| kamis, 22 desember 2011 | halaman 17 jangan celah fileyang sia-sia.” sesuai uu ojk, pada 31...

1
MARCHELO B ERBAGAI kerentanan pada sektor jasa ke- uangan acap kali justru terjadi saat situasi per- ekonomian terkendali. Belajar dari pengalaman masa lalu dan menjaga stabilitas sistem nan- sial adalah salah satu resep da- lam menghadapi gejolak krisis. Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menyampai- kan hal itu di sela-sela Seminar Nasional Otoritas Jasa Keuangan, di Jakarta, kemarin. “Kerentanan di sektor keuangan serta per- tumbuhan kredit yang mungkin relatif berlebihan pada sektor ter- tentu, penggelembungan harga aset, perilaku pengambilan risiko berlebihan, umumnya terjadi saat perekonomian dan inasi sedang terkendali.” Karena itu, lanjut Darmin, penting adanya kerja sama yang baik di antara pemangku kepen- tingan guna memastikan kese- hatan lembaga keuangan bank maupun nonbank serta stabilitas sistem. Lembaga yang ‘sakit’ dapat menulari yang lain karena ada interkoneksi sehingga pada akhirnya membahayakan keselu- ruhan sistem keuangan. Untuk menjaga stabilitas sistem, ia menilai bukan seka- dar koordinasi yang dibutuhkan, melainkan juga kerangka kerja koordinasi. Apalagi, ada banyak pihak yang terlibat, yaitu BI, Kementerian Keuangan, Lem- baga Penjamin Simpanan, dan kelak, OJK. “Setahu saya, bukan hanya di negeri ini, di negeri orang sekalipun, koordinasi itu barang yang sulit untuk dijalankan apa- bila industrinya berbeda,” cetus mantan dirjen pajak itu. Ia berharap, nantinya dengan peralihan fungsi pengaturan dan pengawasan lembaga ke- uangan kepada OJK, kualitas dan manfaat pengawasan bank lebih maksimal. “Kalau kita tidak mampu mewujudkan pengawasan dan pengaturan yang baik, berarti sekarang kita tengah melakukan perjalanan yang sia-sia.” Sesuai UU OJK, pada 31 Desember 2012, fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa ke- uangan di sektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lem- baga jasa keuangan nonbank lain beralih dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Ke- uangan (Bapepam-LK) ke OJK. Kemudian, pada 31 Desember 2013, peralihan dilakukan untuk pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di per- bankan dari BI ke OJK. Ketua Bapepam-LK Nurhaida menyampaikan pihaknya se- dang menyiapkan mekanisme peraturan untuk pungutan iuran OJK. Sebab, ke depan, operasi OJK tidak akan bergantung ba- nyak kepada APBN. “Kita akan coba menetapkan mekanisme yang tidak memberatkan indus- tri dan membuat industri bisa berkembang,” janjinya. Bebas intervensi Sementara itu, Menteri Ke- uangan Agus Martowardojo optimistis kerja samanya dengan otoritas lain, seperti BI dan LPS, akan tetap terjaga dengan terben- tuknya OJK. Ia menambahkan, industri keuangan yang stabil akan mem- perkecil risiko gelembung (bub- ble) ekonomi di saat modal asing masuk dengan deras seperti tren di Indonesia dewasa ini. Wakil Presiden Boediono mengamini pentingnya menjaga arus informasi antara OJK dan BI, baik di masa krisis maupun tenang. Apalagi, banyak bidang baru pada sektor keuangan yang butuh supervisi ketat, seperti investment banking. ”Jangan ada celah-celah antara institusi se- hingga ada missed.Terkait antisipasi kondisi kri- sis, ia meminta agar jangan sampai ada kemacetan dalam pengambilan keputusan. Standar prosedur operasi di antara BI, OJK, Kemenkeu, dan LPS harus dirumuskan, sehingga dalam masa genting, dapat langsung diterapkan. Meski wajib berko ordinasi, Wapres mengingatkan agar OJK harus bebas dari intervensi lem- baga mana pun, termasuk BI, pe- merintah, dan DPR. (Ant/E-2) [email protected] Meski wajib berkoordinasi, Wapres mengingatkan agar OJK bebas dari intervensi lembaga mana pun, termasuk BI, pemerintah, dan DPR. Jangan Ada Celah Pengawasan HARGA tiket pesawat menjelang liburan Natal 2011 dan Tahun Baru 2012 rata-rata naik hingga menyentuh batas atas. Ketua Bidang Ticketing DPP Asosiasi Perusahaan Agen Pen- jual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) Pauline Suharno, saat dihubungi, kemarin, mengatakan maskapai penerbangan sudah menaikkan harga tiket untuk musim libur Natal dan Tahun Baru, khususnya penerbangan ke luar negeri. “Ke Singapura misalnya, rute yang paling diminati, sudah naik minimal US$50 dan ke Hong Kong naik US$100 per tiket,” kata Pauline. Untuk rute domestik, lanjut- nya, maskapai penerbangan menghapus kelas promo dan menetapkan harga hingga batas atas. Menurut Pauline, destinasi favorit para penumpang pada liburan Natal dan Tahun Baru antara lain ada di rute Jakar- ta-Medan, Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta, dan Jakarta- Singapura. Untuk rute gemuk, misalnya Jakarta-Medan, harga tiketnya naik mencapai Rp2 juta sekali jalan. Pada kondisi normal, harga tiket di rute ini di kisaran Rp600 ribu hingga Rp700 ribu. Secara terpisah, Direktur Ke- uangan PT Garuda Indonesia Tbk Elisa Lumbantoruan meng- ungkapkan, secara umum ka- pasitas maskapai pelat merah itu sudah bertumbuh sekitar 27% ketimbang 2010. Bahkan tingkat keterisian penumpang (load fac- tor) di saat peak season mencapai di atas 85%. Sementara itu, untuk mengan- tisipasi lonjakan penumpang kereta api (KA), PT Kereta Api Indonesia telah mempersiapkan KA dari 21 Desember 2011 hingga 5 Januari 2012. Humas Daop I KAI Mateta Rizalulhaq meng- ungkapkan, lonjakan penumpang diperkirakan terjadi pada Senin (26/12) dengan volume penum- pang mencapai 10.287 orang. “Ta- hun ini kami hanya menambah beberapa perjalanan saja di rute tertentu, dan menambah jumlah rangkaian hingga maksimal de- lapan rangkaian. Perjalanan yang ditambah antara lain KA Argo Lawu dan Cirebon Ekspres,” pungkasnya. (NG/E-3) EKONOMIKA Omzet 7-Eleven Melesat 434% ANAK perusahaan PT Modern Internasional Tbk di bidang ritel, PT Modern Putra Indonesia, yang menghadirkan waralaba 7-Eleven, membukukan kenaikan penjualan hingga 433,8% ke angka Rp202,6 miliar pada akhir kuartal III 2011. Pada kuartal III 2010, penjualan masih sebesar Rp37,9 miliar. Presiden Direktur Modern Internasional Sungkono Honoris me- ngatakan kenaikan tersebut menjadi kontributor utama peningkat- an penjualan. Secara konsolidasi, perseroan mencetak kenaikan penjualan sebesar 25,9% atau menjadi Rp657,6 miliar. “Sampai akhir 2011, diperkirakan penjualan dari bisnis 7-Eleven akan memberikan kontribusi sebesar 30% dari total penjualan konsolidasi perseroan,” ungkapnya seusai pemaparan publik di Jakarta, kemarin. Tingginya omzet dari bisnis 7-eleven 11 disebabkan maraknya penyebaran out- let. Saat ini, sudah ada 51 outlet di Jakarta. Akhir tahun, diharapkan menjadi 57 outlet. (WR/E-2) Negosiasi Beras Thailand Kelar NEGOSIASI untuk importasi beras Thailand yang sebelumnya sempat tertunda telah selesai. “Beras Thailand sudah tidak ada masalah. Ne- gosiasi sudah selesai. Negosiasi sekarang mengenai jadwal pengirim- an,” ujar Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso di Gedung Bidakara, Jakarta, kemarin. Ia menjelaskan saat ini beras tersebut seharusnya sedang dalam proses pengiriman ke Indonesia. Namun, karena ada bencana banjir di Thailand, pengiriman menjadi terhambat. “Paling lambat 20 Februari harus sudah dikirim,” kata dia. Adapun realisasi importasi beras di 2011 mencapai 1,9 juta ton, yang terdiri dari beras Vietnam 1,2 juta ton, Thailand 450 ribu ton, dan India 250 ribu ton. Kemudian, realisasi pengadaan beras dalam negeri hingga akhir tahun ini sudah 1,75 juta ton. Menurutnya, pada 2012, Bulog harus menyiapkan beras 5,5 juta ton. Perhitungannya, penyaluran di dalam negeri 3,5 juta dan hingga akhir 2012 Bulog harus punya cadangan beras 2 juta ton. (AI/E-2) Harga Tiket Pesawat Sentuh Batas Atas E KO NOMI | KAMIS, 22 DESEMBER 2011 | HALAMAN 17 BUAH IMPOR: Seorang pedagang menunggu pembeli di salah satu kios buah Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, kemarin. Daya saing buah Indonesia rendah karena harga buah impor dari China jauh lebih murah. Sepanjang tahun lalu, nilai impor buah dari China mencapai US$330,99 juta. MI/ATET DWI PRAMADIA MI/ROMMY P Darmin Nasution Gubernur Bank Indonesia Ketenagakerjaan Bisa Tertinggal SEKTOR ketenagakerjaan dikha- watirkan tidak mampu mengejar laju penciptaan lapangan kerja yang memerlukan sumber daya kompeten di tengah memban- jirnya investasi asing. Investment grade (peringkat investasi) bakal memicu melimpahnya investasi tahun depan. Praktisi bisnis Rhenald Kasali mengemukakan hal itu di Sura- baya, kemarin. “Jika kondisi itu tidak bisa diantisipasi sejak dini oleh pemerintah, kami kha- watir jumlah buruh di Indonesia kurang,” ujarnya. Apalagi, ungkap dia, dengan peningkatan peringkat utang jangka panjang Indonesia ke pe- ringkat investasi, banyak negara siap masuk ke pasar nasional dan mengembangkan usaha di Tanah Air. “Kami dengar China juga ber- ancang-ancang membuka pabrik di Indonesia dan menyerap ba- nyak tenaga kerja lokal,” ujar Rhenald. Lembaga pemeringkat interna- sional Fitch Ratings menaikkan peringkat utang jangka panjang RI dari BB+ menjadi BBB- dengan prospek stabil, pekan lalu. BBB- tergolong peringkat investasi yang sempat lepas dari tangan Indonesia pada 1997 saat krisis ekonomi melanda. Deputi Kepala Bagian Analis Pinjaman dan Investor Direktorat Internasional Bank Indonesia Jeffry D Putra mengatakan pe- ringkat investasi menggam- barkan kemampuan Indonesia menjaga perekonomian. “Pada saat ini perekonomian sudah diakui sejajar dengan ne- gara yang sudah mendapatkan itu terlebih dahulu. Kita berharap pe-rating lain bisa mengikuti,” ujarnya di Bandung, kemarin. Ia memperkirakan, pada Janua- ri mendatang, lembaga pemering- kat lainnya, yakni Moody’s dan S&P, akan menyusul Fitch me- naikkan peringkat Indonesia. Menurut Jeffry, peringkat in- vestasi tidak dapat serta-merta berdampak pada sektor riil. Se- telah dana jangka pendek masuk pasar keuangan, berikutnya baru arus investasi asing langsung. (GA/Ant/E-1)

Upload: ngodiep

Post on 06-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MARCHELO

BERBAGAI kerentanan pada sektor jasa ke-uangan acap kali justru terjadi saat situasi per-

ekonomian terkendali. Belajar dari pengalaman masa lalu dan menjaga stabilitas sistem fi nan-sial adalah salah satu resep da-lam menghadapi gejolak krisis.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menyampai-kan hal itu di sela-sela Seminar Nasional Otoritas Jasa Keuangan, di Jakarta, kemarin. “Ke rentanan di sektor keuangan serta per-tumbuhan kredit yang mungkin relatif berlebihan pada sektor ter-tentu, penggelembung an harga aset, perilaku pengambilan risiko berlebihan, umumnya terjadi saat perekonomian dan infl asi sedang terkendali.”

Karena itu, lanjut Darmin, penting adanya kerja sama yang baik di antara pemangku kepen-tingan guna memastikan kese-hatan lembaga keuangan bank maupun nonbank serta stabilitas sistem. Lembaga yang ‘sakit’ dapat menulari yang lain karena ada interkoneksi sehingga pada akhirnya membahayakan keselu-ruhan sistem keuangan.

Untuk menjaga stabilitas sistem, ia menilai bukan seka-dar koordinasi yang dibutuhkan, melainkan juga kerangka kerja koordinasi. Apalagi, ada banyak pihak yang terlibat, yaitu BI, Kementerian Keuangan, Lem-baga Penjamin Simpanan, dan kelak, OJK.

“Setahu saya, bukan hanya di negeri ini, di negeri orang sekalipun, koordinasi itu barang yang sulit untuk dijalankan apa-bila industrinya berbeda,” cetus mantan dirjen pajak itu.

Ia berharap, nantinya dengan peralihan fungsi pengaturan dan pengawasan lembaga ke-uangan kepada OJK, kualitas dan manfaat pengawasan bank lebih maksimal. “Kalau kita tidak mampu mewujudkan pengawasan dan pengaturan yang baik, berarti sekarang kita tengah melakukan perjalanan yang sia-sia.”

Sesuai UU OJK, pada 31 Desember 2012, fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa ke-uangan di sektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lem-baga jasa keuangan nonbank lain beralih dari Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Ke-uangan (Bapepam-LK) ke OJK.

Kemudian, pada 31 Desember 2013, peralihan dilakukan untuk pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di per-bankan dari BI ke OJK.

Ketua Bapepam-LK Nurhaida menyampaikan pihaknya se-dang menyiapkan mekanisme peraturan untuk pungutan iuran OJK. Sebab, ke depan, operasi OJK tidak akan bergantung ba-nyak kepada APBN. “Kita akan coba menetapkan mekanisme yang tidak memberatkan indus-tri dan membuat industri bisa berkembang,” janjinya.

Bebas intervensi Sementara itu, Menteri Ke-

uangan Agus Martowardojo optimistis kerja samanya dengan otoritas lain, seperti BI dan LPS, akan tetap terjaga dengan terben-tuknya OJK.

Ia menambahkan, industri keuangan yang stabil akan mem-perkecil risiko gelembung (bub-ble) ekonomi di saat modal asing masuk dengan deras seperti tren di Indonesia dewasa ini.

Wakil Presiden Boediono meng amini pentingnya menjaga arus informasi antara OJK dan BI, baik di masa krisis maupun tenang. Apalagi, banyak bidang baru pada sektor keuangan yang butuh supervisi ketat, se perti investment banking. ”Jangan ada celah-celah antara institusi se-hingga ada missed.”

Terkait antisipasi kondisi kri-sis, ia meminta agar jangan sam pai ada kemacetan dalam pengambilan keputusan. Standar prosedur operasi di antara BI, OJK, Kemenkeu, dan LPS harus dirumuskan, sehingga dalam masa genting, dapat langsung diterapkan.

Meski wajib berko ordinasi, Wapres mengingatkan agar OJK harus bebas dari intervensi lem-baga mana pun, termasuk BI, pe-merintah, dan DPR. (Ant/E-2)

[email protected]

Meski wajib berkoordinasi, Wapres mengingatkan agar OJK bebas dari intervensi lembaga mana pun, termasuk BI, pemerintah, dan DPR.

JanganAda CelahPengawasan

HARGA tiket pesawat menjelang liburan Natal 2011 dan Tahun Baru 2012 rata-rata naik hingga menyentuh batas atas.

Ketua Bidang Ticketing DPP Asosiasi Perusahaan Agen Pen-jual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) Pauline Suharno, saat dihubungi, kemarin, mengatakan maskapai penerbangan sudah menaikkan harga tiket untuk musim libur Natal dan Tahun Baru, khususnya penerbangan ke luar negeri.

“Ke Singapura misalnya, rute yang paling diminati, sudah naik

minimal US$50 dan ke Hong Kong naik US$100 per tiket,” kata Pauline.

Untuk rute domestik, lanjut-nya, maskapai penerbangan menghapus kelas promo dan menetapkan harga hingga batas atas. Menurut Pauline, destinasi favorit para penumpang pada liburan Natal dan Tahun Baru antara lain ada di rute Jakar-ta-Medan, Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta, dan Jakarta-Singapura. Untuk rute gemuk, misalnya Jakarta-Medan, harga tiketnya naik mencapai Rp2 juta

sekali jalan. Pada kondisi normal, harga tiket di rute ini di kisaran Rp600 ribu hingga Rp700 ribu.

Secara terpisah, Direktur Ke-uangan PT Garuda Indonesia Tbk Elisa Lumbantoruan meng-ungkapkan, secara umum ka-pasitas maskapai pelat merah itu sudah bertumbuh sekitar 27% ketimbang 2010. Bahkan tingkat keterisian penumpang (load fac-tor) di saat peak season mencapai di atas 85%.

Sementara itu, untuk mengan-tisipasi lonjakan penumpang kereta api (KA), PT Kereta Api

Indonesia telah mempersiapkan KA dari 21 Desember 2011 hingga 5 Januari 2012. Humas Daop I KAI Mateta Rizalulhaq meng-ungkapkan, lonjakan penumpang diperkirakan terjadi pada Senin (26/12) dengan volume penum-pang mencapai 10.287 orang. “Ta-hun ini kami hanya menambah beberapa perjalanan saja di rute tertentu, dan menambah jumlah rangkaian hingga maksimal de-lapan rangkaian. Perjalanan yang ditambah antara lain KA Argo Lawu dan Cirebon Ekspres,” pungkasnya. (NG/E-3)

EKONOMIKA

Omzet 7-Eleven Melesat 434%ANAK perusahaan PT Modern Internasional Tbk di bidang ritel, PT Modern Putra Indonesia, yang menghadirkan waralaba 7-Eleven, membukukan kenaikan penjualan hingga 433,8% ke angka Rp202,6 miliar pada akhir kuartal III 2011. Pada kuartal III 2010, penjualan masih sebesar Rp37,9 miliar.

Presiden Direktur Modern Internasional Sungkono Honoris me-ngatakan kenaikan tersebut menjadi kontributor utama peningkat-an penjualan. Secara konsolidasi, perseroan mencetak kenaikan penjualan sebesar 25,9% atau menjadi Rp657,6 miliar. “Sampai akhir 2011, diperkirakan penjualan dari bisnis 7-Eleven akan memberikan kontribusi sebesar 30% dari total penjualan konsolidasi perseroan,” ungkapnya seusai pemaparan publik di Jakarta, kemarin. Tingginya omzet dari bisnis 7-eleven 11 disebabkan maraknya penyebaran out-let. Saat ini, sudah ada 51 outlet di Jakarta. Akhir tahun, diharapkan menjadi 57 outlet. (WR/E-2)

Negosiasi Beras Thailand KelarNEGOSIASI untuk importasi beras Thailand yang sebelumnya sempat tertunda telah selesai. “Beras Thailand sudah tidak ada masalah. Ne-gosiasi sudah selesai. Negosiasi sekarang mengenai jadwal pengirim-an,” ujar Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso di Gedung Bidakara, Jakarta, kemarin. Ia menjelaskan saat ini beras tersebut seharusnya sedang dalam proses pengiriman ke Indonesia. Namun, karena ada bencana banjir di Thailand, pengiriman menjadi terhambat. “Paling lambat 20 Februari harus sudah dikirim,” kata dia.

Adapun realisasi importasi beras di 2011 mencapai 1,9 juta ton, yang terdiri dari beras Vietnam 1,2 juta ton, Thailand 450 ribu ton, dan India 250 ribu ton. Kemudian, realisasi pengadaan beras dalam negeri hingga akhir tahun ini sudah 1,75 juta ton. Menurutnya, pada 2012, Bulog harus menyiapkan beras 5,5 juta ton. Perhitungannya, penyaluran di dalam negeri 3,5 juta dan hingga akhir 2012 Bulog harus punya cadangan beras 2 juta ton. (AI/E-2)

Harga Tiket Pesawat Sentuh Batas Atas

EKONOMI| KAMIS, 22 DESEMBER 2011 | HALAMAN 17

BUAH IMPOR: Seorang pedagang menunggu pembeli di salah satu kios buah Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, kemarin. Daya saing buah Indonesia rendah karena harga buah impor dari China jauh lebih murah. Sepanjang tahun lalu, nilai impor buah dari China mencapai US$330,99 juta.

MI/ATET DWI PRAMADIA

MI/ROMMY P

Darmin NasutionGubernur Bank Indonesia

Ketenagakerjaan Bisa Tertinggal

SEKTOR ketenagakerjaan dikha-watirkan tidak mampu mengejar laju penciptaan lapangan kerja yang memerlukan sumber daya kompeten di tengah memban-jirnya investasi asing. Investment grade (peringkat investasi) bakal memicu melimpahnya investasi tahun depan.

Praktisi bisnis Rhenald Kasali mengemukakan hal itu di Sura-baya, kemarin. “Jika kondisi itu tidak bisa diantisipasi sejak dini oleh pemerintah, kami kha-watir jumlah buruh di Indonesia kurang,” ujarnya.

Apalagi, ungkap dia, dengan peningkatan peringkat utang jangka panjang Indonesia ke pe-ringkat investasi, banyak negara siap masuk ke pasar nasional dan mengembangkan usaha di Tanah Air.

“Kami dengar China juga ber-ancang-ancang membuka pabrik di Indonesia dan menyerap ba-nyak tenaga kerja lokal,” ujar Rhenald.

Lembaga pemeringkat interna-sional Fitch Ratings menaikkan peringkat utang jangka panjang

RI dari BB+ menjadi BBB- dengan prospek stabil, pekan lalu. BBB- tergolong peringkat investasi yang sempat lepas dari tangan Indonesia pada 1997 saat krisis ekonomi melanda.

Deputi Kepala Bagian Analis Pinjaman dan Investor Direktorat Internasional Bank Indonesia Jeffry D Putra mengatakan pe-ringkat investasi menggam-barkan kemampuan Indonesia menjaga perekonomian.

“Pada saat ini perekonomian sudah diakui sejajar dengan ne-gara yang sudah mendapatkan itu terlebih dahulu. Kita berharap pe-rating lain bisa mengikuti,” ujarnya di Bandung, kemarin.

Ia memperkirakan, pada Janua-ri mendatang, lembaga pemering-kat lainnya, yakni Moody’s dan S&P, akan menyusul Fitch me-naikkan peringkat Indonesia.

Menurut Jeffry, peringkat in-vestasi tidak dapat serta-merta berdampak pada sektor riil. Se-telah dana jangka pendek masuk pasar keuangan, berikutnya baru arus investasi asing langsung. (GA/Ant/E-1)