digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi pernyataan yang...

161
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KOMUNIKASI ORANG RIMBA DALAM BERADAPTASI DAN MEMBANGUN IDENTITAS (STUDI FENOMENOLOGI PADA ETNIS MINORITAS DI AIR HITAM SAROLANGUN-JAMBI) TESIS UntukMemenuhiPersyaratanMencapaiDerajat Magister Program StudiIlmuKomunikasi Oleh: M U H A I M I N NIM. S231008009 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 20 12

Upload: trancong

Post on 14-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KOMUNIKASI ORANG RIMBA DALAM BERADAPTASI DAN MEMBANGUN

IDENTITAS (STUDI FENOMENOLOGI PADA ETNIS MINORITAS DI AIR

HITAM SAROLANGUN-JAMBI)

TESIS

UntukMemenuhiPersyaratanMencapaiDerajat Magister

Program StudiIlmuKomunikasi

Oleh:

M U H A I M I N

NIM. S231008009

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

20 12

Page 2: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

janganlah

kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa

jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-

-Imran:103)

Page 5: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Pada orang-orang yang memberi warna dalam hidupku Ibunda dan almarhum

Ayahanda tercinta, istriku tercinta Diana Rozelin dan anak-anakku yang sholeh mas

Fatih dan Mas Afif terimakasih atas ketulusancintadankasih sayangnya.

Page 6: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

Nama : Muhaimin

NIM : S231008009

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Komunikasi Orang Rimba

Dalam Beradaptasi dan Membangun Identitas(Studi Fenomenologi Pada Etnis Minoritas di

Air Hitam Sarolangun-Jambi) adalah betul-betul karya penulis sendiri dan belum pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi.

Sepanjang pengetahuan penulis dalam tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik, berupa pencabutan gelar yang saya peroleh dari tesis ini.

Surakarta, 03 Desember 2012

Yang membuat pernyataan

Muhaimin

Page 7: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala yang telah

melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulisan tesis ini

dapat diselesaikan. Tesis yang

Membangun Identitas (Studi Fenomenologi pada Etnis Minoritas di Air Hitam Sarolangun

Jambi) ini mendeskripsikan fenomena uniknya Orang Rimba yang tinggal (bediom) di

pemukiman Trans Swakarsa Mandiri yang berada di lingkungan masyarakat Melayu di Air

Hitam, karena mereka harus meninggalkan kebiasaan lama, pola hidup tinggal di hutan

berpindah-pindah (nomaden) dengan berburu, meramu, kemudian mereka harus tinggal

menetap (bediom) dilingkungan baru, tentu mereka harus menyesuaikan perilaku

komunikasinya terhadap kehidupan masyarakat luar. Penelitian ini bertujuan untuk

melakukan identifikasi dan mendeskripsikan bagaimana komunikasi Orang Rimba dalam

beradaptasi dan membangun identitasnya ditengah masyarakat Melayu yang mayoritas.

Penulis menyadari bahawa tesis tidak akan selesai tanpa dorongan, masukan, dan

saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan

hati, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Drs. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D., selaku pembimbing tesis I dan Drs. Haryanto,

M. Lib., sebagai pembimbing tesis II, dengan tulus ikhlas, perhatian, dan kesabaran

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, masukan, dan

nasehat mulai dari proses penyusunan proposal penelitian sampai dengan penyelesaian

tesis.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta beserta seluruh jajarannya yang telah banyak membantu selama penulis

Page 8: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

menuntut ilmu dan mengabulkan permohonan beasiswa BPPS di Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Prof. Drs. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu

Komunikasi Pascasarjana (S2), dan Sri Hastarjo, S. Sos, Ph.D., selaku Sekretaris Jurusan

Program Studi Ilmu Komunikasi Pascasarjana (S2) atas kesempatan yang diberikan

kepada penulis untuk bisa menyelesaikan studi pada program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Seluruh Dosen Program Pascasarjana, khususnya Dosen yang mengajar kelas Bidang

Kajian Manajemen Komunikasi yang telah membekali ilmu pengetahuan dan

pengalaman selama penulis mengikuti pendidikan.

5.

Sofjan Hasan, SH, MH. Selaku Direktur STIE Muhammadiyah Jambi, yang telah

memberikan rekomendasi, kesempatan, dan bantuan baik moril maupun materil kepada

penulis menjelang dan pada saat melanjutkan pendidikan Program Pascasarjana Ilmu

Komunikasi.

6. Temen-temen seperjuangan Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret

Surakarta Angkatan 2010, semoga menjadi ilmuan terbaik untuk almamater tercinta.

ditanamkan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin Ya Robbal Alamin.

Surakarta, 02 November 2012

Penulis.

Page 9: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iii

MOTTO ........................................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................................ v

PERNYATAAN ............................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv

ABSTRAK ....................................................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar belakang Masalah ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 10

BAB II. KAJIAN TEORITIK ........................................................................................ 11

A. Deskripsi Teoritik ...................................................................................................... 11

Page 10: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

1. Konsep Komunikasi ........................................................................................... 11

2. Penyesuaian Diri Dalam Perspektif Teori Adaptasi ........................................... 18

3. Identitas Dalam Perspektif Teori Negoisasi Identitas ......................................... 22

3.1 IdentitasDiri ................................................................................................. 27

3.2 Identitas Etnis............................................................................................... 33

4. Kajian Etnis Minoritas Orang Rimba Dalam Lingkup Budaya .......................... 39

B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................................ 44

C. Kerangka Berfikir ...................................................................................................... 48

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................................... 52

A. Tempat dan Waktu penelitian .................................................................................... 52

1. Tempat ................................................................................................................ 52

2. Waktu .................................................................................................................. 53

B. Jenis Penelitian ........................................................................................................... 53

C. Data dan Sumber Data ............................................................................................... 56

D. Teknik pengumpulan Data ......................................................................................... 59

1. Wawancara Mendalan (Indepth Interview) ......................................................... 59

2. Observasi ............................................................................................................. 61

E. Teknik Validitas Data ................................................................................................ 62

F. Teknik Analisis Data .................................................................................................. 63

1. Reduksi Data ....................................................................................................... 65

2. Penyajian Data .................................................................................................... 66

3. Penarikan Kesimpulan ........................................................................................ 66

Page 11: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

DAN ORANG RIMBA ................................................................................................... 68

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian .................................................................. 68

4.2. Gambaran Umum Orang Rimba di Air Hitam .................................................... 72

4.3. Asal Usul dan Sejarah Orang Rimba di Air Hitam ............................................. 76

4.4. Mata Pencaharian Orang Rimba di Air Hitam .................................................... 85

4.4.1. Berkebun Karet ....................................................................................... 86

4.4.2. Bekebun Kelapa Sawit ............................................................................ 89

4.5. Pendidikan Orang Rimba di Air Hitam ............................................................... 93

4.6. Lingkungan Pemukiman Orang Rimba di Air Hitam .......................................... 97

4.7. Keluarga dan Kekerabatan Orang Rimba di Air Hitam ....................................... 100

4.7.1. Keluarga .................................................................................................. 101

4.7.2. Kekerabatan ............................................................................................. 102

BAB V. KOMUNIKASI ORANG RIMBA DALAM BERADAPTASI DAN

MEMBANGUN IDENTITAS

5.1. Komunikasi Orang Rimba dalam Beradaptasi di Air Hitam .............................. 107

5.1.1. Komunikasi Menjual dan Membeli ......................................................... 109

5.1.2. Komunikasi Sapa Menyapa ..................................................................... 111

5.1.3. Komunikasi Saat Berkunjung dan Dikunjungi ....................................... 113

5.2. Komunikasi Orang Rimba dalam Membangun Identitas ..................................... 119

5.2.1. Asimilasi Kultural ................................................................................... 121

5.2.2. Asimilasi Struktural-identifikasional ...................................................... 124

Page 12: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

5.2.3. Asimilasi Marital ..................................................................................... 128

5.2.4. Mengadopsi Identitas Agama .................................................................. 134

5.2.5. Mengadopsi Identitas Nama .................................................................... 136

BAB VI. PENUTUP ........................................................................................................ 140

6.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 140

6.2. Implikasi ............................................................................................................. 141

6.3. Saran ................................................................................................................... 142

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 145

Page 13: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Informan Dan Cakupan Data .......................................................................... 59

Tabel1.2: Kisi-Kisi Panduan Wawancara ........................................................................ 61

Tabel1.3: Pengembangan Panduan Observasi ................................................................. 62

Tabel1.4: Jumlah Orang Rimba Menurut Kabupaten Dan Pelayanan Pendidikan .......... 94

Tabel1.5: Komunikasi Orang Rimba Saat di Pasar .......................................................... 109

Tabel1.6: Komunikasi Orang Rimba Saat Sapa-menyapa ............................................... 112

Tabel 1.7: Komunikasi Orang Rimba Saat Berkunjung dan Dikunjungi ......................... 114

Tabel 1.8: Adaptasi Orang Rimba di Air Hitam .............................................................. 116

Tabel 1.9: Komunikasi Orang Rimba dalam Asimilasi Kultural ..................................... 122

Tabel 1.10: Komunikasi Orang Rimba dalam Asimilasi Struktural-identifikasional ...... 127

Tabel 1.11: Pemuda Orang Rimba Yang Menikah Dengan Masyarakat Luar ................ 129

Tabel 1.12: Komunikasi Orang Rimba dalam Asimilasi Marital .................................... 130

Tabel 1.13: Komunikasi Orang Rimba dalam Mengadopsi Identitas Agama.................. 135

Tabel 1.14: Orang Rimba yang Berganti nama menjadi nama Melayu ........................... 137

Page 14: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: Model Komunikasi Interaksional ............................................................... 17

Gambar 1.2: Kerangka Berfikir. ..................................................................................... 48

Gambar 1.3: Peta Sebaran Orang Rimba di Provinsi Jambi ........................................... 52

Gambar 1.4: Komponen Dalam Analisis Data Interaktive Model .................................. 65

Gambar 1.5: Bentuk Fisik Laki-Laki dan Wanita Orang Rimba ................................... 74

Gambar 1.6: Map Of The Migration Of The Proto-Malays In Indonesia ....................... 76

Gambar 1.7: Orang Rimba Meyadap Karet ................................................................... 87

Gambar 1.8: Getah Karet Yang Baru Disadap di Temapat Penampungan. .................... 88

Gambar 1.9: Orang Rimba Memanen Kelapa Sawit. ...................................................... 90

Gambar 1.10: Sekolah Anak Rimba ............................................................................... 95

Gambar 1.11: Pemukiman Orang Rimba ........................................................................ 99

Page 15: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Data Informan ................................................................................................ 150

Lampiran 2. Data Hasil Wawancara ................................................................................. 154

Lampiran 3. Lokasi Penelitian Dilihat dari Peta Wilayah Provinsi Jambi ........................ 165

Lampiran 4. Lokasi Penelitian dilihat dari Peta Kabupaten Sarolangun........................... 166

Lampiran 5. Lokasi Penelitian dilihat dari Peta Sebaran Kawasan Sakral

Orang Rimba Bukit Duabelas ........................................................................................... 167

Lampiran 6. Gambar Orang Rimba sebelum dan sesudah adaptasi .................................. 168

Page 16: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Muhaimin. S231008009. 2012 Komunikasi Orang Rimba Dalam Beradaptasi Dan Membangun Identitas (Studi Fenomenologi Etnis Minoritas di Air Hitam Sarolangun-Jambi), Tesis. Pembimbing I : Prof. Drs. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D, Pembimbing II : Drs. Haryanto, M.Lib. Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Minat utama Manajemen Komunikasi, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah menganalisis proses komunikasi

Orang Rimba dalam beradaptasi dan membagun identitas mereka di tengah kehidupan masyarakat luar yang mayoritas Melayu di daerah Air Hitam Sarolangun Jambi. Fenomena Orang Rimba tinggal (bediom) di pemukiman Trans Swakarsa Mandiri yang berada di lingkungan masyarakat Melayu merupakan hal yang unik, karena mereka harus meninggalkan kebiasaan lama, pola hidup tinggal di hutan berpindah-pindah (nomaden) dengan berburu, meramu, kemudian mereka harus tinggal menetap (bediom) dilingkungan baru, tentu mereka harus menyesuaikan perilaku komunikasinya terhadap kehidupan masyarakat luar.

Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi bagaimana komunikasi Orang Rimba dalam beradaptasi dengan masyarakat Melayu yang mayoritas, melakukan identifikasi bagaimana komunikasi Orang Rimba dalam membentuk identitas ditengah masyarakat Melayu yang mayoritas, dan mendeskripsikan bagaimana komunikasi Orang Rimba dalam beradaptasi dan membentuk identitas di tengah masyarakat Melayu yang mayoritas.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, sumber informasi penelitian ini digali dari sepuluh Orang Rimba yang ada di Air Hitam. Data digali melalui wawancara mendalam, observasi lapangan dan mempelajari buku-buku dan catatatan-catatan tentang Orang Rimba. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengindikasikan bahwa komunikasi Orang Rimba dalam beradaptasi dengan masyarakat Melayu di Air Hitam ditunjukkan dalam bentuk upaya penyesuaian perilaku komunikasi mereka, cara berbicara, dan penggunaan bahasa menjadi sama dan mirip dengan gaya komunikasi Orang Melayu di Air Hitam. Adaptasi tersebut mereka lakukan melalui identifikasi dan internalisasi sistem budaya masyarakat Melayu. melakukan pembauran dengan struktur sosial masyarakat Melayu. melakukan pembauran dengan mengikuti kegiatan sosial budaya (social-culture) atau kegiatan adat masyarakat Melayu.

Dalam status identitasnya yang minoritas, Orang Rimba berusaha membentuk identitas dirinya dengan cara asimilasi kultural, asimilasi struktural-identifikasional, asimilasi marital, mengadopsi identitas agama, dan mengadopsi identitas nama. Dengan upaya pembauran yang dilakukan tersebut Orang Rimba sebagai etnis minoritas menerima nilai dan sikap dari budaya masyarakat Melayu yang mayoritas. Sehingga Orang Rimba menjadi diakui sebagai masyarakat Melayu dan mempunyai identitas baru sebagai Orang Rimba yang beragama, beradap, dan berbudaya.

Kata Kunci: Komunikasi, Adaptasi, Identitas

Page 17: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRACT Muhaimin. S231008009. 2012 Communications Orang Rimba In Adapting and Building Identity (Studies in Phenomenology Minority Ethnic Air Hitam Sarolangun-Jambi), Thesis. Supervisor I: Prof. Drs. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D., Advisor II: Drs. Haryanto, M.Lib. The Master of Science Communication, in Communication Management, Graduate University Sebelas Maret Surakarta.

Focus problem in this research is to analyze the communication process of Orang Rimba in adapting and build their identity in public life outside the majority of the Malays in the Air Hitam Sarolangun Jambi. The phenomenon Orang Rimba live (bediom) in settlements of Trans Swakarsa Mandiri in the Malay community is unique, because they have to abandon old habits, lifestyle living in the jungle (nomadic) by hunting, gathering, and then they have to settle down (bediom) in new environment, they have to adjust the behavior of the communication to the outside community life.

This study aims to identify how communication of Orang Rimba in adapting to the majority Malay community, to identify how communication Orang Rimba in the community in shaping the identity of the majority Malays, and describe how to adapt communication Orang Rimba in the community and establish the identity of the majority Malays.

This study uses a qualitative research and phenomenological approach, this study explored sources of information from ten existing Orang Rimba at Air Hitam. Data explored through in-depth interviews, field observations and studying books and notes on Orang Rimba. Based on the results of research in the field indicates that the communication Orang Rimba in adapting to the Malay community at Air Hitam in an attempt to show in the form of adjustments to their communication behavior, speech, and the use of a common language and similar communication styles Malays in Air Hitam. Adaptation that they do through the identification and internalization of Malay cultural systems; doing intermingling with Malay social structure; perform assimilation with cultural social activities (social-culture) or indigenous Malay community activities.

In a minority identity status, Orang Rimba trying to establish his identity by the way of cultural assimilation, structural assimilation-identification, marital assimilation, adopting religious identity, and adopted the identity of name. With the integration efforts undertaken is Orang Rimba as ethnic minorities receive cultural values and attitudes of the majority Malay community. So the Orang Rimba be recognized as Malay society and have a new identity as a religious Orang Rimba, civilized, and cultured.

Keywords: Communication, Adaptation, Identity

Page 18: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang

sampai Merauke yang terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil. Setiap pulau dihuni

oleh beraneka ragam kelompok sukubangsa (ethnic group). Sebagai bangsa yang

multikultur Indonesia kaya dengan keanekaragaman sukubangsa, dari kelompok

sukubangsa yang memiliki tingkat budaya yang maju hingga tingkat budaya yang

sederhana, primitif dan terasing, dari kelompok sukubangsa yang memiliki sistem

kepercayaan yang animisme hingga pemeluk agama monotheisme yang taat.

Keanekaragaman sukubangsa tersebut masing-masing memiliki bahasa, budaya

dan pola komunikasi yang unik dan menarik, semuanya hidup bersama dalam

sebuah public space yang saling berinteraksi dan berhubungan satu sama lainnya,

sebagai kekayaan budaya Indonesia.

Berbagai kelompok sukubangsa, agama dan budaya banyak ditemukan di

Indonesia. Beberapa kelompok masyarakat tersebut ada yang sudah maju dengan

peradaban dan budaya modern, tetapi ada juga kelompok masyarakat yang tidak

mau berubah dan masih mempertahankan kebudayaan warisan nenek moyang

serta menolak setiap unsur-unsur pangaruh budaya yang datang dari luar. Mereka

ini disebut sebagai kelompok primitif. Tetapi ada juga kelompok masyarakat

primitif yang mulai mau berubah dan sudah mau berinteraksi dan berkomunikasi

dengan masyarakat di luar mereka.

Page 19: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2

Kelompok Orang Rimba merupakan salah satu dari 370 suku yang

dikategorikan sebagai Komunitas Adat Terpencil (Setiawan, 2010:11),

sukubangsa minoritas (Prasetijo, 2011: 2) dan masyarakat terasing (Muntholib,

1995:48) yang ada di pulau Sumatra, tepatnya di Provinsi Jambi. Sebagai

sukubangsa minoritas Orang rimba merupakan kelompok (rombong) yang hidup

sederhana dan mengekslusifkan diri, hidup bersama dengan kelompoknya dengan

pola komunikasi yang khas.

Masyarakat Jambi lebih mengenal kelompok Orang Rimba sebagai Orang

Kubu, mereka disebut kubu karena dilihat dari kehidupan mereka yang tinggal di

hutan dengan membuat pertahanan-pertahanan, kehidupannya kotor dan terisolir

dari dunia luar. Mereka hidup berkelompok tinggal secara nomaden di hutan-

hutan pedalaman Provinsi Jambi, setiap kelompok dipimpin oleh seorang ketua

kelompok (Tumenggung) yang terdiri atas beberapa kepala keluarga. Mereka

hidup sangat sederhana berpakaian alakadarnya, laki-laki Orang Rimba memakai

cawat (kacut) dan perempuannya memakai kain (kemban) setengah badan. Orang

Rimba yang masih asli di dalam hutan sangat kotor dan kurang menjaga

kebersihan. Mencari sumber-sumber makan di hutan dengan cara berburu dan

meramu, mereka berburu binatang-binatang seperti rusa, babi, tenuk, ular, atau

mencari ikan, biawak dan labi-labi di sungai yang ada di dalam hutan. Untuk

memenuhi kebutuhan makanannya mereka juga berladang menanam padi, dan

umbian-umbian, serta talas. Hampir semua sumber-sumber makanan yang ada di

hutan merupakan sumber kehidupan bagi Orang Rimba yang tinggal di dalam

hutan.

Page 20: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 3

Orang Rimba juga memiliki kebiasaan dan pola hidup berpindah-pindah

(nomaden). Pola perpindahan mereka bisa disebabkan oleh faktor menipisnya

ketersediaan makanan atau faktor budaya melangun, yaitu traidisi pindah ke suatu

tempat dikarenakan kerabat atau anggota kelompok yang meninggal dunia.

Istilah Kubu menjadi populer karena peran para Etnographer Belanda yang

menulis banyak hal tentang Orang Kubu sejak tahun 1901, sesuai dengan

namanya Orang Rimba keberadaan mereka memang lebih banyak di sekitar hutan,

mereka termasuk salah satu kelompok etnis minoritas di Jambi, konsentrasi

mereka berada di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) dan

sekitarnya. Taman Nasional Bukit Duabelas merupakan hutan lindung di daerah

pedalam Provinsi Jambi, TNBD terletak di tengah-tengah Propinsi Jambi yang

merupakan daerah perbukitan dataran rendah, dan secara administratif kawasan

tersebut masuk dalam tiga wilayah kabupaten yaitu: Sarolangun, Batanghari dan

Tebo.

Secara keseluruhan keberadaan Orang Rimba tersebar di beberapa

Kabupaten. Menurut pendataan BPS tahun 2010 Orang Rimba yang ada di

Provinsi Jambi berjumlah 3.205 jiwa terdiri dari 1.603 laki-laki dan 1602

perempuan yang tersebar di enam Kabupaten. Jumlah Orang Rimba terbanyak

berada di Kabupaten Sarolangun yaitu 1.093 jiwa, selanjutnya di Kabupaten

Merangin 865 jiwa, Kabupaten Tebo 822 jiwa, Kabupaten Bungo 289 jiwa,

Kabupaten Batanghari 79 jiwa, dan populasi paling sedikit ada di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat 57 jiwa.

Page 21: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 4

Orang Rimba saat ini mulai menghadapi berbagai permasalahan hidup

karena semakin berkurangnya kawasan hutan, alih fungsi hutan menjadi Hutan

Tanaman Industri (HTI), dan perkebunan baik perkebunan kelapa sawit maupun

perkebunan karet. Karena tingginya eksploitasi hutan tersebut baik oleh pihak

perusahaan maupun masyarakat desa, maka hasil hutan non kayu dari tahun ke

tahun terus merosot, termasuk tanaman buah-buahan yang tumbuh di hutan.

Perubahan fungsi hutan dan sistem pengelolaan sumber daya alam yang tidak

jelas pada akhirnya mempengaruhi keberadaan masyarakat setempat termasuk

(Prasetijo, 2011: 19). Hal ini tentu mempersempit sumber-sumber

penghidupan Orang Rimba. Karena semakin menipisnya sumber-sumber

penghidupan tersebut, Orang Rimba mulai mencari sumber-sumber penghidupan

yang lain diluar kosmologi mereka, seperti menjadi buruh kebun, membalok

bersama toke kayu, dan menjadi tukang ojek.

Proses interaksi Orang Rimba dengan masyarakat Melayu (Orang terang)

telah terjadi sejak puluhan tahun yang lalu. Sejak tahun 1901 mereka telah

berkomunikasi dengan etnografer Belanda, mereka telah melakukan barter hasil

hutan dengan masyarakat Melayu. Saat ini sudah banyak ditemukan Orang Rimba

bermukim di tengah masyarakat Melayu. Bermukimnya (bediom) Orang Rimba

ditengah masyarakat Melayu telah membuka kran interaksi secara intensif yang

lebih luas, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara internal faktor

yang mempengaruhi mereka berhubungan dengan masyarakat luar adalah untuk

memenuhi kebutuhan fisiologis mereka yaitu; (1) Keinginan memenuhi

kebutuhan sandang berupa pakain, peralatan rumah tangga, alat-alat pertanian

Page 22: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 5

untuk berkebun, ingin memiliki kendaraan sepeda atau motor untuk transportasi

dan lain-lain; (2) Keinginan untuk memenuhi kebutuhan pangan, karena semakin

berkurangnya kawasan hutan Orang Rimba mulai menyadari pentingnya

mendapatkan sumber-sumber makanan, dengan berladang menanam padi dan

umbi-umbian, bahkan ada yang sudah berkebun menanam karet dan kelapa sawit,

kemudian hasilnya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mereka jual untuk

keperluan lainnya; (3) Keinginan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang

layak, dari hasil perkebunan tanaman karet dan sawit dapat dibelikan tanah dan

membentuk rumah tempat tinggal yang layak bagi keluarga mereka.

Sedangkan secara eksternal faktor yang mempengaruhi mereka

berinteraksi dengan masyarakat luar adalah karena dipengaruhi oleh kebutuhan

sosial dan kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu: (1) Kebutuhan akan martabat

ingin hidup seperti layaknya masyarakat luar; (2) Keinginan mendapatkan nama

baik atau ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain; (3) Adannya ajakan dari

keluarga dan kerabat Orang Rimba yang lebih dulu bermukim (bediom) di luar;

(4) Faktor eksternal lain adalah adanya usaha pemerintah untuk melakukan

pembinaan terhadap Orang Rimba melalui program pembinaan kesejahteraan

masyarakat terasing (PKMT) Departemen Sosial. Dengan kebutuhan-kebutuhan

ini Orang Rimba tidak hanya dituntut untuk saling berinteraksi dan

berkomunikasi, tetapi juga terjadi proses kontak budaya (aculturation) dengan

masyarakat sekitar yang telah hidup berdampingan dengan mereka.

Karena beberapa faktor di atas, beberapa kelompok Orang Rimba telah

banyak yang mulai bermukim (bediom) di tempat-tempat pemukiman yang sudah

Page 23: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 6

disiapkan oleh pemerintah melalui program pembinaan kesejahteraan masyarakat

terasing (PKMT) Departemen Sosial. Orang Rimba yang sudah tinggal menatap

(bediom) biasanya sudah mulai mengenal hidup bersih, mereka berpakaian

tertutup, mereka juga telah dibekali keterampilan bercocok tanam dan berkebun,

diberi lahan untuk bercocok tanam dan berkebun dan pembinaan hidup

bermasyarakat.

Hubungan komunikasi antara kelompok Orang Rimba dengan masyarakat

luar di lingkungan barunya tersebut tak jarang kadang bersifat asimetris dan

diwarnai stereotipe yang menempatkan kelompok Orang Rimba menjadi etnis

minoritas. Menurut Prasetijo (2010:

selalu berkaitan dengan jumlah populasi atau keanggotaan tersebut, tetapi lebih

kepada status marjinal yang dipunyai kelompok tersebut terhadap kelompok

lainnya yang dianggap lebih dominan. Status marginal tersebut terjadi karena

disebabkan oleh perlakuan yang dilakukan oleh kelompok dominan yang

membatasi ruang gerak mereka baik secara ekonomi, politik, maupun sosial dan

budaya. Mereka mengalami perlakuan deskriminatif ditengah masyarakat luas

yang ada di daerah tersebut. Stereotipe masyarakat Jambi tentang Orang Rimba

adalah sebagai orang yang sulit diatur, bodoh, terbelakang, kumuh, kotor, pandai

berbohong dan tidak mau menetap. Mereka digolongkan sebagai kelompok

minoritas karena tidak mempunyai kekuatan sehingga tidak mampu memengaruhi

sistem sosial masyarakat yang ada di wilayahnya (Suparlan, 2004:115).

Proses tereliminasinya suatu kelompok etnis minoritas tersebut mendorong

kelompok etnis minoritas mengasimilasi pola hidup, pola komunikasi, budaya dan

Page 24: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 7

kepercayaan mereka kepada pola hidup dan budaya masyarakat mayoritas.

Misalnya mereka menggati namanya dengan identitas Melayu, hidup berpakaian

bersih dan rapi, menikah dengan kelompok etnis lain dan lain sebagainya. Mereka

melakukan hal tersebut sebagai cara adaptasi untuk membentuk identitas diri

ditengah masyarakat yang baru mereka kenal.

Hubungan antar kelompok dan individu seperti yang terlihat diatas tentu

akan membangkitkan kemampuan Orang Rimba untuk menyesuaikan diri

(adaptation) dengan keadaan dan lingkungan sekitarnya. Secara bertahap Orang

Rimba akan belajar menciptakan situasi-situasi dan relasi-relasi yang tepat dalam

masyarakat setempat sejalan dengan berbagai interaksi yang mereka lakukan

dengan orang lain. Sehingga Orang Rimba akan menggunakan cara-cara

berprilaku sebagaimana perilaku masyarakat di Air Hitam , untuk menyesuaikan

diri dengan pola-pola yang diterima masyarakat setempat. Penyesuaian diri

tersebut akan dilakukan dengan berbagai hal, mulai dari perubahan perilaku

bahkan sampai pada perubahan identitas diri. Orang Rimba mulai mengubah

secara perlahan pola-pola budaya lama yang dianutnya dan menggantinya dengan

pola-pola baru budaya masyarakat setempat.

Adaptasi yang dilakukan oleh sekelompok Orang Rimba dengan

masyarakat di Air Hitam tidak terlepas dari proses komunikasi timbal balik antara

kedua kelompok tersebut. Orang Rimba akan memperoleh pola-pola budaya

masyarakat yang ada di Air Hitam lewat komunikasi, demikian juga sebaliknya

masyarakat yang ada di Air Hitam pun akan memperoleh pola-pola budaya Orang

Rimba lewat komunikasi. Orang Rimba akan mengatur dirinya untuk mengetahui

Page 25: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 8

tadisi sosial budaya masyarakat Air Hitam ketika berinteraksi dan berkomunikasi

di tengah masyarakat, mereka akan berkomunikasi dengan bahasa yang dipahami

oleh masing-masing kelompok, mereka akan berperilaku dengan perilaku yang

bisa diterima oleh masing-masing kelompok. Bahasa dan pola komunikasi Orang

Rimba sangat berbeda dengan tradisi komunikasi masyarakat setempat. Masalah-

masalah komunikasi lainnya yang sering muncul seperti komunikasi nonverbal,

seperti perbedaan-perbedaan dalam penggunaan dan pengaturan ruang, jarak antar

pribadi ketika berkomunikasi masih sering terjadi. Misalnya, bagi kelompok

Orang Rimba sangat berpantang bila anak gadis bergaul dengan orang luar

sebelum nikah.

Berdasarkan pengamatan sementara sebenarnya sebagian Orang Rimaba di

Air Hitam telah mengkonstruksi identitas diri mereka menjadi masyarakat luar

yang mayoritas Melayu, sebagai contoh adalah seorang ketua kelompok Orang

Rimba yang dulu bernama Tumenggung Tarib saat ini sudah menjadi bagian dari

masyarakat Melayu dengan menggati namanya menjadi Jailani (60 tahun). Hal ini

juga diperkuat berdasarkan penelitian Weintre (2003:67) menyimpulkan bahwa

Orang Rimba sudah beradaptasi supaya bertahan hidup dengan masyarakat luar,

dan Amilda (2011:62) menyatakan bahwa Orang Rimba telah melakukan

konversi identitas dari identitas asal mereka sebagai Orang Rimba menjadi orang

Melayu atau orang dusun. Hal ini merupakan gambaran proses sosial bagaimana

strategi Orang Rimba mengkonstruksi identitas diri (self) agar bisa diterima oleh

masyarakat baru dimana mereka tinggal. Sebagai anggota kelompok masyarakat

mereka tentu mempunyai pengalaman sosial dan ingin eksistensinya diakui.

Page 26: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 9

Bahwa mereka dahulunya Orang Rimba yang kotor, tidak berpendidikan, dan

sangat marah apabila disebut sebaga

merendahkan diri mereka. Proses adaptasi yang dilakukan kelompok etnis

minoritas Orang Rimba ini merupakan bagian dari cara membentuk identitas diri

dalam merespon perubahan yang dihadapi.

B. Rumusan Masalah

Orang Rimba merupakan kelompok masyarakat yang secara kultural hidup

di hutan dengan berburu dan meramu sumber-sumber makanan yang ada di

dalamnya, dengan lajunya proses deforesasi hutan kekayaan sumber daya alam

semakin habis, kosmologi kehidupan Orang Rimba semakin terancam, banyak

diantara mereka yang pindah dan bermukim (bediom) keluar hutan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya yang lebih baik, ketika bemukim Orang Rimba

menghadapi berbagai permasalah dalam berkomunikasi, beradaptasi, dan

membentuk identitas barunya di tengah masyarakat luar yang mayoritas

masyarakat Melayu. Bagaimana komunikasi Orang Rimba dalam beradaptasi dan

membangun identitasnya ditengah masyarakat Melayu yang mayoritas?

C. Tujuan Penelitian

Kajian tentang Komunikasi Orang Rimba Dalam Beradaptasi dan

Membangun Identitas (Studi Fenomenologi Pada Etnis Minoritas Di Air Hitam

Sarolangun Jambi) ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasikan bagaimana komunikasi Orang Rimba dalam

beradaptasi dengan masyarakat Melayu yang mayoritas.

Page 27: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 10

2. Mengidentifikasikan bagaimana komunikasi Orang Rimba dalam

membentuk identitas ditengah masyarakat Melayu yang mayoritas.

3. Mendeskripsikan bagaimana komunikasi Orang Rimba dalam beradaptasi

dan membentuk identitas ditengah masyarakat Melayu yang mayoritas.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tetang Komunikasi Orang Rimba Dalam Beradaptasi dan

Membangun Identitas (Studi Fenomenologi Pada Etnis Minoritas di Air Hitam

Sarolangun Jambi) ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Kajian ini akan memberikan kontribusi ilmiah pada bidang ilmu komunikasi

yang bersifat teroritis.

a. Khususnya pada kajian manajemen komunikasi yang berhubungan

dengan pola-pola komunikasi, yaitu memahami pola komunikasi Orang

Rimba dalam beradaptasi, dan pola komunikasi Orang Rimba dalam

membentuk identitasnya ditengah masyarakat Melayu Air Hitam

Sarolangun-Jambi.

b. Referensi ilmiah bagi penelitian-penelitian yang berhubungan dengan

disiplin ilmu komunikasi dan penelitian selanjutnya dalam tema dan

kajian yang berkaitan, khususnya kelompok Orang Rimba yang hingga

kini belum banyak dikenal oleh masyarakat luar, dan sebagai bahan

kajian ilmiah dengan segala vareasi perspektif dan pandangannya.

2. Kajian ini akan memberikan kontribusi praktis bagi pengambil kebijakan

baik pemerintah Provinsi Jambi maupun Kabupaten Sarolangun.

Page 28: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 11

a. Secara antropologis dapat dirumuskannya pola pendekatan melalui

proses interaksi sosial dan budaya untuk program pembangunan

masyarakat Orang Rimba pada masa yang akan datang.

b. Secara empiris dapat menunjukkan dan menemukan pola komunikasi

Orang Rimba dengan masyarakat Jambi umumnya.

c. Secara sosiokultural untuk mendapatkan pemahaman tentang identitas

sosial dan budaya masing-masing kelompok etnis agar dapat saling

menghargai dan menghormati, baik menyangkut isteraksi sosial

maupun budaya.

Page 29: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 12

BAB II

ORIENTASI TEORITIK

A. Deskripsi Teoritik

1. Konsep Komunikasi

Sebagai makhluk sosial yang berbudaya manusia memperoleh perilakunya

melalui belajar. Hal-hal yang dipelajari oleh manusia pada umumnya dipengaruhi

oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya yang ada di sekitarnya. Dari semua

aspek belajar yang dialami manusia, komunikasi merupakan aspek terpenting dan

paling mendasar. Manusia banyak belajar tentang lingkungan sekitarnya melalui

respon-respon komunikasi. Manusia harus menyandi dan menghubungkan balik

pesan-pesan yang diperolehnya sehingga pesan tersebut dapat dikenali, diterima,

dan direspon oleh individu-individu yang berinteraksi.

Proses komunikasi yang dilakukan manusia berfungsi sebagai alat untuk

menafsirkan lingkungan fisik dan sosialnya. Lingkungan fisik dan sosial tersebut

meliputi semua kondisi yang memungkinkan secara signifikan mempengaruhi

perkembangan sosial budaya yang akan dicapai oleh komunikan. Sebagai contoh

Orang Rimba yang ada di Air Hitam tinggal di pemukiman Trans Swakarsa

Mandiri di desa yang berdekatan dengan perkampungan masyarakat. Dalam

lingkungan tersebut Orang Rimba dapat bersosialisasi dan beradaptasi dengan

memanfaatkan berbagai cara. Kim menyatakan bahwa ewat komunikasi manusia

menyesuaikan diri dan berhubungan dengan lingkungan sekitarnya, serta

mendapatkan keanggotaan dan rasa memiliki dalam berbagai kelompok sosial

(Mulyana dan Rahmat, 2003: 137).

Page 30: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 13

Identitas individu terus berkembang dan dibangun dari waktu ke waktu.

Proses membentuk indentitas tersebut tentunya tidaklah mudah, semuanya terkait

dengan strategi yang direncanakan oleh individu tersebut. Kontruksi identitas

sangat menekankan pada bentuk-bentuk komunikasi yang terjadi antara satu

individu dengan yang lainnya, tidak hanya sebatas penyampaian pesan tetapi

tetapi juga pembuatan klaim-

yang lain. Identitas tersebut diwujudkan dalam praktek-praktek sosial yang

dibangun dari dua sisi yaitu sisi individu dan sisi sosial.

Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dalam membentuk

identitas individu di lingkungannya. Melalui komunikasi, manusia dapat

menafsirkan apa yang diinginkan oleh mitra wicara yang tentunya akan

mempengaruhi hubungan antar keduanya. Manusia selalu dipengaruhi oleh aspek

sosial dan budaya baik di lingkungan keluarga inti maupun dari lingkungan

masyarakat yang lebih luas. Komunikasi yang tercipta dari keluarga inti akan

menjadi dasar dari identitas individu. Individu yang memasuki lingkungan yang

baru akan membutuhkan komunikasi untuk membentuk identitas budayanya.

Peterson, Jensen, dan Rivers menyatakan bahwa komunikasi merupakan

pembawa proses sosial dan alat yang dipergunakan oleh manusia untuk mengatur,

menstabilkan, dan memodifikasi kehidupan sosialnya (Mulyana dan Rahmad,

2003: 137). Proses sosial dan budaya yang dialami oleh individu tentunya

dipengaruhi oleh sejauh mana individu tersebut memahami budaya dan

pemahaman yang dimiliki oleh individu lainnya. Proses ini tentunya akan

berujung pada kemampuan individu dalam membentuk komunikasi yang baik

Page 31: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 14

dengan orang lain. Semakin baik individu dalam membentuk komunikasi yang

diciptakannya akan semakin baik perlakuan masyarakat luar terhadap dirinya.

Masyarakat yang berasal dari lingkungan baru akan memberikan nuansa

yang berbeda terhadap pembentukan identitas seseorang. Molden menyatakan

bahwa peran komunikasi dalam membentuk identitas tersebut dapat dilakukan

dengan berbagai cara, yaitu: melalui percakapan, peringatan sejarah, musik,

tarian, ritual, upacara, drama sosial dan berbagai cara lainnya (Samovar, Porter,

dan McDaniel, 2010: 197). Misalnya seseorang dapat memperlihatkan identitas

keagamaannya dengan cara memakai jilbab untuk menunjukkan identitasnya

sebagi seorang wanita yang beragama Islam, memakai kalung salib untuk

menunjukkan identitasnya sebagai seorang Nasrani. ataupun memakai tanda bulat

merah di keningnya untuk menunjukkan identitasnya sebagai seorang yang

beragama Hindu.

Kim meny melalui pengalaman-pengalaman berkomunikasi

yang terus menerus dan beraneka ragam, seseorang secara bertahap memperoleh

mekanisme komunikasi yang ia butuhkan untuk menghadapi lingkungannya

(Mulyana dan Rahmat, 2003:140). Semakin sering kontak komunikasi dilakukan,

akan membuat Orang Rimba semakin memahami pola pikir dari masyarakat

terang.

Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang berkesinambungan dan

tidak memiliki akhir, komunikasi juga dinamis, kompleks dan senantiasa berubah

yang selalu melibatkan manusia dalam berinteraksi. Artinya, komunikasi selalu

Page 32: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 15

melibatkan lebih dari satu orang yaitu adanya pengirim pesan dan penerima pesan.

Keduanya memainkan peranan yang pentinga dalam proses komunikasi.

Penjelasan komunikasi sebagai proses dinamis juga diungkapkan oleh

Samovar dkk dalam bukunya Communication between culture yang menyatakan

komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk

berbagi masalah internal mereka dengan orang lain

(Samovar, Porter dan McDaniel: 2010: 18). Gambaran proses dinamis ini

menunjukkan bahwa aktivitas komunikasi terus berlangsung dan berubah

sebagaimana kita memahami jalannya film yang selalu berganti dari satu episode

ke episode berikutnya, hal ini berarti bahwa ketika kita berkomunikasi kata dan

tindakan selalu berganti dengan kata dan tindakan yang lain.

Selain proses sosial dan simbol, makna juga memegang peranan penting

dalam komunikasi. Makna merupakan pemahaman seseorang dari suatu pesan,

pesan dapat memiliki lebih dari satu makna dan bahkan berlapis-lapis makna, ada

makna yang bersifat makna pribadi dan ada yang bersifat interpersonal. Makna

pribadi merupakan makna yang diperoleh ketika seseorang membawa

pengalaman-pengalamannya yang unik kedalam sebuah komunikasi, sedangkan

makna interpersonal merupakan hasil yang muncul ketika dua orang sepakat akan

interpretasi satu sama lain mengenai sebuah interaksi (West and Turner, 2008).

Manusia sangat membutuhkan makna dalam berkomunikasi, karena tanpa makna

manusia akan mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa. Proses

komunikasi akan berjalan secara baik apabila masing-masing baik komunikator

Page 33: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 16

maupun komunikan mampu menginterpretasikan dan menciptakan makna bahasa

yang diucapkan.

Herbert Blumer mengemukakan tiga pandangan tentang makna; 1)

Manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning)

yang dipunyai sesuatu tersebut baginya; 2) Makna muncul dari interaksi sosial

antara seseorang dengan sesamanya, misalnya dalam masyarakat kita warna

merah bermakna berani dan putih suci. Makna yang diberikan orang pada konsep

merah, putih muncul dari interaksis sosial. Keberanian tidak melekat dari warna

merah sebagaimana disebutkan, dalam konteks lain warna merah dapat diartikan

sebagai komunisme atau tempat pelacuran; dan 3) Makna diperlakukan atau

diubah melalui suatu proses penafsiran (interpretative process), yang digunakan

orang dalam menghadapi sesuatu yang dijumpainya (Sunarto, 2000: 38).

Istilah penting yang terakhir dalam komunikasi adalah lingkungan

(environment). West and Turner (2008:8) menyatakan bahwa

situasi atau kon Lingkungan dalam komunikasi

terdiri atas beberapa elemen. Yaitu: waktu, tempat, periode sejarah, relasi dan

latar belakang budaya pembicara dan pendengar. Situasi komunikasi dapat

bersifat formal dan nonformal, situasi komunikasi juga dapat bersifat saling

menciptakan realitas sosial dengan latar belakang budaya yang berbeda. Misalnya

bagaimana kita memahami budaya ketika berbicara dengan orang asing atau orang

yang berbeda adat istiadat.

Teoretikus komunikasi menciptakan model-model komunikasi (models)

sebagai representasi sederhana dari proses komunikasi manusia. Menurut West

Page 34: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan Turner (2008: 11) ada tiga model komunikasi yaitu: model linear, model

interaksional dan model transaksional. Walaupun banyak model komunikasi

dalam kajian ini peneliti akan melihat komunikasi dalam perspektif model

interaksional.

Pandangan model interaksional mengilustrasikan bahwa komunikasi

merupakan pertukaran makna dengan adanya umpan balik yang menghubungkan

sumber dan penerima pesan. Wilbur Schramm dalam West dan Turner (2008: 13)

mengemukakan bahwa hubungan antara seorang pengirim dan penerima pesan

sebagi proses komunikasi dua arah: dari pengirim kepada penerima dan dari

penerima kepada pengirim. Proses komunikasi dua arah ini seperti proses

melingkar yang selalu berlangsung antara penerima pesan dan pengirim pesan.

Pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa seorang dapat menjadi pengirim

maupun penerima pesan dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi

keduanya sekaligus.

Gambar 1.1. Model Komunikasi Interaksional. (Sumber: West dan Turner, 2008:12)

Page 35: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 18

Ada dua elemen penting dalam model interaksional yaitu umpan balik

(feedback) dan bidang pengalaman (field experience). West dan Turner, (2008:

13). Umpan balik (feedback) merupakan komunikasi yang diberikan pada sumber

pesan oleh penerima pesan untuk menunjukkan pemahaman (makna), sedangkan

bidang pengalaman (field experience) adalah bagaimana budaya, pengalaman dan

keturunan seseorang mempengaruhi kemampuannya untuk berkomunikasi dengan

orang lain.

2. Penyesuaian Diri Dalam Perspertif Teori Adaptasi

Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai kemapuan

mengembangkan berbagai macam perasaan, emosi, akal dan fikirannya. Sebagai

makhluk sosial manusia dapat bersosialisasi dalam berbagai aspek kehidupannya.

Sebagai makhluk sosial manusia harus melakukan penyesuaian diri secara sadar

ketika memasuki lingkungan masyarakat yang baru. Proses penyesuaian tersebut

dilakukan bisa dipengaruhi oleh faktor mempertahankan diri atau upaya

memperoleh penerimaan perilaku dari orang lain. Jika kita amati proses adaptasi

yang dilakukan oleh Orang Rimba di Air Hitam dilaterbelakangi oleh upaya

bertahan hidup dilingkungan barunya dan upaya mendapatkan penerimaan

perilaku dari masyarakat luar. Sehingga dengan penyesuaian diri tersebut Orang

Rimba dapat menyesuaikan kehidupannya dan statusnya diakui oleh masyarakat

luar yang mayoritas Orang Melayu.

Sebagai kelompok pendatang Orang Rimba memelukan proses sosialisasi

diri, yaitu proses belajar kebudayaan dalam hubungannya dengan sistem sosial

masyarakat luar yang mayoritas Orang Melayu. Kemampuan Orang Rimba dalam

Page 36: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 19

bersosialisasi dan beradaptasi tentunya melalui proses komunikasi antara individu

dengan individu lainnya dimasyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi

merupakan sarana sangat penting dalam penyesuaian diri (adaptation). Menurut

Littlejohn (2009: 222) dalam proses berkomunikasi setiap orang pasti

menyesuaiakan diri dan menyesuaikan perilaku mereka. Proses adaptasi yang

dilakukan secara terus menerus oleh kelompok Orang Rimba akan membuat

kelompok ini memahami bagaimana realitas sosial dan budaya masyarakat

Melayu di Air Hitam. Kemampuan kelompok ini dalam beradaptasi tentunya

melalui proses komunikasi yang panjang. Melalui pengalaman-pengalaman

berkomunikasi yang terus menerus, seseorang secara bertahap memperoleh

mekanisme komunikasi yang ia butuhkan untuk menghadapi lingkungannya

(Mulyana dan Rahmat, 2003: 140) Semakin mereka memahami realitas sosial dan

budaya masyarakat luar, semakin memperlihatkan kualitas komunikasi dan

pendekatan yang mereka lakukan selama ini dengan masyarakat luar.

proses konversi. Yaitu,

menerima norma-norma kelompok tertentu yang dianggap menarik dan

mengidentikkan diri dengannya beserta segenap nilai dan keinginan yang ada.

Bagi Orang Rimba, proses adaptasi berhubungan dengan upaya menerima pola-

pola dan aturan-aturan kamunikasi masyarakat dominan. Semakin baik kecakapan

komunikasi mereka dengan masyarakat Melayu berarti akan mempermudah

semua aspek penyesuaian diri lainnya dengan masyarakat Melayu. hal ini juga

memperlihatkan bahwa kualitas komunikasi dan pendekatan yang mereka lakukan

selama ini dengan masyarakat luar cukup baik.

Page 37: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 20

Kecakapan orang dalam berkomunikasi juga berfungsi sebagai

seperangkat alat untuk menyesuaikan diri yang membantu orang tersebut

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan akan kelangsungan

hidup dan kebutuhan akan rasa memiliki serta kebutuhan harga diri. Kecakapan

ini menuntut individu untuk terus melakukan komunikasi dan kontak sosial

lainnya, sehingga apa yang diharapkan individu tersebut tidak jauh berbeda dari

yang mereka bayangkan.

Proses penyesuaian diri merupakan suatu proses yang interaktif dan

berkesinambungan. Seseorang yang berkomunikasi akan saling mempengaruhi

perilakunya masing-masing. Asumsi umum bahwa bahasa daerah (mother tongue)

merupakan identitas budaya seseorang yang sangat penting. Kontak bahasa yang

dilakukan oleh seseorang yang menggunakan bahasa daerah dengan individu lain

yang menggunakan bahasa hegemoni seperti bahasa Inggris dapat membahayakan

bahasa lokal tetapi juga dapat menghancurkan identitas dari individu yang

menggunakan bahasa daerah (Young, 2008:01). Hal ini juga terjadi pada Orang

Rimba di mana mereka harus menggunakan bahasa hegemoni (bahasa Melayu)

agar mereka dapat diterima di lingkungan yang baru. Adaptasi ini secara tidak

langsung mulai mengikis identitas etnik mereka sebagai Orang Rimba.

Sebenarnya menggunakan bahasa hegemoni tidaklah menghancurkan identitas

seseorang hanya saja efek yang dihasilkan akan membuat identitas tersebut

berubah-ubah. Identitas individu dibagun dan dinegosiasi oleh bentuk bahasa

dalam bahasa lisan atau komunikasi yang terjalin antar dua orang atau lebih.

Page 38: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 21

Identitas individu tersebut dibagun secara bertahap hingga lingkungan barunya

bisa menerimanya.

Setiap individu akan berusaha menyesuaikan dirinya dengan setiap

kelompok sosial yang berbeda dan beragam. Mulai dari kelompok keluarga,

kelompok sukubangsa, kelompok agama, kelompok lingkungan kerja dan lain

sebagainya. Melalui proses adaptasi diri (self) seseorang dapat diterima dan dapat

berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Proses adaptasi ini oleh

Koentjaraningrat (1990: 233) disebut juga dengan istilah proses enkulturasi

(institutionalization proses dimana seorang individu mempelajari dan

menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan

peraturan-peraturan hidup dalam kebudayaannya. dari pernyataan diatas

Koentjaraningrat melihat ada tiga kategori dalam proses adaptasi yaitu: adat

istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan hidup. aspek adat istiadat

berhubungan dengan pola kebiasan yang berlaku, kebiasaan yang berlaku bisa

berupa sistem nilai, kepercayaan, atau sikap.

Dalam teori akomodasi Howard Giles menjelaskan bagaimana dan

mengapa seseorang menyesuaikan perilaku komunikasinya terhadap orang lain.

Seseorang yang berkomunikasi dengan orang lain pasti saling menyesuaikan

terhadap tindakan orang lain dan saling meniru perilaku Penyesuaian tersebut

bisa dilihat dalam bentuk perilaku komunikasi, cara berbicara, bahasa dan lain-

lain. Proses penyesuaikan perilaku tersebut dapat dilakukan dengan pemusatan

(convergence) (Littlejohn, 2009: 222). pemusatan (convergence) yaitu upaya

Page 39: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 22

seorang pelaku komunikasi yang berusaha memusatkan gaya bicara orang lain dan

memusatkan situasi yang sesuai.

Menurut Giles akomodasi merupakan gerakan konstan kaearah mendekati

atau menjauhi orang lain dengan mengubah perilaku komunikasi (Griffin, 2009:

288). Jika kita melihat interaksi seseorang yang sedang berkomunikasi maka kita

akan melihat bahwa kedua pembicara menyesuaikan perilaku mereka masing-

masing. Dalam perspektif teori akomodasi ada dua strategi komuniasi yaitu:

strategi penyamaan (convergensi) dilakukan dengan menyesuaikan perilaku

komunikasi seseorang dengan cara menjadi sama seperti orang lain. Misalnya

menyesuaikan aksen/logat bicara mereka, menyesuaikan gerakan tubuh; dan

strategi pembedaan (divergensi) yaitu komunikasi dengan melakukan hal-hal yang

berbeda dengan aksen/gaya bicara antara seseorang dengan orang lain.

Penyesuaian kedua strategi tersebut dilakukan oleh hampir semua perilaku

komunikasi yang meliputi aksen/gaya bicara seseorang, kecepatan, kerasnya

suara, kosa kata, tata bahasa, suara, gerak tubuh, dan fitur-fitur lainnya.

Dalam konteks komunikasi Orang Rimba dan Orang Melayu di Air Hitam,

dengan statusnya yang minoritas Orang Rimba akan berusaha berkomunikasi

dengan gaya yang mirip dengan gaya komunikasi Orang Melayu, ketika Orang

Rimba berada di pasar, atau di desa, maka gaya komunikasi yang digunakan

adalah komunikasi Orang Melayu dan bahasa Melayu.

3. Identitas Dalam Perspektif Teori Negoisasi Identitas

Identitas merupakan hal yang abstrak, kompleks dan dinamis karena

berubah menurut pengalaman hidup pelakunya. Manusia melakukan suatu

Page 40: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 23

tindakan karena mereka menyadari hal tersebut untuk mencapai apa yang mereka

inginkan, tindakan yang muncul kemudian merupakan perwujudan dari bentuk

keinginannya, orang banyak yang percaya bahwa hidup di dunia adalah

pertarungan dan persaingan dan tempat berlindung mereka yang aman adalah

melakukan adaptasi budaya, yaitu menyesuaikan diri dengan etnis, kepercayaan,

ekonomi, atau pandangan politik yang sama (Samovar, Porter dan McDaniel,

2010: 183). Dengan kata lain ketika orang berjuang untuk beradaptasi dengan

kedinamisan dunia sosial, identitas juga menjadi faktor penting bagi suatu

kelompok masyarakat untuk menghadapi lingkungan sosialnya.

Dalam perspektif teori negoisasi identitas kehidupan sehari-hari setiap

individu pasti selalu melakukan interaksi sosial baik di lingkungan lama maupun

di lingkungan baru yang dijumpainya. Individu akan mengetahui posisi identitas

yang dimilikinya ketika mereka melakukan kontak komunikasi dengan orang lain.

Selama interaksi itu berlangsung, individu tentunya akan melakukan negosiasi

identitasnya, memposisikan dirinya agar dapat diterima oleh orang lain. Identitas

atau gambaran refleksi-diri, dibentuk melalui negosiasi, ketika kita menyatakan,

memodifikasi, atau menantang identifikasi-identifikasi diri kita atau orang lain

(Littlejohn, 2009: 132).

Identitas awal seseorang terbentuk dari interaksi sosial yang diciptakan

dalam keluarga inti. Seorang anak akan menemukan identitas dirinya ketika

mereka menyampaikan pandangan, opini atau apa yang mereka rasakan terhadap

anggota keluarganya baik terhadap orang tua maupun kakak atau adiknya.

Interaksi sosial yang diciptakan di dalam keluarga inti akan menghasilkan identitas

Page 41: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 24

individu yang berbeda dengan orang lain. Interaksi sosial yang dilakukan oleh

Orang Rimba terhadap masyarakat luar juga akan terkait dengan identitas etnis dan

identitas sosial budayanya.

Identitas kebudayaan biasanya terkait dengan budaya yang dimiliki oleh

suatu kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Identitas etnis dan

kebudayaan mampu mempengaruhi anggotanya untuk dapat menilai komunitas

atau kelompok lain serta posisi kelompok tersebut. Keterikatan individu dengan

kelompoknya adalah salah satu upaya dalam memperlihatkan identitas diri.

Interaksi sosial yang tercipta akan terkait dengan latar belakang budaya yang

berbeda. Ketika individu melakukan interaksi dengan latar belakang budaya yang

sama, maka kenyamanan, persamaan, tidak adanya rasa identitas diri yang tertekan

itulah yang akan muncul. Hal ini berbeda ketika individu melakukan interaksi

dengan latar belakang budaya yang berbeda, seperti yang dialami oleh masyarakat

Orang Rimba.

Individu yang mampu melakukan kontak sosial dengan latar belakang

budaya yang berbeda berarti telah memiliki kemampuan lintas budaya dengan

baik. Begitu pula ketika Orang Rimba melakukan kontak sosial dengan masyarakat

luar, di mana latar belakang budaya mereka yang tidak sama dengan masyarakat

luar, maka mereka telah memiliki kemampuan lintas budaya walaupun sifatnya

masih sederhana. Kemampuan lintas budaya terdiri atas tiga komponen, yaitu:

pengetahuan (knowledge); kesadaran (mindfulness); dan kemampuan (skill)

(Littlejohn, 2009: 134). Jadi, saling memahami, menghargai dan memberikan rasa

nyaman antar individu dalam kontak sosial adalah hal terpenting dalam

Page 42: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 25

membentuk identitas diri untuk menghasilkan komunikasi yang baik antar

pengikut budaya yang berbeda.

Identitas merupakan definisi seseorang tentang siapa dirinya, termasuk

dalam atribut pribadi dan atribut yang mana dirinya diantara sekian banyak

kelompok atau golongan manusia. Setiap orang pasti akan bertanya tentang siapa

dirinya. Dalam pandangan teori identitas sosial, keinginan untuk memiliki

identitas sosial yang positif dipandang sebagai motor psikologik penting dibalik

tindakan-tindakan individu dalam setiap interaksi sosial. Hal tersebut berlangsung

melalui proses social comparison yang dipandang sebagai cara untuk menentukan

posisi dan status identitas sosialnya (Taylor dan Moghaddam, 1994). Proses social

comparison merupakan serangkaian pembandingan dengan orang atau kelompok

lain yang secara subyektif membantu individu membuat penilaian khusus tentang

identitas sosialnya dibanding identitas sosial yang lain (Hogg dan Abram, 1988).

Identitas itu sendiri dapat diartikan sebagai sebuah hubungan, hubungan

keanggotaan individu dalam sebuah kelompok. Individu terikat dengan semua

aktivitas yang dilakukan dalam sebuah kelompok. Hal ini juga terlihat ketika ada

salah satu anggota dari kelompok Orang Rimba meninggal dunia, semua anggota

melangun

waktu yang tidak dapat dipastikan, mereka akan pulang ke tempat asalnya apabila

rasa sedih ditinggal oleh saudaranya yang meninggal telah hilang.

Identitas dalam perspektif komunikasi budaya lebih dilihat sebagai cara

bagaimana kita melihat diri kita sendiri sebagai seorang manusia ditengah

masyarakat yang saling berkomunikasi dan berinteraksi. Perspektif ini berawal

Page 43: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 26

dari pandangan Gardiner dan Kosmitzki, melihat identitas sebagai definisi diri

seseorang sebagai individu yang berbeda dan terpisah, termasuk perilaku,

kepercayaan, dan sikap (Samovar, Porter dan McDaniel, 2010: 197). Ting

gambaran diri bahwa kita berasal dari budaya, etnis dan proses

(Littlejoh dan Foss, 2009:132). Sedangkan Berzonsky menyatakan konsep

identitas merupakan representasi kognitif yang dibangun oleh diri (self) yang

digunakan untuk menafsirkan informasi yang relevan dan untuk mengatasi

masalah pribadi dan peristiwa kehidupan, untuk membangun identitas diri (self)

dapat dilakukan dengan proses asimilasi dan proses akomodasi (Beaumont,

2009:96).

Identitas setiap orang berbeda-beda, seseorang pasti akan merasakan

bahwa dirinya memiliki identitas yang bermacam-macam dihadapan orang lain.

Seorang yang hidup di dunia pada hakekatnya memiliki lebih dari satu identitas.

Samovar dkk dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Lintas Budaya mengutip

pendapat Turner menawarkan tiga kategori untuk mengklasifikasi identitas yaitu:

identitas manusia, identitas sosial, dan identitas pribadi. Hall juga menawarkan

kategori yang sama, yaitu: identitas pribadi, identitas hubungan, dan identitas

komunal. Sedangkan Samovar sendiri menyatakan bahwa pada kenyataannya

identitas seseorang terdiri atas berbagai jenis identitas yang saling berhubungan.

Dia mengklasifikasi identitas menjadi delapan kategori yaitu: identitas rasial,

identitas etnis, identitas gender, identitas nasional, identitas regional, identitas

Page 44: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 27

organisasi, identitas pribadi, dan identitas dunia maya atau identitas khayalan

(Samovar, Porter dan McDaniel 2010: 185-193).

Dalam artikelnya yang dimuat dalam Jurnal Psikologi Sosial Amerika

Deaux menyatakan gagasan bahwa orang banyak memiliki identitas (multiple

identities). Berbagai identitas tersebut merujuk pada nama-nama yang digunakan

untuk menunjuk pada satu etnis, penyebutan yang berbeda-beda ini dipengaruhi

oleh kebutuhan masing-masing individu yang memiliki identitas (Deaux dan

Buarke, 2010: 4). Menurut Deaux setiap orang membentuk identitas sosial (social

identity) yang memandu bagaimana kita mengkonseptualisasikan dan

mengevaluasi diri sendiri. Identitas tersebut mencakup beberapa karakteristik,

seperti: nama seseorang dan konsep diri, gender, hubungan interpersonal, atribut

khusus, dan afiliasi etnis (Baron dan Byrne, 2003: 163).

Dari berbagai macam kategori identitas tersebut dalam tesis ini peneliti

hanya akan mengfokuskan pembahasan ini pada dua kategori yaitu: identitas diri

dan identitas etnis.

3.1. Identitas Diri

Identitas diri seseorang pada dasarnya terdiri atas berbagai jenis identitas

yang saling berhubungan. Seperti identitas personal, identitas kelompok, identitas

rasial, identitas etnis, identitas gender, identitas budaya, identitas organisasi,

sampai kepada identitas nasional. Suatu identitas menjadi hal yang penting

tergantung pada situasi dan konteks dimana kita berada. Dalam interaksi sosial

identitas merupakan hal yang fundamental. Pertanyaan Siapakah Anda?

sebenarnya selalu tertuju pada upaya mengungkap identitas seseorang dan

Page 45: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 28

selanjutnya menentukan bentuk interaksi sosialnya. Setiap individu memerlukan

identitas untuk memberinya sense of belonging dan eksistensi sosial. Ketika

berada di hutan maka identitas utama mereka adalah sebagai Orang Rimba,

namun ketika Orang Rimba berada ditengah masyarakat Melayu maka identitas

mereka adalah sebagai Orang Melayu.

Identitas diri merupakan skema dasar yang terdiri dari kumpulan

keyakinan dan sikap terhadap diri (self) dibentuk melalui interaksi dengan orang

lain (Baron dan Byrne, 2004: 165). Menurut Mead konsep diri merupakan hal

penting dalam teori Interaksionisme simbolik (Sunarto, 1985: 106), karena diri

merupakan pokok masalah ketika individu berinteraksi dan melakukan

komunikasi. Konsep diri (self concept) adalah seperangkat persepsi yang relatif

stabil yang dipercaya orang mengenai dirinya sendiri (West dan Turner, 2008:

101). Dengan memahami konsep diri seorang individu dapat mengkonstruksi

perasaan akan diri (sense of self) melalui interaksi dengan orang lain. Selanjutnya,

konsep diri juga dapat memberikan motif penting bagi seseorang untuk

berperilaku, maksudnya adalah pengharapan akan diri menyebabkan seseorang

untuk berperilaku sedemikian rupa sehingga harapannya dapat terwujud.

Misalnya, Orang Rimba yang merasa yakin akan kemampuannya bahwa dia bisa

bergaul dan diterima masyarakat Orang Melayu, maka akan sangat mungkin dia

akan mamapu mengkomunikasikan dan mengadaptasikan dirinya ketika berada di

lingkungan masyarakat Orang Melayu.

Pandangan orang lain terhadap seseorang, baik itu bersifat positif atau

negatif pastinya akan mempengaruhi pola pikir orang tersebut terhadap dirinya

Page 46: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 29

sendiri. Mead mendefinisikan diri (self) sebagai kemampuan untuk merefleksikan

diri kita sendiri dari perspektif orang lain (West dan Turner, 2008: 106).

Berkembangnya diri manusia itu tidaklah berasal dari pandangan diri terhadap diri

sendiri, melainkan pandangan orang lain terhadap kita. Mead menyebut hal ini

looking- glass self). Pandangan ini menimbulkan persepsi

bagaimana orang lain menilai kita, sama halnya dengan pandangan masyarakat

Melayu terhadap Orang Rimba. Masyarakat Melayu memandang Orang Rimba

sebagai kelompok masyarakat yang keras kepala, miskin, bodoh dan terbelakang.

Sampai saat ini, masyarakat Melayu masih memperlakukan Orang Rimba dengan

cara yang berbeda dengan masyarakat umum lainnya, walaupun Orang Rimba

tersebut telah keluar dari kelompoknya.

Menurut Cooley ada tiga prinsip pengembangan yang berhubungan dengan

lain; 2) kita membayangkan penilaian mereka mengenai penampilan kita; 3) kita

merasa tersakiti atau bangga berdasarkan perasaan pribadi ini (West dan Turner,

penekanan yang agak berbeda walaupun sebenarnya tujuannya adalah sama. yang

n (reflected

appraisals), yaitu persepsi orang mengenai bagaimana orang lain melihat mereka;

2) efek pygmalion (pygmalion effect), yaitu harapan-harapan orang lain yang

mengatur tindakan seseorang. Kita melukis potret diri kita sendiri dengan

sentuhan-sentuhan kuas yang berasal dari mengambil peran orang lain atau

membayangkan seperti apa kita di mata orang lain.

Page 47: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

Pada dasarnya, pandangan-pandangan tersebut memperlihatkan bagaimana

kita merasa dinilai atau diperhatikan oleh orang lain. Bagaimana orang lain

memberi label pada diri kita dan harapan-harapan orang lain terhadap diri kita

yang terkadangan membuat kita melakukan harapan tersebut, baik dalam kondisi

yang kita masuki karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang suka

memperhatikan apa yang dilakukan orang lain. Rasa keingintahuan yang tinggi

mendorong manusia memperhatikan dan memberi penilaian terhadap orang lain.

Menurut Dewey cara orang mengartikan dunia dan diri sendiri

berhubungan erat dengan masyarakat (Veeger, 1990: 222), hal ini sama artinya

bahwa pikiran dan kedirian menjadi bagian perilaku manusia, yaitu melalui

interaksinya dengan orang lain maka manusia akan mengenal dirinya atau dalam

istilah Mead, berfikir adalah interaksi diri orang yang bersangkutan dengan orang

lain. Pada saat kita akan melakukan interaksi, kita akan melakukan proses berpikir

untuk mengartikan reaksi-reaksi terhadap gerak yang dilakukan oleh orang lain.

Menurut pandangan Mead dan Cooley ada dua cara mengkonstruksi diri

(self) yaitu pengambilan peran (role taking) dan pandangan atau gambaran umum

dari orang lain (generalized other). Konsep pengambilan peran (role taking) juga

penting dalam menentukan tindakan seseorang, individu membayangkan dirinya

dalam posisi orang lain dan mencoba untuk memahami apa yang diharapkan oleh

orang diluar dirinya. Proses pengambilan peran sangat berkaitan erat dengan

pembentukan diri (self) semakin orang mengambil alih atau membatinkan peran-

Page 48: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 31

peran sosial, maka semakin terbentuk pula identitas atau kediriannya (Veeger,

1990:223, Littlejohn dan Foss, 2009: 234).

Konsep generalized other ini terletak pada I dan Me. Konsep yang

ditawarkan oleh Cooley memperlihatkan bagaimana kita sebagai individu yang

diamati orang atau dengan kata lain sebagai subyek I, sehingga membuat kita

menjadi individu yang kreatif bahkan lebih sesuai dengan yang diharapkan atau

diprediksi oleh orang lain. Konsep yang dikembangkan oleh Milkie dkk,

memperlihatkan penekanan pada Me, bagaimana persepsi orang lain melihat kita

sebagai individu.

Selanjutnya Veeger (1990:224) menjelaskan pandangan Mead tentang dua

unsur konstitutif yang disebut me I Me adalah unsur

sosial yang mencakup generalized other, yaitu semua sikap, simbol, norma dan

pengharapan masyarakat yang telah dibatinkan individu dan dipakai olehnya

dalam menentukan kelakuannya. Me adalah masyarakat di dalam dia. Unsur I

mewakili individu seseorang yang mengungkapkan ketunggalannya yang bersifat

The I

is the impulsive, unorganized, undirected, unpredictable part of you. The me is the

generalized other, made up of the organized and consistent pattern shared with

other Setiap tindakan dimulai dengan sebuah dorongan dari I dan selanjutnya

dikendalikan oleh me. I adalah tenaga pendorong dari dalam tindakan, sedangkan

me memberikan arah dan petunjuk. Mead menggunakan konsep me untuk

menjelaskan perilaku yang dapat diterima secara sosial serta adaptif dan konsep I

untuk menjelaskan gerak hati yang kreatif dan tidak dapat ditebak.

Page 49: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

Kemampuan untuk menyesuaikan perilaku seseorang sebagai tanggapan

terhadap situasi-situasi sosial tertentu ini oleh Mead disebut pengambilan peran

(role taking) (Sunarto, 1985: 107) interaksi harus selalu berorientasi ke masa

depan, kepada apa yang dilakukan oleh orang lain, dan satu-satunya cara bagi

seseorang untuk menduga masa depan ialah dengan cara saling mengambil peran

ini. Semakin orang mengambil alih atau membatinkan peranan-peranan sosial,

semakin terbentuk pula identitas atau kediriannya (Veeger, 1991: 223). Konsep

pengambilan peran (role taking) ini sangat penting dalam kontak komunikasi

yang dilakukan individu. Sebelum seorang diri bertindak, ia membayangkan

dirinya dalam posisi orang lain dan mencoba untuk memahami apa yang

diharapkan oleh pihak lain itu, hanya dengan menyerasikan diri dengan harapan-

harapan orang lain, interaksi akan menjadi mungkin terjadi dan berjalan dengan

baik.

Manusia akan mampu mencapai kesadaran dirinya (self consciousness),

dengan adanya kesadaran diri manusia dapat mengambil sikap yang impersonal

dan objektif untuk dirinya sendiri dan untuk situasi di mana ia bertindak (Zeitlin,

1995: 347-348). Pada dasarnya diri adalah kemampuan untuk menerima diri

sendiri sebagai sebuah objek. Diri adalah kemampuan khusus untuk menjadi

subjek maupun objek. Diri mensyaratkan proses sosial yaitu komunikasi antar

manusia. Mekanisme untuk mengembangkan diri agar diterima di masyarakat luas

adalah reflektivitas atau kemampuan menempatkan diri secara tak sadar ke dalam

tempat orang lain dan bertindak seperti mereka bentindak (Ritzer dan Goodman,

2004:280-281).

Page 50: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 33

dengan mengembalikan pengalaman-pengalaman individu pada dirinya sendiri keseluruhan proses sosial menghasilkan pengalaman individu yang terlibay didalamnya: dengan demikian individu bisa menerima sikap orang lain terhadap dirinya, individu secara sadar mampu menyesuaikan dirinya sendiri terhadap proses sosial dan mampu mengubah proses yang dihasilkan dalam tindakan sosial tertentu dari sudut penyesuaian dirinya terhadap tindakan sosial itu (Mead dalam Ritzer dan Goodman, 2004:281).

Menurut Mead pengambilan peran (role taking) adalah sebuah tindakan

simbolis yang dapat membantu menjelaskan perasaan kita mengenai diri dan juga

memungkinkan kita untuk mengembangkan kapasitas berempati dengan orang

lain merupakan kemampuan untuk menempatkan diri seseorang disisi orang lain

(West dan Turner, 2008: 105). Proses ini disebut juga pengambilan perspektif diri

terhadap sebuah pengamalan dan sebaliknya membayangkannya dari perspektif

orang lain. Sebagai contoh, Orang Rimba ketika ingin pergi ke pasar, dia sudah

berfikir bahwa dia akan bertemu dengan orang terang, maka dia mencoba

berperilaku dan berperan sebagaimana orang terang, yaitu berpakaian tertutup,

memakai alas kaki dan lain sebagainya.

3.2. Identitas Etnis

Identitas etnis merupakan ciri khas yang dimiliki seseorang dimana satu

dari identitas-identitas tersebut saling berhubungan dengan latar belakang

etnisnya. Identitas etnis bisa berasal dari warisan, sejarah, tradisi, nilai, kesamaan

perilaku, asal daerah, dan bahasa yang sama. Menurut Martin dan Nakayama

(2003: 161) identitas etnis bisa dilihat sebagai seperangkat ide-ide tentang

kepemilikan seseorang terhadap keanggotan kelompok sebuah etnis. Identitas

tersebut meliputi: identifikasi diri, pengetahuan tentang budaya etnis (tradisi, adat

Page 51: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 34

istiadat, nilai, perilaku), dan rasa memiliki terhadap kelompok etnis. Sedangkan

menurut Standfield etnisitas merupakan atribut kritis dari ras sebagai landasan

keragaman di dalam dan di antara kategori-kategori rasial (Denzin dan Lincoln,

2009:221). Ethnicity secara konteks didefinisikan sebagai interaksi sosial antara

individu dengan individu lainnya, Ethnicity juga dilihat berdasarkan kategori

organisasi, kelompok agama, organisasi sosial dan tempat kerja (Tronvoll,

2008:77).

Dalam perspektif teoritis, menurut Phinney ada tiga tahap dalam

memahami identitas etnis, yaitu: identitas etnis yang tidak diketahui, pencarian

identitas etnis, dan pencapaian etnis (Samovar, porter dan McDaniel, 2010: 195).

Tetapi menurut Martin dan Nakayama (2003: 172-173) ada empat tahap berbeda

dalam memahami identitas etnis. Yaitu: unexamined identity, conformity,

resistance-sparatism, and integration. Dalam hal ini penilis akan melihat dari

perspektif Matin dan Nayakama.

Pertama, unexamined identity sama dengan identitas yang tidak diketahui

menurut Phinney dimana seseorang belum peduli dengan masalah identitas

mereka. Hal ini biasanya dialami oleh kelompok etnis minoritas, sebagai contoh

pada Orang Rimba yang masih asli mereka tidak peduli dengan identitas diri

mereka. Ketidak tertarikan ini menurut Phinney bisa disebabkan oleh keinginan

mereka sendiri untuk menyembunyikan identitas etnis mereka. Orang rimba

menyembunyikan identitas etnis mereka karena merasa terasing, dikucilkan, dan

dimarginalkan dari masyarakat mayoritas.

Page 52: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 35

Kedua, conformity merupakan tahap penyesuaian dimana anggota

minoritas berusaha untuk mencocokkan diri dengan budaya dominan yang

mayoritas. Bagi Orang Rimba ketika di dalam hutan mereka dapat berperilaku

sesuai dengan kehendak mereka tanpa terkungkung oleh aturan Orang Melayu di

Dunia terang (Prasetijo, 2011:268) tetapi ketika mereka berhubungan dengan

Orang Melayu atau Orang Terang di tempat umum (misalnya di pasar, atau di

desa) Orang Rimba selalu berusaha menyesuaikan diri dengan budaya Orang

Melayu. Sedapat mungkin mereka bersikap dan berperilaku sesuai dengan

kehidupan Orang Melayu, misalnya, berpakaian tertutup, rapi, berbicara pelan

dan sopan, menghindari makanan yang dilarang Orang Melayu. hal tersebut

mereka lakukan agar bisa diterima oleh masyarakat Melayu dominan di daerah

Air Hitam.

Ketiga, resistance-sparatism merupakan tahap resistensi dan pembedaan,

biasanya merupakan hasil dari kebangkitan budaya yang menstimuli rasa

ketertarikan dan kesetiaan terhadap budaya seseorang. Secara bersamaan,

penolakan terhadap beberapa aspek dalam budaya dominan mungkin terjadi.

Keempat, integration merupakan tahap integrasi yaitu penerimaan

terhadap budaya orang lain. Seorang individu memiliki rasa bangga dengan

identitas diri dan budayanya serta menunjukkan sikap penerimaan terhadap

budaya orang lain.

Proses membentuk identitas ini dapat terjadi pada tahap umur yang

berbeda, pada masa anak-anak, masa remaja, dan masa dewasa. Menurut Molden

Pertumbuhan Identitas awal merupakan hasil dari interaksi dengan anggota

Page 53: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

keluarga inti, (Samovar, Porter, dan McDaniel, 2010: 197-198). Identitas awal

akan terus berkembang apabila individu terus membentuk komunikasi dengan

masyarakat luar. Kelompok pendatang (Orang Rimba) akan berupaya memahami

sosial dan budaya masyarakat luar, tentunya pengaruh budaya dari masyarakat

luar lebih dominan mempengaruhi kelompok baru daripada kebalikannya. Hal ini

akan mempengaruhi sikap dari masyarakat luar dalam menerima kelompok

pendatang, tentunya akan menimbulkan sikap merasa kelompok mereka lebih baik

daripada kelompok pendatang.

Konstruksi identitas sangat ditentukan oleh latar belakang dan pemahaman

mengenai apa yang membentuk identitas, mengenai identitas, dan perbedaan

antara identitas warisan dan pengakuan. Dengan berinteraksi dengan orang lain

manusia akan terus menerus mengkonstruksi identitasnya baik identitas sosial

maupun identitas budaya, dan peran pembentukannya tidak bisa terlepas dari

peran kekuasaan. Menurut Holland siapa yang dominan biasanya berperan

membentuk dan mengendalikan klaim-klaim tersebut (Amilda, 2011: 52).

Penggunaan klaim-klaim tersebut menjadi penting dalam menunjukkan identitas

individu dalam suatu struktur sosial. Selanjutnya Plant juga mengemukakan

bahwa implikasi dari identitas berpengaruh terhadap pengembangan hubungan

antarkelompok. Dimana kelompok minoritas akan terpengaruh terhadap anggota

kelompok mayoritas (West dan Pearson dkk, 2009: 01).

Secara operasional yang dimaksud membentuk identitas adalah langkah-

langkah terencana yang dilakukan oleh Orang Rimba di Air Hitam Sarolangun

Page 54: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

Jambi dalam berinteraksi dengan masyarakat Melayu. Menurut Milton Gordon

strategi membentuk identitas diri dapat dilakakukan melalui tujuh dimensi yaitu:

1) asimilasi kultural berhubungan dengan perubahan dalam pola-pola kebudayaan guna penyesuaian diri dengan kelompok mayoritas. 2)asimilasi struktural berhubungan dengan masuknya golongan-golongan minoritas dalam kelompok-kelompok, perkumpulan-perkumpulan, dan pranata-pranatakelompok primer dari golongan mayoritas. 3) asimilasi marital berhubungan dengan perkawinan antar golongan. 4) asimilasi identifikasional berhubungan dengan perkembangan rasa kebangsaan. 5) asimilasi penerimaan sikap berhubungan dengan tidak adanya prasangka. 6) asimilasi penerimaan perilaku berhubungan dengan tidak adanya deskriminasi. 7) asimilasi kewarganegaraan (civic) berhubungan dengan tidak adanya bentrokan sistem nilai dan kekuasaan (Mulyana, 2003:141, dan Haryono, 1994: 15).

Dari tujuh dimensi asimilasi yang dikemukakan oleh Gordon ini akan

dijadikan sebagai pisau analisis acuan dasar dalam mengkaji identitas etnis.

Namun berdasarkan pertimbangan bahwa waktu yang diperlukan untuk

melakukan pengkajian secara menyeluruh sangat terbatas dan kemampuan teoritis

peneliti sangat terbatas, maka dalam tesis ini peneliti hanya akan mendalami tiga

dimensi saja yaitu: Asimilasi struktural, asimilasi struktural dan identifikasional

digabung dengan pertimbangan memiliki kedekatan dimensi, dan asimilasi

marital. Pemakaian dimensi konsep tersebut berhubungan dengan upaya

membentuk identitas yang dilakukan oleh Orang Rimba di Air Hitam.

Pertama, asimilasi kultural berhubungan dengan perubahan dalam pola-

pola kebudayaan guna penyesuaian diri dengan kelompok mayoritas; Asimilasi

kultural merupakan suatu proses yang dilakukan Orang Rimba untuk menyesuaian

diri dengan pola-pola budaya dari masyarakat terang. Proses asimilasi kultural ini

berhubungan dengan perubahan pola kebudayaan, di mana Orang Rimba sebagai

kelompok minoritas menerima dan menyesuaikan diri dengan budaya masyarakat

Page 55: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 38

mayoritas. Menurut Koentjaraningrat (1990: 248) menyebutkan bahwa proses

akulturasi itu bisa timbul jika suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan

tertentu dihadapkan dengan kebudayaan asing yang berbeda, sehingga unsur

kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri

tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.

Kedua, asimilasi struktural berhubungan dengan masuknya golongan-

golongan minoritas dalam kelompok-kelompok, perkumpulan-perkumpulan, dan

pranata-pranata kelompok primer dari golongan mayoritas; asimilasi ini

berkenaan dengan masuknya golongan minoritas Orang Rimba kedalam pranata

kelompok mayoritas Orang Melayu di Air Hitam. Yang menjadi variabel asimilasi

struktural ini adalah penerimaan sebagai warga masyarakat, masuk dalam struktur

pemerintah desa, mendapat KTP. Sedangkan asimilasi identifikasional

berhubungan dengan perkembangan rasa kebangsaan; asimilasi ini berkaitan

dengan perasaan sebagai warga masyarakat. Yang menjadi variabel dalam

asimilasi ini adalah identifikasi status kewargaan, dangan asumsi bahwa untuk

membentuk identitas kewargaan dalam sebuah masyarakat maka identifikasi

status kewargaan Orang Rimba haris diadakan.

Ketiga, asimilasi marital berhubungan dengan perkawinan antar golongan

(amalgamasi); asimilasi ini berkenaan dengan perkawinan campuran. Yang

menjadi variabel dalam asimilasi marital ini adalah perkawinan antara kelompok

etnis Orang Rimba dengan Orang Melayu atau sukubangsa lainnya di Air Hitam,

dengan asumsi bahwa semakin banyak melakukan perkawinan campuran maka

proses membentuk identitas melalui asimilasi marital ini semakin baik.

Page 56: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 39

Asimilasi sebagi pilihan cara untuk membentuk identitas etnis merupakan

bentuk survival strategy. yaitu sebuah strategi mengadopsi identitas etnis yang

baru untuk mengganti identitas etnis asalnya. Ting Toomey menyebut keadaan

tersebut sebagai cultural transformer yaitu keadaan mengubah kebudayaan ketika

manusia mampu berganti dari suatu konteks budaya ke budaya lainnya (Littlejohn

dan Foss, 2009: 133). Kajian tentang hubungan etnisitas tidak dapat dipisahkan

dari asumsi bahwa beberapa etnis dominan secara budaya, sosial, politik, dan

ekonomi akan mempengaruhi sebuah bentuk identitas etnis yang dimiliki oleh

masyarakat yang minoritas, sehingga terjadi perubahan satu arah dimana etnis

minoritas akan mengikuti atau menyesuaikan diri dengan identitas etnis

we gain our identities in large part from the various social group of

which we are part-family, community, culture subgroup, and dominant

(Littlejoh dan Foss, 2005: 90).

4. Kajian Etnis Minoritas Orang Rimba Dalam Lingkup Budaya

Indonesia sebagai bangsa yang multikultural terdiri dari berbagai

sukubangsa dan kultur hidup yang beranekaragam. Secara kultural setiap individu

bebas untuk memilih menjadi apa yang mereka inginkan (Marzali, 2007:221-222).

Ambil contoh Suku Melayu di Jambi dengan asumsi kebebasan memilih, kultur

Melayu tidak lagi menjadi milik mutlak Orang Jambi. Tetapi orang keturunan

etnis lain pun boleh menghargai, mengagumi dan mencintai, dan boleh

berpartisipasi dalam mengembangkal kultur tersebut, tanpa menimbulkan rasa

heran dan penolakan dari kelompok etnis lain.

Page 57: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 40

Dalam masyarakat yang multikultur setiap individu dituntut untuk

menjunjung tinggi toleransi kultural, karena setiap kelompok etnis memiliki

karakteristik budaya masing-masing. Kelompok etnis dapat terbentuk karena

adanya ciri yang ditentukan oleh kelompok itu sendiri. Kelompok etnis

merupakan suatu populasi yang secara biologis mampu berkembang biak dan

bertahan, mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa

kebersamaan dalam suatu bentuk budaya, kemudian membentuk jaringan

komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan ciri kelompoknya sendiri yang

diterima oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain

(Barth, 1988: 12).

Kelompok etnis biasanya dapat dilihat unit kebudayaan yang mereka

miliki. Misalnya: pakaian, bahasa, bentuk rumah, atau gaya hidup. Klasifikasi

seseorang dan kelompok setempat dalam keanggotaan suatu kelompok etnis

tergantung pada kemampuan kelompok tersebut untuk memperlihatkan sifat

budaya kelompok tersebut (Barth, 1988: 12). Bentuk-bentuk budaya yang tampak

menunjukkan adanya pengaruh ekologi. Kelompok etnis sebagai suatu tatanan

sosial terbentuk bila seseorang menggunakan identitas etnis dalam

mengkategorikan dirinya dan orang lain untuk tujuan interaksi (Barth, 1988: 14).

Koentjaraningrat (1990: 263- sukubangsa

untuk menyebut kelompok etnis (ethnic group) merupakan suatu golongan

manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaannya.

Dengan demikian kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh oleh

Page 58: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 41

orang luar tetapi oleh warga kebudayaan yang bersangkutan itu sendiri karena

memiliki kepribadian dan identitas tersendiri.

Orang Rimba sebagai bagian dari kelompok etnis atau sukubangsa di

Indonesia telah mengalami proses deskriminasi oleh kelompok sukubangsa

lainnya yang ada di Air Hitam Sarolangun Jambi. Pola hubungan dan interaksi

Orang rimba dengan masyarakat Melayu di Air Hitam telah memposisikan Orang

Rimba sebagai kelompok kelas dua yang minoritas, sedangkan kelompok

sukubangsa lainnya yang terdiri dari sukubangsa Melayu yang mempunyai usaha

perladangan dan kebun karet, sukubangsa Jawa atau Orang Transmigran yang

mempunyai usaha perkebunan kelapa sawit yang disediakan oleh Pemerintah

berlaku sebagi kelompok yang mayoritas. Masing-masing kelompok memiliki

karakteristik sukubangsanya. Dalam proses interaksi timbal balik antara Orang

Rimba dengan masyarakat Melayu identitas masing-masing sukubangsa akan

muncul dan saling mempengaruhi, identitas etnis akan muncul bila dua atau lebih

kelompok etnis berhubungan (Mulyana, 2003:158).

Untuk memperkuat statusnya dalam tatanan struktur sosial masyarakat

umum yang ada di Air Hitam, Orang Rimba berusaha untuk memunculkan

identitas diri dalam wujud yang berbeda-beda sesuai dengan corak interaksi yang

berkembang (Prasetijo, 2011: 287). Identitas tersebut ditampilkan dengan cara

menampilkan pranata sesuai dengan acuan nilai yang dianut oleh masyarakat

umum.

Orang Rimba atau biasa disebut dengan Orang Kubu atau Suku Anak

Dalam adalah termasuk kelompok etnis minoritas yang ada di Provinsi Jambi.

Page 59: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 42

Mereka digolongkan sebagai sukubangsa minoritas karena secara persentase

jumlah mereka sedikit dibandingkan dengan sukubangsa lainnya. Mereka

mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat modern dengan tinggal di daerah-

daerah pedalaman. Menurut Suparlan etnis minoritas merupakan golongan sosial

yang mempunyai kekuatan lemah sehingga tidak mampu mempengaruhi sistem

sosial masyarakat yang ada di wilayahnya (Prasetijo, 2011: 2). Keminoritasan

suatu kelompok tidak selalu berkaitan dengan jumlah populasi atau keanggotaan

kelompok tersebut, tetapi lebih kepada status marjinal yang dipunyai kelompok

tersebut terhadap kelompok lain yang dianggap lebih dominan.

Masyarakat minoritas di Indonesia biasanya disebut masyarakat primitif

atau masyarakat tradisional (traditional society) atau beberapa istilah lain

menurut Ghee dan Gomes (1993: 3) suku minoritas dikenal juga dengan sebutan:

suku asli (tribals), orang asli (aborigins), pribumi (natives), kaum minoritas

(minorities), orang gunung (highlander), orang hutan (forest people) dan lain-lain.

Masyarakat minoritas juga dapat ditelusuri dari istilah masyarakat primitif,

menurut Boaz dalam Muntholib (

yaitu berdasarkan ras (ethnic) dan budaya (culture). ras

menurutnya lebih dipengaruhi oleh faktor nilai ciri-ciri fisik suatu kelompok

misalnya orang Negro berkulit hitam, berambut keriting, berhidung besar,

dianggap primitif jika dibandingkan dengan ciri-ciri fisik orang Eropa yang

berkulit putih, berambut lurus, berhidung mancung. Ketegori kedua adalah

budaya yaitu keprimitifan yang dicirikan pada sikap mental primitif: aktivitas

kehidupan sedikit variasinya, kehidupannya simpel dan seragam, bentuk

Page 60: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 43

budayanya sangat sedikit, cara berfikirnya tidak konsisten, dan organisasi

sosialnya sederhana.

Keminoritasan Orang Rimba di tengah masyarakat pada umumnya

mengakibatkan Pemerintah melalui Departeman Sosial menggolongkan Orang

Rimba sebagai golongan masyarakat terasing di Indonesia. Menurut Departemen

Sosial meliliki Ciri-ciri:

(1) berbentuk komunitas kecil, tertutup, dan homogen, (2) pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan, (3) pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi subsistem, (4) pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit terjangkau, (5) peralatan dan teknologinya sederhana, (6) ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber alam setempat relatif tinggi, dan (7) terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi, dan politik (Depsos RI, 2010-2014).

Koentjaraningrat

b 1990:

mengandung makna negatif dan sifatnya memang kurang tepat. Menurut

Koentjaraningrat sekarang ini hampir tidak ada lagi masyarakat yang benar-benar

telah mengalami kontak dengan luar, walaupun jangka waktu berlangsungnya

kontak itu tidak sama. Misalnya, orang Donggo di bagian utara Bima Sumbawa

Timur telah berhubungan dengan dunia luar sejak lebih dari 90 tahun, orang

Baduy di Pegunungan Kendeng Banten Selatan mereka hidup dalam masyarakat

yang lebih dari 100 tahun berjumpa dan berhubungan dengan orang luar, termasuk

Orang Rimba yang sudah berinteraksi dengan masyarakat luar dan orang Asing

Belanda lebih dari 100 tahun.

Page 61: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

Secara historis ada dua proposisi atau hipotesis asal mula adanya

masyarakat terasing, yaitu anggapan yang menduga bahwa masyarakat terasing itu

merupakan sisa-sisa dari suatu penduduk lama yang tinggal di daerah-daerah

yang tidak dilewati penduduk sekarang, dan dugaan yang menganggap bahwa

mereka merupakan bagian dari penduduk sekarang yang karena peristiwa-

peristiwa tertentu diusir atau melarikan diri ke daerah-daerah terpencil, sehingga

mereka tidak mengikuti perkembangan dan kemajuan penduduk sekarang.

(Koentjaraningrat, 1990: 10).

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang interaksi etnis antara lain dilakukan oleh Suparlan

(1989) Achadiyat (1989). berjudul Interaksi Antar Etnis Di Beberapa Provinsi Di

Indonesia. Dari hasi penelitiannya, Suparlan (1989) mengemukakan bahwa

hubungan Orang Cina dengan Orang Melayu di Kota Pekan Baru menghasilkan

hubungan persaingan dalam bisnis antara etnis Minang dan WNI keturunan etnis

Cina, yang kemudian menghasilkan berbagai prasangka dan sikap-sikap saling

bersaing dalam bisnis, golongan Cina tidak menguasai jalur-jalur ekonomi.

Sedangkan golongan suku Minang paraktis menguasai kehidupan ekonomi,

bekerja di kantor-kantor pemerintah, kantor swasta dan perdagangan. Sementara

Achadiyat (1989) mengemukakan bahwa hubungan antar golongan Etnis Cina,

Etnis Madura dan Etnis Melayu di Siantan Kalimantan Barat yang kemudian

menghasilkan tiga macam pola interaksi yaitu: (1) interaksi diwujudkan dalam

bentuk kerjasama, (2) inetraksi diwujudkan dalam bentuk persaingan/kompetisi,

dan (3) interaksi yang diwujudkan dalam bentuk persengketaan/konflik.

Page 62: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 45

Selanjutnya beberapa penelitian yang menggunakan teori identitas adalah

DP. Budi susettyo (2002) tentang Krisis identitas Etnis Cina di Indonesia,

Waskito (2003) tentang Konstruksi Citra Dalam Identritas Etnis, A. A. Ngr.

Anom Kumbara (2008) tentang Kontruksi Identitas Orang Sasak di Lombok

Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Amilda (2011) tentang Menjadi Melayu yang

Islam: Sebuah Politik Identitas Etnis Minoritas Dalam Menghadapi Dominasi

Negara dan Etnis Mayoritas. Dalam penelitiannya DP. Budi susettyo (2002)

menyimpulkan bahwa krisis identitas yang terjadi pada Etnis Cina di Indonesia

sangat terkait dengan nuansa kebijakan politik penguasa, posisi minoritas

cenderung rentan dan selalu dipojokkan. Dalam menemukan kembali citra

identitas sosial yang positif Etnis Cina menggunakan modus variatif dalam bentuk

mobilitas sosial dan perubahan sosial. Waskito (2003) Fokus kajiannya adalah

mengidentifikasi dimensi citra dalam membentuk identitas etnis pada Suku Dayak

di Kalimantan. Identitas tersebut dibangun dengan melakukan siasat budaya yang

dikembangkan oleh komunitas etnis Dayak yang secara kreatif melakukan proses

negosiasi dalam masyarakat dengan menghidupkan adat istiadat yang eksotik

seperti: berburu, mengumpulkan makanan, berladang, mempraktekkan upara

ritual keagamaan dan ritual kematian dan lain-lain. Kegiatan tersebut dilakukan

mempererat hubungan masyarakat minoritas etnis Dayak dengan masyarakat

Melayu di Kalimantan. A. A. Ngr. Anom Kumbara (2008) menyimpulkan bahwa

perkembangan reformasi, otonomi daerah, dan globalisasi memunculkan

kesadaran baru para elit Sasak tentang pentingnya identitas diri, kontruksi

identitas ideal Sasak sebagai manifestasi strategi membentuk identitas dilakukan

Page 63: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 46

dengan mempertahankan legitimasi simbol-simbol agama, adat dan etnisitas

Sasak. Sedangkan Amilda (2011) menyimpulkan bahwa hubungan antara etnis

mayoritas dengan minoritas pada umumnya bersifat asimetris. Relasi pluralitas

tidak bisa dipisahkan dari relasi kekuasaan dan dominasi yang dimiliki oleh

masing-masing etnis. Dominasi ini menempatkan kominitas Melayu memiliki

kekuasaan untuk memaksakan nilai-nilai budayanya dalam struktur masyarakat

tersebut.

Terakhir adalah penelitian antropologi sosial oleh Muntholib Soetomo

(1995) dalam disertasinya tentang Orang Rimbo: Kajian struktur-fungsional

masyarakat terasing di Makekal Provinsi Jambi. Fokus kajiannya adalah

mendeskripsikan dan mengidentifikasi struktur sosial dan hubungan interaksi

masyarakat terasing Orang Rimba di Makekal, prinsip-prinsip hubungan

masyarakat Orang Rimba tersebut dituangkan dalam adat, yang terdiri atas dua

macam, yakni undang-undang dan teliti. Dan cara Orang Rimba mengendalikan

masyarakatnya.

Sesuai dengan hasil kajian pustaka terdahulu seperti yang diuraikan di

atas, sejauh pengamatan peneliti belum ada penelitian yang secara spesifik

mengkaji tentang komunikasi suatu kelompok etnis dalam beradaptasi dan

membentuk identitasnya, meskipun penelitian tentang identitas etnis Cina, Sasak,

Orang Rimba, dan Dayak sudah pernah dilakukan dengan latar belakang teori

sosiologi dan antropologi budaya, tetapi sudut pandangnya sangat berbeda dengan

penelitian yang dilakukan peneliti yang menggunakan teori komunikasi. Dengan

demikian maka penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan tersebut dapat

Page 64: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 47

dijadikan sebagai rujukan dan sekaligus memberikan peluang untuk menelitin

dengan tema yang mungkin sama tetapi dengan pendekatan yang berbeda. Dengan

demikian penelitian yang diambil dalam tesis ini merupakan penelitian yang

orisinal karena belum pernah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya.

Page 65: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 48

C. Kerangka Berfikir

Gambar 1.2. Kerangka berfikir komunikasi Orang Rimba dalam beradaptasi dan

membentuk identitas

Diri dan Etnis

Asimilasi - Kultural - Struktural-IdenぼIk asional - Marital

Enkulturasi Akomodasi

Adaptasi

Desa Pematang Kabau

Kelompok Dusun Singosari H. Helmi

Orang Rimba Air Hitam

Desa Bukit Suban

Kelompok Dusun Air Panas Jaelani

Komunikasi

Adaptasi Identitas

Diakui sebagai masyarakat terang

& Idenぼt as Melayu

Page 66: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 49

Kelompok minoritas Orang Rimba yang di teliti adalah kelompok Orang

Rimba yang berada di Air Hitam yang terdiri dari 2 kelompok, yaitu: kelompok

Orang Rimba Dusun Singosari yang dipimpin oleh H. Helmi dan Kelompok

Orang Rimba Dusun Air Panas yang dipimpin oleh Jaelani. Setiap kelompok

diwakili oleh lima (5) Orang Rimba. Asumsi dasar dari kajian ini adalah adanya

fenomena interaksi dan komunikasi Orang Rimba dengan masyarakat Melayu di

Air Hitam. mereka telah saling berhubungan dalam berbagai aspek kehidupan,

baik masalah sosial, ekonomi, bahasa, budaya, agama, perkawinan dan lain

sebagainya. Sehingga dengan terjalinnya komunikasi dan hubungan antar kedua

kelompok etnis tersebut mereka dapat saling beradaptasi dan membentuk

identitasnya.

Adaptasi atau penyesuaian diri yang dilakukan oleh kelompok minoritas

Orang Rimba dengan masyarakat Air Hitam dilakukan dengan upaya penyesuaian

dan pembauran, dimana kelompok minoritas Orang Rimba berusaha untuk

mencocokkan diri dengan budaya masyarakat Melayu di Air Hitam. Bagi Orang

Rimba ketika di dalam hutan mereka dapat berperilaku sesuai dengan kehendak

mereka tanpa terkungkung oleh aturan Orang Melayu, tetapi ketika mereka

berhubungan dengan Orang Melayu atau Orang Terang di tempat umum

(misalnya di pasar, atau di desa) Orang Rimba selalu berusaha menyesuaikan diri

dengan budaya Orang Melayu.

Ketika memasuki perkampungan atau pergi ke pasar Orang Rimba akan

bersikap dan berprilaku sesuai dengan adat dan kebiasaan Orang Melayu,

misalnya dengan berpakaian lengkap, berbicara pelan dan santun, menghindari

Page 67: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 50

makanan yang dilarang Orang Melayu seperti babi, ular, labi-labi dan lainnya.

Dalam budaya Orang Rimba terjadi semacam ketentuan bahwa adat dan tradisi

mereka hanya berlaku di dalam rimba. Ketika keluar dari rimba maka yang

berlaku dan harus diikuti adalah adat dan tradisi orang Melayu.

Strategi membagun identitas kelompok etnis minoritas Orang Rimba di

Air Hitam yang dilakukan melalui proses asimilasi. Sebagai makhluk sosial

Orang Rimba tentu dapat mengenal dan memikirkan situasi dan lingkungan yang

ada, melakukan sesuatu, bereaksi dan berkreasi. Identis etnis sebagai Orang

Rimba mereka dapatkan ketika Orang Rimba terlahir dari lingkungan keluarga

Rimba, mereka otomatis mewarisi identitas orang tua dan nenek moyangnya

sebagai Orang Rimba, tetapi pada tahapan selanjutkan ketika mereka sudah

tinggal (bediom) di lingungan masyarakat luar Orang Rimba dapat mengubah

identitasnya sesuai dengan usaha dan kreatifitasnya dilingkungan barunya.

Orang Rimba yang telah bediom terus berinteraksi dan berkomunikasi

dengan masyarakat Melayu untuk membangun hubungan dan membangun

identitasnya, usaha membangun identitas tersebut mereka lakukan dengan upaya

sebagai berikut: asimilasi kultural yaitu usaha mengadopsi identitas budaya

masyarakat Melayu, asimilasi struktural-identifikasional yaitu upaya mengadopsi

identitas dengan menjadi warga masyarakat luar dan terlibat dalam struktur

kehidupan masyarakat luar, asimilasi marital yaitu upaya mengadopsi identitas

dengan melakukan perkawinan campuran dengan kelompok etnis diluar mereka,

mereka juga mengadopsi identitas agama dengan memeluk agama Islam atau

Kristen, dan terakhir adalah mengadopsi identitas nama.

Page 68: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 51

Asimilasi bagi Orang Rimba merupakan proses sosial yang harus mereka

lakukan karena adanya perbedaan latar belakang: kebiasaan hidup, bahasa,

kebudayaan, adat istiadat, agama, dan lain sebagainya. Sementara mereka sudah

saling berinteraksi dan berkomunikasi langsung secara intensif untuk jangka

waktu yang relatif lama, sehingga mau tidak mau mereka harus berubah saling

menyesuaikan diri dengan kebiasaan hidup masyarakat Melayu.

Biasanya Orang Rimba telah dapat melakukan kontak komunikasi dengan

berbagai pihak dari masyarakat luar, pola dan gaya hidup sudah mulai berubah,

mereka akan melakukan proses adaptasi dengan pola dan gaya hidup Orang

Terang. Sedapat mungkin mereka bersikap dan berperilaku sesuai dengan

kehidupan Orang Melayu, misalnya, berpakaian tertutup, rapi, berbicara pelan

dan sopan, menghindari makanan yang dilarang Orang Melayu.

Dengan melakukan proses adaptasi dan membangun identitas secara

menyeluruh dalam semua aspek kehidupan akhirnya Orang Rimba dapat diterima

dan diakui oleh masyarakat Melayu dan mempunyai identitas baru sebagai Orang

Rimba yang beragama, beradap, dan berbudaya.

Page 69: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat penelitian ini mengacu pada lokasi penelitian dilaksanakan.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Air Hitam tepatnya di Dusun Air Panas

Desa Bukit Suban dan Dusun Singosari Desa Pematang Kabau. Kedua desa

tersebut yang terletak di sebelah Barat TNBD yang secara adminitratif berada di

wilayah Kabupaten Sarolangun.

Gambar 1.3. Peta sebaran Orang Rimba di Provinsi Jambi (Sumber: BPS Provinsi Jambi 2010)

Alasan penelitian ini dilaksanakan di Air Hitam Dusun Air Panas Desa

Bukit Suban dan Dusun Singosari Desa Pematang Kabau adalah:

1. Di daerah ini paling banyak dihuni kelompok Orang Rimba yang bermukim

(bediom). Di Dusun Dusun Air Panas Desa Bukit Suban ini terdapat sekitar 39

Page 70: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 53

KK Orang Rimba dan di Dusun Singosari Desa Pematang Kabau terdapat

sekitar 19 KK yang telah tinggal menetap dan hidup berdampingan dengan

masyarakat luar.

2. Orang Rimba yang telah bermukim (bediom) di Dusun Air Panas dan

Singosari sebagian besar telah berakulturasi dengan budaya masyarakat

setempat, memeluk agama masyarakat luar yang masyoritas Islam, melakukan

pernikahan campuran (amalgamation) dengan sukubangsa masyarakat luar,

mempunyai sumber ekonomi, memperhatikan pendidikan untuk anak-anak

mereka, membuat rumah permanen.

3. Orang Rimba yang ada di Dusun Air Panas dan Singosari telah beradaptasi

dengan struktur masyarakat luar. Hal ini bisa dilihat dari beberapa tokoh

mereka sudah menjadi ketua RT, ketua pemuda, dan penjaga keamanan pam

swakarsa.

2. Waktu

Dalam bagian ini peneliti juga mendeskripsikan rentang waktu yang

digunakan untuk melaksanakan Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan kurang

lebih 8 bulan, mulai dari persiapan penelitian (November-Desember, 2011),

pembuatan proposal penelitian (Januari-februari, 2012), bimbingan, seminar

proposal, penentuan informan, pengumpulan data, pengolahan data dan

bimbingan ujian akhir (Maret-November, 2012).

Page 71: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 54

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah fenomenologi,

peneliti berusaha memahami fenomena yang terjadi pada Orang Rimba yang ada

di Dusun Air Panas dan Singosari secara holistik. Dari kacamata fenomenologi

peneliti akan melihat perilaku Orang Rimba, apa yang mereka katakan, apa yang

mereka lakukan, adalah sebagai suatu produk bagaimana Orang Rimba melakukan

pemaknaan terhadap kehidupan mereka.

Perspektif fenomenologis memahami tingkah laku manusia menurut

kerangka acuan dari pelaku perbuatan itu sendiri, artinya manusia secara aktif

menginterpretasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba memaknai

komunikasi dengan pengalaman pribadinya. Pendekatan fenomenologi ini

merumuskan etnisitas sebagai suatu proses dimana orang-orang mengalami atau

merasakan diri mereka sebagai bagian dari suatu kelompok etnis dan diidentifikasi

oleh orang lain, dan memusatkan perhatian pada keterikatan dan rasa memiliki

kelompok etnis. (Bodgan dan Taylor,1993:26, Mulyana dan Rahmat, 2003: 152).

Pendekatan fenomenologis juga memandang bahwa manusia merupakan makluk

yang aktif dalam memahami dunia dan menginterpretasi pengalaman pribadinya.

this tradition assume that people actively interpret their experience and come to

understand the world by personal experience with it. (Littlejohn and Foss, 2005:

38).

Stanley dan Deetz menyatakan ada tiga prinsip pendekatan fenomenologi

yaitu:

1) Pengetahuan ditemukan secara langsung melalui pengalaman, kita akan mengetahui dunia ketika berhubungan dengnnya. 2) Makna benda terdiri

Page 72: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 55

atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang, bagaimana anda berhubungan dengan orang lain menentukan maknanya atau pemahaman anda tentang orang tersebut. 3) Bahasa merupakan kesadaran makna, kita mengetahui dunia melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu (Littlejohn and Foss, 2005: 57).

Gagasan utama pendekan fenomenologis ini adalah bagaimana peneliti

melihat Orang Rimba memaknai dunianya. Dengan melihat secara langsung

peneliti dapat menemukan sebuah realitas yang terjadi pada Orang Rimba dan

mencatat bagaimana Orang Rimba memaknai realitas kehidupan mereka dalam

beradaptasi dan membangun identitasnya di Air Hitam Sarolangun Jambi.

Terdapat bentuk-bentuk identifikasi perubahan etnis yang berlainan ketika

peneliti memahami fenomena kehidupan Orang Rimba di Air Hitam Sarolangun

Jambi. Sebagian dari mereka bahkan sudah hidup berbaur ditengah masyarakat,

mereka telah mengubah identitas dirinya untuk menyesuaikan diri dengan situasi

dan perkembangan adat istiadat dan tradisi masyarakat Melayu, mereka telah

tinggal di rumah permanen yang layak huni dengan dilengkapi perabotan rumah

tangga cukup lengkap sebagaimana masyarakat Melayu pada umumnya, mereka

mengikuti kegiatan keagamaan yang dianut masyarakat mayoritas, menikahkan

anak mereka dengan Orang Melayu dan lain sebagainya. Hal ini mereka lakukan

dengan harapan bisa diterima dan hidup berdampingan secara aman dan tentram.

Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan realitas sosial yang terjadi

pada kelompok Orang Rimba yang bermukim sesuai dengan kondisi aslinya,

dengan kajian ini peneliti ingin menganalisis perilaku mereka sehari-hari sesuai

dengan realitas sosial mereka. Fenomenologi termasuk dalam kategori penelitian

natural setting atau beberapa ilmuan menyebutnya sebagai fieldwork (Salim,

Page 73: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 56

2006: 119) yaitu penelitian yang dilakukan pada kondisi yang alamiyah, hal ini

perlu dilakukan dengan alasan agar peneliti dapat mengamati fenomena sosial

secara langsung, hal ini bertujuan agar peneliti memperoleh gambaran lebih jelas

dan suatu pengertian umun (a general sense of refference) mengenai apa yang

sedang terjadi dalam lapangan subjek penelitian, kemudian peneliti dapat

memeriksa konsep-konsep tersebut dengan melihat, mengamati permasalahan-

permasalahan yang ditemukan dilapangan secara langsung dengan berbagai cara

pengamatan. Sehingga peneliti mendapatkan gambaran kajian yang akan diteliti

secara komprehensif.

Salah satu kelebihan penelitian ini terletak pada sisi dalam penelitian ini

peneliti merupakan intrumen utama dalam pengumpulan data. Sebagaimana

pernyataan Sutopo (1993: alat utama penelitian kualitatif adalah peneliti

sendiri (human instrument hal ini dimaksudkan agar peneliti mendapatkan

kebenaran informasi melalui komunikasi langsung dengan informan dengan tetap

menjaga sikap netral sehingga subjectivitas dapat terjaga.

C. Data dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah

data lapangan yang bersifat kualitatif, data tersebut diperoleh dari beberapa

sumber data yaitu informasi dari informan, mengamati peristiwa yang terjadi di

lapangan, mengamati lokasi pemukiman Orang Rimba, dan mempelajari buku-

buku dan catatatan-catatan tentang Orang Rimba. Menurut Sutopo (1996: 49)

enis sumber data dalam penelitian kualitatif diperoleh dari empat sumber, yaitu:

Page 74: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 57

narasumber (informan), peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, dan dokumen

atau arsip.

Sumber data dalam penelitian ini adalah Pertama, informan penelitian

yaitu individu (subjec) yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku

maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Informan dalam penelitian

ini adalah para tokoh Orang Rimba yang sudah bermukim di Dusun Singosari dan

Dusun Air Panas, pemuda Orang Rimba, dan tokoh masyarakat Melayu yang ada

di Air Hitam Sarolangun Jambi.

Kedua, peristiwa atau aktivitas adalah kejadian yang berkaitan dengan

sasaran penelitian, aktivitas itu berupa perilaku atau kebiasaan sehari-hari yang

dilakukan oleh Orang Rimba. Peristiwa tersebut berkaitan dengan kejadian

penting yang ada dalam kehidupan Orang Rimba yang bermukim di kedua Dusun

tersebut. Misalnya kegiatan interaksi mereka di masyarakat, berbelanja ke pasar,

ibadah keagamaan, acara perkawinan, dan lain-lain. Melalui peristiwa-peristiwa

ini akan diamati, atau jika tidak melihat langsung peristiwa tersebut peneliti

menanyakan dengan orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Sehingga dapat

diperoleh informasi bagaimana mereka berkomunikasi, beradaptasi, dan

mengkonstruksi identitasnya.

Ketiga, tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau

permasalahan penelitian digali dari lokasi pemukiman tempat tinggal Orang

Rimba di dua Dusun yaitu Dusun Singosari dan Dusun Air Panas, informasi

tentang pemukiman ini dapat digali melalui pengamatan secara cermat mengenai

Page 75: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 58

kondisi tempat tinggal Orang Rimba yang bermukim, bangunan rumah, kondisi

lingkungan, tempat berkumpulnya Orang Rimba, dan sebagainya.

Keempat, dokumen merupakan bahan tertulis atau artefak berupa naskah

kuno, buku-buku, catatan etnografi atau catatan lain yang berhubungan dengan

Orang Rimba. Misalnya dokumen sejarah dan asal-usul Orang Rimba, buku-buku

tentang gambaran kehidupan Orang Rimba Jambi, dan naskah-naskah etnografi

lainnya yang memuat tentang Orang Rimba Jambi.

Ada dua kelompok Orang Rimba yang akan diteliti di Air Hitam yaitu

kelompok Orang Rimba Air Hitam yang telah bediom yaitu kelompok Jaelani

yang bermukim di Air Panas Desa Bukit Suban dan kelompok H. Helmi yang

bermukim di Singosari Desa Pematang Kabau. Kelompok Air Panas terdiri dari

39 KK dan Kelompok Singosaari terdiri atas 19 KK.

Teknik pengambilan sampel yang akan dijadikan informan menggunakan

purposiv sampling, dengan kecenderungan dan pertimbangan tertentu peneliti

memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahan secara

mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Dalam

memilih informan ini peneliti dibantu seorang Petugas Balai Taman Nasional

Bukit Duabelas. Setelah peneliti menyampaikan kriteria informan yang

diperlukan, maka selanjutnya petugas balai menunjukkan tempat dan lokasi

informan yang dituju. Petugas BTNBD adalah pegawai pemerintah dibawah

Dinas Kehutanan yang selama ini sering berinterakasi dan kenal dekat dengan

Orang Rimba, sehingga melalui merekalah peneliti dapat bertemu dengan

informan. Sebagaimana dinyatakan (Sugiyono, 2011: 85) bahwa: purposiv

Page 76: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 59

sampling merupakan teknik penentuan sampe

Pertimbangan yang dimaksud adalah bahwa responden telah ditentukan yaitu

tokoh-tokoh Orang Rimba yang sudah cukup dikenal olah masyarakat, mereka

telah tinggal (bediom) ± 5 tahun dan sudah berakulturasi dengan masyarakat Air

Hitam, mereka telah mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia atau

Melayu, dan mereka telah melakukan proses penyesuaian diri di Air Hitam.

Tabel 1.1 Informan dan cakupan data

Lokasi Posisi Informan Cakupan Data

Dusun Singoasari

Kelompok Orang Rimba Jaelani

Pola Komunikasi, Proses Adaptasi, Membentuk identitas diri.

Dusun Air Panas

Kelompok Orang Rimba H. Helmi

Pola Komunikasi, Proses Adaptasi, Membentuk identitas diri.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan wawancara mendalam dan observasi lapangan. pendekatan secara

langsung yang dilakukan peneliti untuk mempelajari secara ilmiah realitas sosial

kehidupan kelompok Orang Rimba. Wawancara, observasi dan pengamatan

dilakukan sepenuhnya oleh peneliti, walaupun pada awalnya peneliti dibantu oleh

seorang Petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Taman Nasional Bukit

Duabelas (BTNBD) sebagai penunjuk jalan.

1. Wawancara mendalam (indepth interview)

Untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti mendatangi lokasi

pemukiman Orang Rimba, peneliti berusaha untuk bisa bergaul dengan akrab dan

suasana tidak formal, peneliti berusaha menjadikan Orang Rimba yang dikunjungi

sebagai informan, ini dimaksudkan dengan situasi akrab ini peneliti berusaha

Page 77: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 60

mengumpulkan informasi-informasi yang diperlukan menggunakan metode

semistructure interview, yaitu gabungan antara wawancara terstruktur dan

wawancara tidak terstruktur. Menurut Esterberg (2002: 133) mengemukakan

dan tidak terstruktur.

Kualitatif Sugiono (2011: 233) menjelaskan bahwa jenis wawancara

semiterstruktur termasuk dalam kategori indept interview.

Wawancara ini dilakaukan dengan pertanyaan yang bersifat open ended

dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan tidak secara formal

terstruktur, guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal

yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasi secara

lebih jauh dan mendalam. Dalam hal ini subjek yang diteliti lebih berperan

sebagai informan daripada sebagai responden. (Sutopo, 1996: 56)

Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan Pertama, dengan

wawancara semiterstruktur peneliti ingin lebih bebas menggali permasalahan

secara lebih terbuka dan menggali makna potensial apa yang melandasi responden

menjalani realitas kehidaupannya. Kedua, peneliti merasa tidak mengetahui

realitas dan interaksi sosial kehidupan Orang Rimba dengan demikian melalui

wawancara mendalam (open ended) yang dilakukan secara tidak formal

terstruktur tersebut peneliti dapat memperoleh gambaran umum yang mengarah

pada kedalaman informasi dari informan. Pertanyaan yang diajukan saat

wawancara mengacu pada variabel penelitian yang meliputi: pertama variabel

Page 78: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 61

komunikasi Orang Rimba. Kedua variabel Adaptasi Orang Rimba. Dan ketiga

variabel identitas Orang Rimba.

Tabel 1.2 Kisi-kisi panduan wawancara

No Fokus Penelitian Aspek yang diteliti

1. Komunikasi 1. Komunikasi orang rimba 2. Adaptasi 1. Proses Enkulturasi

2. Proses Adaptasi 3. Membentuk

identitas 1. Asimilasi Kultural 2. Asimilasi Struktural dan identifikasional 3. Asimilasi Marital

2. Observasi

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data juga dilakukan dengan

observasi, yaitu cara menggali informasi dari dari berbagai sumber data yang

berupa peristiwa, tempat, benda dan rekaman gambar. Sutopo (1996: 59)

ik secara langsung maupun tidak

langsung Observasi langsung berarti peneliti langsung terlibat atau berperan

dalam penelitian atau bahkan benar-benar menjadi warga/anggota yang sedang

diamati, sedangkan observasi tidak langsung berarti kehadiran peneliti sama sekali

tidak diketahui oleh subjek yang diamati.

Observasi dalam penelitian dilakukan secara langsung mengamati objek

penelitian dimana interaksi sosial antara Orang Rimba dan Masyarakat Orang

Melayu berlangsung, liti akan lebih mampu

memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, sehingga akan

memperoleh pandangan yang holistik tentang subjek penelitian (Sugiyono,

2011: 228). Hal-hal yang diobservasi meliputi: pemukiman Orang Rimba, rumah,

Page 79: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 62

hutan bukit duabelas, kebun dan ladang milik Orang Rimba. Observasi juga

dilakukan untuk melihat kehidupan Orang Rimba dan kegiatan yang dilakukannya

dalam situasi sosial yang sedang berlangsung, kehidupan dan kegiatan yang

diobservasi meliputi: komunikasi Orang Rimba dalam keluarga, kelompok dan

masyarakat, proses Adaptasi Orang Rimba dengan masyarakat Orang Melayu,

proses mengkontruksi identitas Orang Rimba. Kemudian peneliti mengamati,

mendengarkan, mencatat, dan merekam apa yang mereka lakukan dan apa yang

mereka katakan yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

Tabel 1.3 Pengembangan panduan Observasi

No Fokus Penelitian

Aspek yang diteliti Ceklis

Ada Tidak Ada 1. Komunikasi 1. Komunikasi orang rimba 2. Adaptasi 2. Proses Enkulturasi

3. Proses daptasi

3. Membentuk identitas

4. Asimilasi Kultural

5. Asimilasi Struktural dan identifikasional

6. Asimilasi Marital

Untuk dapat melakukan interpretasi data dalam arti memberi makna pada

analisis, menjelaskan pola atau kategori dan mencari hubungan antar konsep,

maka untuk memudahkan dalam penelitian ini diperlukan mengoperasionalkan

konsep atau variable yang terkait dengan penelitian. Adapun operasional konsep

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 80: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 63

1. Adaptasi dalam penelitian ini adalah proses menyesuaikan perilaku

komunikasi terhadap tindakan orang lain dan saling meniru perilaku. Proses

penyesuaian diri tersebut dilakukan dengan enkulturasi.

2. Asimilasi dalam penelitian ini adalah dimaknai sebagai proses pembauran

yang dilakukan seseorang dengan mengadopsi identitas budaya, struktur ,

identifikasi, perkawinan, agama, dan nama sehingga menjadi mirip atau sama.

3. Identitas dalam penelitian ini adalah konsep diri yang direfleksikan atau

gambaran diri bahwa kita berasal dari budaya, etnis dalam proses sosialisasi

diri

4. Etnis minoritas dalam penelitian ini adalah golongan sosial yang mempunyai

kekuatan lemah sehingga tidak mampu mempengaruhi sistem sosial

masyarakat yang ada di wilayahnya

5. Orang Rimba dalam penelitian ini adalah sekelompok manusia yang hidup di

pemukiman Trans Swakarsa Mandiri Kecamatan Air Hitam.

6. Tumengung adalah ketua kelompok Orang Rimba yang saat ini menjadi tokoh

masyarakat ketika mereka bermukim di luar hutan yang memiliki kemampuan

mengorganisir anggotanya.

E. Teknik Validitas Data

Dalam penelitian ini hasil analisis data yang telah berhasil digali,

dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian akan dilakukan validasi yaitu harus

diusahakan kemantapan dan kebenarannya, Sutopo (1996: 70) menyatakan

validasi data merupakan jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna

penelitiannya. Kemudian Littlejohn (2005 validity is the

Page 81: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 64

degree to which an observation measures what it is suppose to measure. Salah

satu teknik yang digunakan untuk menjamin validitasi data dalam penelitian ini

adalah triangulasi data.

Triangulasi data sering disebut sebagai triangulasi sumber, menurut

data, peneliti wajib menggunkana beragam sumber data yang tersedia.

(Sugiyono, 2011: 241, dan Mulyana, 2007: 5) menyatakan

mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

atau dalam istilah lain pengumpulan data dari berbagai

sumber disebut meta model (Bungin, 2005: 186). Untuk mengecek kredibilitas

data hal-hal yang dapat dilakukan adalah: Pertama, membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara. Kedua, membandingkan apa yang

dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, ketiga,

membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, keempat, membandingkan keadaan

dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain,

kelima, membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan (Moleong, 2006: 331).

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses menyusun secara sistematis data hasil dari

wawancara, observasi, dan temuan penelitian sehingga mudah difahami. Spradley

(2007 merujuk pada pengujian sistematis terhadap

sesuatu untuk menentukan bagian-bagiannya, hubungan diantara bagian-bagian

Page 82: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

itu, serta hubungan bagian-bagian itu dengan keseluruhannya. Proses

penyusunan ini bersifat fleksibel, bisa dilakukan selama proses dilapangan dengan

pengumpulan data. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini mengacu model

interaktif (Miles dan Huberman, 1992: 20), yaitu tiga jenis kegiatan analisis dan

kegiatan pengumpulan data merupakan siklus dan interaktif. Artinya proseses

analisis yang dilakukan tersebut selalu bergerak timbal balik antara kegiatan

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan selama proses penelitian.

data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Tiga

komponen ini terlibat dalam proses penelitian dan saling berkaitan serta

menentukan hasil akhir analisis.

Gambar 1.4. Komponen dalam analisis data model interaktive. Sumber: (Miles dan Huberman, 1992: 20).

Analisis data dilapangan model interaktif yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Page 83: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 66

1. Reduksi Data (data reduction)

Peneliti melakukan proses merangkum, memilih data-data penting,

memfokuskan pada data-data penting, dicari tema dan polanya sesuai dengan

masalah penelitian. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang jebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Proses reduksi

data ini berlangsung selama proses penelitian.

2. Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Penyajian data bisa dalam bentuk uraian singkat/narasi, selanjutnya selain teks

naratif penyajian data juga dapat dilengkapi dengan grafik, matrik dan chart.

Semua proses penyajian data dirancang dan disusun dalam suatu bentuk yang

terpadu dan mudah dilihat, dengan demikian peneliti dapat mensintesis atau

mencari hubungan data-data yang disajikan. Penyajian data akan memudahkan

untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

data yang ada atau peneliti juga dapat melihat apakah dapat menarik kesimpulan

atau terus melakukan langkah analisis.

3. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan

dan verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan biasanya masih bersifat

sementara, dan akan diverifikasi bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Verifikasi dapat dilakukan

dengan beberapa kegiatan misalnya dengan cara berdiskusi dengan kalangan

Page 84: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 67

pakar, aktifis LSM, dan tokoh masyarakat dan berbagai pihak lain yang

mengetahui objek permasalahan.

Verifikasi juga dapat dilakukan dengan saling memeriksa antar teman

untuk mengembangkan apa yang disebut konsensus antar subjek, verifikasi

bahkan dapat dilakukan dengan usaha yang lebih luas yaitu melakukan replikasi

dalam satuan data yang lain (Sutopo, 1996: 84). Verifikasi data dalam penelitian

kualitatif ini bertujuan untuk melakukan crosscheck berbagai data yang terkait

dengan pokok permasalahan sehingga data yang ditemukan dapat diuji

validitasnya supaya kesimpulan yang dikemukakan penelitian merupakan

kesimpulan yang kredibel.

Page 85: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 68

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN DAN ORANG RIMBA

4.1 Gamban Umum Daerah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Air Hitam. Secara adminitratif

lokasi penelitian ini berada di wilayah Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

Jarak lokasi penelitian dari Ibukota Provinsi Jambi adalah 220 Km dengan waktu

tempuh 5 sampai 6 jam perjalanan. Dengan rute perjalanan dari Kota Jambi

melalui jalan Provinsi atau jalan lintas Batanghari-Sarolangun, setelah menempuh

perjalanan sepanjang 180 Km dengan waktu tempuh 3 jam sampailah di simpang

Pauh. Belok kanan, jarak dari simpang Pauh ke Desa Pematang Kabau (Kantor

Resort Taman Nasional Bukit Duabelas) adalah 40 Km dengan waktu tempuh 2

jam. Jalan yang di lalui adalah jalan kabupaten yang menghubungkan Kecamatan

Pauh dengan Kecamatan Air Hitam, akses jalan darat menuju daerah Air Hitam

sudah bisa dicapai dengan kendaraan roda 4 dan roda 2. Kondisi jalan yang

banyak berlubang yang sebenarnya dulu pernah diaspal namun sudah rusak karena

dimakan usia dan terdapat banyak lubang dengan ciri khas bercampur timbunan

tanah liat yang kalau dimusim hujan pasti licin dan berlumpur dan kalau musim

panas pasti berdebu. Kalau sudah demikian, diperlukan keahlian khusus bagi

pengemudi mobil dan motor agar tidak terperosok dan masuk dalam lubang.

Kecamatan Air Hitam secara astronomi terletak diantara 10

dengan 20 0 25 BT Sampai dengan 1250 05 BT.

Kecamatan Air Hitam merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Pauh.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 04 Tahun 2004

Page 86: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 69

tentang pembentukan Kecamatan Air Hitam. Sejak tahun 2004 daerah Air Hitam

telah menjadi Kecamatan mandiri.

Secara topografi daerah Kecamatan Air Hitam merupakan perbukitan

dataran rendah yang relatif datar dengan ketinggian 24 meter diatas permukaan

laut selanjutnya disingkat (m dpl), di belahan Selatan terdapat perbukitan yang

disebut sebagai kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas dengan ketinggian 50

438 m dpl. Kawasan Barat dan Selatan Bukit Duabelas sebagian besar

diperuntukkan bagi wilayah transmigrasi Hitam Ulu, untuk pemukiman, dan

perkebunan. Desa transmigrasi tersebut lebih banyak dihuni oleh sukubangsa dari

Jawa, tetapi ada juga sukubangsa lainnya seperti Batak, Minangkabau, dan

Palembang. Sukubangsa tersebut biasanya tinggal terpusat di dekat pasar, seperti

di pasar Desa Bukit Suban dan Pasar Desa Pematang Kabau. Di belahan Utara

merupakan daerah datar bergelombang terdapat desa-desa lama yang sebagian

besar dihuni oleh sukubangsa Melayu yaitu: Desa Lubuk Kepayang, Desa Baru,

Desa Semurug, Desa Jernih, Desa Lubuk Jering. Menurut Prasetijo (2011: 100)

bahwa desa-desa asli Melayu lebih bersifat homogen, jarang ditemukan

sukubangsa lain dalam desa-desa asli Melayu. kebanyakan mereka tinggal

berdasarkan kekerabatan yang kental.

Kecamatan Air Hitam secara topografi juga berada di kawasan hutan

TNBD dan merupakan daerah tangkapan air (water catchment area) atau

hidrologi kawasan hulu dari sejumlah sungai diantaranya adalah Sungai

Batanghari, Sungai Tembesi, dan Sungai Tabir. Daerah ini merupakan bagian dari

Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari yang terdiri dari beberapa anak sungai

Page 87: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 70

seperti Sub DAS Air Hitam, Jelutih, Serengam, Kejasung Kecil, Kejasung Besar,

Sungai Makekal, Bernai, dan Seranten. Sehingga daerah ini dapat dikategorikan

sebagai tipe daerah tropis dataran rendah yang mempunyai keanekaragaman

hayati yang tinggi namun rentan terhadap kerusakan, karena jenis tanah

didominasi oleh podzolik. Sifat tanah jenis podzolik umumnya miskin hara dan

mudah tererosi pada kondisi terbuka. Selain itu juga yang membuat keunikan

tersendiri TNBD dibandingkan kawasan taman nasional lainnya di Indonesia

adalah keberadaan Orang Rimba di dalamnya. Kehidupan Orang Rimba sangat

bergantung terhadap sumber daya hutan yang terkandung di TNBD.

Curah hujan tertinggi di Kecamatan Air Hitam terjadi pada bulan April

dengan curah hujan 488,6 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan

Agustus dengan curah hujan 24,2 mm. Hari hujan tertinggi terjadi pada bulan

November sebanyak 20 hari sedangkan hari hujan terendah terjadi pada bulan

Agustus yaitu sebanyak 5 hari (BPS, 2012: 8).

Kecamatan Air Hitam ini terletak di bagian Barat Provinsi Jambi, sebelah

Utara berbatasan dengan Kabupaten Batanghari, sebelah Timur berbatasan

Kecamatan Mandiangin, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pauh, dan

sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tabir dan Kecamatan Pamenang.

Luas wilayah Kecamatan Air Hitam adalah 780,83 km2 dengan jumlah penduduk

24.262 dengan kepadatan 31,07 jiwa/km2. Secara administratif Kecamatan Air

Hitam terbagi dalam 9 desa yaitu: Desa Lubuk Kepayang, Desa Baru, Desa

Semurung, Desa Jernih, Desa Lubuk Jering, Desa Pematang Kabau, Desa

Mentawak Baru, Desa Bukit Suban, dan Desa Mentawak Ulu. Jumlah penduduk

Page 88: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 71

tertinggi adalah Desa Bukit Suban dengan jumlah penduduk 6.011 jiwa dengan

kepadatan 40,07 jiwa/km2, sedangkan jumlah penduduk terendah adalah Desa

Pematang Kabau dengan jumlah penduduk 1.390 jiwa dan kepadatan 38,61

jiwa/km2.

Dari sembilan desa yang ada di Kecamatan Air Hitam, kelompok Orang

Rimba tinggal di dua desa yaitu Desa Pematang Kabau dan Desa Bukit Suban.

Berdasarkan data sensus penduduk BPS 2010 kerja sama dengan LSM WARSI,

jumlah populasi Orang Rimba di Kabupaten Sarolangun adalah sebanyak 1.093

jiwa. Mereka tinggal kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas dan sebagian

sudah bermukim (bediom) di Pemukiman Masyarakat Terasing (PKMT) yang

disediakan oleh pemerintah melalui program Trans Swakarsa Mandiri (TSM).

Pada tahun 2012 jumlah kelompok Orang Rimba yang telah menetap sebanyak

290 jiwa. Mereka dibagi dalam dua pemukiman 39 KK atau sekitar 195 jiwa

tinggal di di pemukiman Trans Swakarsa Mandiri Dusun Singosari Desa

Pematang Kabau dan sebanyak 19 KK atau sekitar 95 jiwa tinggal di pemukiman

Trans Swakarsa Mandiri Dusun Air Panas Desa Bukit Suban.

Kecamatan Air Hitam sangat kaya dengan berbagai jenis flora dan fauna,

karena didukung topografinya yang berada di dekat Kawasan Taman Nasional

Bukit Duabelas. Berbagai jenis fauna liar yang dapat dijumpai di TNBD antara

lain adalah Tapir (Tapirus indicus), Beruang Madu (Helarctos malayanis),

Musang (Mustela sp), Rangkong, Trenggiling (Manis javanica), Labi-labi

(Tyonic sp.), Landak (Hystrix brachiora), Kijang (Muntiacus muntjak), Kancil

(Tragulus javanicus), Babi Hutan (Sus scrofa) dan berbagai jenis satwa lainnya.

Page 89: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 72

Hewan-hewan tersebut menjadi sumber makanan louk bagi Orang Rimba.

Sedangkan jenis flora yang semakin langka dan sulit dijumpai adalah pohon

Bulian (Eusideroxylon zwageri) karena bebasnya penebangan pohon tersebut

untuk berbagai keperluan manusia. Pada tahun 1997 telah dilakukan kegiatan

penelitian biota medika oleh peneliti dari LIPI, IPB, UI, dan DEPKES mereka

telah menemukan 137 jenis biota yang dimanfaatkan Orang Rimba sebagai obat.

Selain itu juga terdapat beberapa hasil hutan non kayu yang dimanfaatkan Orang

Rimba dan masyarakat desa sekitar hutan antara lain adalah rotan (Calamus spp),

madu, buah, getah jelutung (Dyera costulata), getah damar (Shorea spp), getah

jernang (Daemanorops draco), getah balam (Palaquium gutta), dan getah gaharu

(Aqularia malaccensis).

4.2 Gambaran Umum Orang Rimba di Air Hitam

Orang Rimba merupakan sebutan diri bagi kelompok etnis yang hidup

dalam hutan di Provinsi Jambi. Sebutan ini menurut Rangkuti seorang penggiat

LSM WARSI menyatakan sebagai interpretasi dari kehidupan mereka sejak nenek

moyangnya, menggantungkan kehidupan mereka pada hasil hutan dengan berburu

dan meramu (WARSI, 2010: 1). Pemerintah menamai komunitas ini dengan

sebutan yang berubah-ubah sesuai dengan proyek yang akan diberlakukan untuk

komunitas ini. Diawali dengan sebutan suku terasing yang merupakan generalisasi

untuk semua suku yang masih dianggap belum normal, kemudian mereka dinamai

komunitas adat terpencil (KAT), yang berikutnya di sebut Suku Anak Dalam

(SAD). Sedangkan istilah kubu merupakan sebutan yang dilekatkan oleh

masyarakat Melayu Jambi pada komunitas ini. Kubu diartikan hidup liar, kotor,

Page 90: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 73

bauk, penuh dengan kekuatan magik, bodoh dan tertutup. Sebernarnya sebutan

kubu ini sangat ditentang oleh Orang Rimba.

Menurut Muntholib (1995: 83) Departemen Sosial R.I telah membuat

program pemukiman bagi Orang Rimba yaitu PKMT sejak tahun 1990-an.

Mereka dibuatkan pemukiman di pinggir-pinggir jalan logging dengan maksud

agar berdekatan dengan daerah pemukiman transmigrasi, sehingga memudahkan

mereka untuk berkomunikasi dengan orang luar, membeli dan menjual kebutuhan

sehari-hari. Setelah mereka dimukimkan mereka di beri bantuan bibit karet

unggul, peralatan pertanian seperti parang, beliung, tembilang, alat masak, dan

obat-obatan.

Orang Rimba yang telah bermukim di Dusun Singosari Desa Pematang

Kabau dan Dusun Air Panas Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam berbeda

dengan Orang Rimba yang tinggal di dalam hutan yang masih liar, mereka

mereka agak terisolir, orang-orang kubu ini sudah agak jinak Ciri-ciri Orang

Rimba jinak menurut Muntholib (1995) adalah mereka sudah hidup berpondok-

pondok, sudah menanam tanaman musiman seperti ubi, keladi, tebu dan

sebagainya. Mereka tidak lagi hidup menggembara di dalam hutan dan

menggantungkan dengan mencari hasil hutan. Mereka sudah tinggal menetap,

mempunyai perkampungan sendiri, dan anak-anaknya pun sudah mau sekolah.

Orang Rimba jinak adalah Oran Rimba yang mau mengikuti aturan umum yang

berlaku, merujuk kepada kebudayaan Orang Melayu (Prasetijo, 2011: 136).

Page 91: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Orang Rimba memiliki ciri fisik yang khas, sehingga sangat mudah

mengidentifikasi mereka. Gambaran fisik Orang Rimba biasanya laki-laki lebih

tegap, tetapi badannya lebih ramping dari pada bentuk fisik Orang Melayu. Tubuh

mereka rata-rata kurus karena pola hidup yang tidak teratur, banyak terlihat Orang

Rimba menderita penyakit batuk, ashma atau TCB, dan penyakit kulit. Hal ini

disebabkan oleh pola hidup mereka yang kurang sehat dan kebiasaan merokok.

Pengaruh lainnya adalah faktor kurang makan makanan yang bergizi. Warna

kulitnya sawo matang agak gelap. Gracht (1901: 4) mengatakan warna kulitnya

seperti perunggu gelap, matanya gelap dan cekung, bibirnya cukup lebar dan

dagunya sedikit bersegi.

Gambar 1.5. Bentuk fisik laki-laki dan wanita Orang Rimba

Umumnya laki-laki Orang Rimba berkumis tipis, sebagian juga berjanggut

tipis. Rambut kepala pada laki-laki berwarna hitam kasar agak ikal, bergelombang

dan tidak terlalu panjang. Tetapi menurut pengamatan dilapangan ciri-ciri tubuh

Page 92: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 75

mereka beraneka ragam; ada yang tingginya mencapai ±170 cm, ada yang berkulit

kuning langsat, disamping ada yang hitam legam, ada yang rambutnya lurus

disamping itu ada juga yang ikal berombak. Mungkin diantara mereka ini telah

berlangsung perkawinan dengan berbagai golongan ras lainnya pada masa

lampau.

Pakaian Orang Rimba yang sudah bermukim, sudah sedikit beradab

dibandingkan dengan Orang Rimba liar di dalam hutan. Mereka tidak lagi

mengenakan cawat (kancut), tetapi mereka sudah berpakaian seperti masyarakat

luar. Laki-laki Orang Rimba sudah biasa mengenakan celana panjang atau celana

pendek sebatas lutut. Mereka memakai kaos oblong dan baju harian. Perempuan-

perempuan Orang Rimba dan para gadis hampir semuanya memakai sarung,

mereka sudah memakai baju yang menutupi tubuhnya.

Sedangkan wanita Orang Rimba umumnya berbadan kurus, sebagian juga

ada yang badannya agak besar tapi tidak terlalu gemuk, rambut kepala pada

wanita berwarna hitam tidak terlalu panjang dan selalu di gulung, kalau dibiarkan

terurai berwarna hitam kasar agak ikal dan bergelombang. Tetapi menurut

pengamatan dilapangan ciri-ciri tubuh mereka juga beraneka ragam; ada yang

tingginya mencapai ±160 cm, ada yang berkulit kuning langsat, disamping ada

yang agak hitam legam, beberapa anak perempuan rambutnya panjang sebahu

mereka membiarkan saja rambutnya tumbuh semaunya, sesekali kadang mereka

sisir dan dipotong.

Kehidupan wanita Orang Rimba kelihatannya lebih tertutup dari pada laki-

laki, wanita Orang Rimba sangat sulit berhubungan dengan Orang Luar. Bagi

Page 93: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 76

Orang Rimba yang masih asli di hutan pihak suami melarang wanita dan anak-

anak perempuan berhubungan dengan Orang Luar, hal ini dikarenakan anggapan

bahwa wanita sangat dihormati, bagi kepercayaan Orang Rimba wanita adalah

pemangku dewa, men betino tu

pemangku dewo jadi idak boleh berhubungan dengan Orang Luar kareno takut

dewo marah Hal ini sepertinya masih menjadi keyakinan mereka, walaupun

mereka sudah tinggal bermukim dengan masyarakat luar sepertinya mereka masih

memberlakukan kebiasaan ini.

4.3 Asal-usul dan Sejarah Orang Rimba Air Hitam

Menurut sebagian ahli, Orang Rimba dan Orang Melayu memiliki nenek

moyang yang sama. Hal itu dilihat dari kemiripan budaya, bahasa, dan rupa fisik.

Namun demikian asal mula nenek moyang Orang Melayu dan Orang Rimba

belum disepakati secara tegas oleh para ahli. Sampai saat ini masih terjadi

perbedaan pendapat mengenai asal usul nenek moyang Orang Melayu dan Orang

Rimba. Dari beberapa dokumen yang dikumpulkan menceritakan tentang asal usul

mereka yaitu dari sejarah migrasi kelompok Melayu Tua dan sumber cerita lisan.

Menurut sumber sejarah migrasi kelompok Melayu tua (Anderbeck, 2010:

8) mengenai asal usul nenek moyang Orang Rimba. Kelompok masyarakat

Orang Rimba termasuk dalam kelompok Melayu Tua, sedangkan kelompok

Melayu Muda adalah kelompok masyarakat Melayu yang tinggal di pesisir

Sumatera. Migrasi bahasa Melayu Tua di Indonesia menurut majalah Tempo

menjelaskan bahwa the Kubu, along with the

Page 94: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dayak, Sasak,Toraja, Batak, and others, were part of the Melayu Tua wave from

Yunan, China, who later ran into the forest.

Pernyataan ini juga dikemukakan oleh Bellwood (2000: 195) yang

menyatakan bahwa adanya dua gelombang yang terjadi pada masyarakat yang

menempati wilayah Sumatera. Generasi pertama disebut dengan Proto-Melayu

atau disebut dengan Melayu Kuno atau Melayu Tua (2500-1500 SM) yang datang

terlebih dahulu yang menyebar ke seluruh wilayah Sumatera hingga mendiami

wilayah pedalaman. Gelombang kedua adalah kelompok Deutero-Melayu (ras

orang Melayu) yang mendiami wilayah pesisir Sumatera. Menurut Bellwood

generasi pertama inilah yang diyakini sebagai penduduk pedalaman, termasuk di

dalamnya kelompok Oraang Rimba. Migrasi kelompok Melayu Tua dapat dilihat

pada peta di bawah ini:

Gambar 1.6. Map of the migration of the Proto-Malays in Indonesia

Tempo's take on Austronesian history (Anderbeck, 2008: 8)

Page 95: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 78

Peta ini memperlihatkan penyebaran kelompok Melayu Tua yang ada di

Indonesia. Berdasarkan peta tersebut, nenek moyang dari kelompok Orang Rimba

daerah Jambi berasal dari Yunan (Cina) dan bukan dari Minangkabau, karena

anak panah pada peta tersebut memperlihatkan migrasi langsung dari Yunan ke

Jambi, sedangkan dari daerah Yunan ke daerah Minangkabau menghasilkan

kelompok Melayu Tua di daerah Mentawai, di mana sebagian besar penduduk

daerah Mentawai berkulit putih dan mata agak sipit, berbeda dengan kondisi fisik

dari Orang Rimba di Provinsi Jambi yang berkulit agak gelap serta mata yang

agak sipit.

Hal ini juga diungkapkan Rangkuti dan Angkawijaya (2010:3) antropolog

WARSI yang menyatakan bahwa Orang Rimba berasal dari Suku Melayu Proto

Melayu .

Kelompok pertama dikenal sebagai Melayu Proto berpindah ke Asia Tenggara

pada zaman baru (2500 SM). Suku Melayu Proto ini juga kemudian sampai di

dataran Jambi. Mereka telah mengalami proses perubahan sosial ribuan tahun dan

kebanyakan terisolasi di dalam hutan. Ketika budaya baru seperti Hindu, Budha

dan terakhir Islam masuk dan mempengaruhi budaya masyarakat lainnya,

kelompok Orang Rimba yang berada di dalam hutan tidak tersentuh sama sekali.

Diperkirakan keberadaan Orang Rimba di pulau Sumatera dimulai sekitar

4000 tahun sebelum masehi, bersamaan dengan kedatangan kelompok manusia

dari benua Asia, yakni dari daerah Yunan yang termasuk di dalam wilayah Cina

Selatan. Mereka dikenal sebagai Melayu Tua atau Proto Melayu yang memiliki

Page 96: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 79

peradaban sangat sederhana. Menurut sebagian ahli, ras inilah yang menurunkan

Orang Rimba.

Gelombang kedua kedatangan nenek moyang orang Melayu terjadi sekitar

tahun 2500 sebelum masehi. Mereka diperkirakan datang dari daerah Dongson di

sebelah utara Vietnam. Dimungkinkan mereka membawa teknologi dan

keterampilan yang lebih canggih dibandingkan kelompok yang datang dari daerah

Yunan. Di pulau Sumatera kedua kelompok bertemu dan bercampur melahirkan

ras Deutro-Melayu. Menurut perkiraan sebagian ahli yang lain, ras Deutro-

Melayu yang melahirkan Orang Melayu dan Orang Rimba.

Berdasarkan cerita lisan asal usul Orang Rimba yang ada di Provinsi

Jambi berasal dari keturunan yang berbeda, ada yang mengatakan bahwa

kelompok Orang Rimba berasal dari keturunan kerajaan Pagaruyung

(Minangkabau), ada juga yang berasal dari keturunan menantu Raja Sriwijaya dari

Palembang dan ada juga yang berasal dari keturunan Raja Orang Kayo Hitam-

Jambi. Tentunya, pernyataan ini harus diteliti lebih jauh melalui bukti-bukti

sejarah dan peninggalan-peninggalan mereka.

Cerita tentang asal-usul Orang Rimba di Air Hitam Bukit Duabelas yang

menyatakan bahwa mereka berasal dari keturunan Minangkabau, di tulis dalam

catatan etnografi Damste (1901: 1-2) menceritakan bahwa dahulu kala Daulat

Yang Dipertuan dari Pagaruyung mengadakan perjalanan untuk mengunjungi

rakyatnya yang menetap di Rantau Batanghari. Setelah sampai di Jambi, Tuanku

bersembahyang diatas sebuah batu besar yang berada di tepi sungai. Selesai

bersembahyang sambil duduk bsesar tersebut beliau mengunyak tembakau sirih,

Page 97: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 80

dan berbincang-bincang dengan beberapa orang mantri serta dubalang. Ketika

kunyahan itu dibuang batu tempat beliau duduk bergerak, dan kunyahan tembakau

sirih sekonyong-konyong dimakannya, barulah saat itu Tuanku menyadari bahwa

beliau tidak duduk diatas batu besar, tetapi di punggung seekor kura-kura sungai

yang sangat besar. Beliau cepat-cepat meninggalkan tempat tersebut kembali ke

rumah di kampungnya. Atas takdir illahi karena menelan sepah tembakau sirih

raja, kura-kura tersebut hamil. Saatnya tiba kura-kura tersebut melahirkan seorang

anak manusia bekelamin laki-laki.

Setiap hari anak-anak kecil dari kampung datang, berkumpul, dan bermain

di tepi sungai di mana kura-kura bertempat tinggal. Permainan itu sering juga

diikuti oleh anak manusia yang dilahirkan kura-kura. Namun bila anak-anak dari

kampung pulang anak kura-kura itu selalu mendadak menyelam ke dalam sungai

dan menghilang. Anak-anak kampung menganggap hal itu aneh, dan

menceritakan kepada orang tuanya. Dengan demikian cerita tersebut diketahui

masyarakat umum. Ketika Daulat Yang Dipertuan mendengar, diperintahkan

seorang pegawainya untuk mengintai dan menangkap anak ajaib itu

Ketika anak-anak kampung bemain lagi di tepi sungai, dan seperti biasa

anak kura-kuara keluar dari air untuk ikut bermain. Pegawai Daulat Yang

dipertuan yang sedang mengintai diberitahukan oleh anak-anak. Dia sekonyong-

konyong meloncat maju dan memegang anak kura-kura. Lalu anak kura-kura itu

gelanggang di nagri Mendengar

Page 98: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 81

situ pula dak

akan saya katakan sekarang, tetapi nanti di gelanggang akan saya tunjukkan

gelanggang.

Sesampainya di sana dia meminta anak itu menunjukkan ayahnya. Anak laki-laki

kecil itu langsung menuju ke Daulat Yang Dipertuan dari Pagaruyung yang

ayah saya Lalu Tuanku menjawab pada sejumlah pembesar orang-orang yang

terheran-heran Sewaktu mereka sedang

mengatakan bahwa

-kura,

sekali tempo anda pernah sembahyang di atasnya. Selesai sembahyang anda

memakan sirih, dan sepah kunyahan sirih yang anda buang ditelan ibuku. Oleh

karena itu dia hamil, dan saya adalah buah kehamilan itu.

keny Raja kemudian bersabda pada penduduk

-betul darah dagingku sendiri. Ibunya dahulu

hanyut oleh banjir dan meninggal. Ketika percakapan antara ayah dan anak

berlangsung, ternyata ada seorang kepala suku yang mendengarkan. Dia

mendengar bahwa ibu dari anak itu adalah seekor kura-kura. Hal itu dia

sampaikan pada semua anggota keluarganya. Beberapa tahun kemudian setelah

anak itu besar, raja Pagaruyung ingin mengangkat anaknya menjadi raja di daerah

Jambi. Lalu dikumpulkannya semua pembesar berbagai negeri, dari suatu daerah

yang terbentang sampai Kota Tujuh, Sembilan Kota, Pitajin, Muaro Sebo,

Page 99: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 82

Sembilan Lurah, dan sudutsudut terjauh di Jambi. Semua orang datang ke Jambi.

Setelah semuanya berkumpul, beberapa ekor kerbau disembelih, lalu diikuti

dengan kebiasaan-kebiasaan pengangkatan seorang raja. Daulat Yang Dipertuan

bersabda kepada para pembesar, diantaranya demang, rio, batin, dan pangeran

dipati:

raja di sini, dan mulai hari ini memerintah daerah yang membentang hilir Sungai

Tanjung Simaledu sampai Sialang Batantaq Basi, Durian Ditakuq Raja, dan

Semua orang sangat bergembira bahwa putra raja

Pagaruyung sekarang menjadi raja mereka. Hanya satu keluarga yang tidak mau

mengakuinya sebagai raja, karena mengetahui bahwa laki-laki tersebut adalah

anak kura-

hutan sebagai ayam kita, kijang sebagai kambing, rasam bagi kita sebagai tirai

tempat tidur, dan batang pohon sebagai bantal. Tidak apa. Buah pitalar akan segar

rasanya bagi kita. Air yang ditinggalkan hujan di rongga tanah dan pohon

merupakan suatu anugrah. Yang penting, kita tidak usah mengakui anak kura-kura

Lalu mereka masuk hutan untuk tidak kembali ke dunia

yang ditempati orang. Demikian asal-usul Orang Rimba. Mereka tidak mau

dibawah perintah Sultan Jambi, karena mengetahui turunan raja-raja itu dari kura-

kura. (Damste, 1901: 2)

Kemudian, cerita lisan yang kedua berdasarkan cerita dari para Pengulu,

Rajo dan Jenang yang ditulis Muntholib (1995:97) menyebutkan bahwa ketika

Raja Jambi yang bernama Ratu Putri Pinang Masak berkuasa, terjadilah

pertempuran dengan Orang Kayo Hitam, raja yang menguasai daerah ilir Sungai

Page 100: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 83

Batanghari. Raja Jambi yang berasal dari keturunan raja-raja Pagaruyung meminta

bantuan ke tempat asalnya. Raja Pagaruyung mengiriMKan bala bantuan ke

Jambi. Para pasukan yang dikirim ke Jambi itu menyusuri hutan belantara dan

melewati beberapa sungai besar dan kecil. Pada saat pasukan berada di tengah

jalan, yaitu sekitar daerah perbatasan kabupaten Batanghari, Sarolangun, dan

Tebo perbekalan mereka habis, sedangkan daerah yang dituju masih sangat jauh

dan untuk kembali ke daerah asal pun juga jauh. Mereka kemudian bersumpah

kemudik dikutuk rajo Minangkabau, ke ilir dikutuk rajo Jambi, ke atas

tidak berpucuk, di tengah-tengah dimakan kumbang, ditimpo kayu punggur.

Artinya: mereka tidak berani kembali ke Minangkabau karena pasti dihukum

Raja, mau terus ke Jambi bekal habis. Akhirnya mereka sepakat untuk tetap

tinggal di tempat mereka tersesat tersebut, siapa yang melanggar kesepakatan

tersebut apabila kembali ke Minangkabau dikutuk raja Pagaruyung dan apabila

nekat ke Jambi dikutu raja Jambi. Menetap di tempat tersesat juga sulit karena

bekal sudah habis, seperti kayu yang dimakan kumbang yang tidak dapat

diperkirakan kapan robohnya.

Akhirnya mereka memutuskan tetap tinggal di hutan agar terbebas dari

kutukan raja. Mereka tidak tunduk kepada raja Pagaruyung maupun raja Jambi.

Menetap di hulu Sungai Batanghari sampai ke Air Hitam yang dianggap aman

karena terlindungi oleh Bukit Duabelas dan sulit diketahui musuh. Menurut

Muntholib (1995: 98) para keturunan tentara kerajaan Pagaruyung yang tersesat

itulah yang kemudian menjadi Orang Rimba.

Page 101: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 84

Cerita lain yang langsung diperoleh dari Jaelani (60 tahun) sebagai

sesepuh dan tokoh Orang Rimba yang dulu bernama Tumenggung Tarib di Air

Panas menceritakan bahwa asal nenek moyang mereka adalah berasal dari banyak

keturunan yaitu: Minangkabau, Batin 9, Batin 8, Batin, 12 dab batin 5. Bagi

Tumenggung Tarib yang saat ini telah berganti nama Jaelani asal nenek moyang

mereka adalah keturunan Minangkabau yang berasal dari kisah kakak beradik

yang terlibat pertengkaran karena masalah perahu, sang adik meminjam perahu

kakaknya, tiba-tiba perahu kakaknya tertimpa pohon Keluang dan pecah, maka

terjadilah pertengkaran kakak dengan adiknya. Kemudian sang adik yang merasa

bersalah, karena takut akan dimarahi oleh kakaknya, dia melarikan diri ke dalam

hutan dan hidup di sana. Keturunan dari sang adik inilah yang menurut cerita lisan

Temenggung Tarib/Jaelani sebagai nenek moyang mereka di wilayah Air Hitam.

Kalo asal-usul kami dari keturunan Minagkabau, orang Rimbo ni sebenarnyo berasal dari banyak keturunan yaitu Batin 9, Batin 8, Batin 12, Batin 5, ceritonyo tu mungkin banyak. Berawal ceri tu dari pertengkaran duo kakak beradik masalah perahu, perahu kakaknyo tu dipinjam adiknyo, pergi nebang pohon Keluang jadi perahu tu ditimpo pohon dan pecah, marahlah kakaknyo dan terjadi pertengkaran kakak dengan adiknya, larilah adiknya tu jauh-jauh karena ibo hati, maka larilah kesini ke hutan (Air Hitam), jadi tidak ngaji, tidak tau yang haram, jadilah dia orang rimbo. karena ketakutan oleh kakanya kereno perahu kakanyo sudah pecah.

Dari berbagai versi tentang asal usul Orang Rimba dapat dihipotesiskan

menjadi dua, yaitu dugaan yang menganggap bahwa asal usul Orang Rimba

adalah sama dengan Suku Melayu yang berasal dari kelompok Melayu Tua,

mereka itu merupakan sisa-sisa dari penduduk lama yang kemudian bermigrasi

dan tinggal di daerah-daerah terpencil yang tidak dilewati oleh penduduk

sekarang. Kedua mereka merupakan penduduk sekarang yang karena peristiwa-

Page 102: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 85

peristiwa tertentu kemudian terusir atau melarikan diri ke daerah-daerah yang

terpencil, sehingga mereka tidak mengikuti perkembangan dan kemajuan

penduduk sekarang.

Orang Rimba di Air Hitam kelihatannya sudah sejak awal tinggal di

daerah yang terpencil dan terisolir karena letaknya di kawasan hutan TNBD,

beberapa tokoh atau Tumenggung yang ditemui di Air Hitam menceritakan bahwa

nenek moyang mereka dulu adalah Orang Melayu yang melarikan diri ke hutan

karena peristiwa penjajahan Belanda.

4.4 Mata Pencaharian Orang Rimba di Air Hitam

Rusaknya ekosistem hutan telah menghilangkan sumber-sumber ekonomi

mereka. Hutan sebagai tempat tinggal mereka telah rusak habis berubah menjadi

areal perkebunan sekala luas, areal transmigrasi, industri dan lain sebagainya.

Perubahan-perubahan ekologis hutan juga berpengaruh terhadap perubahan

pencaharian Orang Rimba, karena mereka harus melakukan inovasi untuk menjadi

Masyarakat luar yang tidak lagi tergantung dengan hutan. Mereka perlu

memenuhi kebutuhan primer seperti sandang, pangan dan papan. Sedangkan

kebutuhan sekunder juga telah mereka kenal, seperti sepeda motor, televisi, hand

phone dan peralatan elektronik lainnya. Hal ini menuntut pendapatan uang tunai

yang lebih tinggi. Perubahan demikian telah menuntut Orang Rimba untuk

beradaptasi dengan pola tersebut.

Sebagai usaha untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan Orang Rimba

tentu membutuhkan uang. Kebutuhan uang tersebut dapat mereka peroleh melalui

sumber-sumber ekonomi yang ada yaitu melalui kebun karet, kebun sawit, dan

Page 103: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 86

menjadi buruh upah. Bahkan sekarang sudah ada Orang Rimba yang kerja

serabutan seperti mengumpul brondolan sawit, manjadi tukang ojek, kemanan

pasar, dan lain sebaginya.

Mata pencaharian Orang Rimba yang tinggal di pemukiman Trans

Swakarsa Mandiri Kecamatan Air Hitam adalah berkebun karet, berkebun sawit,

dan sebagian yang tidak mempunyai lahan perkebunan menjadi buruh sadap karet,

menjadi buruh panen (mendodos) buah kelapa sawit, dan sebagian pemuda Orang

Rimba menjadi pengamanan swakarsa di Perusahaan Perkebunan di Air Hitam.

Mereka tidak lagi melakukan kebiasaan meramu dan berburu sumber-sumber

makanan yang ada di dalam hutan sebagaimana yang dilakukan Orang Rimba

yang masih asli. Sebagian mereka sudah mengetahui bahwa ada beberapa jenis

binatang buruan yang ada di hutan tidak halal lagi bagi mereka sebagi Orang

Islam, adapun binatang-binatang yang menurut mereka tidak halal seperti: babi

hutan, ular, biawak, labi-labi, dan lain sebagainya. Mereka tidak lagi

mengkonsumsi binatang-binatang tersebut karena kebanyakan mereka sudah

memeluk agama Islam dan sebagian ada yang memeluk agama Kristen.

4.4.1 Berkebun Karet

Sebelum bermukim di pemukiman Trans Swakarsa Mandiri Dusun

Singosari atau Dusun Air Panas, Orang Rimba Air Hitam memahami bahwa

fungsi tanah atau lahan adalah sebagai tempat mereka berkebun, salah satunya

adalah kebun karet. Kebun tersebut mereka miliki dari warisan dari orang tua

mereka dan ada juga pembagian dari pemerintah. Orang Rimba telah mengenal

berbagai macam karet (getah) yang bernilai ekonomis bagi kehidupan mereka.

Page 104: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berbagai jenis karet itu ialah: getah jernang (daemonoropshyqrophilus), getah

balam (palagium qutta), getah damar (parashorea stellata), dan getah karet

(hevea brassiliensis). Saat ini yang masih banyak tersedia adalah jenis getah karet

(hevea brassiliensis). Jenis-jenis getah yang lainnya sudah mulai jarang dan sulit

di dapat karena hutan semakin berkurang di kawasan TNBD. Masyarakat Melayu

dan Orang Rimba sering menyebut getah karet (hevea brassiliensis) dengan getah

parah. Gambar ini memperllihatkan Orang Rimba yang sedang menyadap getah

karet.

Gambar 1.7. Orang Rimba (Nyeruduk 50 tahun) meyadap karet milik Jaelani.

Sebagian Orang Rimba di Air Hitam mempunyai kebun karet cukup luas,

misalnya kebun karet milik Jaelani (60 tahun) seluas 60 hektar yang ditanam sejak

tahun 1998 di Desa Bukit Suban, yang dikerjakan sendiri oleh anak-anak dan

kerabatnya, kebun karet milik Nugraha (42 tahun) dan saudara-saudaranya yang

mewarisi kebun karet milik orang tuanya almarhum Besiring memiliki 400 batang

pohon karet yang siap di ambil (sadap) karetnya di Air Panas Desa Bukit Suban,

Ngelam (55 tahun) memiliki 1 hektar kebun karet di Air Panas Desa Bukit Suban.

Page 105: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

H. Helmi (55 tahun) memiliki 2 hektar kebun karen di Singosari Desa Pematang

Kabau. Adapun Orang Rimba yang tidak memiliki kebun karet biasanya menjadi

buruh sadap karet milik Orang Rimba yang lainnya dengan bagi hasil. Adapun

pembagian hasilnya 1:3 atau penghitungan 25 % untuk pemilik kebun dan 75%

untuk penyadap (Prasetijo, 2011: 238). Tetapi ada juga Orang Rimba yang

pemilik kebun karet yang mempekerjakan Orang Jawa untuk menyadap karetnya

seperti yang dilakukan oleh Ngelam.

Orang Rimba menyadap karet pada pagi hari mulai jam 07.00 sampai jam

09.00 terlihat pagi-pagi sekali mereka sudah bersiap-siap menyadap karet dengan

alat serut yang di beli di pasar desa. Karet yang telah di sadap ditampung dalam

batok kelapa yang berukuran sebesar mangkok, waktu menunggu karet yang telah

di sadap adalah sehari semalam, karet yang telah terkumpul disetiap pohon baru

akan diambil kembali besok paginya. Getah karet yang telah terkumpul

selanjutnya akan di tampung di tempat-tempat penampungan yang sudah

disiapkan, setelah terkumpul sebanyak satu pikul atau ± 100 kg baru getah karet

akan dibawa keluar untuk di jual di pasar atau di tempat toke getah.

Gambar 1.8. Getah karet yang baru disadap dan ditampung di tempat penampungan.

Page 106: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 89

Tamanam karet merupakan tanaman unggulan bagi Orang Rimba. Harga

karet di pasaran cukup mahal berkisar antara Rp.15.000 s.d 20.000 per/kg. Kebun

karet yang berumur skitar 2 tahun dengan jumlah tanaman ± 500 batang dapat

menghasilkan sekitar 1-2 pikul setiap bulan. Karet yang sudah terkumpul dijual

seharga 1.900.000 /pikul. Menurut Jaelani merawat kebun karet lebih mudah dari

pada kebun sawit, karena kebun karet tidak harus dipupuk setiap saat, tidak harus

di bersihkan rumputnya setiap bulan. Saya lebih menyarankan anak-anak saya

untuk berkebun karet.

4.4.2 Berkebun Kelapa Sawit

Selain berkebun karet yang sudah dilakukan sejak nenek moyang mereka.

Orang Rimba Air Hitam saat ini juga telah mengenal kebun kelapa sawit. Menurut

Prasetijo (2011: 240) Orang Rimba mulai mengenal sawit sejak awal tahun 1990-

an karena melihat orang transmigrasi menanam kelapa sawit. Menurut Orang

Rimba hasil kebun sawit orang trans sangat bagus dibanding dengan hasil kebun

karet Orang Melayu, hal ini dipengaruhi oleh pengaruh harga kelapa sawit yang

cukup mahal, harga 1 kg kelapa sawit Rp. 1000, apabila rata-rata penduduk

transmigrasi memiliki 1 kafling kebun kelapa sawit seluas 2 hektar, sekali panen

dapat menghasilkan uang Rp.2.500.000-3.000.000 sehingga orang trans dapat

memenuhi kebutuhan sehari-harinya lebih baik dari pada penduduk asli Orang

Melayu dan Orang Rimba.

Pada suatu hari peneliti pernah mengikuti Bekulam yang akan memanen

kelapa sawit milik Bapak Jaelani. Hari itu pagi-pagi benar sekitar jam 7.00

Bekulam dan sudaranya sudah mempersiapkan peralatannya yaitu: pipa

Page 107: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sepanjang ±7 meter dilengkapi pisau pengaitnya, dan pipa sepanjang 4 meter

sebagai alat pendodos buah, dan dua buah keranjang rotan yang disangkutkan di

kanan dan kiri motor utuk mengangkut buah. Hari itu sedang musim kemarau

hasil yang didapat Bekulam dan sudaranya tidak terlalu banyak, peneliti sempat

ikut membantu membawakan tandan buah sawit keluar sampai kepenampungan.

Hari itu Bekulam memperoleh hasil panennya 6 pikul atau ±600 kg.

Gambar 1.9. Orang Rimba memanen kelapa sawit.

Memiliki kebun kelapa sawit merupakan hal baru bagi Orang Rimba di Air

Hitam. Mereka banyak belajar dari masyarakan trans bagaimana cara merawat

kebun kelapa sawit. Menjadi rutinitas baru bagi Orang Rimba untuk merawat dan

membersihkan kebun kelapa sawit. Mereka harus membersihkan rumput dan

gulma yang tumbuh di pohon, setiap 3 bulan harus di beri pupuk, dan perawatan

lainnya termasuk membersihkan atau menebas rumput-rumput liar yang ada di

kebunnya.

Kebun kelapa sawit merupakan tanaman berjangka yang diambil buahnya

minimal setiap 10 hari sekali, jadi dalam sebulan 3 kali panen. Panen kelapa sawit

merupakan hal yang menyenangkan bagi Orang Rimba. Sekali memanen bisa

Page 108: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 91

dapat uang banyak, harga tandan kelapa sawit di Air Hitam Rp. 1.000 per kilo

gram, sementara 1 tandan buah kelapa sawit memiliki berat rata-rata 15-20 kilo

gram. Contohnya Jaelani (60 tahun) bekas Tumenggung Orang Rimba yang dulu

bernama Tarib, saat ini memiliki 5 lokasi kebun kelapa sawit seluas 12 hektar

yang beliau beli dari Orang Melayu dan sebagian membuka kebun sendiri sejak

tahun 2002, dalam sekali panen mendapat kelapa sawit paling sedikit ±11 ton,

harga per kilogram @ Rp. 1.000,-. Maka uang yang beliau dapatkan sekali panen

= Rp.11.000.000. dengan penghasilan yang cukup besar Bapak Jaelani saat ini

sudah membangun rumah permanen, dapat membeli kendaraan bermotor, dan

memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya sebagaimana masyarakat

transmigrasi. Tetapi tidak semua Orang Rimba seperti Jaelani yang saat ini sudah

sangat sejahtera dengan kebun karet dan kebun kelapa sawit yang dimilikinya.

Rata-rata Orang Rimba Air Hitam yang mau dibina memiliki 1 kafling

kebun kelapa sawit yang diperoleh dari PT SAL (10 km dari pemukiman mereka).

Mereka mendapat jatah 1 kafling (2 ha) dengan perjanjian bahwa tanah dan rumah

yang diperoleh tidak boleh dijual kepada pihak lain, dengan ketentuan pembagian

modal 50:50 antara Orang Rimba dengan PT. SAL. Sedangkan Orang Rimba

yang tidak memiliki kebun kelapa sawit biasanya menjadi buruh panen buah

kelapa sawit milik Orang Rimba lainnya atau menjadi buruh di PT. SAL.

Tetapi ada juga fenomena Orang Rimba yang tergiur mendapatkan uang

banyak dalam waktu singkat dan memakai jalan pintas, mereka menjual kebun

sawitnya kepada masyarakat luar dengan iming-iming dapat sepeda motor dan

uang banyak. Pernah pada suatu ketika sekitar bulan Juli 2010 ada sekelompok

Page 109: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 92

Orang Rimba Air Hitam berdemonstrasi ke kantor Balai Taman Nasional Bukit

Duabelas, mereka menuntut ganti rugi karena pohon kelapa sawitnya banyak yang

mati di racun petugas BTNBD, padahal kebun tersebut sudah mereka jual dengan

masyarakat luar. Mereka marah-marah, memecahkan kaca kantor bagian depan,

bahkan meyerang petugas balai. Mereka marah karena dihasut oleh pembeli kebun

dari masyarakat luar, kemudian ketahuan oleh petugas balai TNBD dan pohon

sawit yang ada di lahan tersebut diracun dan mati, menurut petugas balai Asep (36

tahun) mengatakan bahwa lahan yang berada di kawasan TNBD hanya boleh di

tamani oleh Orang Rimba tetapi tidak boleh di perjual belikan kepada masyarakat

luar. Menurut Asep Orang Rimba sekarang sudah mulai berubah, mereka sangat

mudah dirayu oleh masyarakat luar, kemudian mereka menjual lahannya.

Permasalahan pemilikan kebun yang dialami oleh Orang Rimba di Air

Hitam berbeda dengan fungsi tanah atau lahan yang dahulu mereka miliki. Dahulu

mereka hanya tau bahwa fungsi tanah atau lahan adalah sebagai tempat berkebun

untuk mencukupi kebutuhan pokok. Seiring dengan masuknya perusahaan-

perusahaan perkebunan, masyarakat transmigrasi, dan masyarakat pendatang

lainnya, keberadaan tanah atau lahan menjadi komoditas yang banyak diminati.

Penjualan lahan menjadi semakin marak pasca perubahan pandangan tersebut.

Dengan dalih keterdesakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

memenuhi perilaku konsumtifnya Orang Rimba sering menjual kebun mereka

kepada masyarakat luar.

Page 110: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 93

4.5 Pendidikan Orang Rimba di Air Hitam

Pendidikan mulai menyentuh anak-anak Orang Rimba, orang tua mereka

sudah mulai sadar tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. Sudah

mulai banyak anak-anak rimba yang bersekolah baik di sekolah formal maupun

sekolah non formal. Sekolah formal dimulai dari PAUD, SD, SMP. Sedangkan

sekolah non formal misalnya mereka mengikuti pendidikan luar sekolah yang di

selenggarakan oleh fasilitator pendidikan KKI WARSI. Ada juga sekolah alam

yang didirikan oleh PT. SAL. harapan kito

dengan bediom diluar anak-anak biso sekolah, tau tulis baco.

Pada saat obeservasi di lapangan peneliti mendengar dari masyarakat Air

Hitam bahwa Orang Rimba kelompok H. Helmi di Dusun Singosari kini sudah

banyak yang berpendidikan, bahkan sudah ada yang sekolah sampai ke Jawa.

Pada saat wawancara dengan Malik dia mengatakan bahawa memang ada Orang

Rimba yang sekolah di Pesantren Langitan Jawa Timur, dia adalah Benyanyi

sekarang berganti nama menjadi Saidina Ali, dia adalah adik H. Helmi saat ini

sudah menyelesaikan sekolahnya di Pesantren Langitan Jawa Timur, dia sempat

mengenyam pendidikan di sana selama 4 tahun. Sekarang dia langsung diminta

menjadi guru di Pesantren di daerah Rantau Panjang Kabupaten Bangko, menjadi

Ternyata pendidikan formal seperti Saidina Ali juga menginspirasi

Orang Raimba lainnya untuk menyekolahkan anaknya. Misalnya saja Bapak BH

(45 tahun) di Dusun Singosari menyekolahkan anaknya di Pesantren Tanah Garo

Tebo, anaknya kini sudah duduk di kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah.

Page 111: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 94

Tabel 1.4 Jumlah Orang Rimba menurut Kabupaten dan Pelayanan Pendidikan

Kabupaten

Pelayanan Pendidikan

Total Formal Non Formal

Formal & Non Formal

Tidak Pernah

Merangin 32 67 2 764 865 Sarolangun 12 138 12 931 1093 Batanghari 3 4 - 72 79 Tanjab Barat - - - 57 57 Tebo - 27 6 789 822 Bungo 1 - - 288 289 Total 48 236 20 2901 3205

Sumber Sensus Penduduk BPS 2010 dan LSM WARSI.

Dari data yang diperoleh saat observasi di lapangan di Sarolangun terdapat

12 orang yang mengikuti pendidikan formal dan 138 orang yang mengikuti

pendidikan informal. Mereka mengikuti pendidikan tersebut di 4 lembaga

pendidikan formal yang didirikan khusus buat anak-anak rimba yaitu: Sekolah

Dasar Negeri khusus Orang Rimba yaitu SDN No. 191/VII, Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD SAD) Nurul Ikhlas yang dibangun oleh PT. Sarana Aditya

Loka, Sekolah Alam Putri Tijah juga dibangun oleh PT. SAL, dan Pondok

Singgah Pesiban Binaan LSM KOPSAD. Dari 4 lembaga pendidikan tersebut 3

diantaranya masih berjalan aktif, kecuali Pondok Singgah Pesiban tidak lagi aktif

dan muridnya tidak ada yang sekolah karena oknum pengelolanya telah melarikan

diri dan menjadi buronan Polisi karena menggelapkan dana (BOS) bantuan

pendidikan anak-anak rimba. Akibatnya, sekolah tersebut sekarang terbengkalai

dengan bangunan permanen 2 ruang kelas tidak dikelola lagi.

Page 112: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 95

Gambar 1.10. Sekolah dan PAUD anak-anak Orang Rimba

PAUD Nurul Ikhlas adalah salah satu tempat bermain bagi anak-anak

rimba Air Panas yang didirikan oleh PT.SAL. PAUD Nurul Iklas memiliki siswa

sebanyak 27 orang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Setiap

hari anak-anak rimba dibina dan dididik oleh ibu Susi seorang relawan dari Desa

Pematang Kabau. Selanjutnya adalah Sekolah Alam Putri Tijah di Paku Aji,

nama sekolah ini diambil dari nama istri Tumenggung Tarib, sekolah ini juga

dibangun oleh PT.SAL. Sekolah ini memiliki siswa 33 orang menurut bu Rini,

siswa yang aktif hanya sekitar 22 orang. Setiap hari bu Tri Rini mengajar di

sekolah ini, materi yang diajarkan kepada anak-anak rimba adalah keaksaraan

fungsional. Menurut bu Rini (22 tahun) yang penting mereka bisa membaca,

menulis dan berhitung, waktu belajar adalah hari senin sampai kamis, jam 08.00-

10.00 gurunya hanya 1 orang jadi siswa belajar secara bergantian, siswa yang

besar diberi tugas, siswa yang kecil diajari duluan.

SD 191/VII adalah Sekolah Dasar khusus anak-anak rimba di Air Panas.

Jumlah siswa yang sekolah di sini adalah sebanyak 130 siswa, yang terdiri atas

111 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Walaupun sekolah ini khusus

Page 113: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 96

didirikan bagi anak-anak rimba tetapi banyak juga anak-anak dari masayarakat

sekitar Air Panas yang sekolah di sini. Sekolah ini hanya memiliki 2 orang guru

PNS, 1 orang guru kontrak daerah, dan 3 orang guru honor BOS.

Diperlukan kesabaran dan keuletan membimbing anak-anak rimba.

Menurut bu Rini setiap hari dia harus membawa pakaian seragam anak-anak

rimba, setelah belajar pakaian tersebut dilepas kembali dan disimpan oleh guru,

sebab jika dibiarkan pakaian seragam dipakai dan dibawa pulang pakaian akan

kotor dan bau, karena digunakan untuk pakaian sehari-hari dan tidak pernah

dicuci. Maka terpaksa pakaian seragam sekolah anak-anak rimba dicuci oleh bu

Rini.

Perubahan identitas diri anak-anak rimba setelah bersekolah memiliki

dampak yang positif yang cukup baik. Mereka telah membuktikan bahwa ternyata

anak rimba juga bisa menamatkan sekolah. Seperti Saidina Ali setelah

menamatkan Pesantren Langitan Jawa Timur, dia kini memiliki identitas baru

sebagai guru dan ustradz yang bisa mengajar bukan hanya anak-anak Orang

Rimba tapi juga anak-anak masyarakat luar, adapun dampak positif lainnya bagi

anak-anak rimba yang berpendidikan adalah: pertama mereka jadi memiliki

pengetahuan minimal bisa membaca, menulis, dan berhitung. Kedua, mereka

mulai terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia karena para guru

menggunakan bahasa Indonesia di dalam kelas sehingga sedikit demi sedikit

mereka mulai memahami bahasa Indonesia. Ketiga, mereka dapat lebih

menghargai teman-temannya yang berasal dari sukubangsa lain. Keempat, mereka

Page 114: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 97

juga menjadi pribadi yang lebih baik dengan bimbingan dan arahan dari guru yang

didapat di sekolah.

Sementara dampak negatifnya adalah pertama, mereka menjadi anak-anak

yang konsumtif seperti anak-anak luar yang suka jajan. Kedua, mereka telah

mengetahui kenakalan anak-anak remaja luar, misalnya mulai mengenal pacaran

dan lain sebagainya. Ketiga, cara mereka berbicara juga menjadi lebih kasar jika

dibandingkan dengan anak seusianya yang masih tinggal di hutan, karena

terpengaruh oleh sifat dan karakter dari murid lain yang berbeda dengan mereka.

4.6 Lingkungan Pemukiman Orang Rimba

Masyarakat Orang Rimba yang bermukim secara menetap di Air Hitam

terdiri atas 2 kelompok, yaitu kelompok Singosari dan kelompok Air Panas.

Sedangkan kelompok Orang Rimba yang masih di dalam hutan kawasan Taman

Nasional Bukit Duabelas terdiri dari 13 kelompok Tumenggung yaitu:

Tumenggung Marituha, Tumenggung Celitai, Tumenggung Ngukir, Tumenggung

Nyenong, Tumenggung Girang, Tumenggung Melimun, Tumenggung Pembebar,

Tumenggung Ngamal, Tumenggung Grip, Tumenggung Betaring, Tumenggung

Majid, Tumenggung Din, dan Tumenggung Meladang. Saat ini sudah terjadi

perubahan orientasi hidup para Tumenggung tersebut, beberapa Tumenggung

sudah tidak lagi tinggal di hutan. Seperti Tumenggung Majid sudah tinggal di

Pemukinan TSM Singosari dan sudah memeluk agama mayoritas Orang Melayu

Islam, begitu juga dua Tumenggung Betaring yang sudah masuk Islam dan

berganti nama menjadi Muhammad Anwar yang membuat rumah di kebun sawit

miliknya di Paku Aji dan Tumenggung Grip yang tinggal di Kedondong Mudo

Page 115: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 98

pinggir jalan yang menuju Desa Bukit Suban, tetapi Tumenggung Grip masih

memegang agama nenek moyang.

Pemukiman menunjukkan tempat bermukimnya Orang Rimba dan tempat

untuk melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-harinya. Permukiman dapat

diartikan sebagai suatu tempat (space) atau suatu daerah di mana penduduk

terkonsentrasi dan hidup bersama menggunakan lingkungan setempat, untuk

mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan hidupnya. Menurut

Finch pemukiman adalah kelompok satuan-satuan tempat tinggal atau kediaman

manusia, mencakup fasilitasnya seperti bangunan rumah serta jalur jalan, dan

fasilitas lain yang digunakan sebagai sarana pelayanan manusia (Rindarjono,

2012: 19).

Pemukiman Orang Rimba di Dusun Singosari dan Dusun Air Panas

merupakan pemukiman Trans Swakarsa Mandiri (TSM) yang didirikan

Depatemen Sosial, Departemen Transmigrasi, dan PT.SAL untuk Orang Rimba di

Air Hitam. Pemukiman ini merupakan salah satu kebijakan pemerintah pusat

yaitu: Program Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing (PKMT) Departemen

Sosial yang telah di lakukan sejak pertengahan tahun 90-an. Tujuan program

tersebut adalah untuk membina dan memukimkan Orang Rimba seperti halnya

masyarakat umum di Indonesia. Pembinaan yang dimaksudkan adalah

mengarahkan mereka agar memiliki sistem sosial, ideologi, teknologi serta

kesejahteraan yang sesuai dengan ukuran masyarakat umum. Program

Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing (PKMT) tersebut dilaksanakan dengan

membentuk perumahan dan fasilitas rumah tangga siap huni.

Page 116: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 99

Dengan program tersebut sebagian Orang Rimba yang mau dibina tidak

lagi bermukim di tengah-tengah hutan Taman Nasional Bukit Duabelas dengan

gubuk-gubuk kecil (sudung) yang mereka bangun di bawah-bawah pohon. Hal ini

dapat diperhatikan di kanan dan kiri jalan Dusun Singosari terdapat ± 19 rumah

dan di Dusun Air Panas terdapat ± 39 rumah. Rumah tersebut dibangun semi

permanen sebagai tempat tinggal Orang Rimba.

Gambar 1.11. Pemukiman Trans Swakarsa Mandiri Dusun Singosari dan Dusun Air Panas

Rumah-rumah semi permanen tersebut dibangun berderet di kiri dan kanan

jalan yang lokasinya di kelilingi oleh perkebunan karet dan kelapa sawit milik

orang transmigrasi dan orang desa. Umumnya rumah-rumah tersebut dibangun

dari kayu, berdiding papan, beratap seng, dan berlantai semen. Dengan ukuran ± 5

X 6 meter, dengan tinggi antara 3 4 meter. Pada bagian dalam rumah terlihat

sudah ada dapur yang dilengkapi dengan perabotan rumah tangga seperti: panci,

periuk, piring, gelas, sendok, rantang, termos, baskom, ember plastik dan bahkan

ada yang sudah memiliki rice cooker dan refrizer. Ada juga perlengkapan

perabotan rumah tangga lainnya seperti lemari pakaian, lemari peralatan dapur,

tempat tidur, kasur, dan kursi duduk lengkap dengan meja tamunya. Di

Page 117: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 100

pemukiman tersebut sudah ada listrik sehingga pada waktu malam anak-anak

mereka menonton televisi dan VCD, bahkan mereka sudah memasang antena

parabola untuk mendapatkan jumlah siaran dan daya tangkap gambar televisi yang

lebih baik, mereka duduk bersama bapak dan ibunya di tengah rumah untuk

menyaksikan siaran televisi atau mendengar musik. Ketika memasuki waktu tidur

mereka juga sudah mengenal obat anti nyamuk dan kelambu untuk menghindari

gigitan nyamuk. Mereka telah mengenal mandi dan mencuci pakaian, bahkan bagi

yang beragama Islam sudah ada yang melakukan sholat lima waktu dan mengikuti

kegiatan yasinan bersama warga desa. Di pemukiman tersebut juga sudah

dibangun beberapa fasilitas umum, seperti: rumah ibadah, pondok belajar atau

TPA, PAUD, SD dan MCK umum.

4.7 Keluarga dan Kekerabatan Orang Rimba

Muntholib (1995: 192) mengatakan perkawinan bagi masyarakat Orang

Rimba sangat berguna untuk menyelamatkan perilaku seks seseorang, karena

hubungan seks diluar perkawinan sangat dilarang dalam masyarakat Orang

Rimba. Perkawinan bagi Orang Rimba tidak hanya dipandang sebagai

penggabungan dua insan antara bujang dan gadis, tetapi juga membentuk keluarga

baru penggabungan dua keluarga yang saling bertemu dalam ikatan perkawinan.

Sehingga setelah melalui perkawinan kelompok kerabat menjadi satu keluarga

dan saling membantu bila mengalami kesulitan. Prinsip-prinsip yang dianut Orang

Rimba dalam masalah perkawinan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu: pertama,

pertukaran gadis (bride exchange) anak bujang sebelum menikah mengikuti calon

mertua dan harus membuktikan bahwa ia calon menantu yang baik serta calon

Page 118: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 101

kepala rumah tangga yang baik. Kedua, prinsip pencurahan tenaga (bride service)

hal ini dibuktikan dengan membantu semua perkerjaan calon mertua berladang,

berburu, dan meramu sumber-sumber makanan. Ketiga, permberian maskawin

(bride price) dengan menyerahkan 200 lembar kain kepada keluarga kerabat

gadis.

4.7.1 Keluarga

Bentuk keluarga Orang Rimba di Air Hitam dapat diklasifikasikan menjadi

tiga macam yaitu: keluarga inti monogami, keluarga inti poligini, dan keluarga

inti matrifokal (Muntholib, 1995: 151-152). pertama, keluarga inti monogami

yaitu keluarga inti yang terdiri atas seorang suami, seorang istri dan beberapa

anak-anaknya yang belum kawin. Keluarga inti monogami ini paling banyak

dalam masyarakat Orang Rimba di Air Hitam. Mereka menikah dengan satu istri

dan tinggal di rumah dengan anak-anak mereka, Orang Rimba tidak membatasi

jumlah anaknya. Dalam satu keluarga mereka memiliki anak antara 1-5 orang.

Jarang ditemukan Orang Rimba yang memiliki anak hanya 2 atau kurang dari 2

orang.

Kedua, keluarga inti poligini yaitu keluarga inti yang terdiri atas seorang

suami, beberapa orang istri, dan anak-anaknya yang belum kawin. Poligami

adalah hal biasa di kalangan Orang Rimba. Seperti BH di Dusun Singosari yang

memiliki istri dua, dia membuatkan masing-masing istrinya rumah sendiri yang

jaraknya berdekatan. Dari segi ekonomi, semua kebutuhan istri-istri dan anak-

anaknya dipenuhi oleh suami dan ketika menggarap kebun dan ladang suami

mengajak istri-istrinya untuk menggarap ladang secara bersama-sama. Laki-laki

Page 119: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 102

biasanya bekerja menyadap karet atau memanen sawit, sedangkan istri mencari

lauk dan memasak di rumah bersama anak-anak yang masih kecil.

Ketiga, keluarga inti matrifokal yaitu keluarga inti yang tidak lengkap

karena kematian suami atau istri, jadi tinggal ayah atau ibu dan beberapa anaknya

yang masih kecil-kecil. Menurut Muntholib (1995:152) keluarga inti matrifokal

ini tinggalnya selalu berdekatan dengan saudara kandung laki-laki yang tertua, hal

ini karena adanya prinsip dari Orang Rimba bahwa saudara laki-laki tertua

berperan sebagai pengganti bapak dalam satu keluarga, jadi setelah suami

meninggal, istrinya bisa langsung pindah dan mendirikan rumah baru mendekati

rumah saudara laki-laki tertuanya.

4.7.2 Kekerabatan

Sistem kekerabatan Orang Rimba memperlihatkan sistem matrilineal

seperti masyarakat Minangkabau, di mana peranan saudara laki-laki dan ibu

sangat penting dalam masalah-masalah perkawinan, warisan, dan hubungan

tangung jawab kesejahteraan dan penghormatan. Setelah menikah, umumnya pria

tinggal dilingkungan kerabat istri (uxorilocal), hal ini bertujuan untuk

memudahkan komunikasi antara bujang dan keluarga barunya, mereka juga dapat

menjaga kedua orang tuanya saat mereka berusia lanjut.

Dimasa lampau ketika mereka masih tinggal di rimba sistem kekerabatan

ini sangat penting sebagai kerangka acuan untuk menciptakan solidaritas

kelompok-kelompok kekerabatan. Pola yang digunakan Orang Rimba dalam

membentuk kelompok kekerabatan adalah kerabat se ladang, kerabat se tubo.

Kerabat se ladang berarti gabungan dari beberapa keluarga yang hidup seladang,

Page 120: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 103

sedangkan kerabat se tubo berarti gabungan dari beberapa keluarga yang hidup se

ladang. Walaupun sebenarnya belum tentu mereka menjadi anggota dari satu

kelompok se ladang atau se tubo adalah keluarga dekat tetapi tetap dianggap

sekerabat.

Pada masa sekarang, kecenderungan untuk hidup berkelompok dalam

lingkungan tetangga atau komuniti sekerabat masih tetap dianggap penting,

karena melalui hubungan-hubungan kekerabatan ini menandakan bentuk

solidaritas sosial, memudahkan komunikasi diantara kelompok kerabat, kerja

sama ekonomi lebih mudah dilakukan dan lain sebagainya. Pengelompokan ini

terlihat dalam pemukiman Trans Swakarsa Mandiri yang di sediakan dan

dibangun oleh Departemen Sosial, Departemen Transmigrasi, dan PT.SAL.

Dalam pengelompokan kekerabatan tersebut mereka memilih tinggal bertetangga

dengan orang tuanya, mertua, saudara kandung, baru kemudian bertentangga

dengan saudara-saudara lainya. Kekerabatan ini bisa dilihat di pemukiman

Singosari terdiri atas kelompok besar kerabat H. Helmi, anak-anaknya,

menantunya dan saudara-saudaranya, di pemukimana Air Panas juga demikian

terdiri dari kelompok kerabat Muhammad Ali, anak-anaknya, menantunya, dan

saudara-saudaranya. Sekarang ditambah kelompok besar kerabat Jaelani dan

keluarganya.

Page 121: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 104

BAB V

KOMUNIKASI ORANG RIMBA DALAM BERADAPTASI

DAN MEMBANGUN IDENTITAS

Pola kehidupan manusia bersifat dinamis sesuai dengan tuntutan zaman.

Kedinamisan ini dapat disebabkan oleh perubahan kondisi alam (ecology) maupun

perubahan sosial (social change). Bagi Orang Rimba perubahan yang bersifat

ekologis dapat dilihat dari telah rusaknya kawasan hutan tempat mereka

berlindung. Perubahan kondisi alam ini mempunyai efek terhadap sumber

kehidupan mereka dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya. Rusaknya ekosistem

hutan telah menghilangkan sumber-sumber ekonomi mereka. Sedangkan

perubahan sosial dipengaruhi oleh keinginan mereka melakukan inovasi dalam

hidupnya, seperti ingin maju, ingin sama dengan orang lain dan lain sebagainya.

Orang Rimba sebagai bagian dari masyarakat sangat merasakan dampak

proses kedinamisan dan perubahan tersebut, perubahan ekologis hutan sebagai

tempat tinggal (bediom) telah rusak, habis, dan terkikis oleh keserakahan manusia.

Hutan telah berubah menjadi areal perkebunan sekala luas, areal transmigrasi,

industri dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan ekologis hutan juga

berpengaruh terhadap perubahan sosial Orang Rimba, mereka harus melakukan

inovasi untuk menjadi masyarakat luar yang tidak lagi tergantung dengan hutan.

Perubahan demikian telah menuntut Orang Rimba untuk beradaptasi dengan pola

tersebut.

Komunikasi merupakan proses sosial yang selalu melibatkan orang lain

sebagai lawan bicara. Sebagai makhluk sosial, Orang Rimba tentu tidak dapat

Page 122: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 105

hidup sendiri tanpa orang lain, bagaimanapun mereka sangat membutuhkan hidup

bersama masayarakat dan lingkungan disekitarnya.

Komunikasi sebagai alat untuk menjalin hubungan interaksi sosial menjadi

sarana paling efektif dalam melakukan proses Adaptasi. Proses komunikasi

Adaptasi ini dapat dilakukan dalam semua bidang kehidupan sehingga

menghasilkan proses akulturasi atau penyesuaian terhadap budaya yang ada. Hal

ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses yang dinamis. Dalam

proses ini, Orang Rimba terlibat dalam proses melihat dan belajar tentang bahasa,

kebiasaan, dan budaya orang lain yang menjadi rujukan di Air Hitam Sarolangun

Jambi.

Fenomena Orang Rimba di Air Hitam saat ini berbeda dengan dahulu,

Orang Rimba tidak lagi hidup berpindah-pindah (nomaden) yang mencari sumber-

sumber makanan dengan cara berburu dan meramu. Seiring perubahan zaman

keberadaan Orang Rimba telah menjadi bagian dari masyarakat luar atau Orang

Terang. Mereka telah bermukim di perkampungan yang berdampingan dengan

masyarakat Melayu, masyarakat transmigrasi, dan masyarakat pendatang lainnya

di Air Hitam. Status dan identitas mereka pun berangsur-angsur berubah, dengan

dalih mengikuti perkembangan zaman mereka telah melakukan upaya komunikasi

untuk menjalin hubungan dengan msyarakat luar, dan melakukan komunikasi

untuk membentuk identitasnya agar menjadi sama dengan masyarakat luar. Hal

ini merupakan gambaran dari komunikasi yang bersifat kompleks di mana Orang

Rimba menjalin komunikasi yang intensif untuk membentuk identitasnya.

Page 123: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 106

Deskripsi ini merupakan fenomena baru kehidupan Orang Rimba dalam

menghadapi kedinamisan dan perubahan yang ada. Latar belakang kehidupan

Orang Rimba saat ini sangat dipengaruhi oleh bagaimana mereka mampu

berkomunikasi, beradaptasi, dan membangun identitas diri di tengah masyarakat

luar. Sehingga mereka dapat diterima ditengah-tengah kehidupan masyarakat luar

yang berbudaya lebih maju.

Identitas diri Orang Rimba juga dibentuk ketika ia hidup bersama

masyarakat di lingkungannya. Apa yang dilakukan Orang Rimba di Air Hitam

sebenarnya sesuai dengan keinginan Pemerintah (DEPSOS dan DEPTRANS).

Orang Rimba telah berusaha meninggalkan semua identitas lama yang

berhubungan dengan dunia rimba mulai dari keyakinan hingga kebudayaan.

Mereka merasa lebih beruntung jika berasimilasi kedalam masyarakat Melayu,

dengan identitas barunya juga sebagai Orang Melayu mereka dapat bergaul

dengan masyarakat luar lainnya, mereka dapat hidup bertetangga, mereka dapat

saling mempelajari budaya dan kebiasaan hidup masing-masing. sebagaimana

pernyataan HL aku sangko kalo kita bergaul dengan masyarakat diluar lebih

banyak keuntungan disana, bisa bersatu, ada bantuan dari sana, ada dukungan

dari sana Keuntungan yang mereka peroleh diantaranya adalah: keberadaan

mereka diakui secara administratif oleh pemerintah sebagai warga desa, mereka

memperoleh hak-hak sebagai warga negara, mereka juga diterima sebagai bagian

dari masyarakat luas karena sudah memiliki ciri-ciri yang sama.

Setiap orang pasti akan bertanya siapa sesungguhnya dirinya dihadapan

orang lain. Demikian juga dengan Orang Rimba dengan identitas barunya sebagai

Page 124: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 107

masyarakat terang di desa pasti berproses. Sedikit demi sedikit mereka mulai

mengenal kehidupan masyarakat luar. Dalam jangka waktu yang lama (1992

sampai 2012) akhirnya mereka dapat menjawab dan mengenal dirinya ditengah

pranata kehidupan masyarakat luar. Bahwa mereka sebagai manusia sama dengan

orang lain, mereka layak untuk dihargai dan dihormati hak-haknya sebagai

manusia. Identitas tersebut hadir setelah mereka mengenal kehidupan bersama

masyarakat luar. Beberapa upaya tersebut dilakukan Orang Rimba dalam

membentuk identitas sosialnya baik dalam skala individual maupun skala

kelompok adalah berusaha mencapai identitas sosial positif dimata orang luar.

5.1. Komunikasi Orang Rimba Dalam Beradaptasi di Air Hitam

Hubungan antar entnis Orang Rimba dangan masyarakat desa dapat terjadi

ketika masing-masing kelompok saling berkomunikasi dan berinteraksi.

Masuknya Orang Rimba tinggal (bediom) dalam lingkungan masyarakat Melayu

telah menjadikan mereka sebagai bagian dari masyarakat Melayu di Air Hitam

Sarolangun Jambi, mereka telah berinteraksi dan saling berkomunikasi selama

bertahun-tahun, mereka juga telah bekerja sama dan saling menyesuaikan

perilakunya masing-masing. Penyesuaian tersebut bisa dilihat dalam bentuk

perilaku komunikasi, cara berbicara, bahasa yang digunakan.

Perilaku komunikasi dapat dilihat dari proses interaksi seseorang dangan

lawan bicaranya. Mereka dapat menyesuaikan logat (accents) bicara agar terlihat

sama, berbicara dengan kecepatan yang sama dan menggunakan gerak tubuh yang

sama, perilaku komunikasi juga dapat dilihat dari adanya pertukaran perilaku

Page 125: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 108

baik verbal maupun non verbal sehingga masing-masing pelaku komunikasi

saling menirukan dan menyesuaikan perilaku mereka.

Logat komunikasi (accents) Orang Rimba tidak jauh berbeda dengan gaya

komunikasi masyarakat Melayu, hal ini dipengaruhi oleh adanya kesamaan bahasa

mereka dengan bahasa Melayu Air Hitam. Menurut Anderbeck (2008: 8) bahasa

Orang Rimba termasuk dalam rumpun Bahasa Melayu. Hal ini bisa dilihat dari

ucapan dialek Orang Rimba yang

/ / dalam [kemon kakok] yang berarti kemana kakak ). Selain itu,

terdengar tidak jelas pengucapannya (seperti bunyi / / pada [berpeki n] yang

(style) dialek Orang Rimba dan Orang

Melayu Air Hitam sama dengan bahasa Melayu dialek Jambi pada umumnya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Muntholib (1995: 105) bahwa bahasa yang

digunakan oleh Orang Rimba mempunyai kemiripan dengan bahasa Melayu

dialek Jambi.

Saat ini sudah terjadi beberapa pergeseran gaya komunikasi pada kosa

kata bahasa Orang Rimba. Pergeseran tersebut dikarenakan pengaruh dari kontak

komunikasi dengan Orang Melayu dan masyarakat luar. Pergeseran tersebut bisa

disebabkan Adaptasi komunikasi yang menyebabkan cara berkomunikasi mereka

menjadi mirip atau sama dengan masyarakat disekitarnya. Orang Rimba akan

menggunakan bahasa Melayu ketika berkomunikasi dengan Orang Luar. Karena

bahasa Melayu merupakan bahasa yang digunakan oleh kelompok mayoritas di

Air Hitam, sehingga sedikit demi sedikit telah mempengaruhi gaya komunikasi

Orang Rimba yang minoritas. Pengaruh Adaptasi komuniasi tersebut dapat dilihat

Page 126: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 109

ketika mereka berkomunikasi jual beli di toko atau di pasar, ketika mereka

berkomunikasi saling tegur sapa di jalan, dan ketika mereka berkomunikasi saat

mengunjungi rumah orang lain atau rumah mereka dikunjungi orang lain.

5.1.1. Komunikasi Menjual dan Membeli

Orang Rimba akan berbicara dengan menggunakan bahasa Melayu ketika

mereka pergi ke pasar, ketika mereka ingin membeli sesuatu, menjual sesuatu,

atau ketika mereka berada di tempat-tempat umum yang berhubungan dengan

masyarakat luar seperti di Puskesmas, dan di kantor-kantor pemerintah. Tetapi

tempat yang paling sering mereka kunjungi adalah pasar tradisional Desa

Pematang Kabau dan pasar tradisional Desa Bukit Suban. Pada saat di pasar itulah

mereka belajar bahasa dan menyesuaikan perilaku komunikasinya dengan

masyarakat Melayu, bagaimana cara membeli, bagaimana cara menawar mereka

perhatikan, selanjutnya mereka menirukan cara-cara tersebut. Saat ini sudah

banyak Orang Rimba yang bisa berbahasa Melayu dan sebaliknya sebagian Orang

Melayu pun sudah ada yang bisa dan faham bahasa Melayu dialek Rimba.

Tabel 1.5 Komunikasi Orang Rimba Saat di Pasar

No Informan Aspek Komunikasi

1 JL

Bagaimano caro orang membeli kito dengarkan, terus kito ikuti. Banyak bertanyo pada orang tentang hargo kemudian bandingkan, mano yang lebih murah itu yang dibeli. Berapo harga gula 1 kg?, begitu jugo kalo mau jual karet dan sawit.

2 NH Kalo kito mau menawarkan sekeping karet, kito bertanyo, berapo hargo sekeping karet? Apabila harganya tidak sesuai, kito jual ke toke lain, kalo hargonyo sesuai baru kito jual karetnyo.

3 NG

Awalnyo kami dak tau caro jual/beli, lalu kami lihat-lihat orang belanjo, kalo mau membeli rokok, yo kito bandingkan dengan hargo di tempat lain, kami betanyo berapo harga rokok?, kalo mau jual karet barapo hargo sekeping karet?

4 WH Kalo di pasar jelasnyo menggunakan bahaso Melayu, beli beras sekarung berapo? Tolonglah pak kami ni dak ado punyo duit kalo

Page 127: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 110

hargonyo 90 ribu macam mano? Kalo dak mau yo dak jadi beli. Kalo mau jual karet bertanyo dulu, berapo hargo karet sekilo?

5 MW

Kito tengok orang yang punyo toko itu orang Jawa atau Melayu; kalo orang Melayu pake bahasa Melayu, kalo orang Jawo kito sedikit-sedikit biso bahasa Jawo. Misalnyo: iko berapo beras ko? Dengan orang Jawo: iki piro berase mas?

6 HL Kalo mau menjual sawit atau karet ke toke: pake bahasa Melayu dusun yang dimengerti orang banyak, misalnyo: hargo karet berapo? Nengok timbangannyo berapo?

7 RH

Kalo di pasar menggunakan bahasa melayu, mas berapo hargonyo?, mbak berapo beras sekilo?. Kalo mau menjual kebun sayo tawarkan, aku mau menjual kebun berapo hargonyo? Kagek ado tawar menawar hargo.

8 BH Menggunakan bahasa Melayu untuk membeli sesuatu, contohnyo: Aku nak beli rokok, nak beli beras: berapo hargonyo?

9 SM Caro membeli menggunakan bahaso Melayu. Kito kalo belanjo ditawar dulu, kadang penjualnyo mau kadang dak mau. Misalnyo: Pak berapo hargo beras sekarung?

10 MK untuk komunikasi dengan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia Alhamdulillah sudah lancar dan tidak do masalah, contohnyo beli rokok, hargo rokok ini berapo?

Tabel diatas memaparkan bagaimana Adaptasi komunikasi Orang Rimba

ketika berinteraksi dengan masyarakat luar di pasar. Mereka beradaptasi dengan

gaya komunikasi masyarakat luar ketika berbelanja, Adaptasi tersebut mereka

lakukan melalui proses belajar dengan melihat dan mendengarkan orang lain

disekitarnya yang sedang berbelanja, setelah mengetahui caranya baru mereka

menirukan cara berkomunikasi tersebut. Bahasa yang digunakan oleh Orang

Rimba dalam berinteraksi jual beli dengan pedagang adalah bahasa Melayu dusun

yang dimengerti orang banyak. Berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan

ditemukan dari 10 orang informan menyatakan berkomunikasi dengan bahasa

Melayu ketika berkomunikasi di pasar. Hal ini dikarenakan bahasa Melayu

merupakan bahasa yang umum digunakan oleh masyarakat mayoritas di Air

Hitam dalam berinteraksi dan transaksi jual beli. Tetapi temuan di lapangan juga

menunjukkan bahwa mereka juga dapat berkomunikasi dengan bahasa Jawa

Page 128: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 111

ketika bertemu dengan pedagang Orang Jawa. Hal ini mengindikasikan bahwa

mereka juga menyesuaikan komunikasi dengan etnis lain selain suku Melayu.

5.1.2. Komunikasi Sapa-menyapa

Arak nandi mas?...Nak kemano Bang?...Dari mano bang?... Siapo

namonyo bang?... Kalimat-kalimat sapaan ini merupakan kalimat-kalimat sapaan

yang tidak asing lagi bagi Orang Rimba yang telah bermukim (bediom) di Air

Hitam. Mereka sudah lancar dan fasih sekali menyapa orang yang mereka kenal

ketika bertemu di jalan, di pasar, atau di kebun. Orang Rimba menganggap

bahawa bertemu dengan orang yang dikenal harus disapa, dengan saling menyapa

menunjukkan mereka sudah saling kenal dan akrab. Mereka juga terbiasa

berkomunikasi dengan orang lain sesuai dengan latar belakang sukubangsanya,

bertemu dengan orang Melayu mereka berusaha berkomunikasi dengan bahasa

Melayu, begitu juga ketika bertemu dengan orang Jawa trans mereka berusaha

berkomunikasi atau menyapa dengan bahasa Jawa yang mereka bisa. Walaupun

mereka sudah tinggal (bediom) di luar hutan tetapi kalau bertemu dengan sesama

Orang Rimba mereka masih tetap menegur dan menyapa dengan bahasa Rimba.

Orang Rimba selalu menyapa terlebih dahulu orang yang mereka kenal

dikarenakan mereka merasa sebagai orang baru haruslah mengakrabkan diri

dengan masyarakat setempat agar bisa diterima dan diakui keberadaannya.

Berdasarkan data komunikasi sapa-menyapa terlihat bahwa Orang Rimba

berusaha memahami dan mempelajari bahasa orang lain. Orang Rimba meniru apa

yang mereka dengar dan apa yang mereka lihat dari aktifitas yang dilakukan oleh

masyarakat luar dalam hal sapa-menyapa.

Page 129: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 112

Selain itu, meyapa terlebih dahulu dalam pandangan Orang Rimba adalah

upaya dalam menghormati orang lain. Memanggil dengan sebutan bapak, ibu,

adalah panggilan untuk orang yang lebih tua, untuk orang yang seusia mereka

atau orang dewasa menggunakan kata sapaan mas, abang, sedangkan untuk usia

yang lebih muda biasanya mereka hanya memanggil nama saja.

Tabel 1.6 Komunikasi Orang Rimba Saat Sapa-menyapa

No Informan Aspek Komunikasi

1 WH Kalo ketemu orang Jawo yo pake bahaso Jawo yang kito tau, arak nanadi mas? kalo idak tau bilang be idak tau.

2 MW

Kalo ketemu orang Melayu: Nak kemano Bang?, kalo orang Jawo: arak nang di mas? Menyapo orang berdasarkan dio orang mano. Kalo bertemu dengan orang Jawo berkomunikasi dengan bahasa Jawo, kalo bertemu dengan orang Melayu berkomunikasi dengan bahasa Melayu.

3 BH Kalo aku bertemu Bapak, pake bahasa Melayu: nak kemano?

4 SM Menyapa dan disapa orang menggunakan komunikasi dengan bahasa Melayu. dari mano bang? Siapo namonyo bang? Kalo ditanyo orang yo kito jawab dari dalam atau dari pasar.

5 MK Kalo ketemu dengan orang bertanyo, mau kemano?, ketempat siapo? Kalo ditanyo orang yo kito jawab, mau ke sano, mau ke pasar, mau ke kebun.

6 JL

Kalo kito lah kenal dengan orang kito sapo: nak kemano Bapak? (untuk orang yang sudah tuo), Nak kemano Bang? (untuk orang yang masih mudo). Kalo disapo orang yo kito jawab. Nak ke humo, ke pasar

7 NH

Kalo ketemu orang Jawo yo dipanggil dengan bahasa Jawo: nandi mas? Mau nanam padi atau kacang katanya. Mau ngolek opo mas? Ngolek iwak. Kalo ketemu orang Melayu, ditanyo mau kemano? Jawabnyo mau ke humo. Kami lah samo-samo ngerti bahaso Rimbo dan bahaso Melayu.

8 NG Kalo ketemu dengan Orang Rimbo ngomong bahaso Rimba, kalo ketemu dengan orang Melayu ngomong bahaso Melayu: nak kemano?

9 HL menyapo orang yang lewat ditanyo: mau ke mano?, Kalo disapo orang dijawab: sayo mau ke sano, mau motong karet, mau belanjo di pasar.

10 RH Ketemu orang Jawo ditanyo: nak kemano mas? Kalo orang Melayu ditanyo: nak kemano bang?

Page 130: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 113

5.1.3. Komunikasi Saat Berkunjung dan Dikunjungi

Sebagai warga masyarkat Air Hitam yang tinggal (bediom) di

pemukiman Trans Swakarsa Mandiri, Orang Rimba sangat menjaga hubungan

baik dangan warga masyarakat yang lainnya. Hubungan baik itu mereka

wujudkan dengan kebiasaan saling mengunjungi terhadap keluarga kerabat dan

tetangga yang mereka kenal. Mereka juga mengenal aturan masyarakat luar bahwa

jika datang menampakan wajah dan pergi menampakkan punggung, ketika

berkunjung mengucapkan salam sesuai dengan agama yang dianut tuan rumah

yang dikunjungi dan ketika pegi juga memberi tau. Mereka akan mengucapkan

assalamualaikum ketika berkunjung ke rumah warga yang beragama Islam, begitu

sebaliknya mereka mengucapkan salom (sama dengan: permisi, spada) ketika

berkunjung kerumah orang Batak yang non Muslim. Mereka juga berkomunikasi

dengan dengan bahasa Melayu sebagai bahasa yang umum digunakan masyarakat

Air Hitam, sehingga komunikasi diantara mereka bisa saling difahami.

Orang Rimba yang bediom juga sudah memahami aturan berkunjung ke

rumah masyarakat terang. Beberapa dari informan menyatakan bahwa apabila

kepala keluarga (laki-laki) yang dikunjungi tidak ada di rumah maka mereka tidak

akan masuk ke dalam rumah untuk bertamu karena hal itu dianggap tidak sopan

dan tidak baik, biasanya mereka akan menunggu kepala keluarganya datang atau

mereka hanya meninggalkan pesan saja. Orang Rimba sangat menghargai aturan

yang berlaku dalam lingkungan masyarakat terang, walaupun aturan tersebut tidak

ada dalam lingkungan mereka ketika masih di dalam hutan.

Page 131: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 114

Apabila telah mengucapkan salam dan tuan rumah belum

mempersilahkan untuk masuk, maka Orang Rimba tetap berdiri di depan rumah

samapai tuan rumah mempersilahkan mereka masuk. Apabila tidak dipersilahkan

masuk maka mereka hanya mengobrol di teras rumah saja. Aturan-aturan tersebut

tentunya merupakan aturan baru yang dijumpai oleh Orang Rimba, tetapi hal ini

tidak membuat Orang Rimba enggan atau malas untuk melakukan kontak

komunikasi dengan masyarakat terang, mereka tetap menyesuaikan diri dengan

kebiasaan dan aturan masyarakat Melayu di Air Hitam.

Tabel 1.7 Komunikasi Orang Rimba Saat Berkunjung dan Dikunjungi

No Informan Aspek Komunikasi

1 JL Kalo ke rumah orang mengucapkan assalamu alaikum. Kalo kito ke rumah orang yo ikuti aturan orang tu.

2 NH Kalo berkunjung kerumah orang harus mengucapkan assalamu alaikum, kalo idak kurang sopan. Kalo kito keluar rumah orang harus pamit, datang nampak muko pegi nampak punggung.

3 NG Kalo berkunjung ke rumah orang Melayu yang Islam yo pake: Assalamu Alaikum, kalo berkunjung ke rumah orang Batak: Salom, saling mengikuti bagaimana caro atau aturan orang luar.

4 WH Kalo kito berkunjung ke rumah orang harus mengucapkan assalamu alaikum, kito harus hormat samo orang.

5 MW Kalo berkunjung ke rumah orang Islam otomatis mengucapkan assalamu alaikum, kalo rumahnyo dikunjungi orang ditanyo: ado perlu apo?

6 HL Berkunjung mengucapkan assalamu alaikum. Kalo ado laki-lakinyo biso masuk rumah, kalo laki-lakinyo idak ado yang ado cuma perempuan be idak biso masuk rumah kan idak bagus.

7 RH

Kalo aku berkunjung ke rumah orang, sebagai orang Islam aku mengucapkan assalamu alaikum, kalo Bapak dak ado di rumah yang ado hanyo perempuan mako sayo dak boleh masuk, hanyo boleh ninggalin pesan.

8 BH Kalo kito berkunjung ke rumah orang pake bahaso Melayu, kalo orang Islam mengucapkan assalamu alaikum, kalo rumah kito didatangi orang, mako dio harus ucapkan assalamu alaikum jugo.

9 SM Orang yang datang mengucapkan assalamu alaikum dan kito jawab waalaikum salam, kalo kito berkunjung ke rumah orang yo pakai assalamu alaikum jugo.

10 MK Kalo bertamu ke rumah orang mengucapkan assalamu alaikum, kalo ado orang yang datang ke rumah kito dipersilahkan masuk.

Page 132: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 115

Kontak komunikasi yang telah terjalin selama ini, juga telah

mempengaruhi cara komunikasi Orang Rimba. Setelah beberapa puluh tahun

terjadi proses komunikasi dan interaksi Orang Rimba juga mengalami inovasi,

mereka telah mengenal pola-pola pergaulan masyarakat luar. Ketika tekhnologi

komunikasi sudah masuk di Air Hitam dengan banyaknya masyarakat

menggunakan telpon genggam (handphone), mereka pun mengikuti inovasi yang

dilakukan oleh mayarakat Melayu. Dari pengamatan di lapangan sudah banyak

Orang Rimba yang memiliki handphone, hampir setiap kepala rumah tangga

Orang Rimba di Singosari dan Air Panas memiliki handphone, telpon genggam

bukan barang aneh lagi bagi Orang Rimba.

Fenomena Orang Rimba menggunakan telpon genggam (handphone)

dapat dilihat dari dua sisi, disatu sisi mereka mencoba beradaptasi dengan inovasi

baru dalam sistem komunikasi modern, dimana untuk berkomunikasi antara satu

kelompok dengan kelompok yang lain mereka tidak harus bertemu tatap muka

yang membutuhkan waktu perjalanan berjam-jam lamanya untuk bisa ketemu,

tetapi dengan inovasi alat komunikasi handphone mereka bisa langsung

berkomunikasi. Disisi yang lain memiliki handphone adalah suatu lambang

identitas kekayaan karena tidak semua orang bisa memiliki alat tersebut, bagi

Orang Rimba memiliki handphone adalah suatu kebanggaan.

Sebagai masyarakat minoritas yang hidup di daerah pedalaman hutan

Taman Nasional Bukit Duabelas, perjuangan Orang Rimba menyikapi dinamika

perubahan yang terjadi sangat berat, pola hidup konsumtif telah masuk dalam

sendi kehidupan Orang Rimba, kebutuhan primer dan sekunder telah dirasakan

Page 133: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 116

juga sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Hal ini juga merupakan proses

identifikasi bagi Orang Rimba terhadap masyarakat luar. Masyarakat Melayu dan

masyarakat transmigrasi sebagai masyarakat pendatang yang dianggap lebih baik

dari kelompok mereka. Perubahan demikian memaksa Orang Rimba untuk

beradaptasi dengan pola-pola tersebut.

Upaya Orang Rimba untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi

memerlukan proses panjang. Hal ini dipengaruhi oleh stereotipe masyarakat luas

yang menganggap bahwa Orang Rimba itu kotor, najis, makan babi, suka

membuat guna-guna, tidak mau diatur, dan lain sebagainya. Salah satu upaya yang

bisa dilakukan untuk bisa diterima dikalangan masyarakat luar adalah melakukan

Adaptasi. Adaptasi yang dimaksud oleh peneliti di sini adalah penyesuaian diri

yang merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan Orang Rimba agar

bisa bergabung dan diterima masyarakat Air Hitam.

Tabel 1.8 Adaptasi Orang Rimba di Air Hitam

No Informan Aspek Adaptasi

1 HL

Yang penting kito tu menyesuaikan pandangan budaya dan adat istiadat elok samo elok, menyesuaikan adat istiadat dengan orang luar, seperti istilah kato pepatah kalo kito masuk kandang kerbau ngoak, kalo kito masuk kandang kambing ngembek

2 JL

Kalo sudah bediom di sini sayo lah kepalang tanggung pindah ke luar, makonyo kito harus berusaha mengikuti kebiasaan orang luar macam mano caro kito harus niat dalam hati untuk berubah, ngikut orang banyak.

3 NH

Menyesuaikan diri dengan orang Melayu; Cemano caronyo supayo kito mencari jalan tengah, kalo ado pertengkaran jangan diselesaikan dengan adat hukum masing-masing kareno pado dak terimo, maka dicari jalan tengahnyo.

4 MW Berusaha berbuat baik dengan orang lain, mengikuti caro-caro bagaimano orang lain berprilaku, mengikuti kebiasaan adat istiadat orang luar, macam mano orang luar itulah yang diikuti.

5 SM Kito harus berusaha bagaimano bahasa kito samo dengan orang luar, kito harus biso bahasa Melayu Dusun, bahasa Jawo, dan

Page 134: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 117

nyesuaikan pengetahuan dengan pengetahuan orang luar.

6 WH Menyesuaikan diri dengan orang Melayu: kalo kito hidup bersih jadi orang dak do segan samo kito. Memilih makanan, mano yang diharaMKan jangan di makan, dulu makan babi kini dak lagi.

7 RH Mengikuti semua perayaan yang diadakan oleh masyarakat Luar.

8 MK

Menjaga pergaulan dengan baik, saling menerimo apo adonyo, jangan saling menyinggung, caro bergaul yang biso diterimo orang banyak, saling mengimbangi, saling mengerti budaya masing-masing.

9 NG

Kalo berkunjung ke rumah orang Melayu yang Islam yo: Assalamu Alaikum, kalo berkunjung ke rumah orang Batak: Salom, saling mengikuti bagaimana caro atau aturan orang luar.

10 BH

Pertamo, dari segi bahasa kito harus padek bergaul dengan orang. Keduo, orang Rimba harus belajar bahasa Melayu, kalo ketemu orang Rimba menggunakan bahasa Orang Rimba, kalo bertemu orang Melayu menggunakan bahasa Melayu.

Gambaran proses Adaptasi Orang Rimba di Air Hitam di atas

menunjukkan adanya proses pembauran Orang Rimba yang tinggal (bediom)

dalam lingkungan masyarakat Melayu. Sejak dihuninya perumahan Trans

Swakarsa Mandiri oleh Orang Rimba maka sejak saat itu proses pembauran antara

Orang Rimba dengan orang luar terjadi.

Proses Adaptasi yang dilakukan Orang Rimba di Air Hitam didasarkan

pada prinsip-prinsip mengadopsi norma-norma yang berlaku di masyarakat

Melayu Air Hitam, norma-norma tersebut mereka ikuti sesuai dengan kebutuhan

dan tujuan Adaptasinya. Dari data diatas terlihat upaya Orang Rimba yang

berusaha mengidentikkan dirinya dengan norma dan kebudayaan masyarakat luar.

Mereka berusaha menyesuaikan diri dengan adat dan kebiasaan orang luar yang

mereka ibaratkan seperti masuk kandang kerbau harus ngoak, masuk kandang

kambing harus ngembek. Hal tersebut mereka lakukan karena kebutuhan mereka

Page 135: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 118

untuk menyesuaikan diri dengan pandangan budaya dan adat istiadat setempat

agar bisa diterima dikalangan masyarakat luar yang mayoritas Orang Melayu.

Proses komunikasi yang mendasari proses Adaptasi Orang Rimba Air

Hitam dilakukan melalui identifikasi dan internalisasi sistem budaya dan

pengetahuan masyarakat setempat. Kebutuhan Orang Rimba untuk beradaptasi

dengan sistem sosial, budaya, bahasa dan pengetahuan masyarakat luar lebih

nampak dari pada kebutuhan masyarakat luar yang beradaptasi dengan sistem

budaya Orang Rimba, upaya tersebut mereka lakukan dengan mengikuti perilaku,

kebiasaan, adat istiadat, bahasa, dan pengetahuan masyarakat Melayu sebagai

upaya menyesuaikan diri dengan masyarakat luar. Ketika berada dilingkungan

masyarakat luar mereka akan berusaha berbuat baik dengan orang lain, mengikuti

cara-cara bagaimana orang lain berperilaku itulah yang mereka ikuti, bagaimana

kebiasaan dan adat istiadat masyarakat luar itulah yang mereka pakai, dan

berusaha berkomunikasi sesuai dengan bahasa yang digunakan masyarakat luar.

Tetapi walaupun mereka sudah beradaptasi dengan sistem budaya luar,

masyarakat luar tetap menganggap mereka sebagai Orang Kubu dan orang

terbelakang. Orang desa menganggap bahwa Orang Rimba yang berusaha tampil

keren tapi justru nampak norak dan dianggap kampungan. misalnya wanita Rimba

ketika pergi ke pasar mereka berdandan, bermake up, memakai kalung, gelang

dan cincin dan kelihatan tidak sesuai dan nampak lucu. Sehingga ketika ada anak

remaja desa yang tampil norak diejek oleh temen lainya dengan kata- kubu

nian kau ni.

Page 136: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 119

5.2. Komunikasi Orang Rimba dalam Membangun Identitas di Air Hitam

Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup sendirian tanpa orang

lain, ia sangat membutuhkan hidup bersama masayarakat di lingkungannya.

Identitas diri seseorang dibentuk ketika ia berinteraksi dengan orang lain.

Komunikasi merupakan alat yang dapat digunakan untuk membentuk identitas

seseorang melalui berbagai bentuk. Cara komunikasi seseorang menunjukkan

identitas etnisnya, hal ini dapat dilihat pada (accents) cara berbicara seseorang

atau logat berbicara seseorang. Misalnya gaya komunikasi orang suku Jawa yang

santun dan lembut pada akhirnya membentuk persespsi umum bahwa orang Jawa

itu lemah lembut. Bandingkan dengan cara komunikasi orang suku Batak yang

lantang dan keras pada akhirnya membentuk persepsi umum bahwa orang Batak

itu kasar. Ini artinya bahwa gaya komunikasi seseorang dapat menunjukkan

identitas diri dan sukubangsanya.

Identitas setiap orang berbeda-beda, seseorang pasti akan bertanya siapa

sesungguhnya dirinya dihadapan orang lain. Seorang yang hidup di dunia pada

hakekatnya memiliki lebih dari satu identitas. Ada identitas yang bersifat pribadi,

identitas sosial dan identitas kelompok.

Identitas asli Orang Rimba adalah sebagai kelompok sukubangsa minoritas

yang berpegang teguh kepada ajaran nenek moyang, mereka menganggap bahawa

masyarakat Melayu adalah pembawa penyakit, hal ini berdasarkan pengetahuan

mereka bahwa Melayu sama dengan (layu) yang berarti sakit. Ajaran tersebut

mereka pegang teguh sehingga manjadikan mereka sebagai masyarakat tertutup

dan mengasingkan diri di dalam hutan untuk menghindari kontak dengan Orang

Page 137: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 120

Melayu. Selama mengasingkan diri di dalam hutan tersebut mereka

menggantungkan hidup sangat sederhana dari hasil hutan dengan berburu dan

meramu untuk mencari sumber penghidupan baik sandang, pangan, dan

papannya.

Pola pikir Orang Rimba sangat sederhana dan penuh dengan pantangan,

mereka sangat mempercayai bahwa apa yang diberikan oleh alam sebagai suatu

kekayaan dan anugerah tuhan untuk mereka. Kesederhanaan pandangan hidup ini

mempengaruhi pola hidup mereka dalam segala aktifitasnya, mereka melakukan

berburu dan meramu untuk memenuhi kebutuhan pangannya, mereka meyembah

dewa dan benda-benda yang dianggap keramat, menurut kepercayaan mereka

dewa-dewa tersebut memiliki kekuatan yang dapat menyengsarakan dan

menolong Orang Rimba. Ketika mereka mengalami kesusahan misalnya susah

mencari binatang buruan, keluarga ditimpa musibah karena penyakit atau

meninggal dunia, terjadi bencana alam berarti dewa sedang marah. Sehingga

untuk menghindari kemarahan dewa tersebut mereka menerapkan banyak sekali

larangan dan pantangan dalam hidupnya.

Ketika Orang Rimba kemudian hidup ditengah masyarakat luar, mereka

membutuhkan pengenalan dan sosialisasi diri. Agar dapat saling mengenal sesama

dan dapat bersosialisasi antar sesama maka Orang Rimba berupaya menyesuaikan

dan membangun identitas barunya ditengah masyarakat luar. Beberapa upaya

yang dapat dilakukan Orang Rimba dalam membangun identitasnya baik dalam

skala individual maupun skala kelompok adalah berusaha mencapai identitas

sosial positif di mata orang luar yang mayoritas masyarakat Melayu. Upaya

Page 138: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 121

tersebut dicapai melalui asimilasi kultural, asimilasi struktural-identifikasional

dan asimilasi marital.

5.2.1. Asimilasi Kultural

Asimilasi kultural yang dilakukan Orang Rimba ini berhubungan dengan

perubahan dalam pola-pola kebudayaan guna penyesuaian diri dengan kelompok

mayoritas yaitu masyarakat Melayu Air Hitam. Fenomena ini sesuai dengan

istilah conformity dimana anggota kelompok minoritas menerima nilai dan sikap

dari budaya mayoritas, mereka mempunyai keinginan yang sangat kuat untuk

berasimilasi kedalam budaya dominan, dan cerderung menilai positif terhadap

kebudayaan masyarakat mayoritas. Sehingga Orang Rimba mengadopsi identitas

budaya masyarakat Melayu sebagai bagian dari kebudayaanya.

Identitas terkadang ditandai dengan keterlibatan seseorang dalam kegiatan-

kegiatan budaya yang menunjukkan kebiasaan atau adat istiadat suatu kelompok,

pola mengadopsi identitas budaya ini masuk dalam kategori asimilasi kultural

yang dilakukan Orang Rimba di Air Hitam. Sebagai bagian dari masyarakat

Melayu, Orang Rimba juga mengikuti kegiatan-kegiatan budaya masyarakat

setempat, karena mayoritas masyarakat Melayu beragama Islam maka kegiatan

budaya yang diikuti Orang Rimba Air Hitam adalah mengikuti ritual budaya

menurut orang Islam. Sedangkan Orang Rimba yang beragama Kristen akan

melakukan ritual agama Kristen, tetapi karena penganutnya masih sedikit, maka

jarang mereka melakukan kegiatan budayanya. Kegiatan budaya yang dilakukan

Orang Rimba yang Muslim sama dengan masyarakat Melayu lainnya. Mulai dari

Page 139: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 122

kegiatan yang bersifat individu sampai pada kegiatan keagamaan yang bersifat

kemasyarakatan.

Tabel 1.9 Komunikasi Orang Rimba dalam Asimilasi Kultural

No Informan Aspek Asimilasi Kultural

1 JL

Budaya Orang Rimba tidak dipakai lagi ketika tinggal di luar, karena di luar banyak Orang Islam, jadi budaya yang kami ikuti budaya-budaya Orang Islam

2 NH Mengikuti budaya orang Melayu, kito menyesuaikan diri kalo idak pake itu kito malu. Semua orang Rimbo yang sudah bediom menerima budaya orang luar.

3 NG Kalo menikah dengan orang luar yo budayo orang luar yang dipake. 4 WH Kalo di luar mano budayo yang disenangi orang luar kito ikut be

5 MW Mengikuti budaya orang Melayu, menghadiri upacara 17 Agustus, mengikuti budaya pernikahan, cukuran anak baru lahir, syukuran sunatan yang disambut dengan pencak silat orang Melayu.

6 HL Ngikuti tradisi dan kebudayaan orang Islam. 7 RH Mengikuti semua perayaan yang diadakan oleh masyarakat Luar.

8 BH

Kalo tinggal di luar kami mengikuti semua budayo orang Islam. Penganten, lebaran berkunjung ke rumah orang, minta maaf kalo kito ado salah, pergi undangan membawa oleh-oleh (amplop), sunatan, sedekah nengak rumah, netak rambut anak (cukuran).

9 SM

Mengikuti budaya orang Melayu, berpakaian bersih, mandi, memakai sabun, memakai perhiasan, membeli peralatan rumah seperti TV. menghadiri upacara 17 Agustus. Memperingati hari kelahiran anak dengan cukuran, marhabanan dan aqiqah. Mengikuti Maulud Nabi, lebaran Idul Fitri dan Lebaran Haji, serta melakukan sunatan.

10 MK Mengikuti budaya orang Melayu, mengikuti perayaan hari besar Islam, kadang-kadang menghadiri upacara 17 Agustus, mengikuti perlombaan.

Dari tabel 9 tentang komunikasi orang rimba dalam asimilasi kultural

menunjukkan bahawa komunikasi sebagai proses sosial melibatkan Orang Rimba

sebagai komunikator berhubungan dengan masyakarat Melayu sebagai

komunikan. Beberapa aspek komunikasi sebagai proses sosial tersebut

diwujudkan dalam kegiatan budaya yang diadopsi dan dilakukan Orang Rimba

dalam membentuk identitas budayanya dilingkungnan masyarakat luar, mereka

Page 140: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 123

berusaha mengadopsi budaya masyarakat yang dominan, karena masyarakat yang

dominan di Air Hitam adalah Orang Melayu maka budaya-budaya yang mereka

adopsi dan mereka ikuti adalaha budaya masyarakat Melayu, sehingga kelihatan

sekali mereka mengikuti dan terlibat dalam kegiatan sosial budaya bersama Orang

Melayu di Air Hitam. Beberapa tradisi budaya yang diadopsi oleh Orang Rimba

diantaranya adalah: Pertama, Mereka mengikuti tradisi berkhitan atau sunatan.

Bersunat adalah tradisi wajib yang dilakukan oleh Orang Rimba sebagai syarat

untuk menjadi Islam, budaya khitan itu kemudian mereka lakukan juga terhadap

anak-anak dan cucu mereka. kedua, mereka melakukan tradisi cukuran. Tradisi

cukuran adalah mencukur rambut bayi yang baru lahir pada usia kelahiran 7

sampai 40 hari, biasanya mereka mengundang warga masyarakat setempat untuk

-pujian (marhabanan) yang dipimpin oleh ulama

atau tokoh agama masyarakat setempat. Termasuk juga tradisi menikahkan anak

walimatul urus).

Ketiga, mereka melakukan ibadah sholat dan mengaji seperti layaknya

masyarakat Muslim lainnya. Biasanya mereka memanggil guru ngaji untuk

mengajari mereka membaca Al-quran, seperti yang dilakukan oleh Bapak JL dia

banyak belajar tentang sholat dengan keluarga Bapak Mursalin seorang guru

agama Islam di SMPN Air Hitam, kemudian M. Anwar dia baru masuk Islam

banyak belajar sholat dan ngaji dengan guru Orang Jawa dari Dusun Singosari.

Mereka juga ikut terlibat dalam kegiatan keagamaan yang bersifat

kemasyarakatan dan perayaan-perayaan. Misalnya, 1 Syawal dan 10 Zulhijjah

mereka mengikuti tradisi lebaran dengan sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha

Page 141: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 124

bersama masyarakat di masjid setempat. Pada Lebran Idul Fitri mereka juga ikut

saling maaf memaafkan dan berkunjung ke rumah kelauarga dan tetangga, pada

Lebaran Idul Adha jika ada warga yang berkurban mereka juga ikut terlibat dan

membantu. Pada perayaan Maulidan dan Rajaban mereka juga sama-sama datang

ke masjid mendangarkan ceramah dari mubaligh. Begitu juga pada perayaan hari

kemerdekaan 17 Agustus mereka juga mengikuti kegiatan-kegiatan perlombaan

yang diselenggarakan di Desa setempat.

Kegiatan kegiatan budaya ini berfungsi sebagai sarana untuk menunjukkan

identitas budaya mereka bahwa saat ini mereka sudah menjadi Orang Melayu.

Jadi kegiatan budaya yang dilakukan oleh Orang Melayu juga diikuti oleh Orang

Rimba.

5.2.2. Asimilasi Struktural-Identifikasional

Asimilasi ini berkenaan dengan masuknya golongan minoritas Orang

Rimba kedalam pranata kelompok mayoritas Orang Melayu di Air Hitam. Yang

menjadi variabel asimilasi struktural ini adalah penerimaan sebagai warga rukun

tetangga (RT), masuknya mereka dalam struktur pemerintah desa. Sedangkan

asimilasi identifikasional berhubungan dengan perasaan sebagai warga

masyarakat. Yang menjadi variabel dalam asimilasi ini adalah identifikasi status

kewargaan, dangan asumsi bahwa untuk membentuk identitas kewargaan dalam

sebuah masyarakat maka identifikasi status kewargaan Orang Rimba harus

diadakan. Hal ini dapat dilihat dengan kepemilikan kartu tanda penduduk (KTP),

kartu jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS), sehingga dengan mereka

Page 142: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 125

memiliki kartu identitas tersebut mereka dapat pelayanan dari negara melalui

pemerintah setempat.

Proses asimilasi struktural dilakukan melalui pembauran dengan masuknya

Orang Rimba dalam tatanan struktur sosial masyarakat (civil society) Orang

Terang, yaitu menjadi warga negara, menjadi anggota rukun tetangga (RT),

menjadi anggota rukun warga (RW), mengikuti kegiatan rukun tetangga (RT)

seperti: gotong royong kebersihan kampung, mengikuti perkumpulan-

perkumpulan RT, yasinan, terlibat dalam pemilihan umum mulai dari memilih

kepala Desa, Bupati, Gubernur, Presiden dan ikut pemilu Legislatif, selanjutnya

mereka juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan olah raga di Desa setempat. Ketika

berada di dusun Air Panas peneliti mendengar bahwa sudah ada tokoh Orang

Rimba yang menjadi Ketua RT di Air Hitam yaitu Bapak NG, pada hari Senin, 3

Juli 2012 peneliti berkunjung ke rumah NH, informan bercerita alasan logis

bahwa dengan memilih ketua RT dari kalangan Orang Rimba diharapkan dapat

membela dan melindungi hak-hak mereka walaupun sebenarnya mereka merasa

tidak mampu karena tidak bisa membaca dan menulis. Menurut mereka masih ada

presepsi di kalangan masyarakat luar bahwa memilih pemimpin atau atasan Orang

Terang atau Orang Melayu dianggap mempunyai derajat lebih tinggi daripada

mereka.

Menjadi ketua RT di Air Panas berarti telah terlibat dalam struktur

lembaga pemerintahan Desa, derajat sosial Orang Rimba Air Panas meningkat

seiring dengan meningkatnya peran dan fungsi mereka dalam masyarakat. Dengan

menjadi ketua RT di Air Panas maka secara formal administratif Orang Rimba

Page 143: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 126

memiliki akses ke dalam pranata pemerintahan Desa Bukit Suban yang diakui

keberadaannya secara resmi. Pernah pada suatu ketika pihak pemerintah Desa

Bukit Suban meminta NH menjadi kepala Dusun tetapi ditolak oleh NH karena

yang bersangkutan merasa tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis

untuk mengurus pekerjaan tersebut.

Pada saat asik ngobrol dengan NH tiba-tiba dari luar rumah ada tamu yang

datang, secara kebetulan sekali tamu yang datang adalah Bapak NG tokoh Orang

Rimba yang pernah menjadi menjadi ketua RT pada periode 2004-2009 di Air

Panas. Selanjutnya peneliti langsung menuju kerumah Bapak NG beliau

menceritakan bahwa sebenarnya dia tidak mampu menjadi ketua RT mempimpin

masyarakat banyak, tetapi karena keputusan masyarakat Orang Rimba di Dusun

Air Panas sepakat memilih dirinya maka dia bersedia. untuk memperkuat

keberadaan Orang Rimba dalam struktur pemerintahan desa. Pada saat itu Bapak

NG sebagai ketua RT mengangkat Suparno dari kalangan Orang Jawa Trans

menjadi wakilnya, karena dia menyadari bahwa untuk berurusan dengan kantor

pemerintahan desa atasannya harus mempunyai kemampuan membaca dan

menulis sebagaimana yang diceritakan Nugraha di atas, sedangkan dirinya sebagai

Orang Rimba tidak memiliki kemampuan tersebut.

Page 144: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 127

Tabel 1.10 Komunikasi Orang Rimba dalam Asimilasi Struktural-Identifikasional

No Informan Aspek Asimilasi Sruktural-Identifikasional

1 JL Kalo di sini yo sayo ikut-ikutan bae, pertamo yo jadi wargo di sini, ikuti kegiatan RT, kalo disuruh rapat dari RT yo sayo datang, gotong royong sayo ikut, aturannyo jugo sayo ikuti.

2 NH Sebenarnyo tahun kemaren (2011) sayo pernah mau ditunjuk oleh pemerentah jadi KADUS, jadi antara kami beduako (Ngelam) maunyo pemerintah KADUS tu dari Orang Rimba,

3 NG Ketiko di luar yo ikuti struktur di luar, RT dan RW. Ikut program RT. Sayo pernah jadi ketua Rt tahun 2004-2009, kemudian menjadi ketua adat di Dusun tahun 2004-2011.

4 WH Mengikuti kegiatan RT, kegiatan Desa, kegiatanPemuda.

5 MW

Mengikuti kegiatan menjadi warga desa, mengikuti kerja bakti (gotong royong) yang dilaksanakan oleh RT, mengikuti perkumpulan yasinan dan rapat-rapat pembangunan (membangun mesjid).

6 HL Sebagai orang Islam mengikuti Imam, ikuti Khatib, ninik mamak. Sebagai warga masyarakat mengikuti keanggotaan RT dan RW, rapat desa, gotong royong.

7 RH

Terlibat sebagai warga masyarakat dalam kegiatan RT, gotong royong kebersihan kampung, mengikuti kegiatan 17 agustus yang diadakan oleh Desa, ikut PEMILU. Mengikuti kegiatan-kegiatan kelompok Olah raga (bola voly, bola kaki) di desa.

8 BH sebagai waarga masyarakat mengikuti kegiatan RT seperti: kebersihan, gotong royong, yasinan RT.

9 SM mengikuti kegiatan perkumpulan RT, mengikuti pemilihan KADES, gotong royong, ikut olah raga voly, bola kaki, catur tinggal milih, semua kegiatan orang Dusun kito ikuti.

10 MK

kami nyesuaikan diri dengan kegiatan RT, KADES, seperti rapat, bangun mesjid, jalan, kami tetap ikut, melakukan kegiatan gotong royong, olah raga seperti; bola kaki, ikut pelatihan bola volley. Mengikuti pola orang luar.

Dengan bemukimnya (bediom) di desa berarti mereka telah masuk menjadi

bagian warga masyarakat desa secara formal menjadi bagian dari struktur

masyarakat luar. Orang Rimba berhak memperoleh kartu identitas penduduk

(KTP) dan pelayanan lainnya dari Pemerintah Desa, menurut Pak Umar Dani (45

tahun) Sekdes Desa Pematang Kabau dengan bemukimnya (bediom) di desa

mempunyai nilai positif dan negatif. Nilai positifnya mereka yang mau belajar

jadi memiliki pengetahuan, mereka sudah beragama dan sedikit-sedikit tau budaya

Page 145: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 128

Ortang Luar, bahkan dalam beragama mereka lebih taat dan lebih fanatik dari

pada orang luar. Nilai negatifnya bagi mereka yang tidak punya penghasilan tetap

sering mencuri. Misalnya mencuri brodolan sawit, pada saat musim buah sering

mencuri buah jengkol, durian, atau duku. Mereka tidak peduli kebun itu milik

siapa mereka terkadang mengambil saja buhan-buahan dikebun. Para anak muda

suka berjudi dan minum-minuman keras, mengendarai motor sangat ngebut di

jalan. Sehingga terkadang keberadaannya meresahkan masyarakat setempat.

Mereka yang telah bermukin (bediom) dan mempunyai KTP bisa

memperoleh pelayanan Kartu Sehat yang dapat digunakan untuk berobat gratis di

Puskesmas Kecamatan Air Hitam, mereka juga dapat menerima bantuan BLT,

RASKIN dan lain sebagainya. Tetapi tidak bisa dipungkiri dalam hal pelayanan

mereka tetap dinomor duakan, dari hasil pengamatan dilapangan untuk

memperoleh pelayanan berobat gratis mereka diberi obat kualitas rendah bahkan

terkadang obat yang sudah kadaluarsa (offer expired). Ketika mengambil bantuan

di kantor Desa mereka mendapat urutan paling akhir. Mereka diperlakukan

demikian karena statusnya sebagai Orang Rimba.

5.2.3. Asimilasi Marital

Asimilasi marital ini berhubungan dengan perkawinan campuran

(amalgamation). Yang menjadi variabel dalam asimilasi marital ini adalah

perkawinan antara kelompok etnis Orang Rimba dengan Orang Melayu atau

sukubangsa lainnya di Air Hitam, dengan asumsi bahwa semakin banyak

melakukan perkawinan campuran maka proses membentuk identitas melalui

asimilasi marital ini semakin baik.

Page 146: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 129

Perkawinan antara pemuda Rimba dangan perempuan dari Orang Terang

(masyarakat Melayu) diperbolehkan tetapi jarang terjadi. Sejak masyarakat Orang

Rimba bermukim di dusun Singosari dan dusun Air Panas, perkawinan campuran

(amalgamation) antargolongan etnik ini mulai terjadi. Kebanyakan perkawinan

campuran yang terjadi di Air Hitam adalah laki-lakinya dari Orang Rimba

menikah dengan gadis keturunan Melayu atau gadis keturunan Jawa Trans.

Perkawinan yang berlaku menurut kebiasaan Orang Rimba yang tinggal di Dusun

Singosari dan Dusun Air Panas sudah mengadopsi adat istiadat dan budaya

masyarakat Melayu. Merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi pemuda Orang

Rimba apabila ia mampu menjalin asmara dengan gadis keturunan Melayu atau

gadis keturunan Jawa trans, karena dengan perkawinan tersebut mereka dapat

membentuk identitas baru bagi keluarga dan anak keturunannya. Anak-anaknya

pasti akan lahir dengan identitas baru sebagai anak keturunan Orang Melayu atau

anak keturunan Orang Jawa. hal ini merupakan cara yang dilakukan Orang Rimba

untuk mengadopsi identitas kelurga mereka.

Tabel 1.11 Pemuda Orang Rimba yang menikah dengan masyarakat luar

No Pemuda Rimba Masyarakat Air Hitam Asal Sukubangsa 1 Naim Romiyati Keturunan Jawa 2 Munawir Indrawati Keturunan Melayu 3 Abd. Qodir Rudiana Keturunan Melayu 4 Mandun Nitis Keturunan Melayu 5 M. Saman Ida Laila Keturunan Melayu 6 Abd. Malik Neti Yusnia Keturunan Jawa

Sebenarnya pernikahan pertama antara pemuda Orang Rimba dengan

Page 147: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 130

(Muhammad Ali) yang menikah pada tahun 2000 dengan Romiyati anak seorang

Jawa dari trans di Desa Mentawak. Perkawinan

adalah perkawinan pertama yang dilakukan antara Orang Rimba dengan

kelompok diluarnya. Setelah itu banyak diikuti oleh pemuda Rimba lainnya yang

menikah dengan gadis diluar Orang Rimba.

Tabel 1.12 Komunikasi Orang Rimba dalam Asimilasi Marital

No Informan Aspek Asimilasi Marital

1 JL

Anak sayo nikah dengan orang Melayu, yang perempuannyo anak Melayu Dusun yang jantannyo anak sayo.

2 NH Kalo mau menikahkan orang mengikuti adat orang Melayu.

3 NG

Apo kemauan anak kito ikuti yang penting nikah cuma satu kali. Menikah di luar mengikuti budaya luar.

4 WH adik sayo satu menikah dengan orang melayu dan satu menikah dengan orang Jawo.

5 MW Sayo menikah dengan orang Melayu Dusun dan memakai adat orang luar, waktu melamar mencari wakil orang Melayu untuk melamarkannyo.

6 HL Menyesuaikan diri dengan caro pernikahan Orang Luar, anak aku (Abd. Malik) menikah dengan anak Orang Jawa Trans.

7 RH kalo sudah menjadi orang Islam menikahkan anak dengan hukum dan tradisi Islam

8 BH Keponakan sayo menikah dengan orang Jawo, pertamo melamar mengantarkan tando kalo diterimo disepakati hari pernikahannyo, pernikahannyo mengikuti caro orang Islam.

9 SM

Sayo menikah dengan anak gadis orang melayu, mengikuti adat orang Melayu dalam hal peresmian pernikahan, memilih bulan baik dan tanggal baik untuk menikahannya. Mengikuti kebiasaan perkawinan seperti orang Dusun.

10 MK

Sayo menikah dengan gadis orang Jawo, pertamo setelah melalui proses perkenalan trus aku kenalkan ke orang tuo aku, stelah saling menerimo lalu pada tahun 2007, dilanjutkan dengan proses melamar, menyatakan maksud bahwa kedua anak sudah saling setuju untuk menikah.

Komunikasi Orang Rimba dalam asimilasi marital didasari pada

pemahaman bahwa ketika menikahkan anak dengan masyarakat luar mereka

menyadari harus mengikuti dan mengadopsi adat istiadat dan budaya masyarakat

Page 148: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 131

luar, yaitu menyesuaikan dengan cara pernikahan masyarakat Melayu, karena

kebanyakan Orang Rimba Air Hitam beragama Islam maka mereka mengadopsi

cara-cara pernikahan dan perkawinan sesuai dengan tradisi orang islam.

Beberapa hal yang dapat peneliti uraikan tentang proses asimilasi marital

Orang Rimba sebagai berikut: Bujang dan gadis Orang Rimba bisa menikah atau

melangsungkan perkawinan di Air Hitam setidaknya setelah melalui tiga proses.

Pertama proses saling kenal mengenal lebih dahulu antara bujang dengan gadis,

tahapan ini merupakan proses komunikasi awal yang bersifat personal (personal

communication) yaitu komunikasi yang hanya melibatkan dua orang yaitu antara

bujang dan gadis untuk saling berinteraksi. Dalam proses kenal mengenal ini

mereka tidak lagi terikat pada aturan adat mengenai perkawinan (incest) dengan

Orang Rimba asli yang menganjurkan mereka untuk menikah dengan bujang atau

gadis sesama Orang Rimba, tetapi mereka sudah bebas menentukan apakah akan

menjalin komunikasi dengan sesama Orang Rimba atau sukubangsa lain yang

mereka kenal di Air Hitam.

Kedua, proses melamar atau meminang. Lamaran biasanya dilakukan oleh

pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Tahapan ini merupakan komunikasi

tahap kedua yang melibatkan kedua belah pihak keluarga. Dalam proses ini pihak

laki-laki mengkomunikasikan maksud dan keinginannya kepada pihak keluarga

perempuan atau dalam istilah masyarakat Melayu disebut lamaran. Dalam proses

lamaran ini kadang mereka menunjuk tokoh masyarakat Orang Melayu setempat

sebagai wakil mereka untuk mengkomunikasikan maksud lamarannya kepada

pihak orang tua perempuan.

Page 149: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 132

Dalam proses melamar, Orang Rimba Air Hitam juga telah meninggalkan

tradisi nenek moyangnya yaitu ketika seorang pemuda ingin melamar gadis maka

pihak keluarga laki-laki harus membawa 200 lembar kain sebagai denda. Menurut

Kalo kito punyo keinginan melamar anak orang itu haruy

membayar denda 200 lembar kain, kalo lamaran diterimo kain itu menjadi milik

calon penganten, kalo lamaran ditolak maka kain idak dikembalikan.

Sebelum proses meminang atau melamar sang bujang Orang Rimba

mengumpulkan uang untuk membeli perhisan semampunya. Misalnya berupa

cincin, gelang, atau kalung emas yang akan digunakan sebagai tanda jadi untuk

melamar, sebagai tanda pengikat bahwa si bujang dan gadis akan melangsungkan

pernikahan. Cara ini sangat mirip dengan umumnya tata cara lamaran masyarakat

Melayu di Air Hitam. Sebagai mana pernyataan JL (60 tahun):

Waktu sayo mau melamar gadis Melayu sayo tanyo dengan orang banyak dengan Orang Melayu, macam mano caro Islam kalo menjodohkan anak, kato Orang Melayu kalo menjodohkan anak kito beli emas satu mayam, kito menanyo orang tuonyo, keluargonyo, pama-pamannyo, semuo ditanyo mereka nrimo atau idak kalo anaknyo dilamar. Datanglah sayo bawak satu mayam emas kerumah orang tuonyo untuk melamar. Ketiga, proses pernikahan. Orang Rimba di Dusun Singosari dan Dusun

Air Panas Kecamatan Air Hitam tidak lagi melakukan perkawinan dengan upacara

(sale) istilah untuk pesta perkawinan Orang Rimba yang masih asli di dalam

hutan, tetapi mereka sudah melakukan proses pernikahan melalui hakim nikah

(naib) Kantor Urusan Agama (KUA) setempat. Tahapan ini merupakan proses

komunikasi dalam sekala yang lebih luas yaitu kedua keluarga besar

memberitahukan kepada masyarakat sekitar bahwa si bujang dan gadis telah resmi

melakukan perkawinan yang sah. Acara pesta perkawinan dilakukan sesuai

Page 150: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 133

dengan adat istiadat masyarakat Melayu setempat misalnya: pesta pakai

selamatan, penganten diarak dengan iring-iringan kesenian kampung (biduk

sayak) sejenis kompangan atau rebana.

Bagi yang mampu diadakan pesta perkawinan dengan hiburan organ

tunggal, mengundang penyanyi dari daerah setempat. Seperti pengalaman Bapak

Jaelani ketika menikahkan anaknya menghabiskan biaya lebih dari Rp.

Sayo mengundang masyarakat sekita dan jugo tetap mengundang

keluarga dan kerabat Orang Rimba yang masih berada di hutan, tujuannyo yo

ngasih tau kalo anak kami la resmi menikah Katanya saya mengundang

masyarakat sekitar dan juga keluarga dan kerabat Orang Rimba yang masih di

dalam hutan dengan tujuan untuk mengkomunikasikan atau memberitahu bahwa

anak kami sudah resmi menikah.

Apabila bujang dan gadis telah menikah mereka telah dianggap telah

memenuhi sayarat dan sah sebagai warga masyarakat di mana istri berhak

mendapat perlindungan suami dan suami berhak mendapat pelayanan dari istri.

bini sekato laki

bahwa istri harus taat kepada suami, ketika sudah resmi menikah maka istri harus

mengkumunikasikan setiap keinginannya kepada suami, apapun yang dikatakan

suami harus dipatuhi dan dikerjakan.

Prinsip-prinsip keturunan dalam keluarga Orang Rimba menganut sistem

matrilineal descent yang berarti bahwa garis keturunan dari ibu. Hal ini bisa

dilihat dari sistem keturunan yang dianut Orang Rimba mereka mewariskan harta

dan garis keturunan kepada anak perempuan. Tetapi ketika anak mereka menikah

Page 151: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 134

dengan orang diluar kelompoknya maka prinsip garis keturunan ini tidak berlaku.

Belum pernah terjadi di Air Hitam Gadis perempuan Rimba menikah dengan

pemuda Melayu.

5.2.4. Mengadopsi Identitas Agama

Orang Rimba yang tinggal (bediom) di luar dan hidup menetap bukan

hanya mengubah identitas etnisnya menjadi Orang Melayu, tetapi mereka

mengubah identitas agamanya menjadi menjadi Islam atau Kristen. Identitas

agama digunakan Orang Rimba ketika berhadapan dengan masyarakat Melayu,

mereka mengadopsi agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat luar agar

mempunyai kesamaan identitas, dengan demikian interaksi sosial diharapkan

dapat terjalin dengan baik ketika Orang Rimba memiliki keyakinan dan latar

belakang agama yang sama. Karena mayoritas masyarakat Melayu Air Hitam

beragama Islam maka upaya Orang Rimba mengadopsi agama Islam lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah Orang Rimba yang memeluk Agama Kristen. Jadi

mereka tidak hanya berpindah tempat tinggal tetapi juga mengubah keyakinan dan

identitas agama sesuai dengan keinginannya.

Orang Rimba mengganggap masyarakat luar yang beragama Islam lebih

baik dari dirinya, sehingga kebayakan mereka berupaya menjadi Muslim berusaha

menebus dosa (menebuy doso) karena perbuatan dan perilaku yang mereka

kerjakan di masa dulu dianggap penuh dengan dosa. Dengan menganut agama

Islam mereka berharap dapat meningkatkan identitasnya sebagai Muslim sehingga

minimal sama dengan orang Islam yang lainnya di Air Hitam.

Page 152: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 135

Tabel 1.13 Komunikasi Orang Rimba dalam Mengodopsi Identitas Agama

No Informan Mengadopsi Identitas Agama

1 JL

Tahun 2010 sayo dan istri masuk Islam, sekarang sayo sudah Muslim, sebagai orang Islam ya menyesuaikan makanan dengan makanan orang Islam, mano yang haram kami tinggalkan, mengikuti pengajian, sembahyang di mesjid, lebaran.

2 NH Tahun 1997 orang tua (alm M.Ali) pertama kali masuk Islam, kami anak-anaknyo ikut orang tua masuk Islam dan menjadi orang Islam.

3 NG

Nenek moyang kami dulunyo orang Islam, tapi kareno semenjak tinggal di luar sayo bertemu dengan Pendeta Kristen mako kami diajak ikut menyesuaikan diri dengan agamo dio. Sekarang keluargo kami beragama Kristen. Tapi anak sayo 2 orang ada yang Islam.

4 WH Mengikuti agama orang tua, karena orang tua sudah Islam (M.Ali) maka kami ikut Islam.

5 MW Pindah agamo karena pengen menyembah Allah sebagai orang Islam

6 HL Tujuan bediom untuk masuk agama Islam, biar menjadi orang Muslim kareno nenek dan Datuk aku dulu orang Islam.

7 RH Kalo tidak berganti agama tidak diterima oleh orang luar, kareno orang luar banyak yang beragama Islam sayo masuk Islam.

8 BH Waktu pindah keluar ingin mengikut agama orang Jawo dan orang Trans yang banyak beragama Islam.

9 SM Tujuan menjadi Islam agar jadi orang muslim biar samo dengan orang luar

10 MK Kami beranggapan bahwa Orang Rimba yang bediom keluar beragama Islam. Kami bukan hanyo berpindah tempat tinggal tapi jugo berpindah agamo sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Mayoritas Orang Rimba yang tinggal (bediom) di pemukiman Trans

Swakarsa Mandiri Air Hitam beragama Islam. Islam menurut Orang Rimba

merupakan agama yang menuju kebaikan, jika dibandingkan dengan kepercayaan

nenek moyang mereka yang menyembah dan memuja dewo1 atau roh. Setelah

memeluk Islam mereka umumnya mereka juga meninggalkan makanan yang

diharaMKan oleh agama, menjadi Muslim bagi Orang Rimba selalu identik

1 Menurut Tumenggung Betaring (42 tahun) Orang Rimba yang di hutan memuja Dewa Gajah,

Dewa Siamang, Dewa Beruang, Dewa Gading, Dewa Burung Selalak, Dewa Trenggiling, Dewa Harimau, Dewa Laut, dewa Bulan, Dewa Gunung, dan dewa Langit.

Page 153: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 136

dengan hidup bersih, mereka harus berpakaian dan menutup tubuhnya (aurotnya),

dan tidak makan babi karena babi merupakan suatu yang diharaan dan najis berat

dalam budaya orang Melayu dan agama Islam.

Orang Rimba yang memeluk agama Islam berarti mereka telah memiliki

identitas sebagai seorang muslim, begitu juga Orang Rimba yang memeluk agama

Kristen identitas mereka sebagai orang Kristiani. Menurut Orang Rimba Air

Hitam berganti agama merupakan syarat agar diterima menjadi masyarakat luar,

disamping juga dilatarbelakangi oleh tujuan dan pandangan hidup masing-masing,

ada yang dilatarbelakangi oleh faktor mengikuti orang tua mereka yang lebih

dulu memeluk agama Islam, ada juga yang dilatarbelakangi oleh keyakinan

menyembah tuhan Yang Maha Kuasa.

5.2.5. Mengadopsi Identitas Nama

Dalam berinterkasi dengan masyarakat luar Orang Rimba berusaha

menggeser orientasi kerimbaannya dari stereotipe rimba yang kotor dan najis

menjadi Orang Rimba yang bermasyarakat dan baik. Identitas etnis merupakan

tanda (code) yang dapat menggambarkan keanggotaan seseorang dalam

kelompoknya. Sehingga ketika bergabung dalam kelompok etnis Melayu, maka

mereka mengidentifikasikan identitas yang melekat dalam dirinya adalah sebagai

orang Melayu. Dalam status identitasnya yang minoritas ini, Orang Rimba

berusaha meningkatkan identitasnya dengan mengadopsi berbagai identitas yang

melekat pada orang luar (masyarakat Melayu).

Setiap Orang Rimba yang telah bermukim dengan masyarakat luar ingin

memiliki identitas sosial yang positif, usaha ini mereka lakukan untuk

Page 154: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 137

mendapatkan pengakuan (recognition) positif dari pihak lain, persamaan sosial

(social equality). Merupakan fenomena menarik di Air Hitam dimana untuk

mendapat identitas sosial yang positif mereka kemudian mengganti nama menjadi

nama Melayu, nama tersebut mereka peroleh melalui guru ngajinya setelah

melalui prosesi khitanan biasanya mereka langsung berganti nama. Nama-nama

tersebut biasanya diambil dari nama-nama yang menunjukkan identitas nama

orang Melayu dan biasanya tidak terlalu berbeda dengan nama sebelunya, hal ini

untuk mempermudah mengingatnya.

Orang Rimba yang telah berganti nama lebih suka dipanggil dengan nama

barunya, dari hasil observasi di lapangan ditemukan 11 orang laki-laki dan 7

orang perempuan yang berganti nama menjadi nama Melayu. misalnya: Tarib

mengganti namanya menjadi Muhammad Jaelani, istrinya Hadijah Sanggul

menjadi Siti Khadijah, Segrib mengganti namanya menjadi Nugraha, istrinya

Bekisah menjadi Nuripah. Daftar nama-nama yang lainya sebagaimana dalam

tabel.

Tabel 1.14 Orang Rimba yang berganti nama menjadi nama Melayu

No Suami Istri

Nama Rimba Nama Melayu Nama Rimba Nama Melayu 1 Tarib Muhamad Jailani Hadijah Sanggul Siti Khadijah 2 Segrib Nugraha Bekisah Nuripah 3 Menggayo Wahab Meribo Nisbah 4 Jugi Munwir 5 Ngelam Sudirman Melempan Nureni 6 Miring Muhamad Helmi Nyelempit Susilowati 7 Betara Abd. Malik 8 Bekilat Rahman Betikin Bainahum 9 Muntadi Bukhori Kendek Siti Mariam 10 Mencarak M. Saman 11 Mandun Abd. Qodir Rudiana

Page 155: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 138

Dengan nama baru yang menyerupai nama-nama Orang Melayu maka

Orang Rimba merasa resmi menyandang identitas baru sebagai Orang Melayu

menurut SM la tinggal di dusun jadi namo kamipun beganti jadi nama

seperti orang dusun. Dengan berganti nama menjadi nama Melayu mereka

percaya diri bahwa identitas baru yang mereka adalah sebagai orang desa dan

orang Melayu.

Dari pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap Orang Rimba di Dusun

Air Panas dan Dusun Singosari, peneliti menemukan bahwa proses komunikasi

yang dilakukan Orang Rimba dalam membangun identitasnya ini merupakan

bagian dari komunikasi sebagai proses sosial yang dinamis. Komunikasi sebagai

proses sosial dapat dilihat dari aktivitas dan komunikasi melibatkan antar

golongan etnis minoritas Orang Rimba sebagai komunikator dengan sukubangsa

Melayu sebagai komunikan. Proses sosial tersebut mereka lakukan dalam aktivitas

interaksi sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat, mereka menjalin hubungan

komunikasi untuk menyampaikan pesan yang diinginkannya kepada orang

Melayu. Proses komunikasi ini dapat dilihat misalnya dalam transaksi jual beli di

pasar, aktivitas interaksi ketika bertemu dan saling tegur sapa, aktivitas interaksi

ketika berkomunikasi pada saat saling berkunjung antar keluarga, kerabat, dan

tetangga.

Komunikasi sebagai proses dinamis dapat dilihat dari aktivitas keduanya

yang terus berlangsung dan berubah sesuai dengan kondisi yang ada. Orang

Rimba mengadopsi bahasa, budaya, dan adat istiadat Melayu manjadi bagian dari

kehidupannya, hal ini mereka lakukan untuk menjalin hubungan komunikasi yang

Page 156: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 139

baik dengan orang Melayu di Air Hitam. Komunikasi sebagai proses yang

dinamis dimaknai sebagai cara terbaik untuk mengadopsi sifat-sifat positif dari

masyarakat Melayu. Mengadopsi identitas budaya (asimilasi kultural),

mengadopsi struktur masyarakat (asimilasi struktural), melakukan perkawinan

campuran (asimilasi marital), mengadopsi identitas agama, dan mengadopsi

identitas nama. Dengan demikian Orang Rimba yang telah bermukim (bediom)

dapat menggunakan bahasa, budaya, dan adat istiadat masyarakat Melayu sebagai

identitas sosialnya. Hal ini menjadi salah satu solusi dalam pencarian identitas ini.

Pada akhirnya kita akan menemukan identitas Orang Rimba yang Melayu.

Page 157: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 140

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Komunikasi merupakan proses sosial yang dinamis, melibatkan

komunikator dan kumunikan dalam berinteraksi. Melalui komunikasi Orang

Rimba dapat menjalin hubungan dengan lingkungan masyarakat Melayu. Proses

komunikasi dan interaksi yang dilakukan Orang Rimba di Air Hitam dipengaruhi

oleh aspek sosial dan budaya masyarakat setempat. Orang Rimba yang memasuki

lingkungan yang baru di pemukiman trans Swakarsa Mandiri di Air Hitam

membutuhkan komunikasi untuk beradaptasi dan membangun identitasnya.

Komunikasi Orang Rimba dalam beradaptasi dengan masyarakat Melayu

dilakukan melalui upaya imitasi atau menirukan, yaitu menyesuaiakan perilaku

komunikaasi, cara berbicara, dan penggunaan bahasa sesuai dengan budaya orang

Melayu. Proses adaptasi tersebut diwujudkan ketika mereka berkomunikasi dalam

jual beli di pasar, saling menyapa ketika bertemu di jalan, dan saling mengunjungi

keluarga, kerabat dan tetangga. Melaui adaptasi Orang Rimba dapat menyatu

dalam sistem budaya masyarakat Melayu, dapat berbaur dengan struktur sosial

masyarakat Melayu, mengikuti kegiatan sosial budaya (social-culture) dan

kegiatan masyarakat Melayu di Air Hitam.

Dalam status identitasnya yang minoritas, Orang Rimba berusaha

membangun identitasnya dengan mengadopsi identitas budaya masyarakat

Melayu, menyesuaikan struktur masyarakat (asimilasi struktural-identifikasional)

diwujudkan dengan masuknya Orang Rimba ke dalam pranata kelompok

Page 158: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 141

masyarakat Orang Melayu di Air Hitam, menyesuaikan perkawinan (asimilasi

marital) diwujudkan dengan perkawinan campuran (amalgamation) antara

kelompok etnis Orang Rimba dengan Orang Melayu atau sukubangsa lainnya di

Air Hitam, Orang Rimba juga mengadopsi berbagai identitas yang melekat pada

masyarakat Melayu yang diwujudkan dalam bentuk: mengadopsi identitas nama

menjadi nama Melayu; mengadopsi identitas agama dengan agama Islam atau

agama Kristen yang dianut oleh mayoritas masyarakat Melayu.

Orang Rimba melakukan proses adaptasi dan membangun identitas secara

menyeluruh dalam semua aspek kehidupan yang akhirnya mereka dapat diterima

dan diakui oleh masyarakat Melayu, proses komunikasi menjadi terbuka, dan

mereka mempunyai identitas baru sebagai Orang Rimba yang beragama, beradap,

dan berbudaya.

6.2. Implikasi

Kajian ini akan memberikan kontribusi ilmiah pada bidang ilmu

komunikasi yang bersifat teroritis, khususnya pada kajian manajemen komunikasi

yang berhubungan dengan pola-pola komunikasi, yaitu memahami pola

komunikasi Orang Rimba dalam beradaptasi, dan pola komunikasi Orang Rimba

dalam membentuk identitasnya ditengah masyarakat Melayu Air Hitam

Sarolangun-Jambi.

Konsekuensi logis sebuah temuan ilmu pengetahuan adalah untuk

menambah khasanah referensi ilmiah bagi penelitian-penelitian yang berhubungan

dengan disiplin ilmu komunikasi. Begitu juga dengan hasil temuan yang

dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya

Page 159: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 142

dalam tema dan kajian yang berkaitan, khususnya kelompok Orang Rimba yang

hingga kini belum banyak dikenal oleh masyarakat luar, dan sebagai bahan kajian

ilmiah dengan segala variasi perspektif dan pandangannya.

Kajian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis bagi

pengambil kebijakan dan stake holder yang ada baik Pemerintah Provinsi Jambi

maupun Kabupaten Sarolangun. Secara antropologis dapat dirumuskannya pola

pendekatan melalui proses interaksi sosial dan budaya untuk program

pembangunan masyarakat Orang Rimba pada masa yang akan datang. Secara

empiris dapat menunjukkan dan menemukan pola komunikasi Orang Rimba

dengan masyarakat Jambi umumnya, dan secara sosiokultural untuk mendapatkan

pemahaman tentang identitas sosial dan budaya masing-masing kelompok etnis

agar dapat saling menghargai dan menghormati, baik menyangkut interaksi sosial

maupun budaya.

6.3. Saran

Selama peneliti melakukan observasi bersama Orang Rimba di Air Hitam

ada hal-hal yang dapat peneliti garis bawahi bahwa ternyata Orang Rimba sangat

terbuka dan mudah akrab dengan orang lain, cara mereka beradaptasi dan

membentuk identitasnya ditengah masyarakat luar cukup baik, mungkin temuan

ini bisa diaplikasikan bagi etnis minoritas lainya di Indonesia tentang pola

Adaptasi dan membentuk identias etnis. Berbagai temuan tentang pola Adaptasi

dan membentuk identitas etnis yang dilakukan Orang Rimba ini mungkin perlu

ditindaklanjuti oleh peneliti yang lain. Peneliti baru menganalisis 2 dimensi

Page 160: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 143

identitas yaitu; identitas diri dan identitas etnis, masih banyak dimensi identitas

lainya yang pelu di dalami.

Orang Rimba termasuk masyarakat yang sangat menjunjung tinggi

toleransi dan sangat berpegang teguh kepada aturan-aturan adat yang ada.

Walaupun disisi lain mereka memiliki perbedaan status sosial ditengah

masyarakat, mereka masih diperlakukan sebagai orang minoritas. Sebenarnya,

mereka sangat mengharapkan diperlakukan sebagai makhluk sosial yang

mengedepankan sisi kemanusiaan dan toleransi. Orang Rimba jangan hanya

dijadikan sebagai objek pembangunan namun mereka juga perlu dilibatkan

sebagai subjek pembangunan. Dalam kajian ini peneliti baru menganalisis 4

dimensi asimilasi dari 7 dimensi yang ada, sementara 3 dimensi yang lainnya

masih perlu kajian lebih mendalam untuk diteliti, termasuk juga komunikasi

keluarga dalam perkawinan campuran yang terjadi pada orang rimba masih perlu

kajian mendalam untuk diteliti.

Pandangan hidup Orang Rimba yang sangat berpegang teguh dengan

aturan hukum dan adat istiadat perlu ditingkatkan. Kebiasaan menjulan lahan

kapada masyarakat luar untuk alasan memenuhi kebutuhan hidup adalah

persoalan yang perlu diberikan pemahaman kepada Orang Rimba, Kebiasaan

berjudi dan minum minuman keras perlu dihindari karena berdampak negatif

untuk kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Hal ini juga bisa menjadi

topik yang menarik untuk diteliti lebih lanjut tentang dampak negatif dari proses

pembauran. Mereka jadi konsumtif, mudah terpegaruh dan gampang ditipu.

Page 161: digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama : Muhaimin NIM : S231008009 Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 144

Perlu upaya pendidikan bagi Orang Rimba agar mereka memiliki

pengetahuan yang lebih baik, sehingga ketika sudah berbaur dengan masyarakat

luar mereka tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif dan tidak mudah ditipu

oleh masyarakat luar, mereka juga perlu dibekali pelatiha keterampilan dan

pengatahuan. Dengan pengetahuan mereka dapat berkarya sesuai dengan potensi

yang mereka miliki, agar mereka bisa berkebun karet atau sawit dengan baik, agar

mereka bisa beternak kambing atau sapi. Pada dasarnya mereka mereka memiliki

keterampilan bisa membuat kerajinan anyaman tikar, anyaman bakul (ambung),

membuat kalung dari susunan buah kayu sebalik sumpah, dan lain sebagainya.

Semua kerajinan tersebut jika dioptimalkan mempunyai nilai jual dan nilai

ekonomi yang tinggi sehingga dapat membantu perekonomian mereka, dalam hal

ini perlu kebijakan strategis bagi Dinas Pemerintah terkait untuk melakukan

pembinaan dan penyaluran potensi Orang Rimba.

Saran yang perlu disampaikan kepada Orang Rimba adalah perlunya

mereka memahami prinsip hidup sehat dan mengurangi kebiasaan merokok.

Sebab selama peneliti observasi dilapangan melihat pemukiman mereka masih

kotor, peneliti melihat anak-anak kecil sudah pandai merokok, hampir semua

Orang Rimba baik-laki maupun permpuan merokok. Padahal kebiasaan merokok

sangat tidak baik untuk kesehatan dan sangat boros dalam membelanjakan uang.