majalah dhammadipa arama edisi waisak 2558 (2014)

72
Hidup rukun dan bahagia merupakan harapan seap manusia. Namun dak selamanya kita dapat hidup rukun. Ada kalanya kita mengalami gesekan-gesekan dengan orang lain yang sering berujung pada pertengkaran dan permusuhan. Perlu digarisbawahi bahwa pertengkaran dan permusuhan adalah musuh terbesar bagi kerukunan dan keharmonisan. Karena permusuhan maka persahabatan, keakraban, dan hubungan baik yang sudah lama dibina bisa hancur sekeka. Seper itulah dampak dari permusuhan seper terdapat dalam Dhammapada syair 6, "sebagian orang dak mengetahui bahwa dalam pertengkaran mereka dapat binasa, tetapi mereka yang dapat menyadari kebenaran ini akan segera mengakhiri pertengkaran". Diperlukan upaya dalam menjaga dan memelihara kerukunan, terutama kurukunan dalam lingkungan yang paling kecil, yaitu diri sendiri. Untuk menciptakan keadaan yang rukun dan harmonis dalam masyarakat dimulai dari diri kita sendiri. Oleh karena itu, kami mengajak pembaca sekalian untuk mulai peduli dan memelihara kerukunan serta keharmonisan dalam masyarakat. Ingat, kerukunan dimulai dari diri kita sendiri. Pada edisi kali ini kami mengangkat tema “Kerukunan Dasar Keutuhan” sesuai dengan tema Waisak yang diangkat Sangha Theravada Indonesia. Sajian yang kami hadirkan dak hanya arkel dhamma yang bertemakan kerukunan, namun kami juga menyajikan arkel-arkel yang berkaitan dengan prakk dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Fokus utama kami adalah memberikan informasi seputar kegiatan yang berlangsung dalam lingkungan Padepokan Dhammadīpa Ārāma maupun STAB Kertarajasa, serta ada juga liputan kegiatan yang berlangsung di luar Padepokan Dhammadīpa Ārāma. Adapun beberapa arkel yang kami sajikan, antara lain ‘Hidup Rukun dan Harmonis dalam Buddha Dhamma’ oleh Bhikkhu Upasilo, ‘Makna Dibalik Kisah Inspiraf Seorang Gadis Penenun’ oleh Sāmaṇera Santacio, ‘Indahnya Sebuah Kerukunan’ oleh Aṭṭhasīlani Dhitasirini, ‘Menyikapi Patah Ha Melalui Pemahaman Dhamma’ oleh Aryanto Firnadi. Semoga sajian yang kami hadirkan pada edisi kali ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Tidak lupa kami segenap Redaksi Majalah Dhammadīpa Ārāma, keluarga besar STAB Kertarajasa, dan keluarga besar Padepokan Dhammadīpa Ārāma mengucapkan “Selamat merayakan Hari Raya Waisak 2558”. Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Meāciena, Redaksi Penerbit Yayasan Dhammadīpa Ārāma Penasihat Bhikkhu Khandharo Mahāthera Bhikkhu Candakaro Thera Penanggung Jawab Bhikkhu Jayamedho Bhikkhu Candasīlo Pemimpin Redaksi Sunny Prajnaputra, S.Kom. Wakil Pimpinan Redaksi Sāmaṇera Ratanajayo Aṭṭhasīlani Ciakumarini Sekretaris Aṭṭhasīlani Sīlamudita Aṭṭhasīlani Ciasīlani Bendahara Aṭṭhasīlani Mua Seawan Editor Aṭṭhasīlani Indava Aṭṭhasīlani Indasīlani Aṭṭhasīlani Dihisīlani Distribusi Sāmaṇera Dhirajayo Sāmaṇera Pemasīlo Desain Grafis dan Tata Letak Sāmaṇera Virajayo Sāmaṇera Cirajayo Sāmaṇera Pabhajayo Ilustrator Sāmaṇera Abhisīlo Kathleen Wijaya Sheilen Wei Dokumentasi Aṭṭhasīlani Khansīlani Peliput Berita Sāmaṇera Kusalajayo Aṭṭhasīlani Chandamia Aṭṭhasīlani Chandasīlani Aṭṭhasīlani Saccasīlani Penjaga Rubrik Sāmaṇera Ciajayo Sāmaṇera Vijjajayo Sāmaṇera Indajayo Sāmaṇera Dhirasīlo Sāmaṇera Saccasīlo Aṭṭhasīlani Gunayan Aṭṭhasīlani Dhammakalyani Aṭṭhasīlani Dhitasirini Aṭṭhasīlani Gandhasīlani Aṭṭhasīlani Dhanasīlani - Redaksi menerima sumbangan naskah, info, dan foto kegiatan Buddhis dari pembaca melalui email maupun surat, dengan syarat disertai foto dan data penulis, sumber tulisan yang jelas. - Redaksi berhak mengedit seap naskah, tanpa mengubah isi materi. Alamat Redaksi: Jl. Ir. Soekarno (Mojorejo No. 44), Batu, Jawa Timur 65301 Telp. (0341) 594781, Fax. (0341) 594145 Blog, E-mail & Facebook: dhammadipa-arama.blogspot.com [email protected] Padepokan Dhammadipa Arama Rekening: BCA Cab. KCP Batu a.n. Sunny Prajnaputra a/c No. 019-0488-713 Pengantar Redaksi Majalah Dhammadīpa Ārāma 1

Upload: exone-samiddhi

Post on 28-Dec-2015

258 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

Terima kasih kepada semua teman dan sahabat yang telah membantu terwujudnya sistem Redaksi Majalah Dhammadipa Arama, khususnya untuk Majalah Edisi Waisak 2558 ini. Mahanumodana.Segala jenis dukungan dan support yang telah Anda berikan pada kami, akan kami balas dengan kesungguhan hati dalam terwujudnya sistem Majalah Buddhist yang transparansi, berkualitas dan dapat bermanfaat untuk perkembangan Buddhisme di Indonesia, khususnya daerah Jawa Timur .dan sekitarnya.Find Us on Facebook:Padepokan Dhammadipa AramaPemimpin Redaksi:Sunny PrajnaputraSupport Marketing:Steven Liang

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Hidup rukun dan bahagia merupakan harapan setiap manusia.Namun tidak selamanya kita dapat hidup rukun. Ada kalanya kitamengalamigesekan-gesekandenganorang lainyangseringberujungpadapertengkaran dan permusuhan. Perlu digarisbawahi bahwa pertengkarandanpermusuhanadalahmusuhterbesarbagikerukunandankeharmonisan.Karena permusuhan maka persahabatan, keakraban, dan hubungan baikyang sudah lama dibina bisa hancur seketika. Seperti itulah dampak daripermusuhan seperti terdapat dalam Dhammapada syair 6, "sebagianorangtidakmengetahuibahwadalampertengkaranmerekadapatbinasa,tetapimerekayangdapatmenyadarikebenaraniniakansegeramengakhiripertengkaran".Diperlukanupayadalammenjagadanmemeliharakerukunan,terutama kurukunan dalam lingkungan yang paling kecil, yaitu diri sendiri.Untukmenciptakan keadaan yang rukun dan harmonis dalammasyarakatdimulai dari diri kita sendiri. Oleh karena itu, kami mengajak pembacasekalianuntukmulaipedulidanmemeliharakerukunansertakeharmonisandalam masyarakat. Ingat, kerukunan dimulai dari diri kita sendiri. Pada edisi kali ini kami mengangkat tema “KerukunanDasar Keutuhan” sesuai dengan temaWaisak yang diangkat SanghaTheravada Indonesia. Sajian yang kami hadirkan tidak hanya artikeldhammayangbertemakankerukunan,namunkami jugamenyajikanartikel-artikelyangberkaitandenganpraktikdhammadalamkehidupansehari-hari.Fokusutamakamiadalahmemberikan informasiseputarkegiatanyangberlangsungdalamlingkunganPadepokanDhammadīpaĀrāmamaupunSTABKertarajasa,sertaadajugaliputankegiatanyangberlangsungdiluarPadepokanDhammadīpaĀrāma.Adapunbeberapaartikel yang kami sajikan, antara lain ‘Hidup Rukun dan Harmonisdalam Buddha Dhamma’ oleh Bhikkhu Upasilo, ‘Makna DibalikKisah Inspiratif Seorang Gadis Penenun’ oleh Sāmaṇera Santacitto,‘IndahnyaSebuahKerukunan’olehAṭṭhasīlaniDhitasirini, ‘MenyikapiPatah Hati Melalui Pemahaman Dhamma’ oleh Aryanto Firnadi. Semoga sajian yang kami hadirkan pada edisi kaliini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Tidaklupa kami segenap Redaksi Majalah Dhammadīpa Ārāma,keluarga besar STAB Kertarajasa, dan keluarga besar PadepokanDhammadīpa Ārāma mengucapkan “Selamat merayakan HariRaya Waisak 2558”. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Mettācittena,Redaksi

Penerbit YayasanDhammadīpaĀrāma

PenasihatBhikkhuKhantidharoMahāthera

BhikkhuCandakaroThera

Penanggung JawabBhikkhuJayamedhoBhikkhuCandasīlo

Pemimpin RedaksiSunnyPrajnaputra,S.Kom.

Wakil Pimpinan RedaksiSāmaṇeraRatanajayo

AṭṭhasīlaniCittakumarini

SekretarisAṭṭhasīlaniSīlamuditaAṭṭhasīlaniCittasīlani

BendaharaAṭṭhasīlaniMutiaSetiawan

EditorAṭṭhasīlaniIndavatiAṭṭhasīlaniIndasīlaniAṭṭhasīlaniDitthisīlani

DistribusiSāmaṇeraDhirajayoSāmaṇeraPemasīlo

Desain Grafis dan Tata LetakSāmaṇeraVirajayoSāmaṇeraCirajayoSāmaṇeraPabhajayo

IlustratorSāmaṇeraAbhisīloKathleenWijayaSheilenWei

DokumentasiAṭṭhasīlaniKhantisīlani

Peliput Berita SāmaṇeraKusalajayo

AṭṭhasīlaniChandamittaAṭṭhasīlaniChandasīlaniAṭṭhasīlaniSaccasīlani

Penjaga RubrikSāmaṇeraCittajayoSāmaṇeraVijjajayoSāmaṇeraIndajayoSāmaṇeraDhirasīloSāmaṇeraSaccasīloAṭṭhasīlaniGunayanti

AṭṭhasīlaniDhammakalyaniAṭṭhasīlaniDhitasirini

AṭṭhasīlaniGandhasīlaniAṭṭhasīlaniDhanasīlani

-Redaksimenerimasumbangannaskah,info,danfotokegiatanBuddhisdaripembacamelaluiemailmaupunsurat,dengansyaratdisertaifotodandatapenulis,sumbertulisanyangjelas.-Redaksiberhakmengeditsetiapnaskah,tanpamengubahisimateri.

Alamat Redaksi:Jl.Ir.Soekarno(MojorejoNo.44),Batu,JawaTimur65301Telp.(0341)594781,Fax.(0341)594145

Blog, E-mail & Facebook: dhammadipa-arama.blogspot.comredaksi.mda@gmail.comPadepokanDhammadipaArama

Rekening:BCACab.KCPBatua.n.SunnyPrajnaputraa/cNo.019-0488-713

Pengantar Redaksi

MajalahDhammadīpaĀrāma 1

Page 2: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Dhammadesana

3

Artikel Dhamma

10

Artikel Umum

22Liputan PDA 32

Keteladanan Sang Buddha

7

Liputan STAB 38

Abhidhamma

19

47Sosok

55

DA

FTA

R

ISI1. Pengantar Redaksi2. Daftar Isi3. Dhammadesana-HidupRukun,HarmonisDalamBuddha Dhamma-KeteladananSangBuddha10. Cerita Buddhis-MaknaDibalikKisahInspiratifSeorangGadis Penenun16.Dhamma-IndahnyaSebuahKerukunan19. Abhidhamma-MenyikapiPatahHatiMelaluiPemahaman Dhamma22. Umum-HidupBahagiaSebagaiPerumahTangga-KekayaanBukanHanyaMateri-MemotivasiDiriUntukMajuDanTerus BerkreasiDalamBuddhaDhamma32. Liputan PDA-PerayaanMaghaPuja2557diPadepokan DhammadipaArama-PattidanadanFang-shen-AksiPenuhKasihUntukBencanaKelud38. Liputan STAB

-PenyuluhanPemilu201442. Agenda STI-JadwalPabbajaSāmaṇeraTahun201443. Inspirasi -UjianMahasiswaTerpandai45. Budaya-SukuOsingdanTradisiBanyuwangi48. Sejarah-TariDunhuang50. Artikel Kesehatan-DaunBinahong52. Puisi-BerlianTempatkuBersandar53. Resep Masakan-NasiTempongKhasBanyuawangi54. Opini-Pencerahan55. Sosok57. Kesan Pesan58. Galeri Foto-PoskoVihara&BaksosNgantang-MaghaPuja,FangShen,&Pattidana. Komik Emdea. Teka-teki Silang (TTS)-Waisak

2 EdisiWaisak2558BE

Page 3: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Ilustratedby:AndreyHong

NAMO TASSA BHAGAVATA ARAHATO SAMMĀSAMBUDDHASSA [TerpujilahSangBhagava,yangMahasuci,yangtelahmencapaipenerangansempurna]

Manusia sesungguhnya ingin hidup damai dan bahagia. Karena belummenemukankebahagiaanmakakitaakanmenemuirintangan-rintanganyang harus dilalui. Ada kalanya manusia akan menemukan persoalandaridirisendiri,keluarga,masyarakatdancakupanyanglebihluaslagi.

Terkadang,persoalanyangkitaalamiakanmembuatpikirankitakalutdanmembuatdirikitatidaknyamandalamberinteraksidenganoranglain.Kehidupankitamembutuhkan

Samaggā sakhilā hotha“Hendaklahsalingrukundanberbaikhati”

[Pepatah Buddhis]

H i d u p Ru ku n d a n H a r m o n i s d a l a m B u d d h a D h a m m a

Oleh Bhikkhu Upasīlo

Dhammadesana

MajalahDhammadīpaĀrāma 3

Page 4: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

kesejahteraan, kerukunan dankeharmonisan, sehingga banyakdari kita menggunakan segalacara untuk mendapatkan haltersebut. Ada yang mengadakanseminar antar tokoh agama, adapula mengikuti talk show denganharapanhidupkitamenjadi rukundan damai. Untuk menciptakankeadaan yang harmonisdiperlukan latihan-latihan secarasistematis dan bertahap.Mulailahlatihan dari diri kita sendiri.

Apabila lingkungan tidakterasa nyaman, dalam bergaulpula tidak bisa menciptakan rasasolidaritas yang baik, Bagaimanakita bisa hidup harmonis danrukun?Jadikanlahdirikitalayaknyaseperti SAHABAT SEJATI dalamkeadaansusahdansenang,disertaidengan rasa saling mengerti satusama lainnya. Ketika kitamemilikisikap saling mengerti satu samalain, seberat apapun persoalanyang dihadapi, akan bisa teratasidenganbaikdanbijaksana,hinggaakhirnya terciptalah hidup rukun.Untukmenjalinhiduprukun,SangBuddha memberikan ajaran yangcukup bijaksana yang terdapatdalam Dāsā Raja Dhamma. Halini saya mengutip sebagian dariDāsā Raja Dhamma Tersebut:

1. Dāna (murah hati)penyebab timbulnya ketidak-harmonisandalam perumahtangga, masyarakat, ataubadan organisasi kepemerintahan adalahKEMISKINAN. Ketika manusia jatuh miskin,tidak memenuhi kebutuhan hidup, maka halitu menjadi ambang dari pintu kemiskinan.Perampokan, pencurian akan banyak terjadidimana-mana. Jadi, jalan satu-satunya yangharus kita lakukan adalah dengan sering ber-dāna (memberi). Memberikan sebagian yangkita miliki tentu akan membuat hidup kitadamai dengan orang lain, paling tidak damaiuntukdirikitasendiri.Bahkandenganmemberisesungguhnya kita menciptakan harta sejati,yang bisa dibawa setelah kita meninggal(Nidhikaṇḍasutta).

2. Sīla (bermoral)Perilakumanusia akan baik dilihat orang jikamemilikipengendaliandirisaatberinteranksi/bergaul dengan orang lain. Bentuk daripengendalian diri adalah menjaga perilaku,ucapan dan pikiran untuk tidak membunuh,mengambil barang yang tidak berikan, tidakberzinah, tidak berkata kasar, memfitnah,bergosip, omong kosong dan tidakmembuatkesadaranmenjadilemah.DenganmenjalankanPañcasīla Buddhis ini, sesungguhnya kitamenghargai dan tidak merusak kebahagiaanoranglain,tetapikitamampumengembangkanperasaan turut berbahagia atas kebahagiaanoranglainbukanberbahagiaataspenderitaanorang lain. Dengan demikian, keharmonisanakanterjalindenganbaik.

3. Avihimsa (tanpa kekerasan)Orang yang mudah marah, jengkel adalahbentuk reaksi dari kebencian, sebab inidikatakan sebagai akar dari kejahatan(dosa). Di dalam CAKKAVATI SĪHANANDASUTTA dikatakan bahwa “Selama kita masihmempunyai sifat amarah, selama itu juga

Bagaimana kita bisa hidup harmonis dan

rukun?

4 EdisiWaisak2558BE

Page 5: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

orang-orang yang ada disekitar kita tidakmerasa nyaman dan dikatakan sebagai pintukehancuran”. Hidup rukun sangat bertolakbelakang dari sifat kekerasan. Hidup Tanpakekerasan, akan membuahkan kedamaiandankesejateraan,baikkesejahteraandidalamkehidupaninimaupundikehidupanselanjutnya.OrangyangmemahamiDhammaakansegeramembinasakan dirinya dari sifat kekerasan.SepertikisahdidalamDhammapadaAtthakata.

Kisah Pertengkaran di Kosambi

Suatuwaktu,bhikkhu-bhikkhuKosambiterbentuk menjadi dua kelompok. Kelompokyang satu pengikut guru akhli vinaya, sedangkelompok lain pengikut guru ahli Dhamma.Mereka sering berselisih paham sehinggamenyebabkan pertengkaran.Mereka juga takpernah mengacuhkan nasehat Sang Buddha.Berkali-kali SangBuddhamenasehatimereka,tetapi tak pernah berhasil, walaupun SangBuddhajugamengetahuibahwapadaakhirnyamereka akan menyadari kesalahannya. MakaSang Buddha meninggalkan mereka danmenghabiskan masa vassaNya sendirian dihutanRakkhitadekatPalileyyaka.DisanaSangBuddhadibantuolehgajahPalileyya. Umat di Kosambi kecewa dengankepergian Sang Buddha. Mendengar alasankepergian Sang Buddha, mereka menolakmemberikan kebutuhan hidup kepada parabhikkhu di Kosambi. Karena hampir tak adaumatyangmenyokongkebutuhanparabhikkhu,mereka hidup menderita. Akhirnya merekamenyadari kesalahan mereka, dan menjadirukun kembali seperti sebelumnya. Namun,umat tetap tidak memperlakukan merekasebaik seperti semula, sebelumpara bhikkhumengakui kesalahanmereka di hadapan SangBuddha.Tetapi,SangBuddhaberadajauhdarimerekadanwaktuitumasihpadapertengahanvassa.Terpaksalahparabhikkhumenghabiskan

vassa mereka dengan mengalami banyak penderitaan.

Di akhir masa vassa, YangAriya Ananda bersama banyakbhikkhu lainnya pergi menemuiSang Buddha, menyampaikanpesan Anathapindika serta paraumatyangmemohonSangBuddhaagarpulangkembali.Demikianlah,Sang Buddha kembali ke ViharaJetavana di Savatthi. Di hadapanbeliau para bhikkhu berlutut danmengakui kesalahan mereka.Sang Buddha mengingatkan,bahwa pada suatu saat merekasemua pasti akan mengalamikematian.olehkarenaitu,merekaharus berhenti bertengkardan jangan berlaku seolah-olah mereka tidak akan pernahmati. Kemudian Sang Buddhamembabarkan 6 syair berikut ini:

“Sebagian besar orang tidakmengetahui bahwa, dalampertengkaran mereka akan

Selama kita masih mempunyai

sifat amarah, selama itu juga

orang-orang yang ada disekitar kita

tidak merasa nyaman

MajalahDhammadīpaĀrāma 5

Page 6: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

binasa; tetapi mereka yang dapat menyadarikebenaran ini; akan segera mengakhiri semua pertengkaran”. Semua bhikkhu mencapai tingkatkesucian sotapatti, setelah khotbah Dhammaituberakhir.

4. Khanti (sabar dan rendah hati)Kesabaran merupakan salah satu cara dalammembangun sikap harmonis. Kesabaranakan mencerminkan sikap keteguhanhati. pada umumnya, sangat sulit untukmenahan rasa emosi, jengkel, dan akibatnyamenimbulkan perilaku anarkis. Sang Buddhatidak mengajarkan kita untuk bertindakanarkis melainkan menganjurkan untukbertahan dan menjaga sikap toleransi antarsesama. Seperti pandangan Sang Buddhatentang toleransi beragama, Asokamembuatdekrit di gunung batu cadas yang berbunyi“janganlah kita menghormat agama kita sendiri dengan mencela agama orang lain. Sebaliknya agama orang lain hendaknya dihormati atas dasar tertentu. Dengan berbuat begini kita membantu agama kita sendiri untuk berkembang disamping menguntungkan pula agama lain. Dengan berbuat sebaliknya kita akan merugikan agama kita sendiri di samping merugikan agama orang lain. Oleh karena itu, barang siapa menghormat agamanya sendiri dengan mencela agama lain, semata – mata karena dorongan rasa bakti kepada agamanya dengan berpikir ‘bagaimana aku dapat memuliakan agamaku sendiri’ maka dengan berbuat demikian ia malah amat merugikan agamanya sendiri. Oleh karena itu toleransi dan kerukunan beragama-lah yang dianjurkan dengan pengertian, bahwa semua orang selain mendengarkan ajaran agamanya sendiri juga bersedia untuk mendengarkan ajaran agama yang dianut orang lain“.

Referensi:1.Dhammapada,SyairKebenaran,terbitanEhipassikoFoundation2.DighaNikaya,terbitanDham-macittaPress3.http://www.samaggi-phala.or.id/4.PepatahBuddhis

Jadi, Marilah kita melatihkesabaran. Dengan melatihkesabaran sekuat tenaga dandisertaidengankeuletan,kitadapatmenghindariperbuatanburukdandapat melakukan perbuatan baikyang berguna bagi diri sendiri,keluarga dan masyarakat. Bahwadengan memahami prinsip ajaranSang Buddha dan mempraktikanDāna, Sīla, Avihimsa dan Khantimaka diharapkan akan terjalinhubungan baik antar sesamahingga akhirnya tercipta sebuahkerukunan dan keharmonisan didalam kehidupan masyarakat.

“Sebagian besar orang tidak mengetahui

bahwa, dalam pertengkaran mereka akan binasa; tetapi mereka yang

dapat menyadari kebenaran ini;

akan segera mengakhiri semua

pertengkaran”.

6 EdisiWaisak2558BE

Page 7: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Dhammadesana

Dalamkehidupankitasaatini,tidaklahmudahmenemukanorangyangbisamemberi yangbaik. Kalau kita lihat, di Negara kita sajabanyak dari pengayom masyarakat yang

seharusnyamenjadi teladanbagiorangbanyak, justruberbuat tidak baik, misalnya korupsi. Faktor-faktortersebut juga menjadi cerminan untuk kita, karenaketika kita berbaur dimasyarakat umum pasti adayang mencontoh sikap kita. Disinilah perlunya kitamenentukan sikap yang baik, supayamenjadi teladanyang baik bagi orang-orang yang ada disekeliling kita.Sebenarnyauntukmenjaditeladanyangbaiksangatlahmudah,karenadalamajaran-ajaranSangBuddha jugasudah ada, bahkan Buddha sendiri juga memberikancontoh disetiap aktivitas yang Beliau lakukan denganmelaksanakantugas-tugasnyasebagaiseorangBuddha.

“Matahari bersinar di waktu siang. Bulan bercahaya di waktu malam. Ksatria gemerlapan dengan seragam perangnya. Brahmana bersinar terang dalam samadhi. Tetapi, Sang Buddhabersinar dengan penuh kemuliaan sepanjang siang dan malam"

KETELADANAN SANG BUDDHA

Oleh Sāmaṇera Dhammaratano

(Dhammapada, Brahmana Vagga – 387)

Page 8: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

SangBuddhadimanapunberadaselaluberusahauntukmemberikanteladankepada para umat awam. Beliau dalammemberikan teladan atau ajaranNya tidakmenggunakansuatukekerasandanbeliausendirimenghindariyangnamanyasuatukekerasan. Karena dengan menggunakan suatu kekerasan akan mengakibatkanhubunganantaramasyarakatumumyangtidakharmonisdanakanmenimbulkansuatuketidaknyamanan.Keteladanyangbaiksangatdibutuhkanpadasaat-saatsekarangini.ApalagimemberikanteladandalamlingkunganVihara.Misalnya,kitasebagaiyangdidepansebaiknyamemberikanteladanyangbaikatauyangpantas.Tetapiapabilakitayangdidepanmalahmemberikancontohatauteladanyangtidakbaik,pastiyangdibelakangkitajugatidakbaik.KitabisamencontohketeladanaanSangBuddhayangsangatluarbiasaini.SangBuddhayangmahasuci,yangtelahmencapaipenerangansempurna, sempurna pengetahuan serta tindak-tanduk-nya, sempurnamenempuhjalankeNibbāna,pengetahusegenapalam,pembimbingmanusiayangtiadataranya,guruparadewadanmanusia,yangsadaryangpatutdimuliakan.SangBuddhajugamempunyaitugassebagaiBuddhauntukdirinyasendiri,sanakkeluargadanoranglainataudunia.

Ada3macamtugasyangdilakukanolehSangBuddha(Buddha – Cariyā),yaitu:

1. Tugas–tugasyangdilakukansebagaiseorangBuddha(Buddhattha – Cariyā). SeorangBuddhamempunyaitugasuntukdirinyasendiri,pencapaiandibawahpohonBodhi(PencapaianPeneranganSempurna).Pencapaianpenerangansempurnaini telah dimenangkan oleh beliau dalamtiga jamberturut-turut padawaktu SangBuddhajagamalam,yangdimulaipadapukul:06.00–10.00,10.00–02.00,dan02.00–06.00.Terdiridari: a. Pengetahuanyangpertama(Pubbenivāsanussatinana)adalahkemampuanuntukmengingatkembalikejadian–kejadiandarikehidupanlampaunyasendirisampaipadajumlah–jumlahkehidupanyangtakterhitungbanyaknyadimasalampau. b. Pengetahuan yang kedua (Dibbacakkhunana) adalah mata bathin yangmengatasi diluar makhluk–makhluk lain, pengetahuan yang melihat kelahiran dankematian dari berbagai macam makhluk, baik makhluk yang berbahagia maupunyangmenderita;yangbaikdanyang jahat;burukdancantik;mengetahuiapayangmenyebabkanperbedaan–perbedaantersebutadalahkarenakammamerekamasing–masing. c. Pengetahuan yang ketiga, kehancuran mutlak kekotoran bathin(Ᾱsavakkhayanana) adalah penyadaran terhadap Empat Kebenaran Mulia, yaitukebenaran tentang penderitaan, sebab penderitaan, akhir penderitaan, dan jalanyangmembawapadaakhirpenderitaan.ItujugaberartipengetahuanmengenaiapayangdisebutᾹsava.

"Sang Buddha di manapun berada selalu berusaha untuk memberikan teladan kepada para umat awam"

8 EdisiWaisak2558BE

Page 9: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

2. Tugas-tugas yang dilakukan terhadapsanakkeluarga(Natattha - Cariyā). Beberapatahunsetelahmencapaipenerangan sempurna, beliau kembalimengajar Dhamma kepada orang–orangSakya. a. Kepada ibunya (Dewi Maya),Pada tahun ketujuh setelah PeneranganSempurna,selamasatuvassa(tigabulan)SangBuddhamengujungiSurgaTavatimsadanmemberikanpelajaranAbhidhammakepada ibunya yang telah bertumimballahirdiSurgaTavatimsasertakepadaparadewalainnyadanparabrahma. b. Kepada bapaknya (RajaSuddhodhana), Pada waktu RajaSuddhodhana mau meninggal, SangBuddhamengajarDhamma kepadaRajaSuddhodhana hingga sampai tingkatankesucianyangtertinggiyaituArahat. c. Kepada mantan istrinya(Yasodhara), Yasodhara menjadiBhikkhuni dan Sang Buddha mengajarDhamma hingga sampai tingkatankesucianyangtertinggiyaituArahat. d. Kepada anaknya (Rahula),Sang Buddha menganugrahkan TujuhRangkaian Warisan Mulia yang diperoleh dari bawah pohon Bodhi yangakan menjadikannya pemilik warisanyang mengatasi dunia. Tujuh RangkaianMulia ini terdiri dari Saddhā, Sīla, Hiri,Ottappa, Bahusacca, Cāga, dan Pañña.SangBuddhamengajarDhammakepadasāmaṇera Rahula hingga usia 20 tahundan mencapai tingkatan kesucian yangtertinggiArahat. e.Kepadakeponakannya(Nanda),SangBuddhamengajarkanDhammadanmembimbing Nanda hingga mencapaitingkatankesucianyangtertinggiArahat. f. Kepada istrinya Nanda(Rupananda), Rupananda menjadiBhikkhuni dan dibimbing oleh SangRefrensi:Dhammapada,penerbit:Hanumansakti.Parittasuci,penerbit:YayasanSanghaTheravadaIndonesia.DhammaVibhaga(PenggolonganDhamma),Terbitanoleh:VidyasenaViharaVidyaloka.

Buddha hingga mencapai tingkatankesucianyangtertinggiArahat.

3. Tugas-tugas yang dilakukan terhadapdunia(Lokattha – Cariyā). a. Tepat dua bulan setelahmencapai penerangan sempurna, SangBuddha membabarkan Dhamma untukpertama kalinya kepada lima orangpertapa di Taman Rusa Isipatana, padatahun588SM.Limaorangpertapa,bekastemanberjuangdalambertapamenyiksadiri di hutanUruvelamerupakan orang-orang yang paling berbahagia, karenamereka mempunyai kesempatanmendengarkan Dhamma untuk pertamakalinya. Mereka yang kemudian disebutPancaVaggiyaBhikkhu. b.PadamasavassaSangBuddhaGotama dengan abhiñña (tenagabathinya) mengajarkan Abhidhammakepada Y.A. Sariputta di hutan KayuCendana. c.Kesempatanyangtakterhitung,sewaktutiappagiharibeliaumemeriksadenganmatabathinnya,mencarimakhlukyangtelahcukupmasakbathinnyauntukmenerima ajaran pada hari itu, dansetelahmelihatmerekamasukdi dalamjaringmatabathinnya,beliaumelanjutkanperjalanan untuk memberikan Khotbahtanpa memperdulikan kesukaran danbahaya–bahaya yang dapat ditemuidalamperjalanan.

Itulah tiga tugas yang dilakukanoleh Sang Buddha (Buddha–Cariyā).Kita sebagai umat Buddha yangmengenal ajaran beliau, kita berusahauntuk meneladani Sang Buddha yangmempunyai tugas–tugas untuk dirisendiri, sanak keluarga, dan oranglain serta dunia. Sehingga kita dalamlingkungandimanapunberada,kitabisamempraktekkannya.

MajalahDhammadīpaĀrāma 9

Page 10: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Ilustratedby:AndreyHong

Kematian merupakan fenomena pasti bagi setiap makhluk. Kematian adalahsebuahkewajaran.Fenomenapastidanwajarinitelahmenjadisebuahmisteripolemiksepanjangsejarahmanusia.Berbagaipandanganmunculberkenaandengan kematian. Beberapa ajaran dan tradisi, serta kelompok-kelompok

tertentu, memandang tabu untuk membicarakan kematian. Akibatnya, kematianmenjadisebuahmisteriyangmenakutkanpadahampirsemuamanusia.

Ajaran Buddha berusaha membuka tabir kematian. Misteri kematian yangseringdianggaptabuuntukdibicarakan,dipandangsebagaikejadianyangwajardanalami.Melaluipemahamanyangbenar,kematianbukanlahsesuatuyangperluditakuti.

Oleh Sāmaṇera Santacitto

Sabbe tasanti daṇḍassa; Sabbe bhāyanti maccuno

“Semuamakhluktakutterhadaphukuman;semuamakhluktakutterhadapkematian” (Dhammapada, syair 129)

Makna Di Balik Kisah InspiratifSeorang Gadis Penenun(Hubungan Antara Spiritual dan Kematian)

10 EdisiWaisak2558BE

Cerita Buddhis

Page 11: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Lebih dari itu, pemahaman yang benarterhadap kematian terbukti membantuseseoranguntuklebihtermotivasidalampraktik Dhamma. Kisah-kisah inspiratifkematian yang tertuang dalam teks-teks Pāli kuno baik Tipitaka maupunAtthakathāmembantu seseorang untukmendapatkan pemahaman benarmengenai kematian. Salah satunyaadalah kisah seorang gadis penenunyang ditemukan dalam DhammapadaAtthakathā. Gadis Penenun: Praktisi Meditasi Perenungan Kematian

Dikisahkan, pada suatukesempatan, Sang Buddha berkunjungke KotaAlavi danmemberikan khotbahtentang kematian. Beliau mendorongpenduduk Alavi, “Praktikkan meditasiperenungan kematian. Katakan kepadadirimu,‘Tidakpastiadalahkehidupanku.Pasti adalah kematianku. Saya pastiakan mati. Kematian adalah akhirdari kehidupanku’. Mereka yang tidakmempraktikkan meditasi perenungankematianakangemetardantakutketikakematianmenjemput.Sepertiseseorang,tanpa memegang tongkat pemukul,berteriakketakutanketikamelihatseekorular, demikianlah, seseorang yang tidakmempraktikkan meditasi perenungankematian akan berteriak ketakutanketikakematianmenjemput.Olehkarenaitu, praktikkan meditasi perenungankematian!” Meskipun didorong dengankata-kata Dhamma demikian, di antarapendudukKotaAlaviyangmendengarkankhotbahitu,hanyaadasatuorangyangbegituterinspirasiuntukmempraktikkanmeditasi ini. Ia adalah seorang gadispenenun berumur enam belas tahun.Selamatigatahunsejakkhotbahtersebut

dibabarkan, ia mempraktikkan meditasidengan objek perenungan kematian inidenganrajindansungguh-sungguh. Suatu kali, Sang Buddhamelihatdengan mata dewa-Nya bahwa melaluiperenungan terhadap kematian yangdilatihnya, batin gadis ini telahmenjadimatang. Beliau meninggalkan Jetavanadan menuju Kota Alavi yang berjaraktigapuluhyojanauntukmenemuigadispenenunini.Ditengah-tengahpendudukKota Alavi yang sedang menunggupembabaran Dhamma-Nya, SangBuddhamemberikanempatpertanyaankepadagadispenenunyangbarudatangini. “Wahai Saudari, dari mana engkaudatang?” – “Saya tidak tahu, Bhante”,jawabsanggadis.“Kemanaengkauakanpergi?”–“Sayajugatidaktahu,Bhante.”“Apakah engkau tidak tahu?” – “Sayatahu,Bhante.”“Apakahengkautahu?”–“Sayatidaktahu,Bhante.”

Jawaban gadis penenunyang seakan tidak menghiraukanpertanyaan-pertanyaanSangBuddha ini

MajalahDhammadīpaĀrāma 11

Page 12: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

apakah saya tahu bahwa saya akanmati. Sungguh, tidak ada keraguanbagi saya bahwa saya pasti akanmati. Saya tahu bahwa kehidupankuberakhir pada kematian. Oleh sebabitu,sayamenjawabsayatahu.” “Selanjutnya, ketika Bhantememberikan pertanyaan terakhir,‘Apakah engkau tahu?’ sayamengetahui bahwa Bhante inginmengetahui apakah saya tahu kapansayaakanmati.Sungguh,Bhante,sayamengetahui bahwa saya pasti akanmati, tetapi kapan saya akan mati,entahmalam,entahsiang,entahpagiatau entahwaktu lain, saya sungguhtidaktahu.Karenanya,sayamenjawabsayatidaktahu.” Demikianlah, jawabandemi jawaban yang tidak terpikirsebelumnya diberikan sang gadispenenun. Sang Buddha puas denganjawaban-jawaban tersebut danmemberikan persetujuan, “Sadhu!”Beliaumemujigadispenenuntersebutdanmengucapkan syair yang saat initerdapat dalam Dhammapada syair174:“Dunia dikuasai oleh kegelapan; sungguh sedikit dapat melihat; Seperti halnya burung terbebas dari jaring, hanya sedikit orang pergi ke alam surga.” Di akhir khotbah, gadistersebutmemperolehmataDhamma,dan merealisasi keswucian pertama,sotāpanna(pemenangarus).

Menerima Fakta Kematian

Kejujuran yang terungkapdalam setiap jawaban oleh gadispenenun di atas merupakan faktayang tak dapat dipungkiri olehsetiap makhluk fana. Kematian

menimbulkankedongkolandankemarahanpendudukAlaviyanghadirsaatitu.Merekamengatakan bahwa ketika Sang Buddhabertanyakepadanyadarimanaiadatang,iaseharusnyamenjawabbahwaiadatangdarirumah, dan ketika ditanya ke mana akanpergiiaseharusnyamenjawabiaakanpergiketokonya. UntukmenenangkanpendudukAlaviyanghadir saat itu,SangBuddhamemintagadis penenun itu untuk menerangkanmengapa ia menjawab pertanyaan-pertanyaanBeliaudemikian.Gadistersebutmenjelaskanbahwamelaluikekuatanbatin-Nya, Sang Buddha sudah barang tentumengetahui bahwa ia datang dari rumahorangtuanyadanakanpergiketokotempatiabekerja.TidakadaalasanbagiSangBuddhauntukmenanyakantempattinggalnya.Olehkarena itu, pertanyaan-pertanyaan di atasmengacu kepada hal lain. Ia yakin bahwapertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitandenganmeditasiyangdilatihnyaselamatigatahunterakhir. Sembari merangkapkan keduatangannya di depan dada sebagai tandahormatkepadaSangBuddha,gadispenenuntersebut selanjutnya berkata, “KetikaBhante bertanya dari mana saya datang,sayamengetahuidenganbaikbahwamaknayang dimaksud adalah dari mana sayadatangketikasayadilahirkan.Sayasungguhtidak tahu dari mana saya datang ketikadilahirkan, sehingga saya menjawab sayatidaktahu.” “Ketika Bhante bertanya ke manasaya akan pergi, saya mengetahui denganbaik bahwa makna yang dimaksud adalahkemana saya akandilahirkan setelah sayamati.Sayasungguhtidaktahukemanasayaakandilahirkansetelahkematiansaya.Olehkarenaitu,sayamenjawabsayatidaktahu.” “Ketika Bhante melanjutkanpertanyaan, ‘Apakah engkau tidak tahu?’saya mengetahui bahwa Bhante bertanya

12 EdisiWaisak2558BE

Page 13: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

adalah realitas. Setiap makhlukpasti akan mengalami kematian.Alam semesta termasuk makhluk-makhluknyadicengkeramolehhukumketidakkekalan. Semua mengalamiperubahan. Apapun yang munculmengalami pertumbuhan, namunpadaakhirnyalenyap.AgamaBuddhamenyebut hukum ini dengan istilahanicca(ketidakkekalan). Hukumaniccameliputiapapuntermasukkehidupanmanusia.Sepertihalnya bunga mengalami prosesperubahan–kuncup,mekar,layudanakhirnyarontok–manusiamengawalikehidupandengankelahirandanterusberproses menjadi dewasa, tua danakhirnya mati. Bahkan, kematian itusendiridapatdatangsetiapsaat,tidakpeduliapakahseseorangmasihmudaatau sudah tua. Demikian kematianadalahfaktayangharusditerimaolehsemuaorang,semuamakhluk. Meskipun keberadaankematian diketahui dan tak dapatdielakkan oleh setiap manusia,pada umumnya, kita masih ditutupioleh kegelapan dan ketidakpastianterutama berkaitan denganpertanyaan-pertanyaan mendasar –dari mana kita datang dan ke manakitaakanpergisetelahkematian.Bagimerekayangpercayabahwakehidupanditentukanolehkekuatanluarseperti

Tuhan, mereka tentu berkesimpulanbahwa kelahiran berawal dari kekuatanluar ini, dan setelah kematian, semuanyajuga dikembalikan kepada kekuatan yangsama.Pandanganiniberbedadariapayangdipahamiolehgadispenenundiatas. Gadis penenun tersebut memilikikeyakinan yang kuat terhadap ajaranBuddha. Ia mengetahui bahwa kehidupansetiap makhluk telah terjadi berulang-ulang. Sebelum kehidupan sekarang,ada kehidupan sebelumnya, dan setelahkematian, setiap makhluk juga harusmelanjutkankehidupandialamselanjutnya.Meskipunmemahamikehidupanberprosesdemikian, gadis penenun jujur terhadapdirinya bahwa ia tidak tahu dari alammanaiadatang,dankealammanaiaakandilahirkan setelah kematian. Karena halitulah,iamenjawabsemuapertanyaanSangBuddhasesuaidenganpengalamannya.

Melihat Bahaya Alam Tumimbal Lahir

Kejujurandiriyangtelahditunjukkangadispenenunsepatutnyadijadikanteladanbagisetiaporangdalammelihatkehidupanini. Kejujuran terhadap fakta kehidupantermasukdidalamnya fenomenakematianmerupakan langkah awal perkembanganspiritual seseorang. Ketidakpastian akanfaktakehidupan–darialammanaiadatangdankealammanaiaakandilahirkansetelahkematian–memunculkansebuahdoronganspiritual (saṃvega) bagi gadis penenun diatas. Ketidakpastian terhadap kehidupanmendatang menimbulkan kecemasantersendiri. Sebagai seorang penganut ajaranSang Buddha sekaligus seorang praktisimeditasi dengan objek perenungankematian, gadis penenun tersebutmengetahui dengan jelas bahwa selamamasihberadadialamtumimballahir,iatidakdapat memastikan kehidupannya, apakah

Kematian adalah realitas. Setiap makhluk pasti akan

mengalami kematian. Alam semesta termasuk makhluk-makhluknya

dicengkeram oleh hukum ketidakkekalan.

MajalahDhammadīpaĀrāma 13

Page 14: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

ia dapat terus terlahir di alam bahagiaataukah tidak. Baginya, kemungkinanuntukterlahirdialammenderitabahkanalam neraka masih terbuka lebar.Perenunganterhadapkematiansemakinmembukabatinnyatentangbahayayangakanmunculselamamasihmengembaradialamtumimballahir(saṃsarabhāya). Melihat bahaya yang munculdalampengembaraandialamtumimballahirbukanlahsikappesimis.Pemaham-aninitimbulbukankarenaketakutanyangtak beralasan, namun tumbuh seiringdengan kebijaksanaan seseorang dalammelihat realitas kehidupan. Karena itu,pemahamanbijak ini justrumendorongseseorang untuk segera terbebas darialam tumimbal lahir. Menarik untukdicatat bahwa seorang bhikkhu bahkandiharapkanuntukterusmengembangkansikapini.KitabkomentarTheragāthāvol.I, hlm. 48 menjelaskan bahwa seorangbhikkhupantasdisebutdemikiankarenaia melihat bahaya alam tumimbal lahir(saṃsārabhāyassaikkhanato). Doronganuntuksegeraterbebasdarialamsaṃsāramelaluimelihatfaktakematian telah sering disebutkan olehSang Buddha dalam khotbah-khotbah-nya. Salah satunya ditemukan dalamUpanīya Sutta dari Saṃyuttanikāya.Dalam sutta ini, diceritakan ketikaseorang dewa mengatakan di hadapanSang Buddha bahwa seseoranghendaknyamelakukanbanyakperbuatanbajik setelah melihat bahaya kematian,

SangBuddha justrumenegaskanbahwaseseorang hendaknya berusaha untukterbebas dari perangkap dunia setelahmelihat bahaya kematian. Anjurantegas SangBuddha ini diberikan karenameskipun seseorang terlahir di alambahagia dengan perbuatan-perbuatanbajiknya, kebahagiaan demikian tidakkekal.Cepatataulambatseseorangyangtelah terlahir di alam bahagia itu harusmeninggalkan kebahagiaannya. DalampandanganagamaBuddha,terbebasdarisemua bentuk alam kehidupan adalahpembebasan yang sejati, pembebasandarisemuabentukpenderitaan(dukkha).

Melepaskan Kemelekatan melalui Perenungan Kematian Tujuan utama mempraktikkanajaran Buddha adalah untuk terbebasdari tumimbal lahir. Untuk mencapaitujuan ini, seseorang harusmelepaskansemua bentuk kemelekatan. Ibaratperekat, kemelekatan terhadap dunia,sekecil apapun itu, mengakibatkan

Tujuan utama mempraktikkan ajaran Buddha adalah untuk

terbebas dari tumimbal lahir

14 EdisiWaisak2558BE

Page 15: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

seseoranguntukterusterikatpadaalamsaṃsāra.Olehkarena itu,meninggalkansemua bentuk kemelekatan terhadapduniasangatdibutuhkan. Saṃvegaataudoronganspiritual,dalam hal ini, untuk terbebas daritumimbal lahir yang muncul melaluiperenungan kematian, membantuseseorang dalam upaya melepaskankemelekatan. Dorongan spiritual initerjadi pada gadis penenun yangdiceritakandiatas.Setelahmelihatfaktakematian, ia terdorong untuk terbebasdari dukkha karena pengembaraan di alam tumimbal lahir. Baginya, praktikmeditasi perenungan kematian tidakdimaksudkan supaya ia terlahir di alamsurga,tetapisupayaterbebasdarisemuabentukpenderitaan. Dengan kerap merenungkanbahwakematianakanterjadikapansajatanpamemandangusia,dandisaatyangsama kelahiran mendatang diketahuisungguh tidak pasti, ketidaktertarikkanatau kejenuhan (nibbida) terhadapdunia semakin berkembang pada orangdemikian.Alhasil,kemelekatanterhadapduniapunsemakinberkurang.Halyangsama dicatat di dalam Visuddhimagga,dikatakan dalam buku ini bahwa bagiseorang bhikkhu praktik meditasiperenungankematianyangdilakukanse-caratekun,selainsemakinmendongkraksemangatnya dalam praktik Dhamma,juga semakin menumbuhkan persepsiketidaktertarikanterhadapsemuabentukkehidupan. Seorang bhikkhu demikianmengalahkan kemelekatan terhadapdunia; semakin senang menghindari kejahatan;tidaksenangmengumpulkan,dantidakmemilikisifat iriberhubungandenganbenda-bendamateri. Disampingitu,dalambukuyangsama,dikatakanpersepsiketidakkekalan(anicca), ketidakpuasan (dukkha) dan

tanpa diri (anatta) berkembang dalambatinseorangbhikkhudemikian.Sebagaipuncakmanfaatdaripraktik ini,denganlenyapnya kemelekatan, seseorangmerealisasi pembebasan nibbāna(Visuddhimagga, 239). Manfaat yangsama telah dialami oleh gadis penenundalamceritadiatas.Praktikmeditasinyamembawa kepada berkurangnyakemelekatan dalam batinnya dengantercapainyaperealisasiansotāpanna.

Kesimpulan

Kematian, dalam perspektifagama Buddha, merupakan fenomenayang wajar, tidak perlu ditakuti, danbukanhal yang tabuuntuk dibicarakan.Fakta kematian justru harus dipahamisecara jelas dan mendalam sehinggamuncul penerimaan total terhadapkematian itu sendiri. Dengan demikian,kematian tidak lagi menjadi halyang menakutkan. Di samping itu,merenungkan fakta kematian secarakonstan dan bijak justru membantuseseorang dalam upayanya melepaskankemelekatan. Manfaat tertinggi yangdiperoleh dengan merenungkan faktakematian adalah lenyapnya semuabentuk kemelekatan, atau dengankata lain, terealisasinya pembebasansejati nibbāna. Demikianlah, fenomenakematian yang dilihat dari kacamataDhamma membantu perkembanganspiritual seseorang. Hubungan antaraspiritual dan fakta kematian telahdibuktikan oleh seorang gadis penenundalamceritadiatas.

MajalahDhammadīpaĀrāma 15

Page 16: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Dhamma

Pare ca na vijānaṇtiMayamettha yamāma se

Ye ca tattha vijānantiTato sammanti medhagā

“SebagianorangtidakmengetahuibahwaDalampertengkaranmerekadapatbinasa,

TetapimerekayangdapatmenyadariKebenaran ini akan segera mengakhirii

pertengkaran”

(Dhammapada Yamaka Vagga syair VI)

Manusia dilahirkan tidak untukmenyendiri, tidak untuk salingmenyakiti atau saling membencimelainkan untuk hidup saling

melengkapi,salingmenolongdanberdampingansepertinasidankari,artinyahidupdengandamai.Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkanorang lain.Mengapademikian?Karenamanusiatidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnyasendiri, baik sandang, pangan maupun papan.Kehidupanmanusiaakanhancurapabilamerekatidak memiliki rasa toleransi dengan manusialainnyaterutamabagimerekayangberbedalatarbelakang.Olehkarena itu, rasa toleransidengansesama manusia harus tumbuh dan hidup didalamhatisetiapmanusia. Upayayangdapatditempuhdalamrangkamenuju terciptanya kerukunan yaitu denganmeningkatkanmoral.SelainmenjagadiridenganSīla,kitadapatmengembangkankesempurnaan-kesempurnaan(Pārāmita).SangBuddhabersabdadalamDhammapada syair 6 “Merekatidak tahubahwa dalam pertikaian mereka akan hancurdan musnah, tetapi mereka yang melihat dan

menyadari hal ini damaidan tenang”. Sumber dariperpecahan juga dijelaskandalam Dhammapada syair 5“Di dunia ini kebencian tidakpernah berakhir jika dibalasdengan membenci, tetapikebencian akan berakhir jikadibalas dengan cinta kasih”.Dari kutipan itu dengan jelasdiungkapkan bagaimana akibatdari pikiran yang jahat bagiumat manusia. Oleh karenaitu, diperlukan kedewasaanberpikir,berkatadanbertindak.Dasarnya yaitu Hiri (perasaanmalu untuk berbuat jahat danOttapa (rasa takut akan akibatperbuatan jahat). Dua dasartersebut adalah LokapalaDhamma atau Dhammapelindung dunia. Sehubungandengan hal itu, kita hendaknyaselalu menjadikan ajaran-ajaran Sang Buddha sebagai

Oleh Aṭṭhasīlani Dhitasirini

Indahnya Sebuah Kerukunan

16 EdisiWaisak2558BE

Page 17: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

pedoman dalam menjalankankehidupan ini. Kita ketahuibahwa kita hidup ditengahmasyarakat yang berbedadan seringkali perbedaan itumenimbulkan pertentangan.Pertentangan akan menimbul-kan ketidakrukunanbaikdalamkeluarga, masyarakat, bangsadan Negara. Selama kitamenuntutoranglainsepertiapayang kita inginkan selama itupula kita tidak bisa merasakankerukunan, terutama rukunterhadap diri kita sendiri danjugaakantimbulmasalahdalamdiri kita sendiri. Selama kitamenginginkanseekorkudabisaberkokok seperti ayam, selamaitu pula kita akan menderita.Kita tidak bisa merubah sifatoranglain,tetapiyangperlukitarubah adalah diri kita sendiri.Kita sendirilah yang harusberadaptasi dengan orang lain.Olehkarenaitu,didalamproseskehidupan manusia diperlukanpemahaman bagaimana carahidup rukun dengan sesama manusia. Dalam SārāṇīyadhammaSutta,SangBuddhamenjelaskantentang enam hal yangmembuat saling dikenang,salingdicintai,salingdihormati;

menunjang untuk saling ditolong,untuk ketiada-cekcokan, kerukunandankesatuan.Hal initidakhanyaberlakupadaseorangPabbajitasaja,tetapijugauntukparaperumahtangga:

Memiliki perbuatan yang disertai dengan cinta kasih Jikakitamemilikiperbuatanyangdisertaidenganperasaancintakasihdandenganhatiyangtulus,ketikasudahtidaktinggalbersama,makaapayangtelahkitalakukanituakandiingat,bahwadiatelahmembantusayaketikamengalamikesulitan.Ketikamengingatjasakebajikanmereka,apayangkita lakukan? jikakitatidaktinggalbersama,Halyangpalingmudahdilakukanadalahmendoakansemogajasakebajikanyangtelahmerekalakukanberbuahkebahagiaandansemogamerekaselaludalam keadaan sehat, ini merupakan sesuatuyang paling mudah untuk dilakukan. Seseorangdikenang bukan karena kekayaan, pangkat atauhartayangdimilikinyatetapi jasakebajikanyangdialakukandalamlembaransejarahhidupnya.

Memiliki ucapan yang disertai dengan cinta kasih

Tidak satupun orang yang senangmendengar kata-kata kasar, karena itu akanmenjadipenyakityangsulitdisembuhkan.Berbedadengankata-katayanghalusdandiucapkandenganraut muka yang cerah ceria maka orang yangmendengarnyaakanmerasasenang.Apabilainginmengucapkansebuahkatamakakitaharusberhati-hati, apakah ucapan itu benar dan bermanfaat?jika tidak, jangan sampai diucapkan. Jika

MajalahDhammadīpaĀrāma 17

Page 18: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

mengingatkankitabahwaperbuatan itutidakbenardanjangandilakukan.Ketikadiajak untukmelakukan perbuatan baikmaka kita mendukungnya dan memilikikeyakinanterhadaphukumKamma.

Memiliki kesamaan dalam pemegangan pandangan benar (sammādiṭṭhi) Kita akan dikenang apabila kitamemilikipandanganbahwaapayangkitalakukaniniadalahperbuatanyangbenar,dan akanmembawa kemajuan bagi dirisendiri maupun orang atau makhluklain. Konsep kerukunan yang diajarkanoleh Sang Buddha tidak hanya konsepteoritis saja namun harus diimbangidengan praktik nyata. Oleh karena itu,seseorangharusmelakukanupayauntukmewujudkan kerukunan. Sebelum kitamenghendaki perdamaianbersama,dirikitasendiriharusdamaiterlebihdahulu.Berikutnya kita ciptakan kerukunandalamkeluarga,tetanggaterdekat,ruanglingkup kerja, kelompok atau golongankita, kelompok lintas golongan, barupada kelompok yang lebih besar lagiyaitu dalam berbangsa dan bernegara.Sebagai umat Buddha yang telahmemahami Dhamma dengan benar,sudah sewajarnya jika kitahiduppenuhkerukunan dengan orang lain supayaterciptakeutuhandidalammasyarakat.

Referensi:-http://cerpengio.blogspot.com/2013/01/kerukunan-umat-beragama.html-http://www.harianjogja.com/baca/2011/02/09/kerukunan-dalam-agama-buddha-149252-Maxwell,JohnC.2003.The17essentialqualitiesofateamplayer.BatamCentre:Interaksa.-Chodron,VenThubten.2006.Sahabatsejati.Tanpakotaterbit:DianDharma.PhraRajavaracariya.2013.-Dhammapada.Tanpakota.BahussutaSociety-http://www.dhammacakka.org

adakata-katayanglebihhalusmengapamengucapkan kata-kata yang kasar.Janganlah melakukan sesuatu yangmenyakitkanpadaorang lain, jikaoranglainitutidakinginmelakukannyapadakita.

Memiliki pikiran yang disertai dengan cinta kasih Jika kita tidak ingin orang lainberpikir jelek tentang kita, maka kitaharus belajar untuk tidak memikirkantentangkejelekanoranglain.Orangakanmemperlakukan kita sebagaimana kitamemperlakukan mereka. Orang akanmelakukanhalyangbaikjikakitaberbuatbaik.Inisudahmenjadihukumalam,jikaorang menanam mangga maka nantibuahnya sudah tentu buah mangga,tidak mungkin akan berbuah pisang.

Berbagi catupaccaya yang diterima Bagi kehidupan seorang Samanaketikamendapatkan4kebutuhanpokokdariumatmakaiaakanmembagikannyakepada temannya, Itulah yang akanmembuatkitadikenang.Bagaimanabagiumat awam? Disini dapat kita katakan,ketika kita memiliki rezeki maka kitasudah sewajarnya sebagai makhluksosialuntukberbagikebahagiandenganorang lain, walaupun hanya sesuapnasi tapi jika kita memberikannyadengan setulus hati, maka itu akanbermanfaat bagi orang lain dan jugaakanmebawamanfaatbagidiri sendiri.

Memiliki kesamaan dalam pelaksanaan Sīla Hal yang tidak kalah pentingnyaadalah memiliki Sīla yang seimbang,sebagai contoh ketika didalam situasiyang sempit kita kepepet saat itu pulaada kesempatan untuk melakukanperbuatan salah dan teman kita

18 EdisiWaisak2558BE

Page 19: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

MENYIKAPI PATAH HATI MELALUI PEMAHAMAN DHAMMA

Oleh Aryanto Firnadi, M.A (B.Dh.)

Pernahkah andamengalami patahhati dan bagaimanakah reaksianda ketika anda sedang patahhati? Tentu hal ini bukanlah hal

yang asing karena setiap orang pernahmengalami patah hati. Terdapat banyakhal yangmemicu timbulnya patah hati.Faktorpenyebabnyatentusajaberbeda-beda antara orang yang satu denganyang lain. Sebagian orang mengatakanpatah hati berhubungan denganperasaan sakit yang dialami secaramental maupun fisik. Umumnya terjadiketika seseorang sedang berada padapengaruhcintabiasayangtidakberjalansesuaiharapan.SepertiyangdikutipdariNaomiEisenberger,Ph.DdariUniversityof California mengatakan “ketika putushubungan dengan seseorang, otak sulitmengatasinyasendirian.Akibatnya,otakakanmengirimkansinyal-sinyalketubuhuntuk memberitahu bahwa yang Andaalamisaatituadalahrasasakit.”

Secara medis patah hati dapatdikategorikan sebagai gangguan tidakmenular dan tidak menyebabkankematian. Namun patah hati seringdikaitkan dengan terjadinya tindakkekerasanbaikpadadirisendiriataupunorang lain. Putus cinta memang beratuntuk dihadapi, terutama jika andaadalahpihakyangdiputuskan.Patahhatiumumnyaditandaijugadenganrasasakitpada jantung. Seolah-olah seperti adabebanberatyangmenekandadahinggake jantung. Ternyata sensasi yang Andarasakanakibatpatahhatiiniadaalasan-nyadantidakselaluberhubungandengankondisimental.Tetapiadahormondalamtubuhyangberperanmenimbulkanrasasakit tersebut. Apabila perasaan sakittersebuttidakdisikapisecarabenarataumelalui pemahaman Dhamma, makakemungkinanbesarakanmemicukondisiyangmemprihatinkandimanaseseorangakan mengalami depresi dan akhirnyamelakukan hal-hal yang bersifat agresifterhadapdirisendiriataupunoranglain.Sebagai dampak secara klimaks, patahhatijugadapatmenyebabkanterjadinyakematian pada individu atau kelompokyang bersangkutan. Oleh karena itu,menyikapi patah hati melalui Dhammaadalahsangatpenting.DalamkanonPalipadanankatayangmenunjukkanmaknayang sama adalah upayasa, dimanaSang Buddha menyebutkan bahwa

MajalahDhammadīpaĀrāma 19

Abhidhamma

Page 20: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

kondisisemacamituadalahpenderitaan(dukkha).Dalamsabdayangpertamakalidibabarkanoleh SangBuddha “berpisahdengan yang kita cintai atau berkumpuldenganorang-orangyangdibenciadalahpenderitaan.” Namun patah hati tidakhanya terkait dengan cinta dan bencibahkan Sang Buddha juga menegaskanbahwa“tidaktercapaiapayangdiinginkanadalah penderitaan”, (Dīgha Nikāya).Penderitaandalamhaliniidentikdenganperasaan yang dialami ketika seseorangsedangpatahhati.

Dariuraiandiatasdapatkitaketa-huibahwapatahhatiadalahpenderitaanyang menimbulkan perasaan (vedanā).Dalamhal ini perasaan dikategorikan kedalam berbagai jenis yaitu perasaan se-nang(somanassa-vedanā),perasaantidaksenang (domanassa-vedanā), perasaanbahagia secara fisik (sukha-vedanā),perasaan sakit secara fisik (dukkha-

vedanā) dan perasaan netral (upekkha-vedanā), (Abhidhammatthasangaha).Patah hati pada umum menimbulkanperasaantidaksenangataupunperasaansakit secarafisik. Jikaditinjaudari sudutpandang Abhidhamma maka perasaan(vedanā) merupakan faktor batin yangselalu muncul secara simultan dengankesadaran. Semua persaan sakit yangdialami ketika seseorang sedang patahhatiadalahakibatdarikontakyangterjadiselama seseorang menjalani hubungansosial.Seringkalikitaberanggapanbahwaapayangkita cintaitidakakanberubah.Namunpadakenyataannyasegalasesuatuadalahtidakkekal(anicca)sehinggaakanmembawa kita pada perasaan kecawa.Oleh karena itu, kelekatan terhadapapapun yang kita cintai pada akhirnyaakanmenimbulkanpatahhati.Cintabiasayang disertai dengan nafsu keinginansesungguhnya adalah menakutkan.SebagaimanayangditegaskanolehSangBuddha di dalam Dhammapada “dariyangdicintaitimbulkesedihan,dariyangdicintaitimbulketakutan.”

Perasaan sakit yang dialamiketika sedang patah hati dapat diredammelalui pemahaman serta latihan untukmenenangkanbatin.Segalayangdimilikidandicintai akanmengalami perubahanserta terpisahdari hidupkita. Tidakadacinta yang dapat dipertahankan karenapada akhirnya akan membawa padakesedihan dan ratap tangis. Hanya cintakasih yang tulus tanpa disertai nafsukeinginan(tanha)yangtidakmenimbulkanpatah hati. Selebihnya seseorang harusmemilikipemahamanyangbenardalammelihat kehidupan diri sendiri ataupunorang lain. Karena pada umumnyabanyak di antara kita sangat melekatsehingga memiliki persepsi bahwa

20 EdisiWaisak2558BE

Page 21: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

pañcakkhandhā atau lima kelompokkehidupan yang terdiri dari batin danjasmaniadalahindah(subhasañña).Padakenyataannya limakelompokkehidupanhanyalah proses dari perpaduan antarafenomena batin dan jasmani yaitumateri, perasaan, pencerapan, faktor-faktor batin dan kesadaran. Tidak adayang indah dari unsur-unsur tersebut,semuanya mengalami perubahan danmenimbulkan kekecewaan sehinggatidak pantas dianggap sebagai milikataupun untuk dilekati. Latihan untukmenenangkanbatinketikasedangpatahhatidapatdilakukandenganbermeditasidenganmenggunakanobjekpernapasan(ānāpānassati) yaitu konsenterasipada keluar dan masuknya napas.Ᾱnāpānassati dapat dikembangkandengan mudah dan dapat dilakukandimanasajadankapansaja,baikketikasedangduduk,berdiri,berjalanataupunberbaring.Karenanafasadasetiapsaat,dan paling diutamakan adalah fokuspada nafas tersebut. Selain itu jugadapat dilakukan dengan menggunakanobjek yang menjijikkan (asubha) danperenunganterhadapa32bagiantubuhyang menjijikkan (kāyāgatasati) sepertirambutkepala,rambutdisekujurtubuh,kuku,gigi,kulit,daging,urat,tulangdanlain-lain.

Dalam Dhammapada Atthakathaterdapat sebuah kisah tentang seorangpemuda bernama Anitthigandha yangtinggal di Savatthi. Dia akan menikahdenganseorangwanitamudayangcantikdari kota Sagala, dari negara Maddas.PengantinwanitadatangdarikotanyakeSavatthi, dia jatuh sakit dan meninggalduniadalamperjalanan.Ketikapengantinpriamendengarkabartentangkematianpengantinwanitanya,diamenjadiputus

asa. Dalam keadaan ini, Sang Buddhamengetahui bahwa waktunya sudahmatangbagipemudaituuntukmencapaitingkat kesucian sotapatti,SangBuddhamenuju ke rumah pemuda tersebut.Orang tua pemuda itu memberi dānamakanan kepada Sang Buddha. Setelahbersantap, Sang Buddha memintaorang tua pemuda itu untukmembawaanaknya menghadap Sang Buddha.Ketika pemuda itu tiba, Sang Buddhabertanyamengapa dia sedih dan putusasa, pemuda itu menjelaskan seluruhkejadian tragis kematian pengantinwanitanya. Kemudian Sang Buddhaberkata kepadanya, “O Anitthigandha!Dari nafsu timbul kesedihan, dari nafsutimbulketakutan;bagiorangyangtelahbebas dari nafsu, tiada lagi kesedihanmaupun ketakutan.” KemudianAnitthigandhamencapaitingkatkesuciansotapatti setelah mendengar khotbahDhammadarisangBuddha.

MajalahDhammadīpaĀrāma 21

Page 22: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Hidup Bahagia Sebagai Perumah Tangga

Cattārome, dhammā kulaputtassa diṭṭhadhammahitāya saṁvattanti

diṭṭhadhammasukhāya. Katame cattāro?

Uṭṭhānasampadā, ārakkhasampadā, kalyāṇamittatā, samajīvitā.

“Empatkondisi,untukkesejahteraanrumahtanggadankebahagiaandalamkehidupanini.

Apakahyangempatitu?Rajindansemangat,Penuhhati-hati,Persahabatanyangbaik

danKehidupanyangseimbang”.(Vyagghapajja Sutta-Aṅguttara Nikāya)

Oleh Bhikkhu Indadharo

Umum

22 EdisiWaisak2558BE

Page 23: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Kebahagiaan adalah kata umumyang sering kali kita dengar.Hampir semua orangmenghara-pkan hidupnya bahagia, baik di

kehidupan sekarang maupun di dunia selanjutnya,walaupun pengertianmen-genai kebahagiaan itu sendiri dan caramencapainyaberbeda-beda.Untukmen-capaikebahagiaantentunyatidakcukuphanyadenganberdoa,tetapidiperlukanadanya usaha untuk mengkondisikanmunculnyakebahagiaanitu. Banyakorangyangmasihmemi-likipengertiansalahmengatakanbahwa,Agama Buddha hanya menaruh perha-tian kepada cita-cita yang luhur, moraltinggi, dan pikiran yang mengandungfilsafattinggisaja,denganmengabaikankebahagiaan atau kesejahteraan ke-hidupanduniawidariumatmanusia.Pa-dahal,SangBuddhadidalamajaran-Nya,jugamenaruhperhatianbesarterhadapkesejahteraan kehidupan duniawi dariumatmanusia,yangmerupakankebaha-giaan yangmasihberkondisi.Walaupunkesejahteraankehidupanduniawibukan-lah tujuan akhir dalam Agama Buddha,tetapihalitubisajugamerupakansalahsatukondisi(sarana/syarat)untukterca-painyatujuanyanglebihtinggidanluhuryangmerupakankebahagiaanyangtidakberkondisi,yaituterealisasinyaNibbāna. SangBuddhatidak pernahmen-gatakan bahwa kesuksesan dalam ke-hidupan duniawi adalah suatu pen-ghalang bagi tercapainya kebahagiaanakhir yangmengatasi keduniawian. Ses-ungguhnyayangmenghalangiperealisa-sianNibbānabukanlah kesuksesan ataukesejahteraankehidupanduniawi terse-but, tetapi kehausan dan keterikatanbatinkepadanyaitulahyangmerupakanhalanganuntukterealisasinyaNibbāna.

DalamVyagghapajjaSutta-Aṅgut-tara Nikāya, seorang upāsaka bernamaDighajanudarisukuKoliya,datangmeng-hadap Sang Buddha. Setelah memberihormat lalu bertanya “sebagai upāsakayangmasihmenyenangikehidupandun-iawi,hidupberkeluarga,mempunyaiistridan anak. Kepada mereka yang sepertikamiini,Bhanteajarkanlahsuatuajaran(Dhamma)yangbergunauntukmemper-olehkebahagiaandikehidupansekarangini”.MenjawabpertanyaantersebutSangBuddhakemudianmenunjukancaraun-tukdapatmemperolehkebahagiandun-iawi dalam kehidupan sekarang ini yai-tu dengan menjalankan empat macamDitthadhammikatthapayojana (hal-halyangbergunapadasaatsekarang)yaitu:

1. Uṭṭhānasampadā (rajin dan semangat di dalam bekerja mencari nafkah)

Rajin adalah sebuah ketekunandan keuletan serta mau bekerja kerassesuai dengan keahlian yang dimiliki.Mereka yang rajin adalah mereka yangtidak menunda-nunda pekerjaan, tidakbanyak membuat alasan seperti masihterlalupagi,terlalupanas,terlaludingin,masih ngantuk dan berbagai macamalasan lainnya. Jika seseorang rajin danmemiliki semangat juang yang tinggidalambekerjatentukebutuhanhidupnyaakan terpenuhi dan secara otomatisini menciptakan kebahagiaan saat ini,

Mereka yang rajin adalah mereka yang tidak

menunda-nunda pekerjaan dan tidak banyak membuat

alasan

MajalahDhammadīpaĀrāma 23

Page 24: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

karenamemilikihartakekayaan.

2. Ᾱrakkhasampadā (menjaga dengan hati-hati kekayaan yang telah diperoleh)

Setelah berhasil memperolehkebahagiaan (memiliki harta kekayaan),tentunya kita berusaha untukmempertahankan kebahagiaan itudengancaraselalumenjagadanmerawatapayangdimiliki.Karenahartakekayaanyang dimiliki dapat hilang dan lenyap.Entahhilangkarenadicuri,dirampokataukarenahal-hallainyangdisebabkanolehkelalaian dan ketidakwaspadaan dalammenjaga harta tersebut. Sehingga perluadanya kewaspadaan untuk menjagamateriyangdimiliki.Tidaksembaranganmenyimpan atau meletakkan barangberharga yang di miliki. Dengandemikianmateriyangdimilikiakandapatdimanfaatkandalam jangkawaktu yanglebih lama. Paling tidak dengan selaluwaspada menjaga apa yang kita miliki,tidakmengundangniatburukdarioranglain untuk mengambilnya. Semua yangkita miliki di dunia ini pada dasarnyatidak kekal, mengalami perubahan dan

suatu saat akan kita tinggalkan. Karenahartakekayaanataumateriyangdimiliki,sesungguhnya hanya hak pakai bukanhak milik. Harta kekayaan hanya bisadimanfaatkan di dunia ini saja tidakbisadibawamati.Namun,bukanberartikita tidak merawat dan menjaga hartabendayangdimiliki.Justrudenganselalumenjaga apa yang sudah dimiliki akanmenunjangkebahagiaandiduniaini.

3. Kalyānamittatā (memiliki teman-teman baik)

Setelah dapat menjaga danmerawat apa yang dimiliki, kitahendaknya juga berteman dengansahabatyangbaik(kalyānamittā).Karenaberteman dengan orang yang baikakan membawa dampak yang positifbagi kita. Kita akan terbiasa untuk ikutmelakukanhal-halbaikyangdialakukan.Sepertidaunyangdipakaimembungkuskayu cendana akan ikut berbau wangi,demikian pula pergaulan dengan orangbaikakanmembawadampakyangpositifbagikita.Berbedajikabertemandenganorang yangtidak baik,misalnya dengan

24 EdisiWaisak2558BE

Page 25: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

orang yang boros. Kita akan cenderungikutborosdanakibatnyahartakekayaanyang dengan susah payah didapatkanakanhabisdenganpercuma.Karenaadajuga jenis temanyanghanyamengincarharta kekayaan yang telah kita dapat-kan. Selain itu, apabila bergaul denganorang yang jahat akan mengakibatkannamabaikkitatercemar.Sepertirumputalang-alang yang dipakai membungkusikanbusukmakaikutberbaubusuk,de-mikian pula pergaulan dengan orangdungu akan menimbulkan ketercelaanatau repotasi yang buruk. Oleh karenaitu, kita harus lebih selektif dalam ber-gaul danbertemandengan teman yangbaik bukan teman yang palsu. Namun,bagiorangyangsudahmajubatinnya,takadasalahnyaberadadiantaraorangyangkurangbaikdengantujuanuntukdapatmembimbingmerekakearahjalanyangbenar. Ia boleh bergaul dengan orangdungu bila sudah yakin pengaruh-Nyayangbaikakanmengalirkepadamereka,bukansebalik-nyayaitupengaruhmere-kayangburukakanmengalirkepadadi-ri-Nya.

4. Samajīvitā (Menempuh cara hidup yang sesuai dan seimbang).

Seseorang yang hidupnya borosakansulituntukhidupsejahtera.Apapunpenghasilan yang di dapatkan akancepat habis. Bahkan tidak menutupkemungkinan akan banyak hutangkarena hidupnya yang boros. Selainitu, cara hidup boros ini juga dapatmemicu masalah dalam rumah tanggayang disebabkan pengeluarannya lebihbesar dari pada pengahasilan yangdidapatkan.Makaadaistilahmasyarakatyangmenggambarkanhidupborosyaitu“besarpasakdaripadatiang”.Selaintidak

boroshendaknya jugatidak kikir. Sebabseseorang yang hemat namun kikir,hanyaakanmenambahkemelekatandankeserakahan dalam dirinya. Karena itu,salahsatucarauntukmengikiskekikiranadalah dengan ber-dāna. Tindakan ber-dāna selain dapat mengikis kekikirandan ketamakan, juga secara otomatismenambahjasakebajikan.Selaluberbagiapayangkitamilikikepadaorang,berartikita memanfaatkan materi yang kitamilikidenganbijaksana.

Keempathaltersebutmerupakanpersyaratan (kondisi) yang dapatmenghasilkan kebahagiaan dalamkehidupan duniawi sekarang ini. Darisemua uraian di atas, bisa kita ketahuibahwaSangBuddhajugamemperhatikankesejahteraandalamkehidupanduniawi.Beliau jugatidakmemandangkemajuanduniawi sebagai sesuatu yang benar,kalau hal tersebut hanya didasarkanpada kemajuan materi semata danmengabaikan dasar-dasar moral danspiritual. Meskipun menganjurkankemajuan material dalam rangkakesejahteraandalamkehidupanduniawi,Sang Buddha juga selalu menekankanpentingnya perkembangan watak,moral,danspiritualuntukmenghasilkansuatu masyarakat yang bahagia, aman,dan sejahtera secara lahir maupunbatin; dalam rangka tercapainya tujuanakhir, yaitu terbebas dari dukkha atauterealisasinyaNibbāna.

Sumber:DhammaVibhāgaPengolonganDhamma,VidyasenaViharaVidyaloka,Yogyakarta.http://suttacentral.net

MajalahDhammadīpaĀrāma 25

Page 26: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Ilustratedby:SheilenWei

PamādamanuyuñjantiBālā dummedhino janāAppamādañca medhāvīDhanaṁ seṭṭhaṁ ’va rakkhati

“Orangdunguyangtidakmenyadarihal-halyangsesungguhnyaberhargaTerhanyutmengikutinafsunyadalamkelengahan.Sebaliknyaorang-orangbijaksanamemeliharakewaspadaannya,Sepertimenjagahartayangsangatberharga”

(Dhammapada BAB II Syair 26)

Oleh Sāmaṇera Silayatano

Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali kita mendengar dan merasakansendiri. Banyak orang yang tidak mengerti tentang makna dari kekayaanitu sendiri.Orangberjuangdanberusahamendapatkan kekayaan denganhasil yang banyak, namun jika seseorang dapatmelihat dengan kacamata

Dhamma, kekayaan yang berbentukmateri tidak selamanya dapat dimiliki. Semuakekayaan akan mengalami perubahan (Anicca), tetapi kita sangat sulit untukmenjadi sadar akan perubahan itu sehinggamembawa penderitaan (Dukkha) danratap tangis yang luar biasa, jika tidak memahami Dhamma secara benar. Padadasarnya, semua itu adalah hal yang tidak kekal, tidak mempunyai inti (Anatta).Banyak unsur yang menjadikan materi itu bersatu dan terbentuk menjadi bentukkekayaan materi yang terlihat oleh mata, dan digunakan untuk hidup sehari-hari.

Kekayaan Bukan Hanya Materi

Umum

Page 27: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Segala bentuk dari materihanya sebagai sarana untukbertahan hidup, dan memberikankekuatan pada tubuh. Namunpada umumnya,Orangtidak puasdengankekayaanyangdimilikinya.Sehinggamencarikekayaandengancara yang salah, yang pentingmendapat uang banyak dan bisabersenang-senang. Entah itudengan cara merampok, mencuri,membohongi saudara sendiri,ataupun lainnya. Namun kembalilagi padaDhamma, itutidak akanmemuaskan, tidak akan cepatkenyang, dan tidak akan berhentiberusahadengancaraapapun. Memang benar hidup itutidak akan ada artinya jika tidakmemiliki kekayaan atau sandang,pangan, dan papan. Tetapi kitaharus mengetahui dengan benarapa fungsi kekayaan itu untukkita? Sehinggadapatmencari danmemiliki kekayaan yang sesuaidengan Dhamma. kemudianKita akan tahu ini yang namanyaDhamma dan ini yang BukanDhamma (Adhamma). Akhirnya,hidup akan lebih bermaknasesuai dengan Dhamma yangdipraktekkan. Sang Buddhamengatakan bahwa “kekayaanitu bukan hanya yang berbentukmaterisaja,namunadajugakekaya-an yang dapat dimiliki oleh umatawamyangberupabukanmateri”.Nah,iniberbedadarikekayaanyangbiasanyakitacari-cari,kitatunggu-tunggu, dan yang kita nanti-nanti.Kekayaan iniyangakanmembawa

kebahagiaandalamkehidupankitasendiridankebahagiaan banyak makhluk. Para upasākadan upasīkā hendaknya mengembangkan,menjagasertaberusahamemilikikekayaaninidengancarasebagaiberikut:

a. Mempunyai keyakinan (saddhā) kepadaAjaran mulia Buddha, yang telah diajarkankepada kita semua. Sehingga kita tidak ragu-ragu lagi dalam dhammaNya. Walaupunpada kenyataanya tidaklah mudah untukkita kembangkan, Mari kita semua menjadiumatBuddhayangbukan hanyamengetahuitetapipraktekdengan rasayakindanmantapterhadap Dhamma, tidak ragu lagi terhadapSang Jalan yang telah sempurna di babarkanolehGuruAgungkita.

b. Memiliki kesempurnaan sīla yang menjadilandasan kemoralan hidup. Tanpa sīla yangdijalani dengan baik maka akan sangat sulitmemperoleh kekayaan itu. Dalam kehidupansehari-hariaturankemoralanitusendirimasihsaja sulit untuk dijalankan dengan sungguh-sungguh,entahitulimasīla,delapansīlaatausepuluh sīla dan sebagainya. Pelanggaran itubisa dilakukan secara sadar atau tidak sadar.Inilah kecendrungan kita selalumembiasakanhalburukyangtidaksesuaimenjadisuatuhalyangbiasa.

c. Ia yang tidak terpengaruh oleh hal yangbelumpasti,seperti“firasatatautanda-tandalainnya”, tetapi Ia hendaknya lebih percaya

pada umumnya orang tidak puas dengan kekayaan yang dimilikinya, sehingga mencari kekayaan dengan cara yang

salah

MajalahDhammadīpaĀrāma 27

Page 28: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

terhadap(Kamma)sebagaibuahdariapayang Ia tanamatau lakukan.Akan lebihbaikjikaorangtidakterlalupercayadantidak terpengaruh oleh hal yang belumpasti. “Inilah itulah, katanya beginilah,rasanya begitulah, akan beginilah”,tidak menjadi masalah yang rumitjika seseorang tidak terpengaruh olehsemacamitu.Iapunakanmenjadilebihpercaya diri dengan tujuan yang positifdan mampu memupuk rasa percayaterhadapdhamma.

d. Ia tidakmencari orang “yang pantasuntuk diberi” (dakkhiṇeyya), tetapiIa akan memberi kepada merekayang sedang membutuhkan bantuan.Selalu memberi tanpa harus memilihorangnya dan tidak membeda-bedakanakan status. Jika ada waktu, ada dana,ada kesempatan, mengapa tidakmemanfaatkan dengan baik. Karenatujuan kita adalah membantu danmemberi dengan kerelaan, yang akanmemberikan banyak manfaat bagi dirisendiridanorangyangditolong.

e.Iayangmemilikisīla(moral)atausiapasaja yang dermawan, suka menolongdan memberi dana kebutuhan paraBhikkhu ataupun umat lain. Yang harusdiperhatikanadalahpengertianterhadapdhammayangsesuai.Sehinggapadasaatberbuatbaikuntukoranglain,menabungkebajikan, menabung kekayaan untukhidup yang selanjutnya dan untuk saatinijuga.JangansampaimengeluhkarenaterlambatmengertiDhamma.

Inilah lima cara yang dapatdilakukan dan dipraktekkan dengansungguh-sungguh, tekun, rajin dansemangat. Kekayaan ini yang dapatdi kembangkan para Upasāka danUpasīkādi kehidupansekarangmaupundi kehidupan yang akan datang. Jikalatihan kita belum sempurna, tetapimau berusaha mengubah cara berpikirdanperbuatankita.Kitapastiakanbisamembuat hidup ini lebih berarti danmenjadi orang yang memiliki kekayaanyang lebih berarti. Kekayaan ini bukankekayaan yang bersifat Materi, namunkekayaan ini yang akan membawakebahagiaanuntukmerekayangmaudanberusahamengembangkanlimacaraini.MarikitabuktikandenganupayamenjadiorangyangberhasildalamDhamma.

Selalu memberi tanpa harus memilih orangnya dan tidak membeda-bedakan akan status

Referensi :Prince Vajirananavarorasa. Dhamma Vibhāga kelompok lima-pañcaka (A.III.206).Yogyakarta.VidyāsenaVihāraVidyāloka.

28 EdisiWaisak2558BE

Page 29: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Memotivasi Diri Untuk Maju dan Terus Berkreasi dalam

Buddha Dhamma

Dalamhidup ini seseorang seringdihadapkanoleh sebuahdilema,disatusisiinginmelakukankebaikantetapidisisilaindihadapkanolehkenyataanyangterkadangmembuatengganuntukmeneruskankebaikanitu.Guru-guru spiritual selalu mengarahkan untuk melaksanakan pengembangan

batin, melakukan kebajikan, menjaga moral dan melakukan Bhāvanā (meditasi).Namun terasa sulit sekali untukmengarah pada hal-hal tersebut ketika seseorangdihadapkandengankehidupanyangcenderungpenuhdengantantangan.Semangatuntukmenghadapi kehidupantidakpernah stabil, bahkan terkadang keputusasaanitumunculdidalamdiri.Seseorangmemahamibahwayangdilakukaninisalah,tetapiuntukbangkitdaripuing-puingkehancuranitusungguhterasasulitsekali. Terkadang seseorang sering dihadapkan dengan situasi yang tidak

“Jadikanlahharimuproduktif,apakahsedikitataukahbanyak.

Karenasetiapsiangdanmalamyangberlalu,kehidupanmuberkurangsebanyakitu”.

(Theragāthā, 451)

Oleh Sāmaṇera Indajayo

menguntungkanseperti,kegagalan,namajelek,menjadikambinghitam, dan rasa sakit. Akan tetapi, suatu saat ia akan beradapadasuasanayangenak,disambutdenganhatiyangberbunga.Bukannya memahami kondisi duniawi sebagaimana adanya,tetapi orang cenderungmembesarkan kesulitanmereka. Inimirip dengan ungkapan “membangun gunung dari sarangtikus”, Ketika kehilangan benda atau orang yang dicintai,orangtakpernahakanmerasagembiralagi.seseorangjugaharus mengerti bahwa selalu ada cara untuk melepaskandiridarikesulitandidalamhidupini.Tidakadayangdikutuk

Umum

Page 30: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

untukmenderita seumur hidup, kecualiiasendiriyangmenghendakinya.

Motivasi Motivasi sangat penting sebagaiantisipasi menghadapi problemkehidupan. Cobalah memotivasi diriuntuk selalu ingat kepada Dhammasaat menghadapi hidup yang kurangbersemangat. Ingat bahwa kita inginmemperbaikikualitasdiridanDhamma-lah panutan yang sesungguhnya.Denganmotivasi seperti itu tentu akanmembangkitkan semangat walaupunsecaraperlahan. Motivasi diri adalah sebuahkemauan untuk memotivasi diri sendiritanpa memerlukan bantuan oranglain. Kemampuan untuk mendapatkandorongan bertindak seperti ini, padadasarnya adalah sebuah prosespenyadaran akan keinginan diri sendiriyang biasanya terkubur. Setiap orangmemiliki keinginan yang merupakandorongan untuk bertindak, namunseringkali dorongan tersebut melemahkarenafaktorluar.

Sebagai umat Buddha jelassekali pedoman hidup yang bisadijadikan sarana untukmemotivasi diri,hanya saja banyak orang yang kurangmemperhatikan Dhamma dan terjebakpadakenikmatanduniawisehinggayangterjadiadalahtekananbatinatauseringdisebut stres. Walaupun hanya dasardari ajaran SangBuddha tetapi jika adakemauanuntukpraktikakanmemperkayamental. Kekayaan mental inilah yangbisamemotivasi diri untukmenghadapifenomena hidup. Viriya (semangat)selaluditekankanSangBuddhaagarkitasukses dalammemperjuangkan kualitashidup. Semangat penuh ambisi dan

usaha terus menerus dengan dilandasipandangan benar. Untuk memperkuatViriya diperlukan Adhiṭṭhāna (tekad)yang kuat sehingga kekuatan Dhammaterusberkembangdidalamdiri.

Motivasisangatdiperlukandalamusahamenghadapihidupgunamencapaikesuksesan. Apapun masalahnya, dansebesarapapunpenderitaanyangdirasa,waktu akan menyembuhkan luka itu.Seseorang tidak bisa mengulang masalalu ataupun mengantisipasi yang akanterjadi dimasa depan. Banyak oranghanya mengkhawatirkan masa depanmereka.Merekaharusmenyesuaikandiripada keadaan, hal-hal seperti ini harusdisingkirkan jauh-jauh dengan terusmemotivasi diri sendiri sehingga tidakmengalami kemerosotan. Contoh nyataadalah apa yang dilakukan SiddhattaGautamayangtelahmemilikiAdhiṭṭhāna(tekadkuat)untukmencapaike-Buddha-an dan berjuang berkalpa-kalpa tanpahenti.Jikaseseorangmemilikisedikitsajasikap mental seorang Siddhatta, orangini pasti bisa menghadapi fenomenakehidupanyangselaluberubah.

Membangun impian adalahsalah satu caramemotivasi diri sendiri.Namun membangun impian menjaditidak berguna jika hambatan-hambatandi dalam diri sendiri masih ada. Inilahmengapa banyak orang yang tidakmaubermimpi,sebabmasihadasebuahfaktoryang belum diselesaikan, yaitu faktorkeberdayaan. Sebelum membangunsebuahmimpi,orangharusmembangunrasapercayadiriterlebihdahulu.Impianyangbesartanpakepercayaandirisepertimimpi di siang bolong atau khayalanbelaka. Mereka mengatakan ingin,tetapi tidak ada tindakan nyata yang

30 EdisiWaisak2558BE

Page 31: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

dilakukan. Banyak orang yangmencobamenjelaskanbagaimanasemuamotivasiberikutbekerja.Berikutadalahbeberapateori:

Teori Isentif, yaitu teori yangmengatakan bahwa seseorang akanbergerak atau mengambil tindakankarena ada isentif yang akan diadapatkan. Misalnya, Anda mau bekerjadari pagi sampai sore karena Andatahu bahwa Anda akan mendapatkaninsentifberupagaji.JikaAndatahuakanmendapatkan penghargaan, maka andapun akan bekerja lebih giat lagi. Yangdimaksud insentif bisa tangible atauintangible.Seringkalisebuahpengakuandan penghargaan, menjadi sebuahmotivasiyangbesar.

Dorongan Biologis, yangdimaksudbukanhanyamasalah seksualsaja. Termasuk didalamnya adalahdorongan makan dan minum. Saat adasebuah pemicu atau rangsangan, tubuhakan bereaksi. Sebagai contoh, saatsedanghaus,kitaakanlebihhauslagisaatmelihat segelas sirup dingin kesukaan.Perutakanmenjadi laparsaatmenciumbau masakan favorit. Bisa dikatakan iniadalah dorongan fitrah atau bawaansejak lahir untuk mempertahankanhidup dan keberlangsungan hidup.Takut kehilangan vs kepuasaan, Teoriini mengatakan bahwa pada dasarnyaada dua faktor yang memotivasimanusia, yaitu takut kehilangan dandemikepuasaan(terpenuhikebutuhan).Takutkehilanganadalahketakutanakankehilanganyangsudahdimiliki.Misalnyaseseorang yang termotivasi berangkatkerja karena takut kehilangan gaji.Ada juga orang yang giat bekerja demimenjawab sebuah tantangan, dan ini

Cobalah memotivasi diri untuk selalu ingat kepada Dhamma

saat menghadapi hidup yang kurang bersemangat

“termasuk faktor kepuasaan. Meskipunpadasebagianorangterjadisebaliknya.

Kejelasan Tujuan, Teori inimengatakan bahwa seseorang akanbergerak apabila seseorang tidakmemiliki tujuan yang jelas dan pasti.Teori inimuncul bahwa seseorang akanmemiliki motivasi yang tinggi jika diamemiliki tujuan yang jelas. SehinggamuncullahapayangdisebutdenganGoalSetting(penetapantujuan).

Mulailah untuk membiasakanhal yang bermanfaat bagi kehidupanini.Kebiasaanuntukmelakukansesuatuyangbermanfaatakanmengantarpadakarakter yang baik. Jarang sekali orangyang berpikir untuk membiasakan hal-halbaikdalamkesehariannya.Kebiasaanyang baik adalah faktor penting dalamberjuang, seperti apa yang ada padasyair Theragāthā, 451 yang mengajakseseoranguntukmelakukanhal-halyangbermanfaat bagi kehidupan ini karenasetiap saat, waktu atau kesempatanakan berkurang. “Berjuangalah untukmembuat harimu bermanfaat, baikdalamhalkecilmaupunhalbesar,setiapmalammembawaengkaumenujuajal.”

MajalahDhammadīpaĀrāma 31

Page 32: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Liputan PDA

Kesejahteraanadalahhalyanglumrahyangdiinginkandalamsetiapkehidupanmanusia,tidakadamanusia yangmenginginkanhidupmenderitadiduniaini.Apabiladalamkehidupansekarang inimerekamasihmengalamihidupyangpenuhdenganpenderitaan,makamerekaakanterusberusahamencari

jalansupayamendapatkansebuahkesejahteraan.HalsatuinilahyangdiuraikanolehY.M. Khemmanando Thera saat perayaanMāghaPūjā 2557BE/2014di PadepokanDhammadīpa Ᾱrāma yang berlangsung pada 23 februari 2013. Adapun kiat untukmendapatkansebuahkesejahteraan:

1. Kebajikan, kebajikan membutuhkan pengorbanan yang sangat besar, sebagaicontoh ketika saudara-saudara kita mengalami bencana letusan gunung kelud,Y.M. KhantidharoMahātheramenyediakan tempat bagi para korban untuk tempatpengungsian.Walaupunkebanyakkandaripengungsitersebutadalahpemelukagamalain.

2.Berhati-hatidalambersikap,dalamhidupinikitaharusberhati-hatidalambersikap.Kitapastiseringterpengaruholehhal-halyangburuk,sepertijengkel,marah,sedihdanlainsebagainya.Halinilahyangmembuatseseorangsulitmendapatkankesejahteraan.

3.Waspadadalamberfikir,yaitudengancarameditasi.Meditasiadalahmakananyangdiperlukan oleh batin, tanpamakanan perut akan terasa lapar begitu juga denganbatinkita,tanpameditasimakaakanmerasacemasdangelisahkarenamasihdiliputiolehdosa,lobha,danmoha.

PERAYAANMᾹGHA PŪJᾹ 2557 BE/2014

Page 33: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Setelah bhikkhu saṇghamemasuki DhammasalaLumbini, perwakilan dari mahasiswadan mahasiswi STAB Kertarajasa Batumempersembahkan āmisa pūjā yang diiringidengan pembacaan Buddhajayamaṅgala Gāthāyangdibacakanolehempataṭṭhasīlani.KemudianacaradilanjutkandenganPujaBhaktiyangdiawalidenganpenyalaanlilindandupaolehY.M.BhikkhuCandasilo dan dilanjutkan dengan pembacaanMāghapuṇṇamīpūjā Kathā yang diikuti olehseluruh hadirin, pembacaan Dhammapada,dan meditasi. Acara Māgha Pūjā pun berakhirdengan penyerahan āmisa pūjā dan pemercikantirtaparittaolehBhikkhuSaṇghadandilanjutkanpelimpahan jasa diwakili oleh umat dari tiapdaerahdanpembacaanEttāvatātiādipattidanaṁ.

4. Sabar, dengan mempunyaikesabaran akan dapatmenghadapihinaandancelaanitu dengan sebuah senyumanmanis.

Sebelum menguraikanlebih jauh tentang kiatmendapatkan sebuah kesejah-teraan, Beliau mengingatkankembalipadaperistiwapentingyang terjadi pada hari MāghaPūjā. Ketika itu terjadi empatperistiwa penting, yaituberkumpulnya 1250 orangbhikkhu tanpa diundang dantanpa kesepakatan, 1250orang bhikkhu tersebut telahmencapai tingkat kesucianArahat dan menerima EhiBhikkhu Upasampadā dariSang Buddha. Pada saat itujuga Buddha membabarkanOvādapāṭimokkha yang meru-pakanintidariajaranBuddha.

Acara Māgha Pūjā ter-sebutdihadiriolehY.M.Bhikkhu Khantidharo Mahāthera, Y.M.ViriyadharoThera,Y.M.BhikkhuKhemanando Thera, Y.M. Bhik-khu Candasilo, para sāmaṇeradanaṭṭhasīlani.

Reporter: Aṭṭhasīlani Chandamitta

Page 34: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Fang-Shen dan Pattidāna

Dalam ajaran Buddha kebaikandapatdilakukandenganbanyakcara, salah satu di antaranyaadalah berdana. Menyokong

Bhikkhu atau anggota Saṅgha, jasa-jasanya sangat besar dan kebaikan ini bisadilimpahkan kepada para leluhur mereka.Dengan berharap jasa-jasa kebajikan yangtelahmerekalakukaninibisamengkondisikanpara leluhur terlahir kembali di alam yanglebihberbahagia.Namunterkadangbanyakorang yang berpikir bahwa berdāna hanyadapatdilakukanolehorang-orangkayasaja,padahalberdānadapatdilakukanolehsiapasajadenganperbuatanbaikapapun,sepertimembacakanparitta-parittasuci,melakukanmeditasi dengan objek cinta kasih (mettāBhāvanā),dānaberbentuktenaga,pikiran.HalinilahyangdisampaikanolehYM.ViriyadharoThera di Padepokan Dhammadīpa ᾹrāmadalamacaraPattidānadanfang-shen,pada04april2014.

Acara pelimpahan jasa kepadaleluhur (pattidāna) dan fang-shen biasadilakukan setahun sekali sebelum chengbeng. Sebelum acara Pattidāna dimulai,terlebih dahulu dilakukan Fang-shen ataupelepasan hewan yang dipimpin oleh YM.KhantidharoMahātheradenganmelepaskan10ekorkura-kura,ikanlele,400ekorburungpipit,5kgbelut,danmerpatidengantujuansemoga semuamahklukhidupberbahagia.Acara Pattidāna ini dihadiri oleh BhikkhuKhantidharo, Bhikkhu Viriyadharo, BhikkhuCandasīlo, para sāmaṇera, aṭṭhasīlani sertapara upāsaka dan upāsikā dari berbagaidaerah. Acarapun dilanjutkan denganpembacaanparitta-parittasuciolehBhikkhuSaṅgha dan para Sāmaṇera serta meditasiyang diiringi dengan pembacaan artidari paritta Tirokuḍḍa Sutta dan acara iniberlangsungdengankhidmat.

Reporter: Aṭṭhasīlani Saccasīlani

34 EdisiWaisak2558BE

Page 35: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

AKSI PENUH KASIH UNTUK BENCANA KELUD

Hujan debu disertai genangan airmata menyelimuti Jawa Timurbeberapa pekan lalu. TragediGunung Kelud menggoncang

Pulau Jawa. Gunung Kelud yang terletakdi Kabupaten Kediri Jawa Timur dipastikanmeletuspadakamis,13Februari2014padapukul 22.50 WIB. Letusan Gunung Keludmemorak-porandakanseluruhdaerahKediri,Blitar,Ngantang,dansekitarnya.

Terdengar suara letusan yangsangat keras dari daerah KecamatanNgantang yang berjarak 7-10 km dariGunung Kelud. Daerah kecamatanNgantang dihujani abu, kerikil besertapasir. Material alam tersebut membuatratusanrumahhancurkarenahantamanyang bertubi-tubi. Ketebalan abu diKecamatan Ngantang hingga 50 cm.Namun,beruntunghewanternak,sepertisapi,kambing,dankerbau,masihhidup.“ketika itu asap dari letusan gunungterbentuksepertiPulauKalimantanyangmengarahkeutaraagakketimur,”ungkap

Didit Hariadi, 47 tahun, asal Ngantangyang merupakan seorang pengungsi.Meskipun masih terpukul denganmusibahyangdialaminya,iatidaktinggaldiam saja, ia ikut membantu sebagaisukarelawan,“Sayasudahditolong,makasayajugaikutmembantudengantenagasaya,”tambahnya.

Goncangan dan letusan GunungKelud tersebut memaksa masyarakatyang berada di sekitarnya untuk pergimenyelamatkan diri. Para pengungsidiangkut dengan truk milik TNI danPolisi serta mobil para relawan ketempat pengungsian. Proses evakuasiberlangsung lancar karena aparatberwajib dan masyarakat saling bahu-membahudenganpenuhsemangat.AulaSekolah Tinggi Agama Buddha (STAB)KertarajasaKotaBatumenjadisalahsatutempat yang digunakan sebagai poskopengungsian, khususnya masyarakatdari daerah Ngantang. Gedung AulaKertarajasa menampung lebih dari 118

Liputan PDA

MajalahDhammadīpaĀrāma 35

Page 36: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

pengungsi, yang sebagian besar adalahorangtua.

Mengetahui ratusan pengungsidatang, Mahasiswa STAB Kertarajasa,warga Mojorejo, serta Mahasiswadari Universitas lain pun tidak mauketinggalan mengambil bagian dalammomen kemanusiaan ini. Bersamadenganpararelawan,parasamaneradanaṭṭhasīlani yang merupakan penghuniVihara Padepokan Dhammadipa Aramajuga turut membantu korban GunungKelud tersebut, mulai dari memberikanPraktek TAIRO sampai mengajak anak-anak bermain guna melepas traumamereka. “pelayanannya sangat bagus,ada Tairo juga, saya sangat senang,”ungkap ibu Rusmiati 49 tahun, salahseorangpengungsiasalNgantang.Bukanhanya para pengungsi yang merasakansenang akan fasilitas yang didapat diposkoini,pararelawanyangmerupakankoordinator Logistik juga mengatakan

hal yang sama. “Saya menjadi relawansoalnyapanggilan jiwa sesamamanusia.FasilitasdiposkoViharainisangatbagusdan sangat nyaman, pelayanannya VVIP,inisepertibukantempatpengungsiantapihotel, karena sangatmewahdan sangatluar biasa,” ungkap Ketua OrganisasiPemuda Pancasila, Siti Aisyah, Sabtu(15/2/2014).

Berbagai pelayanan terusdilakukandenganpenuhsemangattanpamengenal lelah. Para relawan melayaniparapengungsidenganmembantusemuakebutuhan logistik seperti makanan,pakaian, selimut, perlengkapan mandi,air mineral, dan perlengkapan masak.Semua pelayanan di posko pengungsitersebutdisiapkansebaikmungkin.

Semuanya dilakukan karenapeduli sesama, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan tanpa membedakanagama, suku atau apa pun. Semuaitu dilakukan karena rasa belas kasih,seperti yang diungkapkan salah satuKomandanPolda Jatimyangbergerakdibidang DALMAS (pengendalian masa),“Fasilitas di posko vihara ini sangatbagus, layak, lebih daripada yang lain,logistikmelimpah ruah, pelayanan lebihdari cukup, hanya kekurangan dalampenataankasurkurangrapi.Untukpihakyayasan,sayamengucapkanterimakasihsudah menyiapkan tempat serta tidakada pandangan untuk membedakanagama, toleransinya tinggi,” ungkapKomandanPoldaJatim,Sugiyanto,Sabtu(15/2/2014). Selain dari jajaran PoldajatimdanwargaDesaMojorejo,berbagaiunsur masyarakat berhimpun di AulaSTABKertarajasadalamaksikemanusiaanini, seperti Bapak Dedi, 42 tahun, asal

Semuanya dilakukan karena peduli sesama, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan tanpa membedakan agama, suku atau apapun

36 EdisiWaisak2558BE

Page 37: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

KarangPloso, yangbergerakdalamSARdiBrantasRescue; Ahda24tahun,asalTrenggalek, Mahasiswa UniversitasBariwijayadanbergerakdibidangsosialkeagamaan;IndahMutimatul,22tahun,asalProbolinggo,MahasiswaUniversitasKanjuruanMalang.

Selama para pengungsi me-nempati posko di Gedung Aula STABKertarajasa, banyak cerita suka danduka yang telah dituangkan kepadapara relawan, khususnya kepada parasamanera dan atthasilani. Cerita piludan menyisakan luka itu menimbulkankeputus-asaan masyarakat korban Gu-nung Kelud. Semua relawan berusahamenghibur dan memberikan motivasiuntukmenumbuhkankembalisemangatmereka.9hariparapengungsimerasakankenyamananditempatpengungsianyangibarat hotel mewah ini. Karena kondisiakibatletusanGunungKeludberangsur-angsur membaik dan kondusif, padaSabtu, 22 Februari 2014, sebagian dari

parapengungsisudahmulaibisakembalike tempat tinggal mereka untuk mulaimembersihkansisa-sisahujandebudankerikilakibatletusanGunungKeluditu. Banyak cerita haru, tangisan,canda dan tawa di posko pengungsianmenjadi kenangan tersendiri bagi parapengungsi, relawan, serta samaneradan atthasilani. Beberapa pengungsipun merasa berat untuk meninggalkangedung pengungsian karena telahmerasakanikatankekeluargaan.Ramah- tamahnya para relawan menjadisebuah momen yang tidak akanpernah terlupakan. Mereka merasakankenyamanan posko bagaikan hotelberbintang dengan fasilitas dan pe-layanan yang prima. Semoga tragedi initidakmenimbulkanderitayangpanjang.Segala yang terkondisi terusmengalamiperubahan,hendaknyadiantarasesamasaling mengasihi dan mencintai untukmengurangibebanderita.

Reporter: Aṭṭhasīlani Chandamitta

MajalahDhammadīpaĀrāma 37

Page 38: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Reporter: Aṭṭhasīlani Chandasīlani

Setelah itu dilanjutkan dengan sesiTanya jawab oleh para mahasiswa, salahsatu Sāmaṇera bertanya, “ apakah bolehtidak memilih DPD?” Diperbolehkan tidakikut mencoblos, tetapi diharapkan untukmencoblos, sebetulnya pemilu ini adalahhakdari setiaporangwalaupuntidak kenaltetap harus mencoblos, berarti kita masihmengharapkanadanyapemimpin-pemimpindaerah.Selanjutnyaolehmahasiswaregulerbertanya, “ia mempunyai teman yangberumur18tahun,yangberkeinginanuntuk

nyoblostetapitidakmempunyaiKTP,apakahbisa?”Bisa, karenawargaNegara IndonesiaitumempunyaiKTPdariumur17tahun,dapatmenggunakanaktakelahiranatauKTMyangdibuatolehlembaga.Dari75mahasiswadariberbagaipulau,diharapkanuntukhadirdalampemilu 2014 untukmengikuti pencoblosan.Setelahsosialisasiselesai,dilanjutkandenganfoto bersama oleh anggota PANWAS danPKKbersertaperangkatdesaJunrejodenganpara mahasiswa STAB Kertarajasa batu.

Saatinisedanghangat-hangatnyasituasipolitikdikotaBatu,karenapemiluakansegeraberlangsungpada9April2014.SehinggadiadakansosialisasiyangdiikutiolehseluruhMahasiswaSTABKertarajasaBatu,agartidakterkontaminasiolehseseorang yang bermain money politik, hal ini dilakukan supaya mahasiswa

dan mahasiswi STAB Kertarajasa menggunakan hak pilih berdasarkan hati nurani.

Acara sosialisasi Pemilu 2014 ini diadakan oleh Bapak Suwono, S,Ag sebagaianggotaRelasi(RelawanDemokrasiKotaBatu)yangberkerjasamadengananggotaBEM,yangbertempatdiGrahaKertarajasaBatu24maret2014.AcarasosialisasiPemilu2014dihadiri olehKetuaPANWASbersertaanggotaPANWAS, ketuaPPK (PanitiaPemilihanKec. Junrejo) berserta anggota PPK 2014, serta dihadiri oleh Perangkat Desa Junrejo.

Sosialisasitentangpemilu2014dipanduolehBapakHeru,Beliaumenyampaikanbahwa “mahasiswa STAB supaya hadir mengikuti pemilihan umum yang di adakandi Dapil 3 Kec Junrejo”. Dalam pemilu tahun ini terdapat 4 kartu suara yang terdiridari 4warna antara lain kuning untukDPRRI yang ada di Jakarta,warnamerahDPDuntuk JawaTimur,warnabiruuntukDPRProvinsi sedangkanhijauuntukDPRDaerahyang berkedudukan di Batu Kec Junrejo (Dapil 3) yang merebutkan 6 kursi DPRD.

Liputan STAB

38 EdisiWaisak2558BE

Sosialisasi Pemilu 2014

Page 39: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

PESAN WAISAK 2558/2014

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Pare ca na vijānanti, Mayamettha yamāmase Ye ca tattha vijānanti, Tato sammanti medhagā

(Dhammapada 6)

Hari Trisuci Waisak memperingati tiga peristiwa agung yang terjadi pada bulan Waisak, yaitu peristiwa kelahiran Bodhisatta Siddhattha yang kelak menjadi Buddha Gotama, saat pencapaian Penerangan Sempurna Kebuddhaan, dan saat mangkat Buddha Gotama. Tiga peristiwa agung itu menjadi objek penghormatan bagi umat Buddha dalam Pujabakti Waisak. Tahun ini tepat pada tanggal 15 Mei 2014 kita memperingati Trisuci Waisak. Umat Buddha melakukan Pujabakti Waisak di candi, vihara ataupun cetiya dimana mereka berada.

Sangha Theravada Indonesia menyampaikan Pesan Waisak 2558/2014 kepada seluruh umat Buddha dengan mengangkat tema: Kerukunan Dasar Keutuhan.

Kerukunan itu indah pada awalnya, indah pada pertengahannya, dan indah pula pada akhirnya. Prinsip kerukunan sendiri mencakup tiga hal: sikap batin rukun, pencegahan konflik, dan persaudaraan. Awalnya berupa sikap batin rukun, pertengahannya berbentuk pencegahan konflik, dan akhirnya terjadilah persaudaraan atau keutuhan. Sikap batin rukun adalah pengendalian nafsu-nafsu keinginan egois. Nafsu-nafsu keinginan egois menjauhkan manusia dari sifat kemanusiaannya, sehingga menimbulkan konflik dan ketegangan dalam masyarakat. Pencegahan konflik adalah mencegah segala cara kelakuan yang bisa mengganggu keselarasan dan ketenangan masyarakat. Persaudaraan atau keutuhan akan menjadikan keselarasan hidup masyarakat bersama. Konflik sosial merupakan ancaman bagi masyarakat yang dapat menghancurkan berbagai pihak yang terlibat. Guru Agung Buddha mengatakan bahwa sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa dalam pertengkaran mereka dapat saling binasa, tetapi mereka yang menyadari kebenaran itu, akan segera mengakhiri pertengkaran. (Dhammapada 6)

Konflik perlu disadari bermuara dari tiga sebab utama, yaitu munculnya

SANGHA THERAVADA INDONESIAVihara Jakarta Dhammacakka Jaya, JL. Agung Permai XV/12, Jakarta 14350. Telp (021) 64716739.

Faks (021) 6450206Vihara Mendut, Kotakpos 111, Kota Mungkid 56501, Magelang. Telp/Faks (0293) 788564

MajalahDhammadīpaĀrāma 39

Page 40: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

nafsu-nafsu ketamakan, kebencian, dan keakuan. Ketamakan akan menimbulkan pengambilan milik ataupun perampasan hak milik orang lain. Karena itu ketamakan dapat menimbulkan konflik antara orang yang diuntungkan dan dirugikan. Hasrat serakah akan menimbulkan kesengsaraan bagi orang lain, dan disitulah benih konflik timbul, seperti halnya pada saat orang melakukan penipuan ataupun korupsi tanpa menghiraukan terjadinya kesengsaraan hidup orang lain. Selain ketamakan, penyebab konflik yang lain adalah kebencian, ketidaksukaan mendalam yang terdapat dalam pikiran kita akan menimbulkan nafsu keinginan egois untuk menyusahkan ataupun membinasakan orang yang tidak disukai. Kebencian dapat disebabkan oleh berbagai bentuk perbedaan atau pandangan yang tidak dapat diterima dengan lapang dada, sehingga kebencian ini sangat berbahaya bagi kehidupan bersama. Konflik yang ditimbulkan dari kebencian dapat berlangsung lama karena masing-masing yang bertikai akan berusaha untuk saling menghancurkan. Pada saat sekarang ini rakyat Indonesia sedang melaksanakan pesta demokrasi Pemilihan Umum, tentu rakyat akan memilih sesuai dengan keinginannya, ada yang terpilih dan ada pula yang tidak terpilih, ada yang memperoleh suara banyak dan ada yang memperoleh suara sedikit, karena itu perlu dicegah terjadinya konflik karena penolakan hasil pemilihan tersebut. Adapun apabila terjadi berbagai keganjilan dalam proses pemilihan hendaknya dapat diselesaikan secara adil dan benar sesuai hukum yang berlaku.

Penyebab lain dari konflik adalah keakuan atau arogansi. Arogansi kekuasaan, kekayaan, kepandaian akan menimbulkan konflik, karena nafsu kesewenang-wenangan yang ditimbulkan dari arogansi itu akan menyusahkan hidup orang lain. Salah satu bentuk keakuan itu adalah sikap keras kepala bahkan anti toleransi akan memicu konflik bagi kehidupan sosial. Keras kepala karena kekuasaan, kekayaan, kepandaian selalu membuka pertikaian dengan orang lain. Karena itu kehidupan bersama dalam perbedaan ataupun kemajemukan agama dan budaya menjadi sulit terwujud ditengah-tengah sentimen keagamaan dan kebudayaan yang berkembang.Menyadari konflik yang bisa saling menghancurkan dan membinasakan sangatlah penting, karena kehidupan yang diwarnai konflik akan menimbulkan suasana hati yang selalu penuh kecurigaan, ketidakpercayaan, ketakutan, kemarahan, dan berbagai bentuk pikiran negatif lainnya. Suasana hati seperti itu akan membuat hidup kita terpecah belah, saling terpisah dalam pertentangan. Padahal kehidupan kita, baik dalam keluarga, maupun bersama tetangga, bahkan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sangatlah perlu dibangun dalam kerukunan untuk menjaga keutuhan. Keutuhan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi sarana bagi tercapainya kehidupan sejahtera dan bahagia.

Guru Agung Buddha mengatakan terdapat empat hal yang dapat menimbulkan suasana kerukunan hidup: berderma, berbicara santun, melakukan hal yang bermanfaat, dan tahu menempatkan diri. Berderma atau menolong orang yang memerlukan bantuan akan menimbulkan suasana persahabatan, karena pada hakikatnya hidup yang saling tolong menolong akan dapat meringankan bahkan mengatasi kesusahan hidup. Berbicara

40 EdisiWaisak2558BE

Page 41: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

santun akan menyenangkan orang lain, menimbulkan sikap saling menghormati satu sama lain. Penghargaan bagi setiap keberadaan manusia akan memanusiakan hidup masing-masing manusia. Melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain, sama halnya dengan saling melayani keperluan orang lain, permusuhan menjadi sirna, karena yang ada hanya kemanfaatan dan kebaikan bersama. Tahu menempatkan diri berarti menjaga diri agar tidak melakukan hal-hal yang buruk bagi sesama. Tolong menolong, saling menghargai, saling melayani, saling tahu menempatkan diri, akan membuat relasi antar manusia saling berdekatan, mendekatkan jarak sikap hati antar manusia. Itulah hal-hal yang dapat menimbulkan persaudaraan antar sesama manusia.

Kepada siapapun yang berhasil memperoleh kesuksesan, terutama pada saat Pemilihan Umum saat ini, Guru Agung Buddha menyatakan pelajarilah cara-cara untuk mendapatkan persatuan yang amat dipuji oleh beliau. (Jataka) Marilah menciptakan hidup rukun dengan tidak segan-segan memiliki kepedulian, berbicara dengan kerendahan hati, melakukan hal-hal yang bermanfaat, dan tahu menjaga diri dalam kebaikan kepada mereka yang mengalami kegagalan, agar supaya mereka tetap merasa diperlukan dan berguna untuk membangun bangsa dan negara. Karena kemajuan bangsa dan negara tentu melibatkan seluruh masyarakat bangsa Indonesia tanpa kecuali siapapun juga warga bangsa kita.

Semoga kerukunan hidup masyarakat kita menjadi dasar bagi keutuhan bangsa dan negara demi menyongsong masa depan yang lebih baik dan lebih bahagia. Guru Agung Buddha mengatakan berbahagialah mereka yang dapat hidup rukun, berbahagialah mereka yang dapat mempertahankan keutuhan. (Dhammapada 194)

Selamat Hari Raya Trisuci Waisak 2558/2014 bagi seluruh umat Buddha Indonesia. Semoga berkah Waisak melimpah pada kehidupan kita, hidup bahagia lahir maupun batin dalam Dhamma ajaran Guru Agung Buddha.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana, selalu melindungi kita.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia

Kota Mungkid, 15 Mei 2014

SANGHA THERAVADA INDONESIA

ttd.

Bhikkhu Jotidhammo, Mahathera

Ketua Umum / Sanghanayaka

MajalahDhammadīpaĀrāma 41

Page 42: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Agenda STI

Waktu PelaksanaanTempat PelaksanaanJenis KegiatanNo.

02 Mei – 16 Mei 2014Vihara Tanah PutihSemarang

Pabbajja Samanera Sementara Umum LX1.

27 Juni – 11 Juli 2014Vihara Maha SampattiMedan

Pabbajja Samanera Sementara Umum LXI2.

26 Juni – 10 Juli 2014Vihara Ratanavana Arama, Lasem,Rembang

Pabbajja Samanera Sementara Remaja-Pelajar XXVIII dan Latihan Atthasilani

3.

29 Juni – 13 Juli 2014Vihara Jaya Manggala,Jambi

Pabbajja Samanera Sementara Remaja-PelajarXXIX dan Latihan Atthasilani

4.

28 Juni – 12 Juli 2014Mandala Wangi Arama,Serang

Pabbajja Samanera Sementara Remaja-PelajarXXX

5.

28 Juni - 12 Juli 2014Vihara Mendut.Kota Mungkid.Magelang

Pabbajja Samanera Sementara Umum LXII danLatihan Atthasilani

6.

20 Juli – 03 Agustus 2014Saung Paramita.Ciapus, Bogor

Pabbajja Samanera Sementara Mahasiswa danSarjana XIX

7.

07 September – 07 Desember 2014

Pusdiklat BuddhisSikkhadama Santibhumi,BSD City, Kota Tangerang Selatan

Pabbajja Samanera Sementara Umum Tiga Bulan8.

07 Desember 2014Padepokan Dhammadipa AramaBatuPabbajja Samanera Tetap9.

21 Desember 2014 – 04 Januari 2015

Wisma Vipassana KusalacittaBekasi

Pabbajja Samanera Sementara Umum LXIII10.

SAṄGHA THERAVĀ INDONESIAJadwal Pabbajja Sāmaṇera

Tahun 2014

42 EdisiWaisak2558BE

Page 43: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Ini kisah tentang Albert, salah seorangmahasiswa terpandai di kelasnyayang sedang menyelesaikan kuliahsemester empat di sebuah Sekolah

Tinggi Swasta jurusan Agama. Sebuahsekolahtinggiyang menurutkeyakinannyadapat membuat hidupnya lebih baik dimasa mendatang. Bukan hanya baginya,tetapi juga bagi keluarganya yang telahbersusah payah mengumpulkan uang,agar ia dapat meneruskan kuliah di pulauseberangdan lulusdenganhasil yangbaik.

Kini tiba saatnya Albert harusmengikuti ujian akhir semester, matakuliahyangdiberikanolehdosennyacu-kupunik.Saat itusangdosenmemberi-kanpertanyaan-pertanyaanujiansecara

lisan untuk kemudian ditulis di secarikkertas yang nantinya dikumpulkan.Satu per-satu pertanyaan pun dialontarkan, para mahasiswa berusahamenjawab pertanyaan itu semampumungkin dalam kertas ujian mereka.

Ketakutan dan ketegangan Albert saatujian terjawab saat itu, pasalnya 9pertanyaan yang dilontarkan oleh sangdosen lumayan mudah untuk dijawabolehnya. Jawaban demi jawaban pundenganlancariatulisdilembarjawaban.

Hingga sampailah pada per-tanyaanke-10.“Inipertanyaanterakhir.”kata dosen itu. “Coba tuliskan namaibu tua yang setia membersihkanruangan ini, bahkan seluruh ruangan digedung Jurusan ini!” kata sang dosensambil menggerakkan tangannya me-nunjuk keseluruh ruangan kuliah.

Ujian Mahasiswa Terpandai

Oleh Sāmaṇera Virajayo

MajalahDhammadīpaĀrāma 43

Inspirasi

Page 44: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Sontak saja mahasiswa seisiruanganpuntersenyum.Mungkinmerekamenyangka ini hanya gurauan, jelaspertanyaan ini tidak ada hubungannyadenganmatakuliahyangsedangdiujikankali ini. “Ini serius!” kata sang dosenyang sudah agak tua itu dengan tegas.“Kalautidak tahumendingdikosongkansaja, jangan suka mengarang namaorang!”. lanjutnya mengingatkan.

Albert tahu persis siapa orangyang ditanyakan oleh dosennya itu.Dia adalah seorang ibu tua, orangnyaagak pendek, rambut putih yang selaludigelung. Dan ia juga mungkin satu-satunya cleaning service di gedungjurusan Agama tersebut tempat Albertkuliah.Ibutuaituselaluramahsertaamatsopan dengan mahasiswa-mahasiswidi sini. Ia senantiasa menundukkan ke- palanya saat melewati kerumunanmahasiswa yang sedang nongkrong.Tapi satu hal yang membuat Albertmerasa konyol, justru ia tidak hafalnama ibu tua tersebut!!! Dan denganterpaksa ia memberi jawaban ‘kosong’pada pertanyaan ke-10 ini. Ujian punberakhir, satu per satu lembar jawabanpun dikumpulkan ke tangan dosen itu.

Sambil menyodorkan kertasjawaban, Albert mencoba memberani-kan diri bertanya kepada dosennyakenapa ia memberi ‘pertanyaananeh’ itu, serta seberapa pentingkahpertanyaan itu dalam ujian kali ini?

“Justruiniadalahpertanyaanterpentingdalam ujian kali ini” kata sang dosen.

Mendengarjawabansangdosen, beberapa mahasiswa pun ikut mem-

perhatikan ketika dosen itu berbicara.“Pertanyaan ini memiliki bobottertinggi dari pada 9 pertanyaanyang lainnya, jika anda tidak mampumenjawabnya, sudah pasti nilai andahanya C atau D,” ungkap sang dosen.

Semua berdecak, Albert punbertanyakepadanyalagi,“KenapaPak?”Jawabsangdosenitusambiltersenyum,“Hanya yang peduli pada orang-orangsekitarnya saja yang pantas jadi guruagama.”Lalusangdosenpergimembawatumpukan kertas jawaban ujian itusambil meninggalkan para mahasiswadengan wajah yang masih tertegun.

Peduli merupakan langkah awaluntuk menjadi pemberi manfaat bagiorang lain serta penyelesai masalah dimasyarakat. Peduli, sudah seharusnyamenjadimiliksemuaorang,bukanhanyaguru agama atau orang- orang tertentusaja. Jadi, soal ujian Albert nomor ke-10 di atas, kiranya juga menjadi soalujian untuk kita semua.Maka seberapapedulikah kita ? sehinggamampumen-jawab persoalan-persoalan yang adadisekitar kita. Semoga cerita di atasmenjadipenggugah/samvegauntukkita.

Disadurdarihttp://www.kisahinspirasi.

com/2012/09/pertanyaan-penting-soal-ujian.html

44 EdisiWaisak2558BE

Page 45: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Julukan The Sunrise of Java disandangKabupaten Banyuwangi, tidak lain karenadaerah yang pertama kali terkena sinarmatahariterbit.SecarageografisBanyuwangi

adalah kabupaten terluas di Jawa Timur bahkandi Pulau Jawa, luasnya 5.782,50 km². SukuBanyuwangi dikenal sebagai Suku Osing atau

disebut juga sebagai “WongBlambangan”. Berawal sejakberakhirnya masa kekuasaanMajapahit sekitar tahun1478 M. Jatuhnya kekuasaanMajapahit ini membuat be-berapa warganya berlari kebeberapa tempat, di antaranyamenuju Gunung Bromo, Bali,dan Blambangan (tempat sukuOsing) salah satunya. HinggalahirlahkerajaanHindu-Buddhaterakhir di sana. Jikadiperhati-kandarisejarahnya,sukuOsingawalnyamemelukajaranHindu-Buddha yang diyakini sebagaiagama mereka seperti halnyakerajaan Majapahit. Sampaipada berkembangnya agamaIslamdisekitaranPantura,sukuOsing perlahan jadi memelukIslam. Sistem kepercayaansukuOsingmasihmengandungunsur Animisme, Dinamisme,danMonotheisme.BanyuwangiyangumumnyaterkenaldenganSantetnya juga merupakandaerah pertemuan berbagaijenis kebudayaandariberbagaiwilayah. Budaya masyarakatBanyuwangi diwarnai olehbudaya Jawa, Bali, Madura,Melayu, Eropa, Tionghoa danbudaya lokal yang saling isimengisi dan akhirnya menjaditipikal yang tidak ditemui diwilayahmanapundiPulauJawa.Kesenian Suku Osing sangat

SUKU OSING DAN TRADISI BANYUWANGIOleh Aṭṭhasīlani Chandamitta

BUDAYA

MajalahDhammadīpaĀrāma 45

Page 46: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

unik dan banyak mengandung unsurmistik seperti Gandrung Banyuwangi,Patrol, Seblang, Angklung, Tari Barong,Kuntulan, Kendang Kempul, Janger,Jaranan, Jaran Kincak, Angklung CarukdanJedor.KhususnyatradisiyangpalingtuadiBanyuwangiadalahRitualSeblang.

Tradisi Seblang adalah salahsatuadattradisibersihdesamasyarakatOsing Banyuwangi khususnya di DesaBakungandanDesaOlehsariKecamatanGlagahKabupatenBanyuwangi. Seblangmerupakan bagian dari upacara adatyang dimaksudkan dengan penyajianatraksinya yang bersifat sakral namunmengandung unsur seni. Acara Seblangdilakukan setahun sekali secara rutindalambentukkegiatanyangmengandungunsur-unsur permohonan kepada SangPencipta atas kesejahteraan rakyat,keamanan serta ketenangan lingkunganmasyarakat berikut permohonansupaya semakin melimpahnya hasilbumi yang digarapnya dan terbebasdari berbagai jenis hama. Sebagianumat Buddha di Banyuwangi juga ikutmemeriahkantradisiSeblangini.Denganpenyelanggaraan adat tradisi tersebutdimaksudkan agar rasa kebersamaan,rasapersatuandankesatuandikalangan

masyarakat bisa terpupuk dan terjaga.Di tengah lapangan desa sebagai pusatupacaratampaksebuahtonggakberupatongkat panjang yang ditempel batangtebu segar. Disisi tonggak tertanamkokoh sebuah Payung Agung. SelainberfungsisebagaitempatPemainMusik,sepertinya juga merupakan ekspresiYoni, yaitu sentral kegiatan upacarayang bersifat metafisik tersebut. Disebelahbarat,takkurang8orangwanitasetengah baya yang bertindak sebagaipenyanyi(sinden)dudukdisebuahgubuktak berdinding, siap mengiringi PenariSeblang. Pada gubuk yang beratapkandaun nyiur tersebut, bergelantunganpuluhan buah-buahan dan Poro-Bungkil(hasil bumi) yang merupakan simboliskemakmurandesa.

Bau dupa mulai menyeruak,ketikapenariSeblangmasukkelapangandiiringi dengan beberapa dukun Seblang.BeberapaharisebelumSeblangdimulai, biasanya beberapawarga akankesurupandanmenyebutkansatunamagadis perempuan yang belum aqil balik(belumHaid)atauwanitayangtelahmatiHaid (Menopause), dan dia yang akandipilih sebagai penari Seblang.Biasanyapenari adalah keturunan dari penari

Seblang sebelumnya.Dengan pakaian khas,wajahpenari itutertutupomprog(penutupkepala) yang terbuat dari rang-kaiandaunpisangmuda. Seorang wanita menye-rahkannampanketanganpenari Seblang. Tak lamakemudian setelah asapdupamembungkustubuhpenari, secara tiba-tibanampan itu terjatuh dan

Page 47: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

saatnya ritual Seblang dimulai. Diiringidengan gamelan khas Banyuwangiyang terdiri dari sebuah kendang, satubuah kempul atau gong, dua buahsaron dan biola sebagai penambahefekmusikal, penari Seblang itumenarimengitaripayungagungdiringi5pawangyang berusia lanjut, 3 laki-laki dan 2perempuan.Dalamkeadaan tranceatautidak sadar, penari Seblang itu menarimengikuti arahan para pawang sambilmenggerak-gerakkan selendangnya ke penonton. Sekilas gerakan tarianSeblang tidak beraturan tapi nuansagaib seakan membuat mata terpaku.GendingpertamayangdibawakanadalahSeblang Lukinto. "Seblang yo Lokentosing dadi encakono ..." berulang-ulangdinyanyikan oleh para pesinden denganantusiaspenuhriang.PerbedaanterjadisaatGendingberalihkekembangDirmo.Sangpawangmengeluarkansatunampanberisi tusukan bunga yang terdiri daribeberapa jenis. Bunga tersebut di asapidengan asap dupa dan kemudian di jajakan ke penonton. Konon bunga ituakan membawa keberuntungan untukrejeki dan juga untuk mempermudahmendapatkanjodoh.

Masih dalam keadaan trance,penari Seblang diangkat oleh pawangke atas sebuah meja sehingga semuapenontondapatmelihatnya. Sambilme-nari,penariSeblangtersebutmelempar-

kan selendang kearah penonton. Orangyang terkena lemparan selendang itudiwajibkanikutnaikkeatasmejamenaribersama penari yang masih dalamkeadaantrance.InteraksiantaraSeblang denganpenontonsecaralangsungmem-berikan sebuah energi yang berbeda.GendingCondroDewidikumandangkan.Adegan inimerupakan puncak orgasmetarian Seblang, setelah menari sekianlama kemudian gadis muda tersebutterkulai dan pingsan. Namun setelahpara sinden menyanyikan gendingErang-erang yang terdengar sangatsendu, secara perlahanmembangkitkankembali sang Seblang di bantu denganbantuan para pawang. Konon, saat iniadalah saat yang tersulit, pasalnya jikapawang tidak berhasil menyadarkansang Seblang, maka nyawa yang akanmenjadi taruhannya. Tari seblang yangmerupakan bentuk budaya tradisionalyang tidak dapat dipisahkan dari cirikhaskehidupanmasyarakatBanyuwangi,sebagai salah satu bukti pelaksanaantradisi yang secara turun-temurunapabilaritualtariseblangtidakdiadakanakan ada sangsi moral dari perasaanhukummasyarakatsehinggamasyarakattetap melaksanakan dan melestarikantariSeblangsebagaiketentuanpararohleluhur.

Referensi:http://variety-indonesia.blogspot.com/2011/06/tradisi-seblang-banyuwangi-jawa-timur.htmlhttp://kebudayaanindonesia.net/id/culture/977/suku-osing-banyuwangi-jawa-timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Banyuwangi

Suku Banyuwangi dikenal sebagai Suku Osing atau disebut juga sebagai “Wong Blambangan”“

MajalahDhammadīpaĀrāma 47

Page 48: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

TARI DUNHUANG

Oleh Aṭṭhasīlani Dhammakalyani

Kesenianadalahbagiandaribudayadanmerupakan sarana yang digunakanuntukmengekspresikanrasakeindahan

dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikanrasa keindahan dari dalam jiwamanusia, kesenianjuga mempunyai fungsi lain. Misalnya, berfungsimenentukan norma untuk perilaku yang teraturserta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan.Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatansolidaritas suatu masyarakat. Seni gerak sepertitari merupakan kesenian dari budaya yang lahirdari ide-idemanusiasertatindakandanpolahidup

di dalam masyarakatnya. Tariadalahungkapanjiwa manusia melalui gerak ritmis sehingga dapat me-nimbulkan daya pesona.Ungkapan jiwa adalah meli-puti cetusan rasa dan emo-sionalyangdisertaikehendakdanekspresidarijiwamanusiayang dilakukan melalui ge-rak berirama dan indah.

SEJARAH

48 EdisiWaisak2558BE

Page 49: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Di Negara Cina terdapat sebuahseni tari dimana tarian tersebutmerupakan seni tari yang identikdengan Buddha yaitu tari Dunhuang. Dunhuang adalah situs yangmemilikiratusanpatungdanfreskoabadke-4 sampai ke-14 masehi. Dunhuangadalah pintu yang menguhubungkandunia barat dan Cina dan salah saturangkaian kota Jalan Sutra. Dunhuangadalah hasil dari pertukaran budayamulti-etnik yang merupakan salah satudari kekayaan Cina. DunhuangmemuatbanyakceritaBuddhasertasutraBuddhis.Padatahun1980-anparapenariRepublikRakyat Cina meneliti beberapa freskodanmenghasilkanjenistarianJalanSutrayang bernama Tari Dunhuang. Fei Tian (Dewi Terbang)sendiri adalah salah satu tarianyang terkenal dari Dunhuang.Gambaran dewi di Dunhuangadalah gambaran dewi dariIndia dan kemudian digabungdengan Dewi terbang mitologiCina "Yuren". Pada akhir abad 5,gambarandewiitumemilikiwajahyangbulat,alisyangpanjangdanmata sipit. Rambutnya disanggulke atas dan menggunakanselendang panjang di pundak.DalamTariDunhuang, dewi-dewiitu terbagi menjadi dua macam.SalahsatunyaadalahDewimusikdan tarian.Dewi ini bertanggungjawabdalammenyediakanmusikdan tarian kepada Buddha. Jenissatunya adalahDewi bunga yang

Pada tahun 1980-an para penari Republik Rakyat Cina meneliti beberapa fresko dan

menghasilkan jenis tarian JALAN SUTRA yang bernama Tari Dunhuang

bertanggung jawabmenyediakanbungauntuk ritual Buddha. Kedua jenis inimemiliki gerakan yang berbeda. Dewimusik dan tarian memiliki gerakanmenari yang indah dan memainkanmusik. SedangkanDewi Bungamemilikigerakanmenaburbunganan indah.TariDunhuangsendiribanyakberpusatpadadewi terbang sebagai patokan gerakanutama.PadatariDunhuangMeng,penarimenggambarkantentangkemurnian,ke-rendahanhati,dankepercayaansipem-buat fresko kepada Dewa dan Buddhayang menyebabkan ia bermimpi akankemegahanDewadanBuddha.Tarianinimenggambarkan kebaikan, wibawa dankemegahan Buddha yang penyayang.

Page 50: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

DaunBinahongmerupakantumbuhan merambatyangmisteriuskarenabe- lumbanyakliteraturmau-

pun penelitian ilmiah yangmeng-ungkapkan khasiatnya. Namun,secara empiris, masyarakat me-manfaatkan daun binahong untukmembantu proses penyembuhanberagampenyakit. Binahong (Latin: Andreadacordifolia (Tonore) Stenis, Inggris:Heartleaf maderavine madevine)adalahtanamanobatdaridaratanTiongkok (Cina) yang dikenaldengan nama asli Dheng SanChi. Tumbuhan ini telah dikenalmemiliki khasiat penyembuhanyang luar biasa dan telah ribuantahundikonsumsi.Daunbinahong

ini masih asing untuk daerahIndonesia. Hampir semua bagiantanaman binahong seperti umbi,batang dan daun dapat digunakandalam terapi herbal. Tanamanini memang tumbuh baik dalamlingkunganyangdingindanlembab.Telah dibuktikan bahwa tumbuhaninimemilikikandunganantioksidantinggidanantivirus.

Kandungan daun binahong: Berdasarkan hasil penelitian,daun binahong mengandungsaponin, alkaloid dan polifenol.

Saponinmerupakansenyawaaktifpermukaandan bersifat seperti sabun. Penyaringansenyawa saponin akan memberikan hasilyang lebih baik sebagai antibakteri jikamenggunakan pelarut polar seperti etanol70%.Saponinmemacupembentukankolagen,yaitu protein struktur yang berperan dalamprosespenyembuhanluka.

Manfaat Daun Binahong: Beberapamanfaatdaridaunbinahongantara lain: mempercepat pemulihankesehatansetelahoperasi,melahirkan,khitan,segala luka-luka luar maupun dalam, danradang usus, melancarkan dan menormalkanperedaran dan tekanan darah, mencegahstroke,maag,danasamurat,menambahdanmengembalikan vitalitas daya tahan tubuh,obatwasir (ambeien),diabetes,obat jerawat,pusing-pusing,sariawanberat,sakitperutdan

Daun Binahong Si Herbal Misterius

Kaya Manfaat

Artikel Kesehatan

50 EdisiWaisak2558BE

Page 51: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

penyakit kulit (gatal-gatal),melancarkanbuang air kecil, buang air besar, untukmemperlancar peredaran darah disyaraf-syaraf otak, serta membantuproses penyembuhan berbagai macampenyakit batuk/muntah darah, kencingmanis, sesak nafas, darah tinggi/darahrendah, radang ginjal, maag kronis, le-mah syahwat, gangguan fungsi jantungdll.

Cara Pembuatan dan Pemakaian Binahong untuk pemakaian da-lam:ambilrhizoma(umbi)secukup-nya,dicucibersihdandirebus.Setelahdingindisaring dan hasilnya diminum 2-3 kalisehari. Cara ini untuk menyembuhkan

lukabekasoperasi,maag,typus,disentri,kesegaran jasmani (tambah telur danmadu),mencegahstroke,asamuratdansakit pinggang. Namun, umbinya dapatpula dikeringkan, lalu ditumbuk halus,kemudiandimasukkandalamkapsul0,5mhdandiminum3kalisehari. Untuk pemakaian luar: daundan batang ditumbuk halus kemudiandioleskanpadabagianyangsakit.Bahaniniuntukmenyembuhkanmemarkarenaterpukul, kena api (panas), rheumatik,pegallinu,nyeriurat,menghaluskankulit.Umbi dicampur bahan lain dengan caradirebus bersama daun sirih, temulawakdengan perbandingan ganjil: 7, 9, 13untuk penyembuhan pembengkakanjantung, pembengkakan lever, kencingmanis,kerusakanginjaldanradangususbesar.

Seoranganakkecildiolesidaunbinahongyangtelahdihaluskan

MajalahDhammadīpaĀrāma 51

Page 52: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Ilustratedby:AndreyHong

Berlian Tempatku Bersandar

Terlukis begitu indahSetiap perjuangannya...

Yang terlihat dari setiap garis kerut wajahnya

Ia yang selalu menapaki estafet-estafet kehidupannya Dengan penuh semangat berjuang

Yang terus berkobar dan tak pernah padamDi usianya yang telah digerogoti oleh waktu

Ia yang tak pernah mengenal lelah Ia yang telah mengorbankan setiap detik waktunya

Untuk menjadi tempat bersandar Dari rasa lelah dan letih para muridnya

yang terkena hempasan gelombang kehidupan

Bingkai kehidupan yang selalu dihiasidengan keindahan kebajikan dan pengabdian

terukir indah di hati,,,setiap orang yang mengenalnya,,,,

Ia yang selalu terlihat begitu elok,,,Dari setiap perbuatannya

Dalam pandangan setiap orang yang melihatnya

Ia yang selalu memancarkan ,Keteduhan hatinya,,,,

Begitu memukau bagaikan sinar bulan purnama,,,Siapakah dia,,,,?

Dialah Bhikkhu Khantidharo

BY: LOTUS

Puisi

52 EdisiWaisak2558BE

Page 53: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

NASI

BANYUWANGI ASLIKHASTEMPONG

Bawang, cabe,tomat digoreng kemudian ditaruh cobek bersama terasi goreng dan dihaluskan. Kemudian ditambah garam dan gula sesuai selera lalu dihaluskan. Sambal tempong siap dihidangkan.

Taruh daun pisang diatas piring dan taruh nasi, lalapan, sambal dan jangan lupa tempe, tahu, ikan asin goreng, ikan goreng, ayam goreng atau daging empal goreng. Nasi Tempong siap dihidangkan.

Bahan Lalapan:1. Sayuran hijau rebus (sawi, daun ketela)2. Toge rebus3. Mentimun iris

Bahan Sambal tempong pedas:

1. Bawang putih 1/2 siung besar2. Cabe pedas 5 buah3. Tomat 1 buah4. Terasi goreng (terasi Nasi) bisa juga terasinya direbus dahulu.5. Garam secukupnya6. Vetsin secukupnya7. Gula

Resep Masakan

Cara Membuat:

Oleh Aṭṭhasīlani Saccasīlani

MajalahDhammadīpaĀrāma 53

Page 54: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Kesimpulan:

Pencerahan?Oleh Aṭṭhasīlani Indasīlani

Pencerahanadalahmunculnyapengetahuanataupeneranganuntukkedamaiansejatiatauthe ultimate peace,Nibbāna.

Ketikaseseorangmemahamikebenarankehidupanyangsesungguhnyadalam

pengertianlokuttara,itulahPencerahan.

Pencerahanadalahjikaseseorangmampumengetahuisemuahalyangadadalamsemestadanseluruhfenomenaalamsemestaini.Selainituorangyangtercerahkanadalahorangyangmampumengalahkandirisendiri,dapatpuladikatakanbahwamanusiaataumakhlukyangtaktertandingiolehjenismakhlukapapun,baikdalampengetahuanmaupunkekuatanbatin.

Pencerahanitudimanaseseorangtelahmencapaititikterangsehinggadapatmelihatberbagaihalyangtidakdapatdilihatorang-

orangawam.

AryantoFirnandi

WiyonoDharmoSatriyo

AgusSupriyadi

ManestiPangestuti

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat kita simpulkanbahwa,secaraumumPencerahanmerupakankeadaanbatinatau kondisi pikiran yang mengetahui, memahami sesuatusebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selamaini masih belum terjawab. Secara Dhamma Pencerahanadalahmemahamikebenarankehidupanyangsesungguhnya,munculnyapengetahuansejati.BhikkhuCandasilo

Opini

54 EdisiWaisak2558BE

Page 55: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

PAKMengenal Lebih Dekat

SOSOK

PENDIKDharmaduta, secara etimologis

berasal dari dua kata yaitu“Dhamma” artinya ajaranBuddha sedangkan ‘Duta”

adalah petugas atau pengemban.Dharmaduta berarti Pengemban danpetugas Dhamma. Dharmaduta dalamterminologi Buddhis dikenal sebagaipenyebar atau pengkhotbah Dhamma.Namun saat ini lebih dikenal denganistilah Dhammaduta. DhammadutaSecarakhususbertujuanuntuk:

1. Memperkokoh danmempertahankankelangsunganajaranSangBuddha.2.AgarparapendengardapatmengikutidanmelaksanakanDhammadanVinayasecarabenar.3.MelindungiajaranBuddhadariusahapenyelewengan, sehinggaumatmenjadibijaksana.

Seorang Dharmaduta harusmemiliki keyakinan dan semangatdalam membabarkan ajaranSangBuddha. Zamanmodern inimasyarakat dengan mudahnyapindah dari satu agama keagamayanglain.Halitubanyakterjadi dalam agama Buddhayang tergolong agama minoritasdi Indonesia. Banyak faktor yangmelandasi terjadinya hal tersebut,antaralainkarenakeluarga,karenapendidikan, dan karena ikut de-ngan pasangannya. Meskipun

demikian masih tetap ada orang-orangyangmasihmempertahankanagamanyasampai mati karena kuatnya keyakinanyang dimiliki kepada Buddha, Dhammadan Sangha dengan pengetahuan yangsangat terbatas. Salah satunya adalahseorangDhammaduta yang berasal daridesa Njeding kota Batu yang bernamaBapak Pendik Arianto yang lahir padatanggal10Oktober1976diMalang.Beliaumemiliki seorang istri bernama sarinemd a n 3 orang anak. Mereka

sekarangtinggaldiRt02/Rw 06, di desaNjeding, Junerojo,Batu.BapakPendikbekerja sebagaiTukangOjek, beliaubekerja dengan

s a b a r d a n tekun.

Oleh Aṭṭhasīlani Gandhasīlani

Sosok

MajalahDhammadīpaĀrāma 55

Page 56: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

BeliaumerupakanlulusanSMANImanel1Batupadatahun1994.

Beliau merupakan sosok suamidan ayah yang bertanggung jawabserta menyayangi anak-anaknya. Salahsatu bentuk konkretnya adalah denganmengajak kedua anaknya setiap hariminggu untuk pergi piṇḍapāta diPadepokan Dhammadīpa Ᾱrāma. Bapakpendik merupakan sosok yang mem-pelopori kebangkitan Agama Buddha didesa Njeding yang dulu sudah hampirmenghilang.Dengansemangatdankerjakerasnyabeliauberusahaagarmasyarakattidak berpindah ke agama yang lain.Bapak pendik percaya bahwa AgamaBuddhaadalahagamayangbaikkarenamengajarkanrealitakehidupan.Menurutbapak pendik “Agama Buddha adalahsatu-satunyakeyakinanatauagamayangmengajarkan tentang adanya hukumkarma, siapa yang menanam maka diaakan memetik hasilnya”. Itulah alasanmengapabapakpendikkembalikeajaranSangBuddha.Melaluipengalamanyangdijalaninya, beliau semangat mengajakmasyarakat khususnya umat Buddhadesa Njeding untuk mempertahankanagama nenek moyangnya agar tidakmenyesaldikemudianhari.Banyakcarayang dilakukan oleh pak pendik untukmeningkatkan keyakinan umat, salahsatunya adalah dengan mendatangkansāmaṇera untuk mengisi di pūjā baktibersama. Dengan demikian semangatwarga akan semakin meningkat, selainitubeliau jugamendatangi rumahumatsatupersatudanmenanyakanpenyebabkenapa tidak datang mengikuti pūjābakti. Semangatnya tidak pernahpadammeskihujandatangbeliau tetapmenjalankan kewajibannya, sebagaipembakar semangat umat untuk terusbersama-sama mempertahankan ajarannenekmoyang.

Pada tahun 2008 bapak Pendikmulai menjadi Duta dhamma bersamadenganbapakSupardanbapakSuyono.Menggali dan meningkatkan semangatpara umat Buddha di seluruh wilayahMalang untuk tetap mempertahankanajaran Buddha. Pergi ke desa-desadengan medan yang sulit dilalui untukmengabdi.SelainmenjadiDutadhammapakPendikjugamenjadiseorangPanditaMuda dengan nama Avusopanno yangartinya Sahabat Kebijaksanaan. Namatersebutmemangtepatdiberikankarenabeliau memang seorang sahabat yangmemilkikebijaksanaandalammengatasisetiap permasalahan yang ada. Beliautidak pandang bulu dalam membantuumat menyelesaikan permasalahan,bahkan beliau tidak segan-segan untukberkunjung ke rumah umat untukmendengarkankeluhkesahdarimereka.

Selaindukayangditemuibanyakkebahagiaan yang diperoleh terutamaketika mengetahui ilmu yang diberikanbisa bermanfaat bagi mereka danmeningkatkan perkembangan agamaBuddha.Menjadi seorangDhammadutamerupakan suatu panggilan jiwa.Hal itu susah-susah gampang untukdilakukan, banyak pengorbanan yangharus dilakukan untukmenjadi seorangdhammaduta. Mulai pengorbanan se-cara fisik maupun secara batin. NamunbagipakPendikitusemuatidakmenjadipenghalanguntukberbuat lebihbanyakkebajikan. Mengembangkan agamaBuddha dan menyebarkan kebahagiaanmenjadi dasar utama pak Pendik maumelakukan semua itu. Semoga usahadankerjakerasbeliaudapatkitacontoh.Kitasebagaigenerasipenerusyangakanmengembangkan Buddha-Dhamma diIndonesiaini.

56 EdisiWaisak2558BE

Page 57: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

(B. Azizah)Kami keluarga besar SDN Dunten 02 mengucapkan terima kasih kami dapat mengenal agama Buddha lebih dekat, kemuliaan para Bhante, Samanera dan Atthasilani semoga seluruh umat manusia berdamai dalam kasih-Nya dan selalu dalam lindungan-Nya.

(TPKB 1 TS)Bhakti Dhamma 2014 Coming Soon !Vihara yang Tenang & Damai (Ronald)

The Most beautiful vihara in Indonesia so Far

(Femmy)Terima kasih atas semuanya atas bantuannya

(Keluarga besar MI Al Hidayah, Karang Ploso)Pengembangan pola pikir siswa coba kami kembangkan dengan mengajarkan sikap toleran dan pemahaman pluralisme dan keberagaman keagamaan. Sangat bermanfaat dan berguna sekali seluruh paparan dan penyajiaan data-datanya.

Kesan dan Pesan

Pengunjung PDA

(Valeria)Terima kasih atas informasi semuanya

(Leonardi Wiswu Wardhana / Acong)

Sangat senang bisa datang kevihara semoga lain kesempatan bisa datang bersama keluarga

Terima kasih semua

(Intan)

(Hanny D)Terima kasih berkat vihara ini dapat mengetahui semua informasi buddha dari berbagai negara seperti jubah/candi-candi

Kesan Pesan

Oleh Aṭṭhasīlani Dhanasīlani

MajalahDhammadīpaĀrāma 57

Page 58: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

RUANG

DHAMMA

TANYA JAWAB

DHAMMA

Oleh Bhikkhu Jayamedho

"ParaBhikkhu,duahalinimemfitnahTathagata.Yangmanakahduahalitu?

Iayangmenerangkansesuatuyangtidakdikatakanataudiucapkanolehsang

TathagatasebagaidikatakandandiucapkanolehTathagata.

Daniayangmenerangkansesuatuyangdikatakanataudiucapkanolehsang

TathagatasebagaitidakdikatakanataudiucapanolehTathagata".

(AN. 2.23 Abhasita Sutta: Apa yang tidak dikatakan)

Tanya Jawab

TANYA JAWABRUANG

Pertanyaan:

1.ApakahbolehkalauumatawamsepertisayamembacaparitaAradhanaDevata?2.KalauAltarleluhur/orangtuadandewa-dewimenuruttradisisayaapakahbolehsayamembacaparitasepertikebaktiandiVihara?

(TatakHindarto)

Jawaban:1.MembacaAradhanaDevata,mengundangparadewa.Mengapa Anda inginmengundang SEMUA dewa, yakha, naga dan gandhabba untukdatang?Contohnya,mengapaAndamaumengundangSEMUABupati,GubernurdanPresidenuntukdatangmemenuhiundanganAnda?SeringkaliumatmembacakanAradhanaDevatasekedarmemenuhiritualatauasalbacadanbukanmemahamimaknasesungguhnya.Apa konsekuensinya bila Anda ternyata tidak "siap" melayani mereka sehingga parabeliautidakberkenandenganpelayananAnda?Yangmarahbeliauatau“pengawalnya”?Sebaiknya Anda baca paritta secara langsung saja tanpa mengundang semua dewa,kemudianmemancarkanmetta kepada semuamakhluk sekitarAnda, akan jauh lebihbaiktanparisikospiritual.Biarlahparabhikkhusajayangmengundanguntukperhelatan/upacaratertentudengan

58 EdisiWaisak2558BE

Page 59: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Jawaban:

Pertanyaan:Apakahpailitdapatdikategorikanmelanggarsilakedua(pencurianhartaoranglain)?

(TatakHindarto)

Menurut keputusan pengadilan sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, makaorangpailittidakdapatdikategorikansebagaipencurian.Namun kalaupailit ataupura-pura pailit dilakukan tanpaproses hukum, seperti yangbanyakdilakukanpembisnisyangtidakbermoralsebagaistrategibisnis(denganpikiranburuk) guna menghindarkan banyak hal dari pihak ketiga, maka bisa dikategorikansebagaipencurian(mengambilbarang/milikyangbukanmiliknya)maupunkebohongandanpenipuan.Hal inimelanggar sīla (aturanmoral agama)danmelanggarperaturanperundanganperdatadanpidana.

Orang semacam ini merusak kepercayaan yang berarti merusak diri sendiri. Dalambisnis dan usaha lainnya, kepercayaan adalah maha penting guna kelangsungan dirisendiri. SangBuddhaberkata: “vissāsa paramā ñāti”artinya, Dipercayaadalah sanakkeluargaterdekat(Dhammapada204).Rejekikitatergantungseberapajauhkepercayaanorangpada kita.Hal ini harus dipertahankandengan kuat. Lebih baik kita kehilanganuangdaripadakehilangankehormatandankepercayaan.Memulihkankehormatandankepercayaan bukan barang mudah serta membutuhkan waktu, upaya dan seringkalidenganbiayayangbesar,misalnyakonsumensudahkehilangankepercayaanatasprodukataumerektertentu,makagunamemulihkannyamemerlukanbiayayangtidakmurahuntukpemasanganiklandanmengundangparaahliterpercaya.Karenaitudalambisnisperlukejujurandankepercayaan.

semuarisikopadabhikkhu.KalauAndamengundangparadewahadirgunamendengarkanDhammaSangBuddha,makasebaiknya“sīla”Andasudahterjagadandaraskansutta-suttayangAndapilihagarbermanfaat bagi pendengarnya yang tampak ataupun tidak tampak. Sesudah parittadansuttaselesaidibacadengansopandanhormatmerekadipersilakanuntukkembalipulangketempatmasing-masing.

2.Andabolehpilih suttadangatha yang tepatbagimereka tanpamembacaArahamterlebihdahulu.Kalaumembacaparittadidepanaltarleluhur,makajanganlupadibacakangathapelimpahan jasa seperti:Tirokudda suttadanpatttidānagatha (puññassidhdanikatassa,dst).SelanjutnyadiakhiridenganEttāvatā.

(BhikkhuJayamedho)

(BhikkhuJayamedho)

MajalahDhammadīpaĀrāma 59

Page 60: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)
Page 61: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)
Page 62: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)
Page 63: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)
Page 64: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Ilustratedby:AndreyHong

Ilustratedby:AndreyHong

Page 65: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Ilustratedby:AndreyHong

Page 66: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Pindapatta

Ilustratedby:KathlouisEmai:[email protected]:Behance.net/kathleenwijaya

Page 67: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

Kiddo

Ilustratedby:KathlouisEmai:[email protected]:Behance.net/kathleenwijaya

Page 68: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)
Page 69: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)
Page 70: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)

EmdeaMicEdisi #1

By:Yoe

Page 71: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)
Page 72: Majalah Dhammadipa Arama Edisi Waisak 2558 (2014)