007 teknika

Upload: muzayin-akhmad

Post on 28-Mar-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Upaya Penataan Manajemen Suku Cadang untuk Menunjang Pengoperasian AHT. EPIC WAJA

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Peranan suku cadang sangat penting bagi kondisi kapal untuk

    kelancaran pengoperasian suatu kapal. Cara pengadaan serta

    penyimpanan dan pemeliharaannya adalah salah satu bagian

    terpenting dalam masalah ini. Tanpa penanganan yang baik dan

    sistematis dapat mengganggu kelancaran pemeliharaan kapal yang

    pada akhirnya berdampak pada jasa pengangkutan.

    Dari uraian di atas, maka kurangnya pengaturan yang baik dapat

    menimbulkan permasalahan yang dapat menghambat kelancaran

    pengoperasian kapal, hambatan tersebut adalah:

    1. Penyimpanan suku cadang yang tidak teratur di gudang kamar

    mesin.

    2. Kurangnya koordinasi kerja yang baik antara pihak kapal dengan

    dinas teknik darat.

    Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pihak kapal dalam

    hal ini Chief Engineer dan Second Engineer mengadakan pengecekan

    ulang setiap bulan untuk mengetahui banyaknya suku cadang yang

    tersedia di kamar mesin, untuk dilaporkan kepada pihak perusahaan

    atau pemilik kapal.

    Pada saat kapal berlayar dari pelabuhan kapal berlayar dari Johor

    menuju Gemusut kakap Oil Field Labuan (Malaysia) pada tanggal 05

    November 2013, dimana penulis bekerja sebagai Chief Engineer di

    atas kapal AHT. EPIC WAJA. Motor induk mengalami kenaikan suhu

    gas buang dari normalnya 3500C menjadi 4500C di monitor terus

    suhunya cenderung naik dari silinder No. 3 hingga No.5 dan

    menimbulkan asap hitam yang sangat tebal. Setelah kapal sampai di

  • 2

    lokasi Gumusut Kakap Oil Field, penulis memeriksa tekanan injektor

    motor induk kanan silinder No. 1 sampai dengan No. 6 ternyata

    kondisi injektor atau pengabut tidak sempurna dan dipasang kembali,

    karena kapal tidak memiliki suku cadangnya padahal untuk

    mengajukan permintaan membutuhkan waktu yang lama.

    Dengan adanya permasalahan di atas dan melihat suku cadang

    yang begitu penting akan fungsinya dalam menunjang pengoperasian

    kapal, maka makalah ini sengaja penulis angkat dengan judul: Upaya

    Penataan Manajemen Suku Cadang untuk Menunjang Pengoperasian AHT. EPIC WAJA.

    B. Tujuan dan Manfaat Penulisan

    1. Tujuan Penulisan

    a. Untuk mengetahui lebih dalam tentang kualitas manajemen

    suku cadang.

    b. Untuk melakukan perencanaan penyediaan suku cadang

    dalam mengantisipasi kerusakan yang berlanjut, sehingga

    kegiatan perawatan terhadap mesin di atas kapal dapat

    berjalan dengan baik.

    2. Manfaat Penulisan

    a. Untuk memberikan masukan dan menambah wawasan bagi

    pembaca yang berkepentingan dengan kualitas manajemen

    suku cadang

    b. Guna memahami manajemen pengadaan suku cadang yang

    teratur dan berencana sehingga tidak terjadi kekurangan

    dalam persediaan suku cadang.

  • 3

    C. Ruang Lingkup

    Karena luasnya pembahasan masalah pengadaan suku cadang,

    maka penulis akan membatasi pembahasan hanya pada Pengelolaan

    Suku Cadang di Kapal AHT. EPIC WAJA pada Perusahaan Epic

    Industri SDN. BHD di mana penulis bekerja di atas kapal tersebut

    sebagai Chief Engineer. Hal ini dapat penulis sertakan crew list pada

    lampiran 1.

    D. Metode Penelitian

    Metode-metode yang digunakan oleh penulis sebagai bahan

    penulisan untuk makalah ini adalah :

    1. Metode Pengumpulan Data

    a. Studi kepustakaan

    Dalam rangka memperoleh data dan informasi yang akan

    dipergunakan dalam menyusun makalah ini, penulis

    mengumpulkan data dari buku-buku, dokumen, majalah serta

    bahan-bahan tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan

    makalah ini.

    b. Studi Lapangan

    Dalam menyusun makalah ini penulis mengambil data

    berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis pada saat

    bekerja di atas kapal AHT. EPIC WAJA sebagai Chief

    Engineer mulai dari bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

    Desember 2013 terutama mengenai pengadaan suku cadang.

  • 4

    2. Metode Analisis Data

    Metode yang digunakan melalui pengamatan penulis secara

    langsung selama berada di atas kapal dan kemudian

    membandingkannya dengan penyebab-penyebab dari

    permasalahan yang ditemui penulis selama pengamatan

    berlangsung.

  • 5

    BAB II FAKTA DAN PERMASALAHAN

    A. Fakta

    1. Objek Penelitian

    AHT EPIC WAJA merupakan kapal AHT yang berfungsi

    sebagai support vessel atau sebagai pendukung di dalam proses

    ekplorasi minyak lepas pantai. Sebagai penunjang kelancaran

    dalam operasional kapal, Mesin induk telah didesain sedemikan

    rupa sesuai dengan fungsinya.

    Dalam perawatan mesin induk, Masinis yang bertanggung

    jawab harus benar-benar rajin dan teliti dalam mengamati, baik

    mesin dalam keadaan jalan maupun tidak jalan. Sering gangguan-

    gangguan pada mesin induk terjadi disebabkan kelalaian atau

    kurangnya perhatian dalam perawatan. Mesin induk diharapkan

    mampu bekerja seoptimal mungkin sesuai dengan tugas dan

    fungsinya untuk membantu operasi kapal.

    Dalam pengoperasian kapal, pemilik kapal dan pencarter

    menuntut agar kapal selalu beroperasi tepat pada waktunya.

    Untuk menjamin perawatan mesin induk diperlukan dukungan

    manajemen penanganan suku cadang yang baik, khususnya

    tersedianya suku cadang yang memadai. Karena dengan sistem

    administrasi dan pencatatan suku cadang yang baik dan teratur,

    akan membuat perawatan menjadi lancar sehingga

    pengoperasian kapal tidak terganggu.

  • 6

    2. Fakta Kondisi

    Pada waktu kapal berlayar dari Johor menuju Gemusut kakap

    Oil Field Labuan (Malaysia) tepatnya tanggal 05 November 2013,

    motor induk mengalami kenaikan suhu gas buang dari normalnya

    3500C menjadi 4500C di monitor terus suhunya cenderung naik

    dari silinder No. 3 hingga No.5 dan menimbulkan asap hitam yang

    sangat tebal. Setelah kapal sampai di lokasi Gumusut Kakap Oil

    Field, penulis memeriksa tekanan injektor motor induk kanan

    silinder No. 1 sampai dengan No. 6 ternyata kondisi injektor atau

    pengabut tidak sempurna dan dipasang kembali, karena kapal

    tidak memiliki suku cadangnya padahal untuk mengajukan

    permintaan membutuhkan waktu yang lama.

    Permintaan suku cadang biasanya dilakukan tiga bulan sekali,

    dan untuk injektor agak sulit didapatkan karena harus pesan

    langsung dari Marker. Pernah dilakukan pemesanan lewat agen di

    Singapore tetapi malah terjadi kesalahan tipe injektor, ini tambah

    membuat lama pengadaan injektor karena harus dilakukan

    pemesanan kembali.

    Banyak kendala yang timbul dalam pelaksanaan perawatan-

    perawatan rutin yang biasa dilaksanakan terhadap mesin kapal

    yang berhubungan dengan suku cadang. Seperi yang terjadi yaitu

    kurang lengkapnya suku cadang yang ada di atas kapal. Pihak

    kapal telah berulang kali melakukan permintaan baik berkala

    maupun darat, pada keadaan darurat dimana suku cadang yang

    diminta tidak sesuai dengan jumlah yang diminta. Hal ini

    disebabkan karena kurangnya koordinasi yang baik antara pihak

    kapal dengan pihak dinas teknik darat, disamping itu juga terjadi

    ketidak sesuaian suku cadang baik ukuran maupun jenisnya. Hal

    ini dapat mengganggu pengoperasian kerja sama antara pihak

    kapal dengan pihak dinas teknik darat yang mempunyai prinsip

  • 7

    yang berbeda. Seperti yang terjadi pada saat kapal berlayar dari

    Johor menuju Gemusut kakap Oil Field Labuan (Malaysia) tanggal

    05 November 2013, yang mana pada saat itu terjadi kerusakan

    pada nozzle dan harus dilakukan penggantian, namun suku

    cadang untuk nozzle tersebut tidak tersedia di atas kapal.

    B. Permasalahan

    1. Identifikasi Masalah

    Untuk mencapai manajemen suku cadang yang baik guna

    menunjang kelancaran pengoperasian kapal AHT. EPIC WAJA,

    permasalahannya adalah:

    a. Tidak sempurnanya pelaksanaan Planned Maintenance System (PMS)

    Khususnya di Kapal AHT. EPIC WAJA kendala utama

    tidak berjalannya Planned Maintenance System (PMS) adalah

    faktor suku cadang, selain waktu yang sangat terbatas dalam

    melakukan perawatan pada waktu kapal dalan keadaan di

    sewa, dimana kapal harus selalu siap beroperasi. Dengan

    pengadaan suku cadang melalui prosedur yang panjang,

    karena untuk suku cadang mesin induk dipesan langsung dari

    Marker dengan membutuhkan waktu yang lama. Padahal

    sangatlah penting untuk pelaksanaan Planned Maintenance

    System (PMS) ini berjalan lancar dalam mencapai kondisi

    mesin yang diharapkan dan selalu siap beroperasi serta tidak

    sampai terganggu operasi penyewaan kapal. Karena kalau

    terganggu atau terlambat atau berhenti beroperasi, pihak

  • 8

    penyewa akan melakukan klaim, sehingga mengurangi

    pendapatan perusahaan.

    Ketelitian Anak Buah Kapal dalam melaksanakan proses

    perawatan sangat diperlukan. Anak Buah Kapal sering

    melakukan kecerobohan pada waktu melaksanakan

    perawatan dan perbaikan terutama dalam penggunaan suku

    cadang.

    Suku cadang akan mengalami pemborosan apabila

    digunakan dengan cara kerja yang kurang teliti sehingga

    menyebabkan kerusakan suku cadang sebelum waktunya.

    Dalam perawatan untuk menjaga kondisi kapal. Pertama

    penyusunan pekerjaan dilakukan oleh suatu tim yang dipimpin

    Nakhoda, Mualim I, KKM dan Masinis II. Setiap pekerjaan

    yang akan dilakukan harus diseleksi sesuai jadwal perawatan,

    sebagian besar kerusakan yang terjadi di atas kapal biasanya

    diperbaiki oleh awak kapal. Karena itu catatan apa saja yang

    telah diperbaiki. Kapan dan jenis suku cadang apa yang

    dipakai, catatan pihak Nakhoda juga mengajukan permohonan

    Dock, dengan lampiran catatan jenis pekerjaan yang akan

    dilaksanakan pada waktu kapal di atas galangan harus

    tercatat dengan rapi.

    Permintaan dan pengiriman suku cadang bisanya

    dilakukan tiga bulan sekali, tetapi karena kesalahan dalam

    mengatur penggunaan, mengakibatkan suku cadang sering

    kali habis sebelum waktunya.

    b. Sistem administrasi dan penyimpanan suku cadang yang kurang baik

    Perawatan terhadap mesin kapal dapat dimonitor dengan

    sistem administrasi terutama dalam hal pengecekan

  • 9

    persediaan suku cadang. Apabila dalam perawatan tidak

    mempunyai sistem administrasi yang baik akan menyulitkan

    proses perawatan tersebut.

    Sistem adminstrasi yang tidak baik dapat mengganggu

    kelancaran proses perawatan di kapal seperti yang di alami

    oleh AHT. EPIC WAJA. Proses perawatan sedang

    berlangsung dan harus dilaksanakan serta membutuhkan

    salah satu suku cadang, ternyata suku cadang tidak

    ditemukan. Hal tersebut terjadi karena adanya

    ketidaksesuaian antara daftar suku cadang dengan suku

    cadang yang tersimpan di gudang, ditambah sistem

    penyimpanannya yang tidak teratur sesuai dengan jenis-jenis

    mesin.

    Penyimpanaan suku cadang untuk persediaan adalah

    merupakan sebagian aktifitas perawatan di atas kapal.

    Penghentian pekerjaan perawatan yang sedang berjalan

    dapat dicegah apabila perangkat suku cadang yang baik dan

    lengkap terdapat di atas kapal. Tersedianya suku cadang

    yang diperlukan memungkinkan kapal untuk mendapatkan

    suku cadang dengan segera dari persediaan yang ada di atas

    kapal.

    Akan terjadi kesulitan dikemudian hari apabila penerimaan

    dan penggunaan suku cadang tidak dicatat dengan benar dan

    teliti, serta kemudian tidak dilakukan penyimpanan di gudang

    dengan baik. Apabila terjadi penggantian awak kapal dengan

    waktu serah terima yang relatif singkat, akan tidak mungkin

    untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh sehingga

    akan membingungkan awak kapal baru apabila terjadi

    kerusakan dan mereka membutuhkan suku cadang dengan

    segera.

  • 10

    Dengan tidak teraturnya penyimpanan suku cadang, akan

    sukar bagi para Masinis yang baru naik untuk menentukan

    jumlah suku cadang yang sebenarnya yang ada di atas kapal

    yang sesuai dengan suku cadang yang ada dicatat divisi/

    bagian teknik di darat. Dalam kaitan ini dirasakan pentingnya

    data tentang suku cadang yang biasa memberikan informasi

    tentang lokasi, nomor seri, pembuat, dan jenis suku cadang

    yang sesuai dengan yang aslinya.

    c. Suku cadang tidak tersedia dengan lengkap

    Dengan perawatan berencana ingin mengendalikan atau

    memperlambat tingkat kemerosotan kinerja mesin yang

    biasanya dilaksanakan dengan penggunaan dan tersedianya

    suku cadang, dan kualitas keterampilan Anak Buah Kapal.

    Sebagian besar dari mengetahui bahwa hal ini kedengarannya

    lebih mudah daripada keadaan yang sebenarnya.

    Jumlah minimum suku cadang adalah jumlah yang

    seharusnya 1 (satu) set selalu ada dalam stok untuk menjaga hal-

    hal yang mungkin terjadi diluar dugaan atau dengan kata lain

    harus tersedia. Dalam Kondisi normal, persediaan suku cadang

    tidak boleh di bawah batas minimum.

    Batas pesanan adalah saat dimana suku cadang harus

    dipesan kembali untuk menghindari persediaan suku cadang

    di bawah batas minimum.

    Dengan berpedoman pada Biro Klasifikasi Indonesia,

    (1978) dalam bukunya yang berjudul Peraturan Klasifikasi dan

    konstruksi Kapal Laut, bab 17 tentang suku cadang telah

    ditetapkan suku cadang minimum yang harus dibawa oleh

    setiap kapal. Untuk itu suku cadang yang harus dibawa

    didasarkan atas tiga acuan, yaitu :

  • 11

    1) Ketentuan Biro Klasifikasi.

    2) Rekomendasi Pembuat Kapal/ Pabrik.

    3) Pengalaman Manajer Kapal1

    Salah satu cara untuk melaksanakan pengadaan

    persediaan suku cadang yaitu dengan cara memiliki kapal

    yang sama atau dengan jenis-jenis mesin yang sama dan

    persediaan dipusatkan pada suatu tempat, sehingga bila tidak

    lengkap akan cepat diketahui. Cara ini berlaku untuk misalnya

    torak, kepala silinder, turbo charger, dan lain lain.

    Perihal ketersediaan suku cadang merupakan masalah

    yang teramat penting di dalam menunjang pengoperasian

    permesinan kapal perlu menggunakan suatu sistem sebagai

    sarana untuk mengoperasikan semua pekerjaan yang

    berhubungan dengan suku cadang.

    d. Adanya kesalahan manajemen dan keterlambatan pengiriman suku cadang ke kapal

    Komunikasi adalah salah satu faktor yang sangat penting

    untuk menunjang keberhasilan sesuai dengan keadaan yang

    diharapkan. Mengingat penyediaan suku cadang adalah

    persoalan yang tidak dapat ditundatunda (terlebih pada

    keadaan mesin rusak), maka untuk penyediaan suku cadang

    perlu adanya komunikasi pimpinan kapal dengan pihakpihak

    yang ada di kantor pusat maupun cabang terutama

    memikirkan bagaimana suku cadang bisa cepat didapat dan

    dikirim ke kapal dengan biaya yang semurah mungkin, dengan

    tidak mengurangi kualitas suku cadang.

    1 Biro Klasifikasi Indonesia, (1978), Peraturan Klasifikasi dan konstruksi Kapal Laut, Jakarta, Kantor Pusat BKI

  • 12

    Kelancaran operasional kapal juga sangat tergantung

    pada komunikasi antara kapal, Kantor Cabang dan Kantor

    Pusat secara terencana dan berkesinambungan. Komunikasi

    sangat penting karena beberapa pihak dilibatkan dalam

    pembuatan keputusan.

    Pada kenyataannya sedikit sekali pemilik kapal

    menghitung kebutuhan yang diperlukan sesuai dengan

    standar perawatan kapal yang diharuskan. Disini sering terjadi

    kesalah pahaman antara pihak kapal dengan pemilik kapal,

    pihak perlengkapan dan unit pembelian barang, atau pihak

    Bagian Teknik di darat. Standar perawatan yang aktual

    sangat dipengaruhi oleh kualitas keterampilan Anak Buah

    Kapal. Sedangkan pihak awak kapal sudah merasa banyak

    memberikan laporan dan data dari kapal. Pengadaan suku

    cadang sebagai bagian perencanaan perawatan juga harus

    memperhitungkan biaya dan efektifitas waktu.

    Ditambah lagi dengan tidak berpengalamannya atau

    kurangnya pengetahuan dibidang teknik dari pihak

    perlengkapan dan pihak pembelian barang, dan kurangnya

    koordinasi dengan bagian teknik, sehingga sering terjadi

    kesalahan pembelian barang.

    Seharusnya hal hal seperti di atas tidak terjadi apabila

    ada saling pengertian dan kerja sama yang baik antara orang

    yang bekerja di darat (bagian teknik) dan dengan orang kapal,

    khususnya orang bagian mesin dalam pengadaan suku

    cadang.

    Oleh sebab itu seluruh Perwira Mesin yang berhubungan

    langsung dengan suku cadang, pihak pembelian dan bagian

    tehnik di darat harus sadar akan tanggung jawab yang

    diberikan kepada dirinya masing-masing, terutama dalam

    pengadaan dan pengawasan suku cadang tersebut.

  • 13

    e. Manajemen sumber daya manusia yang rendah dan sering terjadinya pergantian ABK

    Ketelitian Anak Buah Kapal dalam melaksanakan proses

    perawatan sangat diperlukan terutama bekerja menggunakan

    sistem perseorangan. Anak Buah Kapal sering melakukan

    kecerobohan-kecerobohan pada waktu melaksanakan

    perawatan terutama dalam penggunaan suku cadang.

    Suku cadang akan mengalami pemborosan apabila

    digunakan dengan cara kerja yang tidak teliti sehingga

    menyebabkan kerusakan suku cadang sebelum digunakan.

    Suku cadang yang ada di kamar mesin cukup banyak

    jumlahnya, untuk itu perlu adanya kerja sama yang baik dalam

    pengawasan dan pemeliharaan serta mendapatkan perhatian

    yang sangat serius dari Masinis Kapal.

    Perhatian yang diberikan berupa pengontrolan dan

    pengawasan dengan baik, mengingat biaya pengadaan suku

    cadang bukan biaya yang murah dan keberadaannya sangat

    penting bagi proses perawatan mesin.

    Pengawasan serta pengontrolan sangat tergantung oleh

    kualitas Sumber Daya Manusia yang ada di kapal. Perwira

    Mesin yang sesuai dengan tingkatannya dan bertanggung

    jawab terhadap mesinmesin yang menjadi tanggung jawab,

    Masinis II yang bertanggung jawab terhadap mesin induk,

    selain memelihara dan merawat kesiapan mesin induk, juga

    harus selalu mengadakan pemeriksaan akan suku cadang

    pengganti dari bagian bagian mesin induk.

    Apabila Masinis yang ada tidak berpengalaman atau tidak

    bertanggung jawab, maka akan berpengaruh dalam mengatur

    keberadaan suku cadang dan penyimpanannya.

  • 14

    Seringnya pergantian Awak Kapal juga mengganggu

    terlaksananya pengawasan dan pengontrolan suku cadang

    secara berkesinambungan oleh Awak Kapal. Karena antara

    Awak Kapal yang lama dan yang baru tidak cukup waktu

    untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh keberadaan

    suku cadang, karena singkatnya waktu yang diberikan dalam

    serah terima, apalagi biasanya Awak Kapal yang lama tidak

    memikirkan lagi tanggung jawab terhadap terlaksananya

    perawatan mesin.

    Untuk itu perlu adanya tingkat pengawasan dan

    pengontrolan suku cadang yang terencana berkesinambungan

    dengan baik, serta penataan yang tepat mengenai keberadaan

    suku cadang didalam kamar mesin oleh orang-orang yang

    berkualitas dan tidak selalu terjadi penggantian orang baru,

    yaitu apabila ada penggantian Awak Kapal baru dengan orang

    yang sudah pernah di kapal itu atau orang yang pernah di kapal

    lain dalam satu perusahaan.

    2. Permasalahan Utama

    Berdasarkan identifikasi masalah yang penulis uraikan di

    atas, di dapat dua pokok permasalahan yang dianggap paling

    penting yaitu :

    1. Sistem administrasi dan penyimpanan suku cadang yang kurang baik

    2. Adanya kesalahan manajemen dan keterlambatan pengiriman suku cadang ke kapal

  • 15

    BAB III PEMBAHASAN

    A. Landasan Teori

    Sebuah kapal jika menginginkan pengoperasian secara lancar,

    maka harus ditunjang dengan keterampilan yang memadai dari anak

    buah kapal dan tidak kalah pentingnya adalah kelayakan suku cadang

    yang dimiliki di atas kapal. Jika suku cadang di atas kapal tidak

    ditangani secara benar, maka hal tersebut akan mengganggu

    pengoperasian kapal, jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan dan tidak

    bisa diperbaiki melainkan harus melakukan penggantian suku cadang.

    Adapun berbagai hal yang dapat meningkatkan penanganan suku

    cadang demi menjaga kelancaran operasional kapal, antara lain :

    1. Perencanaan yang baik dalam pengaturan suku cadang

    2. Memperbaiki sistem administrasi suku cadang di kapal

    3. Sumber Daya Manusia yang terampil akan bisa diperoleh dengan

    proses penerimaan Awak Kapal dengan baik yaitu dengan

    menerapkan seleksi yang baik.

    4. Komputerisasi suku cadang yang berjalan dengan baik

    5. Perencanaan dan pengambilan keputusan pengadaan suku

    cadang harus lebih mengikut sertakan semua pihak terkait.

    6. Sumber Daya Manusia dan penempatan orang-orang pada tempat

    yang sesuai dengan kemampuannya.

    7. Komunikasi dan jalan panjang dalam pengadaan suku cadang

    harus dibuat lebih efektif dan efisien.

  • 16

    B. Analisis Penyebab Masalah

    1. Sistem administrasi dan penyimpanan suku cadang yang kurang baik

    Penyebabnya adalah :

    a. Sistem administrasi suku cadang di atas kapal kurang memadai

    Sistem Administrasi yang ada di kapal sangat sederhana

    dan masih banyak sekali hal-hal yang perlu ada catatan, tetapi

    tidak dilakukan. Ditambah beberapa buku daftar suku cadang

    yang hilang sehingga menyulitkan pengontrolan.

    Hal-hal lain dalam sistem administrasi di kapal yang

    kurang baik diantaranya adalah:

    1) Kurang optimalnya jalur informasi dari rangkaian prosedur

    perencanaan pengadaan suku cadang yang terintegrasi

    secara sistemik.

    2) Tidak adanya indeks daftar suku cadang misalnya dengan

    penomoran atau urut sesui huruf abjad, dan diletakkan

    pada pintu atau tempat yang mudah di baca.

    3) Pengelompokan jenis suku cadang yang kurang teratur,

    juga tidak adanya tanda misalnya penomoran pada

    masing-masing kotak suku1 cadang, dan kadang

    dicampurnya suku cadang dari beberapa mesin dalam

    satu kotak.

    4) Ruangan untuk suku cadang yang kurang memadai yang

    menyulitkan pencarian dan pengambilan suku cadang dan

    juga kurangnya ventilasi. Hal ini membuat awak kapal

    terkadang malas melakukan pengecekan dengan teliti.

  • 17

    b. Kualitas sumber daya manusia masih rendah

    Sumber Daya Manusia yang masih rendah kualitasnya

    dan seringnya penggantian Awak Kapal baru sehinggga

    belum dapat melaksanakan sistem administrasi suku cadang

    yang sudah ada dengan sempurna dan berkesinambungan.

    Pengawasan serta pengontrolan dalam pelaksanaan

    sistem administrasi pengadaan suku cadang sangat

    tergantung oleh kualitas sumber daya manusia yang ada di

    kapal. Perwira mesin yang sesuai dengan tingkatannya dan

    bertanggung jawab terhadap mesin induk. Selain memelihara

    dan merawat kesiapan mesin induk, Masinis juga harus selalu

    mengadakan pemeriksaan akan suku cadang pengganti dari

    bagian-bagian mesin induk. Apabila Masinis yang tidak

    berpengalaman atau tidak bertanggung jawab, maka akan

    berpengaruh dalam mengatur keberadaan suku cadang dan

    penyimpanannya.

    2. Adanya kesalahan manajemen dan keterlambatan pengiriman suku cadang ke kapal

    Penyebabnya adalah :

    a. Kurangnya koordinasi eksternal dalam permintaan suku

    cadang

    Permintaan suku cadang di Perusahaan Epic Industri

    biasanya dilaksanakan dalam tiga bulan sekali. Pihak-pihak

    yang berhubungan dengan pengadaan suku cadang ini yaitu

    pihak kapal, agen atau kantor cabang, bagian perlengkapan

    dan pembelian barang, butuh konsultasi bagian teknik. Untuk

  • 18

    suku cadang dengan harga yang mahal melebihi batas harga

    yang ditentukan memerlukan persetujuan dari Manajer Epic

    Industri, atau kalau lebih mahal lagi memerlukan persetujuan

    Direktur Utama atau melalui rapat terbatas, baru kemudian

    dilakukan pemesanan. Pemesanan barang biasanya dipesan

    dari tempat pembuat mesin yang jauh, baru dikirim lewat Agen

    atau Kantor Cabang sebelum ke kapal. Ini adalah Prosedur

    yang berlaku di perusahaan.

    b. Kurangnya koordinasi internal dalam permintaan suku cadang

    Dalam hal pengadaan suku cadang, sebelum melakukan

    permintaan akan suku cadang kepada pihak perusahaan,

    tentu harus diadakan pengambilan keputusan yang

    melibatkan pihak-pihak yang ada di atas kapal, agar

    pengadaan suku cadang di atas kapal tidak mengalami

    kekeliruan.

    Kurangnya mengikutsertakan semua pihak dalam

    pengambilan keputusan ketika melakukan pengadaan suku

    cadang kepada tingkatan yang lebih rendah, termasuk pihak

    yang ada di kapal dalam hal ini Nakhoda, KKM dan Chief

    Officer tentu akan menyebabkan pengadaan suku cadang

    menjadi kurang terlaksana dengan baik. Misalnya suku

    cadang yang dikirim tidak sesuai dengan yang dibutuhkan dan

    lain sebagainya.

  • 19

    C. Analisis Pemecahan Masalah

    1. Sistem Administrasi dan Penyimpanan Suku Cadang yang kurang baik

    Pemecahannya adalah :

    a. Perencanaan yang baik dalam pengaturan suku cadang

    Segala sesuatu akan berjalan dengan baik apabila

    direncanakan dengan baik, termasuk pengaturan suku

    cadang. Dalam hal suku cadang yang perlu direncanakan

    adalah bagaimana agar suku cadang selalu tersedia sewaktu-

    waktu dibutuhkan.

    Yang perlu diperhatikan dalam merencanakan kebutuhan

    suku cadang antara lain :

    1) Jumlah suku cadang dan jangka waktu berapa lama

    biasanya dibutuhkan untuk pemakaian, kemudian dalam

    jangka waktu berapa lama sebelumnya harus dilakukan

    permintaan.

    2) Perencanaan dalam hal pembukuan, catatan pemakaian

    dan penerimaan suku cadang yang benar dan harus

    mudah dalam hal pengontrolan, seperti dibutuhkan

    adanya penomoron, pengelompokan jenis suku cadang

    dan lain sebagainya.

    3) Dalam hal penyimpanan harus direncanakan agar mudah

    dalam hal pencarian seperti penataan yang rapi,

    dikelompokkan menurut jenis suku cadang, diberikan label

    dan penomoran pada kotak penyimpanan.

  • 20

    b. Perbaikan sistem administrasi suku cadang di kapal

    Sistem administrasi yang baik akan memudahkan

    pengontrolan dan mengurangi kesalahan yang akan terjadi,

    sehingga akan dapat memudahkan dalam pencarian dan

    dapat dengan mudah menemukan apabila terjadi kesalahan.

    Menurut Dr. Ir. Rachmat. K. Bachrun dalam buku

    Maintenance Manajemen, dikatakan bahwa pengontrolan

    suku cadang jauh lebih sulit dilaksanakan dibandingkan

    pengontrolan material.2

    Beberapa peralatan dasar untuk mengontrol adalah

    catatan yang baik dari peralatan seperti mesin perkakas, dan

    fasilitas serta historical record system dari reparasi perawatan

    yang dapat memperkirakan jenis dan jumlah suku cadang

    yang digunakan.

    Pembentukan divisi khusus untuk menentukan daftar suku

    cadang untuk kontrol pengadaan dan persediaan suku cadang

    sangat berguna. Personal bengkel dan pengawas perawatan

    bersama sama harus menganalisa apa dan berapa banyak

    suku cadang yang harus disimpan.

    Perihal suku cadang merupakan hal yang teramat penting

    dalam menunjang pengoperasian kapal sehingga untuk

    menata semua suku cadang di atas kapal perlu menggunakan

    suatu sistem sebagai sarana untuk mengoperasikan semua

    pekerjaan yang berhubungan dengan suku cadang. Suku

    cadang bekas pakai yang tidak rusak perlu disimpan untuk

    keperluan keadaan darurat. Mengontrol suku cadang perlu

    sistem yang terbaik.

    2 Bachrun, Rachmat K, (1993), Maintenance Manajemen, Jakarta, Loka Datamas Indah

  • 21

    Diantara sistem yang yang bisa dipakai menurut

    Goenawan Danuasmoro dalam bukunya Manajemen

    Perawatan adalah Sistem Menggunakan Berkas Map.3

    1) Sistem menggunakan berkas map

    Adapun bagian dari sistem ini adalah :

    a) Buku buku suku cadang dengan daftar lengkap.

    b) Indeks utama, indeks perlengkapan, keluar / masuk

    suku cadang yang dikirim ke darat, tambahan atau

    perbaikan dalam suku cadang.

    c) Label label untuk suku cadang.

    Daftar suku cadang dapat berupa laporan bulanan

    agar mengetahui keadaan persediaan atau jumlah dari

    masing-masing suku cadang yang akan sangat berguna

    apabila hendak menggunakan suku cadang dari bagian-

    bagian mesin yang rusak atau suku cadang dari bagian-

    bagian yang perlu diganti. Melalui daftar tersebut akan

    mempermudah pengambilan suku cadang, maka tempat

    dari suku cadang harus dicatat, karena mencatat letak

    suku cadang adalah sebagai bagian dari penataan dan

    perawatan.

    2) Pencatatan suku cadang

    Adapun caranya adalah sebagai berikut :

    a) Membuat susunan daftar nama mesin menurut abjad

    dan nomor kotaknya diletakkan dekat pintu masuk.

    b) Semua kotak suku cadang diberi nomor dan kuncinya

    diletakkan pada suatu tempat yang dibuat khusus

    dekat susunan daftar nama-nama mesin.

    3 Goenawan Danuasmoro, (2003), Manajemen Perawatan, Yayasan Bina Citra Samudra.

  • 22

    c) Setiap kotak suku cadang disusun pada raknya sesuai

    dengan pengelompokannya, misalnya pompa

    generator, ketel bantu, dan lain-lain.

    d) Setiap kotak suku cadang harus berisi daftar nama

    nama suku cadang, nomor suku cadang dan

    jumlahnya.

    e) Setiap pengambilan dan penambahan suku cadang

    harus dicatat pada daftar suku cadang yang ada

    didalam masing-masing kotak suku cadang.

    f) Ruangan suku cadang harus mempunyai peranginan

    yang cukup baik, lampu penerangan yang cukup

    terang dan selalu harus dalam keadaan teratur dan

    bersih.

    Dengan adanya penataan suku cadang yang teratur

    dan rapih, maka akan mempermudah dalam pengecekan

    setiap saat jumlah suku cadang yang ada. Selain itu

    penerapan sistem manajemen yang baik dalam

    pelaksanaan pengadaan suku cadang juga sangat

    diperlukan.

    Penjadwalan fasilitas akan berubah sesuai dengan

    tipe sistem perawatan. Beberapa sistem tersebut terdiri

    dari: buku-buku perawatan, kartu-kartu kerja serta papan

    perencanaan.

    Untuk setiap penyusunan kartu kerja dibedakan

    dengan beberapa warna untuk menunjukkan tipe

    pekerjaan, tanggung jawab prioritas pekerjaan yang harus

    dilakukan. Sistem ini disusun sebagai kalender, sehingga

    menghasilkan suatu fasilitas yang fleksibel. Untuk

    perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang,

    sistem ini dapat juga membuat pekerjaan mana yang perlu

    didahulukan karena terjadi keausan atau kerusakan yang

  • 23

    mendadak. Bagaimanapun juga pendapat yang baik,

    pengalaman, dan penekanan biaya, merupakan kunci

    pengontrolan yang baik.

    c. Memberikan pelatihan dan familiarisasi kepada ABK di atas

    kapal

    Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia di atas kapal

    merupakan permasalahan yang harus segera diatasi agar

    operasional kapal tidak terganggu. Untuk itu harus dilakukan

    pelatihan kepada seluruh ABK di atas kapal. Pelatihan kepada

    ABK dapat dilakukan di atas kapal maupun dengan cara

    mengirim ABK ke lembaga-lembaga pendidikan di darat agar

    ABK memiliki keterampilan yang memadai khususnya

    keterampilan dalam penanganan suku cadang yang baik di atas

    kapal.

    Selain memberikan pelatihan kepada ABK juga harus

    dilakukan familiarisasi khususnya kepada ABK baru agar ABK

    baru mengetahui bagian-bagian kapal khususnya untuk

    menangani sistem administrasi suku cadang agar administrasi

    suku cadang di atas kapal dapat tertata dengan rapi.

    2. Adanya kesalahan dan keterlambatan pengiriman suku cadang

    ke kapal Pemecahannya adalah :

    a. Meningkatkan koordinasi eksternal dalam pengadaan suku

    cadang

    Komunikasi yang tidak tepat dan salah, menyebabkan

    prestasi kerja yang buruk. Menurut Murti Sumarni dan John

    Soeprihanto dalam bukunya Pengantar Bisnis, Komunikasi

  • 24

    merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam

    perencanaan pengadaan suku cadang, mengingat faktor waktu

    dan anggaran yang besar maka perlu suatu komunikasi yang

    efektif baik berupa :

    1) Komunikasi kebawah (Downward Communication) yaitu

    komunikasi pimpinan kepada bawahan, berupa petunjuk.

    2) Komunikasi keatas (Upward Communication) yaitu

    komunikasi kepada atasan dari bawahan, berupa laporan

    keluhan atau saran.

    3) Komunikasi horizontal (Horizontal Communication) yaitu

    komunikai sesama awak.

    Dengan demikian setiap pihak harus dapat menempatkan

    posisinya masing-masing sesuai fungsinya dan birokrasi yang

    panjang dalam pengadaan suku cadang harus dapat di potong

    yaitu salah satunya dengan cara menerapkan sistem

    Manajemen Desentralisasi, terlebih lagi sistem ini cocok untuk

    kapal-kapal yang berada diluar jangkauan staf darat dalam

    waktu yang lama.

    b. Meningkatkan koordinasi internal dalam pengadaan suku cadang

    Keputusan dapat diambil tanpa melibatkan tingkatan yang

    lebih, sehingga waktu dapat dimanfaatkan dan lebih efisien,

    adanya pembagian tanggung jawab dan wewenang meskipun

    tetap tidak terlepas dari pengontrolan terpusat. Hal ini tanpa

    disadari merupakan training bagi pihak-pihak tersebut

    Nahkoda dan Kepala Kamar Mesin agar ikut membuat

    keputusan yang dianggap perlu agar operasi kapal efisien,

    misalnya mengatur transaksi, baik pembelian maupun

    penerimaan.

  • 25

    Goenawan Danuasmoro mengatakan dalam bukunya

    Manajemen Perawatan dalam sistem ini yaitu Sistem

    Desentralisasi mengikut sertakan Perwira di kapal dalam

    mengatur transaksi, baik pembelian maupun penerimaan

    barang, dan dokumen-dokumen melalui penggunaan file

    pesanan dan file pengontrolan suku cadang. Sistem ini cocok

    untuk kapal yang berada diluar jangkauan fasilitas staf darat

    untuk waktu yang lama.

    Jadi Perwira di kapal bisa langsung melakukan pembelian

    suku cadang, atau bisa langsung berhubungan dengan agen

    penjualan suku cadang dan melakukan transaksi sendiri. Disini

    sudah langsung memotong jalur birokrasi yang panjang yang

    dilalui dalam pengadaan suku cadang.

    Staf di darat hanya melakukan nasehat-nasehat dan

    petunjuk apa yang harus dilakukan pihak kapal dalam

    melaksanakan pengadaan suku cadang dan transaksinya,

    sementara Perwira di kapal menyampaikan laporan serta

    keluhan dan saran-saran kepada staf didarat.

  • 26

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari penjelasan pada BAB I sampai BAB IV, penulis menguraikan

    di dalam beberapa hal yang berkaitan dengan pengadaan suku

    cadang di atas kapal AHT. EPIC WAJA pada perusahaan Epic Industri

    maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

    1. Sistem administrasi dan penyimpanan suku cadang yang kurang

    baik disebabkan oleh kurang memadainya sistem administrasi dan

    pengaturan suku cadang di atas kapal sehingga menimbulkan

    kesulitan dalam pengontrolan suku cadang.

    2. Kualitas sumber daya manusia yang rendah akan berpengaruh

    terhadap pelaksanaan sistem administrasi pengadaan suku

    cadang di atas kapal.

    3. Adanya kesalahan manajemen dan keterlambatan pengiriman

    suku cadang ke kapal disebabkan karena kurangnya koordinasi

    eksternal dalam permintaan suku cadang.

    4. Kurangnya koordinasi internal dalam permintaan suku cadang

    disebabkan karena tidak diikutsertakannya semua pihak dalam

    pengambilan keputusan ketika melakukan pengadaan suku

    cadang sehingga suku cadang yang dikirim tidak sesuai dengan

    yang dibutuhkan.

  • 27

    B. Saran

    Dari kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan

    saran-saran sebagai berikut :

    1. Disarankan agar pihak kapal melakukan perencanaan yang baik

    dan perbaikan sistem administrasi suku cadang di atas kapal

    sehingga akan memudahkan pengontrolan serta suku cadang

    akan tersedia pada saat dibutuhkan.

    2. Sebaiknya dilakukan familiarisasi melalui pelatihan di lembaga-

    lembaga yang ada di darat sehingga ABK memiliki keterampilan

    khususnya dalam penanganan suku cadang yang baik di atas

    kapal.

    3. Disarankan agar semua pihak bekerja sama dalam meningkatkan

    koordinasi ekternal dalam pengadaan suku cadang melalui

    komunikasi yang baik dan penempatan posisi sesuai dengan

    fungsinya.

    4. Disarankan agar dilakukan peningkatan koordinasi internal dalam

    pengadaan suku cadang melalui pengikutsertaan semua pihak

    dalam pembuatan keputusan pengadaan suku cadang.

  • 28

    DAFTAR PUSTAKA Bachrun, Rachmat K, (1993), Maintenance Manajemen, Jakarta, Loka

    Datamas Indah .

    Biro Klasifikasi Indonesia, (1978), Peraturan Klasifikasi dan konstruksi Kapal Laut, Jakarta, Kantor Pusat BKI .

    Goenawan Danuasmoro, (2003), Manajemen Perawatan, Yayasan Bina Citra Samudra.

    Herjanto, Eddy. Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta, Grasindo .

    Soeharto, (1991), Manajemen Perawatan Mesin, Jakarta, Rineka Cipta.

    R. Moedjiman SH (2007), Pedoman Penulisan Makalah Profesi Kepelautan.

    Soeprihanto, John, & Sumarni, Murti, (1995), Pengantar Bisnis, Yogjakarta, Liberty.

    B. Permasalahan1. Identifikasi Masalaha. Tidak sempurnanya pelaksanaan Planned Maintenance System (PMS)b. Sistem administrasi dan penyimpanan suku cadang yang kurang baikc. Suku cadang tidak tersedia dengan lengkapd. Adanya kesalahan manajemen dan keterlambatan pengiriman suku cadang ke kapale. Manajemen sumber daya manusia yang rendah dan sering terjadinya pergantian ABKBAB III1. Sistem administrasi dan penyimpanan suku cadang yang kurang baikA. KesimpulanB. Saran

    DAFTAR PUSTAKA