001

27
Panggul Sempit pada Wanita Hamil dan Hubungannya dengan Sistem Urogenitalia Bramulya Tri Subagiyo 102012305 E 2 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Upload: bramulya-tri-subagiyo

Post on 07-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

urogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogentialurogential

TRANSCRIPT

Panggul Sempit pada Wanita Hamil dan Hubungannya dengan Sistem Urogenitalia

Bramulya Tri Subagiyo102012305E 2Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida [email protected]

Daftar IsiKata Pengantar3BAB I4BAB II5BAB III17Daftar Pustaka18

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah membimbing saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mandiri Problem Based Learning mengenai Panggul Sempit pada Wanita Hamil dan Hubungannya dengan Sistem Urogenitalia yang diberikan. Dalam pembuatan makalah ini banyak pihak yang turut membantu. Karena itu saya ingin mengucapkan juga terima kasih kepada :1. Kepada tutor PBL kelompok E 2 yang telah memberikan pengarahan bagi kami.2. Teman-teman PBL E 2 yang telah memberi semangat3. dan berbagai pihak yang belum tersebutkan satu per satu.

Saya sadar masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu saya akan sangat senang dalam menerima kritik dan saran yang akan disampaikan untuk perbaikan. Semoga makalah ini bisa berguna bagi kita semua.

Jakarta, 14 September 2013

Bramulya Tri S

BAB I Pendahuluan1. Latar BelakangSistem perkemihan atau urinaria adalah sistem yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh manusia, sistem-sistem ini didukung oleh berbagai macam organ yang memiliki fungsi dan tugas masing-masing dalam menjaga keseimbangan cairan pada tubuh. Urin adalah salah satu sekret yang dikeluarkan oleh organ dalam sistem perkemihan ini, dan salah satu organ penting yang berperan dalam pembentukan urin itu sendiri adalah ginjal, ginjal terdiri dari unit-unit fungsional yang disebut nefron. mampu Segala fungsi dan mekanisme yang terjadi pada ginjal dilakukan oleh nefron. Selain ginjal, organ lain yang juga penting adalah vesika urinaria/ kandung kemih yang mempunyai tugas dalam menampung urin.Urin dikeluarkan dari tubuh oleh mekanisme yang disebut miksi/ berkemih, dan mekanisme ini memiliki cara kerjanya sendiri dalam proses pengeluaran urin. Suatu kasus mengenai pasien yang mengalami sakit pada perut bagian bawah setelah miksi akan memperjelas bagaimanakah proses miksi itu terjadi dan organ serta mekanisme apa saja yang berperan di dalamnya.

2. Tujuan a. Untuk mengetahui apa itu yang dimaksud dengan sistem urogenitaliab. Untuk mengetahui apa itu panggul sempit

BAB IIIsi1. Anatomi Alat-alat saluran kemih (tractus urinarius = organa uroputica) terdiri atas: Ren Ureter Vesica urinaria Urethra

A. Ren Ren atau ginjal terletak retroperitoneal, yaitu diantara peritonium parietale dan fascia tranversa abdominalis dan fascia tranversa abdominis, pada sebelah kanan dan kiri columna vertebralis. Ren sinistra terletak setinggi costa XI atau vertebra lumbal 2-3, sedangkan ren dextra terletak setinggi costa XII atau vertebra lumabl 3-4. Jarak antara extremitas superior ren dextra dan sinistra adalah 7cm, sedngakan jarak extremitas inferior ren dextra dan sinistra adalah 11cm. Sedangkan jarak dari extremitas inferior ke crista illiaca adalah 3-5cm.1Ginjal dibungkus oleh: Capsula fibrosaCapsula fibrosa melekat pada ren dan mudah dikupas, capsula fibrosa hanya menyelubungi ginjal dan tidak mebungkus gl. Suprarenalis. Capsula adiposa Capsula adiposa mengandung banyak lemak dan membungkus ginjal dan glandula suprarenalis. Capsula adiposa di depan relatif lebih tipis daripada bagian belakang. Ginjal dipertahankan tempatnya oleh fascia adiposa. Pada keadaan tertentu capsula adiposa sangat tipis sehingga jaringan ikat yang menghubungkan capsula fibrosa dan capsula renalis kendor sehingga ginjal turun, yang disebut nephroptosis. Nehroptosis sering terjadi pada ibu yang sering melahirkan (grande multipara).1 Fascia renalis (Gerota)Fascia renalis terletak diluar capsula fibrosa dan terdiri dari 2 lembar yaitu fascia prerenalis di bagian depan ginjal dan fascia retrorenalis di bagian belakang ginja. Kedua lembar fascia renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah, sehingga sering terjadi ascending infection. Bagian-bagian ginjal: Coertex renalis Cortex renis terdiri dari glomerolus dan pembuluh darah. Di dalam glomerolus, darah disaring dan di salurkan ke dalam mesulla. Pada medulla, saluran-saluran tersebut akan bermuara pada papila renalis sehingga tampak garis-garis pada medulla yang disebut processus medullaris (FERHEINI). Medulla renalisPada medulla renalis dapat dijumpai: Papila renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk segi tiga, yang disebut pyramid renalis (malphigi). Saluran-saluran yang membungkus papila yang disebut ductulli papilaris (bellini), tempat menembusnya ayakan yang disebut area cirbriformis. Papila renalis menonjol kedalam calix minor Diantara papila-papila renalis terdapat collumna renalis (bertini) Beberapa calix minor (2-4) membentuk calix mayor Beberapa calix mayor bergabung menjadi pyleum atau pelvis renis. Kemudian menjdai ureter Ruangan tempat calix disebut sinus renalisPendarahan ginjal:Ginjal diperdarahi oleh A. Renalis. Perjalana vasukularisasi dapat diuraikan sebgai berikut: Arteri renalisA. renalis dipercabangkan dari aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal 1-2. A. Renalis kanan lebih panjang dari A. Renalis kiri karena harus menilang v. Cava inferior di belakangnya. A. Renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan mempercabangkan 2 cabang besar. Cabang yang pertama berjalan ke depan ginjal dan memperdarahi bagian depan ginjal. Sedangkan cabang yang kedua berjalan di belakang ginjal dan memperdarahi bagian belakang ginjal. Cabang yang menuju ke bagian depan ginjal lebih panjang daripada cabang yang menuju kebagian belakang ginjal. Kedua cabang a. Renalis bagian depan dan bagian belakang akan bertemu di lateral, pada garis tengah ginjal atau disebut dengan garis broedel. Pembedahan ginjal dilakukan di garis broedel karena pendarahannya minimal.1a. renalis berjalan di antara lobus ginjal dan mempecabangkan lagi menjadi a. Interlobaris. Arteri interlobarisA. interlobaris pada perbatasan cortex dan medulla akan bercabang menjadi a. Arcuata yang akan mengelilingi cortex dan medulla, sehingga disebut a. Arciformis. A. Arcuata (a. Arciformis)A. arcuata akan mempercabangkan a. Interlobularis dan berjalan sampai tepi ginjal (cortex), kemudian mepercabangkan: Vassa afferens: glomerolus Dalam glomerolus mebentuk anyaman/pembuluh kapiler sebagai vassa afferens anyaman rambut = tubuli conturtiPembuluh balik pada ren mengikuti nadinya dari permukaan ginjal sebagai kapiler dan kemudian berkumpul ke dalam v. Interlobaris = Vv stellatae ( verheyeni). Dari v. Interlobularis v. Arcuata v. Renalis v. Cava inferiorB. Ureter Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, panjangnya 25-30 cm berjalan kearah distal untuk bermuara di vessica urinaria. Menurut letaknya, ureter dibedakn menjadi: Pars abdominalis ureterisPerjalan ureter dalam cavum abdomen (pars abdominalis ureteris) pada laki-laki dan wanita tidak berbeda. Pars abdominalis ureteris disebelah ventral bebatasan dengan peritoneum, a.v. colica, dan menyilang a.v. spermatica interna (pada laki-laki) atau a.v. ovarica (pada wanita). Di sebelah ventral, pars abdominalis ureteris dextra juga berbatasan dengan pars descendens duodeni di bagian atas, ileum di bagian bawah, dan tepi lateral v. Cava inferior. Sedangkan pars abdominalis ureteris sinistra bebrbatasan dengan colon sigmoideum dan mesocolonnya ( serta recessus intersigmodieus). Di sebelah dorsal, pars abdominalis ureteris dextra dan sinistra disilang oleh m.psoas dan n. Genitofemoralis.1

Pars pelvina ureteris Perjalanan ureteris dalam cavum pelvis (pars pelvina ureteris) pada wanita berbeda dengan laki-laki karena perbedaan alat-alat panggul wanita dan laki-laki. Mula-mula pars pelvina ureteris pada wanita dan laki-laki menilang apertura pelvis superior di ventral a. Iliaca communis, kemudian berjalan ke arah dorsocaudal di ventral a.iliaca interna menuju ke daerah spina ischiadica. Dari spina ischiadica, pars pelvina ureteris laki-laki membelok ke ventral dan medial untuk bermuara ke dalam vesica urinaria pada sudut lateral atasnya. Pada saat hendak memasuki vesica urinaria, pars pelvina laki-laki menyilang ductus deferens di sebelah lateral.Sedangkan pada wanita, setelah mecapai spina ischiadica maka pars pelvina ureteris akan berjalan ventromedial di bawah lig. Latum uteri dan menyilang a. Uterina di sebelah medial. Kemudian pars pelvina uteris akan berjalan ke arah ventral, disebelah lateral fornix lateralis vagina, dan kemudian masuk kedalam vesica urinaria. Muara ureter pada vesica urinaria berupa garis miring sepanjang 1,9cm.1Sepanjang perjalanannya, ureter mengalami penyempitan di beberapa tempat, yaitu pada: Ureteropelvin junction Saat ureter menyilang vassa illiaca communis (flexura marginalis) Saat ureter masuk kedalam vesica urinaria Ureter diperserafi oleh plexus hypogastricus inferior T11-L2 melalui neuron-neuron symphatisC. Vesica urinaria urinaria disebut juga bladder atau kandung kemih dan berfungsi sebagai resevoir urine dengan kapasitas 200-400 cc.Pada anak-anak, vesica urinaria terletak diatas apertura pelvis superior. Setelah dewasa rongga panggul akan membesardan vesica urinaria akan turun ke dalam rongga panggul. Bila terisi, bagian atas vesica urinaria akan terletak di daerah hypogastrica dan berbentuk ovoid atau menyerupai telur. Sedangkan vesica urinaria yang kosong, seluruhnya terletak di belakang symphysis ossis pubis dalam rongga panggul dan akan berbentuk seperti limas, sehingga dapat dibedakan menjadi:2 Apex vesica urinaria Dasar vesica urinaria Dinding vesica urinaria Collum vesica urinariaNamun secara anatomis vesica urinaria, dapat di bedakan menjadi bagian-bagian berikut: apex, corpus dan fundusFundus berbentuk segitiga dan menghadap ke caudodorsal dan berhadapan dengan rectum. Pada laki-laki, dinding posterior vesica urinaria dilekati oleh vesikula seminalis dan ampulla ductus deferens, sedangkan di antara vesica urinaria dan rectum dapat di jumpai lekukan peritonium yang di sebut excavatio recto vesicalis. Pada wanita, fundus vesica urinaria dipasahkan dari rectu oleh fornis posterior dan portio vaginalis cervisis uteri.Lapisan dinding vesica urinaria dapat dibedakan menjadi: Lapisan mukosaPada saat vesica urinaria kosong,permukaan mukosa tampak berlipat-lipat. Tetapi pada saat terisi penuh, lapisan mukosa menjadi sangat tipis dan lipatan-lipatan mukosa menghilang. Di dalam vesica urinaria dapat di jumpai trigonum vesica (liutaudi) yang dibentuk oleh orificium ureteris dextra, orificium ureteris sinistra dan orificium uretrha internum. Trigonum visicae bekerja sebagai katub untuk mencegah aliran balik urine ke ginjal. Selain itu dapat dijumpai uvula vesica, berupa tonjolan kecil di belakang orificium uretrhae interna yang di sebabkan oleh lobus medial gl. Prostata.2 Lapsian ototLapisan otot vesica urinaria merupakan lapisan otot yang kuat dan terdiri dari 3 lapis otot yang saling menutupi, yaitu: M. detrusor, terdapat pada lapisan dalam dan berfungsi mengeluarkan isi vesica urinaria. M. trigonal, terdapat dalam segitiga liutaudi (di fundus vesica urinaria), ikut membentuk uvula dan berfungsi membuka orificium uretrha interna M. sphincter vesica, terdapat pada daerah collum vesica urinaria dan berfungsi menahan urine.Vesica urinaria diperdarahi oleh: A. Vesicales superiorMemperdarahi fundus A. Vesicales inferiorMemperdarahi bagian caudal dan lateral permukaan depan vesica urinaria, serta gl. Prostata A. VesicolodeferentialisMemperdarahi ovarium dan vaginaPembuluh darah balikAliran pembuluh darah balik dari vesica urinaria bermuara ke plexus venosus vesicales yang berhubungan dengan plexus venosus prostaticus, dan kemudian darah dialirkan ke v.iliaca interna. Sedangkan aliran getah bening bermuara ke nnll. Iliaca interna dan nnll. Iliaca externa.2Persarafan Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior.D. UrethraUrethra pada laki-laki (masculina) berbeda dengan wanita (femina).Urethra masculina merupakan pipa fibromusculair dengan panjang 18-22 cm dan mempunyai fungsi menyalurkan urine dari vesica urinaria sampai ke duina luar dan tempat lewatnya semen/sperma.2Urethra masculina terdiri dari 4 bagian, yaitu: Urethra pars intramularis (preprostatica)Panjang urethra pars intramularis adalah 0,5-1,5 cm Urethra pars prostatica Panjang urethra pars prostatica 3 cm, membentang dari collum vesica urinaria sampai sedikit ventral apex gl.prostata. pada dinding posteriornya dapat dijumpai: Crista urethralis Sinus urethralis Colliculus seminalis Muara ductus ejaculatorius di kanan dan kiri utriculus prostaticus Urethra pars membranaceaUrethra pars membranacea merupakan bagian yang paling pendek, sepanjang 1-2 cm, dan membentang apex prostat sampai bulbus penis. Bagian paling sempit urethra pars membranacea disebabkan oleh otot yang mengelilingi urethra yaitu, m.sphincter urethrae. Urethra bagian ini seluruhnya terletak dalam diapharagma pelvis/diapharagma urogenitale. Selain pendek dan sempit, urethra bagian ini sulit di regangkan dan sangat tipis di bagian distalnya sehingga mudah robek saat katerisasi.2 Urethra pars spongiosaUrethra pars spongiosa merupakan bagian urethraterpanjang yaitu 15 cmdan membentang dari bulbus penis sampai ujung glans penis. Seluruh bagian urethra pars spongiosa dekelilingi oleh corpus spongiosum/corpus carvernosum. Pada glans penis terdapat bagian yang melebar disebut fossa naviculare urethrae. Muara urethra pars spongiosa pada glans penis disebut orificium externum urithrae dan pada bagian anterior bermuara gl. Urethralis littre.

2. Histologi

I. GinjalIrisan sagital ginjal menampakan bagian korteks yang lebih gelap di bagian luar, dan bagian medula yang lebih pucat di bagian dalam yang terdiri atas piramid renal berbentukkerucut. Juluran menurun korteks di antara piramid membentuk kolumna renali. Dasar setiap piramid, disebut papila renalis, dikelilingi kaliks minor berbentuk corong. Kaliks minor bergabung membentuk kaliks major yang pada gilirannya bergabung membentuk pelvis renalis.3Susunan fungsional ginjal disebut nefron. Ginjal tersusun atas banyak nefron, yang berfungsi untuk filtrasi dan pembentukan urin. Satu unit nefron terdiri dari : GlomerulusMerupakan suatu gulungan kapiler. Dikelilingi oleh selsel epitel lapis ganda atau biasa disebut Kapsul Bowman. Bertindak seperti saringan, menyaring darah yang datang dari Arteriol Aferen. Membentuk urin primer yang berupa cairan pekat, kental, dan masih seperti darah, tapi protein dan glukosa, sudah tidak ditemukan.3 Tubulus Kontortus ProksimalSuatu saluran mikro yang amat berliku dan panjang. Mempunyai mikrovilus untukmemperluas area permukaan lumen. Ansa HenleSuatu saluran mikro yang melengkung dan berliku, terdiri dari bagian yang tipis dan yangtebal. Bagian tebal terdiri atas Tubulus rectus proximal dan tubulus rectus distal. Padabagian yang tipis, didominasi oleh reabsorpsi air. Sedangkan pada bagian yang tebal,didominasi oleh reabsorpsi elektrolit, seperti NaCl. Dan pada ansa henle ini lah nantinyaakan terjadi mekanisme counter current, yaitu salah satu mekanisme dalam pembentukanurine. Tubulus Kontortus DistalSuatu saluram mikro yang juga panjang dan berliku. Disini, sedikit dilakukan reabsorpsiair. Ductus ColigentusSuatu saluran lurus dimana berkumpulnya hasil urin setelah melewati Tubulus KontortusDistal. Bermuara ke Calix Minor Renalis. Yang selanjutnya akan dibawa ke Calix MayorRenalis, lalu ke Pelvis Renalis.

II. Ureter Mukosa ureter sangat berlipat dan dilapisi epitel transisional tebal. Di bawahnyaterdapat lamina propria jaringan ikat. Muskularis ureter mengandung dua lapisan otot polos,yaitu lapisan otot longitudinal dalam dan lapisan otot sirkular di tengah. Lapisan ketiga,longitudinal luar terdapat di dinding ureter sepertiga bawah. Di sekitar dinding ureter terdapatjaringan ikat adventisia. Di dalam adventisia dan sekitarnya juga terdapat banyak pembuluhdarah dan jaringan lemak.3Ureter yang tidak diregangkan memiliki lumen berkelok karena adanya lipatanmemanjang. Dinding ureter terdiri atas mukosa, muskularis, dan adventisia. Mukosa terdiriatas epitel transisional dan lamina propria lebar. Epitel transisional terdiri atas beberapa lapissel, lapisan terluar ditandai sel-sel kuboid besar. Sel-sel intermediate berbentuk polihedralkarena sel-sel di basal berbentuk kuboid atau silinder rendah. Permukaan basal epitel inilicin, tanpa lekukan papil-papil jaringan ikat. Lammina propria terdiri atas jaringan ikat fibroelastis lebih padat di bawah epitel lebih padat dibandingkan dengan fibroblas di dekat muskularis yang lebih longgat. Jaringan limfoid difus dan kadang-kadang limfonodus kecil mungkin terlihat sekitar lamina propria.Pada ureter bagian atas, muskularis terdiri atas lapisan otot polos longitudinal dalam dansirkular luar. lapisan ini tidak selalu jelas. Lapisan longitudinal luar tambahan terdapat padasepertiga ureter bagian bawah. Adventisia menyatu dengan jaringan ikat fibroelastis danjaringan lemak di sekitarnya yang mengandung banyak arteri, venula, dan saraf kecil.3

III. Vesica urinaria Lapisan otot polos dinding vesica urinaria serupa dengan lapisan otot di ureter, kecuali ketebalannya. Dinding vesica urinaria terdiri atas mukosa, muskularis, dan serosa pada permukaan superior vesica urinaria, permukaan inferior nya ditutupi oleh adventisia yang menyatu dengan jaringan ikat struktur-struktur dekatnya.4Mukosa vesika yang kosong tampak berlipat-lipat. Epitel transisional mengandung lebihbanyak lapisan sel dan lamina propria lebih lebar daripada yang di ureter. Jaringan ikat didalamnya mengandung lebih banyak serat elastin.Muskularisnya tebal dan ketiga lapisan di bagian leher vesika urinaria tersusun dalamberkas yang saling beranastomosis dengan jaringan ikat longgar di antaranya. Pada vesikakosong, sel-sel superfisial epitel transisional berbentuk kuboid atau silindris rendah. Bilavesika penuh dan epitel transisionalnya diregangkan, sel-selnya menjadi gepeng. Membranpermukaan asidofilik sel-sel superfisial tmpak jelas.

IV. Urethrae Uretra pada pria terdapat pada prostat, urogenital diapraghma, dan penis. Uretra pria terdiri dari mukosa, muskularis, dan adventisia. Pada lapisan mukosa, terdiri dari epitel transisional sampai berlapis gepeng. Sedangkan pada lapisan muskularisnya terdapat otot polos.4

3. Mekanisme ginjal Dalam proses pembuatan urin terdapat tiga proses utama yaitu filtrasi, reabsorbsi dan sekresi dari ginjal. Jumlah urin yang terbentuk dari ketiga proses tersebut berjumlah sekitar 1500ml perhari. Jumlah urin ini ditentukan dengan jumlah ketiga proses tersebut dimana jumlah urin sama dengan jumlah filtrasi dikurangi dengan jumlah reabsorbsi dan ditambahkan dengan jumlah sekresi dari ginjal. Oleh karena ketiga kegiatan yang dilakukan ginjal diatas dapat disimpulkan bahwa pengaturan yang dilakukan oleh ginjal dapat dilakukan dalam proses sekresi, filtrasi maupun pada proses reabsorbsi dari ginjal tersebut.5 Filtrasi GinjalProses filtrasi dari ginjal dilakukan pada daerah korpuskel ginjal yang dimana banyak terdapat pembuluh darah pada daerah tersebut. Kapiler darah yang berupa kapiler fenestra yang tertutupi oleh kaki kaki pedikel pososit ini berfungsi seperti saringan yang dapat melewatkan benda berukuran dibawah 8 nano meter. Ukuran yang kecil ini tidak memungkinkan bagi protein, enzim dan zat yang besar untuk melewatinya. Selain daripada itu, sawar ini juga memiliki muatan negatif, sehingga zat-zat yang memiliki muatan negatif akan sangat sulit untuk melewati sawar ini. Hal ini terbukti pada protein albumin yang memiliki ukuran lebih kecil dari 8 nanometer dan bermuatan negatif. Albumin ini tidak dapat melewati sawar ginjal dengan alasan bahwa molekul tersebut merupakan suatu molekul negatif yang saling tolak-menolak dengan sawar dari ginjal tesebut. Oleh karena itu dapat disimpukkan bahwa kemampuan filtrasi zat terlarut berbanding terbealik dengan ukurannya tetapi tidak berlaku pada molekul yang bermuatan. Dengan pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat juga ditarik kesimpulan bahwa dalam filtrat tidak diketemukan protein dan lemak, karena lemak biasanya berikatan dengan protein yang terdapat dalam plasma.5 Reabsorsi ginjal Pembentukan urin yang berikutnya akan melalui proses reabsorbsi dan sekresi di sepanjang berbagai bagian dari nefron. Setiap bagian dari nefron mulai dari tubulus kontortus proksimal, ansa henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus koligents mempunyai sifat dan cara kerja reabsorbsi dan sekresi urin yang berbeda. Proses transpor dari berbagai zat tersebut dapat dilakukan dengan transpor aktif primer, transpor aktif sekunder maupun dengan transpor pasif. Transpor aktif primer berarti transpor tersebut melalui membran tubulus ke dalam sel dengan langsung menggunakan ATP, misalnya natrium-kalium ATPase, hidrogen ATPase, hidogen kalium ATPase, dan kalsium ATPase. Sedangkan pada transpor aktif sekunder, dua atau lebih zat berinteraksi dengan suatu protein membran spesifik dan ditranspor bersama melewati membran, contoh yang paling umum adalah transpor dari glukosa. Untuk transpor aktif sendiri selalu memiliki batas kecepatan yang disebut sebagai transpor maksimum. Keterbatasan ini disebabkan oleh kejenuhan dari sistem transpor spesifik yang dilibatkan apabla jumlah zat terlarut yang dikirim ke tubulus melebihi kapasitas protein pengangkut dan enzim-enzim spesifik yang terlibat dalam proses transport. Pada transport pasif yang paling banyak terjadi adalah pada reabsorbsi air yang melalui osmosis terutama menyertai reabsorpsi natrium. Selain dari pada air reabsorbsi dari klorida, ureum dan zat-zat terlarut lainnya melalui difusi pasif.5Bagian pertama dalam proses reabsorbsi dan sekresi adalah tubulus proksimal. Secara normal, sekitar 65 persen dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai presenntase yang sedikit lebih renadah dari klorida akan direabsorbsi oleh tubulus proskimal sebelum filtrat mencapai ansa Henle peresentase ini dapat menigkat atau menurun dalam berbagai kondisi fisiologis. Pada tubulus proskimal zat zat yang terutama direabsorbsi adalah natrium, clorida, air, glukosa, asam amino dan ion bikarbonat. Dan zat yang terutama disekresi adalah ion hidrogen, asam organik, dan beberapa jenis basa. Pada pertengahan pertama dari tubulus proksimal transpor natrium sebagaian besar diikuti oleh transport dari glukosa ataupun asam amino, sedangkan untuk paruh berikutnya karena konsentrasi dari clorida lebih tinggi lagi, maka transport dari natrium akan lebih bersamaan dengan ion clorida. Transport imbangan dari natrium adalah dengan hidrogen yang pada tubulus ginnjal berreaksi dengan ion bikarbonat dan akan menjadi carbondioksida dan air. Dan hal yang juga penting adalah pada tubulus prosimal terdapat proses sekresi dari asam dan basa organik yang berfungsi untuk mengeluarkan obat-obatan atau toksin yang potensial berbahaya melalui sel-sel tubulus ke dalam tubulus dan dapat dengan cepat dibersihkan dari darah.Ansa henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda yaitu segmen tipis desenden, segmen tipis asenden dan segmen tebal asenden ansa henle. Bagian tebal dari segmen tipis ansa henle sangat permeable terhadap air dan cukup permeabl terhadap sebgaian besar zat terlarut tetapi hanya memiliki beberapa mitokondria dan terjadi reabsorbsi aktif yang sedikit atau bahkan tidak terjadi reabsorbsi aktif. Segmen tebal asenden ansa henle mereansornsi sekitar 25% natrium, klorida dan kalium yang terfiltrasi serta sejumlah besar kalsium, bikarbinat dan magnesium. Segmen ini juga menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen tubulus. Dan disini dapat dijelaskan bahwa pada bagian segmen tipis desendens dari ansa henle sangat permeable terhadap air, sendangkan pada bagian acendensnya tidak lagi permeable terhadap air tertapi banyak terdapat transport aktif keluar untuk natrium. Keadaan ini yang menyebabkan tetap tingginya osmilaritas cairan intersitial yang terdapat pada medula ginjal. Bagian awal tubulus distal banyak memiliki kesamaan dengan karakteristik dengan segmen tebal asenden ansa Henle dan mereabsorbsi natrium, klorida, dan magnesium tapi sebnenarnya tidak permeable terhadap air dan ureum. Bagian akhir dari tubulus distal dan tubulus kologentes kortikalis terdiri dari dua jenis sel yang berbeda yaitu sel prinsipalis dan sel interkalatus. Sel prinsipalis mereabsorbsi natrium dari lumen dan menyekresikan ion kalium ke dalam lumen. Sel interkalatus mereabsorbsi ion kalium dan bikarbonat dari lumen dan menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen. Rabsorbsi air dari segmen tubulus ini diatur oleh konsentrasi hormon antidiuretik. Ciri khas dari duktus koligentes bagian medula dalah dalam reabsorbsi air sangat dipengaruhi oleh hormon ADH. Peningkatan hormon ini akan menyebabkan banyak dari air yang akan direabsorbsi ke dalam darah, begitu juga sebaliknya. Ciri berikutnya yaitu duktus koligentes bagian medula bersifat permeabel terhadap ureum. Oleh karena itu beberapa ureum tubulus direabsorbsi ke dalam interstisium medula, membantu meningkatkan osmolalitas daerah ginal ini dan turut berperan pada seluruh kemampuan ginjal untuk membentuk urin yang pekant. Dan yang terakhir adalah duktus koligentes bagian medula mampu menyekresikan ion hidrogen melawan gradien konsentrasi yang besar, seperti yang juga terjadi dalam tubulus koligentes kortikalis. Jadi, duktus koligentes bagian medula juga memainkan peranan kunci dalam mengatur keseimbangan asam basa.5

BAB IIIPenutup1. Kesimpulan Kesimpulan dari makalah ini membuktikan bahwa pinggul yang sempit mempengaruhi sistem urogenitalia karena pinggul atau pelvis adalah tempat sebagian besar organ urogenitalia berada.

Daftar Pustaka1. Rasjidi I. Panduan pelayanan medik model interdisiplin penatalaksanaan. 1st ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. h. 272. Inggriani, Y. Buku ajar Anatomi : Traktus Urogenitalis. 2nd ed. Jakarta : Bagian Anatomi FK UKRIDA; 2012. h. 20-33. Junqueira, L.J, Carneiro, J. Histologi dasar. 1st ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.4. Leeson. Buku ajar Histologi. 1st ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 20065. Sherwood L. 2001. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi-2. Jakarta : EGC. Hal 461-504.6. Hall, Guyton. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 439-445.Blok 10 Urogenital 14