wrapup skenario 1 blok etik

Upload: edita-devana

Post on 03-Mar-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SkenarioPolisi Enggan Beberkan Rekam Medis Cicit Soeharto JAKARTA—MICOM: Tersangka kasus penyalahgunaan narkotika jenis sabu, Putri Arianti Haryowibowo, 21, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Keramat Jati, Jakarta Timur. Agar cicit mantan penguasa orde baru itu dapat kembali ke rutan narkoba Polda Metro Jaya, penyidik masih menunggu keterangan dari dokter soal kondisi kesehatan Putri.

TRANSCRIPT

SkenarioPolisi Enggan Beberkan Rekam Medis Cicit Soeharto

JAKARTAMICOM: Tersangka kasus penyalahgunaan narkotika jenis sabu, Putri Arianti Haryowibowo, 21, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Keramat Jati, Jakarta Timur.Agar cicit mantan penguasa orde baru itu dapat kembali ke rutan narkoba Polda Metro Jaya, penyidik masih menunggu keterangan dari dokter soal kondisi kesehatan Putri. Sekarang masih di rumah sakit nanti kalau sudah ada surat dari dokter, apakah dia sudah layak dikembalikan kesini tentu penyidik segera menjemputnya, Terang Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Baharudin Djafar, Senin (11/4).Baharudin mengatakan, penyidik Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya sudah menerima rekam medis milik Putri. Namun, Baharudin berdalih bahwa hasil rekam medis itu tidak sepenuhnya harus diketahui oleh publik.Kita kan ada, medical record kan kita ambil. Itu medical record kita dapat. Untuk yang pertama kali dia dimasukkan, dia dalam keadaan muntah-muntah dan tidak semua keadaan ini kita sampaikan pada publik, Kata Baharudin.Seperti yang sudah diberitakan, Putri Arianti Haryowibowo ditangkap Jajaran Reserse Narkoba Polda Metro Jaya karena mengonsumsi narkotika jenis sabu di Hotel Maharani, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

1.1. Kata Sulit Rekam medis: Berkas yang berisi catatan, dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesehatan baik rawat jalan maupun rawat inap. Narkotika: Suatu zat yang berbahaya yang dapat menimbulkan pengaruh besar terhadap penggunanya. Sabu: Bahan kimia untuk menyiptakan halusinasi.1.2. Analisis Masalah Apa pelajaran yang dapat diambil dari skenario ini? Mengapa hasil rekam medis tidak sepenuhnya boleh diketahui publik? Apakah kebungkaman tentang rekam medis ini memang diminta oleh Putrid an keluarganya ata memang ada kode etik dan peraturan dari bidang kedokteran tersebut Apakah polisi memiliki kewenangan yang penuh tentang hasil rekam medis? Jika iya, mengapa? Mengapa rekam medis harus dilakukan dan apa tujuannya? Medical Record di Indonesia belum optimal. Apa kelebihan dan kekurangan dari medical record ini?1.3. Jawaban dari Analisis Masalah Menggambarkan kode etik kedokteran, menerangkan bahwa dokter itu wajib menyimpan rahasia tentang segala sesuatu atau hasil diagnose pasiennya. Karena dalam peraturan kodeki, dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang ia ketahui tentang pasien tersebut bahkan sampai pasien meninggal dunia. Rekam medis ini memang diminta oleh keluarganya dan Putri sendiri untuk rahasiakan dan memang ada kewenangan dari rumah sakit tersebut untuk meminta persetujuan kepda Putrid an keluarganya. - Polisi berhak untuk tahu tentang rekam medis ini supaya tahu apakah Putri memakai narkotika atau tidak. Sehingga polisi bisa menindak lanjuti kasus ini Kewenangan penuhnya ada di dokter dan pihak rumah sakit. Sedangkan polisi bisa memiliki ha katas rekam medis ini bila ada aspek hokum di dalamnya. Rekam medis ini bisa berpindah tangan dari dokter satu ke yang lainnya apabila pasien pindah dokter. Untuk mendokumentasikan tentang data pribadi pasien, pengobatan, dan tindakan pelayanan lainnya yang diterima pasien. Tujuannya antara lain: untuk alat komunikasi antara dokter, pasien, dan tenaga medis lainnya yang berkepentingan; dasar rencana terapi yang akan diterima pasien; bukti tertulis yang akan dijadikan arsip rumah sakit; untuk melindungi kepentingan hukum; untuk kepentingan administrasi rumah sakit. Kelebihan: mudah pindah tangan, memungkinan polisi tahu semua detail tentang kasusnya dan bisa ditindak lanjutiKekurangan: masih belum optimal (masih dalam bentuk kertas).

1.4. Hipotesis

1.5. Sasaran Belajar

1.5.1. Memahami dan Menjelaskan Mengenai Rekam Medis1.5.1.1. Memahami dan Menjelaskan Pengertian Rekam MedisDefinisi rekam medis dalam berbagai kepustakaan dituliskan dalam berbagai pengertian, seperti berikut : Menurut Edna K HuffmanRekam Medis adalab berkas yang menyatakan siapa, apa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleb seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan. Menurut Permenkes No 749a/Menkes/per/XII/1989Rekam Medis adalah berkas yang beiisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesebatan, baik rawat jalan maupun rawat inap. Menurut Gemala HattaRekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleb para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien Waters dan MurphyKompendium (ikhtisar) yang berisi informasi tentang keadaan pasien selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan IDI ( Ikatan Dokter Indonesia)Sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medik/kesehatan kepada seorang pasien.Adapun dalam penjelasan pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

1.5.1.2. Menjelaskan Isi dan Tujuan Rekam MedisA. Isi Rekam Medis Catatan Merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter, dokter gigi, maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya. DokumenMerupakan kelengkapan dari catatan tersebut, seperti foto rontgen, hasil laboratorium, dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya.Dirumah Sakit terdapat dua jenis isi rekam medis, yaitu : Rekam medis untuk pasien rawat jalan Identitas pasien Pemeriksaan fisik Diagnosis / masalah Tindakan / pengobatan Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien Rekam medis untuk pasien rawat inap Identitas pasien Pemeriksaan fisik Diagnosis / masalah Persetujuan tindakan medis (bila ada) Tindakan / pengobatan Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasienB. Tujuan dan Manfaat Rekam Medis Pengobatan PasienSebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien. Peningkatan Kualitas PelayananMembuat rekam medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal Pendidikan dan PenelitianRekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi. PembiayaanBerkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien. Statistik KesehatanBahan statistic kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan EtikMerupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hokum, disiplin, dan etik.

1.5.1.3. Menjelaskan Kelebihan dan Kekurangan Rekam MedisRekam medis ada 2 jenis, yaitu rekam medis konvensional dan rekam medis elektronik.A. Rekam Medis Konvesional

Kelebihan: Tidak tergantung dari listrik Operasioanal mudah Tidak memerlukan tenaga yang dapat mengoperasikan komputerKekurangan: Memerlukan tempat yang luas jika pasien banyak Memerlukan proses pencarian, pengurutan, penyisiran, dan akses yang cukup lama Resiko terhadap rayap, kutu buku, kebakar, banjir, dll Banyak kertas yang menumpuk

B. Rekam Medis ElektronikKelebihan: Tidak memerlukan tempat yang luas Dalam pelayanan tidak membutuhkan banyak orang Tidak banyak kertas yang menumpuk Mudah dan cepat diakses Tidak memerlukan proses pencarian, penyisiran, dan pengurusan secara manualKekurangan: Sangat bergantung dengan teknologi informasi (soft ware dan hard ware) Membutuhkan operator komputer Sangat tergantung dengan listrik Biaya awal tinggi Berbahaya jika terkena virus computer 1.5.1.4. Memahami dan menjelaskan proses pemindahan rekam medis konvensional ke elektronikDalam perjalanannya rekam medik lebih dititik beratkan pada bagaimana mengatur dokumen rekam medik. Dimana status rekam medik manual akan disimpan di sebuah gudang penyimpanan, perlu diketahui bahwa media penyimpanan seperti kertas adalah bahan yang mudah rusak dan mudah hilang baik dibawa pulang pasien ataupun dipinjam oleh instansi lain. Sehingga bagian rekam medik akan sulit mengeluarkan data secara lengkap, apalagi berkas rekam medik di sebuah rumah sakit tidaklah sedikit. Dalam perkembangannya, fungsi pendekatan awal adalah dokumen manajemen sehingga teknologi yang dipakai pada saat itu adalah kertas kemudian dialih mediakan ke media lain seperti CD. Kelemahannya adalah tidak ada yang bisa menjamin bahwa semua dokumen sudah ter-scan dan dimasukkan ke dalam CD. Setelah itu teknologi yang dipakai lebih berkembang yaitu dari media kertas ke micro film. Hal ini pun juga masih belum ada jaminan bahwa semua dokumen masuk ke dalam micro film karena disitu masih sangat rentan dengan human error.Kemudian teknologinya berkembang lagi dari media kertas di pindahkan ke scanning gambar diubah menjadi text kemudian di indexing, dari perjalanan rekam medic tersebut semua akan berujung ke Computerized Physician Order Entri (CPOE) jika dilakukan pada satu tempat/rumah sakit dan Computerized Provider Order Entri (CPOE) bila dilakukan pada tempat terpisah-pisah. Secara garis besar, pemindahan data rekam medik dilakukan dengan addendum (penambahan data).

1.5.1.5. Memahami dan Menjelaskan Pihak yang Berwenang Atas Rekam MedisPada prinsipnya isi rekam medis adalah milik pasien, sedangkan berkas medis (secara fiisik) adalah milik rumah sakit atau institusi kesehatan. Karena isi rekam medis milik pasien, maka pada prinsipnya tidak pada tempatnya jika dokter atau petugas medis menolak memberitahu tentang isi rekam medis kepada pasiennya, kecuali pada keadaan tertentu yang memaksa dokter untuk bertindak sebaliknya. Sebaliknya, karena berkas rekam medis merupakan milik institusi, maka tidak pada tempatnya pula jika pasien meminjam rekam medis tersebut secara paksa, apalagi jika institusi pelayanan kesehatan tersebut menolaknya.Untuk pembinaan, pengendalian dan pengawasan tahap rekam medis dilakukan oleh pemerintah pusat, konsil kedokteran Indonesia, pemerintah daerah organisasi profesi.Pasal 47 UU Praktik Kedokteran diatur bahwa :(1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien (2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi beserta pimpinan sarana pelayanan kesehatan(3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan menteriPasal 29 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit:Rumah sakit juga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan rekam medisPasal 12 ayat (4) Permenkes 269/2008 :Ringkasan medis dapat diberikan, dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.Hak pasien atas isi rekam medis ini juga ditegaskan dalam Pasal 52 UU Praktik Kedokteran:Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak: Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3) Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis Menolak tindakan medis dan Mendapatkan isi rekam medis

1.5.1.5. Memahami dan Menjelaskan Masa Penyimpanan Rekam MedisPasal 10 Permenkes No 749a menyatakan secara tegas bahwa rekam medis harus disimpan sekurang-kurangnya selama 5 tahun terhitung sejak saat pasien terakhir berobat dan resume rekam medis paling sedikit 25 tahun. Untuk rekam medis pasien rawat inap selama 5 tahun, sedangkan rekam medis untuk pasien rawat jalan selama 2 tahun. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, masa penyimpanan ini termasuk singkat. Di negara bagian Califonnia Amerika Serikat, penyimpanan rekam medis adalah 7 tahun sejak terakhir kali pasien berobat. Untuk pasien anak-anak, penyimpanan berkasnya bahkan sampai yang bersangkutan berusia 21 tahun , dan kalau perlu bahkan sampai 28 tahun. Di Pensylvania masa penyimpanannya lebih lama yaitu sampai 15 tahun, bahkan di negara Israel sampai 100 tahun. Dalam rangka penghematan ruangan penyimpanan, ada beberapa negara yang membolehkan berkas, yang berusia lebih dari 3 tahun dari saat terakhir pasien berobat, dialihkan menjadi berkas dalam microfilm. Khusus untuk kasus-kasus yang menjadi perkara di pengadilan, American Medical Record Association dan American Hospital Association membuat pengaturan lebih lanjut dalam Statement on Preservation of Patient Medical Record in Health Care Institution. Dalam aturan tersebut dikatakan bahwa pada kasus biasa berkas Rekam Medis disimpan sampai 10 tahun terhitung dari saat pasien terakhir berobat. Sedang pada kasus yang diperkarakan di pengadilan, penyimpanan berkas Rekam Medisnya lebih lama lagi yaitu 10 tahun kemudian terhitung sejak perkara terakhimya selesai. "Berkas yang terlah habis masa penyimpannya dapat dimusnahkan, kecuali jika ada halangan oleh peraturan lain. 1.5.2. Memahami dan Menjelaskan Mengenai Rahasia Medis1.5.2.1. Memahami dan Menjelaskan Mengenai Wajib Simpan Rahasia KedokteranSetiap orang harus dapat meminta pertolongan kedokeran dengan perasaan aman dan bebas. Ia harus dapat menceritakan dengan hati terbuka segala keluhan yang mengganggunya, baik yang bersifat jasmani maupun rohani, dengan keyakinan bahwa hak itu berguna untuk menyembuhkan dirinya. Ia tidak boleh merasa khawatir bahwa segala sesuatu mengenai keadaanya akan disampaikan kepada orang lain. Ini adalah syarat utama untuk hubungan baik antara dokter dengan pasien.Salah satu lafal sumpah dokter Indonesia berdasarkan peraturan pemerintah berbunyi : Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter.Dalam Bab II KODEKI tentang kewajiban dokter terhadap pasien dicantumkan antara lain : Seorang dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien karena kepercayaan yang diberikan kepadanya, bahkan juga setelah pasien meninggal dunia.Menurut pasal 322 KUHP berbunyi : Barang siapa dengan sengaja membuka suatu jabatan ia wajib merahasiakan apa yang diketahuinya karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah.Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan mengenai apa yang diketahui dan didapatkan selama menjalani praktek lapangan kedokteran, baik yang menyangkut masa sekarang maupun yang sudah lampau, baik pasien yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

1.5.2.2. Memahami dan Menjelaskan Mengenai Peraturan Perundang-undangan yang Mengatur Tentang Rahasia Medis KedokteranSurat Keputusan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia No 221/PB/A.4/04/2002 tentang penerpan kode etik kedokteran Indonesia. Kewajiban dokter terhadap pasien :Pasal 12: Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.UU praktik kedokteran pasal 47 ayat (2)PP No 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteran : Setiap orang harus dapat meminta pertolongan kedokeran dengan perasaan aman dan bebas. Ia harus dapat menceritakan dengan hati terbuka segala keluhan yang mengganggunya, baik yang bersifat jasmani maupun rohani, dengan keyakinan bahwa hak itu berguna untuk menyembuhkan dirinya. Ia tidak boleh merasa khawatir bahwa segala sesuatu mengenai keadaanya akan disampaikan kepada orang lain. Ini adalah syarat utama untuk hubungan baik antara dokter dengan pasien.Tetapi terdapat pengecualian dalam Pasal 50 KUHP yang berbunyi: Orang yang melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang undang, tidak boleh dipidana.Yang dimaksudkan adalah dokter boleh membeberkan rekam medis pasien hanya jika dokter hadir dalam persidangan sebagai saksi ahli. Jadi rekam medis disini digunakan untuk keperluan hukum dan digunakan seperlunya.

1.5.3. Memahami dan menjelaskan tentang hubungan antara aturan Islam dengan rahasia medis1.Kita di suruh untuk memenuhi janji karena setiap janji itu akan ditanyakan, seperti terdapat dalam QS.al isra :34 Dan penuhilah janji, karena sesungguhnya Wahai orang yang beriman dengan lisannya, tetapi tidak beriman dengan hatinya. Janganlah kamu mengumpat kaum muslimin dan janganlah mengintip aib mereka, maka barang siapa yang mengintip aib saudaranya, niscaya Allah akan mengintip aibnya dan siapa yang diintip Allah akan aibnya, maka Allah akan membuka aibnya meskipun dirahasiakan di lubang kendaraannya.(HR. at-Tirmidzi) janji itu akan ditanyakan.2. Islam melarang untuk mengorek aib saudaranya karena Allah kelak akan mengorek aib kita,Rasulullah saw, bersabda : Wahai orangyang beriman dengan lisannya, tetapi tidak beriman dengan hatinya. Janganlah kamu mengumpat kaum muslimin dan janganlah mengintip aib mereka, maka barang siapa yang mengintip aib saudaranya, niscaya Allah akan mengintip aibnya dan siapa yang diintip Allah akan aibnya, maka Allah akan membuka aibnya meskipun dirahasiakan di lubang kendaraannya.(HR. at-Tirmidzi)Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga melarang seseorang untuk membuka aib dirinya sendiri kepada orang lain, sebagaimana sabdanya: Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan (melakukan maksiat). Dan termasuk terang-terangan adalah seseorang yang melakukan perbuatan maksiat di malam hari, kemudian di paginya ia berkata: wahai fulan, kemarin aku telah melakukan ini dan itu padahal Allah telah menutupnya- dan di pagi harinya ia membuka tutupan Allah atas dirinya. (HR. Bukhori Muslim)Sebaliknya, Rasulullah memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang menutup aib saudara-saudara mereka, dengan menutup aib mereka di dunia dan akhirat, seperti dalam hadits shahih: Dan barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, niscaya Allah menutup aibnya di dunia dan akhirat. (HR. Muslim). bila ada pada seseorang maka dia adalah seorang munafiq tulen, dan barangsiapa yang terdapat pada dirinya satu sifat dari empat hal tersebut maka pada dirinya terdapat sifat nifaq hingga dia meninggalkannya. Yaitu, jika diberi amanat dia khianat, jika berbicara dia dusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika berseteru dia berbuat kefajiran. (HR. Al-Bukhari no. 89 dan Muslim no. 58)Kita berlindung kepada Alloh dari sifat nifaq, dengan kita bisa menjalankan amanah amanah yang di bebankan di pundak kita wallohu alam bi showab.3. Surat Al-Anfal ayat 27

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.

4. Surat Al-Muminun ayat 8

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikul) demi janjinya.

5. Setiap orang yang telah baligh, memikul beban amanah berupa hak dan kewajiban. Orang yang mengingkari amanah berarti mengingkari perintah Allah. Amanah mempunyai akar kata yang sama dengan kata iman dan aman. Jadi, mumin berarti orang yang beriman, mendatangkan keamanan, juga memberi dan menerima amanah. Rasulullah bersabda: tidak ada keimanan bagi orang yang tidak memiliki amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak pandai memeliharanya. (HR. Imam Ahmad bin Hambal).

Daftar PustakaAlgozi, AM. Rahasia Kedokteran. Surabaya, Universitas Airlangga. Available at: http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/matkul/Forensik/Rhs%20Kedokteran.pdf (diakses pada tanggal: 29 September 2013)Amatayakul, M.K. (1999) Electronic Health Records A Practical Guide for Professionals and Organizations. Chicago: American Health Information Management AssociationAmir, Amri, Hanafiah M. Jusuf (2009). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 4 Jakarta: EGC. pp.62-71Basbeth F. (2005). Rekam Medis. Jakarta: Universitas Indonesia. Available at: http://medicalrecord.webs.com/penyimpananrekammedis.htm (diakses pada tanggal 27 September 2013)Dulwahab,E., Budi Raharjo (2010). Agar Allah tak Membuka Aib Kita. Jakarta: REPUBLIKA.CO.ID. Available at: http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/11/29/149340-agar-allah-tak-membuka-aib-kita (diakses pada tanggal 28 September 2013)Ikatan Dokter Indonesia (2002). Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Jakarta: MKEK PusatIndonesian Medical Council (2006). Manual Rekam Medis. Jakarta: Konsil Kedokteran IndonesiaIndonesian Medical Council (2011). Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia. Jakarta: Konsil Kedokteran IndonesiaKejaksaan Negeri. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Available at: http://www.kejari-cikarang.go.id/cms/images/stories/peraturan/Buku_I_UU_Pidana_Aturan_Umum.pdf (diakses pada tanggal 1 Oktober 2013)Rumah Sakit St. Carolus. Rekam Medis. Jakarta: Pelayanan Kesehatan St. Carolus. Available at: http://rscarolus.or.id/fasilitas-lainnya/rekam-medis/ (diakses pada tanggal 28 September 2013)Sanjoyo R. Aspek Hukum Rekam Medis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Available at: http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/aspekhukumrekammedis.pdf (diakses pada tanggal: 29 September 2013)Sjamsuhidayat, et al (2006). Manual Rekam Medis. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia8