04.30.0101 gabriel bintang

40
PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA LUCKY STAR WEDDING ORGANIZER SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Disusun Oleh: Nama : Gabriel Bintang NIM : 04.30.0101 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008

Upload: ary155

Post on 16-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bintang adalah

TRANSCRIPT

  • PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA

    LUCKY STAR WEDDING ORGANIZER

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1

    Pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata

    Semarang

    Disusun Oleh:

    Nama : Gabriel Bintang NIM : 04.30.0101

    JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

    2008

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Mengingat semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan, baik yang

    bergerak di bidang manufaktur maupun jasa, maka setiap perusahaan tentunya

    berlomba-lomba untuk semakin baik dalam kinerjanya, sehingga konsumen tidak

    meninggalkannya, tetapi tetap loyal kepada perusahaan tersebut. Kinerja sebuah

    perusahaan akan dapat dicapai, hanya jika kinerja individual karyawan di dalam

    perusahaan yang bersangkutan bekerja dengan baik. Kinerja individual mengacu pada

    prestasi kerja individu yang diatur berdasarkan standar atau kriteria yang telah

    ditetapkan oleh suatu organisasi. Kinerja individual yang tinggi dapat meningkatkan

    kinerja organisasi secara keseluruhan. Dan sebaliknya jika kinerja individual rendah

    akan menurunkan kinerja suatu organisasi atau perusahaan.

    Kinerja yang lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi,

    efektivitas atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang

    dibebankan kepada individu dalam perusahaan atau organisasi. Kinerja yang rendah

    mengarah pada penurunan efisiensi, dan efektivitas atau kualitas yang rendah

    terhadap serangkaian tugas yang dibebankan pada seorang karyawan (Engko, 2006).

    Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Goodhue dan Thompson

    (1995) menyatakan bahwa pencapaian kinerja individual berkaitan dengan

    pencapaian serangkaian tugas-tugas individu. Sedangkan Dessler (1992:513)

  • 2

    mendefinisikan bahwa kinerja adalah perbandingan antara hasil kerja yang secara

    nyata dengan standar kerja yang ditetapkan, sedangkan kinerja lebih memfokuskan

    pada hasil kerjanya.

    Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Engko (2006) menemukan hasil

    bahwa kinerja individu dipengaruhi oleh self efficacy. Artinya semakin tinggi self

    efficacy seorang karyawan maka akan semakin meningkatkan kinerja individualnya.

    Menurut Philip dan Gully (1997), self efficacy dapat dikatakan sebagai faktor

    personal yang membedakan setiap individu dan perubahan self efficacy dapat

    menyebabkan terjadinya perubahan perilaku terutama dalam penyelesaian tugas dan

    tujuan.

    Self Efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil

    mencapai tugas tertentu (Kreitner & Kinicki, 2005). Apabila seseorang memilki self

    efficacy yang tinggi dimana dia merasa yakin dengan kemampuannya untuk berhasil

    maka sangat mendukung karier maupun kinerjanya sebagai seorang karyawan.

    Sedangkan Bandura (1986) mendefinisikan self efficacy sebagai judgment individu

    atas kemampuan mereka untuk mengorganisasi dan melakukan serangkaian tindakan

    yang diperlukan untuk mencapai tingkat kinerja yang ditentukan.

    Lucky Star Wedding Organizer merupakan salah satu organizer yang

    bertujuan membantu segala hal yang berkaitan dengan persiapan pernikahan setiap

    pasangan pengantin. Tugas Lucky Star adalah memberikan pelayanan jasa pengaturan

    yang terbaik bagi para konsumennya dalam mempersiapkan segala acara yang

    berhubungan dengan pernikahan, mengkoordinasikan acara kepada semua vendor

  • 3

    yang terlibat, serta membagikan buku acara kepada semua pengisi acara, seperi

    gedung, restaurant, catering, bridal dan salon, jas, foto, video, MC, singer, player,

    sound, dekorasi, roti pengantin, mobil pengantin, hotel, undangan, dan sebagainya.

    Lucky Star sebagai bisnis yang bergerak di bidang pelayanan jasa diharapkan

    memiliki kru atau karyawan yang berkinerja tinggi. Jika seorang kru memiliki

    keyakinan untuk melakukan pekerjaannya, misalnya mampu mengkoordinir

    restaurant, acara dan hiburan (entetainer) sehingga acara dapat berlangsung dengan

    lancar dan sukses, maka konsumen semakin merasa puas terhadap hasil kerjanya.

    Lucky Star adalah perusahaan jasa Wedding Organizer. Di dalam sebuah

    Wedding Organizer, dibutuhkan kru yang berkinerja tinggi untuk menciptakan

    kesesuaian antara kepuasan konsumen dengan hasil kerjanya. Untuk seorang kru atau

    individual dapat berkinerja tinggi jika ia mempunyai keyakinan atau self efficacy

    yang tinggi pula. Karena dimata pengguna jasa Wedding Organizer, keyakinan atau

    self efficacy yang tinggi yang dimiliki akan menentukan terjadinya kesepakatan

    antara konsumen dengan wedding Organizer tersebut.

    Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini berjudul:

    Pengaruh Self Efficacy Terhadap Kinerja Individual Pada Lucky Star Wedding

    Organizer).

    1.2. Perumusan Masalah

    Dari latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalah pada

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 4

    1. Bagaimanakah karakteristik self efficacy para kru Lucky Star Wedding

    Organizer?

    2. Bagaimanakah karakteristik kinerja individual para kru Lucky Star

    Wedding Organizer?

    3. Apakah terdapat pengaruh self efficacy terhadap kinerja individual

    para kru Lucky Star Wedding Organizer?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan :

    1. Untuk mengetahui karakteristik self efficacy para kru Lucky Star

    Wedding Organizer.

    2. Untuk mengetahui karakteristik kinerja individual para kru Lucky Star

    Wedding Organizer.

    3. Untuk mengetahui pengaruh self efficacy terhadap kinerja individual

    para kru Lucky Star Wedding Organizer.

    1.4. Manfaat Penelitian

    a. Bagi Pihak Lucky Star:

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi

    dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja para kru,

    khususnya yang berhubungan dengan self efficacy.

  • 5

    b. Bagi Kalangan Akademisi:

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dan

    bahan pertimbangan untuk penelitian serupa di masa mendatang.

    1.5. Sistematika Penulisan

    Sedangkan sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, pembatasan

    masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Pada bab ini dibahas tentang konsep teoritis sebagai dasar untuk

    menganalisis permasalahan yang ada yang merupakan hasil studi pustaka,

    kerangka pikir, dan definisi operasional.

    BAB III: METODE PENELITIAN

    Metode penelitian meliputi: populasi dan sampel, jenis data, teknik

    pengumpulan data, serta metode analisis data.

    BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Meliputi gambaran umum responden penelitian dan hasil analisa data.

    BAB V: PENUTUP

    Penutup berisi kesimpulan dan saran yang dapat dirangkumkan dari bab-bab

    sebelumnya.

  • 6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Pengertian Self Efficacy

    Bandura (1986) mendefinisikan self efficacy sebagai judgment individu

    atas kemampuan mereka untuk mengorganisasi dan melakukan serangkaian

    tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkat kinerja yang ditentukan.

    Self efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk

    berhasil mencapai tugas tertentu (Kreitner & Kinicki, 2005). Menurut Philip dan

    Gully (1997), self efficacy dapat dikatakan sebagai faktor personal yang

    membedakan setiap individu dan perubahan self efficacy dapat menyebabkan

    terjadinya perubahan perilaku terutama dalam penyelesaian tugas dan tujuan.

    Penelitiannya menemukan bahwa self efficacy berhubungan positif dengan

    penetapan tingkat tujuan. Individu yang memiliki self efficacy tinggi akan mampu

    menyelesaikan pekerjaan atau mencapai tujuan tertentu, mereka juga akan

    berusaha menetapkan tujuan lain yang tinggi.

    Individu yang memiliki self efficacy tinggi pada situasi tertentu akan

    mencurahkan semua usaha dan perhatiannya sesuai dengan tuntutan situasi

    tersebut dalam mencapai tujuan dan kinerja yang telah ditentukannya. Kegagalan

    dalam mencapai suatu target tujuan akan membuat individu berusaha lebih giat

    lagi untuk meraihnya kembali serta mengatasi rintangan yang membuatnya gagal

    dan kemudian akan menetapkan target lain yang lebih tinggi lagi. Individu yang

  • 7

    mempunyai self efficacy rendah ketika menghadapi situasi yang sulit dan tingkat

    kompleksitas tugas yang tinggi akan cenderung malas berusaha atau lebih

    menyukai kerja sama (Engko, 2006).

    Sedangkan individu yang mempunyai self efficacy rendah menetapkan

    target yang lebih rendah pula serta keyakinan terhadap keberhasilan akan

    pencapaian target yang juga rendah sehingga usaha yang dilakukan lemah

    (Bandura, 1997).

    Self efficacy menurut Bandura (1997) dapat ditumbuhkan dan dipelajari

    melalui 4 sumber yaitu kinerja atau pengalaman masa lalu, model perilaku

    (mengamati orang lain yang melakukan tindakan yang sama), persuasi dari orang

    lain dan keadaan faktor fisik dan emosional. Pencapaian prestasi merupakan

    sumber pengharapan efficacy yang terbesar karena didasarkan pada pengalaman-

    pengalaman pribadi individu berupa keberhasilan atau kegagalan.

    2.2. Pengertian Kinerja Individual

    Kinerja individual mengacu pada prestasi kerja individu yang diatur

    berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi.

    Kinerja individual yang tinggi dapat meningkatkan kinerja organisasi secara

    keseluruhan. Dan sebaliknya jika kinerja individual rendah akan menurunkan

    kinerja suatu organisasi atau perusahaan.

  • 8

    Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Goodhue dan Thompson

    (1995) menyatakan bahwa pencapaian kinerja individual berkaitan dengan

    pencapaian serangkaian tugas-tugas individu.

    Kinerja yang lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan

    efisiensi, efektivitas atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian

    serangkaian tugas yang dibebankan kepada individu dalam perusahaan atau

    organisasi. Kinerja yang rendah mengarah pada penurunan efisiensi, dan

    efektivitas atau kualitas yang rendah terhadap serangkaian tugas yang

    dibebankan pada seorang karyawan (Engko, 2006).

    Pengertian kinerja menurut Asad (1991) merupakan hasil yang

    dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang

    bersangkutan. Sedangkan menurut Suprihanto (1999) mengatakan bahwa

    kinerja atau prestasi kerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja

    seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan

    kemungkinan, misalnya standar, target aau sasaran atau kinerja yang telah

    ditentukan terlebih dahulu dan telah di sepakati bersama.

    Menurut Stolovitch dan Keeps (dalam Dato dan Fawzy, 2005:14)

    menjelaskan kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk

    pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan suatu pekerjaan yang diminta.

    Sedangkan Dato dan Fawzy (2005:15) mejelaskan kinerja adalah kesediaan

    seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan

  • 9

    menyempurnakannyasesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti

    yang diharapkan.

    Dessler (1992:513) mendefinisikan bahwa kinerja adalah

    perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang

    ditetapkan, sedangkan kinerja lebih memfokuskan pada hasil kerjanya.

    Berdasarkan pengertian tersebut, kinerja mengandung tiga unsur, yaitu :

    1. Unsur waktu dalam arti hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-

    usaha tertentu, dinilai dalam satu putaran waktu atau sering juga

    disebut dengan nama periode, ukuran dari periode dapat

    menggunakan satuan jam, hari, bulan, bahkan tahunan.

    2. Unsurhasil dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-

    rata dari akhir periode tersebut. Hal ini tidak berarti untuk

    setengah periode harus memberikan hasil setengah dari

    keseluruhan.

    3. Unsur metode dalam arti seorang karyawan tersebut

    menguasai betul dan bersedia mengikuti prosedur pedoman

    metode yang telah ditentukan, yaitu metode kerja yang efektif

    dan efisien, ditambahkan dalam bekerjanya karyawan tersebut

    harus bekerjanya dengan penuh gairah dan tekun serta bukan

    berarti harus bekerja berlebihan.

  • 10

    Menurut Vroom (dalam Asad 1991:48), tingkat sejauh mana

    keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya discbut "level of

    performance". Biasanya orang yang level of performance-nya tinggi disebut

    sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak

    mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau berperformance

    rendah.

    Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk dilakukan oleh

    seorang manajer atau pimpinan. Walaupun demikian, pelaksanaan kinerja

    yang obyektif bukanlah tugas yang sederhana, Penilaian harus dihindarkan

    adanya "like dan lislike" dari penilai, agar obyektifitas penilaian dapat terjaga.

    Kegiatan penilaian ini anting, karena dapat digunakan untuk memperbaiki

    keputusan-keputusan personalia ian memberikan umpan balik kepada para

    karyawan tentang kinerja mereka.

    Menurut Lindholm, Niklas (2000) dalam Masud (2004), pengukuran

    kinerja ini dapat dilakukan dengan (aspek-aspek kinerja):

    1. Kepuasan kerja (job satisfaction), adalah kondisi dimana karyawan

    mendapatkan perasaan berhasil dalam pekerjaannya, puas akan

    keterlibatan mereka dan memiliki kesempatan dalam

    menggunakan kemampuan dalam pekerjaan.

    2. Tujuan organisasional dan sasaran pekerjaan, yaitu memahami

    dengan baik tentang tujuan organisasional dan sasaran pekerjaan,

    memahami dengan jelas

  • 11

    3. Tujuan departemen dan sasaran pekerjaaannya.

    4. Penilaian prestasi dan umpan baik, yaitu memahami bagaimana

    prestasi yang dievaluasi, berfikir prestasi dinilai dengan adil,

    memperoleh umpan balik secara regular dari atasan, dan

    mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari atasan langsung.

    5. Kesempatan pengembangan, yaitu kesempatan untuk

    pengembangan dan pertumbuhan pribadi dalam organisasi, puas

    dengan peluang karir dalam organisasi serta memiliki peluang

    untuk menerima pelatihan guna memperbaiki ketrampilan dalam

    pekerjaan.

    Faktor-faktor penentu kinerja menurut Filippo (dalam Asad, 1995:

    249) disesuaikan dengan kategori jabatannya, yaitu meliputi kuantitas dan

    kualitas, kerjasama, kepribadian, kepandaian yang beranekaragam,

    kepemimpinan, keselamatan, pengetahuan, pekerjaan, kehadiran, kesetiaan,

    ketangguhan dan inisiatif. Mangkunegara (2000:67) mengatakan bahwa

    faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja atau prestasi kerja

    seseorang, adalah sebagai berikut :

    1. Faktor Kemampuan

    Kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan

    kemampuan reality (Knowledge and Skill).

  • 12

    2. Faktor Motivasi

    Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi

    situasi kerja.

    Kinerja karyawan setiap periodik perlu dilakukan penilaian. Penilaian

    kinerja mempunyai kegunaan sebagai berikut (Handoko, 1999: 135) :

    a) Perbaikan kinerja

    b) Penyesuaian-penyesuaian kompensasi

    c) Keputusan-keputusan penempatan

    d) Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan

    e) Perencanaan dan pengembangan karier

    f) Penyimpanan-penyimpanan proses staffing

    g) Ketidakakuratan informasi

    h) Keselamatan-keselamatan desain pekerjaan

    i) Kesempatan kerja yang adil

    j) Tantangan-tantangan eksternal

    Pengukuran tentang kinerja karyawan pada dasarnya merupakan tolak

    ukur efisiensi sumber daya yang tersedia dalam perusahaan. Walaupun kinerja

    tersebut merupakan ratio dan perbandingan umum namun hal ini sangat

    berguna bagi perusahaan pada umumnya. Manfaat dari penilaian kinerja

    karyawan dalam perusahaan dapat digunakan seperti berikut :

    1. Untuk menganalisa dan mendorong efisiensi kerja

    2. Untuk menentukan target atau sasaran kerja

  • 13

    3. Untuk pertukaran informasi antar tenaga kerja dan manajemen

    secara berhubungan terhadap masalah-masalah yang berkaitan

    2.3. Pengaruh Self Efficacy terhadap Kinerja Individual

    Kepercayaan terhadap kemampuan diri, keyakinan terhadap

    keberhasilan yang selalu dicapai membuat seseorang bekerja lebih giat dan

    selalu menghasilkan yang terbaik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

    self efficacy dapat meningkatkan kinerja individual. Berdasarkan penelitian

    dan analisis yang dilakukan oleh Judge dan Bono (2001) menemukan ada

    hubungan positif antara self efficacy dan kinerja individual. Penelitian yang

    dilakukan oleh Amir Erez dan Timothy Judge (2001) juga menyatakan ada

    hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dan kinerja

    individual.

    Penelitian lain yang dilakukan oleh Engko (2006) juga menemukan

    bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara self efficacy terhadap

    kinerja individual. Artinya semakin tinggi self efficacy seseorang maka akan

    semakin baik kinerjanya.

  • 14

    2.4. KERANGKA PIKIR

    Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

    Berdasarkan pada gambar kerangka pikir di atas maka pada penelitian

    ini akan dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh antara self efficacy

    (sebagai variabel independen/X) terhadap kinerja individual (sebagai variabel

    dependen/Y) dengan menggunakan studi kasus pada para kru Lucky Star

    Wedding Organizer.

    2.5. DEFINISI OPERASIONAL

    Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Self efficacy adalah kepercayaan diri seorang kru akan

    kemampuannya dalam mengkoordinir suatu pekerjaan. Dalam

    penelitian ini variabel self efficacy diukur dengan indikator sebagai

    berikut: (Gareth, Jones, 1986 dalam Masud, 2004: 295)

    a. Kemampuan melakukan pekerjaan, misalnya

    mengkoordinir acara, hiburan, dan makanan (catering).

    SELF EFFICACY

    KINERJA INDIVIDUAL

  • 15

    b. Yakin akan ketrampilan dan kemampuan dalam

    mengkoordinir acara, hiburan, dan makanan (catering)

    dibandingkan rekan lain.

    c. Dapat menangani pekerjaan yang lebih menantang,

    misalnya mendapatkan konsep yang baru dari calon

    pengantin.

    d. Dari sudut profesionalisme pekerjaan memuaskan harapan,

    misalnya budget terbatas tetapi terlihat mewah.

    2. Kinerja individual adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

    seorang kru dalam suatu Wedding Organizer sesuai dengan

    wewenang dan tangungjawab masing-masing. Pengukuran pada

    variabel ini adalah dengan melalui indikator : (Dyne, et.al, 1994

    dalam Masud, 2004: 206)

    a. Kru menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik

    b. Kru memenuhi tanggung jawab

    c. Kru mengerjakan pekerjaan yang diharapkan

    d. Kru melakukan aktivitas yang secara langsung mempengaruhi

    kinerjanya

    e. Kru memenuhi persyaratan kinerja formal dalam pekerjaan

    f. Kru mengabaikan aspek pekerjaan yang ditugaskan kepadanya

    g. Kru gagal melaksanakan tugas yang penting sekali

  • 16

    h. Kru mau membantu orang yang absen

    i. Kru mau membantu orang lain yang beban kerjanya

    berlebihan

    j. Kru membantu pimpinan sekalipun tidak diminta

    k. Kru mau mendengarkan kru lain yang punya masalah

    l. Kru mau membantu kru baru

    m. Kru bersedia menomorduakan kepentingan pribadi untuk

    karyawan lain

    n. Kru mau memberikan informasi kepada rekan kerjanya

    o. Kru hadir di tempat kerja melebihi yang diwajibkan

    p. Kru memberikan informasi terlebih dahulu bida tidak dapat

    datang (absen)

    q. Kru mengambil waktu istirahat melebihi yang diijinkan

    r. Kru menggunakan banyak waktu untuk membicarakan

    masalah pribadi

    s. Kru mengeluhkan segala sesuatu yang tidak penting di tempat

    kerja

    t. Kru berusaha melindungi barang-barang milik organisasi

  • 17

    2.6. HIPOTESIS

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap hasil penelitian ini.

    Pada penelitian ini dirumuskan hipotesis :

    Terdapat pengaruh positif self efficacy terhadap kinerja individual para

    kru Lucky Star Wedding Organizer.

  • 18

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi perhatian dalam

    suatu penelitian (Supramono dan Sugiarto, 1993 : 4).Yang menjadi populasi

    dari penelitian ini adalah seluruh kru (individu) yang bekerja pada Lucky Star

    Wedding Organizer yang terdiri dari 20 orang tenaga inti dan 12 tenaga

    tambahan. Karena jumlah populasi yang relatif kecil (32 orang), maka seluruh

    anggota populasi sebagai responden penelitian ini.

    3.2. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data pada penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah

    data yang diperoleh langsung dari sumbernya tanpa media perantara (Umar,

    2002). Data primernya adalah data tentang tanggapan responden mengenai

    self efficacy dan kinerja individual. Sedangkan sumber datanya adalah para

    responden yang menjadi sampel pada penelitian ini.

    3.3. Metode Pengumpulan Data

    Untuk mengumpulkan data primer ini digunakan kuesioner. Adapun

    kuisioner yang digunakan adalah untuk mengetahui tanggapan responden

    terhadap self efficacy dan kinerja individual mereka.

  • 19

    3.4. Skala Pengukuran Data

    Skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan

    untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang/sekelompok orang

    tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah

    ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai

    variabel penelitian .

    Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

    menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai

    titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan

    atau pernyataan .

    Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban ini dapat diberi

    skor, yaitu:

    1. Setuju, diberi skor 3

    2. Netral, diberi skor 2

    3. Tidak Setuju, diberi skor 1

    3.5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

    3.5.1. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian

    Validitas menunjukkan efektivitas sebuah alat pengukur dalam

    mengukur obyek yang diukur. Analisis validitas ini dipakai untuk mengetahui

    kemampuan alat ukur (kuesioner).

  • 20

    Untuk menguji tingkat validitas masing-masing item kuesioner

    diselesaikan dengan komputer program SPSS (Statistical Packages For Social

    Sciences) for windows. Digunakan taraf signifikan di 5 %. Apabila r yang

    diperoleh dari perhitungan lebih besar dari r tabel, maka kuesioner tersebut

    valid, dan sebaliknya jika r yang diperoleh lebih kecil daripada r tabel, maka

    kuesioner tersebut tidak valid (Ghozali, 2004).

    Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program

    SPSS 13.0. diperoleh hasil sebagai berikut:

    Tabel 3.1. Hasil Pengujian Validitas Variabel Self Efficacy 1

    Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan X1 0.421 0.349 Valid X2 0.369 0.349 Valid X3 0.353 0.349 Valid X4 0.461 0.349 Valid X5 0.386 0.349 Valid X6 0.333 0.349 Tidak Valid X7 0.591 0.349 Valid X8 -0.020 0.349 Tidak Valid

    Sumber: Data primer yang Diolah (April, 2008)

    Berdasarkan tabel 3.1. diketahui bahwa dari 8 item pertanyaan pada

    hasil kuesioner self efficacy ada 2 item tidak valid karena nilai r hitung < r tabel

    yaitu pertanyaan 6 dan 8. Kemudian dilakukan uji validitas kedua dengan hasil

    sebagai berikut:

  • 21

    Tabel 3.2. Hasil Pengujian Validitas Variabel Self Efficacy 2

    Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan X1 0.451 0.349 Valid X2 0.318 0.349 Tidak Valid X3 0.355 0.349 Valid X4 0.586 0.349 Valid X5 0.372 0.349 Valid X7 0.614 0.349 Valid

    Sumber: Data primer yang Diolah (April, 2008)

    Dari tabel 3.2. diketahui bahwa nilai untuk pertanyaan kedua nilai r

    hitung < r tabel sehingga dihilangkan untuk dilakukan pengujian validitas

    ketiga.

    Tabel 3.3. Hasil Pengujian Validitas Variabel Self Efficacy 3

    Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan X1 0.427 0.349 Valid X3 0.350 0.349 Valid X4 0.612 0.349 Valid X5 0.382 0.349 Valid X7 0.593 0.349 Valid

    Sumber: Data primer yang Diolah (April, 2008)

    Dari tabel 3.3. diketahui bahwa semua item pertanyaan telah memiliki

    nilai r hitung > r tabel sehingga untuk semua item pertanyaan dikatakan telah

    valid.

    Sedangkan berikut ini adalah hasil pengujian validitas untuk variabel

    kinerja individual:

  • 22

    Tabel 3.4. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kinerja Individual 1

    Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan X1 0.005 0.349 Tidak Valid X2 0.334 0.349 Tidak Valid X3 0.637 0.349 Valid X4 0.429 0.349 Valid X5 -0.174 0.349 Tidak Valid X6 0.349 0.349 Valid X7 0.082 0.349 Tidak Valid X8 0.469 0.349 Valid X9 0.324 0.349 Tidak Valid X10 0.533 0.349 Valid X11 0.379 0.349 Valid X12 0.463 0.349 Valid X13 0.415 0.349 Valid X14 0.472 0.349 Valid X15 0.228 0.349 Tidak Valid X16 0.416 0.349 Valid X17 0.295 0.349 Tidak Valid X18 0.323 0.349 Tidak Valid X19 -0.055 0.349 Tidak Valid X20 0.103 0.349 Tidak Valid

    Sumber: Data primer yang Diolah (April, 2008)

    Berdasarkan tabel 3.2. diketahui bahwa dari 20 item pertanyaan pada

    hasil kuesioner kinerja individual nilai r hitung tidak semuanya lebih besar

    daripada r tabel. Yaitu untuk pertanyaan nomor 1, 2, 5, 7, 9, 15, 16, 17, 18, 19

    dan 20 nilai r hitung < r tabel sehingga dikatakan tidak valid. Maka dilakukan

    pengujian validitas kedua dengan hasil sebagai berikut:

  • 23

    Tabel 3.5. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kinerja Individual 2

    Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan X3 0.620 0.349 Valid X4 0.451 0.349 Valid X6 0.300 0.349 Tidak Valid X8 0.633 0.349 Valid X10 0.610 0.349 Valid X11 0.364 0.349 Valid X12 0.540 0.349 Valid X13 0.314 0.349 Tidak Valid X14 0.374 0.349 Valid X16 0.347 0.349 Tidak Valid

    Sumber: Data primer yang Diolah (April, 2008)

    Dari tabel di atas diketahui bahwa untuk item pertanyaan 6, 13 dan 16

    tidak valid sehingga dilakukan pengujian validitas ketiga dengan hasil sebagai

    berikut:

    Tabel 3.6. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kinerja Individual 3

    Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan X3 0.610 0.349 Valid X4 0.453 0.349 Valid X8 0.593 0.349 Valid X10 0.609 0.349 Valid X11 0.433 0.349 Valid X12 0.578 0.349 Valid X14 0.399 0.349 Valid

    Sumber: Data primer yang Diolah (April, 2008)

    Dari tabel di atas diketahui bahwa semua item pertanyaan memiliki nilai

    r hitung > r tabel sehinggga dikatakan valid dan dapat dilakukan pengolahan

    data untuk analisis regresi.

  • 24

    3.5.2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

    Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

    alat ukur dapat dipercaya atau yang dapat diandalkan (Singarimbun, 2002:

    140). Untuk menghitung reliabilitas suatu data dapat menggunakan

    pendekatan Cronbachs Alpha. Jika nilai lebih kecil dari 0,5 maka item x

    dinyatakan tidak reliabel. Sedangkan jika nilai lebih besar dari 0,5, maka

    item x dinyatakan reliabel (Ghozali, 2004).

    Berikut ini adalah hasilnya:

    Tabel 3.7. Hasil Pengujian Reliabilitas

    Variabel Cronbach Alpha Keterangan Self Efficacy 0.712 0.5 Reliabel Kinerja Individual 0.793 0.5 Reliabel

    Sumber: Data primer yang diolah (Maret, 2008)

    Dari tabel 3.7. diketahui bahwa dari kedua variabel diatas yaitu self

    efficacy dan kinerja individual memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,5, sehingga

    kedua variabel tersebut masing-masing dinyatakan reliabel.

    3.6. Teknik Analisis Data

    3.6.1. Analisis Deskriptif

    Analisis deskriptif dilakukan dengan analisis rentang skala untuk

    mengetahui tanggapan responden akan kuesioner penelitian. Penentuan

    rentang skala dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    (Sugiyono, 2001 : 75 )

  • 25

    n (m-1) RS =

    m

    32(3 1) = = 21,3

    3

    Karakteristik variabel kepuasan kerja dan self efficacy

    diklasifikasikan sebagai berikut:

    Tabel 3.8. Kategori Karakteristik Self Efficacy dan Kinerja Individual

    Nilai Skor Self Efficacy Kinerja Individual 74,7-96

    53,3-74,6 32-53,3

    Tinggi Sedang Rendah

    Tinggi Sedang Rendah

    3.6.2.Analisis Inferensial

    Untuk mengetahui pengaruh variabel X (independen) yaitu self

    efficacy terhadap variabel Y (kinerja individual), maka dilakukan uji regresi

    linier sederhana.

    Persamaan regresi: (Dajan, 1984)

    Y = a + b x + e

    Dimana:

    Y = Kinerja Individual

    a = konstanta

    b = koefisien regresi

  • 26

    x = Self Efficacy

    Sedangkan langkah-langkah untuk pengujian hipotesis penelitian

    adalah sebagai berikut: (Dajan, 1984)

    a. Menentukan formulasi Ho dan Ha.

    Ho: = 0, artinya tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan self

    efficacy terhadap kinerja individual.

    Ha: > 0, artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan self

    efficacy terhadap kinerja individual.

    b. Menentukan level of signifikan ( = 0,05)

    c. Menentukan kriteria pengujian:

    Ho diterima jika Sig. t 0,05

    Ho ditolak jika Sig. t < 0,05

    d. Kesimpulan :

    Bila Sig. t 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat

    pengaruh positif dan signifikan antara variabel X (self efficacy)

    terhadap variabel Y (kinerja individual).

    Bila Sig. t < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh

    positif dan signifikan antara variabel X (self efficacy) terhadap variabel

    Y (kinerja individual).

  • 27

    BAB IV

    HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum Responden

    Berikut ini akan dijelaskan mengenai karakteristik responden

    berdasarkan umur, jenis kelamin, dan lama bekerja mereka. Berikut ini adalah

    tabel tabulasi silang antara umur responden dengan jenis kelamin:

    Umur * Jenis_Kelamin Crosstabulation

    4 2 612.5% 6.3% 18.8%

    7 17 2421.9% 53.1% 75.0%

    2 0 26.3% .0% 6.3%

    13 19 3240.6% 59.4% 100.0%

    Count% of TotalCount% of TotalCount% of TotalCount% of Total

    25 th

    Umur

    Total

    Laki-laki WanitaJenis_Kelamin

    Total

    Sumber: Data Primer yang Diolah (April, 2008)

    Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa ternyata sebagian

    besar responden pada penelitian ini berumur antara 21-25 tahun dan berjenis

    kelamin wanita (yaitu sebesar 17 orang atau 53,1%). Hal ini menunjukkan

    bahwa Wedding Organizer lebih membutuhkan tenaga kerja untuk kru yaitu

    wanita karena lebih teliti dalam menjalankan tugas pada usia produktif dan

    muda yaitu 21-25 tahun sehingga lebih tangkas dalam menjalankan tugasnya.

    Tabel 4.1. Crosstab Umur Dengan Jenis Kelamin

  • 28

    Hal ini disebabkan karena pekerjaan untuk Wedding Organizer lebih

    membutuhkan tenaga wanita yang teliti dalam mengerjakan detail acara, tidak

    terkecuali pada Lucky Star Wedding Organizer.

    4.2. Hasil Tanggapan Responden

    Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap variabel self efficacy

    dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 4.2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Self Efficacy

    Jawaban No. Keterangan 3 2 1 TOTAL Kategori

    F S F S F S SCORE

    1 x1: mampu mengkoordinir acara wedding 25 75 5 10 2 2 87 Tinggi

    2 x3: mengkoordinir ketepatan katering 3 9 21 42 8 8 59 Sedang

    3 x4: ketrampilan&kemampuan melebihi rekan 7 21 21 42 4 4 67 Sedang

    4 x5: kemampuan melebihi teman koord.hiburan 2 6 4 8 26 26 40 Rendah

    5 x7: dpt menangani pekerjaan menantang 1 3 12 24 19 19 46 Rendah

    Total Keseluruhan Self Efficacy: 299 Rata-rata Keseluruhan Self Efficacy: 60 Sedang

    Sumber: Data Primer yang Diolah (April, 2008)

    Berdasarkan pada tabel 4.4. diketahui bahwa self efficacy kru Lucky

    Star Wedding Organizer termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-

    rata sebesar 60. Artinya selama ini kru Lucky Star Wedding Organizer

    memiliki kru dengan tingkat kepercayaan diri dalam menjalankan tugasnya

    yang sedang-sedang saja, dalam arti tidak terlalu tinggi maupun tidak rendah.

  • 29

    Untuk item pertanyaan mampu mengkoordinir acara wedding nilainya 87 dan

    ini yang tertinggi dibandingkan dengan item pertanyaan lainnya, jadi kru pada

    Lucky Star Wedding Organizer merasa mampu akan kemampuannya sendiri

    dalam mengkoordinir acara wedding. Sedangkan dilihat dari kemampuan kru

    untuk mengkoordinir hiburan, ketepatan waktu katering, ketrampilan melebihi

    kru lain, masuk dalam kategori sedang. Hal ini disebabkan karena

    berhubungan dengan orang atau pihak lain (dalam hal ini adalah pihak

    catering) sehingga mereka merasa tidak sepenuhnya bisa mengkoordinir

    ketepatan katering. Sedangkan untuk ketrampilan dan kemampuan melebihi

    rekan masuk dalam kategori sedang, artinya kru Lucky Star Wedding

    Organizer merasa mereka adalah sebuah tim sehingga tidak ada yang merasa

    melebihi satu sama lain. Nilai rendah adalah pada kru memiliki kemampuan

    melebihi rekan kerjanya dalam mengkoordinir hiburan, dan kurang dapat

    menangani pekerjaan menantang. Artinya kru Lucky Star Wedding Organizer

    karena bekerja sebagai satu tim tidak saling bersaing sehingga tidak merasa

    dapat melebihi teman lain dalam mengkoordinis hiburan. Untuk menangani

    pekerjaan yang lebih sulit masuk dalam kategori sedang, artinya jika

    mendapatkan pekerjaan lebih sulit, misalnya dekorasi keinginan klien lebih

    detail, mereka merasa kurang mampu bisa untuk mengerjakannya sesuai

    keinginan klien. Namun demikian secara keseluruhan masih dalam kategori

    sedang, artinya kru pada Lucky Star Wedding Organizer memiliki

    kemampuan dan ketrampilan yang cukup dalam menjalankan tugasnya.

  • 30

    Setelah itu dilakukan analisis untuk mengetahui kondisi kinerja

    individual pada Lucky Star Wedding Organizer:

    Tabel 4.3. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Individual

    Jawaban No. Keterangan 3 2 1 TOTAL Kategori

    F S F S F S SCORE 1 x3: hsl kerja sesuai harapan 15 45 12 24 5 5 74 Sedang

    2 x4: aktivitas secara langsung yang mempengaruhi kinerja 12 36 14 28 6 6 70 Sedang

    3 x8: mau membantu orang yg absen 14 42 13 26 5 5 73 Sedang 4 x10: membantu pimpinan 18 54 12 24 2 2 80 Tinggi 5 x11: mau mendengarkan mslh kru lain 13 39 14 28 5 5 72 Sedang 6 x12: mau membantu kru baru 15 45 15 30 2 2 77 Tinggi 7 x14: memberikan informasi pd kru lain 15 45 14 28 3 3 76 Tinggi Total Keseluruhan Kinerja: 522

    Rata-rata Keseluruhan Kinerja: 75 Tinggi Sumber: Data Primer yang Diolah (April, 2008)

    Berdasarkan pada tabel 4.3. diketahui bahwa kinerja individual kru

    pada Lucky Star Wedding Organizer masuk dalam kategori tinggi dengan

    nilai sebesar 75. Artinya selama ini kinerja kru adalah tinggi. Untuk

    pertanyaan hasil kerja sesuai harapan masuk dalam kategori sedang, artinya

    hasil pekerjaan dari kru Lucky Star Wedding Organizer biasa saja dan sesuai

    dengan harapannya. Untuk aktivitas secara langsung mempengaruhi kinerja

    dan mau membantu orang absent masuk dalam kategori sedang artinya

    aktivitas yang kru lakukan memang terkait dengan kinerja kru Wedding

    Organizer dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, mereka juga mau

    membantu kru lain yang sedang absen, tetapi tidak terlalu antusias. Kategori

    membantu pimpinan adalah tinggi, artinya kru dengan senang hati bersedia

  • 31

    untuk membantu pimpinannya dalam menjalankan tugasnya. Pertanyaan mau

    mendengarkan masalah kru lain adalah sedang, artinya mereka biasa saja dan

    tidak terlalu senang untuk mendengarkan masalah kru lainnya. Sedangkan

    untuk mau membantu kru baru termasuk dalam kategori tinggi, artinya kru

    Lucky Star Wedding Organizer sangat senang untuk membantu kru baru yang

    bekerja atau bergabung dalam Lucky Star Wedding Organizer. Untuk

    memberkan informasi pada kru lain masuk dalam kategori tinggi, artinya

    mereka (para kru) senang memberikan informasi pada kru lain yang terkait

    dengan pekerjaannya dan hal ini memang akan sangat mendukung dalam

    pelaksanaan koordinasi pesta pada hari H.

    4.3. Hasil Analisis Regresi

    Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan

    menggunakan uji regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh variabel X

    (self eficacy) terhadap variabel Y (kinerja individual). Berikut ini adalah

    hasilnya:

    Tabel 4.4. Hasil Uji Regresi

    Coefficientsa

    8.823 2.504 3.524 .001.802 .262 .487 3.055 .005

    (Constant)Self_Efficacy

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    Dependent Variable: Kinerjaa.

    Sumber: Data Primer yang Diolah (April, 2008)

  • 32

    Berdasarkan pada tabel 4.4. diketahui bahwa nilai signifikansi untuk

    mengetahui pengaruh self efficacy terhadap kinerja individual adalah sebesar

    0,005 < 0,05 sehingga dapat dikatkakan bahwa terdapat pengaruh self efficacy

    terhadap kinerja individual. Dilihat dari nilai koefisien regresinya yaitu

    sebesar +0,802 artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara self

    efficacy terhadap kinerja individual. Artinya semakin tinggi self efficacy maka

    akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja individual kru Lucky Star

    Wedding Organizer.

    4.4. Pembahasan

    Hasil pengujian secara inferensial menemukan bahwa ada pengaruh

    positif self esteem terhadap kepuasan kerja. Hal ini konsisten dengan

    penelitian yang dilakukan oleh Engko (2006). Hasil analisis secara deskriptif

    menemukan bahwa self esteem kru Lucky Star Wedding Organizer termasuk

    dalam kategori sedang dan kinerja tinggi. Hal ini menarik karena self esteem

    sedang tetapi kinerjanya tinggi. Terlebih lagi jika elf esteem tinggi, maka

    kinerja mereka akan semakin tinggi pula.

    Hasil deskriptif self esteem masuk dalam kategori sedang, dengan nilai

    terendah pada kemampuan melebihi teman dalam mengkoordinasi hiburan.

    Hal ini mungkin disebabkan karena mereka adalah satu tim sehingga bekerja

  • 33

    sama dan tidak saling bersaing maka tidak akan merasa dapat melebihi teman

    lainnya dalam mengkoordinir hiburan.

    Sedangkan hasil tanggapan pimpinan terhadap variabel kinerja kru

    Lucky Star Wedding Organizer adalah tinggi. Jadi menurut pimpinan mereka

    kinerja kru selama ini telah baik dalam menjalankan tugasnya. Artinya mereka

    selama ini dalam bekerja mau membantu pimpinan dan kru lain serta mau

    membagi pengalaman pada kru yang baru masuk. Tetapi hasil kerjanya masih

    sedikit di bawah harapan dalam arti harus ditingkatkan lagi, dan kurang suka

    mendengarkan masalah kru lain, serta kurang mau membantu tugas kru lain

    yang sedang absen.

    Sedangkan dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh hasil terdapat

    pengaruh positif dan signifikan antara self efficacy terhadap kinerja individual

    kru Lucky Star Wedding Organizer. Artinya semakin tinggi tingkat self

    effecacy akan semakin meningkatkan kinerja individual kru Lucky Star

    Wedding Organizer.

    Hal ini dapat ditingkatkan karena dengan semakin meningkatnya self

    efficacy kru Wedding Organizer akan semakin meningkatkan kinerja mereka

    di masa mendatang.

  • 34

    BAB V

    PENUTUP

    5.1. Kesimpulan

    Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik

    kesimpulan sebagai berikut:

    1. Karakteristik self efficacy para kru Lucky Star Wedding

    Organizer adalah sedang.

    2. Karakteristik kinerja individual para kru Lucky Star Wedding

    Organizer adalah tinggi.

    3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan self efficacy terhadap

    kinerja individual para kru Lucky Star Wedding Organizer.

    5.2. Saran

    Sedangkan saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini antara

    lain adalah sebagai berikut:

    1. Sebaiknya pihak Lucky Star Wedding Organizer meningkatkan

    self efficacy para kru-nya karena masih termasuk dalam kategori

    sedang. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan training

    sehingga kemampuan kru semakin bertambah dalam

    mengkoordinir acara, hiburan, ketrampilannya meningkat, dan

    mampu nenghadapi pekerjaan yang lebih sulit.

  • 35

    2. Kinerja kru dapat dipertahankan karena masuk dalam kategori

    tinggi. Untuk self efficacy sebaiknya dapat ditingkatkan lagi karena

    terbukti secara signifikan akan meningkatkan kinerja individual

    kru Wedding Organizer si masa mendatang.

    3. Karena untuk pengujian validitas banyak item yang dihilangkan

    maka penelitian ini tidak menggambarkan keseluruhan keadaan di

    lapangan yang sebenarnya, maka sebaiknya pada penelitian

    berikutnya dapat dilakukan penambahan sampel atau responden

    penelitian.

    4. Sebaiknya pada penelitian berikutnya dapat ditambahkan variabel

    lain yang mempengaruhi kinerja individual, seperti self esteem,

    kepuasan kerja.

  • 36

    DAFTAR PUSTAKA

    Asad, Moh. 1995. Psikologi Perusahaan. Yogyakarta: Liberty. Bandura, Albert. 1994. Self-Efficacy. http://www.des.emory.edu Dajan, Anto. 1984. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset. Engko, Cecilia. 2006. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Individual dengan

    Self Esteem dan Self Efficacy Sebagai variabel intervening. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 23-26 Agustus 2006.

    Ghozali, Imam. 2004. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:

    Undip. Handoko, Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,

    Yogyakarta: BPFE. Masud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional, Semarang: Badan Penerbit

    Universitas Diponegoro. Kreitner, Robert and Angelo Kinicki. 2003. Perilaku Organisasi, Edisi pertama,

    Jakarta: Salemba Empat. Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. Edisi

    revisi. Jakarta: LP3ES. Supramono dan Sugiyono. 1994. Metode Penelitian Administrasi. Bandung:

    Alfabeta. Timothy A. Judge, Joyce E. Bono. 2001. Relationship of core self evaluations traits-

    self esteem, gemeralized self efficacy, Locus of control, and Emotional stability-eith job satisfaction and job performance: a meta analysis. Journal of applied psychology, vol. 86, No. 1, 80-92.

    Umar, Husein. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Erlangga.

  • KUESIONER PENELITIAN

    Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul: Pengaruh Self-Efficacy

    Terhadap Kinerja Individual (Studi Kasus Pada Lucky Star Wedding Organizer) ini

    maka saya memohon kesediaan Sdra/i. untuk mengisi kuesioner berikut ini. Bantuan

    Anda sangat berarti demi kesuksesan penelitian ini. Terima Kasih!

    IDENTITAS RESPONDEN:

    Nama :

    Umur :

    Jenis Kelamin :

    Lama Bekerja :

    Petunjuk Pengisian:

    Mohon memberikan tanda (X) pada jawaban Anda masing-masing.

  • 1

    SELF EFFICACY (Diisi Oleh Responden/Kru)

    No Pertanyaan 1 2 3 1. Saya merasa bahwa saya sangat mampu melakukan pekerjaan yang sedang saya kerjakan, yaitu dalam mengkoordinir acara wedding 2.

    Jika mengkoordinir hiburan (entertainment) saya yakin terhadap kemampuan saya bahwa hasilnya pasti memuaskan konsumen

    3.

    Dalam mengkoordinir ketepatan waktu menu makanan (katering) saya ahlinya

    4. Saya merasa yakin bahwa keterampilan dan kemampuan saya sama atau melebihi daripada teman - teman sekerja saya jika mengkoordinir acara

    5.

    Saya yakin kemampuan saya melebihi teman kru saya dalam hal mengkoordinir hiburan (entertainment)

    6.

    Saya merasa yakin terhadap kemampuan yang saya miliki dalam hal koordinasi menu masakan (katering)

    7. Saya dapat menangani pekerjaan yang lebih menantang daripada pekerjaan yang sedang

    saya kerjakan, misalnya jika mendapatkan konsep pesta wedding yang lain daripada yang lain

    8. Dari sudut profesionalisme, pekerjaan saya memuaskan harapan diri saya

    Keterangan: 1 = Tidak Setuju 2 = Netral 3 = Setuju

  • 2

    KINERJA INDIVIDUAL (Diisi Oleh Pimpinan Lucky Star Wedding Organizer)

    No Pertanyaan 1 2 3 1.

    Menurut saya, kru ini menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik

    2.

    Menurut saya kru ini memenuhi tanggung jawab seperti yang dijelaskan dalam uraian pekerjaannya

    3.

    Kru ini mengerjakan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan

    4.

    Kru ini melakukan aktivitas yang secara langsung mempengaruhi kinerjanya

    5.

    Kru ini memenuhi persyaratan kinerja formal dalam pekerjaannya

    6.

    Kru ini tidak mengabaikan aspek-aspek pekerjaan yang ditugaskan kepadanya

    7. Kru ini berhasil melaksanakan tugas yang penting sekali 8. Kru ini mau membantu orang yang absen 9.

    Kru ini mau membantu orang lain yang beban kerjanya berlebihan

    10. Kru ini membantu pimpinan sekalipun tidak diminta 11. Kru ini mau mendengarkan kru lain yang punya masalah 12. Kru ini mau membantu kru yang baru 13.

    Kru bersedia menomorduakan kepentingan pribadi untuk kru lain

    14. Kru ini mau memberikan informasi kepada rekan kerja lain 15. Kru ini hadir di tempat kerja melebihi yang diwajibkan 16.

    Kru memberikan informasi terlebih dahulu bila tidak dapat datang (absen)

    17. Kru mengambil waktu istirahat sesuai yang diijinkan 18.

    Kru menggunakan sedikit waktu untuk membicarakan masalah pribadi

    19.

    Kru tidak mengeluhkan segala sesuatu yang tidak penting di tempat kerja

    20. Kru berusaha melindungi barang-barang milik organisasi

    Keterangan: 1 = Tidak Setuju 2 = Netral 3 = Setuju

    logo: