001 teknika

34
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kapal supply merupakan salah satu alat transportasi laut yang khusus diperlukan dan digunakan untuk melayani kerja Offshore Rig atau Offshore Platform pada instalasi pengeboran minyak dan gas lepas pantai. Dari sekian jenis muatan yang di angkut oleh kapal supply dalam pelayanan kerja ini terdapat muatan curah kering (Dry Bulk Cargo). Muatan curah kering ini terdiri dari Cement, Barite dan Bentonite. Adapun muatan curah kering yang diangkut oleh kapal supply peranannya sangatlah penting pada setiap instalasi pengeboran minyak lepas pantai, maka untuk itu diperlukan keahlian Masinis (Engineer) dalam melakukan perawatan-perawatan yang maksimal pada sistem penanganan muatan curah kering (Dry Bulk Cargo Handling System) demi kelancaran operasional. Salah satu perangkat pesawat di kapal supply yang tak kalah pentingnya dalam usaha untuk menunjang kelancaran pengoperasian instalasi pengeboran minyak dan gas lepas pantai adalah dry bulk cargo handling system. Oleh karena itu perangkat pesawat tersebut harus dijaga dan di rawat supaya dapat beroperasi dengan baik dan lancar, sehingga kita bisa mencegah seminim mungkin kendala-kendala yang mungkin akan timbul dan dapat mengakibatkan terjadinya hambatan pada operasional kapal sehingga kelancaran kerja di instalasi offshore dapat dipenuhi. Dengan terpeliharanya perawatan sistem instalasi semen curah kering di kapal, sudah pasti akan menjadi penentu jadi atau tidaknya suatu kapal supply dicharter oleh pihak pencharter untuk mentransfer Dry Bulk Cargo ke Rig yang secara langsung· telah membantu atas kelancaran pengoperasian pada instalasi pengeboran

Upload: muzayin-akhmad

Post on 06-Nov-2015

154 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Upaya Pencegahan Terjadinya Kondensasi Pada Dry Bulk Handling System Untuk Meningkatkan Kelancaran Bongkar Muat Semen Di MV. SEA CHEROKEE

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Kapal supply merupakan salah satu alat transportasi laut yang

    khusus diperlukan dan digunakan untuk melayani kerja Offshore Rig

    atau Offshore Platform pada instalasi pengeboran minyak dan gas

    lepas pantai. Dari sekian jenis muatan yang di angkut oleh kapal

    supply dalam pelayanan kerja ini terdapat muatan curah kering (Dry

    Bulk Cargo). Muatan curah kering ini terdiri dari Cement, Barite dan

    Bentonite. Adapun muatan curah kering yang diangkut oleh kapal

    supply peranannya sangatlah penting pada setiap instalasi

    pengeboran minyak lepas pantai, maka untuk itu diperlukan keahlian

    Masinis (Engineer) dalam melakukan perawatan-perawatan yang

    maksimal pada sistem penanganan muatan curah kering (Dry Bulk

    Cargo Handling System) demi kelancaran operasional. Salah satu

    perangkat pesawat di kapal supply yang tak kalah pentingnya dalam

    usaha untuk menunjang kelancaran pengoperasian instalasi

    pengeboran minyak dan gas lepas pantai adalah dry bulk cargo

    handling system. Oleh karena itu perangkat pesawat tersebut harus

    dijaga dan di rawat supaya dapat beroperasi dengan baik dan lancar,

    sehingga kita bisa mencegah seminim mungkin kendala-kendala yang

    mungkin akan timbul dan dapat mengakibatkan terjadinya hambatan

    pada operasional kapal sehingga kelancaran kerja di instalasi offshore

    dapat dipenuhi. Dengan terpeliharanya perawatan sistem instalasi

    semen curah kering di kapal, sudah pasti akan menjadi penentu jadi

    atau tidaknya suatu kapal supply dicharter oleh pihak pencharter

    untuk mentransfer Dry Bulk Cargo ke Rig yang secara langsung telah

    membantu atas kelancaran pengoperasian pada instalasi pengeboran

  • 2

    minyak lepas pantai dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal

    sehingga perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan

    memperoleh keuntungan atas pengopersian kapal supply tersebut,

    atas dasar inilah maka penulis tertarik memilih judul "UPAYA

    PENCEGAHAN TERJADINYA KONDENSASI PADA DRY BULK HANDLING SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN BONGKAR MUAT SEMEN Dl MV. SEA CHEROKEE".

    B. Tujuan dan Manfaat Penulisan

    1. Tujuan Penulisan

    a. Untuk mengetahui permasalahan utama sehubungan dengan

    terjadinya kondensasi pada Dry Bulk Cargo Handling System

    b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat

    menyebabkan terjadinya kondensasi pada saat bongkar

    muatan semen curah berlangsung

    c. Mencari solusi dan pemecahan masalah atas timbulnya

    gangguan-gangguan tersebut, sehingga dapat memperlancar

    bongkar muat semen curah kering di kapal.

    2. Manfaat Penulisan

    a. Manfaat bagi dunia Akademik

    Supaya dapat memberikan pengetahuan tambahan kepada

    rekan-rekan seprofesi terutama bagi yang belum pernah dan

    yang ingin bekerja di kapal Supply

    b. Manfaat bagi dunia Praktis

    Supaya dapat meningkatkan profesionalisme Masinis

    (Engineer) dalam memecahkan suatu masalah yang timbul

    pada operasional kerja kapal.

  • 3

    C. Ruang Lingkup

    Mengingat banyaknya masalah yang akan timbul dan dibahas

    dalam perawatan kompresor udara semen curah, maka penulis dalam

    ruang lingkup ini membatasi pembatasan masalah perawatan pada

    system penanganan semen curah diatas kapal MV. SEA CHEROKEE

    yang dioperasikan oleh Gulf Marine Far East Pte. Ltd. Singapore,

    periode bulan Juni 2013 Desember 2013 sebagai 2nd engineer.

    D. Metode Penyajian

    Dalam pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan hingga

    selesainya penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode-

    metode sebagai berikut :

    1. Metode Pengumpulan Data a. Studi Lapangan

    1) Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap

    sasaran masalah yang akan diteliti untuk memenuhi dan

    untuk mencari data-data, fakta dan informasi sewaktu

    penulis bekerja di atas kapal MV. SEA CHEROKEE.

    2) Berdiskusi dengan masinis di kapal dan sesama Pasis

    peserta program TPK ATT 1 di BP31P sekarang,

    khususnya mereka yang pernah bekerja di kapal supply.

    b. Studi Kepustakaan Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan

    dengan mengkaji berupa buku-buku, dokumen-dokumen serta

    karya tulis lainnya yang dianggap relevan dengan

    pembahasan ini. Hal ini dilakukan sebagai landasan teori dan

    kebijaksanaan untuk bahan kajian.

  • 4

    2. Metode Analisis Data Salah satu metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini

    adalah metode deskripsi yakni metode menganalisis data dengan

    melakukan pemaparan, mengindentifikasi data, menentukan

    landasan dan penjelasan masalah-masalah serta penyebab

    masalah dengan melakukan perbandingan kondisi yang ada di

    atas kapal MV. SEA CHEROKEE.

  • 5

    BAB II FAKTA DAN PERMASALAHAN

    A. Fakta

    1. Data Kapal MV. SEA CHEROKEE adalah salah satu kapal dengan jenis

    running cargo yang dimiliki oleh perusahaan Gulf Marine Far East

    Pte. Ltd. Dengan GRT 2943 ton dan 4 unit Main Engine MAK type

    M25, 6 Silinder, 750 rpm dengan didukung 4 unit Auxiliary Engine

    CATERPILLAR series C18, 550- KW. Kapal ini mempunyai ruang

    muat diatas Deck dan beberapa tangki di dalam badan kapal

    (Cargo Room), dimana sistem instalasi semen curah kering

    dimulai dari main deck terus ke ruang kargo (Dry Bulk Tank)

    dalam badan kapal sampai kembali ke main deck untuk

    disambungkan ke Offshore Rig pada pada instalasi pengeboran

    minyak dan gas lepas pantai. Dari beragam jenis product yang

    dimuat diatas kapal supply ini salah satu jenis product dalam

    tangki adalah muatan curah kering (Dry Bulk Cargo) yang terdiri

    dari cement, barite, dan bentonite. Pada ketiga jenis product curah

    kering tersebut, yang mempunyai berat jenis (specific gravity)

    paling tinggi yaitu barite 2,16, kemudian cement "G" 1,52 dan

    bentonite 0,96.

    2. Fakta Kondisi a. Sisa Muatan Curah Kering Sering Mengeras.

    Kondisi cuaca yang dingin dan kelembaban udara turut

    berpengaruh pada sifat product semen sehingga dapat

    mengakibatkan terjadinya pengerasan product. Hal ini terjadi

  • 6

    pada saat kapal MV. SEA CHEROKEE beroperasi di lokasi

    Offshore Resolute Jack-Up Rig, Ensco 107 Gasfield Vietnam,

    pada saat pembongkaran muatan tiba-tiba terhenti atau

    melambat karena didalam pipa-pipa terjadi penyumbatan oleh

    sisa semen yang mengeras. Akibat seringnya tejadi

    pengerasan semen pada akhirnya lama-kelamaan terjadi

    penyumbatan di sepanjang instalasi pipa discharge mulai dari

    instalasi pipa di dalam kapal, hingga sepanjang pipa discharge

    semen ke main deck. Dan sudah pasti masalah ini akan

    mengakibatkan kelambatan pemindahan product. Walaupun

    pada akhirnya pihak kapal berhasil memindahkan seluruh isi

    product dari dalam tangki, namun waktu yang dibutuhkan

    dalam kegiatan tersebut sudah melampaui batas waktu dari

    yang seharusnya.

    Selain itu keberhasilan dalam aktifitas pengeboran

    minyak dan gas dilepas pantai, tidak terlepas dari keterkaitan

    antara unsur-unsur barang yang harus tersedia secara

    lengkap oleh Material Base Port di pelabuhan, dan kapal

    supply sebagai alat angkut, serta Rig sebagai pengguna yang

    merupakan tujuan akhir dari semua aktifitas tersebut.

    b. Purging valve terlalu dekat dengan discharge valve

    Pada sebuah instalasi pipa udara dalam hal ini tangki

    semen pada kapal supply, telah dirancang dan dibuat

    sedemikian rupa dengan melalui perhitungan yang akurat dan

    dengan pengujian ketahanannya yang telah teruji dan terbukti,

    namun masih ada kesalahan dalam instalasi tersebut dimana

    penyambungan pipa purging pada sistem kurang tepat

    sehingga pada waktu pemompaan semen terjadi kondensasi

    pada sambungan pipa pengisian dengan pipa purging

  • 7

    sehingga tekanan dalam sistem naik dan bahan pada pipa

    terjadi keausan sehigga terjadi kebocoran pada instalasi pipa

    udara tekan tangki semen, dengan demikian instalasi harus

    dijaga agar dapat beroperasi dan berfungsi dengan yang baik

    dan dapat diandalkan selama mungkin, tentunya dengan

    adanya perawatan yang teratur, tanpa adanya gangguan

    ataupun kerusakan - kerusakan berarti yang dapat

    mempengaruhi kelancaran operasional kapal.

    B. Permasalahan

    1. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan pengalaman penulis selama bekerja di kapal MV Sea

    Cherokee mengalami permasalahan dalam pengoperasian

    pemompaan muatan curah kering (cement, barite dan bentonite)

    dari kapal ke atas Rig, antara lain :

    a. Timbulnya Kondensasi di Dalam Tangki dan Pipa Tekan pada lnstalasi Semen Curah

    Sebelumnya kita ketahui bahwa sistem muatan curah

    (Bulk Handling System) yaitu mulai dari kompresor, katup

    atau keran memuat muatan curah, ini adalah campuran

    antara bahan curah semen dengan tekanan udara yang

    disalurkan oleh fasilitas dari darat dan masuk kedalam tangki

    muatan kapal, lalu product curah tersebut tinggal dalam tangki

    sedangkan udara keluar lewat saluran peranginan dengan

    catatan bahwa penerimaan product dari darat dipastikan

    tekanan udara dalam keadaan kering atau tidak mengandung

    titik air selanjutnya untuk membongkar product, compressor

    kapal digunakan untuk memberikan tekanan kedalam tangki

    dan udara masuk kedalam dasar tangki muatan curah

  • 8

    tersebut, seperti kita ketahui keran buang atau keran tekan

    (discharge valve) dibuka maka dengan cepat product keluar

    melalui pipa penyalur, melalui selang penyalur dan masuk

    kepenerima dari sistem diatas, jika hal ini tidak bekerja

    dengan normal maka sistem instalasi semen akan terjadi

    kondensasi atau kandungan air yang tidak dapat terlihat

    karena berada diruang udara tekan, dibawah canvas slide. Hal

    ini dapat menimbulkan kebuntuan pada canvas. Bisa juga

    terdapat di pipa discharge yang paling dekat posisinya dengan

    tangki, karena keterbatasan waktu seringkali hal ini kurang

    diperhatikan.

    Sering kali pada saat pemompaan berlangsung katup-

    katup peneumatik (pneumatic valves) menutup sendiri, ini bisa

    disebabkan karena rusaknya seal ring pada katup tersebut

    atau juga terjadi karena faktor elektrik yang membuat proses

    pemompaan terhenti, sehingga memerlukan waktu untuk

    memperbaiki kerusakan tersebut, sesudah itu proses

    pemompaan dapat dilanjutkan kembali

    b. Buntu di Dalam lnstalansi Pipa Kemampuan para Masinis (Engineer) dalam mempelajari

    dan memahami cara kerja suatu alat amatlah penting

    walaupun pada prinsipnya cara kerja alat itu sama, namun

    karena berbeda type dan penyusunan instalasi yang tidak

    sama antara kapal yang satu dengan kapal yang lain,

    adakalanya seorang Masinis (Engineer) akan lama untuk

    memahami hal tersebut, sebagai contoh sebelumnya penulis

    bekerja dikapal MV. SEA SOVEREIGN yang serba manual,

    sedangkan di MV. SEA CHEROKEE semua dioperasikan dari

    anjungan dengan komputer sistem, sehingga penulis harus

    cepat mempelajari untuk memahami pengoperasian alat-

  • 9

    alat tersebut. Kasus yang pernah terjadi adalah salah

    seorang Masinis (Engineer) di kapal MV SEA CHEROKEE,

    pada saat pengoperasian pemompaan muatan curah kering

    ke atas Rig. Karena kurangnya perawatan dan pengetesan

    terhadap komponen alat-alat kerja dari sistem tersebut, maka

    yang terjadi adalah kebuntuan di pipa discharge yang

    mengakibatkan tersendatnya pemompa product semen

    curah tersebut karena harus membongkar pipa dan

    membersihkannya, hal ini menyebabkan terhambatnya proses

    pembongkaran (discharge) product semen curah ke Rig.

    Biasanya pada saat proses berlangsung, ventilation line

    yang ada di atas Rig dipakai kerja cementing sehingga

    ventilation yang seharusnya digunakan untuk pemindahan

    product dari kapal ke Rig jadi terganggu karena hanya ada

    satu saluran di atas Rig dan mengakibatkan instalasi buntu di

    selang discharge terkadang pula para pekerja di atas Rig

    pada saat pemindahan tangki tidak memberi informasi ke

    kapal. Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan gangguan

    pada saat berlangsungnya pemompaan product curah kering.

    c. Saat pengisian semen curah kedalam tangki tidak memperhatikan kondisi tangki

    Sebelumnya kita ketahui bahwa sistem muatan curah

    (The Bulk Handling System) yaitu mulai dari hose yang yang

    disambung dari silo tangki darat ke keran muatan curah di

    atas kapal, dengan tercampurnya antara bahan curah semen

    dengan tekanan udara yang disalurkan oleh fasilitas dari darat

    dan masuk kedalam tangki muatan kapal ini, lalu muatan

    curah tersebut tinggal dalam tangki sedangkan udara keluar

    lewat saluran peranginan, Disnilah terjadinya kelalaian para

  • 10

    engineer terlalu gegabah dan terburu-buru mengoperasikan

    bulk handling system, adanya sisa udara dalam tangki yang

    seharusnya o%, dengan adanya sisa udara dalam tangki

    lama kelamaan udara menjadi lembab, bulk semen curah

    akan menjadi lembab dan mengeras.

    Sewaktu kompresor bulk semen di operasikan

    sebelumnya dryer di hidupkan terlebih dahulu dan drain udara

    pada dryer di cerat, supaya udara yang akan masuk kedalam

    tangki menjadi kering tidak adanya butiran air yang terbawa

    kedalam tangki, sewaktu pemompaan dimulai, sekitar 5 menit

    pemompaan bulk semen curah bagus, tiba-tiba tekanan udara

    naik 5 kg/cm2, compressor dan dryer dimatikan, udara

    didalam tangki dibuang melaui selang pembuangan (Air

    ventilasi), setelah betul-betul udara dalam tangki kosong,

    main hole dibuka dan dilakukan inspection, ternyata bulk

    semen curah sudah ada yang mengeras dan membatu

    melekat pada keran pembuangan (Discharge Valve), akhirnya

    kapal dikomplain oleh pihak rig, crew kapal dengan perintah

    dari nahkoda, bersihkan tangki bulk semen, disekitar nozzle

    udara tekan dalam tangki mengalami penyumbatan, nozzle

    udara takan pun dibongkar dan bersihkan satu persatu dan

    dipasang kembali. Dengan adanya kondensasi dalam tangki,

    dari itu akibat dari adanya sisa-sisa udara dalam tangki yang

    sampai berminggu-minggu bahkan sampai berbulan-bulan

    akan mengakibatkan kelembaban udara dalam tangki dan

    terjadilah kondensasi dalam tangki itu sendiri dan akan

    menutup keran- keran pembuangan yang posisinya dekat

    tangki.

    d. Perawatan pada pendingin Dryer Dryer adalah suatu alat yang dipakai sebagai pengering

  • 11

    udara pengisian yang dihasilkan oleh Bulk Compressor

    sebelum sampai pada tangki atau bulk system, udara

    dikeringkan maksudnya agar butir-butir air yang ada pada

    udara yang dihasilkan oleh Bulk Compressor betul-betul

    kering, dan selalu di drain udara yang melewati dryer, alat ini

    di lewati oleh udara sehingga udara yang mengandung titik

    air didinginkan oleh media pendingin sejenis Freon dimana

    Freon ini di dinginkan oleh air laut, jadi kalau tekanan air laut

    ini kurang, maka Dryer akan Trip dan tidak berfungsi,

    pengoperasian pemompaan bulk semen dilakukan di atas

    anjungan, apabila tekanan air laut dipompa kurang dibawah 2

    kg/cm2, dryer akan trip, pemompaan harus dihentikan, dan

    lakukan penbersihan pada saringan air laut (Sea chest), dari

    itu sangat lah penting perawatan pada pendingin dryer agar

    tidak terjadinya pengembunan dalam tangki yang lama

    kelamaan menimbulkan kondensasi bulk semen dalam tangki.

    e. Mengoperasikan semen bulk handling system tidak sesuai prosedur

    Pada saat ini kapal-kapal pengeboran minyak sangat

    banyak digemari para pelaut, diantaranya yang jenisnya MV

    (Anchore Handling Tug Supply), karena dari kontrak sangat

    pendek, dan gajinya sangat lumayan dibandingkan kapal-

    kargo yang bendera indonesia, kapal ini tidak lepas dari

    muatan semen, barite, bentonite, khusus pengeboran minyak

    lepas pantai, yang mana MV. SEA CHEROKEE, selalu

    bongkar muat bulk semen, disini diperlukan enginer yang

    betul-betul familiar dengan sistem pembongkaran dan

    pemuatan bulk semen, disini sering terjadi kesalahan-

    kesalahan yang sangat fatal, seharusnya pengisian bulk

    semen masuk kedalam tangki semen, karena kesalahan

  • 12

    pengoperasian keran, karena bulk semen curah seharusnya

    diposisi tangki no. 2 masuk ke tanki barite no.4, pada hal

    didalam tanki barite ada 40 % kapasitasnya, karena tidak

    adanya pengecekan ulang, sesampai dilokasi pengeboran

    engineer dikapal dapat orderan / perintah untuk

    pembongkaran bulk semen curah, setelah hose penyambung

    diatas deck dipasang, keran sudah posisi terbuka, udara

    ventilasi sudah standby disamping lambung kapal, yang mana

    ujungnya dimasukan ke air laut sekitar 60 cm, dan di ikat

    kuat, bulk handling sistem sudah disiapkan semua, blow line

    sudah dilakukan, langsung tangki bulk semen di isi udara

    sekitar 4 bar, keran untuk pembongkaran sudah terbuka,

    sekitar 5 menit, officer rig memberitahukan, bulk semen sama

    sekali tidak menerima, bulk handling sistem distop buat

    sementara, setelah dilakukan pengecekan ternyata tangki

    semen kosong, tangki semen di cek dengan cara dipukul

    dengan palu khusus yang terbuat dari kayu, ternyata tangki

    semen penuh, karena emergensi, pihak rig sangat

    membutuhkan bulk semen untuk kelancaran pengeboran

    minyak, setelah 40 menit bejalan, officer rig

    menginformasikan stop pemompaan, alasan bulk semen

    bercampur barite, akhirnya kapal pun dikomplain oleh

    pencharter, oleh karena itu sangat pentingnya menguasai

    sistem pembongkaran dan pemuatan, dan ketelitian para

    engineer.

    f. Kurang maksimalnya blow line instalasi saluran pipa tekan

    Sewaktu pembongkaran bulk semen curah ke atas rig,

    blow line sangat lah penting dilakukan untuk membersihkan

    sisa semen yang lengket pada keran, selang yang terhubung

  • 13

    dari kapal keatas rig, sewaktu penggantian chief engineer

    baru karena belum terbiasa dengan bulk handling sistem

    yang pengoperasianya, karena penulis selaku 2nd engineer

    waktu itu, memberikan saran supaya blow line dilakukan

    selama 15 menit, karena didalam tangki bulk semen sudah 2

    bulan lebih tersimpan, tetapi masukan dari bawahan tidak

    didengarkan, pemompaan langsung dilakukan, tidak lama

    kemudian tekanan naik sangat drastis sampai 50 kg/cm2, bulk

    handling compressor dihentikan, dilakukan pengecekan,

    ternyata adanya penyumbatan dekat keran purjing, pipapun

    harus dibongkar sepanjang 10 meter yang diameter pipanya

    4 inchi, membutuhkan tenaga exstra dan waktu yang cukup

    lama, untuk membersihkannya. Oleh karena itu untuk

    mengoperasikan bulk handling sistem, terutama untuk blow

    line sewaktu pembongkaran bulk semen curah, perlu kita

    garis bawahi, sikap yang egois, otoriter, tidak mau

    mendengarkan masukan dari bawahan, bahkan masukan itu

    ada penting nya untuk kelancaran pemompaan bulk semen

    curah ke atas rig.maupun ke tangki darat.

    2. Masalah Utama

    Untuk menentukan permasalahan utama yang akan dibahas

    pada bab berikutnya, penulis memfokuskan pada :

    1. Timbulnya Kondensasi di Dalam Tangki dan Pipa Tekan pada lnstalasi Semen Curah

    2. Buntu di Dalam lnstalansi Pipa

  • 14

    BAB III PEMBAHASAN

    A. Landasan Teori

    Kapal supply adalah sebuah kapal yang khusus digunakan untuk

    pengangkutan muatan dan perlengkapan barang dari pelabuhan

    (shorebase) ke instalasi pengeboran minyak dan gas lepas pantai

    ataupun sebaliknya. Yang mana kapal supply tersebut terbagi dalam

    dua kategori 1 type yaitu : Straight Supply Vessel I Platform Supply

    Vessel dan Anchor Handling and Towing Supply Vessel. Kapal

    supply yang masuk dalam kategori running cargo atau pengangkut

    barang dan kelengkapan offshore adalah Straight Supply Vessel di

    mana kapal tersebut harus dilengkapi dengan sebuah sistem yang

    disebut bulk cargo handling system yaitu sistem yang digunakan

    untuk mengangkut dan memindahkan product curah kering (cement,

    barite, bentonite) dari dalam tangki kapal ke atas Rig. Dan biasanya

    kapal ini lengkapi juga dengan fasilitas penunjang lainnya,

    diantaranya: Dinamic Position System, Anchor Handling and Towing

    System, Fuel Oil Cargo System, Drill Water and Fresh Water Cargo

    System, Liquid Mud System.

    Sebelum melangkah lebih lanjut pada pokok pembahasan

    analisa pemecahan masalah, terlebih dahulu diketahui tentang unit-

    unit peralatan I perlengkapan yang harus selalu tersedia pada Bulk

    Material Transfer System yang dipergunakan pada setiap aktifitas

    pemindahan transfer semen curah atau produk lainnya, baik dari kapal

    supply ke Rig maupun dari Shorebase ke kapal-kapal supply.

    Sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi maka -dari

    waktu ke waktu unit instalasi bulk material ini juga mengalami

    perubahan- perubahan atau perkembangan, baik perubahan yang

    mengarah kepada sistem yang memudahkan operator untuk

  • 15

    mengoperasikan peralatan tersebut guna memindahkan semen dari

    kapal ke Rig atau dengan menambah unit bulk compressor yang

    kesemuanya itu akan mempercepat pekerjaan I kegiatan operator

    dalam melaksanakan tugasnya sehingga bisa tercapainya hasil yang

    sangat maksimal.

    Untuk mendapatkan suatu penyelesaian masalah yang baik

    maka sebaiknya kita perlu mengetahui terlebih dahulu prosedur

    pengoperasian pengisian dan pembongkaran material bulk handling

    system secara benar menurut instruction manual book diatas kapal,

    karena ini merupakan pekerjaan yang penting maka diperlukan

    koordinasi dan kerjasama yang bagus yang akan menghasilkan

    pekerjaan yang sempurna. Pengaturan kerjasama antara crew kapal

    yang bertugas diatas kapal dan para pekerja diatas Rig maupun shore

    base harus pasti, kemudian diadakan cek kembali apa saja yang

    sudah dilaksanakan karena tanpa adanya kerjasama yang baik,

    mustahil pekerjaan itu dapat dilaksanakan dengan sempurna.

    B. Analisis Penyebab Masalah

    1. Timbulnya Kondensasi di Dalam Tangki dan Pipa Tekan Pada lnstalasi Semen Curah

    Penyebabnya adalah :

    a. Adanya sisa udara yang berada di dalam instalasi pipa dan tangki semen

    Persiapan pemindahan product curah ke Rig pada kapal

    supply MV. SEA CHEROKEE adalah hal yang sangat

    penting guna menunjang kelancaran pengoperasian kapal

    supply tersebut tetapi dalam pelaksanaannya banyak

  • 16

    mengalami kendala-kendala yang menghambat kelancaran

    pembongkaran product curah kering ke Rig yang setelah

    dianalisa, penyebab aliran semen dalam tangki keluar pipa

    tekan dari pipa transfer tidak normal adalah ditemukan

    banyaknya semen yang mengeras/membatu di ujung pipa

    tekan (elephant foot) dan dasar tangki menutup slide kanvas.

    Mengerasnya semen yang perlahan-lahan akan

    menimbulkan kebuntuan pada saluran tekan, keadaan seperti

    ini secara tidak langsung disebabkan oleh faktor manusianya

    yaitu kurangnya perawatan pada instalasi tersebut. Kurangnya

    perawatan ini salah satunya disebabkan karena kurangnya

    pengetahuan dan keterampilan awak kapal terhadap

    perawatan tangki semen curah dan peralatan pendukungnya,

    juga kurangnya koordinasi kerja, pengawasan yang lemah dan

    kurangnya komunikasi dalam perawatan peralatan-peralatan

    tersebut diatas. Juga karena kurang pahamnya para Masinis

    (Engineer) akan prinsip kerja dari peralatan-peralatan

    tersebut.

    Menurut pengalaman dan penggamatan penulis selama

    bekerja di kapal supply perusahaan Singapura, hal-hal yang

    dapat menyebabkan mengerasnya atau mambatunya

    sebagian semen di dalam tangki maupun di pipa-pipa tekan

    adalah kondensasi karena dengan timbulnya kondensasi

    tersebut, maka sebagian semen akan tercampur dengan air

    dari kondensasi tersebut sehingga semen akan secara

    perlahan mengeras/membatu yang dapat menyebabkan

    kebuntuan pada saluran tekan. Jadi setelah dianalisa, kenapa

    sampai terjadi kondensasi didalam tangki adalah kurang

    pahamnya para Masinis (Engineer) dengan prinsip kerja yang

    harus dilakukan pada saat pengoperasian mulai dari pengisian

    sampai pemompaan.

  • 17

    b. Gangguan atau Kerusakan pada Dryer-Bulk Compressor

    Dryer adalah suatu alat yang dipakai sebagai pengering

    udara pengisian yang dihasilkan oleh Bulk Compressor

    sebelum sampai pada tangki atau bulk system. Udara

    dikeringkan maksudnya agar butir-butir air yang ada pada

    udara yang dihasilkan oleh Bulk Compressor betul-betul

    kering, alat ini dilewati oleh udara sehingga udara yang

    mengandung titik air didinginkan oleh media pendingin sejenis

    Freon di mana Freon ini di dinginkan oleh air laut, jadi kalau

    tekanan air laut ini kurang, maka Dryer akan Trip dan tidak

    berfungsi, sehingga udara lewat begitu saja dan tidak ada

    proses pendinginan udara pengisian sehingga mengakibatkan

    adanya butiran air yang ikut terbawa kedalam system.

    2. Buntu di Dalam lnstalansi Pipa

    Penyebabnya adalah :

    a. Perubahan Tekanan Yang Terlalu Cepat di Dalam Tangki

    Kebanyakan para Masinis (Engineer) yang kurang rasa

    tanggung jawab akan mengalami hal demikian, karena ingin

    cepat-cepat selesai dan istirahat setelah proses pemindahan

    tersebut dilakukan tanpa mau memikirkan akibat-akibat yang

    terjadi. Seperti prinsip kerja mesin pendingin, perubahan

    tekanan dari pipa kapiler kecil ke evaporator akan mengambil

    panas dari luar dengan cepat sehingga cepat menimbulkan

    embun, hal ini yang terjadi pada saat selesai pemompaan

    semen karena ingin cepat selesai maka para Masinis

    (Engineer) lupa dengan prinsip pengambilan panas tersebut.

  • 18

    Setelah product di dalam tangki habis, maka yang

    tertinggal di dalam tangki sebagian besar adalah udara yang

    bertekanan karena Masinis (Engineer) yang tidak sabar

    menunggu turunnya tekanan secara perlahan, maka dia akan

    membuang sisa tekanan dengan cepat agar tidak ada lagi

    perbedaaan tekanan di dalam tangki dengan diluar

    tangki. Karena perubahan tekanan yang terjadi secara

    drastis dari tangki yang bertekanan melewati pipa ventilasi

    dari pipa tekan, dan karena gesekan udara itu maka udara

    yang bergerak cepat di dalam pipa akan menyerap panas

    diluar pipa, hal ini menyebabkan timbulnya kondensasi/titik-

    titik embun di dalam pipa, karena terlalu banyak maka air-air

    embun ini akan jatuh ke dasar tangki, dimana di dasar tangki

    masih ada sisa semen yang menempel di slide canvas maka

    terjadilah pencampuran air dengan semen sehingga menjadi

    batu semen. Demikian pula yang ada di dalam pipa-pipa tadi

    apalagi kalau setelah selesai pemompaan, tidak dilakukan

    pembersihan tangki / pengeringan tangki, dimana dalam

    pengerjaan ini Main Hole harus dibuka (hal ini berlaku khusus

    pada pemompaan semen sampai habis).

    Tapi kalau semen yang dibutuhkan oleh Rig hanya

    sebagian dari isi tangki, sehingga masih ada tersisa semen di

    dalam tangki, maka pembersihan tangki tidak dapat dilakukan,

    presentase mengerasnya semen menjadi lebih besar

    dibandingkan tangki yang dibersihkan, karena sisa-sisa semen tadi masih akan mengendap beberapa hari di dalam tangki. Dan yang sering terjadi setelah itu di isi lagi (ditambahi

    atau ditumpuk dengan semen baru).

  • 19

    b. Purging valve terlalu dekat dengan discharge valve

    Pada sebuah instalasi pipa udara dalam hal ini tangki

    semen, telah dirancang dan dibuat sedemikian rupa dengan

    melalui perhitungan yang akurat dan dengan pengujian yang

    ketahanannya telah teruji dan terbukti,namun masih ada

    kesalahan dalam intalasi tersebut,dimana penyambungan pipa

    purging pada sistem kurang tepat sehingga pada waktu

    pemompaan semen terjadi kondensasi pada sambungan pipa

    pengisian dengan pipa purging sehingga tekanan dalam

    sistem naik dan bahan pada pipa terjadi keausan sehigga

    terjadi kebocoran pada instalasi pipa udara tekan tangki

    semen, dengan demikian instalasi harus dijaga agar dapat

    beroperasi dan berfungsi dengan kemampuan yang baik dan

    dapat diandalkan selama mungkin, tentunya dengan adanya

    perawatan yang teratur, tanpa adanya gangguan ataupun

    kerusakan-kerusakan yang berarti yang dapat mempengaruhi

    kelancaran operasional kapal.

    C. Analisis Pemecahan Masalah

    Berdasarkan paparan penyebab permasalahan diatas penulis

    mencoba untuk membahas solusi dari permasalahan yang dapat

    menggangu kelancaran proses pembongkaran product curah kering,

    dengan diatasi sebagai berikut :

    1. Timbulnya kondensasi di dalam tangki dan pipa tekan pada instalasi semen curah

  • 20

    Pemecahannya adalah :

    a. Mengoptimalkan kinerja pada pengering udara

    Sudah dijelaskan bahwa terjadinyanya pencampuran

    semen dengan cairan adalah karena adanya udara lembab

    yang masuk ke dalam tangki semen karena adanya tekanan

    daripada kompresor pada saat memompa/membongkar

    muatan ke Rig dalam jangka waktu yang lama. Seiring dengan

    pengisian udara yang dikompresikan melalui kompresor

    sebelum masuk ke tangki semen di keringkan terlebih dahulu

    oleh sebuah alat yang disebut dryer. alat ini bekerja secara

    automatic dan juga melalui keran cerat (drain valve) yang

    berada pada bagian bawah dari tabungnya. Untuk

    menghindari adanya udara lembab yang masuk ke dalam

    tangki semen maka perawatan dryer dan instalasinya sangat

    di perlukan sekali pemahaman oleh setiap masinis dalam

    pengoperasianya. Perlu diketahui sebelum aktivitas

    pemompaan muatan semen dilakukan maka yang harus

    diperhatikan adalah keran cerat (drain valve) dan harus di

    periksa secara seksama, apakah ada bekerja dengan baik

    auto sistemnya maupun manualnya. Dan pada saat sedang

    berlangsungnya kegiatan pemompaan/mentransfer semen ke

    Rig, Masinis (Engineer) jaga betul-betul mengawasi keran

    ceratnya (drain valve) karena sewaktu-waktu sistem

    automatic tidak bekerja dengan baik, dan juga harus sering

    dilakukan penceratan (drain) secara manual. Dalam kasus ini

    dimana penulis pernah mengalami hal yang demikian, maka

    untuk menangani masalah tersebut tidak ada jalan lain yang

    menguntungkan, hanya bisa di buang kelaut dengan cara di

    isap memakai inductor yang isapannya diambil dari aliran

    buang pompa balas dengan memakai selang yang ujungnya

  • 21

    dimasukan kedalam tangki semen dan ujung yang lainnya

    disambungkan ke pipa buang yang sudah dibuatkan

    manifoldnya, untuk pengisapan dengan mamakai sistem

    inductor ini hanya boleh di lakukan pada semen yang masih

    berupa curah / bubuk saja dan bagian yang sudah

    mengeras/membatu hanya boleh diambil dengan cara

    memecahkan dan diangkat sedikit demi sedikit dan dikeluar

    dari tangki semen. Dari terjadinya pencampuran tersebut

    diatas mengakibatkan pada sistem yaitu:

    1) Menyempitnya pipa pembongkaran (discharge pipe line)

    Persiapan pemompaan/pembongkaran semen curah

    ke Rig dari kapal supply MV. SEA CHEROKEE adalah

    hal yang sangat penting sekali guna menunjang

    kelancaran pengoperasian kapal supply tersebut, akan

    tetapi dalam pelaksanaanya banyak mengalami kendala-

    kendala yang tak terduga dan dapat menghambat

    kelancaran pemompaan semen ke Rig, dan hal ini dapat

    di lihat dari pada sambungan selang (hose) ke Rig yang

    berada di main deck tidak adanya sentakan-sentakan dan

    juga dapat dilihat pada tekanan di manometer gauge yang

    selalu menunjukan grafik naik bukan turun, padahal

    seluruh keran (valves) yang berhubungan dengan

    pembongkaran semuanya dalam keadaan terbuka. Dan

    setelah dianalisa penyebab aliran semen dari dalam

    tangki keluar pipa tidak normal, karena ditemukan

    banyaknya semen yang mengeras di bagian dalam

    dinding pipa pengeluaran (discharge pipe) tersebut,

    mengerasnya semen pada pipa yang perlahan-lahan akan

    menimbulkan kebuntuan atau mengecilnya pada pipa

    pengeluaran (discharge pipe). Penyebab terjadinya

  • 22

    kebuntuan ini karena bercampurnya uap air dengan

    semen di dalam tangki semen saat terjadi pengisian udara

    dari kompresor dan menjadikan semen jadi lembab dan

    melekat pada bagian dalam pipa-pipa pengeluaran

    (discharge pipes) oleh karena kelalaian para

    Masinis/Operator jaga yang tidak ketat mengontrol alat-

    alat untuk menunjang jalannya pengeringan udara (air

    dryer) sebelum masuk ke tangki semen, dan juga karena

    selalu menghandalkan keran cerat (drain valve) dan

    automatic system saja, namun ternyata alat ini tidak

    bekerja secara sempurna serta mengakibatkan terjadinya

    pengembunan dan semen menjadi lembab dan berat serta

    bisa mengeras akibatnya terjadi kelambatan dalam

    pemompaan semen, dan hal ini juga secara tidak

    langsung diakibatkan oleh faktor manusia yang kurang

    memperhatikan faktor perawatan pada instalasi pipa-pipa

    tersebut, kurangnya perawatan ini salah satunya di

    sebabkan karena kurangnya pengetahuan dan

    keterampilan dari pada awak kapal terhadap perawatan

    mulai dari tangki semen curah, dan juga peralatan

    pendukungnya seperti pipa-pipa pengeluaran (discharge

    pipes) dan lainnya, juga kurangnya koordinasi kerja,

    pengawasan yang lemah dan kurangnya komunikasi

    antara Kepala Kamar Mesin (Chief Engineer) dengan para

    anak buah kapal dalam hal perawatan tangki semen (bulk

    tank) dan instalasi pipa udara yang ada di pipa

    pengeluaran (discharge pipe). Pengkoordinasian dalam

    melaksanakan perawatan tangki semen dan alat

    pendukungnya diatas kapal supply seperti pipa-pipa

    pengeluaran/discharge pipe pada tangki semen adalah hal

    yang sangat mutlak diperhatikan, terutama dalam

  • 23

    pembagian tugas kerja yang melibatkan yang sebagian

    besar anak buah kapal bagian mesin diatas kapal.

    Perawatan terhadap pipa pengeluaran/discharge pipe

    tangki semen ini dapat berjalan dengan baik apabila

    masing-masing personil dalam melaksanakan

    pekerjaannya mengetahui tugas dan tanggung jawab

    masing-masing dan perawatan tersebut perlu di

    laksanakan secara terencana sehingga efisiensi kerja

    perawatan instalasi pipa pengeluran (discharge pipe) dan

    pipa udara dapat memuaskan, selain itu hasil dari

    perawatan yang dilakukan terhadap tangki semen dan

    juga peralatan pendukungnya yang sempurna dapat

    mengatasi terjadinya penyumbatan / penyempitan

    terhadap pipa pengeluaran dan udara tekan dan kapal

    dapat beroperasi dengan lancar.

    2) Dengan cara menekan balik (back pressure system)

    Pemberian tekanan balik (back pressure) hanya

    dapat dilakukan pada volume semen yang mengeras

    disepanjang pipa-pipa dan selang pengisian (filling line)

    serta bongkar (discharge line) dan sering juga terjadi di

    dasar tangki semen dengan jumlah yang tidak banyak.

    Adapun caranya sebagai berikut: kompresor harus

    matikan terlebih dahulu, kemudian buang semua tekanan

    yang ada melalui drain valve untuk membuka

    (disconnects) selang/hose yang telah tersambung dengan

    Rig. Pada bagian ujung pipa buang (discharge pipeline)

    yang ada coupling dipasang selang (hose) yang diarahkan

    ke air laut di lambung kapal, diikat kuat - kuat pada railling

    tetapi ujungnya digantung pada sisi lambung kapal.

  • 24

    Kemudian kompresor mulai dijalankan kembali, isi

    tangki semen (pressurized tank) dengan angin sampai

    tekanan maksimum 5 kg/cm2, tutup keran buang

    (discharge valve) digeladak utama dan buka keran buang

    (disharge valve) pada tangki semen dan buka purging

    valve sampai 100%.

    Dengan adanya tekanan dari kompresor yang masuk

    melalui purging valve, udara yang bertekanan tersebut

    berusaha masuk ke tangki melalui keran buang (discharge

    valve), dan sesaat kemudian tekanan didalam tangki akan

    sama dengan tekanan yang ada didalam pipa buang

    (discharge pipe), selanjutnya buka kembali keran buang

    (discharge valve) yang ada di main deck dan di selang

    (hose) terlihat adanya sentakan-sentakan, berarti telah

    terjadi pembuangan sisa-sisa semen yang berada dalam

    pipa-pipa sudah mulai keluar, kemudian dilanjutkan

    dengan melakukan buka dan tutup keran (valve) dengan

    berulang-ulang sampai di ujung selang (hose) tidak ada

    lagi sisa semen yang keluar, dan bila perlu di ketok-

    ketok pipanya dengan menggunakan palu kayu pada

    sepanjang alirannya, dan proses ini dapat menggetarkan

    pipa buang (discharge pipe) yang ada di dalam tangki

    semen karena adanya perbedaan tekanan secara

    mendadak, dan juga adanya getaran-getaran yang

    diharapkan dapat memecahkan/ melepaskan semen

    yang menempel di dalam pipa-pipa buang (discharge

    pipes). Akhirnya sedikit demi sedikit gumpalan semen

    akan keluar dengan sendirinya dan kemungkinan semen

    dapat keluar dengan Iancar.

    Apabila semen sudah lancar keluar, kompresor

    dimatikan, dan tunggu sampai tekanan disistem sudah

  • 25

    menunjukan angka nol kosong maka selang (hose) yang

    dari Rig dapat disambung kembali dan proses

    pemompaan semen dapat dilanjutkan kembali seperti

    semula.

    Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa kadang-

    kadang pecahan semen yang membatu tadi tersangkut di

    keran buang (dischang valve) dan dapat mengakibatkan

    saluran tersumbat lagi dan akibatnya semen tidak bisa

    keluar lagi. Akan tetapi hal ini dapat di deteksi dengan

    cara memukul pipa buang sesudah dan sebelum keran

    buang (discharge valve). Apabila pipa sebelum keran

    diketok bunyinya tidak nyaring, sedangkan pipa setelah

    kerannya berbunyi nyaring itu menandakan batuan

    pecahan semen nyangkut di keran, dan hal ini bisa

    diatasi dengan cara mengerakan handle kerannya dengan

    cara menggerakkannya buka dan tutup berulang-ulang

    kali, tetapi bila tetap tidak mau juga keluar sisa-sisa

    semennya maka satu-satunya jalan yaitu tekanan harus

    dibuka untuk mengeluarkan batuan-batuan semen yang

    tersangkut.

    b. Adanya penceratan terhadap tangki semen. Sesuai dengan perhitungan diatas maka jelaslah bahwa

    saat kompresor bekerja menekan udara masuk kedalam

    tangki semen untuk mengadakan suatu proses kompressasi,

    pada saat sebagaimana yang telah kita ketahui untuk muatan

    jenis curah pada kapal-kapal supply untuk memompa/ transfer

    muatannya mengunakan sistem tekanan. udara dan untuk itu

    dipergunakan suatu alat yang dinamakan kompresor, yang

    pergerakannya dihubungkan dengan elektro motor dengan

    kapasitas 20 m3/menit, dengan tekanan 5,5 kg/cm2, dan

  • 26

    udara luar dengan tekanan 1 atm dianggap 1kg/m2 pada

    temperature normal 32 derajat Celcius mengandung uap

    air kurang lebih 0,035 kg setiap m3 udara, maka jumlah

    kandungan air yang dihisap kompresor setiap menit menjadi

    20 x 5,5 x 0,035 = 3,85 kg/menit.

    2. Buntu di dalam instalansi pipa

    Pemecahannya adalah

    a. Melaksanakan Perawatan berkala terhadap bagian tangki dan pipa tekan.

    Bersamaan uap air ikut serta masuk kedalam tangki

    semen dan menyatu dengan semen yang ada di dalam tangki

    tersebut maka terjadilah percampuran dengan uap air, dan

    untuk menjaga hal ini jangan sampai terjadi maka penceratan

    terhadap kompresor dan separator mutlak untuk dilakukan.

    Pada saat semen dipompa/transfer ke Rig masih saja ada

    sisa-sisa semen yang tertinggal didalam tangki untuk

    beberapa lama, maka dengan jumlah air sebagaimana

    disebut diatas berpotensi bercampur dengan semen dan

    dapat melembabkan sisa semen tersebut diikuti terjadinya

    pengerasan didasar tangki dan dapat menutup mulut pipa

    buang (discharge pipe) sehingga semen tidak dapat keluar

    sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu disaat

    melakukan aktifitas pemompaan/mentransfer semen ke Rig

    sedang berlangsung hendaknya para Masinis/Operator betul-

    betul mengadakan pengontrolan dan pengecekan yang

    maksimal terhadap jalannya pemompaan dan juga melakukan

    penceratan terhadap kompresor dan tabung udara. Dan juga

    setelah selesai melakukan aktifitas pemompaan/mentransfer

  • 27

    semen ke Rig hendaklah dilakukan pemeriksaan dan

    dilanjutkan dengan pembersihan daripada tangki semen

    karena dengan lamanya sisa semen berada dalam tangki

    menyebabkan tangki beserta sisa semen merijadi satu dan

    mengeras.

    Waktu satu bulan kegiatan bongkar muat muatan curah

    kering bisa lebih dari 2 kali. Kalau sampai terlambat

    menangani alat-alat ini akan terjadi kemungkinan sisa-sisa

    semen mengeras karena tercampur air hasil kondensasi, jadi

    lebih baik fokus perawatan dan tempo perawatan pada alat

    ini diutamakan. Ada juga perlakuan lain terhadap pneumatic

    valves agar sistem siap digunakan pada saat dibutuhkan yaitu

    dengan mengetes buka tutup untuk meyakinkan bahwa alat-

    alat ini bekerja dengan baik. Kembali kepada perawatan alat-

    alat atau drainage system dan auto drain traps. Alat ini

    bernama Water Separator, adapun langkah-langkahnya

    adalah sebagai berikut:

    1. Lepas dulu automatic drain trap dengan cara membuka

    hexagon shoulder nipple.

    2. Kemudian automatic drain trap tadi dibuka (ada 7 buah

    baut yang dibuka dengan kunci).

    3. Setelah terbuka bersihkan bagian dalam dan

    pelampungya, bersihkan juga pipa aliran buang (drain)

    dan pipa aliran dari tabung, kemudian keringkan.

    4. Test pelampung, dan pastikan bekerja normal.

    5. Setelah dirasa cukup, pasang kembali automatic drain

    trap tersebut pada tabung water separator.

    Perlakuan pada kran cerat manual lebih mudah di

    laksanakan, buka keran dan pastikan tidak ada penyumbatan

    di dalam valve maupun pipa alirannya, pastikan juga tidak ada

  • 28

    kebocoran pada air cooler di dalam unit compressor. Pada

    saat pembersihan tubing di dalam air cooler akan ketahuan

    ada tidaknya kebocoran yang te adi, sementara ini dikapal

    MV. SEA CHEROKEE belum pernah ditemukan kasus

    kebocoran dari air cooler tersebut walaupun media pendingin

    adalah air laut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum dan

    sesudah pengoperasian bulk compressor cooler tersebut

    harus dibilas (flushing) dengan air tawar. Selanjutnya adalah

    pembersihan bagian dalam tangki dan pipa-pipa instalasi

    bagian dalam. Setelah tangki semen dinyatakan kosong perlu

    diadakan pembersihan bagian dalam tangki, dan pipa di

    dalamnya agar tidak terjadi penumpukan product lama oleh

    product baru pada saat pengisian kembali, selain itu juga

    untuk pengecekan bagian dalam tangki, yang perlu

    diperhatikan adalah faktor keselamatan di dalam pekerjaan ini.

    Sebelum pembersihan tangki dilakukan terlebih dahulu

    diadakan pre-job safety meeting yang dipimpin langsung oleh

    Nahkoda (Captain) atau Safety Officer yang ditunjuk diatas

    kapal,

    Masinis (Engineer) juga harus menyiapkan alat-alat

    keselamatan (PPE = Personal Protective Equipment) di

    antaranya: respirator, kaca mata kerja (safety glass), sarung

    tangan (hand glove), helmet, pakaian kerja khusus (coverall),

    penutup telinga (ear plug) dan alat pendukung lainnya antara

    lain lampu kerja. Sebelum masuk kedalam tangki perlu juga

    dilakukan pengecekan terhadap gas-gas dari sisa-sisa

    product semen yang mengandung bahan- bahan kimia,

    dengan menggunakan alat yang disebut gas detector,

    pekerjaan ini harus dilakukan oleh Perwira (Safety Officer)

    yaitu Mualim I (Chief Mate) yang telah ditunjuk dalam

    pelaksanaannya. Cara pengetesan yang benar adalah mulai

  • 29

    dari dasar tangki, kemudian pada pertengahan tangki dan

    terakhir pada permukaan atas tangki. Selama pengetesan

    semua ventilasi harus dihentikan dan setelah dinyatakan

    aman Mualim I (Chief Mate) akan menerbitkan safety check

    list untuk masuk tangki dan pekerjaan di dalam tangki yang

    diketahui oleh Nakhoda (Captain) dan jangan sekali-kali

    masuk kedalam tangki, kalau belum dinyatakan aman.

    Pekerjaan pembersihan tangki dilakukan minimal

    oleh 3 orang, 2 orang di dalam tangki dan satu orang diluar

    tangki sebagai pengawas dan juga untuk menerima ember-

    ember yang berisi sisa-sisa product yang dikeluarkan dari

    dalam tangki. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

    1) Lubang lalu orang (Man Hole) dibuka.

    2) Tunggu beberapa saat sampai tidak ada debu semen

    yang beterbangan.

    3) Masukan lampu kerja yang kedap (safety work lamp), bisa

    juga dengan menggunakan senter penerangan (flash

    light).

    4) Masukan gas detector dengan cara disambung dengan

    sepotong kayu panjang.

    5) Sisa dinyatakan aman, maka satu orang akan masuk

    kedalam tangki namun pastikan bahwa tangki harus

    dalam kondisi terang.

    6) Masukan alat-alat kerja (vacum mucking ejector, ember,

    sapu)

    b. Adakan pengaturan pembuangan sisa tekanan udara

    Pembuangan sisa tekanan udara dari dalam tangki tidak

    boleh dilakukan secara mendadak seperti sudah diterangkan

  • 30

    pada proses pemompaan.

    Di atas tentang penurunan tekanan yang bertahap pada

    saat proses pemompaan mendekati selesai (isi tangki sudah

    dibawah 16 %) kita tidak memerlukan lagi penggunaan udara

    tekanan tinggi dari purging valve untuk pengoperasian jadi

    hanya menggunakan katup tekan. Pada saat pembersihan

    tangki dengan pemompaan habis isi tangki (blow line),

    tekanan di dalam tangki akan menurun bertahap seiring

    dengan berkurangnya isi tangki, dan untuk mendapatkan

    tekanan tinggi (tekanan kerja) cukup dengan menutup

    keran tekan (discharging valve) saja setelah tekanan kerja

    didapat (5 kg/cm2). Keran tekan dibuka mendadak tanpa

    membuka purging valve lagi, dan rasakan ada getaran di

    dalam pipa tanda sisa product dan udara melewati pipa-pipa

    tekan (discharge pipe) tersebut. Hal yang biasa digunakan

    sebagai indicator mengalirnya product tersebut dengan lancar

    adalah selang yang bergerak-gerak dan pressure yang turun

    dengan cepat. Yang jadi pertanyaan kenapa harus di buka

    mendadak. Cara ini akan membuat berpindahan tekanan yang

    tiba-tiba atau cepat dari dalam tangki ke pipa tekan yang

    akan membawa campur angin.

    Contohnya sebuah balon yang ditiup sampai

    mengelembung besar, kemudian ujungnya kita buka dengan

    perlahan, maka angin yang keluar dari balon tersebut

    kecepatannya lebih lambat jika dibandingkan dengan ujung

    yang di buka cepat.

    Hal seperti ini berlaku juga pada tangki semen ini yang

    disebut dengan blow the line, langkah ini dikerjakan 3-5 kali

    sampai dirasakan isi tangki benar-benar bersih, pada saat

    pengisian udara ke dalam tangki akan menggetarkan slide

    canvas, secara langsung akan terjadi pergerakan udara

  • 31

    dalam tangki yang akan membuat sisa-sisa product yang

    menempel pada dinding tangki bagian dalam akan jatuh dan

    mengumpul dibawah elephant foot, setelah tekanan kerja

    tercapai dan discharge valve dibuka secara tiba-tiba maka

    sisa product akan berkumpul dibawah elephant foot akan

    keluar terdorong tekanan udara dalam tangki melewati

    elephant foot menuju pipa tekan kemudian menuju Rig.

    Setelah selesai proses blow line yang dilakukan 3-5 kali,

    biarkan keran tekan terbuka sampai tekanan tadi turun

    dibawah 1,0 kg/cm2 sebaiknya bulk compressor tetap jalan,

    setelah tekanan turun buka keran ventilasi perlahan-lahan.

    Dan dilanjutkan dengan menutup keran tekan, jadi sisa

    udara akan keluar melewati ventilasi, kemudian matikan bulk

    compressor. Biarkan keran ventilasi ini tetap terbuka sampai

    sisa-sisa udara tekanan benar-benar habis, kalau pemompaan

    product sampai habis, tunggu beberapa saat sampai tidak ada

    kabut lagi di dalam tangki, kemudian man hole dibuka untuk

    langkah pemeriksaan dengan catatan: sambungan selang

    sudah dilepas, bulk compressor mati, keran pengisian angin

    tertutup, keran masuk boleh ditutup) biarkan man hole terbuka

    sampai ada ijin dari Safety Officer atau Kepala Kamar Mesin

    (Chief Engineer) untuk masuk kedalam tangki lakukan langkah

    pembersihan dalam tangki dengan menggunakan PPE yang

    diperlukan untuk pengerjaan tersebut. Untuk itu para Masinis

    (Engineer) dituntut untuk cepat mempelajari dan menguasai

    cara pengoperasian dan teknik yang diperlukan karena hal ini

    cara blow line tidak terdapat dalam buku instruction manual.

  • 32

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan uraian pada pembahasan bab-bab sebelumnya tentang

    kondensasi pada Dry Bulk Handling System, maka penulis

    mendapatkan beberapa kesimpulan, antara lain:

    1. Kondensasi dapat menyebabkan pada pengerasan muatan

    semen atau membatu di dalam tangki dan pipa tekan.

    2. Adanya gangguan atau kerusakan pada dryer-bulk compressor

    dapat menyebabkan terjadinya kondensasi.

    3. Perubahan tekanan yang terlalu cepat didalam tangki dapat

    menyebabkan kondensasi dan kebuntuan dalam instalasi pipa.

    4. Purging valve terlalu dekat dengan discharge valve sehingga

    dapat menimbulkan kondensasi dan kebuntuan instalasi pipa.

    B. Saran

    1. Sebaiknya Masinis II (Second Enginer) melakukan perawatan

    tangki semen dan pipa tekan, serta perawatan berkala terhadap

    peralatan sistem semen sehingga siap digunakan untuk

    pemompaan semen.

    2. Sebaiknya Masinis Dua (Second Engineer), memperhatikan

  • 33

    perubahan tekanan dari pipa kapiler kecil ke evaporator sehingga

    tidak menimbulkan embun yang terjadi pada saat selesai

    pemompaan semen.

    3. Sebaiknya Masinis II (Second Enginer) melakukan perawatan pada

    water trapper secara berkala untuk menghindari penumpukan

    kerak- kerak yang melapisi pelampung dan saluran drain pada alat

    tersebut yaitu dengan membersihkan bagian pelampungnya,

    bersihkan juga saluran pembuangan.

    4. Sebaiknya Masinis II (Second Enginer) melakukan perawatan

    berkala terhadap bagian tangki dan pipa tekan.

  • 34

    DAFTAR PUSTAKA

    ___________(2005), Bulk Handling System Manual Book, Chuan Hup

    Offshore Pte. Ltd Singapore.

    ___________ (2003), Modul Manajemen Keselamatan Internasional

    edisi ke-3, Cetakan ketiga. ___________ (2007), Airman Bulk Compressor Manual Book, Japan Ltd,

    Japan.