05. pemanfaatan peta konsep dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran...

21
PEMANFAATAN PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) Oleh Kelompok 5 Amiruddin 12B07022 Abdul Majid 12B07023 Ahmad Budi S 12B07024 Firdha Razak 12B07025 Wahyuni 12B07026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PASCASARJANA UNM MAKASSAR 2012

Upload: parbui

Post on 31-Oct-2015

426 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

PEMANFAATAN PETA KONSEP DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

Oleh

Kelompok 5

Amiruddin 12B07022

Abdul Majid 12B07023

Ahmad Budi S 12B07024

Firdha Razak 12B07025

Wahyuni 12B07026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PASCASARJANA UNM MAKASSAR

2012

Page 2: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahi Rabbil’Alamin segala puji bagi Allah dengan pujian

yang melimpah penuh barakah, selaras dengan penuh keagungan dan

kebesaran-Nya sehingga makalah dengan judul “Pemanfaatan Peta

Konsep dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)” dapat terselesaikan.

Makalah ini dibuat dalam rangka tugas mata kuliah Problem Pendidikan

Matematika pada program studi Pendidikan Matematika, Program

Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM). Selawat dan salam tak

lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam,

penghulu manusia termulia, yang merupakan teladan sepanjang zaman

bagi seluruh umat manusia.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun untuk menyempurnaan makalah ini selanjutnya.

Selanjutnya ucapan terima kasih yang penulis persembahkan

kepada dosen pengampuh matakuliah Prof. Dr. Suradi Tahmir M.Syang

telah meluangkan waktu untuk membagi ilmu yang bermanfaat bagi kami,

selanjutnya kepadarekan-rekan mahasiswa kelas A angkatan 2012 Prodi

Pendidikan Matematika Pascasarjana UNM.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat

banyak kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah

ini. Akhir kata, dengan segenap kerendahan hati penulis berharap semoga

makalah ini dapat dinilai sebagai ibadah di sisi Allah Subahanahu wa

Taala dan dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Makassar, November 2012

Penulis

Page 3: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................ ...

DAFTAR ISI ...................................................................................... ...

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... ...

A. Latar Belakang ........................................................................ ...

B. Rumusan Masalah .................................................................. ...

C. Tujuan Penulisan .................................................................... ...

D. Manfaat Penulisan ................................................................. ...

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... ...

A. Pengertian Pembelajaran Matematika .................................... ...

B. Pengertian Peta Konsep ......................................................... ...

C. Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) ..... ...

D. Manfaat Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika........ ...

BAB III PENUTUP ............................................................................. ...

A. Kesimpulan ........................................................................... ...

B. Saran .................................................................................... ...

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... ...

Page 4: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Later Belakang

Peningkatan sumber daya manusia berkaitan erat dengan

pendidikan formal. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk

meningkatkan mutu pendidikan seperti perubahan kurikulum

pemantapan proses belajar mengajar. penyempurnaan system

penilaian. Penataran guru-guru. serta usaha-usaha lain yang berkaitan

dengan peningkatan mutu pendidikan Namun yang terjadi di lapangan

adalah pendidikan tidak memberikan hasil sesuai dengan harapan.

Sektor pendidikan mengalami keterpurukan yang ditandai oleh adanya

kenyataan bahan pada umumnya mutu pendidikan di negara kita sangat

rendah. Rendahnya mutu sekolah tampak dan rendahnya mutu lulusan

di hampir semua jenjang pendidikan formal.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting

dalam meningkatkan kemampuan intelektual siswa. Dengan belajar

matematika. maka siswa dapat berpikir kritis. terampil berhitung.

Memiliki kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dasar

matematika pada pelajaran lain maupun pada matematika itu sendiri

dan dalam kehidupannya sehari-hari.

Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek

yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa

mengalami kesulitan dalam matematika. Meskipun demikian.

matematika dapat disajikan dengan memperhatikan kondisi lingkungan

belajar siswa dan sesuai lingkungan sosial dan budaya dimana siswa

tumbuh dan berkembang. Dalam pembelajaran matematika selama ini.

dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep.

Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep

matematika, dan siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari.

Page 5: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

Matematika mempunyai peranan yang sangat yang penting

dalam kehidupan, sesuai dengan tuntunan hidup mereka, sehingga

upaya yang harus kita lakukan adalah bagaimana agar matematika itu

dapat dipelajari. diketahui, dan dipahami sampai akhirnya dapat

diterapkan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari dalam

bentuk yang paling sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa

sangat sedikit siswa yang mampu mengerjakan soal- soal matematika

dengan benar, bahkan kelihatanya siswa merasakan suatu ketakutan

pada saat mengikuti pelajaran matematika. Hal ini dikarenakan karena

penyampaian materi masih bersifat monoton atau tidak bervariasi dan

cenderung membosankan sehingga siswa tidak tertarik belajar

malematika. Dalam situasi yang demikian siswa menjadi bosan karena

tidak ada inovasi dan kreasi, dan siswa belum dilibatkan secara aktif

sehingga guru sulit untuk mengembangkan atau meningkatkan

pembelajaran yang benar-benar berkualitas. Akibatnya, hasil belajar

matematika siswa dengan standar kompetensi dasar memahami

pelajaran matematika masih jauh dari yang diharapkan yaitu memenuhi

standar yang telah ditetapkan.

Keberhasilan dalam proses belajar matematika tidak terlepas dan

kesiapan peserta didik dan kesiapan pengajar. sehingga peserta didik

dituntut mempunyai minat terhadap pelajaran matematika. Demikian

pula seorang guru dituntut menguasai materi yang akan diajarkan serta

mampu memilih metode pembelajaran yang tepat dan dianggap kreatif

dan efisien. Salah satu usaha yang dianggap cukup efisien dalam

mencapai tujuan pembelajaran adalah melalui pemanfaatkan peta

konsep dengan menggunakan model pembelajaran yang memberikan

gambaran/alur tentang materi yang akan dipelajari berdasarkan pada

penyelesaian pembelajaran (Treatment) dengan perbedaan

kemampuan (aptitude) siswa.”

Page 6: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat judul

makalah “Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran

Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude

Treatment Interaction (ATI)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah

dari makalah ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan peta konsep?

2. Apakah yang dimaksud dengan Aptitude Treatment Interaction (ATI)?

3. Apakah manfaat peta konsep dalam pembelajaran matematika

dengan menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment

Interaction (ATI)?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari peta konsep.

2. Untuk mengetahui pengertian dari Aptitude Treatment Interaction

(ATI).

3. Untuk mengetahui manfaat peta konsep.

D. Manfaat Penulisan Makalah

Adapun manfaat yang diharapkan di dapatkan dalam penulisan

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang pemanfaatan

peta konsep dalam pembelajran matematika.

2. Sebagai bahan acuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran

sehingga mampu tercapai tujuan yang diharapkan.

Page 7: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Matematika.

Pada hakekatnya matematika itu berkenaan dengan ide-ide, dan

struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan

logis. Ide-ide dan struktur dalam matematika itu merupakan suatu

konsep abstrak yang tersusun secara nelaiki dan penelaahnya deduktif.

Pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya yang meningkatkan

siswa dalam belajar. Dalam hubungannya dengan pelajar matematika,

Nicson dalam Muklis (2004 : 01) mengemukakan bahwa :

“Pembelajaran matematika adalah suatu upaya untuk

membantu siswa untuk mengkontruksi” (membangun) konsep-

konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri

melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu

terbangun kembali. “

Dengan demikian pembelajaran matematika dapat didefinisikan

sebagai suatu proses membangun pemahaman dan penguasaan siswa

terhadap materi matematika secara menyeluruh”

B. Pengertian Peta Konsep

Peta konsep adalah merupakan diagram yang menunjukan

hubungan antara konsep-konsep yang mewakili pembelajaran. Peta

konsep juga diartikan tampilan dari sebuah gambar atau bagan tentang

konsep-konsep materi yang tersusun sesuai dengan tabiat ilmu

pengetahuan itu sendiri tanpa mengindahkan urutan atau skuensi topik

bahasan yang diinginkan.

Novak (1985: 15) mendefinisikan konsep sebagai keteraturan

(regularity) dalam kejadian-kejadian atau obyek-obyek yang ditandai

dengan beberapa label, contohnya kursi adalah label yang digunakan

untuk menggambarkan suatu objek dengan kaki. tempat duduk dan

Page 8: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

tempat bersandar yang keseluruhannya dipakai sebagai tempat untuk

duduk. Menurut Slameto (1988) yang dimaksud dengan konsep adalah

buah pikiran seseorang atau sekumpulan orang yang timbul sebagal

hasil pengalaman dengan berbagai benda, peristlswa atau kejadian.

Melalui pengalaman tersebut diperoleh fakta-fakta yang merupakan label

atau simbol. Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

konsep merupakan keteraturan dalam kejadian yang ditandai beberapa

label sebagai hasil dari pengalaman.

Simangunsong (1992) menyatakan bahwa konsep-konsep dapat

berbeda dam tujuh dimensi yaitu:

a. Atribut: setiap konsep mempunyai atribut yang berbeda, baik berupa

fisik seperti warna, bentuk maupun berupa fungsi seperti tidur, belajar

dan lain- lain.

b. Struktur: merupakan cara terkaitnya atribut-atribut tersebut. Ada tiga

macam struktur, yaitu:

1. Konsep konjuktif: konsep yang mempunyai dua atau lebih atribut

yang saling menunjang sehingga dapat memenuhi syarat sebagai

contoh konsep, misalnya konsep aktris mempunyai dua atribut

yang saling menunjang yaitu wanita dan pemain film

2. Konsep disjunktif: konsep yang satu dari dua atau lebih atribut

harus ada, misalnya paman mempunyai atribut saudara laki-laki

dari pihak bapak atau saudara laki-laki dari pihak ibu.

3. Konsep relasional: menyatakan hubungan tertentu antara atribut

konsep, misalnya konsep kelas sosial ditentukan oleh hubungan

antara pendapatan, pendidikan Jabatan dan lain-lain.

c. Keabstrakan: suatu konsep dapat diperoleh dari suatu yang dapat

dilihat tetapi dapat pula dari sesuatu yang abstrak, misalnya keinginan

d. Keinsklusifan: dapat diartikan sebagai keluasan konsep, makin

banyak pengalaman maka jumlah contoh dari suatu konsep akan

makin banyak, dengan demikian konsep tersebut dikatakan inklusif.

Page 9: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

e. Keumuman: berdasarkan keinklusifan tadi, konsep dapat dibedakan

menjadi superordinat dan subordinat. Secara hierarkis, konsep

superordinat berkedudukan lebih atas dari subordinat karena

mengandung pengertian lebih umum. Misalnya konsep sayuran, bila

dikaitkan dengan konsep sayuran hijau atau sayuran buah, jelas

merupakan konsep superordinat. Tetapi jika dikaitkan dengan konsep

tumbuhan maka pengertiannya lebih luas dari sayuran sehingga

konsep sayuran merupakan konsep subordinat.

f. Ketetapan: menyangkut apakah sekumpulan aturan untuk

membedakan contoh dari non contoh.

g. Kekuatan: kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang

setuju bahwa konsep itu penting.

Semua dimensi di atas menunjukkan karakteristik suatu konsep

yang bermakna jika konsep-konsep tersebut dapat dihubungkan satu

sama lain dalam struktur kognitif siswa. Ini berarti konsep sangat penting

dipelajari oleh siswa, sebagaimana pendapat Novak (1985: 13) yang

mengatakan bahwa fungsi belajar di sekolah adalah belajar konsep.

Konsep-konsep dapat disusun dalam suatu bentuk peta konsep

atas dasar teori Ausubel. Novak mengemukakan gagasan peta konsep

yang menyatakan hubungan antar konsep-konsep dalam bentuk

proposisi-proposisi dapat menolong guru mengetahui konsep-konsep

yang telah dimiliki para siswa agar belajar bermakna dapat berlangsung,

untuk mengetahui penguasaan konsep-konsep pada siswa dan untuk

menolong para siswa mempelajari cara belajar.

Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang

bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi.

Proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan

oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. Dalam bentuk yang paling

sederhana, suatu peta konsep hanya terdiri atas dua konsep yang

dihubungkan oleh satu kata penghubung untuk membentuk suatu

proposisi. Misalnya "Langit itu biru" akan merupakan sebuah peta

Page 10: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

konsep yang sederhana sekali terdiri atas dua konsep, yaitu langit dan

biru, dihubungkan oleh kata itu (Novak, 1986:15).

Belajar bermakna lebih mudah berlangsung bila konsep baru

dikaitkan pada konsep yang lebih inklusif (lebih umum), maka peta

konsep harus disusun secara hierarki. Ini berarti bahwa konsep yang

lebih inklusif ada di puncak peta konsep. Makin ke bawah konsep-

konsep diurutkan makin menjadi lebih khusus (Novak. 1985:15).

Dibawah ini ditunjukkan sebuah peta konsep yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.2 Peta konsep tentang air untuk memperlihatkan beberapa

konsep yang dikaitkan, dan proposisi-proposisi. Contoh-contoh

diberikan diluar kotak ( Novak, 1986: 16) .

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa air merupakan konsep paling

inklusif dalam peta konsep. Kemudian menurun lagi ke konsep yang

kurang inklusif yaitu mahluk hidup, molekul dan tingkat wujud. Proposisi

terjadi ketika konsep air dihubungkan dengan ketiga konsep yang

kurang inklusif dengan kata penghubung diperlukan, terdiri dari dan

berubah. Lebih lanjut lagi, konsep kurang inklusif diturunkan lagi sampai

ke konsep yang khusus dan contoh dari konsep yang paling khusus.

Page 11: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

Suatu contoh dari konsep yang khusus sangat penting karena dengan

contoh ini akan membuat siswa lebih belajar bermakna.

Jadi berdasarakan uraian defenisi diatas dapat disimpulkan

bahwa peta konsep adalah gambaran tentang konsep-konsep yang

didalamnya terdapat diagram atau alur yang saling menghubungkan

dengan konsep-konsep yang lainnya dalam pembelajaran.

1) Ciri-ciri Peta Konsep

Ratna Will is Dahar (1996:125) mengemukakan cir i-

c ir i peta konsep adalah sebagai berikut:

a) Peta konsep merupakan suatu cara untuk

memperlihatkan setiap konsep atau proposis i suatu

bidang studi. Dengan membuat sendiri peta konsep

siswa mel ihat bidang studi itu jelas dan lebih

bermakna.

b) Peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari

suatu bidang studi atau bagian dari studi. Dengan

membuat sendiri peta konsep siswamelihat bidan s tudi

itu lebih jelas dan bermakna.

c) Tidak semua peta konsep mempunyai bobot yang sama,

berarti ada konsep yang lebih inklusif terdapat pada

bagian puncak, menurun ke konsep yang lebih khusus.

Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah

suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah hierarki

pada peta konsep itu.

2) Membuat Peta Konsep

Secara r ingkas, penyusunan peta konsep dalam

proses pembelajaran fis ika dapat dilakukan dengan

langkah-langkah yang dijelaskan Novak dan Gowin (1985:

24-36) serta Kreger (http://cotf.edu /ete/pbl2html). Untuk

Page 12: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

lebih jelas, di bawah ini akan diuraikan langkah-langkah

menyusun peta konsep:

a) Memilih suatu bacaan dari buku pelajaran pada bidang

studi tertentu atau Setelah membaca kemudian konsep-

konsep yang ditemukan diidentif ikasi, art inya

menggolongkan kira-kira konsep mana saja yang

relevan satu sama lain.

b) Konsep-konsep tersebut lalu diurutkan mulai dari yang

paling inklus if sampai ke yang paling t idak inklus if

termasuk contoh-contohnya.

c) Dengan menggunakan konsep-konsep tersebut

mulai lah, membuat proposis i. Setelah i tu proposisi yang

telah ada disusun secara hierraki, untuk membuat

suatu peta konsep dengan memberi garis penghubung

dan kata-kata penghubung antara konsep-konsep yang

relevan.

d) Untuk membuat siswa menjadi lebih kreatif dapat

diusahakan agar ia mencari konsep-konsep lain yang

relevan atau konsep lain yang ada dalam pikiran tetapi

t idak terdapat dalam konsep-konsep yang te lah

disusun.

e) Konsep-konsep tersebut lalu dihubungkan dengan

konsep-konsep yang telah ada pada peta konsep.

Setelah didapatkan hubungan bermakna antara konsep

yang di tambahkan dengan konsep sebelumnya, siswa

dapat mengamati dan

melihat konsep-konsep tersebut menghasilkan hubungan

meyilang di dalam peta konsep, sehingga semakin lengkaplah

kontraksi peta konsep yang dibuat. Apabila keenam langkah

pembuatan peta konsep diatas dapat dilakukan siswa dengan baik

Page 13: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

dan benar, maka siswa telah melakukan suatu proses belajar

bermakna yang membekas dalam struktur kognitif siswa.

C. Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction

a. Pengertian Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction

Secara subtantif dan teoritik Aptitude Treatment Interaction

(ATI) dapat dijadikan sebagai satu konsep atau pendekatan yang

memiliki sejumlah strategi pembelajaran yang efektif digunakan

untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masing –

masing. Dipandang dari sudut pembelajaran (teoritik), ATI approach

merupakan sebuah konsep yang berisikaan sejumlah strategi

pembelajaran yang sedikit banyaknya efektif yang digunakan untuk

siswa tertentu sesuai dengan karakteristik kemampuannya. Didasari

oleh asumsi bahwa optimilisasi prestasi akademik/hasil belajar dapat

dicapai melalui penyesuaian antara pembelajaran (treatment)

dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.

Sejalan dengan pengertian diatas Krombach yang dikutip

Syafruddin Nurdin (2005: 37) mengemukakan bahwa ATI approach

adalah sebuah pendekatan yang berusaha mencari dan menemukan

perlakuan-perlakuan (treatment) yang cocok dengan perbedaan

(aptitude) kemampuan siswa, yaitu perlakuan (treatments) yang

secara optimal diterapkan untuk siswa yang berbeda tingkat

kemampuannya.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas, dapat

diperoleh makna esensial dari ATI approach, sebagai berikut:

1. ATI approach merupakan suatu model yang berisikan sejumlah

strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk

siswa tertentu sesuai perbedaan kemampuannya.

2. Sebagai sebuah kerangka teoritik ATI approach berasumsi

bahwa optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar akan tercipta

bila mana perlakuan-perlakuan dalam pembelajaran disesuaikan

Page 14: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

sedemikian rupa dengan perbedaan kemampuan (Aptitude)

siswa.

3. Terdapat hubungan timbal balik antara prestasi akademik/hasil

belajar yang dicapai siswa dengan pengaturan kondisi

pembelajaran dikelas atau dengan kata lain, prestasi

akademik/hasil belajar yang diperoleh siswa tergantung kepada

bagaimana kondisi pembelajaran dikelas.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) adalah satu

konsep atau pendekatan yang memiliki sejumlah strategi

pembelajaran yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai

dengan kemampuannya masing – masing.

b. Tujuan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction

Dari rumusan pengertian dan makna esensial yang telah

dikemukakan di atas, terlihat bahwa secara hakiki ATI approach

bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan suatu model

pembelajaran yang betul-betul peduli dan memperhatikan

keterkaitan antara kemampuan seseorang dengan pengalaman

belajar atau secara khas dengan metode pembelajaran

Untuk mencapai tujuan seperti digambarkan diatas, ATI

approach berupaya menemukan dan memilih sejumlah pendekatan,

metode/cara, strategi, kiat yang akan dijadikan (treatment) yang

telah diimplementasikan dalam pembelajaran dengan kemampuan

(aptitude) siswa.

Kesesuaian tersebut akan termanipestasi pada prestasi

akademik/hasil belajar yang dicapai siswa. Semakin tinggi

optimalisasi yang terjadi pada pencapaian prestasi akademik/hasil

belajar siswa, maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan

pengembangan model pembelajaran ATI. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tujuan utama ATI approach adalah terciptanya

Page 15: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar melalui penyesuaian

pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude)

siswa.

c. Prinsip Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction.

Agar tingkat keberhasilan model pembelajaran dapat dicapai

dengan baik, maka dalam implementasinya perlu diperhatikan

beberapa prinsip yang dikemukakan oleh Snow (Syarifuddin Nurdin:

41) yaitu :

1) Bahwa interaksi antara kemampuan (optitude) dan perlakuan

(treatment) pembelajaran berlangsung di dalam pola yang

kompleks dan senantiasa dipengaruhi oleh variabel-variabel

tugas/ jabatan dan situasi.

2) Bahwa lingkungan pembelajaran yang sangat terstruktur cocok

bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah, sedangkan

lingkungan pembelajaran yang kurang terstruktur (fleksibel) lebih

pas untuk siswa yang pandai.

3) Bahwa bagi siswa yang memiliki rasa percaya diri kurang atau

sulit dalam menyesuaikan diri (pencemas atau rainder),

cenderung belajarnya akan lebih baik bila berada dalam

lingkungan belajar yang sangat struktural. Sebaiknya bagi siswa

yang memiliki rasa percaya diri tinggi akan lebih baik dalam

situasi pembelajaran yang agak longgar (fleksibel).

Dari prinsip-prinsip yang dikemukakan di atas, dapat

dimengerti bahwa dalam mengimplementasikan model pembelajaran

ATI, masalah pengelompokan dan pengaturan lingkungan belajar

bagi masing-masing karakteristik kemampuan (aptitude) siswa,

merupakan masalah mendasar yang harus mendapat perhatian

yang serius.

Page 16: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Aptitude

Treatment Interaction (ATI).

Berdasarkan prinsip-prinsip model pembelajaran aptitude

treatment interaction di atas, maka dapat di adaptasi beberapa

langkah yang dilakukan dalam pembelajaran, yaitu:

1) Melaksanakan pengukuran kemampuan masing-masing siswa

melalui tes kemampuan (aptitude testing). Hal ini dilakukan guna

untuk mendapatkan data yang jelas tentang karakteristik

kemampuan (aptitude) siswa.

2) Membagi atau mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok

sesuai dengan klasifikasi yang didapatkan dari hasil aptitude

testing. Pengelompokkan siswa tersebut diberi label tinggi,

sedang dan rendah.

3) Memberikan perlakuan (treatment) kepada masing – masing

kelompok (tinggi, sedang, dan rendah) dalam pembelajaran.

4) Bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan (aptitude) tinggi,

perlakuan (treatment) yang diberikan yaitu belajar mandiri (self

learning) dengan menggunakan modul gambar kerja,

kemampuan di beri hasil yang diperoleh atau buku-buku yang

relevan. Pemilihan belajar mandiri melalui modul didasari

anggapan bahwa siswa akan lebih baik belajar jika dilakukan

dengan cara sendiri yang berfokus langsung pada penguasaan

tujuan khusus atau seluruh tujuan. Dengan kata lain dengan

menggunakan modul siswa dapat mengontrol kecepatan masing-

masing, serta maju sesuai dengan kemampuannya.

5) Bagi kelompok siswa yang berkemampuan sedang dan rendah

diberikan pelajaran regular atau pembelajaran konvensional

sebagaimana biasanya.

6) Bagi kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah

diberikan special treatment, yaitu berupa pembelajaran dalam

bentuk re-teaching dan toturiatal .perlakuan (treatment) diberikan

Page 17: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

setelah mereka bersama-sama kelompok sedang mengikuti

pembelajaran secara regular. Hal ini dimaksudkan agar secara

psikologis siswa berkemampuan rendah tidak merasa

diperlakukan sebagai siswa nomor dua dikelas. Re-teaching

tutorial dipilih sebagai perlakuan khusus untuk kelompok rendah,

didasarkan pada pertimbangan bahwa mereka lambat dan sulit

dalam memahami serta menguasai bahan pelajaran. Oleh

karena itu kelompok ini harus mendapatkan apersepsi khusus

berupa bimbingan. Dan bantuan belajar dalam bentuk

pengulangan pelajaran kembali melalui jam tambahan pelajaran

(re-teaching) dan tutorial (tutoring), sehingga dengan cara

demikian mereka bisa menguasai bahan pelajaran yang

diajarkan. Karena seperti itu diketahui bahwa salah satu tujuan

pengajaran atau program tutoring adalah untuk memberikan

bantuan dalam pembelajaran kepada siswa yang sulit, lambat

dan gagal dalam belajar, agar dapat mencapai prestasi

akademik/ hasil belajar secara optimal.

7) Setelah pembelajaran berakhir dengan menggunakan berbagai

perlakuan (treatment) yang diidentifikasikan sebelumnya

kemudian dilakukan tes kepada ketiga kelompok siswa (tinggi,

sedang, dan rendah).

D. Manfaat Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika dengan

menggunakan model pembelajaran ATI

Sebuah peta konsep yang baik akan memberikan manfaat dalam

pembelajaran sehingga tercapai pembelajaran bermakna. Menurut

Dahar (19%: 129) terdapat empat kegunaan peta konsep yang

diterapkan dalam pembelajaran yaitu:

1. Menyelidiki hal yang telah diketahui siswa. Dalam hal ini guru

mengetahui konsep yang telah dimiliki siswa setelah dilakukan

pembelajaran.

Page 18: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

2. Mempelajari cara belajar.

3. Mengungkapkan konsep salahi Hal ini dapat dilihat dari kaitan antara

konsep yang mengakibatkan proposisi yang salah, dan

4. Sebagai alat evaluasi

Manfaat peta konsep sebagai alat evaluasi didasarkan pada tiga

gagasan pokok dalam teori Ausubel (1963) yaitu:

1. Struktur kognitif diatur secara hierarki, dengan konsep dan proposisi

yang inklusif terhadap konsep dan proposisi yang kurang inklusif

2. Konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif.

Prinsip Ausubel ini mengatakan bahwa belajar bermakna merupakan

proses yang berkesinambungan, yang konsep baru memperoleh

lebih banyak arti dengan dibentuknya lebih banyak kaitan

proporsional.

3. Penyesuaian integratif, prinsip belajar ini menyatakan bahwa belajar

bermakna akan meningkat jika siswa menyadari hubungan baru

antara kumpulan setiap konsep atau proposisi yang berhubungan.

Dalam peta konsep penyesuaian integratif ini diperlihatkan dengan

adanya kaitan silang atau cross-link antara setiap konsep.

Moh Amien (1990: 55) mengemukakan tinjauan lain mengenai

manfaat peta konsep, yaitu: di dalam proses belajar mengajar yang

menggunakan teknik pemetaan konsep akan dapat menumbuhkan dan

mengembangkan diri siswa, berupa: 1). Kekuatan untuk

mengekpresikan gagasan-gagasannya: 2). Kekuatan untuk untuk

menanggapi; 3). Kekuatan untuk berinteraksi: 4). Kekuatan untuk

bertanya atau berinkuiri: 5). Kekuatan untuk mencipta dan 6). Kekuatan

untuk menemukan konsep diri. sehingga ia kan menjdi lebih disiplin dan

bertanggung jawab atas belajar dan perilakunya sendiri.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat

peta konsep dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan

model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) adalah dapat

mengembangkan kemampuan kognitif siswa melalui pemahaman

Page 19: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

hubungan setiap konsep yang dipelajari dan mengembangkan diri siswa

untuk memunculkan kekuatan-kekuatan bergagasan, mencipta.

berinkuiri dan menemukan konsep diri dengan menyesuaikan dengan

kemampuan (Aptitude) siswa.

Page 20: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan tujuan dari makalah ini maka

dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut:

1. Peta konsep adalah gambaran tentang konsep-konsep yang

didalamnya terdapat diagram atau alur yang saling menghubungkan

dengan konsep-konsep yang lainnya dalam pembelajaran.

2. Model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) adalah satu

konsep atau pendekatan yang memiliki sejumlah strategi

pembelajaran yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai

dengan kemampuannya masing – masing.

3. Manfaat peta konsep dalam pembelajaran matemtika adalah dapat

mengembangkan kemampuan kognitif siswa melalui pemahaman

hubungan setiap konsep yang dipelajari dan mengembangkan diri

siswa untuk memunculkan kekuatan-kekuatan bergagasan,

mencipta. berinkuiri dan menemukan konsep diri dengan

menyesuaikan dengan kemanpuan (Aptitude) siswa.

B. Saran

Agar makalah ini bisa menjadi sempurna diharapkan partisipasi

teman-teman untuk memberikan kritik dan saranya yang membangun

untuk menjadikan lebih baik.

Page 21: 05. Pemanfaatan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

Daftar Pustaka

Atep sudjana. 2005. Pengaruh kemampuan membuat peta konsep terhadap prestasi belajar siswa. Bandung: Tesis UPI Bandung.

Masrika. 2005. Penerapan Teori Purposeful Learning dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Pecahan Pada Siswa Kelas VII SLTP Negeri 3 Ujung Loe Kab. Bulukumba. Skripsi FKIP UMM

Hudoyo, Herman.1990.belajar mengajar matematika dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Dirjen dikti

Mukhlis, 2004. Pembelajaran matematika realistik untuk materi pokok perbandingan dikelas 1SMP. Makalah komprehensif program studi S2 pendidikan matematika universitas negeri Surabaya.

Nur Hikmah. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIB Negeri 3 Ujung Loe Kab Bulukumba. Makassar. UNISMUH Makassar.

Nasution, 1997, Berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar. Jakarta : Rineka cipta

Nurdin, Syafruddin. 2005. Model pembelajaran yang memperhatikan keragaman individu siswa dalam kurikulum berbasis kompetensi. Ciputat: Quantum Teaching

Satriwijaya, Tresno. 1988. Proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Jakarta Depdikbud dirjen P2LPTK.

Simanjuntak, 1993. Metode pengajaran matematika. Jakarta : Rineka cipta

STIT At-Taqwa. Pengertian dan langkah-langkah penyusunan Peta Konsep (Concept Map). http://en.wikipedia.org/wiki/Concept_map. di akses pada tanggal 24 November 2012 Pukul 10.00 (WITA).