010 teknika

32
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan bisnis jasa angkutan laut saat ini sangat ketat dan meningkat. Jasa angkutan laut tidak hanya merupakan sarana perdagangan saja tetapi juga sarana mobilitas masyarakat yaitu sebagai alat transportasi antar pulau. Sekarang ini makin banyak proyek minyak dan gas lepas pantai. Oleh karena itu diperlukan kapal- kapal pengangkut untuk mengirim alat-alat ataupun material yang di perlukan di lokasi proyek. Serta diperlukan juga kapal-kapal yang digunakan untuk perawatan platform itu sendiri. Seiring kemajuan teknologi dalam pengeboran minyak lepas pantai, maka kapal-kapal yang digunakan untuk mendukung proyek tersebut terus mengalami perubahan bentuk dan jenis serta teknologinya sesuai dengan muatan dan jenis kerja kapal tersebut seperti: Work boat, Crew boat, Crane barge, AHTS, Survey boat dan lain sebagainya. MV Zamil 405 merupakan kapal jenis Work boat Supply. Kapal jenis ini sangat penting untuk membantu proses maintenance di lokasi proyek pengeboran minyak, terutama diplatform. Karena itu Perusahaan pelayaran dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan dengan cara mengoperasikan kapal yang dimiliki dengan baik, aman serta efesien. Untuk menunjang hal tersebut diatas, maka perawatan adalah faktor penting dalam mempertahankan kehandalan fasilitas–fasilitas yang diperlukan masyarakat modern, disamping sumber daya manusia di atas kapal yang terampil dalam merawat dan menjaga optimalisasi performance kapal.

Upload: muzayin-akhmad

Post on 16-Dec-2015

178 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Pentingnya Perawatan Bahan Bakar Guna Menunjang Kelancaran Operasional Mesin Induk MV Zamil 405

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Persaingan bisnis jasa angkutan laut saat ini sangat ketat dan

    meningkat. Jasa angkutan laut tidak hanya merupakan sarana

    perdagangan saja tetapi juga sarana mobilitas masyarakat yaitu

    sebagai alat transportasi antar pulau. Sekarang ini makin banyak

    proyek minyak dan gas lepas pantai. Oleh karena itu diperlukan kapal-

    kapal pengangkut untuk mengirim alat-alat ataupun material yang di

    perlukan di lokasi proyek. Serta diperlukan juga kapal-kapal yang

    digunakan untuk perawatan platform itu sendiri. Seiring kemajuan

    teknologi dalam pengeboran minyak lepas pantai, maka kapal-kapal

    yang digunakan untuk mendukung proyek tersebut terus mengalami

    perubahan bentuk dan jenis serta teknologinya sesuai dengan muatan

    dan jenis kerja kapal tersebut seperti: Work boat, Crew boat, Crane

    barge, AHTS, Survey boat dan lain sebagainya. MV Zamil 405 merupakan kapal jenis Work boat Supply. Kapal jenis ini sangat

    penting untuk membantu proses maintenance di lokasi proyek

    pengeboran minyak, terutama diplatform. Karena itu Perusahaan

    pelayaran dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang

    memuaskan kepada pelanggan dengan cara mengoperasikan kapal

    yang dimiliki dengan baik, aman serta efesien. Untuk menunjang hal tersebut diatas, maka perawatan adalah

    faktor penting dalam mempertahankan kehandalan fasilitasfasilitas

    yang diperlukan masyarakat modern, disamping sumber daya manusia

    di atas kapal yang terampil dalam merawat dan menjaga optimalisasi

    performance kapal.

  • 2

    Salah satu unsur pokok yang menunjang kelancaran operasi kapal

    adalah kualitas bahan bakar yang sesuai dengan kebutuhan jenis

    mesin itu sendiri, sebagai sumber energi utama. Sumber energi utama

    adalah bahan bakar yang sesuai dengan kualitas yang telah ditetapkan

    oleh pabrik pembuat mesin. Dengan kualitas bahan bakar yang tidak

    memenuhi standar dapat mengakibatkan kinerja mesin induk kurang

    optimal dan dapat berakibat fatal sehingga mengganggu

    pengoperasian kapal. Dari pengalaman penulis selama bekerja di atas kapal MV Zamil

    405 sebagai kapal work boat milik perusahaan Zamil offshore PTE LTD

    Saudi Arabia yaitu pada saat kapal sedang dalam perjalanan dari

    Bandar mishab Anchorage menuju lokasi kerja di Mardjan Oil field,

    tepatnya pada tanggal 12 Juni 2013 tiba-tiba mesin sebelah kiri tidak

    bekerja secara normal, tidak lama kemudian mesin mati. Setelah dicek

    ternyata bahan bakar kotor. Kendala yang pernah dihadapi adalah

    masalah kualitas bahan bakar yang diterima tidak sesuai dengan

    permintaan yang dibutuhkan. Untuk itulah penulis membahas bahan

    bakar untuk mesin penggerak utama dalam makalah ini dengan judul

    Pentingnya Perawatan Bahan Bakar Guna Menunjang Kelancaran Operasional Mesin Induk MV Zamil 405.

    B. Tujuan dan Manfaat Penulisan

    1. Tujuan Penulisan

    a. Untuk lebih mengetahui dan mengerti bagaimana peningkatan

    perawatan bahan bakar untuk mesin induk dalam menunjang

    pengoperasian kapal.

  • 3

    b. Untuk dapat mengambil langkahlangkah lebih lanjut bila terjadi

    masalah di atas kapal yang berhubungan dengan penanganan

    kualitas bahan bakar.

    2. Manfaat Penulisan

    a. Sebagai referensi dan penambah pengetahuan bagi diri sendiri

    maupun berbagi pengalaman untuk kawankawan seprofesi. b. Memberi sumbangan langsung maupun tidak langsung bagi

    sesama rekan kerja di atas kapal. c. Sebagai pertimbangan dan pengalaman bagi perusahaan serta

    pembaca makalah ini.

    C. Ruang Lingkup

    Sesuai dengan judul yang penulis pilih maka dalam ruang lingkup

    bahasan ini penulis membatasi sesuai dengan permasalahan yang

    nantinya akan dibahas. Agar pembahasan tidak melebar dan biar

    terfokus maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan ini pada

    upaya yang dilakukan mulai dari penerimaan bahan bakar sampai

    pada perawatannya, agar dapat menunjang kelancaran pengoperasian

    kapal MV Zamil 405

    D. Metode Penyajian

    Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode

    pengumpulan data berdasarkan atas:

  • 4

    1. Studi Lapangan

    a. Pengalaman penulis selama bekerja di atas kapal dan observasi

    dengan melakukan pengamatan langsung tentang perawatan

    bahan bakar. b. Diskusi dengan para masinis di atas kapal MV Zamil 405.

    2. Studi Kepustakaan

    a. Buku buku tentang bahan bakar di perpustakaan BP3IP

    Jakarta. b. Manual Book Yanmar Engine Tipe 6 EY26 W di atas kapal MV

    Zamil 405 Buku buku tentang mesin diesel c. SOLAS 2009 (Consolidated Edition) d. Panduan Penulisan Makalah BP3IP

  • 5

    BAB II FAKTA DAN PERMASALAHAN

    A. Fakta Fakta 1. Obyek Penelitian

    Motor induk dirancang sedemikian rupa sehingga di

    harapkan mampu bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan

    fungsinya sebagai penggerak utama sebuah kapal.

    MV Zamil 405 adalah sebuah kapal yang beroperasi di

    daerah offshore untuk melayani pengeboran minyak lepas pantai

    (khususnya untuk perawatan platform) dimana harus dapat berlayar

    secara optimal terutama pergerakan kapal yang sangat tergantung

    dari baik tidaknya kinerja motor induk tersebut. Kapal MV Zamil 405

    motor induknya menggunakan bahan bakar Marine Gas Oil (MGO),

    jadi betapa pentingnya mempertahankan kualitas bahan bakar

    sehingga kinerja motor induk selalu optimal.

    Adapun yang menjadi obyek penelitian dalam makalah ini

    adalah sistim perawatan bahan bakar di kapal MV Zamil 405

    dengan data - data sebagai berikut:

    Vessel Name : MV Zamil 405 Main Engines : 2 units Yanmar 6 EY26 W

    Type : Work Boat Vessel

    Year built : 2012 RPM : @ 750 Bollard Pull : 141 Tons

  • 6

    ( Data kapal yang lengkap lihat lampiran 2 ) Pada umumnya mesin diesel menggunakan bahan bakar

    jenis MGO (Solar) dengan spesifikasi sebagai berikut :

    Berat jenis : 0,83 sampai 0,89 Kekentalan : Redwood 30 sampai 40 detik (pada 30oC)

    Distilasi : 90%: 350oC maximum Titik nyala : 60oC minimum

    Kadar abu : 0,03% maximum Kadar air : 0,1% maximum

    Kadar belerang : 5% maximum Titik mengalir : -10oC maximum Nilai kalor : 10000 kcal/kg minimum

    (Wiranto Arismunandar, Motor Diesel Putaran Tinggi, 2002: 155)

    2. Fakta Kondisi

    Berdasarkan pengalaman yang penulis alami selama bekerja

    di atas kapal, maka dapat disampaikan halhal sebagai berikut:

    a. Pada waktu menerima bahan bakar dimana biasanya

    menggunakan kapal bunker khusus, belum tentu kualitas

    bahan bakar sebenarnya sesuai dengan resi bunker. Sebab

    penulis pernah mengalami kecurangan dari pihak bunker

    yang mana jumlah bahan bakar yang diterima kapal selalu

    kurang. Penulis juga pernah mengalami pada tanggal 12

    Juni 2013 kapal akan berangkat ke Mardjan Oil Field Saudi

    Arabia karena tidak ada waktu untuk bunker di Mardjan Oil

    Field maka Perusahaan memberi perintah kepada kapten

  • 7

    untuk mengambil bunker di Bandar Mishab Anchorage,

    setelah di tunggu dari jam 04.30 kapal bunkernya belum

    datang, baru jam 09.30 pagi hari kapal bunker baru datang,

    dan kapten menghubungi pihak perusahaan dan perusahaan

    memberi perintah langsung bunker karena kapal sudah

    diperintahkan berlayar oleh pencarter, ahkirnya bunker tidak

    melalui prosedur yang sebenarnya dikarenakan waktu yang

    sudah sempit, yang mana pada awal minyak dipompakan ke

    atas kapal bersih namun pada saat sekitar 90% pemompaan

    minyak, kran pengisian botol sampel sudah ditutup oleh

    pihak kapal bunker. Tindakan ini menimbulkan kecurigaan

    dan beberapa saat penulis membuka kembali kran pengisian

    botol sampel tersebut, ternyata minyak yang di pompakan ke

    kapal sudah berubah warna menjadi keruh. Dari pengalaman di atas memberikan masukan bahwa

    tidak terjaminnya kualitas bahan bakar karena pada saat

    menerima bunker tidak melalui prosedur yang benar, dimana

    pihak kapal tidak bisa mendeteksi dengan cepat kualitas dari

    bahan bakar yang diterima karena keterbatasan sarana,

    yang mana hanya pendeteksian air saja yang biasanya

    dapat dilakukan pihak kapal, sedangkan kotorankotoran

    yang lainnya tidak, Serta kurangnya pengawasan saat

    menerima bunker, hal ini dapat memberikan peluang bagi

    pihak bunker untuk melakukan kecurangan-kecurangan

    dengan memompakan bahan bakar yang kualitasnya kurang

    bersih.

    b. Sore hari tanggal 12 Juni 2013, kapal berlayar dari Bandar

    Mishab anchorage menuju Mardjan Oil Field Saudi Arabia

    untuk maintenance di Platform Mardjan M 911/912, Ketika

  • 8

    diadakan pengambilan temperatur pada masing-masing

    cylinder ternyata temperatur gas buang dari cylinder No.4

    mencapai suhu maximum (400oC), dimana suhu normal

    hanya 350 oC, Lalu terdengar pula bunyi ketukan yang

    keras, gas buang juga terlihat berwarna hitam disusul

    dengan menurunnya putaran tenaga mesin. Kemudian

    kejadian ini dilaporkan oleh masinis II kepada K.K.M(Penulis)

    untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan masinis II

    mengurangi kecepatan putaran mesin serta mengurangi atau

    mengatur pemasukan bahan bakar pada pompa bahan

    bakar tekanan tinggi agar tekanan bahan bakar kepengabut

    berkurang. Namun cara ini hanya dapat bertahan sebentar,

    gas buang pada cylinder No.4 kembali mencapai suhu

    maximum (400oC).

    Lalu melihat semua ini K.K.M melaporkan kepada

    Nakhoda untuk mengadakan perbaikan dan melaporkan

    kepada perwira jaga yang ada di anjungan untuk

    menghentikan kapal guna memperbaiki kerusakan itu.

    Setelah kapal berhenti secepat mungkin langkah-langkah

    perbaikan dilakukan. Pengabut dari cylinder No.4 dicabut

    dan diganti dengan pengabut (Injector yang baru) yang telah

    disiapkan sebelumnya. Setelah diadakan pengawasan,

    penelitian dan perbaikan dirasakan telah cukup, kemudian

    diadakan pemasangan kembali. Setelah pemasangan

    selesai diadakan test mesin untuk mengetahui apakah mesin

    siap untuk beroperasi kembali. Setelah mesin kembali

    berjalan normal diadakan pengawasan dan penelitian

    sampai mesin benar-benar berjalan normal. Setelah kapal

    dipastikan sudah normal K.K.M melaporkan kepada pihak

    anjungan bahwa kapal siap beroperasi kembali. Pengabut

  • 9

    cylinder No.4 yang diganti diperiksa oleh K.K.M dan masinis

    II, ternyata pada cylinder pengabut No.4 ditemukan

    penyumbatan pada ujung nozzle yang disebabkan oleh

    kotoran arang karbon yaitu kotoran yang berasal dari bahan

    bakar dan kedudukan batang jarum macet dan berkarat.

    B. Permasalahan

    Berdasarkan faktafakta di atas maka penulis mengidentifikasikan

    masalahnya sebagai berikut :

    1. Bahan bakar yang diterima pada saat bunker kurang standar

    Penyebab bahan bakar yang diterima pada saat bunker

    memiliki kualitas yang kurang baik (tidak standar) dikarenakan

    ketidaktelitian pada waktu menerima bunker sehingga bahan bakar

    yang diterima tidak bersih. Bahan bakar yang mengandung air dan

    lumpur yang ada di tangki harian akan mengendap dalam tangki

    tersebut yang pada akhirnya dapat ikut dengan bahan bakar masuk

    keruang pembakaran, disamping banyak mengandung air dan

    lumpur juga mengandung bahan logam yang larut dalam cairan

    yang akan menimbulkan gangguan setelah bahan bakar terbakar.

    Kualitas bahan bakar biasanya dihubungkan dengan adanya

    air dan lumpur serta partikel lainnya yang terdapat pada bahan

    bakar yang menyebabkan pembakaran kurang sempurna, dan

    meninggalkan jelaga dan kerak yang dapat mempersempit ruang

    pembakaran, serta penyumbatan pada sistem aliran bahan bakar.

    Setiap penerimaan bahan bakar untuk mesin semestinya

    melalui prosedur yang benar, masinis harus mengetahui

  • 10

    karakteristik dari bahan bakar yang akan kita terima, tetapi

    kenyataan diatas kapal banyak masinis yang tidak memahami data

    karakteristik Marine Gas Oil yang akan diterima. Sebagai contoh

    data karakteristik Marine Gas Oil yang tertera pada bunker delivery

    note saat penerimaan bahan bakar. Masih banyak masinis yang

    tidak memahami dan mengabaikan, begitu juga prosedur

    penerimaan bunker sering terabaikan.

    2. Kurang optimalnya perawatan kualitas bahan bakar

    Kondisi mesin induk tibatiba mati dan sulit dihidupkan

    kembali di sebabkan oleh kualitas bahan bakar yang kurang bersih

    yang mangandung air dan kotoran. Hal ini terjadi karena kurangnya

    pengawasan dan koordinasi masinis pada perawatan bahan bakar

    dan perawatan pada system aliran bahan bakar yang tidak sesuai

    dengan PMS, serta tidak menggunakan chemical fuel oil treatment

    dalam melakukan perawatan bahan bakar untuk menunjang

    perawatan bahan bakar.

    3. Pengambilan Sample Bahan Bakar tidak benar

    Sebelum bahan bakar di supply ke atas kapal biasanya

    pihak bunker mengirimkan data ke atas kapal kemudian baru di

    tindak lanjuti, disinilah terjadi suatu kesalahan kurangnya

    kontrol sehingga dapat terjadi sample yang mereka ambil bukan

    dari bahan bakar yang akan disupply tetapi dari bahan bakar

    yang lebih baik.

    4. Tangki Penyimpanan Bahan Bakar Tidak Terawat

    Kurang terawatnya tangki penyimpanan bahan bakar dapat

    mengganggu supply bahan bakar ke mesin induk. Oleh karena itu

  • 11

    perlu adanya perawatan terencana dan regular karena dengan

    tangki penyimpanan yang kotor dan tersumbat otomatis kelancaran

    konsumsi bahan bakar juga mengalami kelambatan.

    Seorang masinis harus selalu mengecek dan melakukan

    perawatan terus menerus menyangkut kebersihan tangki

    penyimpanan baik yang masuk ke dalam tangki harian maupun

    saringan yang keluar tangki harian. Oleh karena itu perawatan

    bahan bakar sebelum dikonsumsi di mesin induk perlu dilakukan

    untuk menghindari kerusakan kerusakan yang disebabkan oleh

    bahan bakar kotor.

    Dibeberapa kapal sebelum menerima bahan bakar baru

    ditangki dasar dimasukkan chemical (Fuel Oil Treatment) sesuai

    takaran perbandingan yang diinginkan, hal ini dilakukan untuk

    memisahkan kotoran dari bahan bakar bisa juga untuk mencegah

    terjadinya korosi pada tangki bahan bakar.

    Tidak kalah pentingnya bila dilakukan pembersihan dari tangki-

    tangki bahan bakar secara berkala, hal ini sangat baik dilakukan

    dalam rangka merawat tangki agar kotoran yang ada dalam tangki

    tidak menumpuk dan bertambah banyak. Bila hal ini dibiarkan

    terjadi dalam jangka waktu yang lama maka dapat dipastikan

    kotoran yang ada dalam tangki endap akan ikut terhisap dan yang

    membahayakan bila kotoran yang ada dalam bahan bakar tersebut

    tidak bisa seluruhnya dapat dipisahkan oleh purifier, maka kotoran

    yang tidak tersaring akan masuk kedalam tangki harian. Seperti

    yang kita ketahui tangki harian ini yang mensupply langsung

    pemakaian bahan bakar mesin induk atau generator dikapal, maka

    dapat dibayangkan bahayanya bila kotoran-kotoran itu telah sampai

    ke tangki harian kapal. Kotoran yang ada dalam tangki harian bila

    terlalu banyak dapat terhisap dan masuk kedalam mesin induk atau

    motor bantu maka sudah dapat dipastikan akan terjadi gangguan-

  • 12

    gangguan seperti kerusakan pada sistem pengabut bahan bakar,

    kerusakan pada pompa bahan bakar tekanan tinggi.

    Jelas sudah bahwa perawatan atas tangki-tangki penyimpanan

    bahan bakar sangat perlu dilakukan demi kelancaran operasional

    kapal.

    5. Masinis Kurang Bertanggung Jawab pada tugasnya Disini faktor manusia juga sangat menentukan baik

    buruknya penerimaan bahan bakar. Sebelum penerimaan bahan

    bakar seharusnya masinis II atau masinis yang bertugas

    menerima bunker harus melakukan pengecekan air dulu dengan

    menggunakan (Water Finding Paste) pada tangki bahan bakar

    yang akan mensupply minyak kekapal kita. Namun seringkali

    masinis lalai dan kurang bertanggung jawab dalam

    melaksanakan tugasnya sehingga faktor manusia merupakan

    salah satu penyebab dari masalah yang tertera di atas. Untuk

    itu perlu kiranya ditingkatkan juga rasa tanggung jawab dan

    kedisiplinan kepada masinis-masinis, peran dari KKM juga

    sangat penting didalam melakukan pengawasan kepada masinis

    yang sedang bertugas guna memastikan semua sudah

    menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan

    baik dan benar,

  • 13

    BAB III PEMBAHASAN

    A. Landasan Teori

    Bahan bakar merupakan salah satu kebutuhan yang penting

    dalam menunjang kelancaran pengoperasian kapal. Oleh karena itu

    menurut SOLAS Consolidated Edition 2009 Chapter II Part B

    Prevention of fire and explosion 2.1.

    Limitation in the use of oil as :

    1. Except as otherwise permitted by this paragraph, no oil fuel with a

    flash point of les than 60C shall be use.

    2. In emergency generator, oil fuel with a flash point of not less than

    43 C may be used. (SOLAS 2009). Jadi syarat bahan bakar yang

    boleh di simpan di kapal flash pointnya (titik nyalanya) tidak boleh

    kurang dari 60C .1

    Bahan bakar sebelum masuk ketangki harian ( Daily Service

    Tank ) mengalami beberapa proses :

    1. Bahan bakar masuk dari kapal bunker disimpan dalam tangki

    penyimpanan ( Storage Tank ) atau Double Bottom.

    2. Dari double bottom dipindahkan melalui pompa transfer ke tangki

    settling, Sesekali tangki ini dicerat untuk membuang endapan air

    dan Lumpur.

    3. Melalui Pompa Separator (feed Pump) yang dilengkapi saringan

    isap, bahan bakar dibersihkan lagi dengan pesawat Separator

    1 SOLAS CONSOLIDATED EDITION 2009. Chapter II Part B, Prevention of fire and explosion 2.1

  • 14

    (Purifier) MFO jenis MITSUBISHI KAKOKI SJ30F, baru diteruskan ketangki harian (Daily Service Tank)

    Dengan kondisi seperti di atas diharapkan bahan bakar yang

    akan dipurifikasi (dibersihkan) sudah cukup baik, namun pada

    kenyataannya purifier sering mengalami gangguan. Sebagai contoh

    pernah terjadi di MV Zamil 405 tempat penulis bekerja, setelah

    diselidiki apa penyebab terjadinya over flow tersebut ternyata

    diketemukan bowl purifier kotor dengan keadaan bowl yang kotor

    maka putaran dari FO purifier jadi tidak maksimal kemudian

    menyebabkan terjadinya over flow.

    Memburuknya kualitas bahan bakar minyak karena banyak

    mengandung berbagai unsur yang tidak bisa terbakar habis atau sukar

    menyala sehingga membentuk bagian yang mengganggu proses

    pembakaran. Sering terdapat sisa pembakaran yang membahayakan

    atau merusak bagian penting pompa bahan bakar tekanan tinggi atau

    melukai lapisan silinder motor. Unsur yang paling menonjol pada

    Marine Gas Oil yaitu belerang, vanadium atau bahan kimia lainnya

    yang umum terkandung pada MGO. Bisa juga tercemar oleh bahan

    yang terdapat dalam bejana penyulingan atau tangki penyimpanan.

    Menjaga mutu bahan bakar di mulai sejak di terima dari bunker,

    dimana sebelum mengisi bahan bakar sebaiknya memasukkan Fuel

    Oil Treatment yang berupa chemical kedalam tangki penyimpanan

    sesuai takaran perbandingan yang diinginkan. Pada umumnya

    peralatan perawatan bahan bakar yang banyak dipasang di atas kapal

    adalah jenis separator sentrifugal. Dalam penggunaan yang luas

    terutama untuk memisahkan campuran cairan yang berbeda jenisnya.

    Umumnya dilakukan melalui pemurnian purifier yang putarannya

    sekitar 1400 1700 per menit. Air dan campuran lain yang memiliki

    masa jenis lebih besar dari pada minyak akan terpisah sehingga

  • 15

    minyaknya bebas dari campuran benda kasar yang sangat berbahaya

    bagi motor diesel. Selain bahan bakar yang membahayakan motor

    diesel, bahan bakar minyak itu masih mengandung bahan halus

    berupa logam yang larut dalam cairan yang akan menimbulkan

    gangguan setelah bahan bakar terbakar dan meninggalkan debu,

    jelaga atau bahan abrasive yang membahayakan.

    B. Analisis Penyebab Masalah 1. Bahan bakar yang diterima pada saat bunker kurang standar,

    penyebabnya adalah : a. Kurangnya ketelitian dan tidak melalui prosedur yang

    benar saat menerima bunker

    Saat menerima bunker masinis sering mengabaikan

    chek list yang ada dan tidak memeriksa kondisi minyak yang

    ada di kapal bunker, serta tidak mengecek asal minyak

    tersebut. Karena tiap-tiap terminal akan memberikan sertifikat

    kepada kapal setelah memuat. Dan sample point pun harus

    betul-betul diperhatikan minyak yang masuk serta dijaga

    jangan sampai terjadi kecurangan, seperti menukar sample

    point tersebut dengan yang lain dimana di dalamnya sudah

    terisi minyak yang bagus atau minyak yang berkualitas,

    sehingga setelah selesai menerima bunker tanpa diketahui

    sudah terjadi perbedaan. Meskipun telah dilakukan

    pemeriksaan secara teliti tetapi ditemukan juga kualitas bahan

    bakar yang kurang memadai atau kotor, pada saat yang

    demikian ini masinis yang bertugas segera melakukan

  • 16

    koordinasi untuk menyetop operasi bunker. Kemudian kepala

    kamar mesin membuat surat protes ( Lihat lampiran 5 ) agar

    dapat dipertanggung jawabkan kepada perusahaan dan untuk

    urusan administrasi.

    b. Minimnya pengetahuan masinis mengenai bahan bakar MGO

    Sebelum menerima bunker masinis/KKM harus

    memeriksa sertifikasi bahan bakar yang akan ditunjukan oleh

    pihak bunker. Akan tetapi biasanya para masinis

    mengabaikan sertifikasi bahan bakar yang ditunjukkan oleh

    pihak bunker karena kurang paham prosedur bunker.Seperti

    contoh karakteristik MGO yang tertera pada bunker delivery

    note yaitu viscosity, water content, flash point serta sulphur

    content, ( seperti pada Bab II hal.6, Spesifikasi bahan bakar

    MGO) , sehingga memberi peluang kepada pihak bunker

    untuk melakukan kecurangan yang mengakibatkan bahan

    bakar yang diterima dikapal kualitasnya tidak standar.

    2. Kurang optimalnya perawatan kualitas bahan bakar,

    penyebabnya adalah :

    a. Pengawasan masinis terhadap perawatan sistem bahan bakar tidak optimal

    Para masinis tidak melakukan penanganan yang baik

    dan terpadu terhadap perawatan bahan bakar sesuai dengan

    PMS dan tidak terkoordinasinya para personil sehingga

    perawatan bahan bakar sering terabaikan. Tidak

  • 17

    terkoordinasinya para masinis di atas kapal pelaksanaan

    perawatan pada system bahan bakar mulai dari tangki dasar

    ganda, tangki harian dan saringan bahan bakar dapat

    terabaikan. Kurang terawatnya tangki penyimpanan bahan

    bakar dapat menggangu supply bahan bakar ke mesin induk,

    karena dengan tangki penyimpanan bahan bakar yang kotor

    otomatis kelancaran bahan bakar yang akan disupply ke

    mesin induk tidak maksimal. Akibat kotornya saringan bahan

    bakar akan menyebabkan aliran bahan bakar ke injection

    pump atau pompa bertekanan tinggi berkurang, sehingga

    volume bahan bakar yang ditekan masuk ke injektor untuk tiap

    silinder akan berkurang. Saringan bahan bakar yang tidak

    terawat dapat menyebabkan lolosnya partikelpartikel kasar

    yang akan menyebabkan terjadinya goresan pada dinding

    silinder, serta merusak nozzle dan pompa bahan bakar

    tekanan tinggi. Dalam melaksanakan pekerjaan ketelitian kerja

    sangat diutamakan, dan koordinasi yang baik.

    b. Perawatan bahan bakar tidak menggunakan fuel oil

    treatment

    Kotoran-kotoran dan air yang terdapat dalam bahan

    bakar akan sangat mempengaruhi kualitas dari bahan bakar

    itu sendiri bahkan sampai kinerja mesin induk. Ada berbagai

    macam kotoran yang mencemari, diantaranya berupa partikel-

    partikel padat dan juga cair. Terkadang didapati bahan bakar

    mengandung kadar air terlalu banyak dari prosentasenya

    sehingga mengakibatkan bekerjanya mesin induk tersendat-

    sendat. Misalnya dikarenakan ventilasi udara kurang

    perawatanya jadi air masuk ke tangki harian melalui ventilasi

  • 18

    tangki harian (lihat gambar 5). Mesin induk akan

    menghasilkan daya optimal bila proses pembakaran bahan

    bakar yang di injeksikan kedalam mesin dapat berlangsung

    sempurna. Persyaratan terjadinya pembakaran sempurna

    apabila : Pertama bahan bakar harus bersih bebas dari kotoran,

    kedua suhu bahan bakar tepat pada kekentalan tertentu,

    ketiga kecepatan keluar bahan bakar dari pengabut cukup

    tinggi sehingga dapat menembus udara sekelilingnya dan

    bersinggungan sebaik-baiknya dengan zat asam, keempat

    udara pembakaran mempunyai kecepatan demikian rupa

    dengan gerakan sehingga dapat bercampur dengan tiap tetes

    minyak.2 Proses yang sering terjadi dikapal adalah pencampuran

    antara bahan bakar dengan udara tidak homogen, hal ini

    terjadi karena adanya gangguan pada system pengabut

    bahan bakar. Dengan demikian maka bahan bakar harus

    dirawat sesuai dengan PMS dengan menggunakan chemical

    Fuel Oil Treatment ( FOT) kedalam tangki harian dan tangki

    dasar ganda dengan mengikuti petunjuk manual book di atas

    kapal untuk mencapai tujuan yang diiginkan.

    C. Analisis Pemecahan Masalah 1. Bahan bakar yang diterima pada saat bunker kurang standar disebabkan oleh :

    2 Motor Diesel, HR. Romzana, BP3IP hal.9

  • 19

    a. Kurangnya ketelitian dan tidak melalui prosedur yang benar saat menerima bunker, pemecahannya yaitu :

    1). Memperhatikan dan mengikuti prosedur bunker

    dengan benar

    Sebelum bahan bakar diterima, sebaiknya masinis

    yang bertugas harus memperhatikan dan mengikuti

    prosedur bunker yang benar sesuai dengan petunjuk

    yang telah dikeluarkan oleh perusahaan seperti dibawah

    ini:

    Prosedur Bunker:

    a) Kepala kamar mesin menginformasikan kepada

    nahkoda untuk permintaan bahan bakar, jenis

    bahan bakar, jumlah yang akan diminta dan sisa

    bahan bakar dikapal dan nahkoda kirim

    keperusahaan. b) Perusahaan akan memberikan balasan kepada kapal

    mengenai bunker yang akan diterima, tanggal, tempat

    dan jumlahnya. c) Nahkoda akan memberitahukan kepada kepala kamar

    mesin dan semua perwira mesin bahwa akan ada

    bunker, dapat ditulis juga dipapan informasi. d) Setelah Kapal Bunker datang untuk menyupply bahan

    bakar maka Safety checklist di isi sesuai dengan

    prosedur, selanjutnya :

  • 20

    1) Mengisi bunker checklist, dan bunker plan(lihat

    lampiran 3 dan 7) dan ditanda tangani oleh

    KKM. 2) Persiapkan bunker equipment dan siapkan

    peralatan pencegahan polusi untuk

    menghindari tumpahan minyak ke laut jika

    terjadi tumpahan minyak diatas deck kapal

    serta radio VHF ( Very High Frequency ) untuk

    komunikasi ke kapal penyuply dan komunikasi

    di atas kapal. 3) Pengecekan / sounding / kalibrasi jumlah

    bahan bakar terhadap kapal yang memberikan

    bunker yang dilakukan oleh masinis yang

    bertugas beserta surveyor yang telah ditunjuk

    perusahaan. 4) Pengecekan jenis dan suhu bahan bakar yang

    akan diterima.selang bunker harus diperhatikan

    dan di check ulang untuk memastikan bahwa

    ikatannya sudah kuat. 5) Periksa perlengkapan sample bahan bakar dan

    pastikan bahwa botol sample kosong dan

    bersih. 6) Lakukan penyegelan terhadap botol sample

    dan catat nomor seal. 7) Buka kran utama pada bunker line dan kran

    pengisian terhadap tangki-tangki yang akan di

    isi, Jika sudah siap minta kepada pemasok

    untuk memulai pemompaan secara perlahan-

    lahan.

  • 21

    8) Lakukan kembali pengecekan terhadap bunker

    conection dan bunker line untuk mengecek

    kebocoran. 9) Pastikan sample botol terisi secara terus

    menerus sampai bunker selesai. 10) Setelah pemompaan selesai lakukan

    penyondingan dan kalibrasi bahan bakar dari

    setiap tangki yang di isi, jika jumlah bahan

    bakar sesuai dengan permintaan maka bunker

    selesai. 11) Mintalah bukti penerimaan bunker dari pihak

    pemasok yang ditanda tangani oleh pihak-

    pihak yang terkait. 12) Tutup kembali kran-kran yang dibuka saat

    menerima Bunker. 13) Botol sample di kirim ke laboratorium untuk di

    analisis, dan botol lainnya disimpan pada

    tempat yang sudah ditentukan sebagai bukti

    jenis minyak yang diterima 14) Catat dalam Oil Record book, tanggal tempat

    an banyaknya minyak yang diterima dan

    identitas tangki yang di isi.

    2). Kualitas bahan bakar diperiksa sebelum, sementara dan sesudah bunker

    Penerimaan bahan bakar baik melalui tongkang

    maupun melalui kapal bunker harus mengikuti petunjuk

    seperti checklist sebelum bunker, sementara bunker dan

    setelah bunker selesai (lihat lampiran 3) yang disediakan

    oleh perusahaan dan memeriksa sertifikat bahan bakar

  • 22

    yang diberikan oleh perusahaan dari mana bahan bakar

    tersebut berasal, karena tiap-tiap terminal akan

    memberikan sertifikat kepada kapal pengangkut bahan

    bakar setelah pemuatan. Perusahaan tersebut

    diantaranya, Aramco, Shell, Bapco, Esso, Caltex dan

    lain - lain. Kegunaan dari sertifikat tersebut adalah

    sebagai jaminan bahwa bahan bakar yang dimuat dapat

    di pertanggung jawabkan kualitasnya. Dengan dasar

    sertifikat bahan bakar yang dikeluarkan oleh perusahaan

    penyuply dapat menjamin kualitas bahan bakar yang

    sesuai standar, diharapkan juga para masinis yang

    menangani penerimaan bahan bakar selalu melakukan

    pengecekan sertifikat dan sesering mungkin mengecek

    kondisi bahan bakar pada waktu penerimaan bunker

    sampai selesai penerimaan bunker dengan cara

    sounding menggunakan pasta air khusus untuk

    mengetahui apakah bahan bakar yang diterima

    terkontaminasi air atau tidak.

    b. Pengetahuan bahan bakar mutlak harus dimiliki oleh masinis

    Agar menghindari kesalahan dalam penerimaan

    bahan bakar, masinis diharuskan mengetahui dan memahami

    tentang karakteristik bahan bakar yang akan diterima.

    Karateristik umum yang perlu diketahui untuk menilai kualitas

    bahan bakar MGO yaitu:

  • 23

    1) Viscosity (kekentalan) pada 30C - 40C

    Semakin tinggi visckositas akan membuat bahan

    bakar teratomisasi menjadi tetesan yang lebih besar

    dengan momentum tinggi dan memiliki kecenderungan

    untuk bertumbukan dengan dinding silinder yang relative

    lebih dingin, hal ini menyebabkan pemadaman api dan

    peningkatan deposit dan emisi mesin. Sedangkan bahan

    bakar dengan viskositas lebih rendah memproduksi spray

    yang terlalu halus dan tidak dapat masuk lebih jauh

    kedalam silinder pembakaran, sehingga terbentuk daerah

    kaya bahan bakar yang menyebabkan pembentukan

    jelaga.

    2) Density (massa jenis) 0,88 kg/m3

    Karekteristik ini berkaitan dengan nilai kalor dan

    daya yang di hasilkan oleh mesin diesel persatuan volume

    bahan bakar. Berat jenis juga menunjukkan perbandingan

    berat persatuan volume yang mempunyai satuan kilogram

    per meter kubik (kg/m3).

    3) Water content (kadar air) 0,1 % Maksimum

    Jumlah kandungan air pada bahan bakar. Air yang

    tekandung dalam bahan bakar dapat menyebabkan korosi

    dan pertumbuhan mikro organisme yang dapat

    menyumbat aliran bahan bakar juga dapat merusak

    mesin.

  • 24

    4) Flash point (titik nyala) 60 C Minimum

    Biasa disebut dengan titik nyala adalah titik

    temperatur terendah dimana bahan bakar dapat terbakar.

    Hal ini berkaitan juga dengan keamanan dalam

    penyimpanan dan penanganan bahan bakar.

    5) Sulphur content (kadar belerang) 5% Maksimum

    Kandungan sulfur yang berlebihan dalam bahan

    bakar dapat menyebabkan terjadinya keausan pada

    bagianbagian tetentu pada mesin. Hal ini terjadi karena

    adanya partikelpartikel padat yang terbentuk ketika

    terjadi pembakaran.

    6) Korosifitas (kebersihan)

    Kebersihan bahan bakar berhubungan dengan

    residu karbon, sedimmen dan kandungan air yang dapat

    mengakibatkan pengotoran diruang bakar. Sifat korosifitas

    disebabkan oleh adanya uap air yang akan membentuk

    asam sulfat.3 Karateristik MGO yang diterima harus sesuai dengan

    batas minimum dan maksimum dari spesifikasi yang

    ditentukan, karena sifat bahan bakar MGO sangat

    berpengaruh dalam penggunaannya pada mesin induk,

    antara lain dapat menyebabkan kerusakan komponen

    mesin dan dapat menurunkan performance mesin induk

    dan disamping itu dapat mempengaruhi pencemeran

    terhadap lingkungan. 3 Wiranto Arismunandar Penerbit PT.Pradnya Paramita

  • 25

    Kedisiplinan masinis yang bertanggung jawab dalam

    melaksanakan dan mengawasi perawatan bahan bakar harus

    ditingkatkan agar kualitas bahan bakar dapat terjaga dengan

    baik sampai pada pemakaiannya. Dalam melaksanakan

    pekerjaan ketelitian kerja sangat diutamakan, sebagai Kepala

    kamar mesin (KKM) jangan sampai membiarkan suatu

    kesalahan yang telah diketahui tanpa melakukan suatu

    tindakan yang tegas, sebab bila tidak dilakukan tindakan atau

    membiarkan kekeliruan tersebut terjadi berlarut-larut tanpa

    adanya tindakan yang tegas, maka para masinis akan

    melakukan tindakan yang sama kembali. Tindakan yang

    diberikan berupa peringatan atau teguran yang bertujuan untuk

    melakukan pendidikan kearah peningkatan kedisiplinan dan

    melatih diri dalam meningkatkan ketelitian kerja.

    2. Kurang optimalnya perawatan kualitas bahan bakar

    pemecahannya adalah :

    a. Meningkatkan Pengawasan Perawatan Bahan Bakar Para Masinis

    Sebelum bahan bakar dikonsumsi oleh mesin induk,

    maka perlu dijaga dan dirawat agar selalu bersih bebas dari

    kotoran maupun air mulai dari tangki dasar sesuai dengan

    PMS yang perusahaan sediakan, sehingga didapatkan bahan

    bakar yang bermutu baik. Sedangkan yang terkait dengan

    penanganan bahan bakar pada dasarnya perlu dilakukan

    koordinasi antar personil di kamar mesin secara terpadu, oleh

    karena itu manajemen perawatan bahan bakar perlu

    ditingkatkan.

  • 26

    Untuk meningkatkan pengawasan mutu bahan bakar

    minyak paling tidak ada 3 macam program yang diperlukan

    dalam penanganan dilaksanakan dikapal :

    1) Mendapatkan analisa dari laboratorium tentang kadar

    unsur kandungan bahan bakar secara teratur. 2) Meminta saran kepada konsultan ahli. 3) Mengevaluasi ketiga hasil analisa tersebut di atas dan

    membuatkan laporannya.

    Pengetesan bahan bakar diatas kapal perlu dilakukan.

    Untuk itu sangat perlu juga meningkatkan manajemen

    perawatan bahan bakar bagi para masinis yang meliputi :

    1) Perawatan bahan bakar minyak

    a) Double bottom tank, service dan settling tank

    dibersihkan dimana sebelumnya harus dilakukan gas

    free. b) Penyaringan dan penceratan, hal ini dilakukan agar

    endapan dan kandungan air pada bahan bakar

    terbuang. c) Penambahan bahan kimia (FOT), penambahan ini

    berkaitan dengan nilai oktan bahan bakar agar

    pembakaran dapat berlangsung sempurna.4

    4 Menurut HR. Romzana, Mesin Penggerak Utama 2005 : 50

  • 27

    2) Perawatan dalam sistem bahan bakar

    a) Saringan / Filter

    Melaksanakan perawatan saringan sesuai

    dengan PMS dan setiap membersihkan saringan

    agar selalu mengosongkan rumahnya, supaya

    endapan air atau lumpur terbuang. Penempatan

    kembali saringan yang telah dibersihkan harus teliti

    dan kerapatannya dijaga jangan sampai ada

    kebocoran BBM yang tidak tersaring, bila perlu ganti

    saringan dengan yang baru. Para masinis jaga

    sesering mungkin melakukan penceratan pada filter

    water separator dan tangki harian bahan bakar agar

    air yang tertampung bisa terbuang sehingga tidak ikut

    dengan bahan bakar. Diatas kapal MV Zamil 405

    menggunakan Fuel Oil Filter Separator dengan tipe

    CPM-1243 LPM dengan filter element.

    b) FO Purifier

    Untuk menjaga FO purifier bekerja dengan

    normal, maka untuk mencegah kerusakan pada FO

    purifier perlu pengawasan dan perawatan berencana

    melalui pedoman-pedoman yang tersedia diatas kapal

    misalnya buku panduan (manual instruction book),

    atau mengacu pada rencana perawatan (PMS) yang

    sudah ada. Disamping itu dengan memperhatikan

    gejala-gejala ketidak normalan yang terjadi saat FO

    purifier dioperasikan, misalnya jika mulai timbul

  • 28

    getaran atau suara yang tidak wajar, maka hal ini

    harus cepat mendapat perhatian agar tidak terjadi

    kerusakan yang lebih parah. Masinis perlu melakukan,

    perbaikan atau penggantian suku cadang pada

    komponen-komponen yang rusak, agar FO purifier

    dapat berfungsi sesuai yang diinginkan.

    c) Tangki penyimpanan dan tangki harian bahan bakar.

    Kotornya tangki penyimpanan bahan bakar dapat

    menggangu kelancaran supply bahan bakar ke mesin

    induk, oleh karena itu perlu adanya perawatan

    terencana seperti memasukkan dalam daftar docking

    list untuk diadakan pencucian tangki saat kapal diatas

    dock.Para masinis jaga harus sesering mungkin

    melakukan penceratan tangki harian bahan bakar

    agar untuk meminimalkan kotoran dan air yang

    tercampur dengan bahan bakar dalam tangki harian.

    b. Perawatan bahan bakar menggunakan FOT

    Fuel Oil Treatment adalah jenis chemical yang berfungsi

    untuk memisahkan minyak dari kadar air dan kotoran serta

    mencegah terjadinya korosi pada tangki dan saluran pipa

    bahan bakar. Jadi sangat efektif apabila FOT digunakan untuk

    perawatan bahan bakar Sebaiknya juga meminta kepada Perusahaan untuk

    menyediakan chemical Fuel Oil Treatment di kapal misalnya

    MARICHEM 611, dimana sebelum menerima bahan bakar

    baru sebaiknya di tangki penyimpanan terlebih dahulu

    dimasukkan chemical Fuel Oil Treatment sesuai takaran

  • 29

    perbandingan yang diinginkan. Takaran perbandingan

    biasanya ditentukan oleh pabrik pembuat FOT.

    Tujuan pengisian chemical atau fuel oil treatment ini adalah :

    1) Meningkatkan pembakaran dan menjadikan pemakaian bahan bakar lebih irit secara keseluruhan.

    2) Memisahkan lumpur-lumpur, air dan kotoran lainnya yang

    tercampur pada bahan bakar. 3) Melindungi pipa - pipa saluran, tangki dan permukaan besi

    dari proses karat. 4) Membantu menjaga saringan, corong, pipa-pipa dan

    Injektor nozzle bebas dari lumpur dan pembentukan sisa

    sisa kotoran 5) Menjadikan penyimpanan bahan bakar dapat digunakan

    secara maksimum. (Menurut Instruction manual nalfleet marine chemical,Fuel Oil Dispersant 9-158).

  • 30

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari hasil analisa pada bab-bab terdahulu bahwa penerimaan

    bahan bakar kurang bersih mengakibatkan mesin induk bermasalah

    dan tidak lama kemudian mati dan sulit dihidupkan kembali, dimana

    hal ini membutuhkan perhatian dan perawatan yang khusus untuk

    menunjang pengoperasian mesin induk seperti:

    1. Bahan bakar yang diterima pada saat bunker kurang standar yang

    disebabkan oleh Kurangnya ketelitian masinis saat menerima

    bunker yang tidak melalui prosedur yang benar

    2. Minimnya pengetahuan masinis mengenai bahan bakar MGO,

    maka dari itu para masinis harus memperhatikan dan mengikuti

    prosedur bunker dengan benar

    3. Kurang optimalnya perawatan kualitas bahan bakar yang

    disebabkan oleh tidak optimalnya perawatan yang dilakukan oleh

    para masinis terhadap sistem bahan bakar

    4. Perawatan bahan bakar yang tidak menggunakan F O T (Fuel Oil

    Treatment).

    Berdasarkan pada permasalahan yang ada dan melakukan

    pemecahan masalah tersebut penulis menyimpulkan bahwa

    perawatan bahan bakar harus memerlukan perhatian yang lebih,

    agar kualitas bahan bakar tersebut tidak mengganggu kelancaran

    pengoperasian motor induk pada kapal MV Zamil 405.

  • 31

    B. Saran

    Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak

    lanjutnya penulis menyarankan sebagai berikut :

    1. Sebaiknya Masinis dan Chief Engineer memperhatikan prosedur

    pada saat bunker bahan bakar.

    2. Sebaiknya Para Masinis meningkatkan kedisiplinannya dalam

    pengawasan terhadap perawatan bahan bakar.

    3. Sebaiknya Para Masinis mempuyai pengetahuan yang lebih

    tentang spesifik bahan bakar MGO (Marine Gas Oil), serta

    meningkatkan perwatan bahan bakar secara berkala sesuai

    dengan PMS yang telah dijadwalkan dan menggunakan chemical

    fuel oil treatment.

    4. Sebaiknya Perusahaan membeli bahan bakar dengan kualitas

    yang baik dan standar, agar kualitas bahan bakar tersebut tidak

    mengganggu pengoperasian dan kinerja mesin induk, sehingga

    kelancaran operasional kapal dapat tercapai.

  • 32

    DAFTAR PUSTAKA

    ..BP3IP (2012). Panduan Penulisan Makalah, Penerbit BP3IP Jakarta

    ..Instruction Manual Nelfleet Marine Chemicals

    P. Van Maanen. (1997), Motor Diesel, jilid I, Penerbit PT. Pradnya

    Paramita

    Romzana.(2005). Motor Penggerak Utama.Penerbit Yayasan BP3IP

    ..SOLAS consolidated 2009.

    Wiranto Arismunandar, Koichi Tsuda (1983), Motor Diesel Putaran Tinggi, Jakarta,Penerbit PT. Pradnya Paramita