elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · web...

32
III. TEORI PRODUKSI DAN ANALISIS BIAYA PRODUKSI A. Konsep Produksi a. Organisasi Produksi Produksi (production) tidak hanya transformasi berbagai input atau sumber daya menjadi output berupa barang atau jasa. Produksi merujuk pada seluruh aktifitas yang terlibat dalam memproduksi barang dan jasa, dari meminjam dana untuk membangun atau melakukan ekspansi fasilitas produksi, menyewa tenaga kerja, membeli bahan mentah, menjalankan pengendalian mutu, akuntansi biaya, dan lain- lainya. Output dari suatu perusahaan bisa berupa komoditas akhir/siap pakai atau berupa produk pendukung. Selain barang, output juga bisa berupa jasa. Gambar 6-1: Organisasi Produksi Learning Outcome Setelah mempelajari materi ini diharapkan: 1. Mampu memahami dan menjelaskan dalam hal penentuan banyaknya barang dan jasa harus dihasilkan 2. Mampu memahami dan menjelaskan dalam hal penentuan banyaknya input harus digunakan untuk menghasilkan

Upload: duongkhanh

Post on 18-Mar-2019

266 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

- Labor - Barang dan/ Jasa

- Capital -

- Land

- Natural resources

atau:

- Fixed Inputs

- Variable Inputs

Input Proses Transformasi Output

III. TEORI PRODUKSI DAN ANALISIS BIAYA PRODUKSI

A. Konsep Produksi

a. Organisasi Produksi

Produksi (production) tidak hanya transformasi berbagai input atau sumber daya menjadi output berupa barang atau jasa. Produksi merujuk pada seluruh aktifitas yang terlibat dalam memproduksi barang dan jasa, dari meminjam dana untuk membangun atau melakukan ekspansi fasilitas produksi, menyewa tenaga kerja, membeli bahan mentah, menjalankan pengendalian mutu, akuntansi biaya, dan lain-lainya. Output dari suatu perusahaan bisa berupa komoditas akhir/siap pakai atau berupa produk pendukung. Selain barang, output juga bisa berupa jasa.

Gambar 6-1: Organisasi Produksi

Input (inputs) adalah berbagai sumberdaya yang digunakan daam memproduksi barang dan jasa. Input diklasifikasikan kedalam tenaga kerja (termasukbakat kewirausahaan), modal dan tanah atau sumberdaya alam. Input juga diklasifikasikan sebagai input tetap dan input variabel.

Input tetap (fiked inputs) adalah input yang tidaak dapat diubah dengan mudah selama periode waktu tertentu, kecuali dengan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Contoh, input tetap adalah pabrik dan perlengkapan, diman untuk yang diperlukan

Learning OutcomeSetelah mempelajari materi ini diharapkan:

1. Mampu memahami dan menjelaskan dalam hal penentuan banyaknya barang dan jasa harus dihasilkan

2. Mampu memahami dan menjelaskan dalam hal penentuan banyaknya input harus digunakan untuk menghasilkan otput secara efisien

Page 2: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

waktu yang cukup lama dan biaya yang besar untuk menbagun dan atau pada saat perluasan.

Input Variabel (variable inputs) adalah input yang dapat divariasikan atau diubah secara mudah dan cepat. Contoh input variabel adalah sebagian besar tenaga kerja tidak terdidik (buruh).

Dalam kaitanya dengan periode waktu, produksi dibedakan menjadi Produksi Jangka Pendek (short run) dan Produsi Jangka Panjang (long run). Produksi jangka pendek adalah periode waktu produksi dimana paling tidak ada satu input yang tetap. Produksi jangka pangjang adalah produksi dengan periode waktu dimana seluruh input yang digunakan pada ahirnya menjadi input variabel. Dalam jangka pendek, suatu perusahaan dapat meningkatkan output hanya dengan menggunakan lebih banyak input variabel (seperti tenaga kerja dan bahan mentah) bersama sama dengan input tetap (pabrik dan peralatan). Dalam jangka panjang kebutuhan perusahan menyesuaikan dengan keinginan pasar, ekspansi perusahaan, dan perkembangan teknologi sehingga mengharuskan output dapat diproduksi dengan kuantitas input dalam jumlah berbeda dari sebelumnya dalam upaya untuk mencapai skala kekonomian atau dengan output yang sama dari pengeluaran input yang lebih sedikit.

a. Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan fungsi yang menjelaskan tingkat output maksimum yang dapat diproduksi dengan sejumlah input tertentu. Fungsi produksi adalah suatu persamaan matematis (fungsi), tabel atau grafik yang menjelaskan hubungan antara tingkat kombinasi input (faktor produksi) dengan tingkat produk (out put) yang dimungkinkan untuk diproduksi. Fungsi produksi ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Oleh karena itu, hubungan setiap output dan input untuk setiap sistem produksi merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi berupa, pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan baku dan lain-lainya yang digunakan oleh suatu perusahaan.

Fungsi Produksi biasa digambarkan dengan:

Q = F (X1, X2,.......Xn)

Dimana Q = Out Put

X1 = Tenaga Kerja (L)

X2 = Modal (K)

Xn = Faktor Produksi lain.

Page 3: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

b. Produksi dalam Jangka PendekProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input produksinya tetap, atau produksi dalam jangka adalah waktu dimana perusahaan untuk merubah output nya (produk), hanya merubah salah satu faktor produksinya (yang lain konstan). Untuk menyederhanakan, kita asumsikan suatu perusahaan memproduksi hanya satu jenis output dengan dua inpt yakni tenaga kerja atau labor (L) dan modal atau capital (K), sehingga persamaan umumatau fungsi produksinya akan menjadi

Q = F (L, k)

Q = Out Put

L = Tenaga Kerja

k = Modal (Konstan)

Tabel 6-1: Produk Total, Produk Rata-rata, dan Produk Marjinal dari

Penggunaan Tenaga Kerja

Tenaga Kerja (L)

Output atauTotal Produk (TPL)

Produk Marjinal dari Tenaga kerja

(MPL)

Produk Rata-rata

Tenaga Kerja (APL

0 1 2 3 4 5 6

0 3 8

12 14 14 12

- 3 5 4 2 0 -2

- 3 4 4

3,5 2,8 2

Di mana:

LTP

MPL

dan L

TPAPL

Formulasi diatas dapat dijelaskan bahwa dari skedul produk total tenaga (TP) dapat menurunkan skedul produk marjinal (MP) dan rata-rata dari input variabel (AP). Produk Marjinal dari tenaga kerja (MPL) adalah perubahan jumlah produk total atau tambahan output akibat perubahan per unit tenaga kerja yang digunakan, sementara produk rata-rata dari tenaga kerja (APL) adalah produk total dibagi dengan kuantitas tenaga kerja yang digunakan. Produk marjinal darit enaga kerja (MPL) ditunjukkan pada kolom 3. Ketika tenaga kerja meningkat dari 0 ke L, TP meningkat dari 0 ke 3 unit, sehingga MPL = 3. Untuk penambahan tenaga kerja dari 1L ke 2L, TP meningkat dari 3 unit ke 8 unit, sehingga MPL = 5. TP maksimal (14 unit) pada saat tenaga kerja sebanyak 4L dan MP = 2, dan pada 5L dimana MP = 0.

Dengan memplot produk total (TPL), marjinal (MPL) dan rata-rata dari tenaga keja (APL) menghasilkan kurva produksi seperti pada gambar 6-2 dibawah ini:

Page 4: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Gambar 6.2

Skedul TP, APL, dan MPL

TP

14 * * 13 TP 12 * * 11 10 Tahap I Tahap 2 Tahap 3 9 8 * 7 6 5 4 3 * 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Tenaga Kerja

5 * 4 * * * 3 * * 2 APL 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Tenaga Kerja

-1 -2 MPL

Gambar 6-2 diatas menunjukkaan kurva produk total dari tenaga kerja. TP tertinggi terletak pada 4,5L. Kurva produk marjinal dan rata-rata tenaga kerja ditunjukkan pada gambar dibawahnya. Kurva MPL meningkat sampai 1,5 L dan kemudian menurun dan menjadi negatif setelah melewati 4,5 L, sedangkan kurva MPL tertinggi berada pada saat penggunaan 2L dan 3L.

Bagian yang menurun dari kurva MPL merupakan cerminan dari hukum hasil yang makin menurun (law of demising return). Hal ini manyatakan bahwa semakin banyak input variabel yang digunakan pada suatu tingkat input tertentu, setelah suatu titik, kita akan memperoleh hasil (produk marjinal) yang semakin menurun. Sebagai contoh, jika penambahan satu unit tenaga kerja menghasilkan penambahan penerimaan $ 30 dan biaya $20, akan menguntungkan bagi perusahaan karena adanya pemambahan penerimaan sehingga laba totalnya meningkat. Akan merugikan perusahaan apabila penambahan unit tenaga kerja menghasilkan penambahan penerimaan yang lebih kecil dari dari pemambahan biaya yang terjadi.

Gambar 6-2:P r o d u k m a r ji n a

0 u t p u t a t a

Page 5: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Tambahan penerimaan yang dihasilkan dari penambahan tenaga kerja disebut dengan produk penerimaan marjinal (marginal revenue product) dari tenaga kerja (MRPL) merupakan hasil kali dari penerimaan marjinal (MR) dengan penjualan output tambahan yang diproduksi (MPL), atau :

MRPL = (MPL).(MR)

Tambahan biaya kaeran menambah satu unit tenaga kerja atau biaya marjinal sumber daya (marginal resources cost/MRCL) dari tenaga kerja adalah sama dengan peningkatan biaya total perusahaan akibat dari menambahkan satu unit tenaga kerja, atau:

ΔTCMRCL =

ΔL

Tabel 6-2:Produk Penerimaan Marjinal dan Sumberdaya Biaya Marjinal dari

Tenaga Kerja

(1)Unit

Tenaga Kerja

(2)Total

Produk

(3)Produk

Marjinal

(4)Penerimaan Marjinal = P

(5) = (3) x (4)Produk

Penerimaan Marjinal

(6)Biaya

Sumberdaya Marjinal = w

0 02 4 4 $10 $40 $203 7 3 10 30 204 9 2 10 20 205 10 1 10 10 206 10 0 10 0 20

P = tingkat harga pasar ($10)w = tambahan tenaga kerja pada tingkat upah yang tetap ($20)

Dari tabel 6-2, kita dapat melihat bahwa perusahaan sebaiknya memperkerjakan 4 unit tenaga kerja karena pada saat itulah MRPL = MRCL = $20. Pada penggunaan tenaga kerja kurang dari 4 unit MRPL > MRCL . Dengan memperkerjakan lebih banyak tenaga kerja , perusahaan akan meningkatkan laba totalnya. Disisi lain, apabila perushaan menggunakan lebih dari 4 L, MRPL < MRCL, maka perusahaan akan menambah jumlah yang lebih besar kedalam biaya total dibandingkan dengan penerimaan total.

c. Produksi dalam Jangka Panjang

Produksi jangka panjang adalah produksi dengan periode waktu dimana seluruh input yang digunakan pada ahirnya menjadi input variabel atau Produksi dalam Jangka Panjang adalah produksi yang dalam jangka waktu dimana seluruh faktor produksinya akan bersifat variabel. Secara sederhana fungsi produksinya dapat diformulasikan sebagai berikut:

Page 6: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Q = F (L, K)

Q = Out Put

L = Tenaga Kerja

K = Modal/Capital

1. Isoquan & Isocost

1) Isoquant Isoquant memperlihatkan gambaran berbagai kombinasi dua input (Misal: Tenaga kerja dan kapital) yang dapat digunakan perusahaan untuk menghasilkan tingkat output tertentu.

Contoh: Dalam bentuk persamaan : Q = f (L,K)

Tabel 6.1

Fungsi Produksi Dalam Bentuk Tabel Capital (K) 6 10 24 31 36 40 39 5 12 28 36 40 42 40 4 12 28 36 40 40 36 3 10 23 33 36 36 33 2 7 18 28 30 30 28 1 3 8 12 14 14 12 Labor (L) 1 2 3 4 5 6

Berdasarkan tabel 6.1. didepan, kita dapatkan bentuk isoquant

Bentuk Isoquant Kapital 6 * 5 * * * * 40Q 4 * * * * 3 2 * * 28Q 1 * * 12Q 0 1 2 3 4 5 6 Tenaga Kerja

Suatu isoquan menggambarkan berbagai kombinasi daridua input yang digunakan oleh perusahaan untuk berproduksi pada tingkat output tertentu. Dari gambar 6-3 kita dapat melihat bahwa pada tingkat output sebanyak 12 unit dapat diproduksi

Tabel 6-3

Tabel 6-3

Gambar 6-3

Output (Q)

Page 7: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

dengan 1L dan 5 K, 1L dan 4 K, 3L dan 1K, dan 6L dan 1K, semakin tinggi isoquan berarti semakin tinggi tingkat output.

Daerah Produksi yang Ekonomis. Daerah Produksi yang Ekonomis ditunjukkan oleh garis pembatas yang memisahkan bagian yang relevan dan tidakrelevan dari isokuan, hal ini ditunjukkan oleh pembatas ABCD dalam gambar berikut ini:

Gambar 6.4 Kapital 6 * 5 * * * * 40Q A B 4 * * * *D 3 2 * * 28Q 1 * * 12Q C 0 Tenaga Kerja 1 2 3 4 5 6

2) IsocostIsocost menunjukkan berbagai alternatif kombinasi dari faktor produksi Modal (K) dan Tenaga Kerja (L) yang dapat digunakan perusahaan untuk memproduksi out put tertentu dengan sejumlah anggaran biaya yang tersedia. Dengan menggunakan isocost dan isoquan, kita bisa menetapkan kombinasi input yang optimal bagi perusahaan yang hasilnya memaksimumkan laba.

Misalkan suatu perusahan akan menggunakan tenaga kerja dan modal dalam suatu produksi. Biaya total perusahaan tersebut darpat di representasikan oleh formulasi berikut:

C = Pl. L + Pk. K

Dimana:

C = Biaya yang tersedia

Pl = Harga faktor produksi L (Tenaga Kerja)

Pk = Harga faktor produksi K (Kapital)

Keadaan seperti formula diatas dapat digambarkan dalam gambar garis isocost seperti pada tabel dibawah ini:

Gambar 6-4

Page 8: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Gambar 6.7 Garis Isocost

Kapital 16 14 B 12 10 A 8 C 6 4 2 C’ A’ B’ D’ 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Pada biaya total C = $ 100 dan Pl = Pk masing-masing $10.

Maka, $100 = $10L + $10K. atau K = 10 – L diperoleh garis isocost AA

Sedangkan biala ada kenaikan C = $ 140 harga Pl dan Pk tetap.

Maka, $140 = $10L + $10K, atau K = 14 – L, diperoleh garis isocost BB

Bila C diurunkan menjadi $80, harga Pl dan Pk tetap.

Maka, $80 = $10L + 410K, atau K = 8 – L, diperoleh garis isocost CC

Selanjutnya dengan C = $100, harga Pl = $5 dan Pk =$ 10.

Maka, $100 = $Pl + $10K, atau K = $10 - $0,5L, diperoleh garis isocost AD

Kombinasi Input yang Optimal Untuk Minimasi Biaya atau Maksimasi output

Kombinasi Input yang Optimal yang dibutuhkan untuk minimisasi biaya dari memproduksi sejumlah output tertentu atau maksimisasi output untuk pengeluaran tertentu dapat dicapai pada saat slope garis isokuan sama dengan slope garis isocost atau:

Pl MPL MPK

MRTSL,K = atau =

Pk PL PK

MTRS = Marginal Rate of Technical Substitution, banyaknya kapital yang harus dikorbankan sebagai akibatnya ada kenaikan labor yang digunakan untuk mendapatkan tingkat output yang sama.

Gambar 6-5

Labor

Page 9: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Gambar 6-8

Kombinasi Input yang Optimal Kapital 14 B 12 Garis Ekspansi 10 A 8 C 6 4 14Q 8Q 10Q 2 C’ A’ B’ 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Labor

Terlihat dalam gambar 6-7, bahwa kombinasi input yang optimal untuk menghasilkan output 8 unit adalah dengan menarik 4 unit capital dan 4 unit L. Sedang untuk menghasilkan output 10 unit, kombinasi input yang optimal adalah 5 unit K dan 5 unit L.

Return to Scale Return to scale menunjuk pada tingkat dengan mana output berubah sebagai hasil

dari sebuah perubahan dalam kuantitas tertentu dari semua input yang digunakan

dalam produksi. Ada tiga jenis return to scale:

a. Constant Return to Scale yaitu bila kuantitas semua input yang digunakan dalam

produksi ditingkatkan dengan proporsi tertentu akan mengakibatkan output

meningkat dalam proporsi yang sama (gambar 6.9. a )

b. Increasing Return to Scale yaitu bila kuantitas semua input yang digunakan dalam

produksi ditingkatkan dengan proporsi tertentu akan mengakibatkan output

meningkat dalam proporsi yang lebih besar (gambar 6.9. b )

a. Decreasing Return to Scale yaitu bila kuantitas semua input yang digunakan dalam

produksi ditingkatkan dengan proporsi tertentu akan mengakibatkan output

meningkat dalam proporsi yang lebih kecil (gambar 6.9. c )

Gambar 6-7:

Page 10: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Gambar 6.9

Return to Scale K 6 6 6 200 Q 300 Q 150Q 3 3 3 100 Q 100 Q 100 Q 3 6 L 3 6 3 6

Increasing return to scale muncul disebabkan seperti peningkatan operasi,

pembagian divisi yang lebih besar dan spesialisasi dapat diterapkan dan mesin-mesin

dapat digunakan dengan lebih terspesialisasi dan lebih produktiv.

d. Estimasi Produksi dengan Metode Langrange (λ)

Metode Langrange (metode pengganda) sudah disingggung pada pembahasan masalah optimasi ekonomi (Bab II). Metode ini merupakan salah satu cara menentukan titik maksimum dan minimum suatu fungsi yang diiringi dengan persyaratan atau kendala yang harus dipenuhi. Metode ini banyak digunakan dalam berbagai masalah terapan di dunia nyata, terutama di bidang ekonomi, salah satunya adalah sebagai alat untuk melakukan estimasi produksi. Sebagai contoh, seorang pengusaha ingin mencapai tingkat produksi yang optimum, tapi dibatasi oleh ketersediaan anggaran, tenaga kerja, bahan dsb.

Contoh Permasalahan:

Fungsi produksi suatu perusahaan digambarkan dengan Qx = 12. K.L Perusahaan menganggarkan $ 96.000 untuk memproduksi barang X. Harga yang harus dibayar perunit untuk Modal (K) = $ 4000 dan Tenaga Kerja (L)= $ 3000.- Berapa input K dan L yang harus digunakan untuk memperoleh produksi yang

optimum- Berapa unit output yang dihasilkan dari kombinasi dua input tsb

Persoalan seperti ini bisa diselesaikan dengan metode Langgrange (λ)

Penyelesaian:

Diket: Q = 12. K. L

Batasan : $ 96.000 = 4000 K + 3000.L

= 96.000 – 4000 K -3000 L = 0

= 96 – 4K – 3L = 0

Gambar 6-8:Return on Scale

Page 11: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Persamaan yang diperoleh dengan menggunakan metode Langrange selanjutnya adalah:

L Qx = 12.K.L + λ (96 – 4K -3L)

L Qx = 12.K.L + 96λ – 4Kλ -3Lλ

B. Analisis Biaya Produksi

a. Konsep Biaya Produksi

1) Biaya RelevanBiaya Relevan merupakan biaya yang akan digunakan untuk suatu alokasi/kegiatan tertentu. Contoh: Sebuah perusahaan kontruksi memiliki persediaan (inventori) 1000 ton baja yang dibeli 6 bulan yang lalu dengan tingkat harga Rp 250.000 per ton. Saat ini perusahaan dimnta untuk mengerjakan sebuah proyek konstruksi dan Harga baja sekarang mengalami kenaikan menjadi Rp 500.000 per ton. Biaya relevan terhadap baja tersebut adalah harga baja saat ini atau Rp 500.000 per ton adalah biaya relavan dari baja yang akan digunakan dalam pengerjaan proyek tersebut.

2) Biaya TumbalKonsep biaya tumbal (opportunity cost) merupakan biaya dari pengambilan keputusan berdasarkan alternatif-alternatif tindakan. Biaya tumbal suatu sumber daya ditentukan berdasarkan nilai penggunaan alternatif yang terbaik dari sumber daya tersebut, meliputi biaya implisit dan eksplisit. Contoh: Seorang manajer meletakkan jabatanya yang bergaji Rp 120.000.000 per tahun. Manajer tersebut menggunakan tabunganya sebesar Rp 100.000.000 untuk membuka usaha penginapan di lokasi pariwisata. Pada akhir tahun pertama bagian keuangan melaporkan posisi keuangan usaha milik manajer tersebut dengan pendapatan bersih sebesar Rp 50.000.000. Dengan analisa biaya tumbal maka usaha manajer tersebut bisa dikatakan tidak memberikan keuntungan yang menjanjijan, karena ada kesempatan yang hilang yang jauh lebih besar, misalnya, Simanajer akan tetap memperoleh uang sebanyak Rp 120.000.000 per tahun jika tetap bekerja dan Tabunganya sebesar Rp 100.000.000 bisa didepositokan dengan suku bunga tertentu yang juga menjanjikan keuntungan.

3) Biaya Incremental dan Sunk CostBiaya increental merupakan biaya yang timbul sebagai akibat dari adanya suatu pengambilan keputusan . Biaya incremental merupakan perubahan biaya total yang disebabkan oleh adanya suatu keputusan yang dibuat. Biaya incremental bisa bersifat tetap dan juga bisa bersifat variabel. Misalnya, sebuah investasi baru memerlukan penambahan modal untuk pembelian mesin dan penambahan tenaga kerja dan bahan-bahan. Jika penerimaaan incremental (akibat dari keputusan tersebut) lebih tinggi dari pengeluaran incremental maka keputusan tersebut akan menambah laba total.

Sunk Cost merupakan biaya yang bisa disebabkan oleh keberadaan faktor-faktor produksi yang memiliki potensi tetapi menganggur (tak terpakai) yang tidak memiliki

Page 12: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

alternatif penggunaan. Contoh: Sebuah perusahaan ditawari kontrak Rp 10.000.000. Total pengeluaran proyek tersebut dihitung sebesar Rp 7.000.000. Perusahaan tersebut telah memiliki persediaan bahan-bahan keperluan proyek tersebut yang dibeli dengan harga Rp 4.000.000, namun nilai pasar bahan-bahan tersebut saat ini hanya Rp 2.500.000. dan harga tersebut tidak akan berubah dalam waktu dekat maka tidak ada manfaatkan menyimpan bahan tersebut dalam bentuk persediaan. Keputusan yang tepat adalah menerima usulan proyek tersebut, karena akan memberikan keuntungan Rp 500.000 berdasarkan harga relevan dari bahan-bahan tersebut sebesar Rp 2.500.000.

Biaya berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang harus dibayar. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa.

Konsep-konsep biaya produksi a. Biaya langsung dan biaya tidak langsung

Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk tiap unit output yang dihasilkan. Contoh, biaya bahan baku, tenaga kerja Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi

b. Biaya eksplisit dan biaya implisit Biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan dari kantong perusahaanuntuk membeli input yang diperlukan dalam produksi. Contoh gaji TK, sewa tanah/ gedung, pembelian bahan mentah.Biaya implisit adalah pengeluaran yang bukan tunai yang dapat berupa pengorbanan waktu kerja atau usaha yang biasanya dinilai sesuai dengan harga pasar

c. Biaya kesempatan dan biaya historis Biaya kesempatan adalah nilai dari sumber-sumber ekonomi dalam penggunaan alternatif yang paling baik.

d. Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu membeli faktor produksi. Contoh pada waktu membeli satu kantong semen seharga Rp 50.000 semen itu digunakan 3 bulan kemudian, dimana pada waktu itu harganya Rp 65.000. Menurut konsep biaya historis, biaya diperhitungkan pada saat semen dibeli.

e. Biaya IncrementalBiaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan yang telah dibuat, dengan demikian biaya incremental bisa berupa biaya tetap, biaya variabel atau kedua-duanya.

e. Biaya Relevan Biaya relevan adalah biaya yang akan dibebankan apabila suatu keputusan telah dilakukan. Dengan demikian biaya relevan adalah biaya incremental

Page 13: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

b. Analisis Biaya Jangka Pendek Biaya jangka pendek adalah analisis biaya dengan membedakan biaya tetap dan biaya

variabel. Jenis biaya jangka pendek yaitu :

– Total Cost (TC) TC adalah keseluruhan biaya (biaya tetap maupun variabel) yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli input/ faktor produksi untuk menghasilkan output atau produk akhir

- Total Fixed Cost (TFC)TFC adalah biaya yang tidak tergantung banyak sedikitnya produk yang dihasilkan

– Total Variabel Cost (TVC)TVC adalah biaya yang tergantung banyak sedikitnya produk yang dihasilkan

- Average Cost (AC)AC adalah biaya rata-rata perunit output.

- Average Fixed Cost (AFC)AFC adalah biaya tetap rata-rata perunit output.

- Average Variabel Cost (AVC)AVC adalah biaya variabel rata-rata perunit output.

- Marginal Cost (MC)MC adalah biaya tambahan yang terjadi akibat ditambahnya produksi sebanyak satu unit

Contoh :Tabel Biaya Produksi Jangka Pendek

Q TFC TVC TC AFC AVC AC MC

012345

505050505050

02535405060

50758590100110

05025

16,6712,510

025

17,513,3312,512

075

42,5302522

0251051010

TCACQ

TFCAFCQ

TCMCQ

TVCAVCQ

Page 14: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Contoh 2Tabel Biaya Produksi Jangka Pendek

QKuantitas

output

TFCBiayaTetapTotal

TVCBiaya

Variabel Total

TCBiaya Total

AFCBiayaTetapRata2

AVCBiaya

variabelRata2

AC Biayatotal

Rata2

MCBiayaMarginal

012345

606060606060

020304580135

608090105140195

-6030201512

-2015152027

-8045353539

-2010153555

Biaya jangka pendek dalam persamaan matemetis Misalkan fungsi biaya digambarkan dalam persamaan matemetis:

KURVA BIAYA TC, TFC DAN TVC

50 50 50 50 50 50

0

2535 40

50 6050

7585 90

100110

020406080

100120

0 1 2 3 4 5 6

OUTPUT

TC,T

FC,T

VC

TFC TVC TC

KURVA AFC, AVC, AC DAN MC

0

20

40

60

80

0 1 2 3 4 5 6

OUTPUT

BIAY

A PE

RUNI

T

AFC AVC AC MC

2

2

2

2

7.200 60 0,2

7.200

60 0,27.200

60 0,2 60 0,2

7.200 60 0,2

60 0,4

TC Q QmakaTFC

TVC Q Q

AFCQ

Q QAVC QQ

Q QACQ

MC Q

Page 15: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

c. Analisis Biaya Jangka Panjang

Dalam produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel. Jadi, tidak ada input tetap. Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel (variable cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan. Produksi dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan. Faktor-faktor produksi tersebut diantaranya adalah: faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas angkutan, dan faktor tenaga kerja.

Karena hal itulah biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata, dan biaya marginal.

a. Biaya total (jangka panjang)Produksi dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk mengubah skala produksi (tingkat produksi) dengan cara mengubah, baik mengubah maupun mengurangi jumlah sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya yang ditimbulkan. Dalam jangka panjang dikenal biaya total rata-rata (ATC) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variabel. Biaya total sama dengan perubahan biaya variabel, di tulis dengan rumus:

LTC = Δ LVCDi mana : LTC = Biaya total Jangka Panjang (Long Run Total Cost)LVC = Biaya Variabel Jangka Panjang (Long Run Variable Cost)

2

2

2

2

7.200 60 0,2

7.200

60 0,27.200

60 0,2 60 0,2

7.200 60 0,2

60 0,4

TC Q QmakaTFC

TVC Q Q

AFCQ

Q QAVC QQ

Q QACQ

MC Q

Page 16: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

b. Biaya MarjinalAdalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. Maka rumusnya adalah:

LMC =∆LTC / ∆QDi mana :LMC = Biaya Marjinal Jangka Panjang (Long Run Marginal Cost)∆LTC = Perubahan Biaya Total Jangka Panjang∆Q = Perubahan Output

c. Biaya Rata – Rata Adalah Biaya total di bagi jumlah output.Di tunjukkan dengan rumus :

LAC = LTC / Q

Dimana : LAC = Biaya Rata – Rata Jangka Panjang (Long Run Average Cost) Q = Jumlah output

Fungsi produksi dinyatakan dalam jangka panjang bila dalam produksinya semua input bersifat variabel atau tidak ada input tetap. Dalam jangka panjang semua input adalah variabel sehingga hanya terdapat satu kurva biaya total yang disebut dengan biaya total jangka panjang. (LRTC=long-run total Cost)

LRTC

LRTC

Q

Demikian juga dengan kurva biaya rata-ratanya yaitu biaya rata-rata jangka panjang (LRAC= long-run average cost) dan biaya marjinal jangka panjang (LMC= long-run marginal cost) dimana : LRAC= LTC/Q

Page 17: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

LRACLRMC

LRMC

LRAC

d. Maksimasi Laba

Maksimisasi laba merupakan proses maksimasi tidak dengan batasan (unconstrained maximization). Perusahaan akan memilih tingkat output yang dihasilkan untuk memaksimumkan laba. Pemilihan tingkat output laba maksimum juga akan menentukan kombinasi input-input yang akan digunakan untuk produksi output.Laba adalah pendapatan dikurangi laba total. Pendapatan perusahaan diperoleh dari menjual produknya sebesar q dengan harga p. Biaya total yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi output q, yaitu sebesar jumlah faktor input tersebut.

Laba akan dicapai bila TR > TC,

Cara perusahaan menghitung laba maksimum dan menentukan kombinasi input –input yang akan digunakan untuk memproduksi output dapat dilakukan dengan 3 pendekatan:

1) Pendekatan Totalitas2) Pendekatan Rata – rata3) Pendekatan Marjinal

1) Laba dengan Pendekatan TotalitasPendekatan totalitas merupakan pendekatan dengan cara membandingkan pendapatan total(TR) dan biaya total (TC).Implikasi dari pendekatan totalitas ini adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (Maximum Selling).Sebab semakin besar penjualan semakin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif

Page 18: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Formulasidari pendekatan ini dapat dicarai dengan:

π = TR – TC BEP ------- TR = TC P . Q = TFC + TVC P . Q = TFC + (AVC x Q) P.Q – (AVC x Q) = TFC Q (P – AVC) = TFC

Q = TFC/P - AVC

2) Laba dengan Pendekatan Rata-rataDalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P). Laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual. Dapat dijelaskan secara matematis π=(P-AC).Q.

π = (P - AC) Q -------- π mak = P > AC BEP = P = AC Rugi = P < AC

3) Laba dengan Pendekatan MarjinalAnalisis marginal ini mirip dengan analisis mencari kepuasan maksimum. Analisis ini mendasarkan pada satu konsep yaitu keuntungan marginal yakni tambahan keuntungan total sebagai akibat tambahan satu unit output. Untuk mencari jumlah output yang menghasilkan keuntungan maksimum dapat digunakan patokan.

Laba maksimum pada saat MR = MCLaba maksimum tercapai pada saat turunan pertama π = ∂π/∂Q = 0

Maka: π = TR – TC = ∂π/∂Q = ∂TR/∂Q - ∂TC/∂Q

MR – MC = 0 MR = MC

e. Analisis Pulang Pokok

Analisis Pulang Pokok (break event analysis) merupakan analisis penting yang digunakan untuk mempelajari hubungan-hubungan antara biaya, penerimaan dan laba.Biaya Tetap (Fixed Cost) selalu dianggap konstan tanpa memandang berapa jumlah otput yang dihasilkan, maka dalam penggambaran grafiknya ditunjukkan oleh garis lurus mendatar. Pulang poko terjadi ketika Biaya Total = Penerimaan Total (TC = TR)

Page 19: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Gambar Grafik Pulang Pokok

P TC

rugi

TR

laba

rugi

FC

0 Q

Titik Pulang Pokok Laba Maksimum

Grafik diatas merupakan sebuah grafik dasar pulanng pokok yang terbentuk dari kurva total biaya TC dan penerimaan total TR suatu perusahaan, Volume output ditunjukkan oleh sumbu horizontal dan harga ditunjukkan oleh sumbu vertikal, sedangkan biaya tetap (FC) bersifat konstan ditunjukkan oleh garis mendatar diatas Q (kuantitas). Grafik diatas bisa digunakan untuk menentukan kuantitas output dimana perusahaan tersebut mulai laba yang positif sekaligus nilai analitisnya bisa juga digunakan untuk menentukan tingkat output pulang pokok.

1) Analisis Pulang Pokok LinierGrafik pulang pokok linier cukup memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada unsur-unsur pokok dari laba seperti: Penjualan, biaya tetap dan biaya variabel. Titik pulang pikok linier dilukiskan mulai dari tingkat output sama dengan nol sampai dengan tingkat yang paling tinggi dan perhatian pengguna analisis ini biasanya hanya memperhatikan kisaran output tertentu yang relevan dengan kebutuhan informasi.

Page 20: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Gafik pulang Pokok Linier

Rp (juta) TR

240 laba bersih TC

210 laba

180BEP

150 VC

120

90rugi

60FC

30

0 10 20 30 40 50 60 70 80 Q (unit)

Sampai titik pulang pokok yang ditunjukkan oleh perpotongan antara garis TR dan TC (Biaya Rp 150 juta dan tingkat produksi Rp 50 ribu unit), perusahaan tersebut masih menderita kerugian, setelah melampaui titik tersebut perusahaan mulai memperoleh laba.

2) Analisis Pulang Pokok Secara Aljabar.Dalam analisis masalah-masalah dan pengambilan keputusan, Teknik secara aljabar dianggap suatau alat yang lebih efisien dibandingkan dengan cara grafis. Teknik ini digambarkan dengan hubungan antara biaya ddengan penerimaan.

TR = TC . Q

P . Q = TFC + AVC . Q

(P – AVC) Q = TFC

Q = TFC P – AVC

Page 21: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Contoh seperti pada grafik diatas, jika P = Rp 3000 per unit, AVC = Rp 1800 per unit dan TFC = Rp 60 juta. Kuantitas pulang pokok dapat dicari dengan cara berikut:

TFC Rp 60.000.000Q = maka, Q = Q = 50.000 unit

P – AVC Rp 3000 – Rp 1800

3) Analisis Kontribusi LabaAnalisis kontribusi laba digunakan untuk menjelaskan pengaruh kebijakan-kebijakan tertentu terhadap laba yang dalam jangka pendek biaya produksi biasanya tetap yang tidak terpengaruh oleh pertambahan penjualan dan output. Kontribusi laba merupakan perbedaan antara penerimaan dengan biaya variabel (VC) atau kontribusi laba adalah sama dengan harga (P) dikurangi biaya variabel rata-rata (AVC). Kontribusi laba tersebut bisa digunakan perusahaan untuk menutup biaya tetap atau untuk meningkatkan laba yang diperoleh.

Contoh Penghitungan Laba Kontribusi Penerbitan Buku:

Biaya Penerbitan Buku:Biya Tetap (FC):

Biaya penyuntingan Rp 500.000Peralatan Gambar Rp 1.000.000Mesin Setting Rp 7.000.000

Biya Tetap Total (TFC) Rp 8.500.000

Biaya Variabel (VC) per buku:Biaya cetak, penjilidan dan kertas Rp 700Potongan untuk toko buku Rp 1.200Komisi penjualan Rp 500Royalties penulis Rp 700Biaya lain-lain Rp 675

Biaya Variabel Total (TVC)/buku Rp 3.775

Harga Eceran per buku Rp 7.775

Misalnya buku tersebut dijual dengan harga Rp 7.775, biaya variabel (VC) adalah Rp 3.775 per buku. Ini berarti setiap buku memberikan kontribusi laba sebesar Rp 4.000.Selanjutya, misalkan Penerbit ingin mengetahui berapa banyak buku yang harus dijual untuk mendapatkan laba sebesar Rp 3000.000. maka hal tersebut bisa dicarai dengan cara:

Biaya Tetap (FC) + Laba yang diharapkanQ =

Kontribusi Laba

Page 22: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Rp 8.500.000 – Rp3.000.000Q = = 2.875 unit

Rp 4.000

Page 23: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

Soal Latihan:

1. Tabel berikut ini menggambarkan tingkat output dari sebuah fungsi produksi yang

dapat dihasilkan dengan menggunakan berbagai kombinasi kapital (K) dan tenaga kerja (L):

K Output (Q)

6

5

4

3

2

1

4 8 14 16 13 11

6 12 16 18 15 14

7 13 16 20 18 16

8 12 14 16 16 14

4 7 12 13 12 8

1 3 8 7 6 5

0 1 2 3 4 5 6 L Dari tabel tersebut:

a. Tarik garis-garis di tabel tersebut yang mencerminkan isoquant-isoquant 8, 12, dan 16 satuan output

b. Tentukan apakah dari penggunaan kombinasi dari L =1 dan K= 1 sampai dengan L= 6 dan K= 6 berlaku constant, decreasing dan /atau increasing return to scale? Jelaskan alasannya!!!

2. Diketahui fungsi prduksi adalah Q = 16 K

L , Harga input K dan L masing

masing adalah $ 40 untuk K dan $ 20 untuk L, dengan total anggran sebesar $ 2000, jika perusahaan ingin memaksimalkan produksi, berapakah kombinasi input K dan L yang harus digunakan perusahaan ?

3. Berdasarkan biaya total perusahaan berikut ini :

a. Turunkanlah skedul biaya tetap total dan biaya variabel dari perusahaan b. Dari sana turunkan skedul biaya tetap rata-rata, biaya variabel rata-rata, biaya

total rata-rata dan biaya marginal perusahaanc. Gambarkan dalam bentuk Kurva TC, TFC, TVC dan kurva AC, AFC, AVC dan

MC

1. Suatu perusahaan menghadapai permintaan yang dirumuskan dalam persamaan Q = 150 – 3P, dengan biaya marjinal (MC) dan biaya rata-rata (AC) = $ 15 per unit.

Pertanyaan:

Page 24: elearning.stieindragiri.ac.idelearning.stieindragiri.ac.id/upload/798d225a31f2c... · Web viewProduksi dalam Jangka Pendek adalah waktu produksi dimana paling tidak ada satu input

a. Berapa tingkat out put agar tercapai laba maksimum dan berapa laba maksimumnya?

b. Berapa tingkat out put agar penerimaan maksimum?c. Tentukan Q, P, TR, TC, MR dan π dengan tabulasi.