digilib.uns.ac.id/kajian... · ii pernyataan keaslian tulisan saya yang bertanda tangan di bawah...

220
i KAJIAN SEMIOTIK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN SEPOTONG BIBIR PALING INDAH DI DUNIA KARYA AGUS NOOR SKRIPSI Oleh: NIKEN SARASVATI DEVI K1207003 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: hoangkhanh

Post on 02-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

i

KAJIAN SEMIOTIK DAN NILAI PENDIDIKAN

DALAM KUMPULAN CERPEN

SEPOTONG BIBIR PALING INDAH DI DUNIA

KARYA AGUS NOOR

SKRIPSI

Oleh:

NIKEN SARASVATI DEVI

K1207003

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Oktober 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Niken Sarasvati Devi

NIM : K1207003

Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”KAJIAN SEMIOTIK DAN

NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN SEPOTONG

BIBIR PALING INDAH DI DUNIA KARYA AGUS NOOR” ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang

dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Oktober 2012

Yang membuat pernyataan

Niken Sarasvati Devi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

iii

KAJIAN SEMIOTIK DAN NILAI PENDIDIKAN

KUMPULAN CERPEN

SEPOTONG BIBIR PALING INDAH DI DUNIA

KARYA AGUS NOOR

Oleh:

NIKEN SARASVATI DEVI

K1207003

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Oktober 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

vi

ABSTRAK

Niken Sarasvati Devi. KAJIAN SEMIOTIK DAN NILAI PENDIDIKAN

KUMPULAN CERPEN SEPOTONG BIBIR PALING INDAH DI DUNIA

KARYA AGUS NOOR. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Oktober. 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengidentifikasi ikon, indeks,

dan simbol yang ada di dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling

Indah di Dunia karya Agus Noor; (2) menganalisis makna yang ada di balik

ikon, indeks, simbol; (3) mendeskripsikan serta mengidentifikasi nilai-nilai

pendidikan dalam karya tersebut.

Penelitian ini beruapa penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data

berasal dari dokumen (Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia karya Agus Noor) dan informan (beberapa pembaca karya tersebut, dan

sastrawan). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi

(content analysis). Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode dan

triangulasi sumber. Analisis data menggunakan teknik pembacaan

hermeneuitik atau retroaktif. Prosedur yang digunakan adalah analisis model

interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam karya tersebut, ikon,

indeks, dan simbol yang teridentifikasi sebagai berikut: ikon yang terdapat

dalam kumpulan cerpen ini berupa ikon metaforis, indeks dalam karya

tersebut berupa indeks yang memiliki hubungan dengan teks dalam teks, dan

simbol yang terdapat dalam karya tersebut berupa simbol yang diwakilkan

oleh suatu benda dan gerakan tubuh para tokoh.

Simpulan dari penelitian ini adalah ikon metaforis yang terdapat dalam

kumpulan cerpen ini memiliki makna konotasi tertentu dari apa yang

disebutkan (sesuai dengan konteks cerita). Indeks yang memiliki kaitan

dengan teks dalam teks memiliki makna yang dikelompokkan menjadi tiga

macam, antara lain bermakna penggambaran perasaan para tokoh dalam

cerita, penggambaran latar tempat dan suasana dalam cerita, dan

penggambaran watak para tokoh dalam cerita. Simbol yang diwakili oleh

benda bermakna terjadinya suatu peristiwa (kematian) dan simbol berupa

gerakan tubuh merupakan ekspresi yang mewakili perasaan para tokoh. Nilai-

nilai pendidikan pada karya tersebut, antara lain nilai agama mengajarkan

untuk selalu mengingat Tuhan dan datangnya kematian, tabah dalam

menjalani ujian dan ketentuan Tuhan. Nilai sosial, tentang toleransi terhadap

orang lain serta kritik sosial terhadap pemerintah dalam menangani

ketimpangan sosial yang semakin tajam. Nilai moral, tentang kejujuran dan

kebenaran dalam setiap langkah diambil. Nilai estetis, keindahan latar tempat

yang digambarkan pengarang.

Kata kunci: kajian semiotik, sepotong bibir paling indah di dunia, nilai

pendidikan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

vii

MOTTO

Tidak semua hal dapat disampaikan dengan gamblang dan lugas. Terkadang

kita membutuhkan tanda atau lambang untuk menunjukkan sikap etis dan

estetis. (Penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

viii

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

� ”Bapak dan Ibu”

Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan

yang tak terbatas dan kasih sayang tidak terbatas pula. Semuanya

membuatku bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan

seabadi kasih sayangmu.

� “ Saudara-saudaraku, Puthut Widyawan, Bayu Murti Sulaiman, dan

Ayusta Sri Nurhayati”

Terima kasih karena senantiasa memberikan semangat dan nasihat

untuk terus melakukan yang terbaik.

� ”Segenap keluarga Siti Soetardjo”

Terima kasih atas semangat, pengertian, dan doa yang tercurah untukku

agar bisa mencapai impian yang juga menjadi harapan kalian semua.

� ”Ranin Agung Kurniawan”

Terima kasih atas perhatian, pengertian, dan doamu yang tercurah

untukku agar bisa menjadi seseorang yang kuat menghadapi

kehidupan.

� ”Teman-teman Bastin”

Terima kasih karena telah membuatku menjadi lebih dewasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”KAJIAN SEMIOTIK DAN NILAI

PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN SEPOTONG BIBIR

PALING INDAH DI DUNIA KARYA AGUS NOOR”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan izin penulisan skripsi;

2. Dr. Muhammad Rohmadi, S. S, M. Hum., Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni yang telah memberikan persetujuan skripsi;

3. Dr. Kundharu Saddhono, M. Hum., Ketua Program Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

4. Drs. Slamet Mulyono, M. Pd., selaku pembimbing I dan Dra. Raheni

Suhita, M. Hum., selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat penulis selesaikan dengan baik;

5. Dr. Suyitno, M. Pd., Pembimbing Akademik, yang telah memberikan

arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

x

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang telah tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan

pada penulis;

7. Bapak Hanindawan, Leak Sosiawan, Rudy A.Nugroho, Bayu Murti

Sulaiman, Bapak Yayat Suhiryatna, Ranin Agung Kurniawan, Yunita

N.K, Fatima Z., Asri Puspitaningtyas, Tyas Sri U., atas waktu yang

diluangkan untuk menjadi narasumber;

8. Rekan-rekan Bahasa dan Sastra Indonesia 2007 yang tidak dapat saya

sebutkan satu demi satu yang telah membantu dan membersamai

selama menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini;

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karenaa keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i

HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………. ii

HALAMAN PENGAJUAN…………………………………………… iii

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………. iv

HALAMAN ABSTRAK……………………………………………….. v

HALAMAN MOTTO…………………………………………………... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………… viii

KATA PENGANTAR………………………………………………….. ix

DAFTAR ISI……………………………………………………………. xi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… xiv

DAFTAR TABEL………………………………………………………. xv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xvi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………. 4

C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 4

D. Manfaat Penelitian………………………………………………. 4

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ……………………………..…………………. 6

1. Hakikat Cerpen………..…………………………………... 6

a. Pengertian Cerpen.…………………………………… 6

b. Unsur-unsur Pembangun Cerpen…..………………... 7

1) Tema Cerita………………………………………. 7

2) Amanat…………………………………………… 8

3) Peristiwa Cerita (Alur)…………………………….. 8

4) Penokohan dan Perwatakan…………………….... 10

5) Latar Cerita ………..……………………………... 12

6) Sudut Pandang Pencerita………………………… 12

7) Gaya Pengarang…………………………………... 13

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

xii

2. Hakikat Semiotik………………………………………….. 14

a. Pengertian Semiotik………………………………….. 14

b. Semiotika dalam Penelitian Karya Sastra………….... 20

3. Hakikat Nilai dalam Karya Sastra ………………………… 24

a. Nilai Agama…………..……………………………….. 25

b.Nilai Sosial…………………………………………….. 25

c. Nilai Moral…………………………………………….. 26

d.Nilai Estetis……………………………………………. 26

4.Penelitian yang Relevan…………………………………….. 28

B. Kerangka Pemikiran ..……………………………………………... 31

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………. 33

B. Bentuk dan Strategi Penelitian……………………………………. 33

C. Sumber Data……………………………………………………… 34

D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….. 34

E. Validitas Data……………………………………………………. 36

F. Teknik Analisis Data……………………………………………. 37

G. Prosedur Penelitian………………………………………………. 37

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data………….………………………………………… 40

B. Pembahasan……………………………………………………… 63

1. Identifikasi Ikon, Indeks, dan Simbol dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia………………………… 72

2. Analisis Makna Ikon, Indeks, dan Simbol dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia………………………… 87

3.Nilai Pendidikan dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling

Indah di Dunia ………………………………………....….…….192

BAB V: SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan……………………………………………………………206

B. Implikasi……………………………………………………………207

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

xiii

C. Saran………………………………………………………………..207

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………209

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Tipologi Dasar Peirce…………………………………… 16

2. Skema Kerangka Pemikiran………………………………. …… 32

3. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif Milles dan

Huberman……………………………………………………….. 37

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Trikotomi Peirce .................................................................. 18

2. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan………………………... 33

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Sinopsis Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia…….209

2. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Dosen UPI Bandung ……213

3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Sastrawan………………..215

4. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Pembaca…………………219

5. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Sastrawan untuk Validasi

Data……………………………………………………………………...223

6. Profil Agus Noor…………………………………………………………240

7. Surat Keputusan Dekan FKIP…………………………………………...241

8. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi……………………………...242

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Apresiasi sastra merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan

pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

di perguruan tinggi yang memiliki fungsi untuk meningkatkan kepekaan

rasa kemanusiaan, kepedulian sosial, dan menumbuhkan apresiasi

mahasiswa. Hal tersebut sesuai dengan rasional dalam mata kuliah

Apresiasi dan Pengkajian Prosa Fiksi yang menyebutkan bahwa mata

kuliah tersebut diberikan pada mahasiswa untuk meningkatkan dan

mengembangkan kepribadian, keilmuan, keterampilan akademik dan

bermasyarakat khususnya dalam bidang keterampilan mengapresiasi prosa

fiksi dalam khasanah sastra Indonesia dengan berbagai metode pengkajian

(2004: 69). Dalam mengapresiasi sastra terdapat beberapa pendekatan,

antara lain, yaitu pendekatan struktural (strukturalisme), pendekatan

strukturalisme genetik, pendekatan semiotik, pendekatan strukturalisme

semiotik, pendekatan intertekstual, pendekatan resepsi, pendekatan post-

strukturalisme, pendekatan sosiologi sastra, pendekatan psikologi sastra,

dan pendekatan feminis. Melalui pendekatan-pendekatan sastra tersebut,

mahasiswa diajak untuk memahami, menikmati, dan menghayati karya

sastra, salah satunya yaitu cerpen.

Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang tidak hanya

memberikan hiburan semata, tetapi juga sebagai media pembelajaran

mengenai kehidupan yang terkandung dalam amanat atau pesan dari karya

sastra tersebut sehingga pembaca bisa mendapatkan pengetahuan baru

mengenai sesuatu hal melalui karya sastra yang dibacanya. Salah satu yang

termasuk karya sastra, yaitu cerpen. Sebagai salah satu karya sastra,

cerpen diharapkan mampu membentuk pemikiran-pemikiran yang positif

bagi pembacanya sehingga pembaca peka terhadap masalah-masalah yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

2

2

berkaitan dengan kehidupan sosial dan mendorong untuk berperilaku baik.

Selain itu, cerpen dapat dijadikan sebagai bahan perenungan untuk

mencari pengalaman karena di dalam cerpen terkandung nilai-nilai

kehidupan, pendidikan, serta pesan moral. Hal tersebut juga diungkapkan

oleh Teeuw dalam Ratna (2005:4-5) berpendapat bahwa sastra berasal dari

akar kata sas (Sansekerta) yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi

petunjuk, dan instruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana. Jadi, secara

leksikal sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar. Lebih lanjut, Ratna

(2005:447) mengungkapkan bahwa karya sastra dan ekspansi pendidikan

secara etimologis, sastra juga berarti alat untuk mendidik lebih jauh,

dikaitkan dengan pesan dan muatannya, hampir secara keseluruhan karya

sastra merupakan sarana-sarana etika.

Cerpen-cerpen dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling

Indah di Dunia karya Agus Noor bisa dijadikan sebagai salah satu bahan

ajar apresiasi sastra di perguruan tinggi, karena cerpen-cerpen yang ada di

dalamnya memuat nilai-nilai kehidupan yang terbingkai dalam kisah

seseorang dari lingkup yang kecil sampai dengan lingkup yang besar. Hal

tersebut juga diungkapkan oleh Dosen Bahasa dan Sastra UPI, Rudy Adi

Nugroho ketika peneliti mewawancarai, “Dengan kualitas permainan tanda

yang dihadirkan pengarang dalam kumpulan cerpen tersebut, saya kira

sangat potensial sekali karya ini menjadi bahan ajar untuk mata kuliah

kajian prosa fiksi khususnya terkait materi tentang kajian semiotik”.

Selain itu, cerpen-cerpen dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia karya Agus Noor juga menyajikan dunia rekaan

yang menyentak realitas keseharian dan memiliki nilai-nilai reflektif atas

realitas sosial. Dari segi penyampaiannya, Agus Noor menggunakan cara

ungkap yang menarik, yaitu dengan nuansa surealis dan jenaka. Teks

dalam cerpen Agus Noor menghadirkan eksplorasi bahasa yang

meluapkan keserbamungkinan makna, sekaligus menyajikan realitas

imajinasi yang bisa disentuh oleh pembacanya. Nilai kehidupan yang

terdapat dalam cerpen-cerpen tersebut salah satunya, yaitu rasa ikhlas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

3

3

menerima kenyataan hidup walaupun terasa pahit. Penggunaan unsur

semiotik yang meliputi ikon, indeks, dan simbol pun terdapat dalam

cerpen-cerpen tersebut. Dalam salah satu judul kumpulan cerpen tersebut,

“Empat Cerita Buat Cinta” terdapat ikon metafora; “kristal air mata” yang

sering muncul dalam cerpen tersebut. Selain itu, indeks yang terdapat

dalam cerpen tersebut, yaitu salah satunya pada kalimat “ Sandra merasa

bantalnya basah. Ia berharap, sungguh-sungguh berharap, para peri

pemetik air mata itu muncul malam ini”. Sementara simbol yang

digunakan pengarang dalam cerpen tersebut, yaitu “ air mata”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pembaca,

penggunaan tanda-tanda atau simbol dalam Kumpulan Cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor tersebut membuat pembaca

sulit memahami atau mengerti isi dan pesan yang ingin disampaikan

pengarang melalui karyanya. Banyak hal-hal yang tidak terungkap secara

gamblang sehingga menyebabkan pembaca kebingungan dalam

menafsirkan, apalagi pada pembaca yang tingkat pemahamannya terhadap

suatu karya sastra masih rendah.

Berdasarkan beberapa penelitian yang mengkaji tentang unsur-

unsur semiotik yang meliputi ikon, indeks, dan simbol yang pernah

dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Daru Roseno, Bambang Purwoko, Sadewo Wahyu

Wardoyo, Ranin Agung Kurniawan, dan Yunita Nurul Khomsah,

sedangkan penelitian pada Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah

karya Agus Noor belum pernah dilakukan. Bertolak dari fakta tersebut

peneliti tertantang untuk mengupas lebih dalam kumpulan cerpen tersebut

yang berkaitan dengan unsur-unsur semiotik yang terdapat di dalamnya.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus

Noor. Berdasarkan beberapa hal tersebut, maka peneliti mengangkat judul

Kajian Semiotik dan Nilai Pendidikan dalam Kumpulan Cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

4

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Unsur ikon, indeks, dan simbol apakah yang terdapat dalam Kumpulan

Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor?

2. Apakah makna yang terdapat di balik unsur ikon, indeks, dan simbol yang

terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia

karya Agus Noor ?

3. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam Kumpulan

Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan unsur ikon, indeks, dan simbol yang terdapat dalam

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus

Noor

2. Mendeskripsikan makna yang terdapat di balik unsur ikon, indeks, dan

simbol yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling

Indah di Dunia karya Agus Noor.

3. Mendeskripsikan keterkaitan nilai yang terkandung dalam Kumpulan

Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor dengan

pendidikan karakter di sekolah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya khasanah keilmuan, yaitu mengetahui dan menemukan

unsur-unsur semiotik yang di antaranya, yaitu ikon, indeks, dan simbol

yang terdapat pada Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia karya Agus Noor.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

5

5

2. Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan

manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Dosen

Memberikan satu alternatif karya sastra yang bisa dijadikan

bahan ajar apresiasi sastra di perguruan tinggi khususnya dengan

menggunakan kajian semiotik.

b. Bagi Mahasiswa

Membantu mahasiswa untuk memahami dan mengapresiasi

suatu karya sastra khususnya cerpen yang berkaitan dengan unsur-

unsur semiotik yang meliputi ikon, indeks, dan simbol.

c. Bagi Pembaca

Membantu pembaca untuk memahami unsur-unsur semiotik

yang meliputi ikon, indeks, dan simbol yang terdapat dalam karya

sastra.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan tentang kajian semiotik dalam suatu

karya sastra khususnya cerpen.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

6

6�

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Cerpen

a. Pengertian Cerpen

Cerpen adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa

dengan ukuran yang pendek dan tentunya juga terdapat unsur-unsur yang

membangun, karena memiliki kisah yang pendek, konflik yang terdapat di

dalamnya pun tidak banyak dan cenderung fokus pada satu permasalahan

saja, seperti yang diungkapkan oleh Gie dan Widyamartaya bahwa cerita

pendek adalah cerita imajinatif yang berbentuk prosa pendek, biasanya di

bawah 10.000 kata, dan mengandung kesan yang kuat serta mengandung

unsur-unsur drama (dalam Rampan, 1995:10).

Senada dengan pendapat di atas, pandangan Asura tidak jauh berbeda

dengan Gie dan Widyamartaya dalam mendefinisikan cerita pendek, yaitu

sama-sama memberi tekanan pada satu kesan atau efek yang kuat serta fokus

dalam penceritaan dalam suatu cerita pendek. Asura mengungkapkan bahwa

prinsip dasar dari sebuah cerita pendek jika dibandingkan dengan karya sastra

yang lain, yaitu cerita pendek harus memberi satu efek atau kesan pada

pembaca setelah membacanya (2007:43).

Pandangan Sumardjo dan Saini mengenai cerpen lebih memfokuskan

tentang asal atau inspirasi cerita pendek itu tercipta, Sumardjo dan Saini

berpendapat mengenai cerpen, yaitu cerpen bukanlah cerita yang diciptakan

berdasarkan kejadian yang sesungguhnya atau sesuai kenyataan tetapi hanya

cerita yang imajinatif saja, meskipun cerita imajinatif tetapi ide atau cerita

dalam cerpen diambil dari kehidupan (1988:36). Begitu juga seperti yang

dipaparkan oleh Yudiono Ks. mengenai cerpen tidak jauh berbeda dengan

pandangan Jakob Sumarjo dan Saini, yaitu lebih menekankan pada asal atau

sumber cerita yang diangkat dalam cerpen, yang membedakan pendapat

keduanya, yaitu Yudiono Ks. juga menyoroti pentingnya keberadaan tokoh

dan unsur pembangun karya sastra lainnya, seperti yang ia paparkan, yaitu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

7

7�

cerita yang bersumber dari persoalan kehidupan atau mengangkat tema

kehidupan yang terdiri dari tokoh-tokoh pembawa cerita yang terbalut dalam

unsur-unsur pembangun suatu karya sastra (dalam Rampan, 1995: 10-11).

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai cerpen yang telah

dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerpen adalah cerita

imajinatif berbentuk prosa pendek yang kisahnya diambil atau diangkat dari

kehidupan dan dibawakan oleh tokoh-tokoh serta didukung oleh unsur-unsur

yang membangun karya sastra yang lainnya, karena bentuknya yang pendek

atau ruangnya yang sempit sehingga memberikan atau menghadirkan satu

kesan yang kuat atau fokus terhadap pembacanya.

b. Unsur-unsur Pembangun Cerpen

Keutuhan atau kelengkapan sebuah cerpen dapat dilihat dari segi-segi

unsur yang membentuknya. Adapun unsur-unsur itu adalah tema cerita,

amanat, peristiwa cerita atau alur, penokohan dan perwatakan, latar cerita,

sudut pandang pencerita, dan gaya pengarangnya.

1) Tema Cerita

Tema cerita adalah ide dari sebuah cerita atau gagasan yang

membawa cerita dalam cerpen sesuai dengan keinginan pengarangnya.

Sumardjo dan Saini memaparkan bahwa kisah dan perbuatan dari tokoh

merupakan ide dari pengarang sesuai pandangannya mengenai kehidupan

ini sehingga diharapkan pembaca dapat memahami hidup ini lebih baik

lagi (1988:56).

Stanton dan Kenny mengemukakan tentang definisi tema (dalam

Sri Wahyuningtyas dan Wijaya Heru S., 2011:2) adalah “Makna yang

dikandung oleh sebuah cerita.” Tidak jauh berbeda dengan pendapat yang

disampaikan Stanton dan Kenny mengenai tema, Hartoko dan Rahmanto

pun menyoroti makna yang terkandung dalam suatu karya sastra melalui

tema. Hartoko dan Rahmanto (dalam Sri Wahyuningtyas, dkk., 2011:2)

menyebutkan bahwa tema merupakan ide dasar yang menyangga cerita

dalam karya sastra yang didalam teksnya terkandung unsur makna atau

semantis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

8

8�

Senada dengan pendapat-pendapat para ahli di atas, Sudjiman

memaparkan bahwa tema adalah ide, gagasan, atau fokus utama yang

mendasari karya sastra (1988: 50). Pendapat Sudjiman ini hampir sama

dengan pendapat beberapa ahli yang telah disebutkan sebelumnya secara

umum, yaitu menyoroti tema sebagai gagasan dasar suatu karya sastra.

Berdasarkan beberapa pendapat yang mengungkapkan tentang

tema di atas, dapat disimpulkan bahwa tema adalah gagasan dasar atau

utama yang mendasari suatu cerita dalam karya sastra yang dapat diambil

dari pandangan pengarang mengenai kehidupan ini yang kemudian

disampaikan melalui teks sehingga mengandung makna atau hikmah yang

diharapkan dapat disikapi oleh pembaca agar memaknai hidup dengan

lebih baik.

2) Amanat

Dalam sebuah karya sastra, pastinya pengarang menyisipkan pesan

yang ingin disampaikan pada pembaca melalui karya sastranya. Sudjiman

menyebutkan bahwa amanat adalah ajaran moral yang diangkat ke dalam

cerita yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca (1988: 57).

Amanat terdapat pada sebuah karya sastra dapat disampaikan

secara implisit ataupun eksplisit. Sudjiman menyebutkan bahwa jika ajaran

moral itu disampaikan secara tidak langsung melalui tingkah laku tokoh

menjelang akhir cerita disebut implisit, sedangkan eksplisit jika pada

tengah atau akhir cerita amanat disampaikan secara langsung melalui

nasihat, atau yang lainnya yang berkenaan dengan gagasan dasar cerita itu

(1988: 58).

3) Peristiwa Cerita atau Alur

Peristiwa cerita adalah alur atau jalannya penceritaan. Semi

menyebutkan bahwa alur adalah kerangka utama cerita yang terpadu

dengan unsur-unsur pembangun cerita yang lainnya (1988:43). Tidak jauh

berbeda dengan Semi, Stanton (dalam Sri Wahyuningtyas,dkk., 2011: 5-6)

menyebutkan bahwa alur adalah cerita yang berisi kejadian yang runtut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

9

9�

dan disetiap kejadiannya terdapat hubungan sebab akibat, artinya peritiwa

yang satu disebabkan oleh peristiwa yang lainnya.

Abrams memaparkan bahwa alur merupakan susunan kejadian

yang urut untuk mencapai efek emosional dan artistik tertentu (dalam Sri

Wahyuningtyas, dkk., 2011: 6). Pendapat Abrams tersebut juga tidak jauh

berbeda dengan pendapat-pendapat yang sudah dipaparkan para ahli

sebelumnya, hanya saja Abrams juga menyoroti tujuan dari alur dalam

suatu cerita, yaitu untuk mencapai efek emosional dan nilai artistik

tertentu.

Berdasarkan pemaparan pendapat para ahli di atas, masing-masing

pendapat secara umum sama-sama menyoroti alur sebagai susunan atau

kerangka yang terdapat kejadian yang runtut, yang membedakan

ketiganya, yaitu Semi lebih menekankan bahwa alur merupakan

keterpaduan antara cerita dengan unsur-unsur pembangun cerita yang

lainnya, sedangkan Stanton memfokuskan pada hubungan sebab akibat

disetiap urutan kejadiannya. Berbeda juga dengan pendapat Abrams, dia

lebih menegaskan pada pencapaian efek emosional dan artistik tertentu

yang ditimbulkan dari alur cerita.

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik

kesimpulan mengenai alur cerita, yaitu susunan atau kerangka kejadian

dalam cerita yang runtut dan memiliki hubungan sebab akibat. Selain itu,

kejadian yang runtut tersebut memiliki tujuan untuk menimbulkan efek

emosional dan artistik tertentu sehingga tercipta keterpaduan antara unsur

pembangun cerita yang lainnya.

Telah diungkapkan sebelumnya bahwa di dalam cerpen memiliki

konflik atau kesan yang kuat dan fokus sehingga alur yang terdapat dalam

cerpen pun tidak banyak atau tunggal seperti yang diungkapkan oleh

Nurgiyantoro, alur cerpen pada umumnya tunggal yang terdiri dari satu

urutan kejadian saja dan cenderung tidak berisi penyelesaian yang jelas

atau bisa disebut menggantung, penyelesaian diserahkan pada interpretasi

pembaca (2007:12). Di sinilah kelebihan dari cerpen, yaitu memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

10

10�

kesempatan seluas-luasnya pada pembaca untuk berimajinasi

menginterpretasi kelanjutan cerita yang telah dibacanya.

Semi (1988: 44), pada umumnya alur cerita rekaan terdiri dari a)

alur buka, ketika kejadian-kejadian dimulai dan berkelanjutan; b) alur

tengah, ketika konflik mulai bergerak ke arah puncak; c) alur puncak,

konflik sudah mencapai pada titik klimaks; d) alur tutup, konflik mulai ada

penyelesaian. Pandangan tersebut tidak jauh berbeda seperti yang

disampaikan oleh Tasrif (dalam Sri Wahyuningtyas, dkk., 2011: 6)

membedakan tahapan plot menjadi lima tahap, yaitu: “a) situation

(penyituasian); b) generating circimtances (pemunculan konflik); c) rising

action (peningkatan konflik); d) climax (memuncak); e) denouement

(penyesuaian)”. Melihat kedua pendapat tersebut sebenarnya secara umum

hampir sama, perbedaan hanya terdapat pada tahap denouement

(penyesuaian) setelah konflik mencapai puncak yang disebutkan oleh

Tasrif, penyesuaian yang dimaksud adalah penyesuaian terhadap konflik

yang sedang memuncak dalam cerita.

4) Penokohan dan Perwatakan

Penokohan dan perwatakan merupakan dua hal yang sebenarnya

tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena di dalam tokoh terdapat watak

tertentu. Nurgiyantoro menyebutkan bahwa tokoh atau penokohan lebih

menunjuk pada orang atau pelaku cerita, sedangkan watak menunjuk pada

sikap atau tingkah laku tokoh tersebut (2007:165). Demikian juga seperti

pendapat yang dipaparkan oleh Abrams, (dalam Nurgiyantoro, 2007: 165)

tokoh cerita adalah orang-orang yang disajikan dalam karya naratif atau

drama, lalu ditafsirkan oleh pembaca memiliki sikap moral tertentu yang

dapat dinilai atau dilihat melalui ucapan dan tindakan. Kedua pendapat

tersebut secara umum hampir sama hanya saja Abrams juga menekankan

penafsiran pembaca sebagai penentu gambaran tokoh dalam cerita yang

dibacanya.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam cerita naratif dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

11

11�

membawakan watak tertentu. Dan watak yang dibawakannya dapat dilihat

melalui sikap atau tingkah laku tokoh tersebut sesuai penafsiran atau

penilaian dari pembaca.

Tokoh-tokoh dalam cerita dapat dibedakan dalam beberapa jenis,

yaitu: a) tokoh utama dan tambahan; b) tokoh protagonis dan antagonis; c)

tokoh sederhana dan bulat; d) tokoh statis dan berkembang; e) tokoh tipikal

dan netral (Nurgiyantoro, 2007: 176). Penokohan dan perwatakan ini

merupakan salah satu hal yang kehadirannya dalam sebuah karya prosa

fiksi amat penting dan bahkan menentukan karena tidak mungkin ada suatu

karya fiksi tanpa adanya tokoh yang diceritakan. Arti penting dari

kehadiran tokoh di dalam karya fiksi, yaitu menjadi pelaku dari pemikiran

pengarangnya, seperti yang diungkapkan oleh Semi bahwa tokoh dalam

cerita berperan untuk membawakan suatu watak tertentu sesuai keinginan

pengarang dan dapat dideksripsikan melalui tingkah laku yang dilakukan

tokoh (1993:37).

Hal tersebut senada dengan pendapat Sumardjo dan Saini hanya

saja beliau lebih memberikan rincian mengenai tingkah laku tokoh yang

dapat dijadikan cerminan watak yang dimiliki tokoh tersebut. Sumardjo dan

Saini memaparkan mengenai cara mengenali karakter dalam sebuah cerita,

yaitu: a) melalui apa yang diperbuatnya; b) melalui ucapannya; c) melalui

penggambaran fisik tokoh; d) melalui pikiran-pikirannya; e) melalui

penerangan langsung(1988:65-66).

Teknik penggambaran tokoh menurut Altenbernd dan Lewis

(dalam Sri Wahyuningtyas, dkk., 2011: 4-5) dibedakan menjadi dua cara,

yaitu secara analitik dan dramatik. Analitik adalah penggambaran tokoh

dengan cara pemaparan secara langsung dan dramatik adalah

penggambaran tokoh melalui teknik cakapan, tingkah laku, pikiran dan

perasaan, arus dan kesadaran, reaksi tokoh, reaksi tokoh lain,

penggambaran latar, dan penggambaran fisik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

12

12�

5) Latar Cerita

Abrams memaparkan bahwa latar cerita, memiliki pengertian

tempat, waktu, dan lingkungan sosial yang ditampilkan (dalam

Nurgiyantoro, 2007:216). Hal tersebut juga disebutkan oleh Sumardjo dan

Saini, latar cerita adalah penggambaran tentang tempat atau daerah

tertentu, orang-orang berwatak tertentu karena pengaruh lingkungan

tempat mereka tinggal (1988:76). Tata cara kehidupan sosial masyarakat

yang mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks,

dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan dan

pandangan hidup dapat dilihat dari latar ceritanya Hal tersebut juga

dikatakan oleh Nurgiyantoro yang membedakan latar menjadi tiga unsur

pokok, yaitu: a) latar tempat, menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa

cerita; b) latar waktu, menyaran pada kapan terjadinya peristiwa cerita; c)

latar sosial, menyaran pada hal yang berhubungan dengan perilaku

masyarakat di suatu tempat dalam cerita (dalam Sri Wahyuningtyas, dkk.,

2011: 7).

Berdasarkan ketiga pendapat mengenai latar tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa latar adalah perwujudan atau penggambaran tempat,

waktu, dan lingkungan sosial yang mengiringi tokoh dalam cerita. Melalui

latar, pembaca dapat membayangkan situasi atau deskripsi tempat para

tokoh diceritakan.

6) Sudut Pandang Pencerita

Nurgiyantoro (2007:18) mengungkapkan bahwa sudut pandang

adalah titik sentral dari mana cerita dikisahkan. Senada dengan pendapat

yang dikemukakan Abrams bahwa sudut pandang pencerita adalah

pandangan yang digunakan pengarang untuk menampilkan tokoh,

tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam

sebuah karya fiksi kepada pembaca (dalam Nurgiyantoro, 2007:248).

Kedua pendapat mengenai sudut pandang tersebut sama-sama memberi

tekanan pada cara yang digunakan pengarang dalam memandang cerita

yang diciptakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

13

13�

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa sudut pandang pencerita adalah cara pandang pengarang untuk

menceritakan cerita yang diciptakannya. Selain itu, dari sudut mana

pengarang tersebut memandang sekaligus menampilkan tokoh, tindakan,

latar dan berbagai kejadian yang terdapat dalam cerita.

Sudut pandang pencerita dipilih oleh pengarang sesuai dengan

pandangan pengarang mengenai cerita yang diciptakannya melalui

karakter yang dia inginkan. Ada empat point of view yang asasi menurut

Sumardjo dan Saini (1988: 83-85) adalah,

a)omniscient point of view (sudut pandang yang berkuasa),

pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya; b) objective point

of view, pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, seperti

penonton melihat pementasan sandiwara; c) point of view orang

pertama, bercerita dengan sudut pandang “aku”; d) point of view

peninjau, pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita.

Pendapat tersebut sama dengan Semi (1988: 57) mengenai sudut

pandang bahwa sudut pandang pengarang juga terdapat empat jenis, yaitu:

a) pengarang sebagai tokoh pencerita; b) pengarang sebagai tokoh

sampingan; c) pengarang sebagai orang ketiga (pengamat); d) pengarang

sebagai pemain dan narator. Berdasarkan penjelasan di atas, pengarang

memiliki kebebasan untuk memilih sudut pandang sebagai teknik ketika ia

menceritakan cerita karangannya.

7) Gaya Pengarang

Gaya pengarang merupakan cara pengarang dalam menggunakan

bahasa dalam mengisahkan cerita yang diciptakannya. Sumardjo dan Saini

mengungkapkan bahwa gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang

dalam memilih tema, persoalan, meninjau persoalan dan menceritakannya

dalam sebuah cerpen (1988:92). Dengan demikian, gaya merupakan

cerminan dari pribadi pengarang yang dituangkan dalam cerita

karangannya.

Dalam dunia sastra, gaya penyampaian atau gaya bahasa yang

digunakan oleh pengarang tentunya memiliki tujuan tertentu yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

14

14�

menentukan perbedaan antara karya yang satu dengan karya yang lain.

Tetapi, gaya dalam hal ini lebih luas dari gaya seperti gaya bahasa

metafora, personifikasi, dan sebagainya. Gaya di sini meliputi penggunaan

kalimat, penggunaan dialog, penggunaan detail, cara memandang

seseorang (pengarang), dan sebagainya. Semi mengungkapkan, perbedaan

penggunaan gaya penyampaian dalam karya sastra dipengaruhi oleh

beberapa hal, yaitu: a) pribadi penutur, pengalaman dan pengetahuannya;

b) tujuan yang hendak dicapai; c) topik yang ditampilkannya; d) bentuk

tutur yang dipilihnya; dan e) kondisi penangkap tutur yang dihadapi (1993:

48). Melalui gaya penyampaian pengarang dalam menciptakan karyanya

mendukung tujuan yang ingin disampaikan pada pembaca.

2. Hakikat Semiotik

a. Pengertian Semiotik

Secara definitif, Cobley dan Janz menyebutkan bahwa semiotika

berasal dari kata seme, bahasa Yunani, yang berarti penafsir tanda (dalam

Ratna, 2011: 97) di sini Cobley dan Janz berpandangan bahwa semiotika

adalah penafsir tanda yang berarti sesuatu yang dijadikan alat untuk

menafsirkan atau mengartikan tanda, lain halnya dengan Ratna yang tidak

hanya menyoroti semiotika sebagai penafsir tanda, tetapi juga menyoroti cara

kerja dan manfaatnya bagi kehidupan manusia, Ratna mengatakan bahwa

dalam pengertian lebih luas, sebagai teori, semiotika merupakan studi

sistematis tentang produksi dan interpretasi tanda, cara kerja tanda, dan

manfaatnya terhadap kehidupan manusia ( 2011:97).

Hartoko dan Rahmanto memaparkan mengenai pengertian semiotik

adalah ilmu yang meneliti mengenai tanda, sistem tanda, dan proses suatu

tanda dimaknai (1986:131). Begitu juga yang disampaikan oleh Sebeok

(dalam M. Ikhwan Rosidi, Trisna Gumilar, Heru Kurniawan, dan Zurmailis,

2010:99-100) bahwa semiotika adalah sebuah disiplin ilmu yang menelaah

atau mengkaji seluruh bentuk komunikasi yang terjadi akibat tanda, dan

didasarkan pada sistem tanda (kode). Kedua pendapat tersebut tidak jauh

berbeda seperti yang disampaikan oleh Eco secara singkat (dalam Ratna,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

15

15�

2011:105-106) mengemukakan bahwa semiotika merupakan segala sesuatu

yang berhubungan dengan tanda.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian

semiotika tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa semiotika adalah sebuah

disiplin ilmu yang mempelajari tentang tanda yang ada (dihasilkan), cara kerja

tanda yang dihasilkan kemudian dimaknai untuk memberikan manfaat bagi

kehidupan manusia. Terdapat beberapa pelopor teori semiotik, salah satunya

adalah Charles Sanders Peirce. Peirce mengusulkan kata semiotika sebagai

persamaan kata dari logika. Peirce mengatakan, logika harus mempelajari

cara orang bernalar. Penalaran itu menurut hipotesis teori Peirce yang

mendasar, dilakukan melalui tanda-tanda. Keberadaan tanda-tanda

memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain, dan memberi

makna pada apa yang ditampilkan alam semesta (Zoest, 1992:1). Pendapat

Peirce tersebut menunjukkan bahwa tanda-tanda terhampar di alam semesta,

melalui tanda-tanda tersebut kita dituntut untuk berpikir mengenai makna dan

maksud dari tanda-tanda yang ada tersebut.

Semiotik Peirce mengatakan bahwa sesuatu dapat disebut sebagai

tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Peirce mengatakan (dalam

Nurgiyantoro, 2007: 41) “Sebuah tanda yang ia sebut sebagai

representatemen—haruslah mengacu (atau: mewakili) sesuatu yang

disebutnya sebagai objek (acuan, ia juga menyebutnya sebagai designatum,

denotatum dan dewasa ini orang menyebutnya dengan istilah referent).” Jadi,

apabila suatu tanda mewakili acuannya, hal itu adalah fungsi utama tanda itu.

Proses perwakilan tanda terhadap sesuatu yang diacunya pada saat tanda itu

ditafsirkan dalam hubungannya dengan yang diwakili, hal itulah yang disebut

interpretant, yaitu pemahaman makna yang timbul dalam penerima tanda

lewat interpretasi (Nurgiyantoro, 2007: 41). Pendapat yang sama juga

disebutkan oleh Peirce (dalam Endraswara, 2003: 65) bahwa analisis semiotik

menawarkan sistem tanda yang harus diungkap. Ada tiga faktor yang

menentukan adanya tanda, yaitu tanda itu sendiri, hal yang ditandai, dan tanda

baru yang terjadi dalam batin penerima.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

16

16�

Ratna (2011: 101) menyebutkan model triadik Peirce memperlihatkan

tiga elemen utama pembentuk tanda, yaitu a) representamen, ground (tanda

itu sendiri); b) object (apa yang diacu); dan c) interpretant (tanda-tanda baru

yang terjadi dalam batin penerima).

Berdasarkan pemaparan di atas, Peirce tidak melihat tanda dari

strukturnya, hal ini terkait dengan pendapat yang menyebutkan bahwa Peirce

tidak melihat tanda sebagai suatu struktur. Tetapi, sebagai suatu proses

pemaknaan tanda yang disebutnya semiosis. Semiosis merupakan proses tiga

tahap antara representament, object, dan interpretant (Susanto, hlm.5)

Secara universal, Zoest (dalam Roseno, 2005: 14) mengungkapkan

bahwa Peirce dalam memaknai suatu tanda bertahap-tahap, yaitu a) firstness

(kepertamaan); b) secondness (kekeduaan); c)thirdness (keketigaan).

Firstness (kepertamaan), yaitu saat tanda dikenali pada tahap awal secara

prinsip saja, keberadaan seperti adanya tanpa menunjuk sesuatu yang lain,

keberadaan dari kemungkinan yang potensial. Secondness (kekeduaan), yaitu

tanda dimaknai secara individual, keberadaan seperti adanya, dalam

hubungannya dengan second, tetapi tanpa adanya third (keberadaan dari yang

ada). Thirdness (keketigaan), saat tanda dimaknai secara tetap sebagai

konvensi. Jadi, keberadaannya berdasar hal yang berlaku umum.

Tipologi dasar dari Peirce dapat dilihat pada bagan berikut yang

digambarkan Danesi dan Perron (dalam Susanto, hlm.3, gambar.1)

Representament

kata Jaguar

Object interpretant

‘mobil mewah’ ‘martabat’/ ‘impian’

Gambar 2.1. Tipologi Dasar Peirce

Berdasarkan gambar 2.1. dapat dinyatakan bahwa suatu

representament (tanda itu sendiri) yang dilambangkan oleh benda atau

sesuatu yang lain (contoh: kata Jaguar) dapat ditafsirkan atau dimaknai

sebagai sesuatu yang sesuai dengan hal yang diacu, yaitu object ( Mobil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

17

17�

Jaguar merupakan salah satu jenis mobil mewah). Selain itu, juga dapat

ditafsirkan sebagai interpretant, yaitu tanda-tanda baru yang terjadi dalam

batin penerima tanda, sesuai dengan gambar di atas, tanda baru yang

dihasilkan dari kata Jaguar selain makna yang sesungguhnya, yaitu

bermakna sebagai martabat atau kehormatan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

18

18�

Terkait dengan hal tersebut, Danesi dan Perron (dalam Susanto, hlm.3,

tabel.1) menyebutkan bahwa ketiga unsur di atas diperinci menjadi trikotomi seperti

terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Trikotomi Peirce

Mode of Representation

(Cara Representasi)

Type of

Representament

(Jenis

Representament)

Relation of The

Sign to its Referent

(Hubungan tanda

dengan yang diacu)

Type of

Interpretant The

Sign Evokes

(Jenis tanda

berdasarkan

penerima tanda)

Firstness: icons (physical

substitute for the referents)

(Kepertamaan: ikon

(pengganti fisik untuk

acuan))

Qualisigns: refers

to qualities of

objects (adjective,

colors, shape, etc.)

(Qualisigns:

mengacu pada

kualitas objek (kata

sifat, warna,

bentuk, dll))

Iconic:

representation

through resemblance

(photo, diagram,

image, metaphor,

etc.)

(Iconic: representasi

melalui kemiripan

(foto, diagram,

gambar, metafora,

dll))

Rheme:

interpretants of

qualisigns

(tanda sebagai

kemungkinan)

Secondness: index (they are

not substitute for their

referents)

(Kekeduaan: Indeks

(sesuatu yang bukan

dijadikan sebagai pengganti

terhadap acuan))

Sinsigns: indicate

objects in time-

space (pointing

finger, here, there,

etc.)

(Sinsigns:

menunjukkan objek

dalam waktu-ruang

(menunjuk jari, di

sini, sana, dll))

Indexical:

representation

through indication.

(indeks: sesuatu

yang mengacu

berdasarkan sebab

akibat)

Dicisign:

interpretant of

sinsigns.

(Dicisign: sebagai

fakta)

Thirdness: symbols (the

sign-user and the referent

are linked to each other by

the force of historical and

social convention)

(Keketigaan: simbol (tanda-

pengguna dan acuan yang

dihubungkan satu sama lain

dengan kekuatan konvensi

historis dan sosial))

Legisigns: refer to

objects by

convention. (Legisigns: merujuk

ke obyek dengan

konvensi.)

Symbols:

representation by

convention (word,

symbol, etc.).

(Simbol: sesuatu

yang diwakili

berdasarkan

konvensi (kata,

simbol, dll))

Argument:

interpretation of

legisigns.

(Argumen: tanda

sebagai nalar)

(Sumber: Susanto, hlm.3, tabel.1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

19

19�

Terkait dengan tabel tersebut mode of representation berkenaan

dengan tingkat keberlakuan tanda yang berkaitan dengan upaya manusia

memahami dunianya. Danesi dan Perron (dalam Susanto, hlm.3-4)

menerangkan:

“Disebut firstness karena ikon adalah bentuk representamen yang

paling lekat dengan objek yang diwakilinya sehingga tanda

dikenali pada tahap awal. Disebut secondness karena indeks

merupakan sebab akibat antara tanda kedua yang memperingatkan

adanya tanda lain yang utama. Disebut thirdness karena

representament tidak dapat terlepas dari konteks sejarah atau sosial

suatu masyarakat adalah simbol yang terbentuk berdasarkan

kesepakatan”.

Mode of representation (cara representasi) tersebut merupakan

tahapan-tahapan dari teori Peirce yang lebih mengedepankan pada unsure

objek yang terdiri dari unsur ikon, indeks, dan simbol.

Danesi dan Perron (dalam Susanto, hlm. 4) menjelaskan type of

representamen berkaitan erat dengan type of interpretant the sign evokes,

yaitu:

“ a) berdasarkan sudut pandang interpretant, sebuah teks adalah

rheme apabila teks tersebut tidak lengkap, sebagian besar teks

dipenuhi fungsi ekspresif, atau struktur dari teks memungkinkan

timbulnya berbagai interpretasi, contoh: teks susastra, puisi; b) teks

deskriptif, baik fiksi maupun nonfiksi memiliki ciri dicisign karena

bersifat informatif; c) teks ilmiah dan hukum, sarat dengan

argument.”

Sebagaimana teori yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini akan

didasari oleh teori semiotik yang dipelopori Pierce. Peneliti memilih teori

milik Peirce karena teori tersebut lebih rinci dan lebih luas jika

dibandingkan dengan teori-teori semiotik yang lain, hal ini berarti bahwa

teori semiotik milik Peirce dapat diterapkan pada segala jenis tanda. Hal

tersebut juga disebutkan oleh Yani, bahwa tanda dapat berupa gerakan

tubuh, mata, mulut, tipografi tulisan, warna, bendera, bentuk rumah,

pakaian, karya sastra, karya seni, dan lain-lain yang berada di sekitar kita.

Sebagaimana yang diharapkan oleh Peirce agar teorinya bersifat umum

dan dapat diaplikasikan pada segala macam tanda (hlm. 3). Kerincian dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

20

20�

teori semiotik Peirce juga dapat dilihat dari tahap-tahap yang dilakukan

Peirce dalam pemaknaan suatu tanda, seperti yang telah dipaparkan

sebelumnya, ada tahap kepertamaan, kekeduaan, dan keketigaan, ketiga

tahap tersebut merupakan tahap universal dari teori Peirce (Zoest dalam

Roseno, 2005:14). Selain itu, Peirce dalam teorinya memaknai tanda

secara terbuka, tetapi dibatasi oleh konteks, baik teks itu sendiri maupun

konteks sosial budaya, serta pengetahuan atau pengalaman pembaca yang

menafsirkan suatu tanda tertentu. Hal itu juga disebutkan oleh Peirce

(dalam Sartini, hlm. 6) bahwa konsep tahapan pemaknaan tanda penting

untuk memahami bahwa dalam suatu kebudayaan tertentu kadar dalam

memahami suatu tanda berbeda pada anggota kebudayaan tersebut.

Lebih lanjut, peneliti akan menganalisis teks dengan mencari dan

memaknai tanda-tanda yang digunakan melalui ikon, indeks, dan simbol,

hal tersebut terkait dengan teori Peirce yang lebih menekankan bahwa

objek (ikon, indeks, dan simbol) memegang peranan penting dalam suatu

analisis, terutama teks yang terdiri dari gambar atau nonverbal (ikon dan

simbol) dan unsur verbal. Hal ini terkait dengan pendapat Ratna bahwa

denotatum (object) dalam karya sastra adalah dunia yang penuh dengan

keserbamungkinan makna, atas dasar pandangan bahwa segala sesuatu

mempunyai kemungkinan untuk menjadi tanda, karena jumlah objek tak

terbatas (2011: 114). Terkait dengan hal tersebut, peneliti akan menyoroti

ikon, indeks, dan simbol yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor.

b. Semiotika dalam Penelitian Karya Sastra

Sebagian besar, bahkan keseluruhan aktivitas manusia pada dasarnya

dilakukan melalui bahasa, baik lisan maupun tulisan. Ratna berpendapat

bahwa pada dasarnya bahasa merupakan konservasi yang paling kuat terhadap

kebudayaan manusia. Tanpa bahasa, kebudayaan atau bahkan dunia kini tidak

ada (2011:111). Lebih lanjut, hal tersebut (bahasa) dapat dikaji menggunakan

pendekatan semiotika, hal ini juga sependapat dengan Yani yang memaparkan

bahwa semiotik menelaah sistem tanda dalam bahasa dan wacana yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

21

21�

menjadi cermin dari budaya dan pemikiran (hlm. 2���Karya sastra merupakan

salah satu hasil dari kebudayaan, seperti yang dipaparkan oleh Lotmann

bahwa bahasa yang digunakan dalam karya sastra sebagai sistem model kedua,

metafora, konotasi, dan ciri-ciri penafsiran ganda lainnya, bukanlah bahasa

biasa, melainkan sistem komunikasi yang telah sarat dengan pesan

kebudayaan (dalam Ratna, 2011:111). Senada dengan pendapat yang telah

disebutkan sebelumnya, kehidupan manusia dibangun berdasarkan bahasa,

sedangkan bahasa itu sendiri adalah sistem tanda. Menurut Noth (dalam

Ratna, 2011: 111) di dalam teks sastra keseluruhan terdiri atas ciri-ciri

tersebut. Bahasa metaforis konotatif, dengan hakikat kreativitas imajinatif

pengarangnya merupakan faktor utama sebab karya sastra didominasi oleh

sistem tanda. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Pradopo bahwa bahasa

merupakan media karya sastra sudah sebagai sistem semiotik atau ketandaan,

yaitu sistem ketandaan yang mempunyai arti (1993:121). Secara tidak

langsung, Pradopo mengungkapkan bahwa dalam karya sastra sudah tentu

menyimpan tanda-tanda, karena karya sastra disampaikan dengan bahasa.

Lebih lanjut, Teeuw mengungkapkan bahwa sebagai tanda, karya

sastra adalah dunia dalam kata yang dapat digunakan sebagai sarana

komunikasi yang tidak biasa antara pembaca dan pengarangnya. Oleh karena

itu, karya sastra dapat dipandang sebagai gejala semiotik (dalam Sangidu,

2004: 18). Pandangan yang sama juga diungkapkan oleh Mana Sikana bahwa

pendekatan semiotik melihat karya sastra sebagai suatu sistem yang memiliki

keterkaitan antara teknik dan mekanisme kelahiran suatu karya sastra (Yani,

hlm. 2��� Teori semiotik memiliki anggapan bahwa sebuah karya sastra

memiliki sistem tersendiri yang diperlihatkan melalui sistem tanda yang

terkandung dalam suatu karya sastra. Lebih dalam, semiotik melihat karya

sastra dalam sudut pandang yang lebih luas. Yani menyebutkan bahwa prinsip

dari pendekatan semiotik menuntut penganalisis memberi perhatian pada

keterkaitan sistem teks yang dikaji dengan sistem yang ada di luar teks;

segala latar belakang lahirnya karya (hlm. 12). Lebih lanjut, disebutkan oleh

ahli sastra Teeuw yang mendefinisikan semiotik adalah tanda sebagai tindak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

22

22�

komunikasi yang disempurnakan menjadi model sastra yang

mempertanggungjawabkan semua faktor hakiki untuk memahami gejala

susastra sebagai alat komunikasi yang khas di dalam masyarakat manapun

(dalam Sartini, hlm. 3).

Dalam menganalisis suatu karya sastra memiliki tujuan untuk

memahami dan selanjutnya mengungkapkan makna dari karya sastra tersebut.

Menganalisis karya sastra adalah upaya menangkap dan memberikan makna

pada teks sastra. Hal tersebut senada dengan pendapat Pradopo (dalam

Sangidu, 2004: 173) yang mengungkapkan bahwa karya sastra merupakan

struktur yang memiliki makna, mengingat bahwa karya sastra adalah sistem

tanda yang bermakna dan menggunakan media bahasa.

Di antara ground, denotatum, dan interpretant, yang paling sering

dibahas adalah denotatum. Nyoman (2011:114) berpendapat bahwa

denotatum karya sastra adalah dunia fiksi atau dunia dalam kata-kata, dunia

yang penuh dengan kemungkinan. Dunia fiksi tidak harus sama dengan dunia

yang sesungguhnya, tetapi harus dapat diterima ‘kebenarannya’. Melalui

denotatum, pengarang membuat dunianya sendiri dalam kata-kata yang

dirangkainya dan memiliki keserbamungkinan makna setiap pembacanya.

Denotatum dalam karya sastra pun mampu mengajak pengarang maupun

pembaca untuk berimajinasi dalam memaknai karya sastra.

Peirce mengungkapkan bahwa ada tiga jenis tanda berdasarkan

hubungan antara tanda dengan yang ditandakan, seperti yang telah dipaparkan

sebelumnya, bahwa sifat dari denotatum adalah ikon, indeks, dan simbol. Hal

tersebut juga diungkapkan Hilpinen, “I shall make some remarks on two basic

divisions in Peirce’s system, the distinction between the objects and the

interpretants of a sign, and the division of signs into icons, indices, and

symbols “(Saya akan membuat beberapa catatan pada dua divisi dasar dalam

sistem Peirce, perbedaan antara objek dan interpretants dari tanda, dan

pembagian tanda-tanda menjadi ikon, indeks, dan simbol) (2007: 611).

Piliang (2003: 271) berpendapat bahwa ikon (icon) adalah hubungan antara

penanda dan petandanya yang memiliki sifat keserupaan (similitude). Ikon

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

23

23�

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : 1) ikon topografis; 2) ikon diagramatis;

3) ikon metaforis. Ikon topografis adalaha ikon yang berdasarkan persamaan

tata ruang, misalnya puisi-puisi kongkret atau visual. Ikon diagramatis adalah

ikon yang berdasarkan persamaan struktur, misal diagram. Ikon metaforis

adalah ikon yang berdasarkan persamaan dua kenyataan yang didenotasikan

sekaligus, langsung atau tidak langsung, misalnya alegori atau parabel.

Bagian dari denotatum yang kedua, yaitu indeks, Peirce menyebutkan

bahwa indeks adalah sebuah tanda yang dalam hal bentuk tandanya tergantung

dari adanya sebuah denotatum atau tanda yang mengandung hubungan kausal

atau sebab akibat hal yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003: 65).

Misalnya, asap menandakan adanya api, mendung menandakan akan turunnya

hujan. Teks secara keseluruhan memiliki ciri-ciri indeksikal sebab teks

berhubungan dengan dunia yang disajikannya. Dalam hal ini, Peirce juga

menunjuk indeksikal teks melalui tiga sisi, yaitu pengarang sebagai ciri

komunikasi, dunia nyata sebagai ciri nilai-nilai pengetahuan, dan pembaca

dengan ciri nilai-nilai eksistensial. Jika dikaitkan dengan teks sebagai unsur-

unsur karya sastra, indeksikal mikro, juga dibedakan atas beberapa macam,

yaitu: 1) indeks dalam kaitannya dengan dunia di luar teks; 2) indeks dalam

kaitannya dengan teks lain sebagai intertekstual; dan 3) indeks dalam

kaitannya dengan teks dalam teks, sebagai intratekstual (dalam Ratna, 2011:

115).

Bagian denotatum yang ketiga, yaitu simbol, Peirce memaparkan

bahwa simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan yang

ditandakan bersifat arbitrer, sesuai dengan konvensi suatu lingkungan sosial

tertentu (dalam Endraswara, 2003: 65). Simbol dapat dianalisis melalui suku

kata, kata, kalimat, alinea, bab, dan seterusnya, bahkan juga melalui tanda

baca dan huruf sebagaimana ditemukan dalam analisis gaya bahasa. Ratna

(2011:116) berpendapat bahwa simbol ditandai oleh dua ciri, yaitu: 1) antara

penanda dan petanda tak ada hubungan intrinsik sebelumnya, 2) penanda dan

petanda merupakan konteks kultural yang berbeda. Berdasarkan pendapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

24

24�

tersebut dijelaskan bahwa simbol lebih berhubungan dengan kesepakatan

masyarakat mengenai suatu tanda tertentu diartikan sebagai apa.

Noth memaparkan mengenai simbol, yaitu “Represent their objects,

independently alike of any resemblance or any real connection, because

dispositions or factitious habits of their interpreters insure their being so

understood”(2010: 83). Pendapat tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat

yang disampaikan oleh Nurgiyantoro (2007:42) bahwa tanda yang berupa

simbol meliputi berbagai hal yang telah mengkonvensi di masyarakat. Antara

tanda dan objek tak memiliki hubungan kemiripan ataupun kedekatan,

melainkan terbentuk karena kesepakatan.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa semiotik dalam penelitian sastra berfungsi untuk membaca

makna di balik berbagai macam tanda yang digunakan oleh pengarang dalam

menyampaikan ceritanya.

3. Hakikat Nilai Pendidikan dalam Karya Sastra

Kata nilai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 690)

diartikan sebagai harga. Namun, kata tersebut sudah dihubungkan dengan suatu

objek dan sudut pandang tertentu, harga memiliki pemahaman yang beragam.

Mulyana (dalam Sauri, 2010) yang tertera dalam naskah Seminar Nasional

Pendidikan Nilai Karakter menyebutkan bahwa nilai itu adalah rujukan dan

keyakinan dalam menentukan pilihan. Lebih lanjut, Rokeali (dalam Sauri,

2010) yang dipaparkan dalam naskah yang sama, mengartikan nilai sebagai

suatu kepercayaan/keyakinan yang bersumber pada sistem nilai seseorang,

mengenai apa yang patut dilakukan seseorang atau mengenai apa yang

berharga dari apa yang tidak berharga. Rokeali lebih menekankan pada

anggapan kepantasan atau kepatutan terhadap suatu sikap atau pemikiran

tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

nilai merupakan rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Pilihan

tersebut berkaitan dengan hal-hal yang patut dilakukan atau tidak dan hal-hal

yang berharga atau tidak berharga.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

25

25�

Setiap karya sastra diciptakan untuk menyampaikan suatu pesan tertentu

pada pembaca. Melalui karya sastra, pembaca belajar dari pengalaman orang

lain dalam menghadapi masalah dalam kehidupan. Hal tersebut juga disebutkan

oleh Alwasilah (dalam Puji Retno H.) bahwa dalam sastra terdapat nilai-nilai

kehidupan yang tidak diberikan secara perspektif, tetapi dengan membebaskan

pembaca mengambil manfaatnya dari sudut pandang pembaca itu sendiri

melalui interpretasi (2008: 111). Oleh karena itu, seperti yang disebutkan oleh

Suyitno, sastra bisa difungsikan sebagai pembina tata nilai dalam berbagai

sendi kehidupan intelektual, pendidikan rohani, serta hal-hal lain yang bersifat

personal maupun sosial (dalam Nuraini, 2007: 27). Secara garis besar nilai

pendidikan dalam sastra dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Nilai Agama

Agama adalah hal yang mutlak dalam kehidupan manusia,

sehingga dari pendidikan agama ini diharapkan dapat terbentuk manusia

yang religius. Secara formal, Indonesia mengatur masalah ini dalam dasar

negara. Hal ini berpengaruh pada sistem pendidikan yang dalam setiap

jenis dan jenjang selalu ada unsur agama. Semi (1993:22) memberikan

uraian mengenai hubungan agama dengan karya sastra bahwa agama

merupakan dorongan penciptaan sastra, sebagai sumber ilham sekaligus

karya sastra bermuara pada agama.

Mangunwijaya (dalam Nurgiyantoro, 2007: 326) juga berpendapat

bahwa kehadiran unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah setua

keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan sastra tumbuh dari sesuatu yang

bersifat religius.

b. Nilai Sosial

Nilai pendidikan sosial adalah tata sosial tertentu yang

mengungkapkan sesuatu hal yang bisa direnungkan. Dalam karya sastra

dengan ekspresi pengungkapan nilai sosial pada akhirnya dapat dijadikan

cermin atau sikap para pembacanya. Suyitno mengungkapkan bahwa karya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

26

26�

sastra dapat berfungsi sebagai daya penggoncang nilai-nilai sosial yang

sudah mapan (dalam Nuraini, 2007: 28).

c. Nilai Moral

Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai salah satu

wujud tema dalam bentuk yang sederhana, namun tidak semua tema

merupakan moral (Kenny dalam Nurgiyantoro, 2007: 320). Moral dalam

karya sastra merupakan cerminan dari pandangan hidup pengarang

mengenai nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada pembaca. Moral

dalam cerita, menurut Kenny biasanya memiliki maksud untuk

memberikan saran yang berkaitan dengan ajaran moral tertentu yang

bersifat praktis, yang dapat dipetik pembaca dari cerita (dalam

Nurgiyantoro, 2007: 321).

Jenis dan wujud pesan moral dalam karya sastra dapat mencakup

persoalan hidup dan kehidupan atau persoalan mengenai harkat dan

martabat manusia. Nurgiyantoro mengungkapkan bahwa secara garis

besar, persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke

dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, manusia dengan

manusia lain dalam lingkup sosial dan alam, dan hubungan manusia

dengan Tuhan (2007: 323-324).

d. Nilai Estetis

Semi berpendapat bahwa fungsi estetika sastra adalah penampilan

karya sastra yang dapat memberi kenikmatan dan keindahan bagi

pembacanya (dalam Nuraini, 2007: 28). Lebih lanjut, Suyitno juga

berpendapat bahwa sastra tidak hanya sekadar memberi kesenangan, tetapi

juga memberi pengetahuan serta pencernaan yang menghayat tentang

hakikat kehidupan bernilai (dalam Nuraini, 2007: 28).

Suyitno mengungkapkan bahwa cipta sastra di samping

menunjukkan sifatnya yang rekreatif, juga merupakan dian penerang yang

mampu memimpin manusia mencari nilai-nilai yang dapat menolongnya

untuk menemui hakikat kemanusiaan yang berkepribadian. Cipta sastra

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

27

27�

mempunyai kandungan amanat spiritual yang berbalut estetika (dalam

Nuraini, 2007: 29).

Secara etimologis, sastra juga berarti alat untuk mendidik. Lebih jauh,

Ratna mengungkapkan bahwa jika dikaitkan dengan pesan dan muatannya,

hampir secara keseluruhan karya sastra merupakan sarana-sarana etika (2005:

447). Banyak hal yang dapat diperoleh dari suatu karya sastra. Tjokrowinoto

(dalam Haryadi, 2012) memperkenalkan istilah pancaguna atau manfaat dari

karya sastra, yaitu: 1) mempertebal pendidikan agama dan budi pekerti; 2)

meningkatkan rasa cinta tanah air; 3) memahami pengorbanan pahlawan bangsa;

4) menambah pengetahuan sejarah; 5) mawas diri dan menghibur. Sama halnya

dengan Agustien S., Sri Mulyani, dan Sulistiono (dalam Handayani, 2009: 13)

mereka juga menyebutkan lima dari fungsi sastra secara lebih luas daripada yang

telah diungkapkan oleh Tjokrowinoto. Fungsi sastra tersebut, antara lain 1) fungsi

rekreatif; 2) fungsi didaktif; 3) fungsi estetis; 4) fungsi moralitas, dan 5) fungsi

religius. Fungsi rekreatif, yaitu apabila sastra dapat memberikan hiburan yang

menyenangkan bagi pembacanya. Fungsi didaktif, yaitu apabila sastra mampu

mengarahkan atau mendidik pembacanya karena adanya nilai-nilai kebenaran dan

kebaikan yang terkandung di dalamnya. Fungsi estetis, yaitu apabila sastra

mampu memberikan keindahan bagi pembacanya. Fungsi moralitas, yaitu apabila

sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembacanya sehingga

mengetahui moral yang baik dan buruk. Fungsi religius, yaitu apabila sastra

mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para pembaca. Lebih lanjut,

Haryadi menyebutkan sembilan manfaat yang terdapat dalam karya sastra yang

tidak jauh berbeda dengan pendapat yang telah disebutkan oleh Tjokrowinoto dan

Agustien S., dkk. Dalam pendapat Haryadi, terdapat hampir fungsi yang telah

disebutkan oleh kedua pendapat sebelumnya, yang membedakan Haryadi

menyebutkan fungsi karya sastra dalam bentuk pagelaran. Haryadi (2012)

mengungkapkan sembilan manfaat yang terdapat dalam suatu karya sastra, yaitu:

1) dapat berperan sebagai hiburan dan media pendidikan; 2) isinya dapat

menumbuhkan kecintaan, kebanggaan berbangsa dan hormat pada leluhur; 3)

isinya dapat memperluas wawasan tentang kepercayaan, adat-istiadat, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

28

28�

peradaban bangsa; 4) pergelarannya dapat menumbuhkan rasa persatuan dan

kesatuan; 5) proses penciptaannya menumbuhkan jiwa kreatif, responsif, dan

dinamis; 6) sumber inspirasi bagi penciptaan bentuk seni yang lain; 7) proses

penciptaannya merupakan contoh tentang cara kerja yang tekun, professional, dan

rendah hati; 8) pagelarannya memberikan tentang dan kerja sama yang kompak

dan harmonis; 9) pengaruh asing yang ada di dalamnya memsberi gambaran

tentang tata pergaulan dan pandangan hidup yang luas.

4. Penelitian yang Relevan

Roseno (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian Semiotik Novel

Topeng Jero Ketut Karya Sunaryono Basuki Ks”, menyimpulkan bahwa tanda-

tanda semiotik dalam Novel Topeng Jero Ketut karya Sunaryono Basuki Ks

meliputi unsur ikon, indeks, dan simbol. Ikon dalam novel tersebut Topeng Jero

Ketut menjadi misteri di Pulau Bali, Topeng Jero Ketut adalah topeng kuno yang

suci dan sacral, pemburu Topeng Jero Ketut adalah pengusaha kelas atas yang

bergaya metropolis. Indeks dalam novel tersebut, yaitu para pemburu topeng

menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan Topeng Jero Ketut, kekuatan dan

karunia adalah pemberian Tuhan YME yang harus disyukuri dan tidak boleh

disalah-gunakan oleh manusia, para pemburu memiliki tujuan tercela setelah

mendapatkan Topeng Jero Ketut. Simbol dalam novel tersebut adalah kemajuan

teknologi modern berdampak kemunduran mental serta moral bangsa Indonesia,

para pemburu topeng adalah orang-orang berkuasa, dan para pemburu topeng

menghilang atau berpindah dimensi menuju dunia lain. Pada Novel Topeng Jero

Ketut, Suryono Basuki Ks memakai tanda-tanda semiotik seperti ikon, indeks, dan

simbol sebagai wahana penyampai pesan moral melalui sindiran terhadap tanda

‘tikus’ yang disimbolkan melalui julukan ‘jero ketut’.

Purwoko (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Novel Di Batas

Angin Karya Yanusa Nugroho: Sebuah Tinjauan Semiotik”, menyimpulkan bahwa

simbol yang digunakan oleh Yanusa Nugroho adalah tokoh Sokrasana yang

merupakan simbol dari hati nurani manusia dan Sumantri adalah simbol dari

ambisi manusia. Tokoh Sumantri sebagai simbol ambisi adalah bagaimana dia

mempunyai keinginan yang begitu besar untuk menjadi seorang penguasa dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

29

29�

melakukan segala cara untuk mewujudkannya termasuk membunuh adiknya

sendiri, Sokrasana. Tokoh Sokrasana sebagai simbol hati nurani adalah bagaimana

dia mampu menyelesaikan permasalahan dengan bijaksana tanpa harus ada

pertumpahan darah.

Wardoyo (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Novel Kabut Kelam

Karya Achmad Munif: Sebuah Pendekatan Semiotik”, menyimpulkan bahwa

dilihat dari aspek semiotik, melalui hubungan antara tanda dan acuannya berupa

ikon, indeks, dan simbol, kehidupan masyarakat Jawa yang penuh konflik akibat

perbedaan paham yang sangat diyakini oleh masyarakat Jawa berhasil

digambarkan dengan jelas. Ketiga macam hubungan antara tanda dan acuan

tersebut dapat ditemukan pada penokohan dan penggambaran latar, yang intinya

terjabarkan dari suatu tema. Semua tokoh dalam Kabut Kelam adalah para

manusia yang terdera kesulitan akibat perbedaan pandangan yang berkembang

pada tahun 1965 sehingga menimbulkan banyak masalah. Masalah pertama yang

timbul dari perbedaan pandangan di antara masyarakat Jawa, yaitu timbulnya

paham feodalisme yang kuat dalam diri Raden Mas Ilyas Kusumonegoro,

sehingga mengakibatkan terhalangnya jalinan cinta antara Sultan Alam dengan

Raden Ayu Indri Astuti. Masalah sekelompok masyarakat Jawa, sehingga

menimbulkan situasi di berbagai wilayah menjadi tegang. Paham revolusioner

beranggapan bahwa orang kaya hanya ingin menyengsarakan rakyat kecil. Mereka

menghalalkan segala cara demi tujuan yang mereka inginkan. Dilihat dari

hubungan antara unsur-unsur pembangun struktur novel Kabut Kelam dengan

simbol-simbol yang ada, terdapat keterkaitan yang sangat erat. Unsur-unsur

tersebut, yaitu tema, penokohan, dan latar, membentuk makna totalitas dan

masing-masing unsur saling mendukung satu sama lain. Hubungan antara tema,

penokohan, dan latar dengan simbol-simbol yang ada di dalamnya mampu

menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa, yang di dalamnya mampu

mengandung amanat bahwa persamaan dalam menyikapi berbagai pandangan

yang berkembang dalam masyarakat sangat dibutuhkan oleh mereka.

Nurul Khomsah (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian

Semiotik Kumpulan Cerpen Samin Karya Kusprihyanto Namma”, menyimpulkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

30

30�

bahwa Kumpulan Cerpen Samin merupakan bentuk kritik penulis terhadap

pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Beberapa judul

cerpen seperti Biru, Kembang Tebu, Jawa, Samin, Bedil, dan Dom mengisahkan

tentang keburukan atau penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintah Orde

Baru. Beberapa judul cerpen yang lain seperti Mun, Pundhen, Patrem, dan Tuyul

memang tidak mengkhususkan pada masa Orde Baru, namun memiliki kesatuan

ide dengan cerpen lainnya, yaitu kritik terhadap sistem pemerintahan atau politik.

Penulis menggunakan sistem semiotik (simbol, ikon, indeks) dalam menuangkan

ide ceritanya karena ia tidak berani menyampaikan kritiknya secara terang-

terangan. Meskipun demikian, penggunaan sistem semiotik dalam karya ini dapat

menambah keestetikaan karya.

Agung Kurniawan (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Simbol

dalam Naskah Skenario Film Koper Karya Richard Oh”, menyimpulkan bahwa

simbol yang terkandung di dalam naskah skenario film Koper karya Richard Oh

apabila dicermati menunjukkan tanda-tanda semiotik yang dapat diambil sebagai

sebuah penafsiran, mengapa Richard Oh menempatkan cerita ini pada posisi

budaya Indonesia, terlepas dari kemungkinan hanya untuk kritikan sosial.

Semiotik mencoba menemukan makna yang ada dalam karya sastra mengenai

simbol koper yang terdapat pada tokoh, suasana, dialog, adegan dan benda.

Setelah menguraikan simbol yang terkandung maka diketahui bahwa simbol koper

dalam cerita tokoh disimbolkan dengan Yahya yang keras pendiriannya dan gigih

memperjuangkan pendiriannya dalam mengembalikan koper. Pada suasana,

disimbolkan dengan dunia di luar ruang lingkup cerita tertutup bahkan jauh dari

jangkauan Yahya, hal tersebut karena Yahya terfokus pada koper. Sedangkan

simbol pada dialog tokoh Yahya, terlihat dari keinginannya untuk segera

mengembalikan Koper itu kepada pak Tides dan simbol dialog pada tokoh

Yasmin terlihat ketika menyindir Yahya. Peran simbol pada adegan,

menyimbolkan perasaan masing-masing tokoh dalam menjalankan peran yang

berkembang dari awal hingga akhir cerita yang mengisahkan tentang koper yang

selalu dianggap sebagai simbol kesuksesan dan kemapanan dalam kehidupan

Yahya; benda juga berperan sebagai simbol. Benda tersebut diantaranya, koper

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

31

31�

berarti kesuksesan dan kemapanan seseorang dalam mengarungi kehidupan, dan

harmonika sebagai simbol diri Yahya. Makna simbol yang terkandung di dalam

naskah skenario film Koper karya Richard Oh terdapat pada saat Yahya membawa

koper tersebut ke lingkungan kerja, lingkungan masyarakat, lingkungan Kafe

Betawi, dan lingkungan kepolisian. Selain itu makna simbol juga terdapat pada

tindakan oleh sebagian besar tokoh yang terpengaruh dengan adanya koper

diantaranya tokoh Yasmin, Noni, Office Boy, Preman, calo Polisi, dan Pak Gatot,

yang menyatakan bahwa koper adalah simbol yang selalu ada dan berperan

sebagai cerminan hidup manusia dalam mencari ketenangan di tengah-tengah

hiruk-pikuk kota Jakarta. Koper selama ini dianggap sebagai barang berharga,

orang yang membawa atau mempunyai koper dianggap telah mapan dan sukses

dalam meniti karier di kota besar.

Alasan peneliti memilih ketiga penelitian tersebut sebagai penelitian yang

relevan, karena ketiga penelitian tersebut memiliki keterkaitan dengan penelitian

yang akan peneliti lakukan. Keterkaitan tersebut terdapat pada kajian yang

digunakan, yaitu kajian semiotik.

B. Kerangka Pemikiran

Dalam mengkaji suatu karya sastra terdapat beberapa kajian yang bisa

digunakan, antara lain kajian sosiologi sastra, kajian struktural, kajian

intertekstual, kajian semiotik, dan sebagainya. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan kajian semiotik pada Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling

Indah di Dunia karya Agus Noor. Kajian semiotik merupakan suatu kajian yang

memiliki tujuan untuk mengkaji makna di balik tanda-tanda yang terdapat dalam

suatu karya sastra, dalam penelitian ini adalah Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori milik

Charles Sanders Peirce terutama pada bagian objek yang terdiri dari ikon, indeks,

dan simbol. Dengan demikian, peneliti menganalisis unsur semiotik (ikon,

indeks, dan simbol), mengidentifikasi unsur ikon, indeks, dan simbol yang

terdapat dalam kumpulan cerpen tersebut, kemudian menganalisis makna yang

ada di balik ketiga unsur tersebut. Selain itu, peneliti mendeskripsikan nilai-nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

32

32�

pendidikan yang tersirat dalam kumpulan cerpen tersebut. Berikut ini disajikan

diagram kerangka berpikir dalam penelitian ini.

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia

Teori Semiotik Peirce

Simbol Indeks

Object

Identifikasi Tanda

Analisis Tanda

1. Nilai Religius

2. Nilai Moral

3. Nilai Sosial

4. Nilai Estetis

Makna Tanda

Kesimpulan

Kajian Semiotik Nilai Pendidikan

Ikon

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

33

33�

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan dengan

studi pustaka. Dengan demikian, penelitian ini tidak terikat oleh tempat tertentu,

artinya penelitian ini dapat dilakukan kapan saja tanpa terpancang oleh tempat dan

waktu.

Tabel. 3.1 Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk dan strategi penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut

Sutopo (2002: 35) bentuk dan strategi penelitian deskriptif kualitatif, yaitu data

yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti

lebih daripada sekadar angka atau frekuensi. Dalam penelitian ini, peneliti

meneliti unsur-unsur semiotik yang meliputi ikon, indeks, dan simbol, makna

Jenis Kegiatan 2011 2012

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

1.Persiapan � � � � �

a. Pengajuan Judul � � � � �

b.Penyusunan Proposal � � � � �

2.Pelaksanaan Penelitian � � � � �

a.Pengumpulan Data � � � � �

b. Analisis Data � � � � �

c.Penarikan Kesimpulan � � � � �

3.Penyusunan Laporan � � �

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

34

34�

yang ada di balik unsur-unsur tersebut dan nilai-nilai moral yang terdapat dalam

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor.

C. Sumber Data

Data atau informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini

berupa data kualitatif. Jenis-jenis sumber data dalam penelitian kualitatif ini

berupa narasumber/informan, yaitu sastrawan (Hanindawan dan Sosiawan Leak),

dosen (Rudy Adi Nugroho), dan pembaca (Bayu Murti Sulaiman, Asri

Puspitaningtyas, Fatima Zahra, Yunita Nurul Khomsah, Tyas Sri Utami, Yayat

Suhiryatno, dan Ranin Agung Kurniawan). Selain itu, data dokumen berupa buku

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor dan

data yang berasal dari sumber internet yang berkaitan dengan pembahasan

mengenai karya tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Teknik purposive sampling menurut Sutopo adalah

kecenderungan peneliti untuk memilih informasi dan masalahnya secara

mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (2002:

55). Teknik purposive sampling ini digunakan untuk menentukan informan dan

dokumen yang diteliti. Informan yang diwawancarai merupakan seseorang yang

memiliki kompetensi di bidang sastra, yaitu sastrawan dan dosen. Sedangkan

dokumen yang dijadikan sampel data adalah buku Kumpulan Cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia dan data-data lain yang terkait, seperti ulasan-ulasan

yang terdapat pada blog pengarang

Ada dua teknik pengumpulan data yang diterapkan sebagai alat untuk

mengumpulkan data secara lengkap dan akurat sehubungan dengan masalah yang

diteliti. Kedua teknik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Content Analysis (Analisis Isi)

Milles dan Hubberman (1992:15) memaparkan bahwa analisis isi berupa

pengumpulan berbagai macam data yang berwujud kata-kata (bukan rangkaian

kata-kata) melalui berbagai macam cara, kemudian melalui alur proses

sebelum dinyatakan layak atau sesuai untuk digunakan. Alur proses tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

35

35�

meliputi pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih-tulis. Peneliti bukan

sekadar mencatat unsur-unsur semiotik dalam Kumpulan Cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor yang berupa ikon, indeks, dan

simbol, melainkan mencari makna di balik unsur-unsur tersebut. Teknik

content analysis ini digunakan untuk menjawab permasalahan pertama, kedua,

dan ketiga yaitu mengidentifikasi unsur-unsur semiotik (ikon, indeks, simbol)

yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia

karya Agus Noor, makna yang ada di balik unsur-unsur tersebut, dan

keterkaitan nilai karya sastra dengan pendidikan karakter di sekolah.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik untuk mengumpulkan data yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui percakapan

atau dialog dan bertatap muka dengan orang yang memberikan keterangan

pada peneliti (Djojosuroto dan Sumaryati, 2010: 47-48). Pendapat tersebut

tidak jauh berbeda dengan pendapat Sugiyono, wawancara adalah tatap muka

antara dua orang yang bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (2009: 231).

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan sastrawan (Hanindawan

dan Sosiawan Leak) untuk menilai ketepatan metode yang peneliti gunakan.

Selain itu, wawancara juga dilakukan dengan salah satu sastrawan yang sama

(Sosiawan Leak) guna mendapatkan validitas data dari data-data yang sudah

diperoleh. Wawancara juga dilakukan dengan dosen (Rudy Adi Nugroho)

untuk mengetahui kelayakan karya sastra yang diteliti sebagai bahan ajar Mata

Kuliah Kajian Apresiasi Prosa Fiksi, khususnya dengan menggunakan kajian

semiotik, dan beberapa pembaca (Bayu Murti Sulaiman, Asri Puspitaningtyas,

Fatima Zahra, Yunita Nurul Khomsah, Tyas Sri Utami, Yayat Suhiryatno, dan

Ranin Agung Kurniawan), untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kesulitan

pemahaman pembaca Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia karya Agus Noor sehingga dapat diketahui permasalahannya dan

dicarikan metode yang sesuai atau tepat dengan permasalahan yang ada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

36

36�

E. Validitas Data

Peneliti menggunakan triangulasi untuk mendapatkan data yang valid.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi metode, dan

triangulasi teori. Berikut adalah penjelasannya:

1. Triangulasi Sumber

Sutopo (2002: 79) mengungkapkan bahwa triangulasi sumber dilakukan

dengan cara menggali data dari sumber yang berbeda-beda dan juga teknik

pengumpulan data yang berbeda itu pun data sejenis yang bisa teruji

kemantapannya. Alasan peneliti menggunakan triangulasi sumber adalah

untuk mendapatkan data yang akurat dari berbagai sumber agar permasalahan

yang dibahas dapat dipandang berdasarkan beberapa sudut pandang dari

narasumber yang memiliki kompetensi di bidang sastra. Selain itu, peneliti

juga menggunakan berbagai sumber data yang menunjang permasalahan yang

dibahas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan berbagai sumber untuk

mendukung validasi data, yaitu dari pendapat-pendapat narasumber

(informan) yang memiliki kompetensi dalam bidang sastra, antara lain

sastrawan dan dosen sastra, serta dokumen, yaitu Kumpulan Cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan

dengan karya tersebut (blog pengarang).

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode ini dilakukan peneliti dengan mengumpulkan data

yang sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang

berbeda (Sutopo, 2002: 80). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua

metode, yaitu metode content analysis (Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia dan blog pengarang) dan wawancara mendalam

(sastrawan dan dosen).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

37

37�

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengungkapkan makna di balik unsur-unsur semiotik yang meliputi

ikon, indeks, dan simbol yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia karya Agus Noor, peneliti menggunakan metode

pembacaan hermeneutik atau retroaktif. Sangidu mengungkapkan bahwa metode

pembacaan hermeneutik atau retroaktif merupakan kelanjutan dari metode

pembacaan heuristik, yaitu untuk mencari dan mengungkap makna (meaning of

meaning atau sifinificance) (2004: 175).

Metode yang dilakukan peneliti dalam pembacaan hermeneutik, yaitu

peneliti membaca Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya

Agus Noor secara terus menerus atau bolak-balik dari awal hingga akhir sampai

paham untuk menemukan makna karya sastra dari keseluruhan teks sebagai sistem

tanda yang ada di balik ikon, indeks, dan simbol.

G. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

analisis interaktif Miles dan Huberman, seperti yang terdapat dalam gambar di

bawah ini:

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data : Model Interaktif

Pengumpulan

data

Reduksi

data

Penyajian

data

Verifikasi

data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

38

38�

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode content analysis dan wawancara mendalam.

Penelitian ini diawali dengan kegiatan wawancara dengan para pembaca

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor

untuk mengetahui penilaian dan kesulitan-kesulitan yang ditemui pembaca

dalam karya tersebut. Setelah melakukan wawancara dan mengetahui hal-hal

yang dianggap sulit dipahami pembaca, peneliti memilih salah satu kajian

yang dianggap mampu dan sesuai untuk membedah kesulitan yang terdapat

dalam kumpulan cerpen tersebut, yaitu kajian semiotika. Guna menilai

ketepatan atau kesesuaian kajian yang peneliti pilih, peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa sastrawan, yaitu Hanindawan dan Sosiawan

Leak. Berdasarkan hasil wawancara, kajian yang peneliti pilih tepat atau

sesuai untuk membedah permasalahan yang ada. Setelah itu, peneliti

melakukan metode kedua, yaitu content analysis dengan membaca karya

sastra, dokumen-dokumen terkait (blog pengarang) untuk mengumpulkan

data-data yang sesuai dengan objek kajian yang dipilih. Data-data tersebut

berupa unsur-unsur semiotik (ikon, indeks, dan simbol) dan keterkaitan nilai

dalam karya sastra dengan pendidikan karakter di sekolah.

2. Reduksi Data

Reduksi data menurut Milles dan Huberman adalah “Suatu analisis

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi” (1992: 17).

Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan peneliti diawali dengan

pembacaan Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya

Agus Noor secara terus-menerus (berkali-kali) dengan menggunakan metode

hermeneutik untuk memilah data yang sesuai dengan penelitian, yaitu data-

data dalam karya sastra dari keseluruhan teks yang berupa unsur semiotik

(ikon, indeks, dan simbol) dan nilai-nilai pendidikan yang ada di dalam

karya sastra tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

39

39�

3. Penyajian Data

Proses penyajian data menurut Miles dan Huberman adalah

“Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan” (1992: 17). Penyajian

informasi yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh dari data

wawancara dengan informan (sastrawan dan dosen) dan dokumen

(Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia). Berdasarkan

kedua kegiatan tersebut, peneliti dapat menggolongkan data atau kalimat

yang terdapat dalam teks karya sastra tersebut sesuai dengan jenisnya, yaitu

data yang termasuk dalam golongan unsur ikon, indeks, dan simbol. Setelah

melakukan penggolongan data ke dalam tiga unsur semiotik tersebut,

peneliti melakukan pengidentifikasian data dari setiap unsur semiotik

tersebut sesuai dengan kategori ikon, indeks, dan simbol yang sama jenisnya

serta keterkaitan nilai dalam karya sastra dengan pendidikan karakter di

sekolah

4. Verifikasi Data/ Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau verifikasi data adalah teknik untuk

menarik kesimpulan dari rangkaian kegiatan analisis yang saling susul-

menyusul, dengan keputusan terakhir dan telah diuji kebenarannya melalui

kesepakatan intersubjektif dan menghasilkan data yang teruji validitasnya

(Miles dan Huberman, 1992: 19). Dalam penelitan ini, peneliti menarik

kesimpulan dari data-data yang diperoleh dari wawancara mendalam yang

dilakukan dengan informan dan content analysis dari karya sastra dan

dokumen terkait.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

40 �

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini memfokuskan pada sisi unsur-unsur semiotik yang

terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia

karya Agus Noor dengan menggunakan teori semiotik milik Peirce. Teori

tersebut membedakan hubungan antara tanda dengan acuannya menjadi

tiga jenis, yaitu ikon (berhubungan dengan kemiripan), indeks

(berhubungan dengan kedekatan eksistensi atau sebab akibat), dan simbol

(berhubungan dengan hal yang sudah menjadi kesepakatan dalam

masyarakat atau berdasarkan konvensi masyarakat). Permasalahan yang

dikaji peneliti dalam penelitian ini adalah identifikasi unsur-unsur semiotik

yang berupa ikon, indeks, dan simbol, menganalisis makna yang terdapat

di balik unsur-unsur tersebut, dan nilai pendidikan yang terdapat dalam

karya tersebut.

Dalam menelaah permasalahan di atas, peneliti melakukan

pengambilan data dari beberapa sumber, di antaranya dokumen dan hasil

wawancara. Data yang berasal dari dokumen berupa Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor dan dari buku

referensi yang berkaitan. Data yang berupa hasil wawancara diperoleh dari

wawancara dengan beberapa pembaca Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia karya Agus Noor, sastrawan, dan dosen. Data-data

tersebut, yaitu:

a. Ikon

1. Pemetik air mata.(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 1)

2. Peri-peri pemetik air mata. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm.1)

3. Ke dalam cawan mungil itulah mereka tampung air mata yang

mereka petik. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 1)

4. Ke sanalah butir-butir air mata yang dipetik itu dibawa.(cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

41 �

41

5. Pada saat-saat tertentu butir-butir kristal air mata itu memang

memperdengarkan kembali kesedihan yang masih tersimpan di

dalamnya. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 3)

6. Bahkan, ketika kesedihan itu telah menjelma kristal. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 3)

7. Ketika akhirnya, lelaki pencuri sarang walet itu meninggalkan

jazirah peri dan menemukan jalan pulang, ia membawa sekarung

kristal air mata yang kemudian dijual eceran. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 3)

8. Meski ia sering melihat para pengasong menjajakan kristal air mata

itu. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 3)

9. Lalu, Mama kembali membacakan cerita tentang peri-peri pemetik

air mata. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 5)

10. Karena tahu manusia akan mengenal kesedihan, maka sebelum

menciptakan maut, Tuhan menciptakan lebih dulu peri-peri

pemetik buah kesedihan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 6)

11. Saat itu, memang tumbuh Pohon Kesedihan, yang buah-buah

bening segarnya selalu bercucuran dari ranting-rantingnya. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 6)

12. Setiap kali datang musim semi, peri-peri itulah yang selalu

memetiki buah-buah kesedihan yang telah ranum, yang membuat

manusia tergoda menikmatinya. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 6)

13. Maka, sejak saat itu, bila ada manusia menangis malam-malam,

peri-peri itu akan muncul dan memetik air matanya yang

bercucuran. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 6)

14. …punya beberapa butir kristal air mata itu. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 7)

15. Kata anaknya yang berumur 10 tahun itu, cerita itu dia dengar

langsung dari penjual kristal air mata itu. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

42 �

42

16. Lalu Bita berceloteh riang, kalau kawan-kawan sekolahnya juga

banyak yang membeli butir-butir kristal air mata itu untuk

dikoleksi. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 8)

17. Kadang Bita terbangun ketika didengarnya kristal-kristal air mata

itu mengeluarkan tangisan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm.

8)

18. Penyemai sunyi. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 11)

19. Aku tengah berpikir betapa hidup ini telah menjadi begitu hampa

dan sia-sia untuk dipertahankan ketika kusaksikan setangkai sunyi

tumbuh di antara rimbun bunga-bunga di halaman. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 11)

20. Setangkai sunyi yang cemerlang dengan perpaduan warna-warna

yang paling rahasia sehingga membuatku tergetar dan bertanya-

tanya. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 12)

21. Di sela bunga-bunga mawar yang mekar dan di bawah gerimis

yang membasahi senja, setangkai sunyi tampak begitu tampak

begitu bening dalam keindahannya.…( cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 12)

22. …seperti bunga keabadian yang tumbuh dari duka abadi. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 12)

23. Tetapi, yang pasti, kini, di hadapanku telah tumbuh setangkai sunyi

yang begitu cemerlang, basah, dan murni. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 12)

24. Aku bayangkan Asih, istriku yang bermata lembut, akan

membukakan pintu dan segera menyiapkan secangkir kopi hangat

untuk meneduhkan penat. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm.

13)

25. Aku masih termangu di beranda, menyaksikan setangkai sunyi iu

tumbuh mekar dan makin mengesankan, sementara kegelapan

seperti makin sempurna dalam gerimis. (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

43 �

43

26. Aku melihat setangkai itu bergoyang-goyang dijentikkan angin.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 14)

27. Makin lama setangkai sunyi itu makin mekar besar dan aku

semakin berdebar. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 14)

28. Lalu, gadis itu hanya bisa merasakan betapa kerongkongannya

seketika kering dan segumpal jerit membuat lehernya sesak ketika

gerombolan pemuda itu mulai menyeretnya masuk ke dalam

bangunan kosong terbengkalai. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 15)

29. Masih saja aku termangu di beranda dengan secangkir kopi yang

telah dingin memandangi setangkai sunyi itu ketika kudengar

teriakan riang memanggilku dari dalam rumah. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm.15-16)

30. Aku bangkit dan menyempatkan memetik setangkai sunyi.…

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 17)

31. Aku bangkit dan menyempatkan memetik setangkai sunyi yang

tumbuh dalam rimbun kesepianku itu. (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 17)

32. Aku ingin memberikan setangkai sunyi ini buat istriku. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 17)

33. Setiap kali ada kenalan atau kerabat yang datang, mereka sangat

terpukau dengan setangkai sunyi itu. (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 18)

34. Lantas aku mengajak mereka ke halaman, menunjukkan serimbun

sunyi yang bermekaran. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 18)

35. Aku rawat bunga sunyi itu hingga tumbuh subur. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 18)

36. Aku tanam bunga sunyi itu di sekeliling pagar, di bawah jendela

kamar, agar setiap aku bangun pagi bisa kuhirup harum baunya

yang menentramkan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 18)

37. Setangkai sunyi itu mula-mula aku temukan tumbuh,…(hlm. 19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

44 �

44

38. Setangkai sunyi itu kini bermekaran di mana-mana. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 19)

39. Aku melihat anak-anakku berlarian riang seperti kupu-kupu yang

beterbangan dari satu tangkai sunyi ke tangkai sunyi lainnya.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 19)

40. Setiap pagi aku selalu menyaksikan setangkai sunyi itu berbunga.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 19)

41. Penjahit kesedihan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 19)

42. Tukang jahit itu punya jarum dan benang ajaib yang bisa menjahit

hatimu yang sakit. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 19)

43. Bila ada orang sedih yang datang kepadanya, tukang jahit itu akan

menjahit hati orang yang sedang sedih itu. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 22)

44. Kau tahu, Nak, di tangan tukang jahit itu, kebahagiaan yang robek

dan koyak menjadi seperti selembar kain lembut yang bisa dijahit

kembali. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 22)

45. Ia menjahit luka hati ibu, Nak. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 23)

46. Dengan jarum dan benang itulah tukang jahit itu menjahit kembali

kebahagiaan orang-orang….(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm.

23)

47. Dengan benang itulah ia dititahkan oleh Nabi Khidir untuk

menjahit hati orang-orang yang sedih menjelang Lebaran. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 24)

48. Lebaran ke lebaran memang semakin banyak orang kian

tenggelam dalam kekecewaan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 25)

49. Mereka ingin menjahitkan kekecewaan mereka kepada tukang

jahit itu. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

45 �

45

50. Menjelang lebaran ini, kulihat antrean itu sudah sedemikian

mengular memacetkan jalanan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 25)

51. “Bukan. Menjahitkan kebahagiaan.” (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 26)

52. Tentang jarum dan benang yang bisa menjahit kesedihan. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 26)

53. Pelancong kepedihan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 27)

54. Mereka menyukai wajah kami yang keruh dengan kesedihan.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 28)

55. Jangan khawatir, kami pasti akan menyambut kedatanganmu

dengan kalungan bunga air mata. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 34)

56. Seperti capung ia melintas halaman. (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 35)

57. Marwan melihat mata Beningnya berkaca-kaca. (cerpen Kartu Pos

dari Surga, hlm. 40)

58. “Permen akan selalu mengingatkanmu bahwa hidup ini manis dan

patut kamu nikmati, “ kata mamanya.(cerpen Permen, hlm. 43)

59. “Karenanya kamu harus bersyukur bila hidup memberimu nasib

yang manis, penuh warna, dan menyenangkan seperti permen.”

(cerpen Permen, hlm. 43-44)

60. “Bukankah mengubah kesedihan menjadi permen itu cara yang

luar biasa?” (cerpen Permen, hlm. 48)

61. Kita bisa mengekspor permen penderitaan itu ke banyak negara.

(cerpen Permen, hlm. 49)

62. “Kamu mungkin menganggap permen ini tak enak hanya karena

dibuat dari adonan penderitaan. (cerpen Permen, hlm. 51)

63. Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia. (cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia, hlm. 55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

46 �

46

64. …sembari sesekali mencuri pandang ke wajah Tukang Pos

itu.(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 56)

65. Pastilah ia tampak seperti gadis kencur yang baru saja menerima

surat cinta. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 57)

66. Ia terus mengendus jejak Sukab, berharap, suatu kali, bertemu laki-

laki itu kembali di sebuah warung tuak atau di tepi

pantai.…(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 58)

67. …sebelum akhirnya kematian mengecup kelopak matanya yang

rapuh dan lelah. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,

hlm. 59)

68. Sepotong bibir!(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,

hlm. 61)

69. Senja yang keemasan menyepuh puncak-puncak gedung

menjulang.…(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm.

66)

70. …tampak sepotong bibir yang tergolek, seolah tengah berbaring di

bawah cahaya senja. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia, hlm. 67)

71. Seperti kudengar suara lolong menyayat orang sekarat. (cerpen 20

Keping Puzzle Cerita, hlm. 76)

72. Gerbangnya yang menjulang bagai mulut raksasa menganga

mengisap orang-orang yang lalu-lalang. (cerpen Episode, hlm. 86)

73. …lorong yang berkelok-kelok, membuatku merasa seperti

menyusuri labirin kesunyian yang pastilah akan membuatku

tersesat bila sendirian. (cerpen Episode, hlm. 88)

74. Hujan yang biru pekat membuat jalanan menggigil, dan angin yang

buruk seperti kaleng rombeng yang bergerompyangan menabrak-

nabrak dinding. (cerpen Episode, hlm. 99)

75. Siang tak cuma menyengat.…(cerpen Episode, hlm. 109)

76. Lidah panasnya menjilati langit.…(cerpen Episode, hlm. 110)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

47 �

47

77. Bahkan, kemurungan tak juga menguap dari wajahnya ketika ia

terlelap. (cerpen Episode, hlm. 111)

78. Matahari selalu kemerahan, menyepuh permukaan danau, dengan

alun yang menggelombang pelan, seakan kristal-kristal emas

mengapung di permukaannya. (cerpen Episode, hlm. 123)

79. Matahari selalu kemerahan, menyepuh permukaan danau, dengan

alun yang menggelombang pelan, seakan kristal-kristal emas

mengapung di permukaannya. (cerpen Episode, hlm. 124)

80. Matahari selalu kemerahan, menyepuh permukaan danau, dengan

alun yang menggelombang pelan, seakan kristal-kristal emas

mengapung di permukaannya. (cerpen Episode, hlm. 128)

81. Betapa waktu yang berdenyut lembut membuat perasaannya

terhanyut. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 132)

82. Ia merasakan waktu yang beringsut berdenyut, dan cahaya

mengusapnya lembut. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi,

hlm. 133)

83. Lewat jendela yang ia biarkan terbuka, ia bisa merasakan senyum

bunga-bunga. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 134)

84. Aku bayangkan maut mengecup keningnya pelan, dan ia

tersenyum. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 138)

85. Lalu, wajah-wajah yang samar diingatnya, serpihan kenangan masa

kecil di ladang dan pekarangan. (cerpen Variasi bagi Kematian

yang Seksi, hlm. 142)

86. “Kalau kamu miskin, kamu akan punya cukup tabungan

penderitaan, yang bisa digunakan untuk membiayaimu sepanjang

hidup,…” (cerpen Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 158)

87. …Kamu bakalan punya cadangan kesedihan yang melimpah. Jadi,

kamu nggak kaget kalau susah.” (cerpen Perihal Orang Miskin

yang Bahagia, hlm. 158)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

48 �

48

88. “Apa dikira kita nggak tahu, itu kan akal bulus biar dapat

sumbangan.” (cerpen Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm.

166)

b. Indeks

89. Setelah berhari-hari menyelusup celah gua, ia merasakan

kelembapan udara yang tak biasa, hawa yang membuat kuduknya

meriap, dan menyadari dirinya telah tersesat dan tak akan lagi

melihat dunia karena setiap kali bersikeras mencari jalan keluar ia

justru merasa semakin mendekati kematian. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 2)

90. Kesepian gua itu begitu hitam dan mengerikan. Bahkan, kelelawar,

ular, dan lintah pun seperti memilih menjauhinya.(cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 2)

91. Semua suara seperti lesap—bahkan ia tak mendengar suara

napasnya sendiri—dan ia merasakan betapa udara tipis dan bau

memualkan yang bukan berasal dari tumpukan kotoran kelelawar

atau lumpur belerang membuatnya limbung dan perlahan-lahan

seperti mulai mengapung. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm.

3)

92. Mamanya memang sering menangis terisak malam-malam. Ia pun

selalu menangis melihat mamanya menangis. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 4)

93. Tapi, Sandra berusaha menahan tangisnya karena mamanya pasti

akan langsung membentak bila ia menangis. “Jangan cengeng,

anak setan!” (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 4)

94. Sering, bila hari Minggu, mamanya juga mengajaknya jalan-jalan.

Membelikannya baju, mengajak makan kentang goreng atau ayam

goreng. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 5)

95. Saat Sandra menikmati es krim, perempuan itu tampak selalu

menatap dengan mata penuh cinta. Tanpa sadar ia akan bergumam,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

49 �

49

“Sandra, Sandra….” Sambil membersihkan mulut Sandra yang

belepotan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 5)

96. Kadang tanpa sadar di tengah-tengah cerita yang dibacakannya air

mata mamanya menetes. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 5)

97. “Diamlah. Jangan cerewet. Atau Mama hentikan bacanya!” (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 5)

98. Di kolong ranjang, Sandra terisak pelan, “Mama…Mama…”

Pipinya basah air mata. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 7)

99. “Sekarang tidurlah”, Sandra berusaha menghentikan percakapan,

kemudian dengan lembut menyelimuti dan mencium keningnya.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 8)

100. Sandra selalu ingat, dulu di saat-saat mamanya begitu tampak

mencintainya, perempuan itu selalu mendekapnya erat-erat sembari

sesekali berbisik terisak, “Berjanjilah kepa Mama, kamu akan

menjadi wanita baik-baik, Sandra.” (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 9)

101. “Kamu menyenangkan sekali malam ini,” desah laki-laki itu sambil

berbaring memeluk Sandra. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm.

10)

102. Tapi, ketika selepas pukul 02.00 dini hari Sandra mendengar deru

mobil laki-laki itu keluar dari rumahnya, ia benar-benar tak kuasa

menahan air matanya. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 11)

103. Sandra merasa bantalnya basah. Ia berharap, sungguh-sungguh

berharap, para peri pemetik air mata itu muncul malam ini. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 11)

104. Bayangan yang tak ingin kau kekalkan dalam ingatan, tetapi selalu

muncul seperti gedoran tengah malam. Mengejutkan dan

membuatmu tergeregap ketakutan. (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 12)

105. Aku bayangkan Asih, istriku yang bermata lembut, akan

membukakan pintu dan segera menyiapkan secangkir kopi hangat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

50 �

50

untuk meneduhkan penat. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm.

13)

106. Asih barangkali juga terkantuk menunggu kepulanganku. Ia selalu

ingin membukakan pintu untukku. “Agar aku selalu tahu kau telah

kembali,” katanya. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 13)

107. Cara istri dan anak-anakku mati, selalu membuatku merinding.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 14)

108. Lalu, gadis itu hanya bisa merasakan betapa kerongkongannya

seketika kering dan segumpal jerit membuat lehernya sesak ketika

gerombolan pemuda menyeretnya masuk ke dalam bangunan

kosong terbengkalai. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 15)

109. Masih kudengar derai tawa mereka yang renyah ketika menonton

televisi. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 16)

110. Anak-anak berceloteh riang tentang baju baru yang akan mereka

kenakan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 20)

111. Ia sendiri tak pernah mau bercerita tentang dirinya.

Kemunculannya selalu dalam diam. Nyaris tanpa suara, berkeliling

memikul dua kotak kayu yang membuat jalannya jadi agak

membungkuk. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 24)

112. Beningnya tertegun, mendapati kotak itu kosong. (cerpen Kartu

Pos dari Surga, hlm. 35)

113. Mungkin Bik Sari sudah mengambilnya! Beningnya pun segera

berlari berteriak, “Biiikkk…Bibiiikkk…” Ia nyaris terpeleset dan

menabrak pintu. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 35)

114. Bik Sari yang sedang mengepel sampai kaget melihat Beningnya

terengah-engah begitu. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 36)

115. Tongkat pel yang dipegangnya nyaris terlepas, dan Bik Sari merasa

mulutnya kaku. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 36)

116. Bik Sari bisa melihat mata kecil yang bening itu seketika meredup,

seakan menebak, karena ia terus diam saja. (cerpen Kartu Pos dari

Surga, hlm. 36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

51 �

51

117. Lalu, ia mengelus lembut anaknya. (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 36)

118. Mereka akan berteriak senang bila menerima surat balasan atau

kartu pos, dan memamerkannya dengan membacanya keras-keras.

(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 37)

119. Ren kecil duduk di pangkuan, sementara ayahnya berkisah

keindahan kota-kota pada kartu pos yang mereka pandangi. (cerpen

Kartu Pos dari Surga, hlm. 38)

120. Ketukan di pintu membuat Marwan bangkit, dan ia mendapati

Beningnya berdiri sayu menenteng kotak kayu. (cerpen Kartu Pos

dari Surga, hlm. 38)

121. Marwan menggandeng anaknya masuk. (cerpen Kartu Pos dari

Surga, hlm. 38)

122. Marwan merasakan sesuatu berdesir di dadanya. (cerpen Kartu Pos

dari Surga, hlm. 39)

123. Andai ada Ren, pasti akan dikisahkannya gambar-gambar di kartu

pos itu hingga Beningnya tertidur. (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 39)

124. Marwan masih ngantuk karena baru tidur menjelang pukul 05.00

pagi setelah Beningnya pulas. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm.

39)

125. Marwan menatap Ita, yang tampak memberi isyarat agar ia melihat

ke sebelah. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 40)

126. Ia sengaja tak masuk kantor untuk melihat Beningnya gembira

ketika mendapati kartu pos itu. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm.

40)

127. Dari jendela ia bisa melihat anaknya memandangi kartu pos itu,

seperti tercekat kemudian berlarian tergesa masuk rumah. (cerpen

Kartu Pos dari Surga, hlm. 40)

128. Marwan menyambut gembira ketika Beningnya menyodorkan

kartu pos itu. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

52 �

52

129. Marwan tak berani menatap mata anaknya ketika Beningnya

terisak, dan berlari ke kamarnya. (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 41)

130. Ketukan gugup di pintu membuat Marwan bergegas bangun.

(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41)

131. “Ada apa?” Marwan mendapati Bik Sari yang pucat. (cerpen Kartu

Pos dari Surga, hlm. 41)

132. Bergegas Marwan mengikuti Bik Sari. Dan ia tercekat di depan

kamar anaknya. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41)

133. “Beningnya! Beningnya!” Marwan segera menggedor pintu kamar

yang entah kenapa begitu sulit ia buka. (cerpen Kartu Pos dari

Surga, hlm. 42)

134. “Beningnya! Beningnya!” Bik Sari ikut berteriak memanggil.

(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 42)

135. “Buka, Beningnya! Cepat buka!” (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 42)

136. Segera Marwan menyambar mendekapnya. (cerpen Kartu Pos dari

Surga, hlm. 42)

137. Melihat mulut Iza yang terus cemberut, Neal tahu kalau anaknya

itu masih kesal karena tak diperbolehkan membeli permen yang

tadi sore dilihatnya dijajakan di perempatan jalan. (cerpen Permen,

hlm. 43)

138. Mereka sedih, dan kembali beterbangan memetiki biji-biji buah

yang bergelantungan.…(cerpen Permen, hlm. 44)

139. “Permen itu akan membuatmu mulas dan mual,” bujuk Neal

sembari memberikan permen mint yang ia beli di supermarket.

“Lebih enak permen ini, membuat mulut dan tenggorokanmu

segar.” (cerpen Permen, hlm. 46)

140. Tapi, wajah Iza terus cemberut. (cerpen Permen, hlm. 46)

141. …menyorongkon bungkus itu ke dekat mobil sambil mengetuk-

ngetuk—malah kadang menggedor—kaca jendela. Neal sering

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

53 �

53

panik berhadapan dengan para pengasong itu. (cerpen Permen,

hlm. 46)

142. “Bagaimana mungkin aku memberikan permen seperti itu kepada

Iza!” ujar Neal, setengah menggerutu kepada Samuel. (cerpen

Permen, hlm. 48)

143. “Tidak. Iza tak boleh makan permen seperti itu. Tidak

baik.”(cerpen Permen, hlm. 48)

144. Pras merasa wajahnya memerah. Omongan Melly terdengar seperti

sindiran. (cerpen Permen, hlm. 51)

145. “Baca dong!” Melly sedikit mendengus. (cerpen Permen, hlm. 51)

146. Maneka, yang tengah menyirami bunga, terpesona oleh

kemunculannya. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia,hlm. 55)

147. Itu tulisan tangan Sukab dan ia langsung berdebar. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 55)

148. Maneka menerima bungkusan itu dengan gemetar.…(cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 56)

149. Dan tentu saja ingin bertanya bagaimanakah keadaan Sukab?—

tetapi perasaannya yang terlalu dipenuhi kebahagiaan membuatnya

jadi salah tingkah hingga mesti mulai dari mana untuk memulai

pertanyaan. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm.

56)

150. Itulah saat paling menggetarkan dalam hidup Maneka. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 58)

151. Cerita-cerita yang bisa menenteramkan kerinduannya kepada laki-

laki itu. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 60)

152. Karena itu, tak bisa terlukiskan betapa bahagia perasaan Maneka

saat menerima kiriman dari Sukab. (cerpen Sepotong Bibir Paling

Indah di Dunia,hlm. 60)

153. Menduga-duga apa isinya saja sudah membuat Maneka begitu

bahagia. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 61)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

54 �

54

154. Ketika akhirnya Maneka membuka bungkusan itu ia makin

berdebar dan terpana. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia, hlm. 61)

155. Bibir itu tersenyum seolah memahami kekagetan Maneka. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 61)

156. Dengan gemetar, Maneka memegangi bibir itu. (cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 62)

157. Nyaris saja ia menjerit dan melemparkannya ketika bibir itu

mendadak menggeliat, seperti ekor cicak yang memberontak ingin

dilepaskan.(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 62)

158. Maneka hanya bengong saat menyaksikan bibir itu terjatuh

menggeliat-geliat di lantai, kemudian meloncat ke kursi, meloncat

kembali ke atas meja, lalu seolah menatap tajam kepadanya.

(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 62)

159. Mungkin perempuan itu menjerit meronta berusaha melepaskan

diri, hingga para petugas itu langsung marah dan mulai

memukulinya, menyeret dan menyilet bibirnya, kemudian

membuangnya begitu saja. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia, hlm. 62)

160. Menceritakan bagaimana kini setiap malam ia selalu tergeragap

bangun dan mendapati bibir itu gentayangan dalam kamar. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 63)

161. Merasa makin cemas dan membutuhkan seseorang yang bisa ia

ajak berbagi cerita, Maneka pun memutuskan untuk berterus terang

soal bibir dari Sukab itu kepada Alina. (cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia, hlm. 63)

162. Meski tak tahu apa yang dikatakan bibir itu, tetapi caranya

berbicara sungguh-sungguh memukau Alina dan Maneka. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 65)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

55 �

55

163. Seakan ada yang mendadak terbuka dalam jiwa mereka karena

menyadari bahwa mereka pun, ternyata bisa sama-sama bahagia.

(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 65)

164. Dari dinding kaca kafe di lantai sembilan gedung perkantoran,

Maneka dan Alina memandangi senja yang meruapkan kesepian

dan kerinduan di hati mereka. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah

di Dunia, hlm. 66)

165. Maneka menangkap getar cemburu dalam kata-kata Alina. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 67)

166. Maneka, pelan dan gugup menyembunyikan kalimat sisanya

karena tadingya ia mau bilang; yakinkah kamu kalau Sukab punya

pacar selain kita….(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia,hlm. 67)

167. Beberapa pengunjung yang melihat adegan itu, tampak terpana dan

terpesona. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 68)

168. Mereka selalu terpana tidak saja dengan keindahan bibir itu, tetapi

juga dengan kata-kata yang keluar dari bibir itu. (cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 68)

169. Suasana di halaman rumah Maneka menjadi mirip pertunjukan

akrobat tukang sulap. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia,hlm. 68)

170. Saat itulah, mendadak, seseorang menjerit, ketika melihat seekor

kucing hitam melompati jenazahmu. (cerpen 20 Keping Puzzle

Cerita, hlm. 72)

171. Menggertak dan memukulmu berkali-kali. (cerpen 20 Keping

Puzzle Cerita, hlm. 72)

172. Di pintu, kusaksikan mata istrimu berlinang. (cerpen 20 Keping

Puzzle Cerita, hlm. 76)

173. Begitu aku selalu merasa iri pada ular-ular yang banyak berkeliaran

di kota ini. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm.

85)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

56 �

56

174. Tiba-tiba kudengar suara jeritan. (cerpen Cerita yang Menetes dari

Pohon Natal, hlm. 87)

175. “Kamu bandel sekali berani keluar gorong-gorong….” Ia berkata

sambil mengelus kepalaku. (cerpen Cerita yang Menetes dari

Pohon Natal, hlm. 88)

176. Aku merasa nyaman dalam dekapannya. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 88)

177. Ia menyimak ceritaku dengan mata berkejap-kejap. (cerpen Cerita

yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 93)

178. Ia mendadak terbelalak saat aku bercerita tentang Gereja St. Paulus

yang sering kudatangi dulu. (cerpen Cerita yang Menetes dari

Pohon Natal, hlm. 93)

179. Ada perasaan sendu ketika kudengar itu. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 93)

180. Ia begitu membenciku dan tak pernah mau menatapku. (cerpen

Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 97)

181. Dunia yang kusaksikan membuatnya terpesona. (cerpen Cerita

yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 99)

182. Lalu, kusaksikan mereka menyeret Mawar yang terus meronta.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 100)

183. Wajah Mawar pucat, bibirnya bengkak kena pukul, seekor cecak

kaget menyelusup ke celah dinding ketika Mawar menjerit. (cerpen

Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 100)

184. Keesokan harinya kalian gempar. (cerpen Cerita yang Menetes

dari Pohon Natal, hlm. 102)

185. Tetapi, ketika ia menyebutkan namanya, aku seperti mendengar

denting genta, bergemerincing dalam hatiku. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 105)

186. Aku ingat, ia begitu gemetar ketika kali pertama menyentuhku.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 106)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

57 �

57

187. Selalu, dengan mata yang layu, ibu menceritakan kejadian itu.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 109)

188. Siang tak cuma menyengat, tetapi juga terasa menegangkan ketika

orang-orang yang marah itu terus berteriak-teriak dan tak mau

bubar, bahkan ketika pemakaman itu telah selesai dan hari menjadi

sore. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 109)

189. Banyak yang berlarian panik, tetapi banyak juga yang terus

bertahan dan melawan. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon

Natal, hlm. 109)

190. Lidah panasnya menjilati langit yang penuh ketakutan dan jeritan.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 110)

191. Ia elus kepala anaknya sambil terus menatap takjub gambar itu.

(cerpen Episode, hlm. 116)

192. Ibunya hanya geleng-geleng, sambil beranjak menata beberapa

mainan yang berantakan di lantai. (cerpen Episode, hlm.116)

193. Ia pungut juga gambar danau yang membuatnya terpesona itu.

(cerpen Episode, hlm. 116)

194. Sampai kemudian bocah itu mendadak ingat pada gambar danau

yang tadi siang dibuatnya, dan terbelalak ketika menyadari, betapa

danau tempat mereka bermain saat ini benar-benar serupa dengan

danau yang digambarnya pada bagian satu. (cerpen Episode, hlm.

117)

195. Keduanya saling pandang. (cerpen Episode, hlm. 117)

196. Bocah itu terus mencari dengan perasaan berdebar. (cerpen

Episode, hlm. 119)

197. “Benar-benar seperti danau sungguhan!” kagum kawannya.

(cerpen Episode, hlm. 120)

198. Guru terbelalak ketika menyaksikan seorang anak terkapar di

laintai, bersimbah darah dan kepalanya pecah. (cerpen Episode,

hlm. 120)

199. “Kamu sakit, Sayang?” (cerpen Episode, hlm. 121)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

58 �

58

200. Bocah itu mendengus. Ia jadi benci kepada kawan-kawannya.

(cerpen Episode, hlm. 126)

201. “Kenapa kalian selalu mengganggu mimpiku?” Bocah itu

mendengus. (cerpen Episode, hlm. 126)

202. Ketika melintas di depan kamar ibunya, dari pintu yang sedikit

terkuak, ia melihat sesuatu yang membuatnya tercekat. (cerpen

Episode, hlm. 126)

203. Bocah itu membisu. Gelas susu di depannya tak disentuh. (cerpen

Episode, hlm. 127)

204. “Kamu tak sarapan, Sayang?” sapa ibunya sambil menyodorkan

semangkuk corn flake. (cerpen Episode, hlm. 127)

205. Bocah itu melengos. (cerpen Episode, hlm. 127)

206. Di meja makan, pagi itu, ia terus cemberut. (cerpen Episode, hlm.

127)

207. Bocah itu terus membisu. Kakinya yang mungil tergantung,

diayun keras-keras, membuat kursi menggeriat. (cerpen Episode,

hlm. 127)

208. Laki-laki itu berdebar. Ia merasa, istrinya tengah menyindirnya.

(cerpen Episode, hlm. 128)

209. Sesekali air matanya bergulir jatuh, menetes di atas kertas, dan

segera terserap genangan danau yang kian meluas. (cerpen

Episode, hlm. 129)

210. Ia kian termangu ketika mendapati lantai penuh serakan daun

kering, rumput tumbuh bercuatan di bawah meja dan kursi, akar-

akar rambat membelit tiang ranjang, patahan ranting mendadak

jatuh dari atap kamar, bau lumut dan uap air, sayup kelepak

burung, juga semilir angin sejuk, merembes dari dinding kamar.

(cerpen Episode, hlm. 130)

211. Ia merasakan telapak kakinya basah, terendam air menggenang.

(cerpen Episode, hlm. 130)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

59 �

59

212. Entah kenapa, tukang kebun itu tiba-tiba saja merasa kasihan.

Semuda dan sebagus itu, tetapi sudah putus asa dan memilih mati.

(cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 136)

213. Kau ingin menangis entah kenapa. (cerpen Variasi bagi Kematian

yang Seksi, hlm. 140)

214. “Pergi lagi, Bang?” Ia tak menjawab. (cerpen Variasi bagi

Kematian yang Seksi, hlm. 141)

215. Ia tak lupa rautnya yang kecewa ketika suatu malam ia

berpamitan, “Aku pergi, Bu.” (cerpen Variasi bagi Kematian yang

Seksi, hlm. 143)

216. Suara tangis yang terus mengisak membuat orang bercakap-cakap

dengan suara tertahan. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi,

hlm. 147)

217. Meski sesekali ada juga orang yang kelepasan tertawa, entah

menertawakan apa. Tetapi, segera orang itu menutup mulut,

seperti hendak membunuh makhluk ganjil yang mendadak masuk

ke dalam mulutnya. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi,

hlm. 147)

218. Dari dalam rumah, isak tangis membuat para pelayat bercakap

dengan tertahan. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm.

148)

219. Tapi, beberapa orang segera mendesis memberi isyarat agar

segera berhenti tertawa. (cerpen Variasi bagi Kematian yang

Seksi, hlm. 148)

220. Terdengar begitu banyak napas diembuskan lega. (cerpen Variasi

bagi Kematian yang Seksi, hlm. 148)

221. Ketika akhirnya tanah itu telah menggunduk, dan orang-orang

pulang, ia masih berdiri dirajam sunyi; tak yakin pada prosesi

yang baru saja dijalani. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi,

hlm. 148)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

60 �

60

222. Ia mau bekerja serabutan apa saja. Jadi tukang becak, kuli angkut,

buruh bangunan, pemulung, atau tukang parkir. Pendeknya, siang

malam ia membanting tulang, tetapi alhamdulillah tetap miskin

juga. (cerpen Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 154)

223. Orang miskin itu akrab sekali dengan lapar. Setiap kali lapar

berkunjung, orang miskin itu selalu mengajaknya berkelakar

untuk sekadar melupakan penderitaan. (cerpen Perihal Orang

Miskin yang Bahagia, hlm. 156)

224. Ketika aku terus diam saja, kulihat ia kembali masuk dengan

wajah kecewa. (cerpen Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm.

159)

225. Berminggu-minggu wajahnya bonyok dan memar. “Beginilah

enaknya jadi orang miskin, “ katanya. (cerpen Perihal Orang

Miskin yang Bahagia, hlm. 161)

226. Tapi, aku tetap saja kaget ketika orang miskin itu muncul ke

rumahku sambil menenteng telepon genggam. (cerpen Perihal

Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 162)

227. “Beginilah enaknya jadi orang miskin,” batinnya, “dapat fasilitas

gratis tidur di lantai.” Dan orang miskin itu dibiarkan menunggu

berhari-hari. Setelah tanpa diperiksa dokter, ia disuruh pulang.

“Anda sudah sembuh,” kata perawat, lalu memberinya obat

murahan. Orang miskin itu pulang dengan riang. (cerpen Perihal

Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 163)

228. Mendengar itu istrinya berkaca-kaca. (cerpen Perihal Orang

Miskin yang Bahagia, hlm. 164)

229. Sementara istrinya terus menangis, bukan karena sedih, tetapi

karena bingung mesti beli kain kafan, nisan, sampai harus bayar

lunas kuburan. (cerpen Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm.

165)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

61 �

61

230. “Bagaimana, mau dikubur tidak?” Para pelayat yang sudah lama

menunggu mulai menggerutu. (cerpen Perihal Orang Miskin yang

Bahagia, hlm. 165)

231. Sejak peristiwa itu, kuperhatikan, ia jadi sering murung. (cerpen

Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 166)

232. “Dasar orang miskin keparat,” begitu sering orang-orang mencibir

bila ia lewat, “ mau mati saja pakai nipu.” (cerpen Perihal Orang

Miskin yang Bahagia, hlm. 166)

c. Simbol

233. Sandra mencoba tersenyum (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 8)

234. Sandra tersenyum. “Nanti Mama tanyakan Papa, ya. Kamu kan

tahu, Papa sibuk….” (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 8)

235. Senyum yang membuatnya jatuh cinta. (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 9)

236. Aku tersenyum setiap Asih mengatakan itu sambil lalu. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 13)

237. Kami menyukai cara mereka tertawa, saat mereka begitu gembira

membangun tenda-tenda dan mengeluarkan perbekalan, lalu

berfoto ramai-ramai di antara reruntuhan puing-puing kota. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 28)

238. Sementara mereka—sembari berdiri dengan latar belakang puing-

puing reruntuhan kota—berpose penuh gaya tersenyum saling

peluk atau merentangkan tangan lebar-lebar. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 28)

239. Mereka tersenyum dan melambai ke arah kami, seakan dengan

begitu mereka telah menunjukkan simpati kepada kami. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 33)

240. Beningnya menggeleng. (hlm. 38)

241. Marwan tersenyum. Merasa lucu karena ingat kisah masa lalunya.

(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

62 �

62

242. Marwan tersenyum. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 40)

243. “Ini bukan kartu pos dari Mama!” Jari mungilnya menunjuk kartu

pos itu. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41)

244. Mungkin ia akan terus-terusan menangis karena merasakan

kehilangan. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41)

245. “Maksud lo?” Mata Neal melotot. (cerpen Permen, hlm. 48)

246. Samuel tertawa, mungkin karena merasa lucu. (cerpen Permen,

hlm. 49)

247. Pras menggeleng. (cerpen Permen, hlm. 50)

248. Neal mengangguk. (cerpen Permen, hlm. 54)

249. Bibir itu tersenyum seolah memahami kekagetan Maneka. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 61)

250. Maneka tertawa. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia,hlm. 64)

251. Mereka sama-sama tertawa ketika melihat bibir itu jumpalitan

dengan gerakan-gerakan lucu, seperti badut yang berusaha

menghibur mereka. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia,hlm. 66)

252. Mereka tertawa-tawa melihat aku menari-nari. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 84)

253. Aku tertawa saat mereka tertawa. (cerpen Cerita yang Menetes

dari Pohon Natal, hlm. 84)

254. Tapi, ia hanya tertawa. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon

Natal, hlm. 96)

255. Tentu, kau bisa menduga ketika aku lahir dan menatap dunia,

perempuan itu langsung meraung ketika tahu anaknya tak punya

mata. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 97)

256. Dia tertawa. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm.

99)

257. Ia kembali tertawa. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal,

hlm. 99)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

63 �

63

258. Ibunya, yang tengah menyiapkan gaun untuk acara nanti malam,

tersenyum memandangi gambar danau itu. (cerpen Episode, hlm.

115)

259. Mereka tertawa gembira. (cerpen Episode, hlm. 117)

260. Bocah itu terus bertopang dagu. Pandangannya menerawang, jauh.

(cerpen Episode, hlm. 121)

261. Mendengar itu, tentu saja ibunya tertawa. (cerpen Episode, hlm.

121)

262. Ia tersenyum. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 132)

263. Ia dapati bendera putih di ujung jalan masuk menuju rumahnya.

(cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 145)

264. Ia hanya mengangguk, meski ia sebenarnya ingin mengucapkan

kata-kata terima kasih atas perhatian semua kerabatnya. (cerpen

Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 146)

265. Menggenggam tangan yang kurus kering itu, menciumnya. “Aku

pamit, Bu.” (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 149)

266. Bergegas menepis cemas, ia segera mencium tangan ibunya.

(cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 150)

267. Orang-orang pun tertawa ngakak. (cerpen Perihal Orang Miskin

yang Bahagia, hlm. 166)

B. Pembahasan

1. Identifikasi Unsur Ikon, Indeks, dan Simbol

a. Ikon

Ikon merupakan tanda yang berupa hubungan kemiripan

dengan apa yang diwakilinya. Ikon yang terdapat dalam Kumpulan

Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor berupa

ikon metaforis. Sesuai dengan pernyataan Endraswara, ikon metaforis

dilihat dari persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus,

langsung atau tidak langsung ( 2011: 115). Semua ikon yang terdapat

dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia

merupakan ikon metaforis, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

64 �

64

1. Pemetik air mata.(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 1)

2. Peri-peri pemetik air mata. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm.1)

3. Ke dalam cawan mungil itulah mereka tampung air mata yang mereka

petik. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 1)

4. Ke sanalah butir-butir air mata yang dipetik itu dibawa.( cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 2)

5. Pada saat-saat tertentu butir-butir kristal air mata itu memang

memperdengarkan kembali kesedihan yang masih tersimpan di

dalamnya. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 3)

6. Bahkan, ketika kesedihan itu telah menjelma kristal. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 3)

7. Ketika akhirnya, lelaki pencuri sarang walet itu meninggalkan jazirah

peri dan menemukan jalan pulang, ia membawa sekarung kristal air

mata yang kemudian dijual eceran. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 3)

8. Meski ia sering melihat para pengasong menjajakan kristal air mata itu.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 3)

9. Lalu, Mama kembali membacakan cerita tentang peri-peri pemetik air

mata. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 5)

10. Karena tahu manusia akan mengenal kesedihan, maka sebelum

menciptakan maut, Tuhan menciptakan lebih dulu peri-peri pemetik

buah kesedihan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 6)

11. Saat itu, memang tumbuh Pohon Kesedihan, yang buah-buah bening

segarnya selalu bercucuran dari ranting-rantingnya. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 6)

12. Setiap kali datang musim semi, peri-peri itulah yang selalu memetiki

buah-buah kesedihan yang telah ranum, yang membuat manusia

tergoda menikmatinya. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 6)

13. Maka, sejak saat itu, bila ada manusia menangis malam-malam, peri-

peri itu akan muncul dan memetik air matanya yang bercucuran.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

65 �

65

14. …punya beberapa butir kristal air mata itu. (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 7)

15. Kata anaknya yang berumur 10 tahun itu, cerita itu dia dengar

langsung dari penjual kristal air mata itu. (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 7)

16. Lalu Bita berceloteh riang, kalau kawan-kawan sekolahnya juga

banyak yang membeli butir-butir kristal air mata itu untuk dikoleksi.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 8)

17. Kadang Bita terbangun ketika didengarnya kristal-kristal air mata itu

mengeluarkan tangisan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 8)

18. Penyemai sunyi. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 11)

19. Aku tengah berpikir betapa hidup ini telah menjadi begitu hampa dan

sia-sia untuk dipertahankan ketika kusaksikan setangkai sunyi tumbuh

di antara rimbun bunga-bunga di halaman. (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 11)

20. Setangkai sunyi yang cemerlang dengan perpaduan warna-warna yang

paling rahasia sehingga membuatku tergetar dan bertanya-tanya.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 12)

21. Di sela bunga-bunga mawar yang mekar dan di bawah gerimis yang

membasahi senja, setangkai sunyi tampak begitu tampak begitu bening

dalam keindahannya.…( cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 12)

22. …seperti bunga keabadian yang tumbuh dari duka abadi. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 12)

23. Tetapi, yang pasti, kini, di hadapanku telah tumbuh setangkai sunyi

yang begitu cemerlang, basah, dan murni. (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 12)

24. Aku bayangkan Asih, istriku yang bermata lembut, akan membukakan

pintu dan segera menyiapkan secangkir kopi hangat untuk

meneduhkan penat. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 13)

25. Aku masih termangu di beranda, menyaksikan setangkai sunyi iu

tumbuh mekar dan makin mengesankan, sementara kegelapan seperti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

66 �

66

makin sempurna dalam gerimis. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 14)

26. Aku melihat setangkai sunyi itu.…( cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 14)

27. Aku melihat setangkai itu bergoyang-goyang dijentikkan angin.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 14)

28. Makin lama setangkai sunyi itu makin mekar besar dan aku semakin

berdebar. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 14)

29. Lalu, gadis itu hanya bisa merasakan betapa kerongkongannya

seketika kering dan segumpal jerit membuat lehernya sesak ketika

gerombolan pemuda itu mulai menyeretnya masuk ke dalam bangunan

kosong terbengkalai. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 15)

30. Masih saja aku termangu di beranda dengan secangkir kopi yang telah

dingin memandangi setangkai sunyi itu ketika kudengar teriakan riang

memanggilku dari dalam rumah. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm.15-16)

31. Aku bangkit dan menyempatkan memetik setangkai sunyi, ….(cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 17)

32. Aku bangkit dan menyempatkan memetik setangkai sunyi yang

tumbuh dalam rimbun kesepianku itu. (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 17)

33. Aku ingin memberikan setangkai sunyi ini buat istriku. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 17)

34. Setiap kali ada kenalan atau kerabat yang datang, mereka sangat

terpukau dengan setangkai sunyi itu. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 18)

35. Lantas aku mengajak mereka ke halaman, menunjukkan serimbun

sunyi yang bermekaran. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 18)

36. Aku rawat bunga sunyi itu hingga tumbuh subur. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

67 �

67

37. Aku tanam bunga sunyi itu di sekeliling pagar, di bawah jendela

kamar, agar setiap aku bangun pagi bisa kuhirup harum baunya yang

menentramkan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 18)

38. Setangkai sunyi itu mula-mula aku temukan tumbuh.…(hlm. 19)

39. Setangkai sunyi itu kini bermekaran di mana-mana. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 19)

40. Aku melihat anak-anakku berlarian riang seperti kupu-kupu yang

beterbangan dari satu tangkai sunyi ke tangkai sunyi lainnya. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 19)

41. Setiap pagi aku selalu menyaksikan setangkai sunyi itu berbunga.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 19)

42. Penjahit kesedihan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 19)

43. Tukang jahit itu punya jarum dan benang ajaib yang bisa menjahit

hatimu yang sakit. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 19)

44. Bila ada orang sedih yang datang kepadanya, tukang jahit itu akan

menjahit hati orang yang sedang sedih itu. (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 22)

45. Kau tahu, Nak, di tangan tukang jahit itu, kebahagiaan yang robek dan

koyak menjadi seperti selembar kain lembut yang bisa dijahit kembali.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 22)

46. Ia menjahit luka hati ibu, Nak. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm.

23)

47. Dengan jarum dan benang itulah tukang jahit itu menjahit kembali

kebahagiaan orang-orang….(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 23)

48. Dengan benang itulah ia dititahkan oleh Nabi Khidir untuk menjahit

hati orang-orang yang sedih menjelang Lebaran. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 24)

49. Lebaran ke lebaran memang semakin banyak orang kian tenggelam

dalam kekecewaan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 25)

50. Mereka ingin menjahitkan kekecewaan mereka kepada tukang jahit

itu. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

68 �

68

51. Menjelang lebaran ini, kulihat antrean itu sudah sedemikian mengular

memacetkan jalanan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 25)

52. “Bukan. Menjahitkan kebahagiaan.” (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 26)

53. Tentang jarum dan benang yang bisa menjahit kesedihan. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 26)

54. Pelancong kepedihan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 27)

55. Mereka menyukai wajah kami yang keruh dengan kesedihan. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 28)

56. Jangan khawatir, kami pasti akan menyambut kedatanganmu dengan

kalungan bunga air mata. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 34)

57. Seperti capung ia melintas halaman. (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 35)

58. Marwan melihat mata Beningnya berkaca-kaca. (cerpen Kartu Pos

dari Surga, hlm. 40)

59. “Permen akan selalu mengingatkanmu bahwa hidup ini manis dan

patut kamu nikmati, “ kata mamanya.(cerpen Permen, hlm. 43)

60. “Karenanya kamu harus bersyukur bila hidup memberimu nasib yang

manis, penuh warna, dan menyenangkan seperti permen.” (cerpen

Permen, hlm. 43-44)

61. “Bukankah mengubah kesedihan menjadi permen itu cara yang luar

biasa?” (cerpen Permen, hlm. 48)

62. Kita bisa mengekspor permen penderitaan itu ke banyak negara.

(cerpen Permen, hlm. 49)

63. “Kamu mungkin menganggap permen ini tak enak hanya karena

dibuat dari adonan penderitaan. (cerpen Permen, hlm. 51)

64. Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia. (cerpen Sepotong Bibir Paling

Indah di Dunia, hlm. 55)

65. …sembari sesekali mencuri pandang ke wajah Tukang Pos itu.(cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

69 �

69

66. Pastilah ia tampak seperti gadis kencur yang baru saja menerima surat

cinta. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 57)

67. Ia terus mengendus jejak Sukab, berharap, suatu kali, bertemu laki-laki

itu kembali di sebuah warung tuak atau di tepi pantai,…(cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 58)

68. …sebelum akhirnya kematian mengecup kelopak matanya yang rapuh

dan lelah. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 59)

69. Sepotong bibir!(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm.

61)

70. Senja yang keemasan menyepuh puncak-puncak gedung

menjulang.…(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 66)

71. …tampak sepotong bibir yang tergolek, seolah tengah berbaring di

bawah cahaya senja. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,

hlm. 67)

72. Seperti kudengar suara lolong menyayat orang sekarat. (cerpen 20

Keping Puzzle Cerita, hlm. 76)

73. Gerbangnya yang menjulang bagai mulut raksasa menganga mengisap

orang-orang yang lalu-lalang. (cerpen Episode, hlm. 86)

74. …lorong yang berkelok-kelok, membuatku merasa seperti menyusuri

labirin kesunyian yang pastilah akan membuatku tersesat bila

sendirian. (cerpen Episode, hlm. 88)

75. Hujan yang biru pekat membuat jalanan menggigil, dan angin yang

buruk seperti kaleng rombeng yang bergerompyangan menabrak-

nabrak dinding. (cerpen Episode, hlm. 99)

76. Siang tak cuma menyengat.…(cerpen Episode, hlm. 109)

77. Lidah panasnya menjilati langit.…(cerpen Episode, hlm. 110)

78. Matahari selalu kemerahan, menyepuh permukaan danau, dengan alun

yang menggelombang pelan, seakan kristal-kristal emas mengapung di

permukaannya. (cerpen Episode, hlm. 123)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

70 �

70

79. Matahari selalu kemerahan, menyepuh permukaan danau, dengan alun

yang menggelombang pelan, seakan kristal-kristal emas mengapung di

permukaannya. (cerpen Episode, hlm. 124)

80. Matahari selalu kemerahan, menyepuh permukaan danau, dengan alun

yang menggelombang pelan, seakan kristal-kristal emas mengapung di

permukaannya. (cerpen Episode, hlm. 128)

81. Betapa waktu yang berdenyut lembut membuat perasaannya

terhanyut. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 132)

82. Ia merasakan waktu yang beringsut berdenyut, dan cahaya

mengusapnya lembut. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm.

133)

83. Lewat jendela yang ia biarkan terbuka, ia bisa merasakan senyum

bunga-bunga. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 134)

84. Aku bayangkan maut mengecup keningnya pelan, dan ia tersenyum.

(cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 138)

85. Lalu, wajah-wajah yang samar diingatnya, serpihan kenangan masa

kecil di ladang dan pekarangan. (cerpen Variasi bagi Kematian yang

Seksi, hlm. 142)

86. “Kalau kamu miskin, kamu akan punya cukup tabungan penderitaan,

yang bisa digunakan untuk membiayaimu sepanjang hidup….” (cerpen

Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 158)

87. …Kamu bakalan punya cadangan kesedihan yang melimpah. Jadi,

kamu nggak kaget kalau susah.” (cerpen Perihal Orang Miskin yang

Bahagia, hlm. 158)

88. “Apa dikira kita nggak tahu, itu kan akal bulus biar dapat sumbangan.”

(cerpen Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 166)

b. Indeks

Indeks adalah suatu tanda yang memiliki hubungan sebab-akibat

dengan sesuatu yang diacu. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Endraswara, indeks yaitu tanda yang mengandung hubungan kausal dengan

apa yang ditandakan (2003: 65). Berdasarkan hasil penelitian dokumen dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

71 �

71

wawancara dengan sastrawan (Sosiawan Leak), indeks yang terdapat dalam

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia berupa indeks

yang memiliki keterkaitan dengan teks dalam teks, yaitu:

89. Setelah berhari-hari menyelusup celah gua, ia merasakan kelembapan

udara yang tak biasa, hawa yang membuat kuduknya meriap, dan

menyadari dirinya telah tersesat dan tak akan lagi melihat dunia karena

setiap kali bersikeras mencari jalan keluar ia justru merasa semakin

mendekati kematian. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 2)

90. Kesepian gua itu begitu hitam dan mengerikan. Bahkan, kelelawar,

ular, dan lintah pun seperti memilih menjauhinya.(cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 2)

91. Semua suara seperti lesap—bahkan ia tak mendengar suara napasnya

sendiri—dan ia merasakan betapa udara tipis dan bau memualkan yang

bukan berasal dari tumpukan kotoran kelelawar atau lumpur belerang

membuatnya limbung dan perlahan-lahan seperti mulai mengapung.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 3)

92. Mamanya memang sering menangis terisak malam-malam. Ia pun

selalu menangis melihat mamanya menangis. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 4)

93. Tapi, Sandra berusaha menahan tangisnya karena mamanya pasti akan

langsung membentak bila ia menangis. “Jangan cengeng, anak setan!”

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 4)

94. Sering, bila hari Minggu, mamanya juga mengajaknya jalan-jalan.

Membelikannya baju, mengajak makan kentang goreng atau ayam

goreng. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 5)

95. Saat Sandra menikmati es krim, perempuan itu tampak selalu menatap

dengan mata penuh cinta. Tanpa sadar ia akan bergumam, “Sandra,

Sandra….” Sambil membersihkan mulut Sandra yang belepotan.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 5)

96. Kadang tanpa sadar di tengah-tengah cerita yang dibacakannya air

mata mamanya menetes. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

72 �

72

97. “Diamlah. Jangan cerewet. Atau Mama hentikan bacanya!” (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 5)

98. Di kolong ranjang, Sandra terisak pelan, “Mama…Mama…” Pipinya

basah air mata. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 7)

99. “Sekarang tidurlah”, Sandra berusaha menghentikan percakapan,

kemudian dengan lembut menyelimuti dan mencium keningnya.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 8)

100. Sandra selalu ingat, dulu di saat-saat mamanya begitu tampak

mencintainya, perempuan itu selalu mendekapnya erat-erat sembari

sesekali berbisik terisak, “Berjanjilah kepa Mama, kamu akan menjadi

wanita baik-baik, Sandra.” (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 9)

101. “Kamu menyenangkan sekali malam ini,” desah laki-laki itu sambil

berbaring memeluk Sandra. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 10)

102. Tapi, ketika selepas pukul 02.00 dini hari Sandra mendengar deru

mobil laki-laki itu keluar dari rumahnya, ia benar-benar tak kuasa

menahan air matanya. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 11)

103. Sandra merasa bantalnya basah. Ia berharap, sungguh-sungguh

berharap, para peri pemetik air mata itu muncul malam ini. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 11)

104. Bayangan yang tak ingin kau kekalkan dalam ingatan, tetapi selalu

muncul seperti gedoran tengah malam. Mengejutkan dan membuatmu

tergeregap ketakutan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 12)

105. Aku bayangkan Asih, istriku yang bermata lembut, akan membukakan

pintu dan segera menyiapkan secangkir kopi hangat untuk

meneduhkan penat. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 13)

106. Asih barangkali juga terkantuk menunggu kepulanganku. Ia selalu

ingin membukakan pintu untukku. “Agar aku selalu tahu kau telah

kembali,” katanya. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 13)

107. Cara istri dan anak-anakku mati, selalu membuatku merinding.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

73 �

73

108. Lalu, gadis itu hanya bisa merasakan betapa kerongkongannya

seketika kering dan segumpal jerit membuat lehernya sesak ketika

gerombolan pemuda menyeretnya masuk ke dalam bangunan

kosong terbengkalai. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 15)

109. Masih kudengar derai tawa mereka yang renyah ketika menonton

televisi. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 16)

110. Anak-anak berceloteh riang tentang baju baru yang akan mereka

kenakan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 20)

111. Ia sendiri tak pernah mau bercerita tentang dirinya.

Kemunculannya selalu dalam diam. Nyaris tanpa suara, berkeliling

memikul dua kotak kayu yang membuat jalannya jadi agak

membungkuk. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 24)

112. Beningnya tertegun, mendapati kotak itu kosong. (cerpen Kartu

Pos dari Surga, hlm. 35)

113. Mungkin Bik Sari sudah mengambilnya! Beningnya pun segera

berlari berteriak, “Biiikkk…Bibiiikkk…” Ia nyaris terpeleset dan

menabrak pintu. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 35)

114. Bik Sari yang sedang mengepel sampai kaget melihat Beningnya

terengah-engah begitu. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 36)

115. Tongkat pel yang dipegangnya nyaris terlepas, dan Bik Sari merasa

mulutnya kaku. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 36)

116. Bik Sari bisa melihat mata kecil yang bening itu seketika meredup,

seakan menebak, karena ia terus diam saja. (cerpen Kartu Pos dari

Surga, hlm. 36)

117. Lalu, ia mengelus lembut anaknya. (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 36)

118. Mereka akan berteriak senang bila menerima surat balasan atau

kartu pos, dan memamerkannya dengan membacanya keras-keras.

(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

74 �

74

119. Ren kecil duduk di pangkuan, sementara ayahnya berkisah

keindahan kota-kota pada kartu pos yang mereka pandangi. (cerpen

Kartu Pos dari Surga, hlm. 38)

120. Ketukan di pintu membuat Marwan bangkit, dan ia mendapati

Beningnya berdiri sayu menenteng kotak kayu. (cerpen Kartu Pos

dari Surga, hlm. 38)

121. Marwan menggandeng anaknya masuk. (cerpen Kartu Pos dari

Surga, hlm. 38)

122. Marwan merasakan sesuatu berdesir di dadanya. (cerpen Kartu Pos

dari Surga, hlm. 39)

123. Andai ada Ren, pasti akan dikisahkannya gambar-gambar di kartu

pos itu hingga Beningnya tertidur. (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 39)

124. Marwan masih ngantuk karena baru tidur menjelang pukul 05.00

pagi setelah Beningnya pulas. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm.

39)

125. Marwan menatap Ita, yang tampak memberi isyarat agar ia melihat

ke sebelah. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 40)

126. Ia sengaja tak masuk kantor untuk melihat Beningnya gembira

ketika mendapati kartu pos itu. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm.

40)

127. Dari jendela ia bisa melihat anaknya memandangi kartu pos itu,

seperti tercekat kemudian berlarian tergesa masuk rumah. (cerpen

Kartu Pos dari Surga, hlm. 40)

128. Marwan menyambut gembira ketika Beningnya menyodorkan

kartu pos itu. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 40)

129. Marwan tak berani menatap mata anaknya ketika Beningnya

terisak, dan berlari ke kamarnya. (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 41)

130. Ketukan gugup di pintu membuat Marwan bergegas bangun.

(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

75 �

75

131. “Ada apa?” Marwan mendapati Bik Sari yang pucat. (cerpen Kartu

Pos dari Surga, hlm. 41)

132. Bergegas Marwan mengikuti Bik Sari. Dan ia tercekat di depan

kamar anaknya. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41)

133. “Beningnya! Beningnya!” Marwan segera menggedor pintu kamar

yang entah kenapa begitu sulit ia buka. (cerpen Kartu Pos dari

Surga, hlm. 42)

134. “Beningnya! Beningnya!” Bik Sari ikut berteriak memanggil.

(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 42)

135. “Buka, Beningnya! Cepat buka!” (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 42)

136. Segera Marwan menyambar mendekapnya. (cerpen Kartu Pos dari

Surga, hlm. 42)

137. Melihat mulut Iza yang terus cemberut, Neal tahu kalau anaknya

itu masih kesal karena tak diperbolehkan membeli permen yang

tadi sore dilihatnya dijajakan di perempatan jalan. (cerpen Permen,

hlm. 43)

138. Mereka sedih, dan kembali beterbangan memetiki biji-biji buah

yang bergelantungan.…(cerpen Permen, hlm. 44)

139. “Permen itu akan membuatmu mulas dan mual,” bujuk Neal

sembari memberikan permen mint yang ia beli di supermarket.

“Lebih enak permen ini, membuat mulut dan tenggorokanmu

segar.” (cerpen Permen, hlm. 46)

140. Tapi, wajah Iza terus cemberut. (cerpen Permen, hlm. 46)

141. …menyorongkon bungkus itu ke dekat mobil sambil mengetuk-

ngetuk—malah kadang menggedor—kaca jendela. Neal sering

panik berhadapan dengan para pengasong itu. (cerpen Permen,

hlm. 46)

142. “Bagaimana mungkin aku memberikan permen seperti itu kepada

Iza!” ujar Neal, setengah menggerutu kepada Samuel. (cerpen

Permen, hlm. 48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

76 �

76

143. “Tidak. Iza tak boleh makan permen seperti itu. Tidak

baik.”(cerpen Permen, hlm. 48)

144. Pras merasa wajahnya memerah. Omongan Melly terdengar seperti

sindiran. (cerpen Permen, hlm. 51)

145. “Baca dong!” Melly sedikit mendengus. (cerpen Permen, hlm. 51)

146. Maneka, yang tengah menyirami bunga, terpesona oleh

kemunculannya. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia,hlm. 55)

147. Itu tulisan tangan Sukab dan ia langsung berdebar. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 55)

148. Maneka menerima bungkusan itu dengan gemetar.…(cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 56)

149. Dan tentu saja ingin bertanya bagaimanakah keadaan Sukab?—

tetapi perasaannya yang terlalu dipenuhi kebahagiaan membuatnya

jadi salah tingkah hingga mesti mulai dari mana untuk memulai

pertanyaan. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm.

56)

150. Itulah saat paling menggetarkan dalam hidup Maneka. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 58)

151. Cerita-cerita yang bisa menenteramkan kerinduannya kepada laki-

laki itu. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 60)

152. Karena itu, tak bisa terlukiskan betapa bahagia perasaan Maneka

saat menerima kiriman dari Sukab. (cerpen Sepotong Bibir Paling

Indah di Dunia,hlm. 60)

153. Menduga-duga apa isinya saja sudah membuat Maneka begitu

bahagia. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 61)

154. Ketika akhirnya Maneka membuka bungkusan itu ia makin

berdebar dan terpana. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia, hlm. 61)

155. Bibir itu tersenyum seolah memahami kekagetan Maneka. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 61)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

77 �

77

156. Dengan gemetar, Maneka memegangi bibir itu. (cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 62)

157. Nyaris saja ia menjerit dan melemparkannya ketika bibir itu

mendadak menggeliat, seperti ekor cicak yang memberontak ingin

dilepaskan.(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 62)

158. Maneka hanya bengong saat menyaksikan bibir itu terjatuh

menggeliat-geliat di lantai, kemudian meloncat ke kursi, meloncat

kembali ke atas meja, lalu seolah menatap tajam kepadanya.

(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 62)

159. Mungkin perempuan itu menjerit meronta berusaha melepaskan

diri, hingga para petugas itu langsung marah dan mulai

memukulinya, menyeret dan menyilet bibirnya, kemudian

membuangnya begitu saja. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia, hlm. 62)

160. Menceritakan bagaimana kini setiap malam ia selalu tergeragap

bangun dan mendapati bibir itu gentayangan dalam kamar. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 63)

161. Merasa makin cemas dan membutuhkan seseorang yang bisa ia

ajak berbagi cerita, Maneka pun memutuskan untuk berterus terang

soal bibir dari Sukab itu kepada Alina. (cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia, hlm. 63)

162. Meski tak tahu apa yang dikatakan bibir itu, tetapi caranya

berbicara sungguh-sungguh memukau Alina dan Maneka. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 65)

163. Seakan ada yang mendadak terbuka dalam jiwa mereka karena

menyadari bahwa mereka pun, ternyata bisa sama-sama bahagia.

(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 65)

164. Dari dinding kaca kafe di lantai sembilan gedung perkantoran,

Maneka dan Alina memandangi senja yang meruapkan kesepian

dan kerinduan di hati mereka. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah

di Dunia, hlm. 66)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

78 �

78

165. Maneka menangkap getar cemburu dalam kata-kata Alina. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 67)

166. Maneka, pelan dan gugup menyembunyikan kalimat sisanya

karena tadingya ia mau bilang; yakinkah kamu kalau Sukab punya

pacar selain kita….(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia,hlm. 67)

167. Beberapa pengunjung yang melihat adegan itu, tampak terpana dan

terpesona. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 68)

168. Mereka selalu terpana tidak saja dengan keindahan bibir itu, tetapi

juga dengan kata-kata yang keluar dari bibir itu. (cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 68)

169. Suasana di halaman rumah Maneka menjadi mirip pertunjukan

akrobat tukang sulap. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia,hlm. 68)

170. Saat itulah, mendadak, seseorang menjerit, ketika melihat seekor

kucing hitam melompati jenazahmu. (cerpen 20 Keping Puzzle

Cerita, hlm. 72)

171. Menggertak dan memukulmu berkali-kali. (cerpen 20 Keping

Puzzle Cerita, hlm. 72)

172. Di pintu, kusaksikan mata istrimu berlinang. (cerpen 20 Keping

Puzzle Cerita, hlm. 76)

173. Begitu aku selalu merasa iri pada ular-ular yang banyak berkeliaran

di kota ini. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm.

85)

174. Tiba-tiba kudengar suara jeritan. (cerpen Cerita yang Menetes dari

Pohon Natal, hlm. 87)

175. “Kamu bandel sekali berani keluar gorong-gorong….” Ia berkata

sambil mengelus kepalaku. (cerpen Cerita yang Menetes dari

Pohon Natal, hlm. 88)

176. Aku merasa nyaman dalam dekapannya. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 88)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

79 �

79

177. Ia menyimak ceritaku dengan mata berkejap-kejap. (cerpen Cerita

yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 93)

178. Ia mendadak terbelalak saat aku bercerita tentang Gereja St. Paulus

yang sering kudatangi dulu. (cerpen Cerita yang Menetes dari

Pohon Natal, hlm. 93)

179. Ada perasaan sendu ketika kudengar itu. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 93)

180. Ia begitu membenciku dan tak pernah mau menatapku. (cerpen

Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 97)

181. Dunia yang kusaksikan membuatnya terpesona. (cerpen Cerita

yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 99)

182. Lalu, kusaksikan mereka menyeret Mawar yang terus meronta.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 100)

183. Wajah Mawar pucat, bibirnya bengkak kena pukul, seekor cecak

kaget menyelusup ke celah dinding ketika Mawar menjerit. (cerpen

Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 100)

184. Keesokan harinya kalian gempar. (cerpen Cerita yang Menetes

dari Pohon Natal, hlm. 102)

185. Tetapi, ketika ia menyebutkan namanya, aku seperti mendengar

denting genta, bergemerincing dalam hatiku. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 105)

186. Aku ingat, ia begitu gemetar ketika kali pertama menyentuhku.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 106)

187. Selalu, dengan mata yang layu, ibu menceritakan kejadian itu.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 109)

188. Siang tak cuma menyengat, tetapi juga terasa menegangkan ketika

orang-orang yang marah itu terus berteriak-teriak dan tak mau

bubar, bahkan ketika pemakaman itu telah selesai dan hari menjadi

sore. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 109)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

80 �

80

189. Banyak yang berlarian panik, tetapi banyak juga yang terus

bertahan dan melawan. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon

Natal, hlm. 109)

190. Lidah panasnya menjilati langit yang penuh ketakutan dan jeritan.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 110)

191. Ia elus kepala anaknya sambil terus menatap takjub gambar itu.

(cerpen Episode, hlm. 116)

192. Ibunya hanya geleng-geleng, sambil beranjak menata beberapa

mainan yang berantakan di lantai. (cerpen Episode, hlm.116)

193. Ia pungut juga gambar danau yang membuatnya terpesona itu.

(cerpen Episode, hlm. 116)

194. Sampai kemudian bocah itu mendadak ingat pada gambar danau

yang tadi siang dibuatnya, dan terbelalak ketika menyadari, betapa

danau tempat mereka bermain saat ini benar-benar serupa dengan

danau yang digambarnya pada bagian satu. (cerpen Episode, hlm.

117)

195. Keduanya saling pandang. (cerpen Episode, hlm. 117)

196. Bocah itu terus mencari dengan perasaan berdebar. (cerpen

Episode, hlm. 119)

197. “Benar-benar seperti danau sungguhan!” kagum kawannya.

(cerpen Episode, hlm. 120)

198. Guru terbelalak ketika menyaksikan seorang anak terkapar di

laintai, bersimbah darah dan kepalanya pecah. (cerpen Episode,

hlm. 120)

199. “Kamu sakit, Sayang?” (cerpen Episode, hlm. 121)

200. Bocah itu mendengus. Ia jadi benci kepada kawan-kawannya.

(cerpen Episode, hlm. 126)

201. “Kenapa kalian selalu mengganggu mimpiku?” Bocah itu

mendengus. (cerpen Episode, hlm. 126)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

81 �

81

202. Ketika melintas di depan kamar ibunya, dari pintu yang sedikit

terkuak, ia melihat sesuatu yang membuatnya tercekat. (cerpen

Episode, hlm. 126)

203. Bocah itu membisu. Gelas susu di depannya tak disentuh. (cerpen

Episode, hlm. 127)

204. “Kamu tak sarapan, Sayang?” sapa ibunya sambil menyodorkan

semangkuk corn flake. (cerpen Episode, hlm. 127)

205. Bocah itu melengos. (cerpen Episode, hlm. 127)

206. Di meja makan, pagi itu, ia terus cemberut. (cerpen Episode, hlm.

127)

207. Bocah itu terus membisu. Kakinya yang mungil tergantung,

diayun keras-keras, membuat kursi menggeriat. (cerpen Episode,

hlm. 127)

208. Laki-laki itu berdebar. Ia merasa, istrinya tengah menyindirnya.

(cerpen Episode, hlm. 128)

209. Sesekali air matanya bergulir jatuh, menetes di atas kertas, dan

segera terserap genangan danau yang kian meluas. (cerpen

Episode, hlm. 129)

210. Ia kian termangu ketika mendapati lantai penuh serakan daun

kering, rumput tumbuh bercuatan di bawah meja dan kursi, akar-

akar rambat membelit tiang ranjang, patahan ranting mendadak

jatuh dari atap kamar, bau lumut dan uap air, sayup kelepak

burung, juga semilir angin sejuk, merembes dari dinding kamar.

(cerpen Episode, hlm. 130)

211. Ia merasakan telapak kakinya basah, terendam air menggenang.

(cerpen Episode, hlm. 130)

212. Entah kenapa, tukang kebun itu tiba-tiba saja merasa kasihan.

Semuda dan sebagus itu, tetapi sudah putus asa dan memilih mati.

(cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 136)

213. Kau ingin menangis entah kenapa. (cerpen Variasi bagi Kematian

yang Seksi, hlm. 140)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

82 �

82

214. “Pergi lagi, Bang?” Ia tak menjawab. (cerpen Variasi bagi

Kematian yang Seksi, hlm. 141)

215. Ia tak lupa rautnya yang kecewa ketika suatu malam ia

berpamitan, “Aku pergi, Bu.” (cerpen Variasi bagi Kematian yang

Seksi, hlm. 143)

216. Suara tangis yang terus mengisak membuat orang bercakap-cakap

dengan suara tertahan. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi,

hlm. 147)

217. Meski sesekali ada juga orang yang kelepasan tertawa, entah

menertawakan apa. Tetapi, segera orang itu menutup mulut,

seperti hendak membunuh makhluk ganjil yang mendadak masuk

ke dalam mulutnya. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi,

hlm. 147)

218. Dari dalam rumah, isak tangis membuat para pelayat bercakap

dengan tertahan. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm.

148)

219. Tapi, beberapa orang segera mendesis memberi isyarat agar

segera berhenti tertawa. (cerpen Variasi bagi Kematian yang

Seksi, hlm. 148)

220. Terdengar begitu banyak napas diembuskan lega. (cerpen Variasi

bagi Kematian yang Seksi, hlm. 148)

221. Ketika akhirnya tanah itu telah menggunduk, dan orang-orang

pulang, ia masih berdiri dirajam sunyi; tak yakin pada prosesi

yang baru saja dijalani. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi,

hlm. 148)

222. Ia mau bekerja serabutan apa saja. Jadi tukang becak, kuli angkut,

buruh bangunan, pemulung, atau tukang parkir. Pendeknya, siang

malam ia membanting tulang, tetapi alhamdulillah tetap miskin

juga. (cerpen Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 154)

223. Orang miskin itu akrab sekali dengan lapar. Setiap kali lapar

berkunjung, orang miskin itu selalu mengajaknya berkelakar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

83 �

83

untuk sekadar melupakan penderitaan. (cerpen Perihal Orang

Miskin yang Bahagia, hlm. 156)

224. Ketika aku terus diam saja, kulihat ia kembali masuk dengan

wajah kecewa. (cerpen Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm.

159)

225. Berminggu-minggu wajahnya bonyok dan memar. “Beginilah

enaknya jadi orang miskin, “ katanya. (cerpen Perihal Orang

Miskin yang Bahagia, hlm. 161)

226. Tapi, aku tetap saja kaget ketika orang miskin itu muncul ke

rumahku sambil menenteng telepon genggam. (cerpen Perihal

Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 162)

227. “Beginilah enaknya jadi orang miskin,” batinnya, “dapat fasilitas

gratis tidur di lantai.” Dan orang miskin itu dibiarkan menunggu

berhari-hari. Setelah tanpa diperiksa dokter, ia disuruh pulang.

“Anda sudah sembuh,” kata perawat, lalu memberinya obat

murahan. Orang miskin itu pulang dengan riang. (cerpen Perihal

Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 163)

228. Mendengar itu istrinya berkaca-kaca. (cerpen Perihal Orang

Miskin yang Bahagia, hlm. 164)

229. Sementara istrinya terus menangis, bukan karena sedih, tetapi

karena bingung mesti beli kain kafan, nisan, sampai harus bayar

lunas kuburan. (cerpen Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm.

165)

230. “Bagaimana, mau dikubur tidak?” Para pelayat yang sudah lama

menunggu mulai menggerutu. (cerpen Perihal Orang Miskin yang

Bahagia, hlm. 165)

231. Sejak peristiwa itu, kuperhatikan, ia jadi sering murung. (cerpen

Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 166)

232. “Dasar orang miskin keparat,” begitu sering orang-orang mencibir

bila ia lewat, “ mau mati saja pakai nipu.” (cerpen Perihal Orang

Miskin yang Bahagia, hlm. 166)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

84 �

84

c.Simbol

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan yang

ditandakan sesuai dengan kesepakatan dalam masyarakat. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Endraswara, simbol adalah tanda yang memiliki hubungan

makna dengan yang ditandakan dan bersifat arbitrer, sesuai dengan konvensi

suatu lingkungan tertentu (2003: 65). Berdasarkan hasil penelitian dokumen dan

wawancara dengan salah satu sastrawan, yaitu Sosiawan Leak, simbol dalam

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu berupa gerakan

tubuh para tokoh dan simbol yang diwakilkan oleh benda tertentu. Simbol yang

berupa gerakan tubuh para tokoh, yaitu:

233. Sandra mencoba tersenyum (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 8)

234. Sandra tersenyum. “Nanti Mama tanyakan Papa, ya. Kamu kan tahu,

Papa sibuk….” (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 8)

235. Senyum yang membuatnya jatuh cinta. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 9)

236. Aku tersenyum setiap Asih mengatakan itu sambil lalu. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 13)

237. Kami menyukai cara mereka tertawa, saat mereka begitu gembira

membangun tenda-tenda dan mengeluarkan perbekalan, lalu berfoto

ramai-ramai di antara reruntuhan puing-puing kota. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 28)

238. Sementara mereka—sembari berdiri dengan latar belakang puing-puing

reruntuhan kota—berpose penuh gaya tersenyum saling peluk atau

merentangkan tangan lebar-lebar. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm.

28)

239. Mereka tersenyum dan melambai ke arah kami, seakan dengan begitu

mereka telah menunjukkan simpati kepada kami. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 33)

240. Beningnya menggeleng. (hlm. 38)

241. Marwan tersenyum. Merasa lucu karena ingat kisah masa lalunya. (cerpen

Kartu Pos dari Surga, hlm. 40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

85 �

85

242. Marwan tersenyum. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 40)

243. “Ini bukan kartu pos dari Mama!” Jari mungilnya menunjuk kartu pos itu.

(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41)

244. Mungkin ia akan terus-terusan menangis karena merasakan kehilangan.

(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41)

245. “Maksud lo?” Mata Neal melotot. (cerpen Permen, hlm. 48)

246. Samuel tertawa, mungkin karena merasa lucu. (cerpen Permen, hlm. 49)

247. Pras menggeleng. (cerpen Permen, hlm. 50)

248. Neal mengangguk. (cerpen Permen, hlm. 54)

249. Bibir itu tersenyum seolah memahami kekagetan Maneka. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 61)

250. Maneka tertawa. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 64)

251. Mereka sama-sama tertawa ketika melihat bibir itu jumpalitan dengan

gerakan-gerakan lucu, seperti badut yang berusaha menghibur mereka.

(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,hlm. 66)

252. Mereka tertawa-tawa melihat aku menari-nari. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 84)

253. Aku tertawa saat mereka tertawa. (cerpen Cerita yang Menetes dari

Pohon Natal, hlm. 84)

254. Tapi, ia hanya tertawa. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal,

hlm. 96)

255. Tentu, kau bisa menduga ketika aku lahir dan menatap dunia, perempuan

itu langsung meraung ketika tahu anaknya tak punya mata. (cerpen Cerita

yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 97)

256. Dia tertawa. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 99)

257. Ia kembali tertawa. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm.

99)

258. Ibunya, yang tengah menyiapkan gaun untuk acara nanti malam,

tersenyum memandangi gambar danau itu. (cerpen Episode, hlm. 115)

259. Mereka tertawa gembira. (cerpen Episode, hlm. 117)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

86 �

86

260. Bocah itu terus bertopang dagu. Pandangannya menerawang, jauh.

(cerpen Episode, hlm. 121)

261. Mendengar itu, tentu saja ibunya tertawa. (cerpen Episode, hlm. 121)

262. Ia tersenyum. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 132)

263. Ia hanya mengangguk, meski ia sebenarnya ingin mengucapkan kata-kata

terima kasih atas perhatian semua kerabatnya. (cerpen Variasi bagi

Kematian yang Seksi, hlm. 146)

264. Menggenggam tangan yang kurus kering itu, menciumnya. “Aku pamit,

Bu.” (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 149)

265. Bergegas menepis cemas, ia segera mencium tangan ibunya. (cerpen

Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 150)

266. Orang-orang pun tertawa ngakak. (cerpen Perihal Orang Miskin yang

Bahagia, hlm. 166)

Simbol yang diwakilkan oleh benda tertentu dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

267. Ia dapati bendera putih di ujung jalan masuk menuju rumahnya. (cerpen

Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 145)

2. Analisis Makna Unsur Ikon, Indeks, dan Simbol

a. Ikon

Ikon yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah

di Dunia karya Agus Noor ini memiliki makna konotasi tertentu dari apa yang

disebutkan (sesuai dengan konteks cerita).

1) Pemetik air mata.(data no. 1)

2) Peri-peri pemetik air mata. (data no. 2)

3) Ke dalam cawan mungil itulah mereka tampung air mata yang mereka

petik. (data no. 3)

4) Ke sanalah butir-butir air mata yang dipetik itu dibawa.(data no. 4)

5) Lalu, Mama kembali membacakan cerita tentang peri-peri pemetik air

mata. (data no. 9)

6) Maka, sejak saat itu, bila ada manusia menangis malam-malam, peri-peri

itu akan muncul dan memetik air matanya yang bercucuran. (data no. 13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

87 �

87

Frase “pemetik air mata” di atas dapat digolongkan sebagai ikon

terutama, yaitu sebagai ikon metaforis. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari

persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung. ( 2011: 115).

“Pemetik” berasal dari kata “petik” yang berarti mengambil sambil

mematahkan tangkainya (tentang bunga, dsb). (KBBI, 2005: 869). Kata

“pemetik” memiliki arti orang yang memetik atau mengambil. Kata “air

mata” menurut KBBI adalah air yang meleleh dari mata (ketika menangis,

dsb) (2005:16). Dengan demikian, frase “pemetik air mata” tergolong

dalam ikon metaforis karena air mata diibaratkan sebagai sebuah pohon

yang berbuah atau sebagai bunga yang dapat dipetik dari pohonnya.

Namun, pada kenyataannya air mata hanya keluar dari mata dikarenakan

sedih atau perasaan tertentu, bukan sesuatu yang yang dihasilkan oleh

pohon atau bunga yang dapat dipetik. Jika dilihat dari konteks ceritanya,

frase “pemetik air mata” dalam kalimat-kalimat tersebut berarti sesuatu

yang dapat menghapus kesedihan.

7) Pada saat-saat tertentu butir-butir kristal air mata itu memang

memperdengarkan kembali kesedihan yang masih tersimpan di dalamnya.

(data no. 5)

8) Bahkan, ketika kesedihan itu telah menjelma kristal. (data no. 6)

9) Ketika akhirnya, lelaki pencuri sarang walet itu meninggalkan jazirah peri

dan menemukan jalan pulang, ia membawa sekarung kristal air mata yang

kemudian dijual eceran. (data no. 7)

10) Meski ia sering melihat para pengasong menjajakan kristal air mata itu.

(data no. 8)

11) …punya beberapa butir kristal air mata itu. (data no. 14)

12) Kata anaknya yang berumur 10 tahun itu, cerita itu dia dengar langsung

dari penjual kristal air mata itu. (data no. 15)

13) Lalu Bita berceloteh riang, kalau kawan-kawan sekolahnya juga banyak

yang membeli butir-butir kristal air mata itu untuk dikoleksi. (data no. 16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

88 �

88

14) Kadang Bita terbangun ketika didengarnya kristal-kristal air mata itu

mengeluarkan tangisan. (data no. 17)

“Kristal” dalam KBBI memiliki arti unsur pembentukan batuan

yang atomnya tersusun dan terikat oleh kekuatan intermolekuler sehingga

menjadi padat(2005: 601). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ratna

yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari persamaan dua

kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau tidak langsung

(2011: 115). Dalam kalimat-kalimat tersebut, air mata yang berarti air

yang menetes dari mata diibaratkan seperti batuan-batuan kristal yang

sudah memadat.

15) Karena tahu manusia akan mengenal kesedihan, maka sebelum

menciptakan maut, Tuhan menciptakan lebih dulu peri-peri pemetik buah

kesedihan. (data no. 10)

16) Setiap kali datang musim semi, peri-peri itulah yang selalu memetiki buah-

buah kesedihan yang telah ranum, yang membuat manusia tergoda

menikmatinya. (data no. 12)

“Pemetik” berasal dari kata “petik” yang berarti mengambil sambil

mematahkan tangkainya (tentang bunga, dsb) (KBBI, 2005: 869). Kata

“pemetik ” memiliki arti orang yang memetik atau mengambil. Kata

“buah” menurut KBBI adalah bagian tumbuhan yang berasal dari bunga

atau putik (biasanya berbiji) (2005:166). Kata “kesedihan” menurut KBBI

berarti perasaan sedih; duka cita; kesusahan hati (2005: 1009). Sesuai

dengan pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat

dari persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung. (2011: 115). Dengan demikian, frase “pemetik buah

kesedihan” tergolong dalam ikon metaforis karena kesedihan diibaratkan

sebagai sebuah pohon yang berbuah yang dapat dipetik dari pohonnya.

Namun, pada kenyataannya kesedihan adalah perasaan duka yang

dirasakan oleh hati bukan sesuatu yang dihasilkan oleh pohon atau bunga

yang dapat dipetik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

89 �

89

17) Saat itu, memang tumbuh Pohon Kesedihan, yang buah-buah bening

segarnya selalu bercucuran dari ranting-rantingnya. (data no. 11)

“Pohon” menurut KBBI memiliki arti tumbuhan yang berbatang

keras dan besar (2005: 883). Kata “kesedihan” menurut KBBI berarti

perasaan sedih; duka cita; kesusahan hati (2005: 1009). Sesuai dengan

pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari

persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung. (2011: 115). Dengan demikian, “pohon kesedihan“

tergolong dalam ikon metaforis karena kesedihan diibaratkan seperti

tumbuhan yang berbatang keras dan besar. Namun, pada kenyataannya,

kesedihan adalah perasaan duka yang dirasakan oleh hati bukan sesuatu

yang dihasilkan oleh pohon.

18) Penyemai sunyi. (data no. 18)

“Penyemai” berasal dari kata “semai” yang berarti benih tumbuhan

yang akan ditanam lagi sebagai bibit di tempat lain (KBBI, 2005: 1024),

sedangkan “penyemai” adalah menunjukkan orang yang menyemai. Kata

“sunyi”, menurut KBBI memiliki arti tidak ada bunyi atau suara apa pun;

hening; senyap (2005: 1107). Sesuai dengan pernyataan Ratna yang

berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari persamaan dua kenyataan

yang didenotasikan sekaligus, langsung atau tidak langsung (2011: 115).

Dengan demikian, “penyemai sunyi” tergolong dalam ikon metaforis

karena sunyi diibaratkan seperti benih yang dapat disemai. Namun, pada

kenyataannya, sunyi bukanlah suatu jenis benih tumbuhan, melainkan

suatu suasana yang hening dan senyap. Jika dilihat dari konteks ceritanya,

tokoh “aku” diibaratkan seperti “penyemai sunyi” karena senantiasa

merasa atau bertahan dalam kesunyiannya sepeninggal anak-anak dan

istrinya, hal itu dikarenakan menurutnya kenangan manis bersama

keluarganya masih tetap hidup di memorinya dan akan lebih aman ketika

kenangan dan bayangan itu ada di dalam ingatannya daripada di luar sana,

walaupun pada kenyataannya ia hanya seorang diri. Hal tersebut terkait

dengan teks berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

90 �

90

Ah, siapa yang bisa menghapus kenangan? Mereka tetap

berkeliaran dalam rumah. Itu lebih baik, batinku. Daripada mereka

bermain-main di luar rumah. Mereka bisa saja sewaktu-waktu mati

dengan cara mengerikan. Untuk kali kedua. (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 17).

19) Aku tengah berpikir betapa hidup ini telah menjadi begitu hampa dan sia-

sia untuk dipertahankan ketika kusaksikan setangkai sunyi tumbuh di

antara rimbun bunga-bunga di halaman. (data no. 19)

20) Setangkai sunyi yang cemerlang dengan perpaduan warna-warna yang

paling rahasia sehingga membuatku tergetar dan bertanya-tanya. (data no.

20)

21) Di sela bunga-bunga mawar yang mekar dan di bawah gerimis yang

membasahi senja, setangkai sunyi tampak begitu tampak begitu bening

dalam keindahannya.…(data no. 21)

22) Aku masih termangu di beranda, menyaksikan setangkai sunyi iu tumbuh

mekar dan makin mengesankan, sementara kegelapan seperti makin

sempurna dalam gerimis. (data no. 25)

23) Aku melihat setangkai sunyi itu.…(data no. 26)

24) Makin lama setangkai sunyi itu makin mekar besar dan aku semakin

berdebar. (data no. 27)

25) Masih saja aku termangu di beranda dengan secangkir kopi yang telah

dingin memandangi setangkai sunyi itu ketika kudengar teriakan riang

memanggilku dari dalam rumah. (data no. 29)

26) Aku bangkit dan menyempatkan memetik setangkai sunyi.…(data no. 30)

27) Aku ingin memberikan setangkai sunyi ini buat istriku. (data no. 32)

28) Setiap kali ada kenalan atau kerabat yang datang, mereka sangat terpukau

dengan setangkai sunyi itu. (data no. 33)

29) Setangkai sunyi itu mula-mula aku temukan tumbuh.…(data no. 37)

30) Setangkai sunyi itu kini bermekaran di mana-mana. (data no. 38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

91 �

91

31) Aku melihat anak-anakku berlarian riang seperti kupu-kupu yang

beterbangan dari satu tangkai sunyi ke tangkai sunyi lainnya. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 19)

32) Setiap pagi aku selalu menyaksikan setangkai sunyi itu berbunga. (data no.

39)

Kata “setangkai” yang berasal dari kata”tangkai” yang berarti

gagang pada buah (daun, bunga) (KBBI, 2005: 1139). Setangkai berarti

satu tangkai, sedangkan “sunyi” menurut KBBI berarti tidak ada bunyi

atau suara apa pun; hening; senyap (2005: 1107). Sesuai dengan

pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari

persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung (2011: 115). Dengan demikian, “setangkai sunyi” tergolong

dalam ikon metaforis karena sunyi diibaratkan seperti benih yang dapat

disemai. Namun, pada kenyataannya, sunyi bukanlah bagian dari bunga

atau buah, melainkan suatu suasana senyap. Jika dilihat dari konteksnya,

“setangkai sunyi” berarti kesedihan yang kekal atau kesedihan yang akan

terus terkenang dalam hidup tokoh “aku” seperti bunga yang selalu

tumbuh di taman, kenangan-kenangan bersama keluarganya yang kini

telah tiada pun seperti bunga-bunga yang indah menghiasi memorinya. Hal

tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Aku bayangkan Asih, istriku yang bermata lembut, akan

membukakan pintu dan segera menyiapkan secangkir kopi hangat untuk

meneduhkan penat. Anak-anakku mungkin masih ada yang tengah belajar.

Atau mungkin mereka malah masih nonton televise….(cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 13)

33) …seperti bunga keabadian yang tumbuh dari duka abadi. (data no. 22)

Kata “bunga” menurut KBBI, adalah bagian tumbuhan yang akan

menjadi buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya (2005: 176),

sedangkan “keabadian” adalah kekekalan (KBBI, 2005: 1). Sesuai dengan

pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari

persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

92 �

92

tidak langsung (2011: 115). Dengan demikian, “bunga keabadian” dalam

kalimat tersebut tergolong dalam ikon metaforis, karena bunga diibaratkan

seperti keabadian. Jika dilihat dari konteks cerita, kata “bunga keabadian”

berarti suatu kenangan manis atau indah yang menyerupai indahnya bunga

yang kekal di dalam hati atau pikiran. Kenangan abadi yang dialami tokoh

“aku” adalah kenangan ketika anak-anak dan istrinya masih hidup. Hal

tersebut terkait dengan teks selanjutnya, yaitu:

Aku bayangkan Asih, istriku yang bermata lembut, akan

membukakan pintu dan segera menyiapkan secangkir kopi hangat untuk

meneduhkan penat. Anak-anakku mungkin masih ada yang tengah belajar.

Atau mungkin mereka malah masih nonton televisi….(cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 13)

34) Aku bayangkan Asih, istriku yang bermata lembut, akan membukakan

pintu dan segera menyiapkan secangkir kopi hangat untuk meneduhkan

penat. (data no. 24)

Kata “meneduhkan” menurut KBBI berarti meredakan,

menenangkan, menghentikan (hujan) (2005: 1154), sedangkan kata

“penat” berarti merasa letih (KBBI, 2005: 848). Sesuai dengan pernyataan

Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari persamaan dua

kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau tidak langsung

(2011: 115). Dengan demikian, “meneduhkan penat” tergolong ikon

metaforis, karena penat diibaratkan seperti langit yang bisa teduh. Jika

dilihat dari konteks ceritanya, “meneduhkan penat” berarti menghilangkan

penat atau rasa lelah.

35) Aku melihat setangkai sunyi itu bergoyang-goyang dijentikkan angin.

(data no. 26)

Jentik dalam KBBI berarti memukul dengan ujung jari yang

dibidaskan dengan jempol; menyentil (2005: 470). “Dijentikkan angin”

berarti gerakan tangkai yang berayun-ayun atau bergoyang-goyang tertiup

atau dihembus angin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

93 �

93

36) Lalu, gadis itu hanya bisa merasakan betapa kerongkongannya seketika

kering dan segumpal jerit membuat lehernya sesak ketika gerombolan

pemuda itu mulai menyeretnya masuk ke dalam bangunan kosong

terbengkalai. (data no. 28)

Gumpal dalam KBBI berarti bongkah (tanah, tanah liat, dan

sebagainya); kepal atau bagian yang keras (2005: 374). Jerit adalah suara

keras melengking (KBBI, 2005: 471). Sesuai dengan pernyataan Ratna

yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari persamaan dua

kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau tidak langsung

(2011: 115). Dengan demikian, “segumpal jerit” dalam kalimat tersebut

berarti menggambarkan ketakutan yang dirasakan oleh sang gadis seperti

ada bongkahan dalam kerongkongannya yang menahan jeritannya.

37) Aku bangkit dan menyempatkan memetik setangkai sunyi yang tumbuh

dalam rimbun kesepianku itu. (data no. 30)

“Rimbun” dalam KBBI berarti berdaun dan bercabang banyak

(2005: 956). Sesuai dengan pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa

ikon metaforis dilihat dari persamaan dua kenyataan yang didenotasikan

sekaligus, langsung atau tidak langsung (2011: 115). Dengan demikian,

“rimbun kesepian” dalam kalimat tergolong ikon metaforis, karena

kesepian diibaratkan seperti pohon atau tanaman yang rimbun. Jika dilihat

dari konteks ceritanya, “rimbun kesepian” berarti kesepian tokoh “aku”

yang mendalam setelah kematian anak-anak dan istrinya yang setiap hari

selalu tumbuh di dalam hatinya seperti pohon atau tanaman yang rimbun.

38) Lantas aku mengajak mereka ke halaman, menunjukkan serimbun sunyi

yang bermekaran. (data no. 34)

“Rimbun” dalam KBBI berarti berdaun dan bercabang banyak

(2005: 956). Kata “sunyi” menurut KBBI adalah tidak ada bunyi atau

suara apa pun; hening; senyap (2005: 1107). Sesuai dengan pernyataan

Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari persamaan dua

kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau tidak langsung

(2011: 115). Dengan demikian, “rimbun sunyi” tergolong dalam ikon

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

94 �

94

metaforis karena kesunyian diibaratkan seperti rimbunan pohon atau

tumbuhan. Jika dilihat dari konteks ceritanya, “rimbun sunyi” berarti

kesunyian yang sangat mendalam yang dirasakan oleh tokoh “aku” setelah

kematian anak-anak dan istrinya.

39) Aku rawat bunga sunyi itu hingga tumbuh subur. (data no. 35)

40) Aku tanam bunga sunyi itu di sekeliling pagar, di bawah jendela kamar,

agar setiap aku bangun pagi bisa kuhirup harum baunya yang

menentramkan. (data no. 36)

“Bunga” dalam KBBI adalah bagian tumbuhan yang akan menjadi

buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya (2005: 177). Kata

“sunyi” menurut KBBI adalah tidak ada bunyi atau suara apa pun; hening;

senyap (2005: 1107). Sesuai dengan pernyataan Ratna yang berpendapat

bahwa ikon metaforis dilihat dari persamaan dua kenyataan yang

didenotasikan sekaligus, langsung atau tidak langsung (2011: 115).

Dengan demikian, “bunga sunyi” dalam kalimat tersebut tergolong ikon

metaforis, karena sunyi diibaratkan seperti bunga. Jika dilihat dari konteks

ceritanya, “bunga sunyi” berarti perasaan sunyi tokoh “aku” yang selalu

diliputi kenangan-kenangan manis masa lalunya bersama anak-anak dan

istrinya yang selalu terbayang seperti bunga yang indah.

41) Penjahit kesedihan. (data no. 41)

“Penjahit” dalam KBBI adalah orang yang mata pencahariannya

menjahit pakaian (2005: 451). Kata “kesedihan” adalah perasaan sedih;

duka cita; susah hati (KBBI, 2005: 1009). Sesuai dengan pernyataan Ratna

yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari persamaan dua

kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau tidak langsung

(2011: 115). Dengan demikian, “penjahit kesedihan” dalam kalimat

tersebut tergolong dalam ikon metaforis, karena kesedihan diibaratkan

seperti kain atau pakaian yang bisa dijahit. Jika dilihat dari konteks

ceritanya, “penjahit kesedihan” berarti seseorang yang dapat menghapus

atau menghilangkan rasa sedih. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

95 �

95

Ibu merasa kesepian dan sedih membayangkan Lebaran tanpa

ayahmu. Lalu, diantar pamanmu, ibu mendatangi tukang jahit itu. Ia

menjahit luka hati itu, Nak. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 23).

42) Tukang jahit itu punya jarum dan benang ajaib yang bisa menjahit hatimu

yang sakit. (data no. 42)

43) Bila ada orang sedih yang datang kepadanya, tukang jahit itu akan

menjahit hati orang yang sedang sedih itu. (data no. 43)

44) Ia menjahit luka hati ibu, Nak. (data no. 45)

45) Dengan benang itulah ia dititahkan oleh Nabi Khidir untuk menjahit hati

orang-orang yang sedih menjelang Lebaran. (data no. 47)

“Menjahit” dalam KBBI adalah melekatkan (menyambung,

mengelem, dan sebagainya) dengan jarum dan benang. Sesuai dengan

pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari

persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung (2011: 115). Dengan demikian, “menjahit hati” dalam

kalimat tersebut tergolong dalam ikon metaforis, karena hati diibaratkan

seperti kain atau pakaian yang bisa dijahit. Jika dilihat dari konteks

ceritanya, “menjahit hati” berarti menghilangkan atau menghapus

kesedihan. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Orang tak hanya menginginkan baju saat Lebaran, Nak, tapi juga

ingin bahagia di saat Lebaran.(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 22).

46) Kau tahu, Nak, di tangan tukang jahit itu, kebahagiaan yang robek dan

koyak menjadi seperti selembar kain lembut yang bisa dijahit kembali.

(data no. 44)

“Robek” dalam KBBI adalah terlepas, terputus dari anyaman,

jahitan, dan sebagainya (2005: 959). Kata “koyak” menurut KBBI adalah

cabik; sobek; robek (2005: 599). Sesuai dengan pernyataan Ratna yang

berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari persamaan dua kenyataan

yang didenotasikan sekaligus, langsung atau tidak langsung (2011: 115).

Dengan demikian, “kebahagiaan yang robek dan koyak” dalam kalimat

tersebut tergolong dalam ikon metafora, karena hati diibaratkan seperti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

96 �

96

kain atau pakaian yang bisa dijahit. Jika dilihat dari konteks ceritanya,

“kebahagiaan yang robek dan koyak” berarti kesedihan yang mendalam.

47) Dengan jarum dan benang itulah tukang jahit itu menjahit kembali

kebahagiaan orang-orang….(data no. 46)

48) “Bukan. Menjahitkan kebahagiaan.” (data no. 51)

“Menjahit” dalam KBBI adalah melekatkan (menyambung,

mengelem, dan sebagainya) dengan jarum dan benang. Sesuai dengan

pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metafora dilihat dari

persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung (2011: 115). Dengan demikian, “menjahit kebahagiaan”

dalam kalimat tersebut tergolong dalam ikon metaforis, karena

kebahagiaan diibaratkan seperti kain atau pakaian yang bisa dijahit. Jika

dilihat dari konteks ceritanya, “menjahit kebahagiaan” berarti

menghilangkan atau menghapus kesedihan. Hal tersebut terkait dengan

teks berikut:

Orang tak hanya menginginkan baju saat Lebaran, Nak, tapi juga

ingin bahagia di saat Lebaran.(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 22).

49) Lebaran ke lebaran memang semakin banyak orang kian tenggelam dalam

kekecewaan. (data no. 48)

“Tenggelam” dalam KBBI adalah masuk ke dalam air (2005:

1173). Sesuai dengan pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon

metaforis dilihat dari persamaan dua kenyataan yang didenotasikan

sekaligus, langsung atau tidak langsung (2011: 115). Dengan demikian,

“tenggelam dalam kekecewaan” dalam kalimat tersebut tergolong dalam

ikon metaforis, karena kekecewaan diibaratkan seperti air yang bisa

menenggelamkan. Jika dilihat dari konteks ceritanya, “tenggelam dalam

kekecewaan” mengalami kekecewaan yang mendalam.

50) Mereka ingin menjahitkan kekecewaan mereka kepada tukang jahit itu.

(data no. 49)

“Menjahit” dalam KBBI adalah melekatkan (menyambung,

mengelem, dan sebagainya) dengan jarum dan benang. Sesuai dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

97 �

97

pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari

persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung (2011: 115). Dengan demikian, “menjahit kekecewaan”

dalam kalimat tersebut tergolong dalam ikon metaforis, karena

kekecewaan diibaratkan seperti kain atau pakaian yang bisa dijahit. Jika

dilihat dari konteks ceritanya, “menjahit kekecewaan” berarti

menghilangkan atau menghapus kesedihan.

51) Menjelang lebaran ini, kulihat antrean itu sudah sedemikian mengular

memacetkan jalanan. (data no. 50)

Ular adalah binatang yang memiliki tubuh panjang. Sesuai dengan

pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari

persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung (2011: 115). Dengan demikian, “antrean itu sudah

demikian mengular” dalam kalimat tersebut tergolong dalam ikon

metaforis, karena antrean diibaratkan seperti ular. Jika dilihat dari konteks

ceritanya, “antrean yang sudah mengular” berarti antrean yang

memanjang. Hal tersebut terkait dengan teks berikut ini, yaitu:

Rasanya, inilah antrean terpanjang yang pernah kulihat di kota

ini. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 25).

52) Tentang jarum dan benang yang bisa menjahit kesedihan. (data no. 52)

“Menjahit” dalam KBBI adalah melekatkan (menyambung,

mengelem, dan sebagainya) dengan jarum dan benang. Sesuai dengan

pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari

persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung (2011: 115). Dengan demikian, “menjahit kesedihan”

dalam kalimat tersebut tergolong dalam ikon metaforis, karena kesedihan

diibaratkan seperti kain atau pakaian yang bisa dijahit. Jika dilihat dari

konteks ceritanya, “menjahit kesedihan” berarti menghilangkan atau

menghapus kesedihan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

98 �

98

53) Pelancong kepedihan. (data no. 53)

“Pelancong” dalam KBBI adalah orang yang melancong atau

wisatawan. (2005: 633). Kata “kepedihan” berarti rasa pedih (KBBI, 2005:

841). Sesuai dengan pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon

metaforis dilihat dari persamaan dua kenyataan yang didenotasikan

sekaligus, langsung atau tidak langsung (2011: 115). Dengan demikian,

“pelancong kepedihan” dalam kalimat tersebut tergolong dalam ikon

metaforis. Jika dilihat dari konteks ceritanya, “pelancong kepedihan”

berarti wisatawan yang mengunjungi tempat-tempat yang sedang

mengalami suatu musibah atau bencana. Hal tersebut terkait dengan teks

berikut:

Para pelancong mengunjungi kota kami untuk menyaksikan

kepedihan. Mereka datang untuk menonton kota kami yang hancur.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 127).

54) Mereka menyukai wajah kami yang keruh dengan kesedihan. (data no. 54)

“Keruh” dalam KBBI adalah buram karena kotor; tidak bening;

tidak jernih (2005: 557). Sesuai dengan pernyataan Ratna yang

berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari persamaan dua kenyataan

yang didenotasikan sekaligus, langsung atau tidak langsung (2011: 115).

Dengan demikian, “wajah yang keruh” dalam kalimat tersebut tergolong

dalam ikon metaforis. Jika dilihat dari konteks ceritanya, “wajah yang

keruh” wajah yang mengekspresikan kesedihan. Hal tersebut terkait

dengan teks berikut:

Kadang mereka mengajak kami berfoto. Dan kami harus tampak

menyedihkan dalam foto-foto mereka. Karena memang untuk itulah

mereka mengajak kami berfoto bersama. Mereka tak suka bila kami

melihat tak menderita. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 28).

55) Jangan khawatir, kami pasti akan menyambut kedatanganmu dengan

kalungan bunga air mata. (data no. 55)

“Kalungan bunga air mata” dalam teks tersebut merupakan ikon

metaforis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ratna yang berpendapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

99 �

99

bahwa ikon metaforis dilihat dari persamaan dua kenyataan yang

didenotasikan sekaligus, langsung atau tidak langsung (2011: 115). Jika

dilihat dari konteks ceritanya, “kalungan bunga air mata” berarti siapa pun

yang mengunjungi kota yang hancur tersebut, pasti akan mendapati tangis

kesedihan dari para korban bencana. Hal tersebut terkait dengan teks

berikut:

Lalu, mereka memotret mayat-mayat yang tertimbun balok-balok

dan batu bata. Mengais reruntuhan untuk menemukan barang-barang

berharga yang bisa mereka simpan sebagai kenangan. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 31).

56) Seperti capung ia melintas halaman. (data no. 56)

Kata “seperti capung” di atas dapat digolongkan sebagai ikon

terutama, yaitu sebagai ikon metaforis. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari

persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung. (2011: 115). Seorang anak bernama Beningnya dalam

kalimat tersebut diibaratkan seperti capung, sementara “Capung” dalam

KBBI disebutkan bahwa capung adalah serangga yang bersayap dua

pasang dan berbadan panjang (2005: 194). Kalimat tersebut berarti

Beningnya diibaratkan seperti capung karena ia berlari dengan cepat

seperti capung untuk segera melihat kotak pos. Hal tersebut juga berkaitan

dengan kalimat sebelumnya, yaitu:

Mobil jemputan sekolah belum lagi berhenti, Beningnya langsung

meloncat menghambur. “Hati-hati! teriak sopir. Tapi, gadis kecil itu

malah mempercepat larinya.(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 35).

57) Marwan melihat mata Beningnya berkaca-kaca. (data no. 57)

Kata “Mata Beningnya berkaca-kaca” di atas dapat digolongkan

sebagai ikon terutama, yaitu sebagai ikon metaforis. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat

dari persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung. (2011: 115).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

100 �

100

“Berkaca-kaca” pada kalimat di atas menurut KBBI adalah kiasan

dari berlinang-linang (2005: 486). Mata Beningnya berkaca-kaca berarti

Beningnya menangis karena mengetahui bahwa kartu pos yang ia terima

bukanlah dari mamanya. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

“Ini bukan kartu pos dari Mama!” jari mungilnya menunjuk kartu

pos itu. “ Ini bukan tulisan Mama…”

Marwan tak berani menatap mata anaknya ketika Beningnya terisak dan

berlari ke kamarnya. (Cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41).

58) “Permen akan selalu mengingatkanmu bahwa hidup ini manis dan patut

kamu nikmati, “ kata mamanya.(data no. 58)

59) “Karenanya kamu harus bersyukur bila hidup memberimu nasib yang

manis, penuh warna, dan menyenangkan seperti permen.” (data no. 59)

Kata “permen” di atas dapat digolongkan sebagai ikon terutama,

yaitu sebagai ikon metaforis. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ratna

yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari persamaan dua

kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau tidak langsung

(2011: 115). Dalam kalimat tersebut, kehidupan diibaratkan seperti

permen, dalam KBBI “permen” berarti gula-gula yang bau dan rasanya

mengandung campuran minyak perangsang (dari tumbuhan) (2005: 862).

Kehidupan diibaratkan seperti permen karena permen memiliki rasa yang

manis, seperti itulah hidup yang dialami oleh keluarga Neal yang

memberinya hidup layak dan nyaman. Hal tersebut terkait dengan teks

berikut:

Neal tak akan pernah lupa; di ruang tengah, tempat biasanya

Papa, Mama, dan kakak-adiknya berkumpul menonton televise, selalu

tersedia sekotak aneka permen. (cerpen Permen, hlm. 43).

60) “Bukankah mengubah kesedihan menjadi permen itu cara yang luar

biasa?” (data no. 60)

Kata “mengubah kesedihan menjadi permen” di atas dapat

digolongkan sebagai ikon terutama, yaitu sebagai ikon metaforis. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

101 �

101

metaforis dilihat dari persamaan dua kenyataan yang didenotasikan

sekaligus, langsung atau tidak langsung (2011: 115). “Mengubah

kesedihan menjadi permen” apabila dilihat dari konteks ceritanya, berarti

orang-orang miskin yang penuh kesedihan dalam cerita itu memproduksi

permen untuk mendapatkan penghasilan.

61) Kita bisa mengekspor permen penderitaan itu ke banyak negara. (data no.

61)

Kata “permen penderitaan” di atas dapat digolongkan sebagai ikon

terutama, yaitu sebagai ikon metaforis. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari

persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung (2011: 115). Jika dilihat dari konteksnya, yang

dimaksudkan dengan “permen penderitaan” adalah permen yang

diproduksi oleh orang-orang miskin yang menderita, kemudian dijajakan

untuk mendapatkan penghasilan.

62) “Kamu mungkin menganggap permen ini tak enak hanya karena dibuat

dari adonan penderitaan. (data no. 42)

Kata “adonan penderitaan” di atas dapat digolongkan sebagai ikon

terutama, yaitu sebagai ikon metaforis. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Ratna yang berpendapat bahwa ikon metaforis dilihat dari

persamaan dua kenyataan yang didenotasikan sekaligus, langsung atau

tidak langsung (2011: 115). Jika dilihat dari konteks ceritanya, “adonan

penderitaan” adalah adonan yang dibuat dari tangan-tangan orang yang

mengalami penderitaan dalam tokoh ini, yaitu orang-orang miskin. Hal

tersebut terkait dengan teks berikut:

Orang-orang miskin yang hidup di kampong-kampung kumuh

pinggiran kota membuat permen itu dengan cara menampung kesedihan

mereka. Mungkin proses pembuatan permen di situ sudah berlangsung

lama. Kesedihan dan kegetiran hidup yang mereka rasakan sehari-hari

mereka peras menjadi keringat yang ditampung ke dalam panci-panci

rongsokan, kemudian diolah dan dimasak di atas tungku-tungku

penderitaan. Mencampurnya dengan gelatin agar kental, memberinya

sedikit gula, pewarna, dan pengawet. (cerpen Permen, hlm. 47).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

102 �

102

63) Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia. (data no. 63)

64) …tampak sepotong bibir yang tergolek, seolah tengah berbaring di bawah

cahaya senja. (data no. 70)

65) Sepotong bibir! (data no. 68)

Bibir adalah salah satu bagian tubuh yang memiliki fungsi untuk

berbicara. Apabila dilihat dari konteksnya, “sepotong bibir” dalam kalimat

tersebut melambangkan sosok pembual atau pembohong. Hal tersebut

terkait dengan teks berikut:

“Itu pasti bibir calon Presiden!”

“Itu bibir Tukang Kibul.” (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia, hlm. 69).

66) …sembari sesekali mencuri pandang ke wajah Tukang Pos itu.(data no.

64)

Mencuri dalam KBBI adalah melakukan dengan sembunyi-

sembunyi dan berusaha supaya tidak diketahui orang lain (2005: 225).

Mencuri pandang dalam kutipan tersebut berarti memandang dengan cara

sembunyi-sembunyi tanpa diketahui oleh orang yang dipandang.

67) Pastilah ia tampak seperti gadis kencur yang baru saja menerima surat

cinta. (data no. 65)

Gadis kencur dalam KBBI berarti gadis yang belum banyak

pengalaman, belum banyak mengetahui dunia luar (2005: 543).

Kegembiraan Maneka seperti baru saja mendapatkan surat cinta pertama.

Padahal apabila dilihat dari pengalamannya, ia sudah pernah bersuami. Hal

tersebut terkait dengan teks berikut:

Padahal kala itu ia telah bersuami! Tapi, mata itu. Mata itu

sungguh membuat Maneka tak bisa melupakannya, dank arena itu memilih

meninggalkan suaminya. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,

hlm. 58).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

103 �

103

68) Saat ia melihat mata laki-laki itu menatapnya, saat itu pula ia merasa

terhanyut oleh cinta. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm.

58)

Hanyut dalam KBBI berarti terbawa oleh arus (2005: 387). Sesuai

dengan konteksnya, terhanyut oleh cinta berarti Maneka terlalu asyik

merasakan cintanya pada Sukab hingga melupakan statusnya sebagai

seorang istri. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Mata itu sungguh membuat Maneka tak bisa melupakannya, dan

karena itu memilih meninggalkan suaminya. (cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia, hlm. 58).

69) Ia terus mengendus jejak Sukab, berharap, suatu kali, bertemu laki-laki itu

kembali di sebuah warung tuak atau di tepi pantai.…(data no. 66)

Mengendus dalam KBBI berarti mencium (2005:302). Mengendus

jejak Sukab dalam kutipan tersebut berarti mengikuti setiap jejak Sukab

untuk mengetahui keberadaannya. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Ia membayangkan suatu hari laki-laki itu akan merasa lelah

mengembara, dan ia menemukannya terbaring sekarat dan kesepian di

losmen murahan penuh lipan dan kecoa. Alangkah bahagianya bila saat

itu akhirnya memang tiba, dan ia ada di samping laki-laki itu. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 59).

70) …sebelum akhirnya kematian mengecup kelopak matanya yang rapuh dan

lelah. (data no. 67)

Kematian mengecup kelopak matanya berarti kematian datang

menghampiri. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Membiarkan kepala laki-laki itu terkulai di pangkuannya,

merasakan sisa hangat tubuh laki-laki mengeropos itu dalam

pelukannya.…(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 59)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

104 �

104

71) Senja yang keemasan menyepuh puncak-puncak gedung

menjulang.…(data no. 69)

Kata menyepuh dalam kalimat tersebut berarti pengungkapan

warna keemasan yang dipancarkan dari sinar matahari di senja hari seperti

warna emas yang menyepuh benda-benda yang dilaluinya.

72) Seperti kudengar suara lolong menyayat orang sekarat. (data no. 71)

Lolong menyayat orang sekarat dalam kalimat tersebut berarti

suara jeritan yang mengerikan seperti jerit kesakitan orang yang sekarat.

73) Gerbangnya yang menjulang bagai mulut raksasa menganga mengisap

orang-orang yang lalu-lalang. (data no. 72)

Mulut raksasa menganga dalam kutipan tersebut berarti mal yang

megah dan menarik perhatian banyak orang untuk mengunjunginya. Hal

tersebut terkait dengan teks berikut:

Tapi, di situ, kini aku melihat sebuah mal yang megah. (cerpen

Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 86)

74) …lorong yang berkelok-kelok, membuatku merasa seperti menyusuri

labirin kesunyian yang pastilah akan membuatku tersesat bila sendirian.

(data no. 73)

Labirin dalam KBBI berarti tempat yang penuh dengan jalan dan

lorong yang berliku-liku dan simpang siur (2005: 621). Labirin kesunyian

dalam kutipan tersebut merupakan penekanan dari suasana lorong yang

sepi dan gelap tanpa cahaya, siapa pun yang baru pertama melewatinya

pasti akan tersesat.

75) Hujan yang biru pekat membuat jalanan menggigil, dan angin yang buruk

seperti kaleng rombeng yang bergerompyangan menabrak-nabrak dinding.

(data no. 74)

Menggigil dalam KBBI berarti gemetar karena kedinginan,

demam, ketakutan (2005: 363). Jalanan menggigil dalam kutipan tersebut

menggambarkan suasana kota pada malam hari yang sedang diguyur hujan

dan angin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

105 �

105

76) Siang tak cuma menyengat.…(data no.75)

Menyengat dalam KBBI berarti memberikan rasa seperti tertusuk.

Menyengat dalam kutipan tersebut menggambarkan panasnya sinar

matahari pada siang itu.

77) Lidah panasnya menjilati langit.…(data no. 76)

Lidah panasnya menjilati langit dalam kutipan tersebut

menggambarkan kobaran api yang membakar bangunan gereja dan

terdapat massa yang berlindung dari kekerasan yang dilakukan tentara di

dalamnya. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Jika hingga tengah malam orang-orang tak mau keluar dari

gereja, para tentara itu segera membakarnya. Api dengan cepat berkobar

membakar gereja. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm.

110).

78) Matahari selalu kemerahan, menyepuh permukaan danau, dengan alun

yang menggelombang pelan, seakan kristal-kristal emas mengapung di

permukaannya. (data no. 78)

79) Matahari selalu kemerahan, menyepuh permukaan danau, dengan alun

yang menggelombang pelan, seakan kristal-kristal emas mengapung di

permukaannya. (data no. 79)

80) Matahari selalu kemerahan, menyepuh permukaan danau, dengan alun

yang menggelombang pelan, seakan kristal-kristal emas mengapung di

permukaannya. (data no. 80)

Ikon-ikon tersebut menggambarkan keindahan alam yang terdapat

di sekitar danau. Cahaya matahari yang menyinari air pada permukaan

danau terlihat seperti menyepuh permukaan danau sehingga berwarna

keemasan.

81) Betapa waktu yang berdenyut lembut membuat perasaannya terhanyut.

(data no. 81)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

106 �

106

82) Ia merasakan waktu yang beringsut berdenyut, dan cahaya mengusapnya

lembut. (data no. 82)

Kutipan di atas menggambarkan detik-detik kematian yang tengah

ditunggu oleh tokoh laki-laki dalam cerita itu. Waktu yang berdenyut

dalam kutipan di atas sama artinya dengan waktu yang terus berjalan.

83) Lewat jendela yang ia biarkan terbuka, ia bisa merasakan senyum bunga-

bunga. (data no. 83)

Kutipan di atas menggambarkan suasana pagi hari ketika tokoh

laki-laki dalam cerita itu sedang menunggu saat kematiannya. Ia

merasakan pagi itu terasa begitu indah, senyum bunga-bunga berarti taman

yang ada di balik jendela kamarnya terasa berseri-seri.

84) Aku bayangkan maut mengecup keningnya pelan, dan ia tersenyum. (data

no. 84)

Maut mengecup keningnya dalam kutipan di atas berarti kematian

telah datang menjemput tokoh laki-laki dalam cerita tersebut. Kematian itu

seperti sebuah kecupan yang manis dan lembut sehingga tidak menyisakan

rasa sakit dan tokoh laki-laki pun tersenyum ketika maut menjemputnya. .

85) Lalu, wajah-wajah yang samar diingatnya, serpihan kenangan masa kecil

di ladang dan pekarangan. (data no. 85)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh “ia” sedang

melamunkan ibunya. Ingatan yang terbayang dalam ingatan tokoh “ia”

tentang kenangannya di masa kecil diibaratkan seperti serpihan atau

penggalan cerita yang ada dalam memorinya.

86) “Kalau kamu miskin, kamu akan punya cukup tabungan penderitaan, yang

bisa digunakan untuk membiayaimu sepanjang hidup.…” (data no. 86

87) …Kamu bakalan punya cadangan kesedihan yang melimpah. Jadi, kamu

nggak kaget kalau susah.” (data no. 87)

Tabungan penderitaan dalam kutipan tersebut berarti kebiasaan

hidup menderita akan memberikan pengalaman tertentu pada seseorang

untuk bisa bertahan dalam menjalani hidupnya. Pengalaman yang terbiasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

107 �

107

hidup dengan menderita akan menjadikan kita kuat ketika suatu saat kita

menghadapi penderitaan lagi sehingga tidak akan ada perasaan terkejut.

88) “Apa dikira kita nggak tahu, itu kan akal bulus biar dapat sumbangan.”

(data no. 88)

Akal bulus dalam kutipan di atas merupakan kiasan dari tipu

muslihat atau kelicikan (KBBI, 2005: 18). Tokoh orang miskin yang telah

meninggal dan kemudian hidup kembali dianggap oleh para warga

setempat sebagai tipu muslihat orang miskin tersebut untuk mendapatkan

sumbangan dari para warga sekitar. Hal tersebut terkait dengan teks

berikut:

“Dasarnya dia emang suka menipu, kok! Ingat nggak, dulu ia

sering keliling minta sumbangan, pura-pura buat bikin masjid. Padahal

hasilnya ia tilep sendiri.” (cerpen Perihal Orang Miskin yang Bahagia,

hlm. 166).

b. Indeks

Indeks-indeks yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia karya Agus Noor memiliki beberapa makna, yaitu

penggambaran perasaan para tokoh, penggambaran latar tempat yang ada

dalam cerita, dan penggambaran watak para tokoh.

1) Penggambaran Perasaan Para Tokoh

a) Penggambaran Perasaan Sedih

Perasaan sedih dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

merasa sangat pilu di hati atau susah hati (2005: 1009). Indeks yang

berupa penggambaran perasaan sedih, yaitu:

(1) Mamanya memang sering menangis terisak malam-malam. Ia pun

selalu menangis melihat mamanya menangis. (data no. 92)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menandai bahwa anaknya

(Sandra) merasa sedih ketika melihat mamanya yang menangisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

108 �

108

kehidupannya yang menjadi seorang pelacur. Meskipun, Sandra

tidak mengetahui pekerjaan mamanya, sebagai seorang anak

tentunya akan tetap merasa sedih ketika melihat orang tuanya

menangis, begitu juga dengan Sandra. Hal tersebut juga dijelaskan

pada teks selanjutnya, yaitu:

Tapi, Sandra berusaha menahan tangisnya karena

mamanya pasti akan langsung membentak bila tahu ia menangis.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 4)

(2) Tapi, Sandra berusaha menahan tangisnya karena mamanya pasti

akan langsung membentak bila ia menangis. “Jangan cengeng,

anak setan!” (data no. 93)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan. (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menunjukkan bahwa

mama Sandra marah terhadap Sandra karena dia menangis

sehingga mamanya pun membentak Sandra dengan kata-kata yang

kasar. Hal tersebut terkait dengan teks selanjutnya, yaitu:

“Jangan cengeng, anak setan! Kadang teriakan itu disertai

lemparan kaleng bir yang segera bergemerontangan di lantai yang

penuh puntung dan debu rokok. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 4).

(3) Kadang tanpa sadar di tengah-tengah cerita yang dibacakannya air

mata mamanya menetes. (data no. 96)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan. (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menandakan mama

Sandra merasa sedih ketika teringat hidupnya yang hina sebagai

seorang pelacur. Dia merasa tidak pantas menjadi seorang ibu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

109 �

109

dengan keadaannya yang demikian. Hal tersebut terkait dengan

teks selanjutnya, yaitu:

“Kenapa Mama menangis?” (cerpen Empat Cerita Buat

Cinta, hlm. 5)

(4) Di kolong ranjang, Sandra terisak pelan, “Mama…Mama…”

Pipinya basah air mata. (data no. 98)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menunjukkan kesedihan

Sandra, karena dia dipindahkan ke kolong ranjang oleh mamanya

ketika dia sedang tidur di samping mamanya. Padahal saat itu

Sandra sesungguhnya belum tidur, dia hanya pura-pura tidur.

Kesedihan Sandra semakin menjadi karena mamanya

memindahkannya ke kolong ranjang dikarenakan ada tamu laki-

lakinya yang datang untuk minta dilayani mamanya. Hal tersebut

terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Sandra tak pernah lupa ketika suatu malam mamanya

pelan-pelan memindahkannya ke kolong ranjang dan mengira ia

sudah tertidur, padahal ia bisa mendengar suara mamanya dan

laki-laki itu di atas ranjang, juga suara dengus sebal mamanya

ketika akhirnya laki-laki itu mendengkur keras sekali. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 7)

(5) Tapi, ketika selepas pukul 02.00 dini hari Sandra mendengar deru

mobil laki-laki itu keluar dari rumahnya, ia benar-benar tak kuasa

menahan air matanya. (data no. 102)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan. (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menunjukkan kesedihan

yang dirasakan Sandra karena laki-laki yang ia cintai dan harapkan

dapat mendampinginya setiap saat pergi begitu saja ketika Sandra

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

110 �

110

tertidur. Selain itu, kesedihannya juga dikarenakan status yang

disandangnya hanyalah istri simpanan dari laki-laki tersebut

sehingga ia tak kuasa menahan air matanya. Hal tersebut terkait

dengan teks selanjutnya, yaitu:

Dulu, saat seusia Bita, Sandra selalu berpura-pura tertidur

ketika ada laki-laki keluar-masuk rumahnya. Apakah Bita kini juga

pura-pura tak mendengar suara mobil itu pergi? (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 11).

(6) Sandra merasa bantalnya basah. Ia berharap, sungguh-sungguh

berharap, para peri pemetik air mata itu muncul malam ini. (data

no. 10)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). “Sandra merasa bantalnya basah” kata

tersebut berarti bahwa Sandra menangis. Kalimat tersebut

menggambarkan kesedihan Sandra terkait dengan teks sebelumnya,

yaitu karena laki-laki yang ia cintai pergi dari rumahnya tengah

malam ketika ia pura-pura terlelap tidur. Sandra pun menyadari

bahwa ia hanya istri simpanan dari laki-laki itu. Kalimat tersebut

terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Sandra kembali merasakan saat-saat paling sedih masa

kanak-kanaknya, saat ia tahu kalau ibunya pelacur. Sungguh, ia

tak ingin Bita tahu, kalau ibunya hanya istri simpanan. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 11).

(7) Andai ada Ren, pasti akan dikisahkannya gambar-gambar di kartu

pos itu hingga Beningnya tertidur. (data no. 123)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat pengandaian tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

111 �

111

mengisyaratkan kesedihan dan kerinduan Marwan yang pada Ren,

istrinya. Ia berharap Ren akan bercerita tentang gambar-gambar

dalam kartu pos yang ia kirimkan pada Beningnya. Hal tersebut

terkait dengan kalimat-kalimat sebelumnya, yaitu:

Ia mencoba menarik perhatian Beningnya dengan memutar

DVD Pokoyo, kartun kesukaannya. Tapi, Beningnya terus sibuk

memandangi gambar-gambar kartu pos itu. Sudut kota tua. Siluet

menara dengan burung-burung melintas langit jernih. Sepeda yang

berjajar di tepian kanal. Pagoda kuning keemasan. Deretan kafe

payung,…. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 39)

(8) Mereka sedih, dan kembali beterbangan memetiki biji-biji buah

yang bergelantungan.…(data no. 138)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kesedihan yang dirasakan mereka (peri-

peri) disebabkan karena biji-biji buah yang dijadikan bantal

menghilang dicuri nenek sihir. Hal tersebut terkait dengan kalimat

sebelumnya, yaitu:

Saat peri-peri mungil lelap itulah, seorang nenek sihir

mengambili bantal-bantal itu dengan teramat hati-hati dan pelan,

agar peri-peri mungil itu tak terbangun, kemudian

mengumpulkannya dalam keranjang. (cerpen Permen, hlm. 44)

(9) Ada perasaan sendu ketika kudengar itu. (data no. 179)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

kesedihan tokoh “aku” setelah mengetahui bahwa gereja yang dulu

sering ia kunjungi kini masih ada, tetapi dijadikan sebagai tugu

kenangan. Hal tersebut terkait dengan cerita gadis cilik pada teks

sebelumnya, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

112 �

112

“Kau tahu,” katanya, “itu satu-satunya gereja yang masih

berdiri!” Mungkin tepatnya, itulah satu-satunya gereja yang

sengaja dibiarkan berdiri, boleh jadi sebagai tugu kenangan.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 93)

(10) Ia begitu membenciku dan tak pernah mau menatapku. (data no.

180)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa

tokoh “ia” yang begitu membenci tokoh “aku” sampai-sampai “ia”

tidak mau menatap tokoh “aku”. Hal tersebut terkait dengan

keadaan tokoh “aku” yang tidak memiliki bola mata, hal itu juga

terdapat pada teks sebelumnya, yaitu:

Ketika sepasang malaikat membawa rohku turun dari

langit, mereka bergantian membisikkan nasib yang akan kujalani.

Kemudian ditiupkan rohku pada rahim perempuan yang akan

menjadi ibuku. Seperti tanah liat yang mulai terbentuk,

disematkannya tangan dan kaki pada tubuhku, diberinya aku

degup jantung. Aku senang sekali ketika sepasang malaikat itu

mulai memberiku telinga, mulut, dan hidung. Kemudian,

ditunjukkan kepadaku sepasang mata yang indah, dan berkata,

“Mata ini akan membuatmu jelita. Tapi kau akan menderita

karenanya.”

Lalu, kukatakan pada malaikat itu,”Biarlah aku tak punya

mata saja.” (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm.

96-97)

(11) Selalu, dengan mata yang layu, ibu menceritakan kejadian itu.

(data no. 187)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

kesedihan tokoh ibu ketika menceritakan kejadian masa lalu yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

113 �

113

menewaskan suaminya yang merupakan ayah dari tokoh “aku”.

Hal tersebut terkait dengan teks selanjutnya, yaitu:

Seorang wartawan yang ketahuan sedang merekam

kejadian itu langsung disumpal mulutnya dengan granat yang

segera meledak dalam mulutnya. Orang-orang kemudian berlarian

masuk gereja, berlindung dan bersembunyi hingga malam

sementara tentara terus mengepung dan berjaga-jaga…

Jika hingga tengah malam orang-orang tak mau keluar dari

gereja, para tentara itu segera membakarnya. Api dengan cepat

berkobar membakar gereja. Lidah panasnya menjilati langit yang

penuh ketakutan dan jeritan. Ayahmu ada di dalam gereja itu, Nak,

bersama puluhan orang lainnya. (cerpen Cerita yang Menetes dari

Pohon Natal, hlm. 109-110)

(12) Sesekali air matanya bergulir jatuh, menetes di atas kertas, dan

segera terserap genangan danau yang kian meluas. (data no. 209)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

kesedihan yang dialami bocah itu karena ingin pergi ke tempat

seperti yang ia gambarkan. Hal tersebut terkait dengan teks

sebelumnya, yaitu:

Ia ingin pergi ke danau itu, sendiri. Ia tak ingin seorang

pun datang ke tempat itu. Ia berjanji akan menembak siapa pun

yang datang ke tempat itu dengan tangannya, sebagaimana ia

pernah, pada bagian lima, menembak kawannya. Ia terus

menggambar, seakan hendak mengabadikan semua keindahan

kenangan. (cerpen Cerita yang Menentes dari Pohon Natal, hlm.

129)

(13) Marwan tak berani menatap mata anaknya ketika Beningnya

terisak, dan berlari ke kamarnya. (data no. 129)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

kesedihan dan keputusasaan Marwan karena melihat anaknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

114 �

114

menangis setelah mengetahui kartu pos yang ia terima bukan dari

mamanya. Hal tersebut juga terkait dengan kalimat selanjutnya,

yaitu:

Bahkan, membohongi anaknya saja ia tak bisa! Barangkali

memang harus berterus terang. Tapi, bagaimanakah menjelaskan

kematian kepada anak seusianya? (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 41)

(14) Di pintu, kusaksikan mata istrimu berlinang. (data no. 172)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kutipan tersebut menggambarkan

kesedihan tokoh istri yang baru saja ditinggal mati oleh suaminya.

Hal tersebut sesuai dengan kutipan berikut:

Aku jadi ingat pada sore seusai pemakaman. Para pelayat

baru saja menguburkanmu.(cerpen 20 Keping Puzzle Cerita, hlm.

76).

(15) Suara tangis yang terus mengisak membuat orang bercakap-cakap

dengan suara tertahan. (data no. 216)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan suasana

duka yang terjadi karena seorang ibu yang ditinggal oleh anaknya

telah meninggal. Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya,

yaitu:

Sementara, ia pergi mengembara dari kota ke kota, dari

malam ke malam, dari sunyi ke sunyi, mereka terus menunggu

kedatangannya. Jenazah itu terus dibaringkan di ruang tengah.

Setiap hari para tetangga datang melayat. Duduk menggerombol

dan mengobrol. Sedang ia, saat itu, mungkin sedang tidur dengan

seorang pelacur di gudang pelabuhan. (cerpen Variasi bagi

Kematian yang Seksi, hlm. 146)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

115 �

115

(16) Kau ingin menangis entah kenapa. (data no. 213)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003:65). Kalimat tersebut menggambarkan

keresahan tokoh “kau” karena ia merasa iri dengan tokoh “aku”

yang bisa mengetahui waktu kematiannya. Hal tersebut terkait

dengan teks selanjutnya, yaitu:

Yang pasti bukan karena kehilangan. Kau hanya merasa

betapa menyenangkan bisa mengetahui kematian sendiri. Karena

itu, kau pun dulu tampak iri ketika aku bercerita betapa aku telah

mengetahui kapan aku mati. (cerpen Variasi bagi Kematian yang

Seksi, hlm. 140)

(17) Meski sesekali ada juga orang yang kelepasan tertawa, entah

menertawakan apa. Tetapi, segera orang itu menutup mulut, seperti

hendak membunuh makhluk ganjil yang mendadak masuk ke

dalam mulutnya. (data no. 217)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan suasana

duka sehingga seharusnya sebagai sikap hormat seseorang

hendaknya menghargai kedukaan yang sedang terjadi dengan tidak

tertawa bukan pada tempatnya.

(18) Dari dalam rumah, isak tangis membuat para pelayat bercakap

dengan tertahan. (data no. 218)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

116 �

116

para pelayat menghormati suasana duka yang tengah terjadi

sehingga mereka menahan suara mereka saat bercakap-cakap

dengan sesame pelayat lain.

(19) Tapi, beberapa orang segera mendesis memberi isyarat agar segera

berhenti tertawa. (data no. 219)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa

seseorang yang mendesis tersebut sedang memberikan tanda atau

peringatan pada seseorang yang tertawa untuk segera

menghentikan tawanya karena suasana saat itu sedang berduka.

(20) Ketika akhirnya tanah itu telah menggunduk, dan orang-orang

pulang, ia masih berdiri dirajam sunyi; tak yakin pada prosesi yang

baru saja dijalani. (data no. 221)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa

para pelayat merasa lega karena anak dari jenazah sudah tiba dan

itu berarti jenazah tersebut akan segera dikuburkan sehingga para

pelayat tidak perlu melayat setiap hari seperti beberapa waktu yang

lalu hanya untuk menunggu kedatangan anaknya. Hal tersebut

terkait dengan teks selanjutnya, yaitu:

Seakan mereka terbebas dari kewajiban yang membuat

mereka terbelenggu. Tanpa seorang pun berkata-kata, jenazah

segera dimandikan. Doa dan sambutan yang diucapkan tergesa,

semua lewat begitu saja di telinganya. Lalu, keranda bergerak, ia

jalan menunduk di belakangnya. Semua berjalan dalam diam,

membuat kuburan jadi rumah kesunyian yang mereka masuki

dengan gemetar. Jenazah diturunkan ke liang lahat, dikubur tanpa

percakapan. (cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 148)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

117 �

117

(21) Mendengar itu istrinya berkaca-kaca. (data no. 228)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

kesedihan istri dari orang miskin setelah mendengar perlakuan

pihak rumah sakit yang diterima suaminya. Hal tersebut terkait

dengan teks sebelumnya, yaitu:

“Beginilah enaknya jadi orang miskin,” batinnya, “dapat

fasilitas gratis tidur di lantai.” Dan orang miskin itu dibiarkan

menunggu berhari-hari. Setelah tanpa diperiksa dokter, ia disuruh

pulang. “Anda sudah sembuh,” kata perawat, lalu memberinya

obat murahan. Orang miskin itu pulang dengan riang. (cerpen

Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 163)

(22) Sejak peristiwa itu, kuperhatikan, ia jadi sering murung. (data no.

231)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

kesedihan orang miskin karena setelah peristiwa tempo hari ketika

ia berpura-pura mati, kini orang-orang di sekitarnya mengolok-

oloknya. Hal tersebut terkait dengan teks sebelum dan selanjutnya,

yaitu:

Karena merasa hanya bikin susah dan merepotkan, orang

miskin itu pun memutuskan untuk hidup kembali…

Mungkin karena banyak orang yang kini selalu mengolok-oloknya.

(cerpen Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm. 166)

b) Penggambaran Perasaan Takut

Perasaan takut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan

mendatangkan bencana (2005: 1125). Indeks yang berupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

118 �

118

penggambaran perasaan takut para tokoh dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

(1) Bayangan yang tak ingin kau kekalkan dalam ingatan, tetapi selalu

muncul seperti gedoran tengah malam. Mengejutkan dan

membuatmu tergeregap ketakutan. (data no. 104)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan. (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

perasaaan takut dan trauma dari tokoh aku dalam cerita tersebut

karena anak-anak dan istrinya tewas dengan cara mengenaskan di

rumahnya sendiri. Bayang-bayang mayat anak-anak dan istrinya

yang ia temukan tergeletak di lantai rumahnya dengan bercucuran

darah membuatnya merasa ngeri jika mengingatnya, kengerian itu

oleh pengarang diibaratkan seperti gedoran di tengah malam. Hal

tersebut terkait dengan teks selanjutnya, yaitu:

Tapi, malam itu aku menemukan rumah begitu ganjil. Pintu

setengah terbuka dan darah berceceran di lantai. Perabotan

terguling berantakan. Asih tertelungkup dengan kepala pecah. Ida,

Renaldi, Inan, dan Betita—anak –anakku tercinta—terkapar

dengan mata terbelalak. Seakan ketakutan masih lekat di kelopak

mata mereka. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 13).

(2) Cara istri dan anak-anakku mati, selalu membuatku merinding.

(data no. 107)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan. (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut mengungkapkan

kengerian dan ketakutan tokoh aku yang menyaksikan anak-anak

dan istrinya mati dengan sangat mengenaskan di rumahnya sendiri.

Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Tapi, malam itu aku menemukan rumah begitu ganjil. Pintu

setengah terbuka dan darah berceceran di lantai. Perabotan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

119 �

119

terguling berantakan. Asih tertelungkup dengan kepala pecah. Ida,

Renaldi, Inan, dan Betita—anak –anakku tercinta—terkapar

dengan mata terbelalak. Seakan ketakutan masih lekat di kelopak

mata mereka. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 13).

(3) Lalu, gadis itu hanya bisa merasakan betapa kerongkongannya

seketika kering dan segumpal jerit membuat lehernya sesak ketika

gerombolan pemuda menyeretnya masuk ke dalam bangunan

kosong terbengkalai. (data no. 108)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

ketakutan sang gadis karena segerombolan pemuda membawanya

dengan paksa ke dalam bangunan kosong sehingga

kerongkongannya terasa kering dan sesak. Hal tersebut terkait

dengan teks sebelumnya, yaitu:

Sepasang kekasih yang berjalan sambil bergandengan

tangan tiba-tiba dihampiri segerombolan pemuda. Gadis itu panik.

Tanpa babibu gerombolan itu memukuli kekasihnya hingga

terkapar dalam got. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 15).

(4) Dengan gemetar, Maneka memegangi bibir itu. (data no. 156)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

kecemasan Maneka setelah mengetahui isi di dalam kotak dari

Sukab yang di dalamnya tidak dilampirkan surat atau penjelasan

apa pun mengenai sepotong bibir yang ia terima. Hal tersebut

terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Bila saja Maneka bisa menghubungi Sukab, pasti ia sudah

menanyakan itu semua. Agar ia tak cemas sekaligus penasaran

seperti ini. Maneka seperti mendengar bibir itu mendesis, seperti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

120 �

120

berbisik, seperti ingin mengatakan sesuatu.(cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia, hlm. 61)

(5) Nyaris saja ia menjerit dan melemparkannya ketika bibir itu

mendadak menggeliat, seperti ekor cicak yang memberontak ingin

dilepaskan.(data no. 157)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa

Maneka terkejut pada sepotong bibir dari Sukab yang bisa berpolah

tingkah seperti cicak dan menggeliat.

(6) “Ada apa?” Marwan mendapati Bik Sari yang pucat. (data no.

131)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

ketakutan atau kekhawatiran Marwan yang mendapati Bik Sari

dalam keadaan pucat karena telah terjadi sesuatu yang aneh di

kamar Beningnya. Hal tersebut terkait dengan kalimat selanjutnya,

yaitu:

Ada cahaya terang keluar dari celah pintu yang bukan

cahaya lampu. Cahaya yang terang keperakan. Dan ia mendengar

Beningnya yang cekikikan riang, seperti tengah bercakap-cakap

dengan seseorang. Hawa dingin bagai merembes dari dinding.

Bau wangi yang ganjil mengambang. Dan cahaya itu makin

menggenangi lantai. Rasanya ia hendak terserap amblas ke dalam

kamar. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41-42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

121 �

121

(7) Mungkin perempuan itu menjerit meronta berusaha melepaskan

diri, hingga para petugas itu langsung marah dan mulai

memukulinya, menyeret dan menyilet bibirnya, kemudian

membuangnya begitu saja. (data no. 159)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut merupakan kalimat dari

pemikiran Maneka mengenai asal sepotong bibir itu, rasa

penasaran dan pikiran Maneka yang penuh tanda tanya

membuatnya menebak-nebak. Hal tersebut terkait dengan teks

sebelumnya, yaitu:

Mungkin itu bibir seorang perempuan yang suatu malam

pulang larut dan berdiri di halte menunggu angkutan kota, tetapi

mendadak muncul sepatroli petugas keamanan yang langsung

menangkap dan menuduhnya perempuan malam yang tengah

menjajakan diri. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,

hlm. 62)

(8) Menceritakan bagaimana kini setiap malam ia selalu tergeragap

bangun dan mendapati bibir itu gentayangan dalam kamar. (data

no. 160)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menunjukkan ketakutan

Maneka terhadap sepotong bibir itu dengan segala polah

tingkahnya. Hal tersebut juga terdapat dalam kalimat selanjutnya,

yaitu:

Ia seperti mendengar bibir itu mendesis seperti menangis.

Sesekali terdengar rengeng-rengeng. Kadang bibir itu seperti

bicara sendiri. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm.

63)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

122 �

122

(9) Wajah Mawar pucat, bibirnya bengkak kena pukul, seekor cecak

kaget menyelusup ke celah dinding ketika Mawar menjerit. (data

no. 183)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

ketakutan Mawar karena petugas-petugas itu membawanya ke

gudang dan menyekapnya, kemudian mereka memerkosanya

secara bergantian. Hal tersebut terkait dengan kalimat sebelum dan

selanjutnya, yaitu:

Melemparkannya ke mobil patroli. Membawanya pergi

kemudian menyekapnya di gudang. Aku bisa melihat semuanya

dengan jelas. Begitu nyata dalam penglihatanku…Mereka

menyumpal mulutnya. Memelorotkan pakaiannya dengan paksa,

kemudian bergiliran memerkosanya. (cerpen Cerita yang Menetes

dari Pohon Natal, hlm. 100-101)

(10) Banyak yang berlarian panik, tetapi banyak juga yang terus

bertahan dan melawan. (data no. 189)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

kepanikan dan ketegangan suasana di area pekuburan setelah

menguburkan seseorang yang tewas karena disiksa tentara, karena

merasa tidak terima massa berkumpul di pemakaman sebagai

bentuk unjuk rasa pada tentara. Tetapi, hal tersebut justru direspon

oleh pasukan tentara dengan membentuk barikade yang

mengepungnya disertai dengan suara tembakan dan ledakan. Hal

tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Siang tak cuma menyengat, tetapi juga terasa

menegangkan ketika orang-orang yang marah it uterus berteriak-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

123 �

123

teriak dan tak mau bubar, bahkan ketika pemakaman itu telah

selesai dan hari menjadi sore. Lalu, tiba-tiba saja terdengar

ledakan. Disusul serentetan tembakan. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 109)

(11) Lidah panasnya menjilati langit yang penuh ketakutan dan jeritan.

(data no. 190)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

ketakutan dan ketegangan yang terjadi di dalam gereja karena

massa yang tidak terima atas tewasnya seseorang yang diakibatkan

oleh penyiksaan tentara dan massa yang tidak mau membubarkan

diri justru masuk ke gereja untuk berlindung dari tembakan tentara

yang mencoba meredam massa. Namun, tentara membakar gereja

yang menjadi tempat berlindung itu. Hal tersebut terkait dengan

teks sebelumnya, yaitu:

Orang-orang kemudian berlarian ke gereja, berlindung dan

bersembunyi hingga malam sementara tentara terus mengepung

dan berjaga-jaga. Mayat-mayat yang bergelimpangan segera

dilemparkan ke atas truk. Jika hingga tengah malam orang-orang

tidak mau keluar dari gereja, para tentara itu segera

membakarnya. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal,

hlm. 109-110)

(12) …menyorongkon bungkus itu ke dekat mobil sambil mengetuk-

ngetuk—malah kadang menggedor—kaca jendela. Neal sering

panik berhadapan dengan para pengasong itu. (data no. 141)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

kepanikan Neal ketika berhadapan dengan penjual permen di

perempatan jalan yang memaksa calon pembelinya dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

124 �

124

menggedor-gedor kaca jendela. Hal tersebut juga terkait dengan

kalimat sebelumnya, yaitu:

Selintas, permen itu memang mengundang selera. Tetapi,

Neal tak suka dengan para pengasong itu, yang sering

menawarkan dengan cara setengah memaksa.…(cerpen Permen,

hlm. 46)

(13) Siang tak cuma menyengat, tetapi juga terasa menegangkan ketika

orang-orang yang marah itu terus berteriak-teriak dan tak mau

bubar, bahkan ketika pemakaman itu telah selesai dan hari menjadi

sore. (data no. 188)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

ketegangan di area pemakaman karena seseorang yang

dimakamkan dikabarkan meninggal karena disiksa oleh tentara

sehingga banyak orang-orang yang tidak terima dengan kejadian

itu menjadi marah dan berunjuk rasa. Hal tersebut terkait dengan

teks sebelumnya, yaitu:

Mereka sudah berkumpul sejak siang, Nak, di pekuburan

dekat gereja itu. Sebenarnya mereka hanya hendak menguburkan

seseorang yang dikabarkan mati disiksa tentara. Tapi, banyak juga

yang membawa poster. Dan sebagian terus meneriakkan

kemarahan dan perlawanan. Truk tentara hilir mudik di jalanan

kota. Sebagian telah berjaga-jaga, membuat barikade yang

mengepung pekuburan dengan senjata yang siap ditembakkan.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 109)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

125 �

125

(14) Bocah itu terus mencari dengan perasaan berdebar. (data no. 196)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menunjukkan keresahan

bocah itu karena gambar buatannya tiba-tiba menghilang. Hal

tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

“Apa ibu melihat gambar yang kemarin aku buat?”

“Ibu taruh di atas meja.”

Bocah itu mencari. Tapi, gambar itu tak ia temukan.

“Nggak ada, Bu,” teriaknya. (cerpen Episode, hlm. 119)

c) Penggambaran Perasaan Sayang

Perasaan sayang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti

kasih sayang (kepada); cinta (kepada); sayang (kepada) (2005: 1005).

Indeks yang berupa penggambaran perasaan sayang para tokoh dalam

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

(1) Sering, bila hari Minggu, mamanya juga mengajaknya jalan-jalan.

Membelikannya baju, mengajak makan kentang goreng atau ayam

goreng. (data no. 94)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan. (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan wujud kasih sayang mama

terhadap Sandra dengan mengajak Sandra jalan-jalan, membelikannya

baju, dan makan.

(2) Saat Sandra menikmati es krim, perempuan itu tampak selalu menatap

dengan mata penuh cinta. Tanpa sadar ia akan bergumam, “Sandra,

Sandra….” Sambil membersihkan mulut Sandra yang belepotan. (data

no. 95)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

126 �

126

sebab akibat dengan apa yang ditandakan. (dalam Endraswara, 2003:

65). Dalam kalimat itu menandakan kasih sayang mama terhadap

Sandra ditunjukkan dengan membersihkan mulut Sandra yang

belepotan hal tersebut merupakan wujud perhatian seorang ibu

terhadap anaknya.

(3) “Sekarang tidurlah”, Sandra berusaha menghentikan percakapan,

kemudian dengan lembut menyelimuti dan mencium keningnya. (data

no. 99)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Dalam kalimat tersebut terlihat kasih sayang Sandra terhadap Bita

anaknya dengan menyuruhnya untuk segera tidur kemudian mencium

kening serta menyelimuti anaknya. Hal tersebut menunjukkan wujud

perhatian seorang ibu pada anaknya.

(4) Sandra selalu ingat, dulu di saat-saat mamanya begitu tampak

mencintainya, perempuan itu selalu mendekapnya erat-erat sembari

sesekali berbisik terisak, “Berjanjilah kepada Mama, kamu akan

menjadi wanita baik-baik, Sandra.” (data no.100)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Dalam kalimat tersebut menggambarkan bahwa mama Sandra

sangat menyayanginya, dengan memeluk serta menangis seakan

memohon pada anaknya sendiri agar Sandra menjadi wanita yang baik,

mama Sandra berharap anaknya tidak menjadi wanita hina seperti

dirinya sendiri. Hal tersebut terkait dengan teks selanjutnya, yaitu:

“Seperti Mama?”

“Tidak. Kamu jangan seperti Mama, Sandra. Jangan seperti

Mama….” (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm.9).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

127 �

127

(5) Aku bayangkan Asih, istriku yang bermata lembut, akan membukakan

pintu dan segera menyiapkan secangkir kopi hangat untuk

meneduhkan penat. (data no. 105)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kasih sayang Asih pada

suaminya. Menyiapkan secangkir kopi untuk suami menunjukkan

perhatian seorang istri terhadapnya.

(6) Lalu, ia mengelus lembut anaknya. (data no. 117)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan kasih sayang tokoh Marwan (Papa

Beningnya) kepada anaknya. Perlakuan tersebut dilakukannya untuk

menenangkan Beningnya ketika ia terus bertanya perihal kartu pos

yang dikirimkan mamanya. Padahal faktanya mama Beningnya sudah

meninggal. Hal tersebut terkait dengan kalimat sebelumnya, yaitu:

Memang tak gampang menjelaskan semuanya kepada anak itu.

Ia masih belum genap 6 tahun. Marwan sendiri selalu berusaha

menghindari jawaban langsung bila anaknya bertanya, “Kok kartu

pos Mama belum datang, ya, Pa?” (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 36)

Selain itu, perihal kematian mama Beningnya juga terdapat

dalam kalimat selanjutnya, yaitu:

Tapi, bagaimanakah menjelaskan kematian kepada anak

seusianya? Rasanya akan lebih mudah bila jenazah Ren terbaring di

rumah. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

128 �

128

(7) Asih barangkali juga terkantuk menunggu kepulanganku. Ia selalu

ingin membukakan pintu untukku. “Agar aku selalu tahu kau telah

kembali,” katanya. (data no. 106)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan. (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan bahwa Asih sangat menyayangi

suaminya, terlihat dari pengorbanannya yang menunggu kepulangan

suaminya walaupun sampai malam, bagi istrinya yang terpenting

adalah dia selalu mengetahui dan menyambut suaminya pulang.

(8) Ren kecil duduk di pangkuan, sementara ayahnya berkisah keindahan

kota-kota pada kartu pos yang mereka pandangi. (data no. 119)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan rasa sayang ayah Ren kepada Ren.

Meluangkan waktu untuk anaknya hanya untuk bercerita tentang

perjalanan ayahnya yang berprofesi sebagai pelaut merupakan bentuk

kasih sayang ayah pada anaknyaa. Hal tersebut terkait dengan kalimat

selanjutnya, yaitu:

“Itulah saat-saat menyenangkan dan membanggakan punya

ayah seorang pelaut.” Ren merawat kartu pos itu seperti merawat

kenangan. “Mungkin aku memang jadul. Aku hanya ingin Beningnya

punya kebahagiaan yang aku rasakan….” (cerpen Kartu Pos dari

Surga, hlm. 38).

(9) Marwan menggandeng anaknya masuk. (data no. 121)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat di atas menunjukkan sikap perhatian dan kasih sayang

Marwan pada anaknya dengan menggandeng anaknya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

129 �

129

(10) Segera Marwan menyambar mendekapnya. (data no. 136)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan rasa lega Marwan karena

mendapati anaknya dalam keadaan baik-baik saja dan tidak terjadi

kebakaran seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Hal tersebut

dijelaskan lebih lanjut pada kalimat berikutnya, yaitu:

Ia melongok ke dalam kamar, tak ada api, semua rapi. Hanya

kartu pos-kartu pos yang berserakan. (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 42)

(11) Marwan masih ngantuk karena baru tidur menjelang pukul 05.00 pagi

setelah Beningnya pulas. (data no.124)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan rasa perhatian dan sayang Marwan

terhadap anaknya, Beningnya sehingga ia tidak tidur karena menemani

Beningnya yang gelisah menunggu kedatangan kartu pos dari

mamanya.

(12) Ia sengaja tak masuk kantor untuk melihat Beningnya gembira ketika

mendapati kartu pos itu. (data no. 126)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan kepedulian dan perhatian Marwan

terhadap Beningnya sampai-sampai ia rela tidak masuk kantor hanya

untuk melihat respon gembira ketika Beningnya mendapat kartu pos

yang ia tulis sendiri dan dibuat seolah-olah dari mamanya. Hal tersebut

dilakukan agar Beningnya tidak lagi gelisah menanti kedatangan kartu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

130 �

130

pos dari mamanya lagi. Hal itu terkait dengan kalimat berikutnya,

yaitu:

Kartu pos yang diam-diam ia kirim. (cerpen Kartu Pos dari

Surga, hlm. 40)

(13) “Tidak. Iza tak boleh makan permen seperti itu. Tidak baik.”(data no.

143)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan rasa kepedulian Neal terhadap Iza,

anaknya karena menurut Neal permen yang diinginkan Iza bukanlah

permen yang baik untuk dikonsumsi. Hal tersebut berkaitan dengan

kalimat sebelumnya, yaitu:

Neal membayangkan, tidak seperti tangan-tangan peri yang

lentik ketika memetiki biji-biji permen ranum yang bergelantungan,

tangan anak-anak itu pastilah kotor dan menjijikkan; kuku-kuku jari

tangannya penuh bekas daki karena mereka selalu menggaruki pantat

mereka yang korengan. Dan tangan itu tak pernah dibersihkan ketika

membungkusi biji-biji permen yang kemudian dijajakan di perempatan

jalan. (cerpen Permen, hlm. 47)

(14) “Permen itu akan membuatmu mulas dan mual,” bujuk Neal sembari

memberikan permen mint yang ia beli di supermarket. “Lebih enak

permen ini, membuat mulut dan tenggorokanmu segar.” (data no. 139)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan perhatian Neal terhadap

anaknya agar tidak mengkonsumsi permen sembarangan karena dapat

mengganggu kesehatan. Neal sangat menyayangi anaknya, maka dari

itu ia ingin menan menjaga anaknya dengan baik. Hal itu disebutkan

pada teks berikutnya, yaitu:

Selama ini Neal begitu hati-hati memilihkan semua yang

terbaik bagi anaknya. Ia ingin Iza menikmati masa kanak-kanak yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 147: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

131 �

131

membahagiakan. Dan Neal takut Iza akan tergoda oleh permen itu.

(cerpen Permen, hlm. 48)

(15) “Bagaimana mungkin aku memberikan permen seperti itu kepada Iza!”

ujar Neal, setengah menggerutu kepada Samuel. (data no. 142)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan perhatian dan kecemasan Neal

mengenai keinginan anaknya untuk membeli permen yang dijajakan di

perempatan jalan dengan pertimbangan kualitas kebersihan dari

permen tersebut. Hal tersebut juga terkait dengan teks sebelumnya,

yaitu:

Neal membayangkan, tidak seperti tangan-tangan peri yang

lentik ketika memetiki biji-biji permen ranum yang bergelantungan,

tangan anak-anak itu pastilah kotor dan menjijikkan; kuku-kuku jari

tangannya penuh bekas daki karena mereka selalu menggaruki pantat

mereka yang korengan. Dan tangan itu tak pernah dibersihkan ketika

membungkusi biji-biji permen yang kemudian dijajakan di perempatan

jalan. (cerpen Permen, hlm. 47)

(16) “Kamu bandel sekali berani keluar gorong-gorong….” Ia berkata

sambil mengelus kepalaku. (data no. 175)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan kepedulian dan perhatian tokoh

gadis akan keselamatan tokoh aku yang telah terlahir kembali menjadi

seekor ular. Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Aku memandanginya ragu. Sepasang matanya yang bening

membuatku pelan-pelan merasa tenang. Ia mengulurkan tangan,

memberiku cuilan roti yang dipungutnya dari tumpukan sampah.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 88)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 148: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

132 �

132

(17) “Kamu sakit, Sayang?” (data no. 199)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan perhatian dan kepedulian ibu

dari tokoh bocah karena mendapati anaknya yang terlihat tidak seperti

biasanya, dia terlihat murung dan diam sehingga ibu menanyakan

keadaan anaknya. Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Bocah itu terus bertopang dagu. Pandangannya menerawang,

jauh. Ibunya, yang menemani bocah itu belajar sambil menisik agak

bingung melihat kemurungan anaknya. (cerpen Cerita yang Menentes

dari Pohon Natal, hlm. 121)

(18) “Kamu tak sarapan, Sayang?” sapa ibunya sambil menyodorkan

semangkuk corn flake. (data no. 204)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kecemasan tokoh ibu terhadap

anaknya yang tiba-tiba saja murung dan tidak mau makan. Hal tersebut

terkait dengan teks selanjutnya, yaitu:

Bocah itu melengos. Di meja makan, pagi itu, ia terus

cemberut. Ibunya mengira, pastilah anaknya kecewa karena gambar

yang sedari kemarin dicari tak juga ditemukan. (cerpen Cerita yang

Menentes dari Pohon Natal, hlm. 127)

(19) Ia elus kepala anaknya sambil terus menatap takjub gambar itu. (data

no. 191)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan kekaguman tokoh “ia” (ibu) pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 149: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

133 �

133

gambar yang dibuat oleh anaknya seperti nyata. Hal tersebut terkait

dengan teks selanjutnya, yaitu:

Hanya dengan menatap, ia bisa merasakan sepoi angin

berembus, bau udara basah, dan suara gemeresak daun-daun

bergesekan, begitu nyata!(cerpen Cerita yang Menentes dari Pohon

Natal, hlm. 116)

d) Penggambaran Perasaan Marah

Perasaan marah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

perasaan tidak senang (karena dihina atau diperlakukan tidak sepantasnya,

dsb) (2005: 715). Indeks yang berupa perasaan marah para tokoh dalam

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

(1) “Diamlah. Jangan cerewet. Atau Mama hentikan bacanya!” (data no.

97)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menandakan bahwa mama Sandra marah dengan

Sandra karena dia terlalu banyak melemparkan pertanyaan tentang

kesedihan pada mamanya, sedangkan mamanya berusaha menutupi

kesedihan yang selama ini ia rasakan karena menjalani hidup sebagai

seorang pelacur. Dia hanya tidak ingin anaknya tahu kesedihan yang ia

rasakan maka ia pun membentaknya.

(2) “Dasar orang miskin keparat,” begitu sering orang-orang mencibir

bila ia lewat, “ mau mati saja pakai nipu.” (data no. 232)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kemarahan orang-orang di

sekitar orang miskin karena telah merasa dipermainkan dan ditipu oleh

sandiwaranya tempo hari yang berpura-pura mati.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 150: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

134 �

134

(3) Menggertak dan memukulmu berkali-kali. (data no. 171)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kemarahan polisi yang sedang

mengintrograsi tokoh “mu” karena tidak mau mengakui kejahatan

yang sudah dilakukan. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Memaksamu agar mengaku. Kau dituduh membunuh

istrimu.(cerpen 20 Keping Puzzle Cerita, hlm. 72).

e) Penggambaran Perasaan Gembira

Perasaan gembira atau senang dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah perasaan puas dan lega tanpa rasa susah dan kecewa

(2005: 1033). Indeks yang berupa penggambaran perasaan senang dalam

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

(1) Masih kudengar derai tawa mereka yang renyah ketika menonton

televisi. (data no. 109)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan kebahagiaan keluarga tokoh aku,

terlihat dari suasana ruang keluarga ketika berkumpul. Hal tersebut

juga terkait dengan kalimat selanjutnya, yaitu:

Masih begitu jelas jeritan dan tawa mereka ketika saling kejar

sambil saling melempar bantal. Suara Inan bermain piano. Betita yang

merengek minta dikeloni. Lalu kudengar suara Asih menyuruh Ida dan

Renaldi belajar. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 16)

(2) Anak-anak berceloteh riang tentang baju baru yang akan mereka

kenakan. (data no. 110)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 151: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

135 �

135

65). Kalimat tersebut mengungkapkan kebahagiaan anak-anak karena

mereka akan diberi baju baru yang dibuat penjahit untuk dipakai saat

lebaran. Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Para penduduk antre menjahitkan pakaian dan hiruk dalam

keramaian menyambut Lebaran. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 20).

(3) Mereka akan berteriak senang bila menerima surat balasan atau kartu

pos, dan memamerkannya dengan membacanya keras-keras. (data no.

118)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kebahagiaan teman-teman SMP

Marwan ketika mendapatkan surat balasan atau kartu pos yang

diekspresikan dengan teriakan dan membacakan surat tersebut dengan

suara keras. Hal itu terkait dengan kalimat sebelumnya, yaitu:

Sepanjang hidupnya, Marwan tak pernah menerima kartu pos.

bahkan, rasanya, ia pun jarang dapat surat pos yang membuatnya

bahagia. Saat SMP, banyak temannya yang punya sahabat pena, yang

dikenal lewat rubrik majalah. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 37)

(4) Karena itu, tak bisa terlukiskan betapa bahagia perasaan Maneka saat

menerima kiriman dari Sukab. (data no. 152)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut melukiskan kegembiraan Maneka setelah

mendapatkan kiriman dari Sukab, seseorang yang selama ini ia cintai.

Selama ini ia hanya bisa merasa iri terhadap Alina karena ia lebih

sering mendapatkan kiriman surat cinta atau benda-benda unik dari

Sukab. Namun, kali ini ia pun merasakan sendiri kebahagiaan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 152: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

136 �

136

dirasakan Alina karena merasa sama-sama mendapat perhatian dari

Sukab. Hal tersebut terkait dengan teks selanjutnya, yaitu:

Rasanya ingin segera menghambur menemui Alina dan

memamerkan apa yang baru saja diterimanya. (cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia, hlm. 60)

(5) Menduga-duga apa isinya saja sudah membuat Maneka begitu bahagia.

(data no. 153)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat di atas menggambarkan bahwa Maneka sangat gembira

mendapatkan kiriman dari Sukab, seseorang yang ia cintai sehingga

dengan hanya menduganya saja sudah membuat ia bahagia.

Kebahagiaan itu tergambarkan pada kalimat sebelumnya, yaitu:

Maka, ia pun mencoba menikmati perasaannya sembari

memandangi bungkus kotak kecil yang kini tergeletak di meja. (cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 60)

(6) Ketika akhirnya Maneka membuka bungkusan itu ia makin berdebar

dan terpana. (data no. 154)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut melukiskan keingintahuan tentang isi yang ada

dalam kotak kecil dari Sukab, Maneka seketika terpana setelah

mengetahui isi kotak itu adalah sepotong bibir. Hal tersebut terkait

dengan teks berikutnya, yaitu:

Sepotong bibir! Semula Maneka enyangka itu bibir mainan dari

karet. Tapi, saat menyentuhnya, ia segera tahu, itu bibir sungguhan.

Lembut, kenyal, dan masih hangat. Masih ada sisa darah segar

meleleh, seakan baru saja disayat. (cerpen Sepotong Bibir Paling

Indah di Dunia, hlm. 61)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 153: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

137 �

137

(7) Itu tulisan tangan Sukab dan ia langsung berdebar. (data no. 147)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Dalam kalimat tersebut digambarkan perasaan bahagia Maneka

karena menerima surat dari Sukab seseorang yang ia cintai selama ini.

Hal tersebut terkait dengan kalimat berikutnya, yaitu:

Dulu, ia sempat begitu semangat untuk terus mengikuti jejak

pengembaraan Sukab. Setiap mendengar selentingan Sukab ada di

suatu tempat, ia segera menyusulnya. Hingga ia menjadi pengembara

yang memburu seorang pengembara hanya karena ia begitu berharap

bisa bertemu kembali dengan lali-laki yang sudah membuatnya begitu

jatuh cinta.…(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 57-

58)

(8) Maneka menerima bungkusan itu dengan gemetar.…(data no. 148)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan keterkejutan Maneka karena

mendapatkan bungkusan dari Sukab, seseorang yang selama ini ia

cintai, namun keberadaannya tak pernah diketahui dan Maneka

mengira bahwa Sukab sudah tidak ingat lagi padanya. Oleh karena itu,

Maneka gemetar menerima bungkusan itu. Hal tersebut terkait dengan

kalimat sebelumnya, yaitu:

Ia pikir, sejak mengirim kartu pos itu, Sukab tak lagi

mengingatnya. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm.

56)

(9) Dan tentu saja ingin bertanya bagaimanakah keadaan Sukab?—tetapi

perasaannya yang terlalu dipenuhi kebahagiaan membuatnya jadi salah

tingkah hingga mesti mulai dari mana untuk memulai pertanyaan. (data

no. 149)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 154: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

138 �

138

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kebahagiaan Maneka setelah

menerima surat cinta dari Sukab. Kebahagiaan itu tercermin dari

sikapnya yang salah tingkah.

(10) Itulah saat paling menggetarkan dalam hidup Maneka. (data no. 150)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kekaguman Maneka ketika

pertama kali melihat Sukab dan saat itulah menjadi saat pertama ia

jatuh cinta pada Sukab. Hal tersebut terkait dengan kalimat

sebelumnyaa, yaitu:

Hingga ia menjadi pengembara yang memburu seorang

pengembara hanya karena ia begitu berharap bisa bertemu kembali

dengan laki-laki yang sudah membuatnya begitu jatuh cinta, sejak

laki-laki itu melihatnya menarikan tarian burung enggang di atas

gong. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 57-58)

(11) Marwan menyambut gembira ketika Beningnya menyodorkan kartu

pos itu. (data no. 128)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan kegembiraan Marwan karena

mendapati Beningnya sudah mendapat kartu pos. Ia berharap dengan

kartu pos yang ia tulis diam-diam itu dapat membuat Beningnya

menjadi gembira.

(12) Tetapi, ketika ia menyebutkan namanya, aku seperti mendengar

denting genta, bergemerincing dalam hatiku. (data no. 185)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan tokoh “aku” yang sedang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 155: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

139 �

139

kasmaran sehingga ketika ia mendengar atau menyebutkan namanya,

tokoh “aku” merasa hatinya bersenandung. Hal tersebut terkait dengan

kalimat selanjutnya, yaitu:

Barangkali, seperti katamu, aku memang mengidap gangguan

jiwa karena terlalu gampang jatuh cinta. (cerpen Cerita yang Menetes

dari Pohon Natal, hlm. 105)

(13) Aku merasa nyaman dalam dekapannya. (data no. 176)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan bahwa tokoh “aku” merasa aman

dan nyaman dalam dekapan tokoh gadis karena saat itu tokoh “aku”

tengah terancam keselamatannya, akan diburu oleh orang-orang yang

melihatnya, sementara dengan diam-diam gadis itu membawa pergi

tokoh “aku” yang sudah terlahir kembali menjadi seekor ular untuk

diselamatkan dari serangan orang-orang. Hal tersebut terkait dengan

teks selanjutnya, yaitu:

Kemudian, ia berjalan mengendap-endap, menjauhkan aku dari

orang yang kudengar masih memburuku. Suara itu perlahan-lahan

lenyap dalam gelap. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal,

hlm. 88)

(14) Cerita-cerita yang bisa menenteramkan kerinduannya kepada laki-laki

itu. (data no. 151)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan rasa tentram Maneka setelah

mendengar cerita-cerita yang dikisahkan oleh Alina, cerita-cerita yang

dituliskan Sukab dalam suratnya yang ditujukan oleh Alina. Hal

tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 156: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

140 �

140

Ia selalu berusaha mencari cara dan alasan agar bisa dekat

dengan Alina. Bila sesekali waktu bertandang ke tempat Alina,

Maneka selalu berusaha dengan cara halus dan tak kentara membujuk

agar perempuan cantik itu membacakan surat-suratnya…Mendengar

cerita-cerita itu, setidaknya Maneka bisa menduga-duga di manakah

saat itu Sukab berada. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,

hlm. 59-60)

(15) Bibir itu tersenyum seolah memahami kekagetan Maneka. (data no.

155)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kekagetan Maneka setelah ia

membuka kotak kecil dari Sukab yang kemudian kekagetannya itu

direspon oleh senyuman dari bibir yang ada dalam kotak tersebut. Hal

tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Sepotong bibir! Semula Maneka menyangka itu bibir mainan

dari karet. Tapi, saat menyentuhnya, ia segera tahu, itu bibir

sungguhan. Lembut, kenyal, dan masih hangat. Masih ada sisa darah

segar meleleh, seakan baru saja disayat. (cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia, hlm. 61)

(16) Terdengar begitu banyak napas diembuskan lega. (data no. 220)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa para pelayat merasa lega

karena anak dari jenazah sudah tiba dan itu berarti jenazah tersebut

akan segera dikuburkan sehingga para pelayat tidak perlu melayat

setiap hari seperti beberapa waktu yang lalu hanya untuk menunggu

kedatangan anaknya. Hal tersebut terkait dengan teks selanjutnya,

yaitu:

Seakan mereka terbebas dari kewajiban yang membuat mereka

terbelenggu. Tanpa seorang pun berkata-kata, jenazah segera

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 157: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

141 �

141

dimandikan. Doa dan sambutan yang diucapkan tergesa, semua lewat

begitu saja di telinganya. Lalu, keranda bergerak, ia jalan menunduk

di belakangnya. Semua berjalan dalam diam, membuat kuburan jadi

rumah kesunyian yang mereka masuki dengan gemetar. Jenazah

diturunkan ke liang lahat, dikubur tanpa percakapan. (cerpen Variasi

bagi Kematian yang Seksi, hlm. 148)

f) Penggambaran Perasaan Kecewa

Perasaan kecewa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kecil

hati; tidak puas (karena tidak terkabul keinginannya, harapannya, dsb)

(2005: 522). Indeks yang berupa penggambaran perasaan kecewa dalam

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah Dunia, yaitu:

(1) Melihat mulut Iza yang terus cemberut, Neal tahu kalau anaknya itu

masih kesal karena tak diperbolehkan membeli permen yang tadi sore

dilihatnya dijajakan di perempatan jalan. (data no. 137)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan kekesalan Iza karena tidak

diizinkan oleh Neal, ibunya untuk membeli permen yang dijajakan di

perempatan jalan. Maka dari itu Iza kesal dan memasang muka

masamnya pada ibunya.

(2) Tapi, wajah Iza terus cemberut. (data no. 140)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan kekesalan Iza karena dia tidak

diperbolehkan oleh ibunya untuk membeli permen yang dijajakan di

perempatan jalan. Hal tersebut juga terkait dengan pernyataan Neal,

ibunya dalam teks sebelumnya, yaitu:

“Permen itu akan membuatmu mulas dan mual”, bujuk Neal

sembari memberikan permen mint yang ia beli di supermarket. “Lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 158: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

142 �

142

enak permen ini, membuat mulut dan tenggorokanmu segar.” (cerpen

Permen, hlm. 46)

(3) Ia tak lupa rautnya yang kecewa ketika suatu malam ia berpamitan,

“Aku pergi, Bu.” (data no. 215)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan kekecewaan dan kesedihan ibunya

ketika tokoh “ia” berpamitan pergi entah ke mana.

(4) Ketika aku terus diam saja, kulihat ia kembali masuk dengan wajah

kecewa. (data no. 224)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kekecewaan tokoh “ia” orang

miskin karena merasa tidak diperhatikan. Hal tersebut terkait dengan

teks sebelumnya, yaitu:

Pernah, suatu malam, aku melihat bayangan orang miskin itu

keluar dari dalam cermin, berjalan mondar-mandir, batuk-batuk kecil

minta diperhatikan. (cerpen Perihal Orang Miskin yang Bahagia, hlm.

159)

g) Penggambaran Perasaan Kesal

Perasaan kesal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

perasaan mendongkol; sebal (2005: 558). Indeks yang berupa

penggambaran perasaan kesal para tokoh dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

(1) Bocah itu mendengus. Ia jadi benci kepada kawan-kawannya. (data

no. 200)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 159: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

143 �

143

65). Kalimat tersebut menggambarkan kekesalan tokoh bocah terhadap

kawan-kawannya karena telah membangunkannya ketika bocah itu

sedang bermimpi. Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Seperti pada bagian dua, bocah itu kembali bermimpi.

Beberapa kawannya muncul, membangunkannya. (cerpen Cerita yang

Menentes dari Pohon Natal, hlm. 125)

(2) “Kenapa kalian selalu mengganggu mimpiku?” Bocah itu mendengus.

(data no. 201)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kekesalan tokoh bocah karena

teman-temannya telah membangunkan tidurnya di saat ia sedang

bermimpi. Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Seperti pada bagian dua, bocah itu kembali bermimpi.

Beberapa kawannya muncul, membangunkannya. (cerpen Cerita yang

Menentes dari Pohon Natal, hlm. 125)

(3) Bocah itu membisu. Gelas susu di depannya tak disentuh. (data no.

203)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan bahwa bocah itu merasa kecewa

dan kesal terhadap perbuatan ibunya yang semalam telah membawa

laki-laki lain ke kamarnya. Hal tersebut terkait dengan teks

sebelumnya, yaitu:

Ketika melintas di depan kamar ibunya, dari pintu yang sedikit

terkuak, ia melihat sesuatu yang membuatnya tercekat. (cerpen Cerita

yang Menentes dari Pohon Natal, hlm. 126)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 160: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

144 �

144

(4) Bocah itu melengos. (data no. 205)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kekecewaan dan kekesalan

bocah itu terhadap ibunya karena semalam ia baru saja menyaksikan

ibunya bersama laki-laki lain di kamarnya. Hal tersebut terkait dengan

teks sebelumnya, yaitu:

Ketika melintas di depan kamar ibunya, dari pintu yang sedikit

terkuak, ia melihat sesuatu yang membuatnya tercekat. (cerpen Cerita

yang Menentes dari Pohon Natal, hlm. 126)

(5) Di meja makan, pagi itu, ia terus cemberut. (data no. 206)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kekecewaan dan kekesalan

bocah itu terhadap ibunya karena semalam ia baru saja menyaksikan

ibunya bersama laki-laki lain di kamarnya. Hal tersebut terkait dengan

teks sebelumnya, yaitu:

Ketika melintas di depan kamar ibunya, dari pintu yang sedikit

terkuak, ia melihat sesuatu yang membuatnya tercekat. (cerpen Cerita

yang Menentes dari Pohon Natal, hlm. 126)

(6) Bocah itu terus membisu. Kakinya yang mungil tergantung, diayun

keras-keras, membuat kursi menggeriat. (data no. 207)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kekecewaan dan kekesalan

bocah itu terhadap ibunya karena semalam ia baru saja menyaksikan

ibunya bersama laki-laki lain di kamarnya. Hal tersebut terkait dengan

teks sebelumnya, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 161: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

145 �

145

Ketika melintas di depan kamar ibunya, dari pintu yang sedikit

terkuak, ia melihat sesuatu yang membuatnya tercekat. (cerpen Cerita

yang Menentes dari Pohon Natal, hlm. 126)

(7) “Bagaimana, mau dikubur tidak?” Para pelayat yang sudah lama

menunggu mulai menggerutu. (data no. 230)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menujukkan kekesalan para pelayat yang ketika

itu melayat orang miskin yang meninggal, karena menunggu acara

pemakaman yang terlalu lama.

(8) “Baca dong!” Melly sedikit mendengus. (data no. 145)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan bahwa Melly merasa diremehkan

oleh Pras yang saat itu sedang menjadi lawan bicaranya yang tengah

membahas tentang permen rayap. Hal tersebut terkait dengan kalimat

berikutnya, yaitu:

Ia tak suka dengan ekspresi Pras yang tampak tak mau percaya

kalau ia tahu soal permen rayap itu. Apa dikira sekretaris cuma pintar

nyenengin bosnya dan tidak suka baca? (cerpen Permen, hlm. 51-52).

h) Penggambaran Perasaan Heran

Perasaan heran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah merasa

ganjil (ketika melihat atau mendengar sesuatu); tercengang; takjub (2005:

396). Indeks yang berupa penggambaran perasaan heran para tokoh dalam

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

(1) Keduanya saling pandang. (data no. 195)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 162: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

146 �

146

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa kedua orang tua dari

tokoh “anak” merasa penasaran dan heran dengan kondisi rumahnya

yang tidak seperti biasanya, saat itu rumahnya terasa aneh. Keanehan

tersebut disebutkan pada kalimat sebelumnya, yaitu:

Seperti ada yang asing dalam rumah mereka. Mereka

menemukan beberapa ranting bergeletakan di lantai, jejak-jejak kaki,

seperti jejak kaki pada tanah gembur. (cerpen Cerita yang Menentes

dari Pohon Natal, hlm. 117)

(2) Ia kian termangu ketika mendapati lantai penuh serakan daun kering,

rumput tumbuh bercuatan di bawah meja dan kursi, akar-akar rambat

membelit tiang ranjang, patahan ranting mendadak jatuh dari atap

kamar, bau lumut dan uap air, sayup kelepak burung, juga semilir

angin sejuk, merembes dari dinding kamar. (data no. 210)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan keheranan ibunya dengan

kondisi kamar anaknya yang menyerupai gambar yang dibuat anaknya.

(3) Ia merasakan telapak kakinya basah, terendam air menggenang. (data

no. 211)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan keheranan dengan kondisi

kamar anaknya yang aneh. Hal tersebut terkait dengan teks

sebelumnya, yaitu:

Lalu, sayup-sayup ia mendengar suara renyah bocah tengah

bermain air. Berkecipakan. (cerpen Cerita yang Menentes dari Pohon

Natal, hlm. 130)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 163: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

147 �

147

(4) Ibunya hanya geleng-geleng, sambil beranjak menata beberapa mainan

yang berantakan di lantai. (data no. 192)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan keheranan tokoh ibu terhadap

anaknya yang baru saja dengan antusiasnya mengutarakan

keinginannya pada ibunya untuk pergi ke tempat seperti yang ada di

dalam gambar. Namun, ketika mendengar teriakan teman-temannya

yang mengajak bermain ia langsung menghambur pergi dan

meninggalkan gambarnya. Hal tersebut terkait denga teks sebelumnya,

yaitu:

“Suatu saat, aku pingin ke tempat seperti ini,”ujar bocah itu,

sambil menjauhkan gambar yang dipegangnya dari pandangan

ibunya. Lalu, ketika dari luar rumah terdengar teriakan teman-

temannya, memanggil mengajak bermain, bocah itu segera

menghambur pergi. (cerpen Cerita yang Menentes dari Pohon Natal,

hlm. 116)

i) Penggambaran Perasaan Terkejut

Perasaan terkejut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

terperanjat atau kaget (2005: 527). Indeks yang berupa perasaan terkejut

para tokoh dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,

yaitu:

(1) Beningnya tertegun, mendapati kotak itu kosong. (data no. 112)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Dalam kalimat tersebut menunjukkan bahwa tokoh Beningnya

merasa tertegun karena melihat kotak suratnya masih kosong. Padahal

sudah lama ia menanti kedatangan kartu pos dari ibunya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 164: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

148 �

148

(2) Dari jendela ia bisa melihat anaknya memandangi kartu pos itu, seperti

tercekat kemudian berlarian tergesa masuk rumah. (data no. 127)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan Beningnya yang terkejut

sekaligus kecewa setelah tahu bahwa kartu pos yang ia terima bukanlah

dari mamanya. Hal tersebut terkait dengan kalimat selanjutnya, yaitu :

Marwan melihat mata Beningnya berkaca-kaca.

“Ini bukan kartu pos dari Mama!” Jari mungilnya menunjuk

kartu pos itu.

“Ini bukan tulisan Mama….” (cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 40-41)

(3) Tiba-tiba kudengar suara jeritan. (data no. 174)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa tokoh “aku” terkejut

mendengar suara jerit ketakutan sesaat kehadirannya yang sudah

menjadi seekor ular seperti yang ia harapkan bukan anak idiot seperti

dulu. Ternyata, keadaan telah berubah, ular tak lagi dimuliakan seperti

dulu. Hal tersebut terkait dengan teks selanjutnya, yaitu:

“Ular! Ular!”

Kulihat orang-orang beringsut ketakutan, menatapku yang mendesis

merayap pelan menyeberangi trotoar. Meski terkejut dengan reaksi

mereka, aku mencoba tak panik. Aku teringat bagaimana dulu orang-

orang memberi makanan menyambut kedatangan ular leluhur mereka.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 87)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 165: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

149 �

149

(4) Maneka, pelan dan gugup menyembunyikan kalimat sisanya karena

tadingya ia mau bilang; yakinkah kamu kalau Sukab punya pacar selain

kita….(data no. 166)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa Alina cemburu karena

Alina menduga bahwa sepotong bibir itu adalah bibir milik kekasih

Sukab, sementara selama ini dia merasa diperhatikan dan dicintai oleh

Sukab dengan berbagai kiriman surat cinta yang datang padanya. Hal

tersebut terkait dengan kalimat sebelumnya, yaitu:

“Menurutmu, itu bibir siapa?”

“Entahlah.…”

“Apakah mungkin itu bibir pacar Sukab?”(cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia, hlm. 67)

(5) Saat itulah, mendadak, seseorang menjerit, ketika melihat seekor kucing

hitam melompati jenazahmu. (data no. 170)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Suwardi Endraswara,

2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan suasana ketakutan karena

jenazah tokoh ‘mu’ dilompati kucing hitam dan seakan hidup lagi

karena mengerjap-ngerjapkan mata. Hal tersebut terkait dengan teks

berikutnya, yaitu:

Beberapa pelayat yakin, saat itu melihat matamu berkedip-

kedip. (cerpen 20 Keping Puzzle Cerita, hlm. 72)

(6) Ia mendadak terbelalak saat aku bercerita tentang Gereja St. Paulus

yang sering kudatangi dulu. (data no. 178)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 166: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

150 �

150

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa tokoh “ia” (gadis)

terkejut setelah mendengar cerita tokoh “aku” tentang sebuah gereja

yang dahulu sering ia kunjungi. Hal tersebut terkait dengan teks

selanjutnya, yaitu:

“Kau tahu,” katanya, “itu satu-satunya gereja yang masih

berdiri!” Mungkin tepatnya, itulah satu-satunya gereja yang sengaja

dibiarkan berdiri, boleh jadi sebagai tugu kenangan. (cerpen Cerita

yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 93)

(7) Sampai kemudian bocah itu mendadak ingat pada gambar danau yang

tadi siang dibuatnya, dan terbelalak ketika menyadari, betapa danau

tempat mereka bermain saat ini benar-benar serupa dengan danau yang

digambarnya pada bagian satu. (data no. 194)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa anak itu terkejut dengan

pemandangan yang ada di hadapannya, karena pemandangan tersebut

menyerupai gambar yang telah dibuatnya. Gambaran gambar anak itu

terdapat pada teks sebelum dan selanjutnya, yaitu:

Bocah itu suntuk menggambar danau, dengan pepohonan hijau

merimbun di sekeliling, bayangan gunung di kejauhan, matahari

kemerahan dilingkup gugusan awan, dan tak lupa kawanan unggas

melintas, tampak bergegas. Digambarnya pula dermaga kecil di mana

dua perahu tampak tertambat, alun bergelombang pelan, dengan

bayangan ikan berenang-renang, dan di sisi kiri bagian depan terlihat

sebuah bungalow berwarna merah berdiri di bukit yang menjorok ke

tengah danau. (cerpen Cerita yang Menentes dari Pohon Natal, hlm.

115 dan 117)

(8) Ketika melintas di depan kamar ibunya, dari pintu yang sedikit terkuak,

ia melihat sesuatu yang membuatnya tercekat. (data no. 202)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 167: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

151 �

151

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa tokoh bocah itu terkejut

melihat sesuatu yang terjadi di dalam kamar ibunya, yaitu melihat

ibunya bersama dengan laki-laki lain di dalam kamarnya. Hal tersebut

terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

“Kau yakin, suamimu tak pulang malam ini?”

“Ya. Ia kira, aku tak tahu perselingkuhannya.”

“Karena itukah kamu memaksaku datang malam ini.”

“Lebih dari itu. Aku ingin bersenggama di kamarku

sendiri.”(cerpen Cerita yang Menentes dari Pohon Natal, hlm.

124)

(9) Tapi, aku tetap saja kaget ketika orang miskin itu muncul ke rumahku

sambil menenteng telepon genggam. (data no.226)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan keheranan tokoh “aku” yang baru

saja melihat tokoh orang miskin mempunyai telepon genggam atau

ponsel seperti kebanyakan orang pada zaman modern sekarang ini.

(10) Ketukan gugup di pintu membuat Marwan bergegas bangun. (data no.

130)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan bahwa Marwan terkejut karena ia

tengah tidur dan mendengar pintu diketuk gugup sehingga ia terburu-

buru bangun. Hal tersebut terkait dengan kalimat di bawah ini, yaitu:

Pukul 12.00 lewat, sekilas ia melihat jam kamarnya. (cerpen

Kartu Pos dari Surga, hlm. 41)

j) Penggambaran Perasaan Kagum

Perasaan kagum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

perasaan heran (dengan rasa memuji); takjub; tercengang (2005: 489).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 168: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

152 �

152

Indeks yang berupa perasaan kagum para tokoh dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

(1) Maneka, yang tengah menyirami bunga, terpesona oleh

kemunculannya. (data no. 146)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Dalam kalimat di atas disebutkan bahwa Maneka terpesona oleh

kemunculannya, kata ganti “nya” di sini ditujukan untuk Tukang Pos

yang mengantarkan surat untuk Maneka. Hal tersebut terkait dengan

kalimat sebelumnya:

Tukang Pos itu muncul dari balik cakrawala saat senja,

mengendarai kuda sembrani bersurai kuning keemasan. Ia terlihat

terbang berputar-putar sebentar—semula Maneka menyangka itu

bayangan elang raksasa—sebelum akhirnya menukik turun dengan

anggun dan menjejak pelataran. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah

di Dunia, hlm. 55)

(2) Maneka hanya bengong saat menyaksikan bibir itu terjatuh

menggeliat-geliat di lantai, kemudian meloncat ke kursi, meloncat

kembali ke atas meja, lalu seolah menatap tajam kepadanya. (data no.

158)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa Maneka sangat terkejut

saat menyaksikan bibir itu bisa bergerak ke sana ke mari sehingga

membuatnya terbengong-bengong melihatnya.

(3) Meski tak tahu apa yang dikatakan bibir itu, tetapi caranya berbicara

sungguh-sungguh memukau Alina dan Maneka. (data no. 162)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 169: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

153 �

153

65). Kalimat tersebut menggambarkan rasa kagum Maneka dan Alina

setelah melihat tingkah sepotong bibir dari Sukab. Hal tersebut juga

terkait dengan teks sebelumnya:

Saat itu lah bibir itu menggeliat dan meloncat-loncat seperti

mencoba menarik perhatian mereka. Bibir itu jumpalitan, melesat, dan

berputar-putar di udara, membuat atraksi-atraksi yang menakjubkan

hingga Alina dan Maneka tertawa. (cerpen Sepotong Bibir Paling

Indah di Dunia, hlm. 64)

(4) Seakan ada yang mendadak terbuka dalam jiwa mereka karena

menyadari bahwa mereka pun, ternyata bisa sama-sama bahagia. (data

no. 163)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa di dalam jiwa mereka

tiba-tiba merasa lebih dekat satu sama lain karena sepotong bibir itu.

Hal tersebut juga terkait dengan kalimat sebelum dan selanjutnya,

yaitu:

Bibir itu tiba-tiba saja, seperti mendekatkan perasaan mereka

berdua…Mungkinkah ini maksud Sukab mengirimkan bibir itu, agar

mereka bisa saling memahami? Mereka bisa mencintai laki-laki yang

sama? (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 65)

(5) Beberapa pengunjung yang melihat adegan itu, tampak terpana dan

terpesona. (data no. 167)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan ketakjuban pengunjung kafe

karena melihat polah tingkah sepotong bibir yang dibawa Maneka dan

Alina ketika mengunjungi kafe. Hal tersebut terkait dengan teks

sebelumnya, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 170: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

154 �

154

Sementara Maneka dan Alina kembali terdiam, bibir di atas

meja itu perlahan menggeliat, seperti menguap, kemudian bangkit dan

menyeruput orange juice pesanan Maneka yang sejak tadi tak

diminumnya. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 67-

68)

(6) Mereka selalu terpana tidak saja dengan keindahan bibir itu, tetapi juga

dengan kata-kata yang keluar dari bibir itu. (data no. 168)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan bahwa banyak orang yang kagum

dengan sepotong bibir itu. Hal tersebut terkait dengan teks selanjutnya,

yaitu:

Kata-kata yang terasa gagah dan megah, tetapi entah apa

maknanya. Apalagi suara yang merdu dan bagai penuh bujukan yang

terdengar dari bibir itu memang membuat siapa pun makin tak bisa

mebelak dari pesonanya. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia, hlm. 68)

(7) Dunia yang kusaksikan membuatnya terpesona. (data no. 181)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa tokoh Mawar terpesona

dengan cerita-cerita yang tokoh “aku” ceritakan pada Mawar karena

menurut Mawar cara penceritaan tokoh “aku” lah yang membuatnya

tertarik, seorang wanita buta mampu melihat suara. Hal tersebut terkait

dengan teks sebelumnya, yaitu:

“Lihatlah, bahkan aku bisa melihat tawamu yang ungu kebiru-

biruan memuai di udara.”

Ia kembali tertawa. Kutegaskan kepadanya, betapa setiap suara

punya warna berbeda-beda. Kau mendengar suara, sementara aku

bisa melihatnya. Ia terus tertawa. Aku tahu ia mulai nyaman di

dekatku. “Kau menyenangkan. Caramu bercerita membuatku tak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 171: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

155 �

155

terlalu kesepian,” katanya. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon

Natal, hlm. 99)

(8) Ia pungut juga gambar danau yang membuatnya terpesona itu. (data

no. 193)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kekaguman tokoh “ia” (ibu)

terhadap gambar anaknya yang sangat bagus. Hal tersebut terkait

dengan teks selanjutnya, yaitu:

Sekali lagi ia pandangi gambar itu. Memang bagus. Semasa

kanak-kanak dulu, ia tak pernah bisa menggambar sebagus ini.

(cerpen Cerita yang Menentes dari Pohon Natal, hlm. 116)

(9) “Benar-benar seperti danau sungguhan!” kagum kawannya. (data no.

197)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan kekaguman kawan dari tokoh

“bocah” ketika melihat gambarnya yang terlihat sangat bagus bagi

anak seusianya. Hal tersebut sesuai dengan teks berikutnya, yaitu:

“Kamu benar-benar berbakat jadi pelukis. Besok pasti kamu

jadi pelukis terkenal.” (cerpen Cerita yang Menentes dari Pohon

Natal, hlm. 120)

k) Penggambaran Perasaan Malu

Perasaan malu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

merasa sangat tidak enak hati (hina, rendah, dsb) karena berbuat sesuatu

yang kurang baik (kurang benar, berbeda dengan kebiasaan, mempunyai

cacat atau kekurangaan, dsb) (2005: 706). Indeks yang berupa

penggambaran perasaan malu para tokoh dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 172: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

156 �

156

(1) Pras merasa wajahnya memerah. Omongan Melly terdengar seperti

sindiran. (data no. 144)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Wajah Pras memerah karena merasa tersindir dengan perkataan

Melly yang menilai Pras menganggap permen yang diminta anaknya

itu tidak berkualitas, tetapi Melly justru membelinya. Hal tersebut juga

terkait dengan kalimat sebelumnya, yaitu:

“Itung-itung ngasih rezekilah. Lagi pula bosan kan terus-

terusan menikmati permen rumahan. Sesekali perlu juga nyoba

bagaimana rasanya permen pinggir jalan…”( cerpen Permen, hlm.

51)

(3) Laki-laki itu berdebar. Ia merasa, istrinya tengah menyindirnya. (data

no. 208)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa tokoh laki-laki itu

merasa tersindir dengan perkataan istrinya mengenai lukisan danau

milik anaknya yang tiba-tiba hilang. Ketika istrinya mendeskripsikan

gambar anaknya itu, suaminya tersindir karena semalam bersama

wanita lain ia baru saja mendatangi tempat yang sama persis dengan

deskripsi istrinya. Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Ayahnya memang tak pulang malam itu. Bersama seorang

gadis, ayahnya menghabiskan malam di sebuah danau…Ketika tadi

aku menikmati pemandangan danau di luar sana, aku menyadari

betapa persisnya danau ini dengan danau yang digambar anakku.

(cerpen Cerita yang Menentes dari Pohon Natal, hlm. 123)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 173: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

157 �

157

l) Penggambaran Perasaan Cemas atau Khawatir

Perasaan cemas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

perasaan tidak tenteram hati (karena khawatir, takut); gelisah (2005: 204).

Indeks yang berupa penggambaran kecemasan atau kekhawatiran para

tokoh dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,

yaitu:

(1) Mungkin Bik Sari sudah mengambilnya! Beningnya pun segera

berlari berteriak, “Biiikkk…Bibiiikkk…” Ia nyaris terpeleset dan

menabrak pintu. (data no. 113)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Dalam kalimat tersebut menunjukkan bahwa

tokoh Beningnya sangat berharap sekali dan antusias untuk segera

mengetahui kartu pos dari ibunya yang ia kira sudah diambil oleh Bik

Sari, karena antusiasnya dia berlari-lari sambil berteriak untuk

menemui Bik Sari sampai hampir terpeleset.

(2) Bik Sari yang sedang mengepel sampai kaget melihat Beningnya

terengah-engah begitu. (data no. 114)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Dalam kalimat tersebut digambarkan Bik Sari

terkejut melihat Beningnya datang padanya sambil terengah-engah,

seperti yang sudah disebutkan pada indeks no. 2) Beningnya

terengah-engah karena dia berlari agar dapat segera menemui Bik

Sari.

(3) Tongkat pel yang dipegangnya nyaris terlepas, dan Bik Sari merasa

mulutnya kaku. (data no. 115)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 174: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

158 �

158

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat di atas menunjukkan rasa

kebingungan dan terkejut yang dirasakan oleh Bik Sari sampai-

sampai mulutnya terasa kaku karena pertanyaan Beningnya mengenai

kartu pos dari mamanya yang sudah meninggal, dan ia belum

mengetahui hal itu . Hal tersebut juga terkait dengan kalimat di bawah

ini:

“Kartu posnya udah diambil Bibik, ya?”( cerpen Kartu Pos

dari Surga, hlm. 36)

Tapi, bagaimanakah menjelaskan kematian kepada anak

seusianya? Rasanya akan lebih mudah bila jenazah Ren terbaring di

rumah. (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41)

(4) Bik Sari bisa melihat mata kecil yang bening itu seketika meredup,

seakan menebak, karena ia terus diam saja. (data no. 116)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

kekecewaan Beningnya ketika menanyakan kartu pos dari mamanya

kepada Bik Sari yang hanya dijawab dengan diam. Kekecewaan

tersebut ditandai dengan meredupnya mata Beningnya. Hal tersebut

juga berkaitan dengan kalimat selanjutnya dalam cerita itu, yaitu:

Sungguh, ia selalu tak tahan melihat mata yang kecewa itu.

(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 36).

(5) Ketukan di pintu membuat Marwan bangkit, dan ia mendapati

Beningnya berdiri sayu menenteng kotak kayu. (data no. 120)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan kesedihan

Beningnya karena kartu pos dari mamanya tidak kunjung datang, hal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 175: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

159 �

159

itu ditandai dengan wajah Beningnya yang sayu sembari menenteng

kotak kayu yang merupakan tempat untuk menyimpan kartu pos-kartu

pos dari mamanya sehingga ia tidak dapat tidur dan maksud

kedatangannya pada papanya adalah meminta papanya untuk

mempertemukan Beningnya dengan tukang pos. Hal tersebut juga

terkait dengan kalimat berikutnya, yaitu:

Kotak kayu yang dulu juga dipakai Ren menyimpan kartu pos

dari ayahnya. Marwan melirik jam dinding kamarnya. Pukul 11. 20

malam.

“Nggak bisa tidur, ya? Mau tidur di kamar Papa?”….“Besok Papa

bisa antar Beningnya nggak?” tiba-tiba anaknya bertanya.

“Nganter ke mana? Pizza Hut?”

Beningnya menggeleng.

“Ke mana?”

“Ke rumah Pak Pos….”(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 38).

(6) Marwan merasakan sesuatu berdesir di dadanya. (data no. 122)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan Marwan

yang terkejut karena permintaan yang dilontarkan anaknya,

Beningnya padanya, yaitu menemui Pak Pos untuk meminta kartu pos

dari mamanya. Hal ini terjadi karena pada saat Beningnya

menanyakan perihal kartu pos dari mamanya papa Beningnya

menjawab (berbohong) bahwa Pak Pos sedang sakit sehingga ia tidak

bisa bertugas. Hal tersebut terkait dengan kalimat sebelumnya, yaitu:

“Mungkin Pak Posnya lagi sakit. Jadi, belum sempat nganter

kemari…” (cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 36). Selain itu, juga

terkait dengan kalimat selanjutnya, yaitu:

“Kalau emang Pak Posnya sakit, biar besok Beningnya aja

yang ke rumahnya, ngambil kartu pos dari Mama.” (cerpen Kartu Pos

dari Surga, hlm. 39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 176: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

160 �

160

(7) Marwan menatap Ita, yang tampak memberi isyarat agar ia melihat ke

sebelah. (data no. 125)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa

Marwan dan Ita sedang diawasi oleh orang-orang di sekitarnya. Hal

ini terkait dengan kalimat berikutnyaa, yaitu:

Beberapa rekan sekantornya terlihat tengah memandang

mejanya dngan mata penuh gosip. Pasti mereka menduga ia dan

ita…(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 40).

(8) Bergegas Marwan mengikuti Bik Sari. Dan ia tercekat di depan kamar

anaknya. (data no. 132)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan rasa

terkejut sekaligus khawatir Marwan karena terjadi hal yang aneh di

kamar anaknya. Hal tersebut juga terkait dengan kalimat berikutnya

tentang penggambaran keanehan yang terjadi di kamar Beningnya,

yaitu:

Ada cahaya terangaa keluar dari celah pintu yang bukan

cahaya lampu. Cahaya yang terang keperakan. Dan ia mendengar

Beningnya yang cekikikan riang, seperti tengah bercakap-cakap

dengan seseorang. Hawa dingin bagai merembes dari dinding. Bau

wangi yang ganjil mengambang. Dan cahaya itu makin menggenangi

lantai. Rasanya ia hendak terserap amblas ke dalam kamar. (cerpen

Kartu Pos dari Surga, hlm. 41-42)

(9) “Beningnya! Beningnya!” Marwan segera menggedor pintu kamar

yang entah kenapa begitu sulit ia buka. (data no. 133)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 177: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

161 �

161

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan kecemasan

Marwan pada anaknya, Beningnya karena terjadi peristiwa aneh

dalam kamarnya. Kecemasan tersebut ditunjukkan Marwan dengan

memanggil-manggil Beningnya dan menggedor-gedor pintu kamar

anaknya untuk segera mengetahui yang sebenarnya terjadi. Hal

tersebut juga terkait dengan kalimat selanjutnya, yaitu:

Ia melihat ada asap lembut, serupa kabut, keluar dari lubang

kunci. Bau sangit membuatnya tersedak. Lebih keras lagi bau

ammonia. Ia menduga terjadi kebakaran, dan makin panik

membayangkan api mulai melahap kasur. (cerpen Kartu Pos dari

Surga, hlm. 42)

(10) “Beningnya! Beningnya!” Bik Sari ikut berteriak memanggil. (data

no. 134)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan kecemasan

dan ketakutan Bik Sari karena terjadi hal yang aneh dalam kamar

Beningnya. Hal tersebut terkait dengan kejadian yang digambarkan

dalam kalimat sebelumnya, yaitu:

Ada cahaya terangaa keluar dari celah pintu yang bukan

cahaya lampu. Cahaya yang terang keperakan. Dan ia mendengar

Beningnya yang cekikikan riang, seperti tengah bercakap-cakap

dengan seseorang. Hawa dingin bagai merembes dari dinding. Bau

wangi yang ganjil mengambang. Dan cahaya itu makin menggenangi

lantai. Rasanya ia hendak terserap amblas ke dalam kamar. (cerpen

Kartu Pos dari Surga, hlm. 41-42)

(11) “Buka, Beningnya! Cepat buka!” (data no. 135)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan kecemasan

Marwan pada anaknya, Beningnya karena terjadi peristiwa aneh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 178: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

162 �

162

dalam kamarnya. Kecemasan tersebut ditunjukkan Marwan dengan

memanggil-manggil Beningnya dan menggedor-gedor pintu kamar

anaknya untuk segera mengetahui yang sebenarnya terjadi. Hal

tersebut juga terkait dengan kalimat selanjutnya, yaitu:

Ia melihat ada asap lembut, serupa kabut, keluar dari lubang

kunci. Bau sangit membuatnya tersedak. Lebih keras lagi bau

ammonia. Ia menduga terjadi kebakaran, dan makin panik

membayangkan api mulai melahap kasur. (cerpen Kartu Pos dari

Surga, hlm. 42)

(12) Merasa makin cemas dan membutuhkan seseorang yang bisa ia ajak

berbagi cerita, Maneka pun memutuskan untuk berterus terang soal

bibir dari Sukab itu kepada Alina. (data no. 161)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan kecemasan

yang dirasakan Maneka terhadap sepotong bibir yang diberikan Sukab

padanya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menceritakan hal

tersebut pada Alina karena Alina juga memiliki benda-benda unik

yang juga merupakan pemberian dari Sukab. Hal tersebut juga terkait

dengan teks sebelumnya, yaitu:

Rasanya ingin segera menghambur menemui Alina dan

memamerkan apa yang baru saja diterimanya. (cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 60)

(13) Guru terbelalak ketika menyaksikan seorang anak terkapar di laintai,

bersimbah darah dan kepalanya pecah. (data no. 198)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan kepanikan

Ibu Guru setelah mendapati salah satu muridnya terkapar di lantai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 179: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

163 �

163

dengan bersimbah darah dan kepalanya pecah, sebelum kejadian itu

Ibu Guru seperti mendengar suara tembakan. Hal tersebut terkait

dengan teks selanjutnya, yaitu:

Sepertinya, tadi, ia mendengar suara tembakan (cerpen

Episode, hlm. 120).

(14) Lalu, kusaksikan mereka menyeret Mawar yang terus meronta. (data

no. 182)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan para

petugas patroli yang menyeret Mawar dengan paksa dan beringas

karena di bawah pengaruh alkohol yang baru mereka minum. Hal itu

membuat Mawar meronta karena dia bukan akan dibawa ke kantor

polisi, tetapi ke gudang. Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya,

yaitu:

Mobil patroli yang mendadak muncul membuat semuanya

kocar-kacir. Ia pun hendak lari. Tetapi, para petugas mengepungnya.

Aku bisa melihat lelehan sisa arak di mulut petugas-petugas itu. Aku

tahu mereka barusan menenggak berbotol-botol arak sebelum sampai

ke sini. Arak yang memadamkan sepi dan membangkitkan berahi.

Itulah sebabnya mereka menjadi lebih beringas dari biasanya.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 100)

(15) Keesokan harinya kalian gempar. (data no. 184)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan

kegemparan yang terjadi di mana-mana karena hilangnya Mawar dari

tiang gantungan. Kalimat tersebut terkait dengan kalimat selanjutnya,

yaitu:

Mayat itu lenyap dari tiang gantungan!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 180: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

164 �

164

Di pasar. Di kantor. Di ruang tunggu rumah sakit. Di warung

dan kafe. Di pangkalan ojek. Di seluruh kota. Orang-orang ramai

membicarakan. Sampai sekarang pun kalian masih terus kasak-kusuk.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 102)

m) Penggambaran Sikap Merayu

Identifikasi indeks yang ketiga belas adalah berupa

penggambaran sikap merayu yang dilakukan para tokoh. Sikap merayu

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah membujuk atau memikat

dengan kata-kata manis (2005: 936). Indeks yang berupa penggambaran

sikap merayu yang dilakukan para tokoh dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

(1) “Kamu menyenangkan sekali malam ini,” desah laki-laki itu sambil

berbaring memeluk Sandra. (data no. 101)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa laki-

laki itu merayu Sandra dengan memeluknya untuk mendapatkan

pelayanan dari Sandra malam itu. Hal tersebut terkait dengan teks

sebelumnya, yaitu:

Itu berarti laki-laki itu memang menginginkannya mala mini.

Sandra segera meredupkan lampu, membuka gaunnya, dan

bersijengkat naik ke ranjang. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm.

10).

n) Penggambaran Perasaan Rindu

Identifikasi indeks yang keempat belas adalah indeks yang berupa

penggambaran perasaan rindu para tokoh. Perasaan rindu dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia adalah memiliki keinginan yang kuat untuk

bertemu (hendak pulang ke kampung halaman) (2005: 956). Indeks yang

berupa penggambaran perasaan rindu para tokoh dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 181: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

165 �

165

(1) Dari dinding kaca kafe di lantai sembilan gedung perkantoran, Maneka

dan Alina memandangi senja yang meruapkan kesepian dan kerinduan

di hati mereka. (data no. 164)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan kerinduan hati Maneka dan

Alina pada Sukab, ketika senja tiba yang mengingatkannya pada Sukab

yang ada di Negeri Senja. Hal tersebut terkait dengan kalimat

berikutnya, yaitu:

Adakah Sukab juga tengah memandangi senja yang sama dari

sebuah tempat enatah di mana di dunia? Bila saat ini Sukab masih

berada di Negeri Senja, ia pasti juga tengah memandangi langit yang

selalu senja. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 66)

o) Penggambaran Perasaan

Perasaan cemburu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung (2005:

204). Indeks yang berupa penggambaran perasaan cemburu para tokoh

dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

(1) Maneka menangkap getar cemburu dalam kata-kata Alina. (data no.

165)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa

Alina cemburu karena Alina menduga bahwa sepotong bibir itu

adalah bibir milik kekasih Sukab, sementara selama ini dia merasa

diperhatikan dan dicintai oleh Sukab dengan berbagai kiriman surat

cinta yang datang padanya. Hal tersebut terkait dengan kalimat

sebelumnya, yaitu:

“Menurutmu, itu bibir siapa?”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 182: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

166 �

166

“Entahlah…”

“Apakah mungkin itu bibir pacar Sukab?”(cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia, hlm. 67)

(2) Maneka, pelan dan gugup menyembunyikan kalimat sisanya karena

tadinya ia mau bilang; yakinkah kamu kalau Sukab punya pacar

selain kita…(cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 67)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menggambarkan kecemasan

Maneka terhadap dugaan Alina bahwa sepotong bibir yang ia

dapatkan dari Sukab adalah bibir milik kekasih Sukab. Dia merasa

tidak menyangka bahwa Sukab memiliki perempuan lain yang ia

cintai selain Maneka dan Alina karena selama ini yang ia tahu hanya

ia dan Alina lah yang mendapatkan perhatian dari Sukab dengan

mengirimkan kartu pos, surat, dan bingkisan. Hal tersebut juga terkait

dengan teks sebelumnya, yaitu:

Maneka menangkap getar cemburu dalam kata-kata Alina.

Maneka bisa mengerti karena ia pun kadang memikirkan apa yang

dikatakan Alina; barangkali itu memang bibir seorang perempuan

yang benar-benar dicintai Sukab. (cerpen Sepotong Bibir Paling

Indah di Dunia, hlm. 68)

p) Penggambaran Perasaan Iri

Identifikasi indeks yang keenam belas adalah indeks yang berupa

penggambaran perasaan iri para tokoh. Perasaan iri dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia adalah merasa kurang senang melihat kelebihan orang

lain (beruntung, dan sebagainya) (2005: 442). Indeks yang berupa

penggambaran rasa iri para tokoh dalam Kumpulan Cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 183: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

167 �

167

(1) Begitu aku selalu merasa iri pada ular-ular yang banyak berkeliaran di

kota ini. (data no. 173)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menunjukkan rasa iri tokoh

aku dengan binatang ular, karena ia merasa lebih rendah dari ular.

Kondisi fisiknya yang berbeda dengan anak-anak lain membuatnya

direndahkan oleh orang-orang di sekitarnya sementara orang-orang

justru lebih memuliakan ular. Hal tersebut terkait dengan teks

sebelumnya, yaitu:

Aku tak pernah mengerti kenapa mereka mengatakan aku idiot.

Mungkin karena mulutku yang peyot. Mungkin karena celanaku yang

selalu melorot. Mungkin karena tampangku yang terlihat dungu

dengan liur kental yang terus menerus menetes. Mungkin karena

itulah orang-orang melihatku dengan jijik. Aku ingat, bagaimana

orang-orang selalu mengusirku bila melihatku memasuki halaman

rumah mereka. Aku tak mengerti, kenapa orang-orang tidak

memperbolehkan aku masuk ke rumah mereka. Padahal, bila ada ular

masuk ke pekarangan, mereka tak pernah mengusirnya. Mereka

selalu selalu membiarkan ular masuk ke rumah mereka. Bila ada ular

masuk ke rumah, mereka selalu memberi telur atau sejumput beras

buat ular itu. Alangkah menyenangkan jadi ular. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 85)

q) Penggambaran Perasaan Tertarik

Perasaan tertarik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

merasa senang (suka, ingin, dsb) kepada sesuatu (2005: 1145). Indeks

yang berupa penggambaran perasaan tertarik para tokoh dalam Kumpulan

Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

(1) Ia menyimak ceritaku dengan mata berkejap-kejap. (data no. 177)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa tokoh “ia” (gadis)

tertarik dengan cerita yang dikisahkan oleh tokoh “aku” pada masa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 184: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

168 �

168

tokoh “aku” masih menjadi anak yang idiot. Hal tersebut terkait

dengan teks sebelumnya, yaitu:

Kepada gadis cilik itu pun aku bercerita tentang kehidupanku

dulu. Ia begitu senang saat mendengar kalau pada kehidupanku yang

dulu, aku juga penduduk kota ini.

“Wow, siapa tahu aku ini salah satu keturunanmu,” teriaknya riang.

(cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 92-93)

r) Penggambaran Perasaan Iba

Perasaan iba dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berbelas

kasihan, terharu, dan kasihan (2005: 415). Indeks yang berupa

penggambaran perasaan iba tokoh dalam Kumpulan Cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

(1) Entah kenapa, tukang kebun itu tiba-tiba saja merasa kasihan. Semuda

dan sebagus itu, tetapi sudah putus asa dan memilih mati. (data no.

212)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menunjukkan bahwa tukang

kebun itu merasa iba terhadap tokoh laki-laki yang mengontrak kamar

di rumah yang ia jaga karena laki-laki itu sebelumnya

mengungkapkan pada tukang kebun tersebut bahwa tujuan ia

menginap di situ karena ia akan menunggu kematiannya. Tukang

kebun mengira bahwa laki-laki itu sudah putus asa dengan hidupnya

sehingga ia ingin mengakhiri hidupnya di kamar yang ia sewa. Hal

tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Lalu, tukang kebun itu teringat pada saat laki-laki itu datang

hendak mengontrak kamar di rumah yang dijaganya. Laki-laki itu

mengatakan, ia akan tinggal di sini untuk menanti kematian.

Disebutnya hari dan jam berapa ia akan mati.(cerpen Variasi bagi

Kematian yang Seksi, hlm. 135)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 185: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

169 �

169

s) Penggambaran Perasaan Bingung

Perasaan bingung dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

hilang akal (tidak tahu yang harus dilakukan) (2005: 153). Indeks yang

berupa penggambaran perasaan bingung tokoh dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

(1) Sementara istrinya terus menangis, bukan karena sedih, tetapi karena

bingung mesti beli kain kafan, nisan, sampai harus bayar lunas

kuburan. (data no. 229)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki

hubungan sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam

Endraswara, 2003: 65). Kalimat tersebut menunjukkan ironi dan

kesedihan yang terjadi pada keluarga orang miskin, pada keadaan

duka pun mereka masih saja kebingungan mencari biaya untuk

membayar kelengkapan pemakaman.

2) Penggambaran Latar Tempat dan Suasana

Latar dalam sebuah cerita dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan

dalam karya sastra (2005: 643). Indeks yang berupa penggambaran latar

dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, yaitu:

a) Setelah berhari-hari menyelusup celah gua, ia merasakan kelembapan

udara yang tak biasa, hawa yang membuat kuduknya meriap, dan

menyadari dirinya telah tersesat dan tak akan lagi melihat dunia karena

setiap kali bersikeras mencari jalan keluar ia justru merasa semakin

mendekati kematian. (data no. 89)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan ketakutan dari seorang pencuri

sarang walet yang tanpa sengaja telah menemukan tempat peri-peri

pemetik air mata. Dia merasakan udara yang tidak biasa sehingga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 186: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

170 �

170

membuat bulu kuduknya berdiri, dalam kalimat tersebut juga

menunjukkan bahwa pencuri sarang walet tersebut merasa putus asa

karena merasa kesulitan untuk mencari jalan keluar dari gua peri

pemetik air mata itu.

b) Kesepian gua itu begitu hitam dan mengerikan. Bahkan, kelelawar,

ular, dan lintah pun seperti memilih menjauhinya.(data no. 90)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan betapa menyeramkannya gua

yang dijadikan tempat para pemetik air mata. Dalam kalimat tersebut

dijelaskan bahwa kelelawar, ular, dan lintah saja tidak berani

mendekati gua tersebut. Padahal hewan sekelas kelelawar, ular, dan

lintah merupakan hewan yang termasuk ditakuti orang karena

berbahaya.

c) Semua suara seperti lesap—bahkan ia tak mendengar suara napasnya

sendiri—dan ia merasakan betapa udara tipis dan bau memualkan yang

bukan berasal dari tumpukan kotoran kelelawar atau lumpur belerang

membuatnya limbung dan perlahan-lahan seperti mulai mengapung.

(data no. 91)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan ketakutan yang dirasakan

seorang pencuri sarang walet ketika berada di gua para pemetik air

mata. Hal itu ditandai dengan suasana di dalam gua yang dirasakan

olehnya sehingga membuatnya limbung dan perlahan-lahan mengapung

seperti hilang kesadaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 187: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

171 �

171

d) Suasana di halaman rumah Maneka menjadi mirip pertunjukan akrobat

tukang sulap. (data no. 169)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan suasana rumah Maneka yang

ramai dikunjungi orang-orang yang ingin melihat sepotong bibir

miliknya karena dianggap memiliki keindahan dan memiliki keajaiban.

Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Semua yang indah selalu gampang menarik perhatian. Begitu

pun dengan bibir itu. Banyak orang kemudian berbondong-bondong

datang ke rumah Maneka ingin melihat bibir paling indah di dunia

itu…Banyak yang kemudian termehek-mehek menyanjung dan

memujanya. Bahkan, sebagian orang-orang itu meyakini bahwa itu

bibir ajaib yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Beberapa

orang bersaksi, betapa setelah dicium bibir itu badannya menjadi sehat

seperti dilahirkan kembali. Seolah itulah bibir yang bisa menyelesaikan

segala macam masalah apa pun dengan sekejap. (cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia, hlm. 68)

3) Penggambaran Watak Tokoh

Watak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat batin

manusia yang memengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi

pekerti; tabiat (2005: 1270). Indeks yang berupa penggambaran watak para

tokoh dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia,

yaitu:

a) Ia sendiri tak pernah mau bercerita tentang dirinya. Kemunculannya

selalu dalam diam. Nyaris tanpa suara, berkeliling memikul dua kotak

kayu yang membuat jalannya jadi agak membungkuk. (data no. 111)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Lebih jauh, Burhan Nurgiyantoro menyebutkan bahwa indeks

dapat dipakai untuk memahami perwatakan tokoh dalam teks fiksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 188: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

172 �

172

(2007:42). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa tokoh penjahit

dalam cerita tersebut memiliki watak misterius.

b) “Pergi lagi, Bang?” Ia tak menjawab. (data no. 214)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan watak dari tokoh “ia” yang

sombong dan misterius karena dari teks tersebut “ia” tidak mau

menjawab pertanyaan dari tokoh lain.

c) Ia mau bekerja serabutan apa saja. Jadi tukang becak, kuli angkut,

buruh bangunan, pemulung, atau tukang parkir. Pendeknya, siang

malam ia membanting tulang, tetapi alhamdulillah tetap miskin juga.

(data no. 222)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa tokoh “ia” merupakan

orang yang ulet dan pantang menyerah. Hal tersebut ditandai dengan

pekerjaan yang ia coba kerjakan walaupun kehidupannya masih tetap

miskin.

d) Orang miskin itu akrab sekali dengan lapar. Setiap kali lapar

berkunjung, orang miskin itu selalu mengajaknya berkelakar untuk

sekadar melupakan penderitaan. (data no. 223)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa orang miskin tersebut

memiliki watak ceria dan sabar. Meskipun dalam kondisi lapar, ia

berusaha menghibur diri dengan berkelakar untuk melupakan rasa

laparnya. Hal tersebut juga terkait dengan teks selanjutnya, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 189: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

173 �

173

Atau, sering kali, orang miskin itu mengajak lapar bermain

teka-teki untuk menghibur diri. Ada satu teka-teki yang selalu diulang-

ulang setiap kali lapar datang bertandang. (cerpen Perihal Orang

Miskin yang Bahagia, hlm. 156)

e) Berminggu-minggu wajahnya bonyok dan memar. “Beginilah enaknya

jadi orang miskin, “ katanya. (data no. 225)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan ketabahan tokoh orang miskin.

Walaupun sudah dipukuli sampai babak belur ia masih saja bersyukur

dan menikmatinya.

f) “Beginilah enaknya jadi orang miskin,” batinnya, “dapat fasilitas gratis

tidur di lantai.” Dan orang miskin itu dibiarkan menunggu berhari-hari.

Setelah tanpa diperiksa dokter, ia disuruh pulang. “Anda sudah

sembuh,” kata perawat, lalu memberinya obat murahan. Orang miskin

itu pulang dengan riang. (data no. 227)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menunjukkan bahwa orang miskin itu bersyukur

dengan statusnya walaupun status itu adalah orang miskin, karena

dengan status tersebut ia bisa mendapat pelayanan kesehatan ketika

sakit meskipun pelayanan yang ia terima tidak semestinya.

g) Aku ingat, ia begitu gemetar ketika kali pertama menyentuhku. (data

no. 186)

Kalimat di atas merupakan indeks, karena sesuai dengan

pengertian indeks menurut Peirce, yaitu tanda yang memiliki hubungan

sebab akibat dengan apa yang ditandakan (dalam Endraswara, 2003:

65). Kalimat tersebut menggambarkan bahwa tokoh “ia” memiliki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 190: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

174 �

174

watak represif dan pemalu. Hal ini terbukti dari teks sebelumnya,

yaitu:

Aku suka ketika mendengar ia berbicara. Terdengar seperti

lagu pop yang tak terlalu merdu, tetapi dinyanyikan dengan

sentimental…

“Laki-laki yang romantis rupanya!”

Tidak. Ia tak pernah mengucapkan rayuan, yang paling gombal

sekali pun, untuk sekadar membuatku tersenyum. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 105-106)

c. Simbol

Simbol dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia berupa gerakan tubuh yang mewakili perasaan para tokoh, yaitu:

1) Sandra mencoba tersenyum (data no. 233)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tersenyum, menurut KBBI tersenyum adalah gerak tawa ekspresif yang

tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan

sebagainya dengan mengembangkan bibir sedikit (2005: 1041). Apabila

dilihat dari konteks ceritanya, Sandra tersenyum karena merasa geli

dengan pertanyaan anaknya mengenai peri-peri pemetik air mata. Hal

tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

“Apakah kalau Bita menangis, peri-peri itu juga akan muncul,

Mama?” (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 8)

2) Sandra tersenyum. “Nanti Mama tanyakan Papa, ya. Kamu kan tahu, Papa

sibuk…” (data no. 234)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tertawa, menurut KBBI tersenyum adalah gerak tawa ekspresif yang tidak

bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan sebagainya

dengan mengembangkan bibir sedikit (2005: 1041). Apabila dilihat dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 191: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

175 �

175

konteks ceritanya, Sandra tersenyum dengan tujuan untuk menenangkan

anaknya yang tengah merindukan papanya.

3) Senyum yang membuatnya jatuh cinta. (data no. 235)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tertawa, menurut KBBI senyum adalah gerak tawa ekspresif yang tidak

bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan sebagainya

dengan mengembangkan bibir sedikit (2005: 1041). Apabila dilihat dari

konteks ceritanya, senyum dalam kalimat tersebut adalah senyum laki-laki

yang kini menjadi suami Sandra, karena senyumnya itu Sandra tertarik dan

jatuh cinta pada laki-laki itu. Hal tersebut terkait dengan teks selanjutnya,

yaitu:

Senyumnya masih tetap memikat seperti saat kali pertama Sandra

melihatnya ketika suatu malam ia menyanyi di sebuah kafe. (cerpen Empat

Cerita Buat Cinta, hlm. 9)

4) Aku tersenyum setiap Asih mengatakan itu sambil lalu. (data no. 236)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tersenyum, menurut KBBI tersenyum adalah gerak tawa ekspresif yang

tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan

sebagainya dengan mengembangkan bibir sedikit (2005: 1041). Apabila

dilihat dari konteks ceritanya, tokoh “aku” tersenyum karena merasa

senang, ia memiliki seorang istri yang sangat menyayangi dan

memperhatikannya. Bentuk rasa sayang dan perhatiannya terdapat dalam

kalimat sebelumnya, yaitu:

Ia selalu ingin membukakan pintu untukku. “Agar aku selalu tahu

kau telah kembali, “katanya. Itulah kenapa ia tak suka bila aku bersikeras

untuk menduplikasi saja kunci pintu. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 192: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

176 �

176

5) Kami menyukai cara mereka tertawa, saat mereka begitu gembira

membangun tenda-tenda dan mengeluarkan perbekalan, lalu berfoto

ramai-ramai di antara reruntuhan puing-puing kota. (data no. 237)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tertawa, menurut KBBI tertawa adalah melahirkan rasa gembira, senang,

geli, dan sebagainya dengan suara berderai (2005: 1150). Apabila dilihat

dari konteks ceritanya, mereka tertawa karena gembira berada di tempat

bencana yang bagi mereka hal itu adalah suatu hiburan, karena di tempat

asal mereka, mereka tak pernah menemui hal yang seperti itu. Hal tersebut

terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Kami menduga, para pelancong itu sepertinya telah bosan dengan

hidup mereka yang sudah terlampau bahagia. Hidup yang selalu dipenuhi

kebahagiaan ternyata bisa membosankan juga. Mungkin para pelancong

itu tak tahu lagi bagaimana caranya menikmati hidup nyaman tenteram

tanpa kecemasan di tempat asal mereka. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 28)

6) Sementara mereka—sembari berdiri dengan latar belakang puing-puing

reruntuhan kota—berpose penuh gaya tersenyum saling peluk atau

merentangkan tangan lebar-lebar. (data no. 238)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tertawa, menurut KBBI tersenyum adalah gerak tawa ekspresif yang tidak

bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan sebagainya

dengan mengembangkan bibir sedikit (2005: 1041). Apabila dilihat dari

konteks ceritanya, mereka (para pelancong) tersenyum karena merasa

senang karena melihat penderitaan para korban bencana, bagi mereka kota

yang baru saja terkena bencana dapat dijadikan hiburan bagi mereka yang

berasal dari kota yang gemerlap. Hal tersebut terkait dengan teks

sebelumnya, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 193: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

177 �

177

Mereka datang untuk menonton kota kami yang hancur...Mereka

datang dari segala penjuru dunia. Dari negeri-negeri jauh yang

gemerlapan. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 27)

…Mereka tak suka bila kami terlihat tak menderita. Mereka

menyukai wajah kami yang keruh dengan kesedihan. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 28)

7) Mereka tersenyum dan melambai ke arah kami, seakan dengan begitu

mereka telah menunjukkan simpati kepada kami. (data no. 239)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tersenyum, menurut KBBI tersenyum adalah gerak tawa ekspresif yang

tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan

sebagainya dengan mengembangkan bibir sedikit (2005: 1041). Apabila

dilihat dari konteks ceritanya, mereka (para pelancong) tersenyum untuk

memberikan simpati pada korban bencana di kota yang mereka kunjungi

ketika kota yang hancur itu mulai dibangun kembali. Hal tersebut sesuai

dengan teks sebelumnya, yaitu:

Kesibukan kami membangun kembali bagian kota yang runtuh,

menjadi tontonan juga bagi para pelancong itu. (cerpen Empat Cerita

Buat Cinta, hlm. 33).

8) Beningnya menggeleng. (data no. 240)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah

menggeleng, menurut KBBI, menggeleng adalah menggoyangkan kepala

dari kiri ke kanan (menyatakan heran, tidak mau, tidak tahu, tidak

mengerti, dsb) (2005: 346). Kegiatan menggeleng yang dilakukan

Beningnya apabila dilihat dari konteks ceritanya menunjukkan penolakan

dari tawaran tokoh Marwan dalam kalimat sebelumnya, yaitu:

“Nganter ke mana? Pizza Hut?”(cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm. 38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 194: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

178 �

178

9) Marwan tersenyum. Merasa lucu karena ingat kisah masa lalunya. (data

no. 241)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tersenyum, menurut KBBI, senyum adalah gerak tawa ekspresif yang tidak

bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan sebagainya

dengan mengembangkan bibir sedikit (2005: 1041). Apabila dilihat dari

konteksnya Marwan tersenyum karena merasa geli harus melakukan hal

yang pernah ia lakukan di masa lalu, yaitu menulis kartu pos lalu

mengirimkannya pada anaknya seolah-olah itu dari ibunya.

10) Marwan tersenyum. (data no. 242)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tersenyum, menurut KBBI, senyum adalah gerak tawa ekspresif yang tidak

bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan sebagainya

dengan mengembangkan bibir sedikit (2005: 1041). Apabila dilihat dari

konteksnya Marwan tersenyum karena merasa bahagia melihat Beningnya

mendapatkan kartu pos yang ia nantikan ketika membuka kotak surat di

rumahnya.

11) “Ini bukan kartu pos dari Mama!” Jari mungilnya menunjuk kartu pos itu.

(data no. 243)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut, yaitu

menunjuk, dalam KBBI menunjuk adalah memberi tahu dengan sesuatu

yang diarahkan pada objek tertentu (2005: 1226). Apabila dilihat dari

konteksnya, tokoh dalam cerita tersebut menunjuk ke arah kartu pos untuk

memberitahukan pada papanya bahwa kartu pos tersebut bukan dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 195: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

179 �

179

mamanya karena bukan tulisan mamanya. Hal tersebut dengan kalimat

berikutnya, yaitu:

“Ini bukan tulisan Mama.…”(cerpen Kartu Pos dari Surga,

hlm.41).

12) Mungkin ia akan terus-terusan menangis karena merasakan kehilangan.

(data no. 244)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut, yaitu

menangis, dalam KBBI menangis adalah melahirkan perasaan sedih

(kecewa, menyesal, dsb) dengan mencucurkan air mata serta

mengeluarkan suara (tersedu-sedu, menjerit-jerit) (2005: 1139). Apabila

dilihat dari konteks ceritanya tokoh menangis karena merasa sedih

kehilangan ibu yang ia cintai. Hal tersebut terkait dengan kalimat

sebelumnya, yaitu:

Barangkali memang harus berterus terang. Tapi, bagaimanakah

menjelaskan kematian kepada anak seusianya? Rasanya akan lebih mudah

bila jenazah Ren terbaring di rumah. Ia bisa membiarkan Beningnya

melihat mamanya kali terakhir. Membiarkannya ikut ke pemakaman.

(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 41)

13) “Maksud lo?” Mata Neal melotot. (data no. 245)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

melotot, menurut KBBI melotot adalah membelalak atau membuka mata

lebar-lebar (2005: 846). Apabila dilihat dari konteks ceritanya Neal

melotot bukan tanpa alasan, tetapi karena suaminya tidak sependapat

dengannya mengenai permen yang Neal larang untuk dimakan anaknya.

Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 196: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

180 �

180

“Aku kira, permen itu sebuah gagasan cerdas,” kata Samuel

tertawa, menatap Neal yang tengah mengenakan pakaiannya. (cerpen

Permen, hlm. 48)

14) Samuel tertawa, mungkin karena merasa lucu. (data no. 246)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tertawa, menurut KBBI tertawa adalah melahirkan rasa gembira, senang,

geli, dan sebagainya dengan suara berderai (2005: 1150). Apabila dilihat

dari konteksnya, Samuel tertawa karena menganggap lucu pemikiran Neal

mengenai permen yang dijajakan di pasaran dan menurut Neal itu permen

yang tidak baik jika dikonsumsi oleh anaknya karena alasan kebersihan.

Hal tersebut terdapat pada kalimat sebelumnya, yaitu:

Neal membayangkan, tidak seperti tangan-tangan peri yang lentik

ketika memetiki biji-biji permen ranum yang bergelantungan, tangan

anak-anak itu pastilah kotor dan menjijikkan; kuku-kuku jari tangannya

penuh bekas daki karena mereka selalu menggaruki pantat mereka yang

korengan. Dan tangan itu tak pernah dibersihkan ketika membungkusi

biji-biji permen yang kemudian dijajakan di perempatan jalan. (cerpen

Permen, hlm. 47)

15) Pras menggeleng. (data no. 247)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah

menggeleng, menurut KBBI, menggeleng adalah menggoyangkan kepala

dari kiri ke kanan (menyatakan heran, tidak mau, tidak tahu, tidak

mengerti, dsb) (2005: 346). Kegiatan menggeleng yang dilakukan Pras

menunjukkan jawaban yang berarti tidak atas pertanyaan Melly, yaitu:

“Kamu mesti jemput istrimu?”

16) Neal mengangguk. (data no. 248)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 197: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

181 �

181

mengangguk, dalam KBBI kata mengangguk memiliki arti menggerakkan

kepala ke bawah (memberi hormat, mengiyakan) (2005: 48). Mengangguk

yang dilakukan oleh Neal merupakan tanda mengiyakan atas pertanyaan

dari Pras, yaitu:

“Sudah tidur Iza?” (cerpen Permen, hlm. 54)

17) Bibir itu tersenyum seolah memahami kekagetan Maneka.(data no. 249)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah

tersenyum, dalam KBBI senyum berarti gerak tawa ekspresif yang tidak

bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan sebagainya

dengan mengembangkan bibir sedikit (2005: 1041). Apabila dilihat dari

konteksnya bibir itu tersenyum karena melihat Maneka yang terkejut

melihatnya.

18) Maneka tertawa. (data no. 250)

19) Mereka sama-sama tertawa ketika melihat bibir itu jumpalitan dengan

gerakan-gerakan lucu, seperti badut yang berusaha menghibur mereka.

(data no. 251)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah

tertawa, dalam KBBI tertawa berarti melahirkan rasa gembira, senang,

geli, dan sebagainya dengan suara berderai (2005: 1150). Apabila dilihat

dari konteksnya, Maneka dan Alina tertawa karena merasa lucu dan takjub

dengan polah tingkah sepotong bibir pemberian Sukab. Hal tersebut terkait

dengan teks sebelumnya, yaitu:

Saat itulah bibir itu menggeliat dan meloncat-loncat seperti

mencoba menarik perhatian mereka. (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah

di Dunia, hlm.64)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 198: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

182 �

182

20) Mereka tertawa-tawa melihat aku menari-nari. (data no. 242)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah

tertawa-tawa, menurut KBBI, tertawa-tawa adalah melahirkan rasa

gembira, senang, geli, dan sebagainya dengan suara berderai (2005: 1150).

Jika dilihat dari konteks cerita, mereka tertawa karena melihat kelucuan

tokoh “aku” menyanyi dan menari. Hal tersebut terkait dengan teks

selanjutnya, yaitu:

Pasti aku tampak lucu di mata mereka. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 84)

21) Aku tertawa saat mereka tertawa. (data no. 253)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah

tertawa, menurut KBBI, tertawa adalah melahirkan rasa gembira, senang,

geli, dan sebagainya dengan suara berderai (2005: 1150). Jika dilihat dari

konteks cerita, tokoh “aku” tertawa karena melihat teman-temannya

tertawa setelah melihat tokoh “aku” menyanyi dan menari. Hal tersebut

terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Mereka tertawa-tawa melihat aku menari-nari. Pasti aku tampak

lucu di mata mereka. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm.

84)

22) Tapi, ia hanya tertawa. (data no. 254)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah

tertawa, menurut KBBI, tertawa adalah melahirkan rasa gembira, senang,

geli, dan sebagainya dengan suara berderai (2005: 1150). Tokoh “ia” atau

Mawar tertawa dengan kisah yang diceritakan oleh wanita buta mengenai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 199: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

183 �

183

malapetaka yang akan ia dapatkan. Ia seakan meremehkan dan tidak

percaya. Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

Sungguh, tak ada yang tak terlihat olehku yang buta. Juga hari

paling nestapa dalam hidupnya yang bakal tiba. Itulah sebabnya aku

menyukainya sejak pertama. Ia seperti dikutuk kecantikannya.

Kuceritakan penglihatanku. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon

Natal, hlm. 95-96)

23) Tentu, kau bisa menduga ketika aku lahir dan menatap dunia, perempuan

itu langsung meraung ketika tahu anaknya tak punya mata. (data no. 255)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah

meraung , menurut KBBI, meraung adalah menangis dan memekik keras-

keras; menggerung-gerung (2005: 934). Jika dilihat dari konteks cerita,

perempuan itu meraung karena terkejut setelah mengetahui kondisi anak

yang baru saja ia lahirkan, ia melahirkan anak tanpa bola mata.

24) Dia tertawa. (data no. 256)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah

tertawa, menurut KBBI, tertawa adalah melahirkan rasa gembira, senang,

geli, dan sebagainya dengan suara berderai (2005: 1150). Jika dilihat dari

konteks ceritanya, tokoh “dia” tertawa karena mendengar cerita dari

wanita buta yang menceritakan tentang kondisi kota melalui mata

batinnya, yaitu:

Aku bisa melihat kota ii seperti bola bekel raksasa yang lembek,

aku bisa menyentuhnya dengan tanganku, cahaya seperti lumer di sela

jariku. Aku bisa melihat menara jam di tengah kota bergumam muram

tengah malam, kemudian meliuk merunduk. Aku bisa melihat maneken-

maneken yang berkedip, menggeliat bosan terkurung etalase toko-toko

sepanjang jalan ini. Mereka seperti pelacur-pelacur kesepian yang

menunggu pelanggan dan sentuhan.…(cerpen Cerita yang Menetes dari

Pohon Natal, hlm. 98-99)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 200: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

184 �

184

25) Ia kembali tertawa. (data no. 257)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah

tertawa, menurut KBBI, tertawa adalah melahirkan rasa gembira, senang,

geli, dan sebagainya dengan suara berderai (2005: 1150). Jika dilihat dari

konteksnya, tokoh “ia” tertawa karena merasa lucu setelah mendengar

cerita wanita buta yang mengatakan bahwa wanita buta itu mampu melihat

tawanya. Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya, yaitu:

“Lihatlah, bahkan aku bisa melihat tawamu yang ungu kebiru-

biruan memuai di udara.” (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal,

hlm. 99)

26) Ibunya, yang tengah menyiapkan gaun untuk acara nanti malam,

tersenyum memandangi gambar danau itu. (data no. 258)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tersenyum, menurut KBBI tersenyum adalah gerak tawa ekspresif yang

tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan

sebagainya dengan mengembangkan bibir sedikit (2005: 1041). Apabila

dilihat dari konteks ceritanya ibunya tersenyum karena melihat gambar

anaknya yang sangat bagus. Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya,

yaitu:

“Ibu,” teriak bocah itu, memperlihatkan gambar yang telah

dirampungkannya, “lihatlah.” (cerpen Episode, hlm. 115)

27) Mereka tertawa gembira. (data no. 259)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tertawa, menurut KBBI tertawa adalah melahirkan rasa gembira, senang,

geli, dan sebagainya dengan suara berderai (2005: 1150). Apabila dilihat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 201: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

185 �

185

dari konteks ceritanya mereka tertawa gembira karena mereka sedang

bermain bersama di sebuah danau. Hal tersebut terkait dengan teks

sebelumnya, yaitu:

Saat tidur itulah, ia bermimpi pergi ke sebuah danau bersama

kawan-kawan sepermainannya.(cerpen Episode, hlm.116)

28) Bocah itu terus bertopang dagu. Pandangannya menerawang, jauh. (data

no. 260)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

bertopang dagu, menurut KBBI bertopang dagu adalah kata kiasan yang

memiliki arti melamun. Apabila dilihat dari konteks ceritanya, bocah itu

bertopang dagu terkait dengan kejadian yang baru saja terjadi di

sekolahnya, yaitu penembakan terhadap salah satu temannya. Ia merasa

bahwa ialah yang melakukannya. Hal tersebut terkait dengan teks

sebelumnya, yaitu:

“Aku mau jadi tentara saja, ah.”

“Kenapa?”

“Biar punya senjata dan bisa nembak orang.” Lalu menirukan gerak

orang menembak. “Dor!Dor!Dor!” (cerpen Episode, hlm. 120)

29) Mendengar itu, tentu saja ibunya tertawa. (data no. 261)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tertawa, menurut KBBI tertawa adalah melahirkan rasa gembira, senang,

geli, dan sebagainya dengan suara berderai (2005: 1150). Apabila dilihat

dari konteks ceritanya, ibunya tertawa karena mendengar cerita dari

anaknya yang mengaku bahwa ia baru saja menembak salah satu temannya

di sekolah. Hal tersebut membuat geli ibunya karena ia tidak percaya

dengan cerita tersebut karena anaknya tidak mungkin melakukan hal itu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 202: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

186 �

186

30) Ia tersenyum. (data no. 262)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tersenyum, menurut KBBI tersenyum adalah adalah gerak tawa ekspresif

yang tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan

sebagainya dengan mengembangkan bibir sedikit (2005: 1041). Apabila

dilihat dari konteks ceritanya, tokoh “ia” tersenyum ia merasa senang

menyambut kematiannya, ia ingin terlihat tampan pada saat ia mati. Hal

tersebut terkait dengan teks selanjutnya, yaitu:

Ia ingin tamapk ganteng saat mati pagi ini. Ia menyisir rambutnya

belah tengah, mengoleskan minyak rambut hingga tampak klimis,

mengenakan pakaian terbaik miliknya, kemeja motif batik, dan tentu ia tak

lupa menyemprotkan minyak wangi. (cerpen Variasi Kematian yang Seksi,

hlm. 132)

31) Ia hanya mengangguk, meski ia sebenarnya ingin mengucapkan kata-kata

terima kasih atas perhatian semua kerabatnya. (data no. 263)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut, yaitu

mengangguk, menurut KBBI mengangguk adalah menggerakkan kepala

ke bawah (memberi hormat, mengiyakan) (2005: 48). Apabila dilihat dari

konteksnya, ia mengangguk karena ia merasa berterima kasih telah

merawat dan menjaga jenazah ibunya selama menunggu kedatangannya

yang tengah mengembara. Hal tersebut terkait dengan teks sebelumnya,

yaitu:

“Kami tak berani menguburkan, sebelum kamu datang.” (cerpen

Variasi Kematian yang Seksi, hlm. 146)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 203: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

187 �

187

32) Menggenggam tangan yang kurus kering itu, menciumnya. “Aku pamit,

Bu.” (data no. 264)

33) Bergegas menepis cemas, ia segera mencium tangan ibunya. (data no. 265)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah

mencium tangan, merupakan salah satu wujud dari rasa bakti dan hormat

seseorang. Dalam cerita tersebut, tokoh “ia” mencium tangan ibunya

ketika hendak meninggalkan rumah sebagai wujud meminta restu dan

bakti terhadap ibunya.

34) Orang-orang pun tertawa ngakak. (data no. 266)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa

yang ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan

masyarakat (Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat di atas adalah

tertawa, menurut KBBI tertawa adalah melahirkan rasa gembira, senang,

geli, dan sebagainya dengan suara berderai (2005: 1150). Apabila dilihat

dari konteks ceritanya, orang-orang itu tertawa untuk mencemooh orang

miskin yang tempo hari tidak jadi mati. Hal tersebut terkait dengan teks

sebelumnya, yaitu:

“Kalian tahu, kenapa dia tak jadi mati? Karena neraka pun tak sudi

menerima orang miskin kayak dia!”( cerpen Perihal Orang Miskin yang

Bahagia, hlm. 166).

Simbol dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia yang

diwakilkan dengan benda tertentu berupa bendera yang berarti terjadinya suatu

peristiwa (kematian) , yaitu:

1) Ia dapati bendera putih di ujung jalan masuk menuju rumahnya. (data no. 267)

Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan apa yang

ditandakan bersifat arbitrer, dan sesuai dengan kesepakatan masyarakat

(Endraswara, 2003: 65). Simbol dalam kalimat tersebut adalah bendera putih.

Bendera putih dalam masyarakat kita merupakan simbol dari adanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 204: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

188 �

188

seseorang yang meninggal. Hal tersebut juga terkait dengan teks selanjutnya,

yaitu:

Lalu, beberapa orang segera menghambur ke arahnya, menyambut

dan memeluknya hangat. Merangkul dan menepuk-nepuk punggungnya,

seakan-akan itu bisa membuatnya tak terlalu kehilangan. (cerpen Variasi

Kematian yang Seksi, hlm. 145)

3. Nilai Pendidikan dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia Karya Agus Noor

Setiap karya sastra diciptakan bertujuan untuk menyampaikan suatu pesan

tertentu pada pembaca. Oleh karena itu, senada dengan pendapat yang disebutkan

oleh Suyitno, sastra bisa difungsikan sebagai pembina tata nilai dalam berbagai

sendi kehidupan intelektual, pendidikan rohani, serta hal-hal lain yang bersifat

personal maupun sosial (dalam Nuraini, 2007: 27). Dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor dapat dikelompokkan

menjadi beberapa jenis nilai pendidikan, yaitu:

a. Nilai Agama

Secara garis besar, kriteria-kriteria religius dalam karya sastra khususnya

cerpen, menurut Atmosuwito (dalam Pudjiono, hlm. 16, tahun 2006) adalah

berisi hal-hal sebagai berikut:

“ 1) penyerahan diri, tunduk dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2)

kehidupan yang penuh kemuliaan; 3) perasaan batin yang ada

hubungannya dengan Tuhan; 4) perasaan batin yang ada hubungannya

dengan rasa berdoa; 5) perasaan batin yang ada hubungannya dengan rasa

takut; 6) pengakuan akan kebesaran Tuhan.”

Selain itu, ada juga kriteria religiusitas sastra sebagaimana yang

diungkapkan oleh Saridjo (dalam Pudjiono, hlm. 16, tahun 2006), yaitu 1)

karya sastra yang melukiskan konflik keagamaan, 2) karya sastra yang

menitikberatkan pada hal-hal keagamaan sebagai pemecah sosial.

Nilai-nilai religius yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia karya Agus Noor adalah sebagai berikut:

(a) “20 Keping Puzzle Cerita”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 205: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

189 �

189

Dalam cerpen ini dapat dipetik nilai religius yang berupa teka-teki atau

misteri dari datangnya kematian. Cerpen ini mengajak kita untuk senantiasa

mengingat akan kematian yang cara dan waktu kedatangannya tidak pernah

kita ketahui. Oleh karena itu, secara tidak langsung dalam cerpen ini

memberikan satu pesan moral pada pembaca untuk senantiasa mengingat

kematian yang pasti akan datang agar kita selalu mengisi hari-hari kita untuk

mempersiapkan bekal untuk menyambut kedatangannya.

Aku ingat, saat para tetangga datang melayat. Banyak yang penasaran

kenapa kau mati begitu mendadak. Mereka bercakap nyaris berbisik,

menduga-duga—mungkin ada juga yang diam-diam menggunjingkanmu—

sementara jenazahmu berbaring tenang. Bau kematian seperti mengendap

dalam ruangan. (cerpen 20 Keping Puzzle Cerita, hlm. 72).

(b)“Variasi bagi Kematian yang Seksi”

Dalam cerpen ini, terdapat nilai religius yang dapat kita petik, yaitu

agar kita senantiasa ingat dengan datangnya kematian yang kedatangannya

selalu menjadi rahasia bagi setiap manusia. Oleh karena itu, kita sebagai

manusia harus senantiasa mempersiapkan datangnya kematian dengan

melakukan perbuatan-perbuatan baik untuk bekal menghadap Tuhan. Dalam

cerita ini terdapat dua variasi kematian, yaitu seseorang yang telah

mengetahui waktu kematiannya sehingga ia sempat mempersiapkan diri

untuk menyambut kedatangannya. Variasi kedua, yaitu kematian yang tidak

diketahui waktunya. Hal tersebut terkait dengan kutipan berikut:

Ia merasa bersyukur, betapa ia telah lama mengetahui kematiannya

sendiri, hingga bisa mempersiapkan segalanya tanpa tergesa-gesa. Ia

memotong kuku, mencukur cambang, dan merapikan kumisnya yang tipis. Ia

ingat, teman-temannya selalu bilang kalau ia terlihat lebih ganteng bila

berkumis tipis. Ia tersenyum. Ia ingin tampak ganteng saat mati pagi

ini.(cerpen Variasi bagi Kematian yang Seksi, hlm. 132)

(c)“Pelancong Kepedihan”

Dalam subjudul “Pelancong Kepedihan” yang terdapat dalam cerpen

“Empat Cerita Buat Cinta” ini terdapat nilai religius yang dapat kita ambil,

yaitu pesan untuk tetap bertahan atau tabah dalam suatu keadaan yang berat

sekalipun sebagai wujud rasa syukur manusia terhadap Sang Pencipta untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 206: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

190 �

190

senantiasa menjaga yang telah diberikan. Hal tersebut terkait dengan kutipan

berikut:

Kami tak ingin kota kami lenyap, meski sebagian demi sebagian dari

kota kami perlahan-lahan runtuh menjadi debu. Karena itulah, kami selalu

membangun kembali bagian-bagian kota kami yang runtuh. Kami

mendirikan kembali rumah-rumah, jembatan, sekolah, mercusuar dan

menara, rumah sakit-rumah sakit, menanam kembali pohon-pohon, hingga

di bekas reruntuhan itu kembali berdiri bagian kota kami yang hancur.

(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 33).

(d) “Penyemai Sunyi”

Dalam subjudul “Penyemai Sunyi” terdapat pesan yang tersirat dalam

cerita tersebut agar kita tidak terlalu larut dan terpuruk dalam kesedihan

yang kita rasakan karena semua itu merupakan scenario dari Tuhan.

Sebaiknya kita bisa segera bangkit dari kesedihan atau musibah yang

menimpa kita untuk menatap masa depan. Hal tersebut terkait dengan

kutipan berikut:

Setiap pagi aku selalu menyaksikan setangkai sunyi itu berbunga. Dan

setiap kali itu pula aku masih merasakan keperihan kesepian. (cerpen

Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 19).

b. Nilai Sosial

Nilai pendidikan sosial adalah tata sosial tertentu yang mengungkapkan

sesuatu hal yang bisa direnungkan. Dalam karya sastra dengan ekspresi

pengungkapan nilai sosial pada akhirnya dapat dijadikan cermin atau sikap

para pembacanya. Suyitno mengungkapkan bahwa karya sastra dapat

berfungsi sebagai daya penggoncang nilai-nilai sosial yang sudah mapan

(dalam Nuraini, 2007: 28). Berikut nilai-nilai sosial yang terdapat dalam

Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor:

1) “Penjahit Kesedihan”

Dalam subjudul “Penjahit Kesedihan” yang terdapat dalam cerpen

berjudul “Empat Cerita Buat Cinta” terdapat nilai sosial, yaitu mengenai

perubahan zaman yang juga merubah masyarakat dalam bertindak dan

berpikir. Salah satu perubahan itu adalah beralihnya selera masyarakat

dalam berbusana yang tak lagi harus menunggu lama karena dibuatkan oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 207: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

191 �

191

penjahit, tetapi sekarang sudah terdapat berbagai macam pilihan di toko-

toko pakaian yang kini sudah banyak didirikan. Hal tersebut secara

otomatis mematikan keberadaan penjahit-penjahit dan memengaruhi pola

pikir masyarakat untuk menjadi masyarakat konsumtif. Secara tidak

langsung terjadi ketimpangan sosial dalam masyarakat. Ketika pekerjaan

menjadi penjahit sebagai satu-satunya penopang hidup dalam sebuah

keluarga hal tersebut tentu saja akan merugikan penjahit-penjahit rumahan.

Cerita ini sebenarnya juga menyindir pemerintah mengenai keberadaan

toko-toko mewah yang kian menjamur sehingga akan mematikan

keberadaan penjahit rumahan. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Mungkin banyak dari tukang jahit itu yang mati. Mungkin juga

mereka memilih berhenti jadi tukang jahit. Atau mereka tak mau lagi

datang karena makin lama makin banyak warga yang malas menjahitkan

pakaian pada tukang jahit itu. Sejak banyak toko fashion, factori outlet,

dan pusat perbelanjaan di kota ini, orang-orang lebih suka membeli

pakaian jadi. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 21)

Selain itu, dalam subjudul “Penjahit Kesedihan” terdapat pesan

secara tersirat mengenai substansi dari perayaan Hari Lebaran yang

sesungguhnya tidak hanya melulu soal pakaian baru atau hal-hal yang

berbau serba baru. Melalui cerita tersebut kita diingatkan untuk tidak

bersikap demikian ketika menyambut Hari Lebaran. Hal tersebut juga

disebutkan oleh Noor dalam blognya, bahwa ada tiga latar ide yang

menggerakkan penulisan cerpen ini, yaitu:

“Pertama, saya melihat orang-orang yang susah justru ketika

lebaran tiba, karena harga sembako mahal. Kedua, tradisi untuk

selalu memakai baju baru di setiap lebaran. Bukankah dua hal itu

kontradiktif (ada ironi) dan karenanya menarik bila

dipersandingkan menjadi satir sosial. Pada satu sisi ada orang yang

susah di saat menjelang lebaran, tapi ada juga yang gembira

karena bisa pakai baju baru” (Noor, 22 Maret 2008).

2) “Pelancong Kepedihan”�

Dalam subjudul “Pelancong Kepedihan” yang terdapat dalam

cerpen “Empat Cerita Buat Cinta” ini, terdapat nilai sosial yang dapat kita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 208: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

192 �

192

petik, yaitu pesan tentang kasih sayang dan saling menolong terhadap

sesama. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Berkarung-karung gandum yang diangkut gerobak pedati, daging

asap yang digantungkan di punuk unta terlihat bergoyang-goyang, roti

kering yang disimpan dalam kaleng, botol-botol cuka dan saus, biskuit

dan telur asin, rendang dalam rantang, dan berdus-dus mi instan yang

kadang mereka bagikan kepada kami. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta,

hlm. 27).

3) “Kartu Pos dari Surga”

Dalam cerpen ini, terdapat nilai sosial yang mengkritisi

permasalahan moda atau transportasi di Indonesia. Secara tidak langsung

pengarang menyampaikan simpati terhadap para korban kecelakaan

pesawat Adam Air seperti yang ia ungkapkan dalam blognya, “Ketika

mendengar berita jatuhnya pesawat Adam Air di perairan Majene, 1

Januari 2007, langsung meletik ide: saya ingin menulis cerita yang

berangkat dari peristiwa ini”.(Noor, 6 Maret 2009). Selain itu, dalam

blognya, Kurniawan yang menulis resensi Kumpulan Cerpen Sepotong

Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor menyebutkan bahwa salah

satu pesan dari cerpen-cerpennya, yaitu mengkritisi tentang kondisi moda

yang ada di Indonesia, dalam hal ini adalah alat transportasi pesawat,

seperti yang di sebutkan oleh Kurniawan bahwa cerpen ini tidak hanya

menyajikan dunia rekaan yang menyentak realitas keseharian, tetapi juga

memiliki nilai-nilai reflektif atas realitas sosial. Misalnya, menyentil

ketidakmampuan negara dalam menyediakan moda angkutan yang

menjamin keselamatan rakyatnya (Kurniawan, 14 Mei 2010).

4) “Permen”

Dalam cerpen ini, terdapat satu pesan sosial terhadap pemerintah

yang berkaitan dengan kemiskinan yang masih tinggi di Indonesia. Hal

tersebut juga disebutkan oleh Kurniawan, bahwa melalui metafora permen

pada cerpen Permen, secara cerdas Agus Noor tidak hanya menggiring

pembaca untuk menengok persoalan keluarga, tetapi juga problem krusial

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 209: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

193 �

193

yang merundung negeri ini, yaitu kemiskinan (14 Mei 2010). Kemiskinan

itu digambarkan seperti dalam kutipan di bawah ini:

Orang-orang miskin yang hidup di kampung-kampung kumuh

pinggiran kota membuat permen itu dengan cara menampung kesedihan

mereka. Mungkin proses pembuatan permen di situ sudah berlangsung

lama. Kesedihan dan kegetiran hidup yang mereka rasakan sehari-hari,

mereka peras menjadi keringat yang ditampung ke dalam panic-panci

rongsokan, kemudian diolah dan dimasak di atas tungku-tungku

penderitaan. Mencampurnya dengan gelatin agar kental, memberinya

sedikit gula, pewarna, dan pengawet….(cerpen Permen, hlm. 47)

Selain itu, seperti yang telah disebutkan di atas bahwa cerpen

“Permen” ini selain mengandung kritik terhadap pemerintah tentang

kemiskinan, juga menyoroti persoalan dalam sebuah keluarga. Dalam

cerpen ini, mengandung ajaran moral tentang menghargai orang lain Hal

tersebut terkait dengan teks berikut:

“Bukankah mengubah kesedihan menjadi permen itu cara yang

luar biasa? Mungkin itulah cara terbaik bertahan di tengah hidup yang

penuh penderitaan. Membuat yang pahit jadi manis. Kamu jangan

meremehkan hanya karena permen itu terlihat murahan. Ini hanya soal

kemasan. Aku kira, kalau dikemas dalam kotak-kotak yang bagus dan

dipasarkan dengan baik, permen itu akan menarik juga. Mungkin akan

jadi komoditas yang menguntungkan. (cerpen Permen, hlm. 48).

Tentang kesetiaan terhadap pasangan, seperti yang terdapat dalam

teks berikut:

Ia selalu menyimpan permen di sakunya. Setiap kali hendak

masuk rumah, ia pasti mengunyah permen terlebih dahulu. Permen bisa

menghapus bau bekas ciuman di mulutnya. (cerpen Permen, hlm. 52).

5) “Perihal Orang Miskin yang Bahagia”

Dalam cerpen ini, terdapat nilai yang berkaitan dengan kritik sosial

terhadap pemerintah serta terjadinya ketimpangan sosial dalam masyarakat

Indonesia. Ketimpangan tersebut digambarkan dengan adanya kartu tanda

miskin bagi orang-orang miskin untuk menikmati layanan atau fasilitas

umum tertentu. Selain itu, dalam cerpen yang bersifat satire ini juga

menggambarkan orang miskin yang selalu bersyukur dan ceria dengan

kondisi yang ia alami, sebagai bentuk sindiran dalam cerita ini tokoh orang

miskin menggunakan kartu tanda miskinnya untuk berbelanja di mal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 210: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

194 �

194

Walaupun pada akhirnya ia diusir oleh pihak keamanan mal. Ketika ia

sakit pun ia menunjukkan kartu tanda miskin itu pada pihak rumah sakit.

Tetapi, tetap saja ketimpangan sosial terjadi. Ia diperlakukan tidak

semestinya. Hal tersebut terkait dengan kutipan berikut:

…“Beginilah enaknya jadi orang miskin,” batinnya, “dapat

fasilitas gratis tidur di lantai.” Dan orang miskin itu dibiarkan menunggu

berhari-hari. Setelah tanpa pernah diperiksa dokter, ia disuruh pulang.

“Anda sudah sembuh, “kata perawat, lalu memberinya obat murahan.

Orang miskin itu pulang dengan riang. Kini, ia tak akan pernah lagi takut

pada sakit. Saat anak-anaknya tak pernah sakit, ia jadi kecewa. “Apa

gunanya kita punya Kartu Tanda Miskin, kalau kamu tak pernah sakit?

Tak baik orang miskin selalu sehat.” (cerpen Perihal Orang Miskin yang

Bahagia, hlm. 163-164)

6) “Parousia”

Dalam subjudul “Parousia” yang terdapat dalam cerpen “Cerita

yang Menetes dari Pohon Natal” ini, terdapat nilai sosial yang berkaitan

dengan perubahan zaman yang semakin pesat sehingga membuat manusia

melupakan Tuhan mereka. Gedung-gedung mewah yang didirikan sebagai

pusat perbelanjaan dan hiburan hampir mengisi setiap sudut kota. Tetapi,

keberadaan tempat ibadah justru tidak demikian adanya, terjadi

pembongkaran-pembongkaran di sana-sini. Hal tersebut terkait dengan

teks berikut:

Ketika kota mempercantik diri. Ketika bangunan-bangunan

bertingkat mulai dibangun. Ketika banyak gereja diruntuhkan untuk

diganti dengan mal-mal. Pada saat itulah, sebagian orang yang mencoba

bertahan memunguti sisa bangunan gereja itu dan membawanya masuk ke

dalam kabut kesunyian. Berusaha membangunnya kembali sebagai

tumpukan-tumpukan kenangan. Mereka memunguti puing kota lama yang

dihancurkan kemajuan. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal,

hlm. 90).

7) “Mawar di Tiang Gantungan”

Dalam subjudul ini, terdapat nilai sosial yang berkaitan dengan

ketidakadilan yang dialami pihak-pihak yang lemah. Dalam cerita ini

terdapat tokoh yang bernama Mawar yang bekerja sebagai wanita

penghibur untuk menghidupi anak-anaknya. Pada suatu malam ia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 211: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

195 �

195

tertangkap oleh petugas-petugas ketertiban. Tetapi, karena dalam pengaruh

alkohol, para petugas-petugas itu menjadi lebih beringas sehingga mereka

tak terkendali dan membawa Mawar ke sebuah gudang lalu diperkosa

secara bergilir oleh mereka. Mawar pun melakukan perlawanan sehingga

menewaskan salah satu dari mereka. Namun, keesokan harinya berita yang

tersebar justru sebaliknya. Petugas-petugas itu mengarang cerita bahwa

Mawar adalah pembunuh. Padahal ia hanya membela dirinya. Namun,

keesokan harinya ia dibawa ke alun-alun untuk mendapatkan hukuman

gantung karena tuduhan pembunuhan. Hal tersebut terkait dengan teks

berikut:

“Peristiwa pemerkosaan itu mereka tutup-tutupi dengan

pembunuhan itu. Mereka bilang mereka tengah patrol seperti biasa.

Mawar mereka bawa dan nasihati baik-baik ketika mendadak ia

mengamuk. Rupanya ia mabuk berat. Di tasnya ada beberapa butir pil dan

pisau lipat, yang sengaja ditaruh petugas untuk menjebaknya. Ada bercak

darah di pisau itu. Dan, selanjutnya kau tahu sebagaimana diberitakan

Koran-koran; katanya Mawar baru saja membunuh seorang pelanggan

yang tak membayarnya”. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal,

hlm. 101)

8) “Serenade Kunang-Kunang”

Dalam subjudul ini, terdapat nilai sosial, yaitu berkaitan dengan

ketidakadilan dan sikap tidak berperikemanusiaan antar sesama manusia.

Dalam subjudul ini diceritakan bahwa ada seorang yang tewas diduga

karena disiksa oleh tentara sehingga membuat masyarakat yang tidak

terima akan hal tersebut melakukan unjuk rasa di saat pemakaman korban

tewas itu. Tetapi, sampai pemakaman usai para pengunjuk rasa masih

beraksi sehingga membuat geram para tentara yang berjaga. Wartawan

yang meliput kejadian tersebut pun ditembak sampai tewas. Tentara pun

mengancam pada para pengunjuk rasa untuk segera membubarkan

aksinya. Namun, mereka justru berlindung di dalam gereja dan diancam

ketika sampai tengah malam mereka tidak keluar dari gereja para tentara

mengancam akan membakar mereka semua. Sampai tengah malam mereka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 212: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

196 �

196

tidak keluar dari gereja sehingga mereka pun dibakar. Hal tersebut terkait

dengan kutipan berikut:

Seorang wartawan yang ketahuan sedang merekam kejadian ituu

langsung disumpal mulutnya dengan granat yang segera meledak dalam

mulutnya. Orang-orang kemudian berlarian masuk gereja, berlindung dan

bersembunyi hingga malam sementara tentara terus mengepung dan

berjaga-jaga. Mayat-mayat yang bergelimpangan segera dilemparkan ke

atas truk. Jika hingga tengah malam orang-orang tak mau keluar dari

gereja, para tentara itu segera membakarnya. (cerpen Cerita yang

Menetes dari Pohon Natal, hlm. 109-110).

c. Nilai Moral

Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai salah satu wujud

tema dalam bentuk yang sederhana, namun tidak semua tema merupakan

moral (Kenny dalam Nurgiyantoro, 2007: 320). Moral dalam karya sastra

merupakan cerminan dari pandangan hidup pengarang mengenai nilai-nilai

yang ingin disampaikan kepada pembaca. Moral dalam cerita, menurut

Kenny biasanya memiliki maksud untuk memberikan saran yang berkaitan

dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat dipetik

pembaca dari cerita (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2007: 321).

Jenis dan wujud nilai moral dalam karya sastra dapat mencakup

persoalan hidup dan kehidupan atau persoalan mengenai harkat dan martabat

manusia. Burhan Nurgiyantoro mengungkapkan bahwa secara garis besar,

persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam

persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, manusia dengan manusia

lain dalam lingkup sosial dan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan

(2007: 323-324). Nilai-nilai moral yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor adalah sebagai

berikut:

1)“Pemetik Air Mata”

Dalam sub judul “Pemetik Air Mata” ini, terdapat nilai moral yang

ingin disampaikan pengarang pada pembaca, yaitu tentang pentingnya

memilih suatu keputusan tertentu dalam kehidupan kita, karena tanpa

disadari keputusan yang kita pilih akan memberikan dampak pada keluarga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 213: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

197 �

197

atau kehidupan kita. Dalam subjudul ini, diceritakan bahwa terdapat

seorang ibu yang memiliki pekerjaan sebagai wanita malam. Setiap hari ada

pelanggan yang datang ke rumahnya untuk minta pelayanannya. Padahal di

dalam rumahnya terdapat seorang anak perempuan yang merupakan anak

dari seorang wanita malam tersebut. Secara otomatis, anak perempuan itu

mengetahui semua tingkah laku ibunya dan para pelanggannya. Mabuk-

mabukkan, dan tingkah laku orang dewasa lain yang seharusnya belum

sepantasnya diketahui oleh anak seusianya harus menjadi tontonan setiap

hari. Pada suatu malam, ibunya mengatakan satu permintaan pada anak

perempuan itu agar kelak ia jangan seperti dirinya. Ibu itu ingin anaknya

menjadi wanita baik-baik. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Sandra selalu ingat dulu, di saat-saat mamanya begitu tampak

mencintainya, perempuan itu selalu mendekapnya erat-erat sembari

berbisik terisak, “ Berjanjilah kepada Mama, kamu akan menjadi wanita

baik-baik, Sandra. (cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 9).

Berdasarkan kutipan tersebut, terlukis kasih sayang seorang ibu

terhadap anaknya. Walaupun sepanjang hidupnya ia memiliki pekerjaan

yang hina. Tetapi, dalam lubuk hatinya terdapat harapan untuk anaknya

agar anaknya menjadi anak yang baik.

Ketika anaknya dewasa, ia selalu teringat pesan ibunya agar

menjadi wanita baik-baik hingga pada suatu hari ia bertemu dengan seorang

pria yang membuat ia jatuh cinta, menikah dengannya, dan memiliki

seorang putri. Pada akhir cerita, disebutkan bahwa pria yang ia nikahi

tersebut adalah seorang pria yang telah memiliki istri, dan ia hanya menjadi

istri simpanan saja. Oleh karena itu, anaknya tidak mendapatkan perhatian

yang penuh dari ayahnya karena ayahnya harus berbagi dengan keluarga

sahnya.

Dalam subjudul ini, terdapat nilai moral bahwa kita sebagai

manusia hendaknya mampu memutuskan sesuatu dengan baik dalam hidup

kita sehingga keputusan itu tidak menimbulkan dampak yang buruk

terhadap orang-orang yang kita sayangi atau orang-orang yang ada dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 214: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

198 �

198

kehidupan kita. Dengan kata lain, cerita ini memberikan pesan pada

pembaca agar selalu bersikap bijaksana, berpikir panjang, dan tidak egois.

Meskipun keadaan atau kenyataan hidup tidak seperti yang diharapkan

seharusnya kita tetap menaati peraturan atau norma-norma yang ada.

2) “Penyemai Sunyi”

Dalam subjudul “Penyemai Sunyi” ini, terdapat nilai moral yang

dapat dipetik oleh pembaca, yaitu tentang makna kesetiaan terhadap

pasangan. Hal tersebut terkait dengan kutipan berikut:

“Aku bayangkan Asih, istriku yang bermata lembut, akan

membukakan pintu dan segera menyiapkan secangkir kopi hangat untuk

meneduhkan penat. Asih, barangkali juga terkantuk menunggu

kepulanganku. Ia selalu ingin membukakan pintu untukku. “Agar aku

selalu tahu kau telah kembali, “ katanya. Itulah kenapa ia tak suka bila

aku bersikeras untuk menduplikasi saja kunci pintu. “Kalau kau bawa

kunci, kau jadi punya alasan untuk kembali lebih malam atau malah

pulang dini hari….”(cerpen Empat Cerita Buat Cinta, hlm. 13)

3)”Episode”

Dalam judul cerpen “Episode” ini terdapat nilai moral yang dapat

kita petik, yaitu mengenai kesetiaan terhadap pasangan kita. Hubungan

antara suami dan istri dalam sebuah keluaraga yang kurang harmonis akan

memberikan pengaruh yang tidak baik terhadap anak-anaknya. Dalam

cerpen ini diceritakan bahwa terdapat seorang anak dalam sebuah keluarga

yang ayah dan ibunya masing-masing memiliki pasangan selingkuh. Pada

suatu malam, ketika sang suami tidak pulang ke rumah, sang istri

membawa pasangannya ke dalam kamarnya dan tanpa disengaja hal

tersebut disaksikan oleh anaknya sehingga membuat kondisi mentalnya

menjadi terpuruk. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

“Kau yakin, suamimu tak pulang malam ini?”

“Ya. Ia kira, aku tak tahu perselingkuhannya.”

“Karena itukah kamu memaksaku datang malam ini.”

“Lebih dari itu. Aku ingin bersenggama di kamarku sendiri.”

“Bosan di hotel terus?”

“Ya.” (cerpen Episode, hlm. 124)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 215: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

199 �

199

4)“Kartu Pos dari Surga”

Dalam cerpen ini, terdapat nilai moral yang mengajarkan pada

pembaca untuk dapat bersikap jujur terhadap orang lain walaupun

kenyataan yang ada sangat menyakitkan. Hal tersebut terkait dengan

ketidakjujuran seorang tokoh ayah dalam cerita ini terhadap anaknya,

Beningnya terkait dengan kematian ibunya. Ibunya meninggal karena

kecelakaan pesawat dan mayatnya tidak diketemukan. Untuk menjawab

semua pertanyaan anaknya yang berkaitan dengan ibunya, ayahnya selalu

mengarang-ngarang cerita yang hanya membuat anak kecil itu memiliki

harapan yang kosong tentang ibunya dan kehadiran kartu pos- kartu pos

yang biasa dikirimkan ibunya. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Lalu, ia mengelus lembut anaknya. Ia tak menyangka, betapa soal

kartu pos ini akan membuatnya mesti mengarang-ngarang jawaban.

(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 36).

Marwan merasakan sesuatu berdesir di dadanya. “Kalau emang

Pak Posnya sakit, biar besok Beningnya aja yang ke rumahnya, ngambil

kartu pos dari Mama.”(cerpen Kartu Pos dari Surga, hlm. 38-39).

a. Nilai Estetis

Semi berpendapat bahwa fungsi estetika sastra adalah penampilan

karya sastra yang dapat memberi kenikmatan dan keindahan bagi

pembacanya (dalam Nuraini, 2007: 28). Lebih lanjut, Suyitno juga

berpendapat bahwa sastra tidak hanya sekadar memberi kesenangan, tetapi

juga memberi pengetahuan serta pencernaan yang menghayat tentang

hakikat kehidupan bernilai (dalam Nuraini, 2007: 28). Nilai estetis yang

terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia

karya Agus Noor adalah sebagai berikut:

1) “Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia”

Dalam cerpen yang berjudul “Sepotong Bibir yang Paling Indah di

Dunia” ini, terdapat nilai estetis yang dapat kita petik, di antaranya,

yaitu agar kita berhati-hati dengan mulut manis atau janji-janji palsu

yang disuarakan oleh para calon pejabat atau pemimpin negeri ini yang

dilambangkan dengan simbol sepotong bibir yang bisa mengeluarkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 216: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

200 �

200

kata-kata indah sehingga membuat orang yang melihat dan

mendengarnya terkesan. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Seolah itulah bibir yang bisa menyelesaikan segala macam

masalah apa pun dengan sekejap. Orang-orang ingin difoto

sembari memegangi bibir itu.Semakin aneh kata-kata yang

terdengar, justru semakin orang-orang itu terpesona. Sembari

menikmati the di beranda dan menyaksikan ini semua, Maneka

berbisik pada Alina, “Rasanya kini aku mengerti, kenapa Sukab

mengirimkan bibir itu….”

“Kenapa?”

“Itu pasti bibir calon Presiden!”

“Itu bibir Tukang Kibul.” (cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia, hlm. 68-69)

Selain itu, dalam cerpen ini juga mengajarkan kita untuk setia

terhadap pasangan kita. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Saat ia melihat mata laki-laki itu menatapnya, saat itu pula ia

merasa terhanyut oleh cinta. Padahal kala itu ia telah bersuami! Tapi,

mata itu. Mata itu sungguh membuat Maneka tak bisa melupakannya,

dan karena itu memilih meninggalkan suaminya. Tengah malam, diam-

diam ia membungkus pakaian secukupnya dengan kain, mengambil

beberapa perhiasan simpanannya, lalu mengendap-endap meninggalkan

suaminya yang tengah tertidur begitu nyaman—suami yang pada

kenyataannya selama beberapa tahun perkawinan mereka selalu

melimpahkan kebahagiaan kepadanya. (cerpen Sepotong Bibir Paling

Indah di Dunia, hlm. 58).

2) “Parousia”

Dalam subjudul ini, terdapat nilai yang dapat kita petik, yaitu

mengenai sikap saling menghargai dan menyayangi terhadap sesama

makhluk hidup. Dalam subjudul ini, diceritakan ada seorang anak yang

memiliki kekurangan fisik sehingga perbedaan kondisi fisiknya itu

membuatnya selalu menjadi bahan tertawaan orang lain. Bahkan warga

sekitar pun merasa jijik dan menjauhinya sehingga ia memiliki keinginan

dilahirkan kembali menjadi seekor ular yang ketika itu lebih dihormati

dan disayangi oleh orang-orang daripada ia. Hal tersebut terkait dengan

teks berikut:

Dulu, aku memang berharap, aku ingin dilahirkan kembali di kota

ini, tidak lagi sebagai bocah idiot yang sering diganggu dilempari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 217: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

201 �

201

kerikil atau tomat busuk. Aku tak pernah mengerti, kenapa dulu orang-

orang di kota ini begitu senang menggangguku. Mungkin mereka hanya

menggodaku. Mungkin mereka butuh hiburan. Mungkin mereka merasa

bahagia bila bisa menggangguku. Apabila melihat aku lagi berjalan,

orang-orang akan menghentikanku. Memberiku moke, yang membuat

kepalaku berdenyut-denyut lembut. Lalu, mereka menyuruhku menyanyi

dan menari. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 84).

3) “Mawar di Tiang Gantungan”

Dalam subjudul ini, terdapat nilai estetis yang dapat kita petik,

yaitu salah satunya mengenai kasih sayang orang tua terhadap anaknya

yang seharusnya mampu menerima anaknya seperti apa pun kondisinya.

Dalam subjudul ini diceritakan seorang bayi dilahirkan dengan kondisi

tanpa bola mata sehingga membuat ibunya sangat membencinya lalu

membuangnya yang mengakibatkan anaknya menjadi seorang

gelandangan. Hal tersebut terkait dengan teks berikut:

Tentu, kau bisa menduga ketika aku lahir dan menatap dunia,

perempuan itu langsung meraung ketika tahu anaknya tak punya

mata...Seorang pemulung menemukanku di tempat pembuangan sampah,

kemudian menjualku kepada seseorang yang menampung para

pengemis. (cerpen Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, hlm. 97).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 218: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

202 �

202

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Unsur semiotis pertama (ikon) yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia karya Agus Noor adalah berupa ikon-

ikon metaforis. Unsur semiotis kedua (indeks) yang terdapat dalam karya

tersebut berupa indeks yang memiliki kaitan atau hubungan dengan teks dalam

teks. Unsur semiotis ketiga (simbol) yang terdapat dalam karya tersebut

berupa gerakan tubuh dan simbol yang diwakilkan oleh benda tertentu.

2. Berdasarkan hasil analisis unsur ikon, indeks, dan simbol dalam Kumpulan

Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia ini dapat diketahui makna di

balik unsur-unsur tersebut. Ikon metaforis dalam karya tersebut memiliki

makna konotasi tertentu dari apa yang disebutkan (sesuai dengan konteks

cerita). Indeks yang memiliki kaitan atau hubungan dengan teks dalam teks

memiliki makna yang dikelompokkan menjadi tiga macam, antara lain

bermakna penggambaran perasaan para tokoh dalam cerita, penggambaran

latar tempat dan suasana dalam cerita, dan penggambaran watak para tokoh

dalam cerita. Simbol yang diwakili oleh benda bermakna terjadinya suatu

peristiwa (kematian) dan simbol berupa gerakan tubuh merupakan ekspresi

yang mewakili perasaan para tokoh.

3. Nilai- nilai pendidikan yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Bibir

Paling Indah di Dunia karya Agus Noor tersebut, antara lain nilai agama,

terdapat dalam cerpen berjudul “Variasi Kematian Paling Seksi”, “20 Keping

Puzzle” (yang mengajarkan pembaca untuk senantiasa mengingat Tuhan dan

mengingat datangnya kematian sehingga kita selalu mempersiapkan diri untuk

menghadapinya), “Pelancong Kepedihan” dan “Penyemai Sunyi” (subjudul

dalam Empat Cerita Buat Cinta) mengajarkan pembaca untuk senantiasa tabah

dalam menjalani ujian dan ketentuan Tuhan. Nilai sosial, terdapat dalam

“Kartu Pos dari Surga”, “Penjahit Kesedihan” dan “Pelancong Kepedihan”,

“Permen”, “Perihal Orang Miskin yang Bahagia”, “Cerita yang Menetes dari

Pohon Natal” dalam judul tersebut mengajarkan kita tentang toleransi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 219: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

203 �

203

terhadap orang lain walaupun terdapat perbedaan-perbedaan kelas sosial,

kondisi fisik, dan sebagainya serta kritik sosial terhadap pemerintah dalam

menangani ketimpangan sosial yang semakin tajam. Nilai moral dalam karya

tersebut, terdapat dalam “Pemetik Air Mata” dan “Penyemai Sunyi “Episode”,

dan “Kartu Pos dari Surga”, judul-judul cerpen tersebut mengajarkan kita

untuk senantiasa memegang teguh kejujuran dan kebenaran dalam setiap

langkah atau keputusan yang kita ambil dalam melakukan sesuatu. Nilai

estetis dalam karya tersebut, terdapat dalam “Sepotong Bibir Paling Indah di

Dunia”, “Parousia” dan “Mawar di Tiang Gantungan”, judul-judul tersebut

terdapat nilai estetis atau keindahan, misalnya dalam pemaparan setting

tempat yang menggambarkan keindahan alam, atau tentang penggambaran

sepotong bibir yang terindah yang mengeluarkan kata-kata indahnya.

B. IMPLIKASI

Hasil dari penelitian ini berimplikasi pada dunia sastra dan pengajaran

bahasa dan sastra Indonesia. Dalam dunia sastra, penelitian ini memberikan

khazanah atau pengetahuan tentang menemukan dan memahami makna

semiotik yang terdapat dalam suatu karya sastra, khususnya dalam bentuk

cerpen. Melalui penelitian ini, pembaca dapat terbantu untuk memahami

makna semiotik dan pesan atau nilai-nilai yang terkandung dalam Kumpulan

Cerpen Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia yang terkait dengan pendidikan

karakter di sekolah.

Implikasi terhadap pengajaran apresiasi sastra, penelitian ini dapat

dijadikan satu alternatif karya sastra yang dapat dikaji dengan semiotik. Hal

tersebut dikarenakan di dalamnya sarat akan lambang-lambang atau unsur

semiotis yang digunakan pengarang dalam menyampaikan ceritanya.

C. SARAN

1. Pembaca

Pembaca seharusnya lebih bisa membaca secara menyeluruh suatu

karya sastra tertentu, karena suatu karya sastra sebenarnya tidak hanya

dapat dibaca secara sepenggal-sepenggal tanpa memahami konteks dari

cerita yang diciptakan pengarang. Oleh karena itu, sebaiknya pembaca

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 220: digilib.uns.ac.id/Kajian... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Niken Sarasvati Devi NIM : K1207003 Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan

204 �

204

dapat lebih membaca lebih dalam dan menyeluruh agar pesan yang

terkandung dapat dipahami secara utuh.

2. Dosen

Dalam pengajaran apresiasi sastra, dosen menggunakan karya-

karya yang baru dan relevan dengan situasi yang terkini. Dengan

demikian, tidak hanya pada aspek apresiasi saja yang tercapai melainkan

aspek-aspek yang lain, seperti informasi, edukasi, dan isu terkini yang

dikemas dalam suatu karya sastra.

3. Guru

Seorang guru sebaiknya memiliki pengetahuan mengenai kajian

semiotik, sehingga dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat

membimbing para siswa memahami makna karya sastra secara mendalam.

Selain itu, sebaiknya guru mampu memilih atau menyeleksi karya-karya

sastra yang layak untuk dijadikan bahan ajar apresiasi sastra Indonesia,

karena tidak semua karya sastra bisa dikatakan layak atau sesuai dengan

peserta didik.

4. Penulis

Ketika penulis menciptakan suatu karya sastra hendaknya tidak

hanya menampilkan unsur hiburan, tetapi juga menyajikan nilai-nilai atau

pesan moral (edukatif) yang dapat dipetik oleh pembacanya. Selain itu,

untuk menghindari pertentangan ketika penulis menciptakan karya sastra

yang bersifat menyindir bahkan mengkritik suatu pihak tertentu hendaknya

penulis juga memikirkan metode yang tepat dalam menyampaikan idenya,

salah satunya dengan metode semiotik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user