bab ii tinjauan pustaka - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/r. hirmawan suryo...

13
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Definisi Hingga kini diare menjadi pembunuh anak-anak tingkat I dan merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia dengan insidensi 400 per 1000 penduduk (DepKes RI, 1988). Lebih dari separo (60-70%) penderita diare adalah anak berusia di bawah 5 tahun, dengan kejadian 2-3 episode tiap anak per tahun. Hampir setiap tahun di dunia, 1 juta bayi dan anak balita meninggal karena diare. Diare menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh dan malnutrisi atau kekurangan gizi. Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak lebih banyak meninggal akibat diare, karena mereka lebih cepat mengalami dehidrasi. Dapat dipastikan 1 diantara 200 anak yang terkena diare akan meninggal (DepKes RI, 2003). Definisi diare adalah suatu keadaan dimana frekuensi defekasi melebihi frekuensi normal dengan konsistensi feses yang encer (DepKes RI, 1991). 2. Etiologi Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu: a. Faktor Infeksi 1) Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral meliputi: 1.1 Infeksi Bakteri : Escherichia coli, Salmonela typhi, Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Vibrio cholera, Staphyllococcus sp, Streptococcus sp, Vibrio eltor, Vibrio parahemolyticus, Clostridium perfringens, Campilobacter jejuni, Coccidiosis. 1.2 Infeksi Virus : Rotavirus, Adenovirus, Enterovirus. 3 Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Upload: doanh

Post on 08-Sep-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diare

1. Definisi

Hingga kini diare menjadi pembunuh anak-anak tingkat I dan

merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia dengan

insidensi 400 per 1000 penduduk (DepKes RI, 1988). Lebih dari separo

(60-70%) penderita diare adalah anak berusia di bawah 5 tahun, dengan

kejadian 2-3 episode tiap anak per tahun. Hampir setiap tahun di dunia, 1

juta bayi dan anak balita meninggal karena diare. Diare menyebabkan

dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh dan malnutrisi atau

kekurangan gizi. Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak lebih

banyak meninggal akibat diare, karena mereka lebih cepat mengalami

dehidrasi. Dapat dipastikan 1 diantara 200 anak yang terkena diare akan

meninggal (DepKes RI, 2003). Definisi diare adalah suatu keadaan dimana

frekuensi defekasi melebihi frekuensi normal dengan konsistensi feses

yang encer (DepKes RI, 1991).

2. Etiologi

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu:

a. Faktor Infeksi

1) Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral meliputi:

1.1 Infeksi Bakteri : Escherichia coli, Salmonela typhi, Shigella

dysentriae, Shigella flexneri, Vibrio cholera,

Staphyllococcus sp, Streptococcus sp, Vibrio

eltor, Vibrio parahemolyticus, Clostridium

perfringens, Campilobacter jejuni,

Coccidiosis.

1.2 Infeksi Virus : Rotavirus, Adenovirus, Enterovirus.

3 Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

4

1.3 Infestasi Parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Strongyloides),

Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia

lambia, Trichomonas hominis), Jamur

(Candida albicans).

2) Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat

pencernaan, seperti Otitis Media Akut (peradangan akut sebagian

atau seluruh periosteum telinga tengah), Tonsilofaringitis

(peradangan yang terjadi pada dinding faring), Bronkopneumonia

(infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai

parenkim paru yang disebabkan oleh pneumococci), Ensefalitis

(infeksi jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing,

protozoa, jamur atau virus). Keadaan ini terutama terdapat pada bayi

dan anak berumur di bawah 2 tahun.

b. Faktor Malabsorbsi (Gangguan absorbsi)

1) Malabsorbsi karbohidrat

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsorbsi protein

c. Faktor Makanan: makanan basi, makanan beracun, alergi terhadap

makanan.

d. Faktor Psikologis: rasa takut dan cemas, walaupun jarang dapat

menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar (DepKes RI,

1985).

3. Patogenesis

Mekanisme dasar yang merupakan penyebab timbulnya penyakit

diare ialah:

a. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap

akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,

sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi

rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

5

b. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus

akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus

dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga

usus.

c. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan

usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila

peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh

berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

3.1 Patogenesis Diare Akut

Diare akut terjadi karena:

a. Masuknya mikroorganisme yang masih hidup ke dalam usus

halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.

b. Mikroorganisme tersebut berkembang biak di dalam usus halus.

c. Mikroorganisme membentuk toksin.

d. Akibat toksin tersebut sehingga terjadi rangsangan pada mukosa

usus dan terjadi hiperperistaltik serta sekresi cairan untuk

membuang mikroorganisme tersebut, sehingga menimbulkan

diare (Mansjoer, 2001).

3.2 Patogenesis Diare Kronis

Patogenesis diare kronis lebih kompleks dan faktor-faktor yang

menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi dan

malnutrisi.

3.3 Patofisiologi

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi:

a. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan

terjadinya gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik,

hipokalemia)

b. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (pemasukan makanan

berkurang, pengeluaran bertambah)

Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

6

c. Hipoglikemia (kekurangan kadar gula dalam darah)

d. Gangguan sirkulasi darah

4. Klasifikasi Diare

Berdasarkan lama penyakitnya, diare dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Diare Akut

Diare akut merupakan diare yang awalnya mendadak dan

berlangsung singkat dalam beberapa jam atau hari (Hendarwanto, 1996).

Diare akut umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau kuman, atau

dapat pula akibat efek samping obat atau gejala dari gangguan saluran

cerna. Umumnya gangguan ini bersifat dapat sembuh dengan sendirinya

dan bila tanpa komplikasi tidak perlu ditangani dengan obat kecuali

rehidrasi oral bila ada bahaya kekurangan cairan (dehidrasi)

(Tan&Raharja, 2002).

b. Diare Kronis (persisten)

Diare kronis merupakan diare yang berlangsung selama 14

hari/lebih dan kejadiannya lebih kompleks. Faktor yang menimbulkan

diare ini antara lain gangguan bakteri dan jamur, malabsorbsi kalori,

dan malabsorbsi lemak (Widjaja, 2002)

5. Manifestasi Klinik

a. Gejala

Gejala klinis dari diare antara lain:

1) Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu badan meninggi, anorexia

(nafsu makan berkurang).

2) Tinja menjadi cair dan mungkin disertai lender dan atau darah.

3) Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare.

4) Bila penderita sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka

timbul dehidrasi (DepKes RI, 1985).

Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

7

b. Tanda

Hasil pemeriksaan laboratorium:

1) Pemeriksaan tinja

a) Makroskopis dan mikroskopis.

b) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas laksmus dan tablet

clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.

c) Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2) Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah,

dengan menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi

dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila

memungkinkan).

3) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4) Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan

fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai

kejang).

5) Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau

parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada

penderita diare kronik (DepKes RI, 1985).

6. Penatalaksanaan di Puskesmas

Pengobatan diare lebih mengutamakan pemberian cairan, kalori dan

elektrolit yang bisa berupa larutan oralit (garam diare) guna mencegah

terjadinya dehidrasi berat, sedangkan antibiotik atau obat lain hanya

diberikan bila ada indikasi yang jelas (Mansjoer, 2001). Antispasmodik

atau spasmolitik merupakan golongan obat yang memiliki sifat relaksan

otot polos, seperti papaverin, ekstrak belladonna, opium dan loperamid.

Antispasmodik atau spasmolitik pada diare digunakan sebagai pengobatan

tambahan untuk mengurangi spasme usus (DepKes RI, 2000).

a. Rehidrasi

Oralit untuk menggantikan cairan yang hilang dari tubuh dan

untuk mencegah dehidrasi akibat diare.

Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

8

Komposisi oralit: Glukosa anhidrat 4 g Natrium klorida 0,7 g Natrium sitrat dihidrat 0,58 g Kalium klorida 0,3 g

Serbuk dilarutkan dalam 200 ml atau 1 (satu) gelas air matang hangat.

Takaran pemakaian oralit pada diare dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 1. Takaran pemakaian oralit pada diare

Umur <1 th 1-4 th 5-12 th >12 th

Tidak ada dehidrasi Setiap kali BAB beri oralit

Terapi A = mencegah

dehidrasi

100 ml

(0,5 gelas)

200 ml

(1 gelas)

300 ml

(1,5 gelas)

400 ml

(2 gelas)

Dengan dehidrasi 3 jam pertama beri oralit

Terapi B = mengatasi

dehidrasi

300 ml

(1,5 gelas)

600 ml

(3 gelas)

1,2 liter

(6 gelas)

2,4 liter

(12 gelas)

Selanjutnya setiap BAB beri oralit

100 ml

(0,5 gelas)

200 ml

(1 gelas)

300 ml

(1,5 gelas)

400 ml

(2 gelas)

Sumber: DepKes RI, 2000

b. Penggolongan Obat Antidiare

Kelompok obat yang sering kali digunakan pada diare adalah:

1. Kemoterapeutika untuk terapi kausal, yakni memberantas bakteri

penyebab diare, seperti antibiotika, sulfonamida, kinolon dan

furazolon.

2. Obstipansia untuk terapi simptomatis, yang dapat menghentikan

diare dengan beberapa cara yaitu:

a) Zat-zat penekan peristaltik sehingga memberikan banyak waktu

untuk resorpsi air dan elektrilit oleh mukosa usus, seperti derivat-

derivat petidin (difenoksilat dan loperamida) dan antikolinergika

(atropin dan ekstrak beladona)

Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

9

b) Adstringensia digunakan untuk menciutkan selaput lendir usus,

misalnya asam samak (tanin), tannalbumin, garam-garam bismut

dan aluminium.

c) Adsorbensia digunakan untuk adsorpsi (menyerap) zat-zat

beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri, seperti carbo

adsorbens, kaolin dan pektin.

3. Spasmolitik merupakan zat-zat yang dapat melepaskan kejang-

kejang otot yang seringkali menyebabkan nyeri perut pada diare,

antara lain papaverin dan oksifenium (Tan dan Rahardja, 2002).

B. Antibiotik

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba, terutama fungi, yang

dapat menghambat atau membunuh mikroba jenis lain. Definisi ini harus

diperluas karena zat yang bersifat antibiotik ini dapat pula dibentuk oleh

beberapa hewan dan tanaman tinggi. Disamping itu berdasarkan antibiotik

alam, dapat pula dibuat antibiotik baru secara sintesis parsial yang sebagian

mempunyai sifat yang lebih baik. Sejak ditemukannya penisilin oleh

Alexander Fleming sampai saat ini sudah beribu-ribu antibiotik yang

ditemukan, dan hanya sebagian kecil yang dapat dipakai untuk maksud

terapeutik (Mutschler, 1991). Pemberian antibiotik merupakan terapi kausal

yakni memberantas bakteri penyebab diare. Antibiotik sangat efektif

memusnahkan bakteri/kuman, mengurangi diare dan mempersingkat lamanya

keluhan.

Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

10

1. Daftar Obat dan Dosis

Daftar obat dan dosis berdasarkan penyebab diare dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 2. Daftar obat dan dosis antibiotik berdasarkan penyebab diare

Penyebab Obat Dosis/hari Jangka Waktu

Kolera eltor

Escherichia

coli

Salmonelosis

Amubiasis

Shigelosis

Giardiasis

Kandidosis

Virus

Tetrasiklin

Kotrimoksazol

Kloramfenikol

Tidak memerlukan

terapi

Ampisilin

Kotrimoksazol

Siprofloksazin

Metronidazol

Tinidazol

Soeridazol

Tetrasiklin

Ampisilin

Kloramfenikol

Kuinakrin

Klorokuin

Metronidazol

Mikostatin

Simptomatik dan

suportif

4 x 500 mg

2 x 3 tablet (awal)

2 x 2 tablet

4 x 500 mg

4 x 1 gram

4 x 500 mg

2 x 500 mg

4 x 500 mg

1 x 2 gram

1 x 2 gram

4 x 500 mg

4 x 1 gram

4 x 500 mg

3 x 100 mg

3 x 100 mg

3 x 250 mg

3 x 500.000 unit

3 hari

6 hari

7 hari

10-14 hari

10-14 hari

3 hari

3 hari

3 hari

3 hari

10 hari

5 hari

5 hari

7 hari

5 hari

7 hari

10 hari

Sumber: Mansjoer, 2001

2. Prinsip Penggunaan Antibiotik

Prinsip penggunaan antibiotik didasarkan pada dua pertimbangan

utama (DepKes RI, 2000)

a) Penyebab Infeksi

Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil

pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman. Namun dalam

praktek sehari-hari, tidak mungkin melakukan pemeriksaan

Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

11

mikrobiologis untuk setiap pasien yang dicurigai menderita suatu

infeksi. Disamping itu, untuk infeksi berat yang memerlukan

penanganan segera, pemberian antibiotik dapat segera dimulai setelah

pengambilan sampel bahan biologik untuk biakan dan pemeriksaan

kepekaan kuman.

b) Faktor Pasien

Diantara faktor pasien yang perlu diperhatikan dalam pemberian

antibiotik antara lain fungsi ginjal, fungsi hati, riwayat alergi, daya

tahan terhadap infeksi, daya tahan terhadap obat, beratnya infeksi, usia,

untuk wanita apakah sedang hamil atau menyusui.

C. Puskesmas

1. Definisi

Menurut Departemen Kesehatan RI (1991), puskesmas adalah suatu

kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan

terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan

pokok (Effendy, 1998).

a. Wilayah Kerja Puskesmas

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian

dari kecamatan. Kebutuhan puskesmas disesuaikan menurut kepadatan

penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka

puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan kesehatan yang lebih

sederhana disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.

b. Satuan Penunjang

1) Puskesmas Pembantu.

Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang

sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup

wilayah yang lebih kecil.

Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

12

2) Puskesmas Keliling.

Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan

keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan

kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal

dari puskesmas.

Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu

melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya

yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

c. Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Susunan organisasi puskesmas terdiri dari:

1) Kepala Puskesmas dengan kriteria dokter atau sarjana kesehatan,

mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan

kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural

dan jabatan fungsional.

2) Urusan Tata Usaha Puskesmas yang mempunyai tugas di bidang

kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan surat menyurat serta

pencatatan dan pelaporan.

3) Unsur pelaksana terdiri dari :

3.1 Unit I : melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak,

keluarga berencana dan perbaikan gizi.

3.2 Unit II : melaksanakan kegiatan pencegahan dan

pemberantasan penyakit, khususnya imunisasi,

kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.

3.3 Unit III : melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut,

kesehatan tenaga kerja dan manula.

3.4 Unit IV : melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan

masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga,

kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus

lainnya.

3.5 Unit V : melaksanakan kegiatan pembinaan dan

pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan

Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

13

penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja

dan dana sehat.

3.6 Unit VI : melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan

rawat inap.

3.7 Unit VII : Pelaksanaan program kefarmasian.

Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib menetapkan

prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan

puskesmas maupun dalam satuan organisasi di luar puskesmas sesuai

dengan tugasnya masing-masing (Effendy, 1998).

d. Program Puskesmas

Program Puskesmas merupakan wujud dari pelaksanaan fungsi

puskesmas (DepKes RI, 2003).

Program Puskesmas meliputi:

1) Program pokok yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan sebagian

besar masyarakat akan kesehatan dan mempunyai kemampuan yang

tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan nasional yang

berkaitan dengan morbiditas, tidak tebal kecatatan dan mortilitas.

Program pokok puskesmas tersebut adalah promosi kesehatan,

komunikasi ibu dan anak, perbaikan gizi, pemberantasan penyakit

menular, pengobatan dan pemulihan kesehatan.

2) Program penunjang misalnya loket pendaftaran, apotek, gudang obat,

administrasi, sopir dan kebersihan.

3) Program pengembangan terdiri dari laboratorium.

2. Standar Terapi

STANDAR TERAPI UNTUK PUSKESMAS

DISENTRI AMUBA

Anamnesis : 1. Sakit perut

2. BAB encer ada lendir dan bercak-bercak darah

segar

Pemeriksaan : Nyeri tekan abdomen positif (+)

Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

14

Penatalaksanaan : 1. Metronidazol 3 x 500-700 mg (5-10 hari)

2. Parasetamol 3 x 1 tablet (bila perlu)

DISENTRI BACILER

Anamnesis : 1. Sakit perut

2. BAB encer, frekuensinya sering disertai dengan

lendir dan bercak-bercak darah segar

Pemeriksaan : Nyeri tekan abdomen positif (+)

Penatalaksanaan : 1. Kotrimoksazol 2 x 2 tablet dewasa (5 hari)

2. Parasetamol 3 x 1 tablet (bila perlu)

DIARE NON SPESIFIK

Anamnesis : 1. BAB encer lebih dari 5 kali

2. Perut kadang-kadang sakit, kadang-kadang demam

Pemeriksaan : 1. Badan tampak lemas, mata cekung

2. Turgor menurun

Penatalaksanaan : 1. Oralit

2. B6 3 x 1

3. Parasetamol 3 x 1 (bila demam)

4. Ekstrak Beladona (Anonim, 2002)

D. Rekam Medik

Rekam medik adalah bukti tertulis tentang proses pelayanan yang

diberikan oleh dokter kepada pasien untuk menyembuhkan penyakit pasien.

Bukti tertulis pelayanan dilakukan setelah pemeriksaan, tindakan pengobatan

sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan rekam medik adalah

menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan

pelayanan kesehatan di Puskesmas (Muhtar, 1998).

Rekam medik mempunyai 2 bagian yang perlu diperhatikan yaitu

bagian pertama adalah tentang INDIVIDU yaitu informasi tentang kondisi

kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan dan sering disebut

PATIENT RECORD, bagian kedua adalah tentang MANAJEMEN yaitu suatu

Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5095/3/R. Hirmawan Suryo Prabowo_BAB II.pdf · Penggolongan Obat Antidiare Kelompok obat yang sering kali digunakan

15

informasi tentang pertanggung jawaban apakah dari segi manajemen maupun

keuangan dari kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan.

Secara umum, informasi yang tercantum dalam rekam medik seorang pasien

harus meliputi:

1. Siapa (Who) pasien tersebut dan Siapa (Who) yang memberikan pelayanan

kesehatan/medis.

2. Apa (What), Kapan (When), Kenapa (Why) dan Bagaimana (How)

pelayanan kesehatan/medis diberikan.

3. Hasil akhir atau dampak (Outcome) dari pelayanan kesehatan dan

pengobatan (Gondodiputro, 2007).

Pola Pengobatan Diare..., R. Hirmawan Suryo Prabowo, Fakultas Farmasi UMP, 2011