04_pengadaan_lahan
DESCRIPTION
pengadaan lahanTRANSCRIPT
-
PENGADAAN LAHAN
-
HOME
Pengadaan LahanIlustrasi
Kepemilikan Lahan
Ilustrasi
Pengelolaan Lahan
Struktur Ruang Perkotaan
-
PENGADAAN LAHAN
Dalam pembangunan kota membutuhkan lahan yang luas, BAGAIMANA PENGADAANNYA?
Pengadaan Lahan Secara Konvensional Pembebasan lahan melalui Prosedur Peraturan
Pembebasan lahan melalui Transaksi
Pengadaan Lahan Melalui Konsolidasi Lahan
Land Banking
Pengembangan Lahan Terarah/Guided Land Development
-
PENGADAAN LAHAN
Pengadaan Lahan Secara Konvensional
Pembebasan lahan melalui prosedur peraturan
Macam-macam tanah yg akan dibebaskan melalui prosedur peraturan :
1. Tanah Negara, yang akan diganti adalah orang-orang yg memiliki kontrak untuk menggarap tanah
2. Tanah Milik
3. Tanah Konsensi
-
PENGADAAN LAHAN
Pemufakatan
Dibentuk panitia 9 (panitia tanah) yg tugasnya menetapkan :
1. Wilayah pencabutan (wil akuisisi)1. Wilayah pencabutan (wil akuisisi)
2. Besarnya pembebasan (ada hubungan dengan pengukuran keseluruhan tiap persil)
3. Harga ganti rugi
4. Prosedur Peng Hak-an baru
5. Prosedur peruntukan umum
Pencabutan Hak atas Tanah dan Benda-benda yang ada diatasnya dengan UU No. 20 tahun 1961
-
PENGADAAN LAHAN
Contoh Pemufakatan
Wilayah yang diakuisisi
Sudah : 1. Mempertimbangkan RUTR1. Mempertimbangkan RUTR2. Pengukuran fisik
Dua proses diatas merupakan proses Pemufakatan Panitia 9 dan Masyarakat
Menetapkan besarnya pembebasan
-
PENGADAAN LAHAN
Pengadaan Lahan Secara Konvensional
Pembebasan Lahan Melalui Transaksi
Melalui Pembelian yang disesuaikan dengan harga pasar.
Dilakukan oleh :
1. Pemerintah, maka tanah menjadi tanah Negara dengan instansi yg mengelola mempunyai HAK PENGELOLA
2. Perorangan/Swasta, maka tanah mjd HGB sesuai UU No. 20/1961. Perorangan/Swasta tdk boleh memiliki HAK MILIK > 2 Ha
Pembelian tanah menyebabkan terjadinya Pergantian Fungsi
Contoh : Tanah Pertanian Irigasi dibeli, maka seharusnya ada PENGGANTIAN TANAH yang NILAINYA > Tanah yang dibeli
Kelemahan FAKTOR LOKASI tidak diperhatikan.
-
PROSES PEMBEBASAN LAHAN
Status Tanah Negara
PEMDA
BADAN PELAKSANA
DEPARTEMEN PEMEGANG HAK PENGUASAAN
Hak Pengelo-laan A
1
3
4
LAHAN
MASYARAKAT1. Penghuni2. Pemakai
DEVELOPER
BADAN PELAKSANA
BADAN OTORITA
laan A
Hak Pengelo-laan B
HGB TINDAKAN
24a
5
67
-
PENGADAAN LAHAN
Proses Pembebasan Lahan : Status Tanah Negara
1. Proses penetapan Badan Pelaksana Pembebasan lahan/Pembangunan : (Bila diperlukan dibentuk Badan otorita Pembangunan)
2. Proses Pembentukan dan negosiasi dengan pihak ketiga/swasta : Pembentukan Developer yang akan melaksanakan pembangunan
3. Proses negosiasi dengan Departemen yang bersangkutan sebagai 3. Proses negosiasi dengan Departemen yang bersangkutan sebagai pihak Pemegang Hak Penguasaan atas tanah
4. Proses pengalihan hak berdasarkan perjanjian dengan Departemen yang bersangkutan dengan Pemkot/Pemkab
4a. Pelimpahan Hak Pengelolaan Pemda kepada Badan Pelaksana/Developer
5. Developer melaksanakan tindakan Pelaksana Pembangunan/KONSTRUKSI
6. Proses Pengalihan hak antara Badan Pelaksana/Developer dengan masyarakat calon penghuni/pemakai lewat Proses Jual Beli, sewa atau bentuk lain/HIBAH
7. Proses pembuatan sertifikat bagi masyarakat Penghuni/Pemakai dalam bentuk status HGB atau HAK MILIK (baru)
-
PROSES PEMBEBASAN LAHAN
Status Tanah Masyarakat
PEMDA
MASYARAKATPEMEGANG HAK
Status Hak A
1
3b
4
3a
LAHAN
MASYARAKAT1. Penghuni2. Pemakai
DEVELOPER
BADAN PELAKSANAHak Pengelo-laan B
Hak Milik/HGB
TINDAKAN
24a
5
6
7
-
PENGADAAN LAHAN
Proses Pembebasan Lahan : Status Tanah Masyarakat 1. Penetapan oleh Pemda mengenai lahan yg akan dikembangkan sesuai
dengan AZAS KEPENTINGAN UMUM atau sesuai dengan PROGRAM PENATAAN RUANG yg sah.
2. Penetapan/penunjukkan developer yang akan menangani Pembangunan3a. Inventarisasi STATUS HAK yang dipegang oleh masyarakat yang menempati
lahan yang akan dikembangkan3b. Proses NEGOSIASI, MUSYAWARAH & PENETAPAN GANTI RUGI yg layak kpd
masy (Baik Secara Formal lewat Lembaga Pembebasan Lahan ataupun masy (Baik Secara Formal lewat Lembaga Pembebasan Lahan ataupun proses jual beli)
4. Proses pengalihan HAK dari masyarakat pemegang hak kepada Badan Pelaksana Proyek/Developer
4a. Bentuk pengalihan tersebut dpt berupa Hak Pengelolaan yang dipegang oleh Pemda; atau bentuk lain yang merupakan hak bersama yang dipegang oleh developer
5. Developer melaksanakan tindakan Pelaksana Pembangunan (Pematangan Tanah/Konstruksi)
6. Proses pengalihan Hak antara Badan Pelaksana/Developer dengan Masyarakat Calon Penghuni/Pemakai lewat proses jual beli, sewa atau bentuk lain (HIBAH)
7. Proses pembuatan Sertifikat bagi masyarakat penghuni/pemakai (baru) dalam bentuk status hak Guna Bangunan atau bentuk hak lain (sewa, pakai, dsb)
-
PENGELOLAAN LAHAN
Pengelolaan Lahan (Land Management) adalah upaya penanganan berbagai hal yang berkaitan dengan :
Masalah dan potensi pembebasan
Pengalihan
Pemanfaatan dan penggunaan
Pengendalian dan pengawasan pembangunan pertanahan sesuai dengan kebijaksanaan pertanahan dan rencana TGL yang telah ditetapkan.
-
PENGELOLAAN LAHAN
Ruang Lingkup Pengelolaan Lahan :
Sistem Pengelolaan Lahan :
1. Instrumental : 2. Teknis :
a. Kelembagaan a. Teknik Pengemb Lhna. Kelembagaan a. Teknik Pengemb Lhn
b. Aspek Hukum b. Pembebasan Lhn
c. Policy c. Pematangan Llhn
d. Peraturan d. Pembangunan Lhn
e. Sistem Pemilikan e. Pengawasan dan
f. Rencana TGL f. Pengendalian Pemb Lhn
g. Prosedur
-
PENGELOLAAN LAHAN
Proses yang diatur & dikelola dlm Manajemen Lahan meliputi proses sbb :
1. Proses Penyesuaian dan Pencegahan
Proses ini diterapkan pada lahan perkotaan yang pemanfaatan ruangnya sudah ADA/TERJADI,
- Tidak perlu penyesuaian thd Tata Ruang yg - Tidak perlu penyesuaian thd Tata Ruang yg direncanakan atau
- Melakukan tindakan-tindakan pengendalian yg bersifat pencegahan thd kemungkinan terjadinya
pengrusakan/pencemaran lingkungan
a. Status Penguasaan & Pemilikan Hak
b. Penggunaan & Pemanfaatan
c. Gangguan/Kerusakan
d. Police Power : Kewenangan Pemerintah utk mengatur, mengawasi dan mengendalikan (Ps 2 UU PA)
-
PENGELOLAAN LAHAN
2. Proses Pengalihan, Pembebasan/Pencabutan
Proses ini diterapkan pada lahan perkotaan yang pemanfaatan ruangnya TIDAK SESUAI dgn penataan ruang, sehingga perlu,
- Pengalihan Hak, pembebasan
- Tidak perlu dipindahkan Masy (Konsolidasi Tanah)
a. Pengalihan hak, jual beli
b. Eminent Domain : Tindakan mengambil alih/pencabutan hak atas tanah (UU PA Ps
18 dan Keppres 55/1985 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaks Pemb utk Kepentingan Umum)
-
PENGELOLAAN LAHAN
3. Proses Perubahan dan Pengadaan
Proses ini diterapkan utk MENCARI LAHAN yg sesuai dgn kebutuhan lahan utk menerapkan kegiatan pembangunan perkotaan YANG SAMA kegiatan pembangunan perkotaan YANG SAMA SEKALI BARU/BELUM PERNAH ADA SEBELUMNYA,
Proses rumit krn didalamnya tjd proses 1&2
a. Konsolidasi Lahan
b. Bank Lahan
c. Pengenaan insentif dan disinsentif
d. Kelestarian Lingkungan
-
PENGELOLAAN LAHAN
4. Azas Saling Ketergantungan
Memperhatikan keterkaitan & Ketergantungan dengan pihak-pihak lain,lain,
a. Kerjasama berbagai pelaku & kepentingan (participatory Approach)
b. Keterpaduan rencana & program
c. Kesesuaian dgn keadaan sekitarnya/lingkugan
-
PENGELOLAAN LAHAN
Unsur-unsur Pengelolaan LahanUnsur-unsur yg menjadi pertimbangan dasar dalam sistem pengelolaan lahan adalah :
1. Undang-undang Pertanahan/UUPA
2. Kebijaksanaan Pertanahan/Land Policy
3. Rencana TGL/Land Use Plan
4. Sistem Perpajakan Lahan/PBB
5. Ideologi Pembangunan & Perekonomian
6. Pola Pemilikan Lahan
7. Politik Pertanahan yang dianut
-
PENGELOLAAN LAHAN
Lembaga Pengelola LahanPengelolaan lahan dapat dilakukan oleh :
1. Lembaga Pemerintah (Nasional, Daerah)
2. Lembaga Swasta
3. Badan Usaha Milik Pemerintah
4. Lembaga Semi Pemerintah
5. Badan Koperasi
6. Lembaga Swadaya Masyarakat
7. Kelompok Masyarakat
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku
-
PENGELOLAAN LAHANMasalah Lahan Perkotaan
Bagaimana Menyediakan lahan untuk dimanfaatkan bagi pemb kota pada waktu, lokasi dan harga yan tetap.
PEMERINTAH
Supply
PENYEDIAAN LAHAN SULIT
Investasi Sarana Prasarana
6b
74
6
6a2
15c
Harga & Nilai Tanah/Lahan Semakin Tinggi)
Masy Pemakai Tanah yg sangat membutuhkan
SWASTA/DEVELOPER
Supply Terbatas & Langka
SPEKULASI
Kebutuhan Meningkat
UrbanisasiAlamiah
PENYEDIAAN LAHAN MAKIN SULIT
MASYARAKAT PEMILIK LAHAN
KOMODITI MENGUNTUNGKAN
4
5
2b2a
2
63
1
3
5c
5b
4d
4b
4c4a
-
PENGELOLAAN LAHAN
Aspek-aspek strategis Penataan Ruang dan manajemen Lahan Perkotaan
MANAJEMEN LAHAN(Aspek instrumentasi & teknis dlm
Penyed, Pemanf, Pengend Lhn)
SDA
PENATAAN RUANG KOTA
LINGKUNGAN STRATEGIS(Keadaan Dlm negeri, keadaanLuar negeri & Ekonomi Global)
KONDISI KOTA YANG DIINGINKAN
KONDISI PADA SAAT INI
SDA
Keg Usaha
(KU)
SDM
SDB(Binaan)
-
PENGELOLAAN LAHAN
Keterangan :
SDA
Tanah, air, udara, SDA lainnya, flora dan fauna.
SDB
Prasarana lingkungan, utilitas sosial dan fasilitas sosial.
SDM
Jumlah penduduk, struktur, in-out migrasi, tenaga kerja, tingkat pendidikan dan kelembagaan.
Kegiatan Usaha
Pembiayaan, perdagangan & jasa, industri, pemerintahan, pertanian, peraturan & perundangan, budaya dan politik.
-
STRUKTUR RUANG KOTA
Ada 3 konsep yg dihasilkan scr empiris :1. Konsep KONSENTRIK Oleh Burgess 1925
Zona-zona dlm kota berkembang secara radial :
Perkembangan pola penggunaan lahannya berpusat pada 1 titik, kemudian berkembang ke segala arah secara radial.
Menurut dia : [ LU ] = f [ r ]
TGL adl fungsi dari jarak
Latar belakang dari segi sosial
1
2
3
4
5
CONCENTRIC-ZONE CONCEPT1. CBD2. Zone of Transition3. Zone of Workingmens Homes4. Zone of Better Residences5. Zone Commuters
-
STRUKTUR RUANG KOTA
2. Konsep SEKTORAL Oleh Hoyt 1939
Terjadi pemisahan-pemisahan pengguaan lahan yang sebenarnya Gradialterjadi seperti itu karena adanya kegiatan-kegiatan fungsional
Contoh : golongan menengah ke atas mencari tempat tinggal yang nyaman jauh dari CBD, sehingga menyebabkanpergerakan yang berbentuk Gradial.pergerakan yang berbentuk Gradial.
Menurut dia : [ LU ] = f [ a ]
TGL adalah fungsi aksial/akses/sumbu-sumbu
Latar belakang dari segi ekonomi
Persamaan Burgess & Hoyt : pada dasarnya keduanya berbicara tentangdistribusi Income dari penduduk
-
STRUKTUR RUANG KOTA
Konsep SEKTORAL Oleh Hoyt 1939
SECTORAL-ZONE CONCEPT1. CBD2. Wholesale & Light Manufacturing3. Low-Class Residential4. Middle Class Residential5. High Class Residential
23
3
3
31
4
4
3
33 5
2
2 5. High Class Residential42
2 Sektor
Aksial
Pendapat Hoyt tentang SPATIAL PATTERN, berdasarkan :1. SOCIAL RANK
Contoh : Tingkat sosial dari penduduk secara aksial/sektoral2. URBANIZATION
Lebih menggambarkan pd struktur keluarga/individu (types of house hold)3. Segregation
Peranan etnik, adanya rasa kebersamaan (unity). Contoh : Cina Town.
-
STRUKTUR RUANG KOTA
3. Konsep MULTIPLE NUCLEI Oleh Mc. Kenzie 1933, Harris & Ullman (1945, 1962)
a. CBD tidak hanya pada 1 tempat
b. Multiple Nuclei ada, karena adanya kesempatan-kesempatan ygdimanfaatkan sektor-sektor sehingga terbentuk kumpulan-kumpulan aktivitas
c. Berkorelasi antara harga tanah dengan land use
3
3
3
4
4
5
7
5
8
2
6
9
1
3
MULTIPLE NUCLEI CONCEPT1. CBD2. Wholesale & Light Manufacturing3. Low-Class Residential4. Middle Class Residential5. High Class Residential6. Heavy Manufacturing7. Outlying Business District8. Residential Suburb9. Industrial Suburb
-
KEPEMILIKAN TANAH/LAHANLAND TANURE
Tanah merupakan karunia Tuhan yg diberikan kepada :
Raja
Marga/Masyarakat, yaitu Hak Ulayat (Kepala Adat yang merupakanhak perorangan atas tanah
Barat (Hukum tanah Administratif Hindia Belanda (dibuat th 1870 : Agrarische Wet)
Hak ulayat :Hak ulayat :
a. Hak bersama yang dimiliki oleh Marga
b. Dalam penggunaannya ada peranan Kepala Adat
c. Kepala adat membuat peraturan thd hak perorangan atas tanah
d. Hak Ulayat dari tanah adat bisa mjd hak milik jika disetujui olehpenguasa adat setempat.
Hakekatnya : Tanah dan Hak Ulayat merupakan Tanah Negara
Setelah merdeka tdk disetujui hak atas tanah Barat, yaitu dilakukanTransformasi Hak Ulayat menjadi Hak Bangsa UU PA No. 5 Tahun1960 Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
-
KEPEMILIKAN TANAH/LAHAN
Hak Atas Tanah
SubyekHak Atas Tanah
1. Hak Milik
2. Hak Guna Usa-ha
3. Hak Guna Bgn
4. Hak pa-kai
5. Hak Se-wa
6. Hak Ga-dai
7. Hak Usa-ha Bagi Hasil
8. Hak Menum-pang
9. Hak Pengelo-laan
1. Lembaga/Instansi Pemerintah
2. BUMN/BUMD
3. NGO (Koperasi)
4. Bank Pemerintah4. Bank Pemerintah
5. BUSN (Swasta)
6. Perush. Modal Asing
7. Badan Perwakilan Asing
8. Badan Hukum Asing
9. WNA
10. WNI
-
KEPEMILIKAN TANAH/LAHAN
1. Hak Milik
Hak untuk menguasai tanah yg kepemilikannya tidak ada batas waktu, ygdibatasi hanya luasnya. Hanya WNI yg berhak mendapatkannya. Harus dilakukanRegistrasi, bisa dijadikan Agunan. Hak ini bisa diberikan kpd perush, kecualibadan-badan atau lembaga-lembaga sosial/koperasi & Bank Negara. Tanah dengan status hak milik tdk boleh untuk pertambangan
2. Hak Guna Usaha (HGU)
Waktunya dibatasi 25-35 tahun. Bisa diperpanjang s/d 25 tahun (luasnya tdkterbatas).
Waktunya dibatasi 25-35 tahun. Bisa diperpanjang s/d 25 tahun (luasnya tdkterbatas).
Diberikan untuk bentuk-bentuk usaha pertanian, peternakan & perikanan
Diberikan bisa kpd perush-perush, tdk diperbolehkan untuk WNA kecuali sesuaidengan persyaratan-persyaratan investasi
3. Hak Guna Bangunan (HGB)
Waktunya dibatasi s/d 30 tahun. Bisa diperpanjang s/d 20 tahun (luasnya tdkterbatas).
Terutama untuk kegiatan konstruksi, boleh memiliki bangunannya (untuk WNI), WNA tidak diperbolehkan kecuali menggunakan syarat PMA.
Diberikan kepada perush Indonesia, diregistrasi, bisa disahkan, bisa dijaminkan.
-
KEPEMILIKAN TANAH/LAHAN
4. Hak Pakai
Hak untuk menggunakan hanya untuk 10 tahun
Boleh untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan prodksi, boleh diberikan kepada WNA. Harus diregistrasi, terutama yang boleh diberikan kepada WNA. Harus diregistrasi, terutama yang berasal dari tanah negara
5. Hak Sewa
Dilakukan berdasarkan perjanjian (termasuk jenis penggunannya). Perusahaan dalam negeri dan asing diperbolehkan, tidak diregistrasi, tidak bisa dijaminkan, tidak bisa dipindahkan.
6. Hak Gadai
Mirip dengan hak sewa, melalui perjanjian, tidak diberikan kepada WNA, tidak dilakukan pendaftaran
-
ILUSTRASI
PENGALIHAN DAN PENGGANTIAN NILAI DAN HARGA LAHAN DENGAN UANG
LAHAN ASAL
PENGGANTIAN DENGAN UANG SESUAI DENGAN HARGA YANG DISEPAKATI
-
ILUSTRASI
PENGALIHAN DAN PENGGANTIAN NILAI DAN HARGA LAHAN DENGAN UANG DAN KAPLING BARU
LAHAN LAMA
UANG SESUAI DENGAN HARGA YANG DISEPAKATI
KAPLING DI KAWASAN PERMUKIMAN BARU DAN MEMBANGUN RUMAH SENDIRI
DAN
-
ILUSTRASI
PENGALIHAN DAN PENGGANTIAN NILAI DAN HARGA LAHAN DENGAN UANG, LAHAN, RUMAH INTI
LAHAN LAMA
UANG SESUAI DENGAN HARGA YANG DISEPAKATI
KAPLING DI KAWASAN PERMUKIMAN BARU
DAN
RUMAH INTI
-
ILUSTRASI
KEUNTUNGAN LAHAN BARU
LAHAN LAMA :1. Besar2. Tidak Sesuai RDTR3. Fasilitas dan Utilitas lingkungan kurang berkembang4. Status Hunian/Status Hukum tidak pasti
LAHAN BARU :1. Lebih kecil2. Sesuai RDTR3. Fasilitas dan Utilitas lingkungan lengkap4. Status Hunian/Status Hukum dikukuhkan5. Rumah Inti6. Tersedia Rumah sewa
-
ILUSTRASI
PRINSIP TUKAR MENUKAR LAHAN
POTONGAN UNTUK BIAYA PERENCANAAN
POTONGAN UNTUKBIAYA PEMBANGUNAN
LAHAN YANG DIPEROLEH
BIAYA PERENCANAAN : Penyediaan lahan untuk penempatan fasilitas lingkungan (untuk bangunan umum, jalan dll); dan Perencanaannya/Perancangannya.
BIAYA PEMBANGUNAN : Biaya pengadaan dan pematangan lahan, Biaya IMB, Biaya Sertifikat, Pembangunan Jalan, Sekolah, Masjid, Balai Warga, Pasar, Puskesmas, Biaya Operasionil awal, dll)
LAHAN ASAL DI TEMPAT LAMA
LAHAN YANG DIPEROLEHDI BLOK O
-
ILUSTRASI
CONTOH PERHITUNGAN TUKAR MENUKAR LAHAN
a. Luas Lahan Milik A semula seluas 150 m2 dengan nilai bangunan Rp. 1.000.000,-b. Nilai Ganti Rugi Rp. 30.000 per m2
c. Penggantian Rugi :- Dengan pemotongan biaya perencanaan 30%, nilai lahan dan bangunan Rp.
4.150.000,-
- Tidak dipotong biaya perencanaan 30%, nilai lahan dan bangunan Rp. 5.500.000,-
-
ILUSTRASI
CONTOH PERHITUNGAN GANTI RUGI
CARA GANTI RUGI 1
DINILAI Rp. 30.000 Per M2
GANTI RUGI LANGSUNG UNTUK LAHAN & BANGUNAN Rp 4.500.000,- + Rp. 1.000.000,-1.000.000,-
NILAI GANTI RUGI LANGSUNG
-
ILUSTRASI
CONTOH PERHITUNGAN GANTI RUGI
CARA GANTI RUGI II
HARGA GANTI RUGI LAHAN Rp. 30.000,-/m2
NILAI GANTI RUGI DIPOTONG BIAYA PERENCANAAN 30%
Rp. 4.150.000,-
HARGA LAHAN DI BLOK O150 M2 X Rp 30.000,- = Rp. 4.500.000,-HARGA PEMATANGAN LAHAN BLOK O150 M2 X Rp 12.100,- = 1.815.000,-JUMLAH BIAYA LAHAN BARURp. 4.500.000,- + Rp. 1.815.000,-
Rp. 4.150.000,-
UNTUK MEMPEROLEH LAHAN DI BLOK O YANG BERSANGKUTAN HARUS MENAMBAH UANG SEBESAR (Rp. 6.315.000,-) (Rp. 4.150.000,-) = Rp. 2.165.000,-AtauYBS (DI GANTI UANG) MENERIMA TAMBAHAN UANG SEBESAR
(Rp. 5.500.000,-) (Rp. 6.315.000,-) = Rp. 815.000,-
Rp. 6.315.000,-
-
ILUSTRASI
CARA TUKAR MENUKAR DENGAN RUMAH INTI
HARGA LAHAN MATANG DI BLOK O45 X Rp 30.000,- = Rp. 1.350.000,-
BIAYA PEMBANGUNAN Rp. 3.325.000,-
JUMLAH Rp. 4.675.000,-
YANG BERSANGKUTAN HARUS MENAMBAH UANG SEBESAR (Rp. 4.675.000,-) (Rp. 4.150.000,-) = Rp.525.000,-AtauYBS (YG DIGANTI UANG) MENERIMA TAMBAHAN UANG SEBESAR
(Rp. 5.500.000,-) (Rp. 4. 675.000,-) = Rp. 825.000,-
-
TERIMA KASIHTERIMA KASIH