weighted overlay

Upload: iyunihidayati

Post on 30-Oct-2015

417 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum SIG JPWK UNDIP SEMARANG 2013 Angkatan 2011 Kelas B

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    WEIGHTED OVERLAY Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Geografis

    TKP (350)

    Disusun oleh:

    Itsna Yuni Hidayati

    21040111130036

    Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

    Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

    Semarang

    2013

  • WEIGHTED OVERLAY

    1. Pengertian dan Konsep Weighted Overlay

    Weighted overlay adalah salah satu alat analisis ekstensi spatial analyst. Khususnya tools overlay.

    Weighted overlay Umumnya digunakan untuk memecahkan masalah multikriteria seperti pemilihan lokasi

    optimal atau pemodelan kesesuaian. Weighted overlay merupakan teknik untuk menerapkan suatu skala

    umum dan nilai beragam maupun berbeda yang diinput untuk membuat sebuah analisis yang terpadu

    Weighted overlay hanya menerima raster integrer sebagai masukan misalnya data mengenai

    penggunaan lahan dan jenis tanah. Raster continue (floating raster) harus direklasifikasikan sebagai

    bilangan bulat sebelum mereka dapat digunakan. Umumnya nilai-nilai raster kontinu dikelompokkan

    menjadi kisaran. Misalnya kemiringan, atau output jarak euclidean. Setiap rentang harus diberi nilai tunggal

    sebelum dapat digunakan dalam weighted overlay. Dalam weighted overlay sendiri, ada beberapa mix

    antar tools dalam spatial analyst misalkan dengan reclassify yang memang berfungsi sebagai alat untuk

    mengklasifikasikan hingga akhirnya didapat bobot yang bisa dioverlaykan dengan data hasil klasifikasi

    lainnya. Tools lainnya yang dapat di gunakan dalam weighted overlay misalkan surface analyst, dsb.

    2. Kegunaan Weighted Overlay dalam Perencanaan

    Salah satu kegunaan weighted overlay seperti yang telah dijelaskan sebelumnya adalah untuk

    memecahkan masalah multikriteria misalkan pemilihan lokasi optimal, kali ini akan dijelaskan atau di

    contohkan analisis penentuan lokasi optimal untuk sebuah sekolah. Dengan data-data yang tersedia

    misalkan data mengenai penggunaan lahan, data mengenai titik-titik penyebaran pemukiman, data lokasi

    tempat publik misalkan mall dan data mengenai kemiringan. Dari data-data ini, nantinya akan ditentukan

    lokasi paling optimal untuk menempatkan atau mengalokasikan sebuah sekolah baru yang direncanakan

    akan dibangun.

    Selain contoh kasus diatas tentu masih banyak contoh kasus lain yang bisa dipecahkan dengan

    menggunakan analisis weighted overlay. Hanya saja ketersediaan data terkadang menjadi kendala

    tersendiri.

    3. Tahapan Analisis yang dilakukan

    Secara umum, tahapan analisis yang dilakukan ada 3 tahapan yakni tahapan penginputan data,

    tahapan proses analisis dan tahapan interpretasi output yang dihasilkan dari analisis yang dilakukan.

    a. Input data

    Untuk menyelesaikan kasus diatas (penempatan lokasi sekolah baru yang akan dibangun) data-

    data yang dimasukkan berupa data elevasi, tata guna lahan, jalan, lokasi perumahan dan lokasi

    tempat umum yang ramai berupa Mall. Input data dapat dilakukan melalui ArcCatalog.

  • b. Tahapan Analisis

    Data Elevasi

    Mengolah data elevasi menjadi data kemiringan

    dengan menggunakan surface analyst, tools yang

    digunakan adalah slope analyst. Data mengenai

    elevasi, setelah dilakukan sope analyst maka mejadi

    seperti berikut.

    Data Lokasi Mall

    Data lokasi mall dianalisis terlebih dahulu dengan

    menggunakan distance analyst, khususnya tools

    euclidean untuk mendapatkan informasi terkait

    dengan jangkaun keramaian mall tersebut. Maka

    didapatkan hasil analisis sebagai berikut.

    Data Perumahan

    Sama seperti halnya yang dilakukan pada Mall,

    perumahan juga akan dilakukan analisis terkait

    dengan jangkauannya, dengan menggunakan alat

    analisis yang sam yakni euclidean distancce maka

    didapat hasil analisis seperti berikut.

    Dari hasil ketiga pengolahan data diatas

    yaitu dari hasil kelerengan elevasi, hasil jangkauan

    mall dan perumahan langkah selanjutnya adalah

    melakukan reklasifikasi, masing-masing

    diklasifikasikan menjadi 10 kelas, tools reklasifikasi

    sendiri ada di spatial analyst. Karena semakin tinggi

    nilai dari reklasifikasi adalah merupakan pembobotan

    paling rendah, maka perlu dilakukan reverse. Reverse

    sendiri berfungsi membalikkan value. Hal lain yang

    perlu diperhatikan adalah bahwa metode yang

    digunakan adalah metode equal interval, artinya

    setiap kelompok memiliki interval yang sama. Hasil

    dari reklasifikasi masing-masing data yang telah

    diolah diatas, adalah sebagai berikut.

    Reklasifikasi slope

  • Reklasifikasi Mall

    Reklasifikasi Perumahan

    Setelah selesai melakukan reklasifikasi, maka

    baru dapat dilakukan pembobotan atau weighted

    overlay, pilih tools weighted overlay pada overlay.

    Pertama kali yang perlu dilakukan adalah mengisi

    evaluation scale, karena sebelumnya masing-masing

    direklasifikasi menjadi 10 kelas, maka evaluation scale

    pun dilakukan dari 1 hingga 10. Maka isi from 1 to 10

    by 1. Setelah itu, masukkan data reklasifikasi mall,

    perumahan dan slope, kemudian lakukan

    penyederhanaan skala nilai dengan pertimbangan

    asumsi asumsi tertentu, misal lereng yang sangat

    curam di restricted, jangkauan mall yang dekat

    diberikan nilai yang sama, dsb. Jika sudah selesai,

    masukkan data tata guna lahan tanpa reklasifikasi,

    berikan pula penyederhanaan nilai pada guna lahan

    dengan asumsi-asumsi tertentu. Perbedaannya, pada

    guna lahan, tidak menggunakan input field berupa

    value, akan tetapi tetap tata guna lahan. Jika sudah, isi

    pengaruh masing-masing aspek (mall, perumahan,

    guna lahan dan slope) pada influences, dimana jika

    ditotal keseluruhan pengaruh ini berjumlah 100%. Jika

    sudah selesai. Klik OK. Maka akan muncul hasil seperti

    gambar berikut.

    Dari hasil pembobotan diatas daerah dengan

    dagrasi warna coklat, adalah daerah yang paling cocok

    dijadikan sebagai lokasi pembangunan sekolah yang

    baru, hal ini didasarkan pada lokasinya yang jauh dari

    mall, akan tetapi dekat dengan pemukiman dan

    memiliki guna lahan dan kelerengan yang sesuai,

    sehingga cocok dijadikan lokasi pembangunan sarana

    pendidikan yang memang seharusnya dibuat aman,

    nyaman dan mudah dijangkau.

    4. Kesimpulan

    Weighted overlay adalah tools spatial analyst

    yang digunakan untuk menyelesaiakan kasus-kasus

    atau masalah-masalah multikriteria yang membutuhkan

    data dan informasi yang lintas sektor. Poin penting

    yang perlu diperhatikan adalah adanya suatu asumsi-

    asumsi atas dasar tertentu yang digunakan sebagai

    dasar pembobotan. Dari hasil analisis diatas, lokasi

    yang paling tepat digunakan sebagai lokasi

    pembangunan sekolah adalah lokasi yang dekat

    dengan pemukiman, jauh dari keramaian mall , memiliki

    kelerengan yang rendah dan memiliki guna lahan yang

    mudah untuk di budidayakan.

    5. Referensi

    Diktat Praktikum Mata Kuliah SIG, 2013. JPWK UNDIP,

    Semarang