paleontologi.com

133
PALEONTOLOGI Oleh: Hita Pandita Program Studi: Teknik Geologi (S-1) Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Upload: ovan-geovano

Post on 21-May-2015

2.318 views

Category:

Education


7 download

DESCRIPTION

Paleontologi file

TRANSCRIPT

Page 1: paleontologi.com

PALEONTOLOGI

Oleh:

Hita Pandita

Program Studi: Teknik Geologi (S-1)

Sekolah Tinggi Teknologi NasionalYogyakarta

Page 2: paleontologi.com

1.Pendahuluan

2.Sejarah Paleontologi &

Konsep Dasar

3.Aplikasi Paleontologi

4.Proses Pemfosilan

5.Taksonomi

6.Filum Protozoa

7.Filum Coelenterata

8.Filum Moluska

9.Filum Brachiopoda

10.Filum Arthropoda

11.Filum Echinodermata

12.Vertebrata

13.Fosil Jejak

ANALISIS INSTRUKSIONAL

Page 3: paleontologi.com

KAJIAN PUSTAKA

Buku Teks:1. Briggs, D.E.G., and Crowther, P.R., 1996, Palaeobiology a

Synthesis, The Palaeontological Association2. Lehman, U., 1985, Invertebrate of Paleontology, Freeman &

Company, San Francisco3. Raup, D., and Stanley, S., 1971, Principle of Paleontology,

Freeman & Company, San Francisco

Referensi :1. Ekdale, A.A., Broomley, R.G. and Pemberton, S..G., 1984,

Ichnology: The Use of Trace Fossils in sedimentology and Stratigraphy, SEPM, Tulsa-Oklahoma.

2. Bemmelen, R.W. van, 1949, The Geology of Indonesia, The Hague, Martinus Nijhoff, vol. IA.

Page 4: paleontologi.com

PENILAIAN

No. Deskripsi Penilaian Bobot (%)

1. Kehadiran Mahasiswa 10

3. Tugas-tugas dan diskusi 20

4. Ujian Tengah Semester (UTS) 30

5. Ujian Akhir Semester (UAS) 40

Jumlah 100%

Page 5: paleontologi.com

PENDAHULUAN

PENGERTIAN/DEFINISI

Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau.Paleo = masa lampau, Onto = kehidupan, logos = ilmu

Shrock & Twenhofel (1952):

Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau dalam skala umur geologi.

BATASANStudi Paleontologi dibatasi oleh skala waktu geologi yaitu umur termuda adalah Kala Holosen (0,01 jt. th. yang lalu).

Page 6: paleontologi.com

OBYEK STUDI :

Fosil, sisa atau jejak organisme yang terawetkan di dalam lapisan kerak bumi, yang terawetkan oleh proses-proses alami, dan dibatasi oleh umur termuda pada Kala Holosen.

Page 7: paleontologi.com

GEOLOGI DAN PALEONTOLOGI

Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi meliputi proses-proses pembentukannya dan gejala-gejala yang ada di dalamnya.

Di dalam mempelajarinya terdapat tiga pilar ilmu yang diperlukan, yaitu: Paleontologi-Stratigrafi, Mineral-Batuan, dan Struktur Geologi.

Page 8: paleontologi.com

F O S I L

Sisa atau jejak organisme yang terawetkan di dalam lapisan kerak bumi, yang terawetkan oleh proses-proses alami, dan dibatasi oleh umur termuda pada Kala Holosen.

Ada 4 faktor untuk disebut sebagai fosil :

1. Sisa atau Jejak Organisme. Contoh: tulang, cangkang, footprint, dll2. Terawetkan di dalam batuan atau kerak bumi.3. Terawetkan secara alami. Contoh: fosil Stegodon di daerah Sangiran4. Umur fosil tidak lebih muda dari Holosen (+ 10.000 th).

Page 9: paleontologi.com
Page 10: paleontologi.com

UKURAN FOSIL

Berdasarkan ukurannya dalam mempelajari fosil dibedakan menjadi dua, yaitu Mikrofosil, dan Makrofosil

1. Mikrofosil, jika dalam mengamati diperlukan mikroskop.2. Makrofosil, jika dalam mengamati cukup menggunakan mata tanpa alat

bantu.

Page 11: paleontologi.com

Proses Pembentukan Fosil

Ada 3 faktor yang mempengaruhi dapat tidaknya suatu organisme terawetkan menjadi fosil. Keempat faktor tersebut adalah:

1. Biologis, predator dan bakteri scavenger selalu ada di semua lingkungan. Mencegah terawetkannya tubuh suatu organisme

2. Fisik/Mekanik, fosil sulit terbentuk pada lingkungan dengan energi sedimentasi yang kuat.

3. Kimiawi, faktor kimiawi bisa menjadi pendukung untuk terjadinya proses pemfosilan, misal replacement pada cangkang/tulang. Namun dapat menjadi faktor perusak, misalnya leaching.

Page 12: paleontologi.com

SEJARAH PERKEMBANGAN PALEONTOLOGI

Oleh:

Hita Pandita

Program Studi: Teknik Geologi (S-1)

Sekolah Tinggi Teknologi NasionalYogyakarta

Page 13: paleontologi.com

Strabo (58 SM – 25 M), melihat kenampakan seperti beras pada batugamping yang digunakan untuk membangun piramid. Fosil tersebut kemudian dikenal sebagai Nummulites.

Abbe Giraud de Saulave (1777)

Law of Faunal Succession (Hukum Urut-urutan fauna)

Jenis-jenis fosil itu berada sesuai dengan umurnya. Fosil pada formasi terbawah tidak serupa dengan formasi yang di atasnya.

Page 14: paleontologi.com

Chevalier de Lamarck (1774 - 1829),

Pencetus Hipotesa Evolusi

Organisme melakukan perubahan diri untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Baron Cuvier (1769 – 1832)

Penyusun sistematika Paleontologi (Taksonomi)

Page 15: paleontologi.com

William Smith (1769 - 1834),

Law of Strata Identified by Fossils (Hukum Mengenali Lapisan Dengan Fosil

Kemenerusan suatu lapisan batuan dapat dikenali dari kandungan fosilnya.

Charles Robert Darwin (1809 - 1882)

Perubahan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor seleksi alam

Page 16: paleontologi.com

KONSEP-KONSEP DASAR PALEONTOLOGI

• Taksonomi• Konsep Spesies• Filogeni• Metode Identifikasi

Page 17: paleontologi.com

TAKSONOMI

Taksonomi adalah pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan ciri fisik tertentu.

Dalam penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa apabila tingkatan taksonominya belum diketahui.

Unit terkecil dalam taksonomi adalah spesies, sedangkan unit tertinggi adalah kingdom.

Diantara unit-unit baku dapat ditambahkan super jika terletak di atas unit baku, contoh: super kingdom, merupakan unit yang lebih tinggi dari kingdom.Jika ditambahkan sub terletak di bawah unit baku, contoh: sub filum, terdapat di bawah unit filum.

Page 18: paleontologi.com

Kingdom

Ordo Ordo Ordo

Filum Filum Filum

KlasKlas Klas

FamiliFamili Famili

GenusGenus Genus

SpesiesSpesies Spesies

Animalia

Moluska

Turritella

Turritellidae

Mesogastropoda

Gastropoda

Turritella subulata

10 Filum

4 Klas

Page 19: paleontologi.com

KONSEP SPESIES

Spesies, merupakan unit terkecil di dalam taksonomi. Pengelompokan spesies dibatasi oleh kemampuan suatu organisme untuk berkembang biak dengan organisme yang sama. Di dalam paleontologi pengelompokan spesies didasarkan atas kesamaan ciri fisik secara keseluruhan.

Page 20: paleontologi.com

Spesifikasi Nama

1. Deskriptif, Pemberian nama di dasarkan pada ciri fisik, dapat berupa: a. Bentuk tubuh: Turritella angulata, memperlihatkan bentuk tubuh turreted (meninggi) dan menyudut pada kamarnya.

b. Struktur: Tubipora musica, memperlihatkan struktur tubuh berpipa (tube) dan terangkai seperti alat musik (musica).

2. Geografis: Pemberian nama yang didasarkan pada lokasi dimana fosil tersebut pertama kali diketemukan. Contoh: Fussulina sumatrensis, Fussulina yang diketemukan di sumatera.

3. Personal: Mencantumkan nama penemunya. Contoh: Discoater martinii, Martini adalah penemu fosil tersebut.

Page 21: paleontologi.com

Aturan Pemberian Nama Fosil

1. The Principle of Binomial NomenclatureDalam penamaan terhadap spesies harus mengkombinasikan dua nama (binomial). Nama di depan adalah genus sedangkan nama belakang adalah spesiesnya. Contoh: Laevidentalium sexangulum, genus adalah Laevidentalium sedangkan spesiesnya adalah sexangulum.

2. The Principle of PriorityNama yang pertama kali dikeluarkan merupakan nama yang diprioritaskan untuk dipergunakan.

3. Bahasa dan PenulisanBahasa yang dipergunakan dalam penamaan adalah bahasa Latin, dan ditulis miring atau digaris bawahi.

Page 22: paleontologi.com

4. Nama PenemuNama penemu yang pertama kali harus dicantumkan. Contoh: Turritella duplicata MARTIN, 1879.

5. Spesies BaruPenamaan pada spesies baru harus ditambahkan kata n. sp. dibelakang nama fosil, dan hanya dipergunakan sekali pada saat dipublikasikan pertama kali.

6. Istilah TambahanSuatu fosil kadang sulit untuk diidentifikasikan/dibedakan dengan fosil yang lainnya. Untuk itu dapat dipergunakan beberapa istilah tambahan antara lain: aff. (affinitas), cf. (mirip dengan), sp/spp (spesies/spesies jamak).

Page 23: paleontologi.com

FILOGENI

Filogeni adalah ilmu yang mempelajari hubungan kekerabatan suatu organisme dengan organisme lainnya.

Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi.

Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya.

Page 24: paleontologi.com

Metode Penyusunan Filogeni

1. Fenetik, Metode penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan tersebut meliputi penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai indeks yang lain.Dalam pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisis punya kedudukan yang sama.

2. Kladistik, Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu mengambil jalan yang paling singkat. Dalam kladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda.

Page 25: paleontologi.com

METODE IDENTIFIKASI

1. Morfologi. Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif. Meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya berkembang, dan sebagainya.

2. Biometri, Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran tubuh dari suatu organisme.

Page 26: paleontologi.com

APLIKASI PALEONTOLOGI

1. Menentukan Umur Relatif Batuan

2. Melakukan Korelasi

3. Menentukan Lingkungan Pengendapan

4. Mengetahui Paleoklimatologi

Page 27: paleontologi.com

1. Menentukan Umur Relatif Batuan

Kemunculan fosil dari zaman ke zaman selalu berbeda, sehingga fosil dapat digunakan untuk menentukan umur relatif suatu batuan sedimen.

Fosil Indeks: fosil yang kemunculannya sangat spesifik mewakili suatu zaman, contoh: Ammonit pada Trias. Syarat-syarat fosil indeks: 1. Memiliki penyebaran lateral yang luas. 2. Kisaran umurnya pendek 3. Mudah dikenali

Page 28: paleontologi.com

2. Melakukan Korelasi

Korelasi: menghubungkan dua atau lebih satuan batuan berdasarkan kesamaan umur.

Biostratigrafi: Menyusun suatu satuan batuan berdasarkan kesamaan kandungan fosilnya. Dalam perkembangannya satuan biostratigrafi sering identik dengan umur dari batuan itu sendiri.

Page 29: paleontologi.com

3. Menentukan Lingkungan Pengendapan

Organisme dalam hidupnya dibatasi oleh suatu lingkungan, dimana organisme tersebut dapat beradaptasi.

Dengan demikian fosil dapat dipergunakan untuk menentukan lingkungan pengendapan.

Syarat: 1. Fosil terendapkan pada lingkungan dimana dia hidup (bioconoese) 2. Lingkungan hidupnya sempit 3. Mudah dikenali

Page 30: paleontologi.com

Lingkungan Pengendapan

1. Darat, meliputi gurun, sungai, danau, dan sebagainya2. Laut, meliputi: pantai, rawa, laut dangkal (neritik) dsb.

Page 31: paleontologi.com

4. Mengetahui Paleoklimatologi

Selain lingkungan hidup, organisme juga dipengaruhi oleh iklim sebagai salah satu unsur lingkungan.

Contoh: Koral biasanya hidup pada iklim tropis – sub tropis. Sehingga pada batuan yang diketemukan mengandung koral iklim masa lampaunya adalah tropis.

Page 32: paleontologi.com

TAPHONOMY

Oleh:

Hita Pandita

Program Studi: Teknik Geologi (S-1)

Sekolah Tinggi Teknologi NasionalYogyakarta

Page 33: paleontologi.com

TAPHONOMY

Ilmu yang mempelajari tentang kemunculan dan ketidak munculan fosil atau organisme pada batuan, untuk mengetahui keberadaannya insitu atau tidak.

Tinjauan kemunculan dan ketidakmunculan didekati dari banyak aspek, meliputi: • Ekologi• Klimatologi• stratigrafi, dsb.

Page 34: paleontologi.com

KEBERADAAN FOSIL DALAM BATUAN

1. Biocoenose2. Thanatocoenose3. Reworked Fossil4. Introduce Fossil

Page 35: paleontologi.com

BiocoenoseKeberadaan fosil dalam batuan adalah insitu, sesuai dengan ruang, dan waktu dari fosil tersebut.

Thanatocoenose

Keberadaan fosil dalam batuan adalah insitu, sesuai dengan waktu tetapi tidak sesuai dengan ruang atau tempat orgenisme itu hidup.

Keberadaan fosil dalam batuan adalah tidak insitu, tidak sesuai dengan ruang, dan waktu dari fosil tersebut, dimana fosil yang dijumpai berumur lebih muda dari batuannya.

Introduce Fossil

Reworked Fossil

Keberadaan fosil dalam batuan adalah tidak insitu, tidak sesuai dengan ruang, dan waktu dari fosil tersebut, dimana fosil yang dijumpai berumur lebih tua dari batuannya.

Page 36: paleontologi.com

SYARAT PEMFOSILAN

1. Organisme tersebut tidak menjadi mangsa organisme yang lain, misal: predator atau bakteri scavenger

2. Memiliki bagian tubuh/rangka yang keras dan resisten.

3. Mengalami replacement yang menjadikan lebih resisten, misal rangka coelenterata terubah menjadi kalsit dan lebih keras.

4. Terkubur dalam tempat yang anaerob (O2 rendah).

5. Diawetkan oleh lapisan es.

6. Jejak yang tertinggal tidak tererosi.

7. Tertutup oleh sedimentasi berfraksi halus atau berenergi rendah.

Page 37: paleontologi.com

PROSES PEMFOSILAN

1. Fosil Tak Terubah (Unaltered Remains)

2. Fosil Terubah (Altered Remain)

3. Impresi (Cetakan)

4. Fosil Jejak (Trace Fossil)

Page 38: paleontologi.com

Fosil Tak Terubah (Unaltered Remains)

Fosil yang diketemukan dalam kondisi relatif utuh tidak mengalami perubahan secara kimiawi dan fisik. Contoh: Fosil mamouth di Siberia, tertimbun oleh es.

Page 39: paleontologi.com

Fosil Terubah (Altered Remains)

Fosil yang telah mengalami perubahan baik fisik maupun kimiawi. Proses-proses tersebut antara lain:

• Leaching, terlarutkannya sebagian unsur-unsur karbonat.

• Replacement, tergantikannya unsur-unsur kimiawi/mineral dari suatu organisme menjadi unsur-unsur yang lain.

• Destilasi penggantian unsur asli dari cangkang oleh lapisan tipis karbon

Page 40: paleontologi.com

Replcement

Page 41: paleontologi.com

Impresi (Cetakan)

Hasil cetakan dari jejak atau tubuh suatu organisme. Misal:

• Internal mold: cetakan bagian dalam dari suatu cangkang organisme

• Eksternal mold: cetakan bagian luar dari suatu cangkang organisme

• Leaf Impression: Cetakan daun

Page 42: paleontologi.com

Fosil Jejak (Trace Fossil)

Merupakan proses pemfosilan dari jejak-jejak aktivitas organisme. Misal:

• Coprolite: Sisa-sisa kotoran binatang yang terawetkan.• Footprint: Jejak-jejak kaki binatang• Borrows: Jejak-jejak lobang-lobang tempat tinggal dan pergerakan

binatang/organisme.

Page 43: paleontologi.com

TAKSONOMI

Whittaker (1969) membagi organisme kedalam dua superkingdom dan lima kingdom.

Lehmann & Hillmer (1980) membagi organisme kedalam dua superkingdom dan lima kingdom, dan 18 filum.

Page 44: paleontologi.com

I. Superkingdom: Prokaryota

1. Kingdom Monera

1. Subkingdom Bakteria

2. Subkingdom Cyanophyta

II. Superkingdom: Eukaryota

2. Kingdom Protista3. Kingdom Fungi4. Kingdom Planta5. Kingdom Animalia

Page 45: paleontologi.com

SUPERKINGDOMPROKARYOTA

Organisme ini dicirikan dengan tubuh yang hanya tersusun oleh satu sel tanpa nukleus (intisel).

KINGDOM: MONERA

1. Subkingdom: Bakteri

Bakteri merupakan organisme bersel tunggal dengan ukuran kurang dari 1 mm. Bersifat aerob dan anaerob dapat hidup di setiap lingkungan. Dapat hidup pada suhu air > 90oC.Merupakan organisme paling tua muncul pada 3,1 milyar tahun yang lalu

Page 46: paleontologi.com

2. Subkingdom: Cyanophyta (Alga hijau-biru)

Dicirikan oleh ukuran tubuh yang lebih besar dari bakteri, namun tidak lebih dari 25 mm. Dapat melakukan fotosintesa karena mempunyai klorofil dan pigmen fotosintetik (phycocyanin).

Cyanophyta dapat hidup didaerah dengan oksigen yang ekstrem rendah dan kadang tidak ada oksigen. Sangat resisten terhadap perubahan temperatur, namun membutuhkan lingkungan dengan pH tidak lebih rendah dari 4 dan cenderung netral. Beberapa Alga hijau-biru dapat membentuk struktur stromatolit. Umur tertua yang pernah diketemukan kurang lebih pada Prakambrium Atas.

Page 47: paleontologi.com

SUPERKINGDOMEUKARYOTA

Merupakan organisme yang disusun oleh satu atau lebih sel yang memiliki inti sel (nuclei)

Terbagi 4 kingdom, yaitu: Protista, Fungi, Plantae dan Animalia

Kingdom : Protista

Merupakan organisme bersel tunggal. Terdiri atas dua sub kingdom, yaitu: Prothophyta dan Protozoa

Page 48: paleontologi.com

Subkingdom: Protophyta

Merupakan organisme yang dapat memproduksi oksigen, bersel tunggal dengan intisel.

Terdiri atas dua filum, yaitu: Phyrophyta dan Chrysophyta

Termasuk dalam kelompok ini adalah Dinoflagelata, Silicoflagelata, Diatomae, dan Coccolithus

Diatomae

Silicoflagelata

Page 49: paleontologi.com

Subkingdom: Protozoa

Merupakan organisme berukuran mikro tersusun oleh satu sel, dengan intisel bisa lebih dari satu.

Klasifikasinya didasarkan pada alat geraknya. Terdiri atas 3 filum, yaitu: Flagellata, Rhizopoda, dan Ciliata.

Termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah: Foraminifera, Radiolaria, dan Acantharia.

Foraminifera

Radiolaria

Page 50: paleontologi.com

KINGDOM: FUNGI

Merupakan tumbuh-tumbuhan tingkat terendah. Tidak mempunyai klorofil.

Organisme ini diperkirakan muncul kurang lebih 3,4 milyar tahun yang lalu, dikenali dari Ramsaysphaera dan Isuasphaera (3,8 my tyl)

Page 51: paleontologi.com

KINGDOM: PLANTAE

Merupakan kerajaan tumbuh-tumbuhan. Disusun oleh sel-sel yang banyak bersifat autotrophic.

Dalam perkembangannya ada kelompok tumbuh-tumbuhan yang sulit dipisahkan dengan kelompok hewan (Animalia). Kelompok tersebut adalah: Acritarcha, Chitinoza, dan Petalonamae.

Dikelompokkan kedalam 2 Sub Kingdom, yaitu: Thallophyta dan Embryophyta. Dengan filum sebanyak 10 filum.

Dalam bidang geologi fosil yang umum dijumpai berupa: fosil daun (leaf fossils), spora atau pollen, dan fosil kayu.

Gambar fosil daun dari Formasi Pucangan di daerah Kepuhklagen Mojokerto

Page 52: paleontologi.com

KINGDOM: ANIMALIA

Merupakan kelompok organisme yang sangat besar. Disusun oleh banyak sel.

Dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu: Mesozoa, Parazoa, Eumetazoa, dan Metazoa.Juga terbagi dalam 13 filum.

Page 53: paleontologi.com

SUBKINGDOM PROTOZOA

Protozoa berasal dari kata proton = awal, dan zoon = hewan. Sehingga protozoa merupakan bentuk awal dari suatu hewan.

CIRI UMUM

1. Ukuran tubuh dari 1 micron (0,001 mm) sampai beberapa cm.

2. Organisme bersel tunggal, dengan inti satu atau lebih, dikelilingi protoplasma.

3. Sel memiliki fungsi yang bermacam-macam.

4. Pada umumnya hidup secara soliter (sendiri), beberapa berkoloni.

Page 54: paleontologi.com

SUSUNAN TUBUH

1. Memiliki shell atau test, tersusun dari cellulose, chitin, calcareous, atau

material silica.

2. mempunyai alat gerak berupa: pseudopodia, axopodia, cilia dan flagella.

Page 55: paleontologi.com

TAKSONOMI

Subkingdom Protozoa terbagi atas 3 filum, yaitu: Flagellata, Rhizopoda, dan Ciliata. Golongan yang sering digunakan dalam bidang geologi adalah Filum Rhizopoda.

Filum: Rhizopoda

Termasuk dalam kelompok ini adalah Foraminifera dan Radiolaria.

Page 56: paleontologi.com

Foraminifera

Fosil tertua dari foraminifera terdapat pada batuan yang berumur Kambrium. Terdapat lebih dari 30.000 spesies.Tubuhnya memiliki shell yang tersusun dari calcareous, bergerak dengan axopodia.Berdasarkan cara hidup dan ukuran foraminifera dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Foraminifera Besar dan Foraminifera Kecil.

Page 57: paleontologi.com

• Foraminifera Besar: biasanya hidup sebagai benthik. Dapat digunakan untuk penentuan umur (klasifikasi huruf). Contoh genus: Nummulites (Eosen)

• Foraminfera Kecil: hidup dengan cara benthik dan plangtonik. Yang benthik bagus untuk penentuan lingkungan pengendapan, sedangkan yang plangtonik bagus untuk penentuan umur. Contoh genus plangtonik: Globigerina, Hantkenina, dsb. Contoh genus benthik: Uvigerina, Quinqueloculina, dsb.

Page 58: paleontologi.com

Nummulites

Gyroidina Globoquadrina altispira

Page 59: paleontologi.com

Radiolaria

Tubuhnya tersusun oleh test yang terbuat dari silica yang disebut dengan scleracoma.

Hidup secara plangtonik. Radiolaria bergerak dengan menggunakan pseudopodia

yang berbentuk mirip rambut.

Fosil tertua diketemukan pada batuan Prakambrium, dan berkembang pesat pada

Zaman Kapur.

Fosil Radiolaria baik digunakan untuk penentuan lingkungan pengendapan laut dalam.

1. Spongotrochus glacialis

2. Lithelius nautiloides

3. Dihampora furcaspiculata

4. Theocalyptra bicornis

Page 60: paleontologi.com

KINGDOM ANIMALIA

Merupakan kelompok organisme yang sangat besar. Disusun oleh banyak sel.

Dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu: Mesozoa, Parazoa, Eumetazoa, dan Metazoa.Juga terbagi dalam 13 filum.

Page 61: paleontologi.com

KELOMPOK: PARAZOA

Merupakan organisme yang tidak mempunyai organ tubuh lunak. Tersusun lebih

dari satu sel yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri.

Terdiri atas dua filum: Porifera dan Archaeocyatha.

Page 62: paleontologi.com

FILUM: PORIFERA

Merupakan organisme yang bentuk tubuhnya berpori-pori (ostia). Pori-pori

tersebut berfungsi untuk menyerap makanan dan bernapas.

Tubuhnya juga disusun oleh rangka yang disebut spicula. Atas dasar bentuk

dan jumlah sumbunya terbagi menjadi empat: Monaxon, Tetraxon,

Hexaxon, dan Polyaxon.

Bentuk arsitektur tubuhnya dipengaruhi oleh sistem kanal, terdiri tiga

macam, yaitu: asconoid, syconoid dan leuconoid.

Page 63: paleontologi.com
Page 64: paleontologi.com

Klasifikasi

Klasifikasi Porifera didasarkan atas bentuk dan material penyusun spiculanya. Terdapat empat klas, yaitu: Calcarea, Hexatinellida, Demospongia dan Sclerospongia.

Page 65: paleontologi.com

Klas: Demospongea

Mempunyai dan tidak mempunyai spicula dengan material silika. Hubungan antara

spicula membentuk sudut 60O dan 120O. Fosil yang ditemukan bisanya disebut

dengan sponga tanduk.

Terdiri atas dua ordo: Lithistida dan Hadromerida.

Fosil yang pernah diketemukan: Aulocopium (Ordovisium-Silur)

Page 66: paleontologi.com

Klas: Hexatinellida

Spicula berbentuk hexaxon, tersusun oleh asam silika.Terdapat tiga ordo: Lyssakida, Dictyida, dan Lychniskida.Fosil yang pernah diketemukan: Coeloptychium (Kapur Atas)

Page 67: paleontologi.com

Klas: Calcarea (Calcispongea)

Spicula tersusun oleh calcareous berupa: kalsit, aragonit dan sedikit magnesium karbonat.Tipe saluran: asconoid, syconoid, dan leuconoid.Hidup di laut dangkal (neritik) sampai zona pasang surut.Terdiri atas dua ordo, yaitu: Pharetronida dan Thalamida.Fosil yang pernah diketemukan: Enaulofungia (Yura-Kapur) dan Polytholosia (Trias).

Page 68: paleontologi.com

Klas: Sclerospongea

Spiculanya berbentuk seperti pin (jarum).Kanal berbentuk bintang sehingga disebut astrorhizae.Terdiri atas empat ordo, yaitu: Ceratoporellida, Tabulospongida, Chaetetida, dan Muranida.Fosil yang pernah diketemukan: Acanthochaetes (Kapur-Resen).

Page 69: paleontologi.com

FILUM: ARCHAEOCYATA

Merupakan bentuk peralihan antara Porifera dengan Coelenterata.Berbentuk kerucut dengan dinding ganda. Terdapat septa diantara dinding dalam dan luar disebut parietes.Terdapat dua klas, yaitu: Reguler dan Irreguler

Page 70: paleontologi.com

KELOMPOK EUMETAZOA/METAZOA

Merupakan organisme yang tersusun oleh tubuh lunak dan kerangka.Terdapat 2 sub kelompok, yaitu: Invertebrata dan Vertebrata.

Page 71: paleontologi.com

SUBKELOMPOK:INVERTEBRATA

Merupakan organisme yang susunan tubuhnya belum mempunyai tulang belakang. Tubuh disusun oleh bagian yang lunak dan kerangka keras.Terdapat 3 superfilum, yaitu: Coelenterata, Protostomia dan Deuterostomia.

Page 72: paleontologi.com

Ketiga superfilum tersebut terbagi dalam 11 filum, yaitu:1. Cnidaria2. Mollusca3. Aschelminthes4. Annelida5. Arthropoda6. Phoronida7. Bryozoa8. Brachiopoda9. Conodontophorida10.Echinodermata11.Branchiotremata

Page 73: paleontologi.com

PHYLUM COELENTERATAPHYLUM COELENTERATA

Coelenterata : Kailos/Hollow --- cekungEnteron/Intestine --- dalam

= Hewan yang mempunyai cekungan (berlekuk) pada bagian dalamnya>>> Disebut semacam kantong yang terlapiskan endoderm

Perkembangbiakan : -. Sexual-. Asexual

Page 74: paleontologi.com

PHYLUM COELENTERATA

Coelenterata : Kailos/Hollow --- cekungEnteron/Intestine --- dalam

= Hewan yang mempunyai cekungan (berlekuk) pada bagian dalamnya>>> Disebut semacam kantong yang terlapiskan endoderm

Perkembangbiakan : -. Sexual-. Asexual

Page 75: paleontologi.com

Ciri-ciri Coelenterata1. Bentuk simetri radial/biradial, dengan satu lubang yang berfungsi sebagai mulut

(dikelilingi oleh tentakel)2. Termasuk fauna invertebrata (tidak bertulang belakang)3. Dinding tubuh terdiri dari :

-. Epidermis (ektoderm) >> lapisan luar-. Endodermis (Gastroderm) >> lapisan dalam

3. Mulut langsung berhubungan dengan rongga Gastrovasekuler>>enteron4. Sistem saraf terletak disepanjang dinding tubuhnya5. Disekitar mulut tdp tentakel yang berfungsi sebagai anus6. Mempunyai 2 bentuk :

-. Polyp : kerangka zat tanduk/karbonat-. Medusa : tidak mempunyai bagian yang keras, dijumpai sebagai fosil hanya berupa jejak (impression)

7. Hidup secara koloni dan soliter, terutama dalam bentuk Secyl

Page 76: paleontologi.com

Polyp & MedusaPolyp : bentuk seperti tabung & membuka keatas, sebagian mulut dikelilingi

oleh tentakel dan bagian bawahnya tertutup, menambatkan diri pada dasar (benthos secyl) & kerangkanya bersifat CalcareousMempunyai bagian yang keras, dsb sebagai Eksoskeleton/Hydrotheca

Medusa : bentuknya seperti payung dengan tentakel yang menggantung sepanjang tepi dengan mulut terdapat pada bagian akhir manubrium. Terdapat Gonad, yang berfungsi sebagai penghasil sel-sel reproduksiHidup berenang secara nektonik & planktonikDijumpai 2 macam Canal (Circular (berjumlah satu) & Radial (berjumlah empat & kelipatannya)

Page 77: paleontologi.com

Fisiografi bentuk Polyp & Medusa

Page 78: paleontologi.com

KLAS HYDROZOA

Ciri Fisik

• Mulut dikelilingi tentakel, bagian dasar tidak ada gullet

• Bentuk peralihan dari medusa ke polip

• Tersusun oleh zat tanduk atau zat gampingan (calcareous)

Klasifikasi

• Terdapat 3 ordo, yaitu: Hydroida, Milleporida dan Stylasterida

Page 79: paleontologi.com

KLAS STROMATOPORIDA

Tubuh tersusun oleh rangka bersifat gampingan yang disebut dengan coenosteum. Struktur dalam sama untuk semua jenis, hanya dari ukuran tubuh yang membedakan.

Hidup berkoloni dihubungkan dengan coenosteum. Terdapat dua tipe koloni, yaitu:

• Hydrozoid, berbentuk masif, pipih atau spherical.• Beatricoid, berbentuk tabung dengan permukaan

undulating.

Page 80: paleontologi.com

KLAS SCYPHOZOA

• Bentuk tubuh medusa.• Hidup soliter dengan berenang• Diameter tubuh dapat mencapai lebih dari 2 meter, dengan

tentakel mencapai 40 meter.• Hidup pada Kambrium Tengah – Resen.• Fosil dijumpai dalam bentuk cetakan.

Page 81: paleontologi.com

KLAS ANTHOZOA

• Bentuk tubuh polip, menyerupai bunga.• Hidup soliter dan sebagian besar berkoloni.• Tubuh mempunyai eksoskeleton (Theca).• Pada theca terdapat sekat vertikal (Septa) dan Horisontal

(Tabula)• Berkembang biak dengan dua cara, yaitu bertunas (lateral

building) atau membelah diri (caicyl building)

Page 82: paleontologi.com

PHYLUM BRACHIOPODA

Organisme yang hidup di laut dengan cara benthik. Menambat dengan menggunakan pedikel.

Tubuh tersusun oleh tubuh lunak yang dilindungi oleh rangka keras yang disebut dengan valve berjumlah dua buah, ineqiuvalve, dengan bentuk valve simetri.

Page 83: paleontologi.com

Valve dibedakan atas ventral valve dan dorsal valve. Pada valve yang terdapat lobang deltryum disebut dengan pedikel valve.Posisi pedikel valve digunakan untuk penentu taksonomi.

Brachiopoda terbagi dalam dua klas, yaitu: Artikulata dan Inartikulata.Brachiopoda hidup melimpah pada Masa Paleozoikum, beberapa menjadi fosil indeks.

Page 84: paleontologi.com

Klas Inartikulata

Tidak mempunyai hinge line, sehingga urat dagingnya lebih kompleks. Tidak mempunyai pedikel opening.

Klas Artikulata

Mempunyai hinge line, sehingga urat dagingnya lebih sederhana. Mempunyai pedikel opening yang terdapat pada dorsal valve

Page 85: paleontologi.com

SUBGROUP : PROTOSTOMIAFILUM MOLUSKA

Merupakan organisme yang mulai muncul pada zaman Kambrium dan masih dijumpai sampai sekarang.

Hidup di lingkungan yang aquatik sampai darat.

Organ tubuhnya relatif lengkap. Disusun oleh tubuh lunak dan dilindungi oleh rangka atau shell.

Page 86: paleontologi.com

SUSUNAN TUBUH

Susunan tubuh lunak moluska dapat dibagi kedalam 4 bagian:1. Kepala, dengan mulut, tentakel, dan mata (pada pelecypoda

tidak dijumpai2. Bagian ventral yang berfungsi sebagai kaki.3. Bagian punggung (dorsal), terdapat intestines (pencernaan)

dan alat reproduksi4. Mantel, berada diantara shell dengan tubuh lunak, berfungsi

sebagai alat pernapasan.

Page 87: paleontologi.com

Tubuh keras (Shell/Valve/Cangkang), ada pada subfilum Conchifera, pada subfilum Amphineura tidak dijumpai:

• Bershell ganda (bivalve)• Bershell tunggal: 1. Terputar/tidak terputar 2. Bagian dalam berstruktur/tidak berstruktur

Page 88: paleontologi.com

KLASIFIKASI

Klasifikasi dalam moluska didasarkan pada tubuh kerasnya, dan terbagi dalam dua subfilum, yaitu:

1. Subfilum Amphineura

2. Subfilum Conchifera

Page 89: paleontologi.com

SUBFILUM AMPHINEURA

Subfilum Amphineura merupakan golongan moluska yang tidak mempunyai tubuh keras atau shell.

Sangat jarang diketemukan sebagai fosil.

Masuk dalam subfilum ini: Chiton

Bagian tubuh terdiri: mulut, kaki, gill (alat pernapasan), dan anus. Dilindungi oleh zat chitin yang lunak disebut perionatum.

Dijumpai sebagai fosil dalam bentuk cetakan.

Page 90: paleontologi.com

SUBFILUM CONCHIFERA

Subfilum Conchifera merupakan golongan moluska yang mempunyai tubuh keras atau shell.

Sangat sering diketemukan sebagai fosil.

Bagian tubuh terdiri: mulut, “kaki”, gill (alat pernapasan), dan anus.

Jumlah sangat melimpah > 126.000 spesies teridentifikasi.

Klasifikasi: Pelecypoda, Gastropoda, Scaphopoda, Monoplacophora, dan Cephalopoda.

Page 91: paleontologi.com

KLAS PELECYPODA

Sering disebut dengan Bivalves dan Lamellibranchia.

Disebut Pelecypoda, karena bergerak dengan “kaki” yang berbentuk seperti kapak.

Tubuh dilindungi oleh dua buah cangkang (valve), tidak mempunyai “kepala”, tersusun oleh kaki, gills (alat pernapasan), jantung, ligamen, mantel, dan otot-otot (muscle).

Klasifikasi untuk fosil didasarkan pada bentuk cangkang: Cryptodonta, Taxodonta, Heterodonta, paleotaxodonta, Dysodonta, dan Desmodonta.

Page 92: paleontologi.com

L

H

Deskripsi Morfologi:• Bentuk struktur permukaan• Jumlah ridge• Bentuk hinge line (engsel)• Jumlah gigi engsel• Bentuk valve

Page 93: paleontologi.com

KLAS GASTROPODA

Disebut Gastropoda, karena bergerak dengan dada “kaki”

Tubuh dilindungi oleh satu buah cangkang (shell), mempunyai “kepala”, tersusun oleh kaki, branchia (alat pernapasan), radula (gigi), jantung, ligamen, mantel, dan otot-otot (muscle).

Klasifikasi untuk fosil didasarkan pada bentuk shell: Archaegastropoda, Mesogastropoda, dan Neogastropoda

Page 94: paleontologi.com

D

L

Deskripsi Morfologi:• Bentuk kamar awal (apex)• Jumlah spiral rib• Bentuk whorl, menyudut atau membulat• Jumlah kamar (whorl)• Pola umum peri-peri

Page 95: paleontologi.com

KLAS SCAPHOPODA

Dikenal dengan Tusk Shell, shell berbentuk seperti gading.

Tubuh dilindungi oleh satu buah cangkang (shell), mempunyai “kepala”, tersusun oleh kaki, branchia (alat pernapasan), radula (gigi), jantung, ligamen, mantel, dan otot-otot (muscle).

Klasifikasi untuk fosil didasarkan pada bentuk shell: Dentaliidae dan Siphonodentallidae

Page 96: paleontologi.com

KLAS CEPHALOPODA

Bergerak dengan alat pada bagian kepala

Tubuh dilindungi oleh satu buah cangkang (shell), mempunyai “kepala”, tersusun oleh kaki, branchia (alat pernapasan), radula (gigi), jantung, ligamen, mantel, dan otot-otot (muscle), dan tentakel.

Pada shell bagian dalam terdapat sutura dan kamar-kamar, serta siphuncle, berfungsi untuk pengapungan.

Klasifikasi untuk fosil didasarkan pada bentuk shell: Nautiloid dan Bellemnoid.

Page 97: paleontologi.com

Siphuncle

SutureKamar

Bagian-bagian shell

Aperture

Page 98: paleontologi.com

METODE IDENTIFIKASI MOLUSKA

Moluska

Shell ganda Shell tunggal

Pelecypoda

Berstruktur dalam Tidak Berstruktur dalam

Terputar Tdk Terputar

Cephalopoda

Terputar Tdk Terputar

Scaphopoda Monoplacophora

Tanpa Shell Shell

Nautiloid Belemnoid

Amphineura Gastropoda

Gading Kerucut

Page 99: paleontologi.com

SUBGROUP : PROTOSTOMIAFILUM ARTHROPODA

Nama Arthropoda diambil dari bahasa Yunani yaitu arthron = ruas dan pous/podos = kaki.

Muncul sejak zaman Prakambrium sampai sekarang.

Page 100: paleontologi.com

Ciri Fisik

Bentuk pada umumnya memanjang, simetri bilateral, tersusun oleh tubuh yang beruas-ruas.

Ruas-ruas tubuh tersebut terbagi atas: kepala (cephalon), dada (thorax), perut (abdomen), terkadang ada yang memiliki ekor (pygidium).

Sebagian besar dari ruas-ruas tersebut ada yang memanjang disebut dengan appendages yang berfungsi macam-macam, untuk berjalan, menangkap, antena, berenang dan sebagainya.

Page 101: paleontologi.com

Klasifikasi

Penentuan klasifikasi didasarkan atas: 1) Sifat ruas tubuhnya, 2) Struktur dan jumlah kaki, 3) Sifat dan posisi alat pernapasan. Berdasarkan pembagian tersebut dikelompokkan menjadi:

1. Subfilum Crustacea2. Subfilum Chelicerata3. Subfilum Trilobitomorpha4. Subfilum Insecta

Page 102: paleontologi.com

Subfilum Crustacea

Merupakan kelompok kepiting, udang, dan balanus. Bentuk tubuh dari Crustacea dicirikan dengan adanya bagian tubuh yang keras tersusun oleh zat chitin, calcareous chitinous atau calcareous exoskeleton.

Tiga klas yang cukup penting: Ostracoda, Cirripedia, dan Malacostraca

Page 103: paleontologi.com

Klas Ostracoda

Berukuran kecil, berbentuk lensa, tersusun oleh dua cangkang, pembagian ruas tubuhnya tidak jelas. Dalam pengamatan biasanya di gunakan mikroskop, karena ukuran tubuhnya berkisar 1-20 mm.

Page 104: paleontologi.com

Klas Cirripedia

Dikenal sebagai bernacle, hidup menambat pada usia dewasa, pada usia muda berupa larva. Tubuh tersusun oleh cangkang atau lempeng antara 4-10 buah.

Contoh genus adalah Balanus

Page 105: paleontologi.com

Klas Malacostraca

Merupakan organisme terbesar dari Subfilum Crustacea. Merupakan kelompok udang dan kepiting.

Ciri fisik: • Tersusun oleh sekitar 21 ruas tubuh (6 pada kepala, 8

didada, 6 di perut dan ekor).• Mempunyai carapace pada bagian kepala terkadang

sampai dada.

Page 106: paleontologi.com

Subfilum Trilobitomorpha

Trilobita merupakan Arthropoda dari Era Paleozoikum, dengan tubuhnya memiliki segmen yang banyak.

Ukuran tubuh Trilobita sendiri berukuran antara 50 sampai 75 mm, walaupun begitu ada beberapa yang berukuran sangat besar lebih dari 50 cm.

Hanya ada satu klas, yaitu: Trilobit

Page 107: paleontologi.com

Klas Trilobit

Bentuk tubuh terbagi atas tiga bagian utama. Pada bagian kepala disebut dengan cephalon, bagian tengah disebut thorax, dan pada bagian perut disebut pygidium (abdomen). Pada bagian cephalon , Trilobita dilengkapi dengan hypostoma semacam bibir, dua buah antenules. Pada bagian thorax, setiap jenis Trilobita terdiri atas jumlah segmen yang bervariasi. Pada setiap segmennya terdapat appendages. Sedangkan pada bagian pygidium biasanya hanya tersusun atas satu segmen.

Ekologi: Trilobit biasanya hidup pada dasar laut yang dangkal.

Page 108: paleontologi.com

Subfilum Insekta

Secara umum bentuk tubuhnya terbagi atas head, thorax dan abdomen, serta sepasang sayap yang terdapat pada segmen kedua dan ketiga pada thorax. Sampai saat ini ada sekitar 12.000 species terbagi dalam 24 ordo yang masih hidup dan 10 ordo yang ditemukan sebagai fosil.

Page 109: paleontologi.com

SUBGROUP : DEUTEROSTOMIA

Merupakan organisme yang pada awalnya antara mulut dan anus tidak dipisahkan, namun kemudian berkembang menjadi terpisah.

Terdapat dua filum, yaitu: Echinodermata dan Branchiotremata.

Page 110: paleontologi.com

SUBGROUP : DEUTEROSTOMIAFILUM ECHINODERMATA

CIRI FISIK

Bentuk tubuhnya dicirikan adanya tangan berjumlah lima yang simetri. Tubuhnya memiliki sistim alur air dan mempunyai suatu rangka karbonatan, pada beberapa bentuk ada yang mempunyai duri.

Ukuran tubuhnya dari beberapa millimeter sampai hampir 20 meter.

Rangkanya tersusun oleh: 1) internal stereome, 2) kristal kalsit berorientasi seragam, dan 3) stroma organik bagian luar.

Rangkanya mengandung 3 – 15% magnesium karbonat bergantung pada suhu air.

Page 111: paleontologi.com

EKOLOGI

hidup di laut dari laut dangkal (shallow marine) sampai laut dalam (deep marine). Beberapa hidup pada substrate yang halus (lempung), yang lainnya hidup pada substrat yang kasar (pasir atau bebatuan), beberapa lainnya secara burrowing.

Page 112: paleontologi.com

KLASIFIKASI

Berdasarkan cara hidupnya dibedakan atas dua, yaitu: menambat (Pelmatozoa) dan bebas (Eleutherozoa).

Klasifikasinya dibagi kedalam lima sub filum, yaitu:

• Homalozoa, (Carpoids)• Blastozoa, (Blastoid dan Cystoid)• Crinozoa, (Lili laut)• Asterozoa, (Bintang laut)• Echinozoa. (Landak laut, bulu babi)

Page 113: paleontologi.com

SUB FILUM HOMALOZOA

Bentuk tubuh tidak simetri (asimetri). Mempunyai rangka dan alat penambat (stalk). Belum banyak diketahui bagaimana perkembangan tubuhnya.

Muncul pada Masa Paleozoikum.

Klasifikasinya dibagi kedalam tiga klas, yaitu:

• Homostelea (Kambrium): Gyrocytstis

• Homoiostelea (Kambrium-Devon): Dendrocystites

• Stylophora (Kambrium – Devon): Cothurnocystis

Page 114: paleontologi.com

SUB FILUM BLASTOZOA

Merupakan kelompok yang hidup dengan cara menambat (pelmatozoa). Semuanya menempel dengan brachioles (lengan yang pendek). Muncul pada masa Paleozoikum. Terdiri atas 4 klas, yaitu: Eocrinoidea, Parablastoidea, Blastoidea, dan Cyastoidea.

Page 115: paleontologi.com

Klas Blastoidea

Memiliki bentuk tubuh pentagonal simetri dengan cara hidup menambat menggunakan stalk. Tubuh disusun oleh 13 lempeng, yang terbagi atas 5 lempeng sebagai amburakal, 5 sebagai intraamburakal, dan 3 pada basal.

Muncul pada Zaman Silur sampai Perm.

Contoh genus: Timoroblastus, Schizoblastus, dan Pentremites.

Pada Timoroblastus dicirikan dengan theca berbentuk bintang, ditemukan di Pulau Timor, berumur Perm.

Schizoblastus, theca berbentuk agak bulat, dengan ambulakral sedikit lebih panjang sari thecanya. Pada setiap ambulakral terdapat hydrospires. Muncul pada Perm - Karbon Bawah, di Pulau Timor.

Page 116: paleontologi.com

SUB FILUM CRINOZOA

Merupakan kelompok yang hidup dengan cara menambat (pelmatozoa). Semuanya menempel dengan stalk atau bagian bawah Calyx).

Susunan tubuhnya terdiri dari Calyx (theca) yang dilengkapai dengan brachial dan anal tube. Di bawah dari calyx terdapat stalk yang dilengkapi akar.

Muncul pada masa Ahkir Kambrium sampai sekarang.

Terdiri atas 2 klas, yaitu: Paracrinoidea, dan Crinoidea.

Page 117: paleontologi.com

SUB FILUM ASTEROZOA

Merupakan kelompok yang hidup dengan cara berjalan bebas. Dikenal dengan bintang laut (star-fish).

Bentuk tubuh relatif datar dengan lima buah lengan ambulakral. Mulut terdapat di bagian bawah tubuh.

Muncul pada masa Ahkir Kambrium sampai sekarang.

Terdapat satu klas, yaitu: Stelleroidea

Page 118: paleontologi.com

SUB FILUM ECHINOZOA

Echinozoa dicirikan dengan bentuk tubuh dari silindris sampai bulat yang simetri. Hidup dengan cara berjalan. Terdapat enam klas, yaitu: Helicoplacoidea, Ophiocystoidea, Cyclocystoidea, Edrioasteroidea, Holothuroidea, dan Echinoidea. Hanya klas Echinoidea saja yang kita bahas.

Page 119: paleontologi.com

Klas Echinoidea

Bentuk tubuhnya dicirikan dengan adanya duri serta bentuknya yang bulat. Shelnya (corona) tersusun oleh lempeng-lempeng kalsit. Posisi mulut dan anus saling berseberangan. Pada bagian apical (atas) tersusun oleh 10 lempeng, terdiri 5 lempeng besar (genital plates), dan 5 lempeng kecil (ocular plates). Dari ocular plates kemudian berkembang menjadi ambulakral, sedangkan genital plates berkembang menjadi inter-ambulakral. Pada lempeng ambulakral dapat dikenali jenis strukturnya.

Page 120: paleontologi.com

Klas Echinoidea terbagi dalam delapan ordo. Salah satu ordo yang masih dijumpai sampai sekarang adalah Cidaroida. Klasifikasi didasarkan atas:

1. Jumlah kolom pada intra ambulakaral.

2. Jumlah lempeng yang ada pada ambukral

3. Pola struktur lempeng ambulakral

Page 121: paleontologi.com

VERTEBRATA

Merupakan organisme yang dicirikan dengan tubuhnya mempunyai tulang belakang. Bentuk tubuh simetri bilateral. Rangka berfungsi melindungi dan memperkuat.

Dalam perkembangan kehidupan vertebrata merupakan perkembangan yang paling modern.

Kehidupannya dapat dijumpai diberbagai lingkungan: udara, darat, dan air.

Muncul pertama kali pada Ordovisium Awal

Page 122: paleontologi.com

Klasifikasinya didasarkan pada sistem sirkulasi darah, dibagi menjadi 8 klas, yaitu: Agnatha, Placodermi, Condrithyes, Ostheichthyes, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.

Kedelapan klas tersebut terbagi kedalam 2 kelompok, yaitu: Pisces (Ikan) dan Tetrapoda (berkaki empat)

Page 123: paleontologi.com

KELOMPOK PISCES

Merupakan bentuk kehidupan yang berada di air.

Pada awalnya ikan tidak mempunyai rahang yaitu dari Klas Agnatha.

Bernapas dengan insang. Pada ordo yang primitip belum mempunyai sisik.

Alat gerak utamanya pada tulang ekornya. Sirip bawah yang merupakan awal alat gerak belum berfungsi penuh sebagai alat gerak.

Page 124: paleontologi.com

Klasifikasi

Terdiri dari 4 klas, yaitu: Agnatha, Placodermi, Condrithyes, dan Ostheichthyes.

Page 125: paleontologi.com

KELOMPOK TETRAPODA

Merupakan vertebrata yang dilengkapi dengan empat buah alat gerak (2 pasang).

Page 126: paleontologi.com

KLAS AMPHIBI

Merupakan bentuk paling primitip dari Tetrapoda.

Fosil tertua yang pernah diketemukan adalah Seymouria berumur Devon Atas.

Amphibia hidup di air dan di darat.

Dalam perkembangan hidupnya, bentuk muda hidup di air dengan bergerak menggunakan ekor, kemudian tumbuh menjadi hidup di darat bergerak dengan kakinya.

Page 127: paleontologi.com

KLAS REPTILIA

Reptilia merupakan golongan binatang yang pernah mendominasi kehidupan di dunia yaitu pada Masa Mesozoikum.

Merupakan vertebrata yang berdarah dingin.

Dalam perkembangan hidupnya, telurnya berada di darat kemudian pada kehidupan dewasanya berada di air.

Hidup pada lingkungan yang luas dari udara, darat dan air.

Ukuran tubuhnya bervariasi dari beberapa cm sampai beberapa meter. Bentuk terbesar contohnya adalah Brontosaurus.

Page 128: paleontologi.com

KLAS AVES

Merupakan kelompok vertebrata yang dapat terbang.

Sepasang alat geraknya yang terdapat pada thorax berfungsi sebagai sayap, sedangkan yang sepasang pada bagian bawah berfungsi sebagai kaki.

Kaki berfungsi sebagai penangkap dan berjalan.

Fungsi ekor sebagai alat gerak sudah tidak dominan, namun berguna pada pengaturan arah gerak dan keseimbangan.

Fosil tertua diketemukan pada batuan berumur Yura, yaitu: Archaeopteryx.

Page 129: paleontologi.com
Page 130: paleontologi.com

KLAS MAMALIA

Merupakan vertebrata berdarah panas.

Bentuk kehidupan yang paling sempurna atau kompleks.

Lingkungan hidupnya ada di udara, air, dan darat.

Pada kehidupan yang di darat, alat geraknya berupa 2 pasang kaki.

Ekor lebih berfungsi sebagai penyeimbang berat badan.

Khusus Primata mempunyai kecenderungan untuk bergerak dengan dua kaki belakang, sedangkan kaki depan berfungsi sebagai penangkap.

Termasuk dalam kelompok ini adalah Primata dimana manusia termasuk di dalamnya.

Page 131: paleontologi.com
Page 132: paleontologi.com

VERTEBRATA DI INDONESIA

Sampai saat ini belum dijumpai fosil vertebrata yang berumur lebih tua dari Pliosen. Fosil yang dijumpai pada umumnya berumur Pliosen Akhir sampai Resen.

Lokasi yang banyak dijumpai adalah: Jetis (Mojokerto), Sangiran, Rancah, dan Cekungan Bandung.

Di luar Jawa di Lampung, dan Sulawesi Selatan.

Indonesia memiliki fosil manusia purba yaitu: Homo Mojokertensis, yang diketemukan di daerah Mojokerto.

Page 133: paleontologi.com