wjm

3

Click here to load reader

Upload: andrinusantara

Post on 25-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

macining produksion adalah sebuah proses manufaktur yang sangat baik dan mudah serta dengan harga yg lebih murah dan di dapatkan hasil yang lebih baik. sdada asdadjahd

TRANSCRIPT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WJM (Water Jet Machining) adalah salah satu metode pemotongan non-konvensional (non-conventional) yang terus berkembang khususnya di bidang manufaktur. WJM (Water Jet Machining) dikembangkan karena mempunyai peran penting sebagai salah satu bagian dalam proses manufaktur yang lebih besar. Sebagai contoh, WJM (Water Jet Machining) sering digunakan untuk membentuk fitur ke bagian yang sudah terbentuk sebelumnya atau untuk menghilangkan material sebelum menyelesaikan proses pemesinan yang lain. Alasan lain dikembangkannya WJM (Water Jet Machining) adalah untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang beraneka ragam dengan meningkatkan dan mengembangkan metode yang sudah ada.(Suhardjono dan Bambang Pramujati, 2010) WJM (Water Jet Machining) termasuk proses pemotongan dingin dengan demikian tidak terjadi kerusakan akibat panas seperti distorsi termal, HAZ (Heat Affected Zone), tegangan termal (thermal stress) pada permukaan yang dipotong dan lain-lain. Selain itu WJM (Water Jet Machining) juga termasuk proses pemotongan yang ramah lingkungan karena tidak terjadi pelelehan material atau produk sampingan (byproduct) yang berdebu maka udara disekitarnya tidak tercemar, tidak beracun dan sangat aman dari bahaya kebakaran. Water jet sebagai pahat potong (cutting tool) mempunyai daya potong yang hampir tidak terbatas karena water jet dapat memotong berbagai material dari yang lunak hingga yang keras, dari yang ulet hingga yang tangguh dengan tingkat ekonomis tinggi. Oleh karena itu WJM (Water Jet Machining) berkembang pesat dalam industri arsitektur, ruang angkasa, otomotif, manufaktur, makanan dan buah-buahan, board and paper product, tambang batu bara dan sebagainya. Untuk penggunaan komersial, WJM (Water Jet Machining) membutuhkan pompa tekanan ekstra tinggi dengan 2daya minimal 300 hp yang dapat menaikkan tekanan air hingga 60.000 psi. Untuk dapat memenuhi hal tersebut dibutuhkan biaya yang mahal, oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan pengembangan sebuah mesin WJM (Water Jet Machining). (Harris dan Mellor, 1974) melakukan penelitian tentang pengaruh tekanan (pressure) terhadap kedalaman penetrasi (depth of cut). (Indra Kusuma Wardhana, 2008) telah melakukanpenelitian tentang pengaruh variasi SOD (Stand Off Distance) terhadap kedalaman penetrasi, diameter lubang dan MRR (Rate of Material Removal) pada batu bata merah dan dengan mesin prototipe WJM (Water jet Machining). (Aditya Purna Nugraha, 2010) juga telah melakukan penelitian tentang pengaruh traverse speed terhadap kedalaman slot, lebar slot dan MRR (Rate of Material Removal) pada batu bata merah dan dengan mesin prototipe WJM (Water jet Machining). (Muhammad Misbahul Munir, 2012) sebagai partner dalam penelitian ini mengembangkan sebuah mesin WJM (Water jet Machining). Mesin WJM (Water jet Machining) tersebut termasuk penggunaan dan pemilihan jenis pompa serta jenis material yang dipakai nantinya. Pompa yang digunakan adalah Nilfisk Alto Poseidon 5-55 dengan daya 5,5 kW yang dapat menghasilkan tekanan maksimal 200 bar (20 Mpa) atau sekitar 2900 psi. Pompa tersebut adalah pengadaan dari progam studi D3 Teknik Mesin FTI-ITS yang diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai praktikum mata kuliah Teori dan Praktek Pemesinan Non-konvensional. Dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan mesin WJM (Water jet Machining) terlebih dahulu dan dengan menentukan benda uji yang digunakan. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah batu bata merah yang diharapkan dapat diukur responnya seperti penelitian-penelitian sebelumnya. Meskipun dalam penelitian ini adalah dengan mengembangkan dan menggunakan sebuah mesin WJM (Water Jet Machining) diharapkan tetap dapat mempelajari karateristik dari WJM (Water Jet Machining).