window dressing adalah manuver yang seringkali dilakukan oleh perusahaan

3
Window dressing adalah manuver yang seringkali dilakukan oleh perusahaan, bank, reksadana dll, pada akhir periode akuntansi untuk membuat para pemegang saham dan pemangku kepentingan lain terkesan dengan menyajikan laporan keuangan yang lebih baik daripada kondisi sebenarnya. Definisi Income Smoothing ( perataan laba) Income Smoothing adalah bentuk manajemen pendapatan yang merefleksikan akibat atau hasil ekonomi, bukan karena hasil- hasil tersebut, melainkan karena manajemen menghasilkan kualitas laba atau keuntungan yang lebih rendah karena pendapatan tidak menggambarkan kinerja ekonomi suatu bisnis selama periode tertentu. Income Smoothing tidak tergantung pada kecurangan dan distorsi atau perubahan, melainkan pada peluang yang muncul dalam alternatif prinsip-prinsip akuntansi transaksi yang diterima dan penyebarannya. Teori Efficiency Market Hypothesis (EMH) menyebutkan bahwa laporan keuangan dapat mempengaruhi pasar modal. Ini menunjukkan betapa pentingnya peranan laporan keuangan. Karena pentingnya laporan keuangan ini di masyarakat barat khususnya, maka menunjang manajemen melakukan hal-hal yang mengubah laporan laba rugi untuk kepentingan pribadinya, seperti mempertahankan jabatan atau mendapatkan bonus yang tinggi. Biasanya laba yang stabil di mana tidak banyak fluktuasi atau variance dari suatu periode lain dinilai sebagai prestasi baik. Upaya menstabilkan laba ini disebut income smoothing. Income Smoothing biasanya dilakukan dengan berbagai cara yaitu : 1. Mengatur waktu kejadian transaksi. 2. memilih prinsip atau metode alokasi.

Upload: bastian

Post on 15-Nov-2015

238 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

akuntansi

TRANSCRIPT

Window dressing adalah manuver yang seringkali dilakukan oleh perusahaan, bank, reksadana dll, pada akhir periode akuntansi untuk membuat para pemegang saham dan pemangku kepentingan lain terkesandengan menyajikan laporan keuangan yang lebih baik daripada kondisi sebenarnya.Definisi Income Smoothing ( perataan laba)Income Smoothing adalah bentuk manajemen pendapatan yang merefleksikan akibat atau hasil ekonomi, bukan karena hasil-hasil tersebut, melainkan karena manajemen menghasilkan kualitas laba atau keuntungan yang lebih rendah karena pendapatan tidak menggambarkan kinerja ekonomi suatu bisnis selama periode tertentu.Income Smoothing tidak tergantung pada kecurangan dan distorsi atau perubahan, melainkan pada peluang yang muncul dalam alternatif prinsip-prinsip akuntansi transaksi yang diterima dan penyebarannya.Teori Efficiency Market Hypothesis (EMH) menyebutkan bahwa laporan keuangan dapat mempengaruhi pasar modal. Ini menunjukkan betapa pentingnya peranan laporan keuangan. Karena pentingnya laporan keuangan ini di masyarakat barat khususnya, maka menunjang manajemen melakukan hal-hal yang mengubah laporan laba rugi untuk kepentingan pribadinya, seperti mempertahankan jabatan atau mendapatkan bonus yang tinggi. Biasanya laba yang stabil di mana tidak banyak fluktuasi atau variance dari suatu periode lain dinilai sebagai prestasi baik. Upaya menstabilkan laba ini disebut income smoothing.Income Smoothing biasanya dilakukan dengan berbagai cara yaitu :1. Mengatur waktu kejadian transaksi.2. memilih prinsip atau metode alokasi.3. mengatur penggolongan antara laba operasi normal dan laba yang bukan dari modal normal.Tidak semua negara menganggap Income Smoothing ini merupakan pekerjaan haram. Swedia misalnya membenarkan perlakuan ini sepanjang dibuat secara transparan dan memang pada hakikatnya hasilnya sama dalam jangka panjang.

Earning Management (ManajemenLaba)Menurut Scott (1997), Earnings Management adalah intervensi manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi fihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikan, dan menurunkan pelaporan laba, di mana manajemen dapat menggunakan kelonggaran penggunaan metoda akuntansi, membuat kebijakan- kebijakan (discreationary) yang dapat mempercepat atau menunda biaya-biaya dan pendapatan, agar laba perusahaan lebih kecil atau lebih besar sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Healy dan Wallen (1999) ada tiga motivasi atau alasan yang mendasari terjadinya manajemen laba pada suatu perusahaan, yaitu : Motivasi pasar modal (capital market motivations), Motivasi kontrak (contracting motivation) Motivasi peraturan (regulatory motivations)Menurut Scott (1997 ), faktor-faktor yang mendorong manajer melakukan manajemen laba adalah sebagai berikut :Rencana bonus (Bonus scheme) Kontrak utang jangka panjang (debt covenant) Motivasi politik (political motivation) Motivasi perpajakan (taxation motivation) Pergantian CEO (Chief Executive Officer)Penawaran saham perdana (Initial Public OfferingEarnings management dapat dideteksi dengan cara model Healy (1985), menghitung earnings management dengan membandingkan rata~rata total accrual (menggunakan selisih total assets) terhadap variabel pemisah (partioning variable)earnings managemennt menurut Setiawati dalam Naim (1996), teknik manajemen laba dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu sebagai berikut : Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi. Mengubah metode akuntansi Menggeser periode biaya atau pendapatanMenurut Scott (1997 ), pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Taking a bath Income minimization Income maximizationIncome smoothingManajemen laba menjadi menarik karena mengingat akan pentingnya arti laba atau keuantungan bagi penilaian prestasi usaha suatu unit operasi atau perusahaan secara keseluruhan.