eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/skripsi.docx · web viewbab i. pendahuluan. l. atar...

128
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan orang lain untuk berinteraksi. Komunikasi merupakan sarana untuk menyampaikan pesan dari individu yang satu ke individu lainnya. Biasanya terjadi diskomunikasi antara satu individu dengan individu lainnya karena masalah keberagaman bahasa. Oleh karena itu, bahasa memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahasa, setiap suku memiliki bahasanya masing-masing. Keberagaman bahasa ini kemudian disatukan dalam sebuah bahasa nasional atau bahasa Indonesia. Dalam penyampaiannya, bahasa Indonesia kadang-kadang dipengaruhi oleh bahasa daerah yang mengakibatkan lahirnya variasi bahasa. Variasi bahasa inilah yang semakin memperindah proses komunikasi. Bahasa sangat berhubungan erat dengan sastra karena bahasa adalah 1

Upload: ngocong

Post on 23-Jul-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena

membutuhkan orang lain untuk berinteraksi. Komunikasi merupakan sarana

untuk menyampaikan pesan dari individu yang satu ke individu lainnya.

Biasanya terjadi diskomunikasi antara satu individu dengan individu lainnya

karena masalah keberagaman bahasa. Oleh karena itu, bahasa memegang

peranan penting dalam kelangsungan hidup manusia.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahasa, setiap suku

memiliki bahasanya masing-masing. Keberagaman bahasa ini kemudian

disatukan dalam sebuah bahasa nasional atau bahasa Indonesia. Dalam

penyampaiannya, bahasa Indonesia kadang-kadang dipengaruhi oleh bahasa

daerah yang mengakibatkan lahirnya variasi bahasa. Variasi bahasa inilah yang

semakin memperindah proses komunikasi. Bahasa sangat berhubungan erat

dengan sastra karena bahasa adalah media dalam sastra. Proses berpikir tidak

mungkin dilakukan tanpa bahasa. Proses berpikir dan kemudian dilanjutkan

proses kreatif, proses ekspresi, akan melahirkan karya-karya sastra.

Masalah komunikasi yang indah dalam sastra disebut gaya bahasa. Keraf

dalam (Siswantoro, 2008: 206) mengatakan bahwa gaya bahasa adalah cara

mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa

dan kepribadian penulis atau pengguna bahasa. Dalam sastra, ada pemetaan atau

penginterventarisan bahasa. Inilah yang kemudian menjadi fokus kajian dalam

1

Page 2: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

2

sastra yaitu menganalisis pengaruh sebuah karya sastra terhadap kehidupan

manusia.

Pemilihan teori untuk menganalisis sebuah karya memerlukan

perencanan yang matang. Harus ada relasi antara pisau bedah (teori) dan apa

yang akan dibedah (karya sastra). Ada banyak teori yang bisa digunakan untuk

membedah sebuah karya. Salah satunya adalah teori Metafor Georger Lakoff dan

Mark Johnson.

Kedua orang ini merupakan pakar teori Metafor. Mereka menemukan

bahwa mayoritas pandangan pilosof tradisional mengabaikan masalah metafor

yang berperan di dalam upaya memahami dunia ataupun memahami diri sendiri

(Lakoff dan Johnson, 1980).

Sebuah pendapat dikemukakan oleh Lakoff dan Johnson (1980: 1)

bahwa metafor adalah sebuah sarana untuk mengekspresikan imajinasi puitik,

sebuah sarana untuk mengekspresikan gaya retorik, bentuk ekspresi khusus yang

berbeda dibanding apa yang terlihat pada bahasa biasa.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa antara teori dan karya

sastra harus memiliki relasi. Di antara karya sastra lain, puisi merupakan karya

sastra yang kaya akan metafor. Pradopo (1995:7) mengungkapkan bahwa puisi

merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah

dalam wujud yang paling berkesan. Tiap baris, bahkan tiap kata dalam puisi

adalah sebuah metafor. Oleh karena itu, fokus kajian dalam proposal ini adalah

puisi.

Page 3: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

3

Puisi yang dipilih adalah kumpulan sajak Bahaya Laten Malam

Pengantin karya Aslan Abidin. Alasan pemilihan kumpulan sajak ini karena

dalam sajak-sajaknya pengarang banyak menggunakan bahasa yang metaforik

yang cocok jika dikaji menggunakan teori metafor. Ada 76 buah sajak dalam

kumpulan sajak ini. Karena keterbatasan peneliti maka tidak semua semua sajak

akan dianalisis. Adapun sajak yang akan danalisis antara lain Tragika Dada Rita,

Lirisme Buah Apel Yang Jatuh ke Bumi, Puncak Agustus 2002, Tak Ada Yang

Mencintaimu Setulus Kematian, Rajah di Antara Kedua Buah Dada, dan

Phallusentris. Sajak ini dipilih karena dianggap paling metaforik oleh peneliti.

Ciri puisi Aslan Abidin, dia berterus terang. Ia ingin mengejutkan para

pembacanya dan dia ingin merebut perhatian penuh kita. Ada keinginan untuk

membujuk kita supaya bisa memahami perjuangannya mengerti semua aspek

globalisasi dan perubahan di kehidupan sehari-hari, khususnya akibatnya

terhadap nilai-nilai dan cara memandang alam kita.

Bahaya Laten Malam Pengantin adalah merupakan antologi puisi perdana

karya Aslan Abidin yang ditulis dari rentang waktu 1993 sampai 2006 ( kecuali

tahun 2005). Sebagai seorang penyair, Aslan Abidin memiliki karakter karya

yang khas. Kekhasan itu muncul pada sajak-sajaknya yang kerap kali

menggunakan ‘tubuh’ sebagai media untuk memaparkan realitas sosial yang

timpang. Hal ini agak sedikit tidak lazim mengingat di daerah asalnya (Sulawesi

Selatan) masyarakatnya sangat menjunjung tinggi konsep siri’. Ia seolah ingin

mengkritik fenomena masyarakatnya yang makin kehilangan sensitifitas

kemanusiaan dan harga dirinya, terutama para pejabatnya. Menurutnya mereka

Page 4: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

4

sama saja dengan masyarakat Indonesia pada umumnya yang suka harta

sehingga banyak melakukan korupsi, pamer kekuatan dan kekuasaan, bahkan

pamer tubuh. Siri’ tinggal menjadi slogan bahkan kadang- kadang diinterpretasi

salah. Siri’ tak lagi menjadi sebuah konsep yang dijalankan sebagai pedoman

hidup demi menjadi manusia yang bersahaja dan bermartabat.

Bahaya Laten Malam Pengantin karya Aslan Abidin adalah karya yang

mengakomodasi wacana dan kritik sosial dalam karyanya. Hal ini terbukti pada

beberapa puisi Aslan Abidin yang menggambarkan penderitaan dan

kesengsaraan rakyat. Aslan dalam sajaknya menggambarkan tentang keaadaan

masyarakat yang sangat jauh dari kesejahteraan, penderitaan rakyat tersebut

diperparah oleh sikap pemerintah yang seakan tidak pernah perduli terhadap

penderitaan dan kemiskinan masyarakatnya, mereka (pemerintah) hanya datang

lima tahun sekali untuk menebar janji manis dan tipuan-tipuan palsu untuk

memperoleh kekuasaan, namun setelah mereka berkuasa mereka tak

memperhatikan kesejahteraan rakyat, mereka hanya disibukkan oleh usaha

untuk lebih memperkaya diri sendiri dan kelompoknya meskipun dengan jalan

mengkhianati kemanusiaan.

Hal lain yang dikritik oleh Aslan Abidin dalam karyanya adalah realitas

identitas kebudayaan kita yang tergerus oleh arus globalisasi yang terus

menginvasi kita tanpa kenal lelah yang membuat kita semakin terlena dan

menjadi bangsa yang siap melahap setiap produk kapitalis tanpa

mempertimbangkan apa kita benar-benar butuh atau tidak, bahkan agama yang

seharusnya menjadi pencerah dari setiap persoalan manusia baik yang

Page 5: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

5

hubungannya dengan tuhan dan manusia juga tak sepenuhnya berhasil, karena

perilaku keberagamaan kita yang juga sudah terlanjur sangat pragmatis.

Sajak-sajak Aslan abidin dalam antologi puisinya Bahaya Laten Malam

Pengantin menampilkan kepada kita fenomena-fenomena sosial dengan erotis,

sehingga beberapa kalangan menilai sajak-sajaknya bergaya sosial erotis.

Namun, Aslan tidaklah terjebak dalam pornografi atau masuk dalam kategori

sastrawan fraksi alat kelamin (FAK) yang dipopulerkan oleh Taufik Ismail,

sebab dia tak hanya menggembar-gemborkan erotisme (seksualitas) tanpa pesan

dalam karya-karyanya.

Puisi-puisi Aslan Abidin dalam kumpulan puisi Bahaya Laten Malam

Pengantin merupakan kritik-kritik terhadap realitas sosial yang ada di

masyarakat. Aslan Abidin banyak mengkritik realitas pemimpin negeri yang

tidak perduli terhadap nasib rakyatnya yang menderita. Para penguasa itu hanya

peduli terhadap kepentingan dirinya dan partainya. Aslan Abidin juga mengkritik

realitas masyarakat yang semakin larut dalam pengaruh budaya konsumerisme

dan semakin kehilangan identitasnya.

Peneliti merasa bahwa kajian seperti ini sangat diperlukan. Sebenanya

belum ada penelitian sebelumnya yang menggunakan teori metafor Lakoff dan

Johnson, ini adalah penelitian pertama yang menggunakan teori ini. Tetapi,

penelitian yang menggunakan metafor umum sudah pernah dilakukan. Salah

satunya yaitu, skipsi yang berjudul “Gaya Bahasa Metafor Dalam Rubrik

Olahraga Harian Fajar” oleh Akbar Atnadijaya pada tahun 2012. Dalam skripsi

tersebut dibahas jenis-jenis metafor yang ditemukan dalam rubrik olahraga

Page 6: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

6

harian fajar. Perbedaannya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah

membahas metafor Lakoff dan Johnson yang terdapat dalam kumpulan sajak

Bahaya Laten Malam Pengantin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka masalah yang

akan dibahas dalam karya tulis ini tentang:

1. Bagaimanakah metafor orientasi dalam sajak Bahaya Laten Malam

Pengantin karya Aslan Abidin ?

2. Bagaimanakah metafor personifikasi dalam sajak Bahaya Laten Malam

Pengantin karya Aslan Abidin ?

3. Bagaimanakah metonimi dalam sajak Bahaya Laten Malam Pengantin

karya Aslan Abidin ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai

oleh penulis setelah menganalisis masalah tersebut di atas antara lain:

1. Untuk menganalisis metafor orientasi dalam kumpulan sajak Bahaya

Laten Malam Pengantin karya Aslan Abidin.

2. Untuk menganalisis metafor personifikasi dalam kumpulan sajak

Bahaya Laten Malam Pengantin Karya Aslan Abidin .

3. Untuk menganalisis metonimi dalam kumpulan sajak Bahaya Laten

Malam Pengantin karya Aslan Abidin.

Page 7: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

7

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan ini terbagi atas dua, yaitu manfaat teoretis dan

manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Pencapaian tujuan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

penelitian objek karya sastra dengan pendekatan metafor.

b. Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan di bidang sastra.

c. Sebagai salah satu bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Mendeskripsikan kepada seluruh penikmat sastra tentang pengkajian

kumpulan sajak Bahaya Laten Malam Pengantin karya Aslan Abidin

menggunakan teori metafor George Lakoff dan Mark Johnson.

b. Untuk meningkatkan kadar apresiasi masyarakat terhadap masalah

sastra.

c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah dan memperluas

pengetahuan tentang teori metafor terutama kajian tentang metafor

orientasi, personifikasi dan metonimi.

Page 8: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Sastra

Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta. Akar

katanya Cas yang berarti memberi petunjuk, mengarahkan, mengajar. Akhiran –

tra biasanya menunjukkan alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku intruksi

atau

pengajaran. Sedangkan kata susastra adalah kata ciptaan Jawa dan Melayu. Kata

itu mengandung arti pustaka, buku atau naskah (Purba: 2010)

Pengertian yang lain diungkapkan Sudjiman dalam (Purba: 2010) bahwa

sastra (literature Inggris, literature Prancis) adalah karya lisan atau tertulis yang

memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan

dalam isi dan ungkapannya.

Ciri-ciri tentang sastra diungkapkan Luxemburg, Mieke Bal, William G

dalam (Purba: 2010), ciri-ciri itu:

1) Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata

sebuah imitasi. Sastra terutama merupakan suatu luapan emosi yang

spontan.

2) Sastra bersifat otonom, tidak mengacu kepada suatu yang lain. Sastra

tidak bersifat komunikatif. Sang penyair hanya mencari keselarasan

didalam karyanya sendiri.

3) Karya sastra yang otonom itu bercirikan koherensi.

Page 9: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

9

4) Sastra menghidangkan sebuah antitesis antara hal-hal yang bertentangan.

5) Sastra mengungkapkan yang tak terungkapkan.

Salah satu batasan sastra diungkapkan oleh Wellek dan Warren (1995: 11)

bahwa “sastra” adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak. Jadi, ilmuwan

sastra dapat mempelajari “profesi kedokteran pada awal abad ke-14”, “gerakan

planet pada abad pertengahan” atau “ilmu sihir di Inggris dan New England”.

Edwin Greenlaw (teoretikus sastra Inggris) mendukung gagasan ini: “segala

sesuatu yang berkaitan dengan sejarah kebudayaan termasuk dalam wilayah

kita”, katanya. Menurut teori Greenlaw dan praktek banyak ilmuwan lain, studi

sastra bukan hanya berkaitan erat, tepi identic dengan sejarah kebudayaan.

Kaitan studi semacam ini dengan sastra hanya terletak pada perhatian terhadap

hasil tulisan dan cetakan. Cara lain untuk memberi definisi pada sastra adalah

membatasinya pada “mahakarya” (great books), yaitu buku-buku yang dianggap

menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya. Dalam hal ini, kriteria yang

dipakai adalah segi estetis, atau nilai estetis yang dikombinasikan dengan nilai

ilmiah. Di antara puisi lirik, drama, dan cerita rekaan, mahakarya dipilih

berdasarkan pertimbangan estetis. Buku-buku lain dipilih karena reputasinya

atau kecemerlangan ilmiahnya, ditambah penilaian estetis atau gaya bahasa,

komposisi dan kekuatan penyampaian.

Lanjut menurut Wellek dan Warren (1995: 14) bahwa istilah sastra paling

tepat diterapkan pada seni sastra, yaitu sastra sebagai karya imainatif. Memang

ada sedikit kesulitan dalam menggunakan istilah ini. Tapi istilah lain, yaitu fiksi

dan puisi terlalu sempit pengertiannya. Sedangkan istilah sastra imajinatif

Page 10: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

10

(imaginative literature) dan belles letters (tulisan yang indah dan sopan) berasal

dari bahasa Prancis, kurang menyerupai pengertian etimologis kata susastra,

agak kurang cocok dan bisa memberi pengertian yang keliru. Cara yang paling

mudah memecahkan masalah ini adalah memerinci penggunaan bahasa yang

khas sastra. Bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti batu dan tembaga

untuk seni patung, cat untuk lukisan, dan bunyi untuk seni musik. Tetapi harus

disadari bahwa bahasa bukan benda mati seperti batu, melainkan ciptaan

manusia, dan mempunyai muatan budaya dan linguistik dari kelompok pemakai

bahasa tertentu.

Pembahasan Thomas Clark Pollock mengenai bahasa sastra, bahasa

sehari-hari, dan bahasa ilmiah dalam bukunya The Nature of Literature kurang

memuaskan. Masalah ini memang penting, tapi memang sulit dipecahkan, karena

sastra berbeda dengan seni lain tidak memiliki mediumnya sendiri. Apalagi

sastra mengenal berbagai bentuk dan selalu mengalami perubahan.

2. Pengertian Puisi

Sebuah pernyataan tentang puisi diungkapkan oleh Waluyo (1995: 1)

bahwa puisi adalah bentuk kesusatraan yang paling tua. Karya-karya besar dunia

yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi. Karya-karya pujangga

besar seperti: Oedipus, Antigone, Hamlet, Macbeth, Mahabrata, Ramayana,

Brata Yudha, dan sebagainya ditulis dalam bentuk puisi. Puisi tidak hanya

dipergunakan untuk penulisan karya-karya besar, namun ternyata puisi juga

sangat erat kehidupannya dalam kehidupan sehari-hari. Dunia telah diperindah

dengan adanya puisi.

Page 11: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

11

Ada suasana tertentu di saat seseorang dituntut untuk berpuisi dan saat

lain dimana seseorang dituntut untuk berprosa. Tuntutan pengucapan itu juga

turut memberi warna kodrat prosa dan puisi. Puisi diciptakan dalam suasana

perasaan yang intens yang menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan padat.

Definisi puisi sulit diberikan. Untuk memahami puisi, biasanya diberikan

ciri-ciri karakteristik puisi dan unsur-unsur yang membedakan puisi dari karya

sastra yang lainnya. Dari segi bentuk fisik yang terlihat dalam karya tulis, puisi

sudah menunjukkan perbedaan dari prosa dan drama. Dari segi bentuk

pengucapan batinnya, puisi juga berbeda dari prosa dan drama. Ada saat-saat

tertentu yang memungkinkan ketepatan pengucapan batin dengan puisi, ada saat

lain yang menuntut pengucapan batin dalam drama.

Di dalam bukunya, Pradopo (2010: 13) mengatakan bahwa puisi sebagai

karya seni itu puitis. Kata puitis sudah mengandung nilai keindahan yang khusus

untuk puisi. Bagaimanakah sifat yang disebut puitis itu ? sukar untuk memberi

defenisi puitis itu. Juga sukar menguraikan bagaimana sifat-sifat yang disebut

puitis itu. Hanya saja sesuatu itu (khususnya dalam karya sastra) disebut puitis

bila hal itu membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan

tanggapan yang jelas, secara umum bila hal itu menimbulkan keharuan disebut

puitis. Hal yang menimbulkan keharuan itu bermacam macam sekali, maka

kepuitisan pun bermacam-macam.

Kepuitisan itu dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, misalnya

dengan bentuk visual: tipografi, susunan bait; dengan bunyi: persajakan,

asonansi, aliterasi, kiasan bunyi, lambang rasa, dan orkestrasi; dengan pemilihan

Page 12: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

12

kata (diksi), bahasa kiasan, sarana retorika, unsur-unsur ketatabahasaan, gaya

bahasa dan sebagainya. Namun, untuk mengetahui kepuitisan puisi lebih lanjut,

perlulah lebih dahulu diketahui unsur-unsur pembentuk puisi supaya

pengetahuan tentangnya dapat lebih mendalam. Hal ini mengingat bahwa puisi

itu merupakan sebuah struktur yang kompleks, maka perlu dianalisis untuk

memahaminya secara penuh.

Perrine dalam (Siswantoro:2010) mendefenisikan puisi sebagai sejenis

bahasa yang mengatakan lebih banyak dan lebih intensif daripada apa yang

dikatakan oleh bahasa harian. Definisi ini menyatakan secara implisit bahwa

puisi sebagai bentuk sastra mempergunakan bahasa sebagai media

pengungkapannya.

Shahnon Ahmad dalam Djoko Pradopo (1987:6) mengumpulkan definisi

puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris

sebagai berikut.

1. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang

terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya

dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu

unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.

2. Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal.

Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti

musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol

adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan

mempergunakan orkestra bunyi.

Page 13: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

13

3. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan

yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun

Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan

yang bercampur-baur.

4. Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran

manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama.

Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik

(misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya),

dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik.

5. Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling

indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat

mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan,

kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian

orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling

indah untuk direkam.

Dari definisi di atas, dapat dilihat adanya perbedaan pemikiran. Namun

Shahnon Ahmad (dalam Djoko Pradopo, 1993:7) mengemukakan bahwa bila

unsur-unsur dari pendapat itu dipadukan, maka akan didapat garis-garis besar

tentang puisi yang sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinasi,

pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan,

kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur. Dari situ dapat disimpulkan tiga

unsur yang pokok. Pertama, hal yang meliputi pemikiran, ide, atau emosi;

Page 14: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

14

Kedua, bentuknya; dan yang ketiga ialah kesannya. Semuanya itu terungkap

dengan medium bahasa.

Puisi sebagai sebuah karya sastra merupakan sebuah struktur yang

dibangun dari beberapa unsur pembangun. Unsur-unsur tersebut tidak berdiri

sendiri-sendiri melainkan merupakan sebuah kesatuan yang menunjukkan

hubungan antar sebuah unsur dengan unsur lainnya. Unsur-unsur yang

membangun puisi terdiri dari struktur fisik dan sturuktur batin atau dalam istilah

lainnya disebut juga struktur sintaksis dan struktur tematik atau struktur

semantik.

Struktur fisik puisi adalah unsur yang membangun dari segi fisik atau

tampilan puisi tersebut, sedangkan struktur batin adalah makna yang terkandung

dalam puisi. J. Waluyo (1987: 28) mengungkapkan bahwa struktur fisik puisi

terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif (majas), versifikasi

(Rima, Ritma, Metrum) dan tata wajah (tipografi). Sedangkan struktur batin puisi

atau sering juga disebut hakikat puisi terdiri atas tema, nada dan suasana,

perasaan, dan amanat.

Diksi, pengimajian, dan kata konkret mempunyai hubungan yang erat. J.

Waluyo (1987: 78) mengungkapkan bahwa diksi yang dipilih harus

menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret yang

dapat kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa. Bahasa

figuratif adalah bahasa yang digunakan penyair untuk menyampaikan sesuatu

dengan cara yang tidak biasa, yakni dengan bahasa yang secara tidak langsung

Page 15: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

15

mengungkapkan makna, bahasa figuratif biasanya menggunakan kata yang

bermakna kias atau lambang.

Versifiksi (rima, ritma, dan metrum) berhubungan dengan bunyi. Rima

merupakan pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas atau

orkestrasi. Ritma sangat berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa,

dan kalimat. Sementara metrum sangat sulit kita tentukan dalam puisi. Namun

demikian metrum mempunyai peranan penting dalam deklamasi atau pembacaan

puisi. Tipografi adalah tata wajah/tata baris. Tipografi biasanya penting dalam

membedakan antara puisi dan prosa dari segi struktur fisik.

Sebagai unsur batin puisi tema merupakan gagasan pokok atau subject-

matter yang dikemukakan oleh penyair, sedangkan perasaan (feelling)

merupakan suasana perasaan penyair yang diekspresikan dalam puisinya yang

harus dihayati pembaca. Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca, apakah

penyair tekesan ingin menggurui, menasehati, menyindir dll. Jika nada adalah

sikap penyair terhadap pembaca maka suasana adalah keadaan jiwa atau efek

psikologis yang ditimbulkan terhadap pembaca setelah membaca puisi.

Sementara amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada

pembaca yang terkandung dalam sebuah puisi.

Lebih lanjut, J. Waluyo (1987: 28) menyatakan bahwa dalam

menemukan makna sebuah puisi selain harus memperhatikan struktur batin dan

struktur fisiknya, yang harus juga diperhatikan adalah faktor genetik. Faktor

genetik puisi meliputi penyair dan kenyataan sejarah, karena bagaimana pun

Page 16: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

16

bersifat objektif, puisi tidak dapat dipisahkan dari subjektifitas penyairnya,

karena puisi disusun dengan metode subjektif/individu sehingga hal-hal yang

bersifat khas kedaerahan dan latar belakang budaya milik penyair tidak dapat

ditafsirkan secara umum, hal lain yang bisa menjadi faktor genetik puisi adalah

aliran filsafat yang mempengaruhi pengarangnya, beberapa aliran sastra antara

lain aliran romantisme, realisme, ekspresionisme dan sebagainya.

3. Metafor

Sebuah ide telah dikembangkan oleh Lakoff dan Johnson dalam (Black:

2011) bahwa metafor adalah bagian dari sistem kognitif manusia, sehingga

metaora adalah sebuah pola yang fundamental dari kemampuan berpikir dan

ekspresi manusia. Argumen mereka didasarkan pada metafor-metafor yang

menunjukkan bagaimana pikiran memersepsi atau membentuk realitas atau

bagaimana bahasa atau budaya membentuk realitas, karena masih diperlukan

penelitian lebih jauh sebelum kita bisa mengasumsikan bahwa teori dan contoh-

contoh yang diberikan para peneliti ini adalah valid secara lintas bahasa. Mereka

memfokuskan terutama pada struktur-struktur di mana unsur metaforis

disampaikan lewat preposisi. Contoh dari metafor yang didasarkan pada konsep

semacam ini sangat banyak dalam bahasa, seperti “down” (bawah, turun) adalah

memiliki makna buruk, sementara “up” (naik, atas) adalah baik, waktu adalah

uang, kematian adalah keberangkatan, dan sebagainya.

Pendapat dikemukakan oleh Lakoff dan Johnson (1980: 1) bahwa bagi

banyak orang, metafor adalah sebuah sarana untuk mengekspresikan imajinasi

puitik, sebuah sarana untuk mengekspresikan gaya retorik, bentuk ekspresi

Page 17: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

17

khusus yang berbeda dibanding apa yang terlihat pada bahasa biasa. Secara

tipikal, metafor dipandang sebagai karakteristik bahasa itu sendiri, karakteristik

yang hanya menyangkut persoalan diksi, tidak berkaitan dengan tata pikir dan

tata tindak. Itu pula sebabnya, banyak orang beranggapan bahwa tanpa metafor

segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik. Pada sisi lain, metafor adalah

sesuatu yang meresap ke dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya ke dalam

bahasa, tetapi juga ke dalam pikiran dan tindakan. Sistem konsep yang kita

gunakan sebagai dasar untuk berpikir dan bertindak, pada dasarnya bersifat

metaforis.

Konsep-konsep yang menuntun cara berpikir tidak hanya menyangkut

persoalan intelektual. Konsep-konsep itu ikut mewarnai cara menjalankan fungsi

keseharian, mencakup hal-hal yang sering dirasakan sebagai sesuatu yang lazim.

Konsep-konsep inilah yang ikut menstrukturkan apa yang diterima, dijalani, dan

yang dilakukan pada saat kita berinteraksi dengan orang lain. Artinya sistem

konsep ikut memainkan peranan penting di dalam cara merumuskan realitas

kehidupan. Jika saja sistem konsep dipandang bersifat metaforis, maka cara

berpikir dan bertindak serta cara menimba pengalaman pada dasarnya

menyangkut masalah metafor (Lakoff dan Johnson 1980: 1).

Sistem konsep yang digunakan kadang-kadang tidak disadari. Paling

tidak, berdasarkan hal-hal kecil yang kita lakukan sehari-hari, kita hanya berpikir

dan bertindak secara otomatis melalui cara-cara tertentu. Cara berpikir dan

bertindak itupun sering tidak dikenali. Untuk mengenalnya kita perlu, mengamati

bahasa yang digunakan. Oleh karena komunikasi yang didasarkan pada

Page 18: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

18

kesamaan sistem konsep yang digunakan dalam berpikir dan bertindak, maka

bahasa yang digunakan pada satu peristiwa komunikasi dapat diperlakukan

sebagai sumber untuk mencari bukti bagaimana sesungguhnya sistem konsep itu.

Dengan menggunakan buku-buku linguistik sebagai dasar, kita kemudian

menemukan bahwa sistem konsep pada dasarnya bersifat metaforis.

Dengan menggunakan bukti-bukti linguistik sebagai dasar, kita kemudian

menemukan bahwa sistem konsep pada dasarnya bersifat metaforis. Kita pun

dapat menemukan cara mengidentifikasi secara rinci bagaimana sesungguhnya

metafor itu ikut menstrukturkan apa yang kita terima, yang kita pikirkan, atau

apa saja yang kita lakukan (Lakoff dan Johnson 1980: 2)

Guna memahami konsep diartikan sebagai sesuatu yang metaforis dan

bagaimana konsep seperti itu ikut menstrukturkan aktivitas sehari-hari, ada

baiknya kita membahas konsep argument serta konsep metaforis argument is

war. Metafor seperti ini direfleksikan ke dalam bahasa sehari-hari melalui

sejumlah bentuk ekspresi, sebagai berikut:

ARGUMENT IS WAR

Your claims are indefensible“Apa yang anda nyatakan tidak dapat dipertahankan”He attacked every weak point in my argument.“Ia menyerang segenap sisi kelemahan argumen saya.”His criticism were right on target.“Kritiknya kena sasaran.”I demolished his argument.”Saya menjungkirbalikkan argumennya.”I’ve never won an argument with him“Saya tidak pernan menang jika berargumen dengannya.”If you use the strategy, he’ll wipe you out.“Jika kamu menggunakan strategi itu, kamu akan habis.”He shot down all of my arguments.“Ia meruntuhkan semua argumen saya.”

Page 19: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

19

Kita perlu menyadari bahwa kita tidak bisa hanya berbicara tentang

“argumen” yang dikaitkan dengan “perang”. Kita tentu saja dapat meraih

kemenangan atau menelan kekalahan dalam berargumen. Pada dasarnya, kita

memandang orang yang kita ajak berargumen sebagai :lawan”. Kita berusaha

menyerang posisinya sembari berusaha mempertahankan posisi kita sendiri.

Untuk itu, kita pun harus merencanakan dan menggunakan strategi. Jika kita

menyadari bahwa posisi kita tidak dapat dipertahankan, kita pun segera mencari

cara baru untuk menyerang.

Banyak sekali yang kita lakukan, dalam kaitan dengan aktivitas

berargumen, terstruktur melalui konsep perang, meskipun perang itu sendiri

tidak bersifat fisik. Dengan pengertian seperti ini, kita dapat merasakan bahwa

metafor ARGUMENT IS WAR adalah tempat dimana kita hidup. Metafor ini

ikut menstrukturkan wujud tindakan kita dalam berargumen.

Menurut Lakoff dan Johnson (1980: 3) Kalau saja kita mengandaikan

adanya budaya yang tidak memandang argumen sebagai perang, tidak ada

kemenangan atau kekalahan, tidak ada penyerangan atau pertahanan, atau adanya

budaya yang memandang argumen sebagai suatu tarian, memperlakukan segenap

peserta yang berargumen sebagai penampil yang bertujuan menjaga

keseimbangan estetik, maka di dalam kedua budaya seperti ini, manusia

memandang argumen itu secara berbeda, menimba pengalaman darinya secara

berbeda, menampilkannya secara berbeda, dan membicarakannya secara berbeda

pula. Kemungkinan lain, kita justru tidak memandangnya sebagai argumen. Atau

barangkali, kita memiliki pembanding antara cara pandang kita dengan cara

Page 20: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

20

pandang manusia pada kedua budaya tadi dari sisi yang berbeda. Kita

memandang argumen sebagai struktur wacana yang bermakana perang,

sementara manusia pada budaya tadi justru melihatnya sebagai sesuatu yang

terstruktur berdasarkan pengertian tarian.

Uraian di atas merupakan contoh paling baik dari apa yang kita

maksudkan dengan konsep metaforis ARGUMENT IS WAR yang sedikit

banyaknya ikut menstrukturkan apa yang kita lakukan dan apa yang kita pahami

pada saat kita berargumen. Artinya, esensi metafor terletak pada pemahaman dan

pengalaman kita terhadap satu hal dalam kaitannya dengan hal lain.

Argumen bukanlah subspesis dari perang. Argumen dan perang adalah

hal yang berbeda, yang satu berbentuk wacana verbal dan yang lain berbentuk

konflik bersenjata. Tindakan yang mewarnai keduanya juga berbeda. Walaupun

demikian, secara persial, ARGUMENT dibentuk, dipahami, ditampilkan, dan

dibicarakan dalam kaitannya dengan perang. Konsep adalah sesuatu yang

terstruktur secara metaforis. Aktivitas juga terstruktur dari metaforis.

Konsekuensinya, bahasa juga terstruktur secara metaforis.

Cara yang paling baik membicarakan penyerangan adalah dengan

menggunakan kata “menyerang posisi”. Cara metaforis seperti seringkali berada

di luar kesadaran. Metafor sesungguhnya tidak berada pada kata itu sendiri,

tetapi justru berada pada konsep yang mendasari satu argumen. Wujud bahasa

argumen tidak bersifat puitik, tidak juga bersifat retorik. Bahasa argumen sangat

literal. Kita menempatkan argumen seperti ini karena kita menerimanya dengan

cara ini pula, kita pun bertindak menuruti cara pada saat kita menerimanya.

Page 21: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

21

Berdasarkan anggapan yang kita rumuskan di atas, kita pun dapat

mengatakan bahwa metafor bukanlah sekedar persoalan bahasa, bukan persoalan

yang menyangkut diksi saja. Proses berpikir manusialah yang bersifat metaforis.

Hal inilah yang tersirat pola pada pemahaman bahwa sistem konsep manusia

justru dibentuk dan dirumuskan secara metaforis. Ekspresi linguistis yang

berbentuk metafor justru dapat dipahami oleh karen metafor itu sendiri ada pada

diri manusia. Dalam kaitan itu, pengertian metafor yang dipakai disini merujuk

pada konsep metafor.

4. Sistematika Konsep-Konsep Metaforis

Menurut Lakoff dan Johnson (1980: 5) argumen selalu mengikuti pola

tertentu, yaitu pola yang dipilih ataupun dihindari pada saat kita berargumen.

Sebagian dari usaha mengkonsepkan argumen sebagai suatu peran, secara

sistematis akan ikut mewarnai postur argumen serta cara bertindak dalam

berargumen. Oleh karena konsep metaforis pada dasarnya bersifat sistematis,

bahasa yang digunakan di dalam membicarakan aspek-aspek konsep itu juga

bersifat sistematis.

Dalam kaitan bentuk metafor ARGUMENT IS WAR, kita dapat

menemukan diksi yang diasosiasikan dengan peran. Misalnya, attack a posision

(menyerang posisi), indefensible (tidak dapat dipertahankan), strategy (startegi)

new line of attack (cara baru untuk menyerang), win (menang), dsb. Diksi

seperti ini ikut membentuk cara yang sistematis yang kemudian digunakan untuk

membicarakan aspek-aspek perang argumen. Bukan kebetulan jika ekspresi ini di

artikan sebagai adanya pada saat kita menggunakannya. Kerangka konsep perang

Page 22: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

22

secara persial, menandai konsep argumen serta bentuk bahasa yang

menandainya.

Oleh karena ekspresi metaforis terikat pada konsep-konsep metaforis

melalui cara sistematis, kita kemudian dapat menggunakan ekspresi linguistis

metaforis untuk mempelajari sifat yang melekat pada konsep-konsep tersebut.

Dengan pengertian seperti ini, kita kemudian dapat mengetahui sifat metaforis

dari aktivitas yang kita lakukan sehari-hari.

Guna memahami bagaimana ekspresi metaforis, yang muncul dalam

bahasa sehari-hari, ikut mewarnai tentang sifat metaforis dari konsep yang

menstrukturkan aktivitas sehari-hari, ada baiknya kita memperhatikan konsep

metaforis TIME IS MONEY yang mucul dalam bahasa inggris.

TIME IS MONEY

You’re wasting my time “Anda menyita waktu saya”This gadget will save your hours “Alat itu akan menghemat waktu anda”I don’t have time to give you“Saya tak punya waktu melayani anda”The flat tire cost me an hour“Ban yang kempes itu menyita waktu saya sejam”You’re running out of time“Anda kehabisan waktu”You need to budget your time“Anda perlu menghargai waktu anda”Do you have much time left?“Masih adakah waktu anda yang tersisa”Thank you for your time“Terima kasih atas kesediaan meluangkan waktu anda”

Di budaya Barat, waktu merupakan komoditas yang berharga. Waktu

dipandang sebagai sember daya yang terbatas dan harus dipergunakan sebaik

mungkin untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, konsep seperti ini akan

Page 23: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

23

ditampakkan pada satu pekerjaan. Setiap pekerjaan diselesaikan berdasarkan

satuan waktu yang tersedia. Itu pula sebabnya, konsep waktu dikuantifikasi

sedemikian rupa kedalam bentuk, seperti: pembayaran gaji perjam, perminggu,

ataupun pertahun. Konsep metaforis TIME IS MONEY juga dimunculkan

kedalam berbagai cara, misalnya: pembayaran kamar hotel, anggaran tahunan,

bunga pinjaman dll.

Pada dasarnya, dilihat dari sudut perkembangan manusia, aktivitas

spertini merupakan hal yang relatif baru. Aktivitas yang ditandai oleh konsep

metaforis tidak selalu muncul pada semua budaya. Cara seperti ini hanya muncul

pada negara-negara industri yang baru, yang kemudia ikut mempengaruhi

aktivitas kehidupan dalam skala yang luas. Dengan mendasarkan diri pada

pandangan bahwa waktu itu adalah komoditas yang berharga dan terbatas,

kitapun bertindak menerima perlakuan waktu. Dengan demikian, aspke waktu

dipahami sebagai sesuatu yang dapat dihabiskan, disita, dihemat, ataupun

dihargai.

Time is Money, time is limited resource, dan time is a valauable

commodity merupakan contoh dari konsep-konsep metaforis. Ketiganya

dipandang sebagai konsep metaforis karena satuan waktu dikonsepkan sebagai

uang, sebagai sumber daya terbatas, ataupun sebagai komoditas berharga.

Sesungguhnya, cara mengkonsepkan waktu seperti ini bukan suatu keharusan.

Cara seperti ini sangat terkait pada budaya. Cara ini pun tidak selalu ditemukan

disetiap budaya Lakoff dan Johnson (1980: 7)

Page 24: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

24

Konsep-konsep metaforis time is money, time is limited resource, dan

time is a valuable commodity membentuk sistem tunggal berdasarkan

subkategori. Hal ini disebabkan, di masyarakat seperti di atas, uang adalah

sumber daya terbatas dan sumber daya terbatas sekaligus merupakan komoditas

berharga. Subkategori ini menandai hubungan yang kuat diantara sejumlah

metafor yang kita gunakan. Metafor time is money mengandaikan bahwa time is

a limited resource. Metafor yang disebut terakhir ini kemudian mengandaikan

time i a valuable commodity.

Dengan memahami penggunaan konsep metaforis secara spesifik, yaitu

time is money kita kemudian dapat memahami bagaimana konsep-konsep ini

menandai sistem yang tersedia. Kita menemukan sejumlah diksi seperti: spend

(menghabiskan), invest (menannamkan), save (menghemat) yang secara

keseluruhan merujuk pada cara mengkonsepkan waktu. Kita menemukan diksi

seperti: use (menggunakan), run out of (kehabisan), yang pada dasarnya merujuk

pada sumber daya terbatas. Kita juga menemukan diksi seperti: give

(memberikan), thank you for (terima kasih) dan lose (kehilangan) yang

kesemuanya merujuk pada anggapan bahwa waktu adalah komoditas berharga.

Contoh-contoh metaforis di atas merupakan penanda sistem koherensi dari

konsep-konsep metaforis, sekaligus menandai sistem koherensi dari ekspresi

metaforis yang digunakan untuk menyatakan konsep-konsep tersebut.

5. Kesistematisan Metaforis yang Nyata dan yang Tersembunyi

Kesistematisan yang akan memberi peluang pada kita untuk memahami

aspek dari satu konsep yang dikaitkan dengan konsep lain (misalnya, mengaitkan

Page 25: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

25

konsep argumen dengan konsep perang) kemungkinan juga akan

menyembunyikan aspek lain dari konsep tersebut. Agar kita dapat berkonsentrasi

pada satu aspek konsep, misalnya aspek perang dari argumen, konsep metaforis

akan menggiring kita keluar dan tidak lagi memperhatikan aspek lain yang kita

lagi konsisten dengan metafor. Misalnya, pada saat argumentasi berjalan alot,

kita cenderung menyerang posisi lawan sembari mempertahankan posisi kita

sendiri. Dalam situasi seperti ini, kita mungkin lupa pada aspek koperatif dari

aktivitas berargumentasi. Seharusnya ada pengertian timbal balik antara kita dan

lawan tutur. Lawan tutur seharusnya dipandang sebagai orang yang telah

menyediakan waktunya, orang yang mengorbankan komoditas berharga. Jika

sejak awal kita telah terperangkap pada aspek perang, maka besar kemungkinan

kita tidak lagi peduli pada aspek koperatif (aspek kebersamaan).

Menurut Lakoff dan Johnson (1980: 8) Untuk memahami bagaimana

sebuah konsep metaforis menyembunyikan satu aspek pengalaman kita, ada

baiknya kita memperhatikan apa yang disebut oleh Michael Reddy “Metafor

Konduit” (metafor yang berfungsi sebagai penyalur). Reddy menemukan bahwa

bahasa secara kasar dibentuk oleh metafor yang kompleks, sebagai berikut:

Gagasan (makna) merupakan obyek Ekspresi linguistis merupakan kontainerKomunikasi merupakan saluran pengiriman

Seorang penutur akan menempatkan gagasannya (obyek) pada diksi

(kontainer) dan mengirimkannya (melalui saluran) ke seorang pendengar yang

kemudian menerima gagasan itu (obyek) dengan cara mengeluarkannya dari

diksi (kontainer). Berdasarkan dokumen yang dikumpulkan oleh Reddy yang

Page 26: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

26

mencakup ratusan bentuk ekspresi bahasa Inggris, ia kemudian memperkirakan

bahwa sedikitmya 70 persen dari ekspresi tersebut digunakan untuk

membicarakan bahasa. Perhatikan contoh-contoh di bawah ini:

CONDUIT METAPHOR (METAFOR KONDUIT)

It’s hard to get that idea across to him.“Sulit sekali menangkap gagasan yang ada di kepalanya”It’s difficult to put my ideas into words.“Sulit sekali membahasakan gagasan ini.”Your words seem hollow.“Kalimat-kalimat anda tampaknya dangkal” Your sentence is without meaning“Kalimatmu tidak bermakna”Your idea is burried in terribly dense paragraphs.“Gagasanmu ikut terkubur oleh alinea yang terlalu padat”

Melalui contoh-contoh metafor seperti di atas, sulit sekali melihat adakah

hal yang tersembunyi. Juga, sulit sekali melihat apakah justru ada metafor.

Contoh-contoh di atas merupakan cara konvensional yang dapat dijadikan dasar

bahwa bahasa bisa saja tidak “nyekrup” dengan realitas (tidak mewakili realitas).

Walaupun demikian, jika kita memperhatikan metafor konduit, kita kemudian

dapat menemukan sejumlah cara bagaimana sesungguhnya metafor itu

membungkus aspek proses komunikasi.

Metafor konduit ekspresi linguistis merupakan kontainer menganggap

bahwa diksi dan kalimat memiliki makna pada dirinya sendiri, terlepas dari

konteks dan tidak terikat pada penutur. Metafor makna merupakan obyek

menganggap bahwa makna terlepas dari manusia dan konteks. Sementara itu,

metafor yang berbunyi ekspresi linguistis merupakan kontainer makna

menganggap bahwa diksi dan kalimat memiliki makna yang terlepas dari konteks

dan penutur. Di dalam berbagai situasi, metafor seperti di atas dapat ditemukan

Page 27: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

27

secara tepat, misalnya pada situasi dimana para penutur tidak lagi

mempersoalkan konteks. Kedua rumusan ini dapat disederhanakan ke dalam

kalimat:

Makna berada pada kata itu sendiri.

Dilihat dari sudut pandang metafor konduit, kalimat di atas dapat

diekspresikan melalui berbagai cara, walaupun dalam banyak kasus, konteks

tidak lagi dipersoalkan. Perhatikan contoh kalimat yang berhasil direkam oleh

Pamela Downing:

“Silahkan duduk di kursi apel itu.”

Andaikan kalimat ini diisolasi, maka kalimat ini tidak mengandung

makna sama sekali. Hal ini disebabkan, ekspresi “kursi sari apel” merupakan

ekspresi secara konvensional, tidak dapat digunakan untuk menunjuk obyek

tertentu. Akan tetapi, berdasarkan konteks yang tersedia, kalimat itu akan

memberikan makna berdasarkan tempat dimana kalimat itu diucapkan. Konteks

kalimat itu dapat digambarkan sebagai berikut; terdapat empat kursi yang

diperuntukkan bagi tamu-tamu yang menginap, tiga diantara keempat tempat itu

terdapat sari jeruk sementara di tempat yang keempat tersedia sari apel. Oleh

karena itu, jelas sekali apa yang dimaksud dengan “kursi sari apel”. Keesokan

hari sekalipun, tempat itu masih dikenali walaupun di tempat itu tidak lagi

tersedia sari apel.

Selain itu, tersedia juga kasus dimana satu kalimat akan diartikan secara

berbeda oleh orang yang berbeda pula. Perhatikan contoh di bawah ini:

“Kita membutuhkan sumber-sumber energi alternatif.”

Page 28: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

28

Kalimat di atas akan diartikan secara berbeda oleh, katakanlah seorang

Direktur yang memimpin perusahaan eksplorasi minyak dan oleh seorang yang

bekerja dan berjuang memelihara keseimbangan lingkungan hidup. Dengan

demikian, makna kalimat tidak berada pada kalimat itu sendiri, tetapi justru pada

siapa yang mengucapkannya dan siapa yang mengucapkannya dan siapa yang

mendengarkannya. Metafor konduit tidak “nyekrup” pada kasus-kasus yang

memerlukan makna yang ada dibalik kalimat-kalimat yang diucapkan.

Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa konsep metaforis, secara

parsial, akan memberikan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan

komunikasi, argumen, serta bagaimana konsep ini menyembunyikan aspek lain.

Perlu disadari bahwa struktur metaforis berlangsung secara parsial, tidak secara

menyeluruh. Jika struktur metaforis secara menyeluruh, maka satu konsep

tertentu akan menjadi lain dan tidak dapat dipahami dalam kaitannya dengan hal

lain. Jika anda menghabiskan waktu anda untuk mengerjakan sesuatu dan

kemudian ternyata gagal, maka anda sendiri tidak dapat mengembalikan waktu

yang telah anda habiskan. Pada dasarnya tidak ada bank waktu. Orang lain dapat

saja meluangkan waktunya untuk anda, tetapi pada saat yang bersamaan, anda

sendiri menghabiskan untuk menghadapinya.

Konsep metaforis dapat diperluas melalui berbagai cara berfikir literal

atau melalui berbagai bentuk bahasa figuratif. Artinya, jika gagasan itu

merupakan obyek, maka obyek tersebut dapat dipoles sedemikian rupa sehingga

kelihatan apik. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa konsep itu

Page 29: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

29

terstruktur melalui metafor. Artinya, secara parsial metafor dapat diperluas

melalui cara-cara tertentu.

6. Metafor Orientasi

Jika pada bagian sebelumnya, kita telah membicarakan metafor struktural

yang memunculkan konsep-konsep yang terstruktur secara metaforis, bagian ini

hendak membicarakan satu bentuk lain. Konsep metaforis yang dimaksud Lakoff

dan Johnson adalah konsep yang tidak membentuk struktur konsep berdasarkan

hubungannya dengan konsep lain, tetapi justru metafor yang mengorganisasikan

keseluruhan konsep tertentu berdasarkan konsep yang lain. Metafor seperti ini

kemudian namakan metafor orientasi. Disebut demikian, karena metafor seperti

ini merujuk pada orientasi spasi, misalnya: up-down (atas-bawah), in-out (dalam-

luar), font-back (depan-belakang), deep-shallow (dalam-dangkal), central-

peripheral (pusat-pinggir), dan sebagainya.

Orientasi spasi muncul karena kita menemukan benda-benda yang secara

fisik bergerak sesuai fungsinya di lingkungan hidup kita. Metafor orientasi

membantu kita memahami konsep orientasi spasi. Ekspresi Happy Is Up

memandang bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang berorientasi ke atas

(menggairahkan). Ekspresi serupa ini dikenali sebagaimana kita mengenali

ekspresi bahasa Inggris “I am feeling up today”.

Orientasi metaforis seperti ini tidak bersifat manasuka. Orientasi seperti

ini berakar pada pengalaman fisik dan pengalaman budaya. Walaupun bentuk

atas-bawah dan dalam-luar bersifat fisik, metafor orientasi biasanya didasarkan

pada bentuk-bentuk ini dan dapat ditemukan dari satu budaya ke budaya lain. Di

Page 30: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

30

beberapa budaya, misalnya masa depan itu diandaikan berada di depan,

sementara pada budaya lain, masa depan justru diletakkan di belakang.

Tulisan ini juga akan menggunakan ilustrasi yang ditawarkan oleh

William Nagi dalam (Lakoff dan Johnson : 12) yang didasarkan pada studinya

tentang spasi up-down (atas-bawah). Melalui ilustrasi ini, kita akan

menggunakan seperangkat penjelasan tentang bagaimana sesungguhnya konsep

metaforis muncul dari akar pengalaman fisik dan pengalaman budaya. Perhatikan

contoh berikut:

HAPPY IS UP; SAD IS DOWN

I’m feeling up.“Saya merasa bergairah.”That boosted my spirits.“Hal itu yang mendorong semangat saya.”My spirits rose.“Semangat saya bangkit.”He’s in high spirits.“Semangatnya tinggi sekali.”I’m feeling down.“Saya merasa tertekan.”

Kalimat-kalimat di atas ditandai oleh ciri-ciri fisik, yaitu; postur terkulai

biasanya dilekatkan pada kesedihan sementara postur ketegaran dilekatkan pada

kondisi emosional yang positif.

CONSCIOUS IS UP; UNCONSCIOUS IS DOWN

Get up“Ayo, bangkit.”Wake up.“Bangun”He rises early in the morning.“Ia bangun menjelang pagi hari.”He dropped off to sleep.“Ia jatuh tertidur.”

Page 31: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

31

Kalimat-kalimat di atas dibentuk berdasarkan basis fisik, yaitu: manusia

dan juga hewan mamalia lainnya berbaring pada saat tidut dan berdiri pada saat

bangun.

HEALTH AND LIFE ARE UP; SICK AND DEATH ARE DOWN

Lazarus rose from the dead. “Lazarus bangkit dari kematian.”

He’s in top shape“Ia berada pada kondisi puncak.”He fell ill.“Ia jatuh sakit.”He’s sinking fast.“Ia rubuh begitu cepat”

Kalimat-kalimat di atas dibentuk berdasarkan basis fisik, yaitu: penyakit

serius yang membuat kita harus terbaring. Pada saat seseorang mati, secara fisik

ia sesungguhnya mengalami keruntuhan.

HAVING CONTROL OR FORCE IS UP;BEING SUBJECT TO CONTROL OR FORCE IS DOWNI’m on top of my situation.“Saya berada di puncak situasi.”He’s in a superior position.“Ia berada pada posisi yang sangat kuat.”I have control over her.“Ia bearda di bawah pengendalian saya.”

Kalimat-kalimat di atas dibentuk berdasarkan basis fisik, yaitu: ukuran

fisik secara tipikal berkolerasi dengan kekuatan fisik, keberhasilan dalam

perjuangan biasanya diasosiasikan ke atas.

MORE IS UP; LESS IS DOWN

The number of books printed each year keeps going up.“Jumlah buku yang dicetak setiap tahun meningkat terus.”My income rose last year.“Tahun lalu pendapatan saya meningkat.”

Page 32: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

32

His income fell last year.“Pendapatannya menurun tahun lalu.”

Kalimat-kalimat di atas dibentuk berdasarkan pada basis fisik, yaitu: jika

kita menambahkan sesuatu ke dalam satu kontainer, maka permukaan kontainer

itu pun meningkat.

FORESEEABLE FUTURE EVENTS ARE UP (and AHEAD)

What’s coming up this week?“Apa yang akan terjadi mingu ini?”I’m afraid what’s up ahead of us.“Saya risau dengan apa yang bakal menimpa kita.”

Kalimat-kalimat di atas dibentuk berdasarkan basis fisik, yaitu: mata kita

biasanya memandang ke arah aman kita bergerak (misalnya ke depan). Sebagai

obyek yang mendekati manusia ( atau manusia yang mendekati obyek), obyek

tersebut akan membesar. Karena latar dasar dianggap diterima sebagai sesuatu

yang terpasang, maka bagian atas obyek itu seperti bergerak ke atas menurut

medan visual manusia.

GOOD IS UP; BAD IS DOWN

Things are looking up“Segala sesuatunya kelihatan di atas.”We hit a peak last year, but it’s been downhill ever since.“Kita mencapai puncak tahun lalu, dan sejak itu menurun terus.”He does high-quality work.“Ia menghasilkan pekerjaan berkualitas tinggi.”

Kalimat-kalimat di atas dibentuk berdasarkan basis kondisi terbaik dari

manusia, yaitu: kebahagiaan, kehidupan, dan kesehatan, yang dipakai untuk

menandai apakah seseorang itu dianggap berkualitas baik atau buruk.

RATIONAL IS UP; EMOTIONAL IS DOWN

Page 33: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

33

The discussion fell to the emotional level, but I raised back up to the rational plane.“Diskusi itu tergelincir ke suasana emosional, tetapi saya menggiringnya kembali ke suasana yang lebih rasional.”We put our feelings aside and high-level intellectual discussion of the matter.“Kita mengesampingkan perasaan dan kita mendapatkan diskusi yang berkualitas intelektual tinggi.”

Kalimat-kalimat di atas dibentuk berdasarkan fisik dan budaya, yaitu

manusia memandang dirinya sendiri sebagai makhluk yang mengendalikan

makhluk lain seperti hewan, tanaman, serta lingkungan pisiknya. Di sinilah

keunikan manusia dalam menalar bahwa dirinya sendiri menempati tempat yang

lebih tinggi dari makhluk lainnya.

7. Metafor Personifikasi

Personifikasi, menurut Keraf dalam (Siswantoro: 2008) adalah

semacam gaya bahasa metafor yang menggambarkan benda-benda mati atau

barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan.

Lebih lanjut beliau mengatakan personifikasi merupakan suatu corak khusus dari

metafor yang mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti

manusia.

Pendapat yang hampir sama dengan Lakoff dan Johnson (1980: 38) yang

menjelaskan bahwa metafor personifikasi adalah metafor dimana obyek-obyek

fisik dirinci seperti manusia. Metafor seperti ini memberikan kita pemahaman

atas sejumlah besar pengalaman terhadap entitas bukan manusia (non human and

tities) dan kemudian dikaitkan dengan motivasi, karakteristik, dan aktivitas

manusia. Beberapa contoh dapat dilihat di bawah ini.

His theory explained to me the behaviour of chicken rised in factories.

Page 34: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

34

“teorinya menjelaskan kepada saya tentang perilaku ayam yang muncul pada peternakan itu.”The fact argues against the standard theory.“fakta ini justru menantang teori acuan.”Life has cheated me.“hidup ini bercanda denganku.”His religion tells him that he cannot drink french wines.“agama yang dianutnya mengajarkannya bahwa ia tidak boleh minum anggur.”

Cancer finally caugth up with him.“kanker akhirnya menghinggapi dirinya.”Pada setiap contoh diatas, kita memandang sesuatu yang bukan manusia

sebagai manusia. Walaupun demikian, personifikasi itu sendiri bukanlah proses

yang berdiri sendiri. Setiap personifikasi akan memperlihatkan aspek

pemanusiaan yang berbeda. Perhatikan contoh di bawah ini:

Inflation has attecked the foundation of our economy“Inflasi telah menyerang dasar ekonomi kita.”Inflation has painned us to the wall“inflasi telah menghempaskan kita ke tembok”Our biggest enemy right now is inflation“musuh terbesar kita sekarang ada;ah inflasi”The dollar has been destroyed by inflation.“nilai dollar kini dihancurkan oleh inflasi.”Inflation has robbed me my savings.“inflasi telah merampok tabungan saya.”Inflation has given birth to a money-minned generation.“inflasi melahirkan generasi yang bereriontasi uang.”

Setiap contoh di atas memperlihatkan cara mempersonifikasi inflasi.

Akan tetapi, metafor itu tidak hanya sekedar menempatkan inflasi sebagai orang.

Proses personifikasinya lebih spesifik, yaitu; menempatkan inflasi sebagai

musuh. Contoh-contoh di atas tidak hanya mengajarkan kepada kita cara berpikir

spesifik tentang inflasi, tetapi juga mencakup reaksi kita terhadap inflasi tersebut.

Kita berpikir bahwa inflasi dapat menyerang, mencuri, ataupun menghancurkan

kita. Dengan demikian, metafor Inflation Is an Adversary melahirkan penilaian

Page 35: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

35

politik serta tindakan ekonomi di pihak pemerintah; pernyataan perang terhadap

inflasi, menentukan sasaran, menghimbau pengorbanan, atau dikeluarkannya

sejumlah perintah dan lain-lain.

Yang berharga bagi kita di sini yaitu, personifikasi adalah kategori umum

yang memayungi sejumlah besar metafor. Setiap metafor itu menggunakan

aspek-aspek yang melekat pada manusia serta sejumlah cara memandang

manusia. Hal yang umum dimiliki oleh metafor ini adalah, segenap metafor itu

merupakan perluasan metafor ontologis yang memberikan kita kesempatan untuk

memahami fenomena dunia manusia. Dunia yang kita pahami berdasarkan

motivasi, tujuan, dan karakteristik yang ada pada dunia kita sendiri. Usaha

mengabstraksi inflasi, berdasarkan terminologi manusia, memiliki kekuatan

penjelas dari setiap bentuk yang memberikan pemahaman kepada kebanyakan

orang. Pada saat kita kehilangan faktor-faktor ekonomi yang substansial yang

diakibatkan oleh faktor ekonomi dan faktor politik yang sulit dipahami, maka

metafor Inflation Is an Adversary sedikitnya akan memberikan pemahaman

tentang koherensi mengapa kita mengalami kehilangan.

8. Metonimi

Pernyataan yang menarik diungkapkan Lakoff dan Johnson (1980: 41),

yang menurutnya metonimi berbeda dengan personifikasi. Kalau metafor

personikasi melekatkan kualitas manusia ke sesuatu yang bukan manusia,

metonimi hanya mengaitkan entitas untuk menunjuk pada orang. Perhatikan

contoh-contoh di bawah ini:

He likes to read the Marquis de Sade.“Ia suka membaca tulisan Marquis de Sade.”

Page 36: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

36

Acrylic has taken over the world.“Acrylic mengecat dunia.”

Selain itu, masih terdapat lagi kasus metonimi yang secara tradisional

oleh para ahli retorika, disebut dengan synecdoche yang mengandung sesuatu

secara keseluruhan seperti berikut:

THE PART FOR THE WHOLE

The automobile is clogging our highways.“Mobil pun menyumbat jalan raya.”(merujuk pada jumlah mobil)There ara a lot of good heads in the university.“Banyak sekali otak cerdas di University.”(merujuk pada orang-orang pandai)We need some new blood in the organisation.“Kita membutuhkan darah segar di organisasi ini.”(merujuk pada kebutuhan anggota/orang baru)

Dalam kasus kalimat seperti di atas, seperti juga kasus metonimi jelas

terlihat penggunaan satu entitas guna merujuk entitas lain. Metafor dan metonimi

adalah dua proses yang berbeda. Metafor secara prinsip adalah cara menyusun

sesuatu berdasarkan sesuatu yang lain, yang tujuan utamanya adalah

pemahaman. Sementara metonimi memerankan fungsi referensial yang

memungkinkan menggunakan satu entitas lain. Walaupun demikian, metonimi

tidak hanya sekedar memerankan fungsi referensial, tetapi juga berfungsi

memberikan pemahaman. Metonimi The Part For The Whole misalnya,

menunjukkan banyaknya bagian-bagian yang dapat dipakai untuk mewakili

keseluruhan. Bagian-bagian yang kita ambil akan menentukan aspek tertentu

mana dari keseluruhan itu yang diutamakan. Jadi, jika kita mengatakan bahwa

kita membutuhkan “good heads” (kepala-kepala cerdas) di proyek ini, itu berarti

Page 37: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

37

menggunakan “good heads” untuk merujuk pada “orang-orang cerdas.” Pada

saat menggunakan bentuk seperti ini, kita sebenarnya tidak merujuk pada semua

orang pintar, tetapi hanya merujuk pada karakteristik manusia, yaitu orang

pandai. Hal yang sama juga berlaku pada metonimi “The Times hasn’t arrived at

the press conference yet.” Kita menggunakan Times tidak untuk merujuk pada

sejumlah wartawan tetapi justru menekankan pentingnya institusi penerbitan

yang akan diwakili oleh sang wartawan tadi. Dengan demikian ekspresi “The

Times hasn’t arrived at the press conference yet.” Akan bebeda jika

dibandingkan dengan “Robert has not yet arrived for the press conference”

(Robert belum tiba untuk menghadiri konferensi pers), terlepas dari persoalan

apakah Robert seorang wartawan majalah Times.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa metonimi mempunyai tujuan yang

sama dengan metafor. Dengan cara yang agak mirip, metonimi memungkinkan

untuk memusatkan diri secara spesifik pada aspek-aspek tertentu dari apa yang

kita rujuk. Seperti halnya dengan metafor, metonimi bukanlah sarana puitik atau

sarana retorik. Bukan juga sekedar persoalan bahasa. Metonimi merupakan

konsep yang menyangkut cara berpikir, bertindak, dan cara bertutur.

Andaikan di dalam sistem konsep kita terdapat metonimi THE FACE

FOR THE THE PERSON, maka konsep itu merupakan bagian dari metonimi

THE PART FOR THE WHOLE, seperti di bawah ini:

She’s just a pretty face.“Ia berwajah yang manis.”There are an awful lot of faces out there in the audience.“Banyak sekali penonton yang berwajah menyeramkan.”We need some new faces around here.“Kita memerlukan wajah-wajah baru.”

Page 38: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

38

Di budaya Amerika, metonimi seperti ini akan berfungsi secara aktif.

Tradisi potret, baik dalam bentuk lukisan maupun dalam bentuk fotografi, juga

didasarjan pada fungsi metonimi. Jika anda meminta seseorang menunjukkan

potret anaknya kepada anda dan orang itu kemudian menunjukkan wajah anak

itu, anda sendiri akan merasa puas karena anda telah melihat wajah sang anak.

Anda pun mungkin akan bertanya “bagaimana pula tampang sang anak?”.

Metonimi THE FACE FOR THE PERSON bukan sekedar persoalan bahasa. Di

budaya kita, kita memandang wajah seseorang bukan postur dan bukan pula

gerakannya untuk menemukan informasi dasar tentang bagaimana tamapang

orang itu. Pada saat memperhatikan wajah orang itu dan pada saat bereaksi

berdasarkan persepsi kita, itu sesungguhnya memerankan fungsi metonimi.

Seperti halnya dengan metafor, metonimi tidak muncul secara acak, tidak

dipergunakan secara manasuka, juga tidak diperlakukan sebagai contoh-contoh

yang terisolasi. Konsep metonimi merupakan konsep yang sistematis, seperti

yang terlihat pada contoh di bawah ini:

PRODUCER OR PRODUCTIa membeli Ford.“Ia membeli Ford.He’s got a Picasso in his den.“Ia menyimpan Picasso di ruang yang kecil.”I hate to read Heidegger.“Saya tidak suka membaca Heidegger.

OBJECT USED FOR USERThe sax has the flu today.“Saxopon menderita flu.”The buses are on strike.“Bis pun mogok.”The gun he hired wanted fifty grand.”senjata yang disewanya memerlukan jaminan lima puluh.”

Page 39: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

39

Konsep-konsep metonimi seperti di atas pada dasarnya bersifat sistematis

sebagaimana halnya dengan konsep-konsep metafor. Contoh-contoh kalimat di

atas pada dasarnya tidak dipakai secara serampangan. Kalimat-kalimat ini

merupakan contoh dari cara orang-orang mengorganisasikan pikiran dan

tindakan mereka. Metonimi memungkinkan mengkonsepkan sesuatu dengan

merangkaikannya dengan sesuatu yang lain. Pada saat seseorang berpikir tentang

Picasso, orang tersebut tidak hanya berada pada karya seni itu sendiri. Yang dia

pikirkan adalah, hubungan antara karya seni itu dengan sang penciptanya,

menyangkut konsepnya tentang seni, teknik yang digunakannya, dan sebagainya.

Orang bertindak menghormati Picasso, walaupun yang dibuatnya sama dengan

yang dibuat oleh para remaja. Dengan cara ini pula, metonimi Producer For

Product mempengaruhi pikiran dan tindakan kita (Lakoff dan Johnson 1980: 46)

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa konsep-konsep

metonimi tidak hanya membentuk struktur bahasa, tetapi juga ikut membentuk

struktur berpikir, sikap, serta bertindak. Dan seperti halnya dengan metafor,

konsep-konsep metonimi dibentuk berdasarkan pengalaman orang-orang.

9. Metafor Dari Segi Sintaksis

Dari segi sintaksis, (Wahab, 1980:72) membagi metafor menjadi tiga

kelompok, yaitu 1) metafor nominative, 2) metafor predikatif, dan 3) metafor

kalimatif. (selanjutnya penulis akan menggunakan istilah kalimatik dengan

alasan penyesuaian penggunaan Bahasa Indonesia bagi istilah Indonesia yang

diambil dari Bahasa Indonesia). Pada metafor nominatif, lambing kiasnya hanya

Page 40: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

40

terdapat dalam nomina kalimat. Karena posisi nomina dalam kalimat terbagi dua,

yaitu metafor nominatif subyektif dan metafor nominatif obyektif.

Pada metafor nominatif, metafor muncul hanya pada subyek kalimat saja.

Sementara komponen lain yang ada dalam kalimat tetap dinyatakan dengan kata-

kata dengan makna langsung. Metafor obyektif, metafor hanya muncul pada

obyek kalimat sementara kata-kata yang tetap mengacu pada makna langsung.

Selanjutnya jenis metafor, kalimatik. Dalam jenis metafor ini, seluruh

kalimat bersifat metafor. Contohnya :

Api apa membakar?

Seluruh kalimat di atas adalah kias. Tak satupun yang digunakan untuk

mengungkapkan makna langsung. Kira-kira makna metafor kalimat di atas:

“Semangat apa yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan?”

B. Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran dalam penelitan ini diawali dengan memilih jenis

karya sastra yang akan dijadikan objek penelitian yaitu puisi. Peneliti membaca

beberapa kumpulan sajak kemudian memutuskan untuk menganalisis isi

kumpulan sajak Bahaya Laten Malam pengantin karya Aslan Abidin. Langkah

kedua memilih lima sajak yang dianggap paling metaforik dalam kumpulan sajak

ini.

Untuk menganalisis sebuah sajak diperlukan teori yang cocok untuk

menganalisis sajak dan diantara beberapa teori, metafor lakoff dan Johnson

dianggap paling cocok untuk menganalisis sajak ini. Teori metafor lakoff dan

Johnson memusatkan kajiannya pada metafor di dalam sajak atau teks. Dimulai

Page 41: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

41

dari menganalisis metafor orientasi, kemudian metafor personifikasi dan

metonimi di dalam sajak sehingga menemukan temuan.

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini dapat digolongkan ke

dalam penelitian Metafor George Lakoff dan Mark johnson. Adapun objek

kajian dari penelitian ini adalah kumpulan sajak Bahaya Laten Malam Pengantin

karya Aslan Abidin. Secara sederhana, kerangka pikir dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 42: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

42

Bagan Kerangka Pikir

Karya Sastra

PuisiDramaProsa

Antologi Sajak Bahaya Laten Malam Pengantin

Temuan

Metafora Orientasi

Metafora Lakoff dan Johnson

Metafora Personifikasi Metonimi

Analisis

Page 43: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses mencari suatu kebenaran secara

sistematis dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan tertentu.

Untuk dapat menghasilkan suatu penelitian yang baik, disamping harus

mengetahui aturan-aturan yang berlaku, juga harus memiliki keterampilan-

keterampilan dalam melaksanakannya. Untuk menerapkan metode ilmiah dalam

praktek penelitian diperlukan suatu metode penelitian.

Penelitian ini bersifat studi pustaka yang disajikan secara deskriptif

mengenai analisis kumpulan sajak Bahaya Laten Malam Pengantin Karya

Aslan Abidin melalui pendekatan metafor Lakoff dan Johnson.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan metode

penelitian dengan teknik deskriptif analisis. Penelitian kualitatif adalah penelitian

yang dilakukan dengan tidak mengutamakan angka, tetapi mengutamakan

kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji

secara empiris seperti yang diungkapkan Semi dalam (Endaswara, 2011:5).

B. Definisi Istilah

Definisi istilah digunakan untuk menghindari perbedaan pengertian

terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga hal yang

dimaksudkan dalam penelitian ini menjadi jelas. Dalam penelitian, masalah

pokok yang diteliti adalah metafor dalam kumpulan sajak Bahaya Laten Malam

Page 44: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

44

Pengantin karya Aslan Abidin.. Untuk memperjelas arah penelitian maka perlu

dideskripsikan batasan yang akan diteliti agar lebih mudah dipahami.

1. Metafor adalah sesuatu yang meresap ke dalam kehidupan sehari-hari,

tidak hanya ke dalam bahasa, tetapi juga ke dalam pikiran dan tindakan.

2. Metafor orientasi adalah konsep yang tidak membentuk struktur konsep

berdasarkan hubungannya dengan konsep lain, dan metafor ini merujuk

pada orientasi spasi.

3. Metafor personifikasi adalah metafor yang menggambarkan benda-benda

mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat

kemanusiaan.

4. Metonimi adalah fungsi referensial yang memungkinkan kita

menggunakan satu entitas mewakili entitas lain.

C. Data Dan Sumber Data

1. Data

Data penelitian sastra adalah karya sastra yang akan di teliti. Adapun

wujud data dalam penelitian ini adalah teks berupa kata-kata, frase,

klausa, atau kalimat, yang diungkapkan oleh penyair. Dari kumpulan

sajak Bahaya Laten Malam Pengantin, ada 6 buah sajak yang akan

dianalisis yaitu Tragika Dada Rita, Lirisme Buah Apel Yang Jatuh ke

Bumi, Puncak Agustus 2002, Tak Ada Yang Mencintaimu Setulus

Kematian, Rajah di Antara Kedua Buah Dada, Phallusentris.

Page 45: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

45

2. Sumber Data

Sumber data penulisan karya tulis ini adalah antologi sajak Bahaya

Laten Malam Pengantin karya Aslan Abidin, penerbit Ininnawa cetakan

pertama. Diterbitkan di Makassar pada tahun 2008 dengan tebal 114+xv

halaman. Peneliti tertarik untuk meneliti sekumpulan sajak ini karena

pembendaharaan kata yang memasukkan instrumen tubuh di dalam sajak

terasa berbeda dibandingkan sajak-sajak yang lain. Sajak yang unik dan

menarik.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang ada dalam penelitian bersumber dari buku teks, artikel, skripsi

dan sebagainya yang relevan dengan masalah penelitian. Untuk mencapai tujuan

yang diinginkan dalam suatu penelitian, maka diperlukan suatu cara atau metode

dalam pengumpulan data sesuai yang diperlukan. Dalam pengumpulan data ini,

peneliti melakukan penelitian pustaka.

Penelitian pustaka digunakan untuk mendapat dan menghimpun data dari

berbagai sumber yang relevansi dengan objek penelitian. Data dari sumber-

sumber tersebut berupa data sekunder yaitu data tambahan yang akan

memperkuat pembahasan yang berupa landasan teori untuk membahas objek

kajian tersebut. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik baca dan teknik catat. Kedua teknik tersebut

diuraikan sebagai berikut:

Page 46: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

46

1. Teknik Dokumentasi

a. Teknik Baca

Teknik ini dilakukan dengan membaca literatur dan sumber data

utama penelitian serta membaca dengan teliti kumpulan sajak

Bahaya Laten Malam Pengantin karya Aslan Abidin. Pembacaan

sajak dilakukan secara seksama dari sajak pertama hingga sajak

terakhir dan terpilihlah 6 sajak yang dianggap paling metaforik.

Kemudian menemukan metafor orientasi, metafor personifikasi

dan metonimi di dalam sajak.

b. Teknik Catat

Teknik catat dilakukan dengan mencatat semua hasil pengamatan

mengenai metafor orientasi, metafor personifikasi dan metonimi yang ada

di dalam sajak Bahaya Laten Malam Pengantin karya Aslan Abidin.

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui tatap muka dan Tanya jawab langsung antara

pengumpul data atau peneliti terhadap responden atau narasumber yang

dalam hal ini adalah penulis kumpulan sajak Bahaya Laten Malam

Pengantin, Aslan Abidin. Metode wawancara merupakan salah satu

metode pengumpulan data yang umum digunakan untuk mendapatkan

data berupa keterangan lisan dari suatu narasumber atau responden

tertentu.

Page 47: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

47

Sebelum melakukan wawancara ini terlebih dahulu disiapkan model-

model pertanyaan yang pasti mengenai beberapa sajak yang akan

dianalisis oleh peneliti yaitu: Tragika Dada Rita, Lirisme Buah Apel Yang

Jatuh ke Bumi, Puncak Agustus 2002, Tak Ada Yang Mencintaimu

Setulus Kematian, Rajah di Antara Kedua Buah Dada, Phallusentris.

E. Teknik Analisis Data

Data yang sudah diperoleh khususnya yang berhubungan dengan objek

penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hal ini

sejalan dengan pendapat Siswantoro (2011:81) yang menjelaskan ciri utama

paparan deskriptif adalah analisis dikerjakan berdasarkan tiap-tiap konsep atau

unsur. Istilah deskriptif mengisyaratkan bahwa penelitian yang dilakukan

semata-mata berdasarkan data yang ada atau fenomena-fenomena yang secara

empirik yang dipaparkan apa adanya.

Sesuai dengan pendapat di atas, maka dalam analisis ini semua data yang

berkaitan dengan metafor, personifikasi dan metonimi baik berupa kata, klausa

maupun bentuk kalimat akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif

dengan menggunakan pendekatan metafor George Lakoff dan Mark Johnson.

Dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa tahap analisis data, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data dimulai dari pembacaan kemudian pengumpulan data

hingga analisis selesai. Setelah data tentang metafor orientasi, metafor

personifikasi, dan metonimi terkumpul melalui proses pencatatan. Data

kemudian dibaca dengan cermat. Berdasarkan hasil pembacaan tersebut

Page 48: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

48

dilakukan identifikasi, deskripsi, dan klasifikasi data. Secara sistematis,

reduksi data ditempuh melalui langkah-langkah berikut sesuai dengan

pendapat Mieke Bal (dalam Luxemburg, 1991:115-116) sebagai berikut:

a. Menentukan metafor orientasi yang terdapat di dalam 6 sajak

yang terpilih.

b. Menentukan metafor personifikasi yang terdapat di dalam 6 sajak

yang terpilih.

c. Menentukan metonimi yang terdapat di dalam 6 sajak yang

terpilih.

d. Menganalisis dan menginterpretasi data berdasarkan tiga poin di

atas.

2. Penyajian Data

Karya tulis ini adalah tulisan deskriptif yang memuat data-data yang

telah dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data diperoleh melalui

proses membaca yang intens, karena dengan membaca akan

meningkatkan taraf apesiasi sastra. Hal ini akan mempertajam analisis

data. Penyajian dilakukan dengan cara sistematis, runtut dan tersusun

dengan baik agar peneliti mudah menarik kesimpulan.

Data-data yang telah dikumpulkan kemudian diseleksi dan dipilah

yang relevan dengan masalah yang dikaji. Setelah data terseleksi,

selanjutnya data tersebut dianalisis secara deskriptif kemudian

dideskripsikan dalam bentuk kerangka pikir yang pada tahapan akhir

dipaparkan dalam bentuk tulisan deskriptif naratif.

Page 49: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

49

3. Penyimpulan dan Verifikasi

Pada tahap penyimpulan dan verifikasi data ini dilakukan kegiatan

merumuskan hasil analisis data secara ringkas dan jelas. Rumusan

tersebut berkaitan dengan tiga fokus utama, yaitu: metafor orientasi,

metafor personifikasi, dan metonimi yang terdapat dalam kumpulan sajak

Bahaya Laten Malam Pengantin karya Aslan Abidin. Setelah semua data

telah dianalisis, kemudian dilakukan verifikasi atau mengecek kembali

keseluruhan proses kegiatan yang telah dilakukan melalui konsultasi

dengan dosen pembimbing. Apabila simpulan sudah dianggap benar dan

telah melalui proses yang sesuai maka dibuatlah kesimpulan akhir.

Page 50: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai metafor orientasi, metafor

personifikasi dan metonimi yang terdapat dalam kumpulan sajak Bahaya Laten

Malam Pengantin karya Aslan Abidin. Ada 6 puisi yang akan dianalisis dalam

penelitian ini. Keenam puisi tersebut adalah Tragika Dada Rita, Lirisme Buah

Apel Yang Jatuh ke Bumi, Puncak Agustus 2002, Tak Ada Yang Mencintaimu

Setulus Kematian, Rajah di Antara Kedua Buah Dada, Phallusentris.

A. Hasil Analisis Data

1. Analisis Metafor Orientasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa orientasi adalah salah

satu pembagian metafor Lakoff. Konsep metafor orientasi yang dimaksud konsep

yang tidak membentuk struktur konsep berdasarkan hubungannya dengan konsep

lain tetapi justru metafor yang mengorganisasikan keseluruhan konsep tertentu

berdasarkan konsep yang lain. Metafor ini menitikberatkan analisisnya pada

orientasi spasi, misalnya: up-down (atas-bawah), in-out (dalam-luar), font-back

(depan-belakang), deep-shallow (dalam-dangkal), central-peripheral (pusat-

pinggir), dan sebagainya. Adapun puisi yang mewakili metafor ini adalah sebagai

berikut:

Page 51: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

51

Sajak Tragika Dada Rita

Bait 1 dan 2Pernah aku bayangkan diriku yang datang padamuDengan bugil penuh berkeluh kesah. Dan kau,Menyambutku bagai kristus yang putus asa.

Inilah luka yang kau kafani ituRita. Masih saja memberati pundakku.

Pada bait pertama ditemukan metafor orientasi dalam kalimat “pernah aku

bayangkan diriku yang datang padamu”. Kata datang merujuk pada orientasi spasi

dan kalimat tersebut dibentuk berdasarkan basis fisik, yaitu: keadaan dimana

seseorang merindukan kekasihnya dan hanya bisa membayangkan dia mendatangi

kekasihnya. Pada Bait ini dibuka dengan penggambaran batin aku lirik yang

tengah berada dalam bayang-bayang seseorang dengan visualisasi yang murung.

Aku lirik membayangkan sebuah pertemuan dengan wanita yang disebutnya Rita,

dengan mempromosikan diri sebagai pria yang tanpa busana yang dipenuhi

dengan keluhan dan keresahan cukup menggambarkan adanya ketidak harmonisan

dalam hubungan mereka. Di sisi lain getaran yang ditimbulkan Rita semakin

menguatkan sisi tersebut.

Ditemukan juga metafor orientasi dalam kalimat “mennyambutku bagai

kristus yang putus asa” dibentuk dengan basis fisik, yaitu: seorang manusia

digambarkan seperti seorang kristus. Aku lirik membayangkan Rita

menyambutnya bagai seorang kristus yaitu manusia yang meski kuat memanggul

penderitaan demi kebahagiaan orang yang dikasihi, dan meski memiliki jiwa yang

tenang untuk setiap penolakan,tetapi tetap saja dilihatnya sebagai kekosongan dan

tidak lebih sebagai pria yang putus asa.

Page 52: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

52

Pada bait ke-2 menceritakan bahwa luka adalah kenyataan yang dilahirkan

dari kenangan mereka berdua. Luka yang dikafani mewakili beberapa peristiwa

mengenai Rita, hal ini bisa berarti bagaimana Rita pernah menjadi pengobat luka,

dan sosok yang menjadi pelipur lara. Namun, hal ini juga bisa dipersepsikan

sebagai luka yang berakhir dengan kematian. Ada sepotong peristiwa yang

membuatnya terluka, hingga kini masih saja memberati pundak si aku lirik.

Bait ke-3 dan 4Aku menggotongnya mencarimuDi antara deru truk-truk yang menjauh,Dan rumah-rumah bordil tempat kau duluMenggosok kemaluan orang-orang yang singgah.

Inilah wajah yang dulu aku tempel di dadamu ituRita. Telah legam dan berbau logam, namun tak jugaHenti mengenang warna muram dari gaunmu.

Pada bait ke-3 metafor orientasi ditemukan dalam kalimat “di antara deru

truk-truk yang menjauh” merujuk pada kata di antara dan menjauh. Kalimat

tersebut dibentuk berdasarkan basis fisik, yaitu: seseorang yang dimana merasa

begitu kecil di antara truk-truk yang menjauh dan bising. Ditemukan juga dalam

kalimat “dan rumah-rumah bordil tempat kau dulu” merujuk pada frasa rumah-

rumah bordil. Penggambaran basis fisik sebuah tempat yang sangat buruk di mata

masyarakat. Pada bait ini menceritakan terjadi ketidaklaziman dalam peristiwa

selanjutnya yang hadir dalam rekam jejak aku lirik dalam sajak. Aku

menggotongnya mencarimu seakan mematahkan opini bahwa rasa sakit yang

datang dari sosok yang kita cintai akan membuat kita terpuruk, sebuah pencarian

aku lirik ditengah kedukaannya adalah penggambaran watak dan keyakinan kuat

aku lirik. Diantara deru truk-truk yang menjauh merupakan tempat yang tidak

Page 53: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

53

ramah dan buruk bagi kesabaran, diperparah oleh kondisi riuh perkotaan yang

rentan terhadap kemapanan nilai-nilai moral. Dan pada larik selanjutnya pencarian

aku lirik sampai ke rumah-rumah bordil, bahwa Rita dalam arti yang sebenarnya

adalah bagian dari obrolan mengenai nilai moral tersebut yaitu tuna susila. Jika

aku lirik bisa mendorong diri menuju batas tersebut maka Rita adalah sebuah

misteri. Pertama, dia adalah penyebab luka dan kedua, dia adalah pelaku asusila.

Jika pada kenyataan tersebut aku lirik masih berjuang menemukannya, tentu saja

dibutuhkan alasan yang kuat untuk melakukannya. Aku lirik melawan rasa sakit

dan dendam dalam dirinya dan mendobrak pandangan umum mengenai

kepantasan dan ketidak pantasan.

Pernyataan dalam bait keempat adalah isyarat pengertian akan posisi aku

lirik, menyadari kenyataan bahwa dirinya telah dilupakan, wajah yang dulu

bahkan pernah tidak berjarak pada tubuh Rita tidak mampu menjadi sesuatu yang

bisa menguatkan hubungan, terlebih lagi menyatukan mereka. Telah legam dan

berbau logam merupakan batas terburuk dari pengalaman keduanya, logam adalah

warna hitam yang kelam, dan bau logam tidak mewakili unsur keindahan dan

kenyamanan. Apa daya kenangan adalah sesuatu yang kuat untuk ditinggalkan

dari Rita yang meski muram dipenuhi sisi nista, tetap saat terlalu kuat untuk

dilepaskan begitu saja.

Bait ke-5 dan 6Dan kisahmuTentang lelaki yang muntah di atas perutmu itu,Masih saja mendesakku membuat sajak.

Tapi dengan apalagi aku mengenangmuRita? Taman tempat kau pernah membiarkan aku

Page 54: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

54

Menikmati aroma aluminium dari nafasmu Telah tiada.

Ditemukan metafor orientasi yaitu pada bait ke-5 baris kedua dalam

kalimat “Tentang lelaki yang muntah di atas perutmu itu”. Sebagaimana telah

dijelaskan bahwa kata atas merujuk pada orientasi spasi. Kalimat tersebut

dibentuk berdasarkan basis fisik, yaitu: seorang laki-laki yang muntah di atas

perut Rita dalam arti sebenarnya yang benar-benar muntah atau muntah dalam arti

seksualitas. Inilah penggambaran paling pilu dari Rita. Bait ini semakin

mempertegas pekerjaan Rita sebagai seorang pelacur. Entah ada beberapa pria

yang sudah menyetubuhinya tetapi inilah dahsyatnya cinta yang membuat aku

lirik menjadi anti sosial yang tidak mempertimbangkan sisi miris dari Rita.

Sementara sajak sebagai medium untuk menumpahkan isi hati aku lirik, dan

desakan yang terus menuntun aku lirik mengenai perasaannya sendiri.

Pada bait ke-6 bercerita tentang kenangan yang dimana sebuah kenangan

hanya akan diciptakan jika ada pertemuan kembali. Inilah tujuan aku lirik mencari

Rita, namun dengan apakah itu akan kembali?. Sementara di tempat yang dulu

pernah menjadi saksi betapa mereka mencintai dan dalamnya mereka bercinta,

saling bertukar ciuman, kini telah tiada.

Bait ke-7Bahkan di kota ini, polisi menangkapi Orang-orang yang menangis di Jalanan. Pada bait ke-7 metafor orientasinya ditemukan dalam kalimat “bahkan di

kota ini, polisi menangkapi” merujuk pada kata kota. Kalimat tersebut dibentuk

berdasarkan basis fisik, yaitu: sebuah keadaan tempat yang ramai, gedung-gedung

Page 55: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

55

tinggi dan polisi yang bahkan bisa saja menangkapi orang-orang yang tidak

bersalah. Metafor orientasi juga ditemukan pada kata jalanan yang merupakan

penutup dalam sajak ini. Bisa kita bayangkan di sebuah kota tidak ada tempat

untuk melankoli aku lirik. Disini hanya ada aturan, pelanggaran dan bahkan polisi

menangkapi orang-orang yang menangis di jalanan.

Sajak Lirisme Buah Apel Yang Jatuh Ke Bumi.

Bait 1 dan 2Pada suatu tengah malam, seusai menikmatigravitasi di atas tubuhmu, kita bercerita tentangnewton dan buah apel yang jatuh ke bumi.

“jangan tinggalkan aku, apalagi di bumi ini,”Katamu dengan kerongkongan kering.

Pada bait pertama ditemukan metafor orientasi dalam kalimat “pada suatu

tengah malam, seusai menikmati” merujuk pada kata malam. Kalimat tersebut

ditandai dengan basis fisik keadaan yang gelap dan hening, orang-orang tengah

dalam peristrahatan setelah aktivitas yang panjang. Di baris ke-2 juga ditemukan

metafor orientasi dalam kalimat “gravitasi di atas tubuhmu, kita bercerita

tentang”. Metafor orientasi spasi merujuk pada kata atas. Kalimat tersebut

ditandai ciri-ciri fisik yaitu gaya tarik menarik antara dua manusia dengan

keadaan terbaring. Dimana seorang perempuan memiliki gaya gravitasi yang

besar yang mampu menarik laki-laki disekitarnya. Pada baris ke-3 dalam bait ini

juga ditemukan metafor orientasi dalam kalimat “newton dan buah apel yang

jatuh ke bumi” merujuk pada kata jatuh. Dengan basis fisik yang menggambarkan

kondisi rapuh dari sebuah benda dan mengalami keruntuhan. Pada suatu tengah

malam setelah si aku menyelesaikan sebuah persetebuhan dengan kekasihnya

Page 56: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

56

(gravitasi di atas tubuh), si aku dan kekasihnya bercerita tentang Sir Isaac Newton

dan insipirasinya dalam menemukan teori gravitasi melalui buah apel yang jatuh

ke tanah. Kekasih si aku mengatakan bahwa dia sangat takut si aku

meninggalkannya, apa lagi ketika si aku ingin berpisah dengan kekasihnya, ketika

mereka berdua masih hidup di dunia yang penuh kebencian, penderitaan,

ketidakadilan ini. Kekasih si aku mengatakan kepada si aku dengan penuh

kecemasaan akan terjadinya perpisahan itu.

Bait ke-3, 4 dan 5Tapi tuhan adalah penguasaAtas kemurungan dan keriangan. Dan dengan seleraHumornya yang aneh, melerai cinta kita.

Dan inilah kemurungan itu kekasih. KauPergi bermil-mil dari lukaku. Sementara akuHarus beranjak dari seluruh kenanganku tentangmu.

“jangan tinggalkan aku, apalagi di bumi ini.”

Pada bait ke-3 metafor orientasi terdapat dalam kalimat “humornya yang

aneh, melerai cinta kita” merujuk pada kata melerai. Basis fisik yaitu:

memisahkan cinta dua insan manusia dan membuatnya menderita, merupakan

keadaan yang menyedihkan. Bait ke-4 metafor orientasi dalam kalimat “pergi

bermil-mil dari lukaku. Sementara aku” merujuk pada kata pergi. Seperti halnya

bait ke-3, dalam kalimat ini juga dibentuk berdasarkan basis fisik perpisahan.

Perpisahan dalam sajak ini semakin dipertegas pada baris terakhir bait ke-4 dalam

kalimat “harus beranjak dari seluruh kenanganku tentangmu” basis fisik yang

merujuk pada kata beranjak.

Page 57: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

57

Kita sebagai manusia hanya bisa berencana dan berusaha dengan nasib

kita. Tuhanlah yang penentu dan penguasa nasib manusia apakah baik atau buruk

(kemurungan dan keriangan). Dan Tuhan yang maha kuasa atas takdir

makhluknya itu telah memilih untuk memisahkan cinta mereka berdua. Inilah

cerita tentang kesedihan itu kekasih, sepasang kekasih itu telah berpisah dan

kekasih si aku telah pergi sangat jauh meninggalkan si aku dalam kesedihan

(luka). Sementara si aku kini tinggal seorang diri berusaha untuk melupakan kisah

cinta mereka, karena dengan mengingat kisahnya hanya akan membuatnya sedih.

Si aku sebenarnya sangat tidak ingin berpisah, apalagi jika mereka saling

meninggalkan di dunia yang penuh penderitaan dan kesedihan ini, sebab dia tidak

sanggup menanggung kesedihan dan penderitaan itu sendiri.

Bait ke-6 dan 7Masih aku kenang itu sebagaiLirisme yang jauh. Juga tuhan, pencipta tragedyDan komedi. Dan sang waktu kekasih, kini tengah Mengincar jasadku untuk dia urai jadi tanah.

“suatu saat kelak, seusai lelakiLain menikmati gravitasi di atas tubuhmu, maukahKau mengenang buah apel yang jatuh ke bumi?”

Pada bait ke-6 metafor orientasinya terdapat dalam kalimat “lirisme yang

jauh. juga tuhan, pencipta tragedi” merujuk pada kata jauh. Dengan ciri-ciri fisik

yakni: tidak bersama lagi, takdir telah membuat yang dekat telah menjauh. Si aku

masih mengenang kisah cintanya sebagai sebuah kisah cinta sedih (lirisme) yang

telah berlalu. Si aku seolah ingin menyalahkan Tuhan sebagai dzat yang maha

kuasa atas nasib mahluknya yang telah memilih bahwa kisah cinta si aku itu tidak

Page 58: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

58

berakhir bahagia. Dan setelah sekian lama si aku berada dalam kesendirian untuk

berusaha melupakan seluruh kenangan tentang kisah cintanya. Dia merasa

semakin dekat dengan kematian karena tak mampu menahan penderitaannya lagi.

Pada bait ke-7 ditemukan metafor orientasi pada baris ke-2 dalam kalimat “lain

menikmati gravitasi di atas tubuhmu, maukah” merujuk pada kata atas. Kalimat

yang sama telah ada pada bait sebelumnya, dan pada bait ini hanya sebagai

penegasan kembali. Metafor orientasi pada bait ini juga terdapat pada baris

penutup dalam kalimat “kau mengenang buah apel yang jatuh ke bumi?” merujuk

pada kata jatuh. Kalimat tersebut ditandai dengan ciri-ciri fisik yaitu buah apel

yang jatuh ke bumi berdasarkan hukum gravitasi newton. Kalimat yang sama juga

ditemukan pada bait terakhir baris terakhir yaitu “kau mengenang buah apel yang

jatuh ke bumi?” dengan ciri-ciri fisik yaitu buah apel yang jatuh ke bumi biasanya

dilekatkan pada sebuah kesedihan atau keruntuhan. Bait ini bercerita tentang si

aku yang bertanya pada kekasihnya yang jauh. Apakah suatu saat kelak, setelah

kekasihnya menemukan orang lain untuk dijadikan sebagai kekasih dan hidup

bahagia. Masih maukah kekasihnya mengenang kisah cinta mereka yang sedih?

(Bagai buah apel yang jatuh ke bumi?). Buah apel dijadikan sebagai simbol

pengganti perempuan dalam sajak.

2. Analisis Metafor Personifikasi

Lakoff dan Johnson (1980: 38) menjelaskan bahwa metafor personifikasi

adalah metafor yang obyek-obyek fisiknya dirinci seperti manusia. Metafor

seperti ini memberikan kita pemahaman atas sejumlah besar pengalaman terhadap

Page 59: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

59

entitas bukan manusia (non human and tities) dan kemudian dikaitkan dengan

motivasi, karakteristik, dan aktivitas bukan manusia.

Sajak Puncak, Agustus 2002

Bait 1 dan 2

Di puncak, semua senjaMungkin kelabu. Kabut merayap di antara Pucuk-pucuk cemara dan daun-daun teh,Serta kau yang terlihat melintas ragu di sebuahLorong penginapan murahKilatan matamu memanggil: menawarkan hangat Tubuhmu sebagai pelengkap perjalanan.

Pada bait pertama terdapat metafor personifikasi, ditemukan pada baris

kedua dalam kalimat “mungkin kelabu, Kabut merayap di antara” dan dilanjutkan

dengan kalimat “pucuk-pucuk cemara dan daun-daun teh”. Kabut

dipersonifikasikan seolah-olah manusia yang merayap di antara pucuk-pucuk

cemara dan daun-daun teh. Bait pertama dibuka dengan penggambaran tempat

yaitu di puncak dan suasana senja yang kelabu. Puncak tempat yang sudah pasti

dingin sehingga kabut terlihat di pucuk-pucuk cemara dan daun-daun teh, kedua

pohon yang memang selalu ada di tempat yang dingin seperti puncak. Di saat

yang bersamaan aku lirik melihat seseorang yang sedang melintas di lorong

penginapan murah.

Pada bait ke-2 Menceritakan tentang perempuan yang pada bait

sebelumnya dilihat oleh aku lirik yang melintas di lorong rumah dan pada bait ini

seakan menawarkan tubuhnya untuk orang-orang yang sedang berada di tempat

itu.

Page 60: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

60

Bait ke-3 dan 4Petang dan udara mengejangDi bawah lampu pijar 5 watt dan detak jam dindingTua yang berderak, aku bayangkan kau terbaringMenunggu di atas ranjang kayu. Kulitmu yang lembutDipeluk embun yang mengendap di seprei

Di luar, pucuk-pucuk teh membeku. Di kejauhanTerdengar samar musik dangdut tujuh belas agustusan:Lagu cinta pemacu birahi.

Bait ke-3 pada baris 4 dan 5 apabila disambung menjadi satu kalimat

“menunggu di atas ranjang kayu. Kulitmu yang lembut dipeluk embun yang

mengendap di seprei”. Embun dipersonifikasikan seperti manusia yang bisa

memeluk. Hari yang sudah petang dan udara semakin dingin dengan cahaya

lampu pijar 5 watt dan terdengar detak jam dinding tua, aku lirik sedang

membayangkan perempuan yang dilihatnya senja tadi sedang berbaring dan

menunggu di atas sebuah ranjang kayu dan kulitnya yang lembut terasa dingin.

Jika dilihat dari bait-bait sebelumnya, mungkin perempuan ini adalah pekerja tuna

susila. Dilanjutkan pada bait ke-4 diluar pucuk-pucuk teh membeku dan terdengar

samar musik dangdut tujuh belas agustusan. Bayangan tentang perempuan yang

kedinginan dan musik dangdut tadi memacu birahi si aku lirik.

Bait ke-5 dan 6

Kau menerawang pada jelaga di langit-langit kamar.Membaca gambar peta negerimu yang kaburDan perjalanan nasibmu yang remuk.

Di kejauhan, musik dangdut terus menggayutBagai memanggil-manggil untuk berbuatMesum. Kau mendekap guling: dingin dan syahwatMenusuk hingga ke tulang.

Page 61: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

61

Pada bait ke-5 aku lirik masih membayangkan perempuan itu sedang

menerawang ke langit-langit kamarnya, membaca gambar peta negerinya yang

kabur dan perjalanan nasibnya yang remuk dan kejam. Baris ke-3 bait ke-5 adalah

metafor personifikasi yang menampilkan tentang nasib yang mempunyai kaki dan

bisa berjalan seperti manusia. Pada bait ke-6 metafor personifikasi digambarkan

musik dangdut yang terus menggayut bagai memanggil-manggil untuk berbuat

mesum. Musik dangdut seolah manusia yang bisa memanggil. Aku lirik masih

terus membayangkan perempuan yang dilihatnya saat senja dan dinginnya malam

membuatnya semakin berfikir untuk berbuat mesum dengan perempuan itu.

Bait ke-7, 8 dan 9

Dan ketika embun menjelma gerimis, kau mulai terisak.“hari ini tak ada om pejabat datang menemput. SibukUpacara dan perayaan kemerdekaan Indonesia.”

Di sini, di wisma arga mulya, aku menulis sajakdangkal tentang palung terdalam dan bukittertinggi di tubuhmu. Lalu terbaringmelengkung kedinginan.

dan dengan ujung kemih yang menyesakbeku di hulu zakar, aku bayangkan kau berbisik“dirgahayu republik Indonesia.”

Malam semakin larut dan embun berubah menjadi gerimis, perempuan itu

mulai menangis terisak karena hari ini tidak ada om pejabat yang menjemput

untuk minta dilayani karena sibuk upacara dan perayaan kemerdekaan Indonesia.

Ternyata hari ini adalah hari kemerdekaan dan perempuan itu tidak mendapat

penghasilan karena om pejabat yang sering menemputnya sedang sibuk dengan

perayaan negerinya. Aku lirik sedang berada di Wisma Arga Mulya dan sedang

menulis sajak tentang perempuan itu kemudian terbaring dan melengkung

Page 62: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

62

kedinginan diranjang. Dinginnya malam membuat aku lirik menahan untuk buang

air kecil meskipun sudah sangat menyesak dan kembali membayangkan

perempuan tadi berbisik “dirgahayu Republik Indonesia”. Baris terakhir seperti

menjelaskan bahwa meskipun nasibnya tidak beruntung tetapi perempuan itu tetap

mencintai negerinya yaitu Indonesia.

Sajak Tak Ada Yang Mencintaimu Setulus Kematian.

Bait 1 dan 2ketika engkaulahir dan ummi shibyan mencubitmuagar menangis pertanda hidup, bersama kilau cahaya pertama yang menyusup ke biji matamu,kematian datang, menjelma bayanganmuagar dapat terus mengikutimu

ia menguntitmu ke mana pun engkaupergi. Ke puncak gunung tertinggi atau ke palung laut terdalam. sepanjang hidupmuia bertengger lekat di tengkukmu.

Pada bait pertama baris ke-5 dan 6 “kematian datang, menjelma bayanganmu agar

dapat terus mengikutimu. Kematian dipersonifikasikan seperti manusia yang

dapat terus mengikuti. Pada bait ke-2 dilanjutkan “ia menguntitmu ke mana pun

engkau pergi. Ke puncak gunung tertinggi atau ke palung laut terdalam”.

Pelekatan kualitas manusia pada kematian yaitu kematian yang terus menguntit

seperti manusia. Dalam kepercayaan ajaran agama islam, ketika seorang bayi lahir

maka iblis bernama ummi syibyan akan datang untuk menggoda bayi tersebut,

oleh sebab itu dalam islam dianjurkan setiap bayi yang baru lahir untuk diazani

agar ia terlepas dari gangguan syaitan (ummi syibyan). Pada saat pertama kali kita

dilahirkan ke dunia itulah maka sebenarnya pada saat itu juga kematian telah

mengincar dan mengikuti kita ke mana pun kita pergi (menjelma bayangan).

Page 63: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

63

Kematian akan terus mengikuti kita ke mana pun kita pergi sejak nafas

pertama kita di dunia. Tidak ada jalan untuk menghindari kematian itu meski kita

bersembunyi ke puncak gunung tertinggi atau ke palung laut yang terdalam. Ke

mana pun kita pergi kematian pasti akan menemukan kita karena ia sebenarnya

selalu bersama kita seperti halnya bayangan tubuh kita (bertengger di tengkuk).

Bait ke- 3 dan 4meski tak mencemaskanmu,ia bergidik-menyeringai juga ketika engkau menatap jurang yang dalam

meski ia agak gemetar pula, tapi suka menggodamu ketikaengkau menyebrang jalan yang ramai

Pada bait ke-3 kematian masih dipersonifikasikan seperti manusia yang

bisa cemas dan juga bisa bergidik menyeringai dan dilanjutkan pada bait ke-4

kematian bahkan bisa gemetar seperti manusia yang sedang kedinginan dan

ketakutan, kematian juga suka menggoda seolah-olah manusia. Meski kematian

tidak pernah mencemaskan bagaimana cara kita menemuinya. Sebenarnya kita

yang selalu takut dan menghindarinya. Kita bergidik takut ketika bersentuhan

dengan keadaan-keadaan berbahaya (menatap jurang yang dalam). Namun

walaupun kita sebernarnya kita takut dan menghindari kematian, tetapi terkadang

kita juga mengabaikan aspek keselamatan kita dan mendekatkan diri dengan jalan

kematian (menyeberang pada jalan yang ramai).

Bait ke-5 dan 6tak seperti lelaki murahan atauperempuan hidung belang yang telah menipumu.ia setia, tak pernah ingkar janji, dan selalutepat waktu.

ketika engkau berteriak girang

Page 64: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

64

atau terpekur sedih setelah lelah bertualangke lekuk penjuru seluruh bumi, kematian akan berdiri tersenyum di hadapannmu.

Pelekatan sifat manusia pada bait ke-5 yaitu kematian diibaratkan seperti

manusia yang punya sifat setia, tak pernah ingkar janji dan selalu tepat waktu.

Sedangkan pada bait ke-6 kematian dipersonifikasikan seperti manusia yang bisa

tersenyum. Kematian tidak seperti lelaki murahan atau perempuan hidung belang

yang meninggalkan dan menipu pasangannya setelah merasa bosan. Ia (kematian)

selalu setia, tak pernah ingkar janji dan selalu akan menjemput kita ketika waktu

kita telah sampai (tepat waktu). Ketika kita telah sampai pada puncak kebahagiaan

(berteriak girang), dalam keadaan bersedih atau keadaan seperti apapun jika waktu

kita telah habis maka kematian akan datang menjemput kita (berdiri tersenyum).

Bait ke-7 dan 8 ia merentangkan tangan memperlihatkan rahasiamu yang selama ini ia simpan sambil berkata“tinggal kematian petualangan yang tersisa.

tak ada yang mencintaimu setulus kematian.

Pada bait ke-7 kematian dipersonifikasikan seperti manusia yang mempunyai

tangan yang bisa direntangkan dan juga kematian bisa menyimpan rahasia. Dalam

sajak ini penyair menggunakan instrument kematian sebagai metafor

personifikasi. Kematian akan datang untuk menjemput kita sambil

memperlihatkan kepada kita segala apa yang telah kita perbuat (rahasia) selama

hidup di dunia sambil berkata tinggal kematian yang petualangan yang tersisa

untuk mempertanggung jawabkan semua yang telah kita lakukan di selama hidup

di dunia.

Page 65: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

65

Tidak ada sesuatu yang lebih mencintai kita dengan tulus dan setia setulus

dan sesetia kematian mencintai kita. Karena kematian selalu mengikuti dan tak

pernah meninggalkan dia walaupun kita selalu berusaha untuk menjauhi dan

menghindari kematian dengan usaha. Ia kematian merentangkan tangan untuk

merangkul dan menjemputmu sambil memperlihatkan rahasiamu yang selama ini

ia simpan sambil berkata: “tinggal kematian petualangan yang tersisa” setelah kau

bertualang ke lekuk penjuru seluruh bumi. Tak ada yang mencintaimu setulus

kematian, karena ia setia menunggu dan tepat waktu menjemput.

Pada bait ketujuh juga terdapat penggantian arti yang menggunakan

bahasa kias dalam bentuk metafor yakni pada kalimat “tinggal kematian

petualangan yang tersisa”. Bait ini mengiaskan bahwa setelah manusia bertualang

dengan segala perbuatannya di muka bumi, maka mereka akan dihadapkan untuk

mempertanggung jawabkan segala macam perbuatan mereka di depan tuhan

sebagaimana dalam keyakinan agama islam. Sajak ini juga ditutup dengan sebuah

penggantian arti “tak ada yang mencintaimu setulus kematian” yang

mempersonifakisikan bahwa tak ada cinta yang lebih setia dan tulus seperti halnya

kesetian kematian mengikuti dan menunggu manusia untuk menjemputnya.

3. Analisis Metonimi

Lakoff dan Johnson (1980: 41) mengungkapkan bahwa metonimi berbeda

dengan personifikasi. Kalau metafor personifikasi melekatkan kualitas manusia ke

sesuatu yang bukan manusia, metonimi hanya mengaitkan entitas untuk menunjuk

pada orang. Metonimi memerankan fungsi referensial yang memungkinkan kita

menggunakan satu entitas mewakili entitas lain. Walaupun demikian, metonimi

Page 66: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

66

tidak hanya sekedar memerankan fungsi referensial, tetapi juga berfungsi

memberikan pemahaman.

Sajak Rajah Di Antara Kedua Buah Dada

Bait 1 dan 2bila esok lusa, tuanbertemu seorang pelacur denganrajah: “bahaya laten” di antara kedua buah dadanyatolong sampaikan salam saya

kami satu kelas disma dulu. ia berhenti sekolah ketika dua kalitak naik kelas dua, guru pendidikan moral pancasilakami tidak pernah memberinya nilai di atas limaguru agama kami sungguh tak suka padanya

Pada bait pertama ditemukan metafor metonimi dalam kalimat “rajah:

bahaya laten di antara kedua buah dadanya” yaitu buah dada yang mewakili

entitas payudara perempuan. Apabila esok tuan bertemu dengan seorang pelacur

yang memiliki tanda rajah dengan tulisan “bahaya laten” di antara kedua belah

dadanya, tolong sampaikan salam saya padanya. Pelacur itu adalah teman kelasku

di SMA. Ia berhenti sekolah karena selama dua tahun ia tak pernah naik dari kelas

satu ke kelas dua. Ia tidak naik kelas karena guru kami (guru Pendidikan Moral

Pancasila dan guru Pendidikan Agama) tak pernah memberi nilai bagus karena

sebuah alasan yang tidak rasional.

Bait ke-3 dan 4ayahnya dituduh g30s/pki. oleh kepalakampong kami, ayahnya tak dibolehkan jadi anggotakelompok tani RT kami. oleh pak lurah, ayahnya dilarang masuk anggota koperasi kelurahan kami.

juga waktu listrik masuk di desa kami, ayahnya maklum ketika petugas listrik tak memasang tiangjati di depan rumahnya.

Page 67: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

67

Pada bait ke-3 bercerita tentang penyebab guru-guru si aku tidak

menyukainya dan selalu memberi nilai jelek kepada temannya yang sekarang

menjadi pelacur itu adalah karena ayahnya dituduh sebagai anggota Partai

Komunis Indonesia (PKI). Karena ayahnya dituduh terlibat PKI maka masyarakat

banyak yang mengucilkan ayahnya dan keluarganya. Kepala kampungnya tidak

membolehkan ayahnya menjadi anggota kelompok tani, ayahnya juga dilarang

masuk anggota koperasi kelurahan. Bahkan ayahnya hanya bisa pasrah ketika

petugas listik tidak memasang listrik di rumahnya seperti halnya rumah-rumah

warga yang lain. Perlakuan itu harus ayahnya dan keluarganya terima hanya

karena dituduh sebagai anggota PKI.

Bait ke-5 dan 6konon ketika panen gagaldan minyak tanah mahal,ada orang yang menawari ayahnya tiga liter beras dan sebuah cangkul, ayahnya hanya perlu membubuhkan cap jempol

namun ketika ada huru-hara,banyak orang hilang, ditangkap, dan dibunuh, ayahnya dituduh terlibat. buktinya: secarik kertas bertulis namaayahnya dengan sebuah cap jempol. ayahnya memang tak pernah diadili, tapi pak lurah kepalakampong, dan guru kami tak jarang menghukumnyatermasuk seluruh keturunannya.

Minyak tanah dalam bait ke-5 baris kedua merupakan metafor metonimi yang

merupakan entitas yang mewakili bahan bakar yang digunakan untuk memasak,

begitu juga pada kata cap jempol merupakan metafor metonimi. Pada bait ke-6

ada kata cap jempol, pak lurah dan guru adalah metafor metonimi yang sudah

dielaskan pada bait sebelumnya. Pada saat panen gagal dan minyak tanah mahal,

Page 68: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

68

seseorang mendatangi ayahnya menawarkan beras dan alat tani (cangkul) dengan

syarat ayahnya hanya perlu membubuhkan cap jempol pada sebuah kertas.

Tawaran itu merupakan sesuatu yang menggiurkan bagi ayahnya di tengah

himpitan ekonomi dengan syarat yang cukup mudah bagi ayahnya yang tidak

berpendidikan tinggi.

Namun ketika terjadi kerusuhan karena kondisi sosial politik negara yang

sedang kacau yang menyebabkan banyak orang hilang ditangkap dan dibunuh

(termasuk beberapa jendral ABRI), PKI dituduh sebagai dalang dari kerusuhan

tersebut sebagai sebuah upaya kudeta, ayahnya juga dituduh terlibat. Sebagai

bukti, ditemukan sebuah kertas dengan sebuah cap jempol bertuliskan nama

ayahnya sebagai anggota PKI. Ayahnya memang tak pernah diadili oleh aparat

pemerintah, namun masyarakat telah menghukumnya dengan cara mengucilkan

ayahnya dan keluarganya dengan cara yang sangat tidak adil.

Bait ke-7, 8 dan 9bila esok lusa, tuanbertemu seorang pelacur denganrajah: “bahaya laten” di antara kedua buah dadanya. mohon sampaikan salam saya:dari seorang yang pernah diam-diam menyukai bolamatanya yang berbinar jernih, rambutnyayang sebahu melambai, dan tubuhnhyayang padat semampai

janganlah benci padanya. tidakkah rajahnya begitubiru, wajahnya begitu putih dan hidupnya begitu hitam?

ia selalu tersenyum dan ramah kepada semua orang.malah kini, di atas tubuhnya, ia menerima semua orang.bahkan yang terlibat g30s/pki sekalipun.

Page 69: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

69

Pada bait ke-7 metafor metonimi yang ditemukan yaitu dalam kalimat

“dari seorang yang pernah diam-diam menyukai bola matanya yang berbinar

jernih” yaitu merujuk pada bola mata yang merupakan entitas yang mewakili

entitas lain.

Apabila nanti tuan bertemu seorang pelacur dengan sebuah tanda

bertuliskan “bahaya laten” di antara kedua belah dadanya. Mohon sampaikan

salam saya kepadanya. Katakan bahwa salam itu dari seorang yang pernah diam-

diam menyukai bola matanya yang berbinar jernih meskipun hidupnya tak

sebening matanya, rambutnya yang sebahu melambai, dan tubuhnya yang padat

semampai.

Janganlah tuan dan masyarakat tuan membencinya. Sebab hidupnya sudah

sangat menderita (hidupnya hitam) karena penghakiman masyarakat terhadap

dirinya dan keluarganya dengan diskriminasi dan perlakuan tidak adil yang

berlangsung hingga saat ini (rajahnya yang hitam) hanya karena ayahnya dituduh

terlibat PKI.

Lihatlah bagaimana perempuan itu menjalani hidupnya yang meskipun

menderita namun ia tetap tersenyum dan ramah kepada semua orang. Ia melayani

semua orang yang ingin menikmati tubuhnya. Bahkan ia pun tak segan melayani

anggota PKI sekalipun yang telah membuat hidupnya dan keluarganya menderita.

Sajak Phallusentris

Bait 1 dan 2pada mulanya adalah nafsu, ketikagairah adam menghasut dan iabutuh teman bercumbu. “ seseorang bernama hawa aku sembunyikan di tulang rusukmu,” kata

Page 70: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

70

tuhan. dan adam dengan birahi penuh di ubunnya, mencabut dan membanting satu tulang rusuk kirinya.

kun!di hadapannya berdiri hawa dengan buah dada besar dan ceruk di selangkangannyayang rimbun. telinga adam berdesir: didengarnyagemericik air telaga kausar. zakarnya bergetar,di belakangnya, iblis yang menyamar ular berdesis : “ia perayu yang mudah dirayu”.

Pada bait pertama dalam sajak Phallusentris, metafor metonimi terdapat

dalam kalimat “gairah adam menghasut dan ia”, kata adam merupakan entitas

yang mewakili entitas lain yaitu nama orang dan sekaligus nabi yang pertama.

Pengulangan metafor metonimi adam juga terdapat pada baris ke-6 dalam bait

pertama. Metafor metonimi pada bait pertama terdapat pula dalam kalimat “hawa

aku sembunyikan di tulang rusukmu, kata”, hawa merupakan entitas yang

mewakili entitas lain yaitu nama orang dan juga perempuan pertama yang

diciptakan dari tulang rusuk adam. Pada bait ke-2 metafor metonimi ditemukan

dalam kalimat “buah dada besar dan ceruk diselangkangannya”, buah dada adalah

entitas yang mewakili entitas lain yaitu payudara perempuan.

Sesungguhnya hawa nafsu merupakan awal dari segala macam tindakan

dan perbuatan buruk manusia. Seperti kegelisahan Adam sewaktu berada di surga

yang penuh kenikmatan. Namun di tengah segala macam keindahan itu, Adam

merasa sepi karena dia tidak punya teman untuk sekadar diajak berbagi dan

bercerita, dan tuhan sebagai dzat yang maha mengetahui tahu tentang perasaan

adam. Tuhan pun menyampaikan bahwa dia akan menciptakan makhluk

(perempuan) dari tulang rusuk kiri Adam untuk dijadikan sebagai

pendampingnnya.

Page 71: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

71

Tuhan dengan kemahakuasaannya kemudian menciptakan (kun!) mahluk

(perempuan) bernama Hawa. Hawa sangat menarik dan menggairahkan bagi

Adam (zakarnya bergetar), Hawa seakan menjadi penyempurna dari segala

kenikmatan yang ada di surga. Iblis kemudian melihat bagaimana besar cinta dan

hasrat Adam terhadap Hawa dapat dijadikan sebagai alat untuk menggoda Adam

untuk melakukan hal yang dimurkai Tuhan. Iblis mengetahui bahwa Adam pasti

akan melakukan segala hal untuk memenuhi hasrat (hawa nafsunya) dan

menyenangkan pasangannya (ia perayu yang mudah dirayu).

Bait ke- 3 tak aku tahu takwil apakah adammeronce buah dada dan ceruk selangkangan hawa di firdaus. yang aku tau, karena hawa dan adam melanggar buah larangan, mereka dibuang ke bumi. di belakangnya iblis berbisik :

“mereka berdua perayu yang mudah dirayu”.

Pada bait ke-3 terdapat metafor metonimi dalam kalimat “ di firdaus. Yang

aku tau, karena hawa dan adam” kata firdaus dalam bait ke-3 juga merupakan

metafor metonimi yang berarti surga. Metafor metonimi yang lain yang sudah ada

pada bait sebelumnya yaitu adam, hawa, buah dada. Selain itu, terdapat pula buah

larangan yang mewakili entitas buah khuldi

Tidak ada kisah yang menuturkan apakah Adam bersetubuh dengan Hawa

di surga, yang dijelaskan dalam riwayat-riwayat bahwasanya Adam dan Hawa

dikeluarkan dari surga karena melanggar satu-satunya pantangan dalam surga,

yaitu memakan buah khuldi yang terlarang. Adam mengikuti hawa nafsunya dan

hasutan iblis yang mengatakan dengan memakan buah terlarang akan membuat

Page 72: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

72

mereka kekal di surga selamanya. Manusia kemudian cenderung menyalahkan

dan mengkambing hitamkan iblis dalam setiap keburukan yang mereka lakukan,

padahal sebenarnya mereka bukan dikalahkan oleh iblis, tetapi mereka dikalahkan

oleh hawa nafsunya sendiri (mereka berdua perayu yang mudah dirayu).

Bait ke- 4di bumi, setelahberatus kabisat, mereka bertemu di sebuahjasirah dan banyak bersetubuh. melahirkan begitu banyak anak. berbagai warna kulit dan suku, bermacam ras dan bangsa, beraneka agamadan kepercayaan. juga dengki, perseteruan, sertaperang. mengubah bumi tempat pembuangan mereka menjadi rumah sakit jiwa raksasayang sesak.

Metafor metonimi pada bait ke-4 yaitu terdapat dalam kalimat “menjadi

rumah sakit jiwa raksasa”, rumah sakit jiwa merujuk pada tempat perawatan

orang yang sakit jiwa tetapi yang dimaksud disini adalah bumi. Pada saat Adam

dan Hawa dibuang ke bumi, mereka tiba di tempat yang berbeda. Dalam

ensiklopedia bebas disebutkan bahwa Adam diturunkan di Safa (Srilanka)

dipuncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Marwa . Mereka terpisah sangat

lama (beratus kabisat) sebelum akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah.

Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Srilanka, karena

menurut kisah daerah Srilanka nyaris mirip dengan keadaan surga. Di tempat ini

kemudian ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran raksasa. Adam dan Hawa

sebagai manusia pertama kemudian melahirkan keturunan yang menjadi muassal

keberadaan dan perkembang biakan manusia. Anak-anak mereka (manusia) terdiri

atas berbagai warna kulit dan suku, bermacam ras dan bangsa. Namun ternyata

mereka (manusia) bukan hanya berkembang menjadi sangat banyak, tetapi

Page 73: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

73

keberadaan mereka di bumi juga melahirkan berbagai macam agama dan

kepercayaan bahkan juga kedengkian dan peperangan yang sekali lagi disebabkan

karena hawa nafsu mereka untuk saling menguasai antar-orang perorang, antar-

kelompok, maupun antar-negara. Manusia dengan segala ambisinya (nafsu) telah

membuat bumi tempat mereka tinggal seolah-olah menjadi rumah sakit jiwa

raksasa karena pertumpahan darah dan kerusakan di bumi yang diakibatkan oleh

ulah tangan manusia.

Bait ke- 5 pada mulanya adalah nafsu: khabil membunuh habil karena buahdada dan ceruk di selangkangan iklima.diciptakan kau bersuku-suku dan berbangsa-bangsaagar kau saling berperang dan membunuh” kata iblis yang menjelma gagak mengajari khabil mengubur mayat habil.

Pada bait ke- 5 kembali ditemukan metafor metonimi buah dada yang

pada bait-bait sebelumnya sudah ada. Sesungguhnya segala bentuk keburukan

selalu berawal dari hawa nafsu, seperti pembunuhan pertama yang terjadi di muka

bumi yang dilakukan Kabil terhadap saudaranya Khabil yang disebabkan hasrat

Kabil untuk memiliki saudara perempuannya yang bernama Iklima. Kabil tidak

terima saudara kembarnya yang cantik (buah dada dan ceruk di selangkangan

Iklima) dinikahkan dengan adiknya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh nabi

Adam, ayah mereka. Manusia telah melanggar perintah tuhan untuk saling

mengenal dan mengasihi antar sesama, tetapi mereka malah saling berperang dan

membunuh yang diakibatkan oleh hawa nafsu (termasuk kemaluan). Tetapi

manusia cenderung selalu mencoba melepaskan diri dari setiap perbuatan

Page 74: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

74

buruknya dengan cara mengkambing hitamkan iblis dalam setiap perilaku

jahatnya (menjelma gagak).

Bait ke- 6 dan 7pada mulanya adalah nafsu: seperti dewa isis yang membuat dan menyembah zakar dewa osiris

seperti tangis perihmarsinah yang disula sekelompok lelaki hingga mati di suatu tempat gelap dalam sebuahnegeri yang keji

Bait ke-6 berkisah tentang dewi Isis dan dewa Osiris, dewa Osiris adalah

dewa mesir kuno yang dibunuh oleh saudaranya dan dewi Isis adalah istrinya.

Sesungguhnya segala bentuk keburukan selalu berawal dari hawa nafsu

(kemaluan), seperti kisah dewa dewa-dewi mesir kuno yaitu Osiris yang dibunuh

oleh suadaranya Seth yang sangat bernafsu untuk merebut kekuasaan dewa

Osiris. Seth kemudian membunuh dan memotong-motong tubuh dewa Osiris

menjadi 14 bagian dan melemparkannya ke seluruh Mesir. Istri dewa Osiris, yaitu

dewi Isis mengumpulkan bagian-bagian tubuh suaminya, namun ia hanya

menemukan 13 bagian. Dewi Isis tidak bisa menemukan bagian ke-14, yaitu

kelamin suaminya. Dewi Isis kemudian menggantinya dengan membuat zakar dari

emas.

Sesungguhnya segala bentuk keburukan selalu berawal dari hawa nafsu

(kemaluan) yang menjadi sebab, seperti nasib seorang aktivis buruh perempuan

bernama Marsinah yang aktif memperjuangkan kesejahteraan kaum buruh,

keuletannya dalam memperjuangkan hak-hak buruh membuat Marsinah kemudian

diculik dan dianiaya sebelum akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal pada

tanggal 8 mei 1993. Marsinah adalah salah satu ironi dari negeri dengan

Page 75: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

75

pemimipin yang anti-kritik (negeri yang keji), karena kuat dugaan bahwa aparat

TNI (sekelompok lelaki) dan pihak korporasi perusahaan yang menjadi pelaku

penculikan dan pembunuhan terhadap Marsinah. Hingga saat ini kasus Marsinah

belum mendapatkan keadilan

B. Pembahasan Hasil Analisis Data

Melalui proses analisis data pada bagian penyajian hasil analisis data

dalam penelitian ini diperoleh suatu gambaran tentang bagaimana metafor

orientasi, metafor personifikasi dan metonimi dalam kumpulan sajak Bahaya

Laten Malam Pengantin karya Aslan Abidin.

1. Metafor Orientasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa metafor orientasi adalah

salah satu pembagian metafor Lakoff. Konsep metafor orientasi yang dimaksud

konsep yang tidak membentuk struktur konsep berdasarkan hubungannya dengan

konsep lain tetapi justru metafor yang mengorganisasikan keseluruhan konsep

tertentu berdasarkan konsep yang lain. Metafor ini menitikberatkan analisisnya

pada orientasi spasi, misalnya: up-down (atas-bawah), in-out (dalam-luar), font-

back (depan-belakang), deep-shallow (dalam-dangkal), central-peripheral (pusat-

pinggir), dan sebagainya.

Metafor orientasi pada sajak Tragika Dada Rita bercerita tentang kenangan.

Secara keseluruhan berdasarkan metafor orientasi sajak Tragika Dada Rita

bermakna seorang laki-laki yaitu si aku yang sedang mencari kekasihnya yang

telah lama meninggalkannya yaitu Rita. Kerinduannya terhadap sang kekasih

memaksanya untuk mencarinya ke tempat-tempat yang dulu sering mereka

Page 76: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

76

kunjungi dan bahkan si aku mencari sampai ke rumah-rumah bordil karena

ternyata kekasihnya sekarang telah menjadi seorang pelacur.

Metafor orientasi pada sajak Lirisme Buah Apel Yang Jatuh ke Bumi

berkisah tentang perpisahan sepasang kekasih. Secara keseluruhan berdasarkan

metafor orientasi sajak Lirisme Buah Apel yang Jatuh ke Bumi bermakna

mengenai seorang kekasih yang sangat sedih karena harus berpisah dengan

kekasihnya. Kekasih begitu terpuruk dalam kesendiriannya dan begitu menderita

sementara kekasihnya telah jauh darinya dan telah memiliki pengganti dirinya.

2. Metafor Personifikasi

Lakoff dan Johnson (1980: 38) menjelaskan bahwa metafor personifikasi

adalah metafor dimana obyek-obyek fisik dirinci seperti manusia. Metafor seperti

ini memberikan kita pemahaman atas sejumlah besar pengalaman terhadap entitas

bukan manusia (non human and tities) dan kemudian dikaitkan dengan motivasi,

karakteristik, dan aktivitas bukan manusia.

Secara keseluruhan metafor personifikasi dalam sajak Puncak, Agustus

2002 bercerita tentang seorang perempuan di puncak pada tanggal 17 Agustus

sedang bersedih karena pada hari itu yaitu perayaan kemerdekaan Indonesia tidak

ada pejabat yang menjemputnya untuk dilayani karena sedang sibuk upacara

perayaan HUT RI. Perempuan ini adalah seorang pelacur yang sehari-harinya

bekerja melayani pejabat-pejabat demi kelangsungan hidupnya.

Secara keseluruhan metafor personifikasi dalam sajak Tak Ada Yang

Mencintaimu Setulus Kematian bermakna bahwa kematian sesungguhnya telah

mengikuti manusia sejak nafas pertama mereka di dunia. Tidak ada jalan bagi

Page 77: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

77

manusia untuk menghidar dari kematian, Meskipun mereka mempunyai harta dan

kekuasaan berlimpah atau bersembunyi pada tempat yang paling aman. Kematian

merupakan rahasia tuhan, tidak seorang manusia pun yang mengetahui kapan

kematian akan menjemputnya.

3. Metonimi

Lakoff dan Johnson (1980: 41) mengungkapkan bahwa metonimi berbeda

dengan personifikasi. Kalau metafor personifikasi melekatkan kualitas manusia ke

sesuatu yang bukan manusia, metonimi hanya mengaitkan entitas untuk menunjuk

pada orang. Metonimi memerankan fungsi referensial yang memungkinkan kita

menggunakan satu entitas mewakili entitas lain. Walaupun demikian, metonimi

tidak hanya sekedar memerankan fungsi referensial, tetapi juga berfungsi

memberikan pemahaman.

Secara keseluruhan metafor metonimi dalam sajak Rajah Di Antara Kedua

Buah Dada menggambarkan menggambarkan tentang diskriminasi yang harus

anak-anak dan keluarga mantan anggota PKI atau mereka yang dituduh terlibat

sebagai anggota Partai Komunis Indonesia. Mereka para keluarga PKI harus

mendapatkan perlakuan yang tidak adil dan diskriminasi yang dilakukan oleh

masyarakat akibat perspektif buruk hasil doktrin pemerintah Orde Baru pimpinan

Soeharto yang dialamatkan kepada PKI. Perlakuan dari masyarakat tersebut

membuat keluarga dan keturunan orang yang dituduh PKI tidak mendapatkan hak

dan perlakuan yang sama sebagai warga negara Indonesia.

Page 78: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

78

Secara keseluruhan metafor metonimi dalam sajak Phallusentris bermakna

bahwa segala bentuk kejahatan dan perbuatan buruk selalu berawal dari hawa

nafsu manusia. Banyak kasus yang telah membuktikan asumsi tersebut, seperti

kasus diturunkannya Adam dan Hawa dari surga ke bumi karena melanggar

perintah Tuhan untuk tidak memakan buah khuldi atau kasus pembunuhan

pertama di muka bumi yang dilakukan Khabil terhadap adiknya sendiri Habil.

Kedua kasus tersebut dan masih banyak kasus lainnya, kesemuanya disebabkan

karena hawa nafsu manusia yang melahirkan kerusakan dan peperangan di muka

bumi ini.

Page 79: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kumpulan puisi Bahaya Laten Malam Pengantin karya Aslan Abidin

dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori metafor George lakoff

dan Mark johnson. Pada bagian ini akan diuraikan kesimpulan yang diambil

berdasarkan data dan hasil analisis data yang dilakukan. Kesimpulan tersebut

adalah sebagai berikut:

Metafor orientasi dalam kumpulan sajak Bahaya Laten Malam Pengantin

karya Aslan Abidin khususnya dalam sajak Tragika Dada Rita dan Lirisme Buah

Apel banyak bercerita tentang kesedihan, perpisahan dan keburaman cinta dua

insan manusia. Orientasi spasi dalam sajaknya berisi tentang kejatuhan atau

keruntuhan yang disebabkan oleh cinta dan kondisi terburuk dari cinta.

Metafor personifikasi dalam kumpulan sajak Bahaya Laten Malam

Pengantin khususnya Puncak, Agustus 2002 yaitu sebuah keprihatinan penulis

terhadap perempuan-perempuan yang dipaksa oleh keadaan untuk menjual diri

untuk menghidupi dirinya dan juga kritik sosial terhadap pejabat Negara yang

harusnya mengayomi masyarakatnya tetapi malah mereka yang memanfaatkan

keadaan buruknya. Sedangkan dalam sajak Tak Ada Yang Mencintaimu Setulus

Kematian mempersonifikasikan tentang kematian yang selalu mengikuti manusia

dan maut bisa datang kapan saja.

Metafor metonimi dalam kumpulan sajak Bahaya Laten Malam

Pengantin banyak berisi tentang keprihatinan dan kritis sosial di masyarakat dan

Page 80: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

80

perlakuan terhadap rakyat kecil ini digambarkan dalam sajak Rajah di Antara

Kedua Buah Dada.

B. Saran

1. Pengkajian terhadap puisi dengan memperhatikan aspek di luar puisi

tersebut perlu ditingkatkan untuk mendapatkan makna dan pesan

puisi secara utuh.

2. kumpulan puisi Bahaya Laten Malam Pengantin masih dapat diteliti

lebih lanjut dengan pendekatan sama atau dengan kajian teoretik

lainnya.

3. Bagi pembaca dan masyarakat umum, diharapkan dapat mengambil

pelajaran untuk pengaplikasian dalam kehidupan sosial.

Page 81: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

81

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Aslan. 2008. Bahaya Laten Malam Pengantin. Makassar: Ininnawa.

Abidin, Aslan. 1997. Skripsi: Metafor Kucing Dalam Sajak “Kucing” Sutardji Calzoum Bachri. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Alwi, Hasan dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Ardianto, dkk. 2011. Terjemahan: Stilistika Pragmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Atnadijaya, Akbar. 2012. Skripsi: Gaya Bahasa Metafor Dalam Rubrik Olahraga Harian Fajar. Makassar: Universitas Hasanuddin

Black, Elizabeth. 2011. Pragmatics Stylistics. Edinburg: Edinburg University Press

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra (Cetakan Pertama). Yogyakarta : CAPS.

Faruk. 2012. Metode Penelitian Sastra: Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Lakoff, G. Dan M. Johnson. 1980. Metaphors We Live By. Chicago: Chicago Uneversity Press. (di-Indonesiakan Alwy Rachman. Fak. Sastra Universitas Hasanuddin).

Pateda, Mansoer. 1996. Semantik Leksikal. Gorontalo: Rineka Cipta.

Pradopo, Rahmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Purba, Antilan. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siswantoro. 2008. Metode Penelitian Sastra: Analisis Struktur Puisi. Surakarta: Pustaka Pelajar.

Suyitno. 2009. Apresiasi Puisi Dan Prosa. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Page 82: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

82

Tang, Muhammad Rapi. 2005. Teori Sastra Yang Relevan. Makassar: Universitas Negeri Makassar

Teeuw, A. 2003. Sastera dan Ilmu Sastera. Jakarta: Pustaka Jaya

Tim Penyusun Pustaka Phoenix. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi baru. Jakarta: Media Pustaka Phoenix

Wahab, Abdul. 1991. Isu Linguistik: Pengajaran Bahasa dan Sastra ( Bunga

Rampai). Surabaya: Erlangga Jakarta Press.

Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Surakarta: Erlangga.

Wallek, Rene & A. Warren. 1988. Teori Kesusasteraan. Diterjemahkan oleh

Melani Budiantoro. Jakarta: Gramedia.

Page 83: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5095/1/SKRIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. L. atar Belakang . Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri karena membutuhkan

83