat pengelola keuangan

daerah tergantung kepada kebijakan kepala daerah dan pelimpahan

kewenangan otorisator, ordinator, dan kompatibel.

Pada era orde baru Wajong (1962:81) dalam Halim (2007:19) mengatakan

bahwa APBD adalah rencana pekerjaan keuangan (financial workplan) yang

dibuat untuk suatu jangka waktu ketika badan legislatif (DPRD) memberikan

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 25: 09E01810

25

kredit kepada badan eksekutif (kepala daerah) untuk melakukan pembiayaan

guna kebutuhan rumah tangga daerah sesuai dengan rancangan yang menjadi

dasar (grondslag) penetapan anggaran dan yang menunjukkan semua

penghasilan untuk menutup pengeluaran. Dari kedua defenisi Halim

(2007:19) menyimpulkan bahwa anggaran daerah memiliki unsur-unsur

sebagai berikut :

1. Rencana kegiatan suatu daerah beserta uraiannya secara rinci.

2. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk

menutupi biaya terkait aktivitas tersebut, dan adanya biaya yang

merupakan batas maksimal pengeluaran yang akan dilaksanakan.

3. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka.

4. Periode anggaran, biasanya satu tahun.

Penganggaran daerah di era reformasi memiliki karakteristik yang

berbeda dari pengelolaan keuangan daerah pada era pra reformasi, hal ini

diungkapkan oleh Yumono dkk, (2005:95) yang menyatakan bahwa

perbedaan karakteristik penganggaran di era pra reformasi dengan

penganggaran di era reformasi adalah sebagai berikut :

1. Pengertian daerah adalah provinsi dan kota/kabupaten.

2. Pengertian pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta perangkat

lainnya.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 26: 09E01810

26

3. Perhitungan APBD menjadi satu dengan pertanggungjawaban kepala

daerah dan arah kebijakan umum APBD merupakan dokumen

kesepakatan antara eksekutif dengan legislatif.

4. Perbedaan sistem output, perencanaan asas APBD memakai sistem

surplus/defisit anggaran.

5. Untuk susunan struktur APBD terdiri atas pendapatan, belanja, dan

pembiayaan.

6. Sistem perencanaannya adalah performance budget, standard pelayanan,

orientasi output-outcome, dan integrated.

7. Dokumen penyusunan anggaran memakai RASK (Rencana Anggaran

Satuan Kerja).

8. Pinjaman dan sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu merupakan

jenis pembiayaan.

9. Dana transfer dari pusat terdiri atas dana perimbangan (Dana Bagi Hasil,

PBB, PPh, BPHTB, dan SDA),DAU, DAK.

10. Sistem pencatatan dan pelaporan menggunakan system akuntansi

berpasangan dan basis kas modifikasian.

11. Bentuk laporan pertanggungjawaban akhir tahun anggaran terdiri atas :

a) Laporan realisasi anggaran

b) Neraca

c) Laporan arus kas

d) Catatan atas laporan keuangan

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 27: 09E01810

27

12. Dilengkapi dengan penilaian kinerja berdasarkan tolak ukur rencana

strategis daerah (renstrada)

13. Pinjaman APBD tidak lagi masuk dalam pos pendapatan, tetapi masuk

dalam pos penerimaan.

14. Masyarakat dilibatkan dalam penyusunan APBD, di samping

pemerintah daerah dan DPRD.

15. Indikator kinerja pemerintah daerah mencakup :

a) Perbandingan antara anggaran dan realisasi.

b) Perbandingan antara standar biaya dengan realisasinya.

c) Target dan persentase fisik proyek.

d) Laporan pertanggungjawaban kepala daerah pada akhir tahun

anggaran bentuknya berupa laporan perhitungan APBD yang

dibahas oleh DPRD dan mengandung konsekuensi terhadap masa

jabatan kepala daerah, apabila dua kali ditolak oleh DPRD.

Pada era pasca reformasi bentuk APBD banyak mengalami perubahan

yang cukup mendasar. Bentuk APBD yang pertama didasari oleh Keputusan

Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang pengurusan,

pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah, serta tata cara

penyusunan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pada UU

No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa :

1. APBD merupakan pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap

tahun dengan Peraturan Daerah.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 28: 09E01810

28

2. APBD terdiri atas Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja, dan

Pembiayaan,

3. Pendapatan Daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah.

4. Belanja Daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.

Menurut Permendagri No.13 tahun 2006 menyebutkan bahwa

anggaran pendapatan dan belanja daerah adalah rencana keuangan

pemerintah daerah yang harus disetujui bersama oleh pemerintah daerah

dengan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menurut Permendagri Nomor

13 Tahun 2006 dapat disajikan dalam gambar dibawah ini :

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 29: 09E01810

29

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD )

Pendapatan Daerah Belanja Daerah Pembiayaan Daerah

PAD Belanja Tidak Langsung Penerimaan Pembiyaan 1. Pajak Daerah 1. Belanja Pegawai 1. SILPA 2. Retribusi Daerah 2. Bunga 2. Pencairan dana cadangan 3. Hasil Pengelolaan 3. Subsidi 3. Hasil penjualan kekayaan daerah 4. Hibah kekayaan daerah yang dipisahkan 5. Bantuan Sosial yang dipisahkan 4. Dll PAD yang Sah 6. Belanja Bagi Hasil 4. Penerimaan pinjaman Dana Perimbangan 7. Bantuan Keuangan daerah

1. Dana Bagi Hasil 8. Belanja tak terduga 5. Penerimaan kembali 2. Dana Alokasi Umum Belanja Langsung pemberian pinjaman 3. Dana Alokasi Khusus 1. Belanja Pegawai 6. Penerimaan piutang Lain-Lain Pendapatan 2. Belanja Barang dan Jasa daerah Daerah yang Sah 3. Belanja Modal Pengeluaran Pembiayaan

1. Hibah tak mengikat 1. Pembentukan dana 2. Dana darurat dari cadangan pemerintah 2. Investasi Pemda

3. Dana bagi hasil pajak 3. Pembayaran pokok utang dari provinsi 4. Pemberian pinjaman 4. Dana penyesuaian & daerah Dana otonomi khusus 5. Bantuan keuangan dari provinsi

Gambar 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

2.1.3 Kemampuan Keuangan Daerah

Landasan hukum untuk penerapan akuntansi dalam praktik pemerintah

guna mewujudkan good governance telah disiapkan oleh pemerintah dalam

satu paket UU Bidang Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, dan

UU Pemeriksaan Tanggungjawab Keuangan Negara. Bastian (2006:14)

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 30: 09E01810

30

menyatakan ada 4 prinsip dasar pengelolaan Keuangan Negara yang telah

dirumuskan dalam 3 paket UU Bidang Keuangan Negara, yaitu :

1. Akuntabilitas berdasarkan hasil atau kinerja.

2. Keterbukaan dalam setiap transaksi pemerintah.

3. Pemberdayaan manajer profesional

4. Adanya lembaga pemeriksa eksternal yang kuat, profesional, dan

mandiri, serta penghindaran terhadap terjadinya duplikasi dalam

pelaksanaan pemeriksaan.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor

33 Tahun 2004 sudah tentu berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan

daerah. Devas et.al, (1989:279) menjelaskan bahwa tujuan utama

pengelolaan keuangan pemerintahan daerah adalah sebagai berikut :

1. Pertanggungjawaban (Accountability), Pemerintah daerah harus

mempertanggungjawabkan tugas keuangan kepada lembaga atau orang

yang berkepentingan. Unsur tanggungjawab ini adalah meliputi

keabsahan dengan berpangkal pada ketentuan hukum dan perundang-

undangan yang berlaku. Sedangkan pengawasan merupakan tata cara

yang efektif untuk menjaga kekayaan uang dan barang, mencegah

penghamburan dan penyelewengan, dan memastikan bahwa semua

sumber pendapatan dan penggunaannya adalah tepat dan sah.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 31: 09E01810

31

2. Mampu memenuhi kewajiban keuangan. Keuangan daerah harus

dikelola sedemikian rupa sehingga mampu melunasi semua ikatan

keuangan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Kejujuran. Urusan keuangan harus diserahkan kepada pegawai yang

jujur dan kesempatan untuk berbuat curang dipersempit.

4. Efisiensi dan Efektivitas. Tata cara mengurus keuangan daerah harus

menggunakan manajemen pengawasan yang baik, sehingga

memungkinkan program dapat direncanakan dan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan pemerintah daerah dengan biaya seefisien mungkin dan

memerlukan jangka waktu pelaksanaan yang seefektif mungkin.

5. Pengendalian. Petugas keuangan daerah, DPRD, dan petugas pengawas

harus melakukan pengendalian agar semua tujuan yang direncanakan

bisa tercapai. Untuk itu semua pihak yang berkepentingan dalam

pengawasan ini harus mengusahakan agar selalu mendapatkan informasi

yang diperlukan untuk memantau pelaksanaan penerimaan dan

pengeluaran keuangan daerah sesuai dengan rencana dan sasaran.

Hal ini berkaitan erat dengan konsep otonomi dan desentralisasi yang

pada hakekatnya memberikan kekuasaan, kewenangan, dan keleluasaan

(diskresi) kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan menentukan

penggunaan dana untuk melaksanakan urusan daerah. Di dalam pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan, unsur penting yang selalu menjadi perhatian

pemerintahan adalah dalam hal pengadaan sumber pembiayaan.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 32: 09E01810

32

Ditunjukkan oleh Kaho (2001:124) bahwa salah satu kriteria penting untuk

mengetahui secara nyata kemampuan keuangan daerah dalam mengatur dan

mengurus rumah tangganya adalah kemampuan self supporting dalam

bidang keuangan. Dengan kata lain, faktor keuangan merupakan faktor

esensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan

otonominya.

Faktor keuangan daerah menjadi begitu penting karena tanpa ada

biaya yang cukup, pemerintah tidak bisa menjalankan fungsinya dengan

baik. Pamudji dalam Kaho (2001:125) menunjukkan bahwa pemerintah

daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien

tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan.

Pendapatan yang relatif sama juga dikedepankan oleh Syamsi (1983) dalam

Kaho (2001:125) yang menempatkan keuangan daerah sebagai salah satu

indikator untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri.

Secara umum keberhasilan keuangan daerah ditunjukkan oleh

kemampuan daerah meningkatkan penerimaan daerah secara

berkesinambungan seiring dengan perkembangan perekonomian tanpa

memperburuk faktor-faktor produksi dan keadilan. Musgrave & Musgrave

(1993:237) menyebutkan bahwa asal-usul prinsip kemampuan keuangan

adalah muncul dari prinsip manfaat. Dengan demikian kembali penerimaan

pajak dan retribusi. Pada pasal 1 ayat 6 Permendagri No.13 Tahun 2006

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 33: 09E01810

33

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwa

Keuangan Daerah adalah hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan di daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di

dalamnya semua bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan

kewajiban daerah tersebut.

2.1.4 Pendapatan Asli Daerah

Menurut UU No. 17 Tahun 2003, pendapatan daerah adalah hak

pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

Pendapatan Daerah (basis kas) adalah penerimaan oleh bendahara umum

daerah atau oleh entitas pemerintah lain yang menambah ekuitas dana lancar

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Penerimaan tersebut

menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Pendapatan Daerah (basis akrual) adalah hak pemerintah yang diakui

sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Yuwono dkk, (2005:107)

menyatakan bahwa pendapatan daerah adalah semua penerimaan kas yang

menjadi hak daerah dan diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih

dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Lebih lanjut Halim (2007:96) menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah

(PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber

ekonomi asli daerah.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 34: 09E01810

34

Sesuai UU No.33 Tahun 2004, apabila kebutuhan pembiayaan suatu

daerah lebih banyak diperoleh dari subsidi atau bantuan dari pusat, dan

nyata-nyata kontribusi PAD terhadap kebutuhan pembiayaan tersebut sangat

kecil, maka dapat dipastikan bahwa kinerja keuangan daerah itu masih

sangat lemah. Kecilnya kontribusi PAD terhadap kebutuhan pembiayaan

sebagaimana yang tertuang dalam APBD merupakan bukti

kekurangmampuan daerah dalam mengelola sumber daya perekonomian

terutama sumber-sumber pendapatannya.

Pasal 157 UU No. 32 Tahun 2004 dan Pasal 6 UU No. 33 Tahun 2004

menjelaskan bahwa sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri atas hasil Pajak

Daerah, hasil Retribusi Daerah, hasil Pengelolaan Kekayaan yang

Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah.

2.1.4.1 Pajak daerah

Halim (2007:96) menyatakan Pajak Daerah merupakan Pendapatan

Daerah yang berasal dari pajak. Lebih lanjut Simanjuntak (2003:32)

menyatakan bahwa Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dipungut oleh

daerah-daerah seperti propinsi, kabupaten maupun kotamadya berdasarkan

peraturan daerah masing-masing dan hasil pemungutannya digunakan

untuk pembiayaan rumah tangga daerahnya masing-masing. Kesit

(2003:2) menyatakan bahwa Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang

dilakukan oleh orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 35: 09E01810

35

seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang yang

berlaku, yang hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Wewenang mengenakan pajak atas penduduk untuk membiayai

layanan masyarakat merupakan unsur penting dalam pemerintahan daerah.

Diungkapkan oleh Devas et.al, (1989:58) bahwa sistem perpajakan yang

dipakai sekarang ini banyak mengandung kelemahan, dan tampaknya

bagian terbesar dari pajak daerah lebih banyak menimbulkan beban

daripada menghasilkan penerimaan bagi masyarakat. Untuk itu

pemerintah perlu melakukan perubahan sistem pajak daerah merupakan

langkah logis untuk langkah berikutnya.

Pembaharuan yang dilakukan pemerintah misalnya dengan

diterbitkannya UU No. 34 Tahun 2004 tentang pajak dan retribusi sebagai

perubahan UU No. 18 Tahun 1997. Dengan diberlakukannya UU No. 34

Tahun 2004 ini jenis pajak daerah jumlahnya menjadi berkurang. Terakhir

pemerintah menerbitkan UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam Undang-

Undang tersebut dijelaskan tentang pembagian hasil Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) serta pembagian berbagai penerimaan Negara.

Davey (1988:40–41) menjelaskan bahwa keberhasilan dalam

mengelola sumber-sumber penerimaan pajak daerah tergantung pada

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 36: 09E01810

36

kemampuan pemerintah daerah itu sendiri dalam mengoptimalkan faktor-

faktor yang turut menentukan keberhasilan tersebut. Devas et. al,

(1989:72) memberikan penjelasan bahwa kemampuan menghimpun dana

adalah perbandingan antara penerimaan dari pajak dengan restribusi atau

disebut dengan upaya (tax effort).

Mardiasmo dkk, (2002:146–147) mengungkapkan bahwa untuk

mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaan dari pemerintahan

pusat, pemerintahan daerah perlu diberikan otonomi dan keleluasan

daerah. Langkah penting yang harus dilakukan untuk meningkatkan

penerimaan pajak daerah adalah dengan menghitung potensi penerimaan

pajak daerah yang rill yang dimiliki oleh daerah tersebut, sehingga bisa

diketahui peningkatan kapasitas pajak (tax capacity) daerah. Peningkatan

kapasitas pajak pada dasarnya adalah optimalisasi sumber-sumber

pendapatan daerah.

2.1.4.2 Retribusi daerah

Pemungutan retribusi dibayar langsung oleh mereka yang menikmati

suatu pelayanan, dan biasanya dimaksudkan untuk menutup seluruh atau

sebagai dari biaya pelayanannya. Besarnya retribusi seharusnya (lebih

kurang) sama dengan nilai layanan yang diberikan. Menurut Sumitro

(1987:15) Retribusi ialah pembayaran pada negara yang dilakukan oleh

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 37: 09E01810

37

mereka yang menggunakan jasa-jasa. Lebih lanjut Syamsi (1994:221)

mengatakan bahwa :

Retribusi adalah iuran masyarakat tertentu (individu yang bersangkutan) yang ditetapkan berdasarkan peraturan pemerintah yang prestasinya ditunjuk secara langsung, dan pelaksanaannya dapat dipaksakan. Dengan kata lain yang lebih sederhana, retribusi adalah pungutan yang dibebankan kepada seseorang karena menikmati jasa secara langsung.

Davey (1988:31) mengatakan bahwa Retribusi merupakan sumber

penerimaan yang sudah umum bagi semua bentuk Pemerintahan Regional,

restribusi tersebut mungkin juga merupakan sumber utama dari

pendapatan badan-badan pembangunan daerah. Sedangkan Redjo

(1998:89) berpendapat bahwa retribusi ialah suatu pembayaran dari rakyat

kepada pemerintah dimana kita dapat melihat adanya hubungan antara

balas jasa yang diterima langsung dengan adanya pembayaran retribusi

tersebut, misalnya uang langganan air minum, uang langganan listrik dan

lain-lain. Koswara (2001:191) menjelaskan bahwa retribusi daerah adalah

imbalan atas pemakaian atau manfaat yang diperoleh secara langsung

seseorang atau badan atau jasa layanan, pekerjaan, pemakaian barang, atau

izin yang diberikan oleh pemerintah daerah. Simanjuntak (2003:34)

menyatakan bahwa retribusi daerah merupakan iuran rakyat kepada

pemerintah berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan

mendapat jasa balik atau kontra prestasi dari pemerintah yang secara

langsung ditunjuk.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 38: 09E01810

38

Mengenai potensi Retribusi Daerah, Koswara (2001:191)

memaparkan bahwa seperti halnya dengan pajak daerah, hanya dengan

beberapa jenis retribusi yang secara efektif berperan sebagai sumber

pendapatan daerah. Walaupun demikian Devas et. al, (1989:91)

mengatakan bahwa Retribusi merupakan sumber pendapatan yang sangat

penting dan hasil retribusi hampir mencapai setengah dari seluruh

pendapatan daerah. Dalam dimensi potensi daerah yang demikian itu,

pemerintahan daerah hendaknya dapat mengembangkan inisiatif dan

upaya untuk meningkatkan penerimaan Retribusi Daerah. Upaya ini antara

lain dilakukan dengan cara memberikan pelayanan publik secara

profesional dan mampu memberikan kepuasan kepada setiap penerimaan

pelayanan.

Davey (1988:148) mengungkapkan beberapa pendapat mungkin

akan timbul pada elastisitas retribusi yang harus responsive kepada

pertumbuhan penduduk dan pendapatan. Hal ini umumnya dipengaruhi

oleh pertumbuhan permintaan atau konsumsi akan suatu pelayanan.

Dalam konteks yang demikian itu, pengelolaan sumber-sumber PAD dari

jenis retribusi tentu mempunyai konsekwensi yang harus dipikirkan oleh

pemerintah daerah. Artinya pemerintah daerah tidak boleh memikirkan

bagaimana memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya dari

pemungutan retribusi, tetapi pemerintah daerah bertanggungjawab atas

konsekuensi pemungutan retribusi tersebut.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 39: 09E01810

39

2.1.4.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Sesuai UU No. 33 Tahun 2004, jenis hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan dapat dirinci menurut obyek pendapatan yang

mencakup bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

daerah/BUMD. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

pemerintah/ BUMN dan bagian laba atas penyertaan modal pada

perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.

2.1.4.4 Dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sesuai UU No. 33

Tahun 2004 disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang

tidak termasuk dalam jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dirinci menurut obyek

pendapatan yang antara lain: hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak

dipisahkan secara tunai atau angsuran/cicilan, jasa giro, pendapatan

bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan

komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagaimana akibat dari penjualan

atau pengadaan barang dan jasa oleh daerah, penerimaan keuntungan dari

selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 40: 09E01810

40

2.1.5 Dana Perimbangan

Penyelengaraan pemerintahan di daerah pada hakekatnya selalu

berpengang teguh pada asas desentralisasi, dekonsentralisasi dan tugas

pembantuan yang pada prinsipnya diatur dan dikendalikan oleh pemerintah

pusat. Berdasarkan ketiga asas tersebut, hubungan pemerintah pusat dan

daerah dalam bidang keuangan memerlukan aturan yang jelas dan

pengolahannya harus transparan. Diutarakan oleh Davey (1988:254) hal

penting guna penentuan kekuatan dan bobot keuangan pemerintah daerah

adalah melalui perpaduan antara alokasi tanggungjawab dengan sumber-

sumber dana di setiap tingkat dan daerah.

Devas et.al, (1989:191) menyatakan bahwa ketimpangan antar daerah

dapat dikatakan kelemahan utama sistem hubungan keuangan di Indonesia

dan garis-garis ketimpangan antar daerah tersebut tidak jelas benar. Lebih

lanjut Devas et.al, (1989:179) mengungkapkan bahwa hubungan keuangan

pusat dan daerah pada prinsipnya adalah menyangkut pembagian

tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan tertentu antara tingkat-tingkat

pemerintahan. Selain itu juga menyangkut pembagian sumber penerimaan

untuk menutup pengeluaran akibat kegiatan-kegiatan tersebut. Tujuan utama

hubungan ini adalah untuk mencapai perimbangan agar potensi dan sumber

daya di masing-masing daerah bisa dibagi dengan sesuai. Elmi (2002:54)

juga memberikan beberapa penjelasan mengenai tujuan ideal adanya

kebijakan pembentukan dana perimbangan keuangan antara pemerintah

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 41: 09E01810

41

pusat dan pemerintah daerah, yaitu dalam rangka pemberdayaan

(empowerment) masyarakat dan pemerintah daerah yang selama ini

tertinggal di bidang pembangunan.

Menyadari akan pentingnya harmonisasi hubungan antara pusat dan

daerah ini, selanjutnya pemerintah menerbitkan UU No. 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah. Pada pasal 1 UU ini menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

adalah suatu sistem keuangan pemerintahan dalam Negara kesatuan, yang

mencakup pembagian keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah secara proporsional, demokratis, adil, transparan dengan

memperhatikan potensi, kondisi dan kebutuhan daerah, sejalan dengan

kewajiban, pembagian kewenangan, dan tanggungjawab serta tata cara

penyelenggaraan kewenangan tersebut.

Selanjutnya untuk terpenuhinya sistem hubungan antara pusat dan daerah,

Davey (1988:255) menguraikan ada 4 (empat) pra syarat yaitu :

1. Menjamin adanya pembagian kekuasaan secara rasional tingkat-tingkat

pemerintahan dalam memungut dan membelanjakan sumber dana

pemerintahan.

2. Menjamin adanya bagian yang memadai dari sumber-sumber dana

secara keseluruhan untuk membiayai pelaksanaan fungsi-fungsi,

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 42: 09E01810

42

3. Menjamin pembagian yang adil di antara daerah-daerah atas

pengeluaran pemerintah, atau sekurang-kurangnya ada perkembangan

yang memang diusahakan ke arah itu.

4. Menjamin adanya suatu upaya pajak (tax effort) di dalam memungut

pajak dan retribusi oleh pemerintahan daerah yang sesuai dengan

pembagian hasil yang adil atas beban keseluruhan dari pengeluaran

pemerintahan dalam masyarakat.

Pada aspek hubungan pemerintahan pusat dan daerah ini Elmi

(2002:55) juga mengungkapkan bahwa dengan adanya kebijakan yang

mengatur mengenai perimbangan keuangan lebih adil dan rasional. Artinya

bagi daerah-daerah yang memiliki kekayaan sumber daya alam akan

memperoleh bagian pendapatan dengan jumlah yang lebih besar sedangkan

daerah-daerah lainnya akan mengutamakan bagian dari Dana Alokasi

Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Hal ini sesuai dengan

pasal 10 ayat 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yang menjelaskan

dana perimbangan terdiri atas :

1. Dana Bagi Hasil

2. Dana Alokasi Umum

3. Dana Alokasi Khusus

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 43: 09E01810

43

Mardiasmo (2002:141) memberikan perincian bahwa pembagian dana

perimbangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sumber

pendapatannya berasal dari :

1. Penerimaan dari Pajak dan Bukan Pajak. Penerimaan dari pajak hanya

diperoleh dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta pungutan dan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Selanjutnya

penerimaan bukan pajak adalah penerimaan yang berkaitan dengan

eksploitasi sumber daya alam, seperti sumber daya hutan, pertambangan

umum, perikanan, dan khususunya pengambilan minyak bumi dan gas.

2. Dana Alokasi Umum. Dana Alokasi Umum yang berasal dari

pemerintah pusat yang sebelumnya dinamakan dana subsidi.

3. Dana Alokasi Khusus. Dana Alokasi Khusus berasal dari APBN dan

dialokasiakan ke kabupaten/kota untuk membiayai kebutuhan tertentu

yang bersifat khusus, tertanggung pada tersedianya dana dalam APBN.

Kebutuhan khusus ini misalnya, kebutuhan di kawasan transmigrasi,

pembangunan jalan di kawasan terpencil, pembangunan irigasi primer, dan

saluran drainase primer.

2.1.5.1 Dana bagi hasil pajak dan bukan pajak

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 160 tentang Pemerintahan

Daerah menyebutkan bahwa Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak

terdiri atas:

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 44: 09E01810

44

1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sektor pedesaan, perkotaan,

perkebunan, pertambangan serta kelautan.

2. Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) sektor

pedesaan, perkotaan, perkebunan, pertambangan serta kelautan.

3. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, Pasal 25, dan Pasal 29 wajib pajak

orang pribadi dalam negeri.

Dana bagi hasil yang bersumber dari sumber daya alam terdiri atas :

1. Penerimaan kehutanan yang berasal dari Iuran Hak Pengusahaan

Hutan (IHPH), Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana

Reboisasi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan.

2. Penerimaan pertambangan umum yang berasal dari penerimaan iuran

tetap dan penerimaan iuran eksplorasi dan iuran eksploitasi yang

dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan.

3. Penerimaan perikanan yang diterima secara nasional yang dihasilkan

dari penerimaan pungutan pengusahaan perikanan dan penerimaan

pungutan hasil perikanan.

4. Penerimaan pertambangan minyak yang dihasilkan dari wilayah

daerah yang bersangkutan.

5. Penerimaan pertambangan gas yang dihasilkan dari wilayah daerah

yang bersangkutan.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 45: 09E01810

45

6. Penerimaan pertambangan panas bumi yang berasal dari penerimaan

setoran bagian pemerintah, iuran produksi yang dihasilkan dari

wilayah daerah yang bersangkutan.

2.1.5.2 Dana Alokasi Umum (DAU)

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari

APBN yang dialokasikan untuk propinsi dan kabupaten/kota dengan

tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai

kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU

bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah yang

dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar

daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangankan kebutuhan

dan potensi daerah.

DAU untuk suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan

alokasi dasar. Celah fiskal adalah kebutuhan fiskal dikurangi dengan

kapasitas fiskal daerah. Alokasi daerah dihitung berdasarkan jumlah gaji

pegawai negeri sipil. Jumlah gaji pegawai negeri sipil daerah yang

dimaksud adalah gaji pokok ditambah tunjangan keluarga dan tunjangan

jabatan sesuai peraturan penggajian pegawai negeri sipil termasuk

didalamnya tunjangan beras dan tunjangan Pajak Penghasilan (PPh Pasal

21). Yani (2008:144) menyatakan bahwa kebutuhan fiskal adalah

kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 46: 09E01810

46

umum. Kebutuhan pendanaan suatu daerah dihitung dengan pendekatan

total pengeluaran rata-rata nasional. Kapasitas fiskal daerah merupakan

sumber pendanaan daerah yang berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil.

Yani (2008:145) menyebutkan bahwa alokasi DAU untuk suatu daerah

dapat dihitung dengan menggunakan formula

DAU = CF + AD

Dimana :

DAU = Dana Alokasi Umum

CF = Celah Fiskal

AD = Alokasi Dasar

CF = Kebutuhan Fiskal – Kapasitas Fiskal

DAU disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari rekening kas

umum negara ke rekening kas umum daerah. Penyaluran DAU

dilaksanakan setiap bulan masing-masing sebesar 1/12 dari alokasi DAU

daerah yang bersangkutan yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan.

2.1.5.3 Dana Alokasi Khusus (DAK)

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan

tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan

urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Dana Alokasi Khusus

merupakan bagian dari Dana Perimbangan sesuai dengan UU No. 33

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 47: 09E01810

47

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah.

DAK bertujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang menjadi

urusan daerah dan merupakan prioritas nasional, sesuai dengan fungsi

yang merupakan perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu,

khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana

pelayanan dasar masyarakat.

Pengalokasian DAK diprioritaskan untuk daerah yang memiliki

kemampuan fiskal rendah atau dibawah rata-rata nasional. Kemampuan

fiskal daerah didasarkan pada selisih antara realisasi penerimaan umum

daerah dengan belanja pegawai negeri sipil daerah pada APBD tahun

anggaran.

Yani (2008:172) menyatakan bahwa DAK dialokasikan untuk membantu

daerah mendanai kebutuhan fisik sarana dan prasarana yang merupakan

prioritas nasional dibidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur (jalan,

irigasi, dan air berih), kelautan dan perikanan, pertanian, prasarana

pemerintahan daerah, serta lingkungan hidup.

2.1.6 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah merupakan pendapatan daerah

yang tidak termasuk dalam kelompok pendapatan asli daerah. Yani

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 48: 09E01810

48

(2008:211) menyatakan bahwa cakupan Lain-lain Pendapatan Daerah yang

Sah terdiri dari :

1. Hibah yang berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah lainnya,

badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri, kelompok

masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat.

2. Dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan

korban/kerusakan bencana alam.

3. Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota.

4. Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh

pemerintah.

5. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya.

Menurut UU No.32 Tahun 2004 Pasal 164 tentang Pemerintahan

Daerah menyebutkan bahwa Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

merupakan seluruh Pendapatan Daerah selain PAD dan Dana Perimbangan,

yang meliputi Hibah, Dana Darurat, dan lain-lain pendapatan yang

ditetapkan pemerintah.

2.1.7 Belanja Daerah.

Belanja Daerah menurut Kepmendagri nomor 29 tahun 2002 adalah

semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang

menjadi beban daerah. Menurut UU No. 23 tahun 2002, Belanja daerah

adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 49: 09E01810

49

kekayaan bersih pada tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah

(basis kas) adalah semua pengeluaran oleh bendahara umum daerah yang

mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan

yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja

Daerah (basis akrual) adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih. Halim (2007:322) menyatakan bahwa

Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah mengurangi nilai kekayaan

bersih. Lebih lanjut Yuwono dkk, (2005:108) menyatakan bahwa belanja

daerah adalah semua pengeluaran kas daerah atau kewajiban yang diakui

sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode satu tahun anggaran

yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanakan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang

terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan

peraturan perundang-undangan. Belanja daerah dikelompokkan ke dalam

belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung

merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan. Sementara belanja langsung merupakan

belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan

program dan kegiatan.

Didalam ketentuan umum Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pada

pasal 1 ayat 16 disebutkan bahwa belanja daerah adalah kewajiban

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 50: 09E01810

50

pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 20

ayat 3 menyebutkan bahwa Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada

ayat 1 huruf (a) meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah

yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah

dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya

kembali oleh daerah.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Abdul Halim (2004) meneliti pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Study

Kasus Kabupaen /Kota di Jawa dan Bali. Hasil penelitiannya menyimpulkan

bahwa DAU berpengaruh terhadap Belanja Pemerintahan Daerah dan PAD

berpengaruh terhadap Belanja Pemerintahan Daerah

Kusumayoni (2004) yang meneliti tentang kemampuan keuangan daerah

di kabupaten Klungkung menemukan bahwa kemampuan keuangan daerah yang

diproksikan dalam pendapatan asli daerah, pajak daerah, dan retribusi daerah

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran daerah. Dalam

penelitiannya juga menunjukkan bahwa PDRB mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap penerimaan pandapatan asli daerah, pajak daerah, dan

retribusi daerah.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 51: 09E01810

51

Maulida (2007) yang meneliti tentang pengaruh Dana Alokasi Umum dan

Pendapatan Asli Daerah terhadap Prediksi Belanja Daerah menemukan bahwa

Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap prediksi Belanja Daerah, dan

Pendapatan Asli Daerah berpengaruh Positif terhadap Prediksi Belanja Daerah.

Andra (2007) meneliti tentang kemampuan keuangan daerah dan

pengaruhnya terhadap belanja daerah di kabupaten aceh tenggara. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah, pajak daerah, dan retribusi daerah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja daerah kabupaten aceh

tenggara.

Syukriy Abdullah (2008), meneliti tentang Pengalokasian Belanja fisik

dalam anggaran Pemerintahan Daerah: studi emperis atas Determinan dan

konsekwensinya terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera dan

Bangka-Belitung. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Belanja Modal

berpengaruh terhadap Belanja Pemeliharaan dan Bantuan Pemerintah

berpengaruh terhadap Belanja Modal, sementara PAD tidak berpengaruh terhadap

belanja Modal.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 52: 09E01810

52

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu

Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Abdul Halim

2004 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Study Kasus Kabupaen /Kota di Jawa dan Bali

- DAU - PAD

DAU dan PAD mempengaruhi Belanja Pemerintah Daerah

Kusumayon 2004 Analisis kemampuan keuangan daerah dalam membiayai pengeluaran daerah di kab. Klungkung.

- PAD - Pajak - Retribus

i

Kemampuan keuangan daerah yang diproksikan dalam pendapatan asli daerah, pajak daerah, dan retribusi daerah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran daerah dan PDRB mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pandapatan asli daerah, pajak daerah, dan restribusi daerah

Novi Pratiwi Maulida

2007 Pengaruh DAU dan PAD terhadap prediksi Belanja Daerah.

- DAU - PAD -

Flypaper Effect

DAU dan PAD mempengaruhi prediksi Belanja Daerah

Andra Eka Saputra

2007 Analisis kemampuan keuangan daerah dan pengaruhnya terhadap belanja daerah di kabupaten aceh tenggara

- PAD - Pajak - Retribus

i

Kemampuan keuangan daerah berpengaruh secara positif terhadap total belanja daerah di kabupaten aceh tenggara.

Syukriy Abdullah

2008 Pengalokasian Belanja fisik dalam anggaran Pemerintahan Daerah: studi emperis atas Determinan dan konsekwensinya terhadap Belanja Pemeliharaan

- Belanja Modal

- Bantuan Pemerintah

- PAD

Belanja Modal berpengaruh terhadap Belanja Pemeliharaan, Bantuan Pemerintah berpengaruh terhadap Belanja Modal, sementara PAD tidak Berpengaruh terhadap Belanja Modal

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 53: 09E01810

53

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori dapat dibuat kerangka

konseptual yang akan diteliti seperti pada gambar 3.1. Dari gambar tersebut dapat

dilihat Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang Sah secara parsial terhadap Belanja Daerah. Dan pengaruh Pajak

Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah secara

simultan terhadap Belanja Daerah.

Retribusi Daerah

Lain-lain PAD yang Sah

Pajak Daerah

Belanja Daerah

Gambar 3.1 Pengaruh PAD terhadap Belanja Daerah

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 54: 09E01810

54

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas, maka

hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : Pajak Daerah, Retribusi

Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh terhadap

Belanja Daerah di Kabupaten Toba Samosir.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 55: 09E01810

55

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan ilmiah dengan menggunakan

struktur teori untuk membangun satu atau dua lebih hipotesis yang membutuhkan

pengujian secara kualitatif dan statistika. Penelitian ini melihat pengaruh

Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah dan melakukan penafsiran

dimasa mendatang. Jenis penelitian ini adalah penelitian uji hipotesis yang

mengambil sampel dari populasi dan menetapkan kriteria sesuai dengan tujuan

penelitian.

4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD)

Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir dengan alasan penelitian yang sejenis

belum pernah diteliti di Kabupaten Toba Samosir dan peneliti berdomisili di

kabupaten tersebut sehingga dapat mempermudah melakukan penelitian.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah APBD Pemerintahan Kabupaten

Toba Samosir, dengan menggunakan data runtun waktu (time series) selama 8

tahun yaitu tahun 2000 - 2007. Objek yang diteliti adalah hasil laporan keuangan

pemerintah Kabupaten Toba Samosir tentang Pendapatan Asli Daerah dan

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 56: 09E01810

56

Belanja Daerah dalam bentuk laporan triwulan selama delapan tahun yaitu tahun

2000-2007 terdiri dari 32 triwulan. Laporan keuangan selama 32 triwulan

dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian adalah data

sekunder time series berupa realisasi Pendapatan Asli Daerah dan realisasi

Belanja Daerah di Kabupaten Toba Samosir selama periode pengamatan. Sumber

data tersebut diperoleh dari Badan Pengelolah Keuangan Daerah (BPKD) Toba

Samosir. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku literature,

jurnal maupun hasil publikasi dari instansi terkait yang ada hubungannya dengan

penelitian.

4.5 Variabel Penelitian

Variabel independent (X) dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dengan indikatornya adalah Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Variabel dependent (Y) adalah

Belanja Daerah.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 57: 09E01810

57

4.6 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

4.6.1 Variabel Independent

4.6.1.1 Pajak daerah (X1)

Pajak Daerah adalah jumlah realisasi penerimaan pajak daerah.

Realisasi pajak daerah meliputi realisasi berbagai jenis pajak daerah

yang ada di kabupaten Toba Samosir. Skala pengukuran yang

digunakan adalah skala rasio.

4.6.1.2 Retribusi daerah (X2)

Retribusi daerah merupakan realisasi penerimaan dari restribusi yang

dipungut dari masyarakat oleh pemerintahan kabupaten Toba

Samosir. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.

4.6.1.3 Dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah (X3)

Dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah merupakan

penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis Pajak Daerah,

Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.

4.6.2 Variabel Dependent

4.6.2.1 Belanja daerah (Y)

Belanja daerah merupakan jumlah realisasi seluruh belanja daerah

baik belanja tidak langsung maupun belanja langsung. Skala

pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 58: 09E01810

58

Table 4.1 Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Skala Ukur Belanja Daerah

(Y) Belanja daerah merupakan jumlah realisasi seluruh belanja daerah baik belanja tidak langsung maupun belanja langsung.

Rasio

Pajak Daerah (X1) Pajak Daerah adalah jumlah realisasi penerimaan pajak daerah. Realisasi pajak daerah meliputi realisasi berbagai jenis pajak daerah yang ada di kabupaten Toba Samosir

Rasio

Retribusi Daerah (X2)

Retribusi daerah merupakan realisasi penerimaan dari restribusi yang dipungut dari masyarakat oleh pemerintahan kabupaten Toba Samosir.

Rasio

Lain-lain PAD yang Sah (X3)

Dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah merupakan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.

Rasio

4.7 Model dan Teknik Analisis Data

4.7.1 Perumusan Model

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan metode

Ordinary Least Squere (OLS). Dengan analisis ini pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependent yang diteliti bisa diketahui.

Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis

yang berbunyi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh terhadap Belanja

Daerah di Kabupaten Toba Samosir, adalah sebagai berikut :

BD = d0 + d1PjD + d2ReD + d3LPAD

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 59: 09E01810

59

dimana :

BD = Belanja Daerah

d0 = Konstanta

d1,d2,d3= Koefisien estimasi

PjD = Pajak Daerah

ReD = Retribusi Daerah

LPAD = Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

4.7.2 Pengujian Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data

dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan

layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi

normal. Untuk melihat normalitas digunakan data uji statistik.

Test sederhana yang dapat dilakukan adalah nilai Skewness atau

Kurtosis. Nilai Z statistik untuk dapat dihitung dengan rumus :

ZSkewness =

N

Skewness6

Sedangkan nilai Z Kurtosis dapat dihitung dengan rumus:

ZKurtosis =

N

Kurtosis24

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 60: 09E01810

60

Dimana N adalah jumlah sample. Jika nilai Zhitung > Ztabel,

maka distribusi tidak normal. Pada tingkat signifikasi 5% nilai Ztabel

= 1,96. Jadi jika nilai Zhitung yaitu ZSkewness, dan ZKurtosis <

Ztabel (1,96), maka data terdistribusi normal dan model tersebut

memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:77).

4.7.3 Pengujian Asumsi Klasik

4.7.3.1 Uji heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model

regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak

terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

Scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisisnya

dapat dilihat :

1) Jika titik-titik yang membentuk pola yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka

mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka nol pada sumbu –y maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 61: 09E01810

61

4.7.3.2 Uji autokorelasi

Menguji Autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu periode

sebelumnya. Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan

pengujian Durbin Watson (DW). Jika nilai Durbin-Witson

terletak antara – 2 sampai +2, maka tidak terjadi autokorelasi.

4.7.3.3 Uji multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah pada

model regresi di temukan adanya korelasi antar variabel

independent. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah

multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terdapat

korelasi di antara variabel independent. Pendeteksiannya

dengan menggunakan tolerance value dan Variance Inflation

Factor (VIF). Jika nilai tolerance value > 0,10 dan VIF < 10

maka tidak terjadi multikolinieritas.

4.7.4. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau

ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel

penelitian secara parsial dan simultan. Pengujian secara parsial

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 62: 09E01810

62

digunakan uji statistik t. Uji koefisien regresi dengan uji t (t-test)

diperlukan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independent

terhadap variabel dependent.

Pengujian secara simultan digunakan uji signifikansi simultan

(uji statistik F) dan penentuan Koefisien Determinasi (R2) yang

bermaksud untuk menjelaskan pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 63: 09E01810

63

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

yang diperoleh dari BPKD Pemerintah Kabupaten Toba Samosir. Data

penelitian ini berupa hasil laporan keuangan pemerintah Kabupaten Toba

Samosir tentang Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah dalam

bentuk laporan triwulan selama delapan tahun yaitu tahun 2000-2007

terdiri dari 32 triwulan. Laporan keuangan selama 32 triwulan dijadikan

sebagai sampel dalam penelitian.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 5.1, maka deskripsi

statistik dari data penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Rata-rata Pajak Daerah (PjD) dengan jumlah data 32 adalah

337.582.580,11 dengan standard deviasi 146.984.668,52 hal ini

menunjukkan tidak ada outlier pada variabel Pajak Daerah karena

standard deviasinya lebih kecil dari mean.

2. Rata-rata Retribusi Daerah (ReD) dengan jumlah data 32 adalah

313.094.142,51 dengan standard deviasi 144.470.821,37 hal ini

menunjukkan tidak ada outlier pada variabel Retribusi Daerah karena

standard deviasinya lebih kecil dari mean.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 64: 09E01810

64

3. Rata-rata Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (LPAD) dengan

jumlah data 32 adalah 1.643.286.523,26 dengan standard deviasi

1.344.063.131,39 hal ini menunjukkan tidak ada outlier pada variabel

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah karena standard

deviasinya lebih kecil dari mean.

4. Rata-rata Belanja Daerah (BD) dengan jumlah data 32 adalah

49.535.840.093,98 dengan standard deviasi 20.364.181.199,08 ini

menunjukkan tidak ada outlier pada variabel total Belanja Daerah

karena standard deviasinya lebih kecil dari mean.

Tabel 5.1 Deskripsi Data

N Mean Std. Deviation BD 32 49.535.840.093,98 20.364.181.199,08 PjD 32 337.582.580,11 146.984.668,52 ReD 32 313.094.142,51 144.470.821,37 LPAD 32 1.643.286.523,26 1.344.063.131,39 Valid N (listwise) 32

5.1.2 Pengujian Normalitas Data

Uji Normalitas data dilakukan dengan Uji statistik sederhana.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 5.2 menunjukkan bahwa

nilai Zhitung yaitu nilai ZSkewness dan nilai ZKurtosis < 1,96, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini sudah

berdistribusi normal atau sudah memenuhi asumsi normalitas.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 65: 09E01810

65

Tabel 5.2 Uji Normalitas

N Skewness Kurtosis

Statistik Statistik Std.

Error Statisti Std.

Error BD 32 -,062 ,414 -,029 ,809PjD 32 ,188 ,414 -,411 ,809ReD 32 ,914 ,414 1,051 ,809LPAD 32 ,327 ,414 -1,318 ,809Valid N (listwise) 32

5.1.3 Pengujian Asumsi Klasik

5.1.3.1 Pengujian heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana dasar

analisanya dapat dilihat (1) jika titik-titik yang membentuk pola

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)

maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas. (2)

jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka nol pada sumbu –y maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengolahan data pada

gambar 5.1 terlihat tidak ada pola pola yang jelas serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu-y, maka

dapat disimpulkan tidak terjadi Heterokedastisitas.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 66: 09E01810

66

Regression Standardized Predicted Value3210-1-2

Reg

ress

ion

Sta

ndar

dize

d R

esid

ual 3

2

1

0

-1

-2

Dependent Variable: BD

Gambar 5.1 Scatterflot

5.1.3.2 Pengujian autokorelasi

Salah satu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji statistik

Durbin-Watson (DW-test). Berdasarkan pengolahan data pada

Tabel 5.3 diperoleh Nilai Durbin-Watson terletak diantara -2

sampai +2 ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi

artinya tidak terjadi hubungan antara variabel independent.

Tabel 5.3 Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,886(a) ,785 ,762 9943941012,82 1,440 a Predictors: (Constant), LPAD, PjD, ReD b Dependent Variable: BD

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 67: 09E01810

67

5.1.3.3 Pengujian mulitikoliniearitas

Uji Multikolinieritas dideteksi dengan menggunakan

Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai

Tolerance Value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

Multikolinieritas. Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 5.4

terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel indevendent > 0,1

dan nilai VIF < 10, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

model regresi tersebut bebas Multikolinieritas.

Tabel 5.4 Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics Model

Tolerance VIF

1

PjD ReD LPAD

,496,424,724

2,016 2,356 1,381

a Dependent Variable: BD

5.1.4 Pengujian Hipotesis

Pengaruh Pajak Daerah (PjD), Retribusi Daerah (ReD), dan Lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang Sah (LPAD) secara bersama-sama terhadap

Belanja Daerah (BD)

Pengujian Goodness of fit dilakukan untuk menentukan Kelayakan

suatu model regresi dan dapat dilihat dari nilai R square. Dari hasil

pengolahan data seperti pada Tabel 5.5 diperoleh nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,785 angka tersebut menunjukkan bahwa

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 68: 09E01810

68

variabel dependent dapat dijelaskan oleh Pajak Daerah, Retribusi Daerah,

dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar 78,50%,

sedangkan sisanya 21,50% dipengaruhi variabel lain yang tidak dijelaskan

dalam model penelitian ini.

Tabel 5.5 Pengujian Goodness of Fit

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,886(a) ,785 ,762 9943941012.82053 1,440a Predictors: (Constant), LPAD, PjD, ReD b Dependent Variable: BD

Lebih lanjut dilakukan uji F untuk melihat Pengaruh Pajak Daerah,

Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah secara

simultan terhadap Belanja Daerah. Dari hasil pengolahan data seperti pada

Tabel 5.6 diperoleh F-hitung 34,004 dengan Sig.F = 0,000. Pada α = 0,05

diperoleh F-tabel 4,17. Hasil tersebut menunjukkan bahwa F-hitung

(34,004) > F-tabel (4,17), maka hasil dari model regresi menunjukkan

bahwa Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendaptan Asli

Daerah yang Sah secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Belanja Daerah.

Tabel 5.6 Uji F

Model df Mean Square F Sig. 1

Regression Residual Total

32831

3362333730971446000000.000 98881962866454100000,000

34,004

,000(a)

a Predictors: (Constant), LPAD, PjD, ReD b Dependent Variable: BD

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 69: 09E01810

69

Selanjutnya untuk melihat variabel independent yang paling

dominan mempengaruhi variabel dependent dapat dilakukan uji parsial

dengan menggunakan uji t, seperti pada Tabel 5.7 berikut :

Tabel 5.7 Uji t

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 15804486763,92 4667652853,44 3,386 ,002 PjD 125,827 17,251 ,908 7,294 ,000 ReD 67,159 18,975 ,476 3,539 ,001 LPAD 7,474 1,561 ,493 4,787 ,000

a Dependent Variable: BD

Hasil pengolan data menunjukkan Pajak Daerah memberikan

pengaruh paling dominan dengan thitung = 7,294 dengan Sig.t = 0,000. Pada

α = 0,05 dan df = n – k = 32 – 1 = 31 diperoleh ttabel 1,697. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa thitung (7,294) > ttabel (1,697), ini menunjukkan bahwa

Pajak Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Daerah.

Selanjutnya diikuti oleh Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

dengan thitung = 4,787 dengan Sig.t = 0,000. Pada α = 0,05 dan df = n – k =

32 – 1 = 31 diperoleh ttabel 1,697. Hasil tersebut menunjukkan bahwa thitung

(4,787) > ttabel (1,697), ini menunjukkan bahwa Lain-lain Pendapatan Asli

Dearah yang Sah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja

Daerah. Selanjutnya Retribusi Dearah dengan thitung = 3,539 dengan Sig.t =

0,01. Pada α = 0,05 dan df = n – k = 32 – 1 = 31 diperoleh ttabel 1,697.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 70: 09E01810

70

Hasil tersebut menunjukkan bahwa thitung (3,539) > ttabel (1,697), ini

menunjukkan bahwa Retribusi Daerah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Belanja Daerah. Berdasarkan hasil pengolahan data seperti pada

Tabel 5.7 diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut :

BD = 15.804.486.763,92 + 125,827 PjD + 67,159Red + 7,474 LPAD

5.2 Pembahasan Penelitian

Dari hasil Penelitian diperoleh Persamaan Regresi dan diinterpresatikan

sebagai berikut :

1. Konstanta sebesar 15.804.486.763,92 artinya apabila Pajak Daerah, Retribusi

Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah bernilai nol, maka

Belanja Daerah sebesar 15.804.486.763,92.

2. Koefisien regresi PjD sebesar 125,827 artinya apabila Pajak Daerah

meningkat 1 satuan, akan berdampak pada peningkatan Belanja Daerah

sebesar 125,827 satuan.

3. Koefisien regresi ReD sebesar 67,159 artinya apabila Retribusi Daerah

meningkat 1 satuan, akan berdampak pada peningkatan Belanja Daerah

sebesar 67,159 satuan.

4. Koefisien regresi LPAD sebesar 7,474 artinya apabila Lain-lain Pendapata

Asli Daerah yang Sah meningkat 1 satuan, akan berdampak pada peningkatan

Belanja Daerah sebesar 7,474 satuan.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 71: 09E01810

71

5. Faktor yang paling dominan mempengaruhi Belanja Daerah berturut-turut

adalah Pajak Daerah, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dan

Retribusi Daerah

Dengan melihat hasil pengujian hipotesis diatas yang menyatakan bahwa

Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yan Sah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Daerah. Pemerintah

Kabupaten Toba Samosir sebaiknya lebih melakukan langkah-langkah yang

konkrit dan signifikan dalam usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Dengan

meningkatnya Pendapatan Asli Daerah sudah tentu Pendapatan Daerah akan

meningkat dikarenakan Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu komponen

Pendapatan Daerah yang pada akhirnya juga akan diikuti dengan peningkatan

Belanja Daerah yang akan berdampak pada kemakmuran rakyat. Hasil penelitian

mendukung hasil penelitian yang dilakukan Abdul Halim (2004) yang

menyatakan bahwa Pendapatan Asli Dearah mempengaruhi Belanja Pemerintahan

Dearah, selanjutnya Kusumayoni (2004) yang menyatakan bahwa Pendapatan

Asli Daerah yang diproksikan dalam Pajak Daerah, Retribusi Daerah berpengaruh

positif terhadap Belanja Daerah. Novi Pratiwi (2007) juga menyatakan bahwa

Pendapatan Asli Dearah dapat mempengaruhi prediksi Belanja Daerah. dan

mendukung hasil penelitian Eka Saputra (2007) yang menyatakan bahwa

Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah. Sedangkan

Syukriy Abdullah (2008) menyatakan bahwa Belanja Modal berpengaruh

terhadap Belanja Pemerintah, Bantuan Pemerintah berpengaruh terhadap Belanja

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 72: 09E01810

72

Modal, sementara Pendapatan Asli Dearah tidak berpangaruh terhadap Belanja

Modal.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 73: 09E01810

73

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data, maka penelitian ini

memberi kesimpulan sebagai berikut :

Secara Simultan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan

Daerah yang Sah berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah di kabupaten Toba

Samosir. Dan secara parsial Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain

Pendapatan Daerah yang Sah berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah di

kabupaten Toba Samosir. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa

“Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Toba Samosir“ dapat

diterima

6.2 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini mempunyai

beberapa keterbatasan diantaranya :

1. Penelitian ini dibatasi, hanya dengan menganalisis pengaruh Pendapatan Asli

Daerah terhadap Belanja Daerah.

2. Populasi penelitian ini hanya meliputi satu kabupaten yaitu kabupaten Toba

Samosir, dengan menggunakan data sekunder runtut waktu selama 8 tahun

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 74: 09E01810

74

dalam bentuk laporan triwulan dari tahun 2000 sampai tahun 2007 yang

keseluruhan diambil sebagai sampel.

6.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan untuk penyempurnaan

penelitian ini, disarankan :

1. Agar Pendapatan Asli Daerah dapat meningkat maka pemerintah Kabupaten

Toba Samosir perlu meningkatkan usaha pemungutan Pajak Daerah, Retribusi

Daerah, dan Lain-lain PAD yang Sah secara intensif dan aktif.

2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan jumlah populasi dan sampel lebih

diperluas pada tingkat provinsi dan nasional sehingga hasilnya menjadi lebih

baik dan juga dapat menambah variabel-variabel lain seperti Peneriman Lain

yang diduga dapat mempengaruhi Belanja Daerah.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 75: 09E01810

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S. 2008. Pengalokasian Belanja fisik dalam Anggaran Pemerintahan

Daerah : Studi Emperis atas Determinan dan Konsekwensinya terhadap Belanja Pemeliharaan. Laporan Penelitian. Bengkulu.

Bastian, Indra. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat. Jakarta.

Davey, K. J. 1988. Pembiayaan Pemerintah Daerah: Praktek-Praktek Internasional dan Relevansinya bagi Dunia Ketiga. Terjemahan Anarullah. Dkk. UI-Press. Jakarta.

Devas, et al. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Terjemahan Marsi Maris.

UI-Press. Jakarta. Diknas. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Modul. Medan.

Eka Saputra, Andra. 2007. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah dan Pengaruhnya terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis Program Pascasarjana Ekonomi USU. Medan.

Elmi, Bacrul. 2002. Keuangan Pemerintah Daerah Otonom di Indonesia. UI-Press.

Jakarta.

Erlina. Sri Mulyani. 2007. Metodologi Penelitian. USU Press. Medan

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat. Jakarta.

Halim, Abdul. 2004. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Study Kasus Kabupaten /Kota di Jawa dan Bali. Jakarta.

Huda, Ni’matul. 2005. Otonomi Daerah Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Kaho, Josef Riwu. 2001. Prospek Otonomi Daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kesit, Bambang Prakosa. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah. UII Press. Yogyakarta.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 76: 09E01810

76

Koswara, E. 2001. Otonomi Daerah Untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat. Yayasan Pariba. Jakarta.

Kusumayoni. 2004. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Dalam Membiayai

Pengeluaran Daerah di Kab. Klungkung. Tesis S2 PPS UNPAD. Bandung (tidak dipublikasikan).

Mardiasmo dan Akhmad Makhfatih. 2000. Perhitungan Pajak dan Retribusi Daerah

di Kabupaten Mangelang. Laporan Akhir Kerjasama Pemda Kabupaten Magelang dengan PAU-SE UGM.

Mardiasmo. 2002, Akuntansi Sektor Publik, Andi, Yogyakarta.

Mardiasmo. 2002. Otonomi Daerah dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi. Yogyakarta.

Maulida, Novi Pratiwi. 2007. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah. Tesis S2 UII. Yogyakarta.

Musgrave, Richard A. Peggy B. Musgrave. 1993. Keuangan Negara Dalam Teori

dan Praktek. Erlangga. Jakarta.

Redjo, Samagio Ibnu. 1998. Keuangan Pusat dan Daerah. BKU Ilmu Pemerintahan Fakultas Ekonomi Pascasarjana Kerjasama Universitas Padjajaran. Bandung.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

……………………., Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah. ……………………., Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. ………………………., Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ……………………., Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah. ………………………., Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 77: 09E01810

77

…………………....., Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007.

Simanjuntak, Oloan. 2003. Hukum Pajak. Nomensen-press. Medan.

Sri Mulyani. 2003. Statistik Untuk Ekonomi. UI-Press. Jakarta.

Sugiono. 2001. Statistik Non Parametrik untuk Penelitian. Alfebeta. Bandung.

Sumitro, Rohmat. 1987. Azas dan Dasar Perpajakan. Eresco. Bandung.

Suparmoko. 2002. Ekonomika Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Andi. Yogyakarta.

Syamsi, Ibnu. 1994. Dasar-Dasar Kebijaksanaan Keuangan Negara. Rineka Cipta.

Jakarta. Trihendradi, C. 2006. SPSS 15. Andi Yogyakarta. Yuwono, Sony. Dkk. 2005. Penganggaran Sektor Publik. Bayumedia Publising.

Surabaya. Yani, Ahmad. 2008. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di

Indonesia. Rajagrafindo Persada. Jakarta

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 78: 09E01810

78

Lampiran 1

DATA SAMPEL PAD THD BD

No BELANJA PAJAK RETRIBUSI LAIN-LAIN PEND ASLI DAERAH DAERAH DAERAH PAD YANG SAH DAERAH

1 10.887.688.400,00 83.559.144,05 90.384.270,00 44.236.233,00 218.179.647,05 2 11.524.543.289,44 104.680.700,00 131.795.300,00 50.741.100,00 287.217.100,00 3 12.665.878.500,00 166.875.400,00 223.450.300,00 61.276.100,00 451.601.800,00 4 14.902.897.500,00 188.520.600,00 284.556.300,00 68.700.500,00 541.777.400,00 5 36.672.503.600,00 101.305.654,31 135.860.523,50 1.567.450.360,00 1.804.616.537,81 6 38.017.868.500,00 152.475.650,00 186.127.600,00 2.175.500.500,00 2.514.103.750,00 7 40.677.577.201,13 252.878.200,00 286.835.300,00 2.466.554.000,00 3.006.267.500,00 8 42.300.707.500,00 304.125.600,00 337.865.600,00 2.976.512.500,00 3.618.503.700,00 9 43.550.674.800,00 205.359.866,41 224.650.730,45 2.127.750.126,41 2.557.760.723,27

10 44.743.784.840,96 305.767.500,00 310.745.500,00 2.654.750.100,00 3.271.263.100,00 11 46.822.676.125,00 345.875.700,00 498.171.200,00 3.097.540.500,00 3.941.587.400,00 12 48.125.355.400,00 446.040.300,00 510.253.300,00 3.625.374.200,00 4.581.667.800,00 13 53.867.255.300,00 257.451.639,84 185.283.603,25 1.815.960.729,75 2.258.695.972,84 14 55.150.321.392,91 308.281.500,00 216.475.400,00 2.378.283.100,00 2.903.040.000,00 15 56.274.125.450,00 388.551.300,00 516.655.500,00 2.712.540.100,00 3.617.746.900,00 16 59.390.651.200,00 439.850.500,00 746.740.300,00 3.423.344.100,00 4.609.934.900,00 17 49.445.230.400,00 332.175.609,00 145.673.729,00 255.547.300,00 733.396.638,00 18 50.689.250.200,00 402.255.300,00 236.520.300,00 360.225.200,00 999.000.800,00 19 51.725.850.468,00 462.552.300,00 358.250.100,00 387.532.100,00 1.208.334.500,00 20 55.075.300.100,00 533.675.100,00 451.012.500,00 450.728.233,43 1.435.415.833,43 21 35.085.435.200,00 205.675.728,00 199.873.608,00 212.579.248,62 618.128.584,62 22 38.165.051.600,69 288.551.500,00 261.305.400,00 316.351.100,00 866.208.000,00 23 40.375.225.600,00 389.221.200,00 342.153.300,00 386.075.500,00 1.117.450.000,00 24 43.412.350.100,00 469.330.600,00 403.200.250,00 598.952.300,00 1.471.483.150,00 25 64.380.287.200,00 264.490.236,00 212.491.674,00 574.124.500,00 1.051.106.410,00 26 65.575.435.750,09 315.874.900,00 264.335.700,00 989.627.100,00 1.569.837.700,00 27 66.685.645.500,00 416.281.400,00 385.292.100,00 1.126.312.200,00 1.927.885.700,00 28 69.735.435.500,00 665.125.200,00 437.670.200,00 1.362.725.393,54 2.465.520.793,54 29 82.556.855.839,00 400.289.036,00 206.865.972,00 2.945.724.419,50 3.552.879.427,50 30 83.725.225.100,00 450.524.500,00 317.583.500,00 3.329.651.300,00 4.097.759.300,00 31 84.924.565.250,00 551.625.400,00 399.480.300,00 3.718.823.400,00 4.669.929.100,00 32 88.015.230.200,00 603.395.300,00 511.453.200,00 4.323.675.200,00 5.438.523.700,00

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 79: 09E01810

79

Lampiran 2 Deskripsi Data

Descriptive Statistics

32 49535840093,98 20364181199,0832 337582580,1128 146984668,5248732 313094142,5062 144470821,3684032 1643286523,2578 1344063131,39432

BDPjDReDLPADValid N (listwise)

N Mean Std. Deviation

Lampiran 3 Uji Normalitas

Descriptive Statistics

32 -,062 ,414 -,029 ,80932 ,188 ,414 -,411 ,80932 ,914 ,414 1,051 ,80932 ,327 ,414 -1,318 ,80932

BDPjDReDLPADValid N (listwise)

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. ErrorN Skewness Kurtosis

Lampiran 4 Uji Hipotesis Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 LPAD, PjD, ReD(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: BD Model Summary(b)

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 80: 09E01810

80

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 ,886(a) ,785 ,762 9943941012.820

53 1,440

a Predictors: (Constant), LPAD, PjD, ReD b Dependent Variable: BD ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 10087001192914330000000.000 3 3362333730971446000000.000 34,004 ,000(a)Residual 2768694960260716000000,000 28 98881962866454100000,000

1

Total 12855696153175050000000.000 31

a Predictors: (Constant), LPAD, PjD, ReD b Dependent Variable: BD Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Collinearity Statistics

Model

B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 15804486763,923 4667652853,440 3,386 ,002 PjD 125,827 17,251 ,908 7,294 ,000 ,496 2,016 ReD 67,159 18,975 ,476 3,539 ,001 ,424 2,356 LPAD 7,474 1,561 ,493 4,787 ,000 ,724 1,381

a Dependent Variable: BD Charts

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

Page 81: 09E01810

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, 2009 USU Repository © 2008

81

Regression Standardized Predicted Value3210-1-2

Reg

ress

ion

Sta

ndar

dize

d R

esid

ual 3

2

1

0

-1

-2

ScatterplotDependent Variable: BD