alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · web viewpuji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt,...

23
TUJUAN HUKUM ISLAM (MAQASIDUS SYARI’AH) MAKALAH Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah filsafat hukum islam Dosen Akhmad Farroh Hasan,M.Si Oleh KELOMPOK 5 Ali nahrowi : 13220214 Ahmad muzakki : 13220223 Hayat : 13220118 Sofiatun Darojat : 13220205

Upload: lythuan

Post on 05-Jun-2018

222 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

TUJUAN HUKUM ISLAM(MAQASIDUS SYARI’AH)

MAKALAH

Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah filsafat hukum islam

Dosen

Akhmad Farroh Hasan,M.Si

Oleh

KELOMPOK 5

Ali nahrowi : 13220214

Ahmad muzakki : 13220223

Hayat : 13220118

Sofiatun Darojat : 13220205

JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH FAKULTAS SYARIAH

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

TAHUN AKADEMIK 2014-2015

Page 2: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

KATA PENGANTAR

الرحيم الرحمن الله بسم

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya

lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan Hukum Islam atau

dikenal dengan Maqasidus Syari’ah Dalam Pembentukan Hukum islam.

Makalah ini diajukan guna memenuhi Tugas Mata Kuliah filsafat hukum

islam, dengan dosen pembimbing Bapak Ahmad farroh asan,M.Si.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi khususnya bagi kami,dan

umumnya bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembanngan wawasan dan

peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Malang, 25 September 2014

Penyusun

i

Page 3: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................1

C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAAN..................................................................................................2

A. Pengertian Maqashid al Syari’ah.............................................................................2

B. Urgensi Maqashid al Syari’ah..................................................................................4

C. Istilah – istilah yang berkaitan dengan Maqashid al Syariah...................................4

1. Al-Hikmah (الحكمة)...............................................................................................4

2. Al-'illat  ((5........................................................................................................العلة

3. Al-ma'na  (المعنى).................................................................................................5

D. Metode Penetapan Maqashid al Syari’ah.................................................................5

E. Klasifikasi Maqashid al Syariah..............................................................................7

1. Maqasid Syari'......................................................................................................7

2. Maqashid al Mukallaf (hamba)..........................................................................10

BAB III SIMPULAN.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

ii

Page 4: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW adalah sebagai sumber utama hukum

Islam yang bersifat wajib, atau mutlaq di percayai dan di anut oleh seorang

muslim, selain menunjukkan hukum dengan bunyi bahasanya juga dengan ruh

tasryi’ atau Maqasid Syari’at.

Melalui Maqasidus Syari’ah inilah ayat-ayat dan hadits-hadits hukum yang

secara kuantitatif sangat terbatas jumlahnya dapat dikembangkan untuk menjawab

permasalahan–permasalahan yang secara kajian kebahasaan tidak tertampung oleh

al-Quran dan Sunnah. Pengembangan ini dengan menggunakan metode istimbat

seperti qiyas, istihsan, maslahah mursalah, dan ‘urf yang juga disebut sebagai

dalil.

Maqasid Syaria’ah yang ditujukkan melalui hukum-hukum Islam dan

ditetapkan berdasarkan nash-nash agama adalah maslahat hakiki. Maslahat ini

mengacu terhadap pemeliharaan terhadap lima hal: agama, jiwa, akal, keturunan

dan harta. Kehidupan dunia ditegakkan atas lima pilar tersebut, tanpa

terpeliharanya kelima hal ini tidak akan tercapai kehidupan manusia yang luhur

secara sempurna.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Dari Tujuan Hukum Islam Atau Maqasidus Syari’ah?

2. Bagaimana Urgensi Maqasidus Syari’ah Dalam Proses Terjadinya Hukum?

3. Bagaimana Metode Penetapan Maqasidus Syari’ah?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Definisi tujuan hukum islam atau Maqasidus Syari’ah.

2. Untuk Mengetahui Peranan Penting Maqaqsidus Syari’ah Dalam Proses

Terjadinya Hukum

3. Untuk Mengetahui Metode Penetapan Maqasidus Syari’ah

1

Page 5: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

BAB II

PEMBAHASAAN

A. Pengertian Maqashid al Syari’ah

1. Pengertian Secara Bahasa

Secara bahasa maqashid berasal dari  gabungan (idhafah) kata majemuk

antara Maqashid dan al syariah :

: : الفعل من مأخوذ ميمي مصدر والمقصد مقصد، جمع لغة المقاصد

: ,    " قصد ا ومقصد ا قصد يقصد قصد بمعنى  يقال والمقصد فالقصد

: , .، واألم االعتماد، األول المعنى لمعان اللغة في يأتي والقصد واحد

والتوجه الشيء، 1.وإتيان

Maqashid secara bahasa adalah jamak dari maqshad, dan maqsad mashdar mimi

dari fi’il qashada, dapat dikatakan: qashada-yaqshidu-qashdan-wamaksadan, al

qashdu dan al maqshadu artinya sama, beberapa arti alqashdu adalah: ali’timad:

berpegah teguh, al amma: condong, mendatangi sesuatu dan menuju.

Sedangkan syari’ah secara bahasa berarti: tempat menuju ke sumber  air

 ( الماء اربة الش 2.(مورد

2. Pengertian Secara Istilah

Secara istilah terdapat beberapa pengertian yang disebutkan oleh para ulama

dalam literature mereka diantaranya adalah :

Ibnu al-Qayyim Al Jauziyah

Menegaskan bahawa syariah itu berdasarkan kepada hikmah-hikmah dan

maslahah-maslahah untuk manusia baik di dunia maupun di akhirat. Perubahan

hukum yang berlaku berdasarkan perubahan zaman dan tempat adalah untuk

menjamin syariah dapat mendatangkan kemaslahatan kepada manusia.3

Al Izz bin Abdul Salam

1 Lihat Qamus Al Muhith 2/327, Mu’jam Maqayiis Al Lughaat 5/95, Al Mishbah al Munir 2/692, Muhtarus sihhah  hal. 536, Tahdziib Asmaa Al Lughaat 2/922 Lihat kitab As shihah karangan Az Zuhri 3/12363 Ibn Qayyim al-Jauziyyah, I'lam al-Muwaqqi'in, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, tahun 1996 jilid 3 hal 37

2

Page 6: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

Berpendapat syariat itu semuanya mengandung nilai maslahah yang

bertujuan menolak kejahatan atau menarik kebaikan.4

Al Khadimi

Berpendapat maqashid sebagai prinsip islam yang lima yaitu menjaga

agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.5

Ibnu Asyur

Beliau berpendapat bahwa maqashid adalah segala pengertian yang dapat

dilihat pada hukum-hukum  yang disyariatkan, baik secara keseluruhan atau

sebagian, menurut beliau maqashid terbagi menjadi dua yaitu; maqashid umum

dan maqashid khusus.maqashid umum dapat dilihat dari hukum-hukum yang

melibatkan semua individu secara umum, sedangkan maqashid khusus cara yanag

dilakukan oleh syariah untuk merealisasikan kepentingan umum melalui tindakan

seseorang.6

Ibnul Arabi dan Al Qadhi ‘Iyadh

Menyebutkan berhukum untuk menghidarkan kemudharatan adalah wajib,

dengan tidak membebani seseorang.7

As Syatibi

Beliau tidak  mengemukakan definisi secara spesifik tentang maqashid

syariah disebabkan karena masyarakat umum sudah memahaminya baik langsung

maupun tidak langsung.8

Dr. Wahbah Zuhaily

Menyebutkan Maqashid syariah adalah sejumlah makna atau sasaran yang

hendak dicapai oleh syara’ dalam semua atau sebagian besar kasus hukumnya.

Atau ia adalah tujuan dari syari’at, atau rahasia di balik pencanangan tiap-tiap

hukum oleh Syar’i (pemegang otoritas syari’at, Allah dan Rasul-Nya.9

4 Al-Izz bin Abdul Salam, Qawaid al-Ahkam fi Masalih al-Anam, Beirut, Dar al-Ma'rifah, tt. Jil 1 Hal .95 Nuruddin Mukhtar al-Khadimi, al-Ijtihad al-Maqasidi,Qatar , tahun 1998  hal.506 Muhammad Thâhir bin ‘Asyûr, Maqâshid al-Syarî’ah al-Islâmiyyah, Amman: Dâr al-Nafâ’is, tahun 2001, hlm. 190-194.7 Ibid 48 Ibid 49 Wahbah al-Zuhaylî,  Ushûl al-Fiqh al-Islâmî, Damaskus: Dâr al-Fikr, 1998., juz II hlm. 1045.

3

Page 7: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

B. Urgensi Maqashid al Syari’ah

Maqashid syariah memiliki peranan yang penting dalam proses terjadinya

hukum, oleh karena itulah Prof. Dr. Muhammad Musthafa Az Zuhaili,

menyebutkan dalam kitabnya maqashid syariah,  ada beberapa faidah maqashid al

syariah yang bisa dipetik diantaranya:

a. Maqashid syariah dapat membantu mengetahui hukum-hukum yang bersifat

umum ( kulliyah) maupun parsial ( juz’iyyah )

b. Membantu memahami nushsus syar’i secara benar dalam tataran praktek.

c. Membatasi makna lafadz yang dimaksud ( madlul al alfadz ) secara benar,

karena nash-nash yang berkaitan dengan hukum sangat variatif baik lafadz

maupun maknanya. Maqashid al syari’ah berperan dalam membatasi makna

yang dimaksud.

d. Kembali ke maqashid al syari’ah ketika tidak terdapat dalil yang pasti dalam

Al qur’an dan sunnah pada masalah-masalah yang baru ( kontemporer ),

sehingga para mujtahid merujuk ke maqashid al syari’ah dalam istimbath

hukum setelah mengkombinasikan dengan qiyas, ijtihan, istihsan, istislah dll.

e. Maqashid al syari’ah membantu mujtahid untuk mentarjih sebuah hukum

yang terkait dengan ( perbuatan manusia) af’al mukallafin sehingga

menghasilkan hukum yang sesuai dengan kondisi masyarakat.10

C. Istilah – istilah yang berkaitan dengan Maqashid al Syariah

1. Al-Hikmah (الحكمة)Ibn Rusyd menyifatkan maqasid sebagai hikmah dari pensyariatan hukum. 

Al-hikmah memiliki arti yang sama dengan maqasid. Istilah al-hikmah lebih kerap

digunakan oleh fuqaha.Contohnya Ibn Farhun berkata:"Dan adapun hikmah qadha

ialah mengurangi kekacauan, menolak bala bencana, mencegah orang zalim,

membantu yang dizalimi, memutuskan pertikaian, menyuruh yang ma'ruf dan

mencegah kemungkaran".11

10 Lihat kitab Maqashid al Syariah al islamiyah, Prof.Dr. Muhammad Musthafa Az Zyhaily 1/9 maktabah syamilah11 Muhammad bin Farhun, Tabsirah al-Hukkam, Dar al-Maktabah al-Ilmiyyah, Mesir, 1301H hal.8

4

Page 8: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

2. Al-'illat  العلة))Sebagian  ulama yang menganggap bahwa maqasid itu ialah 'illat-''illat

yang terkandung di dalam pensyariatan hukum. Al-Ilat ialah sifat zahir yang ada

pada hukum syara.12

Sifat yang ada pada sesuatu hukum itu seolah-olah menggambarkan

maqasid syara.Ini menjadikan al-'illat dan maqasid membawa pengertian yang

sama. Atau dengan kata lain, maqasid sesuatu hukum dapat difahami daripada

kefahaman terhadap 'illatnya.Istilah ini lebih banyak digunakan di dalam bidang

tafsir ayat dan hadits yang berkaitan dengan hukum-hukum syara'.13

3. Al-ma'na  (المعنى)Dari segi penggunaannya, istilah al-ma'na adalah sinonim kepada maqasid

kecuali al-ma'na lebih popular digunakan oleh fuqaha terdahulu seperti al-Syatibi,

al- Ghazali dan al-Tabari.

D. Metode Penetapan Maqashid al Syari’ah

Ibnu Asyûr berpendapat bahwa sesuatu bisa dinyatakan secara spesifik

sebagai tujuan dari syari’at melalui tiga cara penetapan yaitu:14

Pertama, penelusuran (istiqra’) terhadap hukum-hukum syari’at yang telah

diketahui ‘illat-nya secara tekstual, atau melalui penggalian ‘illat melalui

penalaran.

 Kedua, dalil-dalil Al-Qur’an yang lugas sisi penunjukan tekstualnya dan

secara tegas menentukan tujuan tertentu di balik pensyari’atan sebuah kasus

hukum.

Ketiga, sunnah mutawatirah.

Menurut Asy-Syathibi, ada tiga bentuk pemikiran mengenai bagaimana cara

mengetahui tujuan dari syari’at (maqashid syari’ah)

Pertama, bahwa maqashid syari’ah tidak bisa diketahui kecuali dukungan

nash sharih yang menjelaskannya. Kesimpulan akhir dari pemikiran ini hanyalah

mengarahkan nash atas sisi dhahir-nya saja. Ini adalah metode Madzhab 12 Wahbah al-Zuhaili, Usul al-Fiqh al-Islami, Dar al-Fikr, Dimasyq, 1986, jil.1, hal 64613 al-Raisuni, opcit,14 Muhammad Thâhir bin ‘Asyûr, Maqâshid al-Syarî’ah al-Islâmiyyah, Amman: Dâr al-Nafâ’is, 2001, hlm. 190-194.

5

Page 9: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

Dhahiriyah yang hanya memandang makna dhahir dari nash untuk menentukan

maqashid syari’ah.

Kedua: klaim bahwa maqashid syari’ah bukanlah apa yang tersurat atau

tersirat dalam nash, namun hal lain di balik itu. Ini diberlakukan pada seluruh

hukum syari’at, hingga tak tersisa sedikitpun sisi dhahir dari nash yang dapat

dijadikan pegangan. Klaim ini hakikatnya adalah pembatalan syari’at,

sebagaimana yang dikemukakan kalangan madzhab Bathiniyyah.

Ketiga, maqashid syari’ah bisa diketahui melalui dua pendekatan di atas

secara moderat dan sinergis, yakni dengan berpedoman pada sisi dhahir tanpa

mengesampingkan makna atau hikmah tersembunyi di balik itu, atau sebaliknya,

dengan menggali makna atau hikmah di balik pensyari’atan sebuah hukum tanpa

bertentangan dengan sisi dhahir nash. Dan, inilah yang dijadikan pijakan oleh

manyoritas ulama’.

Karenanya, Asy-Syathibi memberikan kesimpulan bahwa maqashid

syari’ah bisa diketahui dengan tiga cara yaitu:

Pertama, cukup mengetahui dalil perintah atau larangan yang secara jelas,

bahwa tujuan yang dikehendaki adalah kepatuhan dengan menjalankan perintah

dan meninggalkan larangan.

 Kedua; dengan memandang ‘illat-’illat dari perintah atau larangan, seperti

pensyari’atan nikah yang bertujuan untuk memelihara keturunan.

 Ketiga, bahwa dalam penerapan hukum syari’at, Syari’ memiliki tujuan

pokok (maqashid ashliyyah) dan tujuan pelengkap (maqashid tabi’ah),

adakalanya tertera secara eksplisit, tersirat secara implisit, ataupun didapatkan dari

hasil penelusuran (istiqra’) terhadap nash. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

setiap maqashid yang tidak tertera dalam nash namun tidak bertentangan dengan

ketentuan di atas, adalah termasuk dalam maqashid al syariah.15

E. Klasifikasi Maqashid al Syariah

Maqasid al Syariah berdasarkan tujuannya terbagi dua :16

15 Abu Ishaq Ibrahim bin Musa bin Muhammad Allakhmy As Syatiby, Kitab Al Muwafaqoot, Penerbit Dar Ibn Qayyim, tahun 2003M/1424H16 As Syatibi, al-Muwafaqat Fi Usul al-Syariah, Beirut ,Dar al-Ma'rifah, 1416H/1996M, jil: 2/321

6

Page 10: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

1. Maqasid Syari'

Yaitu maqasid yang diletakkan oleh Allah dalam mensyariatkan hukum.

Tujuannya adalah ( jalbil masholih wa daf’il madhorroh) menarik kebaikan dan

menolak kejahatan di dunia dan di akhirat. Menurut as-Syatibi, Maqasid Syari'

terbagi empat bagian :17

a. Tujuan Syari' (Allah) menciptakan Syariat .

b. Tujuan Syari' (Allah) menciptakan Syariat untuk difahami.

c. Tujuan Syari' (Allah) menjadikan Syariat untuk dipraktikkan.

d. Tujuan Syari' (Allah) meletakkan mukallaf di bawah hukum Syara’.

Pada pandangan As-Syatibi, Allah menciptakan syariat dengan tujuan untuk

merealisasikan maqasidnya untuk manusia yaitu untuk memberikan kebaikan

(maslahah) kepada mereka dan menolak keburukan (mafsadah) yang menimpa

mereka. Menururtnya segala apa yang disyariatkan tidak terlepas dari maqasid al

syariah.  Tujuan syariat dibagi menjadi  tiga kategori yaitu :18

a. Kepentingan Asas (al-Dharuriyyat)

Yaitu segala apa yang paling penting dalam kehidupan manusia,  bagi

tujuan kebaikan agama dan kehidupan di dunia dan akherat karena  kehidupan

manusia akan rusak di dunia atau di akhirat jika kepentingan asas ini tidak ada

atau tidak dipenuhi.

Sehingga dalam syariat dikenal dengan al dharuriyaat al khamsah ( lima hal yang

sangat penting ) diantaranya adalah :

1) Agama

2) Jiwa

3) Akal

4) Keturunan

5) Harta

Kelima hal diatas merupakan maslahah yang senantiasa di jaga oleh syariat

meskipun dengan jalan yang berbeda-beda, sehingga yang di gulirkan oleh syariat

meletakkan dua sendi dasar yaitu:17 Ibid 1518 Ibid 15

7

Page 11: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

Mewujudkan dan melahirkan hukum (al  ijaad )

Menjagan kesinambungannya ( al hifd ).19

1) Agama (        ( الدين

Syariat mewujudkan agama dengan syarat dan rukunnya dari mulai iman,

syahadat dengan segala konsekwensinya, akidah yang mencakup keimanan atas

hari kebangkitan, hisab dll. Dasar – dasar ibadah seperti shalat, puasa, zakat dan

haji. Selain itu syariat juga menjaga agama ini dengan mensyariatkan dakwah,

kewajiban berjihad, amar makruf dan nahi mungkar.20

2) Jiwa ( النفس  )

Syariat mewujudkannya dengan menikah, karenanya akan menyehatkan

jiwa, memperbanyak keturunan dan generasi penerus. Disamping itu, syariat

mewajibkan menjaga jiwa dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang

tidak berbahaya bagi jiwa manusia. Begitupula ketika Allah mensyariatkan qishah

yang tujuannya untuk menjaga jiwa manusia.21

3) Akal ( العقل )

Merupakan karunia Allah yang paling berharga, sehingga manusia

diwajibkan menjaganya dengan tidak mengkonsumsi segala hal yang merusak

akal manusia seperti narkoba dan khamar,

4) Keturunan ( النسب )

Disyariatkan menikah untuk memperbanyak keturunan, kemudian syariat

menjaganya dengan menjauhi hal-hal yang dapat menjeerumuskan ke zina.

Begitupula dengan diharamkannya menuduh wanita-wanita yang baik dengan

tuduhan zina.22

5) Harta ( المال )

Syariat membolehkan segala jenis muamalah yang sesuai dengan kaidah

syariat, mewajibkan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup, lalu syariat

19 DR. Abdul Karim Zaidan, al Wajiz Fi Ushulil Fiqh, Penerbit Muasasah Ar Risaalah, Beirut 1427H/2006M cetakan ke 1520 Ibid21 Lihat Kitab al Mustashfa Karya Abu Hamid Al Ghazali kitab Al Mustashfa 1/28722 Ibid 15

8

Page 12: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

menjaga harta dengan mengharamkan mencuri, menghikangkan harta orang lain

dan menyerahkan harta kepada pihak yang tidak bisa bertanggungjawab atas harta

tersebut.

b. Kebutuhan Biasa (al-Hajiyat)

Ia merupakan keperluan hidup untuk memudahkan kehidupan di dunia dan

akhirat, tanpanya kehidupan manusia akan menjadi tidak sempurna dan

mengalami kesempitan. Beberapa kebutuhan yang dibolehkan oleh syariat adalah:

Syariat membolehkan rukhsah dalah ibadah untuk memudahkan kesulitan

yang terjadi dalam melaksanakan perintah.

Dalam muamalah, syariat membolehkan jaul beli yang merupakan

pengecualian dari kaodah umum jual beli, seperti salam, ijarah, dan muzaraah.

Dalam masalah Uqubah ( hukuman), syariat membolehkan kaidah dar’ul

huduud bi al syubuhaat ( menunda hudud karena tuduhan ) atau diyat atas

keluarga terpidana sebagai keringanan banginya.23

c. Keperluan Mewah (al-Tahsiniyat)

Kondisi ini merupakan kondisi pelengkap hidup manusia, sehingga manusia

merasakan kenyaman hidup.

Seperti:

Menutup aurat, mengenakan pakaian yang baik, bersih dan bagus ketika

memasuki masjid dan bertaqarrub kepada Allah dengan melaksanakan ibadah

nafilah, shadaqah, shalat sunnah dll.

Dalam muamalah, dilarang boros ( israf ), jual beli diatas pembelian orang lain

dll.

Dalam ‘adat, diajarkan cara makan dan minum yang baik

Dalam uqubah, dilarang mutilasi dalam qishas dll.24

Yang menjadi asas kepada semua kepentingan tadi adalah kepentingan asas.

Sedangkan kepentingan biasa ( al hajiyat ), sebagai pendukung saja.

Sementara keperluan mewah sebagai pendukung kepada kepentingan biasa.

Kedudukan ini perlu diprioritaskan dalam menentukan hukum.

23 Lihat Al Wajiz fi Ushul al Fiqh, Abdul Karim Zaidan hal 38024 Ibid

9

Page 13: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

2. Maqashid al Mukallaf (hamba)

Merupakan tujuan syariat bagi hamba (mukallaf) dalam melakukan sesuatu

perbuatan. Maqasid mukallaf berperanan menentukan sah atau batal sesuatu

amalan.  kaidah berperan dalam maqashid mukallaf adalah:25

Maqashid mukallaf hendaklah selaras dengan maqashid syariah itu sendiri.

Sehingga bila ada yang ingin mencapai sesuatu yang lain dari maksud awal

pensyariatannya, sesuatu itu dianggap telah menyalahi syariat.

Kategori maqasid berdasarkan korelasinya dengan hukum terbagi dua yaitu:

a. Maqasid umum (maqasid ammah)

Yaitu makashid  yang diletakkan oleh syariat dalam menentukan semua atau

sebagian besar hukum-hukumnya.

Contohnya menegakkan keadilan, menghasilkan kebaikan, menolak keburukan

dan kemudharatan diantara manusia.26

b. Maqasid khusus (maqasid khassah)

Yaitu maqashid yang diletakkan oleh syariah dalam menentukan hukum-

hukum tertentu. Contohnya hukum-hukum muamalat, munakahat, jinayat dan

sebagainya.

25 As Syatibi, al-Muwafaqat Fi Usul al-Syariah, Beirut ,Dar al-Ma'rifah, tahun 1416H/1996M26 Muhammad Uqlah, al-Islam Maqasiduhu wa Khasaisuhu, Maktabah al-Risalah al-Haditsah, 1991,hal.112

10

Page 14: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

BAB III

SIMPULAN

Setelah meneliti dan menelaah sumber-sumber yang terkait dengan

maqashid syariah maka penulis dapat mengambil kesimpulan diantaranya:

1. Islam mengatur semua sisi kehidupan manusia baik yang berkaitan dengan

individu maupun yang berkaitan dengan masyarakat luas dengan meletakkan

dasar hukum dan pertimbangan-pertimbangan syariat.

2. Maqashid syariah menaungi keseluruhan hukum yang bersandar kepada

tujuan-tujuan umum syariat.

3. Maqashid syariah mencakup aspek-aspek, dharuriyat, hajiat dan tahsiniyat.

4. Maqashid syariah berperan dalam mewujudkan hukum ( Iijad) dan menjaga

kesinambungannya ( hifdz ).

5. Maqashid syariah menjaga lima hal utama yaitu: agama, jiwa, harta,

keturunan dan kehormatan.

6. Ulama meletakkan kaidah-kaidah umum yang bertujuan menjaga syariat dan

melindungi hak-hak manusia secara pribadi maupun secara umum

11

Page 15: alinahrowi4.files.wordpress.com€¦  · Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Karim Zaidan, al-Madkhal li Dirasati al-Syariah al-Islamiyyah, Beirut,

Muassasah al-Risalah, 1990M.

Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad al-Ghazâli, Al-Mustashfâ min ’Ilm

al-Ushûl, Beirut, Dâr al-Fikr, tt.

Abu Ishaq Ibrahim bin Musa bin Muhammad Allakhmy As Syatiby, Kitab Al

Muwafaqoot, Penerbit Dar Ibn Qayyim, tahun 2003M/1424H

Ahmad al-Raisuni, Nazariyyat al-Maqasid I'nda al-Imam al-Syatibi, Beirut

Al Qur’an Al Karim

Al-Izz bin Abdul Salam, Qawaid al-Ahkam fi Masalih al-Anam, Beirut, Dar al-

Ma'rifah

Fairuz Abadi,Qamus Al Muhith 2/327,Muasasah Ar Risaalah, Beirut

Ibn Qayyim al-Jauziyyah, I'lam al-Muwaqqi'in, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,

tahun 1996

Ibnu Faris, Mu’jam Maqayiis Al Lughaat, Iitihad al Kitab Al Arabiyyah, tahun

2002

Muhammad bin Farhun, Tabsirah al-Hukkam, Dar al-Maktabah al-Ilmiyyah,

Mesir, tahun 1301H.

Muhammad Thâhir bin ‘Asyûr, Maqâshid al-Syarî’ah al-Islâmiyyah, Amman:

Dâr al-Nafâ’is, tahun 2001

Muhammad Uqlah, al-Islam Maqasiduhu wa Khasaisuhu, Maktabah al-Risalah al

Haditsah, 1991

Nuruddin Mukhtar al-Khadimi, al-Ijtihad al-Maqasidi, Qatar , tahun 1998

Wahbah al-Zuhaylî,  Ushûl al-Fiqh al-Islâmî, Damaskus: Dâr al-Fikr, 1998

12