welcome to repository universitas maritim raja ali haji ...repository.umrah.ac.id/2558/1/rio pratama...
TRANSCRIPT
1
Pelaksanaan E-Government Melalui Aplikasi Layanan “Apekesah”
di Kota Batam
Rio Pratama Sandi1, Nazaki
2, Nur Aslamaturrahmah Dwi Putri
3
E-Mail: [email protected]
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Pelaksanaan E-Government melalui aplikasi “Apekesah”merupakan inovasi Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Batam yang melaksanakan aduan elektronik
sesuai dengan Peraturan Walikota Batam Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Layanan
Aduan MasyarakatMenggunakan Sistem Elektronik. Tujuan penelitian ini ialah
untuk mengetahui pelaksanaan e-government di Kota Batam. Mengacu pada
indikator komponen E-government Indrajit (2005). Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif yang dijelaskan secara deskriptif dengan teknik
pengambilan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukan bahwa belum semua indikator pelaksanaan E-government
dipenuhi dengan baik oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batam yakni
content development, competency building dan citizen interface.
Direkomendasikan kepada Pemerintah Kota Batam untuk meningkatkan
sosialisasi penggunaan aplikasi “Apekesah” kepada masyarakat Kota Batam
secara merata melalui segala media termasuk sosial media yang akrab dengan
masyarakat, serta meningkatkan pengawasan dan pembinaan terhadap OPD yang
melaksanakan Aplikasi Layanan “Apekesah”.
Kata Kunci : E-Government, Aplikasi Layanan Apekesah.
PENDAHULUAN
E-Government adalah bentuk implementasi pelayanan publik berbasis
teknologi informasi dan komunikasi. Dengan menggunakan media berbasis
komputer untuk menyajikan informasi dan data-data tentang penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan sebagai bentuk keterbukaan (transparansi) dalam
pelayanan publik. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang
1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP UMRAH.
2 Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP UMRAH.
3 Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP UMRAH.
2
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Governmentpada tuntutan
perubahan nomor tujuh, e-government memiliki 4 tujuan yaitu :
1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki
kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat
terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh
sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan
perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan
menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional.
3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga
negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat
berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara.
4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien
serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan
pemerintah daerah otonom.
Untuk mengimplementasikan empat tujuan tersebut pemerintah berusaha
sekuat tenaga untuk mewujudkannya dengan berbagai program tentunya untuk
memudahkan pelayanan yang di berikan pemerintah untuk masyarakat. Kota
Batam telah meluncurkan aplikasi layanan berbasis web dan android. Wakil
Walikota Batam Amsakar Achmad, S.Sos., M.Si melakukan launching
“Apekesah” yang menerapkan aplikasi e-Gov, layanan cepat, tepat dan tuntas
mengelola aduan masyarakat Batam secara online. Pemerintah Kota Batam
merancang aplikasi khusus layanan pengaduan masyarakat, demi mendekatkan
hubungan antara pemerintah dengan masyarakat Kota Batam.
3
Aplikasi Layanan “Apekesah” adalah sebuah layanan online untuk
menampung aspirasi, pengaduan dan informasi dari masyarakat mengenai layanan
public atau suatu perisiwa yang terjadi di wilayah Kota Batam. Aplikasi ini dibuat
dan di kembangkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota
Batam yang dimulai sejak tahun 2017. Layanan “Apekesah” melibatkan
partisipasi publik dan bersifat dua arah, yang digunakan sebagai alat bantu untuk
menyampaikan aduan dari masyarakat kepada pemerintah. Masyarakat dapat
memberikan pengaduan yang ditemukan diwilayah Kota Batam dan nantinnya
akan ditindaklanjuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, serta akan
dipantau langsung oleh pimpinan daerah, yaitu Walikota, Wakil Walikota dan
Sekretaris Daerah. Aplikasi ini berdasarkan Peraturan Walikota Batam Nomor 38
Tahun 2017 Tentang Layanan Aduan Masyarakat Menggunakan Sistem
Elektronik yang memuat alur dan SOP layanan aplikasi “Apekesah” tersebut.
Berdasarkan data BPS Kepulauan Riau penduduk Batam tahun 2017
mencapai 1.283.196 jiwa dan pengguna internet di Kota Batam berdasarkan data
kominfo pusat mencapai 263.000 jiwa sehingga dengan jumlah download yang
hanya 1000 di playstore ini masih tergolong minim peminat. Saat aplikasi
“Apekesah” sudah berjalan 4 bulan saja baru mendapatkan 88 aduan masuk dan
Kepala Dinas Kominfo, Salim mengakui bahwa sosialisasi yang mereka lakukan
masih minim karena dilihat dari respon dan jumlah aduan yang masih minim pada
aplikasi “Apekesah”, tak dipungkiri juga ada kendala dari sisi anggaran
(Tribunbatam.id diakses Jumat, 15 Desember 2017).
Kendala-kendala yang ada ini merupakan hal yang penting jika dihitung
dengan kurun waktu untuk aplikasi “Apekesah” agar bisa lebih dikenal dan
4
diketahui masyarakat akan guna nya yang menurut peneliti cukup penting untuk
pembangunan Kota Batam dari sisi masyarakat maupun pemerintah. Hal yang
menarik bagi peneliti untuk mengetahui jalannya aplikasi “Apekesah” yang sangat
bermanfaat bagi pembangunan ini.Mengapa Apekesah yang dibahas?, karena
aplikasi ini adalah delik aduan dua arah pertama di Kota Batam yang merupakan
inovasi Dinas Kominfo Kota Batam secara resmi.
BAHAN DAN METODE
E-Government merupakan suatu sarana penyelenggaraan pemerintahan
yang berbasis elektronik(Indrajit, 2004). Kombinasi antara buah pemikiran New
Public Management (NPM) dengan pemanfaatan teknologi informasi yang
nampak di dalam fenomena administrasi melalui internet ini telah melahirkan
konsep aplikasi pemerintahan digital atau yang lebih populer disebut sebagai
Electronic Government.
Beberapa indikator komponen penting yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan e-government menurut Indrajit (2005), masing-masing adalah:
1. Content Development, menyangkut pengembangan aplikasi (perangkat lunak),
pemilihan standar teknis, penggunaan bahasa pemrograman,spesifikasi sistem
basis data, kesepakatan user interface, dan lain sebagainya.
2. Competency Building, menyangkut pelatihan dan pengembangan kompetensi
maupun keahlian seluruh jajaran sumber daya manusia diberbagai lini
pemerintahan.
3. Connectivity, menyangkut ketersediaan infrastruktur komunikasi dan teknologi
informasi di lokasi dimana e-government diterapkan.
5
4. Cyber laws, menyangkut keberadaan kerangka dan perangkat hukum yang
telah diberlakukan terkait dengan seluk beluk aktivitas egovernment.
5. Citizen interfaces, menyangkut pengadaan SDM dan pengembangan berbagai
kanal akses (multy access channels) yang dapat dipergunakan oleh seluruh
masyarakat dan stakeholder e-government dimana saja dan kapan saja mereka
inginkan.
6. Capital, menyangkut pola pemodalan proyek e-government yang dilakukan
terutama berkaitan dengan biaya setelah proyek selesai dilakukan seperti untuk
keperluan pemeliharaan dan perkembangan, disini tim harus memikirkan jenis-
jenis model pendapatan (revenuemodel) yang mungkin untuk diterapkan di
pemerintahan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif sebagaimana
Lexy Moleong (2007) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain,
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata–kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Lokasi Penelitian
Dinas Komunikasi dan Informatika adalah Dinas yang mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan daerah di bidang pengelolaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh
Pemerintah dan atau Pemerintah Provinsi dimana dalam setiap kegiatannya selalu
6
berhubungan dengan Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi,
Pengembangan dan Pemeliharaan Jaringan Komputer Antar Bidang, Pengelolaan
Produksi Informasi dan Publikasi, Pengelolaan dan Pengembangan Komunikasi
Publik.
Hasil dan Pembahasan
Content Development
Content Development ini melihat pelaksanaan aplikasi E-government dari
segi konten yang ditampilkan oleh aplikasi dan juga bagaimana masyarakat
melihat bentuk tampilan, isi konten sebagai mana layaknya sebuah aplikasi
elektronik yang memiliki tampilan-tampilan tertentu agar memudahkan
penggunanya menggunakan aplikasi tersebut, namun tidak juga dari sisi tampilan
aplikasi untuk menarik perhatian masyarakat sebagai pengguna aplikasi layanan
tetapi dari sisi konten atau isi dari aplikasi layanan tersebut. Menurut penelitian
penulis, Content Development dari aplikasi apekesah ini jika dilihat dari segi
tampilan sudah cukup berfungsi dengan baik dan pengguna rata-rata sudah faham
akan tampilan dari aplikasi ini baik dari menu-menu yang ada dan juga dari
penggunaan dari menu-menu yang ditampilkan. Dapat dikatakan masih lemot atau
lambat jika dalam platform smartphone tertentu yang sudah lama, dan ini
merupakan salah satu penyebab orang jadi malas menggunakannya karena
memakan waktu dalam menunggu hanya di bagian beranda.
Hal ini membuktikan bahwa Content Development dari aplikasi Apekesah
ini masih kurang, dan juga sering mengalami bug dalam akses namun memang
sudah bagus dalam tampilan. Mengenai pengguna, Apekesah menggunakan
sistem akun dan penulis mengamati banyak akun yang tidak memakai nama asli
7
pengguna, hal ini berkesan bahwa pelaksana tidak serius dengan identitas
pengguna, karena bisa saja akun-akun yang tidak memakai nama asli itu palsu dan
berpotensi berbuat hal negative seperti aduan palsu, hoax dan isu-isu lain yang
menyebabkan kegaduhan publik. Secara keseluruhan belum dapat dikatakan
lancar dan masih butuh pengembangan lebih lanjut terutama mengenai masalah
bug pada platform. Bug secara umum bisa diartikan sebagai serangga. Namun,
jika diartikan dalam sebuah program, bug merupakan error yang terjadi yang
mengakibatkan output menjadi tidak sesuai dengan yang telah direncanakan. Oleh
karena itu bug merupakan hal yang menganggu untuk sebuah aplikasi.
Competency Building
Menyangkut pelatihan dan pengembangan kompetensi maupun keahlian
seluruh jajaran sumber daya manusia diberbagai lini pemerintahan. Competency
Building disini menyangkut bagaimana Sumber Daya Manusia yang menangani
aplikasi E-government tersebut. Untuk mengimplementasikan E-government tentu
harus memiliki Sumber Daya Manusia yang tentunya berkompetensi dalam
menggunakan fitur-fitur E-government sama halnya dalam penerapan E-
government melalui aplikasi layanan Apekesah ini. Dari hasil penelitian penulis,
penulis menemukan bahwa Competency Building dari aplikasi “Apekesah” ini
sudah cukup baik dalam hal jumlah namun tidak dalam kinerja sumber daya nya
dan sumber daya manusia yang dimaksud penulis disini adalah admin aplikasi
pada OPD yang ikut melaksanakan aplikasi “Apekesah” ini. Namun masalah
pada Competency Building menurut penelitian penulis adalah pada kinerja dari
para admin apekesah yang terkesan kurang memonitor aduan yang masuk. Hal ini
dibuktikan dengan keluhan masyarakat pengguna yang mengatakan bahwa respon
8
dari aduan mereka lambat dan baru di jawab beberapa hari setelah aduan di kirim
ke “Apekesah”. Terkesan kurang diperhatikan mengenai keseriusan menangani
aduan karena belum ada sanksi bagi yang admin yang lalai dalam tugasnya
sehingga masih enggan untuk cepat tanggap dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Connectivity
Terkait pelaksanaan E-governmernt Connectivity merupakan hal yang
harus diperhatikan karena koneksi ini lah yang menunjang aplikasi agar bisa
beroperasi sebagaimana mestinya dengan baik. Apekesah merupakan aplikasi
smartphone yang memerlukan koneksi internet agar bisa beroperasi
meghubungkan admin utama,masyarakat, serta admin OPD. Untuk infrastruktur
,pihak Diskominfo Batam menurut penelitian penulis tidak terlalu
menghawatirkan infrastruktur, karena yang di perlukan oleh aplikasi apekesah ini
hanya koneksi internet dan smartphone atau personal computer.
Namun yang sangat berperan adalah koneksi dengan OPD lain, sejauh
yang di terapkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batam OPD lain
sudah ikut menjawab aduan masyarakat mengenai permasalahan mereka seperti
jalan rusak yang dijawab oleh Dinas Bina Marga dan masalah kependudukan di
jawab oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil namun menurut admin utama
sendiri terkadang ada kendala mengenai OPD yang hanya melihat aduan dan
menyelesaikan aduan tanpa membuat respon di aplikasi Apekesahnya sehingga
membuat bingung masyarakat apakah sudah di benahi permasalahanya apa belum
padahal sudah diselesaikan oleh OPD tersebut. Dari penulis melihat bahwa
Connectivity dalam penyelenggaraan apekesah sendiri sudah memenuhi. Hal ini
9
dibuktikan dengan adanya grup Whatsapp yang dipantau langsung oleh Walikota
Batam sehingga efektif bagi OPD yang lambat bisa ditegur dan diawasi langsung
oleh Walikota agar timbul rasa segan dan mau tidak mau walaupun hanya
beberapa OPD yang mungkin admin nya lambat dan tidak responsif.
Cyber Laws
Cyber laws menyangkut keberadaan kerangka dan perangkat hukum yang
telah diberlakukan terkait dengan seluk beluk aktivitas egovernment. Cyber laws
merupakan peraturan formal basis melaksanakan sebuah program E-government.
Sebuah pelaksanaan E-government harus memiliki dasar hukum yang
mengaturnya agar tidak sia-sia untuk dijalankan, karena perangkat hukum itu atas
persetujuan yang berwenang jadi memiliki tujuan dan maksud tertentu untuk
kebaikan masyarakat. Pelaksanaan E-government juga tentu memiliki peraturan
atau dasar hukumnya yaitu Instruksi Presiden nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government dan turun sampai
ke daerah mengembangkan E-government dengan caranya masing-masing yang
tentunya memiliki dasar hukum juga yang berlaku didaerahnya. Dikota Batam
aplikasi Apekesah dengan adanya Peraturan Walikota Batam nomor 38 Tahun
2017 tentang Layanan Aduan Masyarakat Menggunakan Sistem Elekronik
aplikasi ini dapat berjalan dan diterapkan melalui smartphone dan personal
computer berupa website. Tidak ada masalah pada bagian Cyber Laws untuk
aplikasi Apekesah dikarenakan sudah memiliki dasar hukum yang cukup sebagai
dasar pelaksanaan dan juga sudah memiliki Standar Operasional Pelaksaanan jadi
bisa dikatakan memenuhi komponen Cyber Laws saat pelaksanaanya.
10
Citizen Interface
Penulis melihat pada Apekesah masalah mengenai Citizen Interface
terdapat pada respon masyarakat tentang aplikasi Apekesah baik itu keluhan
tentang penggunaan maupun dari segi sosialisasi. Citizen Interface Apekesah
menurut penelitian penulis belum lah tepat pada seharusnya hal ini dikarenakan
kurangnya sosialisasi pada masyarakat dan belum aktifnya kanal akses untuk
masyarakat dibidang sosial media seperti twitter, facebook, instagram dan lain-
lain. Padahal pada zaman seperti ini membuat kanal akses yang di maksud untuk
sosialisasi sekaligus pengenalan secara periodik melalui sosial media sangat lah
baik karena akan lebih banyak memancing masyarakat untuk menggunakannya
karena masyarakat sangat aktif menggunakan media sosial. Namun pada
kenyataanya tidak demikian, penulis menemukan rata-rata masyarakat
mengetahui Apekesah hanya dari mulut ke mulut atau dari teman sekitarnya saja
dan dari website Kota Batam dan itupun hanya bagi yang rajin membuka website
Kota Batam.
Capital
Pola pemodalan proyek E-government yang dilakukan terutama berkaitan
dengan biaya setelah proyek selesai dilakukan seperti untuk keperluan
pemeliharaan dan perkembangan, disini tim harus memikirkan jenis-jenis model
pendapatan (revenue model) yang mungkin untuk diterapkan di pemerintahan.
Dalam pemodalan E-government memanglah suatu komponen yang harus di
perhatikan karena sangat penting mengingat tidak mudahnya
mengimplementasikan E-government. E-government memerlukan tenaga ahli
dalam pelaksanaannya dan tenaga ahli tersebut disewa dengan gaji dalam jumlah
11
tertentu untuk dibayarkan. Diketahui tidak adanya anggaran yang diperlukan oleh
aplikasi yang berguna dan bermanfaat ini. Dinas Kominfo memanfaatkan tenaga
ahli yang sudah dikontrak kerja di Diskominfo Kota Batam untuk membuat
aplikasi Apekesah dan mengembangkannya sampai siap dan nyaman digunakan
oleh masyarakat. Ditambah lagi menurut pengamatan penulis di kantor Dinas
Kominfo Kota Batam memang setiap hari tenaga ahli memeriksakan semua
aplikasi layanan masyarakat dan mendesain sendiri aplikasi- aplikasi baru untuk
di keluarkan pada masa mendatang. Kepala Diskominfo Kota Batam, Salim
mengatakan bahwa ia ingin memaksakan maksyarakat agar terbiasa dengan E-
government atau sistem elektronik supaya masyarakat sendiri yang mudah
nantinya.
Capital pada aplikasi Apekesah ini sudah diperhatikan dengan baik dengan
modal yang sedikit namun hasilnya dapat bermanfaat banyak untuk masyarakat
Kota Batam. Secara garis besar menurut data yang tertera di LAKIP Tahun 2017
Diskominfo Kota Batam realisasi program “Peningkatan Pemanfaatan Teknologi
Informasi” sudah termasuk dengan “Apekesah” aplikasi-aplikasi lainnya dengan
pengembangan sistem informasi (termasuk domain “Apekesah” dan aplikasi-
aplikasi lainnya) selama 12 bulan dan uraian lain dengan biaya realisasi Rp.
1.704.941.605.- Aplikasi “Apekesah” tidak termasuk dalam target sasaran kinerja
Diskominfo Batam 2017 namun dalam realisasinya Apekesah tertulis.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa:
1. Pada komponen Content Development jika secara tampilan rata-rata sudah
memahami dan terbiasa dengan menu-menunya dan tidak ambil pusing soal
12
tampilan namun mereka masih terganggu dengan kendala bug yang ada seperti
halaman awal tidak termuat padahal koneksi internet lancar dan pada beberapa
platform smartphone tidak bisa beroperasi dengan lancar seperti smartphone
tipe lama yang memiliki Sistem Operasi versi lama. Karena masyarakat tidak
semua mampu membeli smartphone versi baru. Jadi komponen Content
Development belum terpenuhi dengan baik untuk pelaksanan Apekesah.
2. Pada komponen Competency Building untuk penempatan dan jumlah SDM
yang di perlukan sudah cukup terpenuhi sesuai dengan SOP yang berlaku dan
sudah di beri pelatihan sebelumnya, namun pada kenyataan yang ada kinerja
admin masih belum cukup untuk memuaskan masyarakat pengguna aplikasi
Apekesah dikarenakan banyak keluhan tentang respon admin terhadap aduan
yang dikirim yang cukup lama sehingga menimbulkan masyarakat menjadi
berpikiran negatif sehingga malas untuk menggunakan Apekesah. Jadi belum
memenuhi seutuhnya pada komponen Competency Building.
3. Pada komponen Connectivity sudah memenuhi dikarenakan tidak ada masalah
dalam menjalankan Aplikasi secara umum dan koneksi antar OPD juga sudah
dapat dikatakan baik karena memiliki grup Whatsapp tentang aplikasi aduan
online Kota Batam yang berisi kepala OPD dan Walikota juga ada di dalamnya
sebagai pengawas. Walaupun terdapat kendala-kendala kecil seperti kesalah
fahaman antar admin OPD dan admin utama namun grup yang langsung
diawasi oleh Walikota sudah cukup untuk mengatasi kendala tersebut.
4. Pada komponen Cyber Laws sudah memenuhi dikarenakan kejelasan dasar
hukum yang membuat aplikasi Apekesah sudah ada dan sudah ada SOP nya
13
juga pada Peraturan Walikota Batam nomor 38 Tahun 2017 tentang Layanan
Aduan Masyarakat Menggunakan Sistem Elektronik.
5. Pada komponen Citizen Interface belum memenuhi dikarenakan sosialisasi
yang kurang untuk masyarakat. Rata-rata masyarakat pengguna Apekesah
hanya tau Apekesah hanya dari mulut ke mulut dan tidak adanya kanal akses
media sosial untuk berdikusi tentang penggunanaan Apekesah.
6. Pada komponen Capital sudah memenuhi karena tidak memerlukan dana
khusus sehingga Apekesah bisa dikatakan hanya 0 anggarannya hal ini
merupakan hal yang patut diapresiasi karena penyelenggara hanya
memanfaatkan tenaga ahli yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Arifianto, Teguh. 2011. Membuat Interface Aplikasi Android Lebih Keren dengan
LWIT. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Hengky W. Pramana. 2012. Aplikasi Inventory Berbasis Access 2003. PT Elex
Media Komputindo. Jakarta
Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Salemba Humanika. Jakarta.
Hermawan S, Stephanus. 2011. Mudah Membuat Aplikasi Android. Andi
Offset.Yogyakarta.
Holidin, Defny, dkk. 2016. Reformasi Birokrasi Dalam Masa Transisi.
Prenadamedia Group. Jakarta
Indarjit, Richardus Eko. 2004. Electronic Government. Andi. Yogyakarta.
Indarjit, Richardus Eko dkk. 2005. E-Government In Action. Andi. Yogyakarta.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
14
Moenir, H.A.S. 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara.
Jakarta.
Muluk, Khairul. 2008. Knowledge Management Kunci Sukses Inovasi
Pemerintahan Daerah. Bayumedia Publising. Jatim.
Satriya P.K.W, Wahyu Hendrawan. 2013. LKP : Rancang Bangun Sistem
Informasi Pengelolaan Data Pengabdian Masyarakat Pada Bagian Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat Stikom Surabaya. Undergraduate Thesis,
STIKOM Surabaya.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan R & D. Alfa Beta. Bandung.
Stevanus, Wijaya Dkk. 2006. Kajian Teoritis: Model E-Government Readiness
Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Dan Keberhasilan E-Government”.
Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006. Juni
2006.
Yuhefizar. 2012. Cara Mudah Membangun Website Interaktif Menggunakan
CMS Joomla Edisi Revisi. PT Elex Media Komputindo. Jakarta
Jurnal:
Risnandar. 2014. Analisis E-Government Dalam Peningkatan Pelayanan Publik
Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Tengah.
Mirnasari, Rina Mei. 2013. Inovasi Pelayanan Publik UPTD Terminal Surabaya-
Bungurasih. Universitas Airlangga. Volume 1. Journal. 16 November 2015.
Irsan. 2012. Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas Simpur di Bandar
Lampung. Tesis. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Peraturan Perundang-Undangan:
Republik Indonesia. 2003. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government.
Pemerintah Kota Batam. 2017. Peraturan Walikota Batam Nomor 38 Tahun 2017
Tentang Layanan Aduan Masyarakat Menggunakan Sistem Elektronik.