welton benusu

5
Resume Analisis Produktivitas Alat Bor Terhadap Kegiatan Peledakan Dan Rancangan Geometri Peledakan Dalam Upaya Pencapaian Target Produksi Peledakan Overburden Di Pit Central PT. Bukit Baiduri Energi (BBE) Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur ABSTRAK Pada kegiatan peledakan overburden di Pit central PT. Bukit Baiduri Energi (BBE) belum dapat mencapai target produksi yang ditetapkan. Dari fakta lapangan diketahui pada bulan Februari pencapaian produksi peledakan overburden hanya 34.4% atau sebesar 51624 BCM dari target yang ditetapkan yaitu 150,000 BCM. Jumlah lubang bor yang seharusnya dibuat 2085 lubang pada kenyataannya hanya berhasil membuat 787 lubang. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan melakukan analisis terhadap produktivitas alat bor dan rancangan geometri peledakan yang saat ini diterapkan di lapangan. Diperoleh produktivitas alat bor aktual 118.78 BCM/jam sehingga volume overburden yang dihasilkan 1746.06 BCM/hari yang tidak mencapai target harian yaitu 6000 BCM/hari. Penerapan geometri peledakan di lapangan tidak sesuai sehingga volume overburden yang dihasilkan kecil namun bahan peledak yang digunakan banyak. Setelah melakukan pengamatan di lapangan kemudian pengolahan data dengan software Microsoft Excel menggunakan metode metoda regresi linear sederhana sehingga diperoleh pengaruh dari produktivitas alat bor terhadap pencapaian target produksi overburden sebesar 93%. Hasil perhitungan rancangan geometri peledakan menggunakan teori R.L.Ash diperoleh rancangan geometri peledakan yang sesuai dengan kondisi batuan dan bahan peledak yang digunakan yaitu burden 3 meter dan spasi 5 meter sehingga volume overburden yang diperoleh sudah mendekati target produksi peledakan harian yaitu 5850 BCM/hari. Peledakan

Upload: et-thon-bhen-nusu

Post on 27-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Resume Analisis Produktivitas Alat Bor Terhadap Kegiatan Peledakan Dan RancanganGeometri Peledakan Dalam Upaya Pencapaian Target Produksi PeledakanOverburden Di Pit Central PT. Bukit Baiduri Energi (BBE)Kabupaten Kutai KartanegaraProvinsi Kalimantan Timur

ABSTRAK

Pada kegiatan peledakan overburden di Pit central PT. Bukit Baiduri Energi (BBE) belum dapat mencapai target produksi yang ditetapkan. Dari fakta lapangan diketahui pada bulan Februari pencapaian produksi peledakan overburden hanya 34.4% atau sebesar 51624 BCM dari target yang ditetapkan yaitu 150,000 BCM. Jumlah lubang bor yang seharusnya dibuat 2085 lubang pada kenyataannya hanya berhasil membuat 787 lubang. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan melakukan analisis terhadap produktivitas alat bor dan rancangan geometri peledakan yang saat ini diterapkan di lapangan. Diperoleh produktivitas alat bor aktual 118.78 BCM/jam sehingga volume overburden yang dihasilkan 1746.06 BCM/hari yang tidak mencapai target harian yaitu 6000 BCM/hari. Penerapan geometri peledakan di lapangan tidak sesuai sehingga volume overburden yang dihasilkan kecil namun bahan peledak yang digunakan banyak. Setelah melakukan pengamatan di lapangan kemudian pengolahan data dengan software Microsoft Excel menggunakan metode metoda regresi linear sederhana sehingga diperoleh pengaruh dari produktivitas alat bor terhadap pencapaian target produksi overburden sebesar 93%. Hasil perhitungan rancangan geometri peledakan menggunakan teori R.L.Ash diperoleh rancangan geometri peledakan yang sesuai dengan kondisi batuan dan bahan peledak yang digunakan yaitu burden 3 meter dan spasi 5 meter sehingga volume overburden yang diperoleh sudah mendekati target produksi peledakan harian yaitu 5850 BCM/hari.

PeledakanProduktivitas alat bor dinyatakan dalam BCM/jam atau m3/jam. Dalam menghitung kemampuan produksi alat bor harus dihitung kecepatan pemboran, efisiensi kerja alat dan volume setara. Produktivitas alat bor dapat dinyatakan sebagai berikut :

Dimana :P: Produktivitas alat bor (BCM/jam)Vt: Kecepatan pemboran (m/menit)Veq: Volume setara (BCM/m)Eff: Efisiensi alat bor (%)60: 1 jam dinyatakan dalam menit

1. Kecepatan Pemboran (Vt)Kecepatan pemboran dapat diketahui dari waktu edar (cycle time) alat bor. Waktu edar (cycle time) ditentukan berdasarkan hasil pengamatan terhadap waktu manuver alat, waktu membor menggunakan batang bor 1 dan 2, waktu menyambung dan mengangkat batang bor serta waktu untuk mengatasi hambatan. yang dinyatakan dalam meter/menit yang dapat dihitung dengan persamaan :

Dimana :Vt : Kecepatan pemboran (meter/menit)H : Hole depth (meter)Ct : Waktu edar (menit)

2. Volume Setara (Veq)Volume setara menyatakan volume batuan yang diharapkan terbongkar untuk setiap meter kedalaman lubang ledak yang dinyatakan dalam m3/m atau BCM/m. Rumus untuk menghitung volume setara adalah sebagai berikut :

Dimana :Veq : Volume setara (BCM/m)V : Volume batuan yang terbongkar (BCM)N : Jumlah lubang ledakH : Kedalaman lubang ledak (m)

3. Efisiensi PemboranEfisiensi pemboran aktual dihitung berdasarkan waktu kerja yang tersedia dan waktu produktif alat.

Dimana :E : Efisiensi pemboran (%)Wp : Waktu produktif (jam)Wt : Waktu tersedia (jam)

Geometri PeledakanPenerapan Geometri Peledakan Di Lapangan peledakan yang diterapkan di lapangan berdasarkan pada pengalaman dengan prinsip coba-coba atau triel and error.

Penggunaan Bahan PeledakBahan peledak yang digunakan yaitu ANFO. Jumlah isian bahan peledak dalam setiap lubang ledak berbeda yang dipengaruhi oleh diameter lubang ledak, loading density (de), panjang kolom isian bahan peledak (PC) dan specific gravity bahan peledak (SG). loading density (de) dihitung dengan persamaan :

Dimana:de : Loading density (kg/m)De : Diameter lubang ledak (inchi)SG : Berat jenis bahan peledak

Upaya PerbaikanBerdasarkan permasalahan yang ada di lapangan maka penulis dapat memberikan beberapa usulan upaya perbaikan dimana upaya perbaikan ini meliputi upaya peningkatan produktivitas alat bor dan usulan geometri peledakan yang baru sebagai upaya pencapaian target produksi peledakan overburden di Pit Central PT. Bukit Baiduri Energi (BBE). Geometri Peledakan UsulanBerdasarkan hasil pengamatan terhadap penerapan geometri peledakan dan hasil peledakan, penerapan geometri peledakan di lapangan masih dapat dirubah. Usulan geometri peledakan ini berdasarkan teori R. L. Ash (1967) yang sesuai dengan bobot isi batuan dan jenis bahan peledak yang digunakan saat ini. Adapun usulan geometri peledakan sebagai berikut:Tabel 7. Geometri Peledakan Usulan

Sumber : Data Olahan, Tahun 2013Dengan usulan geometri peledakan menurut teori R. L. Ash ini volume peledakan yang diperoleh bila menggunakan geometri yang diterapkan di lapangan. Berdasarkan perhitungan nilai stemming yang digunakan 2 meter sudah mampu untuk mengontrol air blast dan flying rock.Tabel 8. Perbandingan Geometri Peledakan Aktual dan Usulan

Sumber : Data Olahan, Tahun 2013Adapun jumlah penggunaan bahan peledak bila menerapkan geometri peledakan usulan dapat dilihat pada Tabel 9.Tabel 9. Jumlah Penggunaan Bahan Peledak Dengan Geometri Usulan

Sumber : Data Olahan, Tahun 2013Jika dibandingkan dengan geometri peledakan aktual, geometri peledakan usulan ini memberikan beberapa keuntungan yaitu sebagai berikut :1. Volume overburden yang diperoleh lebih besar dari volume overburden yang diperoleh dengan geometri peledakan aktual2. Penggunaan bahan peledak lebih menguntungkan karena pada kedalaman 6 meter menggunakan bahan peledak 21.12 kg sehingga nilai PF 0.23 kg/BCM Nilai ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan geometri aktual pada kedalaman lubang ledak yang sama akan membutuhkan bahan peledak sebanyak 18.48 kg dan nilai PF 0.25 kg/BCM. Untuk kedalaman 5, 4, dan 3 meter penggunaan bahan peledak tetap sama baik pada geometri aktual maupun dengan geometri usulan namun volume overburden yang dihasilkan lebih tinggi.

Peningkatan Produktivitas Alat BorUpaya yang dilakukan selain dengan mengurangi durasi idle time sehingga waktu kerja efektif bertambah, geometri peledakan dapat dirubah. Dengan geometri yang baru ini diharapkan dapat sesuai dengan kemampuan alat bor sehingga dapat meningkatkan produktivitas alat bor.Penerapan waktu kerja yang sesuai dengan daur waktu kerja yang ditentukan perlu diterapkan agar dapat meningkatkan produktivitas alat bor. Geometri usulan yaitu burden 3 meter, spasi 5 meter dengan kedalaman yang sama maka untuk mencapai target peledakan harian overburden 6000 BCM/hari maka dibutuhkan 70 lubang/hari.Sesuai dengan produktivitas alat bor dimana alat bor mampu menghasilkan 65 lubang/hari maka kegiatan peledakan di Pit Central dapat diusulkan untuk dilakukan setiap hari dengan contoh penerapan rancangan geometri sebagai berikut :1. Jumlah lubang ledak yang harus diledakan yaitu 65 lubang2. Sesuai dengan SOP, jumlah lubang ledak dalam satu kali penembakan maksimal 40 lubang ledak sehingga peledakan dapat dibagi dalam 2 tahap3. Pada peledakan tahap 1 jumlah lubang ledak 30 lubang yang diatur dalam 4 row. Row pertama dengan 8 lubang ledak, row kedua 8 lubang, row ketiga 7 lubang dan row keempat 7 lubang ledak4. Pada peledakan tahap 2 jumlah lubang ledak 35 lubang yang diatur dalam 5 row. Setiap row terdiri dari 7 lubang ledak.