04.30.0101 gabriel bintang
DESCRIPTION
Bintang adalahTRANSCRIPT
-
PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA
LUCKY STAR WEDDING ORGANIZER
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang
Disusun Oleh:
Nama : Gabriel Bintang NIM : 04.30.0101
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
2008
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mengingat semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan, baik yang
bergerak di bidang manufaktur maupun jasa, maka setiap perusahaan tentunya
berlomba-lomba untuk semakin baik dalam kinerjanya, sehingga konsumen tidak
meninggalkannya, tetapi tetap loyal kepada perusahaan tersebut. Kinerja sebuah
perusahaan akan dapat dicapai, hanya jika kinerja individual karyawan di dalam
perusahaan yang bersangkutan bekerja dengan baik. Kinerja individual mengacu pada
prestasi kerja individu yang diatur berdasarkan standar atau kriteria yang telah
ditetapkan oleh suatu organisasi. Kinerja individual yang tinggi dapat meningkatkan
kinerja organisasi secara keseluruhan. Dan sebaliknya jika kinerja individual rendah
akan menurunkan kinerja suatu organisasi atau perusahaan.
Kinerja yang lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi,
efektivitas atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang
dibebankan kepada individu dalam perusahaan atau organisasi. Kinerja yang rendah
mengarah pada penurunan efisiensi, dan efektivitas atau kualitas yang rendah
terhadap serangkaian tugas yang dibebankan pada seorang karyawan (Engko, 2006).
Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Goodhue dan Thompson
(1995) menyatakan bahwa pencapaian kinerja individual berkaitan dengan
pencapaian serangkaian tugas-tugas individu. Sedangkan Dessler (1992:513)
-
2
mendefinisikan bahwa kinerja adalah perbandingan antara hasil kerja yang secara
nyata dengan standar kerja yang ditetapkan, sedangkan kinerja lebih memfokuskan
pada hasil kerjanya.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Engko (2006) menemukan hasil
bahwa kinerja individu dipengaruhi oleh self efficacy. Artinya semakin tinggi self
efficacy seorang karyawan maka akan semakin meningkatkan kinerja individualnya.
Menurut Philip dan Gully (1997), self efficacy dapat dikatakan sebagai faktor
personal yang membedakan setiap individu dan perubahan self efficacy dapat
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku terutama dalam penyelesaian tugas dan
tujuan.
Self Efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil
mencapai tugas tertentu (Kreitner & Kinicki, 2005). Apabila seseorang memilki self
efficacy yang tinggi dimana dia merasa yakin dengan kemampuannya untuk berhasil
maka sangat mendukung karier maupun kinerjanya sebagai seorang karyawan.
Sedangkan Bandura (1986) mendefinisikan self efficacy sebagai judgment individu
atas kemampuan mereka untuk mengorganisasi dan melakukan serangkaian tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tingkat kinerja yang ditentukan.
Lucky Star Wedding Organizer merupakan salah satu organizer yang
bertujuan membantu segala hal yang berkaitan dengan persiapan pernikahan setiap
pasangan pengantin. Tugas Lucky Star adalah memberikan pelayanan jasa pengaturan
yang terbaik bagi para konsumennya dalam mempersiapkan segala acara yang
berhubungan dengan pernikahan, mengkoordinasikan acara kepada semua vendor
-
3
yang terlibat, serta membagikan buku acara kepada semua pengisi acara, seperi
gedung, restaurant, catering, bridal dan salon, jas, foto, video, MC, singer, player,
sound, dekorasi, roti pengantin, mobil pengantin, hotel, undangan, dan sebagainya.
Lucky Star sebagai bisnis yang bergerak di bidang pelayanan jasa diharapkan
memiliki kru atau karyawan yang berkinerja tinggi. Jika seorang kru memiliki
keyakinan untuk melakukan pekerjaannya, misalnya mampu mengkoordinir
restaurant, acara dan hiburan (entetainer) sehingga acara dapat berlangsung dengan
lancar dan sukses, maka konsumen semakin merasa puas terhadap hasil kerjanya.
Lucky Star adalah perusahaan jasa Wedding Organizer. Di dalam sebuah
Wedding Organizer, dibutuhkan kru yang berkinerja tinggi untuk menciptakan
kesesuaian antara kepuasan konsumen dengan hasil kerjanya. Untuk seorang kru atau
individual dapat berkinerja tinggi jika ia mempunyai keyakinan atau self efficacy
yang tinggi pula. Karena dimata pengguna jasa Wedding Organizer, keyakinan atau
self efficacy yang tinggi yang dimiliki akan menentukan terjadinya kesepakatan
antara konsumen dengan wedding Organizer tersebut.
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini berjudul:
Pengaruh Self Efficacy Terhadap Kinerja Individual Pada Lucky Star Wedding
Organizer).
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
4
1. Bagaimanakah karakteristik self efficacy para kru Lucky Star Wedding
Organizer?
2. Bagaimanakah karakteristik kinerja individual para kru Lucky Star
Wedding Organizer?
3. Apakah terdapat pengaruh self efficacy terhadap kinerja individual
para kru Lucky Star Wedding Organizer?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui karakteristik self efficacy para kru Lucky Star
Wedding Organizer.
2. Untuk mengetahui karakteristik kinerja individual para kru Lucky Star
Wedding Organizer.
3. Untuk mengetahui pengaruh self efficacy terhadap kinerja individual
para kru Lucky Star Wedding Organizer.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Pihak Lucky Star:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi
dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja para kru,
khususnya yang berhubungan dengan self efficacy.
-
5
b. Bagi Kalangan Akademisi:
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dan
bahan pertimbangan untuk penelitian serupa di masa mendatang.
1.5. Sistematika Penulisan
Sedangkan sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, pembatasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas tentang konsep teoritis sebagai dasar untuk
menganalisis permasalahan yang ada yang merupakan hasil studi pustaka,
kerangka pikir, dan definisi operasional.
BAB III: METODE PENELITIAN
Metode penelitian meliputi: populasi dan sampel, jenis data, teknik
pengumpulan data, serta metode analisis data.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Meliputi gambaran umum responden penelitian dan hasil analisa data.
BAB V: PENUTUP
Penutup berisi kesimpulan dan saran yang dapat dirangkumkan dari bab-bab
sebelumnya.
-
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Self Efficacy
Bandura (1986) mendefinisikan self efficacy sebagai judgment individu
atas kemampuan mereka untuk mengorganisasi dan melakukan serangkaian
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkat kinerja yang ditentukan.
Self efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk
berhasil mencapai tugas tertentu (Kreitner & Kinicki, 2005). Menurut Philip dan
Gully (1997), self efficacy dapat dikatakan sebagai faktor personal yang
membedakan setiap individu dan perubahan self efficacy dapat menyebabkan
terjadinya perubahan perilaku terutama dalam penyelesaian tugas dan tujuan.
Penelitiannya menemukan bahwa self efficacy berhubungan positif dengan
penetapan tingkat tujuan. Individu yang memiliki self efficacy tinggi akan mampu
menyelesaikan pekerjaan atau mencapai tujuan tertentu, mereka juga akan
berusaha menetapkan tujuan lain yang tinggi.
Individu yang memiliki self efficacy tinggi pada situasi tertentu akan
mencurahkan semua usaha dan perhatiannya sesuai dengan tuntutan situasi
tersebut dalam mencapai tujuan dan kinerja yang telah ditentukannya. Kegagalan
dalam mencapai suatu target tujuan akan membuat individu berusaha lebih giat
lagi untuk meraihnya kembali serta mengatasi rintangan yang membuatnya gagal
dan kemudian akan menetapkan target lain yang lebih tinggi lagi. Individu yang
-
7
mempunyai self efficacy rendah ketika menghadapi situasi yang sulit dan tingkat
kompleksitas tugas yang tinggi akan cenderung malas berusaha atau lebih
menyukai kerja sama (Engko, 2006).
Sedangkan individu yang mempunyai self efficacy rendah menetapkan
target yang lebih rendah pula serta keyakinan terhadap keberhasilan akan
pencapaian target yang juga rendah sehingga usaha yang dilakukan lemah
(Bandura, 1997).
Self efficacy menurut Bandura (1997) dapat ditumbuhkan dan dipelajari
melalui 4 sumber yaitu kinerja atau pengalaman masa lalu, model perilaku
(mengamati orang lain yang melakukan tindakan yang sama), persuasi dari orang
lain dan keadaan faktor fisik dan emosional. Pencapaian prestasi merupakan
sumber pengharapan efficacy yang terbesar karena didasarkan pada pengalaman-
pengalaman pribadi individu berupa keberhasilan atau kegagalan.
2.2. Pengertian Kinerja Individual
Kinerja individual mengacu pada prestasi kerja individu yang diatur
berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi.
Kinerja individual yang tinggi dapat meningkatkan kinerja organisasi secara
keseluruhan. Dan sebaliknya jika kinerja individual rendah akan menurunkan
kinerja suatu organisasi atau perusahaan.
-
8
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Goodhue dan Thompson
(1995) menyatakan bahwa pencapaian kinerja individual berkaitan dengan
pencapaian serangkaian tugas-tugas individu.
Kinerja yang lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan
efisiensi, efektivitas atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian
serangkaian tugas yang dibebankan kepada individu dalam perusahaan atau
organisasi. Kinerja yang rendah mengarah pada penurunan efisiensi, dan
efektivitas atau kualitas yang rendah terhadap serangkaian tugas yang
dibebankan pada seorang karyawan (Engko, 2006).
Pengertian kinerja menurut Asad (1991) merupakan hasil yang
dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang
bersangkutan. Sedangkan menurut Suprihanto (1999) mengatakan bahwa
kinerja atau prestasi kerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja
seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan
kemungkinan, misalnya standar, target aau sasaran atau kinerja yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah di sepakati bersama.
Menurut Stolovitch dan Keeps (dalam Dato dan Fawzy, 2005:14)
menjelaskan kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk
pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan suatu pekerjaan yang diminta.
Sedangkan Dato dan Fawzy (2005:15) mejelaskan kinerja adalah kesediaan
seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
-
9
menyempurnakannyasesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti
yang diharapkan.
Dessler (1992:513) mendefinisikan bahwa kinerja adalah
perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang
ditetapkan, sedangkan kinerja lebih memfokuskan pada hasil kerjanya.
Berdasarkan pengertian tersebut, kinerja mengandung tiga unsur, yaitu :
1. Unsur waktu dalam arti hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-
usaha tertentu, dinilai dalam satu putaran waktu atau sering juga
disebut dengan nama periode, ukuran dari periode dapat
menggunakan satuan jam, hari, bulan, bahkan tahunan.
2. Unsurhasil dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-
rata dari akhir periode tersebut. Hal ini tidak berarti untuk
setengah periode harus memberikan hasil setengah dari
keseluruhan.
3. Unsur metode dalam arti seorang karyawan tersebut
menguasai betul dan bersedia mengikuti prosedur pedoman
metode yang telah ditentukan, yaitu metode kerja yang efektif
dan efisien, ditambahkan dalam bekerjanya karyawan tersebut
harus bekerjanya dengan penuh gairah dan tekun serta bukan
berarti harus bekerja berlebihan.
-
10
Menurut Vroom (dalam Asad 1991:48), tingkat sejauh mana
keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya discbut "level of
performance". Biasanya orang yang level of performance-nya tinggi disebut
sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak
mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau berperformance
rendah.
Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk dilakukan oleh
seorang manajer atau pimpinan. Walaupun demikian, pelaksanaan kinerja
yang obyektif bukanlah tugas yang sederhana, Penilaian harus dihindarkan
adanya "like dan lislike" dari penilai, agar obyektifitas penilaian dapat terjaga.
Kegiatan penilaian ini anting, karena dapat digunakan untuk memperbaiki
keputusan-keputusan personalia ian memberikan umpan balik kepada para
karyawan tentang kinerja mereka.
Menurut Lindholm, Niklas (2000) dalam Masud (2004), pengukuran
kinerja ini dapat dilakukan dengan (aspek-aspek kinerja):
1. Kepuasan kerja (job satisfaction), adalah kondisi dimana karyawan
mendapatkan perasaan berhasil dalam pekerjaannya, puas akan
keterlibatan mereka dan memiliki kesempatan dalam
menggunakan kemampuan dalam pekerjaan.
2. Tujuan organisasional dan sasaran pekerjaan, yaitu memahami
dengan baik tentang tujuan organisasional dan sasaran pekerjaan,
memahami dengan jelas
-
11
3. Tujuan departemen dan sasaran pekerjaaannya.
4. Penilaian prestasi dan umpan baik, yaitu memahami bagaimana
prestasi yang dievaluasi, berfikir prestasi dinilai dengan adil,
memperoleh umpan balik secara regular dari atasan, dan
mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari atasan langsung.
5. Kesempatan pengembangan, yaitu kesempatan untuk
pengembangan dan pertumbuhan pribadi dalam organisasi, puas
dengan peluang karir dalam organisasi serta memiliki peluang
untuk menerima pelatihan guna memperbaiki ketrampilan dalam
pekerjaan.
Faktor-faktor penentu kinerja menurut Filippo (dalam Asad, 1995:
249) disesuaikan dengan kategori jabatannya, yaitu meliputi kuantitas dan
kualitas, kerjasama, kepribadian, kepandaian yang beranekaragam,
kepemimpinan, keselamatan, pengetahuan, pekerjaan, kehadiran, kesetiaan,
ketangguhan dan inisiatif. Mangkunegara (2000:67) mengatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja atau prestasi kerja
seseorang, adalah sebagai berikut :
1. Faktor Kemampuan
Kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan reality (Knowledge and Skill).
-
12
2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi
situasi kerja.
Kinerja karyawan setiap periodik perlu dilakukan penilaian. Penilaian
kinerja mempunyai kegunaan sebagai berikut (Handoko, 1999: 135) :
a) Perbaikan kinerja
b) Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
c) Keputusan-keputusan penempatan
d) Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan
e) Perencanaan dan pengembangan karier
f) Penyimpanan-penyimpanan proses staffing
g) Ketidakakuratan informasi
h) Keselamatan-keselamatan desain pekerjaan
i) Kesempatan kerja yang adil
j) Tantangan-tantangan eksternal
Pengukuran tentang kinerja karyawan pada dasarnya merupakan tolak
ukur efisiensi sumber daya yang tersedia dalam perusahaan. Walaupun kinerja
tersebut merupakan ratio dan perbandingan umum namun hal ini sangat
berguna bagi perusahaan pada umumnya. Manfaat dari penilaian kinerja
karyawan dalam perusahaan dapat digunakan seperti berikut :
1. Untuk menganalisa dan mendorong efisiensi kerja
2. Untuk menentukan target atau sasaran kerja
-
13
3. Untuk pertukaran informasi antar tenaga kerja dan manajemen
secara berhubungan terhadap masalah-masalah yang berkaitan
2.3. Pengaruh Self Efficacy terhadap Kinerja Individual
Kepercayaan terhadap kemampuan diri, keyakinan terhadap
keberhasilan yang selalu dicapai membuat seseorang bekerja lebih giat dan
selalu menghasilkan yang terbaik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
self efficacy dapat meningkatkan kinerja individual. Berdasarkan penelitian
dan analisis yang dilakukan oleh Judge dan Bono (2001) menemukan ada
hubungan positif antara self efficacy dan kinerja individual. Penelitian yang
dilakukan oleh Amir Erez dan Timothy Judge (2001) juga menyatakan ada
hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dan kinerja
individual.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Engko (2006) juga menemukan
bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara self efficacy terhadap
kinerja individual. Artinya semakin tinggi self efficacy seseorang maka akan
semakin baik kinerjanya.
-
14
2.4. KERANGKA PIKIR
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan pada gambar kerangka pikir di atas maka pada penelitian
ini akan dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh antara self efficacy
(sebagai variabel independen/X) terhadap kinerja individual (sebagai variabel
dependen/Y) dengan menggunakan studi kasus pada para kru Lucky Star
Wedding Organizer.
2.5. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Self efficacy adalah kepercayaan diri seorang kru akan
kemampuannya dalam mengkoordinir suatu pekerjaan. Dalam
penelitian ini variabel self efficacy diukur dengan indikator sebagai
berikut: (Gareth, Jones, 1986 dalam Masud, 2004: 295)
a. Kemampuan melakukan pekerjaan, misalnya
mengkoordinir acara, hiburan, dan makanan (catering).
SELF EFFICACY
KINERJA INDIVIDUAL
-
15
b. Yakin akan ketrampilan dan kemampuan dalam
mengkoordinir acara, hiburan, dan makanan (catering)
dibandingkan rekan lain.
c. Dapat menangani pekerjaan yang lebih menantang,
misalnya mendapatkan konsep yang baru dari calon
pengantin.
d. Dari sudut profesionalisme pekerjaan memuaskan harapan,
misalnya budget terbatas tetapi terlihat mewah.
2. Kinerja individual adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seorang kru dalam suatu Wedding Organizer sesuai dengan
wewenang dan tangungjawab masing-masing. Pengukuran pada
variabel ini adalah dengan melalui indikator : (Dyne, et.al, 1994
dalam Masud, 2004: 206)
a. Kru menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik
b. Kru memenuhi tanggung jawab
c. Kru mengerjakan pekerjaan yang diharapkan
d. Kru melakukan aktivitas yang secara langsung mempengaruhi
kinerjanya
e. Kru memenuhi persyaratan kinerja formal dalam pekerjaan
f. Kru mengabaikan aspek pekerjaan yang ditugaskan kepadanya
g. Kru gagal melaksanakan tugas yang penting sekali
-
16
h. Kru mau membantu orang yang absen
i. Kru mau membantu orang lain yang beban kerjanya
berlebihan
j. Kru membantu pimpinan sekalipun tidak diminta
k. Kru mau mendengarkan kru lain yang punya masalah
l. Kru mau membantu kru baru
m. Kru bersedia menomorduakan kepentingan pribadi untuk
karyawan lain
n. Kru mau memberikan informasi kepada rekan kerjanya
o. Kru hadir di tempat kerja melebihi yang diwajibkan
p. Kru memberikan informasi terlebih dahulu bida tidak dapat
datang (absen)
q. Kru mengambil waktu istirahat melebihi yang diijinkan
r. Kru menggunakan banyak waktu untuk membicarakan
masalah pribadi
s. Kru mengeluhkan segala sesuatu yang tidak penting di tempat
kerja
t. Kru berusaha melindungi barang-barang milik organisasi
-
17
2.6. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap hasil penelitian ini.
Pada penelitian ini dirumuskan hipotesis :
Terdapat pengaruh positif self efficacy terhadap kinerja individual para
kru Lucky Star Wedding Organizer.
-
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi perhatian dalam
suatu penelitian (Supramono dan Sugiarto, 1993 : 4).Yang menjadi populasi
dari penelitian ini adalah seluruh kru (individu) yang bekerja pada Lucky Star
Wedding Organizer yang terdiri dari 20 orang tenaga inti dan 12 tenaga
tambahan. Karena jumlah populasi yang relatif kecil (32 orang), maka seluruh
anggota populasi sebagai responden penelitian ini.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah
data yang diperoleh langsung dari sumbernya tanpa media perantara (Umar,
2002). Data primernya adalah data tentang tanggapan responden mengenai
self efficacy dan kinerja individual. Sedangkan sumber datanya adalah para
responden yang menjadi sampel pada penelitian ini.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data primer ini digunakan kuesioner. Adapun
kuisioner yang digunakan adalah untuk mengetahui tanggapan responden
terhadap self efficacy dan kinerja individual mereka.
-
19
3.4. Skala Pengukuran Data
Skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang/sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian .
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan .
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban ini dapat diberi
skor, yaitu:
1. Setuju, diberi skor 3
2. Netral, diberi skor 2
3. Tidak Setuju, diberi skor 1
3.5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
3.5.1. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian
Validitas menunjukkan efektivitas sebuah alat pengukur dalam
mengukur obyek yang diukur. Analisis validitas ini dipakai untuk mengetahui
kemampuan alat ukur (kuesioner).
-
20
Untuk menguji tingkat validitas masing-masing item kuesioner
diselesaikan dengan komputer program SPSS (Statistical Packages For Social
Sciences) for windows. Digunakan taraf signifikan di 5 %. Apabila r yang
diperoleh dari perhitungan lebih besar dari r tabel, maka kuesioner tersebut
valid, dan sebaliknya jika r yang diperoleh lebih kecil daripada r tabel, maka
kuesioner tersebut tidak valid (Ghozali, 2004).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program
SPSS 13.0. diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.1. Hasil Pengujian Validitas Variabel Self Efficacy 1
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan X1 0.421 0.349 Valid X2 0.369 0.349 Valid X3 0.353 0.349 Valid X4 0.461 0.349 Valid X5 0.386 0.349 Valid X6 0.333 0.349 Tidak Valid X7 0.591 0.349 Valid X8 -0.020 0.349 Tidak Valid
Sumber: Data primer yang Diolah (April, 2008)
Berdasarkan tabel 3.1. diketahui bahwa dari 8 item pertanyaan pada
hasil kuesioner self efficacy ada 2 item tidak valid karena nilai r hitung < r tabel
yaitu pertanyaan 6 dan 8. Kemudian dilakukan uji validitas kedua dengan hasil
sebagai berikut:
-
21
Tabel 3.2. Hasil Pengujian Validitas Variabel Self Efficacy 2
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan X1 0.451 0.349 Valid X2 0.318 0.349 Tidak Valid X3 0.355 0.349 Valid X4 0.586 0.349 Valid X5 0.372 0.349 Valid X7 0.614 0.349 Valid
Sumber: Data primer yang Diolah (April, 2008)
Dari tabel 3.2. diketahui bahwa nilai untuk pertanyaan kedua nilai r
hitung < r tabel sehingga dihilangkan untuk dilakukan pengujian validitas
ketiga.
Tabel 3.3. Hasil Pengujian Validitas Variabel Self Efficacy 3
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan X1 0.427 0.349 Valid X3 0.350 0.349 Valid X4 0.612 0.349 Valid X5 0.382 0.349 Valid X7 0.593 0.349 Valid
Sumber: Data primer yang Diolah (April, 2008)
Dari tabel 3.3. diketahui bahwa semua item pertanyaan telah memiliki
nilai r hitung > r tabel sehingga untuk semua item pertanyaan dikatakan telah
valid.
Sedangkan berikut ini adalah hasil pengujian validitas untuk variabel
kinerja individual:
-
22
Tabel 3.4. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kinerja Individual 1
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan X1 0.005 0.349 Tidak Valid X2 0.334 0.349 Tidak Valid X3 0.637 0.349 Valid X4 0.429 0.349 Valid X5 -0.174 0.349 Tidak Valid X6 0.349 0.349 Valid X7 0.082 0.349 Tidak Valid X8 0.469 0.349 Valid X9 0.324 0.349 Tidak Valid X10 0.533 0.349 Valid X11 0.379 0.349 Valid X12 0.463 0.349 Valid X13 0.415 0.349 Valid X14 0.472 0.349 Valid X15 0.228 0.349 Tidak Valid X16 0.416 0.349 Valid X17 0.295 0.349 Tidak Valid X18 0.323 0.349 Tidak Valid X19 -0.055 0.349 Tidak Valid X20 0.103 0.349 Tidak Valid
Sumber: Data primer yang Diolah (April, 2008)
Berdasarkan tabel 3.2. diketahui bahwa dari 20 item pertanyaan pada
hasil kuesioner kinerja individual nilai r hitung tidak semuanya lebih besar
daripada r tabel. Yaitu untuk pertanyaan nomor 1, 2, 5, 7, 9, 15, 16, 17, 18, 19
dan 20 nilai r hitung < r tabel sehingga dikatakan tidak valid. Maka dilakukan
pengujian validitas kedua dengan hasil sebagai berikut:
-
23
Tabel 3.5. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kinerja Individual 2
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan X3 0.620 0.349 Valid X4 0.451 0.349 Valid X6 0.300 0.349 Tidak Valid X8 0.633 0.349 Valid X10 0.610 0.349 Valid X11 0.364 0.349 Valid X12 0.540 0.349 Valid X13 0.314 0.349 Tidak Valid X14 0.374 0.349 Valid X16 0.347 0.349 Tidak Valid
Sumber: Data primer yang Diolah (April, 2008)
Dari tabel di atas diketahui bahwa untuk item pertanyaan 6, 13 dan 16
tidak valid sehingga dilakukan pengujian validitas ketiga dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.6. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kinerja Individual 3
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan X3 0.610 0.349 Valid X4 0.453 0.349 Valid X8 0.593 0.349 Valid X10 0.609 0.349 Valid X11 0.433 0.349 Valid X12 0.578 0.349 Valid X14 0.399 0.349 Valid
Sumber: Data primer yang Diolah (April, 2008)
Dari tabel di atas diketahui bahwa semua item pertanyaan memiliki nilai
r hitung > r tabel sehinggga dikatakan valid dan dapat dilakukan pengolahan
data untuk analisis regresi.
-
24
3.5.2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
alat ukur dapat dipercaya atau yang dapat diandalkan (Singarimbun, 2002:
140). Untuk menghitung reliabilitas suatu data dapat menggunakan
pendekatan Cronbachs Alpha. Jika nilai lebih kecil dari 0,5 maka item x
dinyatakan tidak reliabel. Sedangkan jika nilai lebih besar dari 0,5, maka
item x dinyatakan reliabel (Ghozali, 2004).
Berikut ini adalah hasilnya:
Tabel 3.7. Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Keterangan Self Efficacy 0.712 0.5 Reliabel Kinerja Individual 0.793 0.5 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah (Maret, 2008)
Dari tabel 3.7. diketahui bahwa dari kedua variabel diatas yaitu self
efficacy dan kinerja individual memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,5, sehingga
kedua variabel tersebut masing-masing dinyatakan reliabel.
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan analisis rentang skala untuk
mengetahui tanggapan responden akan kuesioner penelitian. Penentuan
rentang skala dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(Sugiyono, 2001 : 75 )
-
25
n (m-1) RS =
m
32(3 1) = = 21,3
3
Karakteristik variabel kepuasan kerja dan self efficacy
diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.8. Kategori Karakteristik Self Efficacy dan Kinerja Individual
Nilai Skor Self Efficacy Kinerja Individual 74,7-96
53,3-74,6 32-53,3
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi Sedang Rendah
3.6.2.Analisis Inferensial
Untuk mengetahui pengaruh variabel X (independen) yaitu self
efficacy terhadap variabel Y (kinerja individual), maka dilakukan uji regresi
linier sederhana.
Persamaan regresi: (Dajan, 1984)
Y = a + b x + e
Dimana:
Y = Kinerja Individual
a = konstanta
b = koefisien regresi
-
26
x = Self Efficacy
Sedangkan langkah-langkah untuk pengujian hipotesis penelitian
adalah sebagai berikut: (Dajan, 1984)
a. Menentukan formulasi Ho dan Ha.
Ho: = 0, artinya tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan self
efficacy terhadap kinerja individual.
Ha: > 0, artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan self
efficacy terhadap kinerja individual.
b. Menentukan level of signifikan ( = 0,05)
c. Menentukan kriteria pengujian:
Ho diterima jika Sig. t 0,05
Ho ditolak jika Sig. t < 0,05
d. Kesimpulan :
Bila Sig. t 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara variabel X (self efficacy)
terhadap variabel Y (kinerja individual).
Bila Sig. t < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara variabel X (self efficacy) terhadap variabel
Y (kinerja individual).
-
27
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Responden
Berikut ini akan dijelaskan mengenai karakteristik responden
berdasarkan umur, jenis kelamin, dan lama bekerja mereka. Berikut ini adalah
tabel tabulasi silang antara umur responden dengan jenis kelamin:
Umur * Jenis_Kelamin Crosstabulation
4 2 612.5% 6.3% 18.8%
7 17 2421.9% 53.1% 75.0%
2 0 26.3% .0% 6.3%
13 19 3240.6% 59.4% 100.0%
Count% of TotalCount% of TotalCount% of TotalCount% of Total
25 th
Umur
Total
Laki-laki WanitaJenis_Kelamin
Total
Sumber: Data Primer yang Diolah (April, 2008)
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa ternyata sebagian
besar responden pada penelitian ini berumur antara 21-25 tahun dan berjenis
kelamin wanita (yaitu sebesar 17 orang atau 53,1%). Hal ini menunjukkan
bahwa Wedding Organizer lebih membutuhkan tenaga kerja untuk kru yaitu
wanita karena lebih teliti dalam menjalankan tugas pada usia produktif dan
muda yaitu 21-25 tahun sehingga lebih tangkas dalam menjalankan tugasnya.
Tabel 4.1. Crosstab Umur Dengan Jenis Kelamin
-
28
Hal ini disebabkan karena pekerjaan untuk Wedding Organizer lebih
membutuhkan tenaga wanita yang teliti dalam mengerjakan detail acara, tidak
terkecuali pada Lucky Star Wedding Organizer.
4.2. Hasil Tanggapan Responden
Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap variabel self efficacy
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Self Efficacy
Jawaban No. Keterangan 3 2 1 TOTAL Kategori
F S F S F S SCORE
1 x1: mampu mengkoordinir acara wedding 25 75 5 10 2 2 87 Tinggi
2 x3: mengkoordinir ketepatan katering 3 9 21 42 8 8 59 Sedang
3 x4: ketrampilan&kemampuan melebihi rekan 7 21 21 42 4 4 67 Sedang
4 x5: kemampuan melebihi teman koord.hiburan 2 6 4 8 26 26 40 Rendah
5 x7: dpt menangani pekerjaan menantang 1 3 12 24 19 19 46 Rendah
Total Keseluruhan Self Efficacy: 299 Rata-rata Keseluruhan Self Efficacy: 60 Sedang
Sumber: Data Primer yang Diolah (April, 2008)
Berdasarkan pada tabel 4.4. diketahui bahwa self efficacy kru Lucky
Star Wedding Organizer termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-
rata sebesar 60. Artinya selama ini kru Lucky Star Wedding Organizer
memiliki kru dengan tingkat kepercayaan diri dalam menjalankan tugasnya
yang sedang-sedang saja, dalam arti tidak terlalu tinggi maupun tidak rendah.
-
29
Untuk item pertanyaan mampu mengkoordinir acara wedding nilainya 87 dan
ini yang tertinggi dibandingkan dengan item pertanyaan lainnya, jadi kru pada
Lucky Star Wedding Organizer merasa mampu akan kemampuannya sendiri
dalam mengkoordinir acara wedding. Sedangkan dilihat dari kemampuan kru
untuk mengkoordinir hiburan, ketepatan waktu katering, ketrampilan melebihi
kru lain, masuk dalam kategori sedang. Hal ini disebabkan karena
berhubungan dengan orang atau pihak lain (dalam hal ini adalah pihak
catering) sehingga mereka merasa tidak sepenuhnya bisa mengkoordinir
ketepatan katering. Sedangkan untuk ketrampilan dan kemampuan melebihi
rekan masuk dalam kategori sedang, artinya kru Lucky Star Wedding
Organizer merasa mereka adalah sebuah tim sehingga tidak ada yang merasa
melebihi satu sama lain. Nilai rendah adalah pada kru memiliki kemampuan
melebihi rekan kerjanya dalam mengkoordinir hiburan, dan kurang dapat
menangani pekerjaan menantang. Artinya kru Lucky Star Wedding Organizer
karena bekerja sebagai satu tim tidak saling bersaing sehingga tidak merasa
dapat melebihi teman lain dalam mengkoordinis hiburan. Untuk menangani
pekerjaan yang lebih sulit masuk dalam kategori sedang, artinya jika
mendapatkan pekerjaan lebih sulit, misalnya dekorasi keinginan klien lebih
detail, mereka merasa kurang mampu bisa untuk mengerjakannya sesuai
keinginan klien. Namun demikian secara keseluruhan masih dalam kategori
sedang, artinya kru pada Lucky Star Wedding Organizer memiliki
kemampuan dan ketrampilan yang cukup dalam menjalankan tugasnya.
-
30
Setelah itu dilakukan analisis untuk mengetahui kondisi kinerja
individual pada Lucky Star Wedding Organizer:
Tabel 4.3. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Individual
Jawaban No. Keterangan 3 2 1 TOTAL Kategori
F S F S F S SCORE 1 x3: hsl kerja sesuai harapan 15 45 12 24 5 5 74 Sedang
2 x4: aktivitas secara langsung yang mempengaruhi kinerja 12 36 14 28 6 6 70 Sedang
3 x8: mau membantu orang yg absen 14 42 13 26 5 5 73 Sedang 4 x10: membantu pimpinan 18 54 12 24 2 2 80 Tinggi 5 x11: mau mendengarkan mslh kru lain 13 39 14 28 5 5 72 Sedang 6 x12: mau membantu kru baru 15 45 15 30 2 2 77 Tinggi 7 x14: memberikan informasi pd kru lain 15 45 14 28 3 3 76 Tinggi Total Keseluruhan Kinerja: 522
Rata-rata Keseluruhan Kinerja: 75 Tinggi Sumber: Data Primer yang Diolah (April, 2008)
Berdasarkan pada tabel 4.3. diketahui bahwa kinerja individual kru
pada Lucky Star Wedding Organizer masuk dalam kategori tinggi dengan
nilai sebesar 75. Artinya selama ini kinerja kru adalah tinggi. Untuk
pertanyaan hasil kerja sesuai harapan masuk dalam kategori sedang, artinya
hasil pekerjaan dari kru Lucky Star Wedding Organizer biasa saja dan sesuai
dengan harapannya. Untuk aktivitas secara langsung mempengaruhi kinerja
dan mau membantu orang absent masuk dalam kategori sedang artinya
aktivitas yang kru lakukan memang terkait dengan kinerja kru Wedding
Organizer dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, mereka juga mau
membantu kru lain yang sedang absen, tetapi tidak terlalu antusias. Kategori
membantu pimpinan adalah tinggi, artinya kru dengan senang hati bersedia
-
31
untuk membantu pimpinannya dalam menjalankan tugasnya. Pertanyaan mau
mendengarkan masalah kru lain adalah sedang, artinya mereka biasa saja dan
tidak terlalu senang untuk mendengarkan masalah kru lainnya. Sedangkan
untuk mau membantu kru baru termasuk dalam kategori tinggi, artinya kru
Lucky Star Wedding Organizer sangat senang untuk membantu kru baru yang
bekerja atau bergabung dalam Lucky Star Wedding Organizer. Untuk
memberkan informasi pada kru lain masuk dalam kategori tinggi, artinya
mereka (para kru) senang memberikan informasi pada kru lain yang terkait
dengan pekerjaannya dan hal ini memang akan sangat mendukung dalam
pelaksanaan koordinasi pesta pada hari H.
4.3. Hasil Analisis Regresi
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh variabel X
(self eficacy) terhadap variabel Y (kinerja individual). Berikut ini adalah
hasilnya:
Tabel 4.4. Hasil Uji Regresi
Coefficientsa
8.823 2.504 3.524 .001.802 .262 .487 3.055 .005
(Constant)Self_Efficacy
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kinerjaa.
Sumber: Data Primer yang Diolah (April, 2008)
-
32
Berdasarkan pada tabel 4.4. diketahui bahwa nilai signifikansi untuk
mengetahui pengaruh self efficacy terhadap kinerja individual adalah sebesar
0,005 < 0,05 sehingga dapat dikatkakan bahwa terdapat pengaruh self efficacy
terhadap kinerja individual. Dilihat dari nilai koefisien regresinya yaitu
sebesar +0,802 artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara self
efficacy terhadap kinerja individual. Artinya semakin tinggi self efficacy maka
akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja individual kru Lucky Star
Wedding Organizer.
4.4. Pembahasan
Hasil pengujian secara inferensial menemukan bahwa ada pengaruh
positif self esteem terhadap kepuasan kerja. Hal ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Engko (2006). Hasil analisis secara deskriptif
menemukan bahwa self esteem kru Lucky Star Wedding Organizer termasuk
dalam kategori sedang dan kinerja tinggi. Hal ini menarik karena self esteem
sedang tetapi kinerjanya tinggi. Terlebih lagi jika elf esteem tinggi, maka
kinerja mereka akan semakin tinggi pula.
Hasil deskriptif self esteem masuk dalam kategori sedang, dengan nilai
terendah pada kemampuan melebihi teman dalam mengkoordinasi hiburan.
Hal ini mungkin disebabkan karena mereka adalah satu tim sehingga bekerja
-
33
sama dan tidak saling bersaing maka tidak akan merasa dapat melebihi teman
lainnya dalam mengkoordinir hiburan.
Sedangkan hasil tanggapan pimpinan terhadap variabel kinerja kru
Lucky Star Wedding Organizer adalah tinggi. Jadi menurut pimpinan mereka
kinerja kru selama ini telah baik dalam menjalankan tugasnya. Artinya mereka
selama ini dalam bekerja mau membantu pimpinan dan kru lain serta mau
membagi pengalaman pada kru yang baru masuk. Tetapi hasil kerjanya masih
sedikit di bawah harapan dalam arti harus ditingkatkan lagi, dan kurang suka
mendengarkan masalah kru lain, serta kurang mau membantu tugas kru lain
yang sedang absen.
Sedangkan dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh hasil terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara self efficacy terhadap kinerja individual
kru Lucky Star Wedding Organizer. Artinya semakin tinggi tingkat self
effecacy akan semakin meningkatkan kinerja individual kru Lucky Star
Wedding Organizer.
Hal ini dapat ditingkatkan karena dengan semakin meningkatnya self
efficacy kru Wedding Organizer akan semakin meningkatkan kinerja mereka
di masa mendatang.
-
34
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik self efficacy para kru Lucky Star Wedding
Organizer adalah sedang.
2. Karakteristik kinerja individual para kru Lucky Star Wedding
Organizer adalah tinggi.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan self efficacy terhadap
kinerja individual para kru Lucky Star Wedding Organizer.
5.2. Saran
Sedangkan saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya pihak Lucky Star Wedding Organizer meningkatkan
self efficacy para kru-nya karena masih termasuk dalam kategori
sedang. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan training
sehingga kemampuan kru semakin bertambah dalam
mengkoordinir acara, hiburan, ketrampilannya meningkat, dan
mampu nenghadapi pekerjaan yang lebih sulit.
-
35
2. Kinerja kru dapat dipertahankan karena masuk dalam kategori
tinggi. Untuk self efficacy sebaiknya dapat ditingkatkan lagi karena
terbukti secara signifikan akan meningkatkan kinerja individual
kru Wedding Organizer si masa mendatang.
3. Karena untuk pengujian validitas banyak item yang dihilangkan
maka penelitian ini tidak menggambarkan keseluruhan keadaan di
lapangan yang sebenarnya, maka sebaiknya pada penelitian
berikutnya dapat dilakukan penambahan sampel atau responden
penelitian.
4. Sebaiknya pada penelitian berikutnya dapat ditambahkan variabel
lain yang mempengaruhi kinerja individual, seperti self esteem,
kepuasan kerja.
-
36
DAFTAR PUSTAKA
Asad, Moh. 1995. Psikologi Perusahaan. Yogyakarta: Liberty. Bandura, Albert. 1994. Self-Efficacy. http://www.des.emory.edu Dajan, Anto. 1984. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset. Engko, Cecilia. 2006. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Individual dengan
Self Esteem dan Self Efficacy Sebagai variabel intervening. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 23-26 Agustus 2006.
Ghozali, Imam. 2004. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Undip. Handoko, Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: BPFE. Masud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional, Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Kreitner, Robert and Angelo Kinicki. 2003. Perilaku Organisasi, Edisi pertama,
Jakarta: Salemba Empat. Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. Edisi
revisi. Jakarta: LP3ES. Supramono dan Sugiyono. 1994. Metode Penelitian Administrasi. Bandung:
Alfabeta. Timothy A. Judge, Joyce E. Bono. 2001. Relationship of core self evaluations traits-
self esteem, gemeralized self efficacy, Locus of control, and Emotional stability-eith job satisfaction and job performance: a meta analysis. Journal of applied psychology, vol. 86, No. 1, 80-92.
Umar, Husein. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Erlangga.
-
KUESIONER PENELITIAN
Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul: Pengaruh Self-Efficacy
Terhadap Kinerja Individual (Studi Kasus Pada Lucky Star Wedding Organizer) ini
maka saya memohon kesediaan Sdra/i. untuk mengisi kuesioner berikut ini. Bantuan
Anda sangat berarti demi kesuksesan penelitian ini. Terima Kasih!
IDENTITAS RESPONDEN:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Lama Bekerja :
Petunjuk Pengisian:
Mohon memberikan tanda (X) pada jawaban Anda masing-masing.
-
1
SELF EFFICACY (Diisi Oleh Responden/Kru)
No Pertanyaan 1 2 3 1. Saya merasa bahwa saya sangat mampu melakukan pekerjaan yang sedang saya kerjakan, yaitu dalam mengkoordinir acara wedding 2.
Jika mengkoordinir hiburan (entertainment) saya yakin terhadap kemampuan saya bahwa hasilnya pasti memuaskan konsumen
3.
Dalam mengkoordinir ketepatan waktu menu makanan (katering) saya ahlinya
4. Saya merasa yakin bahwa keterampilan dan kemampuan saya sama atau melebihi daripada teman - teman sekerja saya jika mengkoordinir acara
5.
Saya yakin kemampuan saya melebihi teman kru saya dalam hal mengkoordinir hiburan (entertainment)
6.
Saya merasa yakin terhadap kemampuan yang saya miliki dalam hal koordinasi menu masakan (katering)
7. Saya dapat menangani pekerjaan yang lebih menantang daripada pekerjaan yang sedang
saya kerjakan, misalnya jika mendapatkan konsep pesta wedding yang lain daripada yang lain
8. Dari sudut profesionalisme, pekerjaan saya memuaskan harapan diri saya
Keterangan: 1 = Tidak Setuju 2 = Netral 3 = Setuju
-
2
KINERJA INDIVIDUAL (Diisi Oleh Pimpinan Lucky Star Wedding Organizer)
No Pertanyaan 1 2 3 1.
Menurut saya, kru ini menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik
2.
Menurut saya kru ini memenuhi tanggung jawab seperti yang dijelaskan dalam uraian pekerjaannya
3.
Kru ini mengerjakan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan
4.
Kru ini melakukan aktivitas yang secara langsung mempengaruhi kinerjanya
5.
Kru ini memenuhi persyaratan kinerja formal dalam pekerjaannya
6.
Kru ini tidak mengabaikan aspek-aspek pekerjaan yang ditugaskan kepadanya
7. Kru ini berhasil melaksanakan tugas yang penting sekali 8. Kru ini mau membantu orang yang absen 9.
Kru ini mau membantu orang lain yang beban kerjanya berlebihan
10. Kru ini membantu pimpinan sekalipun tidak diminta 11. Kru ini mau mendengarkan kru lain yang punya masalah 12. Kru ini mau membantu kru yang baru 13.
Kru bersedia menomorduakan kepentingan pribadi untuk kru lain
14. Kru ini mau memberikan informasi kepada rekan kerja lain 15. Kru ini hadir di tempat kerja melebihi yang diwajibkan 16.
Kru memberikan informasi terlebih dahulu bila tidak dapat datang (absen)
17. Kru mengambil waktu istirahat sesuai yang diijinkan 18.
Kru menggunakan sedikit waktu untuk membicarakan masalah pribadi
19.
Kru tidak mengeluhkan segala sesuatu yang tidak penting di tempat kerja
20. Kru berusaha melindungi barang-barang milik organisasi
Keterangan: 1 = Tidak Setuju 2 = Netral 3 = Setuju
logo: