wsbb

1
C. MOBILITAS GEOGRAFI PENDUDUK PESISIR DAN PULAU-PULAU Dalam melakukan aktivitasnya, penduduk bahari terutama nelayan dan pelayar di dunia mempunyai ciri mobilitas atau pengembaraan geografi yang tinggi. Ciri mobilitas geografi penduduk nelayan yang tinggi terkondisikan dengan lingkungan laut yang luas yang pada umumnya dicirikan dengan pemanfaatan secara terbuka. Sifat pemanfaatan terbuka memungkinkan nelayan selalu berpindah dari lokasi yang kurang stok sumber daya perikanannya ke lokasi yang melimpah stok sumber daya perikanannya. Contohnya nelayan-nelayan Makassar yang mencari dan menangkap ikan sampai seluruh perairan nusantara. Berbeda dengan kelompok nelayan, kelompok pelayar dengan armadanya justru menjadikan laut atau pelabuhan kota-kota pantai di mana-mana sebagai tujuan untuk bongkar muat barang dan penumpang. Kegiatan para pelayar pada intinya mengenai tiga kompenen utama, yaitu jual beli barang, bongkar muat barang, dan pelayaran. Terdapat perbedaan dimensi hubungan dunia kebahariaan yang dibentuk dan dikembangkan oleh kedua kategori penduduk atau masyarakat nelayan dan pelayar. Nelayan membentuk hubungan dengan lingkungan lautnya secara simetrik (pasang-pasangan) dan sesama manusia secara internal (kelompok dan masyarakatnya) dan eksternal (kelompok dan masyarakat luar) secara simetrik dan asimetrik. Sedangkan pelayar hanya membentuk hubungan simetrik dan asimetrik dengan kelompok- kelompok atau masyarakat manusia yang lainnya. Bagi pelayar, lautan hanyalah merupakan prasarana jaringan dan rute-rute transportasi, berbeda halnya nelayan yang menganggap laut adalah sumber daya perikanan.

Upload: meisut-oudzil

Post on 05-Dec-2014

19 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: wsbb

C. MOBILITAS GEOGRAFI PENDUDUK PESISIR DAN PULAU-PULAU

Dalam melakukan aktivitasnya, penduduk bahari terutama nelayan dan pelayar di dunia mempunyai ciri mobilitas atau pengembaraan geografi yang tinggi. Ciri mobilitas geografi penduduk nelayan yang tinggi terkondisikan dengan lingkungan laut yang luas yang pada umumnya dicirikan dengan pemanfaatan secara terbuka. Sifat pemanfaatan terbuka memungkinkan nelayan selalu berpindah dari lokasi yang kurang stok sumber daya perikanannya ke lokasi yang melimpah stok sumber daya perikanannya. Contohnya nelayan-nelayan Makassar yang mencari dan menangkap ikan sampai seluruh perairan nusantara.

Berbeda dengan kelompok nelayan, kelompok pelayar dengan armadanya justru menjadikan laut atau pelabuhan kota-kota pantai di mana-mana sebagai tujuan untuk bongkar muat barang dan penumpang. Kegiatan para pelayar pada intinya mengenai tiga kompenen utama, yaitu jual beli barang, bongkar muat barang, dan pelayaran.

Terdapat perbedaan dimensi hubungan dunia kebahariaan yang dibentuk dan dikembangkan oleh kedua kategori penduduk atau masyarakat nelayan dan pelayar. Nelayan membentuk hubungan dengan lingkungan lautnya secara simetrik (pasang-pasangan) dan sesama manusia secara internal (kelompok dan masyarakatnya) dan eksternal (kelompok dan masyarakat luar) secara simetrik dan asimetrik. Sedangkan pelayar hanya membentuk hubungan simetrik dan asimetrik dengan kelompok-kelompok atau masyarakat manusia yang lainnya.

Bagi pelayar, lautan hanyalah merupakan prasarana jaringan dan rute-rute transportasi, berbeda halnya nelayan yang menganggap laut adalah sumber daya perikanan.