tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/juknis... ·...

77

Upload: duongkiet

Post on 14-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

i

KATA PENGANTAR

Kebutuhan akan komoditi aneka kacang dan umbi (akabi)

meningkat setiap tahunnya sejalan dengan pertambahan jumlah

penduduk, berkembangnya industri pangan dan pakan. Produksi

yang dihasilkan belum bisa memenuhi untuk kebutuhan tersebut.

Untuk itu produksi akabi perlu ditingkatkan setiap tahunnya

melalui program pengelolaan produksi tanaman aneka kacang

dan umbi setiap tahunnya.

Dalam mempercepat pelaksanaan program tersebut

ditingkat lapangan, maka disusun Petunjuk Teknis Pengelolaan

Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, sebagai acuan dalam

melaksanakan kegiatan peningkatan produksi akabi di daerah.

Selanjutnya untuk mengatasi persoalan spesifikasi lokasi, maka

harus ditindaklanjuti oleh daerah (provinsi dan kabupaten/kota)

dalam bentuk petunjuk teknis agar dalam pelaksanaan kegiatan

budidaya kedelai sesuai dengan peraturan.

Dengan Petunjuk Teknis ini, diharapkan semua pihak

yang terkait memiliki persepsi yang sama untuk saling

berkoordinasi dan bersinergi sehingga kegiatan pengembangan

aneka kacang dan umbi berjalan sesuai dengan yang diharapkan

dan sasaran produksi dapat tercapai.

Jakarta, Mei 2017

Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS,DAA NIP. 196010241987031001

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. iii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………….. v

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………………. vi

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1

B. Dasar Hukum ……………………………………………………………. 2

C. Tujuan ……………………………………………………………………… 5

D. Sasaran …………………………………………………………………….. 5

E. Istilah dan Pengertian ………………………………………………. 6

BAB II SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN …………………………. 11

A. Sasaran …………………………………………………………………….. 11

B. Strategi ……………………………………………………………………… 11

C. Kebijakan …………………………………………………………………. 13

BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN ANEKA KACANG DAN UMBI

TA. 2017 ………………………………………………………………………… 14

A. Sasaran Strategi dan Indiokator Kinerja Hasil

(Outcome) Program …………………………………………………. 14

B. Sasaran Strategi dan Indikator (Output) Kegiatan ……. 20

BAB IV RENCANA AKSI KEBERHASILAN KINERJA

PROGRAM KEGIATAN …………………………………………………… 35

A. Target Kinerja …………………………………………………………… 35

B. Rencana Aksi …………………………………………………………….. 36

C. Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan ……….. 36

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

iv

BAB V PENGENDALIAN, PENGAWASAN, EVALUASI

DAN PELAPORAN ………………………………………………………….. 38

A. Pengendalian Program, Kegiatan dan Anggaran ………. 38

B. Pengawasan Program, Kegiatan dan Anggaran ………… 40

C. Monitoring dan Evaluasi ………………………………………….. 41

D. Pelaporan ………………………………………………………………….. 42

BAB VI PENUTUP ……………………………………………………………………… 43

LAMPIRAN

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan

Target Program Direktorat Aneka Kacang dan Umbi

Tahun 2017 ………………………………………………………………….. 15

Tabel 2. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan

Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017 ………….. 15

Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Kedelai Tahun 2017 …….. 16

Tabel 4. Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah

Tahun 2017 ………………………………………………………………… 18

Tabel 5. Skenario Pencapaian Produksi Kacang Hijau

Tahun 2017 ………………………………………………………………….. 18

Tabel 6. Skenario Pencapaian Produksi Ubikayu

Tahun 2017 ………………………………………………………………… 19

Tabel 7. Skenario Pencapaian Produksi UbiJalar

Tahun 2017 ………………………………………………………………… 20

Tabel 8. Pagu Satuan Biaya Penerapan Teknologi Spesifik ………. 22

Tabel 9. Pagu Satuan Biaya Penerapan Teknologi BJA Kedelai …. 23

Tabel 10. Pagu Satuan Biaya Pengembangan Ganyong ……………… 24

Tabel 11. Faktor Resiko Yang Kemungkinan Berpengaruh

terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan …………….. 37

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rincian Kegiatan Pengelolaan Produksi Kedelai

Tahun 2017 ……………………………………………………………… 45

Lampiran 2. Lokasi Pengembangan Ganyong Tahun 2017 ………….. 50

Lampiran 3. Contoh format Perjanjian Kerjasama, Bantuan

Pemerintah melalui Transfer Uang ………………………… 51

Lampiran 4. Blanko Laporan Bulanan Kecamatan Kegiatan

Penerapan Teknologi PTT/BJA/PAT-PIP*)

Kedelai Tahun 2017 ………………………………………………… 60

Lampiran 5. Blanko Laporan Bulanan Kabupaten Kegiatan

Penerapan Teknologi PTT/BJA/PAT-PIP*)

Kedelai Tahun 2017 …………………………………………………. 61

Lampiran 6. Blanko Laporan Bulanan Provinsi Kegiatan

Penerapan Teknologi PTT/BJA/PAT-PIP*)

Kedelai Tahun 2017 …………………………………………………. 62

Lampiran 7. Format Laporan Akhir Pelaksanaan Program

Pengelolaan Produksi Kedelai Kecamatan ……………… 63

Lampiran 8. Format Laporan Akhir Pelaksanaan Program

Pengelolaan Produksi Kedelai Kabupaten ………………. 64

Lampiran 9. Format Laporan Akhir Pelaksanaan Program

Pengelolaan Produksi Kedelai Provinsi ………………….. 65

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komoditi aneka kacang dan umbi seperti kedelai, kacang tanah,

kacang hijau, ubikayu dan ubi jalar merupakan komoditas yang

sangat prospektif untuk dikembangkan. Hal tersebut dapat terlihat

dengan semakin meningkatnya kebutuhan baik sebagai bahan

pangan, pakan dan bahan baku industri maupun bahan bakar

nabati (bioethanol).

Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

(Akabi) merupakan salah satu upaya dari unit kerja Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dalam rangka memenuhi kebutuhan

komoditas aneka kacang dan umbi. Kegiatan tersebut difokuskan

pada beberapa komoditi antara lain kedelai, kacang tanah, kacang

hijau, ubi kayu, ubi jalar dan aneka kacang dan umbi lainnya,

dengan prioritas pada pendampingan/pengawalan penerapan

budidaya yang tepat dan berkelanjutan.

Pengelolaan aneka kacang dan umbi (Akabi) pada dasarnya

merupakan rangkaian kegiatan untuk memfasilitasi usaha

budidaya aneka kacang dan umbi sehingga mampu berproduksi

sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Pengelolaan aneka kacang

dan umbi juga memiliki orientasi untuk meningkatkan

produktivitas dan produksi, efisiensi, nilai tambah dan daya saing

sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

petani maupun masyarakat sekitarnya.

Program pengelolaan komoditas aneka kacang dan umbi

difokuskan pada penerapan pengelolaan budidaya yang tepat dan

efisien yang diprioritaskan pada :

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

2

1. Komoditas utama dan unggulan nasional yaitu kedelai, kacang

tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar.

2. Komoditas Akabi lainnya unggulan daerah (lokal) seperti talas,

garut, gembili, kacang koro pedang dan lain-lain. Komoditas ini

berperan sebagai substitusi maupun komplemen.

Sesuai dengan arahan dari Presiden Republik Indonesia bahwa

swasembada (padi, jagung, kedelai, gula dan daging) harus

tercapai pada tahun 2017. Oleh karenanya kebijakan alokasi

anggaran pemerintah pusat tahun anggaran 2017 diarahkan

terutama untuk mendukung tercapainya program swasembada

tersebut.

Semula pengelolaan aneka kacang dan umbi tahun 2017 fokus

pada komoditi kedelai, namun karena ada kewajiban untuk

merintis dalam penyediaan bahan baku nabati maka pengelolaan

produksi ubikayu difasilitasi secara terbatas sedangkan untuk

komoditi non kedelai lainnya (kacang tanah, kacang hijau dan ubi

jalar) bersifat pendampingan, pembinaan dan koordinasi/

kerjasama baik dengan pemerintah daerah maupun pihak swasta.

B. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan Program Kegiatan Pengelolaan Produksi

Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017 sebagai berikut:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1992

tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun

192 Nomor 46, Tambahan Lembaran negara Nomor 3478);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

3

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004

tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang

Perbenihan Tanaman;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

8. Peraturan Presiden 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi

Kementerian Negara;

9. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang

Kementerian Pertanian;

10. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana

Kerja Pemerintah Tahun 2017;

11. Keputusan Presiden Nomor 7/TPA Tahun 2017 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan

Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertanian;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008

tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan juncto Peraturan Menteri Keuangan Nomor

248/PMK.07/2010;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012

tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran

Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

4

15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/

OT.140/10/2006 tentang Pedoman Budidaya Tanaman

Pangan Yang Baik dan Benar(Good Agriculture Practices);

16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/OT.140/

7/2008 tentang Persyaratan dan Penerapan Cara Pengolahan

Hasil Pertanian Asal Tumbuhan Yang Baik (Good

Manufacturing Practices);

17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/

OT.140/8/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan

Pertanian;

18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/

HK.140/4/2015 tentang Perubahan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang

Pedoman Penanganan Pascapanen Hasil Pertanian Asal

Tanaman Yang Baik (Good Handling Practices);

19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/

8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian;

20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 56/Permentan/PK.110/

11/2015 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih

Tanaman Pangan dan Tanaman Hijauan Pakan Ternak;

21. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887/Kpts/OT.210/1997

tentang Pedoman Pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan;

22. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 03/Kpts/PD.120/1/2015

tentang Penetapan Kawasan Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi

Kayu Nasional;

23. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/ RC.110/

12/2016 Tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan

Penyaluran bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian

Pertanian Tahun anggaran 2017.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

5

C. Tujuan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi

tahun 2017 bertujuan untuk:

1. Memberikan acuan bagi pelaksana dalam pengelolaan produksi

komoditi aneka kacang dan umbi khususnya kedelai sebagai

upaya pencapaian sasaran tanam mendukung produksi

nasional tahun 2017;

2. Menyiapkan ketersediaan benih kedelai untuk tahun 2018 dari

kegiatan peningkatan produksi kedelai tahun 2017.

3. Meningkatkan dan membangun mekanisme koordinasi untuk

keterpaduan pelaksanaan peningkatan produksi komoditi

aneka kacang dan umbi khususnya kedelai melalui kegiatan

penerapan teknologi PTT spesifik lokasi dan teknologi budidaya

jenuh air (BJA) serta peningkatan produksi ubikayu, ubijalar,

kacang tanah dan kacang hijau melalui swadaya petani,

pembinaan, pendampingan, pengawalan dan monitoring serta

evaluasi baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota;

4. Mendukung percepatan penerapan komponen adopsi teknologi

spesifik lokasi ditingkat petani sehingga dapat meningkatkan

produksi nasional sesuai yang diharapkan;

5. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam usaha

pengembangan komoditas aneka kacang dan umbi dari hulu

hingga hilir;

6. Meningkatkan produktivitas dan produksi dalam upaya

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

D. Sasaran

Sasaran disusunnya petunjuk teknis pengelolaan produksi aneka

kacang dan umbi tahun anggaran 2017 antara lain :

1. Tersedianya bahan acuan bagi para pelaksana dalam

melakukan kegiatan pengelolaan produksi aneka kacang dan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

6

umbi sebagai upaya meningkatkan produksi kedelai, kacang

tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubi jalar tahun 2017;

2. Terjadinya koordinasi dan terpadunya pelaksanaan kegiatan

pengelolaan peningkatan produksi komiditi aneka kacang dan

umbi khususnya kedelai melalui kegiatan penerapan teknologi

PTT spesifik lokasi PTT kedelai, dan teknologi budidaya jenuh air

(BJA), aneka umbi lain (ganyong) serta pengembangan swadaya

ubikayu, ubijalar, kacang tanah dan kacang hijau melalui

pendampingan, pengawalan, pembinaan dan monitoring dan

evaluasi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota;

3. Teradopsinya penerapan teknologi spesifik lokasi aneka kacang

dan umbi ditingkat petani sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya

untuk mendukung peningkatan produksi nasional;

4. Berkembangnya agribisnis aneka kacang dan umbi dari hulu

hingga hilir sehingga dapat memantapkan ketahanan pangan

Nasional; dan

5. Tercapainya sasaran produksi tahun 2017 untuk kedelai sebesar

1,2 juta ton, kacang tanah 0,69 juta ton, kacang hijau 0,27 juta

ton, ubi kayu 24,61 juta ton dan ubi jalar 2,54 juta ton dan

pengembangan produksi aneka umbi lain (ganyong).

E. Istilah dan Pengertian

1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi

kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah

kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga

pemerintah/nonpemerintah.

2. Bantuan Pemerintah Program Pengelolaan Produksi Kedelai

adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial

yang diberikan oleh Pemerintah kepada kelompok

tani/Gabungan Kelompok tani (Gapoktan).

3. Bentuk Bantuan Pemerintah meliputi Pemberian

penghargaan; Beasiswa; Tunjangan profesi guru dan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

7

tunjangan lainnya; Bantuan Operasional; Bantuan Sarana

Prasarana; bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/

bangunan; dan bantuan lainnya yang memiliki karakteristik

Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh pengguna

Anggaran (PA).

4. Bentuk Bantuan Pemerintah Program Pengelolaan Produksi

Kedelai adalah bantuan lainnya yang memiliki karakteristik

Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh Pengguna

Anggaran (PA).

5. Bantuan Program Pengelolaan Produksi Kedelai adalah

bantuan berupa paket sarana produksi meliputi benih kedelai,

rhizhobium, pupuk an organik, pupuk organik atau kapur

pertanian sesuai spesifik lokasi, yang diberikan kepada

kelompok tani/Gapoktan, dalam rangka pelaksanaan program

pengelolaan produksi kedelai, untuk mendukung percepatan

pencapaian sasaran produksi kedelai.

6. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun

yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan

kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya, kesamaan

komoditas dan keakraban untuk meningkatkan serta

mengembangkan usaha anggota.

7. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan

beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama

untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

8. Usaha Tani adalah usaha dibidang pertanian, peternakan dan

perkebunan.

9. Usaha Tani Kedelai adalah usaha dibidang komoditi kedelai;

10. Pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan dan peternakan) adalah seluruh kegiatan yang

meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan

jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam

agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan

bantuan teknologi, modal, tenaga kerja dan manajemen

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

8

untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi

kesejahteraan masyarakat.

11. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta

keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang

pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran

satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang

meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan

jasa penunjang.

12. Kelompok tani/Gapoktan dalam program pengelolaan

produksi kedelai meliputi kelompok tani/gabungan kelompok

tani yang berusaha tani pada lahan tanaman pangan dan atau

petani perkebunan yang berusaha tani tanaman pangan pada

lahan perkebunan dan/atau Lembaga Masyarakat di Sekitar

Hutan (LMDH) yang berusaha tani tanaman pangan pada

lahan Perhutani atau lahan kehutanan dan/atau lembaga

masyarakat lainnya yang berusaha tani kedelai pada lahan

tidur/lahan bera.

13. Kelompok tani/Gapoktan penerima Bantuan Pemerintah

Program Pengelolaan Produksi kedelai adalah kelompok

tani/gabungan kelompok tani yang berusaha tani pada lahan

tanaman pangan dan atau petani perkebunan yang berusaha

tani tanaman pangan pada lahan perkebunan dan/atau

Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha

tani tanaman pangan pada lahan Perhutani atau lahan

kehutanan dan/atau lembaga masyarakat lainnya yang

berusaha tani kedelai pada lahan tidur/lahan bera.

14. Intensifikasi Pertanian adalah pola penerapan teknologi

usahatani budidaya komoditas, yang dititikberatkan pada

peningkatan kualitas dan kuantitas serta produktivitas per

hektar, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas

sumberdaya alam per satuan luas melalui penerapan

teknologi tepat guna, peningkatan pemanfaatan semua

sarana dan prasarana seperti air, benih unggul, bahan organik .

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

9

15. Pengelolaan Produksi Kedelai adalah upaya pola penerapan

teknologi usahatani kedelai, yang dititik beratkan pada

peningkatan kualitas serta produktivitas per hektar, melalui

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan teknologi Budidaya

Jenuh Air (BJA) kedelai serta perluasan areal tanam.

16. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah pendekatan

dalam pengelolaan lahan, air, tanaman kedelai, pengendalian

organisme pengganggu tanaman dan iklim secara terpadu dan

berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktivitas, dan

kelestarian lingkungan.

17. Budidaya Jenuh Air (BJA) kedelai adalah penanaman kedelai

dengan memberikan irigasi terus menerus sejak tanam

sampai panen dan membuat tinggi permukaan air tetap,

sehingga lapisan di bawah perakaran jenuh air di lahan pasang

surut.

18. Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh

Pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal

yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau

sifat-sifat lainnya.

19. Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih bina yang

telah disertifikasi.

20. Bahan organik adalah bahan-bahan yang dapat diperbaharui,

didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi

unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari

tanah dan air. Merupakan semua bahan yang berasal dari

jaringan tanaman dan hewan, baik yang masih hidup atau

yang telah mati, pada berbagai tahapan dekomposisi (Miiler,

1955)

21. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah

Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas

penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga

yang bersangkutan.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

10

22. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA

adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk

melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab

penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga

yang bersangkutan.

23. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK

adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA

untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat

mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

11

BAB II

SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Sasaran

Sasaran utama Direktorat Aneka Kacang dan Umbi tahun 2017

yaitu 1) mewujudkan pencapaian swasembada kedelai dan

tercapainya sasaran produksi aneka kacang dan umbi,

2) mewujudkan peningkatan diversifikasi pangan, 3) mewujudkan

peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, serta

4) mewujudkan peningkatan kesejahteraan petani.

Pencapaian keempat sasaran (target) utama diharapkan dapat

memberikan dampak kinerja yang signifikan bagi pemenuhan

kebutuhan pangan terutama ketahanan pangan nasional. Selain

itu, dampak dari kinerja tersebut juga diharapkan dapat

meningkatkan pendapatan petani dan pada akhirnya dapat

mencapai tingkat kesejahteraan yang memadai.

B. Strategi

Strategi pencapaian produksi Aneka Kacang dan Umbi tahun 2017

dilakukan melalui:

1. Peningkatan Produktivitas

Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui

pengelolaan tanaman terpadu (PTT) yaitu : a) perakitan,

diseminasi dan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik

lokasi, b) penerapan dan pengembangan teknologi, c) disertai

pengawalan, sosialisasi, pemantauan, pendampingan dan

koordinasi.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

12

2. Perluasan Areal Tanam

Perluasan areal tanam dilakukan dengan Optimasi Perluasan

Areal Tanam (PAT) melalui Peningkatan Indeks Pertanaman

(PIP) dilaksanakan pada : a) lahan sawah maupun lahan Kering;

b) pembukaan lahan baru; c) kerjasama pemanfaatan lahan

perhutani, hutan rakyat, perkebunan, lahan transmigrasi;

d) di lahan komoditi lain yang dapat dilaksanakan dengan

tumpangsari, e) investasi pihak swasta serta f) kemitraan.

3. Pengamanan Produksi

Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi dampak

perubahan iklim seperti kebanjiran dan kekeringan serta

pengendalian organisme penganggu tumbuhan (OPT) dan

pengamanan kualitas produksi dari residu pestisida serta

mengurangi kehilangan hasil pada saat penanganan panen dan

pasca panen yang masih cukup besar.

4. Peningkatan Manajemen.

Strategi ini dilakukan melalui koordinasi dengan seluruh

pemangku kepentingan dalam kegiatan antara lain a) perbaikan

sistem perbenihan; b) peraturan penetapan harga pembelian

kedelai dan ubikayu petani; c) peraturan jaminan pasar kedelai

petani; d) peraturan pengendalian impor kedelai; e) peraturan

penerapan tarif bea masuk impor kedelai dan ubikayu;

f) perbaikan sistem pembiayaan kedelai; g) perbaikan

pengelolaan mekanisasi pertanian; h) penguatan sistem data,

i) penumbuhan investasi bidang budidaya kedelai skala luas;

j) penguatan petugas lapangan; k) pembangunan sistem

informasi agribisnis secara terpadu dari hulu on-farm dan hilir

dalam meningkatkan pengawasan dan pelayanan pada

masyarakat; l) pengembangan teknologi agribisnis kedelai;

m) kegiatan pendukung lainnya yang dapat mendorong

pencapaian sasaran produksi aneka kacang dan umbi.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

13

C. Kebijakan

Kebijakan Kementerian Pertanian dalam pemenuhan kebutuhan

komoditas aneka kacang dan umbi khususnya kedelai dalam

negeri adalah dengan melakukan percepatan peningkatan

produksi sebagai upaya pencapaian swasembada kedelai paling

lambat tahun 2020. Pencapaian swasembada kedelai tersebut

ditempuh secara terpadu dari mulai pengelolaan sumber daya dan

sarana produksi (sub sistem hulu), pengelolaan budidaya (on farm)

dan pengelolaan pasca panen, pengolahan serta pemasaran hasil

(sub sistem hilir). Berkaitan dengan kegiatan kedelai di on farm,

Kementerian Pertanian mengambil kebijakan bahwa Bantuan

Pemerintah untuk pengembangan kedelai tahun 2017 diutamakan

untuk Perluasan Areal Tanam (PAT) namun apabila kondisi di

lapangan tidak memungkinkan maka dapat dilaksanakan pada

lahan eksisting. Alokasi bantuan diarahkan minimal 50% dari areal

untuk penyediaan benih tahun 2018. Pengembangan komoditas

selain kedelai dilakukan dengan optimalisasi pembinaan dan

pendampingan untuk melakukan kemitraan dengan stake holders

serta fasilitasi sumber permodalan dengan bunga rendah yang

mudah diakses petani seperti KUR dan lainnya serta adanya

dukungan dari APBD.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

14

BAB III

PROGRAM DAN KEGIATAN ANEKA KACANG DAN UMBI TA.2017

A. Sasaran Strategis danIindikator Kinerja Hasil (Outcome) Program

Dalam mewujudkan sasaran utama Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, program yang ditetapkan tahun 2017 adalah Program

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman

Pangan.

Indikator keberhasilan kinerja program tersebut di atas adalah

perluasan penerapan teknologi budidaya tanaman pangan yang

tepat dengan didukung oleh sistem penanganan pascapanen dan

penyediaan benih serta pengamanan produksi yang efisien untuk

mewujudkan produksi tanaman pangan yang cukup dan

berkelanjutan, sehingga dapat tercapai swasembada pangan dan

swasembada pangan berkelanjutan.

Dalam upaya pencapaian program dan kegiatan pengelolaan

produksi tanaman aneka kacang dan umbi tahun 2017, telah

ditetapkan berbagai kegiatan baik Pusat maupun di Daerah.

Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pengelolaan produksi

tanaman aneka kacang dan umbi meliputi :

1. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan

produksi bulanan dan tahunan;

2. Penyusunan kegiatan untuk pencapaian sasaran produksi;

3. Penyusunan skenario pencapaian sasaran produksi;

4. Penyusunan kebutuhan sarana prasarana faktor produksi;

5. Monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran luas tanam, luas

panen, produktivitas dan produksi bulanan, triwulan dan

tahunan;

6. Koordinasi dan monitoring.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

15

Jumlah Produksi :

- Kedelai 1.200.000

- Kc. Tanah 692.000

- Kc.hijau 274.000

- Ubikayu 24.617.000

- Ubijalar 2.541.000

- Ganyong 3.000

Mewujudkan pencapaian

produksi secara

berkelanjutan dalam

rangka penyediaan

kebutuhan pangan

nasional

Sasaran strategis Target (Ton)Indikator Kinerja

(Outcome)

Tabel 1. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target Program Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

Untuk mewujudkan pencapaian sasaran produksi tersebut,

diperlukan sasaran luas pertanaman/luas panen dengan capaian

produktivitas tertentu. Adapun sasaran lebih lengkap per

komoditas aneka kacang dan umbi sebagai berikut :

Tabel 2. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi

Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

Untuk mewujudkan pencapaian produksi kedelai, kacang tanah,

kacang hijau, ubikayu dan ubijalar maka ditetapkan skenario

pencapaian produksi sebagai berikut:

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

16

Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Kedelai Tahun 2017

Dalam mewujudkan pencapaian kinerja program tersebut,

peningkatan produktivitas kedelai nasional menjadi faktor

penentu utama disamping program lainnya. Oleh karena itu,

keberhasilan pencapaian produksi kedelai memerlukan integrasi

dari berbagai unit kerja lingkup Kementerian Pertanian dan

instansi lain. Program dan kegiatan yang melekat pada Direktorat

Aneka Kacang dan Umbi salah satunya adalah Pengelolaan

Produksi Tanaman Kedelai. Indikator output kinerja Kegiatan

Pengelolaan Produksi kedelai adalah tercapainya peningkatan

produktivitas, penambahan luas areal tanam kedelai dan

peningkatan produksi.

Dalam upaya peningkatan produksi kedelai, berdasarkan alokasi

dukungan anggaran APBN Tahun Anggaran 2017 ditetapkan

sasaran produksi kedelai tahun 2017 sebesar 1.200.000 ton

dengan pemberian bantuan pemerintah seluas 210.000 ha.

Untuk mencapai sasaran produksi tersebut ditempuh melalui

upaya Peningkatan Produktivitas dengan kegiatan peningkatan

produksi pola tanam terpadu spesifik lokasi (PTT) dan melalui

penerapan teknologi budidaya jenuh air (BJA) pada areal tanam

yang selama ini telah terbiasa melakukan budidaya kedelai dan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

17

Optimasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks

Pertanaman (PAT-PIP) pada lahan sawah maupun lahan kering

termasuk pemanfaatan lahan terlantar (bera), lahan bukaan baru,

kerjasama pemanfaatan lahan perhutani, hutan tanaman rakyat,

perkebunan, lahan transmigrasi, dan lahan potensial lainnya

dengan sistem monokultur maupun tumpangsari.

Skenario peningkatan produksi kedelai tahun 2017 dapat

terealisasi apabila seluruh faktor kunci dan pendukung

peningkatan produksi berikut ini dapat dipenuhi:

a. Fasilitasi pemerintah dalam penyediaan bantuan sarana

produksi;

b. Penetapan kebijakan harga beli kedelai petani dan jaminan

Pasar;

c. Pengaturan importasi kedelai dan penerapan tarif bea masuk

impor kedelai;

d. Kondisi iklim yang mendukung pertanaman kedelai;

e. Dukungan nyata pemerintah daerah dan seluruh pemangku

kepentingan.

Skenario pencapaian produksi kacang tanah dan kacang hijau pada

tahun 2017 dilaksanakan melalui diseminasi dan penerapan

teknologi budidaya yang mengacu pada paket rakitan teknologi

budidaya kacang tanah dan kacang hijau yang dikeluarkan oleh

Balitkabi pada pertanaman di tingkat petani, selain itu juga ada

upaya untuk mendorong pemanfaatan lahan terlantar/lahan

marginal dan mendorong peningkatan IP (indeks pertanaman)

serta promosi investasi.

Secara rinci pendekatan pencapaian Sasaran produksi tersebut

dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5 berikut :

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

18

Tabel 4. Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah Tahun 2017

Tabel 5. Skenario Pencapaian Produksi Kacang Hijau Tahun 2017

Dalam mengoptimalkan usaha pencapaian sasaran tersebut,

diperlukan kerjasama dan koordinasi dari berbagai pihak mulai

dari peneliti, penyuluh, pengambilan kebijakan, pelaku usaha dan

petani itu sendiri.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

19

Tabel 6. Skenario Pencapaian Produksi Ubikayu Tahun 2017

Skenario pencapaian produksi ubikayu tahun 2017 dapat

terealisasi apabila seluruh faktor kunci dan pendukung

peningkatan produksi ini dipenuhi antara lain :

1. Fasilitas pemerintah dalam penyaluran bantuan pinjaman

bunga ringan kepada kelompoktani ubikayu

2. Penerapan kebijakan bahan bakar nabati yang konsisten

3. Dukungan Pemerintahan Daerah dan seluruh pemangku

kepentingan

Skenario pencapaian produksi ubijalar tahun 2017 sebesar

2,46 juta ton dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas

dengan memanfaatkan teknologi yang sudah dikembangkan oleh

Balitkabi Kementerian Pertanian antara lain pemanfaatan varietas

unggul nasional dan pengunaan pupuk berimbang serta

pengendalian OPT maupun penerapan teknologi tepat guna

lainnya.

Sementara itu perluasan areal tanam dengan kontribusi produksi

11,67% dilakukan melalui promosi investasi kepada pelaku usaha

maupun bantuan APBD di beberapa daerah yang sudah memiliki

industri rumah tangga ataupun usaha kecil dan menengah.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

20

Sedangkan pemanfaatan lahan (perkebunan, kehutanan, tegal/

kebun ataupun ladang/huma) dilakukan dengan pemanfaatan pola

tanam tumpangsari yang saling menguntungkan dengan tanaman

induknya.

Tabel 7. Skenario Pencapaian Produksi UbiJalar Tahun 2017

B. Sasaran Strategis dan Indikator Keluaran (Output) Kegiatan

Pada tahun anggaran 2017, kinerja program peningkatan produksi

aneka kacang dan umbi mempunyai sasaran strategis yaitu

produksi kedelai 1.200.000 ton, kacang tanah 692.000 ton, kacang

hijau 274.000 ton, ubikayu 24.617.000 ton dan ubijalar 2.541.000

ton.

Khusus pencapaian sasaran produksi kedelai difasilitasi oleh

BANTUAN PEMERINTAH (BANPER) dalam bentuk bantuan sarana

produksi (benih, pupuk, herbisida, pestisida, rhizobium),

pertemuan dan pengawalan/pendampingan baik dari petugas

maupun unsur TNI AD. Selain itu juga, melalui bantuan benih

kedelai bersubsidi.

Bantuan pemerintah untuk fasilitasi kegiatan kedelai tahun 2017

juga memiliki output khusus yaitu mempersiapkan ketersediaan

benih sebagai upaya mendukung kegiatan kedelai tahun 2018.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

21

Dukungan penyiapan benih kedelai tahun 2018 diharapkan

mampu mencapai minimal 50% dari total luas areal yang

mendapat bantuan pemerintah. Sebagai upaya mencapai output

khusus tersebut harus didukung dengan kontrak kerja antara

pengelola keuangan, kelompok tani dan penangkar benih yang

akan bekerjasama sebagaimana pada lampiran.

Namun untuk komoditi non kedelai (kacang tanah, kacang

hijau,ubikayu dan ubi jalar) tidak mendapat fasilitasi banper, akan

tetapi hanya dalam bentuk pembinaan/pengawalan baik di tingkat

provinsi/kabupaten. Oleh karena itu dukungan pendanaan APBD

provinsi/kabupaten dan swadaya masyarakat sangat membantu

dalam upaya pencapaian sasaran produksi yang telah ditetapkan.

Dalam rangka pencapaian sasaran produksi aneka kacang dan

umbi tahun anggaran 2017, dilaksanakan berbagai kegiatan

sebagai berikut :

1. Pengelolaan Produksi Melalui Teknologi Spesifik Lokasi (PTT)

Kedelai

Sasaran pelaksanaan pengelolaan produksi spesifik lokasi

kedelai tahun 2017 seluas 200.000 ha (22 provinsi,

148 kabupaten). Luas satu unit PTT kedelai minimal sebesar 10

ha. Untuk memfasilitasi pelaksanaan PTT kedelai, pemerintah

memberikan bantuan berupa sarana produksi, pendampingan

Petugas penyuluh/Mantri tani maupun pendamping lainnya.

Sarana produksi yang diberikan yaitu benih kedelai bersertifikat,

pupuk an organik Urea bersubsidi yang pembeliannya melalui

Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sesuai

peraturan yang berlaku, pupuk organik, pupuk hayati

(Rhizobium), pestisida organik/anorganik. Jenis dan dosis

bantuan sarana produksi disesuaikan dengan rekomendasi

setempat (spesifik lokasi).

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

22

Bantuan benih yang diarahkan untuk penangkaran diutamakan

dengan berbagai jenis varietas yang unggul, produksi tinggi,

hasil Badan Litbang Pertanian dan Batan. Spesifikasi pupuk

organik, pupuk hayati dan pestisida harus terdaftar pada

Permentan yang berlaku.

Bantuan sarana produksi kegiatan pengelolaan produksi kedelai

melalui teknologi spesifik lokasi, diberikan langsung kepada

kelompok tani pelaksana dalam bentuk transfer uang, dengan

nilai uang sebesar Rp. 1.385.900,- per hektar untuk pembelian

sarana produksi sesuai dengan rencana usaha kelompok (RUK).

Komponen sarana produksi khususnya benih bersertifikat

pemerintah membantu seharga Rp. 10.320/kg apabila

terdapat kekurangan dalam pembelian benih maka

ditanggung oleh kelompok tani secara swadaya. Sedangkan

sarana produksi lainnya yang diberikan dapat disesuaikan

dengan kebutuhan di masing-masing daerah berdasarkan

rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi).

Tabel 8. Pagu Satuan Biaya Penerapan Teknologi Spesifik

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

23

2. Pengelolaan Produksi Melalui Teknologi Budidaya Jenuh Air

(BJA) Kedelai

Sasaran pelaksanaan pengelolaan produksi spesifik lokasi

kedelai tahun 2017 seluas 10.000 ha tersebar di 7 Provinsi,

14 Kabupaten. Untuk memfasilitasi pelaksanaan penerapan

teknologi BJA kedelai, pemerintah memberikan bantuan

berupa sarana produksi, dan pendampingan Petugas Penyuluh/

Mantri Tani maupun pendamping lainnya (Tim Pendamping

khusus dari IPB). Adapun satuan biaya per hektar penerapan

teknologi budidaya jenuh air terlihat pada table dibawah

berikut:

Tabel 9. Pagu Satuan Biaya Penerapan Teknologi BJA Kedelai

Komponen sarana produksi khususnya benih bersertifikat

pemerintah membantu seharga Rp. 10.320/kg apabila

terdapat kekurangan dalam pembelian benih, maka

ditanggung oleh kelompok tani secara swadaya. Sedangkan

sarana produksi lainnya yang diberikan dapat disesuaikan

dengan kebutuhan di masing-masing daerah berdasarkan

rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi).

3. Pengembangan Aneka Umbi (Ganyong)

Dalam rangka diversifikasi pangan non beras, salah satu

komoditas yang perlu dikembangkan adalah ganyong.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

24

Komoditas ini memiliki kaya akan karbohidrat dan protein yang

dapat dikonsumsi dalam berbagai macam olahan. Untuk

memfasilitasi pengembangan pangan lokal pemerintah

memberikan bantuan sarana produksi berupa pupuk organik

serta pendampingan petugas penyuluh lapagan petugas

pendamping lainnya. Adapun satuan biaya per hektar

pengembangan ganyong seperti pada tabel dibawah berikut:

Tabel 10. Pagu Satuan Biaya Pengembangan Ganyong

4. Fasilitasi Biaya Sertifikasi Benih Kedelai

Untuk mendukung ketersediaan benih kedelai bersertikat

Tahun 2017 dan 2018, maka 50% alokasi pengembangan

kedelai Tahun 2017 dijadikan penangkaran benih. Untuk

meringankan biaya uji sertifikasi oleh penangkar maka

diberikan fasilitas bantuan biaya uji mutu benih sebesar

Rp. 6,-/kg sesuai aturan yang berlaku. Dukungan anggaran

kegiatan ini dialokasikan pada satker Tugas Pembantuan

masing-masing provinsi yang melaksanakan kegiatan

pengembangan kedelai.

5. Bantuan Sarana Penyimpanan Benih Kedelai

Salah satu permasalahan cepat rusaknya kualitas mutu benih

kedelai adalah masih kurangnya sarana penyimpanan benih

kedelai yang dimiliki oleh petani penangkar atau produsen

benih kedelai sehingga perlu diberikan untuk pembelian sarana

penyimpanan kedelai dari hasil penangkaran kelompok tani,

baik berupa plastik yang memiliki tingkat kedap udara tinggi

(teknologi hermetik) maupun sarana penyimpanan benih

lainnya yang sudah teruji dan terbukti sangat efektif

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

25

mempertahankan mutu dan daya tumbuh benih oleh lembaga

berkompeten di masing-masing daerah.

6. Bantuan Transport Petugas Pengawas Benih

Bantuan transport akan diberikan kepada petugas pengawas

benih yang melakukan pengawasan dan pengawalan

penangkaran benih kedelai yang dilakukan oleh kelompok tani

pelaksana kegiatan pengembangan kedelai Tahun 2017.

Bantuan transport diberikan untuk petugas pengawas benih

dari kabupaten ke lokasi penangkaran dengan standar

transport lokal.

7. Pembinaan Peningkatan Produktivitas Areal Tanam Kedelai

Swadaya

Hamparan lahan yang biasa ditanami kedelai saat ini (eksisting)

namun tidak mendapat bantuan penerapan teknologi spesifik

lokasi dan teknologi BJA diharapkan dapat dikelola secara

swadaya. Dalam areal swadaya ini dilakukan pengawalan dan

pendampingan oleh petugas lapangan (PPL/POPT/Petugas

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota). Luas areal tanam

pengembangan kedelai secara swadaya yang direncanakan

dilakukan pengawalan dan pendampingan seluas 558.226 ha.

Petani yang tidak mendapatkan bantuan pemerintah untuk

sarana produksi (benih, pupuk anorganik) dapat memanfaatkan

fasilitas yang disediakan oleh pemerintah berupa benih

bersubsidi. Untuk benih bersubsidi disediakan seluas

300.000 ha dan pupuk bersubsidi seluas 558.226 ha.

Dalam memanfaatkan benih dan pupuk bersubsidi (Urea, NPK

dan Organik), petani diharuskan membuat RDKK dengan

mencantumkan kebutuhan pupuk dan benih yang harus

diketahui oleh Petugas Lapang setempat.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

26

8. Penyiapan Kebijakan Regulasi, Petunjuk Teknis, Sosialisasi,

Pengelolaan Data dan Informasi.

Kegiatan penyiapan kebijakan yang mendorong peningkatan

produksi kedelai, dilaksanakan melalui pertemuan dan

koordinasi dengan instansi terkait, penyusunan Petunjuk Teknis

yang disiapkan oleh Direktorat Aneka Kacang dan Umbi,

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dijadikan acuan dalam

pelaksanaan kegiatan baik ditingkat pusat, provinsi dan

kabupaten/kota.

9. Pendampingan, Pengawalan, Pembinaan serta Monitoring

dan Evaluasi

Dalam upaya pencapaian sasaran produksi tahun anggaran

2017 untuk komoditas kedelai, kacang tanah, kacang hijau,

ubi kayu dan ubi jalar dilakukan kegiatan pembinaan,

bimbingan dan monitoring peningkatan produksi terhadap

kelompok tani yang melaksanakan budidaya komoditas AKABI

(kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubijalar) baik

yang menerima bantuan pemerintah maupun secara swadaya.

Sasaran pembinaan, bimbingan dan monitoring adalah agar

program dan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana, dan

tercapainya sasaran produksi yang ditetapkan.

Pembinaan, bimbingan dan monitoring dilaksanakan secara

berjenjang oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas

Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Kantor

Cabang Dinas Pertanian Kecamatan, Penyuluh Pertanian

Lapangan dan pemangku kepentingan lainnya.

10. Sarana Penunjang Kelancaran Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengadaan sarana penunjang kelancaran tugas kantor

berupa peralatan, bahan maupun honor yang dialokasikan di

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

27

pusat maupun di daerah, agar dilaksanakan secara efisien,

efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Untuk mencapai sasaran produksi kedelai tahun 2017 perlu

dilaksanakan program dan kegiatan secara terpadu melibatkan

Instansi dan pemangku kepentingan terkait, meliputi :

a. Perbenihan

Penyediaan benih berkoordinasi dengan Direktorat

Perbenihan Tanaman Pangan, Balitkabi, BPSB, BBI, BUMN,

BUMD dan Penangkar Benih. Benih yang digunakan untuk

pelaksanaan program (pengelolaan produksi kedelai dan

swadaya) dapat menggunakan benih kelas sampai BR4.

Untuk menghadapi kesulitan benih besertifikat, masing-

masing daerah dapat menyediakan kebutuhan benihnya

melalui penangkar-penangkar setempat dengan

merencanakan minimal 50% luas areal tanam bantuan

pemerintah akan dijadikan sebagai penangkaran benih.

b. Infrastruktur, Prasarana dan Sarana Pertanian

Dukungan infrastruktur, prasarana dan sarana pertanian,

berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian dalam pengalokasian pupuk bersubsidi dan

bantuan alat mesin pertanian berupa traktor, pompa air dan

sprayer serta bantuan peralatan pasca panen, dengan

Direktorat PPHTP Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

serta Instansi terkait lainnya.

c. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk mendukung peningkatan SDM pertanian,

berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penyuluhan

(Bakorluh) Provinsi dan Kabupaten serta Instansi terkait

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

28

lainnya dalam: a). pengawalan dan pendampingan kegiatan

pengelolaan produksi kedelai, b). peningkatan kompetensi

melalui pelatihan aparatur dan non aparatur pertanian serta

c). pemberian materi bagi penyuluh pertanian yang

dimaksudkan sebagai bahan dan alat bantu penyuluhan

dalam rangka pelaksanaan penyuluhan pertanian.

d. Pembiayaan

Dalam mendukung kegiatan pengembangan kedelai secara

swadaya Pemerintah telah menyediakan pembiayaan dalam

bentuk skim Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikoordinir oleh

Direktorat Pembiayaan, Direktorat Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian serta Instansi terkait lainnya. Selain itu

perlu juga kerjasama dengan Swasta/Investor/sumber

lainnya dalam bantuan modal.

e. Teknologi

Dalam penerapan teknologi (penggunaan varietas unggul,

inovasi teknologi budidaya, sosialisasi penggunaan kalender

tanam terpadu) di lapangan berkoordinasi dengan Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) setempat dan

Instansi terkait lainnya.

f. Penanggulangan Hama dan Penyakit

Untuk menanggulangi adanya serangan OPT dapat

berkoordinasi dengan brigade proteksi tanaman yang berada

di Kantor Dinas Pertanian masing masing Kabupaten dan

Provinsi.

g. Industri Hilir

Guna mendukung mutu hasil dan fasilitasi pengolahan

kedelai diperlukan pelatihan dan pendampingan

pengelolaan pasca panen, berkoordinasi dengan Direktorat

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

29

PPHTP, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan instansi

terkait lainnya.

h. Regulasi Pendukung

Regulasi sistem perbenihan kedelai tanaman pangan,

berkoordinasi dengan Direktorat Perbenihan Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan. Regulasi Tata Niaga Kedelai dan

Ubikayu meliputi harga acuan pembelian di tingkat petani,

pengaturan importasi, tarif bea masuk dan jaminan pasar,

berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator

Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian

Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian

Koperasi, Kementerian BUMN, BULOG, Gakoptindo, Kopti

dan pemangku kepentingan lainnya.

11. Alokasi Anggaran Direktorat Aneka Kacang dan Umbi.

Pada tahun 2017, alokasi anggaran yang dikelola Direktorat

Aneka Kacang dan Umbi melalui APBN sebesar

Rp. 394.090.363.000,- (tiga ratus sembilan puluh empat milyar

sembilan puluh juta tiga ratus enam puluh tiga ribu rupiah)

dengan rincian sebagai berikut :

a. Anggaran Kegiatan di Tingkat Pusat

Pada Tahun Anggaran 2017 yang dialokasikan untuk

kegiatan di tingkat pusat (Direktorat Budidaya Aneka

Kacang dan Umbi) sebesar Rp 13.581.289.000,- (tiga belas

milyar lima ratus delapan puluh satu juta dua ratus delapan

puluh sembilan ribu rupiah) yang dialokasikan untuk

kegiatan: pembinaan, sosialisasi, koordinasi, monitoring,

evaluasi dan pembelian peralatan kantor dalam menunjang

kelancaran pelaksanaan kegiatan.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

30

b. Anggaran Kegiatan di Tingkat Provinsi (Dekonsentrasi)

Anggaran dekonsentrasi kegiatan pengelolaan budidaya

aneka kacang dan umbi tahun 2017 di tingkat provinsi

dialokasikan sebesar Rp. 11.105.000.000,- (sebelas milyar

seratus lima juta rupiah). Anggaran tersebut digunakan

untuk memfasilitasi kegiatan aneka kacang dan umbi yang

bersifat non fisik dan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian

Provinsi sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah).

Fokus kegiatan adalah pembinaan diareal pertanaman

Penerapan teknologi spesifik lokasi dan BJA kedelai serta

komoditas aneka kacang dan umbi serta kegiatan teknis

lainnya. Selain untuk pembinaan, monitoring dan evaluasi,

dana dekonsentrasi juga dialokasikan untuk kegiatan tunda

bayar kegiatan akabi Tahun Anggaran 2016 yang sudah

dilaksanakan ditingkat lapangan namun karena terkena

penghematan anggaran, maka akan dibayarkan di tahun

anggaran 2017 setelah dilakukan verifikasi oleh inspektorat

jenderal kementerian pertanian (Itjen) dan BPKP setempat.

Adapun total anggaran untuk tunggakan kegiatan aneka

kacang dan umbi sebesar Rp. 16.704.074.000,- (enam belas

milyar tujuh ratus empat juta tujuh puluh empat ribu

rupiah).

c. Anggaran Kegiatan di Tingkat Kabupaten

(Tugas Pembantuan)

Anggaran tugas pembantuan tahun 2017 di tingkat

Kabupaten dialokasikan sebesar Rp. 361.225.000.000,-

(tiga ratus enam puluh satu milyar dua ratus dua puluh lima

juta rupiah). Anggaran tersebut digunakan untuk

memfasilitasi kegiatan aneka kacang dan umbi yang bersifat

fisik dan non fisik yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian

Tingkat Kabupaten/kota. Fokus kegiatan adalah antuan

pemerintah (banper) berupa bantuan sarana produksi

kedelai pada kegiatan penerapan teknologi spesifik lokasi

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

31

dan penerapan teknologi budidaya jenuh air, identifikasi

calon lokasi (CL) sampai tingkat Desa, pembinaan,

monitoring dan evaluasi di areal tanam aneka kacang dan

umbi.

d. Anggaran yang dialokasikan baik pusat maupun daerah

dimungkinkan berubah sesuai dengan kebijakan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Apabila terjadi realokasi antar kabupaten untuk kegiatan

kedelai pada satker Tugas Perbantuan tingkat Provinsi

dapat dilakukan melalui revisi POK yang diusulkan oleh

Kepala DInas Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran

(KPA) kepada Kanwil Dirjen Anggaran setempat. Sedangkan

realokasi antar Provinsi dan/atau Kabupaten Satker Mandiri

dapat dilakukan melalui persetujuan Direktur Jenderal

Tanaman Pangan melalui revisi DIPA yang diusulkan ke

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.

Mengingat Bantuan Pemerintah Pusat sangat terbatas

untuk pembelian saprodi pelaksanaan Penerapan

Teknologi Spesifik Lokasi dan BJA Kedelai, maka

penyediaan saprodi lainnya (bila diperlukan dan/atau

tidak sesuai dengan rekomendasi setempat) agar dapat

disediakan secara swadana oleh anggota kelompok

atau berasal dari sumber lainnya.

Dana APBN (Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan)

hanya sebagai pemicu/stimulan sehingga diharapkan

ada sharing dari pemerintah daerah melalui dana

APBD I, APBD II, swasta/stakeholders lainnya, serta

dana dari masyarakat dalam bentuk tenaga dan sarana

lainnya.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

32

Petani/kelompok tani diarahkan pula memanfaatkan

fasilitas pembiayaan pemerintah untuk mendapatkan kredit

usaha antara lain melalui : KUR dan sumber dana lainnya

sebagainya.

Pemberian kewenangan Tugas Pembantuan Provinsi

meliputi pelaksanaan fisik yang dikelola oleh Dinas

Pertanian Provinsi dan alokasi bantuan untuk

kabupaten/kota yang tidak dapat menjadi satuan kerja DIPA.

Tugas pembantuan provinsi dialokasi untuk memperkuat

kelembagaan unit kerja terutama unit kerja pelaksana

teknis daerah (UPTD).

Berkaitan dengan belanja bantuan pemerintah dapat

dijelaskan bahwa penetapan alokasi anggaran untuk

belanja bantuan pemerintah dikategorikan karena alasan

pemberdayaan sosial dan penanganan bencana.

Memperhatikan pengelolaan belanja bantuan pemerintah

(Banper), maka penempatan alokasi DIPA disesuaikan

dengan karakteristik jenis bantuan pemerintah yang

diberikan. Pola pelaksanaan bantuan pemerintah dimaksud

dilakukan melalui transfer uang. Hal ini sangat tergantung

dengan ketepatan dan keefektifan penyaluran dalam

mewujudkan kegiatan yang baik.

C. Pengelolaan Sumber Pendanaan Lain

Pada tahun anggaran 2017, pencapaian sasaran produksi aneka

kacang dan umbi seperti kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan

ubi jalar tidak mendapat fasilitasi APBN dari Pemerintah seperti

kedelai. Namun melalui sumber pendanaan lainnya, seperti APBD

Provinsi/Kab, swadaya petani, kemitraan maupun kredit (KUR)

diharapkan sasaran produksi seperti kacang tanah 0,692 juta ton,

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

33

kacang hijau 0,274 juta ton, ubi kayu 24,61 juta ton dan ubi jalar

2,54 juta ton dapat tercapai.

Mayoritas pencapaian sasaran produksi keempat komoditas

tersebut diharapkan melalui partisipasi aktif dari masyarakat,

sehingga peran petugas di lapangan dalam hal mendesiminasi

teknologi tepat guna baik sistem budidaya dan pengolahan hasil

maupun pengelolaan hulu-hilir sangat membantu tercapainya

sasaran produksi tersebut khususnya melalui produktivitasnya.

Selain itu perluasan areal tanam juga memilki andil dalam

kontribusi pencapaian sasaran dimaksud. Perluasan areal ini

ditempuh melalui kemitraan, promosi investasi dan kerjasama

pemanfaatan lahan-lahan perkebunan dan kehutanan.

1. Kemitraan

Kemitraan dapat dilakukan melalui kerjasama antar petani/

kelompok tani dengan pelaku usaha yang mempunyai usaha

dengan bahan baku komoditas aneka kacang dan umbi.

Kerjasama tersebut bisa dalam bentuk bagi hasil, bayar setelah

panen (yarnen), atau opkup hasil panennya dengan harga yang

saling menguntungkan.

2. Promosi Investasi

Promosi investasi kepada pelaku usaha maupun bantuan APBD

di beberapa daerah yang sudah memiliki industri rumah tangga

ataupun usaha kecil dan menengah. Sedangkan pemanfaatan

lahan (perkebunan, kehutanan, tegal/kebun ataupun

ladang/huma) dilakukan dengan pemanfaatan pola tanam

tumpangsari yang saling menguntungkan dengan tanaman

induknya.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

34

3. Pemanfaatan Lahan-lahan Terlantar/Perkebunan/Kehutanan

Dinas dapat memfasilitasi/menjembatani terjadinya kerjasama

ini dengan pihak terkait (perhutani, inhutani dan PTPN)

setempat. Kerjasama ini dimaksudkan untuk pemanfaatan

lahan-lahan yang dimungkinkan untuk ditanami komoditas

aneka kacang dan umbi baik dengan pola tumpangsari pada

lahan-lahan replanting maupun lahan-lahan yang terbuka

sebagai tanam perintis.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

35

BAB IV

RENCANA AKSI KEBERHASILAN KINERJA PROGRAM KEGIATAN

Rencana aksi keberhasilan kinerja program dan kegiatan lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan disusun berdasarkan target

pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai

keberhasilan kinerja, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki

target kinerja utama dengan komponen berupa rancangan, pedoman,

sosialisasi, luasan/jumlah unit bantuan pemerintah, serta laporan

pelaksanaan kegiatan.

A. Target Kinerja

Kegiatan pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi

pada TA. 2017 memiliki target kinerja yaitu :

1. Rancangan Pengembangan Aneka Kacang dan Umbi;

2. Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi;

3. Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Pengelolaan

Produksi Kedelai;

4. Sosialisasi Pengembangan Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

dan Pengembangan Kedelai melalui Teknologi Spesifik Lokasi,

Perluasan Areal Tanam Dan Budidaya Jenuh Air Kedelai;

5. Laporan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi;

6. Gerakan Pencanangan Tanam/Panen;

7. Koordinasi dan Sosialisasi;

8. Laporan Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah

Pengelolaan Produksi Kedelai. Pengelolaan Produksi Aneka

Kacang dan Umbi serta Evaluasi Kegiatan Pengembangan Aneka

Kacang Dan Umbi.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

36

B. Rencana Aksi

Titik kendali rencana aksi ini meliputi :

1. Pelaksanaan Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi dan Perluasan

Areal Tanam Kedelai dengan target 200.000 Ha;

2. Pelaksanaan Penerapan Teknologi Budidaya Jenuh Air Kedelai

dengan Target seluas 10.000 Ha;

3. Pelaksanaan peningkatan produksi kedelai melalui subsidi

harga benih unggul kedelai dengan target 300.000 Ha;

4. Pelaksanaan pengembangan ganyong seluas 100 Ha;

5. Pembinaan, Bimbingan dan pengawalan capaian sasaran

produksi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan

ubijalar dan aneka umbi lain.

C. Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan

Luas areal penerapan budidaya tanaman aneka kacang dan umbi

yang tepat dan berkelanjutan walaupun untuk saat ini (2017)

diprioritaskan pada kegiatan Pengelolaan Produksi Kedelai melalui

Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi dan Penerapan Teknologi

Budidaya Jenuh Air, namun diharapkan sasaran luas tanam

komoditas aneka kacang dan umbi dapat terealisasi 100%. Sebagai

tolok ukur keberhasilan kegiatan pengelolaan produksi tanaman

aneka kacang dan umbi yaitu antara lain realisasi luas tanam dan

penyerapan anggaran yang dialokasikan untuk keperluan baik di

tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota. Jika hal tersebut

tidak berjalan yang diharapkan maka kinerja Direktorat Aneka

Kacang dan Umbi dianggap kurang berhasil, walaupun hal tersebut

masih dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun

eksternal yang tidak bisa ditanggulangi. Untuk mengantisipasi hal

tersebut maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan.

Beberapa faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh terhadap

keberhasilan pelaksanaan kegiatan seperti tabel 11 berikut :

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

37

Tabel 11. Faktor Resiko Yang Kemungkinan Berpengaruh terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan

No Uraian Kegiatan Resiko

1 Pengelolaan Produksi Kedelai Melalui Teknologi Spesifik Lokasi Dan BJA

a. Ketepatan Petunjuk Teknis, b. Ketepatan penetapan CPCL open camera c. Ketepatan penyediaan benih d. Ketepatan alokasi anggaran terhadap

dukungan teknis e. Ketepatan penyelesaian dokumen kinerja

dan anggran f. Ketepatan penetapan SKPD g. Iklim yang mendukung h. Serangan OPT yang eksplosif

2 Pembinaan, pengawalan dan Pendampingan Monev

a. Ketersediaan anggaran b. Kontinuitas dan ketepatan sosialisasi dan

pelaksanaan c. Ketersediaan data dan informasi yang

akurat d. Ketersediaan SDM yang handal e. Koordinasi antar instansi terkait

3 Koordinasi kemitraan Akabi a. Ketersediaan anggaran b. Ketepatan pelaksanaan c. Ketepatan penyelesaian administrasi

4 Penyusun Kebijakan,Petunjuk Teknis, Sosialisasi, Data dan Informasi

a. Komitment seluruh stakeholders dalam mengeluarkan kebijakan

a. Ketersediaan SDM yang handal dalam penyajian data dan informasi

b. Ketersediaan sarana teknologi data dan informasi

c. Ketersediaan anggaran d. Kemudahan akses terhadap data

5 Sarana dan Prasarana penunjang

a. Ketepatan pelaksanaan pengadaan b. Ketersediaan SDM c. Efisiensi dan efektivitas dalam

pemanfaatan d. Ketersediaan suku cadang

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

38

BAB V

PENGENDALIAN, PENGAWASAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pengendalian Program, Kegiatan dan Anggaran

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka mengingat

tuntutan agar pengelola dan penerima manfaat kegiatan dan

anggaran dapat bekerjasama melaksanakan tugas secara

transparan, akuntabel, terbuka, efektif dan efisien, serta untuk

mengatasi dan mencari pemecahan terhadap kendala maupun

permasalahan yang mungkin muncul, maka pengendalian intern

perlu dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan kegiatan

dan anggaran serta ketepatan penggunaan anggaran dengan

tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

2. Mengantisipasi secara dini permasalahan dan kendala yang

dihadapi sehingga dapat dicari solusi pemecahannya.

3. Mencegah dan mengurangi terjadinya penyalahgunaan

anggaran yang tidak sesuai dengan tujuan dan sasaran yang

ingin dicapai.

4. Memanfaatkan tahapan pelaksanaan kegiatan untuk dijadikan

bahan masukan dalam penyempurnaan dan evaluasi kegiatan.

Pengendalian intern dilakukan bukan saja hanya berkaitan dengan

aspek program dan anggaran, namun termasuk proses

pengambilan keputusan, keefektifan sumber daya, dan berbagai

hal lainnya. Dalam melaksanakan pengendalian intern, ada

5 (lima) unsur pengendalian yang perlu dicermati yaitu:

1) lingkungan pengendalian, 2) penilaian risiko, 3) kegiatan

pengendalian, 4) informasi dan komunikasi, serta 5) pemantauan

pengendalian intern. Kegiatan pengendalian merupakan salah

satu unsur pengendalian intern.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

39

Unsur-unsur yang bertugas melaksanakan pengendalian yaitu :

a. Direktorat Aneka Kacang dan Umbi

Bentuk pengendalian yang dilakukan adalah:

1. Memberikan bimbingan pelaksanaan kegiatan teknis melalui

penerbitan Petunjuk Teknis sebagai acuan/rambu-rambu

operasional kegiatan.

2. Melakukan sosialisasi Petunjuk Teknis sebelum pelaksanaan

kegiatan.

3. Memberikan bimbingan penyusunan prosedur tata kerja

pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran.

4. Melakukan supervisi (orientasi, monitoring maupun

evaluasi) ke daerah baik dalam bentuk pembinaan,

bimbingan, arahan serta sejenisnya, sehingga kontrol yang

diberikan dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan

kegiatan di daerah.

5. Melakukan evaluasi tahunan untuk mengetahui kinerja

keseluruhan sebagai dasar perencanaan program, kegiatan

dan anggaran tahun 2017.

b. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi dan

Kabupaten/Kota

Bentuk pengendalian yang dilakukan adalah:

1. Memberikan bimbingan kepada staf secara berjenjang

dalam hal administrasi dan teknis pelaksanaan kegiatan di

lapangan.

2. Menyusun prosedur tatakerja antara provinsi dan

kabupaten/kota dengan cara meningkatkan koordinasi dan

jaringan kerja.

3. Membentuk Tim Pengendali Internal pelaksanaan kegiatan.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

40

B. Pengawasan Program, Kegiatan dan Anggaran

Pada sistem penganggaran berbasis kinerja, kegiatan pengawasan

fungsional pembangunan tanaman pangan masih tetap

dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian.

Sedangkan pengawasan melekat dilakukan Pejabat di lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Pengawasan ini dapat

dilakukan setiap saat selama proses manajemen berlangsung.

Pengawasan fungsional terhadap program, kegiatan dan anggaran

pembangunan tanaman pangan juga dilakukan secara eksternal

oleh aparatur pengawasan seperti BPK, BPKP dan Bawasda.

Pengawasan yang dilakukan berupa pemeriksaan reguler yaitu

pemeriksaan setempat yang dilaksanakan secara reguler terhadap

obyek pemeriksaan lingkup tanaman pangan berdasarkan

program kerja pengawasan tahunan. Pengawasan yang dilakukan

berupa pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan penilaian

terhadap pengelolaan program, kegiatan dan anggaran kinerja.

Obyek pemeriksaan diprioritaskan terhadap obyek yang

anggarannya relatif besar, mempunyai aspek pelayanan

masyarakat, bantuan/pinjaman luar negeri serta mempunyai

peranan strategis terhadap keberhasilan pembangunan tanaman

pangan. Sistem dan upaya pengawasan terus dikembangkan dan

disempurnakan melalui berbagai langkah yang efektif agar dapat

mengamankan kebijakan pembangunan tanaman pangan secara

berdayaguna dan berhasilguna.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

1. Pemeriksaan kinerja aparat pengelola kegiatan, yaitu

pemeriksaan apakah sumberdaya dan dana sudah digunakan

sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai serta pelaksanaannya

tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

41

2. Pemeriksaan yang mengarah kepada pelaksanaan wewenang

sesuai tugas pokok dan fungsi, yaitu apakah kegiatan yang

dilaksanakan sudah sesuai atau tidak, sehingga akan dapat

memberikan rekomendasi terhadap penyempurnaan pada

kegiatan yang akan datang.

3. Pemeriksaan akuntabilitas kinerja dimana instansi pelaksana

kegiatan mempertanggung jawabkan wewenang dan tugas

pokok dan fungsi instansi tersebut.

4. Pemeriksaan khusus dilaksanakan sewaktu-waktu melalui

pengujian dan pendalaman untuk memperoleh kejelasan suatu

informasi yang bersumber dari laporan masyarakat atau

pengembangan dari pemeriksaan reguler yang dipandang perlu

terhadap adanya dugaan terjadinya tindak pidana/

penyalahgunaan wewenang.

C. Monitoring dan Evaluasi

Evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran dilakukan :

1. Dengan pendekatan indikator kinerja menggunakan alat ukur

kerangka kerja logis (masukan, keluaran, hasil, manfaat dan

dampak). Indikator kinerja ini digunakan untuk meyakinkan

apakah kinerja organisasi menunjukkan kemajuan dalam

rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

2. Evaluasi dilakukan pada saat awal kegiatan, pelaksanaan

kegiatan dan evaluasi akhir. Evaluasi awal dan evaluasi saat

pelaksanaan kegiatan sedang berjalan dapat dilakukan

bersamaan dengan monitoring pelaksanaan kegiatan.

3. Materi evaluasi mencakup aspek administrasi, aspek teknis dan

anggaran.

4. Evaluasi dilakukan di masing-masing Satker Provinsi dan

Kabupaten/Kota, sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab

masing-masing.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

42

5. Masing-masing penanggung jawab kegiatan juga harus

melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang menjadi tanggung

jawabnya.

6. Evaluasi program, kegiatan dan anggaran secara menyeluruh

dilakukan oleh Tim.

D. Pelaporan

1. Mekanisme pelaporan pelaksanaan anggaran tugas

pembantuan kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang yaitu

dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menyampaikan laporan

kepada Bupati/Walikota dan tembusan kepada Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dan Dinas Pertanian Provinsi.

2. Laporan dari Kabupaten/Kota, Dinas Pertanian Provinsi

merekapitulasi laporan dari seluruh kabupaten/kota dalam

propinsi bersangkutan dan menyampaikan laporan kepada

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, laporan yang

disampaikan, baik untuk anggaran dekonsentrasi, tugas

pembantuan provinsi maupun tugas pembantuan

kabupaten/kota,

3. Laporan dilakukan setiap bulan, triwulan dan setiap

berakhirnya tahun anggaran.

4. Format pelaporan terlampir.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

43

BAB VI

PENUTUP

Keberhasilan pengembangan aneka kacang dan umbi perlu dukungan

dari peran serta pemerintah daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota)

sedangkan Pemerintah Pusat lebih berperan sebagai fasilitator,

akselerator dan regulator. Pemerintah Daerah diharapkan juga dapat

turut serta memfasilitasi terbentuknya kerjasama kemitraan sehingga

terciptanya kepastian harga bagi kelompok tani.

Oleh karena itu pemerintah daerah diharapkan menjadi lokomotif

pengembangan agribisnis aneka kacang dan umbi di masing-masing

daerah, mengingat keberhasilannya akan memberi dampak bagi

peningkatan pendapatan petani dan mempercepat pembangunan

wilayah pedesaan, kabupaten/kota maupun provinsi.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

44

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

45

Lampiran 1

RINCIAN KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2017

Ha Ha Ha

1 ACEH

1 Kab. Aceh Barat - -

2 Kab. Aceh Besar 500 500

3 Kab. Aceh Timur 2.000 2.000

4 Kab. Aceh Utara 3.000 3.000

5 Kab. Aceh Pidie 1.000 1.000

6 Kab. Aceh Jaya - -

7 Kab. Nagan Raya 500 500

8 Kab. Aceh Tamiang - -

9 Kab. Pidie Jaya 500 500

7.500 - 7.500

2 SUMATERA UTARA

1 Kab. Deli Serdang 200 200

2 Kab. Labuhan Batu 100 100

3 Kab. Langkat 200 200

4 Kab. Mandailing Natal 200 200

5 Kab. Padang Lawas 200 200

6 Kab. Padang Lawas Utara 100 100

1.000 - 1.000

3 RIAU

1 Kab. Indragiri Hilir 100 100

2 Kab. Indragiri Hulu 100 100

3 Kab. Rokan Hilir 200 200

4 Kab. Rokan Hulu 800 800

1.000 200 1.200

4 JAMBI

1 Kab. Batanghari 300 300

2 Kab. Bungo 500 500

3 Kab. Kerinci 1.150 1.150

4 Kab. Merangin 650 650

5 Kab. Muaro Jambi 135 100 235

6 Kab. Sarolangun 715 715

7 Kab. Tj. Jabung Timur 569 500 1.069

8 Kab. Tebo 4.000 4.000

8.019 600 8.619

No. Provinsi/Kabupaten

Peningkatan

Produksi

Melalui PTT

Peningkatan

Produksi

Melalui BJA

Jumlah

Jumlah Aceh

Jumlah Sumut

Jumlah Riau

Jumlah Jambi

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

46

Lanjutan...

Ha Ha Ha

5 SUMATERA SELATAN

1 Kab. Lahat 500 500

2 Kab. Musi Banyuasin 1.000 1.000

3 Kab. Musi Rawas 500 500

4 Kab. Muara Enim 500 500

5 Kab. Ogan Komering Ilir 1.600 1.050 2.650

6 Kab. Banyuasin 1.500 1.500

7 Kab. OKU Timur 1.000 1.000

8 Kab. OKU Selatan 500 500

9 Kota Lubuk Linggau 400 400

10 Kab Penukal Abab

Lematang Ilir 100 100

5.100 3.550 8.650

6 BENGKULU

1 Kab. Rejang Lebong 550 550

2 Kab. Kaur 138 138

3 Kab. Kepahiang 500 500

1.188 - 1.188

7 LAMPUNG

1 Kab. Lampung Utara 175 175

2 Kab. Lampung Timur 650 150 800

3 Kab. Tanggamus 500 500

5 Kab. Mesuji 200 200

6 Kab. Pesisir Barat 125 125

7 Kab. Pringsewu 350 350

2.000 150 2.150

8 JAWA BARAT

1 Kab. Bandung 500 500

2 Kab. Bogor 500 500

3 Kab. Ciamis 1.000 1.000

4 Kab. Cianjur 3.000 3.000

5 Kab. Garut 500 500

6 Kab. Indramayu 5.000 5.000

7 Kab. Karawang 1.000 1.000

8 Kab. Kuningan 250 250

9 Kab. Majalengka 500 500

10 Kab. Subang 1.000 1.000

11 Kab. Sukabumi 2.000 2.000

12 Kab. Sumedang 1.000 1.000

13 Kab. Tasikmalaya 3.750 3.750

14 Kab. Bandung Barat 500 500

15 Kota Tasikmalaya * 500 500

16 Kab. Pangandaran 1.000 1.000

17 Provinsi 14.000 14.000

36.000 - 36.000

No. Provinsi/Kabupaten

Peningkatan

Produksi

Melalui PTT

Peningkatan

Produksi

Melalui BJA

Jumlah

Jumlah Sumsel

Jumlah Bengkulu

Jumlah Lampung

Jumlah Jabar

Lanjutan...

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

47

Ha Ha Ha

9 JAWA TENGAH

1 Kab. Banyumas 300 300

2 Kab. Blora 2.000 2.000

3 Kab. Boyolali 2.600 2.600

4 Kab. Brebes 500 500

5 Kab. Cilacap 1.000 1.500

6 Kab. Grobogan 4.000 4.000

7 Kab. Kebumen 1.500 1.500

8 Kab. Kendal 500 500

9 Kab. Klaten 500 500

10 Kab. Kudus 100 100

11 Kab. Pati 2.500 2.000

12 Kab. Purworejo 500 500

13 Kab. Rembang 500 500

14 Kab. Sragen 2.000 2.000

15 Kab. Wonogiri 1.000 1.000

19.500 - 19.500

10 D.I YOGYAKARTA

1 Kab. Bantul 500 500

2 Kab. Gunung Kidul 500 500

3 Kab. Kulon Progo 500 500

1.500 - 1.500

11 JAWA TIMUR (TP) -

1 Kab. Bangkalan 5.500 5.500

2 Kab. Gresik 255 255

3 Kab. Jember 4.000 4.000

4 Kab. Jombang 2.000 2.000

5 Kab. Lamongan 2.500 2.500

6 Kab. Madiun 2.000 2.000

7 Kab. Nganjuk 7.500 7.500

8 Kab. Pasuruan 1.000 1.000

9 Kab. Ponorogo 2.640 2.640

10 Kab. Sampang 5.000 5.000

11 Kab. Trenggalek 8.000 8.000

12 Kab. Tulungagung 1.000 1.000

13 Kab. Sumenep 2.500 2.500

14 Kab. Mojokerto 1.000 1.000

15 Kab. Blitar 1.000 1.000

16 Kab. Bojonegoro 1.000 1.000

17 Kab. Pacitan 500 500

18 Kab. Banyuwangi 1.000 1.000

19 Kab. Tuban -

20 Provinsi 23.498 23.498

71.893 - 71.893

No. Provinsi/Kabupaten

Peningkatan

Produksi

Melalui PTT

Peningkatan

Produksi

Melalui BJA

Jumlah

Jumlah Jateng

Jumlah DIY

Jumlah Jatim

Lanjutan...

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

48

Ha Ha Ha

12 BANTEN

1 Kab. Lebak 500 500

2 Kab. Pandeglang 3.000 3.000

3 Kab. Serang 500 500

4.000 - 4.000

13 NUSA TENGGARA BARAT

1 Kab. Bima 5.000 5.000

2 Kab. Dompu 3.750 3.750

3 Kab. Lombok Tengah 2.750 2.750

4 Kab. Sumbawa 2.000 2.000

5 Kab. Lombok Timur 1.000 1.000

6 Kab. Sumbawa Barat 500 500

15.000 - 15.000

14 NUSA TENGGARA TIMUR

1 Kab. Flores Timur 250 250

2 Kab. Lembata 300 300

3 Kab. Manggarai 300 300

4 Kab. Sikka 100 100

5 Kab. Sumba Barat 500 500

6 Kab. Sumba Timur 250 250

7 Kab. Manggarai Barat 2.000 2.000

8 Kab. Sumba Tengah 300 300

9 Kab. Sumba Barat Daya 950 950

10 Kab. Ngada 550 550

5.500 - 5.500

15 KALIMANTAN TENGAH

1 Kab. Kapuas 1.600 1.600

2 Kab. Pulang Pisau - 2.200 2.200

3 Kab. Barito Timur 1.200 1.200

Jumlah Kalteng 1.200 3.800 5.000

No. Provinsi/Kabupaten

Peningkatan

Produksi

Melalui PTT

Peningkatan

Produksi

Melalui BJA

Jumlah

Jumlah NTB

Jumlah NTT

Jumlah Banten

Lanjutan...

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

49

Ha Ha Ha

16 KALIMANTAN SELATAN

1 Kab. Tanah Bumbu 200 - 200

2 Kab. Barito Kuala - 700 700

3 Kab. Kota Baru 2.300 2.300

4 Kab. Tanah Laut 500 500

5 Kab. Balangan 1.500 1.500

4.500 700 5.200

17 KALIMANTAN UTARA

1 Kab. Bulungan 1.000 1.000

- 1.000 1.000

18 SULAWESI UTARA

1 Kab. Bolaang Mangondow 1.000 1.000

2 Kab. Minahasa 1.000 1.000

3 Kab. Minahasa Selatan 500 500

4 Kab. Minahasa Utara 500 500

5 Kab. Minahasa Tenggara 500 500

6 Kab. Bolmang Selatan 100 100

7 Kab. Bolmang Timur 100 100

8 Kota Tomohon 100 100

9 Kota Manado 100 100

10 Kep Talaud 100 100

4.000 - 4.000

19 SULAWESI SELATAN

1 Kab. Bone -

2 Kab. Soppeng 1.050 1.050

3 Kab. Bulukumba 2.000 2.000

4 Kab. Jeneponto 3.000 3.000

5 Kab. Maros 975 975

6 Kab. Pangkep 760 760

7 Kab. Sinjai -

8 Kab. Takalar 515 515

8.300 - 8.300

20 KALIMANTAN BARAT

1 Kab. Kapuas Hulu 100 100

2 Kab. Ketapang 100 100

3 Kab. Sambas 500 500

4 Kab. Sanggau 100 100

5 Kab. Sintang 100 100

6 Kab. Melawi 200 200

7 Kab. Kubu Raya 100 100

8 Kab. Singkawang 100 100

1.300 - 1.300

21 SULAWESI TENGGARA

1 Kab. Kolaka 500 500

500 500

22 GORONTALO

1 Kab. Pohuwato 1.000 1.000

1.000 - 1.000

200.000 10.000 210.000 TOTAL NASIONAL

No. Provinsi/Kabupaten

Peningkatan

Produksi

Melalui PTT

Peningkatan

Produksi

Melalui BJA

Jumlah

Jumlah Sulsel

Jumlah Kalbar

Jumlah Sultra

Jumlah Gorontalo

Jumlah Kalsel

Jumlah Kaltara

Jumlah Sulut

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

50

Lampiran 2

LOKASI PENGEMBANGAN GANYONG TAHUN 2017

1

Kab. Bandung 100

100Jumlah

JAWA BARAT

No. Provinsi/KabupatenPengembangan Ganyong

(Ha)

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

51

Lampiran 3

Contoh format Perjanjian Kerjasama, Bantuan Pemerintah melalui

Transfer Uang

KOP SURAT MASING-MASING DINAS

PERJANJIAN KERJASAMA/KONTRAK KERJA

BANTUAN PAKET SARANA PRODUKSI KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN ANGGARAN 2017

NOMOR : ..............(nomor surat dari Dinas Pertanian)

NOMOR : .............(nomor surat dari Penangkar Benih)

NOMOR :...............(nomor surat Kelompok Tani/Gapoktan)

Pada hari ini,......... tanggal ........bulan .......... tahun dua ribu tujuh belas kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :------------------------ (nama) NIP :------------------------ (NIP)

Jabatan :------------------------ (jabatan pada satuan kerja Dinas Pertanian)

Alamat :------------------------ (alamat kantor tempat kerja)

Selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama -----------(institusi), berkedudukan di ---- alamat). Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA membuat kesepakatan dengan PARA PIHAK sebagai PIHAK KEDUA, yaitu,

Nama :------------------------ (nama Penangkar ) Jabatan :------------------------ (Ketua Kelompoktani)

Alamat :------------------------ (alamat lengkap)

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

52

Selaku Pimpinan Penangkar ---------- yang bertindak untuk dan atas nama -------(nama kelompok tani), alamat ------(alamat). Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Nama :------------------------ (nama Kelompoktani ) Jabatan :------------------------ (Ketua Kelompoktani)

Alamat :------------------------ (alamat lengkap)

Selaku Ketua Kelompok tani ---------- yang bertindak untuk dan atas nama -------(nama kelompok tani), alamat ------(alamat). Selanjutnya disebut PIHAK KETIGA

PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama, dalam rangka pelaksanaan bantuan paket sarana produksi kegiatan peningkatan produksi kedelai melalui Program Peningkatan Produksi Kedelai tahun anggaran 2017 sebagai upaya penyediaan benih dalam rangka mendukung Program Peningkatan Produksi Kedelai tahun 2018 dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1

KETENTUAN UMUM

1. Yang dimaksud dengan Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian dimana Para Pihak telah sepakat untuk pelaksanakan ketentuan dalam perjanjian kerjasama ini dengan mengacu pada petunjuk teknis pengelolaan produksi kedelai dan Bantuan Pemerintah tahun 2017;

2. PIHAK PERTAMA adalah Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten

3. PIHAK KEDUA adalah Penangkar Benih yang telah terdaftar di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH)

4. PIHAK KETIGA adalah Kelompok Tani/Gapoktan penerima bantuan saprodi Kegiatan Peningkatan Produksi Kedelai

Pasal 2

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

53

HAK DAN KEWAJIBAN

1. Hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA

a. Berhak membuat ketentuan penggunaan bantuan yang akan diserahkan kepada PIHAK KEDUA dan persyaratannya dituangkan dalam Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan bantuan paket sarana produksi Program Kegiatan Peningkatan Produksi Kedelai tahun anggaran 2017 sebagai upaya penyediaan benih Program Peningkatan Produksi Kedelai tahun 2018;

b. Berkewajiban melakukan verifikasi kelayakan penangkar (PIHAK KEDUA) maupun kelayakan calon kelompok tani pengelola kegiatan.;

c. Memprioritaskan penggunakan benih hasil penangkaran untuk kegiatan pertanaman berikutnya di wilayah kerjanya;

d. Berhak melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penggunaan dana Bantuan paket sarana produksi Kegiatan Peningkatan Produksi Kedelai tahun anggaran 2017 sebagai upaya penyediaan benih dalam mendukung Program Peningkatan Produksi Kedelai tahun 2018 kepada PIHAK KEDUA dan KETIGA;

e. Berhak menerima dari PIHAK KEDUA laporan perkembangan kegiatan sesuai Petunjuk Teknis tentang penggunaan dana Bantuan paket sarana produksi Kegiatan Peningkatan Produksi Kedelai tahun anggaran 2017 sebagai upaya penyediaan benih dalam mendukung Program Peningkatan Produksi Kedelai tahun 2018 dari PIHAK KEDUA;

f. Berhak menolak atau mengembalikan laporan penggunaan dana paket sarana produksi Kegiatan Peningkatan Produksi Kedelai tahun anggaran 2017 sebagai upaya penyediaan benih program peningkatan produksi kedelai tahun 2018 dari PIHAK KEDUA apabila ternyata kegiatan bantuan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

2. Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA

a. Berhak melakukan CPCL kelompok tani pelaksana kegiatan peningkatan produksi kedelai yang akan menggunakan benih hasil penangkaran pada tahun berjalan dan rencana tahun 2018 untuk disampaikan kepada PIHAK PERTAMA;

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

54

b. Berhak mendapatkan insentif yang wajar dari kegiatan penyerapan dan penyaluran benih kedelai kekelompok tani;

c. Berkewajiban melakukan pembinaan kepada PIHAK KETIGA dalam pengelolaan kegiatan untuk mencapai target produksi sebagaimana diatur dalam petunjuk teknis;

d. Berkewajiban untuk membuat laporan perkembangan kegiatan sesuai petunjuk teknis untuk disampaikan kepada PIHAK PERTAMA;

e. Berkewajiban menyerap benih hasil penangkaran dan menyalurkannya pada saat dibutuhkan kelompok tani di tingkat wilayahnya, serta bekerjasama dengan pihak lain untuk menyerap produksi sebagai benih;

f. Berkewajiban ikut bertanggungjawab jika terjadi kegiatan tidak berjalan sebagimana mestinya yang disebabkan kelalaian serta dikenakan sanksi.

3. Hak dan kewajiban PIHAK KETIGA

a. Berkewajiban mengelola bantuan paket sarana produksi yang diterima dari PIHAK PERTAMA secara efisien dan efektif sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis penggunaan bantuan maupun peraturan lainnya;

b. Berkewajiban melaksanakan kegiatan selambat - lambatnya ………………. (dalam huruf) hari, setelah Perjanjian ini ditandatangani; (disesuaikan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak)

c. Jika tidak dapat mempertanggung jawabkan dana bantuan sebagaimana dimaksud pada poin (a) bersedia mengembalikan dana bantuan tersebut ke Kas Negara dan menerima sanksi hukum berdasarkan ketentuan yang berlaku;

d. Berhak mendapatkan bimbingan, pendampingan dan pengawalan dari PIHAK KEDUA dalam hal budidaya kedelai untuk dijadikan benih;

e. Berkewajiban melaporkan hasil kegiatan tersebut kepada PIHAK PERTAMA dan tembusan kepada PIHAK KEDUA setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.

Pasal 3

NILAI BANTUAN

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

55

1. Nilai Bantuan paket sarana produksi kegiatan Peningkatan Produksi Kedelai senilai Rp. -------(nominal),-(-----------rupiah);

2. Bantuan paket sarana produksi tersebut merupakan nilai yang telah ditetapkan dan pasti sepanjang tidak terjadi perubahan kebijakan Pemerintah yang mengakibatkan adanya perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Kementerian Pertanian/Dinas Pertanian Propinsi/ Pertanian Dinas Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2017.

Pasal 4

JENIS DAN SPESIFIKASI BANTUAN

1. Jenis bantuan paket sarana produksi kedelai tahun 2017 berupa benih kedelai bersertifikat dan pupuk organik/anorganik/pestisida/herbisida/rhizobium yang kegiatannya dilakukan melalui Pengelolaan Pertanaman Terpadu (PTT)

2. Spesifikasi bantuan paket sarana produksi Program Kegiatan Peningkatan Produksi Kedelai tahun 2017 sebagaimana diatur dalam petunjuk teknis.

Pasal 5

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Pekerjaan bantuan kegiatan pengelolaan produksi kedelai tahun 2017 dilaksanakan dalam jangka waktu -------- (dalam huruf) hari kalender dimulai sejak ditanda tanganinya perjanjian ini serta mengacu pada pola tanam/iklim setempat;

2. Jangka waktu pelaksanaan dapat diperpanjang, atas persetujuan Pihak Pertama, didasarkan pada surat permohonan perpanjangan dari Pihak Kedua dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 6

TATACARA DAN SYARAT PENCAIRAN

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

56

1. Pencairan bantuan dilakukan secara transfer dari rekening Kas Negara ke rekening PIHAK KETIGA melalui mekanisme Pembayaran Langsung (LS);

2. Mekanisme pencairan anggaran bantuan kepada PIHAK KETIGA dapat dilakukan melalui :

a. Satu tahap apabila total nilai bantuan untuk satu kelompok tani tidak lebih dari Rp. 100.000.000.00;

b. Dua tahap apabila total nilai bantuan untuk satu kelompok tani lebih dari Rp. 100.000.000.00

3. Apabila total nilai bantuan lebih dari Rp. 100.000.000.00 PIHAK PERTAMA akan mencairkan bantuan tahap pertama sebesar 70% dari keseluruhan anggaran dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Surat Perjanjian Kerjasama telah ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KETIGA;

b. PIHAK KETIGA telah menandatangani kuitansi bukti penerimaan uang bantuan dan disahkan oleh PIHAK PERTAMA

4. PIHAK PERTAMA akan mencairkan bantuan tahap kedua sebesar 30% dari keseluruhan anggaran dengan ketentuan sebagai berikut:

a. PIHAK KETIGA telah menandatangani kuitansi bukti penerimaan uang bantuan dan disahkan oleh PIHAK PERTAMA;

b. PIHAK KETIGA telah melaporkan dan menandatangani kemajuan penyelesaian pekerjaan minimal telah mencapai prestasi pekerjaan 50%.

Pasal 7

KESANGGUPAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN

1. PIHAK KETIGA siap dan sanggup melaksanakan program kegiatan Peningkatan Produksi Kedelai tahun anggaran 2017 sebagai upaya penyediaan benih dalam upaya program peningkatan produksi kedelai tahun 2018 sesuai petunjuk teknis.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

57

2. PIHAK KETIGA siap dan sanggup melaksanakan bantuan paket sarana produksi program Kegiatan Peningkatan Produksi Kedelai tahun 2017 sesuai dengan nilai bantuan, jenis dan spesifikasi sebagaimana tercantum dalam Petunjuk Teknis

Pasal 8

SISA DANA BANTUAN

1. PIHAK KETIGA diperbolehkan menggunakan sisa dana bantuan untuk perluasan areal tanam, jika pengadaan sarana prasarana telah dilaksanakan sesuai dengan volume dan spesifikasi sebagaimana telah diatur dalam petunjuk teknis;

2. Penggunaan sisa dana bantuan oleh PIHAK KETIGA harus mendapatkan persetujuan PIHAK PERTAMA;

3. PIHAK KETIGA siap dan sanggup menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara jika sudah tidak digunakan.

Pasal 9

SANKSI

1. PIHAK KETIGA siap menerima sanksi hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku jika pelanggarannya bersifat pidana dan/atau perdata, jika pelanggarannya bersifat administratif, PIHAK KETIGA siap dikenakan sanksi berupa tidak akan mendapatkan program bantuan pada tahun yang akan datang;

2. PIHAK KETIGA siap menggembalikan dana bantuan jika tidak dapat mempertanggungjawabkan sesuai dengan petunjuk teknis.

Pasal 10

LAPORAN

1. PIHAK KETIGA siap dan sanggup memberikan laporan penyelesaian pekerjaan secara berkala (sesuai dengan tahapan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

58

pembayaran) kepada Pihak Pertama sebagaimana telah diatur dalam Petunjuk Teknis;

2. PIHAK KETIGA siap dan sanggup laporan pertanggungjawaban kepada Pihak Pertama setelah pekerjaan selesai dan tidakn melampaui akhir tahun anggaran

Pasal 11

FORCE MAJEURE

1. PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini, yang disebabkan atau diakibatkan oleh kejadian di luar kekuasaan PARA PIHAK yang digolongkan sebagai force majeure;

2. Peristiwa yang dapat digolongkan force majeure adalah antara lain adanya bencana alam seperti: gempa bumi, taufan, banjir atau hujan terus menerus, wabah penyakit, adanya perang, peledakan, sabotase, revolusi, pemberontakan, huru-hara, adanya tindakan Pemerintahan dalam bidang ekonomi dan moneter yang secara nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan perjanjian ini;

3. Apabila terjadi force majeure maka pihak yang lebih dahulu mengetahui wajib memberitahukan kepada pihak lainnya selambat - lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah terjadinya force majeure dan dilengkapi dengan bukti tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan antara lain surat keterangan dari instansi terkait, berita acara yang ditandatangani pejabat desa/kecamatan maupun petugas lapang;

4. Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 perjanjian ini tidak menghapuskan atau mengakhiri perjanjian ini. Setelah keadaan force majeure berakhir dan kondisi fasilitas penunjang kegiatan masih dapat dipergunakan, PARA PIHAK akan melanjutkan kerjasama sesuai dengan ketentuan yang akan diatur selanjutnya.

Pasal 12

KETENTUAN LAIN-LAIN

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

59

1. Perubahan pada Perjanjian Kerjasama ini hanya dapat dibuat setelah melalui konsultasi dan mendapat persetujuan secara tertulis dari PARA PIHAK, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

2. Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) asli bermaterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

3. Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diselesaikan secara musyawarah diantara PARA PIHAK.

PIHAK KETIGA PIHAK KEDUA

Ketua Kelompok Tani Penangkar Benih

Materai

Rp 6.000,-

--------------------------------------- (nama jelas) ---------------------------(nama jelas)

PIHAK PERTAMA

Pejabat Pembuat Komitmen

Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten

------------------------------ (nama jelas)

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

60

Lampiran 4

BLANKO LAPORAN BULANAN KECAMATAN

KEGIATAN PENERAPAN TEKNOLOGI PTT/BJA/PAT-PIP*) KEDELAI TAHUN 2017 Provinsi : Kabupaten : Kecamatan : Bulan :

No

Kecamatan

Jumlah Luas Areal (Ha)

SK Penetapan CPCL (Ha)

Pengajuan ke Bank

Realisasi Tanam Realisasi Panen Dilaksanakan MH 10/11

Ket

Desa Poktan Proses

(Ha) Cair (Ha)

(Ha) (%) Luas (Ha)

Provitas (Ku/Ha)

Produksi (Ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

* Coret yang tidak perlu

……………………………………… 2017 Mengetahui KCD/PPL

..………………………………………..…… NIP.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

61

Lampiran 5

BLANKO LAPORAN BULANAN KABUPATEN KEGIATAN PENERAPAN TEKNOLOGI PTT/BJA/PAT-PIP*) KEDELAI TAHUN 2017

Provinsi : Kabupaten : Bulan :

No

Kecamatan

Jumlah Luas Areal (Ha)

SK Penetapan CPCL (Ha)

Pengajuan ke Bank

Realisasi Tanam Realisasi Panen Dilaksanakan MH 10/11

Ket

Desa Poktan Proses

(Ha) Cair (Ha)

(Ha) (%) Luas (Ha)

Provitas (Ku/Ha)

Produksi (Ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

* Coret yang tidak perlu

……………………………………… 2017 Mengetahui

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten ……………………………

..………………………………………..…… NIP.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

62

Lampiran 6

BLANKO LAPORAN BULANAN PROVINSI KEGIATAN PENERAPAN TEKNOLOGI PTT/BJA/PAT-PIP*) KEDELAI TAHUN 2017

Provinsi : Kabupaten : Bulan :

No

Kabupaten

Jumlah Luas Areal (Ha)

SK Penetapan CPCL (Ha)

Pengajuan ke Bank

Realisasi Tanam

Realisasi Panen Dilaksanakan

MH 10/11

Kete-rangan Kecamatan Desa Poktan

Proses (Ha)

Cair (Ha)

(Ha) (%) Luas (Ha)

Provitas (Ku/Ha)

Produksi (Ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

* Coret yang tidak perlu

……………………………………… 2017

Mengetahui Kepala Dinas Pertanian

Provinsi …………………………… ..………………………………………..……

NIP.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

63

Lampiran 7

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

64

Lampiran 8

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

65

Lampiran 9