citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · web viewsaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan...

26
1 Kata Pengantar Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Kepemimpinan” ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi yang disajikan didalamnya. Selama pencarian referensi dan penyusunan makalah ini, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari pihak-pihak terkait, maka kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu, secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Perilaku Keorganisasian yang telah memberikan kontribusi moral dan material dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu menjadi acuan dalam mata kuliah bersangkutan. Medan, April 2014 Penulis, Kelompok 9

Upload: buinguyet

Post on 08-Sep-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

1

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Kepemimpinan” ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi yang disajikan didalamnya. Selama pencarian referensi dan penyusunan makalah ini, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari pihak-pihak terkait, maka kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu, secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Perilaku Keorganisasian yang telah memberikan kontribusi moral dan material dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu menjadi acuan dalam mata kuliah bersangkutan.

Medan, April 2014

Penulis,

Kelompok 9

Page 2: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

2

Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................... 1

Daftar Isi.................................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang................................................................................................................ 31.2. Tujuan Penulisan............................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 4

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN.........................................................................… 4B. TEORI KEPEMIMPINAN.......................................................................................... 5C. TIPE KEPEMIMPINAN.............................................................................................. 5D. ETIKA KEPEMIMPINAN.......................................................................................... 6E. KEPEMIMPINAN SPIRITUAL TANPA AGAMA.................................................. 7F. KEPEMIMPINAN SPIRITUAL BERDASARKAN AGAMA................................. 7G. PEMIMPIN INSPIRASIONAL................................................................................... 8H. MEMIMPIN DIRI SENDIRI.......................................................................................I. ISU-ISU KONTEMPORER KEPEMIMPINAN.......................................................J. KEPEMIMPINAN ABAD 21.......................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

1. Kesimpulan....................................................................................................................2. Saran...............................................................................................................................

Daftar Pustaka.....................................................................................................................

Page 3: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

3

BAB I

PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Saat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya dalam segala aspek mulai dari produksi, pemasaran, keuangan, personalia dan juga pembenahan dalam organisasi perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan diharapkan dapat memenuhi tuntutan beroperasi seefektif dan seefesien mungkin agar dapat tetap bertahan menghadapi pesaingnya. Perusahaan yang dapat menghadapi persaingan tersebut akan dapt bberkembang tumbuh menjadi suatu perusahaan berskala besar. Tumbuhnya skala perusahaan menjadi skala yang besar mengakibatkan meluasnya kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut sehingga memerlukan banyak perubahan dalam bidang manajemen. Semakin besar suatu perusahaan maka semakin kompleks pula masalah yan dihadapi dalam bidang manajemen.

Kompleksitas masalah yang dihadapi manajemen ini akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan pimpinan yang memiliki kualitas tertentu. Dikatakan demikian karena seorang pemimpin merupakan salah satu unsur yang menentukan yang mengembangkan dalam suatu perusahaan, berhasil atau gagalnya perusahan ditentukan dari kualitas gaya kepemimpinan. Tanpa mengurangi arti penting dari unsur-unsur perusahaan lainnya, peranan manusia merupakan komponen dasar yang penting dari setiap organisasi, karena manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, pimpinan sebagai pengelola sumber daya manusia dituntut untuk memiliki gaya kepemimpinan agar dia dapat bekerja sama dan dapat menekan kemungkinan konflik yang akan terjadi di dalam kelompok kerja sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.

Dalam hal ini, pengaruh seorang pemimpin sangat menentukan, karena untuk merealisasikan tujuan, perusahaan perlu menetapkan gaya kepemimpinan atau pola kerja yang konsisten terhadap situasi kerja yang dihadapi. Selain itu, seseorang pemimpin di dalam melaksankan tugasnya harus berupaya menciptakan dan memelihara hubungan yang baik dengan bawahannya agar mereka dapat bekerja secara produktif.

Oleh karena hal itu, kami kelompok Sembilan (9) membahas tentang ‘Kepemimpinan’ ini dan membuatnya dalam bentuk makalah.

2. Tujuan Penulisan2.1. Untuk mengetahui arti sebuah kepemimpinan.2.2. Untuk mengetahui bagaimana memimpin yang baik.2.3. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan.

BAB II

Page 4: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

4

PEMBAHASAN

KEPEMIMPINAN

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Menurut Tead, Terry, Hoyt (Kartono, 2003) kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Menurut Young (Kartono, 2003), kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

Kepemimpinan adalah pengaruh tambahan yang melebihi dan berada di atas kebutuhan mekanis dalam mengarahkan organisasi secara rutin (D. Katz & Khan, 1978, h.528).

Atas dasar itu dapatlah kiranya disusun definisi kepemimpinan yang mudah dipahami, yaitu rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telh ditetapkan.

Kepemimpinan juga bisa di artikan Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan. Bentuk pengaruh tersebut dapat secara formal seperti manajerial pada suatu organisasi.‘Nonsanctioned Leadership’ merupakan kemampuan untuk member pengaruh di luar struktur formal organisasi yang kepentingannya sama atau bahkan melebihi pengaruh struktur formal. Dengan kata lain, seorang pemimpin dapat saja muncul dalam suatu kelompok walaupun tidak diangkat secara formal.

Dalam arti yang luas kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak hanyaterbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Disini, menurut kami ,kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata karma birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi di manasaja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi orang-orang lain ke arah tercapainya tujuan tertentu.

B. TEORI –TEORI KEPEMIMPINAN

Page 5: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

5

1. Teori Genetis (Keturunan)Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made” (pemimpin itu dilahirkan

(bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.

2. Teori SosialJika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun

merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3. Teori EkologisKedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai

reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.

Selain pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnya gaya kepemimpinan tersebut,. Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada para pengikutnya ini. Oleh sebab itu, seorang pemimpinan dituntut untuk memilih bawahan dengan secermat mungkin.

C. KEPEMIMPINAN FORMAL DAN INFORMAL

Pada setiap organisasi selalu terdapat hubungan formal dan informal. Hubungan formal melahirkan organisasi formal dan hubungan informal menghasilkan organisasi informal. Kepemimpinan formal adalah kepemimpinan resmi yang diangkat dalam jabatan kepemimpinan. Pola kepemimpinan tersebut terlihat pada berbagai ketentuan yang mengatur hirarki dalm suatu organisasi.

Jenis kepemimpinan informal terlihat pada pengakuan nyata dan penerimaan dalam praktek ats kepemimpinan seseorang. Biasanya kepemimpinan informal didasarkan pada beberapa kriteria di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan memikat hati orang lain.2. Kemampuan dalam membina hubungan yang serasi dengan orang lain.3. Penguasaan atas makna tujuan organisasi yang hendak dicapai.4. Penguasaan tentang implikasi-implikasi pencapaian dalam kegiatan-kegiatan operasional.

Page 6: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

6

5. Pemilihan atas keahlian tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.

D. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

a. Tipe Kepemimpinan OtokratikSeorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang:      Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.      Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.      Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata.      Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.      Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya.     Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum).

b. Tipe Kepemimpinan MiliteristikSeorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:      Kebanyakan sistem perintah yang sering digunakan.      Senang bergantung pada pangkat dan jabatan.      Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan.      Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya.

c.  Tipe Kepemimpinan Paternalistik     Ciri-ciri dari tipe kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:      Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa.      Bersikap terlalu melindungi.      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiati. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi.      Sering bersikap mau tahu.

d.  Tipe Kepemimpinan KharismatikDalam keadaaan tertentu, tipe kepemimpinan ini sangat diperlukan karena dapat menutupi sifat negatifnya dengan kharisma positif yang dimilikinya. Terkadang para bawahannya tidak memiliki alasan yang kuat untuk memilih seseorang tersebut sebagai pemimpin.

e.  Tipe Kepemimpinan DemokratikPengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:      Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan.     Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai tujuan.      Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya.      Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Fungsi Kepemimpinan

Page 7: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

7

1. Membantu menetapkan tujuan kelompok.2. Memelihara kelompok.3. Memberi simbol untuk identifikasi.4. Mewakili kelompok terhadap kelompok lain.5. Memandu, menuntun, membimbing suatu kelompok.6. Menggerakan orang lain yang dipimpin menuju tujuan kelompok.

E. ETIKA KEPEMIMPINAN Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral , norma-norma , dan hal hal

yang baik-baik . etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak menjalankan kehidupan menuju ketingkat keadaan yangf lebih baik .

Adapun prinsip-prinsip etika beroganisasi adalah :

1. Menjaga perasaan orang lain .2. Memecahkan masalah dengan rendah hati .3. Menghindari pemaksaan kehendak tetapi menghargai pendapat orang lain4. Mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah .5. Menanggapi suatu masalah dengan cepat , dan sesuai dengan keahlihan (competence).6. Meyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki (imvroving value)7. Mengedepankan sikap jujur ,disiplin , dan dapat di percaya .

Upaya menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinan bukanlah suatu hal yang mudah , untuk kebutuhan itu diperlukan kesamaan persepsi untuk apa organisasi dijalankan .

Kode etik organisasi disusun berdasarkan pertimbangan berapa faktor .1. Peraturan dan ketentuan yang disepkati .2. Sinergitas.3. Persaingan yang sehat , persaingan adalah masalah semangat , bukan kekuatan .4. Tanggung jawab atau integritas.5. Hubungan kerja .6. Aspirasi .

F. KEPEMIMPINAN SPRITUAL TANPA AGAMA

Sejak tahu 1980an mulai terjadi pergeseran fokus dari teori kepemimpinan behavioral contigency (yang mempelajari perilaku pemimpin yang cocok dengan situasitertentu ) . bukan hanya tampak dari terbitan buku-buku dan artikel , dalam praktik juga banyak perusahaan yang sukses menerapkan pendekatan baru tersebut dalam kepemimpinan .

Spritualitas ditempat kerja belum bekembang dalam wacana kepemimpinan di indonesia , meskipun tumbuh subur di amerika . ini merupakan bagian dari fokus mtakhir praktisi dan akademisi amerika mengenai kepemimpinan , sebagai bagian dari usaha pengembangan nilai-nilai dan penemuan makna kerja .

Page 8: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

8

Seperti dikemukakan asmhos dan duchon , spritualitas ditempat kerja buaknlah agama atau pengganti agama , dan juga bukanla perihal mengajak orang untuk mngikuti tidak efektif , birokrasi yang banyak diterapkan pada organisasi pemerintah maupun cenderung berorientasi pada standardisasi .

Perkembangan spritual ditempat kerja tidak dapat diharapkan berkembang sendiri tanpa adanya dukungan dari pimpinan . itu sebabnya wacana kepemimpinan spritual menjadi penting untuk dikemukakan .

Berdasarkan pendapat fry mengenai kepemimpinan spritual , tampak bahwa ini bukan hal yang mudah dilakukan oleh sembarang pemimpin. Hanya orang-orang yang matang secara spritual saja yang mampu mengembangkan kepemimpinan spritual .

Lingkungan bisnis/organisasi yang kiniberubah dengan cepat dan berkembang semakin komleks , memerlukan kemampuan pemecahan masalah yang semakin tinggi pula .

Menurut wilber , kesadaran mencerminkan persaan akan identitas . perasaan akan identitas ini dapat bergerak dari suatu identitas sempit yang berkaitan dengan egosentrisitas . menuju perluasan perasaan identitas yang dikenal dengan istilah suprame identity.

Sementara pada dua tingkat berikutnya , menunjukkan kepastiannya dengan memproses pengetahuan secara intim sambil tetap mempertahankan kemampuan untuk memproses pengetahuan simbolik .

Oleh wilber disebut sbagai tranformasi spritualitas , tiap tahap perkembangan atau tingkat kesadaran mengantarkan seseorang kepada dimensi eksistensi yang baru,cara-cara belajar , kebutuhan , kekuatan , persepsi , model ruang dan waktu , motivasi , sensibilitas moral dan sebagainya . berdasarkan perluasan persepektif dan perluasaan identitas Diri tersebut .

G. KEPEMIMPINAN SPRITUAL BERDASRKAN AGAMA

Kepemimpinan dalam islam

Secara etimologi kepemimpinan berarti khalifah , imamah , imaroh , yang mempunyai makna daya pemimpin atau kualitas seoarang pemipin atau tindakan dalam memimpin .

Kepemimpinan adalah upaya untuk mentroformasikan semua potensi yang terpendam menjadi kenyataan , tugas dan tanggung jawab seseorang pemimpin adalah menggerakkan dan mengarahkan ,menuntun , memberi motivasi serta dorongan kepada orang dipimpin untuk berbuat suatu untuk mencapai tujuan, sedangkan tugas dan tanggung jawab yang dipimpin adlah mengambil peran aktif dalam mensukseskan pekerjaan yang di bebankannya .

Dalam pandangan islam , kepemimpinan merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggung jawabkan kepada anggota yang dipimpinnya , tetapi juga akan dipertanggungjawaban dihadapan allah swt, jadi pertanggung jawban kepemimpinan dalam islam tidak hanya bersifat horizontal formal sesama manusia .

H. KEPEMIMPINAN SPRITUAL BERDASARKAN AGAMA

Page 9: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

9

1. Kepemimpinan dalam Islam

Dalam pandangan Islam, kepemimpinan merupakan amanah dan tanggungjawab yang tidak hanya dipertanggunggjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Swt. Jadi, pertangggungjawaban kepemimpinan dalam islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesame manusia, tetapi bersifat vertical-morall yakni tanggung jawab kepada Allah Swt di akhirat nanti.

Seorang pemimpin harus bersifat amanah, sebab ia akan diserahi tanggungjawab. Jika pemimpin tidak mempunyai sifat amanah, tentu yang terjadi adalah penyalahgunaan jabatan dan wewenang untuk hal-hal baik.

Oleh karenanya, kepemimpinan mestinya tidak dilihat sebgai fasilitas unutk menguasai, tetapi dimaknai sebagai sebuah pengorbanan dan amanah yang harus diemban dengan sebaik-baiknya. Kepemimpinan juga bukan kesewenga-wenagan unutk bertindak, tetapi kewenangan unutk melayani dan mengayomi dan berbuat dengan seadil-adilnya. Kepemimpinan adalah sebuah keteladanan dan kepeloporan dalam bertindak. Kepemimpinan semacam ini akan muncul jika dilandasi dengan semangat amanah, keikhlasan dan nilai-nilai keadilan.

2. Kepemimpinan dalam Kristen

Kepemimpinan Kristen ialah kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus unutk melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada kekeuasaan Kristus dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memperlihatkan sifat-sifat yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan kepandaian persuasive yang menjadi ciri pemimpin yang agung.

3. Kepemimpinan dalam Hindu

Ajaran kepemimpian dalam individu Hindu diantaranya ajaran Catur Guru Bhakti, yakni berbakti kepada empat jenis guru yang terdiri dari:

a. Guru Rupaka atau Guru Rekha, yakni orang tua, ibu bapak.b. Guru Pangadyayan atau Pangajian, yakni para guru yang memberikan pendidikan.c. Guru Wisesa, yakni pemerintah yang memberikan perlindungan dan kemakmuran masyarakatd. Guru Svadhayaya yakni Tuhan Yang Maha Esa sebagai guru tertinggi

Dengan memahami dan patuh pada keempat guru tersebut setiap umat Hindu telah melaksanakan ajaran kepemimpinan.

Ajaran atau konsep kepemimpinan dalam Hindu dikenal dengan istilah adhipatyam atau nayakhtatvam. Kata adhipatyam berasal dari adhiphati sedang nayakatvam dari kata nayaka kedua kata ini memiliki arti pemimpin.

Nilai-nilai kepemimpinan dalam ajaran Agama Hindu lebih dari sekedar sumber filsafat, etik dan moral, tetapi juga nilai-nilai spiritual yang luhur unutk mencapai tujuan tertinggi berupa kebahagian lahir batin.

Page 10: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

10

I. PEMIMPIN INSPIRASIONAL

1. Pemimpin Transaksional

Pemimpin transaksional adalah salah satu gaya kepemimpinan yang intinya menekankan transaksi di antara pemimpin dan bawahan. Kepemimpinan transaksional memungkinkan pemimpin memotiovasi dan mempengaruhi bawahan dengan cara mempertukarkan reward dengan kinerja tertentu. Artinya dalam sebuah transaksi bawahan dijanjikan untuk diberi reward bila mampu menyelesaikan tugasnya sesuai dengn kesepakatan yang telah dibuat bersama.

Pemimpin transaksional memperkenalkan apa yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya dan mencoba memikirkan apa yang akan bawahan peroleh jika hasilnya sesuai dengan transaksi. Pemimpin menjanjikan imbalan bagi usaha yang dicapai, dan pemimpin tanggap terhadap minat pribadi bawahan bila ia merasa puas dengan kinerjanya. Dengan demikian, proses kepemimpinan transaksional dapat ditunjukkan melalui sejumlah dimensi perilaku kepemimpinan yakni, contingent reward, active management by exception dan passive management by exception. Perilaku contingent reward terjadi apabila pemimpin menawarkan sejumlah imbalan jika hasil kera bawahan memenuhi kesepakatan. Active management by excetion, terjadi jika pimpinan menetapkan sejumlah aturan yang perlu ditaati dan secara ketat ia melakukan kontrol agar bawahan terhidar dari berbagai kesalahan, kegagalan, dan melakukan intervensi dan koreksi untuk perbaikan. Sebaliknya, passive management by exception, memungkinkan pemimpin hanya dapat melakuka intervensi dan koreksi apabila masalahnya makin memburuk atau bertambah serius.

Perbedaan utama antara kepemimpinan transformasional dan transaksional dapat diidentifikasi yakni bahwa inti teori kepemimpinan transaksional terutam menjelaskan hubungan antara tasan dan bawahan berupa proses transaksi dan pertukran yang bersifat ekonomis, smentara kepemimpinan transformasional pada hakikatnya menjelaksan proses hubungan antara atasan dan bawahan yang di dasari nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan asumsi-asumsi mengenai visi dan misi organisasi. Hal ini bermakna bahwa pandangan teori kepemim[pinan transaksional mendasarkan diri pada pertimbangan ekonomis-rasional, adapun teori kepemimpina transformasional melandaskan diri pada pertimbangan pembaerdayaan pada potensi manusia. dengan kata lai, tugas pemimpin transformasional adalah memanusiakan manusia melalui berbagai cara seperti memotivasi dan memberdaykan fungsi dan peran karyawan utnuk mengembangkan organisasi dan pengembangan diri menuju aktualisasi diri yang nyata.

Namun terdapat cukup banyak bukti dari hasil-hasil berbagai jenis penelitian empiris untuk mengusulkan beberapa pedoman sebamentara bagi para pemimpin yang mencoba untuk mentransformasikan organisasinya serta budayanya, dan bagi para pemimpin yang ingin memperkuat budaya yang ada dari suatu organisasi. Lebih khusus lagi, pedoman-pedoman dimaksud adalah sebagai antisipasi terhadap hal-hal yang mungkin dihadapi pada abad 21. Beberapa pedoman tersebut, adalah sebagai berikut, a) kembangkan sebuah visi yang jelas dan menarik, b) kembangkan sebuah strategi untuk mengembangkan visi tersebut, c) artikulasi dan promosikan visi tersebut, d) Mengungkapkan rasa percaya terhadap pengikut, e) gunakan keberhasilan sebelumnya dalam tahap-tahap kecil untuk membnagun rasa percaya diri, f) rayakan keberhasilan, g) gunakan tindakan-tindakan yang dramatis dan nilai-nilai simbolis untuk menekankan nilai-nilai utama, h) memimpin melalui contoh, i) Menciptakan, memodifikasi dan menhapuskan bentuk-bentuk kultural dan j) gunakan upacar-upacara transisi untuk membantu orang melewati perubahan.

Page 11: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

11

Kepemimpinan transaksional menekankan pada transaksi atau pertikaran yang terjadi antarpemimpin, rekan kerja dan bawahannya. karakteristik pemimpin transaksiona ditunjukkan dengan gambaran perilaku atasan sebagai berikut.

1. Imbalan kontijen (contingensi reward). Pemimpin melakukan kesepakatan tentang hal-hal apa

saja yang dilakukan oleh bawahan dan menjanjikan imbalan apa yang akan diperoleh bila hal

tersebut dicapai.

2. Manajemen dengan eksepsi (management by exception). Pada manajemen eksepsi pemimpin

memantau deviasi dari standar yang telah ditetapkan dan melakukan tindakan perbaikan.

Selain secara aktif, manajemen dengan eksepsi juga dapat dilakukan secar pasif.

2. Pemimpin Transformasional

Kepemimpinan transformasional menunujuk pada proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan member kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Teori transformasional mempe lajari juga bagaiman apara pemimpin mengubah budaya dan struktur organisasi agar lebih konsisten dengan strategi-strategi manajemen untuk mencapai tujuan organisasional. Secara konseptual, kepemimpinan transformasional didefenisikan sebagai kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan karyawan sehingga mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Berarti, sebuah proses transformasional terjadi dalam kepemimpinan manakala pemimpin membangun kesadaran karyawan akan pentingnya nilai kerja, meningkatkan dan memperluas kebutuhan melampaui minat pribadi serta mendorong perubahan tersebtu terhadap kepentingan bersama termasuk kepentingan organisasi.

Burns menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai proses yang padanya “para pemimpin dan pengikut saling menaikkan dari ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi” seperti kemerdekaan, keadilan dan kemanusiaan dan buakn didasarkan atas emosi, seperti misalnya keserakahan, kecemburuan sosial, atau kebencian.

Pemimpin transformasional biasanya berupaya melakukan transformasi pandangan menjadi visi bersama sehingga mereka bekerja untuk mewujudkan visi menjadi kenyataan. Proses transformasional dapat terlihat melalui sejumlah perilaku kepemimpinan seperti, attributed charisma, idealized influence, inspirational motivation, intellectual simulation, dan individualized consideration.

Attributted charisma. Bahwa kharisma secar tradisional dipandang sebagai hal yang bersifat inheren dan hanya dimiliki oleh pemimpin-pemimpin kelas dunia. Pemimpin yang memiliki ciri tersebut, memperlihatkan visi dan kemampuan serta keahlian dan tindakannya yang lebih mendahulukan kepentingan organisasi dan kepentingan orang lain dari pada kepentingan pribadi.

Idealized influence. Pemimpin tipe ini berupaya memengaruhi bawahannya melalui komunikasi langsung dengan menekankan pentingnya niali-nilai, asumsi-asumsi, komitmen dan keyakinan, serta memilik tekad untuk mencapai tujuan denga senantiasa memepertimbangkan akibat-akibat moral dan etik dari setiap keputusan yang dibuat. Ia memperlihatkan kepercayaan pada cita-cita, keyakinan, dan nilai-nilai hidupnya

Page 12: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

12

Inspirational motivation. Pemimpin transformasional bertindak dengan cara memotivasi dan memberikan inspirasi terhadap bawahan melalui pemberian arti dan tantangan terhadap tugas bawahan. Bawahan diberi untuk berpartisipasi secara optimal dalam hal gagasan-gagasan, member visi mengenai keadaan organisasi masa depan yang menjanjikan harapan yang jelas dan transparan.

Intelectual stimulation. Bahwa pemimpin mendorong bawahan untuk memikirkan kembali cara kerja baru dalam menyelesaikan tugasnya. Pengaruhnya diharapkan, bawahan merasa pimpinan menerima dan mendukung mereka untuk memikirkan cara-cara kerja mereka, mencari cara-car baru dalam menyelesaikan tugas, dan merasa menemukan cara-cara kerja dalam mempercepat tugas-tugas mereka.

Indivialized consideration. Pemimpin memberikan perhatian pribadi kepada bawahan serta memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh dan menghargai sikap peduli mereka terhadap organisasi. Pengaruh terhadap bawahan antara lain, merasa diperhatinakan dan diperlakukan manusiawai dari atasannya.

Kepemimpinan transformasional memotivasi karyawan untuk melakukan pekerjaan atau tugas lebih baik dari apa yang bawahan inginkan dan bahkan lebih tinggi dari apa yang sudah diperkirakan sebelumnya. Proses transformasi dapat dicapai melalui salah satu cara dari tiga cara berikut.

1. Mendorong dan meningkatkan kesadaran tentang betapa pentingnya dan bernilainya sasaran

yang akan dicapai kelak menunjukkan cara untuk mencapainya.

2. Mendorong bawahan untuk mendahulukan kepentingan kelompok dari pada kepentingan

pribadi.

3. Meningkatkan orde kebutuhan bawahna/memperluas cakupan kebutuhan tersebut.

Pemimpin trnsformasional bertujuan untuk menghasilkan suatu hasil yang superior dengan perilaku salah satu atau lebih faktor berikut.

1. Simulasi individu (Individual Stimulation). pemimpin transformasional menstimulasi usaha

bawahannya untuk berperilku inovatif dan kreatif dengan mempertanyakan asumsi,

pembatasan masalah dan pendekatan dari situasi lama dengan cara yang baru.

2. Konsiderasi individual (Individual Consideration). Pemimpin transformasional memiliki

perhatian khusus terhadap kebutuhan individu dalam pencapaiannya dan pertumbuhan yang

mereka harapkan dengan berperilaku sebagai pelatih atau mentor.

3. Motivasi Inspirasional (Inspirational Motivation). Pemim[pin transformasional berperilku

dengan tujuan member motivasi dengan inspirasi terhadap orang-orang di sekitarnya.

4. Pengaruh Idealis (Idealized Influence). Pemimpin transformasional berperilaku sebagai model

bagi bawahannya. pemimpin seperti ini biasanya dihormati dan dipercaya.

Sedangkan untuk pemimpin transaksional, hubungan antara pemimpin transaksinal dan bawahan terjadi jika.

Page 13: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

13

1. Mengetahui apa yang diinginkan bawahan dan berussha menjelaskan bahwa mereka akan

memperoleh apa yang diinginkan apabila kinerja mereka memenuhi harapan.

2. Memberikan/menukar usaha-usaha yang dilakukan bawahan dengan imbalan atau janji

memperoleh imbalan.

3. Responsif terhadap kepentingan pribadi bawahan selai kepentingan pribadi itu sepadan dan

nilai pekerjaan yang telah dilakukan oleh bawahan.

J. PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN: GANGGUAN DI TEMPAT KERJA

 Orang- orang yang terlibat dalam pelecehan pada tempat kerja secara khas melecehkan posisi

kekuatan mereka. Hubungan karyawan-manajer terbaik dikarakteristikkan satu kekuatan hubungan berbeda, dimana posisi kekuasaan memberikan manajer karyawan tugas mereka, evaluasi kinerja mereka, membuat rekomendasi untuk penyesuaian gaji dan promosi, dan bahkan memutuskan apakah karyawan memegang pekerjaan mereka. Keputusan ini memberikan manajer kekuasaan.

Ketika karyawan menginginkan telaah kinerja yang menguntungkan, kenaikan gaji, dan seperti itu, jelas bahwa manajer mengedalikan sumber daya yang paling penting dipertimbangkan karyawan.

Beberapa kategori pelecehan di Indonesia adalah melanggar hukum, meliputi semua hal yang berkaitan dengan ras,agama,dan rasa nasionalism, seperti halnya pelecehan seksual.Sayangnya, beberapa jenis pelecehan yang terjadi di tempat kerja bukan dianggap tidak sah, sekalipun mereka menciptakan masalah untuk karyawan dan manajer. Mengganggu Yang Lemah

Banyak dari kita menyadari seorang manajer dapat mengganggu karyawan menuntut kerja lembur tanpa upah atau prestasi kerja berlebihan.Beberapa cerita terbaru dari kekerasan tempat kerja telah dihasilkan dari perasaan seorang karyawan mengitimidasi di tempat kerja.Dalam penelitian yang dihasilkan pada sektor publik dan sektor swasta menemukan bahwa mengganggu di tempat kerja adalah biasa.  Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual  merupakan tindakan seksual atau kecenderungan bertindak secara seksual yang bersifat intimidasi non-fisik, misalnya kata-kata atau gambar.Atau intimidasi fisik, melalui gerakan kasat mata, seperti memegang, menyentuh, meraba, mencium bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan seseorang atau kelompok tertentu terhadap orang atau kelompok tertentu terhadap orang atau kelompok lain.Hal tersebut dipahami sebagai merendahkan, mengaibkan, mencemarkan keberadaan dari pihak yang bersangkutan sebagai manusia sesama harkat. 

Di Indonesia, pelecehan seksual kurang mendapat tanggapan serius, karena masalah kekerasan terhadap perempuan dipahami hanya sebagai masalah perorangan atau kultura.Pemahaman seperti ini dalam konteks pelecehan seksual diungkap melalui pernyataan antara lain, korban memancing atau menikmati pelecehan seksual tersebut atau korban bertingkah laku dengan mengundang atau menyebabkan terjadinya pelecehan seksual.

Page 14: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

14

Misalnya, dalam bentuk tindakan, tutur kata, cara berbusana, atau hanya karena mereka berada di tempat-tempat yang konon tidak pantas didatangi oleh perempuan (bar, klab malam, panti pijat) atau karena mereka berada seorang diri di tempat sepi dan gelap. 

Dalam kaitannya dengan dinamika hubungan antara kekuasaan dan gender, pelecehan seksual ditempatkan sebagai salah satu bentuk kekerasan. Bahkan, dinegara lain telah memperlakukan masalah ini secara serius,pelecehan seksual dimaksudkan ke dalam kategori hate crime (kejahatan yang berakar dari rasa benci).Konsep hate crime dikemukakan oleh Departemen Kehakiman Kalifornia, AS tahun 1986.Hate crime dinyatakan sebagai tindakan kejahatan berdasarkan kebencian dalam bentuk intimidasi , pelecehan, kekerasan fisik atau ancaman perlakuan kekerasan fisik yang ditujukan pada siapa saja yang dimotivasi baik secara keseluruhan maupun oleh sikap permusuhan terhadap ras, latar belakang, kesukuan, asal–usul kebangsaan, agama, jenis kelamin, usia, kecacatan, atau kecenderungan seksualnya. 

K. POLITIK:KEKUASAAN DALAM TINDAKAN 

Studi yang mempunyai hubungan dekat dengan kekuasaan dalam organisasi adalah politik. Politik seperti halnya kekuasan adalah sesuatu yang nampak dan dialami dalam kehidupan setiap organisasi, tetapi agak sulit untuk mengukurnya. Akan tetapi penting untuk dipelajari dalam perilaku keorganisasian, karena keberadaannya dapat mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada dalam organisasi.Politik adalah aktivitas untuk mendapatkan, mengembangkan, menggunakan kekuasaan dan sumber-sumber lainnya untuk memperoleh hasil yang diinginkan dalam situasi dimana adanya ketidakpastian atau adanya ketidaksepakatan tentang suatu pilihan (Jones,1985) Defenisi Perilaku Politik

Perilaku politik dalam organisasi seperti seluruh aktivitas diluar dari peran formal seseorang (yaitu,tidak ada bagian dari pekerjaan spesifik), pengaruhnya, atau berusaha mempengaruhi, distribusi dari keuntungan dan kerugian pada organisasi.Defenisi ini juga meliputi upaya untuk mempengaruhi tujuan, kriteria, atau proses yang digunakan untuk membuat keputusan  ketika  kita menyatakan bahwa politik terkait dengan distribusi dari keuntungan dan kerugian pada organisasi. Faktor-Faktor yang Mendorong Terjadinya Perilaku Politik

Perilaku politik dalam organisasi ditentukan oleh beberapa faktor.Secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor-faktor  yang melekat pada diri anggota organisasi dan faktor lingkungan intern organisasi.  Faktor-Faktor yang Melekat Pada Diri Seseorang

Dari beberapa hasil studi mengidentifikasi bahwa sifat kepribadian tertentu, kebutuhan dan faktor-faktor  lainnya menunjukkan adanya hubungan dengan perilaku politik yang terjadi dalam organisasi.

Sifat-sifat kepribadian seperti monitor diri yang tinggi (high self-monitor), sifat pengendalian internal dan kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan menunjukkan adanya hubungan yang erat dengan keterlibatan dalam perilaku politik dalam organisasi. Faktor Lingkungan Internal Organisasi

Faktor intern seperti kurangnya sumber-sumber organisasi adanya pergantian kepemimipinan.Relokasi sumber-sumber. Pada saat organisasi melakukan peningkatan efisiensi secara besar-besar menyebabkan sub-sub unit harus melakukan pengurangan sumber-sumber.

Page 15: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

15

Ancaman dari pengurangan sumber-sumber tersebut akan melibatkan anggota organisasi dalam perilaku politik untuk mempertahankan kepentingannya. Pergantian Pimpinan

Pergantian pemimpin seringkali menyebabkan munculnya perilaku politik dalam organisasi.Manajer atau kelompok berupaya untuk memperjuangkan orang-orang yang sepaham atau temannya untuk menduduki posisi tertentu melalui kegiatan politik. Reorganisasi

Reorganisasi mengarah pada inti hubungan wewenang dan kekuasaan, oleh karenanya sering menyebabkan timbul adanya perilaku politik.Pada waktu reorganisasi dilakukan, orang-orang memperkirakan akan terjadi adanya perubahan tugas, tanggung jawab, dan wewenang. Jenis Aktifitas Politik1.      Menyerang atau menyalahkan orang lain.mencoba menghindari tanggungjawab atas kegagalan.2.      Menahan atau menyimpangkan informasi yang negatif3.      Mengatur kesan. Membawa perhatian positif terhadap diri seseorang atau megambil kredit untuk pemenuhan positif bagi yang lain.4.      Membangun dukungan untuk ide.5.      Memuji yang lain.membuat orang-orang penting merasa baik.6.      Membangun kesatuan. Bergabung dengan orang-orang lain untuk menciptakan satu kelompok yang kuat.7.      Menghubungkan dengan orang-orang berpengaruh. Membangun jaringan yang kuat.

L. KEPEMIMPINAN ABAD 21

Kepemimpinan abad 21 ini beranjak dari pandangan bahwa pemimpin publik harus mengenali secara tepat dan tepat baik mengenai dirinya maupun mengenai kondisi dan aspirasi masyarakat atau orang-orang yang dipimpinnya, perkembangan dan permasalahan lingkungan stratejik yang dihadapi dalam berbagai bidang kehidupan utamanya dalam bidang yang digelutinya, serta paradigma dan sistem organisasi dan manajemen dimana ia berperan.

Kepemimpinan terbangun dari tiga unsur yang interpendensi, yaitu pemimpin, kondisi masyarakat termasuk yang dipimpin, dan perkembangan lingkungan nasional dan internasional yang senantiasa mengalami perubahan, maka adalah sah jika kita menanyakan kualifikasi kepemimpinan atau persyaratan yang diperlukan bagi menghadapi kepemimpinan yang efektif dalam menghadapi kompleksitas perkembangan dandinamika perubahan abad 21.

Abad 21 ditandai globalisasi, kehidupan manusia telah mengalami perubahan-perubahan fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya. Peter stage(1994) mengatakan bahwa kedepan keadaan berubah dan berkembang dari kompleksitas rinci menjadi kompleksitas dinamika. Tantangan manajemen pada abad ke-21 adalah berkaitan dengan knowladge woker, yang memerlukan paradigma manajemen baru, strategi baru, pemimpim perubahan, tantangan informasi, produktifitas pegawai berbasis pengetahuan, dan kemampuan mengelola diri sendiri druker (1999).

Gambaran tadi menunjukan bahwa, pada abad 21 diperlukan paradigma baru dibidang kepemimpinan, manajemen, dan pembangunan dalam menghadapi berbagai permasalahan dan

Page 16: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

16

tantangan baru. Penyusunan paradigma baru menuntut proses trobosan pemikiran (break trought thinking process), apalagi yang kita inginkan adalah output berupa manusia, barang atau jasa yang berdaya saing.

Dalam kaitan hal tersebut, berikut akan disajikan tentang pokok-pokok pemikiran dalam abad 21, tentang tetap memperhatikan berbagai perkembangan paradigma kepemimpinan sebelumnya yang dipandang valid dalam menghadapi pokok permasalahan dan tantangan abad ini.

Menurut crowdury (2000) manajemen pada abad 21 akan tergantung pada tiga faktor yang menopangnya, yakni kepemimpinan, proses dan organisasi. Asset yang paling berharga bagi pemimpin abad 21 adalah kemampuan untuk membangun impian seperti dilakukan para wirausaha.

Faktor pertama, pemimpin abad 21 adalah pemimpin yang memiliki kompetensi berupa kemampuan mengembangkan komunikasi manusia, emosi dan kepercayaan, multi kemampuan dan juga memiliki mentalitas berikutnya. Pemimpin yang berhasil mengejar dan mengerjakan impian dan impiannya mengunakan komunikasi dan memberikan inspirasi kepada setiap orang dalam organisasi untuk juga dapat meyakini segala impian yang dimilikinya.

Faktor kedua, proses abad 21 berfokus pada kegiatan inti, meliputi 4 area kritis berupa grass root education, fire prevention,direct interaction, dan effective globalization. Groos root education dimaksutkan pendidikan dan pelatihan yang melibatkan seluruh staff tanpa diskriminasi dari pemimpin sampai staff terbiasa. Free prevention dimaksudkan sebagai wawasan dan upaya untuk meningkatkan durasi kemanfaatan teknologi dalam produksi dan distribusi produk-produk tertentu. Direct interaction organisasi abad 21 menekankan lebih pada antusisme pelanggan disamping kepuasannya antusiasme berarti keinginan dan loyalitas yang merupakan bagian dari pelanggan, memenuhi dengan jasa dan produk yang tersedia bagi pemenuhan harapan mereka.

Faktor ketiga organisasi abad ke-21 yang komit terhadap kualitas sumberdaya manusia. Roland heifezt dan laurie (1998) berpendapat, kepemimpinan masa depan adalah seorang pemimpin yang adaptif terhadap tantangan, peraturan yang menekan, memperhatikan pemeliharaan disiplin, memberikan kembali kepada karyawan dan menjaga kepemimpinannya.

Page 17: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

17

BAB III

PENUTUP1. Kesimpulan

Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi atau mengendalikan pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain. Tujuan kepemimpinan adalah membantu orang untuk menegakkan kembali, mempertahankan dan meningkatkan motivasi mereka.

Kepemimpinan formal adalah kepemimpinan yang resmi yang ada diangkat dalam jabatan kepemimpinan. Pola kepemimpinan tersebut terlihat pada berbagai ketentuan yang mengatur hirarki dalam suatu organisasi. Kepemimpinan formal tidak secara otomatis merupakan jaminan akan diterima menjadi kepemimpinan yang sebenarnya oleh karyawan. Efektivitas kepemimpinan informal terlihat pada pengakuan nyata dan penerimaan dalam praktek atas kepemimpinan seseorang.

Etika dapat menjadi faktor penting dalam keberhasilan suatu kepemimpinan. Dalam suatu organisasi, kepemimpinan yang dinilai baik apabila fungsi-fungsi kepemimpinan dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip beretika.

Perkembangan spiritualitas di tempat kerja tidak dapat diharapkan berkembang sendiri tanpa adanya dukungan dari pimpinan. Itu sebabnya wacana untuk kepemimpinan spiritual menjadi penting untuk dikemukakan. Menurut Fry, kepemimpinan spiritual merupakan kumpulan nilai-nilai, sikap dan perilku yang diberikan untuk memotivasi diri sendiri maupun orang lain secara intrinstik, sehingga masing-masing memiliki perasaan survival yang bersifat spiritual melalui keanggotaan dan keterpanggilan. Menurut Fry, kepemimpinan spiritual ini memerlukan dua hal yaitu, 1) menciptakan

Page 18: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewSaat ini pertumbuhan dan persaingan perusahaan semakin ketat. Masing-masing perusahaan bersaing membenahi perusahaannya …

18

visi sehingga anggota-anggota organisasi memiliki perasaan terpanggil. 2) Menegakkan budaya sosial yang berdasarkan cinta altruistic (tanpa pamrih pribadi), tempat para pemimpin dan anggota-anggotanya memiliki perhatian, kepedulian, dan penghargaan yang tulus satu sama lain.

Kepemimpinan pada Abad 21 dipengaruhi globalisasi, kehidupan manusia telah mengalami perubahan-perubahan fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya. Ulrich (1998) dalam kaitan ini menawarkan empat agenda utama pengembangan kepemimpinan pada abad 21 agar tetap menjadi pemenang adalah 1) menjadi rekan yang stratejik, 2) menjadi seorang pakar, 3) menjadi seorang pekerja ulung, dan 4) menmjadi seorang agen perubahan. Sebab, menurut Ulrich, masyarakat pada abad 21 merupakan masyarakat yang mega-kompetisi. Pada abad 21, tidak ada tempat tanpa kompetisi.

2. Saran

Menjadi seorang pemimpin berarti memikul tanggung jawab yang harus disesuaikan dengan sistem. Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan karyawannya untuk mencapai tujuan dan juga dapat mencapai strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan. Pemimpin yang baik mau tidak mau harus mengerti tentang karyawannya dan mampu mengarahkan dan membimbing karyawannya ke arah pencapaian tujuan.

DAFTAR PUSTAKA1. Ikhsan, Arfan., Indra Maipita. Perilaku Organisasi. Madenatera.

2. http://nursidar-66.blogspot.com/2013/12/tugas-makalah-perilaku-organisasi.html/